Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK....

41
SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 1 Semester kedua tahun 2011 telah terlalui. Tim redaksi kali ini menghadirkan buletin sinar edisi semester II tahun 2011dihadapan pembaca sebagai jendela informasi tentang lembaga kita tercinta. Semoga kehadiran buletin ini tidak mengecewakan. Tim redaksi selalu berupaya menyajikannya tepat waktu dan dengan berbagai tampilan dan substansi yang berbeda. Pada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan semakin berkualitas. Itu sejalan dengan semangat lembaga kita yang senantiasa berkomitmen mewujudkan pelayanan prima dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001; 2008 yang dengan susah payah dapat kita raih dengan harapan dapat menggerakkan seluruh komponen untuk bersinergi mewujudkan pelayanan berkualitas. Kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi menyumbangkan informasi, Tim Redaksi mengucapkan terima kasih. Di masa mendatang, mari manfaatkan buletin kita sebagai wahana untuk mengekspresikan diri sekaligus menyampaikan berbagai informasi yang berguna bagi kemajuan lembaga. Kami tunggu partisipasi Anda! Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono Telepon: (0293)491138 Fax: (0293)491138 Email: info.bbrsbgkartini@org Homepage: bbrsbgkartini@org Surat Ijin Terbit: SK. Menpen No. 802/SK/Ditjen/STT/1980 Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita, artikel, foto, kartun dan lain-lain. Silahkan anda menulis, Tim Redaksi siap membantu. Tunjukkan bahwa Anda mampu berekspresi sekaligus memberikan ide-ide, gagasan yang mungkin berguna bagi banyak orang. Daftar Isi Berita Rehabilitasi Catatan Kecil dari Sigedong...............1 Namaku Nuri...............4 Group Dancer Penerima Manfaat BBRSBG Kartini Juara Favourit I Lomba Kreasi Dance................5 Sepenggal Ceruta ODK dari Desa Krebet Ponorogo................6 Kemeriahan Ulang Tahun Penerima Manfaat BBRSBG Kartini Temanggung...............9 Lensa Kepegawaian Catatan dan Peristiwa (Informasi Kepegawaian)............10 Artikel Pemahaman Konsep Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus..............11 Perencanaan dan Anggaran Berbasis Puasa Serta Implementasinya.............14 Pentingnya Aksesibilitas Terhadap Pelayanan Sosial Orang dengan Kecacatan Grahita.............17 Lain-lain Widya Wisata Penerima Manfaat,

Transcript of Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK....

Page 1: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 1

Semester kedua tahun 2011 telah terlalui. Tim redaksi kali ini

menghadirkan buletin sinar edisi semester II tahun

2011dihadapan pembaca sebagai jendela informasi tentang

lembaga kita tercinta. Semoga kehadiran buletin ini tidak

mengecewakan. Tim redaksi selalu berupaya menyajikannya

tepat waktu dan dengan berbagai tampilan dan substansi yang

berbeda.

Pada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan semakin

berkualitas. Itu sejalan dengan semangat lembaga kita yang

senantiasa berkomitmen mewujudkan pelayanan prima dengan

menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001; 2008 yang

dengan susah payah dapat kita raih dengan harapan dapat

menggerakkan seluruh komponen untuk bersinergi mewujudkan

pelayanan berkualitas.

Kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi menyumbangkan

informasi, Tim Redaksi mengucapkan terima kasih. Di masa

mendatang, mari manfaatkan buletin kita sebagai wahana untuk

mengekspresikan diri sekaligus menyampaikan berbagai

informasi yang berguna bagi kemajuan lembaga. Kami tunggu

partisipasi Anda!

Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono

Telepon: (0293)491138

Fax: (0293)491138

Email: info.bbrsbgkartini@org

Homepage: bbrsbgkartini@org

Surat Ijin Terbit: SK. Menpen No.

802/SK/Ditjen/STT/1980

Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita, artikel, foto, kartun dan lain-lain. Silahkan anda menulis, Tim Redaksi

siap membantu. Tunjukkan bahwa Anda mampu berekspresi sekaligus memberikan ide-ide, gagasan yang mungkin berguna bagi banyak orang.

Daftar Isi

Berita Rehabilitasi

Catatan Kecil dari Sigedong...............1

Namaku Nuri...............4

Group Dancer Penerima Manfaat BBRSBG Kartini

Juara Favourit I Lomba Kreasi Dance................5

Sepenggal Ceruta ODK dari Desa Krebet

Ponorogo................6

Kemeriahan Ulang Tahun Penerima Manfaat

BBRSBG Kartini Temanggung...............9

Lensa Kepegawaian

Catatan dan Peristiwa (Informasi Kepegawaian)............10

Artikel

Pemahaman Konsep Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus..............11

Perencanaan dan Anggaran Berbasis Puasa

Serta Implementasinya.............14

Pentingnya Aksesibilitas Terhadap Pelayanan Sosial

Orang dengan Kecacatan Grahita.............17

Lain-lain

Widya Wisata Penerima Manfaat,

Page 2: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 2

BERITA REHABILITASI

alam tiga bulan terakhir Tahun 2011 ini,

BBRSBG Kartini Temanggung disibukkan oleh

kegiatan layanan penjangkauan/outreaching di

Kabupaten Ponorogo sebagai tindak lanjut dari

kebijakan Kementerian Sosial dan diresmikannya

Rumah Kasih Sayang di desa Krebet Kecamatan

Jambon Ponorogo oleh Menteri Sosial RI pada

tanggal 11 Juli 2011 lalu. Salah satu tahapan dari

layanan outreaching adalah pendataan dan

asesmen ODK grahita.

Kegiatan pendataan dan asesmen kali ini

dimaksudkan untuk menjaring 100 ODK Grahita

yang akan dilayani dalam program Rehabilitasi

Sosial Berbasis Keluarga (RSBK). Pada kegiatan

TRC bulan Juni lalu, diperoleh data by name, by address sebanyak 104 orang ODK dari berbagai

kecacatan di Krebet Kec. Jambon, Ponorogo, 34

orang di antaranya adalah ODK Grahita. Namun

setelah diseleksi sesuaiu persyaratan, hanya ada 16

orang ODK Grahita yang bisa terlayani program

RSBK. Oleh karena itu, kegiatan pemetaan dan

asesmen ini dilakukan ke desa-desa lain di sekitar

Krebet .

Tim pendataan dan asesmen sebanyak 8 orang

meluncur ke Ponorogo pertengahan Nopember

2011 lalu. Pada hari pertama dilakukan pertemuan

untuk membahas kegiatan ini. Pertemuan

dilakukan di Rumah Kasih Sayang, dihadiri Tim

BBRSBG Kartini Temanggung, Kepala Dinas

Sosnakertrans Ponorogo dan kepala Bidang

Rehabsos, Camat Jambon, Camat Balong dan

Camat Badegan serta para Kepala Desa dari 5 desa

yang menurut data memiliki penduduk ODK yang

sangat banyak.

Rapat persiapan Pendataan dan Asesmen bersama Kepala

Dinas Sosnakertrans Ponorogo, Para Camat dan Kepala

Desa DI Rumah Kasih Sayang

PENDATAAN DAN ASESMEN

ORANG DENGAN KECACATAN GRAHITA

UNTUK PROGRAM RSBK DI PONOROGO

Oleh : Basuki Suharsono

Page 3: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 3

BERITA REHABILITASI

BERITA REHABILITASI

Pendataan dan asesmen terpaksa dilaksanakan di pinggir jalan karena sulitnya lokasi.

Akhir dari pertemuan, diputuskan bahwa 100

orang ODK Grahita calon PM Program RSBK

berasal dari lima desa, yaitu Krebet dan Sidoharjo

(Jambon), Pandak dan Karang Patihan (Balong)

dan desa Dayakan kec. Badegan, semuanya harus

bisa didata dan di asesmen selama 2 hari kedepan.

Menyusuri Bukit dan Lembah

Hari Pertama. Tim melakukan pendataan

dan asesmen di Desa Dayakan kec. Badegan. Desa

ini terdiri dari empat dukuh, dua dukuh

diantaranya terletak di sepanjang bukit dan

lembah, yatu Jurangsempu dan Watuagung. Tim

disebar ke setiap dukuh. Ternyata kegiatan in

tidak semudah yang dibayangkan, karena selain

geografisnya menantang, juga data awal by name by address yang telah dibuat oleh desa sebagai

panduan kami kurang valid, sehingga harus

mencari lagi diluar yang telah tercatat. Untunglah

semua kepala dusun

atau kamitua setia

mendampingi.

Di Jurangsempu

dan Watuagung, tim

menyusuri tanjakan dan

turunan tajam, bahkan

kendaraan kesulitan

bergerak. Selain itu

jarak antar rumah

warga cukup jauh,

sehingga setiap calon

PM perlu didatangi

satu persatu melewati

jalan setapak karena

tidak terjangkau meski

dengan kendaraan roda

dua.

Jam 9 malam tim

menyelesaikan tugas

di desa Dayakan. Tim

berkumpul kembali di

rumah kepala desa untuk memadukan hasil

kegiatan ini, kemudia bersama sama kembali ke

bascame. Target hari pertama telah tercapai, yaitu

mendapatkan calon PM sebanyak 20 orang.

Hari Kedua. Sasaran kali ini adalah di

Kecamatan Balong. Di desa yang menjadi sasaran

adalah Pandak dan Karang Patihan, yang populasi

ODK grahita banyak. Tim dibagi dua kelompok

untuk setiap desa. Kondisi di Pandak tidak

berbeda dengan Jurang Sempu dan Watuagung,

yaitu berbukit bukit dan tidak mudah dijangkau,

sehingga memerlukan waktu untuk mengunjungi

satu persatu sasaran. Sedangkan di Karang Patihan

yang relatif datar, kepala desa bisa mengumpulkan

para ODK Grahita beserta orang tuanya di rumah

untuk didata dan diseleksi. Sejumlah 29 orang

ODK didampingi keluarganya ikut hadir di sana.

Hasil seleksi, 20 orang direkomendasikan program

RSBK, 3 orang masuk Penerima Manfaat regular

BBRSBG Kartini Temanggung. Sedangkan di

Pandak, diperoleh 27 orang calon penerima

manfaat, namun setelah diseleksi lagi, yang

memenuhi persyaratan sebanyak 17 orang.

Hari Ketiga. Tim melaksanakan tugas ke

desa Sidoharjo kec. Jambon. Menurut data dari

Dinas Sosnakertrans Ponorogo, ODK di sini

terbanyak dibandingkan daerah lain, yaitu 310

orang, 133 orang di antaranya ODK grahita. Tidak

berbeda dengan daerah lain, tim harus mendatangi

satu persatu para calon ODK, karena rumah

mereka sangat berjauhan, dan banyak di antaranya

ditempuh dengan jalan kaki, melewati ladang,

Page 4: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 4

BERITA REHABILITASI

turun sungai, naik bukit baru sampai ke satu

sasaran. Di desa Sidoharjo, tim memperoleh calom

PM sebanyak 27 orang dan direkomendasikan

untuk program RSBK.

Pendampingan Oleh Calon Kader

Selama tim melakukan kegiatan pendataan

dan asesmen ini, masing-masing kepala desa

menyediakan lima sampai tujuh orang relawan

untuk memberikan pendampingan dan sekaligus

sebagai pemandu. Dengan pendampingan ini, maka

pelaksanaan kegiatan sangat terbantu sehingga

bisa tepat sasaran. Relawan tersebut terdiri dari

perangkat desa, LSM dan karang taruna desa

setempat. Dengan merekalah tim melakukan

diskusi setiap berhasil mendata calon PM dan

menentukan bersama layak dan tidaknya direkrut

untuk program selanjutnya. Di samping itu, tim

juga bisa melihat dan menilai kinerja, motivasi

serta kepedulian mereka terhadap permasalahan

sosial, khususnya ODK Grahita. Dengan demikian

tim bisa memberikan rekomendasi menjadi kader

pendamping program RSBK dan bertugas selama

tahun 2012.

Orang Tuanya Tuna Grahita

Selama tiga hari melakukan kegiatan ke

empat desa di tiga kecamatan, tim bisa

memperoleh calon PM RSBK sesuai target, yaitu 84

orang ODK Grahita. Desa Krebet kec Jambon telah

dilakukan kegiatan yang sama lima bulan yang lalu,

diperoleh 16 orang ODK, sehingga keseluruhan 100

orang.

Banyak sekali kondisi memprihatinkan yang

ditemui oleh tim. Seluruh ODK kondisi sosial

ekonominya kurang sekali. Sedangkan tetangga

kiri kanannya juga memiliki kondisi yang sama.

Rumah mereka rata-rata “tidak lebih baik” dari

kandang kambingnya. Rata-rata mereka

mempunyai pekerjaan memelihara ternak kambing,

tapi bukan miliknya. Mereka „nggaduh‟ kambing

orang lain, kemudian jika sudah beranak, maka

bagi hasil dengan pemiliknya.

Namaku : No.

Ada beberapa ODK calon program RSBK,

orangtuanya juga terindikasi memiliki kecerdasan

di bawah rata-rata. Salah satunya adalah Misno,

dari dukuh Sidowayah, Desa Sidoharjo. Misno

adalah ODK berusia 38 Tahun, grahita ringan,

kegiatan sehari-hari adalah mencarti kayu bakar

dan air untuk masak dan mandi keluarganya.

Semua tim, kesulitan untuk mencari tahu siapa

nama anak ini. Sewaktu ditanya siapa namanya, dia

menjawab „namaku No‟, berulangkali dia menyebut

kata itu setiap ditanya namanya. Ibunya berusia 70

Tahun, sewaktu ditanya jawabnya juga sama: dia

namanya No. sewaktu dia lahir, bapaknya memberi

nama dia No‟. Ayah Misno yang duduk di samping

isteri mengiyakan. Beberapa saat tim kebingungan,

datanglah adik Misno, seorang perempuan, dia

normal, ikut dalam pertemuan itu. Dia mengatakan

bahwa nama kakaknya adalah Misno, tapi sejak

dini memang semua orang memanggil dengan nama

No.

ODK Grahita Misno (kiri), didampingi orang tuanya yang

tidak tahu nama lengkap anaknya

Tidak jauh dari rumah „No‟, juga ada orang

tua yang tuna grahita. Dua anaknya masih belum

dewasa, tapi untungnya semuanya normal,

sehingga bisa sekolah selayaknya anak lain.

Suaminya seorang buruh petani yang kerjanya ke

ladang orang lain. Kedua anaknya menyebut : „ibu

saya bodoh‟.

Korban Kekerasan.

Masih dalam desa yang sama, tim

menjumpai calon PM berusia 35 tahun. Dia

mempunyai dua anak, hasil kekerasan seksual dari

Page 5: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 5

BERITA REHABILITASI

lelaki yang tidak bertanggung jawab. Sehingga dia

sekarang terpaksa menghidupi kedua anak tanpa

suami. Untunglah ada kakaknya (juga tuna grahita

ringan), yang bisa membantu menghidupi mereka.

Keduanya (kakak beradik) direkomendasikan

program RSBK.

Ngadirin dan Istrinya yang juga ODK grahita tinggal di rumah yang terpisah dari masyarakat.

Dua kakak Beradik sakit jiwa.

Di suatu rumah tidak layak huni, terletak di

lereng bukit yang jauh dari tetangga, terdapat satu

keluarga beranak dua, semuanya sakit jiwa. Satu di

antaranya juga pernah mengalami kekerasan oleh

lelaki tak bertanggung jawab. Ibu yang sudah tua

menjadi satu satunya tulang punggung kleluarga,

karena suaminya juga sakit. Namun si ibu selalu

menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh

kepasrahan dan keikhlasan. Namun karena bukan

ODK Grahita, mereka tidak direkomendasikan ke

program RSBK.

Pen Dilengan Tangan.

Di Kecamatan Badegan, tim menemui

seorang ODK grahita, Jamitun, 40 tahun, dari

dusun Kliyur, ds. Dayakan, mempunyai suami dan

dua orang anak yang belum dewasa. Saat ini dia

sedang hamil anak ketiganya, beberapa waktu lalu

pernah jatuh dan tangannya patah, sehingga

dipasang pen di lengannya. Tetapi akhir-akhir ini

pen mencuat keluar, sehingga sangat mengganggu

aktifitas sehari-hari, karena bila tersentuh terasa

sangat sakit. Oleh tim direkomendasikan menjadi

PM Program RSBK 2012 ini, dan dalam rencana

pelayan juga dirujuk ke rumah sakit untuk

penanganan pen tersebut.

Rekruitmen Kader Pendamping

Kegiatan di Ponorogo ini, selain pendataan

dan rekruitmen ODK Grahita sejumlah 100 orang,

juga perekrutan kader pendamping dari desa-desa

setempat. Para kader inilah yang kelak

diperdayakan dalam memberikan pendampingan

langsung kepada keluarga PM, memberi bimbingan

dan pelayanan dari aspek fisik, kesehatan, mental

psikologis dan keterampilannya. Kader yang

direkrut sejumlah 30 orang dari lima desa,

diprioritaskan pada relawan yang sejak awal

membantu kegiatan tim BBRSBG Kartini

Temanggung. Melalui diskusi dengan masing-

masing kepala desa dan calon kader, bisa

ditetapkan sejumlah kader dengan rincian : desa

Krebet 5 orang, Sidoharjo 7 orang, Pandak, Karang

Patihan dan Dayakan masing-masing 6 kader. Para calon kader pendamping RSBK BBRSBG Kartini

Temanggung tahun 2011-2012

Selanjutnya para kader dibekali Bimbingan

Teknis untuk meningkatkan pengetahuan tentang

pelayanan dan rehabilitasi sosial Tuna Grahita

sehingga kelak bisa melaksanakan tugas sebagai

pendamping keluarga PM RSBK.

Dirujuk Ke BBRSBG Kartini Temanggung.

Dalam kegiatan pendataan dan asesmen ini,

juga direkomendasikan 4 ODK Grahita yang

memenuhi persyaratan masuk ke BBRSBG Kartini

Temanggung program reguler. Mereka adalah:

Langgeng Widodo ( 16 tahun), Bambang Setiawan

(18 tahun), Sofyan (16 tahun) dan Sriyani (16

tahun).

Page 6: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 6

PENERIMA PELAYANAN TRC

BBRSBG KARTINI TEMANGGUNG BERDIALOG DENGAN MENTERI SOSIAL RI

Oleh : Djunaidi

BERITA REHABILITASI

BERITA REHABILITASI

Menteri Sosial Republik Indonesia

melakukan dialog dengan kelompok warga binaan Kementerian Sosial se Solo Raya, satu diantaranya adalah kelompok pengrajin keset pengungsi erupsi Merapi desa Jumoyo dan kelompok Cerebral Palsy Kecamatan Salam Kabupaten Magelang hasil penjangkauan TRC Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung.

Bencana erupsi merapi dan banjir lahar dingin

yang terjadi mengakibatkan warga Gempol desa

Jumoyo kecamatan Salam Kabupaten Magelang

tidak dapat kembali ke rumahnya. Para petani dan

buruh juga tidak dapat lagi mengarap tanah

pertaniannnya karena sebagian besar sudah tidak

dapat di tanani.

Hingga saat ini warga Gempol yang berjumah

berjumlah 162 Kepala Keluarga dan sekitar 500

jiwa masih mengungsi di Hunian Sementara

(HUNTARA) yang berlokasi di lapangan dekat

kantor desa Jumoyo. Mereka kehilangan

pekerjaan dan sebagian beralih mata pencaharian

sebagai buruh pasir dan tukang parkir.

Pada tanggal 26 Mei 2011 Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini

Temanggung dengan Tim TRC-nya memberikan

bantuan berupa pelatihan pembuatan Keset perca

dan kerajinan tangan dari koran bekas. Kepada

mereka diberikan pula bantuan enam set alat dan

Page 7: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 7

Ibu-Ibu sangat trampil dalam membuat keset setelah menerima pelatihan keterampilan keset .

BERITA REHABILITASI

500 kg bahan (kain perca ) yang diserahkan oleh

kepala Balai Besar RSBG Kartini Temanggung dan

diterima oleh Kepala Desa Jumoyo.

Dalam memberikan bimbingan keterampilan

ini, TRC BBRSBG Kartini Temanggung

bekerjasama dengan seorang pengusaha keset Dian

Perca Boja Kendal Semarang. Selain sebagai

instruktur untuk melatih pembuatan keset perca,

Dian Perca juga siap menampung jika keset yang

sudah jadi mengalami kesulitan dalam

pemasarannya.

Dari kerja keras ibu-ibu yang terus berlatih

dalam membuat keset, pada awal bulan Mei 2011

mereka dapat menjual keset tersebut di desa

Jumoyo dan kesekitarnya baik secara eceran

kepada pemakai dan kepada pedagang yang akan

dijual kembali atau kepada para tamu yang dating.

Para ibu pengungsi di HUNTARA

membentuk kelompok pengrajin keset dengan

nama Kelompok pengrajin keset Tunas Kartini

Mandiri diketuai Ibu Marsiyem ( 41 tahun ) dengan

jumlah anggota yang semula berjumlah 17 orang

hingga saat ini sudah menjadi 31 orang.

Selain memberi pelatihan membuat keset,

TRC Balai Besar RSBG Kartini Temanggung juga

membentuk kelompok orang tua dan anak

Ceberial Palcy di Kecamatan Salam yang

dikoordinatori oleh TKSK Kecamatan Salam.

Penderita CP berjumlah 14 orang , mereka sangat

membutuhkan bantuan tenaga terapi, oleh karena

itu mereka memperoleh bantuan Tenaga Terapi

yang ada di Balai Besar RSBG Kartini Temanggung

hingga bulan Desember 2011 dengan pelayanan

setiap sabtu kedua dan keempat

Dari hasil penjangkauan TRC Balai Besar

RSBG Kartini Temanggung (pengrajin keset

warga pengungsi lahar dingin merapi di desa

Jumoyo dan paguyuban Orang Tua dan Anak

Cerebral Palcy Kec. Salam) maka pada tanggal 11

Agustus 2011 diikutsertakan dalam acara dialog

dengan Menteri Sosial RI dengan warga binaan

Kementerian Sosial RI lainnya.

Dalam dialog tersebut Ibu Marsiyem (ketua

Kelompok Pengrajin keset pengungsi erupsi

merapi desa Jumoyo) dengan kepolosannya

menyampaikan kepada Menteri Sosial RI, sebagai

berikut: “Bapak Menteri saya Marsiyem. Sewaktu

mengungsi tidak ada kegiatan, saya hanya

melamun, juga ibu-ibu lainnya. Sewaktu datang

bapak-bapak TRC Temanggung saya diajarkan

cara membuat keset. Sekarang bisa membuat dan

menjual sebanyak 200 keset, harga rata-rata Rp.

10.000,00 (sepuluh ribu rupiah), untuk itu saya

mohon bantuan peralatan dan agar ibu-ibu lainnya

bisa ikut kegiatan, terima kasih”. Setelah itu,

Marsiyem menyerahkan keset hasil karya

kelompok kepada Menteri Sosial sebagai

cinderamata dan disambut tepuk tangan dari

peserta warga binaan dan undangan lainnya.

Kepala Balai dan Pak kepala Desa sedang menandatangani berita acara penyerahan peralatan dan bahan pembuatan keset disaksikan koordinator penggungsi desa Jumoyo kec. Salam

Page 8: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 8

Menteri Sosial berdialog dan menerima cideramata dari

marsiyem (baju hijau) ketua pengrajin keset Tunas Kartini

Mandiri warga pegungsi erupsi Merapi desa Jumoyo kec.

Salam Kab. Magelang hasil pejangkauan TRC BBRSBG

Kartini Temanggung.

Tim TRC mendata Para Orang tua yang telah bergabung dalam paguyuban .

BERITA REHABILITASI

“Alhamdulillah, hebat, terima kasih ,terus

semangat yang penting dalam pemasarannya perlu

dibantu dan ibu silahkan membuat dan

mengajukan proposal melalui dinas sosial

kabupaten dan propinsi” ,jawab bapak Menteri

Sosial sambil menerima cidramata tersebut

Sementara kelompok cerebral Palsy yang

berlokasi di Kec. Salam kab. Magelang berjumlah

14 orang anak Cerebral Palcy , orang tua yang

diwakili ibu Ira mengharapkan bantuan tenaga

fisioterafi untuk datang dan memberikan

pelayanan terapi dua kali dalam satu bulan

bertempat di aula Kec. Salam kab. Magelang,

hanya permohonan tidak dapat disampaikan

langsung kepada Menteri Sosial karena banyaknya

peserta yang bertanya sehingga waktu yang

tersedia tidak cukup.

Dalam kesempatan itu hadir beberapa pejabat

pemerintah kabupaten/kota (Surakarta, Boyolali,

Salatiga, Wonogiri, Sukoharjo , karanganyar, dan

Sragen , anggota DPRD Surakarta, beberapa

pejabat kementerian sosial RI, kepala-kepala UPT

Kementerian Sosial RI se Jawa tengah.

(Djunaidi/Penyuluh Sosial).

SEMUA PM BBRSBG DI

ASURANSIKAN

BBRSBG”Kartini” Temanggung melalui

Seksi Advokasi secara intensif dan

berkelanjutan melaksanakan upaya

perlindungan terhadap Penerima Manfaat

melalui penyertaan Asuransi bagi semua

PM di BBRSBG baik PM Reguler (225

PM) maupun Day Care (20 PM).

Penyertaan Asuransi bagi PM dipandang

perlu mengingat bahwa mereka

merupakan ODK Grahita dengan segala

keterbatasan kemampuannya, sangat

rentan dan rawan terhadap resiko.

Selama kurun waktu tiga tahun 2009 s/d

2011 PT Asuransi Umum Bumiputera

Purwokerto sebagai mitra dalam

penyertaan Asuransi bagi PM di BBRSBG,

untuk pembayaran premi asuransi

dilakukan setiap bulan Juni dengan

jangka waktu pertanggungan selama satu

tahun. Selama kurun waktu tiga tahun

telah dapat merasakan manfaat dari

keikutsertaan Asuransi Jiwa yakni, pada

saat PM kita atas nama Leni Marliani,

Novan Warminto dan Hanggara Kusuma

mengalami kecelakaan pada tahun 2010

dan tahun 2011 kita telah mendapatkan

klaim asuransi, meskipun nilainya tidak

besar namun dapat membantu dalam

proses pengobatan bagi ketiganya (Retno

Handayani)

Page 9: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 9

PENYANDANG KECACATAN/ DISABILITAS GRAHITA

MERIAHKAN HARI INTERNASIONAL PENYANDANG CACAT

DI BBRSBG KARTINI TEMANGGUNG

BERITA REHABILITASI

Dalam rangka memperingati Hari

Internasional Penyandang Cacat (HIPENCA)

tahun 2011, BBRSBG Kartini Temanggung

Menyelenggarakan Temu Olah raga dan Seni

ODK Grahita serta Pameran Hasil Karya

Penerima Manfaat Balai Besar RSBG Kartini

Temanggung selama tiga hari tanggal 26 s/d 28

Nopember 2011.

Peserta Temu Olah raga dan Seni ODK

Grahita berasal dari SLB/ Panti/Balai

Rehabilitasi yang menangani ODK grahita

untuk wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa

Yogjakarta dan Jawa Barat. Tema dalam

peringatan hipenca 2011mengikuti tema

internasional: “Bersama Penyandang Cacat/

Penyandang Disabilitas Dalam Pembangunan :

Wujudkan Dunia yang Lebih Baik Bagi Semua”

Kegiatan Temu olahraga dan seni yang

diikuti oleh 23 kontingen bertujuan :

a. Sebagai wahana unjuk kemampuan ODK

grahita dalam bidang olah raga dan seni,

guna menumbuhkembangkan rasa percaya

diri, sportifitas dan solidaritas diantara

mereka.

b. Sebagai wahana sosialisasi kepada

masyarakat tentang potensi dari ODK grahita

dalam bidang olah raga dan seni.

Selain itu, melalui hipenca diharapkan

terwujudnya kesejahteraan yang bermartabat

Page 10: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 10

Drs. GRM Soerjo Darsono, MH memberikan sambutan dan

membuka kegiatan HIPENCA di Balai Besar RSBG Kartini

Temanggung

Peserta lomba seni tari dari BBRSBG Kartini

Temanggung belumdan salah satu peserta

melakukan penampilannnya diatas pentas

BERITA REHABILITASI

melalui pemberdayaan penyandang disabilitas

serta menumbuh kembangkan kesadaran dan

keberpihakan berbagai pihak terhadap

permasalahan dan hak-hak penyandang

disabilitas.

Dalam sambutannya pada saat pembukaan

acara, Kepala BBRSBG Kartini Temanggung

(Drs. GRM Soerjo Darsono, MH) menyatakan:

“saya ucapkan selamat memperingati

HIPENCA dan kepada Seluruh peserta temu

olah raga dan seni saya mengucapkan selamat

bertanding, junjung tinggi kejujuran dan

sportifitas serta capailah prestasi yang seoptimal

mungkin. Semoga, prestasi yang akan kalian

raih nanti menjadi awal untuk mencapai prestasi

ditingkat nasional maupun internasional”

Pembukaan kegiatan HIPENCA BBRSBG

Kartini Temanggung tahun 2011 ditandai

dengan pelebasan balon ke udara oleh kepala

Balai Besar RSBG Kartini Temanggung dan

penyerahan Piala Bergirlir Direktorat Jenderal

Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI

kepada Ketua Panitia. Acara pembukaan

dimeriahkan Drum Band Grahita Penerima

Manfaat Balai Besar Rehabilitasi Kartini

Temanggung.

Jenis pertandingan yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut yaitu :

1. Olahraga

a. Lari 200 M putra dan Putri Hight Ability

(devisi I, devisi II, devisi III dan Devisi IV)

b. Lari 100M putra dan putri Hight Ability

(divisi I , divisi II dan Devisi III)

c. Lari 50 M pa/pi Low Ability atau C1

(divisi I ,divisi II dan Devisi III)

d. Bola Bocce ganda pa/pi Low Ability atau

C1.

Lomba seni tari dan lagu

Bidang Seni yang dipertandingkan berupa

gerak tari dan lagu serta bakat lainnya

Pameran Hasil Karya Pemerima Manfaat

Kegiatan HIPENCA juga diisi dengan

pameran hasil karya penerima manfaat dengan

maksud agar para peserta dari berbagai daerah

mengenal dan mengetahui hasil karya dan

bentuk keterampilan yang diberikan selama

Atlet bocce Putra dan Putri sedang menunjukan

keahilannnya melempar bola

Page 11: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 11

Drs. GRM Soerjo Darsono, MH mendampingi tamu melihat-lihat dan tertarik dengan hasil karya khususnya Krajinan menghias kramik dan pemanfaatan Koran bekas diantara kasil karya PM yang disukai pengunjung

BERITA REHABILITASI

mereka mengiuti pelayanan di Baai Besar RSBG

kartini Temanggung.

Hasil karya yang dipamerkan antara lain:

hasil kerajinan tangan (kerajian hiasan kramik

dari cangkang telur, membuat baki dan tempat

tisu dari koran bekas, kaca hias, lampion dan

kursi bambu), hasil sulaman , hasil keterampilan

menjahit , keterampilan pembuatan paving blok,

boga seperti (kerupuk dari jagung, minuman

tradisional yang siap untuk diseduh kapan saja)

serta foto kegiatan rehabilitasi sosial di BBRSBG

Kartini Temanggung

Puncak Peringatan Hipenca 2011

Acara Puncak Peringatan HIPENCA

dihadiri Dirjen Rebalilitasi Sosial RI, Sekretaris

Ditjen Rehabilitasi Sosial RI, Kepala Dinas

Sosial Kabupaten Temanngung, Ketua SOINa

Jawa Tengah dan Kepala UPT Kementerian

Sosial RI Wilayah Jawa Tengah, undangan

lainnya dan penerima manfaat Baresos

Penganthi Temanggung serta BBRSBG Kartini

Temanggung .

Dalam acara puncak peringatan diserahkan

medali dan piala bagi para juara olahraga dan

seni (tari dan suara). Juara Umum tahun ini

masih diraih oleh BBRSBG Kartini

Temanggung. Bagi BBRSBG Kartini

Temanggung, ini adalah kali kedua memperoleh

piala bergilir Direktur Jenderal Rehabilitasi

Sosial. yang diserahkan oleh Sekretaris

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial kepada

Kepala Balai RSBG Kartini Temanggung.

Pada acara puncak ini juga dilakukan

penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 dari PT

Global Indonesia kepada BBRSBG Kartini

Temanggung yang telah berhasil meningkatkan

manajemen pelayanan yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan. Sertifikat ini merupakan

wujud pengakuan bahwa pelayanan di BBRSBG

Kartini telah memenuhi standar internasional.

Peringatan Hipenca BBRSBG Kartini

Temanggung yang dimeriahkan oleh berbagai

traksi tarian ODK grahita ditutup oleh Direktur

Jenderal Rehabilitasi Sosial, Makmur Sunusi,

PhD.

Setditjen Rehabsos Drs. Samsudi, MM menyerahkan

sertifikat ISO 9001:2008 kepada Drs. GRM Soerjo

Darsono MH.

Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI memberikan

sambutan serta menutup secara resmi kegiatan HIPENCA

BBRSBG Kartini Temanggung tahun 2011.

Page 12: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 12

Artikel

Oleh: Wiwit Setyawati, AKS, MA

“Bu aku bulan Desember mau nikah” kata BG PM BBRSBG Kartini Temanggung disaat bertemu

dengan pembimbing (WS). Dan ada beberapa lagi yang juga menyatakan hal yang sama bahwa

mereka ingin menikah”. Meskipun demikian kita tidak boleh percaya begitu saja pada mereka,

karena mereka anak-anak ODK grahita. Saat ini menikah telah menjadi impian dan angan-angan

anak-anak tunagrahita. Mereka berfikir setelah lulus akan menikah dengan pasangan “witing tresno

jalaran soko kulino” yang di temukan pada saat bersama-sama mengikuti proses rehabilitasi sosial

di BBRSBG Kartini Temanggung.

Tak sedikit anak-anak yang telah selesai rehabilitasi sosial kemudian menikah dengan sesama anak

eks PM BBRSBG Kartini Temanggung. Menikah adalah saat yang penting dalam siklus kehidupan

setiap manusia. Agama pun juga menganjurkan seseorang yang telah mencapai baliq untuk

menikah. Bagi penduduk Indonesia umumnya, pernikahan merupakan hal yang sacral. Menurut

Poerwadarminta (1983), kata nikah adalah sebagai perjanjian antara pria dan wanita untuk

bersuami isteri, sinonim dengan kata perkawinan.

Berkaitan dengan perkawinan sesama ODK grahita, kita harus mengetahui dan memahami tentang

tunagrahita. American Association on Mental Deficiency/AAMD (dalam Somantri, 2006) menyatakan

bahwa tunagrahita menunjuk pada keadaan fungsi intelektual umum individu dibawah rata-rata

(Sub-Average) secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan

terjadi pada masa perkembangan, merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasan anak

mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.

Ahuja dkk (2005), menjelaskan keterbelakangan mental bisa mengikuti setiap peristiwa biologis,

lingkungan dan psikologis yang mampu menghasilkan defisit dalam fungsi kognitif, ditandai

dengan fungsi intelektual jauh dibawah rata-rata bersamaan dengan keterbatasan terkait dengan

gangguan dua atau lebih. Bidang keterampilan yang berlaku adaptif, komunikasi, keterampilan

sosial, perawatan diri, rumah tinggal, menggunakan komunitas, arah diri, kesehatan dan

keselamatan, fungsional akademisi, bekerja dan waktu luang terlihat pada sebelum usia 18 tahun.

Istilah keterbelakangan mental mengacu pada keadaan klinis pada perkembangan asal

mempengaruhi fungsi intelektual dan sosial.

Dari definisi dan penjelasan di atas tampak bahwa ODK grahita banyak menjalani kehidupannya

dengan berbagai keterbatasan. Penulis telah banyak menemukan pasangan ODK grahita baik

melalui observasi dilapangan (saat di Ponorogo), keluhan beberapa orangtua yang memiliki anak

telah menikah dengan sesama ODK grahita, serta eks PM BBRSBG Kartini yang telah menikah. Rata-

rata dari mereka kesulitan untuk menyesuaikan diri dalam menjalani perkawinannya. Dibawah ini

disajikan rekaman SMS dari penerima manfaat yang menunjukkan perlunya penyesuaian diri

dalam pernihakan sesama ODK grahita.

Page 13: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 13

Artikel

NO Waktu Verbatim

1. 16/09/2011,

19:05:49 Bu semenjak W nikah sama E mau apa aja diatur nggak seperti kemarin dulu.

2. 19:33:15 Bu boleh nggak W bertanya ? apa benar kalau udah nikah nggk boleh nerima mantan

cwk nya, pdhl mantan nya W udah nikah masak mau ngobrol nggak boleh sama E

3. 20/09/2011

19:39:25

Bu apa bnr kalau punya anak ter batas cukup 3 aja emang nya nggak bisa 4 anak

sekaligus

4. 19:41:00 Bu kalu rawat anak kecil susah apa nggak W ingin tau aja

5. 19:46:22 Punya anak cowok dulu, terus kalau udah besar baru bikin anak cewek cukup 4 aja

biar ramai di rumah

6. 20:00:35 Bu apa bnr kalau nkh sama2 cct mental nnt anak nya jg ikut cacat mental trs gimana cr nya ngatasi anak itu biar nggak cacat mental

7. 20:21:51 Bu msl ny penting skl W nggk ingin anak nya ikut cct mental seperti ibu nya

8. 23/09/2011

18.31.19 Bu boleh nggak brtanya ? kalau istri mintak aneh 2 tanda nya apa

9. 23/09/2011

18,38.29

Bu katanya ? Esemalam udah merasakan mutah2 dan merasakan lemaz, W jg kalau

mkn nggak nafsu makan di T

10. 23/09/2011

18.41.43 Bu mungkin E udah hamil

11. 23/09/2011

18.45.49 Bu katanya ? Enggak msk angin tapi benar mutah 2 di kamar mandi srng

12. 23/09/2011

18.50.37

Bu katanya ? nunggu W plg k erumah dl padahal mbk ku di rumah juga ada. Tp knapa

W jg merasakan seperti Edi rumah

13. 23/09/2011

18.57.49

Bu semalam E udh ngsih tau kalu sering mutah 2 di kamar mandi dan udah ngasih nama buat calon beby nya

14. 23/09/2011

19.02.06

Bu kalau E udah hml W ingin anak nya cowok dulu bisa jg ibunya di rumah kalu W krja jauh dari rumah

15. 23/09/2011

19.32.02 Bu emang nya mau jadi ayah harus belajar yang lain nya

16. 23/09/3011

20.08.45

Bu sekali lagi W ingin Tanya ? di jwb yg jujur nanti anak nya cct mental nggak W tkt kalau terjadi pada anakku nanti

17. 27/09/2011

129.24.21 Bu kalu bisa E di ajari menjadi ibu rumah tangga yang baik seperti ibu

18. 27/09/2011

19.32.12

Bu selama W nikah sama Edi suruh bikin kan minuman slalu terlambat apapalgi kalau ada tamu nggak pernah mau

19. 27/09/2011

19.37.29

Bu juju raja E kurang beranggung jawab sama W tolong ajarkan agar cepat berubah

menjadi ibu2 yang lain nya

20. 27/09/2011

20.36.57

Bu juju raja setiap W ngajari E jawabnya bisa tapi ternyata belum bisa disuruh bikinkan minuman slalu terlambat tolong utnung dibantu

21. 27/09/2011

21.02.23

Bu apa benar kalau anak cacat mental anaknya nanti juga cacat mental dan katanya lebih parah

22. 28/09/2011

19.02.35

Bu tolong bojoku di didik lagi agar bisa perhatian sama W tambah sayang dan semakin cinta dan cepat di beri anak

23. 28/09/2011

20.09.11

Bu kakau bisa di bantu gimana caranya agar E bisa kerja jujur Q kasihan sama E

selama ini belum pernah kerja

24. 30/09/2011 Bu kalo bisa E dibantu caranya agar menjadi ibu rumah tangga seperti ibu karena

Page 14: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 14

Artikel

NO Waktu Verbatim

14.44.46 selama W nikah sama E belum bisa

25. 01/120/2011

10.37.42 Bu masak E cemburu gara2 W masih nyimpan kaset kenangan dari cewek nya W dulu

26. 01/10/2011

11.40.32

Bu kenapa yak ok endanga masih cemburu gara 2 W masih nyimpan kaset dari

cweknya W dulu, tolon W di bantu agar Etidak cemburu lagi

27. 01/10/2011

11.43.31

Bu apa salah dulunya untug di kasih kaset sama cewk nya W dulu tapi kan cewek itu udah punya suami juga udah punya anak masak E masih cemburu terus

28. 01/10/20112

11.46.12 Bu juju raja W masih menyimpan kaset itu tapi E tau sendiri dari lemari

29. 01/10/2011

11.49.50

Tapi gimana lagi W di T masak bisa ngasih sama orang lain. Bu tolong W di bantu

agar Enggak cemburu sama kaset itu

30. 02/10/2011

18.42.30

Bu knapa yak ok Emudah cemburu padahal W di T nggak cari cewek lagi bawanya

curiga terus sampai kapan E mengerti W. Tlg ibu W dibantu rumah tangganya W agar saling percaya hubungan kami berdua

31. 06/10/2011

18.30.17

Mz qm gk c!vm q lg mz q pny kbr gmbr3 bwt qm ??4kn jd 4yh mz. Bu sekarang E udah hamil tolong besok dibantu cari nama yang bagus buat anak pertama

32. 06/10/2011

18.38.00 Bu tapi yang bagus namanya selama ini yang ku tunggu

33. 06/10/2011

18.41.38

Bu juju raja W belum bisa rawat anak nanti kalau W butuh ibu tolong bantu gimana caranya rawat anak nanti

34. 07/10/2011

05.26.58

Bu apa benar kalu ibu hamil minumnya susu khusus ibu hamil. Nanti W mau ngantarkan E ke bidan sekalian ingin tau hamilnya udah berapa bulan

35. 12/10/2011

05.40.23 Bu sekarang E udah berani ngtr W msk lihat gadiz aja nggak blh

36. 05.44.24 Bu knapa yak ok endg masih aja cemburu sama suami pdhal W nggak pernah cari cewek di tmgg

37. 11/11/2011

08.27.45 Pulang kerumah di dalam biz W kenalan sm cewek nya itu cantik sekali udah kerja

38. 11/11/2011

08.29.24 Bu tapi jangan bilang sama E kl W punya kenalan cewek di dalam biz ok

39. 11/11/2011

08.30.37 Bu janji hlo jangan bilang endg nanti ndak nagiz di rumah seperti kemaren itu ok

40. 11/11/2011

08:35:02

Bu ingat pesan nya W tadi jangan blg Ekl W pny kenalan cwk di dalam biz, malah ingin ngajak pergi berdua

41. 11/11/2011

20:37:02 Bu misalnya W diam2 cari cewek lagi kira2 E nanti nangis nggak ya

42. 11/11/2011

20:42:49

Bu gimana caranya biar W punya cewek lagi tapi diam-diam aja jangan smp E tau, tolong dibantu

43. 12/12/2011

14:55:37

Bu kenapa yasemenjak W nikah sama E kok masih ada masalah yang baru gimana cara bya ngatasi masalah agar cepat selesai

Dari beberapa cerita tentang kehamilan dari penggalan rekaman diatas, setelah penulis berkunjung

ternyata hal itu tidak dialami oleh E. W berangan-angan seperti orang lain bahwa jika telah

menikah pasti akan hamil dan menirukan perilaku kebanyakan pegantin baru lain dengan pasangan

sesama orang yang normal. Masih banyak lagi hal-hal yang menarik tentang cerita pasangan

sesama ODK tunagrahita. Hal ini menjadikan penulis tergelitik untuk mengetahui lebih jauh

terutama tentang penyesuaian diri dalam pernikahan sesama ODK tunagrahita.

Page 15: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 15

Artikel

Penyesuain diri menurut Scheineders (1964) adalah sebagai suatu respon mental dan perilaku

yang ditunjukkan oleh individu guna mengatasi kebutuhan internal, ketegangan konflik dan frustasi

yang dialaminya. Calhoun & Acocella (1990) menyatakan penyesuaian diri adalah merupakan

interaksi antara individu dengan dirinya (self), individu dengan orang lain (others) serta individu

dengan dunianya (world) dimana ketiganya memiliki hubungan yang timbal balik.

Dalam penyesuaian diri ini dipengaruhi oleh banyak faktor (Lazarus , 1969) yakni

a. Faktor kondisi fisik, yang meliputi kelenjar sistem syaraf dan sistem otot, kesehatan tubuh dan

riwayat penyakit serta faktor keturunan yang berpengaruh pada sifat dan temperamen

b. Faktor pekembangan dan kematangan, hal ini dilihat dari perkembangan dan kematangan

secara intelektual, emosi, sosial dan moral. Pola-pola penyesuaian diri ini akan mengalami

perubahan seiring dengan tahap perkembangan dan kematangan masing-masing individu.

c. Faktor psikologis, lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan, proses belajar dan

konflik dari individu itu sendiri

d. Faktor lingkungan. Lingkungan keluarga, pertemanan dn masyarakat akan membawa pengaruh

bagi proses penyesuaian diri

e. Faktor budaya. Dalam hal ini berkaitan erat dengan aturan-aturan yang berlaku dalam

masyarakat untuk bertingkah laku. Adat, agama adalah merupakan budaya yang akan

berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu.

Dari berbagai pengertian diatas tentang penyesuaian diri, kita melihat pentingnya penyesuaian diri

bagi masing-masing individu. Hal ini akan berpengaruh pada siklus perkawinan antar sesama

pasangan, karena tahap-tahap yang harus dilalui adalah penyesuaian diri dalam perkawinan yang

telah dijalaninya.

Penyesuaian diri dalam perkawinan (marital adjustment) menurut Atwater (1983) adalah

bagaimana seseorang belajar peran dalam perkawinannya atau untuk mengetahui perilaku yang

diharapkan dari dirinya untuk mensukseskan perkawinannya. Sabatelli (dalam Buehler 1990)

berkaitan dengan relasi perkawinan mendefinisikan adjustment sebagai proses yang dianggap

penting untuk mencapai harmonisasi dan keberfungsian hubungan perkawinan.

Clayton (1975), penyesuaian diri dalam perkawinan adalah penilaian terhadap penyesuaian diri

sendiri dan terhadap pasangannya. Penyesuain diri merupakan proses dinamis, masing-masing

atau secara bersama-sama sebagai pasangan berusaha mencapai apa yang mereka pertimbangkan

sebagai bentuk yang adekuat dalam sejumlah tugas-tugas penyesuaian diri yang harus diselesaikan

dalam perkawinan.

Perkawinan memiliki rentang maksimal sepanjang hidup pasangan suami isteri, dimana

didalamnya antara suami dan isteri akan secara otomatis terlibat dalam tugas-tugas dan

tanggungjawab yang harus mereka lewati dan secara umum mencakup kumpulan tugas-tugas

penyesuaian diri.

Tugas-tugas penyesuaian diri dalam perkawinan menurut Clayton (1975)

a. Pergaulan suami isteri (marriage socialibility), berkaitan dengan derajat atau tipe kehidupan

sosial yang dimiliki suami isteri, misal mengunjungi teman, mengudang teman ke rumah, datang

ke peristiwa-peristiwa sosial dan tamasya bersama

Page 16: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 16

Artikel

b. Persahabatan dalam perkawinan (marriage companionship), pasangan suami isteri senantiasa

harus membicarakan kebutuhan ikatan persahabatan terhadap pasangannya dan bagaimana

mereka dapat saling menyenangkan, misalnya berbincang-bincang intim, berbagi kegembiraan,

jalan-jalan untuk menyenangkan diri, melakukan hal-hal yang menyenangkan pasangan

c. Urusan keuangan (economic affair) yaitu, bagaimana keluarga membelanjakan atau

mengeluarkan uang penghasilan mereka, misalnya penggunaan uang untuk rekreasi, untuk

pengeluaran rumah tangga dan kegiatan, kebutuhan pribadi dan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pekerjaan yang mencakup pekerjaan sauami isteri serta tugas isteri sebagai

ibu rumah tangga.

d. Kekuasaan dalam perkawinan (marital power) yaitu proses negosiasi untuk menentukan siapa

yang akan mengambil keputusan, kapan dan bagaimana keputusan itu diambil serta

argumentasi posisi suami dan isteri dalam tiap persoalan. Contohnya perasaaan respek satu

sama lain, kekuatan dominasi atau mengalah

e. Hubungan ekstra keluarga (extra family relationship). Setiap pasutri harus melakukan tawar

menawar dalam hal tanggungjawab suami isteri berkaitan dengan pekerjaannya. Tanggung

jawab suami isteri dalam komunitas atau kehidupan sosialnya dan hubungan dengan relasi

keluarga

f. Kesesuaian ideologis (ideological congruence) misal agama, filosofi hidup moral dan nilai-nilai

yang dianut serta pewarisannya pada keturunan

g. Intimasi perkawinan (marital intimacy), misalnya ekpresi kasih sayang dan hubungan seksual

h. Taktik berinteraksi (interaction tactics) misalnya kerjasama akomodasi, diferensiasi dan konflik

Dengan melihat beberapa pendapat ahli tentang penesuaian diri dalam perkawinan serta hasil

fenomena di lapangan (curahan hati) dari anak-anak tunagrahita yang telah menikah dengan

sesama anak tunagrahita, apakah kita pernah berfikir bagaimana penyesuaian diri mereka setelah

menikah. Hal ini mungkin kita anggap sebagai hal yang biasa atau sepele. Namun dibalik semua itu

tentulah orang lain (orangtua, keluarga besar kedua psangan) yang akan lebih merasa repot

seumur hidupnya dan harus menanggung beban yang bertambah. Seharusnya mereka mengawali

saat-saat untuk pensiun dari segala aktivitas yang membeni. 26 September 2011, penulis

mendengarkan keluhan seorang ibu “nyuuwun arahane bu…..anak kulo kados ngaten, nggih nopo-

nopo kulo. Paling kulo cemaske mangke menawi kulo mpun boten wonten bade kados pripun anak

kulo.”

Selain penyesuaian diri dalam perkawian kita juga perlu mengetahui dalam perkawinan itu melalui

berbagai tahapan siklus dalam perkawinan. Duvall (1977), membagi siklus kehidupan keluarga

menjadi 8 tahapan, dimana dalam tiap tahap mengandung potensi kritis yang harus disiapkan

supaya tugas perkembangan dapat dilaksanakan individu atau keluarga dengan baik.

Siklus perkembangan hidup berkeluarga dari Duvall (1977), yaitu:

No

Tahapan siklus

perkembangan

berkeluarga

Posisi dalam keluarga Tahap kritis tugas perkembangan keluarga

1. Pengantin baru Suami / isteri Membangun perkawinan yang memuaskan

Penyesuaian masa kehamilan dan

membualatkan tekad untuk menjadi

Page 17: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 17

Artikel

No

Tahapan siklus

perkembangan

berkeluarga

Posisi dalam keluarga Tahap kritis tugas perkembangan keluarga

orangtua

2. Pengasuhan anak Suami – ayah

Isteri – ibu

Anak perempuan/laki-laki

Saudara perempuan/laki-laki

Menjadi orangtua baru

Menghidupkan suasana rumah yang

nyaman untuk orangtua dan bayi

3. Usia pra sekolah Suami – ayah

Isteri – ibu

Anak perempuan/laki-laki

Saudara perempuan/laki-laki

Stimulasi dan rangsangan pada kebutuhan

dan minat kritis anak

Coping terhadap tumpukan kerja dan

berkurangnya privacy sebagai orangtua

4. Usia SD Suami – ayah

Isteri – ibu

Anak perempuan/laki-laki

Saudara perempuan/laki-laki

o Menetapkan sekolah yang cocok

o Mengembangkan prestasi akademik anak

o Berkomunikasi dengan guru, sekolah dan

orangtua murid yang lain

5. Anak remaja Suami – ayah

Isteri – ibu

Anak perempuan/laki-laki

Saudara perempuan/laki-laki

Menyeimbangkan kebebsan dengan

tanggungjawab sebagai bagian dari

kematangan anak remaja

Memantapkan posisi pasca orangtua dan

kebutuhan karir yang menanjak

6. Usia pelepasan Suami – ayah - kakek

Isteri – ibu - nenek

Anak perempuan/laki-laki

Bibi/paman

Saudara perempuan/laki-laki

Melepas dan meberikan bimbingan pada

anak untuk bekerja, sekolah, menikah

dengan upacara adat yang sesuai

Menjadikan rumah sebagai basis dukungan

moril

Menjalin hubungan dengan cucu

7. Usia tengah baya Suami – ayah

Isteri - ibu

Membangun kembali hubungan

perkawinan

Mempertahankan kekerabatan dengan

generasi tua – muda

Coping dengan masa pensiun

8. Lansia Janda/duda

Ayah – kakek

Ibu – nenek

- Coping terhadap dukacita, kematian dan

sendiri

- Hidup sendiri/ikut anak atau tinggal di

rumah jompo dan menyesuaikan diri

dengan masa pengunduran.

Pada masing-masing tahap terjadi masa kritis akibat perubahan posisi anggota keluarga dan

menumbuhkembangkan suatu tanggung jawab baru yang menuntut penyesuaian diri baik secara

individual maupun bersama dalam keluarga. Dengan melihat hal itu tentulah kita akan berfkir

apakah bisa anak-anak kita yang meyandang kecacatan grahita melalui tahap-tahap perkembangan

dalam perkawinan, apakah mereka dapat menyesuaikan diri atau melaksanakan tugas-tugas

peryensuaian dengan baik? Mungkin saat ini yang sering kita lihat dan kita dengar adalah peran

orangtua sangat besar dalam mengarahkan bahkan mengatur kehidupan rumah tangga mereka,

campur tangan orang tua dan keluarga tak pernah lepas karena mereka juga harus ikut

bertanggung jawab dengan komitmen dan kesepakatan yang mereka buat untuk menikahkan

mereka.

Dengan melihat fakta tentang kemampuan dan kematangan baik sosial, emosional ODK grahita

meskipun dengan derjat kecacatan yang ringan, sudah barang tentu mereka akan mengalami

Page 18: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 18

Artikel

kesulitan dalam menjalankan kehidupan perkawinannya. Lebih lanjut perlu dilakukan penelitian

secara studi kasus tentang fenomena perkawinan sesama ODK garhita. Hal ini dimaksudkan agar

orangtua lebih memahami tentang kesulitan-kesulitan yang akan dialami oleh anak-anak mereka

saat menjalani kehidupan perkawinannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahuja, A. S., Thapar, A., & Owen, M. J. (2005). Genetics of Mental Retardation. Indian Journal Medicine Science, Vol. 59, No. 9.

2. Atwater, E. 1983 Psychology of Adjustment Personal Growth in A ChangingWorld (2nd

ed) Prentice Hall Inc New Jersey

3. Bernard, Jessie. 1964. Models of Marrital Adjustment. Dalam Family Relations, Concepts and Theories. Pengedit : Raymond, J. R. King. 1969. California: The Blendensary Press.

4. Buehler, Cheryl. 1990. Adjustment. Dalam Handbook of Family Measurement Techniques. Editor: Touliatos J., Permutter, B.F., Strauss, Murray A. California: Sage Publication.

5. Calhoun, J.F. & Acocella. (1990). PSikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Terjemaahan Ny. R.S. Satmoko. Semarang : IKIP Press

6. Clayton, R. Richard. 1975. The Family, Marriage and Social Change. Massachuusetts : D.C. Heath and Company

7. Duvall, Evelyn M. 1977. Marriage and Family Development. Philadelphia : J.B. Lippincott Company

8. Lazarus. (1969). Patern of Adjustment. Tokyo:McGraw Hill Kogasuka

9. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

10. Schneiders. A.A. (1964). Personal Adjustment & Mental Health. New York: Holt, Rinehart & Winston.

11. Smart, A. (2010). Anak Cacat Buan Kiamat (Metode Pembelajaran dan Terapi Untuk anak

Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Katahati

12. Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama

Page 19: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 19

Artikel

Oleh : Herlina Ekawati

Pada dasarnya remaja tuna grahita secara fisik dan hormonal berkembang sebagaimana anak pada

umumnya. Mereka akan mengalami masa puber, menstruasi bagi anak perempuan dan mimpi basah

bagi anak laki-laki. Seperti remaja pada umumnya, masa pubertas juga memberikan pengaruh

kepada remaja tuna grahita. Meskipun pada perkembangan fisik tidak ada masalah, tetapi pada

perkembangan mental dan kepribadiannya, memiliki keterbatasan. Mereka mempunyai kesulitan

dalam bergaul, berhubungan dengan lawan jenis, mengendalikan emosi dan mengikuti aturan-

aturan. Selain itu dorongan seksual tidak bisa dialihkan atau diredam secara wajar sehingga muncul

perilaku seksual yang mencolok.

Pengertian Pubertas

Kata Pubertas berasal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih menunjuk pada

perubahan fisik daripada perubahan perilaku yang terjadi pada saat individu secara seksual menjadi

matang dan mampu memberikan keturunan.

Menurut pendapat Root (Hurlock, 1996) masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan

dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Menurut chaplin

(kamus psikologi, 2002), yang dimaksud pubertas adalah periode dalam kehidupan dimana terjadi

kematangan organ-organ seks mencapai tahap fungsional, dan pada umumnya usia bagi akhir

periode ini untuk anak perempuan adalah 13 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun.

Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan

perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain. Diantaranya ciri-ciri yang penting

adalah sebagai berikut:

1. Masa puber adalah periode tumpang tindih

Disebut demikian karena mencakup tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang

secara seksual anak dikenal sebagai remaja.

2. Masa puber adalah periode yang singkat

Masa puber merupakan masa yang relatif singkat sekitar 2-4 tahun. Anak yang mengalami masa puber selama 2 tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang cepat “matang”, sedangkan yang memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap anak yang “lambat matang”. Rata-rata anak perempuan matang secara seksual pada umur 13 tahun dan anak laki-laki pada umur 14 tahun.

3. Masa puber dibagi dalam tahap-tahap

Walaupun relatif singkat, masa puber terjadi secara bertahap dalam rentang kehidupan. Tahap-tahap masa puber menurut Hurlock (1994,185) sebagai berikut:

Page 20: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 20

Artikel

a. Tahap pra puber

Tahap ini disebut juga tahap pematangan yang bertumpang tindih dengan 1 atau 2 tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “pra puber” yaitu bukan lagi seorang anak, tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.

b. Tahap puber

Tahap ini disebut juga tahap „matang‟ yang terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan seksual muncul. Pada anak perempuan mengalami haid pertama dan pada anak laki-laki terjadi mimpi basah pertama kali. Pada tahap ini ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sesl-sel diproduksi dalam organ-organ seks

c. Tahap pasca puber

Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.

4. Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat

Masa puber merupakan pesatnya pertumbuhan dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh. Perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dunbar (Harlock, 1996) menyatakan bahwa selama periode ini anak yang sedang berkembang mengalami berbagai perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, jangkauan pilihan, dan perubahan dalam sikap terhadap seks dan lawan jenis.

5. Masa puber merupakan fase negatif

Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negative berarti individu mengambil

sikap “anti” terhadap kehidupan atau seperti kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.

Perubahan Tubuh Pada Masa Puber

Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting :

1. Perubahan ukuran tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan.

2. Perubahan proporsi tubuh

Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah – daerah tubuh yang lain. Missal: badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang

berkembang.

3. Perkembangan Ciri-ciri seks primer

Berkaitan dengan organ seks . pada pria, testes yang terletak dalam scrotum, di luar tubuh, pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan menurun. Ketika organ reproduksi laki-laki matang, ia akan mengalami mimpi basah yang artinya bermimpi tentang seksual yang menggairahkan. Yang ditandai dengan keluarnya sperma yang membasahi celananya.

4. Perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain:

Page 21: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 21

Artikel

a. Pinggul melebar dan membulat akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya

lemak di bawah kulit.

b. Payudara berkembang

c. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori bertambah besar.

d. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

e. Otot semakin besar dan kuat sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai

kaki.

f. Suara menjadi lebih merdu.

Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki antara lain:

a. Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.

b. Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan aktif

sehingga dapat menimbulkan jerawat.

c. Otot berrtambah besar dan kuat sehingga member bentuk bagi lengan, tungkai kaki dan bahu.

d. Terjadi perubahan suara

Pubertas Pada Anak Tuna Grahita Ringan

Retardasi Mental atau disebut juga Tuna grahita menurut Gerald, dkk dalam bukunya Psikologi

abnormal didefinisikan sebagai : fungsi intelektual yang sangat dibawah rata-rata bersama dengan

kurangnya perilaku adaptif dan terjadi sebelum usia 18 tahun.

Ketidakberfungsian pada kapasitas intelegensinya, menyebabkan anak tuna grahita tidak bisa mengolah berbagai norma atau standar kehidupan yang pada akhirnya tidak dapat membedakan perilaku yang baik dan yang buruk. Namun hal ini tidak berpengaruh terhadap perkembangan fungsi seksual anak tuna grahita ringan, hanya saja tidak diimbangi dengan kemampuan nalar untuk menempatkan arti perkembangan seks bagi kehidupannya.

Pada anak remaja biasa (normal), dorongan-dorongan seksual dapat diredam karena masih

memperhatikan etika atau norma – norma yang berlaku umum. Pada anak tuna grahita ringan

dimana kemampuan sosial emosinya terhambat, dorongan-dorongan seksual tidak bisa dialihkan

atau diredam secara wajar sehingga muncul perilaku seperti:

1. Masturbasi yang dilakukan di sembarang tempat. Mereka tidak memahami kalau perilaku yang

dimaksud tidak sesuai dengan tuntutan norma.

2. Membicarakan perasaan cintanya pada orang yang baru dikenal atau mereka tanpa rasa malu

menyatakan cinta pada seseorang dihadapan orang lain

3. Menggaruk-garuk kelaminya sendiri dihadapan orang lain. Bagi remaja biasanya hal ini tidak

mungkin dilakukan karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma dan perbuatan tesebut sangat

memalukan.

4. Berpelukan antara pria dan wanita di depan orang banyak. Perilaku tersebut mungkin dilakukan

remaja biasa tetapi secara sembunyi-sembunyi karena perilaku tersebut tidak sesuai dengan

norma masyarakat.

Page 22: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 22

Artikel

5. Mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya sering mereka ucapkan di dalam kelas maupun

di luar kelas, misalnya dengan mengucapkan nama jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

Selain di kelas kata-kata itu sering mereka lontarkan saat mereka bermain-main.

Beberapa hal yang dapat dilakukan pada anak tuna grahita ringan apabila anak:

1. Melakukan masturbasi dengan tidak tepat

Apabila anak melakukan masturbasi hendaknya mereka melakukan di tempat-tempat tertentu

misalnya di kamar mandi. Kita tidak bisa melarang mereka melakukannya, karena masturbasi

merupakan satu kompensasi kebutuhan biologis. Bila mereka melakukannya dimana saja, hal ini

tidak sesuai dengan etika dan moral.

2. Masturbasi berlebihan

Bila anak melakukan masturbasi secara berlebihan, baik secara kuantitas maupun tempat, maka

harus diajarkan dua hal, yaitu tempat dan waktu. Secara intensif diajarkan dimana dia boleh

melakukannya (misalnya ia hanya boleh melakukan di kamar mandi).

Hal yang mungkin bisa dikurangi dari perilaku masturbasi ini adalah dengan menjauhkan objek-

objek yang mudah menimbulkan dorongan seksual bagi anak tersebut. Objek ini bersifat khusus

artinya gambar tertentu yang bisa menimbulkan dorongan seks sedapat mungkin diminimalkan.

Misalnya ada anak yang mudah terangsang bila melihat warna merah, maka hindarkan warna

tersebut yang ada di sekitarnya.

Hindarkan pula kecemasan yang berlebihan bila melihat anak sedang melakukan masturbasi.

Apalagi bila kemudian melarang dengan memarahinya, ini akan mengakibatkan ia menjadi

ketakutan, dan justru bisa berakibat kurang baik pada perkembangannya.

3. Mimpi basah

Mimpi basah dijadikan tanda bahwa seorang laki-laki telah memasuki usia balig. Mimpi basah

ditandai adanya mimpi sewaktu tidur, berpacaran atau berhubungan seksual dengan perempuan.

Pada saat mimp basah terjadi, remaja merasa cemas seolah kebingungan mengetahui celananya

basah sewaktu tidur, sehingga diperlukan penjelasan secara keagaaman atau secara medis dengan

pendekatan yang terarah dan mudah dipahami.

4. Menstruasi

Remaja putri tuna grahita yang berumur 11 tahun ke atas sudah mengalami menstruasi, tetapi

banyak yang tidak mengerti cara-cara memelihara kebersihan. Diantaranya tidak memakai

pembalut wanita atau ada yang memakai pembalut tetapi membuang bekas pembalut di

sembarang tempat. Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan melakukan “vulva higine” bagi

remaja putri tuna grahita ringan.

5. Pacaran

Pada dasarnya remaja tuna grahita ringan baik putra maupun putri ternyata sudah mulai

berpacaran diantaranya suka berciuman di dalam kelas, kadangkala berpelukan. Hal ini terjadi

karena adanya dorongan nafsu seksual yang tak terkendali. Kita tidak dapat membiarkan

perilaku diatas terjadi begitu saja, tetapi harus memberikan bimbingan dengan bahasa yang

mudah dimengerti oleh anak.

Page 23: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 23

Artikel

Disamping yang tersebut diatas, hal lain yang perlu diperhatikan untuk anak tuna grahita ringan

adalah:

1. Penanaman pendidikan moral sedini mungkin, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan

melalui pendidikan agama sejak dini. Misalnya diajarkan bagaimana cara menutup aurat laki-laki

dan perempuan, bagaimana cara menghormati kawan yang berlainan jenis.

2. Cara merawat dan mengenali diri sendiri, misalnya mengajarkan tentang seluk beluk mestruasi

yaitu dari mulai cara memasang pembalut, membersihkannya dan sebagainya.

3. Memperkenalkan anak pada dunia luar, maksudnya anak dibawa mengenal apa yang ada di

lingkungan masyarakat sehingga anak dapat menjadi waspada bila ada seseorang yang berniat

tidak baik pada dirinya.

Daftar pustaka

Hurlock, E. B. 1996. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan : Istiwidayanti) Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Chaplin, J.P. 2002. Kamus Psikologi . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anidah, Yayan. Pendidikan Seks bagi Anak Tuna Grahita Ringan Pada Masa Pubertas. Diperoleh

dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_plb_0610334_chapter2.pdf

Sari, Tripurnama. Bimbingan Seks Dalam Mata Pelajaran Bina Diri Bagi Remaja Tuna Grahita Ringan. Diperoleh dari

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_plb_044796_chapter2.pdf

Gerald C Davidson, John M Neale, Ann M Kring.2004.Psikologi Abnormal, edisi ke-9. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Page 24: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 24

Artikel

Oleh: Waluyo

Beberapa waktu lalu, tepatnya tgl 11 Juli 2011 di Dukuh Pakis, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, sekitar 20 km dari kota Ponorogo, telah diresmikan selesainya bangunan sebuah gedung berukuran 7,5 x 12,5 meter oleh Menteri Sosial RI, Bp. Salim Segaf Al Jufri. Bangunan tersebut kemudian dinamakan Rumah Kasih Sayang (RKS). RKS ini dibangun sebagai salah satu bentuk respons atas

kebutuhan masyarakat setempat. Seperti diketahui desa Krebet (dan sekitarnya) dijumpai salah satu jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yaitu ODK Grahita atau tuna grahita, di mana populasi tuna grahita yang relatip cukup tinggi yang dimunculkan diberbagai media. Berita ini mendorong permasalahan tersebut menguat kembali dan mengundang gagasan solusi lanjutan sesegera mungkin.

Disebut “salah satu bentuk respons” karena ada hal-hal lain yang dilakukan. Misalnya, BBRSBG Kartini Termanggung (UPT dari Ditjen Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial ) segera menangani 100 tuna grahita melalui program rehabilitasi sosial berbasis keluarga, untuk th 2011/2012. Tentu kegiatan ini dapat berkembang sesuai keadaan. Sederet sub kegiatan dalam rangka itu telah dimulai.

Dinamakan “Rumah Kasih Sayang”, karena barangkali, pemberi nama ingin agar rumah itu menjadi ekspresi atau cerminan kasih sayang kita semua, siapapun kita, kepada saudara dan sanak kadang kita para penyandang masalah kesejahteraan sosial, termasuk ODK grahita. Demikian juga

mengisyaratkan bahwa dalam kehidupan bersama di masyarakat, ada sesuatu yang perlu kita tumbuhsuburkan, yaitu “kasih sayang” sesama.

Permasalahan Umum ODK Grahita.

Sekedar menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang ketunagrahitaan, ingin disampaikan kembali bahwa keadaan itu menimbulkan serangkaian permasalahan yang cukup luas: bagi dirinya, keluarga, dan juga lingkungan/masyarakat. Merambah masalah kesehatan, pendidikan, sosial, ketenagakerjaan, ekonomi dsb. Tuna grahita yang berpangkal dari perkembangan fungsi intelektual yang dibawah rerata (umumnya disebut sebagai dengan IQ kurang dari 70), disertai dengan kemasakan sosial yang kurang selaras degan usia nyatanya, bukan saja berkaitan dengan masalah tumbuh kembang tetapi juga : belajar, bersosialisasi, penguasaan tugas pekerjaan, dsb. Belum lagi persoalan bagaimana respons lingkungan terhadapnya. Sehingga secara ringkas dapat dibayangkan

bahwa dalam perihal solusi pasti memerlukan kesertaan multi disiplin dan keterpaduan multi sektor.

Seorang expert dari Jepang yang pernah diperbantukan di Kementerian Sosial ( dh. Depsos ) beberapa tahun lalu, Taniguci, pernah memberikan ilustrasi bahwa cacat kecerdasan ( tuna grahita, pen) adalah keterbatasan nyata dengan fungsi yang dimiliki : kecerdasan dibawah rata-rata, secara simultan mengalami lebih dari 2 ( dua ) hambatan dalam : (1) mengurus diri (2) komunikasi (3) kehidupan di lingkungan keluarga (4) kemampuan sosial (5) melatih diri (6) urusan kesehatan dan keselamatan (7) membaca, menulis, berhitung (8) memanfaatkan waktu luang (9) pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat dan (10) melakukan pekerjaan.

Demikian uraian itu semua menggambarkan masalah yang dapat muncul atau dialami oleh diri yang bersangkutan. Tentu saja pada sisi lain perlu difikirkan bagaimana upaya prevensinya : baik

RUMAH KASIH SAYANG (RKS) DESA KREBET KABUPATEN PONOROGO

(Sebuah Awal Solusi Lanjutan dan Harapan)

Page 25: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 25

Artikel

prevensi primer, sekunder dan tersier. Juga pembimbingan sosial untuk orangtua/keluarga dan masyarakat. Mengingat umumnya tunagrahita memerlukan lingkungan yang “promotif” guna mengembangkan potensi & kesanggupannya. Juga realisasi secara intensip dari solusi yang diamanatkan oleh UU no. 4 Th 1997 tentang Penyandang Cacat dan PP no. 43 Th 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat. Dimana antara lain menyebut 4 tindakan besar : persamaan kesempatan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharan taraf kesejahteraan sosial.

Pembangunan RKS dan Peruntukannya.

Seperti telah disampaikan pada bagian awal, pembanguan RKS merupakan salah satu respons terhadap kebutuhan masyarakat. Sehingga tentu saja ada hal-hal lain yang dikerjakan. Dan, kalau dibuat kilas balik, pembangunan gedung tersebut menempatkan sederet kegiatan penting yang berkaitan : (a) dirancang (b) dibangun (c) diterimakan (d) digunakan dengan tepat dan (e)

dirawat/dipelihara dengan baik. Pada kali ini pembicaraan fokus pada sub (d), digunakan dengan sebaik-baiknya.

Penggunaan yang sebaik-baiknya juga berarti bagaimana agar RKS dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat. Sehingga gedung itu akan memberi nilai tambah, nilai ekstrinksik yang berlipat-lipat dibanding nilai instrinksik bangunan secara fisik.

Penanganan secara menyeluruh permasalahan sosial di kawasan ini sebagaimana yang lain akan memerlukan sederet perangkat kerja. Perangkat keras, perangkat lunak, SDM, jejaring kemitraan, dan data yang akurat. Dengan adanya RKS maka setidaknya akan mengisi sebagian dari kebutuhan perangkat keras. Memang secara fisik sebuah gedung hanya menyumbang : ketersediaan ruang dan tempat. Namun pada demensi non fisik dapat menyumbang lebih : kepastian dan kemanfaatan, yang sangat tergantung dari bagaimana penggunaannya.

Peruntukan yang terarah sama maknanya dengan adanya kejelasan dalam penggunaannya, atau

setidaknya ada rambu-rambu acuan. Pada hemat penulis, rambu yang dimaksud dapat berupa sebagai berikut.

1. Secara umum digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang langsung dan atau tidak langsung,

menggugah dan mendukung usaha-usaha kesejahteraan sosial (UKS) di kawasan ini.

2. Secara spesifik :

a. Fasilitasi bagi kegiatan-kegiatan penguatan Potensi/Sumber Kesejahteraan Sosial atau PSKS

(terutama SDM) dan pilar-pilar partisipan masyarakat.

b. Fasilitasi bagi kegiatan-kegiatan penanganan PMKS, terlebih dengan pelayanan model

diluar institusi dan layanan berbasis masyarakat.

c. Fasilitasi bagi kegiatan-kegiatan penumbuhsuburan dan pembinaan modal sosial ( antara

lain berupa sikap,perilaku, kebiasaan positip ) yang hidup di masyarakat, yang secara

langsung dan atau tidak langsung berkaitan dengan usaha kesejahteraan sosial.

Selanjutnya, tolok ukur dari penggunaan yang baik atas gedung tersebut, RKS, mungkin dapat diajukan sebagai berikut.

1. Frekuensi penggunaan gedung : sering digunakan ( kira-kira minimal 8 kegiatan/12 bln ).

2. Semakin berkembang kegiatan layanan sosial dari tahun ketahun berikutnya.

3. Gedung masih dapat difungsikan dengan baik sejalan dengan “umur teknis” bangunan.

Diskusi. Dalam kesempatan yang baik ini diajukan diskusi sebagai berikut.

Page 26: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 26

Artikel

1. Bahwa, bisa jadi pada lokasi lain di Indonesia terjadi konsentrasi PMKS (khususnya jenis ODK

Grahita) yang memerlukan tindakan segera dengan keterlibatan multi sektor. Mulai dari survey,

asesmen, rumusan rencana penanganan, realisasi solusi, serta follow up. Untuk ini, kesiapan

kerja UPT dari Kemensos akan menjadi andalan. Diperlukan teamwork yang selalu “segar” :

solid, energik, gesit, andal, dan responsip aktif.

2. Pada beberapa daerah/tempat telah banyak dibangun fasilitas khusus seperti: gedung pemuda,

gelanggang olah raga, gedung kesenian dll. Untuk mendukung kegiatan di bidangnya.

Mungkinkah dibangun gedung serupa, yang mungkin disebut Balai Sosial sebagai upaya

dukungan aktifasi UKS. Terlebih pada daerah-daerah dimana terkonsentrasi beberapa jenis

PMKS.

3. Belajar dari permasalahan sosial di Ponorogo ini dan aktifitas solusinya, mungkinkah

diagendakan semacam badan kerjasama antar UPT atau setidaknya Forum Komunikasi UPT

sejenis ?

4. Penanganan problem besar umumnya tentu memerlukan energi besar pula. Untuk ini rasanya

perlu penggalangan mitra kolaborasi lintas sektor sejak awal kegiatan.

Penutup

Sebagai catatan penutup, ingin disampaikan bahwa kalau saja boleh pinjam istilah dalam

management yang merinci unsur-unsur ; man, money, material, methode. Maka, RKS adalah setitik

dari banyak titik komponen material yang diperlukan. Tentu RKS secara langsung akan memberi

arti di dalamnya. Lebih dari itu, harapannya, juga dapat memberi manfaat untuk upaya penguatan

unsur man, memperlancar upaya penguatan unsur money, dan mendukung upaya pengembangan

sisi methode. Sejauhmana harapan tersebut akan dapat mewujud, rasanya sangat tergantung dari

semangat kita bersama. Untuk menggagas sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi. Menggunakan

RKS sebagai salah satu sarana berbagai kegiatan positip yang bermuara kepada berkembangnya

UKS (usaha kesejahteraan sosial ) di daerah ini. Semoga demikian. Dan rasanya tidak tertutup

kemungkinan, adanya pemikiran membangun serupa di tempat lain yang memang memerlukan.

Terimakasih, semoga wacana ini dapat bermanfaat.

Page 27: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 27

Artikel

Menggagas Sebuah Kemungkinan :

PLAY THERAPY UNTUK PARA DISABILITAS GRAHITA DI BBRSBG KARTINI – TEMANGGUNG.

Oleh: Walujo

Sebenarnya, kalau disebut menggagas kemungkinan baru, judul ini tidaklah sepenuhnya benar.

Karena dalam praktek layanan di lapangan, secara lepas-lepas, sebagian-sebagian, apa yang

dinamakan “play therapy “ telah dilakukan oleh pembimbing/terapist di BBRSBG Kartini

Temanggung. Yang belum adalah : dicantumkannya Play Therapy sebagai salah satu bagian

dari struktur program di Instalasi Therapy serta dilaksanakan seutuhnya dengan segala

konsekuensi operasionalnya. Dengan demikian, narasi ini, ingin mendorong

dipertimbangkannya kembali urgensi play therapy dalam layanan rehabilitasi sosial tuna

grahita dan kemudian dijadikan sebagai salah satu program mapan, dan diselenggarakan

secara intensip.

Reasoning

Kalau kita menengok ke beberapa tempat pelayanan untuk anak-anak ( pada umumnya ) dapat

kita temukan aktifitas Play Therapy. Sesuai namanya, aktifitas ini menggunakan “bermain”

sebagai batang pohon kegiatannya. Mengapa bermain ? Karena dikaji dari beberapa sisi, fisik

dan fungsional, sesuai untuk anak-anak. Bahkan tersiar luas ungkapan “ dunia bermain, dunia

anak-anak”. Hanya saja yang menjadi esensi persoalannya, terlebih bila dikaitkan untuk tujuan

terapi, pastilah dipilih “jenis” permainan yang berisi efek-efek terapeutis sesuai kebutuhannya.

Atau, para terapist itu haruslah “membuat hidup” agar „aktifitas‟ bermain saat itu dapat

menghasilkan sumbangan terapeutik yang sebesar-besarnya bagi anak.

Secara umum, bermain akan menyenangkan. Karenanya, akan lebih banyak “diterima” oleh

anak-anak. Aturan bermain juga tidak “ruwet”, mudah dimengerti. Mengaktifkan fungsi-fungsi

sensoris dan motoris. Prosesnya dinamis. Dapat dikembangkan sebagai kegiatan individu,

kelompok kecil, dan atau kelompok yang lebih besar. Indoor dan atau outdoor. Ada fleksibilitas

di dalamnya. Itu beberapa ikhtisar keunggulan bermain.

Menurut Muhaimin al Qudsy dan Ulfah Nurhidayah (2010), bermain merupakan proses

alamiah dan naluriah yang berfungsi sebagai nutrisi dan gizi bagi kesehatan fisik dan psikis

anak. Aktifitas bergerak (moving), bersuara (noice) menjadi sarana belajar yang efektif bagi

anak.

Lebih rinci, Andi Yudha dalam Muhaimin al Qudsy & Ulfah Nurhidayah (2010, dalam buku

Mendidik Anak lewat Dongeng), bermain memberi manfaat sebagai berikut :

1. Menimbulkan kegembiraan

2. Memicu kreatifitas

3. Meningkatkan daya respon anak atas hal-hal baru

Page 28: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 28

Artikel

4. Melatih anak dalam menyelesaikan masalah, konflik.

5. Sarana bersosialisasi, melatih fungsi mental seperti berfikir, berkhayal, mengingat dsb.

6. Melatih kepekaan dan empati

7. Sarana expresi perasaan

8. Membentuk kepribadian

9. Mengembangkan rasa percaya diri

10. Melatih perkembangan fisik, emosi & sosial

11. Merangsang imajinasi

12. Sarana hiburan

13. Menyalurkan energi berlebih.

Persoalan berikutnya, setelah kita memahami betapa “bermain” dapat memberi banyak

manfaat, adalah bagaimana kita mengemasnya dalam “paket terapi” sesuai kebutuhan .

Perihal lain yang mendasari pemikiran ini adalah keadaan dan kebutuhan para penerima

manfat (: tuna grahita itu sendiri). Seperti diketahui, umumnya , play therapy dikembangkan

sebagai layanan kepada anak-anak dengan „perkembangan normal‟ yang memiliki beberapa

masalah psikologis dan sosial. Juga dapat untuk anak dengan “learning disorders” atau

kesulitan belajar. Sementara itu, para tuna grahita, mereka dinyatakan sebagai individu dengan

persoalan tumbuh kembang, Keadaan berat-ringannya disabilitas mempengaruhi bagaimana

potensi dan aktualisasinya. IQ dibawah rerata ( seputar 70 kebawah), kemasakan mental yang

tidak selaras dengan usianya, hambatan dalam bersosialisasi dan perilaku adaptip lain, adalah

yang umum terjadi. Aspek mental lain seperti: daya duga, ketelitian, pertimbangan, ingatan,

juga memerlukan perhatian bimbingan tersendiri. Pada kesempatan yang terbuka, sering

nampak ia senang bergaul dengan anak-anak usia dibawahnya. Kadang juga disertai dengan

persoalan fisik seperti hambatan koordinasi senso-motorik, kecekatan gerak yang kurang prima,

atau hambatan perkembangan fisik lain. Keadaan ini akan semakin terobservasi pada grade

sedang dan berat. Pada grade ringan, hambatan fisik jarang nampak sebagai gejala yang

menonjol.

Secara lebih rinci, pada cakupan yang lebih besar, ada beberapa permasalahan yang dapat

disebut. Tuna grahita secara simultan diduga mengalami 2 atau lebih permasalahan berikut : (1)

mengurus diri (2) komunikasi (3) kehidupan di lingkungan keluarga (4) sosialisasi (5) melatih

diri (6) urusan kesehatan & keselamatan (7) membaca, menulis, berhitung (8) memanfaatkan

waktu luang (9) pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat dan (10) dalam melakukan

pekerjaan.

Titik berikutnya yang mendasari adalah tujuan rehabilitasi sosial. Secara naratif tujuan

rehabilitasi sosial untuk tuna grahita sering diungkapkan dengan berbagai kalimat-kalimat yang

sedikit berbeda tetapi bermakna sama. Seperti : membangun kemandirian, meningkatkan

keberfungsian sosial. Atau sebutan lain yang senada. Namun yang pasti, untuk menuju muara

tujuan tersebut, ada upaya : pemeliharaan dan pengembangan kemampuan baik fisik, mental,

sosial, dan vokasional, dalam derajad sesuai dengan hasil-hasil identifikasi dan asesmen

sebelumnya.

Page 29: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 29

Artikel

Demikian, ketiga titik dasar itulah (tujuan rehabilitasi sosial, keadaan tuna grahita, kontribusi

aktivasi bermain ) yang ingin dipertemukan dalam membangun “paket layanan play therapy”.

Beberapa Sisi Play Therapy

Dari sisi psikoterapi, play therapy tergolong yang lebih bersifat “ non directive “. Umumnya

diterapkan untuk anak-anak (pada umumnya) usia sekitar 3 – 13 thn. Tetapi juga dapat

diterapkan untuk anak-anak dengan kesulitan “belajar”. Karena sifatnya yang “non directive”

maka dalam realisasi aktifitasnya, diperlukan syarat salah satunya adalah “daya partisipatif”

dari anak-anak yang menjadi sasaran terapi itu terhadap program terapi. Oleh karenanya

(sementara) dapat diduga bahwa untuk tuna grahita, akan mungkin diterapkan bagi kategori

sedang dan ringan. Sejalan dengan manfaat bermain yang sedemikian “kaya” dikaitkan dengan

dinamika tumbuh kembang anak, playtherapy dapat memberi sumbangan positip untuk

membaiknya anak dari permasalahan yang ada, baik fisik, psikologis, maupun sosial. Di sinilah

daya pikat utama playtherapy untuk dicoba dikembangkan di BBRSBG.

Dari sisi “proses pembelajaran”, suasana selama proses berlangsung akan lebih menyenangkan,

atau “happy” bagi anak. Suasana batiniah semacam ini akan dapat menjadi pintu masuk bagi

perkembangan: keinginan, minat-minat, dan kemauan belajar lebih lanjut. Sesuatu yang sangat

penting diperhatikan. Juga, terjadinya kombinasi ekspresi motorik kasar (: seperti berlari,

melompat) dengan motorik halus (; seperti menulis, menggambar, mengambil benda kecil)

demikian juga berpadunya fungsi-fungsi sensoris (: seperti mendengar, melihat, merasakan)

dengan fungsi-fungsi motoris (; seperti gerakan-gerakan), akan memberikan pembelajaran yang

sangat berguna.

Perangkat Kerja yang Perlu

Kalau saja kemudian direalisir, sebagaimana sebuah kegiatan yang lain, Play Therapy juga

memerlukan sederet perangkat kerja. Hardware, Software, SDM, Netware, dan data kerja.

Pada perangkat keras (hard ware) antara lain perlunya fasilitas : perlengkapan kerja, ruang yang

memadai untuk aktifitas indoor, lapangan bermain yang tertata (play ground) untuk aktifitas

outdoor , dan sarana transportasi bila area kegiatannya diluar lembaga. Tidak kalah urgentnya

adalah sarana/alat permainan yang bervariasi dan dalam jumlah yang cukup.

Pada perangkat lunak, seperti: manual/modul terapi, instrument identifikasi & asesmen,

instrumen evaluasi, form catatan dan pelaporan , pemberkasan (filing) dsb.

Untuk SDM terapist, memerlukan tenaga-tenaga terdidik dan atau terlatih. Penguatan-

penguatan aplikatip lanjutan juga perlu seperti: training singkat, seminar, studi banding dsb.

Jejaring kemitraan menjadi perangkat kerja berikutnya yang juga diperlukan. Kemitraan bagi

terapist dalam lingkup internal lembaga maupun kemitraan ekternal dalam kemudahan untuk

mengakses keahlian lain yang diperlukan, referral bila perlu, pengembangan layanan, ataupun

pengembangan model.

Data kerja yang dimaksud di antaranya adalah: hasil identifikasi dan asesmen yang

mempertegas bahwa subyek yang bersangkutan memerlukan layanan play therapy, data

Page 30: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 30

Artikel

pemeriksaan lanjutan, data personal lain dari penerima manfaat sebagai data pendukung, juga

data spesifikasi mitra kerja.

Berkenaan dengan ketersediaan perangkat kerja ini, rasanya BBRSBG telah memiliki

kesiapan. Setidaknya, segera dapat dimulai sembari melengkapi dalam perjalanan.

Catatan Penutup

Sebagai penutup ingin disampaikan catatan bahwa, pertama, untuk memulai program ini tidak

perlu menunggu semuanya lengkap tersedia sepenuhnya terlebih dahulu. Kita petakan, apa saja

kebutuhan dasar dan kebutuhan pendukung. Kedua, SDM terapist akan menjadi tumpuan

sentral. Dalam arti sekalipun sarana lain belum terpenuhi sepenuhnya, dengan motivasi dan

kreatifitas terapist yang handal, semuanya akan dapat dilalui dengan baik. Semangat untuk

bekerja dan mengembangkan diri perlu kuat. Profesional, kesungguhan, disiplin, adalah

manifestasinya. Perlu juga diingat di sini bahwa salah satu tupoksi lembaga (BBRSBG Kartini

Temanggung) adalah sebagai “rujukan nasional”. Tersirat di dalamnya, selayaknyalah menjadi

tempat pencarian jawaban atas kebutuhan-kebutuhan layanan untuk para tuna grahita

selengkap mungkin, terlebih yang sulit dijumpai pada unit-unit pelayanan yang lain. Dan ini

sebuah tantangan.

Catatan berikutnya yang ingin disampaikan adalah, meskipun play therapy dikaitkan untuk

anak dengan “normal development” sekitar usia-usia 3 – 13 thn, bukan berarti kurang

bermanfaat bagi tuna grahita. Hambatan-hambatan fisik, hambatan belajar komunikasi, dan

dalam bersosialisasi sangat mungkin untuk dibantu dengan play therapy. Belum lagi hambatan

yang seputar mental psikologis seperti: toleransi, tenggangrasa, keaktifan diri, mengembangkan

suasana hati yang ceria dan tidak pasip, dapat menerima atau menjadi bagian dari

“kebersamaan” dalam aktifitas kelompok dsb.

Terimakasih. Semoga demikian.

Page 31: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 31

Artikel

SEKILAS TENTANG FISIOTERAPI PADA CIDERA OLAH RAGA DAN OKUPASI TERAPI

Oleh Evi dan Yuyun

A. Fisioterapi

Muafik : ”bu evie..kaki saya sakit bu..!!” , Bu Evie : “kenapa dengan kakimu..??”, Muafik : ”tadi gaprakan

waktu sepak bola bu..!!”

Sekelumit obrolan di atas pernah dijumpai oleh fisioterapis pada anak-anak kita yang notabene

mereka gemar sekali berolah raga, tidak jarang mereka mengalami cidera waktu mereka melakukan

aktifitas berolah raga tersebut. Nah apa sebenarnya cidera olah raga itu dan bagaiman

penanganannya? Cidera olah raga dapat terjadi akibat trauma akut atau trauma yang berualang-

ulang dalam jangka waktu yang lama

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko cidera olah raga :

1. Factor atlit: umur, karakteristik atlit, pengalaman, tahap latihan, teknik pemanasan

2. Fasilitas latihan dan peralatan, meliputi perlengkapan latihan dan pelindung/pengaman

3. Karakteristik dari olah raga

Pembagian cidera

1. Cidera akibat pengaruh dari luar (factor ekstrinsik)

Contoh : trackling atau tabrakan, pukulan atau benturan, lapangan yang jelek

2. Cidera akibat pengaruh dari dalam (factor intrinsic)

Contoh : postur tubuh yang kurang baik, gerakan latihan yang salah, kelemahan otot, fisik yang tidak fit

3. Pemakaian yang berlebihan (overuse)

Pencegahan cidera

1. Menentukan kondisi kesehatan secara umum

2. Mendeteksi keadaan postur tubuh yang mungkin dapat menyebabkan cidera

3. Mendeteksi keadaan-keadaan yang membahayakan bila yang bersangkutan melakukan olah

raga

Proses penyembuhan

1. Hemostasis, terjadinya proses perdarahan dan bekuan darah terjadi 6-8 jam

2. Inflamasi, terjadinya proses peradangan, terdapat tanda-tanda radang, yaitu : bengkak,

kemerahan, nyeri, panas local, terganggunya fungsi, dan terjadi 2x24 jam setelah cidera, cidera

berat sampai 1 minggu

3. Proliferasi, mulai terjadi proses penyembuhan, terjadi 7-21 hari

4. Remodeling, terjadinya proses pemulihan kembali dan terjadi sampai 18 bulan

Secara prinsip program yang sangat terkenal untuk penyembuhan cedera yaitu :

1. Berikan RICE

Page 32: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 32

Artikel

R : REST, jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu agar mendapat kesempatan untuk sembuh

I : ICE, yaitu diberikannya pengobatan dengan es dengan tujuan untuk menahan vasodilatasi dan agar terjadi vasokonstriksi

C : COMPRESSION, yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan untuk mencegah pembengkakan yang berlebihan

E : ELEVATION, yaitu menaikkan anggota tubuh yang cidera agar dapat membantu pengembalian darah ke jantung

2. Hindari HARM

H : HEAT, pemberian panas justru akan meningkatkan perdarahan

A : ALCOHOL, akan meningkatkan pembengkakan

R : RUNNING, atau exercise terlalu dini akan memperburuk cidera

M : MASSAGE, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan

B. Okupasi Terapi

Okupasi Terapi merupakan salah satu profesi kesehatan yang membantu individu / seseorang yang

mengalami masalah pada fisik, mental dan sosial melalui aktifitas yang bermakna dan bertujuan

untuk mengarahkan individu atau seseorang tersebut menjadi lebih mandiri.

Ada tiga area aktifitas yang ada didalam okupasi terapi, antara lain adalah :

1. ADL ( activity daily living ) / aktifitas kegiatan sehari-hari

2. Produktifitas / aktifitas yang bersifat produktif, dan

3. Leissure / aktifitas yang bersifat menyenangkan dan untuk mengisi waktu luang

Untuk mendukung individu / seseorang bisa melakukan aktifitas tersebut diatas maka faktor fisik,

mental dan sosial merupakan modal dasar untuk dapat melakukan aktifitas yang bermakna dan

bertujuan dengan baik

Kelainan yang dapat ditangani oleh Terapis Okupasi menurut American Occupational Therapy

Association 1986 antara lain Stroke, Autisme, Nyeri sendi, ADHD (attention deficit hiperaktif

disorder), ADD (attention defisit disorder), SCI (Spinal Cord Injury), Mental Retardasi, Down

Syndrome, Development Delay (terlambat perkembangan), Hand Injuries (luka tangan), Head

Injuries (luka kepala), CP (Cerebral Palsy), Burn injuries (luka bakar), Fractures (patah tulang),

Diabetes Melitus dll.

Pada prakteknya, yang dilakukan seorang Terapis Okupasi adalah memberikan aktifitas kepada

individu atau seseorang sesuai dengan tingkat kecacatan atau kelainan yang ada. Dengan harapan

aktifitas yang diberikan terebut bermakna dan bertujuan untuk mengarahkan individu atau

seseorang tersebut menjadi lebih mandiri meskipun dengan kondisi yang mengalami keterbatasan,

baik itu keterbatasan Fisisk, keterbatasan Mental dan atau keterbatasan Sosial.

Beberapa hal yang diperhatikan oleh seorang Terapis Okupasi terhadap Individu atau seseorang

yang mengalami kelainan, antara lain :

1. Diagnosa, baik diagnosa medis maupun Diagnosa OT

2. Tingkat kecacatan

Page 33: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 33

Artikel

3. Keterbatasan yang dialami

4. Bagaimana fungsi Sensori motornya

5. Bagaimana fungsi kognitif persepsinya atau kemampuan akademis dan pemahamannya

6. Bagaimana kemandiriannya terutama dalam hal bina diri

7. Bagaimana kemampuan sosialisasinya

8. Hal – hal lain yang mendukung individu atau seseorang tersebut mengalami keterbatasan dalam

melakukan aktifitas.

Aktifitas yang diberikan kepada individu atau seseorang yang mengalami kelainan disesuaikan dengan tingkat kecacatannya kemudian aktifitas yang diberikan tersebut dianalisa apakah purposefull dalam arti mempunyai makna dan tujuan bagi tingkat kecacatannya dan membantu undividu untuk lebih mandiri dan berguna terutama bagi diri sendiri.

TIPS

Tujuh Ciri Utama AUTISME

1. Apakah anak anda memiliki rasa tertarik dengan anak lain ?

2. Apakah anak anda pernah menggunakan telunjuk untuk menunjuk rasa tertariknya pada sesuatu ?

3. Apakah anak anda menatap mata anda lebih dari satu atau dua detik ?

4. Apakah anak anda meniru anda ? msalkan jika anda membuat raut wajah tertentu, anak anda akan menirukannya

5. Apakah anak anda member reaksi bila namanya dipanggil ?

6. Bila anda menunjuk pada sebuah mainan / apapun disisi ruangan, apakah anak anda melihat pada mainan / benda tersebut ?

7. Apakah anak anda pernah bermain “sandiwara” misalnya berpura-pura menyuapi boneka, berbicara di telepon, dan sebagainya ?

Seorang anak berpeluang menyandang AUTIS, jika 2 dari 7 pertanyaan diatas dijawab “TIDAK”. Segera lakukan pemeriksaan ke Dokter untuk mengetahui diagnosa lebih lanjut. Lebih cepat terdeteksi, lebih mudah penanganannya. Terapi Autis tidak ada yang INSTAN. Pengobatan dan terapi membutuhkan penanganan dan waktu yang tidak sebentar.

Page 34: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 34

Artikel

BBRSBG KARTINI BERHASIL MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9001.2008 SEBAGAI WUJUD PENGAKUAN MUTU DAN KINERJA

PELAYANAN BERSTANDAR INTERNASIONAL

Komitmen BBRSBG Kartini Temanggung untuk senantiasa meningkatkan mutu dan

kinerja pelayanan memperoleh pengakuan dari lembaga internasional. UKAS sebagai lembaga sertifikasi Sistem

Manajemen Mutu Internasional yang berpusat di Inggris memberikan sertifikat

ISO 9001:2008 sebagai wujud pengakuan bahwa mutu dan kinerja manajemen

pelayanan di BBRSBG Kartini Temanggung memenuhi standar internasional.

Untuk dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, tahapan yang telah dilalui oleh

BBRSBG Kartini Temanggung adalah:

1. Menyediakan panduan kerja yang

terstandar untuk menjamin konsistensi dan proses pelayanan yang sistematis, meliputi:

a. Manual Mutu (MM), termasuk didalamnya mencakup kebijakan

mutu, sasaran mutu, mapping process,

job description dan rencana mutu.

b. Prosedur Mutu Sistem (PMS) c. Prosedur Mutu Operasional (PMO) d. Standar Operasional Prosedur (SOP)

e. Penyediaan Form-form dan Rekaman Mutu

2. Audit internal, meliputi audit seluruh prosedur serta rekaman mutu untuk

memastikan bahwa Sistem Manajemen

Mutu diterapkan secara konsisten oleh

seluruh jajaran BBRSBG Kartini Temanggung sesuai persyaratan ISO 9001:2008

3. Survey Kepuasan Pelanggan untuk mengetahui tingkat pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan sesuai dengan harapan mereka serta sebagai

manifestasi dari komitmen lembaga untuk memberikan pelayanan terbaik

bagi penerima pelayanan. Dari survey ini, Indeks Kepuasan Pelanggan

BBRSBG Kartini Temanggung Tahun 2011 sebesar 84,01 yang intepretasinya adalah penerima pelayanan merasa

sangat puas dan penilaian mereka terhadap mutu dan kinerja BBRSBG

Kartini Temanggung dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial

orang dengan kecacatan grahita sangat baik.

4. Audit eksternal, meliputi audit seluruh

prosedur serta rekaman mutu oleh Lembaga Sertifikasi yang dilakukan

oleh PT Global Sertification Indonesia sebagai lembaga yang memperoleh

lisensi dari UKAS untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen Mutu diterapkan secara konsisten oleh

BBRSBG Kartini Temanggung sesuai persyaratan ISO 9001:2008.

5. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan seluruh bagian, bidang, seksi, sub bagian, kelompok jabatan fungsional dan instalasi dalam

menerapkan sistem manajemen mutu, sehingga menjadi bahan refleksi untuk

perbaikan, peningkatan dan pencegahan di waktu yang akan datang

Setelah melalui berbagai tahapan,

akhirnya BBRSBG Kartini Temanggung dinilai layak memperoleh sertfikat ISO

9001:2008 sebagai pengakuan bahwa pelayanan yang dilaksanakan telah

memenuhi sistem manajemen mutu internasional.

Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Direktur PT Global Sertification Indonesia mewakili UKAS kepada

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial

Page 35: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 35

Artikel

Kementerian Sosial yang selanjutnya diserahkan kepada Kepala BBRSBG Kartini Temanggung pada tanggal 28

Nopember 2011.

*********

BBRSBG KARTINI TEMANGGUNG

MEMPERLUAS JANGKAUAN

PELAYANAN PENYANDANG

KECACATAN GRAHITA DI

MASYARAKAT

Sejalan dengan Kebijakan Kementerian Sosial RI tentang pelayanan

penjangkauan (outreaching) guna

meningkatkan jumlah orang dengan kecacatan yang berhasil dilayani,

BBRSBG Kartini memperluas jangkauan pelayanan melalui pelayanan reguler dan

non reguler di luar balai.

Ada tiga model pelayanan yang

dilaksanakan oleh BBRSBG Kartini Temanggung untuk penjangkauan, yaitu Daycare services, Rehabilitasi Sosial

Berbasis Keluarga dan Asistensi Kelembagaan Masyakat.

Pada tahun 2011, jumlah ODK grahita yang berhasil dilayani melalui program

reguler 225 orang, daycare 20 orang, RSBK 200 orang dan Asistensi Rumah Kasih Sayang 104 orang, sehingga jumlah

penerima manfaat atau ODK grahita yang terlayani BBRSBG Kartini Temanggung

sebanyak 549 orang.

Disamping penjangkaun dengan tiga

model tersebut, juga masih ada bentuk penjangkauan lainnya, yaitu pendampingan panti swasta sebanyak 4

panti, pendampingan korban bencana erupsi merapi melalui pengembangan

kelompok pengrajin di Desa Jumoya dan pendampingan kelompok Cerebral Palsy.

******

BBRSBG KARTINI TEMANGGUNG

MEMPEROLEH AWARD DALAM

THE 4Th INTERNATIONAL KSN

EXPO AND AWARDS 2011

Dalam rangka hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tiap tanggal 20 Desember,

Kementerian Sosial menyelenggarakan KSN Expo dan Awards pada tanggal 27 – 30 Oktober 2011 yang keempat kalinya.

Penyelenggaraan The 4th

Internasional

KSN Expo dan awards 2011 digelar untuk menginformasikan pada masyarakat berbagai kegiatan corporate sosial

responsibility (CSR), program kemitraan dan social responsibility (SR) pemerintah/

lembaga terkait dan pemberdayaan masyarakat nasional maupun

internasional.

Pada kegiatan The 4th Internasional KSN Expo dan awards 2011 tersebut, BBRSBG

Kartini berpartisipasi secara mandiri untuk mempromosikan hasil ketrampilan

yang diberikan penerima manfaat (PM) antara lain hasil ketrampilan boga,

ketrampilan pembuatan kursi bambu, ketrampilan yang memanfaatkan kulit telur, pembuatan bunga plastik dan

ketrampilan dari limbah kertas koran. Disamping itu BBRSBG Kartini

Temanggung juga menampilkan kesenian tari kuda lumping dan tari gambang

semarang yang merupakan kesenian tradisional.

Pada even The 4th Internasional KSN

Expo dan awards 2011 ini, BBRSBG Kartini Temanggung menyabet

penghargaan/award kategori Kesesuaian Tema Stand. Penghargaan ini

memberikan motivasi tersendiri bagi tim pelaksana dan sebagai penghapus rasa penat dan letih.

Page 36: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 36

Artikel

TROPHY BERGILIR HIPENCA

MASIH BERTENGGER DI

TEMANGGUNG

Dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Cacat (HIPENCA) tahun 2011 BBRSBG Kartini Temanggung menyelenggarakan kegiatan pertandingan olahraga dan pentas seni yang diikuti oleh kontingen dari SLB se Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta serta 2 Lembaga Kementerian Sosial penanganan ODK Grahita yaitu BBRSBG Kartini Temanggung dan Panti Sosial Bina Grahita “Ciung Wanara” Bogor,

secara keseluruhan ada 23 Kontingen dan berjumlah 228 personil terdiri atas offisial dan atlet.

Cabang olahraga yang dipertandingkan terdiri dari : Bocce (olahraga khusus bagi tunagrahita) ; Atletik (Lari 50 M , 100 M , 200 M) ; Lompat jauh tanpa awalan. Untuk keseimbangan dalam pertandingan maka

masing-masing cabang dibagi menurut divisi dengan wasit dari Pasi Temanggung ; Pengda SOINa Jateng ; BBRSBG Kartini, serta lomba pentas seni untuk ODK Grahita.

Pertandingan dilaksanakan di komplek BBRSBG dan di Stadion Bumi Phala

Temanggung dengan hasil Juara Umum masih dipertahankan oleh Kontingen

BBRSBG Kartini Temanggung dengan perolehan medali 8 emas ; 11 perak ; 5

perunggu , Juara II SLB Bagaskara Sragen

dengan 3 emas ; 4 Perunggu dan Juara III

PSBG Raharjo Sragen memperoleh 2 emas ; 2 Perak dan 1 Perunggu.

PM BBRSBG KARTINI MEWAKILI

KONTINGEN KABUPATEN

TEMANGGUNG DALAM

PERINGATAN HIPENCA JAWA

TENGAH

Dalam rangka memperingati HIPENCA

ke XIX tahun 2011, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah mengadakan serangkaian kegiatan yang dikhususkan bagi para

ODK.

Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Sosial menunjuk dan mempercayakan Balai Besar Rehabilitasi

Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung sebagai wakil sekaligus kontingen dalam

ajang perlombaan yang diselenggarakan pada 12 Desember 2011 di Semarang.

Lima PM yaitu Wrinanda, Nuri, Atik R, Jesica, Reni didampingi oleh pembimbing yaitu Purwanto, Dwi Wiji Estu Broto, Edi

Teguh Waskito Aji, Edi Kuncoro, Ponijan, Purwanto, Sudardi, Eni Dwi

Endang Lestari, Aprilina Suijiatmi, Indah, Suharno serta pendamping dari Dinas

Sosial Kabupaten Temanggung yang dengan antusiasme dan percaya diri menunjukkan kebolehannya di hadapan

kontingen lain yang juga memiliki motivasi yang sama yaitu tampil sebaik-

baiknya dan berprestasi.

BBRSBG menampilkan kesenian tari

kuda lumping dan pameran yang semuanya memperoleh penghargaan juara III. Piala diserahkan oleh Kepala Seksi

Bimbingan Sosial kepada Kepala BBRSBG Kartini Temanggung DRS.

GRM. Soerjo Darsono, MH. (Wiwit

Setiyowati, AKS, MA).

*********

BBRSBG KARTINI TEMANGGUNG MENGADAKAN BHAKTI SOSIAL DI RUMAH KASIH SAYANG DESA KREBET, KECAMATAN JAMBON, KABUPATEN PONOROGO

Dalam rangka memperoleh dukungan berbagai pihak sekaligus

mensosialisasikan program rehabilitasi sosial ODK grahita di Kabupaten

Ponorogo, BBRSBG Kartini Temanggung pada tanggal 21 Desember 2011 menyelenggarakan bhakti sosial.

Bhakti sosial yang acara puncaknya dihadiri oleh Direktur Jenderal

Rehabilitasi Sosial dan Direktur Orang

Page 37: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 37

Artikel

dengan Kecacatan Ditjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Bupati dan jajaran Pemda Ponorogo serta masyarakat

diisi dengan kegiatan sunatan masal, penyerahan bantuan kebutuhan pokok

dan pakaian ODK 100 orang, penyerahan bantuan pohon buah-buahan untuk

penghijauan, penyerahan bantuan sumur dan pengurukan halaman rumah kasih sayang serta pentas seni ODK grahita.

Acara ini memperoleh apresiasi masyarakat. Dari jumlah 300 kursi yang

disediakan terisi penuh, bahkan masyarakat sekitar rela mengikuti acara

dengan berdiri di sekitar panggung.

Bhakti sosial ini merupakan serangkaian kegiatan outreaching untuk memperluas

jangkauan pelayanan BBRSBG Kartini Temanggung di dalam masyarakat

khususnya di Kabupaten Ponorogo yang memiliki populasi ODK grahita cukup

banyak.

Dalam acara sambutan yang disampaikan oleh Dirjen Rehabilitasi Sosial masyarakat

diberikan penjelasan tentang orang dengan kecacatan grahita dan program-

program untuk membantu mereka mencapai kualitas hidup lebih baik.

Selama ini masyarakat bahkan pemerintah Kabupaten Ponorogo menganggap ODK grahita sebagai orang

idiot yang tidak bisa dikembangkan, bahkan beberapa desa di Kabupaten

Ponorogo disebutnya sebagai kampung idiot. Namun dengan penjelasan dari

Dirjen Rehabilitasi Sosial serta tampilan

pentas seni dari PM BBRSBG Kartini Temanggung yang memukau cukup

mampu merubah citra ODK grahita. Banyak masyarakat yang tidak percaya

ternyata ODK grahita bisa dilatih dan dididik untuk menari, menyanyi dan

melakukan berbagai aktivitas produktif sebagaimana ditampilkan oleh anak-anak BBRSBG Kartini Temanggung.

*********

KEGIATAN PENDEKATAN AWAL,

DISAMBUT ANTUSIAS KELUARGA

ODK GRAHITA

Keluarga ODK Grahita di wilayah Propinsi Jawa tengah sangat antusias saat

menyambut kunjungan Tim Pendekatan Awal Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina

Grahita (BBRSBG) “Kartini” Temanggung di kediaman masing-masing.

Mereka mengharapkan anak/saudara

mereka dapat mengikuti program

rehabilitasi sosial di BBRSBG “Kartini”

Temanggung sehingga dapat belajar dan meraih kemandirian di masa depan.

Pendekatan awal yang dilaksanakan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi Orientasi, konsultasi, dan

motivasi, yang bertujuan untuk mengklarifikasi data hasil Unit Pelayanan

Sosial Keliling (UPSK) Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah maupun Propinsi

DIY. Hal ini untuk mendapatkan data yang valid dari sistem sumber (orang tua/keluarga dan dari masyarakat sekitar)

serta tercapainya target dan sasaran penerima pelayanan rehabilitasi sosial

bagi Penerima Manfaat dari Jawa Tengah.

Kegiatan Pendekatan awal yang berlangsung pada bulan Oktober sampai dengan November 2011 dilaksanakan di

beberapa kota antara lain Sleman, Kulonprogo, Jepara, Kudus, Banyumas,

Wonosobo, Purworejo, Pekalongan, Pemalang. Disamping itu, juga

dilaksanakan di wilayah Kabupaten

Temanggung untuk calon PM program Day Care.

Kepala Seksi Identifikasi BBRSBG “Kartini” Temanggung menjelaskan

bahwa penunjukan lokasi tersebut berdasarkan hasil dari kegiatan UPSK

yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah dan Dinas Sosial Propinsi DIY dimana di kota tersebut

tedapat ODK grahita yang akan dirujuk

Page 38: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 38

Artikel

ke BBRSBG “Kartini” Temanggung. (Herlina Ekawati, Staf Sie identifikasi).

******

MENGHARAP PENGAKUAN

MASYARAKAT TERHADAP

PENYANDANG DISABILITAS

GRAHITA

BPOC yang sekarang menjadi National

Paralympic Comitee (NPC) Kabupaten Temanggung mengadakan pembinaan

kepada para atlit yang telah berprestasi terutama para ODK baik garhita, ODK

netra, ODK rungu wicara di Kabupten Temanggung yang mempunyai kemampuan.

Berdasar surat Nomor 29/NPC.TMG/ XII/2011 Tanggal 13 Desember 2011,

NPC mengundang para atlit BBRSBG, sejumlah 9 PM (Nuri Indriyani, Novan

Warminto, Jesica, Ragil, Mu‟afik, Supriyono, M. Dewari, Sigit Nugroho, Ramdan Fitrianto), SLB Negeri

Temanggung, SMPLB Melati Temanggung, Penganthi untuk mengikuti

serangkaian kegiatan latihan rutin.

Bertempat di gedung grahita resto

BBRSBG Kartini Temanggung Jalan Kartini No. 1-2 Temanggung, tanggal 16 Desember 2011, acara pembukaan

latihan dilaksanakan. Rangkaian kegiatan lanjutan dilakukan di lapangan atletik

yang diikuti para atlit yang telah terpilih.

Harapan kedepan, pembinaan dan latihan

dapat dilaksanakan secara rutin tiap bulannya, dengan maksud dan tujuan

agar lebih memantapkan dan

meningkatkan kemampuan para atlit, menjalin kebersamaan dan kerjasama

para atlit dari berbagai instansi. Lebih utama lagi mengenalkan kepada

masyarakat luas dan diperolehnya pengakuan bahwa penyandang disabilitas juga dapat berprestasi.

********

PEMBENTUKAN KADER

PENDAMPING DI PONOROGO

BBRSBG Kartini merekrut dan membentuk Kader Pendamping Program

Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga di Kabupaten Ponorogo sebanyak 30 orang setelah pertengahan tahun 2011

membentuk Kader Pendamping Rumah Kasih Sayang yang berjumlah 19 orang,

sehingga jumlah seluruh kader pendamping di Kabupaten Ponorogo 49

orang. Mereka berasal dari lima desa di kecamatan Krebet, Balong dan Badegan Kabupaten Ponorogo diharapkan

nantinya dapat memberikan pendampingan kepada 100 ODK Grahita

di wilayahnya dan 104 ODK di Rumah Kasih Sayang (RKS). Untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, BBRSBG Kartini Temanggung mengadakan Bimbingan

Teknis selama 3 hari yang diselenggarakan di Kantor Balai Desa

Krebet. ********

Page 39: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 39

Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI sedang memberikan penjelasan tentang tuna grahita kepada Bupati Ponorogo sebelum Bupati memberikan sambutan dalam acara bhakti sosoial

PM BBRSBG “Kartini” Temanggung tampil memukau dalam acara Bhakti Sosial Di Rumah Kasih Sayang, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo

Page 40: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 40

Bimbingan keterampilan ODK grahita di Rumah Kasih Sayang Kabupaten Ponorogo oleh Kader Pendamping yang telah menerima pelatihan dari BBRSBG “Kartini” Temanggung

Page 41: Pelindung: GRM. Soerjo Dharsono filePada Edisi ini Tim Redaksi baik isi maupun tampilan ... SK. Menpen No. 802/SK ... Redaksi menerima partisipasi dari semua pihak dalam bentuk berita

SINAR EDISI SEMESTER 2 TH 2011 Hal 41

Seketrais Ditjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI menyerahkan tropi bergilir Dirjen Rehabilitasi Sosial kepada Kepala BBRSBG “Kartini” Temanggung sebagai juara umum lomba olah raga dan seni ODK grahita dalam rangka HIPENCA tahun 2011

Indahnya bergandeng tangan. Tidak ada lagi skat yang menghambat kebersamaan dan

hanya ada satu keluarga: BBRSBG “Kartini” Temanggung.

Dengan kebersamaan walaupun beban berat terasa ringan.