Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

12
SALAH ASUHAN Fanthry Septiana (13814925) FIKOM GUNADARMA 2014 Telaah Karya Sastra Dosen Pembimbing : Dr. Nuriyati Samatan, Dra. M.

Transcript of Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

Page 1: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

SALAH ASUHANSALAH

ASUHAN

Fanthry Septiana (13814925)

FIKOM GUNADARMA 2014

Fanthry Septiana (13814925)

FIKOM GUNADARMA 2014

Telaah Karya Sastra

Dosen Pembimbing :Dr. Nuriyati Samatan, Dra. M.Ag

Page 2: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

BIOGRAFI PENULISAbdoel Moeis lahir pada tanggal 3 Juni

1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Beliau adalah putra Datuk Tumenggung Lareh.

Sastrawan yang sekaligus juga pejuang dan wartawan ini meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia meninggalkan 2 orang istri dan 13 orang anak.

Abdoel Moeis lulusan Sekolah Eropa Rendah (Eur. Lagere School atau yang sering disingkat ELS).

Abdoel Moeis pun dimasukkan sekolah dokter STOVIA di Batavia.

kemampuan Abdoel Moeis dalam berbahasa Belanda dianggap melebihi rata-rata orang Belanda. Abdoel Moeis adalah saksi sejarah kolonialisme Belanda dan merekam sejarah tersebut dalam karya sastra. Dengan mengetengahkan tokoh Hanafi dalam Salah Asuhan, Abdoel Moeis mengkritik sikap kaum borjuis yang kebarat-baratan dan lupa daratan melalui tokoh Hanafi.

Meskipun hanya berijazah ujian amtenar kecil (klein ambtenaars examen) dan ELS, Abdoel Moeis memiliki kemampuan berbahasa Belanda yang baik. Bahkan, menurut orang Belanda,

Page 3: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

• Sepasang sahabat, Hanafi dan Corrie, sedangkan saling ingin mengetahui di lapangan tenis, di sebuah kota kecil Solok, Minangkabau, sebelum mereka bermain tenis, pada suatu sore.

• Corrie adalah anak tuan De Busse, seorang Prancis yang sudah pensiun dari jabatan arsitek.

• Banyak sekali sudah para pemuda di Betawi yang tertarik padanya dan mengajukan lamaran.

• Hanafi adalah seorang anak bumiputra. Berasal dari Kota Anau. • Akibat kesal terhadap sikap Corrie ia terpaksa menerima Rapiah.• Hanafi digigit anjing gila, sehingga ia terpaksa dirawat di

Jakarta.• Hanafi akhirnya pindah bekerja ke Jakarta.• Corrie akhirnya kawin dengan Hanafi.• Karena suatu fitnah, Hanafi bercerai dengan Corrie• Corrie berada di rumah sakit.

SINOPSIS

• Kemudian Hanafi berangkat ke Padang• Hanafi ternyata memilih “mengikuti” Corrie• Rapiah dan Syafei, kembali berkumpul dengan ibunya Hanafi,

mertuanya.

Page 4: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

UNSUR INTRINSIK

Tokoh dan Watak Dalam Novel Salah Asuhan

Hanafi• Keras kepala, Pencemburu, kukuh,

sangat mencintai corrie.

Corrie• Rendah hati, mau menerima cinta

Hanafi,baik

Rapiah• Teguh iman, teguh hati, pasrah.

Ibu Hanafi• Penyabar, rela anaknya

memutuskan hubungan

Page 5: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

Alur Novel Salah Asuhan

Novel Salah Asuhan memakai

alur Maju/Progesif. Karena berdasarkan

tahapan-tahapan cerita berawal dari salah

asuhan hanafi di keluarga belanda sampai

dengan klimaks matinya corrie karena

penyakit kolera dan ditutup dengan

matinya Hanafi akibat keputus asaan

ditinggal corrie.

Page 6: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

LATAR BELAKANG

SOSIALMunculnya sistem pendidikan kolonial ketika itu tidaklah berbanding lurus dengan kepentingan mencerdaskan kehidupan bangsa  Indonesia. Orientasi hasil pendidikan dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga bagi Hindia Belanda. Setelah dilaksanakan politik etis, banyak lembaga pendidikan mulai berdiri. Namun, ada beberapa hambatan masuk sekolah, seperti berikut:

1.• Adanya perbedaan warna kulit (color

line division).

2.

• Sistem pendidikan yang dikembangkan disesuaikan dengan

status sosial masyarakat (Eropa, Timur Asing, atau bumi putera).

3.• Bagi kelompok bumi putera masih

dibedakan oleh status keturunan (bangsawan, priyayi, rakyat jelata).

Page 7: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

Pendidikan kolonial pada awal abad ke-20 tumbuh cukup banyak terdiri atas beberapa tingkatan berikut.

• Sekolah kelas satu seperti ELS (Europese Legerschool) dan HIS (Holandsch Inlandschool),

untuk keturunan Indonesia asli golongan atas.• Sekolah Kelas dua, untuk golongan Indonesia asli

kelas bawah.

1. Pendidikan Dasar

• HBS (Hogere Burger School) , MULO (Meer Uitegbreit Ondewijs) dan AMS (Algemene

Middelbare school).• Sekolah Kejuruan, seperti Kweekschoolen (guru

pribumi) dan Normaal School.

2. Pendidikan Tingkat Menengah

• Pendidikan Tinggi Teknik (Koninklijk Instituut voor Hoger Technisch Ondewijs Nederlandsch Indie).• Sekolah Tinggi Hukum (Rechtschool).

• Sekolah Tinggi Kedokteran, berkembang sejak dari nama Sekolah Dokter Jawa, STOVIA, NIAS dan GHS

(Geeneeskundige    Hoogeschool).• Sekolah pelatihan untuk kepala atau pejabat pribumi,

Hoofdenscholen, OSVIA (Opleidingsscholen voor Inlansche Ambtenaren)

3. Pendidikan Tinggi

Page 8: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

LATAR BELAKANG BUDAYA Latar sosial budaya dalam cerita ini

adalah budaya Minangkabau dalam waktu penjajahan Belanda. Kebudayaan seperti utang budi, kawin paksa, dan mempunyai budak diwujudkan dalam cerita.

Sebagai akibat dari latar sosial budaya ini ada beberapa kata daerah yang digunakan dan perlu dijelaskan. Contohnya, sebutan orang japutan dijelaskan sebagai berikut: orang berbangsa, jika dia kawin menurut adat yang biasa, pihak perempuan yang menjemput uang dan lain-lain.

Pendukung kebudayaan Minang dianggap sebagai suatu masyarakat yang diatur menurut sistem kekeluargaan yang berpusat kepada keibuan, sistem kekeluargaan yang matrilineal. Corak kesalah satu unsur yang menjadi ciri khas kepada kebudayaan Minangkabau, yang selalu terlukis dalam novel-novel masa Balai Pustaka.

Corak masyarakat Minang yang matrilineal ini jelas tergambar dalam sistem kekerabatan, menurut garis ibu. Setiap orang Minang adalah termasuk keluarga ibunya, bukan keluarga ayahnya. Seorang ayah dalam masyarakat Minang berada di luar keluarga anak dan istrinya.

Page 9: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

Seorang ayah dalam masyarakat Minang termasuk keluarga lain dari keluarga istri dan anaknya, sama halnya dengan seorang anak dari seorang laki-laki Minang akan termasuk keluarga lain dari pihak ayahnya. Si anak tersebut dikatakan sebagai “anak pisang” dari keluarga ayahnya. Kesatuan keluarga yang terkecil atas dasar prinsip di atas, adalah paruik, yang benar-benar bersifat genelalogis.

Seorang ayah dalam masyarakat Minang termasuk keluarga lain dari keluarga istri dan anaknya, sama halnya dengan seorang anak dari seorang laki-laki Minang akan termasuk keluarga lain dari pihak ayahnya. Si anak tersebut dikatakan sebagai “anak pisang” dari keluarga ayahnya. Kesatuan keluarga yang terkecil atas dasar prinsip di atas, adalah paruik, yang benar-benar bersifat genelalogis. Seorang ayah dalam masyarakat Minang termasuk keluarga lain dari keluarga istri dan anaknya, sama halnya dengan seorang anak dari seorang laki-laki Minang akan termasuk keluarga lain dari pihak ayahnya. Si anak tersebut dikatakan sebagai “anak pisang” dari keluarga ayahnya. Kesatuan keluarga yang terkecil atas dasar prinsip di atas, adalah paruik, yang benar-benar bersifat

genelalogis.

Page 10: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

Dalam perkawinan, masyarakat Minang sebenarnya tidak mengenal istilah “mas kawin” .Bukanlah menjadi sistem di Minangkabau pihak pengantin laki-laki (marapulai) menyerahkan sesuatu pemberian kepada pengantin perempuan (anak daro) sebagai yang berlaku dalam masyarakat lain di Indonesia. Malah pada beberapa daerah keluarga darolah yang memberikan sejumlah uang atau barang sebagai adat kepada pihak marapulainya, yang lazim disebut uang japutan. Yang penting dalam upacara perkawinan dalam masyarakat Minang ialah upacara, batimbang tando, yakni pertukaran lambang ikatan kedua belah pihak yang bersangkutan, berupa cincin atau keris pusaka.

Page 11: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

Adat di alam Minangkabau adalah merupakan undang-undang hukum yang tak tertulis tetapi harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya, yang dalam pelaksanaannya selalu diselaraskan dengan hukum agama, yakni agama Islam. Adat dan agama dalam kebudayaan Minang tidak bertentangan, malah sebaliknya kuat-menguatkan. Seorang orang Minang akan hidup dengan aman dan sentosa dengan menunaikan ajaran agamanya, yaitu agama Islam dan selalu berjalan menurut adat dan negerinya, yakni adat Minangkabau dengan semboyan, Hiduik baradaik, mati bariman.

Page 12: Telaah Karya Sastra "Salah asuhan"

TERIMA KASIH ^_^