Dari meja redaksi….

8
5 Edisi KIN Flash Dari meja redaksi…. Melihat antusiasme setiap peserta KIN 2013 sungguh merupakan suatu syukur yang luar biasa. Empat hari perjalanan KIN 2013 memberikan berbagai pengalaman yang begitu luar biasa. Pembicaraan melalui perkenalan setiap peserta dari berbagai daerah sungguh hal yang sangat kami harapkan. Inilah wadah kita bisa bersinergi dalam panggilan misi Allah, yaitu membawa Injil, bukan hanya di Indonesia, tetapi kepada seluruh dunia. Seluruh Panitia sangat bersyukur untuk banyaknya peserta yang sangat membantu Panitia di dalam menjalankan tugasnya. Kerja sama yang ditunjukkan membuat kami sangat merasakan persekutuan di dalam kasih dan pengertian untuk mengelola seluruh acara Konvensi ini. Kami tentu mengharapkan para rekan peserta lainnya bisa semakin menopang pelayanan semua rekan Panitia yang pada dasarnya adalah para pelayan sukarela, setiap jemaat yang rela meluangkan waktu, cuti bekerja, demi untuk bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan yang besar ini. Pengorbanan mereka kiranya boleh menjadi contoh yang baik bagi setiap peserta. Kami tim redaksi juga berharap agar kita semua boleh terus dikuatkan oleh Tuhan untuk dapat terus belajar di dalam sesi- sesi yang begitu banyak mencerdaskan iman kita dan memperlengkapi setiap kita melayani Tuhan di tempat kita masing- masing seturut rencana dan kehendak-Nya. Immanuel. Redaksi. 8 NOV 2013 “KUASA PENGINJIL!” Bersambung ke hal.7 KPIN Batam - 3 September 2013 Pdt.Dr. Stephen Tong sedang menaiki mimbar di tengah hujan M elanjutkan sesi ketujuh KIN, maka pada sesi keduabelas KIN hari keempat ini Pdt. Stephen Tong kembali menguraikan karya Allah Tritunggal. Alkitab mencatat bahwa ketiga Pribadi Allah Tritunggal terlibat di dalam ketiga karya besar Allah yang dibahas kemarin. Berkenaan dengan penciptaan, misalnya, maka Yohanes 1:3 mencatat bahwa “Segala sesuatu dicipta oleh Dia [Firman] dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan,” dan Kejadian 1:2 juga mencatat bahwa “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Demikian pula dengan penebusan. Yesaya 43:3 menuliskan bahwa TUHAN Allah, Allah Israel, adalah sang Juru Selamat. Maka kita dapat simpulkan bahwa ketiga pribadi Allah Tritunggal bekerja sama di dalam ketiga karya Allah – mencipta, menebus, dan mewahyukan. Bahkan Pdt. Stephen Tong menegaskan bahwa di luar Allah Tritunggal tidak ada yang mencipta, menebus, dan mewahyukan. Lalu mengapakah dikatakan setiap pribadi Allah Tritunggal mengerjakan karya yang berbeda? Ini hanyalah titik penekanan yang berbeda. Seluruh pribadi Allah Tritunggal terlibat mengerjakan ketiga karya besar Allah tersebut, More refreshed, half-way through KIN! Many continue to be blessed, having their hearts and minds keep being saturated by the Word of God. Rev. Aiter compares the first Adam to the second and last Adam, Christ, and shows that while both were tempted, the second Adam, contrary to the first, chose the way of self-denial. Christ sets an example for us so that we live out the way of the cross. Rev. Sutjipto Subeno calls our attention that humanistic mysticism has started to contaminate the effort of evangelism. The mystical union of believers to Christ differ from humanistic mysticism; while the latter is man’s self-effort to divinize himself, believers’ union with Christ is made possible because of the work of the Triune God, resulting in man’s realization of their sins, their repentance, and their obedience to God. Warning that often times our prayers still reflect our sinful desires, Rev. Romeo Mazo calls all church leaders to be willing to suffer, even to the point of death, for God and for the proclamation of His gospel. Ev. Jimmy Pardede calls all pastors to preach the true gospel to their congregation as genuine revival is impossible without true realization of what sin is. Since many in the church no longer knows God truly, many church worships nowadays have become abomination for God and scoffed by unbelievers. Rev. Stephen Tong reminds us that Christ, who has been bestowed with authority in heavens and on earth, is the One who has given us mandate to evangelize. Therefore, Christians, knowing that they have been given power by God, must preach the gospel confidently and courageously. Furthermore, Rev. Stephen Tong stresses that Christ crucified, and no other, should be the message of our gospel preaching! (dt)

Transcript of Dari meja redaksi….

Page 1: Dari meja redaksi….

5Edisi

KINFlash

Dari meja redaksi….

Melihat antusiasme setiap peserta KIN 2013 sungguh merupakan suatu syukur

yang luar biasa. Empat hari perjalanan KIN 2013

memberikan berbagai pengalaman yang begitu luar biasa. Pembicaraan

melalui perkenalan setiap peserta dari berbagai

daerah sungguh hal yang sangat kami harapkan. Inilah wadah kita bisa

bersinergi dalam panggilan misi Allah, yaitu membawa

Injil, bukan hanya di Indonesia, tetapi kepada

seluruh dunia.

Seluruh Panitia sangat bersyukur untuk banyaknya

peserta yang sangat membantu Panitia di dalam menjalankan

tugasnya. Kerja sama yang ditunjukkan membuat

kami sangat merasakan persekutuan di dalam kasih dan pengertian

untuk mengelola seluruh acara Konvensi ini. Kami

tentu mengharapkan para rekan peserta lainnya

bisa semakin menopang pelayanan semua rekan

Panitia yang pada dasarnya adalah para pelayan

sukarela, setiap jemaat yang rela meluangkan

waktu, cuti bekerja, demi untuk bisa mengerjakan

pekerjaan Tuhan yang besar ini. Pengorbanan mereka

kiranya boleh menjadi contoh yang baik bagi

setiap peserta.

Kami tim redaksi juga berharap agar kita semua

boleh terus dikuatkan oleh Tuhan untuk dapat terus

belajar di dalam sesi-sesi yang begitu banyak

mencerdaskan iman kita dan memperlengkapi

setiap kita melayani Tuhan di tempat kita masing-

masing seturut rencana dan kehendak-Nya. Immanuel.

Redaksi.

8 NOV 2013

“Kuasa Penginjil!”

Bersambung ke hal.7

KPIN Batam - 3 September 2013 Pdt.Dr. Stephen Tong sedang menaiki mimbar di tengah hujan

Melanjutkan sesi ketujuh KIN, maka pada sesi keduabelas KIN hari keempat ini Pdt. Stephen Tong kembali menguraikan karya Allah

Tritunggal. Alkitab mencatat bahwa ketiga Pribadi Allah Tritunggal terlibat di dalam ketiga karya besar Allah yang dibahas kemarin. Berkenaan dengan penciptaan, misalnya, maka Yohanes 1:3 mencatat bahwa “Segala sesuatu dicipta oleh Dia [Firman] dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan,” dan Kejadian 1:2 juga mencatat bahwa “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Demikian pula dengan penebusan. Yesaya 43:3 menuliskan bahwa TUHAN

Allah, Allah Israel, adalah sang Juru Selamat. Maka kita dapat simpulkan bahwa ketiga pribadi Allah Tritunggal bekerja sama di dalam ketiga karya Allah – mencipta, menebus, dan mewahyukan. Bahkan Pdt. Stephen Tong menegaskan bahwa di luar Allah Tritunggal tidak ada yang mencipta, menebus, dan mewahyukan. Lalu mengapakah dikatakan setiap pribadi Allah Tritunggal mengerjakan karya yang berbeda? Ini hanyalah titik penekanan yang berbeda. Seluruh pribadi Allah Tritunggal terlibat mengerjakan ketiga karya besar Allah tersebut,

More refreshed, half-way through KIN! Many continue to be blessed, having their hearts and minds keep being saturated by the Word of God. Rev. Aiter compares the first Adam to the second and last Adam, Christ, and shows that while both were tempted, the second Adam, contrary to the first, chose the way of self-denial. Christ sets an example for us so that we live out the way of the cross. Rev. Sutjipto Subeno calls our attention that humanistic mysticism has started to contaminate the effort of evangelism. The mystical union of believers to Christ differ from humanistic mysticism; while the latter is man’s self-effort to divinize himself, believers’ union with Christ is made possible because of the work of the Triune God, resulting in man’s realization of their sins, their repentance, and their obedience to God. Warning that often times our prayers still reflect our sinful desires, Rev. Romeo Mazo calls all church leaders to be willing to suffer, even to the point of death, for God and for the proclamation of His gospel. Ev. Jimmy Pardede calls all pastors to preach the true gospel to their congregation as genuine revival is impossible without true realization of what sin is. Since many in the church no longer knows God truly, many church worships nowadays have become abomination for God and scoffed by unbelievers. Rev. Stephen Tong reminds us that Christ, who has been bestowed with authority in heavens and on earth, is the One who has given us mandate to evangelize. Therefore, Christians, knowing that they have been given power by God, must preach the gospel confidently and courageously. Furthermore, Rev. Stephen Tong stresses that Christ crucified, and no other, should be the message of our gospel preaching! (dt)

Page 2: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

2 Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

Bersambung ke hal.7

Liputan seputar KIN kali ini ingin kami ajak para rekan sekerja kami, para hamba Tuhan yang hadir dari berbagai

daerah yang mewakili kehadiran para hamba Tuhan seluruh Indonesia sebagai peserta Konvensi Injil Nasional untuk melihat dari lebih dekat persiapan Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN) Jakarta yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 9 November 2013 ini. Siang ini kami berkesempatan berbincang-bincang dengan Ketua Pelaksana KPIN Jakarta, Bapak Mas Agung ; yang kami temui di sela-sela kesibukan beliau yang juga terlibat di KIN.

Apakah yang dapat Bapak bagikan kepada para peserta KIN berkenaan dengan ide dan gagasan tentang KPIN secara umum?

Saya secara pribadi pertama kali mendengar ide tentang KPIN dari Bapak Pdt. Dr. Stephen Tong sekitar bulan April 2012. Pdt Stephen Tong menaruh keprihatinan yang mendalam tentang hidup dan kesaksian orang Kristen dewasa ini. Apalagi kesaksian-kesaksian orang Kristen yang dikaitkan dengan pemberitaan Injil dan model kebaktian-kebaktian penginjilan (KKR) dewasa ini. Orang-orang Kristen yang bersaksi di dalam model kebaktian-kebaktian semacam itu sering kali ada tendensi menjadikan dirinya lebih penting di hadapan Tuhan daripada berita yang disaksikan. Pengalaman lebih penting dari Injil dan firman Tuhan. Apa yang hilang dari model kesaksian-kesaksian semacam itu adalah membawa orang percaya lebih mengenal Kristus dan firman-Nya lebih mendalam lagi. Pengalaman dan diri sendiri diagungkan dan ditinggikan; bukan Kristus dan Injil-Nya. Ini merupakan persoalan pertama yang seharusnya menggelisahkan gereja dan para pimpinan gereja.

Yang kedua adalah masalah pertobatan. Dewasa ini pertobatan telah sangat direduksi oleh sebagian kalangan orang Kristen. Pertobatan sejati yang seharusnya menuntut manusia berhenti berbuat dosa, berhenti berbuat jahat, tetapi suka hidup dalam kesucian telah diganti dan direduksi dengan berbagai pengalaman spiritualitas yang dangkal dan pengalaman-pengalaman yang tidak didasarkan pada ajaran Alkitab. Ada banyak model pertobatan yang palsu. Ada orang yang setiap kali KKR selalu berbuat seolah-olah dia bertobat, namun setelah selesai kebaktian dia lebih berani berbuat dosa lagi dari sebelumnya, lalu bertobat lagi, berbuat dosa lagi, dan seterusnya. Tentu saja ini bukan pertobatan! Ini adalah

kemunafikan.

Saya percaya kenyataan-kenyataan semacam inilah yang kemudian mendorong Pdt. Stephen Tong untuk mengajak, mengundang, dan mendorong agar semua orang Kristen, semua sinode, semua gereja untuk kembali kepada model kesaksian dan pertobatan yang sesuai dengan ajaran firman Tuhan. Pertobatan yang benar adalah pertobatan karena akibat pendengaran akan firman Tuhan!

Apakah yang menjadi keunikan kesaksian di dalam KPIN selama ini?

Kalau kita perhatikan KPIN selama ini, Pdt. Stephen Tong selalu mengundang Ev. Michael Liu untuk bersaksi. Seorang anak muda yang dibesarkan di New York. Apa yang disaksikan bukan diri seorang “Michael Liu” melainkan “bagaimana Tuhan Allah telah mengubah seorang berdosa”; dari seorang anak muda yang awalnya kelihatan begitu kenal Kitab Suci, namun suatu saat meninggalkan Tuhan dan hidup di dalam dosa. Oleh kasih karunia dan belas kasihan Tuhan Allah, anak muda ini dipimpin Tuhan kembali kepada Kristus melalui khotbah-khotbah Pdt. Stephen Tong yang dia dengar berulang-ulang sampai puluhan bahkan ratusan kali. Setelah dengar firman, timbul takut akan Tuhan Allah dalam hatinya. Dia berubah dan berjanji tidak pernah kembali lagi pada cara hidup yang lama. Sejak hari itu dengan penuh kegairahan setiap hari memberitakan Injil Kristus dengan membagi-bagikan traktat kepada orang yang belum percaya. Saya kira model pertobatan semacam ini sangat penting bagi kehidupan orang Kristen yang sungguh-sungguh. Sekali lagi, kesaksian harus membawa manusia kembali kepada Kristus dan mengakibatkan manusia berhenti berbuat dosa karena takut akan Allah.

Melalui kesaksian Michael yang dijadikan teladan oleh Pdt. Stephen Tong, maka beliau ingin memberikan dorongan dan harapan kepada orang Kristen, khususnya kepada kalangan muda , bagaimanapun orang muda jatuh dalam dosa, bagaimanapun rusaknya moral dan tingkah laku anak muda, di dalam Kristus ada pengampunan dosa dan pembaruan. Kristus yang telah mengubah Michael adalah Kristus yang sama, yang akan mengubah berjuta-juta anak muda di Indonesia. Inilah berita yang ingin disampaikan melalui kesaksian Michael.

Apakah kesamaan dan perbedaan KPIN di

Jakarta kali ini dengan KPIN di kota-kota lain?

KPIN Jakarta merupakan kota ke-68 dari 100 kota yang direncanakan; baik kota besar maupun kecil yang dikunjungi oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dalam rangka KPIN, sebagaimana visi yang beliau terima dan digerakkan oleh Tuhan. Selama 67 kota yang sudah dilewati, kita menyaksikan ada satu kesamaan yang unik, yakni di setiap tempat yang dikunjungi, manusia begitu haus akan firman Tuhan. Baik kota besar maupun kecil – sama! Bahkan terjadi di beberapa kota, ada orang yang harus berjalan kaki sehari penuh untuk tiba di lokasi berlangsungnya KPIN dan setelah selesai acara mereka harus berjalan kaki sehari penuh lagi kembali ke tempat tinggal mereka. Kami juga menemukan hal yang sama pada saat kami melakukan pengamatan atas jumlah orang yang berespons terhadap firman Tuhan. Satu hal pasti yang kami sangat yakin adalah bahwa KPIN ini memang rencana Tuhan, dipimpin oleh Tuhan, dan untuk kemuliaan Tuhan.

Selama KPIN di 67 kota yang sudah lewat, kami sangat bersyukur kepada Tuhan Allah. Kami menyaksikan banyak sinode, gereja, hamba Tuhan, penatua, majelis gereja, dan orang-orang percaya telah diberkati melalui KPIN. Banyak gereja dibangunkan dan dikuatkan. Banyak orang Kristen diteguhkan, banyak orang belum percaya dimenangkan bagi Kristus.

KPIN Jakarta kali ini sangat penting, karena pelaksanaannya bersamaan dengan dilangsungkannya Konvensi Injil Nasional. Melalui kesempatan ini, kami rindu membagikan visi, beban, dan semangat dengan banyak hamba Tuhan di seluruh Indonesia untuk menjadikan KPIN sebagai bagian perjuangan bersama bagi Injil Tuhan di dalam Kerajaan Allah.

Yang membedakan persiapan KPIN Jakarta dengan kota-kota lain adalah konteksnya dan tingkat kesulitannya yang berbeda. Namun semangat bergantung kepada Tuhan dan bersandar pada kuasa Roh Kudus melalui doa di setiap kota tidaklah pernah kendor. KPIN adalah peperangan dengan kuasa dosa dan Iblis. Di tengah-tengah tantangan kondisi kota Jakarta dan segala bentuk kesulitan yang tidak mudah, kami mau terus berjuang hingga Injil diberitakan pada waktu-Nya. Dengan lokasi KPIN yang tidak

Liputan Seputar Kin“Mari kita bicarakan Injil , Mari kita beritakan Injil !”

(Persiapan Kebaktian Pembaruan Iman Nasional, Jakarta)

Page 3: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

3Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

Renungan PagiPdt. AiterPdt. Aiter menyoroti mengenai pencobaan yang dialami Tuhan Yesus di padang gurun. Ada hal yang unik di sana, Tuhan Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai padahal Adam dan Hawa dicobai di Taman Eden. Uniknya yang diuji di Taman Eden gagal, yang diuji di padang gurun malah menang. Selain itu, Yesus dibawa ke padang gurun padahal di padang gurun tidak ada manusia. Allah tidak menghendaki kalau Yesus diikat di suatu tempat. Dan, sering kali Tuhan berbuat seperti ini terhadap hamba Tuhan karena Tuhan tidak ingin hamba Tuhan diikat pelayanannya di satu tempat. Kemudian, Pdt. Aiter juga menyatakan bagaimana di padang gurun waktu Yesus dicobai, Yesus menjawab dengan firman, sementara iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah dan menawarkan firman yang palsu. Dan di bagian akhir, Pdt. Aiter menyatakan kesamaan pencobaan yang dilakukan iblis mulai dari yang dialami oleh Adam dan Hawa, umat Israel, dan Yesus, tetapi dengan penyelesaian yang berbeda. Adam dan Hawa serta umat Israel tidak mau menyangkal diri, tetapi Yesus memilih jalan penyangkalan diri, jalan salib. Jalan salib satu-satunya yang harus kita lewati.

Sesi 13Pdt. Sutjipto SubenoPdt. Sutjipto membicarakan bahaya kontaminasi mistik terhadap penginjilan. Memang Injil mengandung unsur mistik yang benar seturut Alkitab, karena di dalamnya mengandung sifat supranatural. Tetapi yang dimaksud mistik di sini adalah pemahaman supranatural dari dunia natural. Mistik yang salah adalah mistik yang diinisiasi oleh Iblis dengan menipu manusia agar menghilangkan sifat mistik yang asli untuk masuk ke dalam mistik yang palsu. Mistik yang palsu ini dibangun di atas sifat berhala, sifat yang paling dibenci oleh Tuhan, yaitu keinginan manusia untuk menjadi sakti, bisa seperti Allah. Inilah yang ditawarkan oleh banyak Injil palsu pada zaman ini. KIN harus menyuarakan Injil yang sejati. Injil sejati adalah kembalinya manusia kepada Allah. Injil adalah tindakan mistik, di mana Roh Kudus bekerja menghidupkan hati manusia yang sudah mati dan mengeras (Yeh. 36:26-27) dan menyebabkan manusia bisa berespons kepada Allah dengan benar, bertobat, lalu belajar taat menjalankan kehendak Allah dengan kuasa-Nya. Kiranya hal inilah yang boleh menjadi kekuatan

pelayanan penginjilan bagi setiap hamba Kristus di dunia ini.

Sesi 14Pdt. Romeo MazoPdt. Romeo Mazo mengajak setiap peserta untuk melihat dan mengerti bagaimana hidup berkorban demi untuk rela berkorban demi Injil. Pdt. Romeo Mazo mengajak setiap peserta untuk mengerti tentang doa yang benar. Terkadang kita menjadi hamba Tuhan hanya mau menikmati berkat, kuasa, dan pertolongan Tuhan, tetapi tidak mau mengalami berkorban untuk Tuhan. Banyak orang Kristen hanya ingin mendapatkan hal-hal yang menyenangkan, tetapi begitu cepat dan mudah mengeluh ketika Tuhan membiarkan kita masuk ke dalam berbagai lembah kekelaman. Doa sering kali mendemonstrasikan sifat dosa manusia. Kita sering kali lebih berdoa berteriak keras untuk kepentingan kita, tetapi tidak sebegitu berteriak keras untuk jiwa-jiwa yang terhilang. Kita tidak berdoa menyatakan isi hati Tuhan, tetapi isi hati kita sendiri. Pdt. Mazo mengakhiri khotbahnya dengan menantang setiap pemberita Injil untuk rela menderita, bahkan mati bagi Tuhan. Siapkah kita meneladani Kristus?

Sesi 15Ev. Jimmy Pardede Ev. Jimmy, gembala sidang GRII Bandung ini melakukan exposisi kitab Hosea. Ev. Jimmy mengajak peserta menggumulkan kerusakan iman yang terjadi di tengah-tengah umat Israel yang tidak berbeda dengan banyak situasi pada zaman ini. Situasi orang Israel di zaman Hosea sangat menyedihkan. Mereka hidup seperti beribadah, tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti apa itu ibadah dan bagaimana beribadah. Mereka tidak mengenal Allah dengan benar, sehingga respons religius mereka menjadi menyeleweng. Mereka merasa sudah berbuat begitu baik, tetapi Tuhan melihat itu menjijikkan. Berbagai praktik ibadah hari ini mengalami penyelewengan sedemikian. Gejala seperti orang yang berguling-guling dan melolong seperti binatang, lalu mengatakan itu penuh Roh Kudus, sungguh merupakan pelecehan terhadap pribadi dan pekerjaan Roh Kudus. Kita perlu menjadi penginjil yang membawa berita sejati. Kita perlu mengajar kebenaran firman yang sejati kepada jemaat.

Refleksi Hari ke-4

“A gentleman is not disturbed by anything” (Aristotle)

Pdt. Aiter

Pdt. Sutjipto Subeno

Pdt. Romeo Mazo

Ev. Jimmy Pardede

Page 4: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

4 Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

Orang yang menganggap diri sudah sempurna adalah orang yang tidak sempurna

GERAKAN REFORMASI DALAM SEJARAH Bagian 1oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong

Apakah Gerakan Reformasi itu? Apakah Gerakan Reformasi adalah suatu gerakan untuk mengubah sistem

masyarakat, kebudayaan, politik, atau ekonomi? Jawabannya: Tidak! Apakah Gerakan Reformasi mempunyai akibat terhadap masyarakat, kebudayaan, politik, dan ekonomi? Jawabannya: Ya!

Gerakan Reformasi, pertama-tama, bukan bertujuan merombak sistem politik, kebudayaan, atau masyarakat, sekalipun berdampak ke dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Kedua, apakah reformasi adalah satu gerakan yang hanya menyerang dan berusaha untuk membereskan dosa-dosa yang diperbuat oleh para uskup dan hirarki gereja Roma saja? Jawabannya: Tidak! Ketiga, apakah Gerakan Reformasi adalah suatu gerakan yang bertujuan mendobrak segala wibawa yang diturunkan dalam tradisi dan otoritas pemimpin sehingga manusia boleh mencapai kebebasan dan kehormatan sebesar mungkin? Jawabannya: Tidak! Tetapi apakah Gerakan Reformasi mengakibatkan banyak tradisi dan banyak otoritas yang harus dibongkar dan kebebasan manusia dipulihkan kembali? Jawabannya: Ya!

Reformasi bukan bertujuan untuk membongkar semua tradisi, semua otoritas, dan semua kewibawaan yang ada dalam hirarki agama. Tetapi akibatnya tidak dapat dibendung lagi bahwa banyak tradisi dan otoritas yang tidak sesuai Alkitab harus diturunkan, sehingga manusia memperoleh kebebasan-kebebasan kembali. Semua ini merupakan akibat sampingan (side effect). Keempat, apakah Gerakan Reformasi bertujuan untuk menghentikan segala macam upacara dan adat-adat gereja yang tidak sesuai dengan Alkitab? Jawabannya: Tetap tidak! Tetapi apakah Gerakan Reformasi mengakibatkan terjadinya pengoreksian terhadap segala macam upacara, adat, dan warisan-warisan tradisi gereja? Jawabannya: Ya! Kita perlu memiliki kejelasan apakah sebenarnya Gerakan Reformasi itu. Setelah itu kita baru dapat menyelami theologinya.

Apakah Gerakan Reformasi itu? Bagaimana dan dari mana kita mengerti Gerakan Reformasi yang sedemikian penting ini?

PENGERTIAN REFORMASI

Reformasi adalah satu gerakan yang hendak mengembalikan kekristenan kepada otoritas Alkitab, dengan iman kepercayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Wahyu Allah dan mempertahankan kebenaran serta pelaksanaan kebenaran. Ini merupakan

sesuatu gerakan yang begitu murni dan memiliki tempat yang begitu penting dalam sejarah gereja. Begitu bermakna, begitu penting, begitu unik oleh karena motivasinya begitu jujur dan murni, yaitu ingin mengembalikan kekristenan kepada Kitab Suci saja. Peristiwa dan Gerakan Reformasi tidak boleh kita abaikan karena Martin Luther melihat bahwa hanya dengan doktrin atau ajaran yang berotoritaskan Alkitab baru kita dapat mengatur segala sesuatu. Ini adalah porosnya. Pada waktu itu begitu banyak otoritas yang berusaha mengontrol manusia dan manusia bersandar padanya, sehingga manusia kehilangan porosnya. Jikalau pemimpin gereja Roma menyatakan pengampunan dosa, maka umat merasa memperoleh penghiburan, tetapi lebih besar lagi jikalau memiliki surat pengampunan dosa yang berasal dari Paus apalagi memiliki benda peninggalan para rasul atau Yesus. Semua itu dianggap suci dan menjadi tempat sandaran yang kuat dan meneguhkan iman. Martin Luther menyadari bahwa otoritas hanya terdapat pada Alkitab. Oleh karena dari Alkitab kita beroleh pengharapan iman. Iman pengharapan berdasarkan Alkitab sebagai otoritas tertinggi karena Alkitab diwahyukan oleh Allah. Jikalau bukan Allah yang mewahyukan Alkitab maka tidak ada Firman Tuhan di dalam dunia. Jikalau tidak ada Firman Tuhan maka kita akan kehilangan otoritas yang sejati. Itulah sebabnya kita harus kembali kepada otoritas Alkitab.

Pada saat kita kembali kepada Alkitab barulah kita menyadari di mana letaknya penyelewengan itu terjadi, baik di dalam organisasi, upacara, tradisi, individu, administrasi, kuasa politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, maupun dalam bidang-bidang yang lain. Hanya dengan tolok ukur Alkitab, kita dapat menilai segala sesuatu. Jelaslah bahwa doktrin itu adalah suatu hal yang penting dan tidak dapat diabaikan.

Reformasi melihat permasalahan dengan tepat berdasarkan doktrin yang diajarkan Alkitab. Seorang rohani adalah seseorang yang melihat segala sesuatu dengan jelas dan menerobosnya. Sebaliknya orang yang tidak rohani tidak dapat melihat dengan jelas akar permasalahannya dan hanya melihat carang-carangnya. Seorang dokter yang pandai akan segera melihat sumber penyakit, bukan hanya gejalanya saja.

BEBERAPA HAL PENTING

Selanjutnya kita akan melihat lagi beberapa hal yang penting dalam Gerakan Reformasi:

Pertama, Reformasi menyadari pentingnya

Anugerah Allah. Theologi Anugerah (Theology of Grace) ditegakkan kembali oleh para reformator. Anugerah yang tidak bersandarkan jasa manusia, tidak bersandarkan kepada kelakuan manusia, tidak bersandarkan segala kebajikan atau usaha dari manusia, dan tidak bersandarkan pergumulan manusia. Anugerah merupakan suatu pemberian dari Allah secara cuma-cuma. Itulah anugerah. Bagi Martin Luther, anugerah hanya boleh didefinisikan dan menjadi jelas dalam satu kalimat, yaitu pengampunan dosa. Jikalau pengampunan adalah pengampunan dosa maka kita tidak seharusnya membelinya dengan uang untuk memperoleh karcis pengampunan dosa. Martin Luther berjuang melepaskan manusia dari hal-hal yang dibuat oleh manusia yang sama sekali tidak Alkitabiah. Pandangan ini sama dengan pandangan Calvin dan Zwingli, yaitu Allah dengan cuma-cuma memberikan pengampunan dosa, kelahiran baru, dan memberikan pembenaran kepada manusia yang berdosa. Semua reformator menerima konsep anugerah ini. Tanpa penegakan kembali konsep anugerah sesuai dengan Alkitab, kita tidak mungkin mempunyai hidup yang benar-benar memberikan syukur dan kemuliaan dengan sesungguhnya kepada Allah.

Kedua, para Reformator menekankan pengertian tentang iman kepercayaan. Iman kepercayaan bukan semacam pengakuan intelektual saja terhadap doktrin yang dipaksakan. Bagi Martin Luther, iman kepercayaan adalah sesuatu penerimaan-atas-penerimaan (The acceptance of the acceptance) yang berarti anugerah diberikan kepada kita, yaitu Allah menerima orang berdosa. Konsep ini begitu jelas tetapi tidak logis. Bagaimana Allah yang suci, adil, dan bijak dapat menerima orang berdosa? Orang berdosa diterima dalam anugerah bukan oleh karena jasa ataupun perbuatan manusia itu. Sekalipun sulit dimengerti oleh rasio kita, namun kita tetap boleh menerima bahwa Allah berkenan menerima kita, itulah iman. Iman justru menerima apa yang Kristus kerjakan dan genapi untuk melayakkan kita.

Pentingnya hubungan antara iman dan perbuatan ini menjadi dasar pemikiran reformasi (Theology of Reformation). Dari Reformasi kita menemukan bahwa tidak ada theologi yang memperbolehkan kita melarikan diri atau melalaikan diri dari kewajiban untuk berbuat baik, sebaliknya segala perbuatan baik kita merupakan akibat dari iman kita dalam Kristus yang memberikan hidup yang berbuah.

Page 5: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

5Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

Seseorang yang dipuji harus tahan uji. Orang yang dipuji dan tahan pujian akan tahan uji.(Stephen Tong)

The Descent from the Cross, Rubens

Anonym

Elijah, Mendelssohn

Lukisan yang ada di lantai 1 Gedung Kebudayaan di depan Kapel Agape ini, sekalipun bukan lukisan terkenal, merupakan sebuah lukisan yang sangat memberikan inspirasi untuk tugas

penginjilan. Dalam lukisan ini kita menyaksikan seorang misionaris yang sedang dalam perjalanannya di sebuah kapal menuju tempat yang hendak diinjili. Digerakkan oleh cinta kasih yang besar dan urgensi penginjilan, ia tidak dapat menahan dirinya menggunakan waktu selama di kapal untuk memberitakan Injil kepada para penumpang yang berada di atas kapal. Kita melihat berbagai macam sikap dari para pendengar yang ada di kapal ini. Di sebelah kanan ada dua orang laki-laki, yang satu sama sekali tidak tertarik, yang seorang lagi melihat namun dengan sikap tangan terlipat yang menyatakan keterlibatan setengah hati. Di tengah ada yang tetap menghisap opium, ada yang mendengar sambil berbaring, namun kita juga menyaksikan wajah-wajah yang menyimak pemberitaan Injil. Seorang anak perempuan bahkan berusaha untuk melihat Kitab Suci yang sedang dikhotbahkan. Sang misionaris sendiri berkhotbah dengan pandangan ke atas yang menggambarkan hatinya yang bergantung dan berpaut pada Tuhan. (BK)

Peter Paul Rubens (1577-1640) termasuk salah seorang pelukis terbesar dalam sejarah. Karyanya memiliki keseimbangan namun sekaligus menyatakan semangat zaman Barok. Rubens

sangat dipengaruhi gaya Michelangelo yang menekankan postur tubuh yang kuat dengan penggambaran otot yang realistis. Dalam lukisan Descent from the Cross ini misalnya kita melihat gravitasi bebas dan tubuh yang tidak lagi terkontrol dari mayat Yesus yang dilukiskan dengan ekspresi yang kuat. Perhatikan misalnya rasul Yohanes (pemuda di latar depan yang kaki kanannya menginjak tangga) yang berusaha untuk menahan beban ini dengan sekuat tenaga.Lukisan ini aslinya ada di Katedral Onze Lieve Vrouw di Antwerpen, Belgia. Di Sophilia Fine Art Center, Saudara bisa menyaksikan satu ruang khusus yang didedikasikan untuk karya-karya Rubens. Dalam semangat Barok, Rubens menekankan daya tarik lukisannya pada kehadiran tubuh dari setiap figur yang dilukiskan. Selain Michelangelo, Rubens juga dipengaruhi oleh gaya kontras cahaya Caravaggio. Pada lukisan ini misalnya kita melihat cahaya dikonsentrasikan pada tubuh Kristus yang diturunkan, sementara figur-figur yang lain mengelilinginya dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda. (BK)

Seperti Messiah gubahan Händel, oratorio Elijah juga merupakan salah satu oratorio yang paling banyak dipentaskan. Komponisnya, Felix Mendelssohn Bartholdy (1809-1847) adalah

seorang Yahudi Jerman yang berpindah dari agama Yahudi menjadi agama Kristen. Mendelssohn hidup pada zaman Romantik, suatu zaman yang menghidupkan kembali cerita-cerita kuno, termasuk dalam Alkitab. Mendelssohn sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya komposisi Händel, Bach, dan Haydn dalam tradisi penulisan oratorio dan musik sakral. Selain J. Brahms, Mendelssohn adalah komponis zaman Romantik yang sangat menguasai cara komposisi polifonik seperti pada zaman Barok. Ini dikarenakan kedua komponis ini

sangat tekun mempelajari karya-karya komponis besar zaman Barok seperti Bach dan Händel. Oratorio ini membicarakan tentang pelayanan kehidupan Elia yang dimulai dengan pernyataan Elia, “tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan” (1 Raj. 17:1) dan diakhiri dengan nubuatan akan datangnya Mesias yang akan memberitakan nama Tuhan dan yang kepada-Nya Tuhan berkenan. Beberapa nomor yang akan kita dengar pada konser adalah sebuah aria soprano Hear ye, Israel dengan kontras bagian pertama dan akhir dan aria tenor Then shall the righteous shine forth yang menggambarkan pengharapan eskatologis bagi orang-orang benar. (BK)

Page 6: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

6 Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

Daerah TV Station Hari Jam

NASIONAL

Indovision SUNTV Ch. 83 Minggu 15:00-16:00 WIB

Top TV SUNTV Ch. 83 Minggu 15:00-16:00 WIB

Oke Vision SUNTV Ch. 101 Minggu 15:00-16:00 WIB

Indovision Life Channel Jumat 18:00-19:00 WIB

Sabtu 06:00-07:00 WIB

Minggu 10:30-11:30 WIB

Minggu 22:30-23:30 WIB

SUMATRA

Medan Deli TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Pematang Siantar Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Palembang Sky TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Padang Minang TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Bukit Tinggi/Tanah Datar

Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Bengkulu Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Banda Aceh Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Batam UTV Batam Sabtu 21:00-22:00 WIB

Lampung LTV Lampung Sabtu 21:00-22:00 WIB

Siger TV Minggu 16:00-17:00 WIB

Riau Cendawan TV Riau Minggu 17:00-18:00 WIB

Tanjung Pinang Cindai TV Minggu 17:00-18:00 WIB

Pangkal Pinang Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

JAWA

Tangerang TV3 Minggu 20:00-21:00 WIB

Banten Ctv Banten Sabtu 17:00-18:00 WIB

Bandung IMTV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Magelang MGTV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Tasikmalaya TAZTV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Cirebon DIAN TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Pandeglang CARLITA TV Minggu 17:00-18:00 WIB

Indramayu CCTV Indramayu Minggu 16:30-17:30 WIB

Ceremai Ceremai TV Sabtu 17:00-18:00 WIB

Cirebon Cirebon TV Kuningan

Minggu 17:00-18:00 WIB

Surabaya MHTV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Semarang PRO TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Penyedia FM Waktu

RRI Manokwari, Papua Barat 94.3 MHZ Sabtu 05.00 WIT

Radio Suara Kasih Biak 107.7 FM Selasa 18.00 WIT

MaxFM - Waingapu, NTT 96.9 FM Rabu 05.30 WITA

RRI Palu, Sulawesi Tengah 1035 KHZ dan 90.8 MHZ Minggu 14.45 WITA

Radio Furai, Nias 102.9FM Kamis 18.00 dan Minggu 06.00 WIB

Radio Harmoni, Jawa Timur 107.1 FM Minggu 20.30 dan Rabu 05.30 WIB

RRI Malang, Jawa Timur Setiap Minggu genap 08.00 WIB

Radio Syaloom – Tobelo, Halmahera Jumat 21.30 WIT

RRI Palangkaraya – KalTeng Sabtu 08.00 WIB

Radio Pemda TOBASA – SumUt 100,7 FM Rabu 18.30 WIB

Daerah TV Station Hari Jam

BALI

Denpasar BMC TV Denpasar Sabtu 22:00-23:00 WITA

LOMBOK

Mataram Sindo TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

NTT

Kupang Sindo TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

KALIMANTAN

Pontianak KCTV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Palangkaraya Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIB

Balikpapan TV8 Balikpapan Minggu 17:00-18:00 WITA

Samarinda Kaltim TV Samarinda

Sabtu 21:00-22:00 WITA

Banjarmasin TV9 Banjarmasin Minggu 17:00-18:00 WITA

Tarakan Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WITA

Pelaihari SUN TV Sabtu 21:00-22:00 WITA

SULAWESI

Makassar Sun TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

Kendari Sindo TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

Gorontalo Sindo TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

Manado M-Channel Manado

Sabtu 22:00-23:00 WITA

CTV Manado Minggu 17:00-18:00 WITA

Pacific TV Rabu 21:00-22:00 WITA

Mamuju Sindo TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

Palu Sindo TV Sabtu 22:00-23:00 WITA

Tondano Celebes TV Tondano

Minggu 17:00-18:00 WITA

INDONESIA TIMUR

Ambon Molluca TV Minggu 20:30-21:30 WIT

Sindo TV Sabtu 23:00-24:00 WIT

Ternate Sindo TV Sabtu 21:00-22:00 WIT

Gamalama Ternate

Minggu 17:00-18:00 WIT

Marauke Sindo TV Sabtu 23:00-24:00 WIT

Papua TVMP Minggu 21:00-22:00 WIT

JADWAL KHOTBAH PDT. DR. STEPHEN TONG DI RADIO

JADWAL SIARAN KOTBAH PDT. DR. STEPHEN TONG DI TVPEnguMuMAn TRAnSPoRTASi:

Terminal Keberangkatan

di Bandara Soekarno-Hatta

Terminal 1A

1. Lion Air, tujuan:

a. Jawa

b. Sulawesi

c. Papua

d. NTT (via Surabaya)

e. NTB

f. Maluku

2. Wings Air

Terminal 1B

1. Lion Air, tujuan:

a. Sumatera

2. Sriwijaya Air

3. Express Air

Terminal 1C

1. Lion Air, tujuan:

a. Kalimantan

2. Citilink

3. Kalstar

4. Aviastar

Terminal 2F

1. Garuda

2. Merpati

Terminal 3

1. Lion Air, tujuan:

a. Denpasar

2. Mandala/Tiger Air

3. Air Asia

“Tidak ada orang yang mempunyai ketabahan yang lebih besar daripada mereka yang sudah meneguhkan pengharapan di dalam Tuhan, di dalam dasar iman.”

(Stephen Tong)

Page 7: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

7Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

tapi dengan penekanan yang berbeda: Allah Bapa mencipta, Allah Anak menebus, dan Allah Roh Kudus mewahyukan.

Karya penebusan melibatkan ketiga pribadi Allah Tritunggal. Di sini kita mengerti bahwa Allah Bapa mempersiapkan penebusan, Allah Anaklah yang menggenapi penebusan, dan Allah Roh Kuduslah yang menerapkan penebusan. Allah Bapa telah mempersiapkan penebusan bahkan sejak dunia belum diciptakan. Bahkan sebelum ada manusia di dalam dunia ini Allah sudah tahu bahwa manusia akan jatuh di dalam dosa. Maka Allah merencanakan penebusan. Allah Anak, yang walaupun setara dengan Allah Bapa, menundukkan diri di bawah kehendak Allah Bapa untuk menggenapi rencana keselamatan Allah Bapa. Di atas kayu salib, Yesus berteriak “Genaplah!” Berarti Allah Anak sudah menggenapkan seluruh rencana keselamatan Allah Bapa dengan sempurna. Ketaatan Allah Anak ini adalah ketaatan yang paling asli dan yang paling abadi yang menjadi teladan pelayanan kita. Setelah Allah Anak menggenapkan keselamatan, maka Dia naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Di “sebelah kanan” adalah suatu tanda penggenapan memiliki tiga arti penting: Allah Bapa mengonfirmasikan bahwa karya keselamatan yang digenapi Allah Anak sudah digenapi dengan sempurna, Allah Anak sudah menang mengalahkan segala musuh, Allah Anak diberi kuasa untuk menaklukkan segala sesuatu di dalam alam semesta.

Mandat untuk mengabarkan Injil ke bangsa (Mat. 28:19) diberikan setelah Tuhan Yesus mengatakan bahwa “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Mat. 28:18). Tidak ada seorang pun – termasuk raja, pembesar, kaisar, dan presiden – yang dapat mengatakan kalimat ini. Setelah Yesus naik ke sorga, maka Allah Bapa dan Anak mengirim Roh Kudus untuk menerapkan penebusan. Ketika Roh Kudus turun pada Hari Pentakosta maka Roh Kudus memberikan kuasa kepada murid-murid untuk menjadi saksi bagi Kristus di Yerusalem, di Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Kuasa yang diberikan Allah Bapa kepada Allah Anak menjadi dasar penginjilan kita. Kita harus ingat bahwa kita sudah diberikan kuasa oleh Kristus untuk mengabarkan Injil. Maka Injil harus dikabarkan!

Perkabaran Injil menjadi suatu yang penting karena kita menjadi utusan Tuhan kepada orang berdosa. Perkabaran Injil adalah suatu peperangan dengan setan – suatu peperangan rohani yang besar sekali. Maka, terlebih lagi, kita yang mengabarkan Injil harus memiliki keyakinan (confident) bahwa kita diutus dan diberikan kuasa untuk mengabarkan Injil. Oleh karena itu kita tidak perlu takut di dalam mengabarkan Injil. Bahkan kuasa yang kita miliki di dalam mengabarkan Injil adalah kuasa yang dapat “mengikat” dan “melepaskan”.

Kuasa Seorang Penginjil(sambungan dari hal.1)

Liputan Seputar Kin(sambungan dari hal.2)

jauh dari tempat KIN ini, dan yang mudah dicapai dari berbagai daerah di Jakarta, kami berdoa meminta belas kasihan Tuhan Allah agar KPIN Jakarta menjadi alat di tangan-Nya yang membawa banyak manusia mengalami pertobatan sejati di hadapan Allah.

Adakah hal khusus yang ingin Bapak sampaikan kepada para peserta KIN?

Saya ingin mengundang dan mengajak seluruh peserta KIN untuk mendoakan KPIN Jakarta pada hari Sabtu mendatang. Mendoakan pemberitaan firman dan kesaksian agar terjadi pembaruan iman pada gereja dan orang percaya, mulai dari Jakarta sampai ke seluruh Indonesia, bahkan ke seluruh dunia. Saya ingin mengundang dan mengajak seluruh peserta berjuang bersama untuk Injil Tuhan melalui KPIN di seluruh Indonesia. Mari kita bicarakan Injil, mari kita beritakan Injil! (lhw)

Seperti kata Tuhan Yesus, “Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Apa yang kita ikat dan kita lepaskan di dalam penginjilan yang kita lakukan? Waktu kita mengabarkan Injil, kita mengikat iblis dan melepaskan orang berdosa. Tuhan memberikan konfirmasi pengabaran Injil kita dengan juga mengikat apa yang kita ikat, dan melepaskan apa yang kita lepaskan.

Segala bangsa hanya bisa kembali kepada Tuhan melalui perkabaran Injil. Jikalau tidak ada Injil, tidak ada pertobatan orang berdosa.

Pengabar Injil penting sekali, menjadi utusan Tuhan kepada orang berdosa, mengikat dan melepaskan. Waktu mengabarkan Injil, kita melepaskan orang berdosa dan mengikat iblis. Di dalam perkabaran Injil kita harus semakin bergantung kepada Tuhan karena suatu perperangan rohani besar di mana kita akan mengikat setan. Tanpa penyertaan Tuhan, kita akan hancur sendiri. Yang kita ikat, surga juga akan ikat. Tuhan mengonfirmasikan pekerjaan kita.

Allah Tritunggal bekerja di dalam karya penebusan. Oleh karena itu kiranya semakin kita mengerti Allah Tritunggal, kita semakin mengerti pentingnya mengabarkan injil. (dt)

單 為 祢 Eb - 4/4 Rev. Stephen Tong Taipei, 1982 3 3 . 4 5 . 3 \ 6 5 3 1 1 j, \ 2 2 3 5 . 4 \ 4 1 1 2 3 . \

千萬 靈 魂 面 向 永 遠 沉 淪, 今 生 福 樂 似 煙 霧 般 消去; 3 3 . 4 5 . 3 \ 6 5 3 1 1 j, \ 2 3 4 5 7 6 5 4 \ h j 1 . \

審判 台 前 眾 罪行 盡顯 露, 無 人 可 承 擔 主 公義 忿怒。

q 6 7 q . q \ 7 5 6 7 . \ 6 4 5 6 6 5 4 \ 5 . . 1 \

主 差 我 去, 速 傳 主 信 息, 傳 揚 我 主 福 音 真 理; 求,

q 6 7 q . w q \ 7 7 5 6 7 . \ 6 2 7 7 6 5 6 \ 5 . . . \

主 差 我 去, 賜 我 智 慧 能 力, 放 膽 傳 出 救 恩 奧 秘。

3 3 . 4 5 . 3 \ 6 5 3 1 1 j, \ 2 2 3 5 . 4 \ 4 1 1 2 3 . \

親 愛 救 主 我 今 奉 獻 與 祢, 求 主 悅 納 這 卑 微 活 祭;

3 3 . 4 5 . 3 \ 6 5 3 1 1 j, \ 2 3 4 5 7 6 5 4 \ h j 1 . /

我 身 我 心 為 主 寶 座 主 殿, 主 啊 我 終 生 奉 獻單為 祢。

Page 8: Dari meja redaksi….

SEKILAS KIN

8 Theologi Tanpa Penginjilan, Mati Adanya! Penginjilan Tanpa Theologi, Lemah Adanya!

Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN)HANYA 1 HARI - (9 November 2013)

TIM REDAKSI SEKILAS KIN: Penasihat: Pdt. Dr. Stephen Tong; Redaktur umum: Pdt. Sutjipto Subeno M.Th.; Tim Redaksi: Pdt. Hendra Wijaya M.Th., Ev. Edward Oei M.C.S., Ev. Dr. David Tong, Rubrik: Ev. Jun Eddy M.C.S, Iwan Darwins, Mildred Sebastian, Erwan, Soekarmini; Layout: Johannes Kornelius, Adhya Kumara; Produksi: Wilianto S. Tjio, Iwan Darwins, Evalina Kwok.

Pengumuman 8 November 2013 1. Jumat dan Sabtu akan diadakan Sesi Tanya Jawab oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, pertanyaan-pertanyaan dapat diberikan kepada

panitia dalam bentuk kertas tulisan atau melalui sms ke nomor : 0858-5056-1788 dengan format: KIN#pertanyaan2. Bagi Bapak/Ibu/Saudara yang merasa kehilangan barang, dapat menghubungi sekretariat KIN.3. Bagi peserta yang ingin memiliki DVD Khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong dapat dibeli di counter STEMI Audio.4. Khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong dapat disaksikan 24 jam di Reformed 21 (TV kabel First Media Channel 21) dan juga live streaming di

http://reformed21.tv.

Jaffray dengan orang-orang indonesia (1936)

Sejak muda Jaffray sudah merasakan panggilan menjadi misionaris. Ayahnya adalah seorang senator di Kanada dan

pemilik surat kabar yang berpengaruh, Toronto Globe (sekarang Toronto Globe and Mail) yang akan mewariskan perusahaannya ini kepada anaknya. Setelah pertemuan dengan A. B. Simpson, pendiri Christian and Missionary Alliance (C&MA), ia memutuskan untuk masuk sekolah misi di New York untuk mempersiapkan pelayanan misinya ke Tiongkok. Ayahnya tidak setuju dengan keputusannya menjadi seorang misionaris. Namun, Jaffray tetap melanjutkan tekadnya melayani Tuhan tanpa dukungan keuangan dari ayahnya dan berangkat ke Tiongkok pada tahun 1897 beberapa bulan sebelum memasuki usia 24 tahun.

Jaffray diutus C&MA dari Kanada sebagai misionaris yang akan melayani di Wuzhou, Guangxi, di bagian selatan Tiongkok. Setelah 32 tahun di Wuzhou, ia berhasil mendirikan gereja, panti asuhan, sekolah Alkitab, dan lembaga penerbitan, The South China Press yang menerbitkan Majalah Alkitab (The Bible Magazine) yang dikenal sampai seluruh Asia, khususnya komunitas yang berbahasa Kanton (Cantonese) sehingga nama Jaffray terkenal di dunia komunitas Tionghoa. Kisah sukses misi Jaffray masuk sampai ke Vietnam (dulu dikenal dengan Indo-China) pada tahun 1916. Sampai saat ini gereja-gereja C&MA adalah salah satu gereja Protestan terbesar di Vietnam.

Jaffray juga merasakan panggilannya untuk melayani di Indonesia, terutama di Borneo

(sekarang Kalimantan) dan Sulawesi. Visi Jaffray untuk Indonesia adalah menjangkau dunia untuk Tuhan melalui penginjilan, pendidikan, dan penerbitan. Ia akhirnya menjejakkan kakinya di Indonesia pada tahun 1928.

Melalui badan misi yang didirikannya, Chinese Foreign Mission Union (CFMU), ia mulai pelayanannya di Indonesia dan menjadikan Sulawesi Selatan basis

pelayanannya. Dalam waktu yang tidak begitu lama, gereja bertumbuh dengan pesat di Kalimantan Timur. Pada Januari 1932, ia meresmikan berdirinya Sekolah Alkitab Makassar (SAM), yang sekarang dikenal dengan STT Jaffray. Tujuannya adalah untuk melaksanakan misi Amanat Agung Kristus kepada dunia bagi kemuliaan Allah.

Ketika tentara Jepang mulai menyerang

Asia Tenggara pada tahun 1942, Jaffray dan keluarganya sedang berada di Baguio, Filipina, menunggu untuk berangkat ke Kanada. Saat itu mereka mempunyai pilihan untuk tetap berangkat ke Kanada atau kembali ke Indonesia. Jaffray memilih untuk kembali ke Makassar. Jaffray beserta Minnie, istri, dan Margaret, anaknya, ditangkap dan dikenai tahanan rumah oleh tentara Jepang selama setahun. Kemudian Jaffray dipindahkan ke dalam

kamp tawanan pria di Pare-Pare. Menurut kesaksian Randall Whetsel, teman sepenjaranya, Jaffray tetap sibuk menerjemahkan buku-buku dan tafsiran-tafsiran yang telah dia tulis dalam bahasa Tionghoa ke dalam bahasa Inggris dengan harapan bahwa setelah perang berakhir bukunya akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tentara Sekutu menyerang Pare-Pare sehingga tentara Jepang terpaksa memindahkan para tawanan ke kamp baru yang kondisi lebih buruk. Dalam waktu singkat, Jaffray bersama dengan sebagian tawanan terkena wabah disentri. Jaffray akhirnya meninggal dalam kondisi yang sangat tragis pada tanggal 29 Juli 1945. Ia

dikuburkan di kota Makassar.

Jejak-jejak yang ditinggalkannya adalah pertumbuhan ribuan gereja berkat pelayanannya di Indonesia. Setidaknya ada tujuh sinode gereja yang lahir secara langsung dari pelayanannya bersama tim misi C&MA dan CFMU. Generasi muda perlu terus mengenal pelayanan Dr. Jaffray dan belajar untuk melaksanakan tugas misi dunia yang belum selesai. (JES)