PEMBAHASAN 1.docx

4
Berdasarkan hasil nekropsi ditemukan adanya obstruksi vesica urinaria akibat adanya renal kalkuli pada pangkal urethra. Adanya obstruksi tersebut menyebabkan adanya akumulasi urin pada kantung vesica urinaria. Urin tersebut berwarna coklat kemerahan pekat (hematuria). Kondisi hematuria diakibatkan erosi saluran kemih yang bergesekan dengan adanya batu ginjal serta adanya infeksi pada vesica urinaria (Purnomo 2007). Selain itu juga ditemukan adanya batu-batu ginjal baik di vesica urinaria maupun di bagian ureter. Secara umum traktus urinarius tersusun atas beberapa organ yaitu ginjal, urether, vesica urinaria dan urethra. Organ-organ tersebut secara umum berfungsi untuk membantu terciptanya homeostasis cairan tubuh dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Organ yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah ginjal. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon seperti, renin- angiotensin, erythropoetin dan mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif yaitu vitamin D (Kimball 1983). Apabila proses tersebut berlangsung dengan baik maka senyawa kimia hasil metabolisme akan dibuang ke luar tubuh melalui urin sebagai senyawa kimia yang terlarut. Namun dalam kondisi tertentu tubuh akan menghasilkan hasil samping metabolisme secara berlebihan akibatnya konsentrasi senyawa-senyawa tersebut menjadi jenuh di dalam urin. Konsentrasi senyawa yang terlalu jenuh dapat mengakibatkan terbentunya inti kristal di dalam ginjal (Senior 1986). Jika ukuran inti kristal cukup kecil untuk melewati saluran kemih, maka inti kristal ini akan dikeluarkan dari tubuh bersamaan dengan keluarnya urin, tetapi jika inti kristal ini berukuran cukup besar, maka inti kristal ini akan menyumbat saluran kemih. Inti kristal yang berukuran kecil dapat bergabung dengan inti kristal lainnya dan membentuk kristal dengan ukuran yang lebih besar. Inti kristal sering juga disebut sebagai renal kalkuli. Adanya obstruksi pada pangkal ureter dapat menyebabkan adanya akumulasi urin pada vesica urinaria. Urin yang tertahan pada vesica urinaria merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis

Transcript of PEMBAHASAN 1.docx

Page 1: PEMBAHASAN 1.docx

Berdasarkan hasil nekropsi ditemukan adanya obstruksi vesica urinaria akibat adanya renal kalkuli pada pangkal urethra. Adanya obstruksi tersebut menyebabkan adanya akumulasi urin pada kantung vesica urinaria. Urin tersebut berwarna coklat kemerahan pekat (hematuria). Kondisi hematuria diakibatkan erosi saluran kemih yang bergesekan dengan adanya batu ginjal serta adanya infeksi pada vesica urinaria (Purnomo 2007). Selain itu juga ditemukan adanya batu-batu ginjal baik di vesica urinaria maupun di bagian ureter. Secara umum traktus urinarius tersusun atas beberapa organ yaitu ginjal, urether, vesica urinaria dan urethra. Organ-organ tersebut secara umum berfungsi untuk membantu terciptanya homeostasis cairan tubuh dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Organ yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah ginjal. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon seperti, renin-angiotensin, erythropoetin dan mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif yaitu vitamin D (Kimball 1983). Apabila proses tersebut berlangsung dengan baik maka senyawa kimia hasil metabolisme akan dibuang ke luar tubuh melalui urin sebagai senyawa kimia yang terlarut. Namun dalam kondisi tertentu tubuh akan menghasilkan hasil samping metabolisme secara berlebihan akibatnya konsentrasi senyawa-senyawa tersebut menjadi jenuh di dalam urin. Konsentrasi senyawa yang terlalu jenuh dapat mengakibatkan terbentunya inti kristal di dalam ginjal (Senior 1986). Jika ukuran inti kristal cukup kecil untuk melewati saluran kemih, maka inti kristal ini akan dikeluarkan dari tubuh bersamaan dengan keluarnya urin, tetapi jika inti kristal ini berukuran cukup besar, maka inti kristal ini akan menyumbat saluran kemih. Inti kristal yang berukuran kecil dapat bergabung dengan inti kristal lainnya dan membentuk kristal dengan ukuran yang lebih besar. Inti kristal sering juga disebut sebagai renal kalkuli.

Adanya obstruksi pada pangkal ureter dapat menyebabkan adanya akumulasi urin pada vesica urinaria. Urin yang tertahan pada vesica urinaria merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis bakteri seperti Proteus sp. Pseudomonas sp. Klebsiella sp. dan Staphylococcus sp. dapat memanfaatkan sisa metabolit dari tubuh sebagai sumber energi. Adanya infestasi bakteri tersebut meyebabkan pyuria (urin mengandung urea) sebagai hasil samping metabolismenya (Midwest Stone Institute 1995). Sehingga pada saat dilakukan pembukaan rongga abdomen tercium bau khas urea. Selain terbentuknya urea sebagai sisa metabolisme bakteri, adanya infeksi pada vesica urinaria juga tampak pada kondisi dinding vesica urinaria yang mengalami hiperemia dan menebal serta terdapat eksudat purulen. Penebalan kantung vesica urinaria menurunkan elastisitas vesica urinaria sehingga infeksi yang kronis dan adanya obstruksi dapat menyebabkan robeknya vesica urinaria dan urin akan masuk dalam ruang peritoneum. Apabila hal tersebut terjadi maka infeksi akan meluas pada seluruh organ di ruang peritoneum dan dapat menyebabkan kematian.

Hasil temuan lainnya pada saat nekropsi traktur urinarius adalah adanya indikasi terjadinya dilatasi pielum ginjal, hal ini kemungkinan besar disebabkan karena adanya obstruksi pada bagian pangkal urethra dan vesica urinaria yang sudah tidak mampu lagi menampung urin hasil filtrasi ginjal. Menurut Guyton (1990) terhambatnya aliran urin menyebabkan urin tertahan dan terakumulasi di bagian ginjal dan lama-kelamaan ginjal akan membesar, kondisi tersebut dikenal juga sebagai hidronefrosis. Kondisi hidronefrosis dapat berjalan beriringan

Page 2: PEMBAHASAN 1.docx

dengan kondisi nefritis interstisial kronis akibat akumulasi cairan sehingga menimbulkan kerusakan ginjal. Kondisi nefritis interstisial kronis menyebabkan terganggunya fungsi ginjal terutama dalam hal mengatur homeostasis cairan tubuh serta produksi hormon renin angiotensin. Terganggunya regulasi cairan tubuh akan tampak pada kompensisi jantung dimana jantung akan bekerja lebih berat, dalam kasus berikut tampak pada hasil nekropsi yaitu jantung tampak double apex (dilatasi ventrikel kanan dan hipertrofi ventriel kiri).

Faktor penyebab terbentuknya batu ginjal atau renal kalkuli digolongkan menjadi dua yaitu faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer adalah jenis pakan yang digunakan dan jumlah asupan cairan sedangkan faktor sekunder seperti adanya infeksi, hypercalciuria, dan cystinuria. Identifikasi penyebab terbentuknya renal kalkuli pada anjing yang dinekropsi sulit untuk dilakukan dikarenakan tidak terdapat anamnese perjalanan penyakit, jenis pakan yang digunakan, serta sistem pemeliharaan pemilik anjing. Batu ginjal dapat dikelompok menjadi beberapa jenis berdasarkan komposisi kimia yang terkandung dalam batu tersebut. Menurut Hesse (1997), bedasarkan komposisi kimianya, batu ginjal terbagi menjadi batu kalsium oksalat, batu asam urat, batu kalsium fosfat, batu struvit, dan batu cystine. Selain berdasarkan komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal, pengelompokan jenis batu ginjal juga dapat dibedakan berdasarkan kedaaan fisik permukaan batu. Pengelompokan tersebut yaitu batu kasar, halus dan diantaranya. Batu ginjal dengan permukaan kasar umumnya mengandung senyawa kalsium sebagai komponen dominan sedangkan batu ginjal dengan permukaan halus mengandung senyawa magnesium sebagai komponen dominannya (Osborne 1986).

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, J. W. 1983. Biology. Addison-Wesley Publishing Company.Senior, D.F. & B. Finlayson. 1986. Initiation and Growth of Uroliths. Veterinary

Clinics of North America No.16.Midwest Stone Institute. 1995. What is Kidney Stone?. Health Response Ability

System, Inc, Midwest.Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi edisi ke-2. Jakarta : Sagung Seto. 2007.170-

175Guyton. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi III, Revisi. Jakarta:

EGC; 1990.Osborne, C. A. 1986. Comparisson of Qualitative and Quantitative Analyses of

Canine Uroliths. Veterinary Clinics of North America: Small Animal Med, Vol 16.

Hesse, A.; Siener, R. Current aspects of epidemiology and nutrition in urinary stone disease. World J. Urol. 1997, 15, 165-171.