220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

25
PEMBAHASAN Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Pada situasi tertentu, perusahaan akan mungkin mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti mengalami kesulitan likuiditas (tidak bisa membayar gaji pegawai, bunga utang). Jika tidak diselesaikan dengan benar, kesulitan kecil tersebut bisa berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar. Dan bisa sampai pada kebangkrutan. Makalah ini akan membicarakan kesulitan keuangan perusahaan, yang didahului dengan kesulitan pengertian keuangan , kemudian diteruskan dengan pembicaaan mengenai alternative penyelesaian perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Bagian akhir membicarakan prediksi kebangkrutan. 1. PENGERTIAN DAN DEFENISIS KESULITAN KEUANGAN Meskipun kesulitan usaha dan kebangkrutan mudah diucapkan, tetapi defenisi yang lebih pasti mengenainistilah-istilah tersebut sulit dirumuskan. Pengertian kebangkrutan sendiri bisa dilihat dari pendekatan aliran dan pendekatan stock. Dengan pendekatan stock, perusahaan bisa dinyatakan bangkrut jika total kewajiban melebihi total aktiva. Jika perusahaan mempunyai hutang Rp. 1 milyar, sedangkan total asetnya hanya Rp. 500 juta, maka perusahaan tersebut sudah bisa dinyatakan bangkrut.

description

coba

Transcript of 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Page 1: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

PEMBAHASAN

Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Pada situasi

tertentu, perusahaan akan mungkin mengalami kesulitan keuangan yang ringan

seperti mengalami kesulitan likuiditas (tidak bisa membayar gaji pegawai, bunga

utang). Jika tidak diselesaikan dengan benar, kesulitan kecil tersebut bisa

berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar. Dan bisa sampai pada

kebangkrutan. Makalah ini akan membicarakan kesulitan keuangan perusahaan,

yang didahului dengan kesulitan pengertian keuangan , kemudian diteruskan

dengan pembicaaan mengenai alternative penyelesaian perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan. Bagian akhir membicarakan prediksi

kebangkrutan.

1. PENGERTIAN DAN DEFENISIS KESULITAN KEUANGAN

Meskipun kesulitan usaha dan kebangkrutan mudah diucapkan, tetapi defenisi

yang lebih pasti mengenainistilah-istilah tersebut sulit dirumuskan. Pengertian

kebangkrutan sendiri bisa dilihat dari pendekatan aliran dan pendekatan stock.

Dengan pendekatan stock, perusahaan bisa dinyatakan bangkrut jika total

kewajiban melebihi total aktiva. Jika perusahaan mempunyai hutang Rp. 1 milyar,

sedangkan total asetnya hanya Rp. 500 juta, maka perusahaan tersebut sudah bisa

dinyatakan bangkrut.

Dengan pendekatan aliran, perusahaan akan bangkrut jika tidak bisa

menghasilkan aliran kas yang cukup. Dari sudut pandang stock, perusahaan bisa

dinyatakan bangkrut meskipun mungkin masih menghasilkan aliran kas yang

cukup, atau mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

2. PENYEBAB KESULITAN KEUANGAN

Penyebab Kesulitan Keuangan. Penyebab kesulitan keuangan dan

kebangkrutan cukup bervariasi. Jenis industri sendiri mempengaruhi penyebab

kegagalan usaha. Ada sektor usaha yang relatif mudah dikerjakan, ada yang sulit.

Kegagalam bisnis juga bervariasi tergantung umur usaha.

Page 2: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Tabel 1. Penyebab Kegagalan Bisnis

Penyebab Kegagal Usaha Persentase

Kekurangan pengalaman operasional

Kekurangan pengalaman manajerial

Pengaman tidak seimbang antara keuangan, produksi dan funsi

lainya

Manajemen yang tidak kompeten

Penyelewengan

Bencana

Kealpaan

Alas an lain yang tidak diketahui

15,6%

14,1%

22,3%

40.7%

0.9%

0.9%

1.9%

3.6%

Jumlah 100%

Kegagalan bisnis juga bervariasi tergantung umur usaha. Sebagi contoh, sekitar

55.7% kegagalan bisnis terjadi pada usaha dengan usia 5 tahun atau kurang, 22.4%

terjadi pada usaha dengan usia 6-10 tahun, dan 21.9% kegagalan bisnis terjadi pada

usaha dengan usia diatas 10 tahun.

3. ALTERNATIF PERBAIKAN KESULITAN KEUANGAN

Berikut ini beberapa alternatif perbaikan berdasarkan besar kecilnya

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Tergantung tingkat keseriusan yang

dialami oleh perusahaan, pemecahan bisa dilakukan secara informal dan formal.

Berikut ringkasa perbaikan informal dan formal.

Pemecahan secara Informal

1) Dilakukan apabila masalah belum begitu parah.

2) Masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan

masih bagus

Cara:

a)   Perpanjangan (extension), dilakukan dengan memperpanjang jatuh

tempo hutang-hutang.

Page 3: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

b) Komposisi (Composition), dilakukan dengan mengurangi besarnya

tagihan, missal klaim hutang diturunkan menjadi 60%. Kalau

hutang awal besarnya Rp 1 juta, maka hutang yang baru menjadi Rp

600.000 (60% x Rp 1 juta)

c) Likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan nilai going

concern, perusahaan bisa dilikuidasi secara informal.

Pemecahan Secara Formal

Pemecahan secara formal ditempuh apabila masalah sudah parah, kreditur

dan pemasok dana lainnya ingin mempunyai jaminan keamanan dan keadilan.

Pemecahan secara formal melibatkan pihak ketiga yaitu pengadilan. Dengan cara :

a) Apabila nilai perusahaan lebih besar dari Nilai perusahaan dilikuidasi,

dilakukan Reorganisasi, dengan merubah struktur modal menjadi struktur

modal yang layak. Perubahan bisa dilakukan melalui perpanjangan,

perubahan komposisi, atau keduanya.

b) Apabila nilai perusahaan lebih kecil dari nilai perusahaan dilikuidasi,

likuidasi lebih baik dilakukan. Likuidasi dengan menjual asset-aset

perusahaan., kemudian didistribusikan ke pemasok modal di bawah

pengawasan pihak ketiga.

A. Perbaikan Informal

Secara prinsip, penyelesaian perusahaan mengalami kesulitan keuangan

dilakukan dengan prinsif berikut ini. Jika prospek perushaan dimasa

mendatang cukup baik, jika kesulitan tersebut bersifat permanen, maka

restrukturisasi perlu dilakukan.

1. Restrukturisasi

Restrukturisasi dilakukan agar perusahaan yang yang mengalami kesulitan

keuangan bisa bernafas lega. Cara yangbisa dilakukan adalah mengurangi

beban-beban yang menghimpit perusahaan, biasanya dengan membebaskan

atau meringankan perusahaan dari beban keuangan yang bersifat tetap (beban

bunga utang).

Page 4: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Extension. Melalui perpanjangan, kreditor bersedia memperpanjang masa

jatuh tempo hutangnya. Sebagai contoh, hutang yang pada mulanya jatuh

tempo dalam lima tahun, sekarang diperpanjang menjadi sepuluh tahun.

Komposisi (Composition). Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai

hutang lama. Sebagai contoh, hutang lama sebesar Rp 100 diturunkan nilainya

menjadi Rp 60. Meskipun nilai hutang turun, kreditor masih bisa

menerimanya karena nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

hutang jika perusahaan dilikuidasi.

2. Likuidasi

Dalam beberapa situasi likuidasi informal juga bisa dilakukan. Jika nilai

perusahaan dilikuidasi lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan

yang going concern (berjalan terus), makan perusahaan sebaiknya dilikuidasi.

Likuidasi informal mempunyai kelebihan dibandingkan likuidasi formal,

karena lebih cepat dan biasa menghemat biaya pengadilan, sehingga nilai

likuidasi yang diperoleh bisa lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang

diperoleh jika likuidasi dilakukan melalui pengadilan.

B. Perbaikan Formal

1. Keuntungan Perbaikan Formal

Kenapa perusahaan menggunakan jalur resmi (perundang-perundang)

dalam proses kebangkrtutan. Ada dua alasan secara teoritis mendorong

peurshaan menggunakan jalur resmi. Yaitu: (1) permasalahan common pool,

dan (2) permasalahan hold-out

Common Pool. Misalkan suatu perusahaan mempunyai nilai hutang

nominal sebesar total Rp 20 milyar, yang berasal dari 10 kreditor dengan besar

masing-masing adalah sama (Rp 2milyar). Nilai pasar perusahaan tersebut jika

bertahan adalah Rp 15milyar. Jika dilikuidasi, asset perusahaan bisa dijual

menghasilkan kas sebesar Rp 10milyar. Misalkan kondisi perusahaan

memburuk sehingga tidak bisa membayar salah satu hutangnya, maka kreditor

tersebut bisa menuntut agar perusahaan dibangkrutkan.

Page 5: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Hold-Out. Misalkan pada contoh di atas perusahaan berhasil meyakinkan

kreditor agar dilakukan restrukturisasi. Hutang yang lama (yang besarnya Rp

2 milyar untuk setiap kreditor), diganti dengan hutang baru yang nilainya lebih

rendah, missal Rp 1,4 milyar untuk setiap kreditor. Jika kreditor menyetujui

usulan tersebut, total hutang menjadi Rp 14milyar. Karena nilai perusahaan

jika jalan terus adalah Rp 15 milyar, maka pemegang saham memperoleh sisa

sebesar Rp 1 milyar. Perusahaan dengan demikian tidak perlu dilikuidasi,

tetapi masih bisa berjalan terus. Kreditor secara keseluruhan juga diuntungkan

(dibandingkan jika bangkrut), karena nilai Rp 14milyar lebih besar

dibandingkan dengan Rp 10milyar (jika dibangkrutkan dan dilikuidasi.

2. Reorganisasi

Langkah-langkah Reorganisasi. Secara umum langkah-langkah

restrukturisasi adalah sebagai berikut ini. Pertama, kurator akan menetukan

nilai perusahaan jika perusahaan going concern. Setelah langkah pertama

dilakukan, kemudian sturktur modal yang baru mulai ditentukan. Setelah

kedua langkah tersebut selesai, perusahaan bisa muncul dengan wajah baru

dan kembali menjalankan operasinya.

1. Menentukan nilai perusahaan.

Penilaian yang sering digunakan dan yang termasuk cukup sederhana,

adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi. Misalkan

kurator atau pihak penilai memperkirakan perusahaan setelah direorganisasi

mampu menghasilkan pendapatan bersih pertahunnya adalah Rp 10 milyar.

Tingkat kapitalisasi untuk perusahaan yang serupa adalah 20 %. Nilai

perusahaan tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini :

Nilai perusahaan = Rp 10 milyar/0,2 = Rp 50 milyar

Pihak lain bisa sampai pada angka yang berbeda. Perbedaan sangat mungkin

terjadi karena sangat sulit menghitung pendapatan bersih di masa mendatang.

2. Menentukan struktur modal yang baru.

Page 6: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar

perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban

tetap tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi.

3. Likuidasi

Jika perusahaan lebih bernilai jika dilikuidasi dibandingkan dengan jika

diteruskan, maka alternatif likuidasi bisa dilakukan. Kas yang diperoleh dari

likuidasi aset perusahaan akan didistribusikan dengan urutan-ururtan tertentu,

misal dengan urutan berikut ini (dari yang paling berhak memperoleh pertama,

sampai paling terakhir memperoleh hak)

1. Biaya administrasi yang berkaitan dengan urursan likuidasi, termasuk

biaya untuk pengacara, dan kurator (trustee)

2. Klaim dari kreditor (utang) yang muncul dari kegiatan bisnis mulai dari

saaat kasus dibawa ke pengadilan sampai ke saat trustee (kurator) diangkat

3. Gaji pegawai yang diperoleh dalam waktu 90 hari sesudah (within) petisi

kebangkrutan. Jumlah ini dibatasi sampai $2.000 per pegawai.

4. Premi pensiunan pegawai untuk masa kerja dalam 120 hari petisi

kebangkrutan diajukan. Klaim ini dibatasi $2.000 per pegawai dikalikan

jumlah pegawai.

5. Uang muka dari pelanggan yang membeli barang tetapi belum

memperoleh barangnya.

6. Pajak pendapatan sampe tiga tahun sebelum kebangkrutan, pajak properti

sampai setahun sebelum kebangkrutan, dan semua pajak pendapatan yang

masih ditahan oleh perusahaan.

7. Kreditor umum

8. Saham preferen

9. Saham biasa

Tujuan poko dari likuidasi formal adalah likuidasi aset yang teratur dan

adil kepada pihak-pihak yang terlibat. Kelemahan likuidasi semacam itu

adalah proses yang lambat dan lebih mahal dibandingkan dengan likuidasi

informal. Likuidasi formal bisa dihindari jika kreditor dan perusahaan bisa

sampai pada kesepakatan untuk melakukan penyelesaian secara informal.

Page 7: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

4. Contoh Likudasi dan Reorganisasi

Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.

1. Menghitung nilai perusahaan

Misalkan pihak pengadilan dan kurator mengestimasi penjualan di masa

mendatang bisa mencapai Rp 75 juta pertahun. Profit margin yang bisa

dicapai diperkirakan sekitar 10%. Dengan kata lain keuntungan yang

diperkirakan diperoleh perusahaan tersebut adalah Rp 7,5 juta pertahun.

2. Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple dan nilai

perusahaan

Setelah pendapatan bersih diperkirakan, lamgkah berikutnya adalah

menghitung tingkat kapitalisasi yang akan dijadikan basis menghitung nilai

perusahaan. Misalkan saja tingkat kapitalisasi perusahaan yang sejenis adalah

sekitar 12%. Dengan menggunakan angka tersebut nilai perusahaan bisa

dihitung sebagai:

Nilai = 7,5 juta / 0,12 = Rp 62,50 juta.

Teknik multiple (seperti PER) juga bisa digunakan. Misalkan saja rasio PER

(Price Earning Ratio)untuk perusahaan lain adalah sekitar 8 kali. Pihak

penilai menganggap rasio tersebut cukup wajar untuk perusahaan tersebut.

Dengan menggunakan teknik tersebut nilai perusahaan adalah :

Nilai perusahaan = Rp 7,5 juta x 8 = Rp 60 juta.

Tentu saja teknik atau cara yang berbeda akan menghasilkan angka yang

berbeda. Misalkan saja pihak kurator menentukan nilai perusahaan adalah Rp

60 juta.

3.    Menentukan Struktur Modal yang Baru

Karena jumlah Rp 60 juta tersebut lebih rendah dibandingkan total klaim

(total pasiva), maka struktur modal yang baru perlu ditentukan. Struktur modal

yang baru diharapkan lebih meringankan beban tetap perusahaan.

Utang gaji dan pajak dibayar penuh, sehingga total sebesar Rp 10 juta

tetap dibayarkan. Utang dengan jaminan juga ditanggung penuh sebesar Rp 10

juta. Karen itu sisanya adalah Rp 40 juta yang akan dialokasikan untuk kreditur

lainnya. Kemudian untuk meringankan beban perusahaan, semua kreditur yang

lain sepakat untuk mengkoversikan 50% total dari klaim ke dalam saham.

Page 8: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

4. PREDIKSI KEBANGKRUTAN

A. Prediksi Kebangkrutan dengan Rasio Keuangan

1. Analisis Univariate

Analisis univariate dilakukan dengan melihat variabel keuangan yang

diperkirakan mempengaruhi kebangkrutan, dengan manganilisis terpisah (utuk

setiap variabelnya). Sebagai contoh, tabel berikut ini menyajikan perbandingan

dua variabel, yaitu rasio biaya tetap/ pendapatan operasional (BT/PO) dan

Times Interest Earned. Perusahaan yang bangkrut diperkirakan merupakan

perusahaan yang tidak efesien, karena itu mempunyai rasio BT/PO lebih

randah. Sedangkan untuk TIE, perusahaan yang bangkrut diperkirakan

mempunyai bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan labanya, sehingga

TIE yang lebih rendah.

BT/PO TIE

Tidak bangkrut pada tahun 1970

1. Ann Arbor

2. Central Georgia

3. Cinciminati

4. Florida East

5. Illinois central

6. Norfolk

7. Southern Pasific

8. Southern Railway

0.524

0.348

0.274

0.237

0.388

0.359

0.400

0.314

-1.37

2.16

2.91

2.82

3.10

2.81

2.56

3.93

Rata-rata yang tidak bangkrut 0.356 2.49

Bangkrut pada tahun 1970

1. Boston dan maine

2. Penn-cendtral

0.461

0.485

-0.68

0.16

Rata-rata yang bangkrut 0.473 -0.26

Perusahaan yang mempunyai rasio tersebut semakin buruk, harus mulai

waspada dan melakukan perbaikan-perbaikan.

Page 9: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

2. Analisis Multivariate

Analisis multivariate menggunkan dua variabel atau lebih secara bersama-

sama kedalam satu persamaan. Analisis ini bisa dipakai untuk menghilangkan

kelemahan analisis univariate yang mempunyai kemungkinan konflik

antarvariabel. Untuk membuat model mulltivariat, kita perlu mendefenisikan

variabel bebas dan variabel tidak bebas, seperti berikut ini (seperti model regresi).

Y = a + a1 X1 + …… + an Xn

Model prediksi kebangkrutan multivariate cukup terkenal dan menjadi

pioner adalah model kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman (1969).

Model tersebut menggunakan teknik statistik analisis diskriminan, dan secara

umum bisa dituliskan sebagai berikut:

Z = a + a1 X1 + ….. +an Xn

Dimana Z merupakan skor kebangkrutan, sedangkan X1 ….. Xn variabel

bebas. Model yang dikembangkan oleh Altman menghasilkan persamaan sebagai

berikut

Zi = 1,2 X1 + 1.4 X2 + 3.3 X3 + 0.6 X4 + 1.0 X5

Dimana:

X1 =(aktiva lancar – utang lancara)/ Total Aktiva,

X2 = Laba yang ditahan/ Total Aset,

X3 = Laba sebelum bungan dan pajak/ Total Aset,

X4 = Nilai pasar saham biasa dan saham preferen / Nilai buku total utang,

X5 = Penjualan/ Total Aset

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan data di Amerika Serikat menunjukkan

bahwa skor kritis untuk model tersebut adalah 1,8. Jika perusahaan mempunyai

skor dibawah 1,8 maka perusahaan tersebut mempunyai probabilitas yang tinggi

untuk bangkrut, dan sebaliknya.

Page 10: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Sedangkan untuk di Indonesia menggunakan nilai buku saham biasa dan

saham preferen sebgai salah satau komponen variabel bebas, karean sedikit

perusahaan Indonesia yang go Public. Kemudiam mengembangkan model

diskriminan kebangkrutan, dan memperoleh model sebagai berikut.

Zi = 0.717 X1 + 0.847 X2 + 3.107 X3 + 0.42 X4 + 0.998 X5

Dimana:

X1 =(aktiva lancar – utang lancara)/ Total Aktiva

X2 = Laba yang ditahan/ Total Aset

X3 = Laba sebelum bungan dan pajak/ Total Aset

X4 = Nilai pasar saham biasa dan saham preferen / Nilai buku total utang

X5 = Penjualan/ Total Aset

Nilai Z kritis kemudia sebagi 1,2. Hak tersebut berarti jika suatu perusahaan

memounyai nilai Z diatas 1.2 maka perusahaan diperkirakan tidak mengalami

kebangkrutan, dan sebaliknya.

Page 11: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

RABGKUMAN

Makalah ini membeciraka kesulitan usaha yang berjuang pada

restrukturisasi atau kebangkrutan. Kesulitan usaha, meskipun nampaknya jelas,

tetapi sulit didefenisikan dengan tegas. Ada beberapa usaha yang sebenarnya

sudah bangkrut tapi tidak bangkrut karena ditolong oleh lembaga lain. Penyebab

kegalalan perusahaan bervariasi, mulai dari kekurangan pengalaman manajerial

sampai kekurangan modal. Ada beberapa alternatif untuk menyelesaikan kesulitan

usaha seperti restrukturisasi atu reorganisasi dan likudasi.

Secara umum, jika nilai perusahaan diteruskan lebih tinggi dibandingkan

nilai perusahaan jika dibubarkan, maka penyelesaian restrukturisasi akan dipilih

dibandingkan dengan likuidasi. Penyelesaian restrukturisasi atau likuidasi bisa

dilakukan secara informal maupun formal. Ada keuntungan dan kekurangna untuk

masing-masing pilihan. Pembicaraan diteruskan untuk dengan memberikan

contoh reorganisasi dan likuidasi dengan menggunakan prinsip absolute dan

relative priority

Bagian akhir membicarakan prediksi kebangkrutan dengan menggunakan

alanisis unvariate dan multivariate. Model diskriminan bisa dipakai untuk

memprediksi kebangkrtuan dengan anailsis multivariate.

Page 12: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

Tahun 2011 tercatat rekor lonjakan kebangkrutan di

Amerika Serikat. Yang terbesar dari proses perlindungan

kebangkrutan di AS selama tahun 2011 adalah MF Global

pada bulan Oktober.

Kebangkrutan juga meluas dari mulai sektor penerbangan,

telekomunikasi, energi dan perbankan. Menurut Moody’s

dan Standard & Poor’s, naiknya trend gagal bayar

diperkirakan berlanjut pada tahun 2012 akibat

ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global, krisis utang

Eropa dan ketatnya kondisi likuiditas.

Berikut 10 kebangkrutan paling besar di AS selama tahun

2011 yang dibuat berdasarkan data banktruptcydata.com,

seperti dikutip dari CNBC, Selasa (3/1/2012).(berdasarkan

kurs Rp 9.379)

1. MF Global Holdings

Aset: US$ 40,54 miliar atau Rp 380.224.660.000.000

Karyawan: 2.850

Tanggal kebangkrutan: 31 Oktober

Perusahaan berusia lebih dari 200 tahun ini akhirnya

mendaftarkan kebangkrutan dan menjadi kasus

kebangkrutan korporasi terbesar di Wall Street setelah

Page 13: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

bangkrutnya Lehman Brothers pada September 2008.

Malapetakan perusahaan pialang derivatif itu terjadi

karena melakukan pertaruhan yang sangat berisiko pada

surat utang Eropa.

MF Global yang dipimpin mantan eksekutif Goldman Sachs

dan mantan senator dan Gubernur New Jersey, Jon Corzine

diketahui meningkatkan eksposure pada surat utang

pemerintah Eropa pada akhir 2010 dari US$ 1,5 miliar

pada US$ 6,3 miliar. Namun meningkatnya masalah krisis

Eropa telah menekan MF Global hingga titik berbahaya,

sebelum kemudian Moody’s memangkas peringkatnya ke

satu notch di atas ‘sampah’.

2. AMR Corp

Aset: US$ 25,09 miliar atau Rp 235.319.110.000.000

Karyawan: 78.250

Tanggal kebangkrutan: 29 November

AMR merupakan induk dari maskapai penerbangan

terbesar ketiga di AS, American Airlines. Maskapai berusia

80 tahun itu akhirnya mendaftarkan kebangkrutan akibat

terus melonjaknya harga bahan bakar dan pesawat-

pesawatnya yang sudah tua. Maskapai itu memiliki rata-

rata penerbangan berusia 15 tahun, sehingga membuat

American Airlines sebagai maskapai tertua dan paling tidak

efisien dibandingkan rivalnya.

Biaya tenaga kerja juga mencatat beban finansial terbesar

bagi perusahaan tersebut. Pada laporan keuangan tahun

2010, American Airlines memperkirakan biaya tenaga kerja

yang sekitar US$ 600 juta per tahun lebih besar ketimbang

rivalnya. Menurut Pension Benefit Guaranty Corp. rencana

Page 14: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

pensiun maskapai tersebut mencakup 130.000 pekerja dan

pensiunan dengan dana sekitar US$ 10 miliar.

3. Dynegy Holdings

Aset: US$ 9,95 miliar atau Rp 93.321.050.000.000

Karyawan: 1.650

Tanggal kebangkrutan: 7 November

Dynegy Holdings, unit dari produsen energi Dynegy Inc.

mendaftarkan kebangkrutan setelah menderita

kemerosotan permintaan listrik secara menyeluruh sejak

terjadinya krisis tahun 2008. Perusahaan berbasis di

Houston itu juga menderita akibat rendahnya tarif listrik.

Penurunan harga gas yang sudah mencapai 45% dalam 2

tahun telah menciptakan harga listrik yang murah.

Berbarengan dengan lingkungan ekonomi yang negatif,

perusahaan tersebut akhirnya terbelit beban utang hingga

US$ 6,2 miliar.

4. PMI Group

Aset: US$ 4,21 miliar atau Rp 39.485.590.000.000

Karyawan: 700

Tanggal kebangkrutan: 23 November

PMI Group merupakan perusahaan swasta mortgage

insurer terbesar ketiga di AS. Sejak meletusnya gelembung

sektor perumahan di tahun 2007, PMI Group harus

membayar miliaran dolar kompensasi kepada para

peminjam yang merupakan pembeli asuransinya.

Sebagai hasilnya, pada Agustus, unit operasional utama

PMI, PMI Mortgage Insurance erbarengan dengan unit

lainnya PMI Insurance diperintahkan untuk menghentikan

Page 15: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

penjualan dari kebijakan baru Departemen Asuransi

Arizona karena pendanaannya turun tajam dari permintaan

regulator negara bagian.

Dua bulan kemudian, PMI Mortgage Insurance,

berbarengan dengan PMI Insurance, keduanya dibekukan

oleh regulator asuransi Arizona karena kerugian gagal

bayar hipotek perumahan dan mengeringnya keuangan

perusahaan. Mereka juga diperintahkan membayar klaim

50%, dan sisanya dilunasi pada waktu yang belum

diketahui.

5. NewPage Corp

Aset: US$ 3,51 miliar atau Rp 32.920.290.000.000

Karyawan: 6.000

Tanggal kebangkrutan: 7 September

NewPage, perusahaan pembuat kertas yang berbasis di

Ohio dan dimiliki oleh Cerberus Capital ini mengoperasikan

pabriknya di AS dan Kanada. Produksi kertasnya mencapai

3,5 juta ton per tahun yang digunakan untuk koran,

majalah dan brosur.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sirkulasi koran

terus merosot akibat berkompetisi dengan media online

dan adanya pengalihan iklan via brosur ikut mempengaruhi

perusahaan tersebut. Ditambah lagi harga kayu, bahan

kimia dan pulp yang semakin mahal sehingga menggerus

pendapatan NewPage. Perusahaan itu melaporkan

kerugian hingga US$ 229 juta untuk 6 bulan yang berakhir

pada 30 Juni 2011.

Page 16: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

6. Integra Bank Corp

Aset: US$ 2,42 miliar atau Rp 22.697.180.000.000

Karyawan: 500

Tanggal kebangkrutan: 30 Juli

Perusahaan berbasis di Indiana itu mengoperasikan 52

pusat perbankan dan 100 ATM di Kentucky, Indiana dan

Illinous sebelum akhirnya mendaftarkan kebangkrutan

Chapter 7 pada Juli.

Bank dengan operasional bank komunitas yang cukup kuat

ini harus berjuang menghadapi tingginya utang dan

menderita sejumlah kerugian akibat eksposure pada sektor

real estate komersial.

Sekitar setengah aktivitas pinjaman bank terkait properti

komersial, segmen pasar yang sangat terpukul akibat

resesi di AS. Turunnya harga properti komersial telah

menggerus nilai dari kolateral yang dimiliki bank itu.

7. General Maritime Corp

Aset: US$ 41,78 miliar atau Rp 391.854.620.000.000

Karyawan: 1.137

Tanggal kebangkrutan: 17 November

General Maritime adalah pemiliki tanker minyak terbesar

kedua di AS. Operator itu itu ikut menderita akibat

turunnya permintaan minyak, rendahnya biaya dan

terjadinya kelebihan suplai kapal.

Pada awal tahun 2010, General Maritime mengambil

pinjaman yang cukup besar untuk membeli 7 tanker senilai

US$ 620 juta karena industri transportasi mulai

menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun saat kapal-

kapal dikirimkan, proses pemulihan memudar dan

Page 17: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

perusahaan terpaksa melakukan kebijakan pengetatan.

General Maritime mulai pemangkasan biaya dan mencari

investor untuk membiayai utang yang ada. Perusahaan

berhasil mendapatkan pinjaman US$ 200 juta, tapi tidak

cukup untuk bertahan sehingga akhirnya mendaftarkan

kebangkrutan.

Sejak itu, perusahaan investasi Oaktree Capital telah

sepakat untuk menginvestasikan saham senilai US$ 175

juta. Sebuah grup yang dipimpin Nordea Bank Finland juga

telah menawarkan pendanaan US$ 100 juta untuk proses

reorganisasi.

8. Borders Group

Aset: US$ 43 miliar atau Rp 403.297.000.000.000

Karyawan: 19.500

Tanggal kebangkrutan: 16 Februari

Borders Group, merupakan peritel buku terbesar kedua di

AS setelah Barnes & Noble. Perusahaan itu pada awal

beroperasi pada pertengahan tahun 1990-an sempat

disebut sebagai pembunuh toko-toko buku di kota kecil.

9. Terrestar Corp

Aset: US$ 1,38 miliar atau Rp 12.943.020.000.000

Karyawan: 104

Tanggal kebangkrutan: 16 Februari

Terrestar Corp, perusahaan operator jaringan satelit

selular yang berbasis di Virginia mendaftarkan

kebangkrutan pada Februari, beberapa bulan setelah

unitnya TerreStar Networks dan 12 afiliasinya melakukan

restrukturisasi serupa pada Oktober 2010.

Page 18: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

10. Lee Enterprises

Aset: US$ 1,15 miliar atau Rp 10.785.850.000.000

Karyawan: 6.200

Tanggal kebangkrutan: 12 Desember

Lee Enterprises merupakan penerbit koran di AS yang

memiliki 40 harian di 23 negara bagian, termasuk St. Louis

Post-Dispatch.

 

Sumber : Research & Edukasi Monex Yogyakarta

1. Macetnya arus kas (Cash Flow)

2. Gagalnya kegiatan pemasaran dan penjualan yang tidak mampu

mewujudkan sebuah transaksi penjualan

3. Gagalnya transaksi penjualan yang tidak mampu menghasilkan

keuntungan yang cukup sesuai dengan batas kontribusi

(Contribution Margin) yang ditargetkan perusahaan.

Page 19: 220238983 Manajemen Keuangan Restrukturisasi Dan Kebangkrutan Pembahasan Docx

4. Manajemen perusahaan berjalan tanpa mempunyai catatan dan

pelaporan keuangan yang bisa digunakan sebagai navigasi untuk

merencanakan strategi perusahaan yang lebih baik

5. Banyaknya kredit penjualan (piutang) yang macet dikarenakan

kegagalan dalam mengelola arus kas masuk dari pelanggan

6. Terlalu besarnya investasi di asset yang bersifat tetap (tanah,

mesin,dll) sehingga kas perusahaan terjadi kekosongan (arus kas

yang keluar menjadi biaya besar) dan terkuras habis yang

mengakibatkan kesulitan likuiditas akhirnya perusahaan tidak

mampu memenuhi kewajibannya

7. Pemisahan antara pengelola uang perusahaan dan uang pemilik

tidak dilakukan pemisahan secara jelas

8. Prosedur aliran kas keluar-masuk yang tidak ada dan belum

dijalankan dengan baik

9. Adminitrasi, pencatatan dan pelaporan yang tidak dilakukan

dengan baik oleh perusahaan

10.Terjadinya korupsi dan manipulasi yang besar hingga bisnis macet

dan bangkrut