Pembaharuan Pendidikan- Dr. Asep Tapip Yani (Autosaved)

20
1 TIMBANGAN BUKU I. DATA BUKU. Judul Buku : Pembaharuan Pendidikan Pengarang : DR. ASep Tapip Yani Penerbit : Humaniora Tahun Terbit : 2012 Jumlah Hal : 148 Halaman II. PENGANTAR. Terbukanya pasar global dan perdagangan bebas, membawa implikasi pada tuntutan akan peningkatan mutu dan pengelolaan proses pendidikan. Untuk itu itu diperlukan pembaharuan pendidikan. Buku ini dengan serius dan cukup dalam membahas mengapa perlu pembaharuan dan bagaimana melakukannya. Selamat membacaca. PENDAHULUAN Kita sepakat, pendidikan merupakan penopang utama dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia;

description

Kita sepakat, pendidikan merupakan penopang utama dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia; sedangkan kualitas sumber daya manusia itu berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Di sisi lain, yang dirasakan oleh semua stakeholder, terutama para orang tua, adalah ketertinggalan dalam mutu pendidikan; baik pendidikan formal maupun informal.

Transcript of Pembaharuan Pendidikan- Dr. Asep Tapip Yani (Autosaved)

14

TIMBANGAN BUKUI.DATA BUKU.Judul Buku : Pembaharuan PendidikanPengarang : DR. ASep Tapip YaniPenerbit : Humaniora Tahun Terbit : 2012Jumlah Hal : 148 Halaman

II. PENGANTAR.Terbukanya pasar global dan perdagangan bebas, membawa implikasi pada tuntutan akan peningkatan mutu dan pengelolaan proses pendidikan. Untuk itu itu diperlukan pembaharuan pendidikan. Buku ini dengan serius dan cukup dalam membahas mengapa perlu pembaharuan dan bagaimana melakukannya. Selamat membacaca.

PENDAHULUANKita sepakat, pendidikan merupakan penopang utama dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia; sedangkan kualitas sumber daya manusia itu berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Di sisi lain, yang dirasakan oleh semua stakeholder, terutama para orang tua, adalah ketertinggalan dalam mutu pendidikan; baik pendidikan formal maupun informal.Data menyebutkan bahwa di tingkat Asia, kualitas pendidikan Indonesia dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunei Darussalam masuk ke dalam pencapaian tinggi bersama Jepang. Tidak hanya oleh Brunei, oleh Malaysia (berada di peringkat 65) posisi Indonesia lebih rendah. Tetapi, saat ini, posisi Indonesia sedikit lebih baik dari Filipina (peringkat 85), Kamboja (peringkat 102), India (peringkat 107), dan Laos (peringkat 109).Ada banyak hal yang penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia; antara lain, pembelajaran hanya bertumpu pada buku paket sehingga berdampak pada matinya kreativitas guru; pola pengajaran satu arah; kurangnya sarana belajar yang memadai; aturan yang terlalu mengikat dan berdampak pada tumpulnya kreativitas guru; tidak menanamkan diskusi dua arah (interaktif) dengan siswa; dan mencontek yang sudah menjadi sebuah budaya atau kebiasaan. Diantara lain beberapa penyebab di atas, penyebab yang dianggap menjadi simpul utama adalah pola pengajaran dan mentalitas guru. Ke depan masih ada tantangan dunia pendidikan di Indonesia, yaitu kualitas pendidik. Dalam hal ini, tiga isu utama yang berkaitan dengan pendidik. Pertama, pendidik harus memiliki karakter yang kuat dan cerdas. Pendidik yang kuat artinya berfisik tangguh, dinamis, kepribadiannya utuh, berpikir matang, berwibawa, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, dan berintegritas. Pendidikan yang cerdas berarti memiliki daya kreativitas yang sangat baik, berkemampuan dalam mencari terobosan, dan intelektualitasnya kuat dan luas.Terbukanya pasar global dan perdagangan bebas, membawa implikasi pada tuntutan akan peningkatan mutu dan pengelolaan proses pendidikan. Upaya pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah dimulai sejak lama, melalui proyek-proyek pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, baik yan didanai dari APBN ataupun bantuan dan pinjaman luar negeri. Dalam perkembangan opini masyarakat, pendidikan seringkali dipandang tidak mampu mengikuti akselerasi dinamika masyarakat. Perubahan masyarakat, akibat berbagai temuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak dapat segera diantisipasi oleh dunia pendidikan. Lembaga pendidikan tertinggal untuk memberi proses belajar yang relevan kepada peserta didik. Tantangan terhadap dunia pendidikan (sekolah) terus bertambah banyak. Apalagi akselerasi pola-pola kehidupan masyarakat yang juga sebagai konsekuensi dari pemacuan pembangunan nasional, telah menuntut dunia pendidikan untuk lebih antisipatif terhadap kebutuhan masyarakat mendatang. Oleh karena itu, perlu ada usaha yang sistematis agar program sekolah dibuat cocok dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang makin berkembang.Pembaharuan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan merupakan kegiataan yang tidak akan pernah berhenti sejalan dengan perkembangan masalah dan aspirasi di kalangan stakeholder pendidikan. Dalam konteks ini, Indonesia menghadapi masalah yang kompleks dalam penyediaan sumber daya manusia yang bermutu untuk menghadapi persaingan global dewasa ini. Jumlah tenaga kerja yang produktif yang besar tidaklah cukup, jika tidak ditunjang oleh kualitas kemampuan yang dibutuhkan dalam persaingan pasar pasar dan tenaga kerja. Hal ini menunjukkan betapa berat beban dunia pendidikan Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas pengetahuan dan keterampilan yang bermutu, serta marketable dan bermoral tinggi.Upaya pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan Indonesia telah dimulai sejak lama, melalui proyek-proyek pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, baik yang didanai dari APBN ataupun bantuan dan pinjaman dari luar negeri. Di samping hasilnya dapat terlihat dari bertambahnya jumlah dan jenis sarana pendidikan SD,SMP,SMK dan perguruan tinggi, serta bertambahnya jumlah guru dan tenaga pendidikan yang mengikuti pelatihan, namun pada kenyataanya, secara kuantitas maupun kualitas rata-rata pendidikan penduduk Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.Selama 32 tahun pemerintahan Orde baru, sektor pembangunan pendidikan tidak pernah ditempatkan menjadi prioritas pembangunan. Dilanjutkan pada masa reformasi pun tak menjadikan pendidikan sebagai panglima pembangunan bangsa. Akibatnya mutu pendidikan Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan bahkan dengan Vietnam dan Myanmar sekalipun. Jika Negara tersebut telah berhasil mengirim tenaga-tenaga kerja terampil dan professional untuk mengisi lowongan kerja yang tersedia di mancanegara, maka Indonesia baru dalam tingkat mengirim tenaga kerja untuk pekerjaan kasar seperti buruh pabrik, perkebunan, pembantu rumah tangga dan lain-lain. Sedangkan bangsa lain yang terkena krisis seperti Negara Indonesia sudah bangkit kembali karena di masa lalu mereka menaruh perhatian besar terhadap sektor pembangunan pendidikan. Mereka bisa cepat bangkit karena memiliki kualitas SDM yang baik.

KEBIJAKAN PENDIDIKAN KONTEKSTUAL

Tantangan terhadap dunia pendidikan terus bertambah banyak. Apabila akselarasi pola-pola kehidupan masyarakat yang juga sebagai konsekuensi dari pemacuan pembangunan nasional, telah menuntut dunia pendidikan untuk lebih antisipatif terhadap kebutuhan masyarakat mendatang. Oleh karena itu, perlu ada usaha yang sistematis agar program sekolah dibuat cocok dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang makin berkembang. Untuk mengembangkan program sekolah yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder dibutuhkan tenaga kependidikan yang professional sesuai dengan tugas pokoknya di sekolah. Kepala sekolah, guru, staf tata usaha, maupun komite sekolah dituntut memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan pengembangan program sekolah yang relevan dengan kebutuhan stakeholder dan masyarakat luas. Selain itu, dibutuhkan pula koordinasi dan integrasi untuk berkarya secara terpadu dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah atau instansi lain yang menggunakan lulusan pendidikanPemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, mendorong tanggung jawab yang besar terutama diberikan kepada kepala sekolah dalam memanfaatkan sumber daya dan pengembangan strategi program sesuai dengan kondisi setempat. Peran penting kepala sekolah adalah dalam memerankan fungsinya sebagai pemimpin di sekoah. Sebagai pemimpin di sekolah, ia memiliki tanggung jawab untuk mempengaruhi semua personil agar terlibat dalam kegiatan pendidikan-pendidikan di sekolah.

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN: Tantangan Manajemen Mutu Sekolah

Pemerintah kini sedang meningkatkan usahanya untuk memperbaharui pendidikan nasional menjadi suatu sistem yang lebih serasi dengan program-program pembangunan nasional. Seluruh sistem pendidikan sedang mengalami perubahan dan penyesuaian kembali. Tujuannya tidak lain agar terciptanya suatu sistem pendidikan yang secara kualitatif maupun kuantitatif memenuhi harapan masyarakat banyak (efektivitas dan produktivitas), sehingga penyelenggaraan program pendidikan selaras dengan dunia pekerjaan yang akan dimasuki oleh pada lulusan (relevansi), untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tersebut tentunya sekolah sejatinya dapat mengoptimalisasikan tenaga, dana, dan fasilitas dan teknologinya (efisiensi). Pembaharuan dan pengembangan pendidikan di Indonesia, di samping harus memenuhi kebutuhan program-program pembangunan tenaga kerja yang terdidik baik, harus pula mampu menghadapi tantangan dari kekuatan-kekuatan baru yang muncul. Diantaranya ialah pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi dan peningkatan dalam aspirasi dan harapan masyarakat akan pendidikan. Ini membawa implikasi berat bagi usaha perluasan dan pemeratasan kesempatan belajar bagi seluruh penduduk. Kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sedang mempercepat perubahan sosial. Maka mau tidak mau isi dan materi pendidikan serta metode pembelajaran harus mengalami perubahan dan penyesuaian secara periodik. Revolusi industry dan teknologi telah membawa perubahan-perubahan dalam pekerjaan dan tata hidup sosial dan keluarga, yang harus pula diperhatikan oleh pembaharuan pendidikan. Tekanan yang kuat untuk perubahan-perubahan di bidang pendidikan sedang tumbuh. Perubahan-perubahan ini tidak dapat dipandang sebagai terpisah-pisah atau dalam isolasi, tapi berhubungan satu sama lain dan pengaruhnya kumulatif

Manajemen Mutu SekolahTugas terpenting yang dihadapi oleh berbagai lembaga adalah meningkatkan kualitas. Organisasi yang baik adalah organisasi yang memahami kualitas. Pun demikian di bidang pendidikan, kualitaslah yang membedakan keberhasilan dan kegagalan. Dalam perkembangannya manajemen mutu dikenal dengan istilah total quality management (TQM). total quality management bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku dan harus diikuti, melainkan seperangkat prosedur dan prioses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja. Total quality management adalah suatu cara lain dalam mengatur usaha-usaha banyak orang.

KONSEP LIFE SKILLS DALAM PENDIDIKAN

Life skill (kecakapan hidup) adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Pengertian kecakapan hidup disini, tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber-sumber daya, bekerja dalam tim atau kelompok, terus belajar di tempat kerja, mempergunakan teknologi, dan sebagainya. Konsep Life skills di sekolah merupakan salah satu fokus analis dalam pengembangan kurikulum pendidikan sekolah yang menekankan pada kecakapan atau keterampilan hidup atau bekerja.

PROGRAM BBE-LS: INOVASI DALAM PENDIDIKAN

Perkembangan dalam teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas. Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.Program BBE-LS sebagai suatu bentuk inovasi dalam pendidikan tidak terlepas dari konsep inovasi pada umumnya, dalam beberapa hal memiliki makna yang sama seperti halnya menyangkut: arti dan karakteristik, proses, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan strategi dalam inovasi itu sendiri, namun yang berbeda hanya pada penekanan wilayah garapan.

Arti dan Karakteristik Inovasi PendidikanKeselurahan tantangan dan persoalan dalam dunia pendidikan memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalui didahalui dengan penjelajahan yang mendahului percobaan dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan inovasi atau pembaharuan dalam pendidikan.

STRATEGI MENINGKATKAN EFEKTIVITAS INOVASI DI SEKOLAH

Agar sekolah betul-betul berfungsi dan berada dalam homeostatis, mau tidak mau pembenahannya mesti bertolak dari upaya pembaruan atau inovasi persekolahan itu sendiri. Dalam hal ini efektivitas upaya pembaruan atau inovasi persekolahan mutlak harus ditingkatkan dalam upaya mencapai kemajuan sekolah. Tingkat fisibilitas penerapan suatu upaya baru atau inovasi sekolah dapat ditelusuri melalui kajian terhadap kekuatan berbagai faktor pendukung dan penghambat serta kemungkinan mengoptimalisasi kekuatan-kekuatan pendukung dan eliminasi kekuatan-kekuatan pengamat tersebut. Hal demikian dalam pembacaan alat strategi perencanaan pendidikan tercakup dalam apa yang dikenal dengan analisis SWOT (Strenghts-kekuatan, Weakness-kelemahan, Oppurtunity-kesempatan, Threats-ancaman). Atas dasar kajian itu barulah dapat diketahui apakah suatu yang baru mempunyai fisibilitas yang tinggi atau yang rendah untuk diterapkan. Jadi dalam hal ini penekanannya pada kelayakan baik objek maupun subjek inovasi berdasarkan kriteria yang dapat memperlancar pengadopsiaannya. Bersamaan dengan penelusuran tingkat fisibilitas suatu inovasi, maka tingkat akseptibilitas inovasi sekolah dapat ditelusuri dari segi sifat-sifat inovasinya menurut pengamatan mereka yang menjadi sasaran, pihak-pihak yang terkena oleh upaya baru tersebut yang sering disebut system client.Dengan demikian tingkat akseptibilitas upaya inovasi persekolahan amat bergantung pada seberapa jelas inovasi yang dimaksudkan memberi keyakinan bagi pihak terkena. Bahwa dengannya di samping akan teratasinya masalah internal sekolah, mereka sendiri memperoleh keuntungan-keuntungan yang lebih baik. Memperhatikan hal tersebut, maka peningkatan efektivitas inovasi persekolahan perlu diperhatikan agar penerapannya menyentuh pula kebutuhan dasar para pelaksanaanya. Apakah itu guru-guru, staf sekolah lainnya, dan atau bahkan murid-murid. Maka dari itu perlakuan terhadap klien inovasi dipandang perlu.

BEBERAPA TANTANGAN DUNIA PENDIDIKAN INDONESIATantangan yang menghadang dunia pendidikan Indonesia saat ini meliputi: heterogenitas tingkat pendidikan masyarakat, keterpurukan perekonomian masyarakat, dan kekuarang merataan tingkat pendidikan.Keberanekaragaman/Heterogenitas Tingkat Pendidikan MasyarakatKeberanekaragaman atau tingkat heterogenitas tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dapat dilihat pada masyarakat di seluruh kepulauan Indonesia. Masih banyak penduduk yang buta aksara terutama di pedesaan, di samping mayoritas sudah dapat membaca dan menulis bahkan banyak yang sarjana. Pada jenjang sekolah dasar, terutama di pedasaan banyak anak-anak usia sekolah yang tidak pernah mengikuti sekolah dasar, putus sekolah, di samping banyak yang tamat sekolah dasar. Hal yang sama juga terjadi pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA penyebab utamanya adalah masalah kemiskinan dan ketidakmammpuan orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Keberanekaragaman/Heterogenitas Tingkat Pendidikan MasyarakatKrisis ekonomi yang berawal dari krisis moneter tahun 1997, memiliki pengaruh signifikan terhadap dunia pendidikan Indonesia. Jumlah masyarakat miskin dan yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat. Jika keluarga dan pemerintah tidak tanggap terhadap permasalahan ini, maka cepat atau lambat pengaruh lingkungan yang tidak kondusif akan membuat mereka terlibat pada kenakalan remaja, tawuran, penyalahgunaan narkoba atau perilaku-perilaku kejahatan yang lebih ekstrim. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi, terutama pembangunan ekonomi yang berakar pada ekonomi rakyat dan bersumber daya domestiK. Mengenai kesalahan pembangunan ekonomi yang dan pengaruh negatifnya pada pendidikan, H.A.R Tilaar menyatakan bahwa pengembangan ekonomi yang jadikan panglima dengan memperioritaskan target pertumbuhan telah melahirkan pembangunan ekonomi tanpa perasaan. Akibat kehidupan ekonomi yang semrautan maka lahirlah sistem pendidikan yang tidak peka untuk meningkatkan daya saing, yang tidak produktif karena tergantung pada bahan baku impor. Selanjutnya pendidikan tidak mempunyai akuntabilitas sosial karena masyarakat tidak dikutsertakan dalam manejemennya. Sejalan itu lahirlah ekonomi biaya tinggi karena korupsi melahirkan penanganan ekonomi yang tidak professional tetapi mengikuti jalan pintas. Dengan sendirinya output pendidikan tidak mempunyai daya saing apalagi daya saing global.

Masalah Pemerataan PendidikanPendidikan untuk semua adalah konsep mempunyai makna bahwa semua warga Negara mempunyai hal untuk memperoleh pendidikan yang baik, juga mempunyai kewajiban untuk membangun pendidikan nasional yang bermutu. Konsekuensinya diperlukan pemerataan pendidikan. Apa saja kendala yang dapat kita pelajari dari pemerataan pendidikan ini? Paling tidak, terdapat lima kendala internal yang menghambat pemerataan pendiikan yaitu.1. Kendala geografis, artinya banyak pulau-pulau atau daerah-daerah yang sulit dijangkau pendidikan karena faktor komunikasi;2. Sarana pendidikan yang terbatas akibat lokasi dana yang sangat minim;3. Pemertintah masih mengutamakan pembangunan ekonomi sebagai prioritas, sementara pendidikan belum memperoleh porsi yang wajar;4. Tidak ada penghargaan yang wajar terhadap profesi guru, terutama yang menyangkut kesejahteraan, padahal kunci utama pendidikan bermutu adalah mutu guru itu sendiri; dan5. Perencanaan pendidikan setralistik yang mengabaikan kemampuan dan karakteristik daerah.MENINGKATKAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA

Ketetapan MPR (1990:80-81) berkenaan dengan pendidikan mengamanatkan sebagai berikut :1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualiatas tinggi dan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.2. Meningkatkan kemampuan akademik dan professional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.3. Melakukan pembaruan sistem pendidikan termasuk pembaruan kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku secara nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional.Inti ketiga butir ketetapan dia atas menyimpulkan bahwa:1. Baik mutu maupun pemerataan pendidikan sama-sama mendapat perhatian;2. Pemberdayaan lembaga-lembaga pendidikan, khususnya para guru dan kesejahteraan guru, dilaksanakan dengan meningkatkan anggaran pendidikan yang berarti ; dan3. Program-program pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan nasional dan lokal.Namun demikian, hingga akhir tahun anggaran 2000-2001, implementasi ketetapan MPR tersebut belum menjadi kenyataan terutama dalam peningkatan anggaran pendidikan. Lalu apa yang akan kita laksanakan sekarang? Jawabannya adalah membangun pendidikan berdasarkan system broad based education dan high broad education. Berdasarkan uraian-uraian mengenai sistem broad based education dan high broad education di atas maka perlu diberikan penekanan-penekanan sebagai berikut:a. Baik orang tua terutama dunia pendidikan perlu menyadari bahwa, setiap anak memiliki potensi-potensi yang berbeda. Ada anak yang hanya memiliki potensi intelektual yang terbatas di samping ada yang memiliki kemampuan potensial yang tinggi.b.Untuk anak yang potensi hanya rata-rata perlu dimasukkan pada pendidikan kejuruan yang akan memberikan kemungkinan kepadanya memiliki keterampilan untuk mencari nafkah. Pendidikan ini kami sebut dengan pendidikan mencari nafkah. Untuk pemerintah perlu mendirikan sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga-lembaga pendidkan keterampilan dalam bentuk pendidikan non-formal.c.Sekolah-sekolah kejuruan ini harus dirangsang lebih progresif dengan memasukkan sistem magang yang intensif dalam dunia usaha baik dalam negeri maupun di luar negeri.d.Perlu proses sosialisasi kepada masyarakat agar timbul suatu kesadaran bahwa untuk menjadi orang yang berhasil bukan harus tamatan pendidikan tinggi. Bagi anak-anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi perlu dirangsang dan difasilitasi untuk meneruskan pendidikan di universitas baik di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk ini bagi anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah diberikan beasiswa.PENUTUP

Buku ini ditujukan untuk mencoba mengungkap permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia pada saat ini, terutama yang berhubungan dengan rendahnya mutu SDM sebagai akibat mutu pendidikan yang rendah. Dalam persaingan dalam era globalisasi ini, kemenangan ditentukan oleh mutu SDM. Mutu SDM itu sendiri ditentukan oleh pendidikan bermutu baik pada tingkat dasar, menengah maupun tinggi. Pendidikan memegang peranan kunci dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sesuai dengan cita-cita dan sumpah dari founding fathers kita untuk membangun suatu masyarakat Indonesia dalam kebhinekaan, menguasai ilmu dan teknologi, dan mampu bersaing dalam era kehidupan domestic dan global yang penuh dengan tantangan yang senantiasa berubah.

Cimahi, September 2013Penulis

SuwandiKapten Arm NRP 586876