Pembagian Sindrom Afasia

15
"Pembagian Sindrom Afasia" Afasia adalah gangguan bahasa yang multimodalitas, artinya tidak mampu berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Tergantung dari jenis afasianya, ketidakmampuan dalam modalitas tersebut tidak merata tetapi salah satu lebih menonjol dari yang lain. Sindrom – Sindrom Afasia: 1. Afasia Broca Cirinya: afasia ini paling sering dijumpai, gejala utamanya adalah kesulitan dalam bertutur. Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman Afasia Broca Tidak lancar - + Nama lain dari afasia broca : afasia motoris, afasia ekspresif, afasia motoris eferen. Afasia ini bisa muncul sebagai afasia akut, tetapi juga dapat berkembang dari afasia global dalam jangka waktu beberapa bulan atau tahunan. Afasia ini disebabkan oleh GPDO, peradangan, tumor, trauma. Lokasi kerusakan untuk afasia broca adalah di daerah fronto-parietal di hemisfer kiri (daerah suprasylvis, baik operkulum maupun insula). Bicara spontan afasia ini tidak lancar dan ditandai oleh adanya agramatisme (gangguan dalam gramatika yang memperlihatkan pengurangan dan penyederhanaan betuk – bentuk gramatika). Jadi, kemampuan untuk mengutarakan hubungan gramatikal terganggu. Pasien juga mengalami kesulitan fonemis (ia membuat kesulitan fonemis karena representasi intern fonem – fonem itu terganggu. Oleh karena itu dia menggunakan parafasia literal (menggunakan kata yang bunyinya mirip dengan kata yang dimaksud). Gangguan lain yang menyertai afasia broca, antara lain; apraksia bukofasial, apraksia ideomotoris, hemiplegia anggota tubuh bagian kanan. Tidak jarang pasien tipe afasia ini mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan otot bibir dan lidah (apraksia oral). Prognosisnya tergantung dari berbagai faktor. Umumnya dapat dikatakan, bahwa apabila pemahaman auditif pada mulanya cukup baik, perbaikan diperkirakan akan cepat. Apabila kemampuan menulis dari semula hampir normal tanpa agramatisme, maka prognosisnya baik sekali. 2. Afasia Wernick Cirinya: Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman Afasia Wernick Lancar - - Nama lain: afasia sensoris, afasia reseptif, afasia akustis. Lokas kerusakan: bagian posterior girus temporal atas di hemisfer kiri. Penyebabnya: berbeda – beda, jika karena GPDO penyebab yang paling banyak adalah karena emboli, yakni di daerah arteri serebri media inferior kiri.

Transcript of Pembagian Sindrom Afasia

Page 1: Pembagian Sindrom Afasia

"Pembagian Sindrom Afasia" Afasia adalah gangguan bahasa yang multimodalitas, artinya tidak mampu berbicara, menyimak, menulis, dan

membaca. Tergantung dari jenis afasianya, ketidakmampuan dalam modalitas tersebut tidak merata tetapi salah satu lebih menonjol dari yang lain.Sindrom – Sindrom Afasia:

1. Afasia BrocaCirinya: afasia ini paling sering dijumpai, gejala utamanya adalah kesulitan dalam bertutur.

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia Broca Tidak lancar - +Nama lain dari afasia broca : afasia motoris, afasia ekspresif, afasia motoris eferen. Afasia ini bisa

muncul sebagai afasia akut, tetapi juga dapat berkembang dari afasia global dalam jangka waktu beberapa bulan atau tahunan. Afasia ini disebabkan oleh GPDO, peradangan, tumor, trauma.

Lokasi kerusakan untuk afasia broca adalah di daerah fronto-parietal di hemisfer kiri (daerah suprasylvis, baik operkulum maupun insula).

Bicara spontan afasia ini tidak lancar dan ditandai oleh adanya agramatisme (gangguan dalam gramatika yang memperlihatkan pengurangan dan penyederhanaan betuk – bentuk gramatika). Jadi, kemampuan untuk mengutarakan hubungan gramatikal terganggu. Pasien juga mengalami kesulitan fonemis (ia membuat kesulitan fonemis karena representasi intern fonem – fonem itu terganggu. Oleh karena itu dia menggunakan parafasia literal (menggunakan kata yang bunyinya mirip dengan kata yang dimaksud).Gangguan lain yang menyertai afasia broca, antara lain; apraksia bukofasial, apraksia ideomotoris, hemiplegia anggota tubuh bagian kanan. Tidak jarang pasien tipe afasia ini mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan otot bibir dan lidah (apraksia oral).Prognosisnya tergantung dari berbagai faktor. Umumnya dapat dikatakan, bahwa apabila pemahaman auditif pada mulanya cukup baik, perbaikan diperkirakan akan cepat. Apabila kemampuan menulis dari semula hampir normal tanpa agramatisme, maka prognosisnya baik sekali.

2. Afasia WernickCirinya:

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia Wernick Lancar - -Nama lain: afasia sensoris, afasia reseptif, afasia akustis.

Lokas kerusakan: bagian posterior girus temporal atas di hemisfer kiri.Penyebabnya: berbeda – beda, jika karena GPDO penyebab yang paling banyak adalah karena emboli,

yakni di daerah arteri serebri media inferior kiri.Bicaranya lancar, mengalami parafasia verbal, terjadi paragramatisme, logorea (banjir kata). Awalnya pasien afasia wernicke tidak sadar akan kesalahan – kesalahannya dalam berbicara, tetapi setelah ia sadar akan kesalahannya, dia akan mencari kata yang tepat dan bicaranya akan lebih pelan.Pemahaman auditif sangat terganggu dan sepadan dengan gangguan yang terdapat pada berbicara spontan. Meniru ucapan juga buruk yang ditandai adanya parafasia literal dan parafasia verbal. Kemampuan menulis sama dengan bicara spontan

Gangguan lain yang menyertai yaitu hemianopsia, sindrom Gerstmann, depresif.Prognosisnya tergantung dari banyak faktor seperti parahnya afasia, gangguan penyerta lain, usia, lingkungan atau keluarga.

3. Afasia KonduksiCirinya: tipe ini mempunyai ciri khas kemampuan modalitas bahasa untuk pengulangan yang buruk.

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia Konduksi Lancar - +Nama lain: afasia aferen motoris, afasia sentral.

Tempat kerusakan: bagian posterior fasikulus arkuatus di hemisfer kiri.Penyebab juga bermacam – macam, jika karena GPDO biasanya adanya emboli di arteri serebri media kiri.

Page 2: Pembagian Sindrom Afasia

Bicara spontan hampir normal, tetapi tersendat – sendat karena berusaha mencari kata yang tepat dan berusaha memperbaiki parafasia literal dan verbalnya. Pemahaman auditif dalam situasi bahasa sehari – hari normal, tetapi bila dites ditemukan gangguan dalam hubungan gramatikal yang lebih kompleks. Membaca pemahaman hampir sama dengan pemahaman auditifnya. Kemampuan untuk pengulangan pada pasien biasanya terganggu oleh adanya kesulitan dalam memproduksi kata.Gangguan lain: apraksia verbal, apraksia bukofasial, apraksia ideomotoris, sindrom Gerstmann, dysprosodi.

4. Afasia GlobalCirinya:

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia Global Tidak lancar - -Pada afasia total atau global semua aspek bahasa sangat terganggu. Lokasi kerusakan: bagian – bagian

besar daerah fronto-temporo-parietal perisylvis di hemisfer kiri. Penyebabnya yang paling sering adalah adanya penyumbatan bagian terdepan arteri serebri media kiri,

bisa juga karena tumor atau perdarahan besar. Biasanya diawali dengan koma. Bicara spontan tidak lancar, pemahaman auditif sangat terganggu. Meniru ucapan, membaca bersuara dan menulis tidak dapat dilakukan.

Gangguan penyertanya: hemiplegia anggota tubuh bagian kanan, hemianopsia, hemianestesia. Jika setelah atau tanpa terapi, pemahaman pasien ini membaik maka afasia global ini dapat berubah menjadi afasia broca.

5. Afasia Transkortikal MotorisCirinya:

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia TKM Tidak lancar + +Nama lain: afasia dinamis, sindrom isolasi anterior

Tempat kerusakan: di daerah frontal hemisfer kiri atau di daerah yang berbatasan langsung dengan daerah broca (di depan atau di belakangnya) atau di dalam daerah premotoris medial atau superior.

Penyebab: traum, tumor, peradangan, GPDO. Kadang dianggap sebagai ketidakmampuan untuk mengalihkan pikiran ke dalam kalimat.Bicaranya seperti gagap. Antara bicara spontan dan meniru ucapan tidak begitu menonjol. Pasien dapat mengulang suku kata atau kalimat pendek, tetapi pada kalimat yang lebih panjang timbul perseverasi. Penemuan dan penamaan kata terganggu. Pemahaman bahasa lisan dan tulisan cukup baik. Kebanyakan pasien ini menderita hemiplegia sebelah kanan.

6. Afasi Transkortikal SensorisCirinya:

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia TKS Lancar + -Tempat kerusakan: daerah temporo-parieto-oksipital di hemisfer kiri. Penyebabnya: bisa karena tumor,

trauma, GPDO.Bicara spontan lancar, pemahaman auditif terganggu pada taraf pengaitan bunyi dan arti. Pemberian nama terganggu, membaca bersuara dapat dilakukan, tetapi membaca tanpa suara sama atau bahkan lebih buruk daripada pemahaman auditif. Kemampuan menulis sama dengan atau lebih buruk dari pada kemampuan bicaranya.Gangguan lain: sindrom Gerstmann, apraksia konstruktif, apraksia ideatoris. Perbedaan yang mendasar antara afasia TKS dengan demensia adalah adanya parafasia. Sedangkan pada demensia tidak ditemukannya parafasia.

7. Afasia Transkortikal Campuran Cirinya:

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia TKC Tidak lancar + -Nama lain: isolasi daerah bicara.

Page 3: Pembagian Sindrom Afasia

Lokasi kerusakan: daerah – daerah besar korteks asosiasi anterior dan posterior, tetapi daerah perisylvis tidak terkena.Penyebab: GPDO, anoksia (misalnya karena keracunan karbon monoksida).Bicara spontan hampir tidak ada, kecuali ucapan singkat. Kalimat terbuka diteruskan secara automatis, tanpa adanya pemahaman. Pemahaman terganggu. Membaca dan menulis tidak mungkin dilakukan.Gangguan lain: hemiplegia dan hemianopsia (kehilangan lapang pandang sebelah).

8. Afasia AnomisCirinya:

Jenis afasia Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman

Afasia Anomis Lancar + +Nama lain: afasia nominal.

Anomia sering dianggap sinonim dengan afasia anomis, padahal sebenarnya berbeda. Anomia adalah sebuah gejala kesulitan menemukan kata (word-finding difficulty), sedangkan afasia anomis adalah tipe sindrom afasia dengan gejala utamanya anomia.

Afasia ini mula – mula dapat merupakan afasia anomis, tetapi juga dapat menjadi afasia anomis dari sindrom afasia lain yang lebih parah. Afasia ini biasanya berkembang dari salah satu afasia posterior dan karena itu tempat kerusakannya biasanya daerah temporal, temporo-parietal atau temporo-oksipital di hemisfer kiri.

Penyebabnya: GPDO, tumor, trauma, abses, ensefalitis, penyakit degeneratif. Pada afasia ini yang terganggu adalah penemuan dan penamaan kata, terutama kata isi yang jarang dipakai, baik pada saat bicara maupun menulis. Pemahaman bahasa lisan dan tulis (membaca) baik.

Gangguan lain: tergantung dari tempat kerusakan.

Patologi Bahasa

A.    Gangguan bicaraPerkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bicara. Perkembangan bahasa

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan anak dibesarkan. Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi fonem, baik dalam titik artikulasi maupu cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan. Ditinjau dari segi klinis, gejala kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a.       DisaudiaDisaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan pendengaran. Gangguan

pendengaran tersebut menyebabkan kesulitan dalam menerima dan mengolah nada intensitas dan kualitas bunyi bicara, sehinnga pesan bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti. Pada anak tunarungu kesalahan tersebut sering dipergunakan dalam berkomunikasi, misalnya kata kopi, ia dengar topi atau kata bola, ia dengar pola. Anak yang mengalami gangguan pendengaran cenderung bersuara monoton dan bernada tinggi, ia tidak mengenal lagu kalimat, mana kalimat tanya, kalimat penegasan, makna tanda seru dalam kalimat. Umumnya anak dengan disaudia dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa isyarat yang telah dikuasainya.

b.      DislogiaDislogia diartikan sebagai satu bentuk kelaian bicara yang disebabkan oleh kemampuan kapasitas

berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Terdapat kesalahan pengucapan yang terjadi disebabkan karena tidak mampu mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang hampir sama.

Misalnya tadi dengan tapi, kopi dengan topi. Rendahnya kemampuan mengingat menyebabkan penghilangan fonem, suku kata atau kata pada waktu mengucapkan kalimat, misalnya /makan/ diucapkan /kan/, /pergi/ diucapkan /gi/, /ibu pergi ke pasar/ diucapkan / bu…gi….cal/.c. Disartria

Disartria diartikan jenis kelainan bicara yang terjadi akibat adanya kelumpuhan, kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Disartria ada beberapa jenis, yaitu:

Page 4: Pembagian Sindrom Afasia

1. Spastic Disartria : ketidakmampuan berbicara akibat spastisitas atau kekakuan otot-otot bicara. Ditandai dengan bicara lambat dengan terputus-putus, karena tidak mampu melakukan gerakan organ bicara secara biasa.

2. Flaksid Disartria : ketidak mampuan bicara akibat layuh atau lemahnya otot-otot organ bicara, sehingga tidak mampu berbicara seperti biasa.

3. Ataksia Disartria : ketidakmampuan bicara karena adanya gangguan koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan resonansi. Terutama pada saat memulai kata/kalimat.

4. Hipokinetik Disartria : ketidakmampuan dalam memproduksi bunyi bicara akibat penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari pusat/cortex. Ditandai dengan tekanan dan nada yang monoton.

5. Hiperkinetik Disartria : ketidakmampuan dalam memproduksi bunyi bicara terjadi akibat kegagalan dalam melakukan gerakan yang disengaja, ditandai dengan abnormalitas tonus atau gerakan yang berlebihan sehingga muncul kenyaringan.

d. DisglosiaDisglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan bentuk struktur dari

organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur organ artikulasi yaitu:1. Palatoskisis: sumbing langitan2. Maloklusi : salah temu gigi atas dan gigi bawah3. Anomali: kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan misalnya bentuk lidah yang tebal, tidak tumbuh velum atau tali lidah yang pendek.e. Dislalia

Yaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa. Misalnya /makan/ menjadi /kaman/ atau /nakam/.1

[1]f. stroke

Apabila aliran darah pada otak tidak cukup, atau ada penyempitan pembuluh darah atau gangguan lain yang menyebabkan jumlah oksigen yang diperlukan berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada otak. Penyakit yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, tersumbatnya pembuluh darah, atau kurang oksigen pada otak dinamakan stroke.

Stroke mempunyai berbagai akibat. Karena adanya kontrol silang dari hemisfir kiri dan hemisfir kanan maka stroke yang terdapat pada hemisfir kiri (kalau menyebabkan gangguan fisik) akan menyebabkan gangguan pada belahan badan sebelah kanan. Sebaliknya, kalau stroke itu terjadi pada hemisfir kanan, maka bagian kiri tubuhlah yang akan terganggu. Akibat penyakit stroke juga ditentukan oleh letak kerusakan pada hemisfir yang bersangkutan. Pada umumnya, kerusakan pada hemisfir kiri mengakibatkan munculnya gangguan wicara. Gangguan macam apa yang timbul ditentukan oleh persisnya dimana kerusakan itu terjadi. Gangguan wicara yang disebabkan oleh stroke dinamakan afasia (aphasia).

1.      Macam-macam afasiaAda berbagai macam afasia tergantung pada daerah mana di hemisfir kita yang kena stroke. Berikut adalah beberapa macam yang umum ditemukan antara lain:

a.       Afasia BrocaKerusakan (lesion) terjadi pada daerah Broca. Karena daerah ini berdekatan dengan jalur korteks motor

maka yang sering terjadi adalah terganggunnya alat-alat ujaran termasuk bentuk mulut, kadang mulut bisa mencong. Afasia Broca menyebabkan gangguan pada perencanaan dan pengungkapan ujaran, kalimat-kalimat yang diproduksi terpatah-patah dan seringkali juga lafalnya tidak jelas. Kata-kata dari sintaktik utama seperti kata benda, kata kerja dan kata sifat tidak terganggu, tetapi penderita kesulitan dalam kata fungsi.

b. Afasia WernickeLetak kerusakan adalah pada daerah Wernicke, yakni bagian agak kebelakang dari lobe temporal.

Penderita afasia ini lancar dalam berbicara, dan bentu sintaksisnya juga cukup baik. Hanya saja kalimat-kalimatnya sulit dimengerti karena banyak kata yang tidak cocok maknanya dengan kata-kata sebelum atau sesudahnya. Penderita juga tidak mudah memahami apa yang kita bicarakan.

c. Afasia AnomikKerusakan otak terjadi pada bagian depan dari lobe parietal. Gangguan wicaranya tampak pada

ketidakmampuan penderita untuk mengaitkan konsep dan bunyi atau kata yang mewakilinya.d. Afasia Global

1

Page 5: Pembagian Sindrom Afasia

Kerusakan terjadi pada beberapa daerah dalam otak. Kerusakan bisa menyebar dari daerah Broca, melewati korteks motor, menuju ke lobe parietal, dan sampai ke daerah Wernicke. Dampak dari kerusakan ini sangatlah besar. Dari segi fisik, penderita bisa lumpuh di sebelah kanan, mulut bisa mencong, dan lidah menjadi tidak fleksibel. Dari segi verbal, dia bisa kesukaran memahami ujaran orang, ujarannya tidak mudah dimengerti orang, dan kata-katanya tidak diucapkan dengan cukup jelas.

e. Afasia konduksiBagian otak yang rusak pada afasia ini adalah fiber-fiber yang ada pada fasikulus arkuat yang

menghubungkan lobe frontal dengan lobe temporal. Karena hubungan daerah Broca yang menangani produksi dengan daerah Wernicke yang menangani komprehensi terputus maka penderita tidak dapat mengulang kata yang baru saja diberikan kepadanya. Dia dapat memahami apa yang dikatakan orang.2[2]

B.     Gangguan SuaraGangguan pada proses produksi suara merupakan salah satu jenis gangguan komunikasi. Gangguan

tersebut meliputi :a.       Kelainan nada

Gangguan pada frekuensi getaran pita suara pada waktu ponasi yang berakibat pada gangguan nada yang diucapkan, yaitu nada tinggi, nada rendah, nada datar, dwinada, suara pubertas.

b.      Kelainan kualitas suaraGangguan suara yang terjadi karena adanya ketidaksempurnaan kontak antara pita suara pada saat

adduksi, sehingga suara yang dihasilkan tidaksama dengan suara yang biasanya. Hal ini berpengaruh pada kualitas suara yaitu, preathiness, hoarness, harness, hipernasal, hiponasal.

c.       Afonia Kelainan suara yang diakibatkan ketidakmampuan dalam memproduksi suara atau tidak dapat bersuara

sama sekali karena kelumpuhan pita suara, histeria, pertumbuhan yang tidak sempurna atau karena suatu penyakit.

C.     Gangguan IramaYaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, meliputi :

a.       Stuttering Stuttering atau gagap, yaitu gangguan dalam kelancaran berbicara berupa pengulangan bunyi atau suku

kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai pengucapan kata.b.      Cluttering

Gangguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi sehingga sulit dimengerti. Terdapat 3 type yaitu:1. Distorsi : pengucapan yang tidak jelas2. Substitusi : penggantian ucapan menjadi bunyi yang lain3. Omisi : penghilangan bunyi-bunyi.c. Palilalia

Kelainan ini jarang terjadi, dan biasanya terjadi setelah usia dewasa.

Karakteristik Dysarthria dalam Komunikasi Semua jenis dysarthria mempengaruhi artikulasi konsonan, menyebabkan slurring berbicara. Dalam kasus yang sangat parah, vokal juga dapat terdistorsi. Kejelasan sangat bervariasi tergantung pada tingkat kerusakan neurologis. Hypernasality sering hadir sebagai masalah dengan respirasi, fonasi dan resonansi. Kejang Dysarthria Anda akan ingat bahwa itu adalah karena kerusakan saluran piramida. Ini langsung, saluran mono-sinaptik didominasi fasilitasi. Itu berarti sel tubuh yang mengirim impuls yang menghasilkan gerakan, bersama akson nya. Hasil Prinsip kerusakan kesulitan dengan gerakan motorik halus. Hal ini disebabkan refleks peregangan berlebihan, mengakibatkan peningkatan tonus otot dan inkoordinasi. Semua saraf kranial kecuali VII dan XII dirangsang secara bilateral dengan saluran bulbar cortico. Lesi bilateral pada mereka traktat menghasilkan dysarthria jauh lebih parah daripada lesi unilateral. Namun, lesi unilateral pada saluran cortico-bulbar akan mempengaruhi saraf kranial VII (gerakan wajah) dan XII (lidah protrusiont). Karena saraf kranial lainnya menerima sinyal dari kedua saluran cortico-bulbar, otot-otot mereka innervate hampir tidak terpengaruh. Jadi, anda tidak akan berharap masalah dengan bibir, cheecks, tenggorokan, velum, atau laring. Dengan bi-lateral lesi cortico-bulbar semua hal di atas, dan banyak lagi, akan terpengaruh. Pembunyian

2

Page 6: Pembagian Sindrom Afasia

Kualitas vokal yang keras. Terkadang suara pasien dengan spastik dysarthria digambarkan sebagai tegang atau tercekik (Duffy, 1995). Pitch rendah, dengan jeda lapangan yang terjadi dalam beberapa kasus. Resonansi Hypernasality biasanya terjadi, tetapi biasanya tidak cukup parah untuk menyebabkan emisi hidung. Prosodi Semburan kenyaringan kadang-kadang dicatat dalam pidato pasien dengan dysarthria kejang. Artikulasi Menurut Duffy (1995) rentang pergerakan, kekuatan lidah, tingkat bicara dan waktu onset suara untuk berhenti dikurangi. Ada peningkatan fonem dengan transisi fonem, silabel dan durasi dalam kata, dan dalam menyuarakan berhenti bersuara. Hyperkinetic Dysarthria Seperti dijelaskan di atas, dysarthria hyperkinetic biasanya dianggap disebabkan lesi ganglia basal. Gejala utama yang berhubungan dengan gerakan spontan. Mungkin ada kerusakan unilateral atau bilateral. Pembunyian Seperti spastik dysarthria, kualitas vokal dapat digambarkan sebagai keras, tegang, atau dicekik. Penghentian suara mungkin terjadi pada dysarthria terkait dengan distonia. Resonansi Hypernasality umum. Pidato Ketika gerakan pidato sukarela yang dibuat sering ada super pengenaan gerakan tak terkendali. Pidato dapat berkisar dari total kurangnya intelligability untuk masalah ringan. Ada banyak sindrom, beberapa yang dijelaskan di atas, terkait dengan masalah ini. Hypokinetic Dysarthria Terutama terkait dengan penyakit Parkinson, Hal ini disebabkan oleh lesi di substansia nigra, namun juga bisa terjadi akibat obat anti-psikotik, sering pukulan ke kepala dan etiologi lainnya dijelaskan di atas. Menurut Ferrand dan Bloom, 1997, dalam rangka untuk gerakan otot normal terjadi dopaminergik dan kolinergik (Ach) jalur harus seimbang. Pembunyian Suara serak adalah umum pada pasien Parkinson. Juga, volume rendah sering mengurangi kejelasan. Resonansi Hypernasality mungkin terjadi Prosodi Monopitch dan monoloudness mungkin terjadi. Pallilalia, atau pengulangan kompulsif dari suku kata, kadang-kadang hadir. Suara pola produksi pasien dengan penyakit Parkinson kadang-kadang digambarkan sebagai artikulasi undershoot. Artikulasi Bradikinesia (berkurang kecepatan otot) yang berhubungan dengan penyakit Parkinson menyebabkan kesulitan dalam inisiasi pidato sukarela. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam memulai berbicara serta pidato yang sangat lambat. Menurut Duffy (1995), mungkin ada pembekuan gerakan selama pidato. Kekakuan juga dapat terjadi. Selain itu, pasien Parkinson telah mengurangi kenyaringan, produksi konsonan tidak tepat, mengurangi variabilitas lapangan dan pidato festinating. Yang terakhir ini dapat menghasilkan pidato yang sangat cepat bersama dengan bergegas singkat pidato (Ferrand dan Bloom, 1997). Ataxic Dysarthria Gangguan ini disebabkan kerusakan pada cerebellar rangkaian kontrol. Menurut Duffy (1995), hal itu dapat mempengaruhi respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi, namun karakteristik yang paling menonjol di artikulasi dan prosodi. Pembunyian Kualitas vokal mungkin keras. Sebagai kenyaringan dapat bervariasi berlebihan, dan peningkatan usaha yang jelas, pidato ataksia kadang-kadang digambarkan sebagai pidato peledak. Resonansi Hypernasality tidak umum, tetapi mungkin terjadi. Prosodi Pasien dengan ataksia dysarthria cenderung menempatkan stres yang sama dan berlebihan pada semua suku kata diucapkan. Pidato pemindaian panjang telah digunakan di masa lalu untuk menggambarkan pola prosodi. (Nama ini awalnya digunakan oleh Charcot mengacu pada pidato seorang pasien yang berbicara sangat pelan dan berhenti setelah setiap suku kata). Label tidak lagi diterapkan untuk ataksia dysarthria untuk menghindari kebingungan seperti yang telah digunakan untuk menggambarkan berbagai masalah pidato yang berbeda. Artikulasi Semua pidato dysarthric dapat digambarkan sebagai cadel. Namun, karena ketiadaan koordinasi disebabkan oleh lesi serebelum, pidato ataksia terdengar terutama cadel. Pasien terdengar hampir mabuk. Kiprah dipengaruhi dengan cara yang sama. Menurut Duffy (1995), itu adalah gangguan dalam organisasi motorik dan kontrol. Hasilnya adalah kelambatan dan ketidaktepatan dalam jangkauan, kekuatan, waktu, dan arah gerakan artikulasi. Dysarthria lembek Ini hasil dari kerusakan yang lebih rendah motor neuron (saraf kranial) terlibat dalam berbicara.

Page 7: Pembagian Sindrom Afasia

Pembunyian Jika CN X rusak, suara akan terpengaruh saraf ini innervates otot-otot intrinsik laring. Kadang-kadang, hanya satu kali lipat vokal lumpuh. Jika flip lumpuh dalam posisi adduksi, suara akan terdengar keras dan memiliki volume rendah. Jika flip lumpuh dalam posisi diculik, ini akan menyebabkan hembusan nafas bersama dengan pengurangan kenyaringan. Bilateral kelumpuhan vokal fold lebih umum dari kelumpuhan sepihak. Ketika lipatan berada dalam posisi diculik, suaranya desah dan stridor inspirasi dapat dicatat. (Tentu saja, kelumpuhan kedua lipatan vokal dalam posisi adduksi sepenuhnya akan merupakan keadaan darurat medis, napas akan ditutup off). Resonansi Hypernasality akan terjadi jika otot-otot yang terlibat dalam elevasi velar telah terpengaruh. Sering, gerakan velar berkurang cukup untuk menyebabkan emisi hidung. Prosodi Monopitch dan monoloudness mungkin keduanya hasil dari kelumpuhan vokal fold. Karakteristik Associated Otot dipengaruhi oleh flaccid paralysis mungkin mulai atrofi atau kehilangan massa dari waktu ke waktu. Juga, kurangnya persarafan dapat menyebabkan fasikulasi atau kekejangan pada serat otot. Gerakan-gerakan ini terutama terlihat di lidah; permukaannya mungkin Dimple seakan cacing bergerak di bawah kulitnya. Kelumpuhan unilateral dari struktur oral dapat dicatat. Sisi terkena mulut mungkin melorot, menyebabkan air liur, sementara itu akan ditarik ke sisi unparylized rahang akan menyimpang ke sisi melemah sementara bergerak menuju lidah sisinya kuat. Campuran Dysarthria Karakteristik akan bervariasi tergantung pada apakah motor neuron atas atau bawah tetap paling utuh. Misalnya, jika neuron motor atas paling rusak awalnya, suara akan terdengar keras. Namun, jika motor neuron yang lebih rendah paling terpengaruh, suara akan terdengar desah. Prognosa Menurut Netsell (1984, seperti dikutip dalam Halperen, 1986), sejumlah faktor mempengaruhi prognosis pasien dysarthric. Diantaranya adalah: Status neurologis dan sejarah Dysarthrias disebabkan oleh lesi subkortikal bilateral, lesi batang otak atau penyakit degeneratif seperti ALS memiliki prognosis termiskin. Usia Secara umum, pasien yang lebih muda, semakin baik prognosis. Anak-anak khususnya cenderung memiliki hasil yang baik, karena plastisitas saraf. Efek pengobatan Pasien yang menerima perawatan, terutama pidato terkoordinasi, perawatan medis, fisik dan perilaku memiliki hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak. Kepribadian dan Kecerdasan Pasien yang terarah dan optimis sebelum cedera memiliki prognosis yang lebih baik daripada mereka yang tidak. Mereka yang terus pikiran mereka "aktif" memiliki prognosis yang lebih baik daripada mereka yang tidak. Sistem Pendukung Jelas, pasien yang menerima dukungan anggota keluarga bentuk dan / atau teman-teman memiliki prognosis yang lebih menguntungkan daripada mereka yang tidak. Dysarthria diperlakukan berbeda tergantung pada beratnya. Pasien dengan bentuk ringan atau sedang gangguan dapat diajarkan untuk menggunakan strategi yang membuat pidato mereka lebih dimengerti. Sebelum kompensasi mencoba setiap upaya harus dilakukan untuk meningkatkan dukungan fisiologis untuk artikulasi, resonansi dan respirasi. Pasien dengan ringan sampai sedang dysarthria akan dapat terus menggunakan pidato sebagai modus utama komunikasi mereka. Pasien yang dysarthria yang lebih parah, bagaimanapun, mungkin harus belajar untuk menggunakan bentuk-bentuk alternatif komunikasi. Remediasi Dysarthria Parah Dworkin (1991 p.188) merekomendasikan urutan berikut pengobatan untuk dysarthria kejang bahwa dengan beberapa memperingatkan dapat digunakan dengan jenis lain seperti hyperkinetic, hypokinetic dan lembek. Untuk dysarthrias hyperkinetic dan ataksia, Dworkin merasa bahwa dalam kebanyakan kasus pengurangan nada otot dan latihan penguatan otot mungkin tidak diperlukan. Untuk lembek dysarthria pengurangan nada otot tidak akan diperlukan: Lingual, labial, dan mandibula pengurangan nada otot (teknik relaksasi). Lingual, labial, dan mandibula otot penguatan (latihan). Lingual, labial, dan mandibula kekuatan fisiologi pelatihan (isometrik). Stimulasi fonetik dalam berbagai konteks. Remediasi Parah Dysarthria / Cerebral Palsy Adaptasi Metode Bobath di Remediasi dari Dysarthria Crickmay mengadaptasi metode Bobath terapi fisik untuk remediasi dysarthria pada anak-anak dan orang dewasa dengan cerebral palsy. Karena hasil cerebral palsy dari masalah lesi saraf atas dapat hadir dengan salah satu dysarthrias disebutkan di atas, kecuali lembek yang disebabkan oleh lesi pada sel tubuh atau akson dari saraf kranial. Metode

Page 8: Pembagian Sindrom Afasia

pendukung Crickmay masuk akal bagi saya. Hal ini sebagai tepat waktu, seperti saat pertama kali diterbitkan. Metode Bobath memiliki tiga tahap utama. Pada tahap pertama refleks normal dan patologis pasien terhambat. Pada tahap kedua gerakan lebih perkembangan matang difasilitasi. Dalam gerakan tahap ketiga diletakkan di bawah kontrol sukarela pasien. Ini adalah penting bahwa terapi bicara memiliki bimbingan dan bantuan dari ahli terapi fisik sebelum ia / dia memulai perbaikan. Untuk menormalkan otot pasien ditempatkan dalam posisi menghambat refleks (RIP) yang ia / dia telah menjadi terbiasa untuk sementara di terapi fisik. Dua postur yang cenderung memiliki efek normalisasi adalah rawan (tulang diperpanjang dan tertekuk siku-berbaring di perut Anda sambil bersandar pada siku), dan telentang (pinggul dan lutut diperpanjang, bahu tertekuk dipegang oleh terapis, dan kembali-chin diadakan. Dalam menghambat refleks yang abnormal pidato terapis harus pergi dari gross to kontrol halus. Kepala, kemampuan untuk mengangkat dan memutar kepala merupakan prasyarat untuk pidato. Crickmay menunjukkan bahwa individulal berada dalam posisi terlentang dengan kaki dan tangan di / sisi tubuhnya dan pinggul dan kaki tertekuk. Ini adalah saat yang tepat untuk bekerja pada rasa mudah terpengaruh Ingat kita berbicara tentang desensitizing mekanisme pidato karena ketika Anda memanipulasi lidah dan bibir anak dapat bereaksi dengan kejang. Crickmay menunjukkan wajah / artikulator. bahwa Anda membantu pasien membangun toleransi dengan memegang dia / di saat RIP lembut dan hati-hati menyentuh dan menggerakkan wajah hipersensitif. Karena mulut adalah yang paling sensitif ia / dia harus mulai dengan daerah wajah terjauh dari mulut dan bekerja di arah mulut . Pasien akan menolak dan mencoba untuk keluar dari RIP. Dia / dia harus diadakan lembut tapi tegas sehingga ia / dia dapat membangun toleransi dan mengizinkan patologi wicara untuk memanipulasi mekanisme bicara. Waktu yang dibutuhkan untuk ini terjadi cukup bervariasi-dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Pasien belajar untuk berbaring tenang dalam RIP menjaga wajah bebas dari gerakan abnormal. Ketika wajah meringis terjadi dapat biasanya dikontrol oleh jari. Mereka dengan spastisitas sering memiliki mulut terbuka, bibir ditarik kembali menyeringai. Crickmay menyarankan meregangkan kepala ke depan untuk menghambat kejang ekstensor, dan menutup mulut pasien. Untuk mengontrol air liur, Crickmay merekomendasikan mengajar pasien untuk menjaga gigi tertutup dan lidah ujung melawan punggungan alvealor saat ia / dia menelan. Dokter kemudian menghambat setiap gerakan asing dari cheecks dan bibir. Untuk mengajarkan posisi mulut normal, Crickmay menyarankan berikut: Membantu pasien menutup / nya giginya dalam posisi rahang normal. Tempatkan satu tangan di bawah dagu pasien dan memegang posisi itu untuk dia / nya. Gunakan tangan yang lain untuk stroke pasien bibir dan cheecks depan dalam rangka untuk bersantai wajah. Tekanan dagu harus dibebaskan secara bertahap untuk mengizinkan pasien untuk mengambil kendali dan mengalami mulut tertutup. Membantu pasien secara bertahap meningkatkan waktu mulut tetap tertutup. Untuk memperkuat posisi mulut praktek negatif tertutup dapat dimanfaatkan. Dokter meminta pasien untuk kembali terbuka posisi mulut asli dan kemudian sengaja menganggap tertutup mulut yang baru. Praktik berulang akan memungkinkan pasien untuk merasakan perbedaan antara posisi. Menggunakan cermin selama latihan akan memberikan penguatan visual. Dalam rangka untuk menghambat refleks mengisap kekanak-kanakan, Crickmay merekomendasikan sebagai berikut: Menempatkan pasien dalam RIP. Lembut merangsang bibir dengan menyentuh mereka dengan jerami atau jari. Gunakan sisi lain untuk mencegah mereka dari bergerak ke posisi mengisap. Klinisi harus mengontrol bibir pasien dengan menjaga mereka dalam posisi santai meskipun rangsangan. Akhirnya terapis harus membantu anak mengambil kendali. Hal ini dapat dilakukan oleh dokter menghapus / nya tangannya sesekali-bertahap meningkatkan lamanya waktu sampai pasien dapat menghambat refleks tanpa bantuan. Untuk memfasilitasi refleks mengunyah (refleks normal, yang dengan mengisap dan menelan merupakan prasyarat untuk pidato) dokter dapat memberikan licorice atau cokelat keras (absen restrictioins makanan atau menelan). Ini harus ditekan terhadap langit-langit keras untuk merangsang mengunyah. Menggosok gusi dan gigi, depan, belakang dan samping, dalam gerakan berputar dengan jari juga akan membantu. Untuk memfasilitasi pergerakan lidah independen, Crickmay menyarankan memegang rahang pasien terpisah sementara memiliki dia / dia mengangkat lidah ke punggungan alvealor. Selanjutnya, mendorong dia / dia untuk menghasilkan / t /, / d /, / l /, dan / n / suara. Pastikan rahang tidak menjadi tetap. Ini harus bergerak, tetapi mengingat beberapa kebebasan bergerak. Akhirnya, memungkinkan pasien untuk mengambil kendali. Diferensiasi gerakan bibir mungkin diperlukan untuk banyak pasien. Teknik-teknik yang dijelaskan di atas dapat digunakan dengan pasien yang mengalami kesulitan membedakan bibir, lidah, dan gerakan rahang. Artinya mereka tidak dapat membuat / r / suara tanpa menggerakkan kedua bibir dan lidah atau tidak dapat membuat / t /, / l /, atau / n / suara juga bergerak tanpa rahang.   Remediasi Mild to Moderate Dysarthria Strategi kompensasi Menurut Rosenbeck dan La Pointe (1978), dan McCaffrey et al (2001,) tujuan terapi untuk dysarthria adalah untuk membantu pasien mencapai kejelasan kompensasi. Dengan kata lain, pasien harus belajar teknik yang dapat membantu mereka untuk membuat baik penggunaan kapasitas fisiologis mereka yang tersisa untuk menghasilkan pidato dimengerti.

Page 9: Pembagian Sindrom Afasia

Karena dysarthria dapat mengganggu respirasi, fonasi, resonansi dan prosodi, terapi sering akan mencakup strategi kompensasi yang menangani aspek-aspek produksi ujaran serta artikulasi.

1. Cara yang paling efektif untuk sebagian dysarthrics untuk membuat diri mereka lebih dimengerti adalah untuk mengurangi kecepatan bicaranya dan menghasilkan suku kata satu per satu. Berbicara dengan cara ini akan mengganggu pola intonasi dan dapat membuat seseorang suara "seperti robot." Namun, itu adalah cara terbaik untuk memaksimalkan kejelasan bicara dysarthric.

Banyak pasien mengalami kesulitan belajar untuk berbicara perlahan. Sebuah papan pacing dapat membantu untuk pasien tersebut. Mondar-mandir papan dibagi menjadi beberapa bagian dan pasien harus tekan satu bagian setiap kali dia mengucapkan suku kata. Sebagai jari-jari tidak bisa bergerak hampir secepat dengan artikulator, ini harus memperlambat laju pidato cukup untuk meningkatkan kejelasan. Setelah mengurangi tingkat telah dibentuk dengan menggunakan papan, klien dapat mulai menghitung suku kata dengan jarinya. Akhirnya, ia harus mampu untuk mempertahankan tingkat yang tepat tanpa menghitung suku kata sama sekali. Perangkat yang disebut tongkat lulus dapat digunakan sebagai pengganti papan mondar-mandir. Tongkat Lulus memiliki benjolan pada mereka secara berkala dan klien harus menyentuh satu benjolan setiap kali ia mengatakan suku kata. Metronom juga dapat digunakan untuk memperlambat laju pidato. Pasien diajarkan untuk mengucapkan satu suku kata per "centang" pada metronom.

Penggunaan papan mondar-mandir, lulus tongkat atau metronom untuk menilai lambat dapat disebut sebagai reorganisasi intrasystemic. Reorganisasi Intrasystemic untuk pidato remediasi dijelaskan oleh La Pointe dan Rosenbeck mengenalkan fungsi non pidato ke tindakan gangguan yang tidak biasanya digunakan dalam tindakan gangguan dalam rangka memfasilitasi pidato. Fungsi baru ini disebut penyelenggara. Menurut Duffy, 1995 menggunakan tonjolan lidah untuk memfasilitasi produksi suara interdental adalah contoh menggunakan fungsi tingkat yang lebih rendah untuk tujuan tingkat yang lebih tinggi.

2. Pasien Dysarthric juga harus mencoba untuk menekankan semua suku kata ketika mereka berbicara. Hal ini akan mengurangi distorsi vokal.

3. Pasien juga harus menggunakan perjalanan lebih besar dari mandibula, lidah dan bibir untuk meningkatkan produksi kedua konsonan dan vokal. The berlebihan rahang dan lidah gerakan adalah aspek yang paling penting dari strategi ini, mungkin terlalu sulit bagi beberapa pasien untuk meningkatkan amplitudo gerakan lidah mereka.

4. Konsonan berlebihan adalah strategi kompensasi lain yang meningkatkan kejelasan berbicara dysarthric. Ajarkan pasien untuk over-fasih dalam rangka untuk menekankan suara yang s / dia yg menghina. (Konsonan Medial dan terakhir biasanya yang paling diremehkan dalam menjalankan pidato.)

5. Jika pasien memiliki kesulitan dengan jenis tertentu dari fonem, dokter mungkin harus mengajarinya untuk menggunakan penempatan kompensasi untuk menghasilkan suara-suara. Misalnya, pasien memiliki masalah dengan ujung lidah terdengar seperti / t /, / d /, / n /, / s / dan / z /, ia / dia bisa belajar untuk membuat mereka dengan pisau daripada ujung lidah. Jika pasien tidak bisa lagi menempatkan bibirnya sama untuk membuat bilabials, dia bisa belajar untuk menggunakan giginya untuk menghubungi bibir.

6. Teknik pemantauan yang sering digunakan untuk bekerja dengan pasien yang memiliki masalah dengan baik kenyaringan berkurang atau berlebih. Misalnya, visipitch dapat digunakan untuk membantu pasien Parkinson yang berbicara terlalu pelan atau pasien dengan disartria spastik yang memiliki semburan pidato yang sangat keras.

7. Mengurangi panjang frase adalah cara lain untuk meningkatkan kenyaringan pidato dysarthric ini. Ketika seorang pasien dengan disartria hypokinetic berhenti untuk mengambil nafas dan beristirahat sejenak antara setiap beberapa kata, volume yang vokal mereka biasanya meningkat. (Memperlambat kecepatan bicara, yang akan menjadi fokus utama terapi untuk dysarthria, mungkin secara otomatis mengurangi panjang frase dan meningkatkan kenyaringan pasien.)

8. Teknik menguap-napas untuk memudahkan timbulnya suara, penggunaan suara desah dan metode mengunyah Froeschel tentang memfokuskan energi dalam rongga mulut semua dapat digunakan untuk mengurangi kualitas vokal tegang-tercekik yang terjadi pada dysarthria kejang. Pasien dengan masalah seperti ini suara sering menggunakan serangan glotal keras. Dalam hal ini, setiap teknik yang digunakan untuk memperbaiki masalah ini akan membantu pasien.

9. Beberapa dysarthrics, terutama mereka dengan bentuk hypokinetic dari gangguan, mungkin memiliki suara desah berlebihan. Mendorong latihan dapat membantu pasien yang memiliki masalah ini dengan memfasilitasi penutupan glotal.

10. . Banyak dysarthrics berbicara di sebuah lapangan abnormal rendah. Jika mereka terus melakukannya untuk waktu yang cukup panjang, mereka dapat mengembangkan gangguan suara fungsional seperti nodul. Untuk alasan ini, mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah suara pasien meskipun biasanya ada trade-off antara meningkatkan lapangan / intonasi dan meningkatkan kejelasan.

Page 10: Pembagian Sindrom Afasia

Prosthetic Devices Jika pasien Parkinson dengan disartria hypokinetic tidak bisa belajar untuk berbicara lebih keras melalui penggunaan teknik pemantauan atau penggunaan frasa singkat, ia dapat diberikan dengan elektro-laring atau perangkat keras / perangkat lunak komputer sebagai cara untuk meningkatkan volume vokal. Biasanya, terapi tidak efektif mengurangi hypernasality yang menyertai sebagian besar jenis dysarthria. Pasien dapat diberikan bertiup latihan atau latihan yang kontras suara hidung dengan suara oral (misalnya, / n / vs / a /). Pelatihan persepsi, seperti memiliki klien mendengarkan rekaman suaranya, juga digunakan. Metode mengunyah Froeshel mungkin membantu sampai batas tertentu dengan memusatkan energi dalam rongga mulut. Tapi, jika velum lumpuh, tak satu pun dari teknik ini akan melakukan apapun untuk mengatasi masalah. Jika hypernasality parah, pasien harus dirujuk ke THT untuk mengeksplorasi kemungkinan operasi tutup faring atau penggunaan obturator dan pidato bola prostesis. (Meskipun ini dikembangkan sebagai pengobatan untuk sumbing, mereka juga bisa digunakan dengan pasien dysarthric.) Latihan Isometric Latihan motorik oral dapat digunakan dalam terapi dengan pasien dysarthric. Program juga harus mencakup latihan pidato sebagai gerakan yang terlibat dalam pidato yang berbeda dari jenis lain dari gerakan mulut-motor. Tanggapan Selain penggunaan visipitch untuk memantau tingkat kenyaringan, jenis lain dari umpan balik yang digunakan dalam terapi dengan pasien dysarthric.

1. Umpan balik taktil dan kinestetik dapat digunakan untuk mengajarkan strategi artikulasi kompensasi.

2. Elektromiografi (EMG) umpan balik dapat digunakan untuk mengurangi hipertonisitas otot. 3. Umpan balik pendengaran tertunda (DAF) telah berhasil digunakan dengan pasien Parkinson.

Rosenbeck, et al. (1973), mengembangkan delapan langkah kontinum untuk mengobati apraxia berbicara. Hal ini dapat dimodifikasi untuk digunakan dengan pasien dysarthric. Modifikasi Prinsip akan memberikan dysarthrics beberapa model produksi yang diinginkan. Dengan apraxics satu model diberikan dengan beberapa peluang untuk mencocokkan): Langkah 1 Stimulasi-integral terapis meminta pasien untuk melihat dan mendengarkan DAN meniru. (Menonton saya dan melakukan hal yang sama). Langkah 2 Sama seperti 1 kecuali pasien diminta untuk menunda respon,. Maka terapis diam-diam mimes respon saat pasien memproduksi stimulus sasaran Langkah 3 Stimulasi Integral diikuti oleh imitasi TANPA isyarat-miming atau sebaliknya. Langkah 4 Stimulasi Integral dengan beberapa produksi berturut-turut tanpa isyarat simultan atau intervensi rangsangan Langkah 5 Rangsangan dicetak disajikan oleh terapis tanpa pendengaran atau isyarat visual diikuti oleh produksi pasien sambil melihat rangsangan tertulis. Langkah 6 Rangsangan ditulis, dengan tertunda produksi setelah pengangkatan rangsangan tertulis. Langkah 7 Terapis memunculkan respon dengan mengajukan pertanyaan. Langkah 8. Permainan peran ini digunakan untuk memperoleh respon.