Pembabakan karya sastra
-
Upload
bella-aprimanti-utami -
Category
Education
-
view
55 -
download
5
Transcript of Pembabakan karya sastra
Pembabakan Karya Sastra
Bella Aprimanti Utami
Keken GevindaniMory KartikaPika AfriyeniSri HandayaniYoga Beja Prandica
Pembabakan Karya Sastra
1. Angkatan Balai Pustaka
2. Angkatan Pujangga Baru
3. Angkatan ‘454. Angkatan ‘665. Angkatan 2000
Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Balai Pustaka berdiri pada tahun 1920 oleh penerbit Balai Pustaka. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar).
Pembabakan Karya Sastra
Pembabakan (periodisasi) karya sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.
Angkatan Balai Pustaka
Ciri - Ciri Tema berkisar tentang konflik
adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu
Dipengaruhi tradisi lokal dan daerah setempat seputar romantisme
Unsur nasionalisme belum jelas Bersifat didaktis (harus
memberikan pendidikan budi pekerti)
Gaya bercerita yang bertele-tele
Contoh Puisi Bahasa Bangsa dan
Tanah Air karya Muhammad Yamin
Siti Nurbaya, dan Anak dan Kemenakan karya Marah Rusli
Salah Asuhan karya Abdul Muis
Tak Putus Dirundung Malu, Dian yang Tak Kunjung Padam, dan Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sultan Takdir Alisyahbana
Angkatan Pujangga Baru
Munculnya angkatan pujangga baru dilatarbelakangi oleh majalah sastra Pujangga Baru (Juli 1933), selain itu juga sebagai reaksi dari ketatnya sensor di balai pustaka. Angkatan pujangga baru menginginkan nasionalisme lebih dikobarkan agar bisa menjadi penyemangat rakyat dalam perjuangan kemerdekaan.
Angkatan Pujangga Baru
Ciri-Ciri Tema yang diangkat ialah
kehidupan modern tidak mempersoalkan tradisi
Bersifat dinamis dan individualis
Nafas nasionalisme sudah jelas
Bahasa yang digunakan adalah “kata-kata pujangga” atau kata-kata indah dan cenderung romantic
Kesamaan dengan angkatan 20 tendesius, didaktis
Contoh Manusia Baru karya
Sanusi Pane Layar Terkembang
karya Sultan Takdir Alisyahbana
Di Bawah Lindungan Ka’bah karya HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
Angkatan ‘45
Angkatan ‘45 adalah penamaan bagi karya-karya para pengarang pada tahun 1940-an, yaitu pada zaman penjajahan Jepang dan zaman kemerdekaan Indonesia. Karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar.
Angkatan ‘45
Ciri-Ciri Lebih terbuka Tema dan setting yang
menonjol adalah revolusi Bahasa yang digunakan adalah
bahasa sehari-hari Corak isi lebih realis, naturalis
dan ekspresionisme Lebih mementingkan isi
daripada keindahan bahasa Individualisme sastrawan lebih
menonjol, dinamis, dan kritis Jarang menghasilkan roman
seperti angkatan sebelumnya Terpengaruh dunia internasional
Contoh Puisi Aku, Isa, Kepada
Peminta-Minta, Yang Terhempas dan yang Terputus karya Chairil Anwar
Keluarga Gerilya dan Pemburuan karya Pramoedya Ananta Toer
Tak Ada Esok dan Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis
Aki dan Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus
Atheis karya Achdiat Kartamiharja
Angkatan ‘66
Lahirnya Angkatan ’66 adalah aksi yang dilancarkan para pemuda dan seniman pada tahun 1966 yang memprotes kesewenang-wenangan penguasa, dan terbitnya majalah sastra Horison. Sastra di zaman perjuangan juga digunakan sebagai media pembangkit nasionalisme dan pengobar semangat.
Angkatan ‘66
Ciri-Ciri Bercorak perjuangan
anti tirani proses politik, anti kezaliman dan kebatilan
Bercorak membela keadilan
Pembelaan terhadap Pancasila
Protes sosial dan politik
Contoh Malu (Aku) Jadi Orang
Indonesia dan Benteng karya Taufiq Ismail
Balada Orang-orang Tercinta karya W.S. Rendra
Dukamu Abadi dan Mata Pisau karya Sapardi Djoko Damono
Potret Seorang Penyair Muda sebagai Si Malin Kundang karya Goenawan Mohamad
Angkatan 2000
Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Sastrawan Angkatan 2000”. Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korie ke dalam Angkatan 2000.
Angkatan 2000
Ciri-Ciri Mulai bermunculan
fiksi-fiksi islami Muncul cyber sastra di
internet Tema sosial-politik,
romantik, masih mewarnai tema karya sastra
Banyak muncul karya populer yang gampang dicerna, dipahami pembaca
Contoh Laskar Pelangi,
Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
Larung karya Ayu Utami
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy