perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id...

121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG SOLO SKRIPSI Oleh : NOOR ARIFA SITTA BUDI ASTUTI K7408016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk.

CABANG SOLO

SKRIPSI

Oleh :

NOOR ARIFA SITTA BUDI ASTUTI

K7408016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

TINGKAT KESEHATAN BANK

PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk.

CABANG SOLO

Oleh :

NOOR ARIFA SITTA BUDI ASTUTI

K 7408016

Skripsi

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Al-Insyirah : 5-6)

“Pelajarilah ilmu, karena sesungguhnya jika engkau memiliki harta

maka ilmu akan menjadi kecantikanmu, dan jika engkau tidak mempunyai

harta maka ilmu akan menjadi hartamu”

(Al-Hadits)

“Tak akan pernah ada usaha yang sia-sia,

selalu berusaha dan berserah diri pada Allah”

(Sitta)

“Jadikan kesalahan masa lalu sebagai pelajaran untuk

menjadi lebih baik di masa yang akan datang.”

(Sitta)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Ibu Susilowati dan Bp. Abu Na’im yang

aku cintai dan senantiasa memberikan

doa serta dukungan disetiap langkahku.

Keluarga yang aku cintai.

Nayla yang selalu memberi canda tawa

ditengah kegundahan hatiku.

Fajar Widyantoro yang selalu memberi

semangat padaku.

Nisa, Agus Ar, Agus Nug dan Abdoel

yang selalu menemani disaat suka dan

duka.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRAK

Noor Arifa Sitta Budi Astuti. K7408016. RESTRUKTURISASI KREDITSEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN BANKPADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANGSOLO. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UniversitasSebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaanrestrukturisasi kredit untuk menekan rasio non performing loan (NPL) sebagaiupaya peningkatan tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk. cabang Solo.

Bank memiliki peran sebagai perantara keuangan antara pihak yangmembutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Salah satu usahabank dalam menjalankan peran tersebut adalah dengan pengucuran kredit bagimasyarakat yang membutuhkan dana. Kredit yang diberikan banyak mengandungresiko, salah satunya yaitu kredit bermasalah (non performing loan). Untukmengatasi kredit bermasalah dapat ditempuh dengan menggunakan upayapenyelamatan kredit yaitu melalui restrukturisasi kredit. Pada pelaksanaan perantersebut, bank harus memperhatikan aspek-aspek asas perbankan yang sehat untukmengetahui kinerja bank. Hasil kinerja bank dituangkan dalam penilaian tingkatkesehatan bank yang menjadi acuan untuk menilai kelayakan bank.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan terfokuspada satu lokasi, yaitu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. cabang Solo.Sumber data yang digunakan adalah narasumber, peristiwa, lokasi serta dokumendan arsip dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pelaksanaanpengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah restrukturisasi kredit dapatmenekan rasio non performing loan, sehingga berdampak terhadap penilaiantingkat kesehatan bank. Restrukturisasi yang dapat berjalan secara maksimal dapatmeningkatkan tingkat kesehatan bank, sedangkan restrukturisasi yang berjalankurang maksimal akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kesehatan bank.

Kata Kunci : NPL, Restrukturisasi Kredit, Tingkat Kesehatan Bank.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACT

Noor Arifa Sitta Budi Astuti. K7408016. LOAN RESTRUCTURING AS THEATTEMPT OF IMPROVING BANK’S HEALTH LEVEL IN SOLOBRANCH OF PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Thesis.Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas MaretUniversity, July 2012.

The objective of research is to find out the implementation of loanrestructuring to minimize the non performing loan (NPL) ratio as the attempt ofimproving the health level of bank in Solo Branch of PT. Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk.

The bank serves as financial intermediary between those who need fundand those who have fund surplus. One business of the bank in undertaking thatrole is to issue loan for those who need fund. The loan given contains many risks,one of which is non performing loan. To cope with the non performing loan, aloan redemption attempt can be taken though loan restructuring. In undertakingsuch the role, the bank should take into account the aspects of healthy bankingprinciple to find out the performance of bank. The result of bank performance ispour into an assessment of bank health level becoming the reference to asses thebank feasibility.

This study employed a descriptive qualitative method focusing on onelocation, Solo Branch of PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. The datasources used were informant, event, location as well as document and archivetaken using purposive sampling technique. The data collection was done usingobservation, interview and documentation methods.

The result obtained from this research was that loan restructuring couldminimize the non performing loan ratio, thereby affecting the assessment ofbank’s health level. Restructuring running maximally could improve the bank’shealth level, while the one running less maximally would contribute to thedecreased health level of bank.

Keywords: NPL, Loan Restructuring, Bank’s Health Level

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan

ridho-Nya sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini guna memenuhi

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Furqon Hidayatullah selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Syaiful Bachri selaku Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. Sri Witurachmi, M.M. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Jaryanto,S.Pd.,M.Si. selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Prof. Dr. Sigit Santoso,M.Pd. selaku ketua penguji skripsi.

8. Drs. Sukirman,M.M. selaku sekretaris penguji skripsi.

9. Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

10. Bapak Hendratno selaku Kepala Kantor Cabang Solo PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini.

11. Bapak Fariudin Hamid selaku Head Collection Work Out PT. BTN (Persero)

Tbk. cabang Solo yang telah membantu terlaksananya penelitian.

12. Bapak Baehaqi selaku Legal and Loan Recovery PT. BTN (Persero) Tbk.

cabang Solo yang selalu memberikan pengarahan dan masukan serta data-

data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

13. Bapak Sehono selaku Staff CWO PT. BTN (Persero) Tbk. cabang Solo yang

telah membantu proses pelaksanaan penelitian.

14. Ibu Sri Ambarti selaku Head Accounting PT. BTN (Persero) Tbk. cabang

Solo yang telah membantu terlaksananya penelitian.

15. Ibu Tuti Lestari selaku Human Capital Support PT. BTN (Persero) Tbk.

cabang Solo yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

16. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

cabang Solo yang telah membantu terlaksananya penelitian hingga

terselesaikannya skripsi ini.

17. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan segala dukungan dan doa

yang selalu teriring di setiap langkahku.

18. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan motivasi.

19. Nayla yang menjadi penyemangatku.

20. Fajar Widyantoro yang selalu memberi semangat dalam penyusunan skripsi.

21. Annisa Rahmania yang selama 7 tahun ini menjadi sahabat dalam hidupku.

22. Agus Ariyanto yang selalu membantu dalam terlaksananya penyusunan

skripsi ini.

23. Agus Nugroho dan Abdoel yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.

24. Andik dan Agus Ardi yang telah menemaniku ke perpustakaan.

25. Monik dan Dinda untuk perjuangan kita selama 4 tahun ini.

26. Dila yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

27. Lady dan Dewi yang selalu memberikan canda tawa ditengah kegundahan

hati melalui “LASIDO”

28. Teman-teman angkatan 2008 PAK B.

29. Semua teman-teman yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, penulisan skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Penulis mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 1 Juli 2012

Penulis

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv

HALAMAN REVISI........................................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vii

HALAMAN ABSTRACT.................................................................................. viii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... x

KATA PENGANTAR...................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ........................................................................ 7

1..................................................................................... Bank 7

2..................................................................................... Kredi

t.......................................................................................... 9

3..................................................................................... Kredi

t Bermasalah ...................................................................... 27

4..................................................................................... Restr

ukturisasi Kredit ................................................................ 33

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

5..................................................................................... Kese

hatan Bank......................................................................... 42

6..................................................................................... Restr

ukturisasi Kredit sebagai Upaya Peningkatan

Tingkat Kesehatan Bank ................................................... 47

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 48

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 50

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 53

1..................................................................................... Temp

at Penelitian ....................................................................... 53

2..................................................................................... Wakt

u Penelitian........................................................................ 53

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................. 54

1..................................................................................... Pend

ekatan Penelitian ............................................................... 54

2..................................................................................... Jenis

Penelitian........................................................................... 54

C. Data dan Sumber Data............................................................. 54

D. Teknik Sampling .................................................................... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 56

F. Uji Validitas Data.................................................................... 59

G. Analisis Data .......................................................................... 60

H. Prosedur Penelitian ................................................................. 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ......................................... 63

1..................................................................................... Sejar

ah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.......... ........ 63

2..................................................................................... Sejar

ah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo ...................................................................... 65

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

3..................................................................................... Kead

aan Fisik dan Operasional PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.................................. 66

4..................................................................................... Visi

dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ........ . 66

5..................................................................................... Buda

ya Kerja dan Perilaku Utama bagi Pegawai ...................... 67

6..................................................................................... Kead

aan Karyawan PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo .............................................. 68

7..................................................................................... Struk

tur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo .............................................. 69

8..................................................................................... Prod

uk PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk .................. 70

B. Deskripsi Temuan Penelitian ................................................. 74

1..................................................................................... Restr

ukturisasi Kredit ................................................................ 74

2..................................................................................... Pola

Restrukturisasi Kredit........................................................ 76

3..................................................................................... Peng

golongan Kualitas Kredit dalam Restrukturisasi............... 89

4..................................................................................... Prose

dur Restrukturisasi Kredit ................................................. 90

5..................................................................................... Pelak

sanaan Restrukturisasi Kredit............................................ 93

6..................................................................................... Penil

aian Tingkat Kesehatan Bank............................................ 95

C. Pembahasan.............................................................................. 95

1..................................................................................... Pola

dan Ketentuan Restrukturisasi Kredit ............................... 95

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

2..................................................................................... Prose

dur Restrukturisasi............................................................. 96

3..................................................................................... Pelak

sanaan Restrukturisasi sebagai Upaya

Peningkatan Tingkat Kesehatan Bank............................... 97

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan................................................................................... 99

B. Implikasi................................................................................... 100

1...................................................................................... Impli

kasi Teoritis ........................................................................ 100

2...................................................................................... Impli

kasi Praktis ......................................................................... 101

C. Saran......................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103

LAMPIRAN ..................................................................................................... 105

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kolektibilitas Kredit Lancar dan DPK............................................. 4

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Tabel 2. Kolektibilitas Non Performing Loan (NPL) .................................... 4

Tabel 3. Total Non Performing Loan (NPL).................................................. 4

Tabel 4. Jadwal Penelitian.............................................................................. 53

Tabel 5. Daftar Karyawan PT. BTN (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo..... 68

Tabel 6. Wewenang Memutus Restrukturisasi............................................... 91

Tabel 7. Pelaksanaan Restrukturisasi Penjadwalan Ulang (PUL).................. 93

Tabel 8. Pelaksanaan Restrukturisasi Alih Debitur........................................ 93

Tabel 9. Pelaksanaan Restrukturisasi pengurangan Tunggakan Bunga

dan/ atau Denda ............................................................................... 94

Tabel 10. Total Restrukturisasi ........................................................................ 94

Tabel 11. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank .................................................. 95

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ....................................................................... 52

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Gambar 2. Macam-macam Teknik Observasi............................................... 57

Gambar 3. Struktur Organisasi PT BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo.......... 69

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto kegiatan ............................................................................ 105

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 2. Struktur Organisasi ................................................................... 108

Lampiran 3. Kolektibilitas Kredit ................................................................. 109

Lampiran 4. Data Restrukturisasi.................................................................. 110

Lampiran 5. Perjanjian Kredit ....................................................................... 111

Lampiran 6. Surat Permohonan Debitur ....................................................... 128

Lampiran 7. Memo Pelaksanaan Restrukturisasi .......................................... 129

Lampiran 8. Simulasi Perhitungan PUL ....................................................... 136

Lampiran 9. Surat Persetujuan Restrukturisasi ............................................. 137

Lampiran 10. Addendum Perjanjian Kredit ..................................................... 138

Lampiran 11. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank............................................ 140

Lampiran 12. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian............................................... 141

BAB I

PENDAHULUAN

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

(financial intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

dengan pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang

berfungsi memperlancar arus pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan

usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok

bank yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam

bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada

pihak yang memerlukan dana. Aktivitas perbankan yang pertama adalah

menghimpun dana dari masyarakat (funding), yaitu mengumpulkan atau mencari

dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Setelah memperoleh dana dalam

bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh bank dana tersebut diputarkan

kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih

dikenal dengan istilah kredit (lending).

Berkaitan dengan upaya peningkatan perekonomian masyarakat, maka

perlu dilaksanakannya program-program yang dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Salah satu program peningkatan tersebut adalah dengan pemberian

kredit kepada masyarakat sehingga dapat memperkuat permodalan yang nantinya

dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pada umumnya.

Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat, sebab sering dijumpai adanya jual beli barang secara kredit. Bila

dihubungkan dengan bank, maka bank selaku kreditur percaya meminjamkan

sejumlah uang kepada debitur karena debitur dapat dipercaya kemampuannya

untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan. Kredit

merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur

dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian tersebut bank sebagai pemberi

kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan

dikembalikan lunas. Tenggang waktu antara pemberian kredit dan penerimaan

kembali prestasi ini merupakan suatu hal yang abstrak dan sukar diraba, karena

dalam praktek banyak nasabah tidak menepati perjanjian yang telah disepakati

bersama dengan pihak bank. Dalam perjanjian tersebut terdiri dari jangka waktu

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kredit, suku bunga, cara pembayaran, agunan / jaminan kredit, biaya administrasi

dan asuransi jiwa.

Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dengan

demikian dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan

yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam

arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi

hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor yang sangat

penting yang harus diperhatikan oleh bank, dimana hal ini berpengaruh pada

tingkat kesehatan yang merupakan hal terpenting yang harus diusahakan dalam

manajemen bank untuk menilai kinerja bank.

Meskipun sudah melaksanakan asas-asas perkreditan yang sehat, tidak

berarti bahwa kredit yang diberikan akan kembali pada jangka waktu yang tepat.

Ada berbagai macam tipe debitur menurut wataknya. Untuk mengetahui adanya

kredit bermasalah dapat dilakukan melalui pengamatan gejala awal kredit

bermasalah dengan menilai beberapa aspek yang ada, seperti penyimpangan dari

ketentuan perjanjian kredit, penurunan kondisi keuangan, penyajian laporan

keuangan secara tidak benar, menurunnya sikap kooperatif debitur, penurunan

nilai jaminan serta problem pribadi debitur yang serius.

Untuk menangani kredit bermasalah dapat dilakukan melalui dua strategi,

yaitu penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit. Penyelamatan kredit ditempuh

dengan perundingan kembali antara debitur dan kreditur untuk memperingan

syarat yang ada, metode penyelamatan ini antara lain penjadwalan kembali

(rescheduling), peryaratan kembali (reconditioning) dan penataan kembali

(restructuring). Hal ini dapat ditempuh jika masih ada kemauan dan itikad baik

dari debitur, jika penyelamatan tidak dapat mengatasi permasalahan kredit, maka

penanganan terakhir yang dilakukan adalah melalui penyelesaian kredit, yaitu

dengan menggunakan jalur hukum (melalui pengadilan maupun Direktorat Jendral

Piutang dan Lelang Negara) untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Restrukturisasi kredit dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan

kredit tanpa melalui jalur hukum, dengan adanya penyelamatan melalui

restrukturisasi ini diharapkan kredit bermasalah yang ada dapat berkurang

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sehingga dapat menekan rasio Non Performing Loan (NPL) yang merupakan

salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) ditetapkan rasio untuk NPL adalah

sebesar 5%.

Aspek yang digunakan untuk menilai kesehatan bank salah satunya

adalah dengan menggunakan rasio NPL untuk mengetahui kualitas asset bank

yang bersangkutan. Rasio NPL yang tinggi akan berdampak pada penurunan laba

yang akan diterima oleh bank serta penurunan tingkat kesehatan bank. Melalui

restrukturisasi, rasio NPL yang tinggi dapat ditekan sehingga kualitas asset akan

meningkat yang berdampak pula pada peningkatan penilaian kesehatan bank,

dimana penilaian kesehatan bank merupakan salah satu hal yang penting untuk

menilai kinerja bank apakah sudah sesuai dengan asas perbankan yang sehat

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menempuh berbagai cara

untuk menyelamatkan kredit yang bermasalah agar dapat mempertahankan atau

bahkan meningkatan kesehatan bank. Bank BTN memiliki unit yang bertugas

untuk melakukan pembinaan terhadap kredit yang bermasalah, yaitu bagian

Collection Work Out (CWO), sehingga dapat menyelamatkan kredit yang secara

langsung memberikan keuntungan bagi pihak nasabah dan juga pihak bank. Bagi

nasabah jaminan yang diberikan pada bank dapat diselamatkan dan terbebas dari

proses penyitaan dari pihak bank, sedangkan bagi bank hal tersebut dapat

berpengaruh pada kesehatan bank yang digunakan sebagai indikator kelayakan

bank. Kolektibilitas kredit yang ada pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. cabang Surakarta dapat dilihat melalui tabel data berikut :

Tabel 1. Kolektibilitas Kredit Lancar dan DPK

THN JUMLAH LANCAR DPK

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

DEBITUR JMLH POKOK JMLH POKOK

2007 12.264 10.008 179.002.826.000 1.785 21.371.010.000

2008 12.581 10.626 252.595.283.000 1.434 21.313.070.000

2009 12.873 11.375 308.856.449.000 1.074 20.138.870.000

2010 13.485 11.859 376.423.505.000 1.203 29.261.562.000

2011 13.594 11.747 418.158.743.000 1.395 38.938.544.000

(sumber : CWO Bank BTN Cabang Solo)

Tabel 2. Kolektibilitas Non Performing Loan/NPL

THNKURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET

JMLH POKOK (Rp) JMLH POKOK (Rp) JMLH POKOK (Rp)

2007 66 915.439.000 116 1.218.421.000 289 2.995.102.000

2008 87 810.677.000 57 971.939.000 377 3.437.904.000

2009 60 1.062.992.000 48 941.587.000 334 5.024.745.000

2010 72 1.797.019.000 73 1.431.364.000 278 7.490.635.000

2011 55 798.196.000 77 1.645.242.000 320 9.927.240.000

(sumber : CWO Bank BTN Cabang Solo)

Tabel 3. Total Non Performing Loan/NPL

THNTOTAL

DEBITUR NPL

JUMLAH

TUNGGAKAN (Rp)

2007 471 1.310.648.000

2008 521 1.512.880.000

2009 442 1.935.732.000

2010 423 2.982.158.000

2011 452 4.371.693.000

(sumber : CWO Bank BTN Cabang Solo)

Tabel diatas menunjukkan kolektibilitas kredit pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Surakarta selama 5 tahun terakhir. Pada tahun

2008 terjadi peningkatan jumlah debitur yang diikuti pula dengan meningkatnya

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

jumlah tunggakan dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2009 terlihat

penurunan jumlah debitur tetapi tidak diikuti dengan penurunan jumlah tunggakan

pada tahun yang bersangkutan. Hal serupa juga terjadi pada tahun 2010 yang juga

mengalami penurunan jumlah debitur dari tahun 2009, namun jumlah tunggakan

mengalami peningkatan. Peningkatan paling signifikan terjadi pada tahun 2011

yang mengalami peningkatan dalam jumlah debitur dan juga peningkatan jumlah

tunggakan. Penurunan jumlah debitur yanng tidak diikuti dengan menurunnya

jumlah tunggakan terjadi karena adanya jumlah nominal realisasi kredit yang

lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.

Melihat banyaknya kredit bermasalah (Non Performing Loan) yang ada,

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui usaha PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. cabang Solo dalam upaya untuk mengurangi kredit bermasalah

melalui restrukturisasi yang akan berpengaruh terhadap rasio NPL, dimana rasio

NPL merupakan bagian terpenting sebagai salah satu unsur untuk menilai tingkat

kesehatan bank. Upaya restrukturisasi yang berhasil akan ditunjukan dengan

adanya penurunan presentase rasio NPL, seperti yang telah disebutkan diatas

bahwa penetapan rasio NPL oleh Bank Indonesia adalah maksimal 5%. Bank

harus mengusahakan rasio NPL yang kurang dari standar tersebut untuk menilai

kualitas asset pada bank.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan permasalahn sebagai berikut :

1. Apa saja pola dan ketentuan restrukturisasi kredit yang ada pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. ?

2. Bagaimana prosedur restrukturisasi kredit pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo?

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Bagaimana pelaksanaan restrukturisasi kredit sebagai upaya peningkatan

tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pola dan ketentuan restrukturisasi kredit pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk.

2. Untuk mengetahui prosedur restrukturisasi kredit pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

3. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan restrukturisasi kredit sebagai upaya

peningkatan tingkat kesehatan bank PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. untuk meningkatkan profesionalisme usaha perbankan dalam

penanganan kredit melalui restrukturisasi untuk menekan rasio NPL agar

dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kesehatan bank.

2. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan

penulis dalam memahami restrukturisasi kredit dan tingkat kesehatan bank.

3. Bagi pembaca

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan untuk

penelitian selanjutnya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Bank

a. Pengertian Bank

Bank berasal dari bahasa Italia “banca” yang mempunyai arti tempat

penukaran uang. Bank adalah lembaga intermediasi (perantara) keuangan

yang didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,

meminjamkan uang dan menerbitkan promes. Menurut UU perbankan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup masyarakat.

b. Jenis-jenis Bank

Pada dasarnya bank dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang kegiatannya mengatur semua yang

berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan pada suatu

negara. Pada suatu negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu

oleh cabang-cabangnya. Bank sentral yang dimiliki Indonesia adalah

Bank Indonesia (BI).

2) Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasar prinsip syariah yang kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tujuan utama dari

bank umum adalah mencari keuntungan.

3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasar prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

c. Fungsi Bank Umum

Fungsi bank umum antara lain adalah sebagai berikut :

1) Penciptaan Uang

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Uang yang diciptakan oleh bank umum adalah uang giral, yaitu alat

pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan (kliring).

2) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Jasa yang ditawarkan oleh bank merupakan jasa-jasa yang berkaitan

dengan mekanisme pembayaran, seperti kliring, transfer uang, kredit,

kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

3) Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Bank memiliki kemampuan menghimpun dana yang jauh lebih besar

jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Penghimpunan

dana simpanan masyarakat terdiri dari giro, deposito berjangka,

sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lain yang dipersamakan.

4) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Kesulitan bertransaksi oleh 2 pihak yang berbeda negara dapat

diatasi melalui bank umum yang beroperasi pada skala internasional,

dengan adanya bank umum tersebut kepentingan pihak-pihak yang

akan melakukan transaksi dapat ditangani dengan lebih mudah.

5) Penyimpanan Barang-barang Berharga

Jasa penyimpanan barang-barang berharga merupakan salah satu jasa

yang ditawarkan bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-

barang berharga seperti perhiasan, uang dan surat-surat berharga lain

yang disimpan dalam safety box atau safe deposit box.

d. Kegiatan Bank

Menurut UU RI No.10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang

perbankan, menjelaskan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan

utama, yaitu :

1) Menghimpun dana dari masyarakat (funding).

2) Menyalurkan dana pada masyarakat (lending).

3) Memberikan jasa bank lainnya (services).

2. Kredit

a. Pengertian Kredit

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Kredit berasal dari bahasa Latin “credere” yang mempunyai arti

percaya. Pemberi kredit atau kreditur percaya kepada penerima kredit

atau debitur bahwa kredit yang diberikan pasti akan dikembalikan sesuai

dengan perjanjian, sedangkan bagi debitur berarti menerima kepercayaan,

sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman

sesuai dengan jangka waktu.

Pengertian kredit menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, yaitu “Penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.”

Untuk meyakinkan bank bahwa calon debitur benar-benar dapat

dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu bank harus

melakukan analisis untuk meyakinkan bahwa kredit yang diberikan aman

dan akan kembali sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

b. Dasar Pengaturan Kredit

Hampir setiap peraturan yang ada di Indonesia diatur dalam suatu

perundang-undangan, seperti pengaturan pembahas mengenai kredit yang

didasarkan pada :

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

3) Undang -Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

4) Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

c. Syarat Terjadinya Kredit

Kredit yang diajukan dapat terealisasi jika memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1) Adanya debitur

2) Adanya kreditur

3) Tersedianya dana

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

d. Unsur -unsur Kredit

Unsur- unsur yang mempengaruhi kredit menurut Kasmir (2002:

103) adalah :

1) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi pemberi kredit bahwa

kredit yang diberikan baik berupa uang, barang maupun jasa benar-

benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka

waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama

yang melandasi terkucurnya kredit pada debitur. Oleh karena itu,

sebelum dikucurkannya dana harus dilakukan penelitian dan

penyelidikan yang mendalam terhadap calon debitur baik secara

intern maupun ekstern.

2) Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan dalam kredit, diperlukan juga unsur

kesepakatan antara pihak debitur dan kreditur. Kesepakatan tersebut

dituangkan dalam suatu perjanjian, dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya, kemudian menuangkan

kesepakatan tersebut dalam akad kredit dan ditandatangani sebelum

pengucuran dana.

3) Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit

seperti yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Setiap kredit

yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

tersebut bisa berbentuk jangka pendek (kurang dari satu tahun),

jangka menengah (satu sampai tiga tahun) atau jangka panjang (lebih

dari 3 tahun). Untuk kondisi tertentu, jangka waktu ini dapat

diperpanjang sesuai kebutuhan.

4) Tingkat Resiko (degree of risk)

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan

memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya (macet) pemberian

suatu kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit akan semakin

besar besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi

tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang

tidak disengaja oleh debitur.

5) Prestasi atau Obyek Kredit

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas

pemberian suatu kredit, istilah dalam bank yang biasa kita kenal

dengan sebutan bunga. Selain bunga yang diperoleh, bank juga

mendapat keuntungan berupa biaya administrasi kredit.

e. Prinsip Kredit

Penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan

calon kreditur yang benar-benar layak menerima kredit dapat dilakukan

dengan menggunakan analisis 5 C (Jamal Wiwoho, 2011: 96), yaitu :

1) Character (watak)

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak

calon debitur dapat dilihat melalui latar belakang pekerjaan dan latar

belakang secara pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup, keadaan

keluarga, hoby dan jiwa sosial. Penilaian sifat dan watak ini dapat

dijadikan sebagai ukuran tentang “kemauan” membayar calon

debitur.

2) Capacity (kemampuan)

Capacity adalah analisis yang digunakan untuk menilai kemampuan

calon debitur dalam membayar kredit. Kemampuan ini dilihat dari

latar belakang pendidikan dan pengalaman selama mengelola usaha,

sehingga dapat terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan

kredit yang akan diberikan.

3) Capital (modal)

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Untuk melihat penggunaan modal dapat melalui laporan keuangan

(neraca dan laporan laba rugi) yang disajikan dengan melakukan

pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran

lainnya. Selain itu laporan keuangan yang ada juga digunakan untuk

menganalisis sumber modal, termasuk presentase penggunaan modal

dalam membiayai proyek yang akan dijalankan, seperti berapa modal

sendiri dan berapa modal yang berasal dari pinjaman.

4) Condition of Economy (keadaan ekonomi)

Pada penilaian kredit perlu juga dinilai dari kondisi ekonomi, sosial

dan politik masa sekarang serta prediksi untuk masa yang akan

datang. Penilaian kondisi bidang usaha yang akan dibiayai harus

memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan adanya kredit

bermasalah relatif kecil.

5) Colleteral (jaminan)

Jaminan yang diberikan oleh calon debitur harus melebihi jumlah

kredit yang diberikan dan dapat diteliti keabsahanya secara hukum,

jaminan dapat berupa jaminan dalam bentuk fisik maupun non fisik.

Selain 5C tersebut, dapat juga dilakukan analisis melalui 7P (Jamal

Wiwoho, 2011: 97), yaitu :

1) Personality

Penilaian calon debitur dilihat dari segi kepribadian atau tingkah

laku masa sekarang serta masa lalu yang mencakup sikap, emosi,

tingkah laku dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta

pemecahan masalah yang dilakukan.

2) Party

Mengklasifikasikan calon debitur ke dalam suatu klasifikasi tertentu,

berdasarkan modal, loyalitas serta karakter. Penggolongan debitur

dilakukan untuk pemberian fasilitas berdasarkan golongan yang ada.

3) Purpose

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tujuan pengembilan kredit dapat bermacam-macam sesuai dengan

kebutuhan calon debitur. Dari analisis ini, maka akan dapat diketahui

tujuan penggunaan kredit.

4) Prospect

Penilaian usaha nasabah di masa yang akan datang sangat diperlukan

untuk mengetahui prospek proyek yang dijalankan. Prospek tersebut

harus diketahui karena merupakan suatu hal yang penting, jika

perusahaan tidak memiliki prospek tidak hanya debitur saja yang

akan rugi tetapi bank juga akan mengalami hal yang sama.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara debitur mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana yang digunakan

untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan

debitur, maka akan semakin baik dalam hal pembayaran kredit.

Sehingga jika salah satu sumber dana merugi akan dapat ditutup oleh

usahanya yang lain.

6) Profitability

Profitability diukur dari periode ke periode, untuk menganalisis

kemampuan nasabah dalam mencari laba. Apalagi dengan adanya

tambahan kredit yang diberikan.

7) Protection

Tujuan dari protection adalah menjaga agar kredit yang diberikan

mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan

terjamin keamanannya. Perlindungan yang diberikan oleh debitur

dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.

f. Tujuan Kredit

Tujuan kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka

ragam dan selalu meningkat, sedangkan kemampuan manusia untuk

memenuhinya mempunyai batasan tertentu, sehingga untuk memenuhi

kebutuhan tersebut diperlukan bantuan permodalan sebagai pemenuhan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

hasrat dan cita–cita guna peningkatan usaha dan peningkatan daya guna

suatu barang atau jasa.

g. Fungsi Kredit

Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan,

antara lain sebagai berikut (Kasmir, 2002:107) :

1) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang

Adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, jika uang hanya

disimpan saja dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna, dengan diberikan kredit, uang tersebut menjadi berguna

untuk menghasilkan barang atau jasa bagi penerima kredit, serta juga

akan memberikan tambahan penghasilan bagi pemilik dana.

2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah

ke wilayah lainnya, sehingga suatu wilayah yang kekurangan dana

akan mendapat tambahan dana dari perolehan kredit.

3) Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk

mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat,

dengan demikian kredit yang dikucurkan dapat meningkatkan daya

guna barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat. Selain

itu kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari

1 wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar

dapat bertambah dalam suatu wilayah. Kredit yang digunakan untuk

meningkatakan peredaran barang adalah kredit perdagangan atau

kredit ekspor impor.

4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang

diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat juga digunakan untuk

membantu mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri,

sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Menurut Jamal Wiwoho (2011: 90) menyatakan bahwa arus kredit

yang diarahkan pada sektor produktif dapat meningkatkan produksi dan

memenuhi kebutuhan dalam negeri serta upaya untuk mengadakan

ekspor, hal ini menjadikan kredit berfungsi sebagai :

1) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi penerima kredit yang memiliki modal kecil, akan sangat

terbantu dengan adanya kredit tersebut. Dengan memperoleh kredit

debitur bergairah untuk memperbesar atau memperluas usahanya.

2) Kredit dapat meningkatkan penerimaan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik,

terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika suatu kredit

digunakan untuk membangun pabrik, pabrik tersebut akan banyak

membutuhkan karyawan, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan memperoleh

pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan

dapat membuka warung di sekitar pabrik atau menyewakan rumah

serta menyediakan berbagai jasa lainnya bagi masyarakat yang

tinggal di sekitar pabrik.

3) Kredit digunakan sebagai alat untuk meningkatkan hubungan

internasional

Pinjaman internasional yang diberikan akan dapat meningkatkan rasa

saling membutuhkan antara kreditur dan debitur. Pemberian kredit

oleh negara lain dapat meningkatkan kerja sama di bidang lainnya,

sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

h. Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit seperti dikemukakan dapat dilihat dari berbagai

segi, antara lain :

1) Dilihat dari Segi Kegunaan

Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan bagi pengguna kredit,

dapat dibedakan menjadi :

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(a) Kredit Investasi

Kredit investasi adalah kredit jangka panjang yang digunakan

untuk keperluan perluasanan usaha, membangun proyek baru

atau untuk keperluan rehabilitasi.

(b) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi operasional. Kredit ini biasa

digunakan unutk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan

atau biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi

perusahaan.

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit bagi pengguna

kredit, dapat dibedakan menjadi :

(a) Kredit Produktif

Kredit produktif digunakan untuk menghasilkan barang atau

jasa, serta sebagai peningkatan usaha atau produksi atau bahkan

investasi.

(b) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan

konsumsi secara pribadi, tidak ada pertambahan barang atau jasa

yang dihasilkan dari pemberian kredit tersebut. Sebagai contoh

kredit untuk perumahan, kredit mobil atau motor pribadi, kredit

perabot rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.

(c) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada para

pedagang, digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangan.

Kredit ini diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan

yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu

Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu pengembalian

kredit, dapat dibedakan menjadi :

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(a) Kredit Jangka Pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau

paling lama satu tahun dan digunakan untuk keperluan modal

kerja.

(b) Kredit Jangka Menengah

Kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara satu tahun

sampai dengan tiga tahun dan digunakan untuk keperluan

investasi.

(c) Kredit Jangka Panjang

Kredit yang masa pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima

tahun, kredit ini digunakan untuk keperluan investasi jangka

panjang.

4) Dilihat dari Segi Jaminan

Jenis kredit dilihat dari segi jaminan dari pengguna kredit,

dapat dibedakan menjadi :

(a) Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan menggunakan suatu jaminan.

Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau jaminan

orang. Setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal

senilai jaminan atau melebihi jumlah kredit yang diajukan

debitur.

(b) Kredit tanpa Jaminan

Kredit yang diberikan tanpa menggunakan suatu jaminan, baik

jaminan yang berwujud barang maupun jaminan orang. Kredit

ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, loyalitas

serta nama baik calon debitur selam berhubungan dengan bank

atau pihak lain.

5) Dilihat dari Segi Pembayaran

Jenis kredit dilihat dari segi pembayaran dari pengguna

kredit, dapat dibedakan menjadi :

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(a) Kredit Angsuran

Pinjamanan yang pengembalian pokok pinjamannya dengan

cara angsuran bertahap.

(b) Kredit Tetap

Pinjaman yang cara pengembalian pokok pinjaman menurut

jangka waktu tertentu.

(c) Demand Loan

Pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai fasilitas yang

tersedia dan pengembaliannya menurut jangka waktu tertentu.

(d) Kredit Rekening Koran

Fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai dengan mutasi

rekening debitur yang ditujukan untuk menunjang transaksi

perdagangan.

(e) Kredit Promes (AKSEP)

Pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai nominal

maupun jatuh tempo pembayarannya.

(f) Kredit Call Money (Money Market)

Pinjaman antar bank yang pembayarannya didasarkan atas

nominal dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku

bunga yang disepakati.

6) Dilihat dari Segi Sifat

Jenis kredit dilihat dari segi sifat kredit yang diberikan, dapat

dibedakan menjadi :

(a) Kredit Sindikasi (Sobordinate Loan)

Pembiayaan bersama beberapa bank untuk membiayai sebuah

project financing, dimana tingkat suku bunga didasarkan pada

interbank offered rate, baik Sibor maupun Libor dan memiliki

sifat berulang yang dapat diperpanjang (Revolving Loan)

(b) Kredit Luar Negeri (Off Shore Loan)

Pinjaman Luar Negeri yang digunakan untuk pembiayaan suatu

proyek, dengan tingkat suku bunga didasarkan pada interbank

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

offered rate, baik Sibor maupun Libor dan memiliki sifat

berulang yang dapat diperpanjang (Revolving Loan)

7) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

Jenis kredit dilihat dari segi sektor usaha bagi pengguna

kredit, dapat dibedakan menjadi :

(a) Kredit Pertanian

Kredit yang dibiayai untuk keperluan sektor pertanian atau

perkebunan, yang dapat berupa jangka pendek maupun jangka

panjang.

(b) Kredit Peternakan

Kredit yang digunakan untuk sektor peternakan, baik jangka

pendek maupun jangka panjang. Kredit jangka biasa digunakan

untuk peternakan ayam, sedangkan kredit jangka panjang

digunakan untuk peternakan kambing atau sapi.

(c) Kredit Industri

Kredit yang digunakan untuk membiayai industri, baik industri

kecil, menengah maupun industri besar.

(d) Kredit Pertambangan

Kredit yang diberikan untuk usaha tambang yang dalam jangka

panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

(e) Kredit Pendidikan

Kredit yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana

pendidikan atau dapat pula digunakan untuk para pelajar dan

mahasiswa.

(f) Kredit Profesi

Kreditt yang diberikan pada kalangan profesional, seperti dosen,

dokter atau pengacara.

(g) Kredit Perumahan

Kredit yang digunakan untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan dalam jangka waktu panjang.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

i. Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang

antara debitur dan kreditur. Setiap kredit yang telah disetujui dan

disepakati antara pemberi kredit dan penerima kredit wajib dituangkan

dalam bentuk perjanjian yaitu perjanjian kredit. Dalam Pasal 1313 Kitab

UU Hukum Perdata (KUHPer) menyebutkan bahwa suatu perjanjian

adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan

dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Perjanjian tersebut menimbulkan suatu hubungan hukum antara

dua pihak yang membuatnya yang dinamakan perikatan. Hubungan

hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum yang dijamin

oleh hukum atau undang-undang. Apabila salah satu pihak tidak

memenuhi hak dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak

dapat menuntut melalui pengadilan.

Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua

pihak, dimana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak

yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

Pihak yang menuntut sesuatu disebut kreditur sedangkan pihak yang

berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitur.

Istilah perjanjian kredit secara definitif tidak dikenal di dalam UU

Perbankan, namun bila ditelaah lebih lanjut mengenai pengertian kredit

dalam UU Perbankan tercantum kata-kata persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam. Kata-kata tersebut menegaskan bahwa hubungan

kredit adalah hubungan kontraktual (hubungan yang berdasar pada

perjanjian) yang berbentuk pinjam-meminjam. Perjanjian kredit itu

sendiri mengacu pada perjanjian pinjam-meminjam. Pihak yang ada

dalam perjanjian kredit adalah pihak pemberi kredit (kreditur) dan pihak

penerima kredit (debitur).Pembuatan suatu perjanjian kredit harus

memenuhi syarat-syarat supaya perjanjian tersebut diakui dan mengikat

para pihak yang membuat.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sedangkan komposisi perjanjian kredit terdiri dari :

1) Judul

2) Komparisi

3) Isi, yang mencakup :

(a) Jumlah kredit

(b) Jangka waktu kredit

(c) Bunga kredit

(d) Penggunaan kredit

(e) Cara pengembalian kredit

(f)Jaminan kredit

(g) Kelalaian debitur atau wanprestasi

(h) Hal-hal yang dilakukan debitur

(i)Pembatasan terhadap tindakan

(j)Asuransi barang jaminan

(k) Pernyataan dan jaminan

(l)Perselisihan den penyelesaian persengketaan

(m)Keadaan memaksa

(n) Pemberitahuan dan komunikasi

(o) Perubahan dan pengalihan

4) Penutup

j. Dokumentasi Kredit

Dokumentasi kredit sangat menetukan dalam proses persetujuan

kredit karena kelangkapan file kredit merupakan salah satu syarat dalam

proses awal pengajuan kredit (Ruddy,1996: 28). Unsur dokumen kredit

antara lain sebagai berikut :

1) Penyiapan dokumentasi.

2) Kecocokan dokumentasi dengan transaksi.

3) Asuransi resiko (coverage of risk).

4) Pelaksanaan dokumentasi.

5) Registrasi atau administrasi pinjaman.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pada dokumentasi kredit terdapat sistem pengendalian intern

dokumentasi, yang meliputi :

1) Peninjauan jaminan pada saat awal kredit belum diberikan.

2) Daftar jenis dokumen dan jaminan yang diserahkan.

3) Peninjauan on the spot jaminan terutama bila terjadi perubahan.

4) Dokumentasi hukum jaminan dan pengikatannya.

5) Sistem pengendalian intern dilakukan secara periodik sebagai bahan

peninjauan ulang pengendalian.

k. Proses Pemberian Kredit

Proses pemberian kredit dilakukan melalui beberapa tahap, yang

antara lain sebagai berikut (Kasmir, 2002: 123) :

1) Pengajuan permohonan atau aplikasi kredit

Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan

dalam suatu proposal dan dilampiri dengan berkas lain yang

dibutuhkan. Proposal tersebut hendaknya :

(a) Berisi :

1. Latar belakang perusahaan

2. Maksud dan tujuan

3. Besar kredit dan jangka waktu

4. Cara pengembalian kredit

5. Jaminan kredit

(b) Melampirkan dokumen yang meliputi fotokopi :

1. Akte Notaris

2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

4. Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir

5. Bukti diri dari pimpinan perusahaan

6. Sertifikat jaminan

(c) Rasio penilaian sementara dari neraca dan laporan laba

rugi :

1. Current ratio

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Acid test ratio

3. Inventory turn over

4. Sales to receivable ratio

5. Profit margin ratio

6. Return on net worth

7. Working capital

2) Penelitian berkas kredit

Untuk mengetahui kelengkapan dan kesesuaian berkas dengan

persyaratan yang ada, termasuk meneliti keabsahan berkas.

3) Wawancara awal

Penyidikan kepada calon debitur dengan cara berhadapan langsung.

Dengan adanya wawancara ini dapat digunakan untuk meyakinkan

bank mengenai berkas yang diisi dan kesesuaian dengan keadaan

sebenarnya.

4) On the Spot

Kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai obyek

yang akan dijadikan usaha atau jaminan yang akan diberikan.

Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara awal.

5) Wawancara II

Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat

setelah dilakukan on the spot. Catatan yang ada pada berkas

permohonan dan pada saat wawancara awal dicocokkan dengan saat

on the spot.

6) Penilaian kelayakan kredit

Penilaian yang didasarkan pada aspek hukum, aspek pasar dan

pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional, aspek

manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek AMDAL.

7) Keputusan kredit

Keputusan kredit dilakuakan untuk menentukan pemberian atau

penolakan kredit, jika diterima, maka selanjutnya adalah persiapan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

administrasi. Keputusan kredit merupakan hasil keputusan tim. Hal-

hal yang diumumkan mencakup :

(a) Jumlah uang yang akan diterima debitur

(b) Jangka waktu kredit

(c) Biaya yang harus dibayar

(d) Waktu pencairan kredit

8) Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya

Kelanjutan dari diputuskannya kredit adalah penandatanganan akad

kredit sebelum pencairan dana, serta mengikat jaminan dengan

hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan lain yang dianggap

perlu. Penandatanganan dilakukan antara bank dan debitur secara

langsung, atau dapat juga dengan melalui notaris.

9) Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan akad kredit dan

surat-surat lain yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau

tabungan di bank yang bersangkutan.

10) Penyaluran dana

Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari

pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan

kredit (sekaligus atau secara bertahap).

l. Penggolongan Kredit

Penggolongan kredit dibedakan menjadi lima tingkatan (Jamal

Wiwoho, 2002: 98), yaitu :

1) Kredit Lancar

Kredit digolongkan sebagai kredit lancar jika memenuhi kriteria :

(a) Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu.

(b) Memiliki mutasi rekening aktif.

(c) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash

collateral).

2) Kredit dalam Perhatian Khusus

Kredit digolongkan dalam perhatian khusus jika memenuhi kriteria :

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga belum

melampaui 90 (sembilan puluh) hari.

(b) Kadang terjadi cerukan.

(c) Mutasi rekening relatif aktif.

(d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang dijanjikan.

(e) Didukung oleh pinjaman baru.

3) Kredit Kurang Lancar

Kredit digolongkan kredit kurang lancar jika memenuhi kriteria :

(a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang sudah

melampaui 90 (sembilan puluh) hari.

(b) Sering terjadi cerukan.

(c) Mutasi rekening relatif rendah.

(d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih

dari 90 (sembilan puluh) hari.

(e) Terdapat likuidasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

(f) Dokumentasi pinjaman lemah.

4) Kredit Diragukan

Kredit digolongkan sebagai kredit diragukan jika memenuhi kriteria:

(a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang sudah

melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari.

(b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

(c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari.

(d) Terjadi kapitalisasi bunga.

(e) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit

maupun peningkatan jaminan.

5) Kredit Macet

Kredit digolongkan sebagai kredit macet jika memenuhi kriteria :

(a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang sudah

melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh) hari.

(b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

m. Kolektibilitas Kredit

Kolektibilitas kredit menurut Totok et al (2006: 118) berdasarkan

pertimbangan kuantitatif dan judgment serta sesuai Surat Edaran Bank

Indonesia No.7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 kepada semua bank

umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di

Indonesia perihal penilaian kualitas aktiva bank umum, maka kualitas

kredit digolongkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang

lancar, diragukan dan macet menurut kriteria :

1) Prospek Usaha

Penilaian prospek usaha didasarkan pada komponen berikut :

(a) Potensi pertumbuhan usaha

(b) Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan

(c) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja

(d) Dukungan dari afiliasi/group

(e) Upaya debitur dalam memelihara lingkungan hidup.

2) Kinerja (performance) debitur

Penilaian kinerja debitur didasarkan pada komponen berikut :

(a) Perolehan laba

(b) Struktur permodalan

(c) Arus kas

(d) Sensitivitas terhadap resiko pasar.

3) Kemampuan Membayar

Penilaian kemampuan membayar didasarkan pada komponen :

(a) Ketepatan dalam pembayaran pokok dan bunga

(b) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur

(c) Kelengkapan dokumen kredit

(d) Kepatuhan terhadap perjanjian kredit

(e) Kesesuaian penggunaan dana

(f) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Kredit Bermasalah

a. Pengertian Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah dapat juga disebut sebagai non performing loan,

yaitu suatu keadaan dimana seorang debitur tidak mampu membayar

lunas kredit bank tepat pada waktu yang telah ditentukan dalam

perjanjian kredit. Keadaan tersebut dalam hukum perdata disebut

wanprestasi atau ingkar janji. Macam-macam wanprestasi, antara lain :

1) Debitur tidak melaksanakan kewajibannya sama sekali seperti apa

yang telah diperjanjikan.

2) Debitur melaksanakan sebagian dari apa yang telah diperjanjikan.

3) Debitur terlambat melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.

4) Debitur menyerahkan sesuatu yang tidak diperjanjikan.

5) Debitur melakukan perbuatan yang dilarang oleh perjanjian.

b. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Gejala kredit bermasalah antara lain disebabkan oleh (Jamal

Wiwoho, 2011: 100) :

1) Menurunnya pendapatan bersih

2) Menurunnya penjualan secara tajam

3) Menurunnya perputaran persediaan

4) Meningkatnya penjualan secara tajam

5) Menurunnya perputaran piutang

6) Menurunnya modal lancar

7) Nasabah mulai ingkar janji

8) Nasabah membuat laporan fiktif

9) Nasabah tidak terbuka

10) Nasabah menolak wawancara

Selain itu, menurut Ismail (2010: 218) penyebab kredit bermasalah

dilihat melalui dua faktor, yaitu :

1) Faktor Intern Bank

Beberapa faktor penyebab kredit bermasalah yang berasal dari intern

bank, antara lain :

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(a) Analisis yang dilakukan oleh pejabat bank kurang tepat.

(b) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit

dengan nasabah.

(c) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha

debitur.

(d) Campur tangan dari pihak terkait cukup besar, misal komisaris.

(e) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit.

2) Faktor Ekstern Bank

Beberapa faktor ekstern yang dapat menyebabkan kredit bermasalah

antara lain:

(a) Debitur sengaja tidak melakukan pembayaran angsuran kepada

bank.

(b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar.

(c) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan

dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan

(slide streaming).

(d) Adanya unsur ketidaksengajaan, misal bencana alam dan inflasi.

c. Gejala Awal Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah tidak muncul secara tiba-tiba, gejala penurunan

mutu kredit secara bertahap telah bermunculan jauh sebelum kasus kredit

bermasalah naik ke atas permukaan (Siswanto Sutojo, 1997: 29). Gejala

umum yang sering muncul bakal terjadinya kredit bermasalah, antara lain

sebagai berikut :

1) Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit

Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit merupakan gejala

awal yang sering kali tersirat berbagai macam hal yang dapat

menjurus kasus kredit bermasalah. Salah satu contoh penyimpangan

dari ketentuan perjanjian kredit adalah permintaan debitur untuk

memperpanjang jangka waktu kredit yang akan jatuh tempo tanpa

mengajukan alasan yang kuat mengenai perpanjangan tersebut.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Contoh lainnya adalah keterlambatan pembayaran bunga atau cicilan

kredit yang telah jatuh tempo.

2) Penurunan kondisi keuangan debitur

Gejala penurunan kondisi keuangan debitur erat hubungannya

dengan penyimpangan debitur dari ketentuan kredit. Gejala tersebut

dapat dideteksi melalui pos-pos neraca dan daftar laba rugi selama

beberapa masa berurutan.

3) Penyajian laporan dan bahan masukan lain secara tidak benar

Khawatir kondisi keuangan yang menurun diketahui kreditur, debitur

berusaha menyembunyikan kesulitan yang sedang dihadapi. Salah

satu cara yang dilakukan debitur adalah menyampaikan laporan

keuangan dan bahan masukan lain yang telah direkayasa.

4) Menurunnya sikap kooperatif debitur

Sikap kurang kooperatif debitur dapat berbentuk keengganan untuk

menyampaikan informasi keuangan yang diperlukan oleh kreditur,

termasuk menunda penyerahan neraca dan daftar laba rugi bulanan,

kwartal maupun tahunan. Selain itu dapat pula terjadi keenggaan

mendiskusikan situasi keuangan dan usaha bisnis yang sedang

dihadapi dan menghindari pertemuan dengan para eksekutif kreditur

yang ditugaskan untuk memonitor kredit, dalam suatu kasus tertentu,

menurunnya sikap kooperatif debitur dapat disebabkan karena

debitur merasa tidak senang atas sikap, tingkah laku atau cara kerja

account officer yang ditugaskan kreditur untuk menangani kredit.

5) Penurunan nilai jaminan yang disediakan

Barang yang telah dijaminkan oleh debitur tidak dapat dikuasai

sepenuhnya oleh kreditur. Kebanyakan kreditur hanya menguasai

dokumen bukti kepemilikan barang jaminan. Fisik barang jaminan

tersebut masih tetap dikuasai oleh debitur. Untuk menjalankan

operasi perusahaan, nilai barang yang dijaminkan dapat berubah dari

waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan. Jika

barang yang dijaminkan mobil, motor, kapal dan sebagainya dapat

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dipindahkan tempat sehingga sulit dicari, mudah lenyap atau bahkan

dilenyapkan oleh debitur, apabila barang lenyap atau dilenyapkan,

nilai barang jaminan dapat turun sampai nol.

6) Tingginya frekuensi pergantian tenaga inti

Penuruan kondisi keuangan perusahaan debitur akan menimbulkan

suasana kerja yang kurang menyenangkan bagi para karyawan,

sehingga karyawan mudah tergoda untuk mencari pekerjaan lain.

Account officer yang bertugas mengadakan kontak dengan debitur

akan mengetahui frekuensi pergantian tenaga inti pada perusahaan

tersebut. Dari hal tersebut akan diketahui pula gejala-gejala lain yang

mengikuti, yang dapat menimbulkan kasus kredit bermasalah.

7) Timbul problem keluarga atau pribadi debitur yang serius

Apabila tidak ditangani dengan benar, banyak problem keluarga

yang dapat menghancurkan operasi bisnis perusahaan, apalagi jika

perusahaan dimiliki oleh beberapa anggota keluarga. Perceraian para

pemilik perusahaan keluarga dapat mengganggu kelancaran operasi

dan kelangsungan hidup perusahaan. Masalah tersebut akan semakin

berat, jika perusahaan tidak memiliki perjanjian pemisahan harta.

d. Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah

Teknik yang dilakukan untuk menyelamatkan kredit bermasalah

(Kasmir, 2002: 129), antara lain sebagai berikut :

1) Rescheduling

Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu

kredit atau jangka waktu angsuran. Debitur diberi keringanan dalam

jangka waktu pembayaran kredit.

2) Reconditioning

Tindakan ini dilakukan bank dengan cara mengubah berbagai

persyaratan yang ada, seperti :

(a) Kapitalisasi bunga.

(b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.

(c) Penurunan suku bunga.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(d) Pembebasan bunga.

3) Restructuring

Tindakan yang dilakukan bank (kreditur) kepada debitur dengan cara

melakukan penataan kembali perjanjian kredit, seperti penurunan

suku bunga, perpanjangan jangka waktu pengembalian kredit dan

penambahan fasilitas kredit.

4) Kombinasi

Kombinasi terdiri dari rescheduling,reconditioning dan retructuring.

Debitur dapat diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling

dan restructuring atau reconditioning dan rescheduling.

5) Penyitaan jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir yang ditempuh apabila

debitur sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun

sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutangnya.

e. Upaya Mengatasi kredit Bermasalah

Upaya mengatasi kredit bermasalah dapat dilakukan dengan dua

metode, yaitu :

1) Penyelamatan kredit bermasalah

Upaya penyelamatan kredit bermasalah dapat dilakukan melalui

perundingan kembali antara debitur dan kreditur (negosiasi dan

pencarian solusi) dengan berpedoman pada Surat Edaran Bank

Indonesia No. 26/4/BPP tanggal 29 Mei 1993 yang pada prinsipnya

mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan

melalui lembaga hukum adalah melalui alternatif penanganan secara

penjadwalan kembali atau rescheduling, persyaratan kembali atau

reconditioning dan penataan kembali atau restructuring. Penanganan

tersebut dapat melalui salah satu cara ataupun gabungan dari ketiga

cara tersebut. Melalui langkah tersebut syarat-syarat pengembalian

kredit diperingan, sehingga dengan keringanan tersebut diharapkan

debitur memiliki kemampuan untuk dapat memuhi kewajibannya.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Penyelamatan ini dapat dilakukan jika debitur ada kemauan dan

itikad baik serta bersikap kooperatif.

2) Penyelesaian kredit bermasalah

Penyelesaian kredit bermasalah merupakan langkah terakhir yang

dapat dilakukan setelah langkah penyelamatan (sebagaimana diatur

dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.26/4/BPP) tidak efektif lagi.

Penyelesaian masalah kredit melalui badan peradilan membutuhkan

waktu yang relatif lama, maka dapat pula melalui lembaga lain yang

berkompeten dalam membantu menyelesaikan kredit bermasalah,

yang dapat mewakili kepentingan kreditur dan debitur dalam

penanganan kredit. Lembaga hukum yang dapat menyelesaikan

kredit bermasalah, antara lain melalui Panitia Urusan Piutang Negara

(PUPN), Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN),

badan peradilan dan melalui arbitrase atau melalui badan alternatif

Penyelesaian Sengketa.

f. Upaya Pencegahan Kredit Bermasalah

Upaya pencegahan memerlukan berbagai kebijakan yang baik

(Jamal Wiwoho, 2011: 107), yaitu :

1) Kebijakan pokok penyaluran kredit yang sehat

Kebijakan pokok harus dinyatakan secara tertulis oleh setiap bank,

sehingga pejabat bank mempunyai pedoman yang dapat digunakan

sebagai pegangan dalam pelaksanaan tugas. Kebijakan yang dibuat

harus jelas, mudah dimengerti, ringkas dan padat. Meskipun

kebijakan setiap bank tidak sama, namun ketentuan yang harus ada,

antara lain :

(a) Struktur organisasi bidang perkreditan beserta job description.

(b) Kewenangan dari masing-masing pejabat bank.

(c) Batas pemberian kredit kepada debitur.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2) Sumber daya manusia yang solid dalam bidang perkreditan

Agar dapat menerapkan azas manajemen yang sehat, bank harus

mempunyai SDM yang sehat pula, baik mengenai pendidikan

maupun moralnya.

3) Kebijakan persetujuan kredit

Persetujuan pemberian kredit dapat dikatakan sehat bila diberikan

berdasarkan hasil penilaian total atas kelayakan permintaan kredit

yang diajukan dan mutu kredit yang pernah diberikan kepada calon

debitur. Persetujuan pemberian kredit oleh pejabat bank yang terkait

harus dinyatakan secara tertulis. Para pejabat pengambil keputusan

yang memiliki tugas untuk menyetujui realisasi kredit harus dapat

mempertanggungjawabkan kepada bank bahwa :

(a) Keputusan pemberian kredit didasarkan pada hasil analisis

kredit yang proporsional.

(b) Kredit tersebut diharapkan tidak akan berkembang menjadi

kredit bermasalah.

(c) Kredit tersebut telah memenuhi ketentuan kebijakan pokok

penyaluran kredit yang telah digariskan oleh bank.

(d) Keputusan pemberian kredit bebas dari pengaruh pihak ketiga

yang ikut berkepentingan dalam pemberian kredit.

3. Restrukturisasi Kredit

a. Pengertian Restrukturisasi Kredit

Restrukturisasi kredit yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

No.2/15/PBI/2000 merupakan suatu proses untuk merestruktur kredit

bermasalah dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitur.

Restrukturisasi kredit adalah pembayaran kredit dengan syarat yang lebih

lunak atau lebih ringan dibandingkan dengan syarat pembayaran kredit

sebelum dilakukannya proses restrukturisasi kredit, karena adanya

konsesi khusus yang diberikan kreditur kepada debitur. Konsesi semacam

ini tidaklah diberikan kepada debitur apabila debitur tersebut tidak dalam

keadaan kesulitan keuangan. Konsesi semacam ini dapat berasal dari

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

perjanjian antara kreditur dengan debitur, atau dari keputusan pengadilan,

serta dari peraturan hukum. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa

yang berkepentingan terhadap restrukturisasi kredit adalah pihak debitur

yang bermasalah.

Restrukturisasi kredit perlu dilakukan untuk mengatasi kredit yang

bermasalah yang sedang dialami oleh debitur baik perusahaan maupun

perorangan. Restrukturisasi kredit merupakan suatu tindakan yang perlu

diambil sebab debitur tidak memiliki lagi kemampuan atau kekuatan

untuk memenuhi commitment-nya kepada kreditur. Commitment yang

dimaksud adalah dimana debitur tidak dapat lagi memenuhi perjanjian

yang telah disepakati sebelumnya pada perjanjian kredit dengan kreditur,

sehingga dapat mengakibatkan gagal bayar. Jika debitur adalah suatu

perusahaan, maka apabila perusahaan tidak melakukan restrukturisasi

kreditnya maka akan timbul wanprestasi yang dapat mengakibatkan

masalah besar bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dampak yang

akan timbul tersebut, antara lain:

1) Pihak debitur akan mengalami kesulitan untuk memperoleh dana di

masa yang akan datang nantinya.

2) Pihak kreditur dapat mengumumkan bahwa pihak debitur yang

bermasalah tersebut sudah pailit atau bangkrut.

3) Beban dan biaya yang dikeluarkan oleh pihak debitur akan dapat

membengkak atau bahkan lebih besar daripada biasanya di dalam

memperoleh dana di masa yang akan datang.

4) Pihak debitur akan memiliki reputasi yang jelek di dalam dunia

usaha.

Berdasarkan dampak tersebut, debitur yang mengalami masalah

sangat diarahkan dan disarankan untuk mengambil langkah melakukan

restrukturisasi kredit guna menghindari masalah-masalah yang mungkin

akan terjadi.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Alasan Restrukturisasi

Alasan untuk diadakannya restrukturisasi kredit bagi pihak debitur

adalah sebagai berikut:

1) Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing yang lebih

bagus. Penataan dan perbaikan sektor keuangan debitur akan dapat

dicapai apabila perusahaan tersebut dalam kondisi sehat, efisiensi,

dan kuat.

2) Dengan melakukan proses restrukturisasi kredit maka debitur akan

dapat memiliki lebih banyak lagi alternatif pilihan pembayaran, yaitu

caranya berunding dengan kreditur dan melalui suatu argumen yang

cukup, sehingga dapat tercapai kesepakatan atau win-win solution.

Argumen yang dimaksud adalah dimana pihak debitur mampu

menunjukan bahwa keadaannya benar-benar dalam posisi kesulitan

keuangan.

c. Proses Restrukturisasi

Restrukturisasi kredit bermasalah dapat terjadi jika berdasarkan

pertimbangan ekonomi atau hukum, kreditur memberikan konsesi khusus

kepada debitur yaitu konsesi yang tidak akan diberikan dalam keadaan

tidak terdapat kesulitan keuangan di pihak debitur. Konsesi ini dapat

berasal dari perjanjian antara kreditur dan debitur, atau dari keputusan

pengadilan, atau dari peraturan hukum.

Restrukturisasi kredit bermasalah dapat terjadi sebelum, pada, atau

sesudah tanggal jatuh tempo kredit yang tercantum dalam perjanjian, dan

akan terdapat rentang waktu diantara saat perjanjian, keputusan

pengadilan, dan sebagainya. Dengan tanggal efektif persyaratan baru atau

terjadinya peristiwa lain yang merupakan pelaksanaan restrukturisasi,

yang dimaksud dengan ini yaitu tanggal efektif pelaksanaan merupakan

saat restrukturisasi.

d. Metode Restrukturisasi Kredit

Bentuk upaya penyelamatan kredit melalui restukturisasi (Sutarno,

2003:266), yaitu :

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1) Penurunan suku bunga kredit

Penurunan suku bunga kredit merupakan salah satu bentuk upaya

restrukturisasi yang memiliki tujuan memberikan keringanan kepada

debitur, sehingga dengan penurunan bunga kredit besarnya bunga

yang harus dibayar debitur setiap tanggal pembayaran menjadi lebih

kecil dibanding suku bunga yang ditetapkan sebelumnya.

2) Pengurangan tunggakan bunga kredit

Untuk menyelamatkan kredit bermasalah dapat dilakukan melalui

upaya restrukturisasi kredit dengan cara memberi kemudahan debitur

melalui pengurangan tunggakan bunga kredit/menghapus seluruh

tunggakan bunga kredit. Para debitur dibebaskan dari kewajiban

membayar tunggakan bunga kredit sebagian atau bahkan seluruhnya.

3) Pengurangan tunggakan pokok kredit

Pengurangan tunggakan pokok merupakan pola restrukturisasi kredit

yang paling maksimal diberikan kreditur kepada debitur karena

pengurangan tunggakan pokok biasanya diikuti dengan penghapusan

bunga dan denda seluruhnya. Pengurangan tunggakan pokok kredit

ini merupakan pengorbanan bank yang sangat besar karena asset

bank yang berupa hutang pokok dari debitur ini tidak kembali dan

merupakan kerugian yang menjadi beban bank.

4) Perpanjangan jangka waktu kredit (Reschedulling)

Perpanjangan jangka waktu kredit merupakan bentuk restrukturisasi

kredit yang bertujuan memperingan debitur untuk mengembalikan

hutangnya, dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit maka

kualitas kredit debitur digolongkan menjadi performing loan (tidak

bermasalah) dan dengan perpanjangan jangka waktu memberikan

kesempatan kepada debitur untuk melunasi hutangnya.

5) Penambahan fasilitas kredit

Adanya penambahan fasilitas kredit yang diberikan, diharapkan

debitur yang telah melakukan pinjaman untuk usaha agar dapat

mengembangkan usahanya, sehingga akan menghasilkan pendapatan

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

untuk mengembalikan hutang lama dan tambahan kredit baru.

Namun untuk memberikan tambahan fasilitas kredit harus dilakukan

analisisa yang cermat, akurat dan perhitungan yang tepat mengenai

prospek usaha debitur karena debitur menanggung hutang lama dan

hutang baru. Usaha debitur harus mampu menghasilkan pendapatan

yang dapat digunakan untuk melunasi hutang lama dan tambahan

kredit baru serta masih mampu mengembangkan usaha ke depan.

6) Pengambil alihan agunan/asset debitur

Pengambil alihan asset debitur dalam hukum disebut kompensasi

atau perjumpaan hutang. Untuk menyelamatkan kredit dengan cara

ini bank mengambil alih agunan kredit yang dijaminkan tersebut

dikompensasikan dengan jumlah kredit sebesar nilai agunan yang

diambil, maka terjadilah kompensasi. Dengan kata lain agunan kredit

yang diambil alih bank digunakan untuk membayar kredit yang

tertunggak. Sehingga agunan kredit menjadi asset bank dan hutang

debitur dinyatakan lunas. Pengambil alihan asset debitur ini dapat

juga disebut set off.

7) Jaminan kredit dibeli oleh bank

Untuk menyelamatkan kredit, bank dapat membeli agunan melalui

penjualan umum atau melalui lelang. Undang-Undang melarang

bank memiliki langsung agunan, namun larangan untuk memiliki

agunan tersebut dapat batal secara hukum, jika debitur cidera janji.

Agunan yang dibeli tersebut dapat dicairkan secepatnya apabila

debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank.

8) Konversi kredit menjadi modal sementara dan pemilikan saham

Konversi kredit menjadi modal artinya adalah sejumlah nilai kredit

dikonversikan menjadi saham pada perusahaan debitur (Dept Equity

Swap), dengan adanya konversi tersebut, maka bank memiliki

sejumlah saham pada perusahaan debitur dan hutang debitur menjadi

lunas. Mengenai berapa nilai saham tergantung pada kesepakatan

antara bank dan debitur, sedangkan berapa jumlah saham yang

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dimiliki bank disesuaikan dengan hasil penilaian nilai saham yang

disepakati. Menurut kebijaksanaan Bank Indonesia (BI) yang diatur

dalam surat edaran BI No.25/1/BPPP/Jo dan surat keputusan Direksi

BI No.25/97/KEP/DIR/tanggal 27 November 1992 yang menyatakan

bahwa penyertaan modal hanya dapat dilakukan paling lama 5 tahun.

9) Dept to Asset Swap

Dept to Asset Swap adalah pengalihan harta yang dimiliki oleh

debitur kepada kreditur, karena debitur sudah tidak sanggup lagi

untuk melunasi kewajibannya kepada kreditur. Pengalihan harta atau

asset yang dimiliki oleh debitur ditujukan untuk dikuasai oleh

kreditur, pihak bank atau BPPN. Penguasaan asset tersebut hanya

bersifat sementara waktu saja, sampai asset terjual dan dapat dipakai

untuk melunasi hutang debitur.

10) Alih manajemen

Apabila proyek yang dibiayai dengan kredit menunjukan adanya

prospek yang dapat menghasilkan sumber dana namun manajemen

tidak mampu untuk menjalankan usaha tersebut, maka bank berhak

untuk mengganti manajemen pada perusahaan debitur. Namun untuk

perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) penggantian

manajemen tidak semudah yang dibayangkan. Pergantian pengurus

harus melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sedangkan

kedudukan bank disini hanyalah sebagai pihak yang memberikan

kredit dan tidak memiliki saham diperusahaan tersebut, sehingga

bank tidak memiliki hak untuk mengganti pengurus pada perusahaan

debitur. Bank hanya bisa menganjurkan kepada pemegang saham

mengenai pergantian penggurus tersebut, namun hak sepenuhnya

tetap berada pada RUPS.

11) Pengambil alihan pengelolaan proyek

Sering terjadi debitur gagal dalam mengelola proyek yang dibiayai

dengan kredit sehingga proyek tidak menghasilkan pendapatan

sebagai sumber tambahan pengembalian kredit, sedangkan sumber

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

utama pengembalian kredit terletak pada keberhasilan proyek yang

dijalankan. Kegagalan pengelolaan proyek dapat disebabkan karena

penyimpangan penggunaan kredit atau kurangnya profesionalisme

manajemen dalam langkah pengelolaan proyek. Untuk melakukan

penyelamatan kredit, bank sebagai pemegang hak tanggungan atas

proyek dapat mengambil alih pengelolaan proyek seperti yang telah

tercantum pada Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT). Bank

dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan untuk mengambil alih

proyek tersebut dan mendapatkan penetapan Pengadilan.

12) NOVASI (pembaharuan hutang)

Novasi (pembaharuan utang) adalah suatu perjanjian baru yang

menghapuskan perjanjian kredit (PK) lama dan pada saat yang sama

memunculkan perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama.

Novasi diatur dalam pasal 1423-pasal 1424 KUHPerdata. Untuk

melakukan penyelamatan kredit dapat dilakukan melalui Novasi,

yang dibedakan menjadi 3 menurut jenisnya, yaitu:

(a) Novasi subyektif pasif

Novasi ini dilakukan dengan cara mengalihkan debitur lama

kepada debitur baru beserta asset yang menjadi jaminan kredit,

dengan penggantian debitur lama kepada debitur baru, maka

akan membebaskan debitur lama dari kewajiban membayar

hutang pada bank. Pengalihan debitur ini dapat disebut juga

sebagai alih debitur.

(b) Novasi subyektif aktif

Pengalihan kreditur lama pada kreditur baru, sehingga kreditur

baru berhak untuk menagih piutangnya kepada debitur beserta

hak-hak jaminan yang telah ada. Penggantian kreditur dapat

dilakukan secara sepihak oleh kreditur lama tanpa melalui

sepengetahuan debitur. Novasi ini disebut sebagai alih kreditur.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(c) Novasi obyektif

Pada novasi obyektif tidak ada perubahan mengenai kedudukan

kreditur dan debitur, yang dirubah hanyalah pada obyek dari

perjanjian tersebut. Pelaksanaan novasi ini dengan melakukan

amandemen pada perjanjian kredit sesuai dengan kesepakatan

kreditur dan debitur.

13) Subrogasi

Suborgasi adalah penggantian hak kreditur oleh pihak ketiga yang

telah membayar hutang debitur, sehingga kedudukan debitur telah

digantikan oleh pihak ketiga tersebut. Karena hutang telah dibayar

oleh pihak ketiga, maka perjanjian antara kreditur dan debitur telah

dihapus. Pihak ketiga yang telah membayar hutang tersebut dapat

bertindak sebagai kreditur baru dan berhak menagih debitur serta

memperoleh hak-hak ikutannya yang berupa jaminan kredit.

14) CESSIE

Cessie adalah pengalihan piutang atas nama kepada pihak lain.

Dalam praktek pelaksanaan, cessie dapat dimanfaatkan sebagai

jaminan kredit namun hanya sebatas tambahan saja, sedangkan

jaminan pokoknya adalah proyek yang dibiayai dengan kredit.

Inisiatif penyelamatan kredit melalui cessie merupakan prakarsa dari

kreditur, sehingga kreditur yang harus mencari kreditur baru yang

bersedia dan membeli piutang dengan pembayaran lunas sekaligus,

meneliti nilai jaminan harus lebih besar dari piutang yang akan

dijual, jaminan marketable, stategis, pengikatan jaminan kuat secara

hukum serta dokumen lengkap.

Penyelesaian kredit melalui cessie kreditur tidak perlu meminta

persetujuan dari debitur (selama debitur bersikap pasif), tetapi

kreditur tetap mempunyai kewajiban untuk memberitahukan kepada

debitur agar mengetahui mengenai terjadinya pergantian kreditur.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

15) Debitur menjual sendiri barang jaminan

Untuk menghemat waktu, biaya dan agar mendapatkan hasil yang

lebih baik dari lelang, maka kreditur dapat meminta pada debitur

agar melakukan penjualan jaminan kredit. Kreditur harus membantu

debitur dalam penjaualan jaminan tersebut, dengan cara mencarikan

calon pembeli dan jika diperlukan dapat melakukan perundingan

dengan calon pembeli untuk memperlancar penjualan. Meskipun

debitur memiliki hak untuk menentukan nilai penjualan tersebut,

tetapi kreditur selaku pihak pemegang jaminan juga berhak untuk

mengatur nilai penjualan.

16) Bank menjual barang jaminan dibawah tangan berdasar surat

kuasa

Pada usaha penyelamatan kredit ini, debitur dapat memberi kuasa

kepada kreditur untuk menjual barang jaminan karena debitur tidak

sanggup menjual barang jaminan tersebut. Meskipun dalam praktek

ada kesulitan untuk menjual barang jaminan berdasar surat kuasa,

namun petugas kredit harus tetap mengusahakan penggunaan surat

kuasa kepada kreditur untuk menjual barang jaminan dan memberi

keyakinan pada PPAT untuk membuat Akta Jual Beli.

17) Penghapusan piutang

Penghapusan piutang adalah pembebasan hutang debitur oleh bank,

baik seluruh atau sebagian atau karena hutangnya telah kadaluwarsa

menurut hukum.

18) Cegah tangkal (CEKAL) debitur macet

Kredit bermasalah juga dapat disebabkan karena pemilik perusahaan

menyalahgunakan keuangan perusahaan untuk kepentingan pribadi,

jika hal itu terjadi bisa dimungkinkan penyalahgunaan keuangan

tersebut melarikan diri ke luar negeri (LN). Untuk mencegah hal ini,

kreditur dapat meminta bantuan pada kantor imigrasi agar tersangka

tidak melarikan diri ke luar negeri.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4. Kesehatan Bank

a. Pengertian Kesehatan Bank

Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assesment) melalui

pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) atas Tingkat Kesehatan

Bank sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Penilaian tersebut dilakukan paling kurang setiap semester untuk posisi

bulan Juni dan Desember pada tiap tanggal 31.

Penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan dasar pendekatan

kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang

menitikberatkan penilaian terhadap kondisi dan perkembangan suatu

bank yang meliputi permodalan, kualitas aktiva produktif (KAP),

manajemen, rentabilitas dan likuiditas dengan menggunakan rasio-rasio,

sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan cara

mengkuantifikasikan komponen-komponen tersebut pada masing-masing

faktor.

Fungsi dari adanya penilaian tingkat kesehatan bank ini adalah

sebagai tolak ukur manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan

bank telah dilakukan sejalan dengan asas perbankan yang sehat sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, selain itu juga digunakan sebagai tolak

ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik

secara individual maupun perbankan secara keseluruhan.

Bank sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya

dengan baik, dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat

menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan

fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran

serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai

kebijakan terutama kebijakan moneter, dengan menjalankan fungsi-

funngsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik

kepada masyarakat serta dapat bermanfaat bagi perekonomian secara

keseluruhan.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus

mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik,

dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian,

menghasilkan keuntungan (profit) yang cukup untuk mempertahankan

kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat

memenuhi kewajibannya pada kreditur. Selain itu, bank harus senantiasa

memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan , dimana

pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-

prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.

b. Dasar Hukum Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan berdasar pada

peraturan perundang-undangan melalui Bank Indonesia selaku bank

sentral yang diberi wewenang melakukan pembinaan dan pengawasan

atas semua jenis bank yang beroperasi di Indonesia, yaitu Peraturan Bank

Indonesia No.13/1/PBI/2011 yang didukung dengan adanya Surat Edaran

No.13/24/DPNP, menjelaskan mengenai Peraturan Bank Indonesia (PBI)

tentang mekanisme penilaian kesehatan bank umum secara individual

maupun konsolidasi.

c. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

1) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank

Tujuan dari penialaian tingakat kesehatan bank, antara lain :

(a)Sebagai salah satu sarana untuk menetapkan strategi usaha dimasa

yang akan datang.

(b)Sebagai salah satu sarana penetapan dan implementasi strategi

pengawasan bank.

2) Hal yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank

Hal-hal yang dapat mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank

antara lain :

(a) Pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil.

(b) Kekurangan pada kewajiban pencapaian target pemberian kredit

ekspor.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(c) Pelanggaran batas maksimum pemberian kredit.

(d) Pelanggaran ketentuan posisi devisa netto.

(e) Pelanggaran ketentuan know your customer.

(f)Pelanggaran transparansi produk bank dan penggunaan data

pribadi nasabah.

(g) Pelanggaran ketentuan penyelesaian pengaduan kredit.

d. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank melalui Rasio NPL

Salah satu aspek dalam penilaian kesehatan bank adalah melalui

kualitas asset yang dinilai berdasarkan kualitas aktiva produktif. Kualitas

aktiva produktif dihitung dengan cara membandingkan aktiva produktif

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Perhitungan aktiva produktif

diklasifikasikan diperoleh dari jumlah kredit yang diberikan namun

hanya dibebankan pada kredit dengan kriteria NPL, dengan bobot resiko

yang telah ditentukan. Pemberian bobot resiko tersebut adalah 50% untuk

kredit kurang lancar, kredit diragukan dengan bobot resiko sebesar 75%,

sedangkan untuk kredit macet dengan bobot resiko 100%.

Perhitungan kualitas asset tersebut sangat berpengaruh terhadap

kolektibilitas kredit yang ada terutama kolektibilitas dengan kriteria NPL,

sehingga rasio NPL merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas

asset bank. Kualitas asset bank yang sehat dapat meningkatkan kesehatan

bank. Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia, menetapkan

rasio NPL sebesar 5%. Semakin tinggi rasio NPL, maka akan semakin

menurunkan kualitas aktiva produktif pada bank yang bersangkutan.

Rumus perhitungan rasio NPL adalah sebagai berikut :

Rasio NPL = x 100%

e. Strategi Pengawasan oleh Bank Indonesia

Perlu pengawasan terhadap kesehatan bank oleh Bank Sentral atau

Bank Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat fungsi bank sebagai

lembaga intermediasi, berfungsi untuk memperlancar sistem pembayaran

dan sebagai lembaga perantara kebijakan moneter, dengan fungsi-fungsi

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

penting tersebut, maka bank wajib untuk diawasi mengenai kesehatannya

deni kelangsungan sistem perekonomian yang ada. Strategi pengawasan

dari Bank Indonesia dilakukan melalui 3 cara, yaitu :

1) Pengawasan normal (rutin)

Dilakukan untuk bank yang memenuhi kriteria tidak memiliki potensi

atau tidak membahayakan kelangsungan usahanya.

2) Pengawasan intensif

Sedangkan pengawasan intensif dilakukan untuk bank yang memiliki

potensi kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya,

dengan cara :

(a) Bank melaporkan hal-hal tertentu kepada BI.

(b)Pembaharuan rencana kerja terhadap sasaran yang akan dicapai.

(c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.

(d)Menempatkan pengawas atau pemeriksa Bank Indonesia pada bank

(bila diperlukan).

3) Pengawasan khusus

Pengawasan khusus dilakukan untuk bank yang mengalami kesulitan

yang membahayakan kelangsungan usahanya, dengan cara :

(a) Memerintahkan bank untuk mengajukan rencana secara tertulis

mengenai perbaikan modal

(b) Memerintahkan bank untuk memenuhi kewajiban melaksanakan

tindakan perbaikan

f. Pelanggaran Aturan Kesehatan Bank

Jika terjadi pelanggaran aturan kesehatan bank, maka Bank

Indonesia dapat melakukan tindakan agar :

1) Pemegang saham menambah modal

2) Mengganti Dewan Komisaris dan atau Direksi

3) Menghapus bukukan kredit/pembiayaan yang macet

4) Melakukan merger atau konsolidasi

5) Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh

kewajiban

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

6) Menyerahkan pengelolaan sebagian atau seluruh harta dan kewajiban

kepada pihak lain

Pada permasalahan ini Badan Khusus yang ada pada bank yang

bersangkutan memiliki wewenang untuk ;

1) Mengambil alih hak dan wewenang pemegang saham

2) Mengambil alih hak dan wewenang Direksi dan Komisaris

3) Menguasai dan mengelola seluruh kekayaan bank

4) Mengevaluasi kontrak dengan pihak ketiga yang merugikan bank

5) Menjual kekayaan bank dan pemegang saham

6) Menjual tagihan bank atau pengelolaan kepada pihak lain

7) Mengalihkan pengelolaan kekayaan atau manajemen pada pihak lain

8) Melakukan penyertaan modal sementara

9) Melakukan penagihan pada pihak lain dengan paksa

10) Melakukan pengosongan hak tanah yang dikuasai oleh pihak lain

g. Faktor yang Menggugurkan Tingkat Kesehatan Bank

Faktor-faktor yang dapat menggugurkan tingkat kesehatan bank antara

lain sebagai berikut :

1) Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan

dalam Bank yang bersangkutan

2) Campur tangan pihak di luar bank dalam kepengurusan (manajemen)

bank, termasuk kerjasama yang tidak wajar sehingga salah satu atau

beberapa kantornya berdiri sendiri

3) Window dressing dalam pembukuan dan laporan bank yang secara

material berpengaruh terhadap keadaan keuangan sehingga dapat

mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank

4) Praktek “bank dalam bank” atau melakukan usaha diluar pembukuan

bank

5) Kesulitan keuangan yang mengakibatkan penghentian sementara

atau pengunduran diri dan keikutsertaannya dalam kliring

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

h. Sanksi terhadap Pelanggaran atas Tingkat Kesehatan Bank

Sanksi pelanggaran atas tingkat kesehatan bank berupa rangkaian

ketentuan yang disebut tindak lanjut pelaksanaan pengawasan dan

pembinaan bank (cease and desist order) yang dicantumkan dalam SK

Direksi BI No.23/82/KEP/DIR dan SEBI No.23/22/BPPP tanggal 28

Februari 1991. Sanksi tersebut dapat berupa :

1) Sanksi administratif :

(a) Denda uang

(b) Teguran tertulis

(c) Penurunan tingkat kesehatan bank

(d) Larangan kliring

(e) Pembekuan kegiatan usaha tertentu

(f) Pemberhentian pengurus bank

(g) Pencantuman pengurus, pegawai atau pemegang saham dalam

daftar orang tercela

2) Sanksi pidana

5. Restrukturisasi Kredit sebagai Upaya Peningkatan Tingkat Kesehatan

Bank

Kredit yang diberikan oleh bank tidak semua memiliki kolektibilitas

performing loan (PL). Ada beberapa debitur yang melakukan wanprestasi

(mengingkari perjanjian kredit), sehingga kolektibilitas kredit tergolong

menjadi non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah. Untuk mengatasi

terjadinya kredit bermasalah tersebut dapat dilakukan upaya penyelamatan

kredit melalui restrukturisasi kredit. Upaya penyelamatan ini dilakukan

dengan jalan musyawarah antara debitur dan kreditur tanpa melalui jalur

hukum. Restrukturisasi dilakukan untuk mengurangi rasio non performing

loan yang secara langsung digunakan sebagai salah satu indikator penilaian

tingkat kesehatan bank pada aspek asset (kualitas asset), yaitu kemampuan

bank dalam mengelola dana yang disalurkan pada masyarakat. Peraturan

Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio maksimal non performing

loan adalah sebesar 5%, sehingga bank harus berupaya untuk meminimalkan

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

rasio non performing loan sekecil mungkin dibawah presentase maksimal

dari PBI.

Kriteria penilaian tingkat kesehatan bank tidak hanya didasarkan pada

rasio NPL saja, tetapi melalui aspek penilaian CAMEL (Capital, Assets,

Management, Earning, Liquidity). Penilaian tersebut dilakukan secara

kualitatif dan kuantitatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, sehingga

akan didapat predikat penilaian tingkat kesehatan bank, yaitu sehat, cukup

sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Dwi Pratiwi, Nur. 2011. Upaya Restrukturisasi Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) untuk menekan adanya kredit macet pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Surakarta. Tugas Akhir D3 Keuangan dan

Perbankan Fakultas Ekonomi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Surakarta (UNS).

Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan restrukturisasi kredit didasarkan

pada ketentuan yang mengacu pada masing-masing pola dan aturan tentang

tujuan pelaksanaan, debitur yang melaksanakan, syarat pelaksanaan dan

kebijakan perusahaan. Terdapat tujuh pola restrukturisasi KPR yang

dilakukan sebagai upaya penyelamatan kredit bermasalah, namun dari ketujuh

pola tersebut memiliki tata cara pengajuan usul, analisa dan monitoring yang

sama, yang membedakan hanya terletak pada wewenang pengambilan

keputusan. Upaya restrukturisasi yang dilakukan untuk menekan kredit macet

pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Surakarta dalam

praktiknya hanya ada tiga pola yang digunakan, yaitu penjadwalan ulang

(PUL), alih debitur dan pengurangan tunggakan bunga dan atau denda.

Namun restrukturisasi kredit yang dilakukan belum sepenuhnya bisa berjalan

efektif, hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa perjanjian

restrukturisasi kredit yang tidak dapat dilaksanakan oleh debitur. Kelemahan

dari penelitian ini adalah kredit yang dibahas hanya terbatas pada Kredit

Pemilikan Rumah (KPR).

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Adanya kesamaan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai

restrukturisasi kredit dan dengan menggunakan tempat penelitian yang sama,

yaitu pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. cabang Solo, selain itu

terdapat perbedaan pada upaya restrukturisasi kredit yang dilaksanakan.

Penelitian terdahulu menggunakan restrukturisasi sebagai upaya untuk

menekan adanya kredit macet, sedangkan pada penelitian ini upaya

restrukturisasi kredit dilakukan sebagai upaya peningkatan kesehatan bank,

yaitu melalui rasio non performing loan (NPL). Penelitian yang dilakukan ini

akan membahas restrukturisasi kredit pada jenis kredit perseorangan, tidak

hanya berdasar pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

2. Nurhudawaty, Eka. 2010. Analisis Pengaruh Rasio CAMEL terhadap

Ekspansi Kredit Bank Umum Milik Negara dan Bank Umum Milik Swasta

Nasional Periode 2004-2008. Skripsi Fakultas Ekonomi. Surakarta :

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL (CAR, NPL,

ROE, NIM, ROA, BOPO dan LDR) terhadap ekspansi kredit serta untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan ekspansi kredit antara Bank Umum

Mulik Negara (BUMN) dan Bank Umum Milik Swasta (BUMS). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari CAR,

NPL, ROE, NIM ROA, BOPO dan LDR memiliki pengaruh secara simultan

terhadap ekspansi kredit pada BUMN dan BUMS. Secara parsial rasio yang

paling signifikan terhadap ekspansi kredit BUMN dan BUMS adalah rasio

NPL dan rasio LDR, selain itu diketahui pula adanya perbedaan ekspansi

kredit antara BUMN dan BUMS melalui pengujian Mann-Whitney Test.

Kelemahan dari penelitian ini adalah rasio yang digunakan hanya sebagian

dari rasio yang ada dari rasio CAMEL.

Kesamaan dalam penelitian ini adalah digunakannya rasio NPL sebagai salah

satu unsur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan kesehatan

bank, selain itu perbedaan yang ada adalah analisis rasio CAMEL digunakan

untuk menilai ekspansi kredit pada bank umum milik negara maupun bank

umum milik swasta nasional. Penelitian yang dilakukan membahas mengenai

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

upaya peningkatan kesehatan bank dengan menggunakan rasio NPL yang

dikaitkan dengan proses menekan rasio NPL melalui restrukturisasi kredit,

sehingga tidak hanya mengulas mengenai rasio NPL yang berpengaruh

terhadap ekspansi kredit.

3. Nandini, Shakti Wrestikara. 2009. Penilaian Tingkat Kesehatan pada 5

Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Surakarta tahun 2008 dengan

Menggunakan Analisis Rasio Perbankan dan Tingkat Non Performing

Loan (NPL). Tugas Akhir D3 Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi.

Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelima BKK

tersebut dinyatakan “sehat” dengan menggunakan penilaian berdasarkan cash

ratio, loan to debt ratio (LDR), capital adequate ratio (CAR), kualitas aktiva

produktif, penyisihan penghapusan aktiva produktif, return on asset (ROA),

beban operasional pendapatan operasional (BOPO) dan non performing loan

(NPL). Kelemahan dari penelitian ini aadalah tidak menyebutkan nama BKK

yang menjadi objek penelitian, untuk membedakan kelima BKK tersebut

hanya digunakan inisial huruf a-e, selain itu penelitian ini hanya

menggunakan beberapa rasio dari aspek CAMEL untuk menilai tingkat

kesehatan BKK.

Kesamaan penelitian ini adalah pada penggunaan rasio non performing loan

(NPL) untuk mengetahui pengaruhnya pada tingkat kesehatan bank, namun

penelitian tersebut dilakukan pada Badan Kredit Kecamatan (BKK), sehingga

terdapat beberapa perbedaan peraturan mengenai penilaian tingkat kesehatan

bank umum dan Badan Kredit Kecamatan (BKK). Penelitian yang dilakukan

menyebutkan dengan jelas tempat penelitian, sedangkan penelitian terdahulu

tidak menyebutkan secara rinci BKK yang digunakan sebagai tempat

penelitian.

C. Kerangka Berpikir

PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merupakan salah satu lembaga

keuangan perbankan yang yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan

pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar arus pembayaran.

Salah satu fasilitas ungulan dari Bank BTN adalah kredit. Kredit yang

diberikan oleh Bank BTN banyak jenisnya menurut kebutuhan penggunaan kredit.

Kredit yang akan diberikan harus melalui serangkaian proses dan tahapan yang

dilaksanakan untuk pencairan dana. Proses tersebut diawali dari permohonan

kredit oleh calon debitur yang dituangkan dalam pengajuan permohonan atau

aplikasi kredit, pengajuan permohonan kredit selanjutnya dianalisis untuk menilai

kelayakan calon debitur, setelah dinyatakan layak, maka diadakan akad kredit

melalui perjanjian kredit. Pada perjanjian kredit diatur mengenai jumlah kredit

yang diberikan dan jangka waktu pemberian kredit.

Jangka waktu pembelian kredit merupakan salah satu hal abstrak yang

sulit untuk di analisis, sehingga kemungkinan dapat menimbulkan adanya kredit

bermasalah (non performing loan). Kredit bermasalah jika tidak segera ditangani

akan menimbulkan dampak yang besar bagi debitur maupun kreditur. Untuk

menyelamatkan kredit bermasalah, Bank BTN melakukan restrukturisasi kredit,

yaitu upaya penyelamatan kredit melalui jalan musyawarah antara debitur dan

kreditur tanpa menggunakan jalur hukum. Hal ini dapat dilakukan jika debitur

memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang terjadi.

Restrukturisasi kredit dilakukan sebagai upaya untuk memperkecil rasio

NPL yang secara langsung berhubungan dengan tingkat kesehatan bank, dimana

kesehatan bank selalu diawasi oleh Bank Indonesia, karena digunakan sebagai

tolak ukur untuk menilai kinerja bank.

Melihat adanya permasalahan tersebut, penelitian ini ditujukan untuk

mengetahui proses penyelamatan kredit melalui restrukturisasi kredit untuk

menekan rasio NPL yang menjadi salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan

bank. Penelitian dilakukan melalui studi kasus mengenai pola dan penerapan

restrukturisasi yang dikaitkan dengan hasil penilaian tingkat kesehatan bank pada

periode yang bersangkutan.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tahapan dan alur kerangka berpikir penelitian ini dilakukan dengan cara

mempelajari pola restrukturisasi kredit Bank BTN dan mengamati pelaksanaan

proses restrukturisasi kredit Bank BTN. Pelaksanaan restrukturisasi kredit dapat

digunakan untuk menekan kredit bermasalah melalui rasio NPL, dimana rasio

tersebut digunakan sebagai upaya peningkatan kesehatan bank. Proses terakhir

dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan dari hasil analisis dan observasi

yang dilakukan. Gambaran alur dari kerangka berpikir penelitian ini adalah :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

KREDIT

PERFORMING LOAN NON PERFORMINGLOAN (NPL)

RESTRUKTURISASIKREDIT

PENILAIANKESEHATAN BANK

RASIO NPL

TINGKATKESEHATAN BANK

SEHAT CUKUP SEHAT TIDAK SEHATKURANG SEHAT

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data, informasi,

keterangan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepentingan penelitian

sekaligus sebagai tempat pelaksanaan penelitian adalah PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo yang beralamatkan di Jl. Brigjen Slamet

Riyadi No.282 Surakarta. Pemilihan tempat penelitian tersebut didasarkan

pada beberapa pertimbangan, yang antara lain karena PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak dibidang perbankan berskala nasional dan telah

beroperasi selama puluhan tahun serta banyak mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat, selain itu tempat penelitian mudah dijangkau karena terletak di

jalan Slamet Riyadi yang merupakan akses utama jalan di kota Solo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan didepan

dilaksanakan dari bulan Januari 2012 - Juli 2012, dengan jadwal berikut :

Tabel 4. Jadwal Penelitian

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

a.Perencanaan Penelitian

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Perijinan

b.Pelaksanaan Penelitian

1. Pengumpulan Data

2. Analisis Data

c.Penyusunan Laporan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu serangkaian

proses untuk menggambarkan obyek yang diteliti, melalui pengumpulan data

yang diperoleh dari obyek penelitian maupun narasumber serta pengamatan

secara langsung keadaan obyek yang diteliti. Penggunaan pendekatan ini

karena sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kasus pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo untuk mengetahui pelaksanaan

restrukturisasi kredit yang akan berdampak terhadap tingkat kesehatan bank.

C. Data dan Sumber Data

Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian

yang sangat penting, karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data

akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh.

Data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data. Adapun sumber data yang

digunakan antara lain :

1. Narasumber (Informan)

Narasumber (informan) adalah orang yang memiliki peran penting

dalam penelitian sebagai sumber informasi yang dibutuhkan. Penggunaan

sumber data ini narasumber memberikan informasi dalam bentuk kata-kata

yang kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan serta disajikan dalam bentuk

laporan. Narasumber/informan dalam penelitian ini adalah kepala bagian dan

staff Collection Work Out (CWO) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo.

2. Peristiwa atau Aktivitas

Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas dapat diketahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan

secara langsung. Berbagai masalah memerlukan pemahaman melalui kajian

terhadap perilaku atau sikap dari para pelaku dalam aktivitas yang terjadi.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dalam hal ini dilakukan pengamatan secara langsung dalam penagihan kredit

macet yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Solo.

3. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan

penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang bermanfaat. Untuk

mendapatkan informasi yang valid, tempat atau lokasi sangat diperlukan

dalam mengetahui kondisi secara langsung di lapangan, dengan demikian

akan dapat dilakukan pencocokan antara data yang diperoleh dengan kondisi

kenyataan pada lapangan. Tempat atau lokasi yang akan dijadikan sasaran

adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

4. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berhubungan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Pengkajian dokumen maupun

arsip perlu menguji keaslian dari dokumen tersebut melalui kajian secara

aspek formal. Dokumen dan arsip yang diperlukan antara lain adalah pola dan

aturan restrukturisasi kredit serta hasil penilaian tingkat kesehatan bank pada

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

D. Teknik Sampling

Cuplikan berkaitan erat dengan pembatasan jumlah dan jenis dari sumber

data yang akan digunakan dalam penelitian. Pemikiran mengenai cuplikan ini

tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan penelitian mengingat selalu adanya

beragam keterbatasan yang dihadapi. Dalam hal menentukan sumber data harus

diputuskan siapa dan berapa jumlah narasumber, apa dan di mana aktivitas

tertentu serta dokumen apa yang akan dikaji secara cermat sebagai sumber

informasi utama.

Menurut Sugiyono (2010: 300) dalam penelitian kualitatif, teknik

sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball

sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu, seperti mengenai pemilihan narasumber yang dapat

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

memudahkan penjelajahan obyek atau situasi sosial yang diteliti. Sedangkan

snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada

awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena

dengan pengambilan sampel sumber data yang sedikit belum mampu memberikan

data yang lengkap.

Lincoln dan Guba (1985) yang dikutip dari Sugiyono (2010: 301)

dikemukakan bahwa “ Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik)

sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional atau

kuantitatif. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan

perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi

yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan.”

Melihat dua teknik sampling yang dikemukakan Sugiyono, penelitian ini

menggunakan teknik sampling dengan metode purposive sampling. Penggunaan

metode sampling ini karena penelitian tidak diarahkan berapa jumlah sampel yang

akan digunakan, tetapi lebih menekankan pada kualitas informasi yang didapat.

Mengingat lebih utamanya sumber data yang berkaitan dengan permasalahan

yang dihadapi, sehingga akan lebih memudahkan dalam pemecahan masalah yang

sedang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam sebuah

penelitian, dimana tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.

Melihat pentingnya teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian, maka perlu

ditetapkan teknik yang akan digunakan untuk mendapatkan data tersebut. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung untuk

menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa dan tempat atau lokasi

diadakannya penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

Menurut Nasution mengenai observasi yang dikutip dalam Sugiyono

(2010: 310) menyatakan bahwa :

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanyadapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta yang mengenai duniakenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkandan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupunyang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi denganjelas.

Klasifikasi observasi menurut Safinah dalam Sugiyono (2010: 310)

dinyatakan sebagai berikut :

Mengklasifikasikan macam observasi menjadi observasi berpartisipasi(participant observation), observasi yanng secara terang-terangan dantersamar (overt observation and covert observation), dan observasiyang tidak berstruktur (unstructured observation). SelanjutnyaSpradley dalam Susan Stainback (1988) membagi observasiberpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderateparticipation, active participation dan complete participation.

Pemahaman mengenai macam-macam observasi seperti yang

disebutkan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Macam – macam Teknik Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipasi aktif, dimana

dilakukan observasi secara langsung, yaitu dengan melakukan wawancara

kepada narasumber, mengamati proses restrukturisasi kredit dan menganalisis

hasil penilaian tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh dua pihak

dengan maksud/tujuan tertentu. Menurut Sutopo (2002: 58) “Tujuan utama

melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi masa sekarang

sebagai bagian dari pengalaman masa lampau dan memproyeksikan hal-hal

itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi dimasa yang akan datang.”

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara melalui tiga tahap,

yaitu pertama dengan wawancara tak berstruktur yang dilakukan secara bebas

tanpa menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan

lengkap, wawancara ini dilakukan sebelum diketahuinya secara pasti data

yang akan didapat sehingga lebih mendengarkan apa yang dijelaskan oleh

narasumber, setelah mendapatkan data yang diperoleh kemudian dilakukan

wawancara semiterstruktur dengan tujuan untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka setelah dilakukannya wawancara tak berstruktur.

Wawancara pada tahap yang terakhir adalah wawancara terstruktur, yaitu

wawancara yang dilakukan untuk mengetahui secara pasti tentang informasi

yang akan diperoleh dengan menyiapkan pertanyaan tertulis dan menyiapkan

alternatif jawaban.

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan pada kepala bagian dan staff

Collection Work Out (CWO) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa masa lalu yang berbentuk

tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Studi dokumen

menjadi pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung dengan

adanya dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan dokumentasi dalam proses pelaksanaan

restrukturisasi kredit serta laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo, serta ditambahkan juga dokumentasi berbentuk

foto dalam pelaksanaan observasi sebagai bukti secara nyata pada penelitian.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

F. Uji Validitas Data

Validitas data merupakan teknik pemeriksaan untuk menguji keabsahan

data. Data yang telah terkumpul harus teruji kebenarannya. Untuk bisa

menentukan validitas data yang diperoleh perlu dilakukan cara yang tepat, dimana

validitas merupakan jaminan bagi kesimpulan akhir sebagai hasil dari penelitian.

Menurut Sutopo yang dikutip dari bukunya (2002: 78) “Cara yang bisa

dipilih untuk mengembangkan validitas data penelitian kualitatif antara lain

berupa trianggulasi dan review informan.” Trianggulasi merupakan teknik yang

didasarkan pada pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, yaitu

untuk menarik kesimpulan tidak hanya didasarkan hanya pada satu cara pandang.

Patton dalam Sutopo (2002: 78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik

trianggulasi, yaitu :

1. Trianggulasi Data

Trianggualsi data sering juga disebut sebagai triangulasi sumber. Cara ini

mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib menggunakan

beragam sumber data yang tersedia. Data yang sama atau sejenis akan lebih

mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda,

sehingga bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data

sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.

2. Trianggulasi Metode

Jenis trianggulasi ini dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan

data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan

data yang berbeda.Penekanan terletak pada penggunaan metode pengumpulan

data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada

sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.

3. Trianggulasi Peneliti

Trianggulasi metode ini adalah hasil penelitian baik data atau pun simpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari

beberapa peneliti. Cara dari trianggulasi ini adalah dengan mengadakan

pertemuan diskusi kelompok untuk membahas beragam data yang telah

berhasil digali dan dikumpulkan (member check), menggunakan studi kasus

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

ganda dengan membandingkan data sejenis dari setiap lokasi kasusnya dan

dapat juga dilakukan dengan mengadakan seminar mengenai hasil penelitian

yang hampir selesai dilakukan untuk mengetahui beragam perspektif dan

kemampuan kritis para peneliti.

4. Trianggulasi Teori

Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih

dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Peneliti wajib

memahami teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan

yang diteliti sehingga mampu menghasilkan simpulan yang lebih mantap dan

benar-benar memiliki makna yang kaya perspektifnya.

Melihat empat teknik trianggulasi tersebut, maka penelitian ini

menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode, yaitu dengan melakukan

pengecekan dan pembandingan sumber data untuk mengetahui kebenaran suatu

informasi melalui waktu dan alat yang berbeda serta melakukan pengecekan

mengenai penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data

dan pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Pemilihan trianggulasi tersebut didasarkan pada kesesuaian cara pada

teknik trianggulasi tersebut. Penggunaan trianggulasi data dikarenakan penelitian

ini menggunakan teknik pengumpulan dengan menggali beragam sumber data

yang berbeda dari data yang sama atau sejenis, sedangkan untuk penggunaan

trianggulasi metode karena penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara

mendalam pada informan, observasi untuk mengetahui kegiatan yang dijalankan

serta dokumentasi untuk melengkapi wawancara dan observasi yang dilakukan,

sehingga dengan tiga teknik pengumpulan data tersebut hasilnya dapat

dibandingkan dan ditarik simpulan data yang lebih kuat validitasnya.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan proses urutan data dengan mengorganisasikan

data dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data pada

penelitian ini menggunakan pola induktif yang diolah dengan teknik saling terjalin

yang melalui proses sebagai berikut :

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut saling berhubungan

dan saling melengkapi satu sama lain. Pengumpulan data akan terus

dilakukan selama data yang didapat kurang memadai dan pengumpulan data

akan dihentikan ketika data yang didapat sudah mencukupi untuk mendukung

teori yang ada.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pembuangan data yang dirasa kurang

diperlukan dalam penelitian ini. Dalam pembuangan data perlu dilakukan

pengkajian yang cermat mengenai data-data yang diperlukan maupun yang

tidak diperlukan. Reduksi data dilakukan jika data yang diperoleh tidak

relevan/sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk menganalisa masalah yang

ada. Pembuangan data terus-menerus dilakukan selama berlangsungnya

penelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan hasil rakitan dari sumber-sumber data yang

diperoleh sesuai dengan pemahaman peneliti. Sumber data yang didapat

kemudian diolah menjadi kalimat yang logis dan sistematis sehingga mudah

dipahami.

4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Simpulan merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilaksanakan.

Agar bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka sebelum menarik

kesimpulan akhir harus dilakukan verifikasi secara berulang melalui

penelusuran data kembali secara cepat.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah kegiatan penelitian mulai dari awal hingga

akhir. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan segala persiapan untu melakukan penelitian,

seperti pengajuan judul, penyusunan proposal dan pengurusan perijinan

sebelum terjun ke lapangan.

2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan melalui 3 teknik, yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut saling berhubungan dan

melengkapi satu sama lain, sehingga akan didapatkan data yang dapat teruji

keabsahannya.

3. Tahap Analisis Data Awal

Analisis data awal merupakan kegiatan untuk mengetahui data yang

terkumpul. Dari data yang terkumpul tersebut dilakukan reduksi agar data

yang ada relevan dengan penelitian yang dilakukan.

4. Tahap Analisis Data Akhir

Analisis data akhir dilakukan untuk melengkapi analisis data awal

dengan pengumpulan data baru, sehingga data yang ada merupakan data yang

lengkap dan dapat mendukung penelitian.

5. Tahap Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data, tahap selanjutnya adalah menarik

kesimpulan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan diawal. Penarikan

kesimpulan sesuai dengan tujuan dilakukan agar kesimpulan yang didapat

valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Tahap Penyusunan dan Penggandaan Laporan

Tahap akhir dari proses penelitian ini adalah penyusunan laporan

penelitian yang kemudian akan diujikan dan dipertanggungjawabkan didepan

tim penguji. Langkah selanjutnya adalah menggandakan hasil laporan

penelitian sesuai dengan kebutuhan.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB IV

HASIL PENELLITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Obyek Penelitian

1. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah

Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897

mendirikan POSTSPAARBANK yang merupakan cikal bakal dari Bank

Tabungan Negara. POSTPAARBANK memperkenalkan pada masyarakat

mengenai lembaga perbankan secara luas yang kemudian terus hidup dan

berkembang hingga tahun 1939 memiliki empat cabang yaitu di Jakarta,

Medan, Surabaya, dan Makasar.

Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan

Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-

besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian pada tahun

1941, kepercayaan masyarakat mulai pulih kembali yang ditandai dengan

mulai banyaknya masyarakat yang menabung pada POSTPAARBANK,

sehingga keadaan keuangan POSTSPAARBANK kembali membaik.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada

Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan

mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan menarik dana

masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses

karena dilakukan dengan paksaan. KYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu

cabang yaitu di Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan

inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan

TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah

penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bp. Darmosoetanto

ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama

Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan

Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

berumur panjang karena Agresi Belanda pada Desember 1946 mengakibatkan

didudukinya semua kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun

1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun1949 nama Kantor

Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Sejak lahir hingga

berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung di

bawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang

substansif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU darurat No.9 th 1950

tgl 9 Februari 1950 yang mengubah nama menjadi POSTSPAARBANK IN

INDONESIA berdasarkan staatblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank

Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian

Perhubungan ke Kementrian keuangan dibawah Menteri Urusan Bank

Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank

Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan

tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Negara menurut

UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 th 1953 tanggal 18

Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank

Tabungan Negara didasarkan pada UU No. 2 th 1964 tgl 25 Mei 1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara

ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 yang sebelumnya (sejak pahun

1946) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menjadi BNI unit V. Jika

tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan Bank

Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana

masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974, Bank Tabungan

Negara ditambah tugasnya yaitu mendirikan pelayanan KPR dan untuk

pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976,

karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi Bank

Tabungan Negara.

Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi

pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 yang

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk badan hukum Bank

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama

Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independen,

Price Waterhouse Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat

No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank

Tabungan Negara sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan

rumah tanpa subsidi.

2. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

merupakan perpanjangan dari kantor pusat, dimana Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang merupakan

pecahan dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang

Yogyakarta. Pertimbangan pembukuan kantor Cabang karena dinilai

mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Sejak tahun

1990 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

mengalami perpindahan sebanyak tiga kali.

Pada tahun 1990 pertama kali PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Kantor Cabang Solo didirikan bertempat di Jl. Slamet Riyadi No. 228,

pada waktu itu lokasi masih berstatus sewa. Kemudian tahun 1993

mengalami perpindahan kantor yaitu di Ruko Beteng Plasa blok A11-12, Jl.

Kapten Mulyadi yang pada saat itu masih bersifat sewa. PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo bertahan di Ruko Beteng Plasa

sampai dengan November 1997.

Akhirnya pada tahun 1997 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Solo mempunyai gedung sendiri, yaitu di Jl. Slamet Riyadi

No 282 Surakarta, 57141, Telepon: (0271) 226930, Fax: (0271) 726931,

226931, email : [email protected]. Kepindahan kantor pusat pada

bulan Desember tersebut langsung digunakan sebagai aktivitas PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. sebagai Kantor Cabang Solo hingga saat ini.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Keadaan Fisik dan Operasional PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

beralamat di Jl. Slamet Riyadi No 282, Surakarta, Solo 57141, telepon (0271)

726930, fax (0271) 726931, 226939, email [email protected].

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

mempunyai luas tanah ±3000 m², luas tanah ±800 m² dan terdiri dari 3 lantai.

Lantai 1 terdiri dari ruang kerja Customer Service, Teller Service dan

Processing, ruang Accounting and Control Unit, ruang Selling Officer, ruang

Komputer dan ruang Section Head.

Lantai 2 terdiri dari ruang Branch Manager, ruang rapat, ruang

sekretaris, Loan Service, ruang Loan Administration, ruang General Branch

Administration dan Mushola, sedangkan Lantai 3 terdiri dari ruang kerja

Loan Recovery, aula, ruang dokumen, dan gudang ATK.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

memiliki 5 kantor pelayanan yaitu: Kantor Cabang Pembantu Kentingan,

Kantor Cabang Pembantu Mojosongo, Kantor Cabang Pembantu Palur,

Kantor Cabang Pembantu Klaten, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo.

4. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

a. Visi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan

mengutamakan kepuasan nasabah.

b. Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri yang terkait, pembiyaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan

produk, jasa dan jaringan strategis yang berbasis teknologi terkini.

3) Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,

profesional dan memiliki integritas tinggi.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk meningktkan

Shareholder Value.

5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

5. Budaya Kerja dan Perilaku Utama bagi Pegawai

a. POLA PRIMA

Budaya kerja dan perilaku utama bagi pegawai PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. adalah melalui POLA PRIMA, yaitu :

1) Pelayanan Prima (service excelent)

(a) Ramah, sopan dan bersahabat.

(b) Peduli, proaktif dan cepat tanggap.

2) InOvasi (inovation)

(a) Berinisiatif melakukan penyempurnaan.

(b) Berorientasi menciptakan nilai tambah.

3) KeteLAdanan (role mode)

(a) Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar.

(b) Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja.

4) PRofesionalisme (profesionalism)

(a) Kompeten dan bertanggungjawab.

(b) Bekerja cerdas dan tuntas.

5) Integritas (intregity)

(a) Konsisten dan disiplin.

(b) Jujur dan berdedikasi.

6) KerjasaMA (teamwork)

(a) Tulus dan terbuka.

(b) Saling percaya dan menghargai.

b. Pedoman Pegawai

Pedoman pegawai dalam melaksanakan pekerjaan adalah :

1) Kita layani secara ikhlas, sopan dan santun semua langganan Bank

BTN dengan senyum, salam dan sapa.

2) Dalam menunaikan tugas kita pedomani 3 jangan :

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(a) Jangan terlambat atau menunda pekerjaan.

(b) Jangan membuat kesalahan.

(c) Jangan menerima apalagi meminta atau mengambil sesuatu

yang bukan haknya.

3) Kita laksanakan semua tugas dengan baik secara profesional supaya

bank BTN menjadi maju, berkembang, solid dan sehat sehingga

kesejahteraan keluarga meningkat.

6. Keadaan Karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Solo

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

mempunyai karyawan sebanyak 83 orang per 1 April 2012, yaitu untuk

karyawan laki-laki sebanyak 35 orang dan karyawan wanita sebanyak 48

orang, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5. Daftar karyawan PT. BTN (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

JABATAN JUMLAH

Branch Manager (BM) 1

DBM 2

PPC 3

Kepala Sie (Kasie) 2

Penyelia 7

Staff 59

Teller 9

JUMLAH 83

(sumber : HCS Bank BTN Cabang Solo)

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

7. Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo

(sumber : HCS Bank BTN Cabang Solo)

Branch Manager

Secretary

DBM Commercial

Housing &CommercialLending Unit

RelationshipMgt

ConsumerLendingAnalyst

Commercial Funding& Services Unit

Govern & Corp.

Education Inst. &Others

DBM Consumer

Mortage &Consumer

Lending Unit

ConsumerLoan

Marketing

ConsumerLoan Service

ConsumerLoan Analyst

Consumer Funding& Services Unit

ConsumerFunding

Marketing

Post Office Aliance

Costumer Care Unit

Costumer Service

Service Quality

Sub Branch

DBM Suporting

Collection &Work Out

Unit

AccountingControl Unit

Operation Unit

TellerService

TransactionProcessingSub Unit

Teller

Vault

Clearing

Collection

RestructuringAnalyst

Legal &Loan

Recovery

Accounting&

Reporting

InternalControl

GeneralAdmin

Sub Unit

LoanAdmin& Doc

Sub Unit

Human CapitalSupport

Logistic Support

LoanAdministration

Loan Document

TransactionProcessing &

IT Support

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

8. Produk PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

a. Produk Dana

1) Tabungan

(a) Tabungan Batara

Tabungan multiguna yang aman untuk dana masyarakat dengan

berbagai kemudahan yang terus meningkat.

(b) Tabungan e’Batarapos

Produk tabungan merupakan peremajaan dari produk Tabanas

Batara, diselenggarakan bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia

(Persero) melalui loket kantor Pos yang telah ditentukan.

(c) Tabungan Haji Nawaitu

Merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi calon jemaah haji

dalam rangka persiapan Biaya Perjalanan Ibadah Haji

(d) Tabungan Batara Prima

Tabungan Batara Prima adalah produk tabungan dengan suku

bunga yang tinggi dan fleksibilitas penarikan serta dilengkapi

dengan fitur-fitur menarik.

(e) Tabungan Batara Junior

Merupakan peremajaan dari tabungan Batara Pelajar dengan

peruntukan lebih luas untuk semua kalangan yang sensitif

terhadap biaya administrasi bulanan.

(f) TabunganKu

TabunganKu adalah program dari pemerintah untuk perorangan

dengan syarat mudah dan ringan, guna menumbuhkan budaya

menabung serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Deposito

(a) Deposito Berjangka Rupiah

Simpanan berjangka dalam bentuk mata uang rupiah (Rp.) yang

menguntungkan, terpercaya dan aman.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(b) Sertifikat Deposito

Simpanan dalam bentuk deposito berjangka yang sertifikat bukti

penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

(c) Deposito Valas

Merupakan Simpanan berjangka dalam mata uang USD yang

menguntungkan, terpercaya dan aman.

3) Giro

(a) Giro Rupiah

Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau

media lainya.

(b) Giro Valas

Produk simpanan dalam denominasi USD dengan fleksibilitas

tinggi yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan Cek/BG atau media lainnya

b. Produk Kredit Perseorangan

1) KPR Bersubsidi

KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga / rumah tangga yang baru

pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam kelompok

sasaran masyarakat berpenghasilan rendah.

2) KP Sarusun Bersubsidi

Kredit bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk

kepemilikan rumah susun, baik yang ready stock maupun yang

indent.

3) Kredit Griya Utama (KGU)

Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama),

rumah belum jadi (KGU Indent), atau rumah take over.

4) KRP BTN Platinum

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon / calon debitur

untuk membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal

(baru/lama) dengan maksimal kredit > 150 juta.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

5) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon / calon debitur

untuk membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen

belum jadi (KPA Indent), atau apartemen take over.

6) Kredit Griya Multi (KGM)

Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon / calon debitur

perorangan untuk berbagai keperluan.

7) Kredit Ringan Batara (Kring Batara)

Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/Instansi dengan agunan

gaji karyawan.

8) Kring Batara tanpa Payroll

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pegawai BUMN, BUMD,

PNS, dan TNI/POLRI dengan jumlah pegawai lebih dari 20 orang.

9) Kredit Pemilikan Rumah Toko (Ruko)

Fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membeli Rumah

Toko guna dihuni dan digunakan sebagai toko.

10) Kredit Swa Griya (KSG)

Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan

rumah diatas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.

11) Kredit Swadana

Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan

berupa sebagian/seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun

deposito) yang disimpan di Bank.

12) Real Cash

Penyediaan dana tunai bagi nasabah untuk berbagai keperluan dan

dapat ditarik sewaktu-waktu (stand by loan).

c. Jasa dan Layanan

1) Kartu Debit Visa

Kartu debit yang dapat digunakan untuk bertransaksi pada semua

merchant dengan jaringan Visa Internasional, sehingga memberikan

kemudahan dalam belanja serta aman.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2) ATM Batara

Kartu ATM Batara merupakan fasilitas layanan kartu bagi nasabah

Tabungan dan Giro di Bank BTN yang memberikan kemudahan bagi

nasabah dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan transaksi

melalui mesin ATM seperti tarik tunai, pembayaran tagihan, dan

sebagainya.

3) Kiriman Uang

Fasilitas jasa pelayanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam

bentuk rupiah maupun mata uang asing yang ditujukan kepada pihak

lain di suatu tempat (dalam/luar negeri).

4) INKASO

Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan penagihan

kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat lain di

dalam negeri.

5) Safe Deposit Box

Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan

terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan dan bencana alam dsb.

6) Money Changer

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin menjual

atau membeli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan

kurs pada Bank Indonesia.

7) Bank Garansi

Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan

nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang timbul apabila nasabah

tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik kepada pihak

yang menerima jaminan.

8) Payment Point

Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam

membayar tagihan rutin, seperti Telkom, PLN Online (PRAQTIS),

GSM Pascabayar (Kartu Hallo & Matrix), Pajak, PDAM (Wilayah

Bogor, Bekasi, Cilegon, Padang, dan Banjarmasin).

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

9) Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem transfer dana on-line dalam mata uang rupiah yang

penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual.

10) Batara Payroll

Merupakan layanan Bank BTN bagi Pengguna Jasa (Perusahaan,

Perorangan, Lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan

Bonus serta kebutuhan finansial lainnya yang bersifat rutin bagi

karyawan pengguna jasa.

11) SPP Perguruan Tinggi

SPP Online merupakan layanan Bank BTN bagi Perguruan Tinggi /

Sekolah dalam menyediakan delivery channel menerima setoran

biaya-biaya pendidikan secara online.

12) Western Union

Layanan Kiriman Uang Bank BTN bekerjasama dengan Western

Union secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara

atau dalam satu negara.

13) SMS Batara

SMS Batara merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang

dapat diakses dari handphone. Cukup dengan mengetik SMS ke

nomor 3555,nasabah dapat menikmati kemudahan melakukan

transfer uang, pembayaran tagihan rutin, pembelian voucher isi

ulang, serta transaksi lainnya. Selain menggunakan sms biasa, SMS

Batara juga dapat digunakan melalui menu aplikasi Java yang dapat

diinstall di handphone.

14) Fasilitas Deposit

Fasilitas pemindahbukuan secara otomatis pada sistem Bank.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Restrukturisasi Kredit

Berdasarkan Surat Edaran Bank BTN SE Nomor 19.DIR.DRPK.2006

restrukturisasi kredit merupakan upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk

memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi dilakukan terhadap debitur yang

memiliki itikad baik untuk memenuhi kewajibannya, namun belum memiliki

kemampuan keuangan. Restrukturisasi kredit hanya dapat dilakukan pada

kredit yang memiliki kolektibilitas non performing loan (kurang lancar,

diragukan dan macet).

Penyelamatan kredit melalui restrukturisasi adalah upaya penyelesaian

kredit antara debitur dan kreditur tanpa melalui jalur hukum. Restrukturisasi

dilaksanakan ketika debitur mengajukan permohonan secara tertulis kepada

kreditur (bank), sedangkan bagi debitur yang memiliki kolektibilitas non

performing loan tetapi tidak mengajukan permohonan restrukturisasi, maka

kreditur akan menawarkan pada debitur untuk melakukan restrukturisasi

kredit. Tidak ada format khusus pada surat permohonan restrukturisasi tertulis

tersebut.

Pelaksanaan restrukturisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo dilakukan oleh divisi khusus yang dibentuk, yaitu

Collection Work Out (CWO) dimana bertugas untuk menjalankan fungsi

pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit yang bertujuan untuk

menjaga kualitas asset perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh

terhadap penilaian tingkat kesehatan bank, yang digunakan oleh Bank

Indonesia untuk menilai kinerja bank.

Ketentuan pelaksanaan restrukturisasi diatur pada pola restrukturisasi

kredit yang memuat mengenai tujuan pelaksanaan restrukturisasi, kriteria

debitur, syarat pelaksanaan restrukturisasi dan kebijakan perusahaan dalam

pelaksanaan restrukturisasi. Pola tersebut didasarkan pada Surat Edaran yang

dikeluarkan oleh Kantor Pusat PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

yang berada di Jakarta dan berlaku untuk semua kantor cabang PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk di seluruh Indonesia sebagai pedoman dalam

pelaksanaan restrukturisasi kredit.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Pola Restrukturisasi Kredit

Pola restrukturisasi kredit perseorangan sesuai dengan Surat Edaran

BTN SE No.02.DIR.DRPK 2006 perihal petunjuk pelaksanaan restrukturisasi

dan penyelesaian kredit perseorangan antara lain sebagai berikut :

a. Penjadwalan Ulang (PUL)

1) Pengertian

Penjadwalan ulang (PUL) adalah penetapan kembali jangka waktu

kredit dan jumlah angsuran bulanan atas sisa kredit dan atau

penetapan pembayaran angsuran atas tunggakan angsuran yang ada

dari kredit bermasalah dan atau mempunyai potensi bermasalah, yang

meliputi Penjadwalan Ulang Sisa Pinjaman (PUSP) dan Penjadwalan

Ulang Sisa Tunggakan (PUST).

2) Tujuan

Debitur dapat memenuhi kewajibannya kepada bank secara rutin dan

tepat waktu sesuai dengan Perjanjian Kredit berikut addendumnya.

3) Kriteria

Debitur bermasalah atau debitur yang berpotensi bermasalah dan

menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan kredit.

4) Syarat

Syarat dari pelaksanaan penjadwalan ulang (PUL) adalah :

a) Surat permohonan secara tertulis dari debitur.

b)Total jangka waktu PUL maksimal 20 tahun.

c) Usia debitur pada saat jatuh tempo penjadwalan ulang/PUL tidak

melampaui 65 tahun.

d)Apabila jangka waktu setelah PUL melebihi jangka waktu SHGB,

maka debitur wajib mengajukan perpanjangan jangka waktu

SHGB kepada instansi berwenang dalam hal ini BPN.

e) Biaya provisi sebesar 0,5% dari total kewajiban kredit yang di

PUL.

5) Kebijakan

Kebijakan restrukturisasi melalui PUL meliputi :

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

(a) Penjadwalan Ulang Sisa Pinjaman (PUSP)

PUSP dilaksanakan dengan cara menjadwalkan kembali masa

angsuran jumlah sisa pokok kredit dengan ketentuan sebagai

berikut:

(1) PUSP I : masa angsuran tetap sama dengan ketentuan pada

Perjanjian Kredit, sehingga nilai angsurannya

menjadi lebih besar.

(2) PUSP II : masa angsuran ditambah, sehingga menjadi lebih

panjang dari ketentuan sebelumnya (menentukan

nilai angsuran agar tidak terlalu besar).

(b) Penjadwalan Ulang Sisa Tunggakan (PUST)

Sisa tunggakan kewajiban (tunggakan pokok dan tunggakan

bunga) yang ada dijadwalkan kembali dan dibayar secara

angsuran, sedangkan sisa saldo pinjaman pokok kredit tetap

berjalan sesuai Perjanjian Kredit, sehingga debitur mempunyai

dua macam angsuran, yaitu angsuran reguler dan angsuran

tunggakan.

(c) Untuk PUSP tunggakan bunga dan denda harus dilunasi oleh

debitur, sedangkan untuk PUST denda harus dilunasi oleh debitur.

(d) Dimungkinkan dapat diberikan keringanan atau diskon tunggakan

bunga dan atau denda sesuai ketentuan yang berlaku, sepanjang

debitur melunasi seluruh tunggakan bunga dan atau denda setelah

diperhitungkan dengan keringanan atau diskon yang diberikan.

6) Lain-lain

Proses PUL dianggap selesai dengan telah dilakukannya penggantian

master kredit dan selanjutnya unit yang terkait dengan pembinaan

debitur di kantor cabang harus melakukan monitor dengan baik

terhadap pelaksanaan kesepakatan sebagaimana dituangkan dalam

Surat Penegasan Restrukturisasi Kredit, termasuk administrasi

pendukungnya.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

b. Penundaan Pembayaran Angsuran (Grace Periode)

1) Pengertian

Keringanan yang diberikan bank kepada debitur dengan cara menunda

pembayaran atas sejumlah kewajiban kredit untuk jangka waktu

tertentu, sesuai hasil analisa kemampuan debitur.

2) Tujuan

Debitur dapat memenuhi kewajibannya kepada bank secara rutin dan

tepat waktu sesuai dengan Perjanjian Kredit dan addendumnya.

3) Kriteria

Debitur masih mempunyai itikad baik, namun mengalami penurunan

kemampuan membayar kewajiban kredit karena adanya musibah,

seperti pemutusan hubungan kerja, bencana alam, kerusuhan dan atau

sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh bank.

4) Syarat

Syarat dari pelaksanaan grace periode adalah :

(a) Debitur mengajukan permohonan secara tertulis kepada bank.

(b) Diberikan kepada debitur yang mengalami kesulitan dalam

memenuhi kewajibannya kepada bank yang disebabkan karena

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), bencana alam, kerusuhan

atau menurut pertimbangan lain yang ditetapkan oleh bank.

5) Kebijakan

Kebijakan restrukturisasi melalui grace periode dilaksanakan

berdasarkan jenisnya, yang meliputi :

(a) Grace periode angsuran

Grace periode angsuran adalah penundaan pembayaran angsuran

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan hasil analisa

kemampuan debitur. Pada saat berakhirnya masa jatuh tenpo

grace periode teerhadap akumulasi angsuran yang ditunda

dimungkinkan dilakukan pembayaran dengan alternatif sebagai

berikut :

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

(1) Dibayar sekaligus oleh debitur pada saat jatuh tempo masa

grace periode.

(2) Dilakukan penjadwalan ulang terhadap sisa pokok kredit

(PUSP), sedangkan akumulasi bunga dilunasi pada saat jatuh

tempo masa grace periode.

(3) Dilakuakan penjadwalan ulang terhadap angsuran yang

ditunda, seperti halnya PUST.

(b) Grace periode pokok kredit

Grace periode pokok kredit adalah penundaan pembayaran

angsuran pokok kredit dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan

hasil analisa kemampuan debitur, sedangkan bunga berjalan tetap

dibayar. Pada saat berakhirnya masa jatuh tempo grace periode,

akumulasi pokok kredit yang ditunda dimungkinkan dilakukan

pembayaran dengan alternatif sebagai berikut :

(1) Dilakukan pembayaran tunai sekaligus oleh debitur.

(2) Dilakukan penjadwalan pembayaran terhadap sisa pokok

(PUSP).

(c) Grace periode bunga kredit

Grace periode bunga kredit adalah penundaan pembayaran bunga

kredit dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan hasil analisa

kemampuan debitur, sedangkan pokok kredit jatuhh tempo tetap

dibayar tepat waktu setiap bulannya. Pada saat jatuh tempo masa

grace periode, akumulasi bunga kredit yang ditunda dilakukan

pembayaran dengan alternatif sebagai berikut :

(1) Dilakukan pembayaran tunai oleh debitur.

(2) Dilakukan penjaddwalan ulang terhadap bunga kredit yang

ditunda, seperti halnya PUST sesuai dengan hasil analisa

kemampuan debitur.

(3) Grace periode dapat diberikan dengan syarat tidak ada

tunggakan bunga dan denda.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

(4) Apabila terdapat tunggakan bunga dan denda, maka harus

dilunasi terlebih dahulu.

(5) Jika debitur tidak mampu melunasi tunggakan bunga dan

denda dapat diberikan diskon tunggakan bunga dan denda

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan atas sisa

tunggakan bunga dan denda setelah diberikan diskon harus

dilunasi.

(6) Grace periode diberikan secara kepada debitur secara massal,

maka harus diusulkan atau direkomendasikan oleh kantor

cabang ke kantor pusat, yang disertai data pendukung, antara

lain :

a. Permasalahan

b. Lokasi perumahan

c. Jumlah debitur

d. Jumlah kewajiban pada debitur yang terdiri dari pokok

tunggakan bunga dan denda

e. Pengaruh terhadap kinerja kantor cabang jika dilakukan

kebijakan grace periode tersebut.

6) Lain-lain

Proses grace periode akan dianggap selesai apabila debitur telah

melakukan penandatanganan addendum dan perubahan secara sistem

dan selanjutnya dilakukan monitoring terhadap fasilitas kreditnya.

Apabila jangka waktu grace periode akan berakhir, petugas harus

membuat surat pemberitahuan untuk mengingatkan debitur mengenai

ketentuan grace periode yang telah disepakati sekaligus sanksi yang

akan diterima debitur apabila melakukan wanpreestasi. Untuk

memudahkan dalam monitoring, perlu dilakukan hal-hal sebagai

berikut :

(a) Membuat registrasi (daftar debitur yang diberikan grace periode).

(b) Mengadministrasikan dengan baik semua dokumen yang

berkaitan dalam proses grace periode.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

c. Alih debitur (novasi)

1) Pengertian

Alih debitur (novasi) merupakan pengalihan seluruh hutang atau

kewajiban debitur (berikut asset) kepada pihak lain yang memenuhi

ketentuan bank yang berlaku.

2) Tujuan

Mengganti debitur yang sudah tidak memiliki kemampuan dengan

debitur baru yang memiliki kemampuan dan kredibilitas yang baik.

3) Kriteria

Kriteria dari pelaksanaan pengalihan debitur antara lain :

(a) Debitur mengalami kesulitan untuk melanjutkan pembayaran

angsuran dan untuk mengatasinya debitur yang bersangkutan

menginginkan dan menyetujui untuk mengalihkan kewajibannya

sebagai debitur kepada pihak lain (calon debitur baru).

(b) Debitur sulit dihubungi atau tidak menghuni dan telah dinyatakan

raib oleh Pengadilan Negeri dan telah ada calon debitur pengganti

atau dimungkinkan bank dapat melakukan alih debitur tanpa

sepengetahuan dan menghadirkan debitur lama dengan Akta

Kuasa Menjual sepanjang notaris/PPAT bersedia.

4) Syarat

Syarat dilaksanakannya restrukturisasi melalui pengalihan debitur

adalah:

(a) Debitur bermaksud mengalihkan hak dan kewajibannya kepada

pihak lain atau debitur yang baru dengan cara mengajukan surat

permohonan secara tertulis.

(b)Telah ada calon debitur pengganti.

(c) Calon debitur pengganti memenuhi syarat sebagai pemohon kredit

perorangan.

(d)Telah ada kesepakatan antara debitur lama atau bank (apabila

debitur lama raib) dan calon debitur pengganti dalam hal harga,

pembayaran uang muka, penanggung biaya dan lain-lain.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

(e) Biaya yang berkaitan dengan alih debitur yang berhubungan

dengan bank, seperti biaya administrasi, provisi, biaya notaris,

biaya asuransi dan lain-lain merupakan beban debitur pengganti.

(f) Jika debitur raib, harus ada keputusan dari Pengadilan Negeri,

namun dimungkinkan bank dapat langsung melakukan alih

debitur dengan mengacu pada Surat Edaran Direksi perihal

petunjuk penyelesaian agunan kredit yang ditelantarkan atau

rumah kosong.

(g)Sertifikat telah terbit atas nama debitur lama.

(h)Apabila sertifikat atas nama debitur lama belum terbit, agar

dibicarakan dengan notaris, jika notaris yang bersangkutan dapat

menyelesaikan, maka alih debitur dapat dilaksanakan.

(i) Syarat-syarat umum lain sesuai dengan ketentuan umum KPR yang

berlaku.

(j) Akta-akta yang harus dibuat meliputi :

1. Perjanjian Kredit baru dengan debitur pengganti, sehingga

muncul nomor debitur baru.

2. Akta Notaris tentang Akta Pengakuan Hutang yang dibuat

debitur baru.

3. Akta Notaris tentang Akta Kuasa Menjual.

4. Akta Surat Keterangan Membebankan Hak Tanggungan

(SKMHT) yang dibuat debitur baru.

5. Akta Jual Beli (AJB).

6. Akta Pengalihan Hutang dan Jaminan

5) Kebijakan

Kebijakan pelaksanaan alih debitur meliputi :

(a) Jika debitur lama dinyatakan raib, maka bank mewakili debitur

untuk menandatangani akta-akta tersebut (sebagai kuasa debitur

lama) setelah ada keputusan dari Pengadilan Negeri atau tanpa

keputusan Pengadilan Negeri dengan memenuhi syarat pada butir

(f) diatas.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

(b) Setelah penandatanganan akta-akta sesuai butir (j) diatas, maka

seluruh kewajiban (pokok, tunggakan pokok, tunggakan bunga

dan tunggakan denda) debitur lama beralih kepada debitur baru,

kecuali ada kebijakan lain dari bank.

(c) Apabila suku bunga kredit debitur lama merupakan suku bunga

subsidi, maka suku bunga kredit yang diberlakukan pada debitur

baru sesuai dengan ketentuan bank yang berlaku berdasarkan

hasil analisa kemampuan debitur/penghasilan.

6) Lain-lain

Proses alih debitur dianggap selesai dengan ditandatanganinya akta-

akta dalam rangka alih debitur dan telah dilakukannya penggantian

master kredit dan selanjutnya sebagaimana kredit lainnya kantor

cabang melakukan pembinaan. Biaya provisi adalah sebesar 0,5% dari

nilai maksimal kredit pada saat dialih debiturkan.

d. Pengurangan Tunggakan Bunga dan atau Denda

1) Pengertian

Pengurangan tunggakan bunga dan atau denda adalah pemberlakuan

kewajiban pembayaran dibawah jumlah yang seharusnya atas jumlah

nilai total pembayaran tunggakan bunga yang belum dipenuhi,

sedangkan untuk pengurangan denda adalah pemberlakuan kewajiban

pembayaran di bawah jumlah yang seharusnya atas jumlah nilai total

pembayaran denda yang belum dipenuhi.

2) Tujuan

Debitur dapat memenuhi kewajibannya kepada bank secara rutin dan

tepat waktu sesuai Perjanjian Kredit berikut addendumnya.

3) Kriteria

Debitur mempunyai itikad baik, namun belum memiliki kemampuan

untuk membayar seluruh kewajiban, sehingga perlu ada keringanan

berupa pengurangan tunggakan bunga dan atau denda.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

4) Syarat

Syarat pelaksanaan restrukturisasi melalui pengurangan tunggakan

bunga dan atau denda adalah :

(a) Ada surat permohonan secara tertulis dari debitur.

(b) Debitur melunasi secara sekaligus seluruh tunggakan pokok serta

seluruh sisa tunggakan bunga dan atau denda serta membayar

angsuran berikutnya secara rutin setiap bulannya.

(c) Debitur belum pernah diberikan keringanan ataupun pengurangan

tunggakan bunga dan atau denda sebelumnya.

(d) Akta/dokumen yang dibuat untuk debitur yang tidak melunasi

kredit, sedangkan untuk debitur yang mendapat pengurangan

tunggakan bunga dan atau denda harus membuat surat pernyataan

untuk tidak akan menunggak lagi dan dengan konsekuensi apabila

menunggak pihak bank akan melakukan lelang atas agunan yang

menjadi jaminan.

5) Kebijakan

Kebijakan pengurangan tunggakan dan atau denda meliputi :

(a) Nilai/besarnya keringanan tunggakan bunga dan atau denda yag

dapat diberikan kepada debitur yang telah memenuhi ketentuan

sebagaimana kriteria diatas mengacu pada Pilar Kemauan (P1)

dan kemampuan (P2).

(b) Penentuan nilai atau besarnya prosentase diskon dengan mengacu

pada rasio pembayaran dan rasio umur tunggakan.

(c) Apabila berdasarkan hasil analisa kemampuan debitur dan potensi

recovery yang akan diterima bank, baik oleh kantor cabang atau

kantor pusat, debitur dapat diberikan diskon tunggakan bunga dan

atau denda melebihi perhitungan diatas, maka dapat diberikan

diskon maksimal sebesar kewenangan memutus dari masing-

masing pejabat pemutus sebagaimana diatur dalam Peraturan

Direksi tersendiri.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

(d) Kewenangan memutus pemberian diskon tunggakan bunga dan

atau denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(e) Untuk kasus force majeur, misal bencana alam, kebakaran, PHK

massal, besarnya diskon tunggakan bunga dan denda dapat

diberikan maksimal sesuai kewenangan kepala cabang yang

berlaku.

(f)Jika keringanan tunggakan bunga dan atau denda yang diajukan

oleh debitur melebihi kewenangan kepala cabang, sepanjang

kantor cabang meyakini bahwa debitur tidak punya kemampuan

untuk membayar sesuai kewenangan kepala cabang, maka kantor

cabang dapat mengajukan ke kantor pusat (DRPK). Pengajuan

permohonan debitur ke kantor pusat harus disertai :

1. Nomor debitur

2. Surat permohonan dari debitur

3. Data/informasi agunan yang memuat :

a. Obyek agunan (tanah dan bangunan)

b. Lokasi agunan

c. Luas masing-masing obyek

d. Nilai taksiran agunan (nilai pasar wajar, nilai likuidasi,

NJOP)

e. Tanggal dan yang melakukan taksiran agunan

4. Permasalahan debitur

5. Tindak lanjut yang telah dilakukan

6. Usulan/rekomendasi kantor cabang sesuai dengan format

restrukturisasi

6) Lain-lain

Untuk memudahkan proses pemantauan kepada debitur yang telah

diberikan keringanan tunggakan bunga dan atau denda, maka petugas

pada unit Loan Recovery/Loan Work Out harus :

(a) Membuat register (daftar debitur yang telah diberikan diskon dan

besar nominal diskon yang diberikan) dan mengenalkannya di

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

sistem dengan membuat pesan (message) “Debitur mendapatkan

keringanan tunggakan bunga dan atau denda”.

(b) Mengadministrasikan semua dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan proses pemberian diskon dimaksud untuk masing-masing

debitur/debitur pengganti (pada dossier B).

(c) Melakukan pemantauan secara ketat kepada setiap debitur agar

dapat terdeteksi sedini mungkin gejala timbulnya wanprestasi

terhadap kesepakatan yang sebagaimana telah tercantum dalam

surat kesanggupan debitur.

(d) Meminta kepada debitur untuk membuat Surat Pernyataan tidak

akan menunggak kembali, dan apabila hal tersebut terjadi, maka

tunggakan bunga dan atau denda yang telah didiskon akan

dibebankan kembali menjadi kewajiban debitur.

e. Pengambilalihan Asset Debitur (set off)

1) Pengertian

Pengambilalihan aset debitur merupakan pengalihan/konversi kredit

(aktiva produktif) menjadi aktiva agunan yang diambil alih atau aktiva

lain-lain.

2) Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan set off adalah :

(a) Mempertahankan eksistensi pemanfaatan atau pengoperasian aset

debitur secara optimal untuk menyelesaikan kewajibannya kepada

bank.

(b) Mencegah penggelapan dan atau penyalahgunaan asset.

(c) Mempertahankan kelengkapan/keutuhan manfaat dan nilai asset

debitur sebagai sumber penyelesaian kredit.

3) Kriteria

Pelaksanaan set off harus memenuhi kriteria berikut :

(a) Debitur kooperatif.

(b) Kemampuan debitur sudah tidak ada tetapi nilai agunan atau asset

dapat digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban kredit.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

4) Syarat

Syarat restrukturisasi kredit melalui set off adalah :

(a) Kredit yang dikonversi menjadi asset meliputi agunan yang diikat

oleh bank maupun agunan yang belum diikat (diluar jaminan)

sepanjang dokumen/sertifikat telah ada.

(b) Diperlukan adanya calon investor prospektif yang akan membeli

agunan atau asset yang ditawarkan tersebut untuk mendapat

dukungan pencairan agunan yang di set off dalam waktu singkat.

5) Kebijakan

Kebijakan pelaksanaan set off meliputi :

(a) Penjualan agunan yang di set off sesuai UU Perbanakan No.10

tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.7 tahun 1992 (pasal

12A) harus dicairkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu

satu tahun, sehingga terhadap agunan tersebut harus diyakini

prospek pasarnya.

(b) Set off hars dilengkapi dengan akta penyerahan dan surat kuasa

menjual dari debitur kepada bank.

(c) Pemberian kebijakan ini merupakan wewenang direksi, untuk itu

kantor cabang agar menyampaikan usulan/ rekomendasinya

kepada kantor pusat c.q. DRPK apabila restrukturisasi kredit

harus diupayakan dengan pengambilalihan asset debitur yang

dilengkapi dengan data sebagai berikut :

1. Informasi kredit

2. Informasi agunan/asset

3. Permasalahan

4. Tindak lanjut

5. Analisa kantor cabang

6. Usulan/rekomendasi kantor cabang

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

f. Penurunan Suku Bunga Kredit

1) Pengertian

Penurunan suku bunga kredit adalah pemberlakuan suku bunga kredit

dibawah suku bunga yang berlaku.

2) Tujuan

Debitur dapat memenuhi kewajibannya kepada bank secara rutin dan

tepat waktu sesuai dengan Perjanjian Kredit berikut addendumnya.

3) Kriteria

Pelaksanaan penurunan suku bunga harus memenuhi kriteria sebagai

berikut :

(a) Debitur kooperatif dan mempunyai itikad baik untuk memenuhi

kewajibannya pada bank, namun debitur belum memiliki

kemampuan yang memadai dalam memenuhi kewajibannya

sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku.

(b) Debitur memiliki track record/kinerja kredit yang baik.

4) Syarat

Syarat pelaksanaan restrukturisasi melalui penurunan suku bunga

kredit adalah :

(a) Debitur mengajukan permohonan restrukturisasi secara tertulis.

(b) Rekomendasi kantor cabang yang dilengkapi data pendukung.

5) Kebijakan

Kebijakan pemberian penurunan suku bunga kredit merupakan

kewenangan direksi yang diajukan oleh kantor cabang secara kasus

per kasus ke kantor pusat dengan mempertimbangkan kemampuan

debitur dan analisa cost and benefit bagi bank.

g. Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit

1) Pengertian

Pengurangan tunggakan pokok kredit adalah keringanan yang

diberikan bank kepada debitur untuk membayar tunggakan pokok

kredit yang seharusnya dibayar.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2) Tujuan

Debitur dapat memenuhi kewajibannya kepada bank secara rutin dan

tepat waktu sesuai dengan Perjanjian Kredit dan addendum.

3) Kriteria

Pelaksanaan pengurangan tunggakan pokok kredit harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

(a) Debitur kooperatif dan mempunyai itikad baik untuk memenuhi

kewajibannya pada bank, namun debitur belum memiliki

kemampuan yang memadai.

(b) Debitur memiliki track record/kinerja kredit yang baik, seperti

rasio pembayaran angsuran terhadap total kewajiban angsuran

atau tunggakan yang terjadi namun bukan karena karakter debitur.

4) Syarat

Syarat pelaksanaan pengurangan tunggakan pokok kredit adalah :

(a) Debitur mengajukan permohonan restrukturisasi kredit secara

tertulis.

(b) Ada rekomendasi dari kantor cabang yang dilengkapi data-data

pendukung.

5) Kebijakan

Kebijakan restrukturisasi melalui pengurangan tunggakan pokok

kredit meliputi :

(a) Pengurangan tunggakan pokok kredit hanya diberikan apabila

debitur melunasi seluruh tunggakan pokok kredit yang tersisa dan

meneruskan membayar angsuran secara rutin atas sisa kredit.

(b) Pengurangan tunggakan pokok kredit hanya dapat diberikan oleh

bank setelah mendapatkan persetujuan pemilik (pemegang

saham).

3. Penggolongan Kualitas Kredit dalam Restrukturisasi Kredit

Penggolongan kualitas kredit dalam pelaksanaan restrukturisasi kredit

ditentukan sebagai berikut :

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

a. Penggolongan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi kredit

ditetapkan sebagai berikut :

1) Setinggi-tingginya Kurang Lancar (KL) untuk kredit yang sebelum

dilakukan restrukturisasi kredit tergolong Diragukan (D) atau Macet

(M).

2) Kualitas kredit tidak berubah untuk kredit yang sebelum dilakukan

restrukturisasi kredit tergolong Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus

(DPK) atau Kurang Lancar (KL).

b. Kualitas kredit yang telah diubah sebagaimana dijelaskan pada poin a

diatas, selanjutnya dapat berubah menjadi :

1) Lancar (L) apabila tidak terjadi tunggakan angsuran (pokok dan

bunga) selama tiga kali pembayaran dan secepat-cepatnya dalam

waktu tiga bulan. Selanjutnya kualitas kredit mengacu pada

ketentuan penggolongan kualitas kredit yang berlaku.

2) Kualitas kredit sebelum dilakukan restrukturisasi atau yang

sebenarnya apabila lebih buruk, jika debitur tidak dapat memenuhi

kriteria pada poin 1) diatas dan atau syarat-syarat dalam perjanjian

restrukturisasi kredit.

c. Kredit yang direstrukturisasi dengan pola pemberian tenggang waktu

pembayaran (grace periode) pokok dan bunga kredit atau pola

restrukturisasi yang tidak ada pembayaran kredit ditetapkan memiliki

kualitas sebagai berikut :

1) Selama grace periode, kualitas mengikuti kualitas kredit sebelum

dilakukan restrukturisasi.

2) Setelah grace periode berakhir, kualitas kredit mengikuti penetapan

kualitas kredit yang diatur dalam ketentuan tersendiri.

4. Prosedur Restrukturisasi Kredit

Pelaksanaan restrukturisasi pada Bank BTN mengacu pada ketentuan

yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank BTN SE.02.DIR.DRPK.2006

dimana seorang debitur mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan

kewajibannya namun belum didukung dari segi materi. Pada aplikasinya,

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tidak semua pola tersebut dapat dilaksanakan oleh Bank BTN Cabang Solo,

karena berdasarkan aturan pada Bank BTN melalui SE.19.DIR.DKPB.2006

mengenai wewenang memutus restrukturisasi kredit, pemutus restrukturisasi

didasarkan pada pemutus pemberi kredit, yang antara lain sebagai berikut :

Tabel 6. Wewenang Memutus Restrukturisasi

Pemutus Pemberi Kredit Pemutus Restrukturisasi

Kepala Cabang Pembantu Kepala Cabang

Kepala Cabang Kepala DPPK

Kepala Divisi Direktur Supervisi DPPK

(Sumber : CWO Bank BTN Cabang Solo)

Wewenang memberikan persetujuan restrukturisasi dan penyelesaian

kredit sesuai dengan SE 19.DIR.DKPB 2009 perihal pelimpahan wewenang

memutus restrukturisasi kredit dan penyelesaian kredit PT. BTN (Persero)

Tbk. antara lain sebagai berikut :

a. Wewenang untuk memutus restrukturisasi dan penyelesaian kredit di bank

pada dasarnya adalah wewenang Direksi.

b. Untuk meningkatkan pelayanan pada nasabah bank dalam hal memutus

restrukturisasi dan penyelesaian kredit kepada Kepala Divisi Pembinaan

dan Penyelamatan Kredit (DPPK). Kepala cabang dalam hal ini kantor

cabang tidak ada dibawah koordinasi area penagihan dan penyelamatan

kredit dan kepala bagian area penagihan dan penyelamatan dalam hal

pembinaan dan penyelamatan kredit di kantor cabang dibawah koordinasi

area penagihan dan penyelamatan kredit.

c. Pelaksanaan wewenang untuk memutus restrukturisasi dan penyelesaian

kredit harus berdasarkan analisa kehati-hatian sesuai dengan peraturan

tentang restrukturisasi dan penyelesaian kredit yang berlaku.

Pelimpahan wewenang untuk memutus restrukturisasi kredit dan

penyelesaian kredit dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Pelimpahan wewenang untuk memutus restrukturisasi kredit komersial.

b. Pelimpahan wewenang untuk memutus restrukturisasi kredit konsumsi.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

c. Pelimpahan wewenang untuk memutus restrukturisasi kredit komersial

dan konsumsi.

Prosedur restrukturisasi diawali dengan adanya permohonan tertulis

dari debitur, selanjutnya tata cara pengajuan usul, analisa dan monitoring

pelaksanaan restrukturisasi kredit adalah sebagai berikut :

a. Unit Loan Recovery/Loan Work Out melakukan analisa dan pola

restrukturisasi kredit yang akan diterapkan setelah mendapat permohonan

restrukturisasi kredit secara tertulis dari debitur.

b. Unit Loan Recovery/Loan Work Out melakukan negoisasi restrukturisasi

kredit secara maksimal dengan debitur, sehingga diharapkan usulan yang

disampaikan ke Kantor Pusat (DRPK) atau Pemutus dapat dilaksanakan.

c. Unit Loan Recovery/Loan Work Out menyampaikan analisa dan usulan

restrukturisasi kredit ke Kantor Pusat (DRPK) atau Pemutus untuk

diminta keputusan restrukturisasi kredit yang berupa memo usulan.

d. Penyampaian usulan restrukturisasi kredit tersebut harus dengan surat atau

faksimili pengantar yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Cabang atau

caratakernya dan pejabat Loan Recovery/Loan Work Out atau pejabat

lainnya.

e. Kantor Cabang khususnya unit Loan Recovery/Loan Work Out menerima

keputusan restrukturisasi kredit dari Kantor Pusat (DRPK) atau Pemutus

yang selanjutnya disampaikan kepada debitur dan dilakukan finalisasi

restrukturisasi kredit (penandatanganan addendum PK restrukturisasi

berikut accessoirnya oleh Kepala Cabang).

f. Unit Loan Recovery/Loan Work Out berkoordinasi dengan unit Loan

Administration/Transaction Processing untuk melakukan perubahan atau

up date data di master KPR dan non KPR yang direstrukturisasi.

g. Unit Loan Recovery/Loan Work Out melaporkan ke Kantor Pusat atas

tindak lanjut keputusan Kantor Pusat (DRPK) tentang restrukturisasi

kredit.

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

5. Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit

Pelaksanaan restrukturisasi kredit pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. cabang Solo yang telah sesuai dengan Surat Edaran Bank BTN

melalui SE BTN Nomor.02.DIR.DRPK.2006 perihal petunjuk pelaksanaan

restrukturisasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Pelaksanaan Restrukturisasi Penjadwalan Ulang (PUL)

TAHUN

KPR

Griya

Pemula

KPR

Griya

Inti

KPR

Griya

Utama

KRD

Ruko

BTN

TOTAL

2007 - 3 - 1 4

2008 1 1 2 - 4

2009 - 2 1 - 3

2010 2 1 - - 4

2011 - 2 1 - 3

(Sumber : CWO Bank BTN cabang Solo)

Tabel 8. Pelaksanaan Restrukturisasi Alih Debitur

TAHUN

KPR

Griya

Pemula

KPR

Griya

Inti

KPR

Griya

Utama

KRD

Ruko

BTN

TOTAL

2007 - 1 - - 1

2008 - - - - 0

2009 - 1 1 - 2

2010 - - - - 0

2011 - - - - 0

(Sumber : CWO Bank BTN cabang Solo)

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 9. Pelaksanaan Restrukturisasi Pengurangan Tunggakan Bunga

dan/atau Denda

TAHUN

KPR

Griya

Pemula

KPR

Griya

Inti

KPR

Griya

Utama

KRD

Ruko

BTN

TOTAL

2007 56 106 41 3 206

2008 58 136 30 7 231

2009 64 111 49 2 226

2010 39 128 32 6 205

2011 29 41 24 - 94

(Sumber : CWO Bank BTN cabang Solo)

Tabel 10. Total Restrukturisasi

TAHUN

JUMLAH

TUNGGAKAN

(Rp)

TOTALDEBITUR

NPL%

2007 1.310.648.000 211 471 44,79

2008 1.512.880.000 235 521 45,10

2009 1.935.732.000 231 442 52,26

2010 2.982.158.000 209 423 49,40

2011 4.371.693.000 97 452 21,46

(Sumber : tabel 1, 7, 8 dan 9)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa proses pelaksanaan

restrukturisasi yang paling banyak dilakukan adalah pada jenis kredit KPR

Griya Inti, dengan pola restrukturisasi Pengurangan Tunggakan Bunga dan/

atau Denda. Keberhasilan restrukturisasi terjadi pada tahun 2009 dengan hasil

presentase pelaksanaan restrukturisasi sebanyak 52,26%. Pola restrukturisasi

Alih Debitur (Novasi) masih jarang digunakan mengingat sulitnya mencari

pengganti debitur, seedangkan untuk pola Penjadwalan Ulang (PUL) juga

sudah dijalankan namun masih jarang diajukan oleh debitur.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

6. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. cabang Solo 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Penilaian Kesehatan Bank

TAHUN SEHATCUKUP

SEHAT

KURANG

SEHAT

TIDAK

SEHAT

2007 v

2008 v

2009 v

2010 v

2011 v

(Sumber : Accounting Bank BTN cabang Solo)

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dikatakan bahwa manajemen

pengelolaan bank telah dilakukan dengan baik dan sejalan dengan asas

perbankan yang sehat, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan kinerja

dengan menurunnya tingkat kesehatan bank menjadi “cukup sehat”. Hal ini

dapat dihubungkan dengan data restrukturisasi yang juga mengalami

penurunan pada tahun 2011, sehingga mengakibatkan menurunnya penilaian

kesehatan bank.

C. Pembahasan

1. Pola dan Ketentuan Restrukturisasi Kredit

Pola dan ketentuan restrukturisasi kredit perseorangan yang ada pada

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. terdiri dari 7 pola, yaitu

penjadwalan ulang (PUL), penundaan pembayaran angsuran (grace periode),

alih debitur (novasi), pengurangan tunggakan bunga dan/ atau denda,

pengambilalihan asset debitur (set off), penurunan suku bunga kredit dan

pengurangan tunggakan pokok kredit. Pola dan ketentuan tersebut mengacu

pada SE.02.DIR.DRPK.2006 yang telah ditetapkan.

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Prosedur Restrukturisasi Kredit

Prosedur restrukturisasi dimulai dengan adanya permohonan tertulis

dari debitur untuk mengajukan restrukturisasi kredit, selanjutnya dilakukan

analisis untuk merealisasi restrukturisasi tersebut.

Namun pada pelaksaannya dilapangan tidak semua pola dan ketentuan

restrukturisasi dapat diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. cabang Solo, karena sesuai dengan aturan wewenang memutus kredit

melalui SE No.19 DIR.DKPB.2006 pola yang dapat diputus oleh Bank BTN

Kantor Cabang Solo adalah pola restrukturisai Penjadwalan Ulang (PUL),

Alih Debitur dan Pengurangan Tunggakan Bunga dan/ atau Denda.

Mekanisme pelaksanaan restrukturisasi kredit yang dijalankan oleh

Bank BTN telah sesuai dengan ketentuan SE.BTN.02.DIR.DRPK.2006,

namun ada beberapa persyaratan tambahan yang dilakukan sebelum

pengajuan usul kepada Kepala Cabang yang antara lain sebagai berikut :

a. Penjadwalan Ulang (PUL)

Ketentuan pelaksanaan PUL adalah :

1) Melengkapi persyaratan berupa fotocopy KTP, fotocopy KK,

fotocopy Surat Nikah dan surat keterangan penghasilan.

2) Melakukan pengecekan dokumen kredit (sertifikat).

3) Melakukan perhitungan jumlah angsuran yang disesuaikan dengan

kemampuan debitur, jangka waktu kredit dan usia debitur.

b. Alih Debitur

Ketentuan pelaksanaan alih debitur adalah :

4) Mencari pengganti debitur.

5) Menandatangani surat permohonan alih debitur dengan calon debitur

baru.

6) Harga jual ditetapkan oleh bank, dengan ketentuan tidak lebih

rendah dari maksimal kredit.

7) Selisih antara harga jual dengan posisi hutang yang disetujui bank

untuk dialihdebiturkan merupakan uang muka yang harus dilunasi

oleh calon debitur baru.

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

8) Melakukan wawancara untuk menilai kelayakan calon debitur baru.

9) Penandatanganan pada Surat Penegasan Persetujuan Alih Debitur

(SP2AD) oleh kedua belah pihak, yaitu debitur lama dan baru.

c. Pengurangan Tunggakan Denda dan/atau Bunga

Ketentuan pelaksanaan pengurangan tunggakan denda dan/atau bunga

adalah sebesar maksimal sampai dengan 75% untuk tunggakan bunga

dan persentase sebesar 100% untuk tunggakan denda yang tidak melebihi

Rp 800.000.000,00

Debitur yang telah mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan

restrukturisasi wajib dilakukan pemantauan (monitoring) dan pembinaan agar

tidak terjadi penunggakan pembayaran kredit. Pola yang paling banyak

dilaksanakan pada Bank BTN cabang Solo adalah pengurangan tunggakan

bunga dan/atau denda dengan kriteria kredit yang banyak direstrukturisasi

yaitu kredit perseorangan dengan jenis KPR Griya Inti.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, restrukturisasi dapat

berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan melalui Surat Edaran

Bank BTN, namun karena adanya kekosongan jabatan pada petugas

restrukturisasi, maka pada saat ini pelaksanaan restrukturisasi dijalankan oleh

bagian Legal and Loan Recovery yang merangkap sebagai Restructuring

Analyst.

Permasalahan yang timbul dari adanya restrukturisasi tersebut adalah

wanprestaasi dari debitur yang mengakibatkan berlakunya kembali perjanjian

kredit sebelum dilakukan restrukturisasi. Akibat dari adanya permasalahan

tersebut, maka addendum yang telah dibuat tidak berlaku lagi, sedangkan

untuk melakukan realisasi addendum membutuhkan waktu yang cukup lama

mengingat ada beberapa persyaratan yang wajib dilengkapi oleh debitur dan

melalui proses yang cukup panjang pada pihak bank.

3. Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit sebagai Upaya Peningkatan Tingkat

Kesehatan Bank

Restrukturisasi yang dilaksanakan akan mengurangi jumlah rasio Non

Performing Loan (NPL), dimana rasio NPL merupakan salah satu indikator

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

untuk menilai kinerja fungsi bank yang menjadi indikator kesehatan kualitas

asset bank. Bank Indonesia menetapkan rasio nilai kredit NPL adalah sebesar

5%, semakin tinggi nilai NPL akan menyebabkan menurunnya laba yang

akan diterima bank.

Penyebab adanya penurunan atau kenaikan rasio NPL pada bank

sangat dipengaruhi oleh itikad baik debitur, kebijakan pemerintah dan Bank

Indonesia serta kondisi perekonomian pada saat itu. Itikad baik debitur akan

mempermudah kelancaran pembayaran pelunasan kredit tepat pada waktunya,

sedangkan kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia juga dapat berpengaruh

terhadap kenaikan atau penurunan NPL sebagai contoh kebijakan pemerintah

dalam penetapan kenaikan harga BBM dan kebijakan Bank Indonesia

mengenai kebijakan kenaikan BI Rate yang akan mengakibatkan naiknya

suku bunga kredit. Selain hal tersebut, kondisi perekonomian debitur juga

merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap kemampuan membayar

debitur.

Penurunan tingkat kesehatan pada tahun 2011 tersebut terjadi akibat

adanya realisasi nominal kredit pada masing-masing debitur yang lebih besar

dari tahun sebelumnya, sehingga terjadi tunggakan hingga mencapai angka

Rp 4.371.693.000,00 dengan jumlah debitur NPL sebanyak 452 yang tidak

diimbangi dengan pelaksanaan restrukturisasi secara maksimal. Hal tersebut

terjadi karena kurangnya permohonan tertulis pengajuan restrukturisasi dari

debitur dan kurangnya kemampuan debitur untuk memenuhi syarat

restrukturisasi, sehingga mengakibatkan tidak terealisasinya restrukturisasi.

Syarat dari pelaksanaan restrukturisasi telah diatur pada masing-masing pola

yang ditetapkan Bank BTN sesuai dengan Surat Edaran yang berlaku, salah

satu contoh dari syarat tersebut adalah pembayaran tunggakan bunga hingga

saat akan terjadinya realisasi restrukturisasi.

Keberhasilan restrukturisasi kredit merupakan upaya mengurangi rasio

NPL dan juga menjadi salah satu aspek yang cukup penting sebagai salah satu

unsur untuk menilai kinerja bank yang dapat berpengaruh terhadap penilaian

tingkat kesehatan bank.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan mengenai restrukturisasi kredit sebagai upaya

peningkatan kesehatan bank, maka simpulan dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Pola dan ketentuan restrukturisasi kredit perseorangan yang ada di PT.Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. dijelaskan secara intern Bank BTN melalui

SE.02.DIR.DRPK.2006. Sesuai dengan SE tersebut, pola dan ketentuan

restrukturisasi kredit terdiri dari tujuh pola, yaitu Penjadwalan Ulang (PUL),

Penundaan Pembayaran Angsuran (grace periode), Pengurangan Tunggakan

Bunga dan/ Denda, Pengambilalihan Asset Debitur (set off), Penurunan Suku

Bunga Kredit dan Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit. BerdasarkanSurat

Edaran BTN melalui SE.19.DIR.DKPB.2009 mengenai wewenang memutus

restrukturisasi bahwa pemutus restrukturisasi kredit didasarkan pada pemutus

pemberi kredit, dalam hal ini Kepala Cabang hanya memiliki wewenang

dalam memutus restrukturisasi kredit dengan pola Penjadwalan Ulang (PUL),

Alih Debitur dan Pengurangan Tunggakan Bungan dan/ atau Denda.

2. Prosedur restrukturisasi kredit dilakukan dengan tahapan awal adanya

permohonan resrtukturisasi kredit secara tertulis dari debitur, setelah itu

dilakukan analisa terhadap pola restrukturisasi kredit yang diminta oleh

debitur. Tahap selanjutnya adalah melakukan negosiasi dengan debitur untuk

mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh debitur berkaitan dengan

permohonan restrukturisasi tersebut, setelah dilakukannya negosiasi maka

tahap berikutnya adalah penyampaian analisa dan usulan restrukturisasi kredit

kepada pihak pemutus kredit untuk dimintai keputusan mengenai pelaksanaan

restrukturisasi tersebut. Keputusan yang telah ditetapkan disampaikan pada

debitur untuk ditindaklanjuti, yaitu dilakukannya finalisasi restrukturisasi

kredit dengan penandatanganan addendum perjanjian kredit restrukturisasi.

Pihak bank dapat melakukan perubahan master data pada debitur yang telah

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

menandatangani addendum perjanjian kredit restrukturisasi yang kemudian

akan dilaporkan ke Kantor Pusat tentang restrukturisasi kredit.

3. Pelaksanaan restrukturisasi kredit sebagai upaya peningkatan kesehatan bank

dapat dilihat pada hasil data yang diperoleh. Pada tahun 2007 hingga 2010

terjadi restrukturisasi kredit yang berkisar dengan presentase antara 40%

hingga 50% dari total debitur NPL, dengan hasil terbanyak pada tahun 2009

sebanyak 52,26% dengan predikat kesehatan bank adalah “sehat”, sedangkan

pada tahun 2011 restrukturisasi hanya terjadi sebesar 21,46% yang

mengakibatkan adanya penurunan penilaian tingkat kesehatan menjadi

“cukup sehat”. Data tersebut dapat menunjukkan bahwa keberhasilan

restrukturisasi akan berpengaruh terhadap penilaian kesehatan bank melalui

aspek kualitas asset, yaitu dengan cara membandingkan aktiva produktif yang

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif yang ada. Aktiva produktif yang

diklasifikasikan dinilai berdasarkan kredit dengan kolektibilitas NPL yang

diberi pembebanan bobot resiko pada masing-masing kolektibilitas, untuk

kredit kurang lancar diberi bobot resiko sebesar 50%, kolektibilitas kredit

diragukan dengan bobot resiko 75%, sedangkan untuk kredit macet bobot

resiko sebesar 100%. Rasio NPL yang tinggi dapat ditekan dengan adanya

pelaksanaan restrukturisasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas asset serta

meningkatkan penilaian kesehatan bank secara keseluruhan. Meskipun hanya

sebagai salah satu indikator penilaian kesehatan bank, namun restrukturisasi

memiliki pengaruh yang cukup penting dalam unsur penilaian tersebut.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik

secara teoritis maupun praktis, yang antara lain sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

Penyelamatan kredit melalui restrukturisasi akan mengurangi kredit

bermasalah yang akan berpengaruh terhadap rasio non performing loan/NPL.

Pelaksanaan restrukturisasi secara optimal akan dapat menurunkan rasio NPL,

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

sedangkan pelaksanaan restrukturisasi yang berjalan kurang maksimal dapat

menaikkan rasio NPL.

NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola

kredit bermasalah, yaitu kredit yang diberikan pada pihak ketiga. Semakin

tinggi rasio NPL, maka semakin buruk kualitas kredit bank. Kemampuan

manajemen dalam mengelola kredit bermasalah (NPL) dapat dilihat melalui

penilaian tingkat kesehatan bank, yang merupakan tolak ukur untuk menilai

kinerja manajemen bank apakah pelaksanaan pengelolaan telah sesuai dengan

asas perbankan yang sehat dan sejalan dengan ketentuan yang berlaku.

Penilaian kesehatan merupakan indikator untuk menilai kelayakan bank.

Pelaksanaan restrukturisasi kredit dapat digunakan sebagai salah satu

upaya peningkatan tingkat kesehatan bank melalui kualitas asset. Penilaian

kualitas asset dihitung dari perbandingan jumlah kredit yang diklasifikasikan

terhadap kredit produktif. Kredit yang diklasifikasikan diperoleh dari

perhitungan kolektibilitas kredit NPL dengan bobot resiko yang telah

ditetapkan, sehingga NPL yang tinggi akan berdampak pada penurunan

tingkat kesehatan bank. Untuk menekan rasio NPL dapat dilakukan dengan

pelaksanaan restrukturisasi kredit, sehingga perlu lebih dioptimalkan

pelaksanaan restrukturisasi kredit untuk menunjukkan kinerja yang baik

dengan meningkatnya kualitas asset dan peningkatan tingkat kesehatan bank.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan

masukan bahwa penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. khususnya cabang Solo untuk

lebih mengoptimalkan pelaksanaan restrukturisasi pada kredit bermasalah,

sehingga akan meningkatkan kualitas asset yang secara langsung berdampak

terhadap penilaian kesehatan bank yang digunakan sebagai tolak ukur dalam

menilai kinerja bank yang sejalan dengan asas perbankan yang sehat dan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RESTRUKTURISASI ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RESTRUKTURISASI KREDIT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TINGKAT KESEHATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan tersebut,

maka saran yang dapat diberikan adalah :

1. Perlu adanya penambahan pegawai sebagai analyst restructuring, karena

banyaknya pertimbangan yang harus dilakukan sebelum disetujuinya

restrukturisasi kredit.

2. Memberikan informasi kepada para debitur terutama yang mengalami kredit

bermasalah mengenai restrukturisasi kredit agar dapat menyelamatkan kredit

tanpa melalui jalur hukum.

3. Perlu adanya revisi SE.19.DIR.DKPB.2006 mengenai wewenang memutus

restrukturisasi yang dapat diserahkan kepada masing-masing kantor cabang

untuk mempermudah pelaksanaan restrukturisasi dan mempercepat jangka

waktu pelaksanaan restrukturisasi, karena restrukturisasi merupakan proses

penyelamatan kredit yang dapat berpengaruh dalam penilaian kinerja bank.

4. Perlu ditingkatkan pemberian restrukturisasi kredit pada debitur yang

mengalami masalah, sehingga dapat meningkatkan kualitas asset yang akan

berpengaruh terhadap penilaian kesehatan bank.

5. Memberikan syarat yang lebih ringan untuk pelaksanaan restrukturisasi

kredit, sehingga akan semakin banyak realisasi restrukturisasi kredit pada

kolektibilitas kredit NPL.