Redaksi - static.imavi.org

84
i JUBILEUM JUNI 2021 |

Transcript of Redaksi - static.imavi.org

Page 1: Redaksi - static.imavi.org

iJUBILEUM JUNI 2021 |

Page 2: Redaksi - static.imavi.org

ii | JUBILEUM JUNI 2021

Page 3: Redaksi - static.imavi.org

1JUBILEUM JUNI 2021 |

Dari

Redaksi

Tahun Berdiri : Maret 2000Pendiri : Mgr. Johannes Hadiwikarta (alm.) dan RD. Yosef Eko Budi SusiloPelindung : Mgr. Vincentius Sutikno WisaksonoPenasihat : RD. Yosef Eko Budi Susilo Pemimpin Umum : RD. Agustinus Tri Budi Utomo Pemimpin Redaksi : RD. Alphonsus Boedi PrasetijoSekretaris Redaksi : S. Vondy KumalaRedaktur Pelaksana : G. Adrian Teja, S. Vondy Kumala, Yung SetiadiEditor : Yung Setiadi, Amelia ClementineLayout & Desain : M. C. Stefani D. P., Angelina Nina Arini Putri, Agatha FeliciaDistribusi : Yohanes Warsilan

Alamat Redaksi : Jl. Mojopahit 38-B Surabaya 60265Telepon : (031) 5624141, (031) 5665061 ext. 21, 0812 5296 8051Email : [email protected]

Rekening Bank : Mandiri - 140-00-1692964-9 Atas Nama : Pers Keuskupan Surabaya Gereja, Cabang Gedung SampoernaPenerbit : Pusat Pastoral Keuskupan Surabaya

Redaksi menerima kontribusi artikel sepanjang 500-1000 kata, dilengkapi foto dengan resolusi minimal 10 mp. Sertakan foto diri dan kartu identitas. Redaksi berhak menyunting artikel yang masuk.SU

SU

NA

N R

ED

AK

SI

“Tempus ruit, hora fluit,” kata orang Roma dulu. Waktu bergegas, jam berlari.

Tanggal 26 Oktober 1920, Pastor Fleerakkers, SJ melakukan peletakan batu pertama pembangunan gereja. Ada catatan yang berbeda disampaikan dalam Berita Katedral Edisi Khusus No.3 Juli 1987, tertulis bahwa peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 11 Agustus 1920. Pemberkatan sekaligus pemberian nama Gereja Hati Kudus Yesus dilakukan oleh Mgr. Luypen pada tanggal 21 Juli 1921.

Tanggal 21 Juli 2021 mendatang, Gereja Katedral Hati Kudus Yesus (HKY) merayakan ulang tahunnya ke 100. Seberapa bermakna kehadiran HKY bagi perkembangan dan kedewasaan iman umat? Seberapa bermakna pula kehadirannya bagi masyarakat sekitar dan Kota Surabaya? Tempus omnia revelat. Waktu akan mengungkapkan semua.

Semoga devosi kepada Hati Kudus Yesus selalu menuntun kita semua pada kasih, syukur dan pertobatan yang dilimpahkan-Nya.

Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya. Sumber: m.ayosurabaya.com

Page 4: Redaksi - static.imavi.org

2 | JUBILEUM JUNI 2021

DA

FT

AR

I

SI

COVER STORY

04 RP. Fransiscus Fleerakkers, SJRomo Kepala Paroki PertamaParoki Hati Kudus Yesus, Surabaya

OBROLAN CAK KLOWOR

06 Novena Hati Kudus Yesus

MIMBAR

08 Devosi kepada Hati Kudus Yesus

KATEKESE

12 Usaha Menelaah Pribadi Allah

15 Sifat Dosa

LAPORAN UTAMA

20 113 Tahun Misi Gereja Katolik di Surabaya Hingga Peresmian Gereja Hati Kudus Yesus (1810-1921)

32 Spiritualitas dalam Gereja

40 Serial Katekese dalam Perayaan 100 Tahun Gereja Katedral Hati Kudus Yesus, Surabaya

LINTAS PAROKI

42 "Soal Panggilan" Tidak Ada Kata Terlambat

Model Kaver : RP. Fransiscus Fleerakers, SJ

Sumber gambar:Majalah Sint Claverbond

(Retouch oleh Romo Didik)

Page 5: Redaksi - static.imavi.org

3JUBILEUM JUNI 2021 |

LINTAS KOMISI

44 "Bergerak dan Menggerakkan"Lomba Film Pendek OMK Suroboyo

KOLOM FILSAFAT

48 Kepersonaan Menurut Driyarkara

SERBA-SERBI

51 Menggeluti Kitab Suci (3)

55 Baksos dan Pasar Murah Yayasan Dharma Ibu di Sekolah Indrayasana 7, Surabaya

57 Apa dan Bagaimana Imamat?Rojak Manis (Romo Menjelaskan, Umat Mengerti Sekarang)PDPKK Santa Teresa Avilla

60 Meet up Postulan NovisMisionaris Claris dari Sakramen Mahakudus

SEMINARIUM

63 Griya EkologiSanto Fransiskus Asisi Seminari Vincentius A Paulo, Garum

UNIVERSALIA

69 Kardinal Suharyo Luncurkan Buku Tata Perayaan Ekaristi Edisi 2020 untuk Gereja Katolik Indonesia

OBITUARI

72 RP. Paulus Aryono Soegiarto, CM

74 RP. Theodorus Tandyasukmana, CM

76 RP. Yosef Bukubala Kewuta, SVDPribadi yang Sederhana, Kalem, dan Tidak Banyak Bicara

RESENSI BUKU

79 Mendalami Bunda Maria Melalui Penampakan dan Pesannya

KOMIK

80 Perjamuan yang Menyelamatkan

Page 6: Redaksi - static.imavi.org

4 | JUBILEUM JUNI 2021

RP. Fransiscus Fleerakkers, SJ lahir 6 April 1874 di Roosendaal, Noord Brabant, Belanda. Merupakan putra tunggal Cornelius Fleerakkers dan Flora Roels. Ayahnya meninggal pada waktu Frans berumur 2 tahun dan ibunya meninggal pada waktu ia lulus Gymnasium St. Louis.

Tanggal 26 September 1892, Frans masuk Serikat Jesus di Mariendaal. Usai sekolah filsafat, ia menjalankan tahun orientasi kerasulannya sebagai sub pamong di Kolese Kattwijk di Nijmegen dari tahun 1899 hingga 1902. Studi teologi dilakoninya di Maastricht dari 1902 sampai 1905. Pada tanggal 26 Agustus 1905, ia ditahbiskan menjadi imam. Tahun tersiat atau penyegaran spiritualitas Serikat Jesus dijalankan di Drongen, Belgia sampai pertengahan tahun 1906. Setelah tersiat dia diutus untuk bermisi di Pulau Jawa.

Cover

Story

RP. Fransiscus Fleerakkers, SJRomo Kepala Paroki Pertama

Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya

RP. Fleerakkers, SJ berkarya di Kepanjen dan lalu HKY - Darmo 1907-1923. Lalu menjadi pastor di Gedangan, Semarang.

Page 7: Redaksi - static.imavi.org

5JUBILEUM JUNI 2021 |

Di Jawa, Pastor Fleerakkers ditempatkan di Surabaya, mulai dari pastor rekan hingga menjadi superior. Dari tahun 1907 hingga 1923, ia menjadi pastor untuk seluruh kota Surabaya. Romo Fleerakkers terkenal sebagai pastor yang ramah, gampang bergaul dengan siapapun, murah senyum, dan rajin melakukan kunjungan. Bahkan pada umat yang rumahnya berjarak lebih dari 100 km dari pastoran pun selalu dikunjungi. Khotbahnya selalu menarik walau bukan seorang yang pandai menyanyi. Pada tahun 1921, Romo Fleerakkers membangun gereja kedua di kota Surabaya yaitu Gereja Hati Kudus Yesus yang sekarang menjadi Katedral Surabaya.

Pada tahun 1923, Pastor Fleerakkers pindah ke Semarang dan menjadi Kepala Paroki Santo Yusuf, Gedangan, Semarang selama dua tahun. Pada tahun 1924, dia diangkat menjadi Superior Ad Interim selama satu tahun untuk seluruh misi Hindia Belanda menggantikan Mgr. Luypens, SJ.

Pastor Mayor F. Fleerakkers SJ ketika diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda menjadi Pastor Angkatan Laut di Surabaya (25 Agustus 1925) dan Divisi I KNIL Jawa Barat (Bandung-Jakarta) hingga pensiun 1937. Lalu menjadi Pastor Paroki Santa Theresia, Jakarta.

Pada tanggal 25 Agustus 1925, Pastor Fleerakkers diangkat sebagai Pastor Angkatan Laut. Ia mendirikan perkumpulan Angkatan Laut Katolik di Surabaya. Kemudian dia diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda menjadi Pastor KNIL. Dua tahun kemudian juga menjadi pastor tetap pertama pada Divisi I KNIL di Jawa Barat, sehingga ia harus bolak balik antara Meester-Cornelis (Batavia) dan Bandung. Sikap bijaksana dan humorisnya tidak berubah walau Pastor Fleerakkers diangkat menjadi Pastor Mayor.

Pada usia 63 tahun dia pensiun dari tugas militer dan menjadi pastor paroki Santa Theresia, Jakarta. Sewaktu merayakan 40 tahun imamat dan 60 tahun sebagai Jesuit di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta,

begitu banyak orang yang datang untuk bersama-sama dengannya mengucapkan Syukur kepada Allah.

Pastor Fleerakkers meninggal pada tanggal 28 Mei 1954 di Rumah Sakit Santa Elizabeth, Semarang. Sangat disayangkan beliau tidak sempat merayakan Pesta 50 Tahun Berkaya pada misi di Indonesia.

(sumber tulisan: Pater L. Wevers, SJ pada Majalah Berichten uit Java, diterjemahkan oleh P. Clay Pareira, SJ)

Page 8: Redaksi - static.imavi.org

6 | JUBILEUM JUNI 2021

Menjelang perayaan 100 tahun berdirinya gedung Gereja Katedral Hati Kudus Yesus, Surabaya, telah dibentuk kepanitiaan untuk merayakannya. Moment yang sungguh berarti bagi paroki tersebut untuk merefleksikan kembali perjalanan yang sudah “cukup jauh”. Selama 100 tahun tentu banyak hal sudah dilakukan, bila dinilai secara kuantitas, sudah berapa ribu orang yang dibaptis di gereja itu, berapa orang yang diberkati perkawinannya di gereja itu, barangkali sudah berapa ribu orang yang doanya dikabulkan ketika berdoa di gereja itu, sudah berapa puluh pastor yang bertugas di gereja tersebut, dan seterusnya.

“Iya kalau secara kualitas selama 100 tahun tentu bisa saja mau dihitung karena Gereja Katolik itu tertib, berapa babtisan sejak awal, buku pertama masih ada nama-nama Belanda, tapi ya tentu melelahkan, meski setiap buku ada nomor urutnya. Untuk menyusun data ya nanti bisa dilakukan. Tetapi sebenarnya saya pingin tahu mengapa dulu dinamakan ‘Hati Kudus Yesus’, siapa yang menamakan itu dan yang melatar belakanginya? Kalau aku amati di Keuskupan kita itu banyak gereja yang dinamakan Petrus, Paulus, Yosef, Petrus-Paulus, dan Maria. Yang jelas semua nama itu ada maksud dan maknanya, tetapi apa yang melatarbelakangi nama ‘Hati Kudus Yesus’?” tanya Cik Lily karena itulah pertanyaan yang ada di dalam pikirannya. Jadi nyerocos tak terbendung kata-katanya.

“Wah, mungkin akan kesulitan kalau mencari latar belakang pemberian nama, karena ada juga pemberian nama itu dikarenakan di tempat itu ada tokoh yang punya ide mendirikan gereja, atau tokoh yang “babat alas”, entah romo atau awam. Biasanya nama baptis tokoh-tokoh itu yang dipakai nama gereja. Kalau usulku, ya biarin nama apa saja yang disematkan, tetapi masing-masing nama itu merupakan Santo dan Santa yang bisa menjadi teladan bagi perjalanan hidup rohani kita. Maksudku kita menggali spiritualitas masing-masing Santo atau Santa yang menjadi nama gereja kita, dan kita jadikan bisa dipakai menjadi spiritualitas umat disini,“ jawab Cak Klowor dengan menjelaskan sedikit latar belakang nama-nama gereja sejauh dia ketahui.

Obrolan

Cak Klowor

NovENA Hati Kudus Yesus

Sumber gambar : lh3.googleusercontent.com

Page 9: Redaksi - static.imavi.org

7JUBILEUM JUNI 2021 |

“Kalau kita mau memperdalam spiritualitas seperti apa yang dikatakan oleh Cak Klowor itu baik misalnya dengan mengadakan Novena. Misalnya dalam hal ini diadakan Novena Hati Kudus Yesus. Novena itu biasanya sembilan hari sebelum puncak perayaan, bukan setelah peringatan baru ada Novena. Tapi perlu diketahui kalau peringatan Hati Kudus Yesus itu seputar bulan Juni, memang tanggalnya berubah-ubah. Lha peringatan berdirinya gereja Hati Kudus Yesus itu kan jatuhnya tanggal 21 Juli, tanggalnya tetap. Mengapa berdirinya gereja diperingati setiap tanggal 21 Juli? Karena pemberkatan gereja tersebut dilakukan pada tanggal 21 Juli 1921 oleh Mgr. Luypen, SJ. Jadi usia 100 tahun itu dihitung dari pemberkatan Gereja Hati Kudus Yesus,“ kata Cak Widodo yang ikut terlibat sebagai anggota panitia sub penelusuran sejarah.

“Bagaimana kita memperdalam atau menghayati spritualias Hati Kudus Yesus? Saya pikir itu penting, untuk diinternalisasikan kepada para pengurus atau fungsionaris di paroki ini. Kalau boleh usul dalam pembinaan atau pendampingan para fungsionaris paroki, satu hal ini jangan sampai lupa yaitu spritualitas Hati Kudus Yesus. Ya, spritualitas ini harus dihayati oleh semua fungsionaris, bahkan semua warga paroki ini,” usul Cik Lily.

“Lho, apa dan bagaimana itu, Cik, kira-kiranya?” tanya Cak Robert yang sejak pertemuan tampak bermain HP. Eh, ternyata juga mendengarkan.

“Wah, aku ini kan cuma punya ide saja, aku bukan teolog, tetapi menurut pikiranku yang terbatas dan sederhana, Hati Kudus Yesus itu kan hati yang penuh cinta. Maka kita diajak untuk saling mengasihi karena kasih itu asalnya dari Allah, ‘…mari kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah’ (I Yohanes 4:7). Kemudian kita belajar mengenal cinta kasih dan percaya akan cinta kasih itu. (I Yohanes 4:16). Merupakan aplikasi ayat 16 tersebut kita percaya akan cinta Allah kepada diri pribadi kita. Ini merupakan pengalaman iman yang hidup, yang membuat kita merasa terdorong untuk menyerahkan hati kita kepada Kristus, dan menimbulkan jalan hidup penuh dedikasi kepada Kristus dan kerajaanNya,” jelas Cak Klowor.

“Apa ada hal lain yang menjadi aplikasi dari I Yohanes 4:16 tersebut?” sela Cak Widodo.

“Kalau kita membentuk suatu persekutuan yang berkumpul karena seluruh anggotanya percaya akan cinta-Nya, maka persaudaraan sejati akan hidup di antara kita. Kira-kira itu yang ada dalam pikiranku. Tapi hal penting yang mau saya sampaikan sebenarnya dalam pendampingan-pendampingan pengurus baru sebelum atau sesudah dilantik, diusahakan diperkenalkan spiritualitas pelindung paroki, sehingga penghayatan tersebut menambah nilai spiritualias Ardas,” kata Cik Lily.

“Mengenai Hati Kudus Yesus ini, entah dari dokumen apa tapi saya pernah baca dan ingat, mengikuti Yesus yang mencintai dengan hati manusiawinya, Yesus mengambil bagian dalam kemanusiaan kita, sehingga Allah mengangkat seluruh kemanusiaan kita dengan segala kekuatan dan kelemahannya ke dalam cinta kasih-Nya,” tandas Cak Klowor. (EBS)

Page 10: Redaksi - static.imavi.org

8 | JUBILEUM JUNI 2021

Bulan Juni biasanya identik dengan Devosi Kepada Hati Kudus Yesus, yang pestanya kita rayakan pada Hari Jumat Sesudah Hari Minggu II sesudah Pentakosta. Tahun 2021 ini Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus jatuh pada hari Jumat, 11 Juni 2021. Gereja Paroki Katedral Keuskupan Surabaya berpelindung kepada “Hati Kudus Yesus” (HKY).

Menyambut 100 Tahun Perayaan Dedikasi Gereja dan Peresmian Paroki Katedral Hati Kudus Yesus, Surabaya yang jatuh pada tanggal 21 Juli 2021 , saya mengajak Anda untuk datang dan melihat patung yang ada di dalam dan di depan pintu masuk Gereja Katedral yang terletak di jalan Polisi Istimewa 15 Surabaya ini. Biarlah Semangat Devosi kepada Hati Kudus Yesus ditingkatkan dan diperdalam.

RD. Alphonsus Boedi PrasetijoKetua Komisi Komsos Keuskupan SurabayaTinggal di Pastoran Santo Yusup Karangpilang, Surabaya

MimbarDEvoSI KEPADA

Hati Kudus Yesus

Gambar pada kartu doa "Devosi Hati Kudus Yesus" untuk mempersembahkan Pulau Jawa pada HATI KUDUS YESUS oleh umat di negeri Belanda pendukung missi Yesuit di Jawa pada tahun 1900-an. Sumber: Majalah Sint Claverbond

Page 11: Redaksi - static.imavi.org

9JUBILEUM JUNI 2021 |

Salib Hati Kudus Yesus

Persis di depan pintu masuk Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya terdapat sebuah salib unik, yang berbentuk simbol dua buah hati, dengan Tubuh Yesus yang tergantung dengan penuh kepasrahan. Lihatlah Tuhan Yesus telah wafat di Salib Hati Kudus. Luar biasa.

Pandanglah gambar Salib Hati Kudus Yesus itu dengan penuh kasih dan hormat. Biarlah Wajah Yesus yang penuh kepasrahan terpaku di Salib Hati Kudus itu memancarkan cinta kasih penuh pengorbanan untuk menebus dosa umat manusia, termasuk dosa Anda dan saya.

Hati Kudus Yesus di Katedral Surabaya

Di Katedral Surabaya, selain patung Bunda Maria yang menggendong Kanak-kanak Yesus di atas altar dan tabernakel Hati Tersuci Maria; serta patung Santo Yosef di dekat pintu masuk Katedral sayap kanan; terdapat tempat Doa Devosi kepada Hati Kudus Yesus di sayap kiri pintu masuk Gereja Katedral Surabaya. Patung Yesus yang membuka lebar kedua belah tangan-Nya ini, ditampakkan Hati-Nya Yang Kudus bercahaya merah. Patung Hati Kudus Yesus (HKY) yang terletak di atas altar dan tabernakel yang didedikasikan kepada Hati Kudus Yesus.

Salib Hati Kudus Yesus di depan Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya.Dok: Romo Boedi

Tempat Doa Devosi kepada Hati Kudus Yesus di sayap kiri pintu masuk Gereja Katedral Surabaya. Dok: Romo Boedi

Page 12: Redaksi - static.imavi.org

10 | JUBILEUM JUNI 2021

Menarik sekali bahwa di bawah patung Hati Kudus Yesus itu terdapat tulisan dalam bahasa Latin “Venite Ad Me Omnes” yang berarti “Datanglah kepada-Ku kamu Semua”. Kata-kata ini diambil dari Injil Matius 11:28 yang lengkapnya berbunyi: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Yesus yang Hati dan kedua Tangan-Nya terbuka itu siap sedia untuk menerima dan menyambut kita semua yang ingin datang kepada-Nya.

Hati Kudus Yesus di Gereja Kelsapa Surabaya

Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa) di Jl. Kepanjen 4-6, Surabaya memiliki tempat untuk devosi kepada Santa Perawan Maria di Gua Maria dan Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat di ruang doa kecil di samping kiri pintu utama Gereja. Ada juga di dekat jalan menuju Gua Maria tempat doa Devosi kepada Hati Kudus Yesus dengan patung Yesus sebesar tubuh manusia dewasa yang kedua Tangan-Nya terbuka lebar dan Hati Kudus-Nya memancarkan sinar kasih. Di bawah patung Yesus itu ada tulisan berbunyi: “Marilah kepada-ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).

Tempat Doa Devosi kepada Hati Kudus Yesus di dekat jalan menuju Gua Maria Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya. Dok: Romo Boedi

Page 13: Redaksi - static.imavi.org

11JUBILEUM JUNI 2021 |

Hati Kudus Yesus yang berwarna merah darah dan memancarkan cahaya kuning emas serta mahkota duri melambangkan kasih dan pengorbanan yang tuntas bagi umat manusia. Devosi kepada Hati Kudus Yesus mendapat tempat di halaman Gereja Kelsapa. Pada masa pandemi ini masih ada bekas lilin-lilin yang dinyalakan sebagai tanda adanya semangat devosi kepada Hati Kudus Yesus oleh umat yang datang ke Gereja Kelsapa.

Devosi kepada Hati Kudus Yesus

Tradisi mengikuti Misa Jumat Pertama menjadi salah satu bentuk devosi kepada Hati Kudus Yesus yang menarik setiap kita untuk ikut Perayaan Ekaristi selama 9 kali seperti Novena. Penghormatan kepada Yesus yang ditahtakan di monstrans mengundang kita untuk berlutut menyembah dan beradorasi. Dalam buku Doa “Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus dan Bunda Maria” karangan Santo Alfonsus M. de Liguori terdapat doa “Litani Hati Kudus Yesus” (hal. 120-122).

Menarik sekali bahwa dalam “Doa Memohon Perlindungan dari Wabah Virus Corona” terjemahan dari “Prayer for Protection Againts Coronavirus”, pada alinea terakhir kita diajak memohon kepada “Hati Kudus Yesus”, seperti tertulis di bawah ini:

Darah Yesus yang mulia, kuduskanlah dunia dari wabah ini.

Hati Kudus Yesus, kasihanilah kami.

Bunda Penolong Abadi, awasi kami dan jadilah perantara kami.

Santo Benediktus dan Santo Rafael, doakanlah kami.

Semua malaikat pelindung kami, terangi dan jagalah kami.

Demi nama Yesus yang Maha Kudus, kami berdoa. Amin

Page 14: Redaksi - static.imavi.org

12 | JUBILEUM JUNI 2021

Sejak dulu, manusia menyatakan melalui pandangan iman dan praktik religius (seperti doa, kurban, upacara, dan meditasi) sebagai usaha mereka untuk menemukan Allah (Katekismus Gereja Katolik/KGK. 28). Sejak awal mula kehidupan hingga perkembangan zaman, manusia menyadari adanya kuasa lain yang lebih besar, melebihi keberadaannya di dunia, entah apapun sebutannya. Dalam sejarah, terukir begitu banyak cara yang manusia lakukan untuk bisa terhubung dengan Pribadi yang berkuasa itu, entah dengan membangun kuil yang besar lagi tinggi, memuja bongkahan batu atau pohon yang dipandang suci, hingga mengurbankan makhluk hidup demi penebusan diri.

Hingga hari inipun, Pribadi itu tetap dicari, dikagumi, dan senantiasa menjadi misteri. Kita, yang adalah bagian dari kaum manusia, tentu juga sedang berusaha mengenal lebih baik Dia, kepada siapa kita telah memberikan kepercayaan, dan untuk mengerti lebih baik apa yang telah dinyatakannya (KGK. 158) sebab seperti kata Santo Anselmus dari Canterbury (1034-1109), yakni fides quaerens intellectum, iman berusaha untuk mengerti, untuk memahami.

Fr. Adrian Hartono AtmadjajaFormandi Seminari Tahun Orientasi Rohani Santo Yohanes Maria Vianney

KatekeseUSAhA mENElAAh

PRIbADI AllAh

Sumber gambar : sanyospwt.files.wordpress.com

Page 15: Redaksi - static.imavi.org

13JUBILEUM JUNI 2021 |

Mungkin sebagian dari kita sudah dibaptis sejak bayi, bersekolah di sekolah Katolik sejak dini, dan sedang diproses saat ini sebagai seorang Katolik sampai mati, tapi pengenalan dan pemahaman akan siapa Allah berlangsung seumur hidup. Hal itu terjadi sebab manusia menurut kodrat dan panggilannya adalah makhluk religius, karena ia datang dari Allah dan berjalan menuju Allah (bdk. KGK. 44), meskipun apa yang bisa dipahami manusia sangat terbatas untuk memahami Allah yang tak terbatas itu.

Namun, dengan adanya iman yang diwariskan oleh Gereja, sesuai apa yang kita imani, kita bisa mengenal siapa Dia, yang adalah misteri itu. Dalam Perjanjian Lama, Pribadi itu memperkenalkan diri kepada Musa dan bangsa Israel sebagai “AKU ADALAH AKU” (Keluaran 3:14). Dalam Perjanjian Baru, Santo Yohanes Penginjil mengungkapkan bahwa Pribadi itu adalah Firman dan Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita (bdk. Yohanes 1:1, 14). Terlebih lagi, Santo Paulus memperkenalkan Allah sebagai yang telah menjadikan bumi dan segala isinya dan yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, ciptaan-Nya itu (bdk. Kisah Para Rasul 17:24). Ajaran Gereja juga meneguhkan bahwa Dialah “Yang Ada” dari sejak semula, dari dulu dan untuk selama-lamanya (KGK. 212).

Dalam Kredo Nicea-Konstantinopel (abad IV) dinyatakan selaras dengan apa yang disebutkan Paulus bahwa Gereja mengimani Dia sebagai “pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan”. Selain itu, salah satu pujangga terbesar Gereja, yakni Santo Thomas Aquino (1225-1274), juga membantu kita untuk semakin tahu siapa Pribadi Allah itu dengan Lima Jalannya bahwa Allah adalah Penggerak Utama, Penyebab Pertama, Yang Eksis, Yang Absolut, dan Perancang Agung (Tobin, 2000). Dari beberapa sumber itu, baik Kitab Suci, uraian iman dan ajaran Gereja Katolik, dan karya Santo Thomas Aquino, dapat disimpulkan bahwa penggambaran sosok Allah begitu agung dan tak terselami.

Lalu, siapakah Allah bagi kita? Allah adalah Dia yang melingkupi semua aspek kehidupan semesta. “Di dalam Dia, kita hidup, kita bergerak, kita ada (Kisah Para Rasul 17:28)”, sebab ke mana kita dapat pergi menjauhi Roh-Nya ataupun lari dari hadapan-Nya? (Mazmur 139:7) Dia adalah “Aku yang Ada” yang bukan hanya Pribadi Penguasa, tapi juga memberikan awal mula keberadaan dari segala sesuatu, tanpa menerima keberadaan itu bagi diri-Nya sendiri sebab Dia ada tanpa diciptakan oleh apapun. Dia adalah kepenuhan dari keberadaan dan kesempurnaan, tanpa awal dan akhir (bdk. KGK. 213). Dia adalah tonggak kebenaran (truth) paling tinggi sebab “di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” (I Yohanes 1:5). Dia adalah ukuran kasih (love) paling sempurna sebab “Allah adalah kasih” (I Yohanes 4:8) dan Ia pun “telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya” (1 Yohanes 4:9). Dan, terlebih, Dia adalah Imanuel (bdk. Yesaya 7:14, Matius 1:23), Allah yang menyertai umat-Nya sepanjang segala abad, sebab Dia berada di atas segala ruang dan waktu. Dia adalah yang akan menyertai kita semua yang percaya pada-Nya senantiasa hingga akhir zaman (bdk. Matius 28:20).

Page 16: Redaksi - static.imavi.org

14 | JUBILEUM JUNI 2021

Dia yang mewahyukan diri sebagai YHWH kepada bangsa Israel itu adalah Allah yang penuh misteri sebab nama-Nya tak terkatakan (KGK. 206). Namun, di dalam diri Yesus Kristus yang lahir ke dunia itu, Allah menampakkan kehadiran-Nya yang tak tergantikan. Melalui apa yang Ia teruskan kepada Gereja, kita bisa melihat karya-karya-Nya sepanjang zaman. Kita mungkin belum pernah melihat sosok Pribadi Allah atau bahkan mendengar suara-Nya secara langsung. Melalui Ekaristi, kita mengetahui Dia yang tersamar dan melalui Kitab Suci, kita merasakan bisikan-Nya. Akhirnya, mau sehebat apapun kita berusaha memahami-Nya, Allah tetaplah Pribadi penuh misteri sebab seperti kata Santo Agustinus dari Hippo (354-430), “Kalau engkau memahami-Nya, maka dia bukan lagi Allah.” Namun bukan berarti misteri-Nya itu tak bisa kita kenali sama sekali karena sesungguhnya, Dia yang menciptakan setiap kita telah menghembuskan Roh-Nya sendiri untuk berdiam di dalam diri kita dan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (bdk. Yohanes 16:13) tentang siapa Allah yang sesungguhnya hingga kelak suatu hari, di akhir zaman, kita “boleh memandang-Nya muka ke muka dalam kemuliaan kekal”.

Ilustrasi Allah menampakkan kehadiran-Nya di dalam diri Yesus Kristus. Sumber gambar : unsplash.com

Page 17: Redaksi - static.imavi.org

15JUBILEUM JUNI 2021 |

Banyak definisi yang diberikan untuk menggambarkan dosa. Mengutip Jordan Aumann dalam Spiritual Theology, Santo Agustinus memberikan definisi bahwa dosa itu adalah segala pemikiran, perkataan, atau perbuatan melawan hukum Allah. Dalam Perjanjian Lama dosa dipandang sebagai pelanggaran perjanjian dengan Allah. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, dosa ditekankan sebagai kegagalan dalam cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama.

Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK). 1849, dosa didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang baik. Sebagai tambahan, KGK. 1850 menyebutkan bahwa dosa adalah penghinaan terhadap Allah. Dosa membuat manusia menjadi teman kejahatan dan membiarkan keserakahan, kekerasan dan ketidakadilan merajelela di antara mereka.

Sumber gambar : unsplash.com

Fr. Stefanus Eka Tommy Maryono Formandi Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskupan Surabaya

Katekese

Sifat Dosa

Page 18: Redaksi - static.imavi.org

16 | JUBILEUM JUNI 2021

Dewasa ini, definisi dosa dihadapkan pada suatu perumusan baru yang titik tolaknya adalah manusia. Konsekuensinya adalah dosa tidak lagi dipandang sebagai suatu kajian teologi namun lebih pada antropologi. Akan tetapi dosa, baik dalam Alkitab maupun teologi tradisional, pada dasarnya merupakan cacat dalam hubungan manusia dengan Allah. Beberapa teolog menggunakan ilmu antropologi untuk menolak dosa. Beberapa dari mereka beranggapan bahwa ketika seseorang memilih Allah dan selama itu ia juga mencintai Tuhan, dia tidak perlu melakukan pertobatan. Hal ini tentu saja keliru karena merusak perkembangan hidup baru dalam kekudusan.

Elemen sentral dari kehidupan baru kita dalam Kristus adalah cinta Tuhan, dan cinta diri dan sesama dalam Tuhan. Sedangkan dosa adalah penolakan, kegagalan, atau distorsi dari cinta tersebut.

Dosa Berat

Dosa berat menunjuk pada dosa yang mematikan, menghancurkan kehidupan rahmat pengudusan dalam jiwa. Dosa berat merupakan musuh terberat kehidupan Kristiani dan dapat menyebabkan keterpisahan dari Allah. Hal ini sejalan dengan KGK. 1033 yang menyatakan bahwa ‘mati dalam dosa berat, tanpa menyesalkannya dan tanpa menerima cinta Allah yang berbelas-kasihan, berarti tinggal terpisah dari-Nya untuk selama-lamanya oleh keputusan sendiri secara bebas’ (Katekismus Gereja Katolik/KGK. 1033). Dosa berat merusakkan kasih di dalam hati manusia oleh satu pelanggaran berat melawan hukum Allah yang mana manusia memalingkan diri dari Allah dan menuju sesuatu yang lebih rendah (KGK. 1855). Suatu tindakan dapat menjadi dosa berat apabila memenuhi tiga persyaratan secara serentak yakni mempunyai materi berat sebagai obyek dan yang dilakukan

Sumber gambar : unsplash.com

Page 19: Redaksi - static.imavi.org

17JUBILEUM JUNI 2021 |

dengan penuh kesadaran dan dengan persetujuan yang telah dipertimbangkan (KGK. 1857). Secara umum dapat dibedakan empat tipe orang berdosa dan baiknya hal ini diketahui oleh para imam untuk menyadari perbedaan sehingga mereka dapat memberikan pengarahan yang tepat untuk menuntun seseorang menuju pertobatan.

Pertama, seseorang yang berdosa karena ketidaktahuan. Ketidaktahuan yang dimaksud di sini adalah ketidaktahuan yang berasal dari pendidikan dan lingkungan yang di dalamnya pengaruh agama tidak ada. Mereka memiliki kesadaran bahwa suatu tindakan tertentu tidak benar secara moral sehingga ia dapat melakukan dosa berat yang disengaja. Tindakan mereka, yang dapat menyebabkan dosa, bukan berasal dari kebencian sejati atau niat untuk berbuat dosa, akan tetapi karena tindakan tersebut dilakukan dengan ketidaktahuan terhadap dosa. Mereka dapat berbalik kepada Tuhan ketika ada kesan kuat (misalnya kesaksian umat beriman, kematian salah satu anggota keluarga, khotbah imam, perkenalan dengan lingkungan religius) pada jiwa dan membuatnya sadar bahwa tindakan yang ia lakukan menyebabkan dosa sehingga membuatnya memutuskan untuk bertobat.

Kedua, seseorang yang berdosa akibat lemahnya kehendak mereka dan memiliki kecenderungan pada kesenangan duniawi. Mereka sadar akan kelemahan mereka. Mereka juga memiliki figur orang baik yang ia kagumi dan ingin menjadi seperti orang baik tersebut. Akan tetapi, mereka tidak memiliki kekuatan untuk mewujudnyatakan. Mereka, dapat dikatakan, lebih berdosa daripada mereka yang berdosa karena ketidaktahuan sebab mereka memiliki pengetahuan akan apa yang baik dan buruk dalam sudut pandang agama.

Ketiga, seseorang yang berdosa oleh karena membungkam hati nurani mereka untuk bertobat dan melanjutkan kehidupan dosanya. Orang-orang seperti ini akan sulit untuk bertobat sebab kedosaan seolah mendarah daging dalam hidupnya. Mereka tidak lagi peduli dengan moral dan agama. Ajakan untuk bertobat pun mungkin akan ditolaknya. Dengan kata lain, butuh sebuah keajaiban agar mereka kembali ke jalan yang benar.

Keempat, seseorang yang berdosa secara sempurna. Mereka mungkin mulanya adalah orang baik yang sedikit demi sedikit mengalami kemunduran dan sering melakukan kejahatan sehingga jiwa mereka takluk pada kejahatan. Puncaknya, mereka sangat mungkin meninggalkan Gereja lalu menyerang Gereja dan agama dengan semangat berkobar-kobar. Mereka menutup dirinya dari pintu pertobatan; pintu kembali kepada Tuhan. Sama dengan tipe ketiga, butuh sebuah keajaiban agar mereka dapat bertobat dan kembali ke pangkuan Bapa.

Dosa Ringan

Dosa ringan merupakan penyimpangan sederhana dan bukan sebuah penolakan total terhadap Allah. Berbeda dengan dosa berat yang merupakan kematian, dosa ringan merupakan sebuah penyakit yang tidak menyebabkan kematian. Jika seorang yang berdosa berat digambarkan sebagai seseorang yang

Page 20: Redaksi - static.imavi.org

18 | JUBILEUM JUNI 2021

melakukan perjalanan yang berlawanan dari tujuan awal, seorang yang berdosa ringan hanya menyimpang dari jalan yang lurus tanpa meninggalkan tujuan. Meskipun berlabel ‘ringan’, dosa ringan tetaplah suatu pelanggaran terhadap Allah. KGK. 1863 menyatakan bahwa dosa ringan memperlemah kasih dan membuat seseorang memiliki kecenderungan yang tidak teratur kepada hal-hal duniawi (KGK. 1863).

Secara umum dapat dibedakan tiga tipe dosa ringan. Pertama, dosa yang pada dasarnya melibatkan kelainan atau penyimpangan, meskipun hanya sedikit, seperti kebohongan kecil yang tidak merusak siapa pun. Kedua, dosa yang hanya merupakan gangguan ringan karena kecilnya masalah yang terjadi, seperti mencuri sejumlah kecil uang. Ketiga, mereka yang kurang berdialog dengan kehendak dalam hal-hal yang tidak akan menjadi dosa berat. Akan tetapi, perlu dibedakan mereka yang melakukan dosa ringan karena kelemahan serta kurangnya pengetahuan dan pertimbangan dengan dosa yang dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa tindakan tersebut tidak menyenangkan Tuhan.

Ketika seseorang menyadari kelemahan-kelemahannya dan dengan segera melakukan pertobatan yang mendalam, penuh dengan kerendahan hati, serta kepercayaan akan belas kasih Tuhan, kelemahan-kelemahan tersebut akan sepenuhnya lenyap dari jiwanya. Namun, jika dosa ringan dilakukan dengan pertimbangan matang dan kesadaran penuh, maka hal tersebut dapat menjadi penghalang untuk menuju kesempurnaan.

Ketika seseorang menyadari kelemahan-kelemahannya dan dengan segera melakukan pertobatan yang mendalam, penuh dengan kerendahan hati, serta kepercayaan akan belas kasih Tuhan, kelemahan-kelemahan tersebut akan sepenuhnya lenyap dari jiwanya.

Page 21: Redaksi - static.imavi.org

19JUBILEUM JUNI 2021 |

Ada empat efek dari dosa ringan, pertama, seseorang kehilangan banyak rahmat yang harusnya diberikan oleh Tuhan. Hal ini membuat seseorang terasing dan jatuh ke dalam godaan. Kedua, dosa membuatnya kehilangan semangat amal dan kemurahan hati dalam melayani Tuhan. Ketiga, dosa membuatnya sulit untuk hidup berkeutamaan dan sulit untuk tumbuh dalam kekudusan. Keempat, dosa ringan dapat menjadi permulaan sebuah dosa berat.

Seseorang dapat melakukan beberapa hal untuk menghindari dan mengatasi dosa ringan. Seseorang perlu untuk melakukan pemeriksaan hati nurani, meningkatkan semangat pengorbanan, membangun hidup doa serta meneladan Bunda Maria dan para kudus.

Kelalaian

Kelalaian berbeda dengan dosa ringan. Dosa ringan tetaplah sebuah dosa betapa pun ringannnya kejahatan tersebut. Sedangkan kelalaian merusak kehidupan spiritual dan menghambat perjalanan jiwa menuju kekudusan. Pada dasarnya kelalaian merupakan tindakan lalai yang mengakibatkan seseorang sulit untuk mencapai kesempurnaan. Seseorang hanya bisa melangkah kembali meniti perjalanan mencapai kesempurnaan apabila ia berusaha untuk tidak lalai lagi. Oleh sebab itu, jiwa harus senantiasa diarahkan pada kesempurnaan yang lebih besar dan bertindak dengan motif yang sempurna, yakni dengan kemurnian niat dan keinginan besar untuk memuliakan Allah. Dengan kata lain, perjuangan melawan kelalaian membuat hidup manusia bukan lagi menjadi miliknya sendiri melainkan milik Allah sendiri (bdk. Galatia 2:20). (*/ys)

Ilustrasi Tangan Yesus menyambut para pendosa. Sumber gambar : unsplash.com

Page 22: Redaksi - static.imavi.org

20 | JUBILEUM JUNI 2021

Laporan

Utama

RD. Agustinus Tri Budi UtomoVikaris Pastoral Keuskupan Surabaya

Semasa kongsi dagang VOC berjaya di India Timur yang kemudian menjadi ‘Indonesia’ (sejak 1619), Gereja Katolik praktis dianggap sebagai lembaga ilegal. Baru mulai 1806, setelah pemerintah Belanda di bawah Lodewijk Napoleon menetapkan konstitusi baru di negeri Belanda, aktivitas Gereja Katolik diakui dan diizinkan kembali untuk beraktivitas di negeri jajahan dengan didirikannya Prefektur Apostolik Batavia pada tahun 1807.

60 Tahun Misi Imam Diosesan Belanda (1810-1859)

Pada tahun 1810 Gubernur Jenderal Daendels menerbitkan keputusan, salah satu isi keputusannya adalah 2 pastor diijinkan berkarya di Surabaya. Sejak itu tanah misi Indonesia dipercayakan kepada para imam diosesan Belanda. Karesidenan Surabaya menjadi Stasi dari Perfectur Apostolik Batavia. Pada tahun ini Pastor H. Waanders, seorang imam diosesan berkebangsaan Belanda, mulai menetap di Surabaya. Tepatnya datang di Surabaya pada tanggal 12 Juli 1810, tinggal di suatu rumah sederhana di jalan Gatotan. Rumah tinggal yang sekaligus dimodifikasi menjadi gereja untuk melayani misa bagi orang Eropa yang beragama Katolik. Rumah tersebut lama-kelamaan menjadi reyot, diikat kawat di sana-sini supaya tidak roboh, dengan lantai yang kusam hingga banyak orang menganggap mirip kandang. Plafon penuh sarang burung, hingga melengkung. Bangku gereja di katakan lebih buruk daripada kayu bakar.

113 tAhUNmisi Gereja Katolik

di Surabaya

Hingga Peresmian Gereja Hati Kudus Yesus (1810-1921)

Page 23: Redaksi - static.imavi.org

21JUBILEUM JUNI 2021 |

Gereja jalan Gatotan setelah dipakai selama 12 tahun, tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Pada tahun 1821 Pastor Waanders mengupayakan dana dari umat dan dukungan pemerintah. Berdirilah Gereja kedua di kota Surabaya yakni di pojok Taman Komedi, yang karena ada bangunan gereja baru tersebut jalan depan gereja dinamakan “Roomskerkstraat”, Jalan Gereja Katolik Roma. Saat ini menjadi (diperkirakan) Jl. Cendrawasih. Berdekatan dengan tangsi Militer Belanda. Seorang pejabat di Dinas Perhubungan Belanda, J.C. Schmidt, mempersembahkan lukisan besar di atas Altar.

Gedung gereja diberkati pada tanggal 22 Maret 1822. Setelah 5 tahun melayani di gereja baru tersebut, Pastor Waanders menderita sakit kelelahan dan mata menjadi buta. Diutuslah Pastor Andrianus Thijssen dari Belanda dan tiba di Batavia Januari 1826 untuk menggantikan Pastor Waanders di Surabaya.

Naskah yang ditulis di era missi Yesuit di Surabaya berjudul Historia Stationis Soerabaiae ab anno 1810 ad annum 1890 merupakan sumber info yang cukup otentik untuk mengetahui situasi misi di stasi Surabaya sebelum berdiri gereja Kepanjen. Dalam dokumen kuno tersebut tertulis:

Historia Stationis Soerabaiae ab anno 1810 ad annum 1890. Sumber gambar : misionarisperdanasby.blogspot.com

Page 24: Redaksi - static.imavi.org

22 | JUBILEUM JUNI 2021

Misionaris pertama di kota ini ialah Romo Henricus Waanders, yang bekerja sejak tahun 1810. Pada masa karyanya gedung gereja Katolik dibangun mulai tahun 1821, dan setahun kemudian diberkati pada 22 Maret. Dia pensiun pada tahun 1827. Sejak tahun itu disana berkarya Adrianus Thijssen, yang pada tahun 1844 dibebastugaskan dari tempat misi itu; dan yang selama satu tahun (1842-1843) ditemani oleh Romo A.D. Godthart. Dari tahun 1844 sampai 1846 disana bekerja Romo H.J. Cartenstat dan J.A. van Dijk, keduanya mendapatkan suspensi dari Mgr. Grooff. Tahun 1845 Romo Bernardus Kerstens tiba di sana, tetapi pada awal tahun 1846 dia ditolak oleh pemerintah karena dia lebih setia kepada uskup. Untuk sementara waktu stasi ini tanpa Romo sampai dengan kedatangan Romo P.N. Sanders pada tahun 1847. Dari tahun 1849 stasi dipimpin oleh Romo Norbertus Moonen, seorang yang sampai sekarang selalu dipuji-puji ketika mengenangnya. Pada masanya, dia ditemani oleh Romo Mattias Kooij, dan kemudian dari tahun 1851 sampai 1854 ditemani oleh Romo Caspar Hesselle. Romo Moonen wafat pada tahun 1856. Dari tahun 1856 sampai 1859 di sini berkarya Romo Caspar Johan Hubert Franssen (Terjemahan dari bahasa Latin oleh RP. Evaristus Eko Prasetyo, CM)

64 Tahun Misi Yesuit (1859 – 1923)

Dalam perjalanan waktu jumlah imam diosesan Belanda semakin sedikit. Semakin kesulitan untuk dapat mengirim tenaga imam ke daerah Hindia Belanda. Surat Pimpinan Umum Serikat Yesus Jan Roothaan menyemangati Provinsial SJ Belanda yang baru saja didirikan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Mgr. Vrancken yang sangat menginginkan kehadiran Jesuit di Hindia Belanda.

Negosiasi lebih intensif terutama terjadi di bawah Provinsial Ludovicus van Gulick (1854-1859). Lewat surat tertanggal 19 Desember 1857, Pater Jenderal Petrus Beckx meneguhkan keputusan Provinsial Belanda yang menunjuk dua imam, Pater Martinus van den Elzen SJ dan Pater Joannes Baptista Palinckx SJ, untuk mengawali karya misi di Hindia Belanda. Mulai 1859, pelayanan Romo Projo Belanda digantikan oleh para Imam Yesuit untuk mengelola wilayah Surabaya.

Pada tahun 1859, dikirim dua Pastor Yesuit ke Surabaya, yaitu: M. van den Elzen, SJ dan Y.B. Palinckx, SJ. Karena Pastor Palinckx ditugasi untuk mendirikan stasi Jogya, maka pada tahun 1866 Pastor J. van der Hagen SJ menggantikan penggembalaannya untuk umat Katolik di Surabaya. Namun penggembalaan hanya berjalan dua tahun, beliau wafat dan digantikan Pastor A.G Terwindt, SJ. Sampai tahun 1866, Surabaya merupakan rumah induk dan pusat pelayanan Yesuit di Hindia Belanda.

Mengenai masa ini, dokumen Historia Stationis Soerabaiae ab anno 1810 ad annum 1890 menuliskan:

Page 25: Redaksi - static.imavi.org

23JUBILEUM JUNI 2021 |

Dalam tahun itu juga (1859) datang Romo Martinus van den Elzen dan Johanes Baptista Palinckx, yang mulai menaruh perhatian pada karya persekolahan baik bagi para pemuda maupun pemudi. Situasi kaum muda sangatlah memprihatinkan, karena kebodohan dan ketidakpedulian terhadap agama, dan oleh karena itu dipandang perlu mendirikan sekolah-sekolah tempat anak-anak dididik dalam hidup Kristiani. Atas Penyelenggaraan Ilahi telah berhasil dikumpulkan sumbangan dari para dermawan untuk membeli sebuah rumah seharga f. 20,000, yaitu rumah yang nantinya diserahkan kepada bruder-bruder St. Aloysius dari Oudenbosch untuk mulai membuka sekolah pada tahun 1862.

Pada tahun berikutnya sebuah rumah lain seharga f. 40,000 dibeli, yaitu rumah tempat para suster Ursulin akan mendidik anak-anak perempuan. Selain itu didirikan juga tempat khusus bagi anak-anak perempuan yatim dari keturunan wanita pribumi yang miskin. Untuk menanamkan dalam jiwa anak-anak perempuan devosi kepada Santa Perawan Maria maka pada tahun 1863 didirikan Persaudaraan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria dengan perayaan misa pada suatu hari minggu yang diiringi nyanyian anak-anak perempuan. Dari tahun 1859 sampai tahun 1865 Romo van den Elzen dan Palinckx melayani stasi ini, kemudian meninggalkan kota ini untuk mendirikan stasi baru di Djogjakarta, digantikan oleh Romo Johanes de Vries.

Page 26: Redaksi - static.imavi.org

24 | JUBILEUM JUNI 2021

Gereja Kelahiran Perawan Maria di Regeen Straat, kini Jl. Kepanjen (Dok.: Puspas KS)

Gedung gereja di Jl. Cendrawasih, Krembangan setelah merayakan ulang tahun ke-75, dirasakan sudah tidak mencukupi menampung umat yang jumlahnya sampai angka 2000 jiwa. Sudah terasa sesak setiap kali diadakan misa Minggu. Apalagi sering terganggu latihan militer di depannya. Maka dicarilah lokasi baru yang lebih luas agar dapat didirikan gereja yang dapat menampung umat lebih banyak. Rekahan melintang di dinding tembok akibat gempa bumi tidak mungkin lagi untuk diupayakan perbaikannya. Pastor C.W.J. Wenneker, SJ mendapatkan lokasi di dekat halaman Susteran Ursulin dan sekolah Bruder, yang sekarang bernama jalan Kepanjen. Pada 1899 diadakan peletakan batu pertama Gereja Paroki “Kelahiran Santa Perawan Maria” bergaya Gotik di Jl. Kepanjen no. 6, oleh Pastor V.J. van Santen SJ. Di gereja inilah umat Katolik berbagai wilayah di sekitar Surabaya datang merayakan Misa.

Page 27: Redaksi - static.imavi.org

25JUBILEUM JUNI 2021 |

Buku Vicariatus Apostolicus Bataviensis; Conspectus Stationis Surabaiensis Anno Domini 1907-1923 yang terdapat dalam Ruang Arsip.

Di ruang arsip Keuskupan Surabaya dapat kita temukan 2 buku penting yang menjadi sumber informasi pelayanan Yesuit di Stasi Surabaya. Dua buku tersebut adalah Vicariatus Apostolicus Bataviensis; Status Ecclesiae et Districtus Soerabaia; Anno 1848-1904 dan Vicariatus Apostolicus Bataviensis; Conspectus Stationis Surabaiensis Anno Domini 1907-1923. Dalam dua buku tersebut tercatat dengan rapi dan dapat kita ketahui banyak informasi, khususnya tentang:

i. Peristiwa penting kerasulan apa saja yang dilakukan misionaris setiap tahun

ii. Kemana saja misionaris mengadakan kunjungan pastoral dalam setiap tahun

iii. Jumlah umat Katolik setiap tahuniv. Jumlah baptisan bayi (anak dari perkawinan yang sah ataupun anak

tidak sah)v. Jumlah baptisan dewasavi. Jumlah orang yang menerima sakramen Komuni pertamavii. Jumlah orang Katolik yang mendapatkan kiriman Komuniviii. Jumlah orang yang melakukan pengakuan dosaix. Jumlah penerima Sakramen Perkawinanx. Dan sebagainya.

Page 28: Redaksi - static.imavi.org

26 | JUBILEUM JUNI 2021

Berdasarkan statistik tahun 1900, jumlah umat Katolik Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen, Surabaya sebanyak 3.465 orang. Dari jumlah itu, 2.608 orang tinggal di Surabaya dan di Sidoarjo terdapat 56 jiwa Umat Katolik (semuanya warga Eropa). Di tahun 1900, untuk pertama kalinya tercatat bahwa ada 10 orang Katolik pribumi di Surabaya. Sampai dengan tahun 1921 tercatat baru 25 orang Katolik Non Eropa, 10 di antaranya orang Tionghoa dan Asia non Indonesia.

Wilayah Pastoral Paroki Surabaya

Wilayah Paroki Surabaya meliputi Jawa bagian Timur (Karesidenan Rembang sampai Banyuwangi), Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Lombok dan Ujung Pandang. Wilayah seluas itu hanya dilayani oleh dua orang Pastor Yesuit. Yang seorang menetap di Surabaya dan satunya keliling, demikian sebaliknya bergantian. Situasi semacam ini berjalan hingga hari Sabtu tanggal 30 Juni 1923, pada hari itu hari perpisahan para Yesuit pamitan dari Surabaya.

Majalah Misi yang terbit pada tahun 1900 memberikan gambaran situasi penggembalaan pada waktu itu dengan catatan:

“Karya pastoral di pulau Jawa saat itu diselingi dengan perjalanan-perjalanan yang sangat panjang, yang menuntut banyak waktu dan tenaga, yaitu ke perkebunan-perkebunan, kota-kota garnisun, mengunjungi orang-orang terpencil dengan hasil yang terasa kurang memadai. Umat yang terutama terdiri atas pegawai dan tentara sering berpindah-pindah, sehingga perawatan rohani yang berkesinambungan sangatlah tidak mungkin. Suatu hal lain yang menjadi masalah adalah bahwa di saat itu ada peraturan bagi pegawai dan prajurit pendatang dan rendahan, mereka dilarang menikah secara resmi. Mereka dilarang membawa pulang anak-anak yang terlahir selama kehadiran mereka dalam bertugas di negeri jajahan.”

Itulah sebabnya para Yesuit mendatangkan Bruder Aloysius dan Suster Ursulin, salah satunya (disamping untuk mendidik di persekolahan formal) untuk menampung anak-anak dari pernikahan tak sah warga Belanda di Surabaya. Empat Bruder CSA (Konggregasi Santo Aloysius) datang di Surabaya pada 28 Mei 1862. Para Suster Ursulin (OSU, Ordo Santa Ursula) tiba pada 14 Oktober 1863. Mereka ini mendirikan sekolah dan asrama untuk anak yatim piatu.

Semangat misi dan besarnya cinta penggembalaan (amor pastoralis) para perintis kekatolikan di Surabaya disamping tampak dari perjalanan kunjungan tanpa kenal lelah untuk wilayah yang sangat luas namun juga nampak pada sikap tertib dan ketekunan administratif dalam pendokumentasian setiap kegiatan pelayanan mereka. Sarana prasarana yang sangat jauh dari modern, namun semua dicatat dengan penuh tanggung jawab dan teliti. Terbatasnya tenaga pastor disiasati dengan langkah strategis penentuan loca regulariter visitata atau tempat/kota yang dikunjunginya secara reguler. Tertib administrasi para misionaris yang mengagumkan, misalnya dapat kita diketahui saat ini dalam:

Page 29: Redaksi - static.imavi.org

27JUBILEUM JUNI 2021 |

a. Liber Baptizatorum atau Registrum Baptismale (Buku Induk pencatatan Baptis).

Siapa saja yang dibaptis, tempat dan tanggal lahir, anak dari siapa (anak dari perkawinan sah atau ilegal), siapa wali baptisnya, dibaptis oleh siapa dan kapan menerima sakramen Krisma ataupun perkawinan semua tercatat dengan tulisan tangan yang sangat rapi. Dari pencatatan tersebut dapat kita ketahui secara pasti bahwa sejak Desember 1810 sampai dengan 6 September 1905 terdapat 13.322 orang yang dibaptis. Sepanjang 95 tahun di atas semua baptisan dicatat dalam 9 buah buku.

Buku Induk Baptis Gereja Kepanjen (REGISTRUM Baptismale) 1810-1905. Sumber: misionarisperdanasby.blogspot.com

b. Buku Notulensi Rapat Gereja.

Setiap kali Dewan Pengurus Gereja dan Amal (Kerk en Arm Bestuur) mengadakan rapat, isi rapat dicatat secara rapi. Dari buku Notulen Kerk en Bestuur diketahui bahwa mereka mengadakan rapat rutin dua kali sebulan, ada kalanya sekali. Pada zaman itu semua transaksi keuangan Paroki harus dipertanggungjawabkan kepada pemerintah Belanda. Dari Notulen tersebut diketahui nama-nama pergantian pastor paroki dan terjadi peristiwa apa saja. Tersimpan sampai saat ini di Ruang arsip Provinsialat CM, Kepanjen, tiga buah buku notulen yang mencatat isi rapat mulai 29 Mei 1826 sampai dengan 22 Oktober 1936.

Page 30: Redaksi - static.imavi.org

28 | JUBILEUM JUNI 2021

Buku Notulen Pengurus Gereja dan Amal 1826-1936. Sumber: misionarisperdanasby.blogspot.com

c. Buku Korespondensi (surat menyurat) Gereja 1845-1894.

Setiap surat yang keluar yang dibuat oleh Dewan Gereja dan Amal atau oleh Pengurus Gereja (Roomsch Katholijke Gemeente Soerabaia) tercatat dan dibukukan dalam dua buah bendel sejak 25 Juli 1845 hingga 26 Maret 1894. Dari catatan tersebut dapat diketahui siapa ketua dan sekretaris Pengurus Gereja pada waktu itu.

d. Manuskrip (tulisan tangan) para misionaris.

Setiap misionaris, terutama pimpinan/Pastor Kepala Paroki mempunyai kewajiban untuk membuat lineamenta atau catatan peristiwa, kronik kejadian, pengalaman pastoral yang penting/menarik dan laporan rutin kepada pimpinan yang lebih tinggi atau kepada pusat misi. Sebagian dari tulisan tangan mereka ada juga yang dikirim untuk diterbitkan di majalah misi.

Dari buku induk pencatatan baptis paroki Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen selama 110 tahun (sejak tahun 1810 hingga 1921) diketahui bahwa 100% baptisan hanya untuk warga Belanda/Eropa.

Page 31: Redaksi - static.imavi.org

29JUBILEUM JUNI 2021 |

Manuskrip (tulisan tangan) tentang peristiwa Gereja Katolik Roma di Surabaya mulai 4 April 1899-5 Agustus 1900. Sumber: misionarisperdanasby.blogspot.com

Page 32: Redaksi - static.imavi.org

30 | JUBILEUM JUNI 2021

Pastor Henricus Looymans, SJ

Namun Pastor Paroki Kepanjen sudah sejak 1915 sangat sibuk mengurus persiapan pembangunan Gereja baru di luar kota yang ada banyak kendala dan polemik. Paling tidak ada 4 lokasi yang menjadi pilihan lokasi gereja baru. Yang pertama di Tegalsari di demo warga. Lalu lokasi di Embong Wungu Kaliasin sudah terbeli oleh suatu perusahaan. Di daerah Hoogendorplaan juga batal. Akhirnya di dapat tanah di Jalan Anita Boulevard dan Jalan Boschlaan.

Rancangan bangunan gereja dan pastoran dibuat oleh Mr. Beek dari Ed Cypress Bureau serta dilengkapi konstruksi bentuk basilika yang dapat menampung 900 umat dibangun oleh biro arsitek (kontraktor) Huswit-Fermont. Pastor Fleerakkers, SJ melakukan peletakan batu pertama pada 26 Oktober 1920 (Catatan: Namun dalam Berita Katedral Edisi Khusus No.3 Juli 1987 tertulis bahwa peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 11 Agustus 1920). Pemberkatan sekaligus pemberian nama Gereja Hati Kudus Yesus dilakukan oleh Mgr. Luypen pada tanggal 21 Juli 1921. Tanggal pemberkatan inilah yang diperingati hingga kini sebagai hari peringatan berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus (HKY), Surabaya.

Oleh karena kesibukan pembangunan gereja HKY, Darmo tersebut, maka pastor kepala paroki tidak mungkin melakukan kunjungan keliling ke daerah. Pastor rekan saja yang melakukan kunjungan dinas di daerah.

Akhir Misi Yesuit di Surabaya

Pada Tahun 1921 tercatat dalam buku induk baptisan paroki Kepanjen bahwa semua baptisan diberikan oleh Pastor Jansen SJ. Tahun berikutnya Pastor Looymans, SJ. Pada tanggal 8 Mei 1921 Pastor Jansen SJ membaptis seorang bayi umur sebulan di Balongbendho, Krian dan seminggu berikutnya melakukan perjalanan dinas ke Porong, Mojokerto dan Jombang. Sejak kedatangan Yesuit di Surabaya pada tahun 1859 hingga 1923, terdapat 43 Romo Yesuit berkarya di wilayah pastoral Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, Kepanjen dan Paroki Hati Kudus Yesus, Darmo.

Page 33: Redaksi - static.imavi.org

31JUBILEUM JUNI 2021 |

Peta Wilayah Stasi Paroki Surabaya (Dok.: Puspas KS)

Pada bulan terakhir Yesuit berkarya di Surabaya, Pastor Jansen SJ masih membaptis 2 bayi dari Sidoarjo, yaitu 7 Juni dan 20 Juni 1923. Sepuluh hari sebelum meninggalkan Surabaya, dia mengadakan kunjungan ke Porong dan membaptis satu bayi umur 3 tahun di sana. Jadi selama tiga tahun (1921-1923), Pastor Jansen SJ dan Pastor Looymans SJ melakukan kunjungan rutin ke Sidoarjo dan membaptis 12 anak keluarga Eropa yang ada di wilayah Sidoarjo.

Setelah 87 tahun kunjungan Santo Yohanes Gabriel Perboyre ke Kepanjen, dan setelah dilayani Yesuit selama 64 tahun (sejak 1859), Pemimpin Prefek Konggregasi Propaganda Fide, Kardinal van Rossum CSSR mulai punya kepedulian besar terhadap misi pengembangan Gereja di Asia. Sebelumnya Kardinal van Rossum adalah mantan rektor seminari di Belanda. Ia mendapatkan informasi dari Vikaris Batavia, bahwa wilayah misi pelayanan Yesuit terlalu luas, maka diperlukan tenaga misionaris tambahan di Pulau Jawa. Wilayah misi Surabaya yang meliputi karesidenan Surabaya, Rembang dan Kediri, luasnya sama dengan dua pertiga wilayah Belanda. Kemudian diutuslah Konggregasi Misi (CM) dan Ordo Karmel (O.Carm) ke Surabaya untuk menggantikan misi Yesuit di Surabaya. Para Misionaris CM melayani wilayah karesidenan Surabaya, Kediri dan Rembang, sedangkan Misionaris Ordo Karmel melayani wilayah karesidenan Malang, Bondowoso dan Madura.

Page 34: Redaksi - static.imavi.org

32 | JUBILEUM JUNI 2021

Abbas Frans Harjawiyata, OCSO yang tinggal di Pertapaan Rawaseneng pada tahun 1987 menerbitkan dalam Seri Sumber Hidup 11 buku Pengalaman Akan Allah yang pada Bab I berisi refleksi spiritualitas biblis dalam Perjanjian Lama pada tokoh Nabi Yeremia (Wim van der Weiden, MSF) dan Perjanjian Baru pada tokoh Santo Paulus (Tom Jacobs, SJ). Tulisan berikut hendak meringkaskan Bagian II berisi Pengalaman akan Allah dalam Tradisi Spiritualitas mulai dari Santo Benediktus (Frans Harjawiyata, OCSO), Santo Fransiskus dari Asisi (Yan Ladju, OFM), Santo Ignasius dari Loyola (JB. Banawiratma, SJ) dan Santo Yohanes dari Salib (Yohanes Indrakusuma, O. Carm).

SPIRItUAlItAS

dalam Gereja

Laporan

Utama

RD. Alphonsus Boedi PrasetijoKetua Komisi Komsos Keuskupan SurabayaTinggal di Pastoran Santo Yusup Karangpilang, Surabaya

Ilustrasi Spiritualitas dalam Gereja. Sumber gambar: www.freepik.com

Page 35: Redaksi - static.imavi.org

33JUBILEUM JUNI 2021 |

Spiritualitas Santo BenediktusSanto Benediktus (hidup tahun 480-547) lahir di Norcia Italia dan belajar di

Roma, menjadi pertapa di sebuah gua dekat Subiacto, serta tinggal di Biara Monte Casino untuk menulis Peraturan Santo Benediktus (PSB) hingga akhir hidupnya.

Peraturan Santo Benediktus (PSB) tidak membicarakan tentang pengalaman akan Allah. Jika Santo Benediktus berbicara tentang pengalaman, yang ia maksud ialah pengalaman mempraktekkan hidup menastik menurut peraturan yang diwaris dari tradisi. Jika ia berbicara tentang Allah, ia melihat-Nya sebagai Allah yang harus dicari, bukannya dialami.

Santo Benediktus mengikuti tradisi Senobit (PSB 1:13) yang dipelopori oleh Santo Antonius, Santo Pakhomius dan Santo Basilius. Dalam Vita Antonii yang ditulis oleh Santo Athanasius dibahas tentang pengalaman manusiawi. Para senobit mengenal adanya ilham dan buah-buah Roh. Kata “pengalaman” yang berasal dari “experientia” itu dikaitkan dengan peraturan, regula dan ajaran, magistra. Jadi “pengalaman” berarti pengalaman yang diperoleh melalui praktek peraturan dan pengalaman praktek hidup monastik.

Usaha mencari Allah itu juga dilihat sebagai suatu perjalanan yang digerakkan oleh Firman Allah. Dalam menempuh perjalanan itu rahib

memilih jalan ketaatan di bawah bimbingan Injil yang diwariskan melalui tradisi kepada Abas yang di dalam komunitas dipercaya sebagai wakil Kristus. (PSB 2:2). “Oleh sebab itu Abas tidak boleh mengajarkan, mengatur atau memerintahkan sesuatu pun di luar perintah Tuhan” (PSB 2:4). “Abas harus menunjukkan segala sesuatu yang baik dan suci lebih dengan perbuatan daripada dengan perkataan” (PSB 2:12).

Hidup berkomunitas termasuk unsur hakiki bagi para rahib. Komunitas itu sendiri dilihat sebagai kawanan Kristus. Di situ Kristus hadir dengan berbagai macam cara. Namun kehadiran-Nya itu hanya dapat dilihat dengan mata iman. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa hidup rahib di dalam komunitas ditandai dan diwarnai oleh iklim iman.

Kristus hadir dalam diri Abas, “Sebab orang memang percaya bahwa ia bertindak sebagai wakil Kristus di biara” (PSB 2:2). Kristus hadir dalam diri saudara yang sakit.

Santo Benedictus. Sumber: rmtcumi.files.wordpress.com

Page 36: Redaksi - static.imavi.org

34 | JUBILEUM JUNI 2021

Santo Fransiskus dari Asisi. Sumber gambar: www.renunganpagi.id

Kristus hadir dalam diri para tamu. “Semua tamu yang datang hendaknya diterima seperti Kristus, sebab ia akan berkata, ‘Ketika Aku bertamu, kamu menerima Aku’ (PSB 53:1). Kaum miskin dan para peziarah hendaknya disambut dengan perhatian sebesar-besarnya, sebab di dalam diri mereka Kristus disambut lebih nyata” (PSB 53:15).

Spiritualitas Santo Fransiskus dari AssisiSanto Fransiskus lahir pada akhir tahun 1181 di Assisi, Italia. Ayahnya, Pietro

Bernadonne, seorang pedagang kain yang sukses, ibunya, Donna Pica, seorang wanita saleh. Pada usia 25 tahun (kira-kira tahun 1206), melawan segala harapan dan rencana keluarganya yakni memperkokoh bisnis ayahnya, Fransiskus memutuskan hubungan darah dengan orang tuanya; hal itu dilakukannya dalam suatu pengadilan terbuka di istana Uskup Assisi. Di hadapan Uskup dan ayahnya serta semua yang hadir, ia menanggalkan pakaiannya dan mengumumkan, “Mulai hari ini, ayahku bukan lagi Pietro Bernadone melainkan Bapa Kami yang di Surga.” Sejak itu, ia memilih kemiskinan sebagai cara hidupnya dan menjadikan Yesus Tersalib sebagai model. Cara hidupnya yang keras dan kesungguhannya mempraktekkan Injil secara radikal, ternyata berhasil menarik banyak orang menjadi pengikutnya.

Page 37: Redaksi - static.imavi.org

35JUBILEUM JUNI 2021 |

Pada tahun 1224 (September) ia mendapat stigmata (=luka-luka suci) pada tangan, kaki dan lambungnya ketika ia berpuasa 40 hari lamanya di gunung Laverna. Dua tahun kemudian, 3 Oktober 1226 (setelah matahari terbenam) meninggal di Portiuncula, Assisi pada umur 44, menjelang 45 tahun.

Hidup Fransiskus yang radikal ditentukan oleh pengalaman-pengalaman tertentu mengenai Allah. Setidaknya ada beberapa peristiwa penting yang dialami Fransiskus di masa mudanya, misalnya: ‘penglihatan’ saat perjalanan menjadi ksatria; peristiwa ‘kunjungan’ Tuhan yang dialaminya dengan teman-teman di Assisi, perjumpaan dengan orang kusta dan peristiwa ‘suara dari Salib’ di gereja San Damiano. Tiga gambaran akan Allah yang dilihat oleh Fransikus: (1) Allah yang Tanpa Wajah, (2) Allah yang Berwajah Yesus Kristus, dan (3) Allah yang “Berwajah Banyak” dengan “1001 Nama”.

Gambaran “Berwajah Banyak” dan “1001 Nama” dipakai di sini untuk menegaskan kenyataan bahwa perjumpaan Fransiskus dengan Allah lewat Yesus Kristus, tetap tidak mampu membuka “selubung” misteri Allah; perjumpaan itu malahan memperkokoh keyakinan Fransiskus bahwa Allah tetap misteri yang tak mungkin “ditangkap” dalam satu pengertian tertentu saja.

Makna pengalaman Fransiskus akan Allah dapat disejajarkan dengan sikapnya dalam hidup sehari-hari, yakni: (1) Allah yang Mahakuasa, Mahatinggi dan Mahaluhur, (2) Bapa Mahakasih, Kebaikan Tertinggi, Satu-satunya Yang Baik, dan (3) Allah Yang Merendahkan Diri Terus Menerus.

Seluruh sikap dan cara hidup Fransiskus pada dasarnya lahir dari kesadarannya akan ‘siapa Allah’ bagi manusia dan ‘siapa manusia’ di hadapan Allah. Kesadarannya itulah yang mendorong Fransiskus untuk tetap menyesuaikan diri dan hidupnya dengan kehendak Allah dan untuk menempatkan dirinya selaras dengan kedudukannya di hadapan Allah.

Spiritualitas Santo Ignasius dari LoyolaSanto Ignasius dari Loyola yang nama kecilnya Inigo Lopez de Loyola lahir

tahun 1491 di Loyola, Spanyol. Sejak masa studinya di Paris (Perancis) disebut Ignasius. Ia adalah tunas suatu keluarga bangsawan Bask. Para bangsawan Loyola dapat menunjukkan pohon silsilah mereka tanpa terputus sampai tahun 1180. Mereka itu -meskipun kadang-kadang memberontak- bangga dan setia kepada raja Kastilia.

Masa hidup Ignasius adalah masa yang menuntut banyak pilihan dan keputusan. Itulah konteks pengalaman Ignasius akan Allah. Temannya, Pater Diego Lainez tahun 1547 menulis: “Ignasius adalah keturunan suatu keluarga bangsawan yang terkemuka di negerinya. Dari alamnya Ignasius adalah orang yang genial dan cerdik, dinamis dan bersemangat, terlatih berperang dan menghadapi perkara-perkara yang sulit.”

Ketika Ignasius berziarah ke Yerusalem dan menjalani laku tapa yang keras, pada awal tahun 1522 dia meninggalkan Loyola, di sebuah biara tua Benediktin di Monserrat, Ignasius setelah 3 hari menyiapkan diri lalu membuat pengakuan dosa umum. Mengenakan pakaian orang minta-minta Ignasius pada tanggal 25 Maret

Page 38: Redaksi - static.imavi.org

36 | JUBILEUM JUNI 2021

Santo Ignasius dari Loyola. Sumber gambar: s3.amazonaws.com

berjaga sepanjang malam selaku ksatria yang mempersembahkan diri kepada Raja baru Kristus dengan perantaraan Senora yang baru pula, Ratu Perawan Maria. Di Manresa Ignasius mengalami rahmat mistik yang besar meliputi: (1) Hiburan besar dan terang mengenai Allah Tritunggal Kudus, (2) Hiburan dan terang memandang ciptaan secara mendalam, (3) Memandang rahasia mengenai kehadiran Kristus dalam Ekaristi, (4) Berkali-kali terang mengenai kemanusiaan Kristus, (5) Terang hebat di Cardoner.

Dalam buku harian Santo Ignasius, nampak hubungan timbal balik antara anugerah kontemplatif yang semakin tinggi dan penghayatan tugas apostolis yang semakin mendasar. Dalam segala hal, dalam tindakan dan pembicaraan Ignasius menemukan kehadiran Allah (rahmat simul in actione contemplativus). Pengalaman batin Ignasius menyangkut kemanusiaan seluruhnya (daya-daya jiwa dan badannya). Hal ini menjadi sangat jelas dalam buku hariannya. Ignasius wafat pada usia 65 tahun.

Page 39: Redaksi - static.imavi.org

37JUBILEUM JUNI 2021 |

Dalam Latihan Rohani (LR) kita temukan pengalaman akan Allah yang terjadi dalam hidup Ignasius itu dituangkan dalam latihan-latihan untuk menolong orang-orang lain turut juga mengalami Allah. Disentuh oleh Allah Ignasius terdorong untuk mengambil keputusan baru dan bertindak. Latihan-latihan rohani bertujuan untuk “menaklukkan diri dan mengatur hidup begitu rupa hingga tak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teratur mana pun juga” (LR 21). Meditasi bermula dari melihat: (1) Asas dan Dasar, (2) Minggu I: Pengalaman Pendosa, (3) Minggu II: Kontemplasi Hidup Yesus, (4) Minggu III: Kontemplasi Sengsara Kristus, (5) Minggu IV: Kontemplasi Kebangkitan Kristus, (6) Kontemplasi untuk Mendapat Cinta.

Rangkuman garis-garis Pengalaman akan Allah dalam Hidup Santo Ignasius dari Loyola ialah: (1) “Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Aku yang memilih kamu”; (2) Melalui pertemuan dengan saksi-saksi iman; (3) Dalam konteks personal-sosial; (4) Mempersiapkan disposisi hati; (5) Mengalami peneguhan; (6) Dalam Roh Kudus melalui Kristus kepada Bapa; (7) Kehadiran Ekaristi dari Tuhan; (8) Saksi iman dalam persaudaraan dan dalam Gereja universal; dan (9) Menemukan Tuhan dalam segala hal.

Spiritualitas Santo Yohanes dari SalibSanto Yohanes dari Salib dilahirkan sebagai Juan de Yepes y Alvarez pada

Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis, 24 Juni 1542 di Fontiveros, sebuah kota kecil di daerah Castilia, Spanyol. Ayahnya seorang putra bangsawan, tetapi karena menikah dengan seorang gadis dari kalangan rakyat jelata, akhirnya diusir dari rumah orang tuanya dan kemudian hidup miskin bersama isterinya. Juan adalah putra bungsu dari tiga bersaudara dan tak lama setelah Juan lahir, ayahnya meninggal dunia. Keluarga ini kemudian hidup dalam kemiskinan dan banyak penderitaan. Sejak kecil Yohanes sudah mengenal banyak penderitaan dan kemiskinan, namun ia berkembang baik dalam cinta kasih Allah.

Yohanes dari Salib adalah pertama-tama seorang mistikus besar, seorang yang jatuh cinta sungguh-sungguh dengan Allah dan telah diperbolehkan mengalami Allah secara amat mendalam. Seluruh karyanya bernafaskan cinta yang menyala-nyala kepada Tuhan, karena ia lebih dahulu telah mengalami cinta Allah yang begitu mendalam, sampai tingkat “perkawinan rohani”. Bersama dengan Teresa dari Yesus, Yohanes dari Salib membaharui Ordo Karmel, baik bagi para suster maupun para rahibnya. Yohanes Salib wafat pada tanggal 14 Desember 1591 dengan tenang sekali sambil mengulang kata-kata Mazmur, “Ke dalam tangan-Mu ya Tuhan, kuserahkan jiwaku.” Ia wafat dalam usia 49 tahun.

Pengalaman cinta sebagai dasar asketis dalam karya puisi Santo Yohanes dari Salib kita temukan dalam puisinya berjudul Mendaki Gunung Karmel: Pada suatu malam yang gelap terbakar kerinduan cinta yang membara ah, rahmat yang tak terperikan! Aku keluar tanpa diketahui, sedang rumahku sudah hening.

Page 40: Redaksi - static.imavi.org

38 | JUBILEUM JUNI 2021

Dengan segala macam cara Santo Yohanes dari Salib berusaha meyakinkan orang bahwa nilai Allah jauh melampaui segala ciptaan apa pun, maka semuanya itu harus dilepaskan demi Allah, demi tujuan yang mau dicapainya:

“Semua makhluk dibandingkan dengan Allah bukan apa-apa dan kelekatan orang padanya merupakan halangan baginya untuk dapat diubah ke dalam Tuhan” (Mendaki Gunung Karmel I.4.3.).

Santo Yohanes dari Salib. Sumber gambar: s3.amazonaws.com

Page 41: Redaksi - static.imavi.org

39JUBILEUM JUNI 2021 |

Pengalaman akan Allah pada Santo Yohanes dari Salib, yakni:(A) Tahap-Tahap Pengalaman Allah:

(1) Pengalaman iman biasa. Sifat: aktif, reflektif peristiwa-peristiwa hidup dalam terang iman - menemukan Allah; (2) Pengalaman Allah dalam iman. Sifat: pasif. Segi afektif dan eksperiensial lebih menonjol. Tidak langsung; (3) Pengalaman mistik. Sifat: langsung, dari Roh ke roh. Tak dapat diungkapkan.

(B) Tahap-Tahap Perjalanan: (1) Tahap pemurnian (via purgativa). Orang direnggut dari dosa. (2) Tahap pencerahan (via illuminativa). Akhir tahap: pemurnian rohani, pasif (malam gelap rohani). (3) Tahap persatuan (via unitiva): kesatuan dengan Allah dalam cinta (keserasian dalam kehendak, pikiran, perasaan). Terus berkembang. Hidup dikuasai Roh. Kadang-kadang: malam gelap rohani redemptif.

Wasana KataSpiritualitas dalam Gereja yang berangkat dari Pengalaman akan Allah dapat

dirangkum dalam lima butir gagasan: (1) Pengalaman akan Allah merupakan pengalaman paradox antara pengalaman

langsung dan pengalaman tak langsung. Dalam tradisi Kristiani pengalaman akan Allah adalah pengalaman akan Roh Kudus yang memungkinkan kita percaya kepada Yesus Kristus dan menyapa Allah sebagai Abba, Bapa.

(2) Pengalaman subjektif tersebut dalam iman Kristiani mempunyai kriterium peristiwa Yesus Kristus dalam hubungan dengan Bapa dan Roh Kudus.

(3) Gejala-gejala dan tanda-tanda tersebut nampak dalam hidup dan kegiatan Gereja (Kitab Suci, Ekaristi) yang hidup dalam konteks sosio-budaya tertentu.

(4) Sehubungan dengan konteks budaya, perlu disadari gambaran asali mengenai Allah yang kemudian dalam pertemuan dengan Yesus Kristus mengalami kontinuitas dan diskontinuitas. Hal-hal asali yang positif harus digali dan dikembangkan, sedangkan yang negatif pasti dikritik oleh Injil Yesus Kristus.

(5) Dalam konteks sosial, Gereja yang mengikuti Yesus Kristus dan seperasaan dengan-Nya berjuang menegakkan Kerajaan Allah (keadilan, cinta kasih).

Pengalaman akan Allah itu sendiri adalah anugerah. Namun perlu diusahakan bimbingan ke arah keterbukaan akan karya Allah dan kerinduan akan Dia. Selanjutnya bimbingan terlaksana dalam proses.

Untuk bimbingan dalam hal pengalaman akan Allah diperlukan kriteria objektif. Yang pokok adalah Yesus Kristus seperti ditemukan dalam Injil, selanjutnya juga Kitab Suci, sikap sehati dan sejiwa dengan Gereja dan spiritualitasnya. Perlu diperhatikan juga adanya buah-buah Roh Kudus, misalnya: kedamaian, kesabaran, kesetiaan, cinta sesama (lihat Galatia 5:22-23).

Page 42: Redaksi - static.imavi.org

40 | JUBILEUM JUNI 2021

SERIAl KAtEKESEdalam Perayaan 100 tahunGereja Katedral Hati Kudus Yesus,

Surabaya

Laporan

Utama

Lusia Katekis dan Ketua Panitia Rangkaian Talkshow 100 Tahun Gereja Katedral Hati Kudus Yesus, Surabaya

Pada tanggal 21 Juli 2021, Gereja Katedral Hati Kudus Yesus (HKY), Surabaya merayakan ulang tahunnya ke 100. Sedangkan peringatan pesta nama Hati Kudus Yesus jatuh pada tanggal 11 Juni 2021. Salah satu kegiatan perayaan ulang tahun adalah pembuatan serial katekese tentang Hati Kudus Yesus yang dibawakan oleh RD. Yuventius Fusi Nusantoro, Romo Kepala Paroki HKY.

Dalam serial katekese ini diperkenalkan secara singkat tentang

Hati Kudus Yesus yang ditetapkan sebagai pelindung Gereja Katedral Surabaya oleh para misionaris. Ada beberapa tema katekese dalam serial ini:

Pertama, Hati Kudus Yesus Sebagai Devosi. Dalam tema ini umat diajak untuk mengenal devosi Hati Kudus Yesus dan menghayatinya sebagai laku rohani yang menghormati Yesus Kristus yang mengajarkan kasih dan menyelamatkan umat manusia.

Kedua, 12 Janji Hati Kudus

Page 43: Redaksi - static.imavi.org

41JUBILEUM JUNI 2021 |

Yesus. Dikisahkan Yesus memberikan janji kepada mereka yang bertekun melakukan Devosi Hati Kudus Yesus yang disampaikan melalui Santa Margaretha Maria Alacoque.

Ketiga, Hati Kudus Yesus sebagai Pelindung Katedral Surabaya. Tema membahas tentang Gereja Katedral HKY sebagai Gereja misi. Sebagai Gereja Misi, HKY menjadi titik perkembangan pertumbuhan iman di wilayah sekitarnya bersama karya misi kesehatan dan karya misi pendidikan. Sebagai karya misi kesehatan adalah Rumah Sakit Vincentius A Paulo/RKZ dengan para suster SSpS. Sedangkan karya misi pendidikan adalah SMA St. Louis yang diawali oleh para Bruder Santo Aloisius (CSA), kemudian dilanjutkan para romo Konggregasi Misi (CM), serta Sekolah Santa Maria oleh para suster Ursulin.

Keterlibatan Kaum Muda Persiapan serial katekese dimulai sejak Maret 2021 dengan menyusun kepanitiaan yang melibatkan kaum muda, mulai proses pengambilan video sampai pada penayangan. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah menentukan lokasi pengambilan video katekese agar sesuai dengan tema yang akan disampaikan.

Pengambilan video katekese dimulai pada tanggal 10 April 2021. Video katekese pertama dengan tema Hati Kudus Yesus bertempat di balkon gereja, tujuan pemilihan lokasi ini agar selama penjelasan umat dapat mendengarkan katekese tentang devosi sekaligus melihat di bagian mana patung Hati Kudus Yesus ditempatkan untuk berdoa atau berdevosi di dalam Gereja.

Video katekese kedua dilaksanakan di lorong tengah dalam gereja. Lorong ini menggambarkan jalan bagi umat untuk datang kepada Yesus Kristus dalam Ekaristi dan menunjukkan kepenuhan janji akan didapatkan dalam persatuan dengan Yesus Kristus sendiri. Devosi Hati Kudus Yesus bagaikan jalan setapak menuju persatuan dengan Yesus dan kurban-Nya yang dirayakan dalam Ekaristi.

Video ketiga mengambil lokasi di samping gereja yang menyorot sisi luar gedung yang menjadi representasi Gereja.

Penayangan Serial Katekese tentang Hati Kudus Yesus

Serial Katekese ditayangkan pada akhir Mei 2021 melalui akun YouTube Katedral Surabaya. Seri pertama dengan tema Hati Kudus Yesus sebagai Devosi tayang pada Sabtu, 24 Mei 2021, seri kedua dengan tema 12 Janji Hati Kudus Yesus tayang Selasa, 27 Mei 2021, sedangkan seri ketiga dengan tema Hati Kudus Yesus sebagai Pelindung Katedral Surabaya tayang pada Kamis, 29 Mei 2021.

Publikasi serial katekese ini dimulai sejak 1 Mei 2021 di akun Instagram dan YouTube Katedral Surabaya, serta kanal YouTube Komsos Keuskupan Surabaya. Dengan adanya publikasi melalui beberapa akun tersebut, diharapkan serial ini dapat diakses oleh sebanyak mungkin umat, baik dari paroki HKY maupun umat luar paroki HKY. Semoga devosi Hati kudus Yesus semakin dikenal, didoakan, dan digunakan sebagai laku rohani oleh umat beriman.

Page 44: Redaksi - static.imavi.org

42 | JUBILEUM JUNI 2021

Pada hari Minggu, 25 April 2021, umat Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Doa Panggilan Sedunia ke-58. Paus Fransiskus mengajak seluruh umat beriman untuk merenungkan kisah hidup Santo Yosef. Melalui mimpi, Santo Yosef dibawa pada pengalaman-pengalaman iman dan dengan cara itu pula ia menerima panggilan dari Allah. Pada hari Doa Panggilan Sedunia kali ini pula, Sie Karya Misioner bersama Sie Pendidikan Paroki Ratu Pencinta Damai (RPD) menyelenggarakan Webinar Panggilan dengan tema “Santo Yosef sebagai Inspirasi Panggilan”.

Webinar dihadiri 62 peserta. Terdiri dari REKAT, OMK, Pelayanan

Pastoral Mahasiswa Keuskupan Surabaya (PPMKS), Pemuda Katolik (PK), OMK Suroboyo, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Sebagai narasumber adalah Michael Joey, seminaris Garum; RP. Fransiskus Kebry, CM; Suster Martha, PK; dan RD. Fransiskus Xaverius Gunawan (Romo Gun).

Ada pernyataan pemantik dari Romo Gun, “Mengapa mengundang mahasiswa? Bukankah sudah terlambat? Soal panggilan, tidak ada kata terlambat," begitu potongan kalimat yang disampaikan Romo Gunawan dalam webinar. Kisah panggilan Romo Gun sering disebut

Nicholas Ardy WibisanaOMK Paroki Ratu Pencinta Damai, Pogot, Surabaya

SoAl PANGGIlANTidak Ada Kata Terlambat

Webinar Panggilan Paroki Ratu Pencinta Damai Surabaya

Lintas

Paroki

Page 45: Redaksi - static.imavi.org

43JUBILEUM JUNI 2021 |

banyak orang sebagai “Panggilan Terlambat” atau “Panggilan Dewasa”. Pada umumnya memang seseorang menjawab Panggilan Tuhan dengan masuk ke Seminari atau Biara di usia SMA. Namun, sekalipun sudah menjadi mahasiswa atau bahkan sudah bekerja bukan menjadi penghalang untuk menjawab Panggilan Tuhan untuk menjadi rohaniwan, biarawan atau biarawati.

Narasumber lainnya menceritakan kisah panggilannya yang unik: Joey yang tertarik menjalani imamat karena mengagumi sosok Romo ketika Joey menjadi misdinar; Romo Kebry motivasi awalnya adalah ingin kabur

Searah jarum jam, dari kiri atas: Yohana Maria, moderator webinar; dan beberapa narasumber: RD. Fransiskus Xaverius Gunawan, Enrico Satria Nugraha dari PPMKS, dan Suster Martha, PK.

dari orang tuanya; kemudian Suster Martha menceritakan perjuanganya mendapatkan ijazah SMA. Dari pengalaman para narasumber, para peserta belajar bahwa Tuhan memanggil kita melalui hal-hal kecil yang sehari-hari kita lakukan.

Panitia sangat berharap Webinar Panggilan ini mampu menambah wawasan muda-mudi seputar hidup panggilan dan karya misioner. Pada sambutan penutupnya, RP. Ignatius Novan Agestyo, CM selaku Moderator Karya Misioner RPD berharap semakin banyak anak muda yang menyadari Panggilan Tuhan dan menjawabnya dengan masuk Seminari atau Biara.

Page 46: Redaksi - static.imavi.org

44 | JUBILEUM JUNI 2021

Sepanjang bulan April 2021, 18 tim OMK berbagai paroki di Keuskupan Surabaya mengikuti Lomba Film Pendek yang diadakan oleh OMK Suroboyo dan Komisi Kepemudaan Keuskupan Surabaya. Tema lomba adalah “OMK Mengenal Yesus sebagai Guru dan Tuhan”, diadaptasi dari tema tahunan Arah Dasar Keuskupan Surabaya tahun ini.

Tampil sebagai Juara I adalah "Teras Gereja" karya OMK Kuasi Paroki Santa Monika, Krian, Juara II adalah God is (No)where karya OMK Paroki Santa Maria Annuntiata, Sidoarjo, dan Juara III diraih OMK Paroki Santo Yohanes Pemandi, Wonokromo, Surabaya dengan film Johan. Malam Penganugerahan para pemenang diselenggarakan 30 April 2021 di Aula Gedung Lembaga Karya Dharma, Surabaya.

Teras Gereja “Teras Gereja” mengisahkan

perempuan bernama Jesi yang sedang putus asa dan sempat berpikiran akan mengakhiri hidupnya. Setiap malam datang ke gereja untuk berdoa serta mencurahkan kegelisahan dan beban hidupnya. Ia mendapat pencerahan dan kekuatan setelah bertemu dengan teman-teman OMK serta Romo di gereja itu.

Jesi menampilkan gambaran orang muda yang kehilangan arah dan menemukan jawaban atas segala kegelisahannya dari Tuhan sendiri melalui perjumpaan dengan orang-orang yang ia temui.

Apa yang menjadi perjalanan hidup kaum muda adalah formasi dari Tuhan, sejauh mana orang muda bisa bertahan di tengah situasi yang sulit.

Vincentius Narra BartyanKatekis Pusat Pastoral.Ketua Panitia Lomba Film Pendek OMK Keuskupan Surabaya

bERGERAK DAN mENGGERAKKAN

Lomba Film Pendek OMK Suroboyo

Lintas

Komisi

Page 47: Redaksi - static.imavi.org

45JUBILEUM JUNI 2021 |

God is (No)where “God is (No)where” menceritakan

sosok Bimo yang mencari Tuhan. Ia merasa tidak menemukan Tuhan dalam segala kegiatan pelayanan yang dilakukannya selama ini. Setelah mencoba untuk menemukan jawaban atas pencariannya tentang Tuhan, akhirnya dia menyadari bahwa Tuhan itu ada di mana-mana dan selalu hadir di setiap perjalanannya, bahkan saat Bimo mencari keberadaan Tuhan.

“God is (No)where” memberikan gambaran anak muda yang sedang mencari jati diri dan berusaha menemukan apa yang diinginkan oleh Tuhan bagi hidup mereka. Film ini menampakkan pergulatan anak muda Katolik di tengah kesibukan yang dijalaninya dalam kegiatan gereja. Pergulatan eksistensial yang dialami oleh Bimo menunjukkan sisi

kehidupan manusia yang mencari kebenaran tentang “Sang Ada”, dan menggambarkan perjalanan batiniah manusia yang selalu haus akan Tuhan.

JohanJohan adalah nama tokoh dalam

film berjudul sama karya OMK Paroki Santo Yohanes Pemandi, Wonokromo. Dikisahkan, Johan mengalami jatuh bangun dalam hari-hari sulitnya setelah diberhentikan dari pekerjaan. Ia mencuri untuk bertahan hidup, tapi nuraninya bergolak mempersoalkan moralitas.

Johan pun kembali pada jati dirinya sebagai pemuda Katolik dan mengikuti kehendak Yesus bagi dirinya, hingga ia merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

Film ini menggambarkan kondisi masyarakat yang bertahan hidup di

Scan Me

Movie Award OMK Suroboyo 2021

Page 48: Redaksi - static.imavi.org

46 | JUBILEUM JUNI 2021

Sesi Diskusi dalam Malam Penganugerahan Pemenang Lomba Film Pendek OMK Suroboyo, 20 April 2021 di Aula Gedung Lembaga Karya Dharma, Surabaya. Hadir dalam sesi diskusi: Yudhit Ciphardian (paling kiri) dan Kevin William Leo (paling kanan) dari OMK Suroboyo; RD. Alexius Kurdo Irianto (ketiga dari kiri); RD. Agustinus Ferdian Dwi Prastiyo (keempat dari kiri); Vincent Gunawan (kemeja putih, editor Majelis Lucu Indonesia dan film maker).

Page 49: Redaksi - static.imavi.org

47JUBILEUM JUNI 2021 |

tengah situasi sulit karena pandemi Covid-19.

Proses penggarapan film oleh para peserta memperlihatkan usaha kaum muda untuk lebih mengenal Yesus sebagai Guru dan Tuhan. Melalui ajang lomba film, OMK Keuskupan Surabaya obah lan ngobahke (bergerak

dan menggerakkan) agar semakin memberikan kontribusi positif bagi Gereja, masyarakat, dan negara. Semoga OMK turut menghidupi semangat serta cita-cita Arah Dasar Keuskupan Surabaya, yakni menjadi semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan, dan misioner.

Page 50: Redaksi - static.imavi.org

48 | JUBILEUM JUNI 2021

Personalisme merupakan sebuah aliran pemikiran filsafat yang memiliki fokus pada kajian persona manusia. Kata persona mempunyai akar kata dalam bahasa Yunani prosofon

(πρόσωπον) artinya topeng. Topeng yang dimaksudkan adalah identitas diri manusia yang memainkan peran dan menunjukkan berbagai peran di

Fr. Gabriel Kristiawan Suhassatya

Formandi Seminari Tinggi Providentia Dei, Surabaya

Kolom

Filsafat

Ilustrasi persona manusia. Sumber Gambar : pixabay.com

mANUSIA SEbAGAI PERSoNA

menurut Driyarkarya

Page 51: Redaksi - static.imavi.org

49JUBILEUM JUNI 2021 |

balik topeng tersebut. Perbincangan mengenai persona tak akan lepas dari pemikiran yang muncul dari para personalis, salah satu filsuf yang menjelaskan mengenai persona manusia ialah Nicolaus Driyarkara.

Driyarkara merupakan seorang filsuf yang berasal dari Indonesia sekaligus rohaniwan dari ordo Yesuit. Manusia bukanlah apa, melainkan siapa, sebab manusia bukanlah sebutir, sebuah, sesuatu, melainkan seseorang. Pertanyaan mengenai apa manusia lebih mengarah pada sesuatu yang ragawi dalam tangkapan panca indra, sedangkan siapa lebih pada sesuatu yang bersifat istimewa yakni kesadaran manusia akan akal budi yang ia miliki dan adanya jiwa, roh, dan badan dalam manusia. Persona merupakan subjek yang tak tergantikan. Kesadaran bahwa dirinya ada inilah yang menjadi keistimewaan persona manusia. Menurut Driyarkara, persona dalam diri manusia menjadi bagian langsung dan mendasar dalam dirinya. Bagian ini tertanam dan melekat dalam diri manusia sebab persona menjadi sarana untuk berhubungan dengan orang lain.

Persona manusia ini seiring berjalannya waktu akan senantiasa mengalami proses interaksi dan interkomunikasi antar persona sebagai subjek dengan subjek. Proses interaksi antar persona inilah yang menjadi titik awal terjadi proses penyempurnaan diri. Sebab menurut pandangan Driyarkara pada dasarnya manusia belumlah sempurna. Kesempurnaan manusia hanya didapatkan ketika manusia sebagai persona saling

berinteraksi dengan persona lainnya. Dimensi sosial dan masyarakat telah tertanam sebagai kodrat manusia. Ketika setiap persona berinteraksi dengan sesamanya untuk melimpahkan cinta kasihnya, maka disitulah ia melipatgandakan kebahagiaannya sendiri bagi orang lain.

Ketika manusia menyempurnakan dirinya sebagai persona yaitu dengan membuka dirinya bagi orang lain dalam cinta kasih, di situlah manusia ini menyempurnakan masyarakatnya. Hukum, tindakan, dan aturan dalam masyarakat yang dibuat oleh manusia tidak boleh menjatuhkan dan merendahkan persona manusia. Apabila hal tersebut terjadi maka sama halnya merendahkan kepentingan persona dan persona tidak dapat mencapai kesempurnaan dirinya dalam masyarakat dan interaksinya dengan orang lain.

Manusia sebagai persona hendaknya menggunakan segala hal jasmani untuk dapat menjalankan kehidupan rohani. Segala hubungan hendaknya mendekatkan manusia dengan sumber segala yang ada yakni Tuhan. Hubungan persona dengan Tuhan Yang Maha Ada merupakan hubungan pokok untuk menegakkan kepribadian persona manusia. Hubungan persona dengan Tuhan memiliki derajat yang lebih tinggi dan lebih fundamental daripada hubungan persona dengan sesamanya dalam masyarakat. Ketuhanan menjadi dasar terkuat dan mutlak untuk dapat menegakkan kemanusiaan dan menjamin hubungan antara manusia dalam masyarakat.

Page 52: Redaksi - static.imavi.org

50 | JUBILEUM JUNI 2021

Ketika setiap persona berinteraksi dengan sesamanya untuk melimpahkan

cinta kasihnya, maka disitulah ia melipatgandakan kebahagiaannya sendiri

bagi orang lain.

Nicolaus Driyarkarya Sumber gambar: kompasiana.com

Page 53: Redaksi - static.imavi.org

51JUBILEUM JUNI 2021 |

Ada dua buku yang sebaiknya dimiliki oleh setiap orang yang hendak mendalami Kitab Suci, yakni Alkitab dan Bacaan/Renungan Harian. Keuntungan mempunyai buku terakhir ini ada tiga:• Satu, kita tahu bacaan setiap hari. Bila lingkungan atau wilayah kita hendak

mengadakan sebuah ibadat, dengan mudah kita dapat mencarinya di buku tersebut. Tidak perlu mencarinya di internet atau kalender liturgi. Kalender liturgi tidak dimiliki setiap umat; sedangkan internet tergantung pada ketersediaan jaringan dan paketan. Bagi para pengurus di tingkat lingkungan/wilayah, khususnya bagian liturgi dan katekese, keberadaan buku itu sangat membantu. Karena itulah pengurus di dua bidang ini, hemat saya, wajib memilikinya.

• Dua, karena keberadaannya, kita terdorong untuk membacanya secara rutin. Sebagai catatan, di paroki saya, Salib Suci, Tropodo Sidoarjo, buku Renungan Harian diberikan secara gratis kepada setiap Asisten Imam (AI). Sesungguhnya inilah awal mula saya – dan mungkin sebagian dari rekan AI – membaca Alkitab secara teratur dan kontinu. Cara ini sangat baik bila ditiru oleh paroki-paroki lain. Bila paroki tidak menyediakannya, wilayah-wilayah dapat mengambil inisiatif untuk melakukannya. Dananya dapat diambilkan dari kas wilayah/lingkungan. Cakupannya bahkan dapat diperluas, meliputi para pengurus di luar katekis di masing-masing wilayah/lingkungan, paling tidak para pemandu pendalaman Kitab Suci wilayah/lingkungan. Investasi yang dikeluarkan untuk mensuplai buku ini tidak akan sia-sia. Bukankah setiap orang akan merasa malu bila ketahuan tidak membaca buku yang diperolehnya secara cuma-cuma?

Matias SinagaUmat Paroki Salib Suci, Tropodo.Penulis Blog https://jagabahasaindonesia.wordpress.com/

mENGGElUtIKitab Suci (3)

Serba-serbi

Page 54: Redaksi - static.imavi.org

52 | JUBILEUM JUNI 2021

• Tiga, kita mendapat banyak pengetahuan tentang ayat-ayat Alkitab, permenungan tentangnya, dan pengalaman orang dalam menghidupinya. Seperti diketahui, buku Renungan Harian memuat teks Alkitab, khususnya Injil, dan renungan tentangnya. Renungan ini ditulis oleh para rohaniwan yang sangat berkompeten. Sebagaimana saya katakan dalam Menulis Renungan Nan Bernas (Jubileum, Agustus 2020), renungan umumnya bersifat informatif, reflektif, dan aplikatif. Selalu ada informasi baru yang mungkin tidak kita ketahui sebelumnya dan bahan atau pelajaran untuk direnungkan dan diterapkan dalam hidup sehari-hari. Bagi para pewarta, renungan yang dibuat oleh para rohaniwan itu dapat memberikan inspirasi untuk membuat renungan sejenis atau sekadar pembanding.

Ilustrasi permenungan dari ayat kitab suci. Sumber gambar: www.pexels.com

Page 55: Redaksi - static.imavi.org

53JUBILEUM JUNI 2021 |

Dua buku di atas sebaiknya tidak di-share, melainkan milik pribadi. Dengan demikian, keduanya dapat dibawa ke mana-mana dan dicorat-coret atau ditulisi. Coretan adalah bukti nyata bahwa sebuah teks telah dibaca. Dan coretan itu biasanya bersifat personal. Pemiliknya umumnya kurang berkenan bila buku dengan coretan itu dilihat orang. Coretan juga membantu kita untuk fokus pada bagian-bagian yang kita pandang penting dari Alkitab. Untuk itu, pulpen dengan warna tinta yang berlainan dari teks, seperti merah sangat mendukung.

Kelemahan dari buku ini adalah bacaan yang tidak lengkap. Yang ditampilkan hanyalah Bacaan Injil. Padahal Injil hanyalah salah satu bagian dari Alkitab. Beberapa terbitan bulanan bahkan tidak mencantumkan teksnya. Yang ada hanya sumbernya. Di sinilah letak perlunya membaca Alkitab di luar Renungan Harian.

Di luar dua buku wajib di atas, masih ada satu buku lain yang sangat besar manfaatnya, yakni Konkordansi. Konkordansi adalah buku indeks Alkitab. Seperti diketahui, buku-buku ilmu pengetahuan yang tebal dan baik biasanya memuat indeks di halaman belakang buku tersebut. Indeks berisi kata-kata yang digunakan dalam buku tersebut dan letak kata itu di halaman buku. Kata-kata itu ditampilkan secara berurutan (A-Z) untuk memudahkan pembaca mencari keterangan tentang kata itu di halaman buku tersebut tatkala pembaca membutuhkannya dengan cepat.

Bagi para rohaniwan dan pewarta awam yang mempersiapkan homili, khotbah, atau renungan, Konkordansi sangat menolong. Bila mereka ingin mencari informasi tentang sebuah kata yang disebut dalam ayat-ayat Alkitab, mereka hanya perlu melihat kata itu di Kondordansi dan mencari asalnya. Semua informasi tentang kata itu akan muncul di Konkordansi. Bila kita mengingat sebuah ayat, nama, atau istilah tapi kita tidak tahu sumbernya, kita hanya perlu mencarinya di Konkordansi. Korkordansi berfungsi sebagai semacam kamus. Bedanya, yang terakhir ini memuat arti kata tersebut, sedangkan yang pertama tidak.

Sayang, buku susunan Dr. D.F. Walker tersebut sulit ditemukan. Mungkin karena sifatnya sebagai pelengkap sehingga edisinya terbatas. Selain itu, buku itu tidak selengkap yang saya duga. Tampaknya, kitab itu belum pernah direvisi sejak dicetak terakhir kali oleh Penerbit Kanisius (1978) bekerjasama dengan BPK Gunung Mulia sehingga beberapa kata tidak tercantum. Kata Nain (kota tempat pemuda yang dibangkitkan Yesus dalam Injil Lukas 7: 11-17), misalnya, tidak bisa temukan bila dicari dari kata kota Nain, pemuda, anak muda, dan janda. Kata itu hanya dapat ditemukan dari kata bangkit. Beberapa kata, seperti Yairus dan Yahudi, juga disebut terbalik. Pembaca yang punya akses pada penerbit di atas atau otoritas yang berwenang untuk merevisinya dapat menyampaikan masukan ini.

Membaca secara Efektif Banyak orang yang berpandangan bahwa buku hanya untuk sekali baca.

Ini pandangan salah. Tidak ada buku yang dapat dipahami dengan sekali baca. Untuk mempelajarinya, perlu dibaca berkali-kali. Dan ini berlaku pada semua buku. Alkitab apalagi. Dengan sekali baca, Anda tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali gambaran umum tentang buku tersebut. Memang, buku-buku cerita pendek maupun panjang, seperti novel dirancang untuk sekali baca. Buku-buku jenis ini

Page 56: Redaksi - static.imavi.org

54 | JUBILEUM JUNI 2021

bukan untuk didalami. Akan tetapi, ada novel yang isinya sangat bagus dan untuk benar-benar memahaminya, novel itu harus dibaca beberapa kali. Tentu saja, pembacaan berikutnya, tidak harus dimulai dari awal.

Dalam konteks Alkitab, ada kitab atau bagiannya yang cukup dibaca sekali. Kitab Raja-Raja (I dan II) dan Tawarikh, misalnya, tidak perlu dibaca berulang-ulang. Ada pula kitab atau bagiannya yang harus dibaca berkali-kali, seperti Injil. Ada yang harus dicatat. Mencatat adalah salah satu cara untuk mengingat. Ada pula yang cukup ditandai.

Agar kegiatan membaca efektif, siapkanlah selalu pulpen di tangan setiap kali Anda melakukannya. Baik juga bila tersedia kertas bersamanya. Tatkala membaca, pasti ada kata, frasa atau kalimat dari teks yang menarik perhatian kita. Daya tarik kata, frasa, atau kalimat ini umumnya tergantung pada latar belakang kita dan tujuan kita membaca. Sebagai seorang guru bahasa, misalnya, kata atau kalimat yang salah selalu saya coret dan perbaiki. Sebagai pewarta, kata-kata hikmat selalu saya beri tanda, baik itu berupa garis bawah, lingkaran, atau cawang. Tandailah kata, frasa atau kalimat itu dengan pulpen bila Anda menemukannya. Ketika menandainya, terkadang kata, frasa atau kalimat lain juga melintas di benak kita. Tuliskan juga kata itu di bagian yang kosong dari halaman Alkitab. Setelah membaca, coretan itu dapat dipindahkan ke buku tulis atau dikembangkan menjadi tulisan, baik untuk kepentingan sendiri ataupun untuk dibagikan berupa renungan. Catatan-catatan ini hendaknya tidak dibuang, tapi dikumpulkan untuk dibaca kembali kelak di kemudian hari.

Kamus Alkitab dan Konkordansi Alkitab. Sumber gambar: id-test-11.slatic.net

Page 57: Redaksi - static.imavi.org

55JUBILEUM JUNI 2021 |

Dalam rangkaian acara Paskah, pada hari Sabtu, 10 April 2021, Yayasan Dharma Ibu (YDI) menggelar pasar murah pakaian layak pakai dan sembako di Kompleks TK-SD-SMP Katolik Indriyasana 7, Jl. Dukuh Kupang XXXI No. 46-48 Surabaya. Pasar murah diselenggarakan jam 8 pagi hingga 12 siang, dan pelaksanaannya dibantu oleh ibu-ibu anggota Wanita Katolik Republik Indonesia cabang Paroki Hati Kudus Yesus (WKRI cabang HKY), Surabaya.

Menurut Anas Gumoro, Ketua YDI, Sekolah Katolik Indrayasana 7 yang dikelola oleh YDI ini merupakan unit pendidikan dibawah naungan WKRI cabang HKY. “Sembako dan baju layak pakai dihimpun dari uluran kasih para donatur. Hasil dari penyelenggaraan pasar murah digunakan untuk bakti sosial dan perbaikan kanopi di depan sekolah yang mau roboh. “Kami pengurus YDI memperhatikan keselamatan anak didik sekolah,” tegasnya.

Daniel GesangAnggota Seksi Komsos Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya

bAKSoS DAN PASAR mURAh

Yayasan Dharma Ibu Di Sekolah Katolik Indrayasana 7, Surabaya

Serba-serbi

Page 58: Redaksi - static.imavi.org

56 | JUBILEUM JUNI 2021

Suasana Pasar Murah yang diadakan Yayasan Dharma Ibu, Kamis (10/4) di Kompleks Sekolah Katolik Indriyasana 7, Surabaya.

Page 59: Redaksi - static.imavi.org

57JUBILEUM JUNI 2021 |

Serba-serbiApa dan Bagaimana Imamat?

Rojak manis (Romo menjelaskan,

Umat mengerti Sekarang)

PDPKK Santa Teresa Avila

PDPKK Santa Teresa Avila dari Paroki Santo Yakobus, Surabaya pada Sabtu, 10 April 2021 mengadakan Persekutuan Doa dengan menghadirkan RP. Yohanes Robini Marianto, OP dari Keuskupan Agung Pontianak.

Daniel Gesang Seksi Komsos Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya

RP. Yohanes Robini Marianto, OP dari Keuskupan Agung Pontianak. Narasumber Rojak Manis PDPKK Santa Teresa Avila, Paroki Santo Yakobus, Citraland, Surabaya. Sumber : hidupkatolik.com

Acara dimulai pada pukul 10 pagi dengan menyanyikan lagu Kita Dipilih Tuhan, Lagu Sgala Pujian, dan Syukur, dipandu oleh Devi Joewana bersama 2 puteranya, Ferdinand Michael dan Fernando Michael.

Page 60: Redaksi - static.imavi.org

58 | JUBILEUM JUNI 2021

Romo Robini, dalam sesi tunggalnya mengawali dengan pertanyaan, “Tahukah Anda kenapa imam tidak boleh menikah?” Menjalani imamat adalah hal yang harus disyukuri sebagai karunia terbesar dalam gereja. Hidup selibat adalah bagian dari imamat, dan ini bukan merupakan hal yang mudah dibahas. Selibat sesuatu penghalang, tetapi untuk pelayanan lebih total dan luas. Supaya tidak terbagi hatinya dan tidak terikat pada harta benda.

Menjadi imam seringkali bertugas di daerah-daerah terpencil. Tugasnya adalah membimbing hidup umat agar menjadi lebih baik dan suci. Di Kalimantan, anak-anak yang dipercayakan pada imam jumlahnya antara 500-700 orang. Kadang-kadang imam memberi makan mahasiswa yang miskin dan memberi beasiswa. Kalau imam itu berkeluarga, pasti menimbulkan masalah.

Tugas Imamat juga membangun sumber daya manusia di tempat pelayanannya, juga menangani permasalahan keluarga, seperti melakukan mediasi masalah kekerasan

Para peserta Rojak Manis PDPKK Santa Teresa Avila, Paroki Santo Yakobus, Citraland, Surabaya. Sumber : Dok. Penulis

dalam rumah tangga.

Dalam perjamuan terakhir yang diperingati setiap Kamis putih, “Ingatlah ini sebagai peringatan akan Daku”. Dari sini kita tahu tugas seorang Imam adalah menghadirkan kembali pengorbanan Yesus seperti yang terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu supaya tetap abadi sepanjang masa bagi manusia, terutama bagi gereja.

Imamat adalah sebuah dedikasi. Imam ditahbiskan untuk selama-lamanya, seperti Baptis, dan Krisma. Di saat kritis, meski seseorang sudah tidak menjadi Imam, ia boleh memberikan sakramen. Seperti dalam kondisi perang, atau atau ada seorang umat Katolik dalam keadaan kritis di tempat yang tidak ada Imam, ia mendapat dispensasi memberikan sakramen terakhir (perminyakan). Imam ada 2 macam, yaitu Imam Religius dan Imam Diosesan. Keduanya sama dalam pelayanan dan masing-masing memiliki kharisma.

Pada akhir sesi, menjelang jam 11 siang, Romo Robini menyampaikan pada peserta agar mendukung pelayanan para imam.

Page 61: Redaksi - static.imavi.org

59JUBILEUM JUNI 2021 |

Pemandu lagu PDPKK Santa Teresa Avila dari Paroki Santo Yakobus, Surabaya: (dari kiri dan kanan) Fernando Michael, Ferdinand Michael, dan Devi Joewana.. Sumber : Dok. Penulis

Scan Me

Imamat - RP. Johanes Robini, OP

Para peserta Rojak Manis PDPKK Santa Teresa Avila, Paroki Santo Yakobus, Citraland, Surabaya. Sumber : Dok. Penulis

Page 62: Redaksi - static.imavi.org

60 | JUBILEUM JUNI 2021

“Meet Up Postulan Novis Misionaris Claris

dari Sakramen mahakudus”

100% muda, 100% kreatif! Itulah yang menjadi semangat kami untuk mengadakan “Aksi Panggilan“ di tengah situasi pandemi. Minggu panggilan yang ditetapkan pada Minggu ke IV Paskah, kami rayakan secara virtual, Dengan judul “MEETUP Postulan Novis MC“ diadakan sebagai bentuk syukur atas rahmat panggilan, sekaligus sebagai sapaan untuk menularkan semangat serta sukacita panggilan kepada kaum muda.

Secara umum semua umat beriman dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi kudus, panggilan itu kita terima sejak kita dilahirkan di dunia dan diteguhkan ketika kita menerima Sakramen Inisiasi yaitu Sakramen Baptis. Ada juga yang dipanggil secara khusus untuk menjadi Imam, Biarawan dan Biarawati untuk mewartakan Kerajaan Allah dengan segala bentuk pelayanan melalui kerasulan yang mereka jalani. Kehidupan religius

Irine Olivia S.Novis II Misionaris Claris

Serba-serbi

Page 63: Redaksi - static.imavi.org

61JUBILEUM JUNI 2021 |

juga menyatakan adanya kehidupan eskatologis atau kehidupan di masa mendatang, yaitu kehidupan kekal setelah kematian.

Umat beriman yang menanggapi panggilan khusus, pada umumnya akan melalui tahap formasi yaitu masa Postulan dan Novisiat. Pada Kongregasi Misionaris Claris, setiap Postulan dan Novis akan melalui masa pembinaan, pemantapan, dan pengikraran menuju Kaul Kekal, menjadi anggota Kongregasi Misionaris Claris secara definitif (tetap). Keseharian yang dilalui di Rumah Novisiat di Jalan Mundu 27, Madiun, kami jalani bersama-sama sebagai sebuah komunitas dalam satu Tubuh Kristus. Meet up virtual yang diadakan pada hari Minggu, 25 April 2021 ini diikuti oleh kurang lebih tiga puluh kaum muda dari berbagai daerah di Indonesia, dan dihadiri para suster Misionaris Claris dari beberapa komunitas di Indonesia dan Korea. Dimulai pukul 10:00 WIB, kegiatan ini dipandu oleh Saudari Agnes Angraini (Karanganyar) dan Saudari

Ria Mayacita (Jakarta) yang sekarang sedang menjalani masa tahun kanonik (Novis Tahun I). Mengawali meet up, Sr. Anastasia Haryani, MC sebagai promotor panggilan komunitas novisiat, menyapa kaum muda dengan memberikan semangat mengenai pentingnya peranan kaum muda dalam pelayanan Gereja, secara khusus bagi mereka yang berani untuk menjawab panggilan sebagai kaum religius.

Acara berlanjut dengan menyanyikan lagu “Salam Jumpa“ bersama dengan aspiran, postulan dan novis. Untuk semakin mengenal Kongregasi Misionaris Claris, Saudari Irine Olivia yang akrab dengan panggilan Saudari Oliv (Surabaya-Novis Tahun II) memberikan sedikit pemaparan tentang sejarah, termasuk pendiri Kongregasi Misionaris Claris yaitu Beata Maria Ines. Saudari Oliv melanjutkan dengan perkenalan anggota komunitas yang menghadiri meet up virtual.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kongregasi Misionaris Claris. Dukungan ini nampak dengan kehadiran Sr. Rina

Page 64: Redaksi - static.imavi.org

62 | JUBILEUM JUNI 2021

Rosalina, MC selaku Pimpinan Misionaris Claris Regio Indonesia. Dalam sambutannya, beliau menyapa kaum muda dan mengajak mereka untuk berani menanggapi panggilan Tuhan dengan selalu memohon rahmat dan bimbingan-Nya.

Salah satu acara yang ditunggu adalah sharing panggilan dari postulan asal Misionaris Claris Wudu, Flores, Nusa Tenggara Timur. Pada kesempatan ini Saudari Elesta dari Ruteng, bersama Saudari Elsa dari Maumere, membagikan pengalaman panggilannya. Saudari Elsa mengaku tertarik dengan seragam dan keramahan Suster Misionaris Claris yang melakukan kunjungan ke rumahnya. Bersama dua orang sahabatnya, Saudari Elsa memutuskan untuk masuk Kongregasi Misionaris Claris di Wudu dan menjalani masa postulan bersama-sama. Sedangkan Saudari Elesta mengalami penolakan dari ayahnya. Namun hal ini tidak menghalangi panggilannya, hingga akhirnya Tuhan melembutkan hati

sang ayah. Saudari Elsa dan Saudari Elesta mengawali masa postulan di Wudu sejak 1 Oktober 2020. Dampak pandemi membuat mereka baru bisa datang ke Pulau Jawa (Madiun) pada bulan Maret 2021 bersama dua orang postulan lainnya. Menjelang penutup, antusias peserta tetap terlihat melalui sesi tanya jawab. Pertanyaan seputar tahap formasi (masa novisiat), kehidupan doa para suster, hingga pertanyaan bagaimana caranya mengenali panggilan kita. Dengan senang hati kami menjawab pertanyaan dari para peserta dengan membagikan pengalaman yang telah kami jalani.

Acara ditutup dengan lagu “Jangan Lelah“. Pesan dalam lagu ini tersurat dengan jelas, yang menguatkan kita semua, secara khusus kaum muda untuk semangat bekerja di ladang Tuhan dengan anugerah panggilan yang diterima masing-masing. Sayonara, sayonara! Sampai bertemu dalam kegiatan berikutnya! Tuhan memberkati.

Page 65: Redaksi - static.imavi.org

63JUBILEUM JUNI 2021 |

Fransisca Dike Desintya Dipta Sasmaya, M.Pd.Guru Bahasa Indonesia SMAK Seminari Garum

Griya EkologiSanto Fransiskus Asisi

di Seminari Vincentius A Paulo, Garum

Seminarium

Griya Ekologi Santo Fransiskus Asisi di Seminari Vincentius A Paulo, Garum, Blitar (Foto: Dok. Romo Theo)

Dalam kompleks asrama Seminari Menengah Vincentius A Paulo, Garum, Blitar, tampak bangunan 2 lantai dengan semacam green house pada lantai atas. Bangunan luasan sekitar 200 meter persegi ini adalah Griya Ekologi Santo Fransiskus Asisi yang mulai dibangun Oktober 2020 lalu.

Page 66: Redaksi - static.imavi.org

64 | JUBILEUM JUNI 2021

Setelah beroperasi selama 1 bulan, cocok tanam hidroponik sebagai salah satu kegiatannya mulai panen perdana pada 1 Mei 2021. Hingga kini, hasil panen harian mencapai 5 kilogram sawi dan 3 kilogram kangkung. Selain untuk memenuhi kebutuhan dapur seminari, hasil panen juga dijual pada masyarakat

Memanen dan menyemprot tanaman dengan vitamin. Sebagian dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan para seminaris di Griya Ekologi. (Foto: Dok. penulis)

Page 67: Redaksi - static.imavi.org

65JUBILEUM JUNI 2021 |

sekitar seminari. Pembeli dapat memesan sayur melalui karyawan, atau datang dan memetik sendiri sayur yang akan dibeli. Sampai saat ini sayur dijual dengan harga diskon 50%, Rp. 15.000,- untuk per kilo sawi dan Rp. 10.000 untuk per kilo kangkung. Hingga artikel ini disusun, melon hidroponik juga mulai berbuah.

Page 68: Redaksi - static.imavi.org

66 | JUBILEUM JUNI 2021

Proses timbang hasil panen sayur yang dibeli oleh masyarakat sekitar seminari. (Foto: Dok. Penulis)

Di Griya Ekologi, para seminaris mempelajari proses bercocok tanam secara menyeluruh. Mulai dari mempersiapkan infrastruktur, peralatan, dan bibit; menanam dan merawat tanaman; memanen; hingga memasarkan dan mempromosikan hasil panen.

Page 69: Redaksi - static.imavi.org

67JUBILEUM JUNI 2021 |

Aktivitas lain dalam Griya Ekologi adalah cocok tanam organik, pembuatan kompos, budidaya ikan lele dan nila, pemeliharaan burung, serta kerajinan tangan merangkai rosario dan tas batok. Semua aktivitas ekstrakurikuler yang dipilih oleh para seminaris ini didampingi oleh para guru, formator, karyawan Seminari Garum, dan dikoordinir oleh RD. Robertus Theo Elno Respati bersama Diakon Silvester Elva Permadi.

Ruang Diskusi, salah satu bagian di dalam Griya Ekologi Santo Fransiskus Asisi. (Foto: Dok. Penulis)

Page 70: Redaksi - static.imavi.org

68 | JUBILEUM JUNI 2021

Griya Ekologi merupakan bagian dari usaha Seminari Vincentius A Paulo untuk mewujudkan Seminari Mandiri dalam hal kebutuhan pangan sehari-hari, dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan hidup dari para seminaris sebagai pengejawantahan pembinaan nilai-nilai Sanctitas (Kesucian); Scientia (Pengetahuan); Sanitas (Kesehatan); dan Societas (Komunitas).

Pada hari Sabtu (29 Mei 2021), tepat pada Hari Orang Tua di Seminari Vincentius A Paulo, Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono telah meresmikan dan melakukan pemberkatan Griya Ekologi Santo Fransiskus Asisi. Semoga tempat ini juga menjadi wahana belajar bagi masyarakat yang ingin mendalami hal-hal tentang lingkungan hidup.

Gambar 3 dimensi tampak depan Griya Ekologi yang dirancang oleh RD. Robertus Theo Elno Respati, Ekonom Seminari Vincentius A Paulo, Garum, Blitar. (Foto: Dok. Romo Theo)

Page 71: Redaksi - static.imavi.org

69JUBILEUM JUNI 2021 |

Kardinal Suharyo luncurkan buku

tata Perayaan Ekaristi Edisi 2020

untuk Gereja Katolik Indonesia

Tanggal 7 Mei 2021, Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), meluncurkan buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) baru untuk Gereja Katolik Indonesia, di Gedung Penerbit dan Toko Rohani OBOR, Jakarta. Buku TPE yang diterbitkan adalah buku

Universalia

Kardinal Ignatius Suharyo di Gedung Penerbit dan Toko Rohani OBOR, Jakarta, 7 Mei 2021. Sumber : Dokumen Penulis

untuk imam yang memimpin ekaristi. Turut hadir dalam acara ini,

Dewan Moneter KWI, yakni Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus; Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San; Sekjen KWI, yang juga Uskup Bandung dan Ketua Perkumpulan Rohani OBOR, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC;

Page 72: Redaksi - static.imavi.org

70 | JUBILEUM JUNI 2021

Sekretaris Komisi Liturgi KWI, RD. Yohanes Rusae; dan Direktur Penerbit dan Toko Rohani OBOR, RD. F.X. Sutanto.

Turut hadir secara daring melalui Zoom, antara lain, Ketua Komisi Liturgi KWI, yang juga Uskup Banjarmasin, Mgr. Petrus Bodeng Timang, para ketua komisi liturgi keuskupan-keuskupan di Indonesia, para imam, biarawan, biarawati, dan sejumlah umat. Kardinal Suharyo, yang juga Uskup Agung Jakarta, mengatakan bahwa KWI melalui Komisi Liturgi dan Penerbit Rohani OBOR menghadirkan buku TPE baru ini sebagai sarana agar merayakan Ekaristi dengan baik. Menurutnya, satu hal yang layak disyukuri dari umat Katolik di Indonesia adalah cinta akan ekaristi. “Perayaan ekaristi di paroki-paroki tidak pernah kurang peserta bahkan di masa sulit saat pandemi ini, terus dicari jalan agar umat bisa mengikuti perayaan ekaristi, termasuk melalui TVRI, yang sebelumnya tidak pernah ada.”

Launching Buku Tata Perayaan Ekaristi. Sumber : Youtube Komisi KOMSOS KWI

Suharyo menjelaskan, buku TPE yang dipakai di Indonesia sampai saat ini adalah TPE tahun 2005, yang disusun berdasarkan buku Misale Romawi tahun 2002. Diberi nama TPE 2005 karena resmi digunakan pada tahun itu. Namun, lanjutnya, pada tahun 2008 muncul buku Misale Romawi baru, sehingga KWI mengusahakan supaya TPE 2005 yang didasarkan pada Misale Romawi 2002 itu disesuaikan dengan Misale Romawi 2008, maka jadilah TPE 2020. Diberi nama TPE 2020, karena finalisasi rumusan doa dan lain sebagainya pada tahun 2020 lalu.

Suharyo menegaskan, dengan hadirnya TPE baru ini, maka buku TPE 2005 tidak digunakan lagi, yang batas terakhir penggunaannya sampai 1 November 2021 mendatang. Ia pun mempersilakan koleganya di keuskupan masing-masing untuk menentukan kapan TPE ini mulai dipakai. “Tenggat waktu tidak berlakunya TPE 2005 adalah 1 November tahun 2021. Jadi sesudah

Page 73: Redaksi - static.imavi.org

71JUBILEUM JUNI 2021 |

tanggal itu, TPE lama tidak dipakai lagi dan satu-satunya TPE yang dipakai adalah TPE 2020,” kata Kardinal asal Sedayu, Yogyakarta itu. “Saya kadang masih melihat bahkan ada yang masih menggunakan TPE 1970, dari abad yang lalu. Ini seharusnya dimasukan ke museum, bahkan dibakar juga boleh.”

Suharyo menuturkan, penggunaan TPE yang sama ini bukan berarti sekadar memakai buku yang sama, melainkan sebagai wujud kesadaran kita bahwa Gereja itu satu. “Kita memakai Misale Romawi karena memang kita dari Gereja Katolik Roma Ritus Latin, maka sebagai tanda kesatuan kita dengan seluruh Gereja, kita menggunakan buku itu,” katanya.

Sementara itu, Mgr. Antonius Subianto OSC mengatakan, TPE baru ini merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Ia pun berharap, kehadiran TPE baru ini “makin mengajak kita semua memahami misteri ekaristi, makin juga berpartisipasi di dalamnya, sehingga kita makin berjumpa dengan Yesus yang mengorbankan diri dalam perayaan ekaristi dan kita mengalami betapa besar kasih Allah dalam perayaan ekaristi.” “Mudah-mudahan TPE edisi baru ini sungguh menggerakkan dan menjadi motivasi kita untuk menyiapkan liturgi ekaristi dengan lebih baik, lebih benar, lebih indah, lebih hikmat,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Mgr. Bodeng Timang, Ketua Komisi Liturgi KWI, yang hadir secara daring dari Keuskupan Banjarmasin. “Peristiwa hari ini merupakan puncak dari kerja begitu banyak unsur. Dan sekarang dengan rendah hati, Komlit mempersembahkan buku ini kepada

masyarakat Katolik Indonesia.” Mgr. Bodeng Timang meminta seluruh imam yang akan menggunakan buku TPE ini untuk sungguh-sungguh mempelajari pemakaiannya terutama bagian yang ditulis dengan tinta merah (rubrik) dalam buku ini.

Peluncuran dan sosialiasi TPE baru ini diselenggarakan dalam kerja sama Penerbit dan Toko Rohani, Komisi Liturgi KWI, dan Komisi Komsos KWI. Selain melalui zoom, acara ini disiarkan live di kanal YouTube Obormedia, Komsos KWI, Komsos Keuskupan Agung Jakarta, dan Komsos Keuskupan Bandung. (*/Teja)

Sumber : www.obormedia.comPenyusun: Ian Saf (Red. OBOR)Panitia penyelenggara : OBOR-Komlit KWI-Komsos KWITim siaran : Komsos KAJ

Scan Me

Launching dan Sosialisasi Buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) Edisi Baru

2020 - Komisi Komsos KWI

Page 74: Redaksi - static.imavi.org

72 | JUBILEUM JUNI 2021

ObituariRP. Paulus Aryono Soegiarto, CM

RP. Paulus Aryono Soegiarto, CM yang dikenal sebagai Romo Aryono lahir di Bondowoso, 2 Februari 1946 dari Pasangan Bapak Thomas Bing Soegiarto dan Ibu Josephine Soegiarto. Romo Aryono berasal dari Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa), Kepanjen, Surabaya. Pendidikan yang ditempuhnya adalah SDK Santo Aloysius, Surabaya (1953-1959), SMPK Angelus Custos, Surabaya (1959-1962), SMAK St. Louis, Surabaya (1962-1965), dan pendidikan calon imam di STFT Widya Sasana, Malang (1969-1974).

Pada tahun 1965, beliau masuk Seminari Menengah Santo Vincentius A Paulo, Garum, Blitar. Kemudian Seminari Tinggi CM, Kediri pada tahun 1968, dan Seminari Internum CM, Kediri pada tahun 1969.

Pada tanggal 23 Oktober 1974, Romo Aryono mengucapkan Kaul Kekal; 24 Oktober 1974 menerima Tahbisan Diakon; pada tanggal 29 November 1974 ditahbiskan menjadi iman oleh Mgr. Johannes Antonius Maria Klooster, CM di Gereja Kelsapa bersama RD. Bernardinus Yustisianto dan almarhum RD. F.X. Urotosastro.

RP. Paulus Aryono Soegiarto, CM (paling kiri), saat foto bersama rekan seangkatan: RD. F.X. Urotosastro dan RD. Bernardinus Yustisianto. Sumber : Dok. Penulis.

Page 75: Redaksi - static.imavi.org

73JUBILEUM JUNI 2021 |

Perutusan pertama sebagai Pastor Rekan Paroki St. Yosef, Kediri (1974-1975) kemudian Pastor Rekan Paroki St. Vincentius a Paulo, Kediri (1975-1977) dan Pastor Kepala Paroki St. Vincentius a Paulo, Kediri (1977-1978).

Pada tahun 1979 Romo Aryono menjadi misionaris di Kalimantan Barat sebagai Pastor Rekan Paroki Santo Vincentius Boundau, Kalbar (1979-1983), Superior Domus Kalbar (1982-1985) dan Pastor Kepala Paroki St. Montfort, Serawai, Kalbar (1983-1986) kemudian Pastor Kepala Paroki Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Nanga Pinoh, Kalbar (1986-1988).

Beliau pernah menjadi Formator Seminari Tinggi Betang Batara Keuskupan Sintang di Bandung (1988-1998) dan Anggota DPP CM Provinsi Indonesia (1993-1996). Pada tahun 1999 berpindah di DKI Jakarta menjadi Pastor Rekan Paroki Salib Suci, Jakarta Utara (1999-2002) dan kemudian Pastor Kepala Paroki Salib Suci, Jakarta Utara (2002-2006) sambil menjabat sebagai Superior Domus Jakarta (2002-2006).

Pada tahun 2007, Romo Aryono kembali ke Kalimantan menjadi Pastor Rekan Paroki Keluarga Kudus, Pontianak hingga 2010, berlanjut Pastor Kepala Paroki Keluarga Kudus, Pontianak (2010-2014) dan Superior Domus Kalbar (2007-2014). Beliau sempat menjadi misionaris di Papua sebagai Pastor Kepala Paroki Santo Thomas Aquinas, Manokwari (2014-2016), kemudian kembali ke Jawa menjadi Staf Rumah Retret Griya Samadhi Vinsensius, Prigen dan Tim Keluarga Vinsensian (2016-2021). Beliau wafat di Surabaya, 22 April 2021 dan dimakamkan di Graha Martani Vincentius, Puhsarang Kediri. (JUB/Boedi Raden).

Pengumuman Ibadat Sore Arwah RP. Paulus Aryini Soegiarto, CM. Sumber : Youtube Yakobis TV

Page 76: Redaksi - static.imavi.org

74 | JUBILEUM JUNI 2021

RP. Theodorus Tandyasukmana, CM lahir di kota Malang, 14 Maret 1933. Lahir dari pasangan Bapak Kho Gwan Tjing dan Ibu Kwee Tjiep Nio, Romo Tandya berasal dari Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa), Surabaya.

Pendidikan dasarnya bermula di SDK Santo Redemptus, Pamekasan, Madura (1940-1950), lalu SMPK Angelus Custos, Surabaya (1950-1951), kemudian pindah ke SMP Seminari Menengah Jl. Dinoyo 42, Surabaya (1951-1953), berlanjut Seminari Menengah Jl. Dinoyo 42, Surabaya (1953-1956). Di Seminari ini panggilan menjadi imam bersemi.

Pada tahun 1956, Romo Tandya masuk Seminarium Internum di Garum, Blitar, kemudian Kuliah Filsafat di Seminari Jl. Dinoyo 42, Surabaya dan Seminari Menengah Garum (1957-1960). Studi Teologi dijalaninya di East Wood, Australia (1960-1964) dan pada tahun 1965 menerima Tahbisan Diakon di Seminari Tinggi, Kediri. Tanggal 1 November 1965 pada Pesta Semua Orang Kudus, beliau ditahbiskan menjadi imam di Gereja Kristus Raja, Surabaya oleh Mgr. Antonius Everard Jean Avertanus Albers, O. Carm.

Perutusan pertamanya adalah sebagai Pastor Rekan Paroki Santo Cornelius, Madiun dan Stasi Ponorogo (1965-1967), kemudian Pastor Rekan Paroki Santo Willibrordus, Cepu (1967-1968). Pernah menjadi Pengajar Seminari Menengah Santo Vincentius A Paulo, Garum, Blitar (1967-1968) dan Ekonom Seminari Menengah Santo Vincentius A Paulo, Garum, Blitar (1968-1970).

Romo Tandya kembali ke Surabaya ketika menjadi Pastor Rekan Paroki Santo Vincentius A Paulo, Widodaren, Surabaya (1970-1975); kemudian Pastor Rekan

RP. Theodorus Tandyasukmana, CM

Page 77: Redaksi - static.imavi.org

75JUBILEUM JUNI 2021 |

Paroki Kelsapa, khususnya bertugas di Stasi Santa Maria, Gresik (1975-1982) dan Ekonom Konsultor (1977-1989).

Saat menjadi Pastor Kepala Paroki Kelsapa (1982-1995), beliau menjabat sebagai Ketua Yayasan Lazaris (1985-1999) dan Ekonom CM Provinsi Indonesia (1990-1996). Kemudian beliau melanjutkan pelayanan sebagai Pastor Kepala Paroki Kristus Raja, Surabaya (1995-2004) dan Bendahara Pendamping Yayasan Lazaris (1999-2000).

Di usia lanjut, Romo Tandya masih dipercaya merintis berdirinya paroki baru di Surabaya Utara dengan menjadi Pastor Kepala Paroki Ratu Pencinta Damai, Pogot, Surabaya (2004-2009), dan Pastor Rekan Paroki Santo Marinus Yohanes, Surabaya (2009-2019). Pada bulan Oktober 2019 Beliau Purnakarya & tinggal di Komunitas Kepanjen 9, Surabaya.

Hari Kamis pagi, 6 Mei 2021 beredar di media WA berbunyi, “Mohon doa untuk Romo Tandya sekarang di IGD kondisi kesadarannya menurun, radang paru, rencana masuk ICU”. Sore hari beredar berita duka dari RP. Manuel Edi Prasetyo, CM, Provinsial, bahwa Romo Theodorus Tandya Sukmana CM telah berpulang dengan damai di rumah Bapa di surga di RS Vincentius A Paulo (RKZ), Surabaya jam 17.26 WIB. Selamat Jalan, Romo Tandya, CM! (JUB/Boedi Raden).

Pengumuman Prosesi Pemakaman RP. Theodorus Tandyasukmana, CM. Sumber : Youtube Yakobis TV.

Page 78: Redaksi - static.imavi.org

76 | JUBILEUM JUNI 2021

RP. Yosef Bukubala Kewuta, SVD telah menghabiskan waktu terakhirnya di Paroki Salib Suci, Tropodo, Surabaya. Beliau dikenal sebagai sosok berpembawaan sederhana, kalem dan tidak banyak bicara.

Pada kesempatan Pesta Perak Imamatnya, pada tanggal 19 September 2011, hampir sepuluh tahun yang lalu, beliau menulis singkat dalam penutup refleksi perjalanan panggilannya sebagai berikut: “Jalanku menuju puncak imamat tidaklah mudah. Berbagai ujian dan tantangan saya hadapi dengan tabah sambil tetap percaya bahwa Tuhan yang memanggil saya akan tetap berada bersamaku dan memberikan saya jalan. Terpujilah Tuhan yang tidak membatalkan rencana-Nya padaku sehingga pada hari ini, saya boleh merayakan Pesta Perak Imamatku. Syukur bagi Tuhan. Terima kasih untukmu semua”.

Putera Keuskupan LarantukaPater Yosef lahir 12 Desember 1957 di Lewouran, Larantuka, Flores, dengan

nama lengkap Yosef Bukubala Kewuta, dari pasangan Bapak Nikolaus Pulo Soko dan Ibu Getrudis Leyn. Anak pertama dari empat bersaudara. Beliau melewati masa kanak-kanak dan sekolah minggu di Paroki Santo Yosef, Lewotobi, Keuskupan Larantuka. Selama masa kanak-kanak tersebut, beliau menempuh pendidikan SD di Lewouran (1965-1970), kemudian SMPK Ilebura, Lewotobi (1971-1973). Setelah lulus SMP, beliau melanjutkan pendidikan menengah atas di Seminari Hokeng (1974-1977). Setelah lulus SMA Seminari Hokeng, diterima melanjutkan pendidikan imam di Novisiat SVD di Seminari Tinggi SVD Ledalero, Maumere pada tanggal 1 Januari 1978.

Setelah 2 tahun di Novisiat, beliau diterima berkaul untuk pertama kalinya dalam Serikat Sabda Allah pada tanggal 8 Januari 1980, sehingga dengan demikian beliau dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai calon imam, seorang frater SVD, dengan menempuh pendidikan Filsafat dan Teologi di Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero yang ditempuh pada tahun 1979 hingga 1986.

RP. Yosef Bukubala Kewuta, SVDPribadi yang Sederhana, Kalem,

dan Tidak Banyak Bicara

Page 79: Redaksi - static.imavi.org

77JUBILEUM JUNI 2021 |

Pengumuman Misa Requiem RP. Yosef Bukubala Kewuta, SVD. Sumber : Youtube SVD_PROVINSI_JAWA

Pada tanggal 1 Agustus 1985, Pater Yosef mengikrarkan kaul kekal dalam SVD di Seminari Tinggi Ledalero. Beliau melewati tahap demi tahap jenjang berikutnya, yakni; tahbisan diakonat pada 28 November 1985 di Seminari Tinggi Ritapiret, oleh Mgr. Eduard Sangsun, SVD dan tahbisan imam pada 19 September 1986 di Seminari Hokeng, oleh Mgr. Cherubim Parera, SVD dengan motto tahbisan: “Di antara kamu AKU sebagai pelayan” (Lukas 22:27).

Tugas di Beberapa KeuskupanPenempatan tugas perdana Pater Yosef adalah sebagai imam baru di SVD

Provinsi Jawa. Selama hidupnya sebagai seorang imam Serikat Sabda Allah, beliau habiskan dengan berpastoral-parokial di beberapa keuskupan, antara lain; Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Agung Medan dan Keuskupan Surabaya. Dari tiga keuskupan tersebut, paling lama berkarya di Keuskupan Surabaya, karena beliau mendapat gangguan kesehatan pada jantungnya.

Tugas perutusan untuk pertama kalinya sebagai pastor rekan di Gereja Katolik Palangka Raya, Keuskupan Banjarmasin, sejak 1986-1993. Wilayah pastoralnya pada waktu itu, sangat menantang, bermedan berat dan berwilayah luas. Beliau bergabung sebagai misionaris perintis di pesisir sungai Kahayan dan Katingan, Kalimantan Tengah. Selama tujuh tahun di pedalaman Kalimantan Timur, Beliau belum pernah pulang libur, sehingga keluarga sempat merasa resah, gelisah dan khawatir. Namun akhirnya Pater Yosef mengambil cuti dan seluruh keluarga besar mengalami sukacita yang besar.

Beliau sempat mengambil kursus pastoral di Yogyakarta sejak Agustus-Oktober 1991. Setelah malang-melintang penuh dedikasi sebagai seorang misionaris perintis di wilayah tapal-batas Kahayan-Katingan, pada tahun 1993-

Page 80: Redaksi - static.imavi.org

78 | JUBILEUM JUNI 2021

1995, Pater Yosef mendapat tugas baru sebagai pastor Paroki Santo Yosef, Mojokerto, Keuskupan Surabaya. Pater Yosef mendapat tugas khusus selama dua tahun untuk mempersiapkan serah terima paroki dari SVD kepada pihak Keuskupan. Setelah itu, beliau dipindahtugas sebagai pastor rekan di Paroki Santo Konrad, Martubung, Medan, Keuskupan Agung Medan. Beliau bertugas selama lima tahun di sana (1996-2001). Setelah itu beliau berpindah tugas sebagai pastor rekan di Paroki Dolok Sanggul, Keuskupan Agung Medan (2001-2005).

Bertemu Adik Kandung saat On-Going FormationSetelah bertugas di Keuskupan Agung Medan, Pater Yosef direstui berpindah

tugas ke tempat tugas yang baru. Pemimpin Provinsi mempresentasikan beliau kepada pimpinan Keuskupan Surabaya pada waktu itu, Romo Administrator Diocesan, RP. Julius Haryanto, CM, untuk menjadi pastor rekan di Kuasi Paroki Roh Kudus, Rungkut terhitung sejak 1 Maret 2005. Berselang 2 tahun, Pater Yosef kembali berpindah tempat tugas ke paroki tetangga, Paroki Gembala Yang Baik, Surabaya, sejak 3 Juni 2007. Pater Yosef sempat mengambil waktu “on-going formation/tahun tersiat” selama kurang lebih satu tahun, sehingga beliau ditarik dari paroki Gembala Yang baik sejak 1 Agustus 2011.

Kesempatan istimewa ini beliau gunakan juga untuk mengunjungi adik kandung yang adalah seorang imam SVD dan bertugas di Vatikan, Roma, yakni, RP. Markus Solo Kewuta, SVD. Setelah menyelesaikan kesempatan “on-going formation”, pimpinan kembali mempresentasikan beliau sebagai pastor rekan di Paroki Santo Paulus Juanda, Keuskupan Surabaya, sejak 4 November 2012. Berhubung paroki Santo Paulus, Juanda diambil-alih oleh pihak Keuskupan, maka Pater Yosef berpindah tempat tugas sebagai pastor rekan di Paroki Gembala Yang Baik sejak 14 Januari 2015. Karena Pemimpin memahami kondisi kesehatan Pater Yosef, khususnya kesehatan jantungnya, maka Pater Yosef ditugaskan di wilayah Keuskupan Surabaya, supaya lebih dekat dengan rumah sakit.

Setelah kurang lebih tiga setengah tahun bertugas kembali di Paroki Gembala Yang Baik, Pater Yosef berpindah tugas lagi sebagai pastor rekan di Paroki Salib Suci, Tropodo, Keuskupan Surabaya sejak 4 Mei 2019.

Dimakamkan di Kembang Kuning, SurabayaSelasa, 27 April 2021, tepatnya pukul 21.30 WIB, Pater Yosef dinyatakan telah

meninggal dunia. Beliau ditemukan terjatuh di kamarnya oleh rekan imam dan karyawan pastoran. Dokter jantung telah memeriksanya dan dinyatakan meninggal karena serangan jantung. Beliau telah cukup lama memiliki riwayat penyakit jantung.

Setelah disemayamkan di Gereja Paroki Salib Suci, Tropodo sampai Kamis, 29 April 2021, pada jam 19.00 WIB, jenazah Pater Yosef Bukubala Kewuta, SVD diantar ke Soverdi, Jl. Polisi Istimewa No. 9, Surabaya. Misa Requiem diadakan Jumat, 30 April 2021, jam 09.00 WIB. Misa hanya diikuti oleh Komunitas Soverdi dan umat dapat mengikuti secara live streaming dan luring. Usai Misa Requiem, jenazah dimakamkan di Pemakaman Kembang Kuning, Surabaya. (JUB/Boedi Raden).

Page 81: Redaksi - static.imavi.org

79JUBILEUM JUNI 2021 |

Penampakan adalah kata yang tidak asing di telinga umat dan mungkin segenap orang di Indonesia ini. Apalagi media dan internet intens menyuguhkan penampakan selalu berkonotasi dengan hal-hal terkait dunia gaib. Mungkin bagi sebagian orang, penampakan melulu berkonotasi negatif. Tetapi tidak, ketika Anda sungguh membaca buku terjemahan ini. Buku yang ditulis oleh Bridget Curran dan diterjemahkan oleh Lucia Andriani akan membawa pembaca pada dimensi lain sama sekali.

Buku ini menyajikan 32 kisah penampakan Bunda Maria yang pernah terjadi di seluruh dunia, beserta mukjizat yang terjadi di tempat-tempat tersebut. Apa makna penampakan dan mukjizat tersebut bagi kita umat Katolik? Buku ini akan menjelaskannya secara menarik. Ketika membaca buku ini, kita akan semakin memahami siapa sesungguhnya Bunda Maria yang mengasihi kita.

Bridget Curran bersaksi, “Jika saya melihat Maria menampakkan diri, saya pasti menyebutnya hantu. Apalagi saya mendengar suaranya, saya pasti mengira saya sudah gila. Namun jika saya meluangkan waktu berbulan-bulan untuk membaca, meneliti, menulis, berdoa dan berbicara dengan orang-orang tidak dikenal dari segala bangsa dan agama di seluruh dunia, mungkin saja saya akan dapat memahami Maria dan mengasihinya juga. Selama ini saya memang bercita-cita menjadi seorang penulis, dan saya juga senang mendengar cerita orang. Maria benar-benar tahu bagaimana harus mengetuk hati anak-anaknya dengan cara yang penuh makna dan unik di mata mereka, dan kini saya percaya bahwa melalui buku ini, Maria telah menyentuh saya.” (halaman xii)

Unsur tunggal yang mengikat kisah-kisah di dalam buku ini adalah KASIH. Bunda Maria sering terlihat mengetahui kebutuhan dan kesulitan kita, bahkan sebelum kita sendiri menyadari itu, dengan senang hati ia selalu berdoa bagi kita serta mendampingi kita pada segala masa dan tempat. Bunda Maria datang dan menjadikan kehadirannya yang penuh damai dirasakan, menginspirasi dan memberi harapan pada umatnya. Bunda Maria juga akan menuntun kita pada Putra-Nya, Yesus Kristus. [ARA]

Resensi

BukuMendalami Bunda Maria

melalui Penampakan dan PesannyaJudul : Mukjizat-Mukjizat Bunda Maria (Kisah-Kisah Penampakan Bunda Maria di Seluruh Dunia)Judul Asli : The Miracles of Mary: Everyday Encounteres of Beauty and GraccePenulis : Bridget CurranPenerjemah : Lucia AndrianiTebal Buku : ± 260 HalamanPenerbit : OborTahun Rilis : 2010

Page 82: Redaksi - static.imavi.org

80 | JUBILEUM JUNI 2021

Page 83: Redaksi - static.imavi.org

81JUBILEUM JUNI 2021 |

Page 84: Redaksi - static.imavi.org

82 | JUBILEUM JUNI 2021