Pelayanan Publik Tanpa Pungli -...

14
Ombudsman Republik Indonesia Pelayanan Publik Tanpa Pungli Mendorong Kesejahteraan Daerah Palangkaraya, 13 Desember 2016

Transcript of Pelayanan Publik Tanpa Pungli -...

Ombudsman Republik Indonesia

Pelayanan Publik Tanpa Pungli Mendorong Kesejahteraan Daerah

Palangkaraya, 13 Desember 2016

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Beberapa Jenis Korupsi Dalam Pelayanan Publik

• Pungli: penyelenggara pelayanan berupaya untuk meminta imbalan lain kepada pengguna layanan yang berhak dan memenuhi syarat, di luar ketentuan yang berlaku atas penyediaan layanan tertentu (kutipan pada pelayanan KTP, SIM, Paspor, Sahbandar, dsb.).

• Suap: pengguna layanan yang tidak berhak dan tidak memenuhi syarat berupaya memberikan imbalan kepada penyelenggara pelayanan sedemikian rupa sehingga penyelenggara bersedia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prosedur (misal: membangun gedung tanpa amdal, illegal loging, dsb.).

• Pemerasan: penyelenggara pelayanan berupaya memanfaatkan kelemahan, kekurangan atau kesalahan pengguna layanan sedemikian rupa sehingga pengguna layanan terpaksa memberikan sejumlah imbalan di luar ketentuan (tilang ilegal, jual beli SP3).

1

Pungli

Suap

Pemerasan

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Pungli: Puncak Gunung Es Maladministrasi

Eksplisit• Laporan dengan alasan adanya permintaan imbalan, baik

uang ataupun lainnya secara eksplisit oleh penyelenggaramencapai 6,3% dari keseluruhan laporan yang diterimapada tahun 2016.

Tidak Eksplisit• Laporan dengan alasan adanya penundaan berlarut, tapi

penyelenggara pelayanan tak eksplisit meminta imbalanmencapai 32,4% dari keseluruhan laporan yang diterimapada tahun 2016.

• Laporan dengan alasan penyelenggara tidak memberikanpelayanan, namun tidak eksplisit menunjukkan adanyasuap mencapai 15,2% dari laporan yang masuk pada darikeseluruhan laporan yang diterima pada tahun 2016.

2

Punglidalam

pelayanan publikibarat nyamuk

demam berdarah,kecil, tapi

mematikan.

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

434(6,3%)

1.052(15,2%)

2.246(32,4%)

Eksplisit

Tidak Eksplisit

Penundaan Berlarut(11 laporan per hari)

Tidak Memberi Pelayanan(5 laporan per hari)

Meminta Imbalan(2 laporan per hari)

* per 30 September2016

MODUS

53,9% laporan

terindikasi pungli…

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Perkembangan Laporan Dugaan Maladministrasi, 2015-2016*

4

2016Maladministrasi (2016)

Meminta Imbalan2 laporan per hari

Penundaan Berlarut11 laporan per hari

+13,0%

+70,3%

Tidak Memberi Pelayanan5 laporan per hari +15,2%

* masing-masing per 30 September

2015 Perubahan

2.246

434

1.052

1.319

384

874

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Laporan Dugaan MaladministrasiBerdasarkan Sektor, 2016*

5

SektorMaladministrasi

Meminta Imbalan2 laporan per hari

Penundaan Berlarut11 laporan per hari

45% Pendidikan

51%PenegakanHukum

Tidak Memberi Pelayanan5 laporan per hari

14%Perhubungan & Infrastruktur

* s.d 30 September 2016

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Laporan Dugaan MaladministrasiBerdasarkan Institusi, 2016*

6

InstansiMaladministrasi

Meminta Imbalan2 laporan per hari

Penundaan Berlarut11 laporan per hari

53%PemerintahDaerah

45% Kepolisian

Tidak Memberi Pelayanan5 laporan per hari 40%

Pemerintah Daerah

2* s.d 30 September 2016

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k 7

SEKTOR INSTITUSI

N = 434

Pemerintah Daerah

53%

Sekolah Negeri17%

Kementerian8%

Kepolisian6%

BUMN/D4%

Badan Pertanahan

Nasional4%

Lain-lain8%

Pendidikan45%

Pertanahan10%

Penegakan Hukum

7%

Adminduk6%

Cukai dan Pajak6%

Kepegawaian5%

Perhubungan5%

Perijinan4%

Kesehatan3%

Lainnya9%

N = 434

PERMINTAAN IMBALAN

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k 8

Penegakan Hukum

51%

Pertanahan13%

Kepegawaian6%

Adminduk dan Imigrasi

4%

Perhubungan4%

Pendidikan…

Perijinan3%

Lainnya16%

N = 2.246

PENUNDAAN BERLARUT

N = 2.246

Kepolisian45%

Pemerintah Daerah

25%

Badan Pertanahan

Nasional9%

Kementerian5%

Pengadilan4%

BUMN/D4%

Lain-lain8%

SEKTOR INSTITUSI

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Tingkat Kepatuhan

Survei Ombudsman RI 2016 mengenai tingkat kepatuhan penyelenggara terhadap UU Pelayanan Publik:

• Tingkat kepatuhan rata-rata masih rendah, Kementerian 44 persen, Lembaga Pemerintah non-Kementerian 66,7 persen, Pemerintah Provinsi 33,4 persen, Pemerintah Kota 29 persen dan Pemerintah Kabupaten 18 persen.

• Ada 78,4 persen penyelenggara pelayanan yang lebih memilih menjalankan standar pelayanan secara top down daripada membangun kesepakatan tentang standar pelayanan bersama warga.

9

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Apa akibatnya...?

10

Survey Versi : Peringkat Indonesia:

Political Economic Risk

Consultancy (PERC), 2015:

Tingkat korupsi investasi di kawasan Asia Pasifik

Indonesia berada pada peringkat 2 dari 16 Negara.

International Finance

Cooperation (IFC) 2016:

Rangking Doing Business

Peringkat 109 dari 189 negara, hanya lebih baik dari

Kamboja dan Myanmar.

Indeks Persepsi Korupsi (TII),

2015

Peringkat 88 dari168 Negara yang dinilai, namun masih

jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia

dan Singapura.

Global Competitiveness Index

2015 - 2016

Peringkat Indonesia naik dari 37 ke 140 namun masih di

bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Indonesia

dinilai baik pada : pembangunan infrastruktur, kualitas

jalan, air bersih, pelabuhan, listrik, & fasilitas lain

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

Mengapa pelayanan publik yang buruk mempengaruhi kesejahteraan di daerah?

11

Pelayanan publik yang buruk

mempengaruhi kehidupan warga hingga ke tingkat

desa

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

CATATAN PENUTUPSaber Pungli: membuat sejarah atau mengulang sejarah?

Diperlukan pendekatan permanen, sistemik danmenyeluruh.• Permanen: bersifat mandatori, oleh institusi khusus, dan

terintegrasi. Untuk itu perlu dipertimbangkan penyatuan seluruh inspektorat (termasuk BPKP) ke dalam satu wadah tunggal yang dipimpin oleh inspektorat jenderal yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.

• Sistemik: diperlukan tahapan dan capaian yang terukur untuk perbaikan sistem pada lini depan pelayanan (standar, informasi, format, sistem antrian hingga sistem pengaduan, pengawasan, penindakan, tanggung jawab atasan dan sanksi yang adil dan tepat waktu).

• Menyeluruh: dilaksanakan pada semua level dan area, pelibatan masyarakat luas dan jaminan perlindungan bagi saksi dan korban.

12

REKAM

TOLAK

LAPORKAN

PUNGLI adalahMALADMINISTRASI

L e m b a g a N e g a r a P e n g a w a s P e l a y a n a n P u b l i k

TERIMA KASIH