Karya sastra klasik

15
Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Sastra Melayu Klasik/ Hikayat KELOMPOK 4 Lulu Qoniah Adhe Puspita Meisya Hastuti

Transcript of Karya sastra klasik

Page 1: Karya sastra klasik

Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Sastra Melayu Klasik/ Hikayat

KELOMPOK 4Lulu Qoniah

Adhe Puspita Meisya

Hastuti

Page 2: Karya sastra klasik

Standar Kompetensi :Memahami berbagai sastra melayu klasik/ hikayat

Kompetensi Dasar :Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik/hikayat

Indikator :Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik/ hikayat

Page 3: Karya sastra klasik

1. Pengertian HikayatSecara etimologi, istilah "hikayat" berasal dari bahasa Arab, yakni 'haka' , yang

berarti menceritakan atau bercerita. Hikayat kemudian diartikan sebagai karya

sastra klasik yang pada umumnya mengisahkan kehebatan dan kepahlawanan

seseorang lengkap dengan keajaiban, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.

2. Ciri-ciri Hikayat

a) Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris)

b) Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan

logika umum, ada juga yang menyebut fantastis

c) Menggunakan banyak bahasa kiasan

d) Banyak kata-kata yang sulit dipahami

e) Struktur kalimatnya tidak efektif

Page 4: Karya sastra klasik

3. Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik dalam HikayatKarya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang

dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang

menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya

sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan

pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang

menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi,

dan lain-lain1. Unsur Intrinsik

a) Tema dan Amanat

Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.

Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.

Page 5: Karya sastra klasik

b) Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).

Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.

Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.

Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.

Page 6: Karya sastra klasik

c) Alur dan Pengaluran

Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :

(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.

(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.

(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.

(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.

(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.

(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.

Page 7: Karya sastra klasik

d) Latar dan PelataranLatar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi

dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.e) Pusat Pengisahan

Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

2. Unsur Ekstrinsik

Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

Page 8: Karya sastra klasik

4. Contoh Hikayat-) Hikayat Bayan Budiman-) Hikayat Hang Tuah-) Hikayat Raja-raja Pasai-) HIkayat Panji Semirang-) HIkayat Kalila dan Dimna-) Hikayat Indera Bangsawan-) Hikayat Si Miskin

* Tema : memahami tema dalam hikayat biasanya dominan mengenai petualangan, namun ada juga yang bertema tentang kepahlawanan dan ketuhanan.* Penokohan : penokohan dalam hikayat biasanya bersifat hitam dan putih, artinya tokoh yang baik biasanya selalu baik dari awal hingga akhri cerita, tokoh baik memiliki wajah yang sempurna dan tokoh jahat memiliki tampang yang sesuai dengan karakternya.* Sudut pandang : pencerita biasanya menempatkan diri sebagai orang ketiga, dengan menggunakan teknik diaan, menempatkan pencerita sebagai orang pertama hanya terdapat dalam hikayat Abdullah.

Page 9: Karya sastra klasik

HIKAYAT SI MISKINKarena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.

Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.

Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”

Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.

Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih saying.

CONTOH HIKAYAT

Page 10: Karya sastra klasik

Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.

Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.

Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.

Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung

untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.

Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.

Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.

Page 11: Karya sastra klasik

Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.

Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).

Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

(Sumber:Peristiwa Sastra Melayu Lama)1) Unsur Intrinsik dalam hikayat Si Miskin

Tema :Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang yang mengalami banyak rintangan dan cobaan.

Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.SETTING/ LATAR :

-Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa Sari, Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya.

-Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan,Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

AMANAT :-Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.-Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.- Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.-Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.-Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.-Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.-Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat

menjalani takdir yang telah ditentukan.

Page 12: Karya sastra klasik

Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin1. Nilai Moral

Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.

Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.

2. Nilai Budaya

Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.

Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.

3. Nilai Sosial

Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.

4. Nilai Religius

Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.

Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.

5. Nilai Pendidikan

Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya

Page 13: Karya sastra klasik

Alkisah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala materihulubalangnya diiringn oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu,maka baginda pun turunlah dariatas gajahnya semayam didalam kemahdihadap segala materi hulubalang rakyat sekalian. Maka baginda punmenitahkan orang pergi melihat bekas rusa itu. Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda, makasembahnya: “ Daulat Tuanku, pada hutan sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya.”

Maka titah baginda,” Baiklah esok pagi-pagi kita berburu.”Maka keesokan harinya jaring dan jerat pun ditahan olehnya. Maka segala rakyat pun masuk kedalam hutan itu

mengelana segala pemburuan itu dari pagi-pagi hingga datang tergelincir matahari, seekor pemburuan tidak diperoleh. Maka baginda pun heranlah serta menitahkan menyuruh melepas anjing pemburuan baginda sendiri itu. Maka anjing

itu dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya, maka berbunyilah suara anjing itu menyalak. Makabaginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Maka titah baginda: “ Apa yang disalak oleh anjing itu?”maka sembah sekalian itu: “Daulat tuanku, Patih mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor pelandu putih, besarnyaseperti kambing, warna tubuhnya gilang-gemilang. Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itupunlenyaplah pada pantai ini.”

Sumber: hikayat seribu satu malam1. Karakteristik sastra Melayu klasik sesuai isi teks tersebut adalah......

a. Tokoh utama dalah bintangb. Berisi kesaktian seorang tokoh. c. Kekejaman ( kezaliman) rajad. Cerita berkisar kerajaan ( istana sentrik ). e. Latar cerita di dalam hutan belantara.

CONTOH SOAL

Page 14: Karya sastra klasik

2. Amanat yang tersirat dalam penggalan hikayat tersebut adalah.......

a. Jangan membantah apa yang diperintahkan oleh seorang pemimpin kepada kita sebagai rakyatnya.

b. Hendaknya seorang pemimpin memerintahkan sesuatu dengan penuh kebijaksanaan.

c. Seorang pemimpin jangan kecewa jika yang diharapkan tidak dapat diraih.

d. Mintalah kebijaksanaan jika perintah seorang pemimpin tidak dapat dilaksanakan.

e. Bila dalam suatu aktifitas terjadi suatu hambatan, pemimpin haruslah turun tangan dalam pengaturannya

Page 15: Karya sastra klasik

Jawaban dan penjelasan

1. D ( cerita berkisar raja dibuktikan dengan pemakaian istilah baginda, hulubalang, dan rakyat

2. E ( amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dari penggalang hikayat tersebut adalah bila dalam suatu aktivitas terjadi suatu hambatan, pemimpin haruslah turun tangan dalam pengaturannya.