PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP...

100
1 PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP SENGKETA HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA AMBARAWA (Studi Analisis Putusan Nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) Oleh : AGUNG WINDIARTO NIM : 21208016 FAKULTAS SYARIAH PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Transcript of PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP...

Page 1: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

1

PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP

SENGKETA HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA

AMBARAWA (Studi Analisis Putusan Nomor:

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh :

AGUNG WINDIARTO

NIM : 21208016

FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

2

Page 3: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

3

Page 4: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

4

Page 5: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

5

Page 6: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

6

MOTTO

هوا ها سوجها وبث ه ي فس واحدة وخلق ه ياأيها الاس اتقىا ربكن الذي خلقكن ه

. رجاال كثيزا وسآء واتقىا هللا الذي تسآءلىى به واألرحام إى هللا كاى عليكن رقيبا

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan

kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada

keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu

saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim.

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisa`: 1).

Page 7: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

7

PERSEMBAHAN

Dengan segala kebahagiaan dan kerendahan hati, penulis

persembahkan skripsi ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Selaku orang tua penulis Suyono dan Sri Wahyuni (alm) dengan

ketulusan selalu memberikan kasih sayang, curahan do’a semangat

dan motivasi kepada penulis

Isteriku dan anaku

Ernawati dan Zaki Aditya Pratama

Yang selalu memberikan warna dan support dalam keadaan apapun

Page 8: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

8

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

الحمد هلل رب العالمين و به نستعين على امورالد نيا والد ين الحول والقوة اال باهلل العلي

العظيم اشهد ان الاله االهللا وحده الشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل

اما بعد.وسلم وبارك على سيد نا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan taufiq serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam saya sampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan yang gelap menuju ke jalan

yang terang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pelaksanaan

Putusan (Eksekusi) Terhadap Sengketa Harta Bersama Di Pengadilan Agama Ambarawa

(Studi Analisis Putusan Nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan program S-1 Jurusan Syari’ah, Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai bila tanpa bantuan dari berbagai pihak

yang telah berkenan meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan dan petunjuk

yang berharga demi terselesainya skripsi ini. Sehingga pada kesempatan ini penulis

menghaturkan terima kasih kepada:

Page 9: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

9

1. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Dra. Siti Zumrotun selaku Dekan Fakultas Syari’ah Intitut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga.

3. Bapak Sukron Ma’mun, S.HI.,M.Si selaku Kepala Program Studi Ahwal Al-

Syakhshiyyah (AHS) Institu Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun dan menyelesaikan

skripsi.

4. Bapak Farkhani, SH.MH selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan

dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Masthur Huda selaku Ketua Pengadilan Agama Ambarawa yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan seluruh pegawai, karyawan dan

karyawati Pengadilan Agama Ambarawa yang telah membantu selama kegiatan

penelitian di Pengadilan Agama Ambarawa.

6. Ayahanda Suyono, Ibunda Sri Wahyuni (al marhumah) dan istri tercinta yang telah

banyak memberi bantuan moral dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7. Teman-teman semuanya yang telah bersedia memberikan kritik, saran dan

dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

viii

Page 10: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

10

Semoga amal kebaikannya mendapatkan imbalan setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya, untuk

itu diharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat khususnya bagi almamater dan semua pihak yang membutuhkannya.

Amiiin yaa rabbal ‘alamiin.

Salatiga, 15 September 2015

penulis,

Agung Windiarto

Page 11: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

11

ABSTRAK

Windiarto, Agung. 2015. Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Sengketa Harta Bersama di

Pengadilan Agama Ambarawa (Studi Analisis Putusan Nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb). Skripsi. Fakultas Syari’ah. Program Studi Ahwal Al-

Syakhshiyyah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing:

Farkhani, SH., MH.

Kata Kunci: putusan, eksekusi, sengketa harta bersama

Putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap sebagai hasil akhir atas

pemeriksaan perkara sengketa, wajib ditaati oleh pihak-pihak yang bersengketa secara

sukarela. Apabila sebuah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tidak

dijalankan secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa, maka pengadilan yang

mengeluarkan putusan tersebut dapat menjalankan eksekusi. Pada tanggal 10

Nopember 2010 Pengadilan Agama Ambarawa telah mengeluarkan putusan atas

pemeriksaan perkara perceraian dengan nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb. Di dalam

amar putusan tersebut menghukum pihak-pihak yang bersengketa untuk mentaati isi

perjanjian perdamaian tentang persengketaan harta bersama yang telah disepakati

kedua belah pihak sebelum dikeluarkannya putusan itu dan kepada perjanjian

perdamaian tersebut dijalankan eksekusi. Dengan penelitian ini, peneliti berupaya

mencari jawaban atas dua pertanyaan utama yang menjadi rumusan masalah.

Pertanyaan pertama adalah apa yang menjadi dasar ketua Pengadilan Agama Ambarawa

dalam menjalankan eksekusi terhadap sengketa harta bersama setelah adanya

kesepakatan perdamaian tentang pembagian harta bersama antara pihak I dan pihak II,

pertanyaan yang kedua apa yang menjadi keabsahan berita acara eksekusi tanpa tanda

tangan salah satu pihak.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif yuridis yang memfokuskan penelitian mendalam pada objek studi yakni

putusan nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb dan berita acara pelaksanaan putusan

(eksekusi). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yakni suatu

analisis untuk mengetahui apakah eksekusi tersebut sudah sesuai dengan undang-

undang dan peraturan lain yang berlaku.

Hasil yang didapat dari penelitian ini ketika melihat kasus yang terjadi, dengan

disertai teori tentang harta bersama dan eksekusi, dalam putusan tersebut, penulis menilai

bahwa Ada beberapa asas yang harus dipenuhi dalam sebuah pelaksanaan putusan

(eksekusi), yaitu putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena

Page 12: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

12

dalam putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap telah terkandung

wujud hubungan hukum yang tetap dan pasti antara pihak yang berperkara. Dasar

Ketua Pengadilan Agama dalam pelaksanaan putusan (eksekusi) perkara nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb, yaitu: Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

yang diatur dalam pasal 195 HIR tau pasal 206 R.Bg Putusan tidak dijalankan

dengan sukarela oleh Termohon, Adanya pengajuan permohonan Pemohon

eksekusi secara tertulis yang disampaikan kepada Ketua Pengadilan Agama

Ambarawa; Ketidakhadiran Termohon tanpa alasan dianggap tindakan keingkaran

memenuhi panggilan. Hal ini menurut pasal 197 ayat 1 HIR atau pasal 208 ayat 1

R.Bb, secara ex officio Ketua Pengadilan Agama dapat langsung mengeluarkan

surat perintah eksekusi.

Page 13: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

13

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN LOGO IAIN SALATIGA...........…………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN …………………………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………….. v

HALAMAN MOTTO ……......…………………………………………. vi

PERSEMBAHAN ………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. viii

ABSTRAK ……….……………………………………………………… ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………........ 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 6

C. Tujuan Penelitian. …………………………………………….. 7

D. Tinjauan Pustaka …....................…………………………........ 7

E. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 8

Page 14: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

14

F. Kerangka Teori ………………………………………………. 9

G. Metodologi Penelitian ……………………………………...... 10

H. Sistematika Penulisan ……………………………………....... 14

BAB II HARTA BERSAMA, PUTUSAN, EKSEKUSI DAN

PELAKSANAAN EKSEKUSI

A. Harta Bersama………………………………………………… 16

B. Putusan …………. …......................................................…....... 22

C. Eksekusi.. …………. …............................................................. 29

D. Pelaksanaan Eksekusi.. …………. …........................................ 30

BAB III

PELAKSANAAN PUTUSAN SENGKETA HARTA

BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA AMBARAWA

NOMOR PERKARA 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

A. Profil Pengadilan Agama Ambarawa........................................... 37

B. Kewenangan Pengadilan Agama Ambarawa …………….......... 44

C. Administrasi Berperkara di Pengadilan Agama

Ambarawa.................................................................................... 51

D. Putusan Perkara Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb …............. 54

BAB IV ANALISA PELAKSANAAN PUTUSAN SENGKETA HARTA

BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA AMBARAWA

NOMOR PERKARA 0224/PDT.G/2010/ PA.AMB

A. Analisa Putusan Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb ………… 74

Page 15: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

15

B. Analisa Keabsahan Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Nomor Perkara

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb…………………………….. 77

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan ………………………………………………........... 82

B Saran ……………………………………………………………. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974

menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk

keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kerjasama yang baik antara suami dan isteri dalam hal menjalankan

hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam

mewujudkan tujuan dari suatu perkawinan. Hak adalah sesuatu yang

seharusnya diterima seseorang setelah ia memenuhi kewajibanya,

sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang seharusnya dilaksanakan oleh

seseorang untuk mendapatkan hak. Suami isteri wajib saling setia dan

mencintai, hormat menghormati, dan saling memberi bantuan secara lahir

dan batin. Suami wajib melindungi dan memenuhi keperluan hidup rumah

tangga sesuai dengan kemampuannya. Demikian pula halnya dengan

seorang isteri, wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

Perkawinan mempunyai akibat hukum tidak hanya terhadap diri

pribadi mereka tetapi lebih dari itu mempunyai akibat hukum terhadap harta

suami isteri. Hubungan hukum kekeluargaan dan hubungan hukum

kekayaan terjalin dengan erat sehingga keduanya dapat dibedakan tapi tidak

dapat dipisahkan. Hubungan hukum kekeluargaan menentukan hubungan

Page 17: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

17

hukum kekayaannya dan hukum harta perkawinan tidak lain merupakan

hukum kekayaan keluarga (Satrio. 1991: hlm. 5).

Setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami atau isteri

mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh sebelum melakukan akad

perkawinan. Suami atau isteri yang telah melakukan perkawinan

mempunyai harta yang diperoleh selama perkawinan disebut harta bersama.

Meskipun harta bersama tersebut hanya suami yang bekerja dengan

berbagai usahanya sedangkan isteri berada dirumah dengan tidak mencari

nafkah melainkan hanya mengurus rumah tangga dan anak-anaknya

(Ramulyo, 1999: hlm. 231-232). Suami maupun isteri mempunyai hak

untuk mempergunakan harta bersama yang telah diperolehnya tersebut

selagi untuk kepentingan rumah tangganya tentunya dengan persetujuan

kedua belah pihak. Dan ini berbeda dengan harta bawaan dalam

penggunaannya tanpa harus ada persetujuan dari keduanya atau masing-

masing berhak mempergunakannya sepanjang para pihak tidak menentukan

lain, sebagaimana yang diatur dalam UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974

Pasal 35.

Dalam hukum Islam tentang harta bersama suami isteri terdapat

dalam surat An Nisa ayat 32 yang berbunyi :

Page 18: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

18

Atinya : “. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan

Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.

(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka

usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka

usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Departemen

Agama, 1989: hlm 122. ).

Perceraian merupakan peristiwa hukum yang menimbulkan

serangkaian akibat-akibat hukum, salah satunya adalah adanya pembagian

harta kekayaan bersama yang diperoleh selama perkawinan . Pembagian

harta kekayaan bersama itu dapat dilakukan secara kekeluargaan atau

melalui Pengadilan Agama yang mengeluarkan putusan perceraian tersebut.

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang No. 14/1970 pasal

2 bahwa Pengadilan Agama mempunyai tugas menerima, memeriksa,

mengadili dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.

Pembagian harta bersama menurut pasal 37 Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak ditetapkan secara tegas

berapa bagian masing-masing suami atau istri yang bercerai baik cerai

hidup maupun cerai mati. Harta bersama ada pada saat perkawinan

berlangsung sedangkan harta bawaan diperoleh sebelum berlangsungnya

perkawinan. Dalam keluarga banyak yang tidak mencatat tentang harta

bersama yang mereka miliki. Pada perkawinan yang masih baru

pemisahan harta bawaan dan harta bersama itu masih nampak, akan tetapi

pada usia perkawinan yang sudah tua harta bawaan maupun harta bersama

itu sudah sulit untuk dijelaskan secara terperinci satu persatu.

Page 19: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

19

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di

Indonesia juga berlaku Kompilasi Hukum Islam, yang berkaitan dengan

pembagian harta bersama sebagaimana diatur dalam Pasal 96 dan 97

Kompilsai Hukum Islam tersebut, yang menyebutkan bahwa pembagian

harta bersama baik cerai hidup maupun cerai mati ini, masing-masing

mendapatkan setengah dari harta bersama tersebut. Selengkapnya pasal 96

Kompilasi Hukum Islam berbunyi:

1) Apabila terjadi cerai mati, maka separo harta bersama menjadi hak

pasangan yang hidup lebih lama.

2) Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang istri atau

suaminya hilang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya

yang hakiki atau mati secara hukum atas dasar keputusan Pengadilan

Agama.

Sedangkan pasal 97 Kompilasi Hukum Islam Menyatakan: ”janda

atau duda yang cerai hidup masing-masing separo berhak seperdua dari

harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian

perkawinan”. Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa,

pembagian harta bersama karena cerai hidup dapat dilakukan secara

langsung antara bekas istri dan suami dengan pembagian masing-masing

separo bagian (Abdurahman, 1992: hlm. 136-137).

Pada tahun 2010 terdapat kasus mengenai sengketa harta bersama

dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Ambarawa dengan Nomor

Perkara: 0224/Pdt.G/2010/PA. Amb.

Page 20: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

20

Hasilnya adalah permohonan cerai dikabulkan dan pembagian harta

bersama dikabulkan, pada tanggal 27 Oktober 2010 pihak pertama dan

pihak kedua telah sepakat mengadakan perjanjian perdamaian yang berisi

pasal-pasal dibawah ini :

a. Pasal 1, bahwa berdasarkan Permohonan Perceraian yang diajukan

pihak (1)/ pertama/pemohon; M. Chariri, SE di Pengadilan Agama

Ambarawa nomor perkara. 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb, Pihak (1) dan

pihak (2) sepakat bercerai.

b. Pasal 3, bahwa pihak 1 (satu)/Pemohon :

1) Tanah dan bangunan, “Rumah kediaman bersama” Terletak di

Kel. Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang, sertifikat

HM no. 1012/luas 413 𝑚2.

2) Tanah dan bangunan yang diperuntukkan dealer motor

“TUNAS AGUNG MOTOR” Terletak di Kel. Leyangan, Kec.

Ungaran Timur, Kab. Semarang, sertifikat HM no. 1579/luas

264 𝑚2.

3) Tanah di Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang,

sertifikat HM no. 1537/luas 148 𝑚2, yang dirinci menjadi;

(1) Untuk jalan tol seluas 924𝑚2, atau senilai Rp.

288.000.000,- (dua ratus delapan puluh delapan juta

rupiah). Dana tersebut berada di bank Mandiri Cabpem.

Undip Tembalang.,an. M. Chariri, SE

(2) sisa tanah yang tidak untuk tol seluas 546𝑚2

Page 21: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

21

(3) Honda CS 1 Hitam Lis Merah th 2008 H 2712

(4) Usaha dealer motor “TUNAS AGUNG MOTOR” di Jl.

Pabongan Jetis Leyangan

(5) 1 TV merk Sharp 21 Inc.

Dengan adanya Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian kedua

belah pihak sudah mendapatkan bagiannya masing-masing. Perjanjian

Kesepakatan Perdamaian tersebut telah mempunyai kekuatan hukum tetap

diantara pihak yang membuatnya dan mengikat para pihak yang membuat

sebagai undang-undang. Tetapi dalam perkara sengketa harta bersama ini,

mengapa masih ada pelaksanaan eksekusi yang seharusnya tidak

dijalankan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik menyusun

skripsi dengan judul: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI)

TERHADAP SENGKETA HARTA BERSAMA DI PENGADILAN

AGAMA AMBARAWA (Studi Analisis Putusan Nomor

0224/Pdt.G/2010/PA. Amb).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan peneliti yang muncul

yaitu, Apa yang menjadi dasar Ketua Pengadilan Agama Ambarawa dalam

menjalankan eksekusi terhadap sengketa harta bersama setelah adanya

kesepakatan perdamaian harta bersama antara pihak I dan pihak II di

Pengadilan Agama Ambarawa perkara nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb ?

Page 22: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

22

apa yang menjadi keabsahan berita acara eksekusi tanpa tanda tangan salah

satu pihak?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok masalah yang dirumuskan didepan, peneliti

mempunyai tujuan sebagai berikut :

(1) Untuk mengetahui dasar Ketua Pengadilan Agama Ambarawa

dalam menjalankan eksekusi terhadap sengketa harta bersama

setelah adanya kesepakatan perdamaian harta bersama di Pengadilan

Agama Ambarawa nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb .

(2) Untuk mengetahui keabsahan berita acara eksekusi tanpa tanda

tangan dari salah satu pihak.

D. Tinjaun Pustaka

Dalam skripsi Siti Nafsiah, 2007, “Pembagian Harta Bersama

Istri Menurut Fikih dan perundang-undangan di Indonesia (Studi kasus di

Pengadilan Agama Salatiga Tahun 2000 dan 2004)”, dibahas mengenai

pembagian harta bersama menurut Fiqh dan Perundang-undangan di

Indonesia serta apa pembagian harta bersama di pengadilan agama

Salatiga sudah sesuai dengan Fiqh dan Perundang-undangan di Indonesia.

Dalam karya di atas hanya membahas tentang pembagian harta

bersama menurut fiqh dan perundang-undangan Indonesia, peneltian ini

berbeda dengan peneltian sebelumnya karena akan membahas

pelaksanakan putusan (Eksekusi) terhadap harta bersama setelah adanya

surat perjanjian kesepakatan perdamaian.

Page 23: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

23

E. Manfaat Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat

dilakukanya penelitian ini diharapkan:

1) Dapat menjadi tambahan informasi masyarakat terhadap kasus

serupa, diharapkan pula dapat menjadi penyeimbang antara

ketentuan dalam hukum yang sedang berlaku di Inonesia dengan

kebutuhan dalam masyarakat sehubungan dengan pelaksanaan

eksekusi terhadap harta bersama yang dipersengketakan dalam

permohonan harta bersama dalam perkara perceraian di Pengadilan

Agama sehingga tidak menjadi kerancuan dalam pelaksanaan

beracara.

2) Dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap pengembangan

putusan hakim menjadi suatu ketentuan yang bersifat umum

sehingga dapat dijadikan acuan bagi kasus serupa sehingga kendala

yang kerap muncul dalam proses pelaksanaan eksekusi terhadap

harta bersama yang dipesengketakakan dalam permohonan harta

bersama dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama dapat

diantisipasi.

3) Untuk memenuhi tugas dan persyaratan dalam memperoleh gelar

kesarjanaan (S1) dalam bidang ilmu syari’ah.

F. Kerangka Teori

Beberapa teori yang digunakan dalam rangka penelitian sebagai

landasan berfikir dan sebagai alat analisis adalah sebagai berikut:

Page 24: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

24

1) Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 bab VII tentang harta

benda dalam perkawinan yang terdiri dari 3 (tiga) pasal yaitu:

Pasal 35 ayat 1 : Harta benda yang diperoleh selama perkawinan

menjadi harta bersama.

Pasal 36 ayat 1 : Mengenai harta bersama suami atau isteri dapat

bertindak atas persetujuan kedua belah pihak.

Pasal 37 : Bila perkawinan putus karena perceraian, harta

bersama diatur menurut hukumnya masing-masing.

2) Harta bersama

Adalah harta kekayaan yang diperoleh selama perkawinan diluar

hadiah atau warisan, maksudnya adalah harta yang di dapat atau

usaha mereka sendiri selama masa ikatan perkawinan.

3) Perjanjian Kesepakatan Perdamaian perdamaian

Adalah Perjanjian Kesepakatan Perdamaian yang berisi hasil

musyawarah antara para pihak dalam sengketa kebendaan untuk

mengakhiri sengket.

4) Eksekusi

Adalah pelaksanaan suatu putusan pengadilan karena pihak

termohon tidak mau melaksanakan putusan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, meskipun pengadilan telah memperingatkan

pihak termohon agar putusan yang telah berkekuatan hukum tetap itu

supaya dilaksanakan oleh termohon secara sukarela sebagaimana

mestinya.

Page 25: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

25

Terdapat indikasi bahwa setelah putusan pengadilan mempunyai

kekuatan hukum tetap dan tidak dilaksanakan sita terhadap barang-

barang yang disengketakan.

Terdapat indikasi bahwa tidak dilaksanakanya dengan sukarela atas

putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

Dengan pemikiran di atas, penilitian ini dapat menyimpulkan

analisis pelaksanaan putusan (eksekusi) terhadap sengketa harta

bersama oleh Pengadilan Agama Ambarawa nomor:

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

G. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan metode

penelitian yang diantaranya adalah:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan

Penelitian ini berdasarkan pada penelitian hukum normatif

(yuridis normatif). Penelitian hukum normatif (yuridis normatif)

yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti

bahan pustaka atau data sekunder. Dalam penelitian ini yang akan

dicari terkait dengan pelaksanaan eksekusi harta bersama nomor:

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang secara

umum bersifat deskriptif. Sifat deskriptif ini dimaksudkan untuk

Page 26: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

26

mendapatkan gambaran yang baik, jelas, dan dapat memberikan

data secermat mungkin tentang obyek yang diteliti. Dalam hal ini

untuk menggambarkan semua hal yang berkaitan tentang

pelaksanaan putusan (eksekusi) terhadap sengketa harta bersama di

Pengadilan Agama Ambarawa nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis di Pengadilan Agama

Ambarawa Jl. Mgr. Sogijopranoto No. 105, Ambarawa. Peneliti

memilih lokasi tersebut karena Pengadilan Agama Ambarawa yang

dalam tugas pokoknya menerima, memeriksa, mengadili dan

menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, termasuk di

dalamnya eksekusi sengketa harta bersama di Pengadilan Agama

nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

3. Sumber Data

Sumber data adalah subyek hokum dimana data diperoleh. Sumber

data dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek

yang diteliti. Sumber primer dalam penelitian ini adalah putusan

nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb tentang pelaksananaan putusan

(eksekusi) terhadap sengketa harta bersama. Putusan ini penulis

peroleh langsung dari Pengadilan Agama Ambarawa.

b. Data sekunder

Page 27: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

27

Data sekunder merupakan data yang dapat menunjang, yang

diperoleh dari hasil wawancara kepada hakim dan panitera

Pengadilan Agama Ambarawa yang menangani kasus tersebut.

Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitianya, bisa berwujud data

dokumentasi/data laporan yang tersedia. Data sekunder yang

penulis gunakan dalam skripsi ini diantaranya adalah:

1) Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata yang

diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama

2) Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama yang

diterbitkan oleh Pustaka Pelajar

3) Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia yang diterbitkan oleh

Departemen Agama RI Direktorat jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam

4) Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah

Syari’ah yang diterbitkan oleh Sinar Grafik.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah proses untuk

menghimpun data yang diperlukan, relevan serta dapat memberikan

gambaran dari aspek yang akan diteliti baik penelitian pustaka

ataupun penelitian lapangan.

Page 28: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

28

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metodologi

penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan

dengan terjun langsung secara aktif ke lapangan.

Prosedur penelitiannya meliputi:

a. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab secara lisan terhadap

informan dengan berhadapan secara langsung. Wawancara

dilakukan peneliti kepada Ketua Pengadilan Agama Ambarawa

dan Panitera Pengganti pada Pengadilan Agama Ambarawa.

b. Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan karena sumber data tidak hanya

mengenai tempat dan orang, tetapi juga arsip-arsip dan dokumen.

Oleh karena itu penulis menggunakan metode dokumentasi, yaitu

mencari data mengenai hal-hal variabel b erupa tulisan dan buku-

buku yang relevan denga tema penulisan skripsi ini. Dokumentasi

utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar putusan

PA. Ambarawa nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

5. Analisis Data

Yang dimaksud dengan analisis data yaitu suatu cara yang

dipakai untuk menganalisa, mempelajari serta mengolah kelompok

data tertentu, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang kongkret

tentang permasalahan yang diteliti dan dibahas. Dalam penelitian ini

penyusun menggunakan analisa data deduktif yaitu cara dengan

Page 29: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

29

berpikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum kemudian

ditarik pada persoalan yang berkaitan dengan penelitian (Nawawi,

1990: hlm. 63). Metode ini digunakan dalam rangka mengetahui

bagaimana penerapan kaidah-kaidah normatif dan yuridis dalam

perkara permohonan perceraian.

6. Tahap-tahap Penelitian

Setelah peneliti menentukan tema yang akan diteliti, maka

penulis melakukan penelitian pendahuluan ke Pengadilan Agama

Ambarawa guna mendapatkan data awal dengan bertanya kepada

Panitera dan Ketua Pengadilan Agama sehingga menghasilkan sebuah

catatan-catatan, kemudian mencari permasalahan yang ada. Dari data

awal dan pokok masalah yang sudah diperoleh kemudian dilanjutkan

dengan proses analisis data untuk selanjutnya dilakukan proses

penyusunan laporan penelitian berupa skripsi.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini perlu adanya sistematika penulisan

sehingga dapat diketahui secara jelas kerangka garis besar dari isi skripsi

yang ditulis.

BAB I : PENDAHULUAN berisi tentang pedoman dari penulisan

skripsi secara keseluruhan. Dalam bab ini diuraikan persoalan

yang berhubungan dengan pembuatan skripsi yaitu latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Page 30: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

30

penelitian, kerangka teoritik, metodologi penelitian dan

sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA berisi tentang kajian umum tentang

harta bersama, putusan dan pelaksanaan putusan (eksekusi)

dalam sengketa harta bersama.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang

sejarah Pengadilan Ambarawa, kedudukan dan kewenangan

Pengadilan Agama Ambarawa, struktur Pengadilan

Ambarawa, putusan perkara nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

dan Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) terhadap sengketa harta

bersama nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

BAB IV : ANALISIS PUTUSAN PELAKSANAAN PUTUSAN

(EKSEKUSI) TERHADAP SENGKETA HARTA BERSAMA

DI PENGADILAN AGAMA AMBARAWA NOMOR:

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb berisi tentang analisis dasar

pelaksanaan Putusan Ketua Pengadilan Agama Terhadap

Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Sengketa Harta bersama

setelah adanya perdamaian harta bersama di Pengadilan

Agama Ambarawa.

BAB V : PENUTUP berisi tentang kesimpulan dan saran merupakan

bab terakhir yang menyimpulkan isi skripsi disertai saran-saran

dari hasil penelitian.

Page 31: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

31

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

HARTA BERSAMA, PUTUSAN DAN EKSEKUSI

1. Pengertian Harta Bersama

Dari segi bahasa, harta yaitu barang-barang (uang dan sebagainya)

yang menjadi kekayaan (Depdikbad, 1989 hal 199). Sedangkan yang

dimaksud harta bersama yaitu harta kekayaan yang diperoleh selama

perkawinan di luar hadiah atau warisan, maksudnya adalah harta yang

didapat atau usaha mereka sendiri selama masa ikatan perkawinan (Rofiq,

1995 hal 200).

Harta bersama dibagi dengan seimbang antara mantan suami dan

mantan isteri. Apabila tidak ada perjanjian perkawinan mengenai pisah

harta dilakukan oleh pasangan suami isteri yang dilakukan sebelum dan

sesudah berlangsungnya akad nikah. Adapaun harta bersama pada

dasarnya terdiri dari :

a. Harta yang diperoleh sepanjang perkawinan berlangsung

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali

yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri dan;

c. Harta yang diperoleh sebagai hadiah/pemberian atau warisan apabila

ditentukan demikian.

Page 32: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

32

Sedangkan yang tidak termasuk dalam harta bersama antara lain :

a. Harta bawaan yang dari masing-masing suami dan isteri

b. Hibah

c. Harta warisan

Pembentukan hukum keluarga secara umum dipengaruhi dan

terdapatnya unsur antara 3 (tiga) sistem hukum, yaitu Hukum Islam ,

Hukum Barat dan Hukum Adat. Dasar hukum tentang harta bersama

dalam hukum Islam dapat ditelusuri melalui undang-undang dan

peraturan berikut :

a. Undang-undang Perkawinan (UU No. 1 Tahun 1974)

Masalah harta bersama diatur dalam pasal 35 sampai dengan

pasal 37, secara garis besar menyatakan bahwa harta benda yang

diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, sedangkan harta

bawaan dari masing-masing suami dan isteri adalah di bawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan

lain. (Ali, 2006:56). Hal ini dapat diartikan bahwa ketika terjadi

perceraian, harta bersama yang diperoleh oleh pasangan suami isteri

selama dalam perkawinan dapat diatur dengan menggunakan aturan

yang berbeda-beda tergantung pada variasi hukum adat. Pasal-pasal

tersebut diatas disusun berdasarkan pada nilai-nilai umumnya yang

muncul dalam aturan adat tentang harta bersama, yaitu :

Page 33: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

33

1) Masing-masing pihak dalam perkawinan memiliki hak untuk

mengambil keputusan terhadap harta yang mereka peroleh

sebelum nikah, dan

2) Dengan ikatan perkawinan, isteri maupun suami memiliki posisi

yang setara dengan kekayaan keluarga terlepas pihak mana yang

sebenarnya mengusahakan asset tersebut.

Dalam pasal 37 UU No, 1 Tahun 1974 mengenai perkawinan

menentukan bahwa bila perkawinan putus karena perceraian, harta

bersama diatur menurut hukumnya masing-masing. Yang dimaksud

dengan hukumnya masing-masing adalah hukum agama, hukum adat,

dan hukum lainya.

b. Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Pasal 85 menyebutkan bahwa adanya harta bersama dalam

perkawinan itu tidak menutup kemungkinan adanya harta milik

masing-masing suami atau isteri. Pasal ini sudah menyebutkan adanya

harta bersama dalam perkawinan.

Kompilasi Hukum Islam mendukung adanya persatuan harta

perkawinan (harta bersama). Meskipun sudah bersatu tidak menuntut

kemungkinan adanya sejumlah harta milik masing-masing pasangan

baik suami maupun isteri. Kompilasi Hukum Islam mengatur masalah

harta bersama dalam perkawinan sebagaimana diatur dalam pasal 85

sampai dengan pasal 97. Pada dasarnya tidak ada pencampuran antara

Page 34: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

34

harta suami dan isteri karena perkawinan, sementara harta isteri tetap

menjadi hak isteri dan dikuasai penuh olehnya, demikian juga harta

suami tetap menjadikan suami dan dikuasai penuh olehnya (Pasal 86

ayat 1). Adapun harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan

harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan

adalah di bawah penguasaan masing-masing berupa hibah, hadiah,

sodaqoh, atau lainya (Pasal 87 ayat 1). Suami beretanggung jawab

menjaga harta bersama, harta isteri maupun hartanya sendiri, dan

sebaliknya isteri turut bertanggung jawab menjaga harta bersama,

maupun harta suami yang ada padanya. Dari pengaturan harta

tersebut, baik harta bersama, maupun harta asal dan atau harta bawaan

berdasarkan Firman Allah Surah An-Nisaa’ (4) ayat 34 sebagai

berikut.

.....

Artinya : Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, oleh karena

Allah telah melebihkan sebagian yang lain (wanita), dan

karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian

dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,

ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri dibalik

pembelakangan suaminya karena Allah telah memelihara

(mereka).

Page 35: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

35

Harta bersama sebagaimana tersebut dalam pasal 85 dapat

berupa benda berwujud atau tidak berwujud, dimana harta bersama

yang berwujud dapat meliputi benda tidak bergerak, benda bergerak

dan surat-surat berharga, sedangkan harta bersama yang tidak

berwujud dapat berupa hak dan kewajiban (Pasal 91 ). Harta bersama

dapat dijadikan sebagai barang jaminan oleh salah satu pihak atas

persetujuan pihak lain, akan tetapi bahwa suami isteri tanpa

persetujuan pihak lain tidak diperbolehkan menjual atau

memindahkan harta bersama. Sedangkan sehubungan dengan hutang,

pertanggungan terhadap hutang suami atau isteri dibebankan pada

hartanya masing-masing, tetapi pertanggungan jawaban terhadap

hutang yang dilakukan untuk kepentingan keluarga, dibebankan

kepada harta bersama. Apabila harta bersama tidak mencukupi, maka

dibebankan kepada harta suami dan apabila harta suami tidak

mencukupi dibebankan kepada harta isteri (Pasal 93).

Harta bersama dari perkawinan seorang suami yang

mempunyai isteri lebih dari seorang, masing-masing terpisah dan

berdiri sendiri. Pemikiran harta bersama dari perkawinan seorang

suami yang mempunyai isteri lebih dari seorang tersebut, dihitung

pada saat berlangsungnya akad perkawinan yang kedua, ketiga, atau

yang keempat (Pasal 94).

Apabila terjadi perselisihan antara suami isteri tentang harta

bersama, maka penyelesaian perselisihan itu diajukan kepada

Page 36: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

36

Pengadilan Agama (Pasal 88). Apabila terjadi cerai mati, maka

separuh harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama,

sedangkan pembagian harta bersama bagi suami atau isteri yang isteri

atau suaminya hilang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian

matinya yang hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusan

Pengadilan Agama (Pasal 96). Pasal 97 mengatur bahwa janda atau

duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama

sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan (Depag

Indonesia, 1992 hal 46-50).

Seperti telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa

pembagian harta bersama dilakukan ketika perkawinan berakhir akibat

perceraian atau kematian salah seorang pasangan, masing-masing

suami isteri memiliki hak yang sama terhadap harta bersama yaitu

separo dari harta bersama. Pembagian seperti ini berlaku tanpa harus

mempersoalkan siapakah yang berjerih payah untuk mendapatkan

harta kekayaan tersebut selama perkawinan berlangsung.

Ketentuan pembagian harta bersama separuh bagi suami dan

separuh bagi isteri hanya sesuai dengan rasa keadilan dalam hak

baik suami maupun isteri sama-sama melakukan peran yang dapat

menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup keluarga dalam hal ini,

pertimbangan bahwa suami maupun isteri berhak atas atas separuh

harta bersama adalah berdasarkan peran baik suami maupun isteri,

Page 37: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

37

sebagai partner yang saling melengkapi dalam upaya membina

keutuhan dan kelestarian keluarga.

2. Putusan (Vonis/Al Qadha)

Putusan yaitu keputusan pengadilan atas perkara permohonan

berdasarkan adanya suatu sengketa atau perselisihan, dalam arti putusan

merupakan produk pengadilan dalam perkara-perkara contentiosa, yaitu

produk pengadilan yang sesungguhnya.

Dilihat dari segi fungsinya putusan hakim terdiri atas :

a. Putusan akhir (eind vonnis), yaitu putusan yang mengakihiri di

persidangan dan putusan ini merupakan produk utama dari suatu

persidangan.

b. Putusan sela (tussen vonis), yaitu putusan yang dijatuhkan masih

dalam proses persidangan sebelum putusan akhir dibacakan dengan

tujuan untuk memperjelas dan memperlancar persidangan.

c. Putusan serta-merta, yaitu putusan pengadilan agama yang pada

putusan tersebut oleh salah satu pihak atau para pihak yang berperkara

dilakukan upaya hukum baik verzet, banding maupun kasasi dan

memakan waktu relatif lama, lalu ada suatu permohonan dari salah

satu pihak, agar putusan yang telah dijatuhkan oleh pengadilan agama

dilaksanakan terlebih dahulu, tidak lagi menunggu yang mempunyai

kekuatan hukum tetap.

Page 38: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

38

Putusan sela dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Putusan Provesionil (Provesionil Vonnis), yaitu putusan yang

dijatuhkan untuk memberikan jawaban tuntutan pihak yang berperkara

agar dilakukan tindakan pendahuluan guna kepentingan pihak

pemohon sebelum dijatuhkan putusan akhir, misalnya putusan tentang

jaminan.

b. Putusan Prepatoir (Prepatoir Vonnis), yaitu putusan persiapan

sebelum putusan akhir. Putusan Prepatoir tidak menyinggung pokok

perkara. Putusan tersebut lebih tertuju pada jalanya acara persidangan

seperti putusan tentang penundaan sidang, putusan agar

pemohon/pemohon prinsipil datang sendiri ke muka sidang.

c. Putusan Insidentil (Incidentiele Vonnis), yaitu putusan yang

berhubungan dengan peristiwa (insiden) yang untuk sementara

menghentikan pemeriksaan sidang tetapi belum berhubungan dengan

pokok perkara misalnya putusan tentang prodeo, eksepsi tidak

berwenang, putusan tentang hakim, dan lain-lain.

d. Putusan Interlokotoir (Interlocotoir Vonnis), yaitu putusan yang isinya

memerintahkan pembuktian, misalnya putusan pemeriksaan setempat,

putusan pemeriksaan saksi-saksi.

Dilihat dari segi hadir tidaknya para pihak pada saat putusan

dijatuhkan, putusan dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu

Page 39: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

39

a. Putusan verstek, yaitu putusan yang dijatuhkan karena

termohon/termohon tidak hadir dalam persidangan padahal sudah

dipanggil secara resmi, sedangkan pemohon/pemohon hadir. Verstek

artinya termohon tidak hadir, putusan verstek diatur dalam pasal 125-

129 HIR dan 196-197 HIR, pasal 148-153 RBg da 207-208 RBg, UU

No. 20 tahun 1947 dan SEMA No. 9/1964.

Putusan verstek dapat dijatuhkan dalam sidang pertama atau

sesudahnya, sesudah tahap pembacaan termohon/para termohon

semuanya belum hadir dalam sidang padahal telah dipanggil dengan

resmi dan patut (Arto, 1996 hal 256).

b. Putusan gugur, yaitu putusan yang menyatakan bahwa

permohonan/permohonan gugur karena pemohon/pemohon tidak

pernah hadir meskipun sudah dipanggil secara resmi dan

termohon/termohon hadir dalam sidang dan mohon putusan.

c. Putusan kontradiktoir, yaitu putusan yang pada saat dijatuhkan

diucapkan dalam sidang tidak dihadiri salah satu pihak atau para pihak.

Dilihat dari segi isinya terhadap permohonan/perkara, putusan

dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu

a. Putusan tidak menerima permohonan pemohon, yaitu permohonan

pemohon/permohonan pemohon tidak diterima karena tidak

terpenuhinya syarat hukum baik formil maupun materiil (putusan

negatif).

Page 40: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

40

b. Putusan menolak permohonan pemohon, yaitu putusan akhir yang

dijatuhkan setelah menempuh semua tahap pemeriksaan, tetapi

ternyata dalil-dalil gugat tidak terbukti (putusan negatif).

c. Putusan mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian dan

menolak tidak menerima selebihnya, yaitu putusan akhir yang dalil

gugat ada yang terbukti dan ada pula yang tidak terbukti atau tidak

memulai syarat (putusan campuran positif dan negatif).

d. Putusan mengabulkan permohonan pemohon seluruhnya, yaitu

putusan yang terpenuhinya syarat gugat dan terbuktinya dalil-dalil

gugat (putusan positif).

Dilihat dari segi sifatnya terhadap akibat hukum yang ditimbulkan,

putusan terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu

a. Diklatoir, yaitu putusan yang menyatakan suatu keadaan yang sah

menurut hukum, karena itu amar putusan diklatoir berbunyi,

“Menetapkan”

Putusan deklatoir terjadi dalam putusan sebagai berikut

a) Permohonan talak

b) Gugat cerai karena perjanjian ta’lik talak

c) Penetapan hak perawatan anak oleh ibunya

d) Penetapan ahli waris yang sah

e) Penetapan adanya harta bersama

f) Perkara-perkara valunter dan seterusnya

Page 41: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

41

b. Putusan kontitutif, yaitu putusan yang menciptakan keadaan hukum

baru yang sah menurut hukum sebelumnya memang belum terjadi

keadaan hukum tersebut.

Amar putusan kontitutif berbunyi “Menyatakan…” dan putusan

konstitutif terdapat pada putusan-putusan sebagai berikut

a) Putusan gugur, ditolak dan putusan tidak diterima

b) Permohonan cerai bukan karena ta’lik talak

c) Putusan verstek

d) Putusan pembatalan perkawinan dan seterusnya.

c. Putusan Kondemnatoir, yaitu putusan yang bersifat menghukum

kepada salah satu pihak untuk melakukan sesuatu atau tidak

melakukan sesuatu, atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan

untuk memenuhi prestasi.

Amar putusan kondemnatoir berbunyi “Menghukum…” Putusan

ini mempunyai kekuatan eksekutorial, yang bila terhukum tidak mau

melaksanakan isi putusan secara sukarela, maka atas permohonan

pemohon, putusan dapat dilaksanakan dengan paksa (exution force) oleh

pengadilan agama yang memutusnya.

Amar putusan kondemnatoir yang diterapkan di pengadilan agama

antara lain:

a. Penyerahan pembagian harta bersama

b. Penyerahan hak nafkah iddah, mut’ah

Page 42: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

42

c. Penyerahan hak biaya alimentasi anak dan sebagainya

Pada prinsipnya putusan kondemnatoir merupakan putusan

penghukuman untuk :

a) Menyerahkan suatu barang

b) Membayar sejumlah uang

c) Melakukan suatu perbuatan tertentu

d) Menghentikan suatu perbuatan /keadaan

e) Mengosongkan tanah/rumah dan lain-lain

Bentuk dan isi putusan terdiri dari 5 (lima) hal, yaitu sebagai berikut

a. Kepala putusan

Pada bagian kepala putusan tertulis judul putusan dan nomor putusan

di bawahnya. Di bawahnya lagi tertulis

“BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM” dengan huruf besar

diikuti dengan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA” dengan huruf besar.

b. Nama pengadilan dan jenis perkara, misalnya;

Pengadilan Agama Jakarta Timur mengadili perkara perdata pada

tingkat pertama dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan

dalam perkara cerai gugat.

c. Identitas para pihak

Bagian ini berisi tentang identitas pemohon dan termohon atau

pemohon dan termohon dan kuasa hukumnya secara lengkap.

Page 43: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

43

d. Tentang duduk perkara

Bagian ini menggambarkan dengan singkat, jelas, dan kronologis

persidangan mulai dari usaha perdamaian, dalil permohonan, jawaban

termohon, replik, duplik, saksi, hasil pemeriksaan setempat bila ada,

hasil pemeriksaan jaminan bila ada, dan kesimpulan para pihak

e. Kaki putusan

Kaki putusan berisi tentang hari dan tanggal putusan, nama Majelis

Hakim, Panitera Pengganti, jumlah biaya perkara, dan penanggung

biaya perkara.

Putusan pengadilan mempunyai 3 (tiga) kekuatan, yaitu

a) Kekuatan mengikat

Putusan hakim mengikat para pihak yang berperkara dan kekuatan

mengikat suatu putusan yang ada dalam arti positif dan dalam arti

negatif . dalam arti positif, yaitu bahwa yang telah diputus hakim harus

dianggap benar. Dalam arti negatif, yaitu bahwa hakim tidak boleh

memutus lagi perkara yang sama, pokok perkara yang sama, dan pihak

yang sama (nebis in idem).

b) Kekuatan pembuktian

Artinya putusan hakim telah memperoleh kepastian hukum , bukti

kebenaran hukum , dan mempunyai kekuatan hukum tetap serta dapat

dijadikan bukti dalam sengketa perdata yang sama.

Page 44: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

44

c) Kekuatan eksekutorial

Yaitu kekuatan untuk dilaksanakan putusan peradilan itu secara paksa

oleh aparat Negara.

3. Eksekusi

Menurut etimonologi, eksekusi berasal dari bahasa Belanda

“executive” yang berarti menjalankan putusan hakim atau pelaksanaan

putusan pengadilan. Secara terminologi eksekusi adalah melaksanakan

putusan (vonis) pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap (Mardani, 2009 hal 142).

Eksekusi pada hakikatnya tidak lain adalah realisasi dari pada

kewajiban untuk memenuhi prestasi yang tercantum dalam putusan

tersebut.

Eksekusi menganut azaz-azas yang dipedomi oleh Pengadilan

Agama yang meliputi :

a. Menjalankan putusan telah berkekuatan hukum tetap

Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilakukan

secara paksa terhadap pihak yang kalah dalam perkara. Biasanya

tindakan eksekusi baru merupakan masalah apabila pihak yang

kalah ialah pihak termohon. Dan pada tahap eksekusi kedudukan

termohon berubah menjadi “pihak tereksekusi. Pihak pemohon

bertindak selaku pihak yang meminta kepada pengadilan agar pihak

termohon dihukum untuk menyerahkan suatu barang,

Page 45: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

45

mengosongkan rumah atau sebidang tanah, melakukan sesuatu,

menghentikan sesuatu, atau membayar sejumlah uang (Harahap,

1993: 5).

b. Putusan tidak dijalankan secara sukarela.

Tampil dan berfungsinya ekskusi dalam suatu perkara, apabila

pihak termohon tidak bersedia menaati dan menjalankan putusan

secara sukarela. Keengganan termohon menjalankan pemenuhan

putusan secara sukarela akan menimbulkan konsekusensi hukum

berupa tindakan paksa yang disebut “eksekusi”.

Salah satu prinsip yang melekat pada eksekusi, yaitu menjalankan

putusan secara paksa, adalah merupakan tindakan yang timbul

apabila pihak termohon tidak menjalankan putusan secara sukarela.

Jika pihak termohon bersedia mentaati dan menjalankan putusan

secara sukarela, tindakan eksekusi tidak diperlukan (Harahap,

1993: 9).

c. Putusan mengandung amar condemnatoir (menghukum)

Prinsip lain yang perlu diperhatikan sehubungan dengan

menjalankan eksekusi ialah sifat “kondemnatoir”, hanya putusan

yang bersifat kondemnatoir saja yang bisa dijalankan eksekusi.

Yakni putusan yang amar atau diktumnya mengandung unsur

“penghukuman” (Harahap, 1993:11).

d. Eksekusi dipimpin oleh ketua pengadilan agama dan dilaksanakan

oleh panitera/juru sita

Page 46: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

46

Eksekusi secara nyata dilakukan oleh panitera atau juru sita

berdasar perintah Ketua Pengadilan yang dituangkan dalam bentuk

“surat penetapan”. Surat penetapan merupakan landasan yuridis

tindakan eksekusi yang dilakukan panitera atau juru sita. Tanpa

surat penetapan, syarat formal eksekusi memadai. Perintah

eksekusi menurut pasal 197 ayat 1 HIR atau pasal 208 RBG mesti

dengan surat penetapan, tidak diperkenankan perintah eksekusi

secara lisan (Harahap, 1993 hal 18).

Sedangkan bentuk eksekusi terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu :

a. Eksekusi riil atau nyata sebagaimana diatur dalam pasal 1033 Rv,

pasal 218 ayat (2) R.Bg yang meliputi berupa pengosongan,

penyerahan, pembagian, pembongkaran, berbuat sesuatu atau

tidak berbuat sesuatu dan memerintahkan atau menghentikan

sesuatu perbuatan.

b. Eksekusi pembayaran sejumlah uang (executie verkoof) dilakukan

melalui mekanisme lelang, sebagaimana termuat dalam pasal 196

HIR, pasal 208 RBg.

Eksekusi yang terakhir ini, dilakukan dengan menjual barang-

barang debitur atau juga dalam pembagian harta bila pembagian in

natura karena suatu sebab tidak dapat dilakukan antara lain dalam

pembagian harta warisan dan harta bersama, berapa sebuah rumah,

sebuah mobil dan lain-lain (Manan, 2010 hal 122-123)

Page 47: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

47

Barang-barang tersebut dijual dulu kemudian hasil penjualan itu

dibagi sesuai dengan amar putusan Pengadilan Agama. Jika secara

musyawarah ada yang tidak setuju dengan cara tersebut, maka

pembagianya dilaksanakan secara lelang dimuka umum dan hasil

penjualan lelang dibagi sesuai dengan porsi yang dalam putusan.

4. Pelaksanaan Eksekusi

Secara prosedural pelaksanaan eksekusi adalah sebagai berikut :

a) Permohonan eksekusi oleh pihak yang kalah tidak bersedia

melaksanakan putusan Pengadilan Agama secara sukarela untuk

dilaksanakan secara paksa (Pasal 207 ayat (1) RBg/Pasal 196 HIR).

b) Pemohon mengajukan permohonan eksekusi dan mekanismenya

sebagaimana diatur dalam pola bindalmin dan peraturan terkait.

c) Ketua pengadilan agama menerbitkan penetapan untuk aanmaning,

yang berisi perintah kepada jurusita supaya memanggil termohon

eksekusi hadir pada sidang aanmaning.

d) Jurusita/jurusita pengganti memanggil termohon eksekusi.

e) Ketua pengadilan agama melaksanakan aanmaning, denga sidang

isidentil yang dihadiri oleh ketua, panitera dan termohon eksekusi.

Dalam sidang aanmaning tersebut:

(1) Seyogyanya pemohon eksekusi dipanggil untuk hadir.

Page 48: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

48

(2) Ketua pengadilan agama menyampaikan peringatan supaya dalam

tempo 8 (delapan) hari dari hari setelah peringatan termohon

eksekusi melaksanakan isi putusan.

(3) Penitera membuat berita acara sidang aanmaning dan

ditandatangani oleh ketua panitera.

f) Apabila dalam tempo 8 (delapan) hari setelah peringatan, pemohon

ekskusi melaporkan bahwa termohon eksekusi belum melaksanakan

isi putusan, ketua pengadilan agama menerbitkan penetapan perintah

eksekusi.

g) Dalam hal eksekusi putusan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah

yang objeknya berada diluar wilayah hukumnya, maka ketua

pengadilan agama/mahkamah syar’iyah yang bersangkutan meminta

bantuan kepada ketua pengadilan agama/mahkamah syar’iyah yang

mewilayahi objek eksekusi tersebut dalam bentuk penetapan.

Selanjutnya, ketua pengadilan agama/mahkamah syar’iyah yang

diminya bantuan menerbitkan surat penetapan yang berisi perintah

kepada panitera/jurusita agar melaksanakan eksekusi di bawah

peimpinan ketua pengadilan agama/mahkamah syar’iyah tersebut

(Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2010, butir 1).

h) Dalam hal eksekusi tersebut pada butir 5), diajukan perlawanan baik

dari pelawan tersita maupun dari pihak ketiga, maka perlawanan

tersebut diajukan dan diperiksa serta diputus oleh pengadilan

agama/mahkamah syar’iyah yang diminta bantuan (pasal 195 ayat (6)

Page 49: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

49

HIR/Pasal 206 ayat (6) Rbg dan butir 2 Surat Edaran Mahkamah

Agung Nomor 01 Tahun 2010).

i) Dalam hal pelawan dalam perlawanannya meminta agar eksekusi

tersbut pada butir 6) diatas ditangguhkan, maka yang berwenang

menangguhkan atau tidak menangguhkan eksekusi itu adalah ketua

pengadilan agama/mahkamah syar’iyah yang diminta bantuanya,

sebagai pejabat yang memimpin eksekusi, dengan ketentuan bahwa

dalam jangka waktu 2 X 24 jam melaporkan secara tertulis kepada

ketua pengadilan agama yang meminta bantuan tentang segala upaya

yang telah dijalankan olehnya termasuk adanya penangguhan

eksekusi tersebut (Pasal 195 ayat (5) dan (7) HIR/Pasal 206 ayat (5)

dan (7) RBg serta butir 3 Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 01

Tahun 2010).

j) Dalam hal pelaksanaan putusan mengenai suatu perbuatan, apabila

tidak dilaksanakan secara sukarela, harus dinilai dalam sejumlah uang

(Pasal 225 HIR/Pasal 259 RBg) yang teknis pelaksanaanya seperti

eksekusi pembayaran sejumlah uang.

k) Jika termohon tidak mau melaksanakan putusan tersebut dan

pengadilan tidak bisa melaksanakannya walau dengan bantuan alat

Negara, maka pemohon dapat mengajukan kepada ketua pengadilan

agama/mahkamah syr’iyah agar termohon membayar sejumlah uang,

yang nilainya sepadan dengan perbuatan yang harus dilakukan oleh

termohon.

Page 50: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

50

l) Ketua pengadilan agama wajib memanggil dan mendengar teremohon

eksekusi dan apabila diperlukan dapat meminta keterangan dari

seorang ahli di bidang tersebut.

m) Penetapan jumlah uang yang harus dibayar oleh termohon dituangkan

dalam penetapan ketua pengadilan agama.

n) Apabila putusan untuk membayar sejumlah uang tidak dilaksanakan

secara sukarela, maka akan dilaksanakan dengan cara melelang

barang milik pihak yang dikalahkan (Pasal 200 HIR/Pasal 214 s/d

Pasal 224 RBg).

o) Putusan yang menghukum termohon untuk menyerahkan sesuatu

barang, misalnya sebidang tanah, dilaksanakan oleh jurusita, apabila

perlu dengan bantuan alat kekuasaan Negara.

p) Eksekusi tidak bisa dilakukan kedua kalinya apabila barang yang di

eksekusikan telah diterima oleh pemohon eksekusi, namun diambil

kembali oleh tereksekusi.

q) Upaya yang dapat ditempuh oleh yang bersangkutan adalah

melaporkan hal tersebut di atas kepada pihak yang berwajib (pihak

kepolisian) atau mengajukan permohonan untuk memperoleh kembali

barang (tanah/rumah tersebut).

r) Putusan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan

penyerobotan tersebut apabila diminta dalam petitum, dapat

dijatuhkan putusan sert-merta atas dasar sengketa bezit/kedudukan

berkuasa.

Page 51: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

51

s) Apabila suatu perkara yang telah berkekuatan hukum tetap telah

dilaksanakan (dieksekusi) atas suatu barang dengan eksekusi riil,

tetapi kemudian putusan yang berkekuatan hukum tetap tersebut

dibatalkan oleh putusan peninjauan kembali, maka barang yang telah

diserahkan kepada pihak pemohon eksekusi tersebut wajib diserahkan

tanpa proses permohonan kepada pemilik semula sebagai pemulihan

hak.

t) Pemulihan hak diajukan pemohon kepada ketua pengadilan

agama/mahkamah syar’iyah.

u) Eksekuksi pemulihan hak dilakukan menurut tata cara ekskusi riil.

Apabila barang tersebut sudah dialihkan kepada pihak lain, termohon

eksekusi dapat mengajukan permohonan ganti rugi senilai objek

miliknya.

v) Apabila putusan belum berkekuatan hukum tetap, kemudian terjadi

perdamaian di luar pengadilan yang mengesampingkan amar putusan

dan ternyata perdamaian itu diingkari oleh salah satu pihak, maka

yang dieksekusi adalah amar putusan yang telah berkekuatan hukum

tetap (Manan, 2010 hal 122-126).

Page 52: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

52

BAB III

PELAKSANAAN PUTUSAN SENGKETA HARTA BERSAMA DI

PENGADILAN AGAMA AMBARAWA NOMOR PERKARA

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

A. Profil Pengadilan Agama Ambarawa

Pengadilan Agama Ambarawa adalah Pengadilan Agama yang berada

di wilayah kabupaten Semarang. Untuk mengetahui profil Pengadilan Agama

Ambarawa akan lebih baik apabila terlebih dahulu kita menyimak sejarah

keberadaan Kabupaten Semarang berikut:

1. Sejarah Pengadilan Agama Ambarawa

Sejak hampir 5 abad yang lalu di masa Pajang Mataram,

Kabupaten Semarang telah ada, dan waktu itu yang menjadi ibukota

adalah Semarang. Pada jaman itu GEMENTE (Kotapraja) Semarang belum

terbentuk.

Sebagai Bupati Semarang yang pertama adalah KI PANDAN

ARANG II atau dikenal sebagai RADEN KAJI KASEPUHAN yang

dinobatkan pada tanggal 2 Mei 1547 dan berkuasa hingga tahun 1574 serta

mendapat pengesahan Sultan Hadiwijaya. Pada masa itu beliau berhasil

membuat bangunan yang dipergunakan sebagai pusat kegiatan Pemerintah

Kabupaten. Ringkasnya, sampailah pada tahun 1906 yaitu pada jaman

Pemerintahan Bupati RM. SOEBIJONO, lahirlah GEMENTE atau

Kotapraja Semarang, sesuai Staatblaad tahun 1906 S.O 120. Pemerintah

Page 53: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

53

Kabupaten Semarang dipimpin oleh seorang Bupati dan Pemerintah

Kotapraja untuk wilayah Semarang dipimpin oleh seorang Burgenmester.

Semenjak itulah terjadi pemisahan antara Kabupaten Semarang dengan

Kotapraja Semarang hingga saat ini.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 Tentang

Pembentukan Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa

Tengah, Kota Semarang ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Semarang,

namun kota Semarang adalah Kotamadya yang memiliki Pemerintahan

sendiri.

Pada saat berdirinya Kabupaten Semarang, Pengadilan Agama

untuk wilayah hukum Kabupaten Semarang belum terbentuk, oleh

karenanya para pencari keadilan di wilayah Kabupaten Semarang yang

akan mengajukan perkara harus ke Pengadilan Agama Salatiga, karena

wilayah hukum Pengadilan Agama Salatiga meliputi Kota Salatiga dan

Kabupaten Semarang. Ditinjau dari segi Pemerintahan, Kota Semarang

sebagai ibukota Kabupaten sangatlah kurang menguntungkan, maka

timbullah gagasan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Semarang ke

Kota Ungaran yang pada saat itu masih dalam status Kawedanan.

Sementara dilakukan pembenahan, pada tanggal 30 juli 1979 oleh

Bupati Kepala Daerah Tk. II Semarang diusulkanlah ke Pemerintah Pusat

melalui Gubernur, agar Kota Ungaran secara definitif ditetapkan sebagai

Ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang. Sementara itu telah

terbentuk Pengadilan Negeri yang terletak di Ambarawa sehingga disebut

Page 54: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

54

Pengadilan Negeri Ambarawa. Dalam perjalanannya kemudian

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 96 tahun 1982 maka

dibentuklah Pengadilan Agama Kabupaten Semarang dengan sebutan

Pengadilan Agama Ambarawa karena menyesuaikan dengan penyebutan

Pengadilan Negeri, namun Pengadilan Agama berkedudukan di Kota

Ungaran. Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1983

Tentang Penetapan Status Kota Ungaran sebagai Ibukota Pemerintah

Kabupaten Dati II Semarang, yang berlaku peresmiannya tanggal 20

Desember 1983 pada saat Pemerintahan Bupati Ir. Soesmono

Martosiswojo (1979-1985), maka Kota Ungaran secara definitif sebagai

Ibukota Kabupaten Semarang.

Oleh karena Ibukota Semarang telah dipusatkan di Ungaran, maka

berangsur-angsur semua instansi pindah ke Kota Ungaran, termasuk

Pengadilan Negeri Ambarawa, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri

Kehakiman Nomor: 14.03.AT.01.01 Tentang Pemindahan Pengadilan

Negeri Ambarawa ke Kota Ungaran dengan sebutan Pengadilan Negeri

Ungaran dengan wilayah hukum sebagaimana wilayah Kabupaten

Semarang. Namun tidak demikian halnya dengan Pengadilan Agama

Ambarawa. Pengadilan Agama tetap bernama Pengadilan Agama

Ambarawa meskipun berada di Kota Ungaran, dan wilayah hukumnya

tidak sebagaimana Pengadilan Negeri, yaitu sesuai dengan SK. Menteri

Agama Nomor 76 Tahun 1983 Tentang Penetapan dan Perubahan wilayah

hukum Pengadilan, bahwa Pengadilan Agama Ambarawa adalah meliputi

Page 55: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

55

sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, yang terdiri

dari 7 (tujuh) Kecamatan dan sampai sekarang telah mengalami

pengembangan menjadi 10 Kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Ungaran Barat;

2. Kecamatan Ungaran Timur;

3. Kecamatan Bergas;

4. Kecamatan Pringapus;

5. Kecamatan Bawen;

6. Kecamatan Ambarawa;

7. Kecamatan Sumowono;

8. Kecamatan Banyubiru;

9. Kecamatan Jambu;

10. Kecamatan Bandungan;

Pengadilan Agama Ambarawa pada awal berdirinya menempati

sebuah gedung yang terletak di Jl. Ki Sarino Mangunpranoto Nomor 2

Ungaran, dengan luas tanah 1.009 m2 dan luas bangunan 250 m2 dengan

status Hak Milik Negara (Departemen Agama) yang diperoleh dari Bagian

Proyek Pembangunan Balai Sidang Pengadilan Agama Ambarawa, yaitu

dengan Berita Acara tertanggal 7 Nopember 1985 Nomor:

Bagpro/PA/105/XI/1985. Dalam perkembangannya Pengadilan Agama

Ambarawa di Ungaran kemudian dipindah ke Ambarawa, sesuai dengan

Surat Keputusan Kepala Urusan Administrasi Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor: 46/BUA-PL/S-KEP/XII/2006, tanggal 13 Desember

Page 56: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

56

2006 Tentang Pengalihan Fungsi Penggunaan Bangunan Kantor Lama

Pengadilan Negeri Ungaran di Ambarawa menjadi Kantor Pengadilan

Agama Ambarawa, yang ditindak lanjuti dengan penyerahan sertifikat

tanah sesuai berita acara serah terima tanggal 14 April tahun 2008, maka

diserahkanlah sertifikat tanah Hak Pakai Nomor 11 Tahun 1996 Luas

tanah 3.948 M2 dengan nama Pemegang Hak Departemen Kehakiman RI

Cq. Pengadilan Negeri Ambarawa yang terletak di Jl. Mgr.

Soegiyopranoto Nomor 105 Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa

yang telah dialihfungsikan berdasarkan Peraturan Bersama Menteri

Keuangan dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor: 186/PMK.06/2009, Nomor 24 Tahun 2009 tgl 18/II/2009 (DI. 208

3209 tgl 28 Februari 2013, DI 307 6310 tgl 28 Februari 2013) atas nama

Pemerintah Republik Indonesia Cq. Mahakamah Agung RI, dengan batas-

batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Lapangan;

Sebelah Timur : Jalan ke Lapangan;

Sebelah Selatan : Jalan raya Semarang-Magelang;

Sebelah Barat : Kebun milik perorangan;

Sejak berdirinya Pengadilan Agama Ambarawa sudah melalui

beberapa periode kepimpinan, sebagai berikut :

1. Drs. H. AHMAD AHRORY, SH ( Tahun 1983 - 1987 );

2. Drs. H. ALI MUCHSON, SH ( Tahun 1987 - 1988 );

3. Drs. H. MAFRUCHIN ISMAIL, SH ( Tahun 1988 - 1997 );

Page 57: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

57

4. Drs. H. ZUBAIDI, SH ( Tahun 1997 - 2000 );

5. Drs. H. SUTJIPTO, SH ( Tahun 2000 - 2003 );

6. Drs. H. SLAMET DJUFI, SH ( Tahun 2003 - 2004 );

7. Drs. H. NOORSALIM, SH, MH ( Tahun 2004 - 2007 );

8. Dra. Hj. ROKHANAH, SH, MH ( Tahun 2007 - 2011 );

9. Drs. MASTHUR HUDA, SH. MH. ( Tahun 2011 - sekarang );

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Pengadilan Agama Ambarawa yang professional dan

mandiri dalam rangka mewujudkan peradilan Indonesia yang agung.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan yudisial dengan seksama dan

sewajarnya serta mengayomi masyarakat

2) Menyelenggarakan pelayanan non yudisial dengan bersih dan

bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme

3) Mengembangkan penerapan manajemen modern dalam pengurusan

kepegawaian, sarana dan prasarana rumah tangga kantor dan

pengelolaan keuangan

4) Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia dan pengawasan

terhadap jalanya peradilan.

Page 58: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

58

3. Susunan Organisasi

Struktur Organisasi Pengadilan Agama Ambarawa

Sumber: Pengadilan Agama Ambarawa, tahun 2013

B. Kewenangan Pengadilan Agama Ambarawa

Ketua

Drs.Masthur Huda, SH. MH

Panitera

Subandriyo, SH

Wakl Sekretaris

-

Wakil Panitera

Dra. Farkhah

Hakim:

Drs. H. Fuad

M. Hayin MS, SH

Drs.H.Salim, SH

Drs.H. Samsyuri

Kaur Kepegawaian

Siti Khalimah, SH

Panmud Hukum

Mu’asyarotul Azizah, SH

Kaur Keuangan

Aulia Ardiyansyah

Suhaely, SH

Panmud Gugatan

Saefudin, SH

Kaur Umum

Muflih Bahaudin

Panmud Permohonan Moh. Adib Fajruddin, S.Ag

Panitera Pengganti

Dra.Hj. Siti Faizah, SH

Dra.Hj. Siti Zulaikhah

Masykuri, SH

Siti Novida Subiyanti, SH

Hj. Dahlia, SH

Jurusita

Rahmanto

Jurusita Pengganti

Gogod Widiyantoro

Ana Jatnikowati, S.Pd.I

M. Yusuf Perdana

Nailatussaadah, A.Md

Adani

Eko Wahyuni, A.Md

Saiful Rijal, A.Md

Wakil Ketua

Drs.H.Abdul Syukur, SH. MH

Page 59: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

59

Tugas pokok dan fungsi dari Peradilan Agama Ambarawa adalah

melaksanakan peraturan perundangan yang sudah ditentukan dalam pasal 2

dan pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan

Peradilan Agama dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama yaitu memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara

tertentu antara orang-orang yang beragama Islam.

Peradilan Agama yang dulunya di bawah Departemen Agama,

sekarang sudah berubah menjadi satu atap dengan peradilan-peradilan yang

lain di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia. Kewenangan

Pengadilan Agama dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Kewenangan Absolut

Kewenangan absolut adalah suatu wewenang yang berkaitan

dengan pembagian kekuasaan antar badan-badan peradilan. Kewenangan

absolut meliputi perkara-perkara yang menjadi tanggungjawab Pengadilan

Agama Salatiga yaitu:

a. Perkawinan

b. Waris

c. Wasiat

d. Hibah

e. Wakaf

f. Zakat

g. Infaq

h. Shadaqah

Page 60: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

60

i. Ekonomi Syari'ah

Perkara perkawinan adalah hal-hal yang diatur berdasarkan

undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku yang dilakukan

menurut syari'ah Islam, antara lain:

- Izin beristri lebih dari seorang

- Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21

tahun.

- Dispensasi Kawin.

- Pencegahan Perkawinan.

- Pembatalan Perkawinan.

- Perceraian karena Talak.

- Permohonan Perceraian.

- Penyelesaian Harta Bersama.

- Penguasaan Anak Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan

pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab

tidak mematuhinya.

- Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami

kepada bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri.

- Putusan tentang sah tidaknya seorang anak.

- Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua.

- Pencabutan kekuasaan wali.

- Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal

kekuasaan seorang wali dicabut.

Page 61: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

61

- Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup

umur 18 tahun yang ditinggal kedua orang tuanya.

- Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada

di bawah kekuasaannya.

- Penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

- Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campuran.

- Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan

menurut peraturan yang lain.

Waris adalah penentuan siapa yang berhak menjadi ahli waris,

penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing

ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta

Penetapan Pengadilan Agama atas permohonan seseorang tentang

penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-

masing ahli waris.

Wasiat adalah perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau

manfaat kepada orang lain atau lembaga atau badan hukum, yang berlaku

setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.

Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa

imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan

hukum untuk dimiliki.

Page 62: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

62

Wakaf adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif)

untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harts benda miliknya

untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai

dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan

umum menurut syari'ah.

Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau

badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan

syari'ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Infaq adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada

orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman,

mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkan sesuatu

kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena Allah SWT.

Shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada

orang lain atau lembaga atau badan hukum secara spontan dan sukarela

tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridha

Allah SWT dan pahala semata.

Ekonomi Syari'ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang

dilaksanakan menurut prinsip syari'ah, antara lain meliputi:

a. Bank Syari'ah.

b. Lembaga Keuangan Mikro Syari'ah.

c. Asuransi Syari'ah.

d. Reasuransi Syari'ah.

e. Reksa Dana Syari'ah.

Page 63: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

63

f. Obligasi Syari'ah dan Surat Berharga Berjangka Menengah Syari'ah.

g. Sekuritas Syari'ah.

h. Pembiayaan Syari'ah.

i. Pegadaian Syari'ah.

j. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah.

k. Bisnis Syari'ah.

2. Kewenangan Relatif

Kewenangan relatif adalah kewenangan pengadilan menyangkut

tempat terjadinya suatu perkara. Dalam hal ini setiap perkara yanag terjadi

di wilayah hukum Pengadilan Agama Ambarawa menjadi wewenang dan

tanggungjawab Pengadilan Agama Ambarawa untuk menyelesaikannya.

Wilayah Hukum atau Yurisdiksi Pengadilan Agama Ambarawa

berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 76 tahun 1983 tentang

penetapan dan perubahan wilayah hukum Pengadilan Agama adalah

meliputi sebagian dari wilayah Kabupaten daerah tingkat II Semarang,

yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan dan sekarang berubah menjadi 10

Kecamatan, yaitu dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 64: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

64

Tabel: Wilayah Hukum Pengadilan Agama Ambarawa

Kecamatan Radius II Radius III

Kecamatan Ambarawa

Kel. Ngampin

Kel. Panjang

Kel. Lodoyong

Kel. Kupang

Kel. Tambakboyo

Kel. Pojoksari

Kel. Pasekkan

Kel. Bejalen

Kel. Baran

Kel. Kranggan

Kecamatan Banyubiru

Desa Banyubiru

Desa Kebondowo

Desa Ngrapah

Desa Rowoboni

Desa Tegaron

Desa Kebumen

Desa Gedong

Desa Kemambang

Desa Wirogomo

Desa Sepakung

Kecamatan Bawen

Kel. Bawen

Kel. Harjosari

Desa Samban

Desa Poncoruso

Desa Asinan

Desa Doplang

Desa Lemah Ireng

Desa Kandangan

Desa Polasiri

Kecamatan

Bandungan

Kel. Bandungan

Desa Kenteng

Desa Duren

Desa Mililir

Desa Jimbaran

Desa Candi

Desa Sidomukti

Desa Banyukunig

Kecamatan Bergas

Desa Jatijajar

Desa Diwak

Desa Randugunting

Desa Bergas Kidul

Kel. Bergas Lor

Kel. Karangjati

Kel. Ngempon

Kel. Wujil

Desa Wringin Putih

Desa Munding

Desa Gebugan

Desa Gondoriyo

Page 65: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

65

Kecamatan Jambu

Desa Kelurahan

Desa Kuwarasan

Desa Kebondalem

Desa Brongkol

Desa Jambu

Kel. Karangjati

Kel. Ngempon

Kel. Wujil

Desa Wringin Putih

Desa Pagersari

Desa Genting

Desa Gemawang

Desa Bedono

Desa Rejosari

Kecamatan Pringapus

Kel. Pringapus

Desa Derekan

Desa Klepu

Desa Pringsari

Desa Wonorejo

Desa Wonoyoso

Desa Penawangan

Desa Candirejo

Desa Jatirunggo

Kecamatan

Sumowono

Desa Sumowono

Desa Jubelan

Desa Lanjan

Desa Bumen

Desa Ngadirekso

Desa Losari

Desa Mendongsari

Desa Candigaron

Desa Duren

Desa Kebonagung

Desa Kemawi

Desa Kemitir

Desa keseneng

Desa Pledokan

Desa trayu

Desa Priyanggang

Kecamatan Ungaran

Barat

Kel. Ungaran

Kel. Genuk

Kel. Langensari

Kel. Bandarjo

Kel. Candirejo

Desa Gogik

Desa Nyatnyono

Desa Lerep

Desa Branjang

Desa Kalisidi

Desa Keji

Kecamatan Ungaran

Timur

Kel. Kalirejo

Kel. Beji

Kel. Gedanganak

Kel. Susukan

Kel. Sidomulyo

Desa Leyangan

Desa Kalikayen

Desa Kalongan

Desa Kewengan

Desa Mluweh

Page 66: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

66

Wilayah Pemerintah Kabupaten Semarang berbatas dengan beberapa

kabupaten dan kota di sekelilingnya, yaitu ;

1. Sebelah Utara : Kota Semarang

2. Sebelah Timur : Kabupaten Demak dan Grobogan

3. Sebelah Selatan : Kab. Magelang dan Kab Boyolali

4. Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

5. Ditengah Kabupaten Semarang ada empat kecamatan yang menjadi

wilayah Kota Salatiga.

Kondisi daerah Kabupaten Semarang sangat beragam, yang terdiri dari

sebagian dataran rendah, dataran tinggi, daerah perbukitan dan sebagian lagi

berupa pegunungan dan hutan. Jarak ibu kota Kecamatan yang paling dekat

dengan kantor Pengadilan Agama Ambarawa adalah 2 Km dan yang paling jauh

33 Km, yaitu Kecamatan Sumowono.

C. Administrasi Berperkara di Pengadilan Agama Ambarawa

1. Administrasi Perkara pada Peradilan Tingkat Pertama

Administrasi Peradilan Agama adalah suatu proses

penyelenggaraan oleh seorang administratur secara teratur dan diatur guna

melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai

tujuan pokok. Sedangkan yang dimaksud dengan diatur adalah seluruh

kegiatan itu harus disusun dan disesuaikan satu sarana lainnya supaya

terdapat keharmonisan dan kesinambungan tugas. Adapun yang dimaksud

dengan teratur adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

yang di1aksanakan secara terus menerus dan terarah sehingga tidak terjadi

Page 67: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

67

tumpang tindih (overlap) dalam melaksanakan tugas, sehingga akan

mencapai penyelesaian tugas pokok secara maksimal.

Peradilan Agama, sebagaimana ditegaskan dalam pasal 2 Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2006, adalah salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai

perkara tertentu. Untuk melaksanakan kekuasaan kehakiman tersebut,

Panitera adalah yang melaksanakan tugas-tugas administrasi dalam rangka

mencapai tugas pokok tersebut, sebagaimana tercantum dalam pasal 26

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Undang-undang Nomor 3

Tahun 2006.

Sehubungan dengan peraturan perundangan tersebut, penulis

melakukan wawancara terhadap Subandriyo, SH., Panitera Pengadilan

Agama Ambarawa pada tanggal 17 Januari 2013 dan memberikan

beberapa penjelasan mengenai administrasi berperkara di Pengadilan

Agama Ambarawa. Sebagaimana yang disampaikan oleh informan bahwa

Panitera sebagai pelaksana kegiatan administrasi pengadilan memiliki 3

(tiga) macam tugas:

a. Pelaksana administrasi perkara Pola Bindalmin.

b. Pendamping hakim dalam persidangan.

c. Pelaksana putusan atau penetapan.

2. Administrasi Permohonan Eksekusi

Page 68: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

68

Prosedur permohonan eksekusi di Pengadilan antara lain :

a. Masyarakat yang telah memiliki putusan pengadilan yang berkekuatan

hukum tetap dapat mengajukan permohonan eksekusi atas putusan

tersebut.

b. Pemohon eksekusi mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua

Pengadilan Agama.

c. Pengadilan harus menetapkan biaya panjar eksekusi yang ditentukan

dalam surat kuasa untuk membayar (SKUM) yang berisi komponen

biaya eksekusi, yaitu biaya materai penetapan Eksekusi, biaya

pemberitahuan Aanmaning/teguran tertulis kepada Termohon

Eksekusi, biaya pelaksanaan eksekusi (terdiri dari biaya pelaksanaan

eksekusi/pengosongan, biaya sita eksekusi/angkat sita/CB), biaya

penyampaian Salinan Berita Acara Sita kepada para pihak dan

desa/kelurahan, biaya pemberitahuan dan pencatatan eksekusi ke

Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan biaya sewa kendaraan.

d. Pengadilan harus segera mengeluarkan penetapan eksekusi sejak

permohonan diterima. Penetapan tersebut menyatakan bahwa

permohonan eksekusi tersebut dapat dieksekusi (executable) atau tidak

dapat dieksekusi (non executable).

e. Jika setelah ditempuh langkah-langkah sesuai ketentuan perundangan

dan ternyata pihak yang kalah tetap tidak mau melaksanakan putusan

hakim, maka Ketua Pengadilan membuat penetapan eksekusi.

Page 69: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

69

f. Pemohon eksekusi wajib membayar panjar terlebih dahulu agar

eksekusi dapat dilaksanakan. Jika biaya tidak mencukupi maka

Pemohon dapat dimintakan biaya tambahan pelaksanaan eksekusi oleh

Pengadilan dengan disertai tanda bukti pembayaran berikut rincian

komponen biaya.

g. Setiap perintah eksekusi yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan

harus dalam bentuk tertulis dan memperhatikan tenggang waktu yang

cukup sekurangkurangnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan eksekusi.

D. Putusan Perkara Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Putusan adalah pernyataan hakim yang dituangkan dalam bentuk

tertulis dan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai

hasil dari pemeriksaan perkara permohonan atau kontensius. Setiap putusan

pengadilan harus memuat dasar alasan yang jelas dan rinci. Menurut asas ini,

putusan yang dijatuhkan harus berdasarkan pertimbangan yang jelas dan

cukup.

Pada penelitian studi putusan ini, penulis telah mempelajari kronologi

perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb melalui salinan putusan yang

dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Ambarawa tanggal 10 Nopember 2010

dan mencocokkan dengan dokumen pendukung. Selanjutnya Penulis

mendeskripsikan kembali dalam paparan data perkara berikut:

Page 70: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

70

1. Permohonan Cerai Talak oleh Pihak I dalam Konpensi

Perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/Pa.Amb berawal dari pengajuan

permohonan cerai talak pada tingkat pertama Pengadilan Agama

Ambarawa pada tanggal 17 Maret 2010 yang diajukan oleh seseorang

yang dalam pemaparan ini ditulis namanya dengan inisial M.Ch. al.

AR,SE. bin Ks, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Dagang, tempat

tinggal di dusun Jetis RT.002 RW.006 desa Leyangan kecamatan Ungaran

Timur, kabupaten Semarang yang selanjutnya disebut “Pemohon Konpensi

/ Tergugat Rekonpensi” melawan ENH binti AS, umur 33 tahun, pekerjaan

Dagang, agama Islam, tempat tinggal di dusun Jetis RT.002 RW.006 desa

Leyangan kecamatan Ungaran Timur, kabupaten Semarang dengan

didampingi kuasanya bernama Yetty Any Ethika, SH. dan Wahyu Rudy

Indarto, SH. beralamat di Jalan Flamboyan Indah no. 112 Plamongan

Indah Semarang, selanjutnya disebut sebagai “Termohon Konpensi /

Penggugat Rekonpensi” (PA.Amb, 2010: hlm. 1).

Berkas perkara yang diajukan M.Ch. al. AR,SE. bin Ks yang telah

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Ambarawa kemudian

diperiksa oleh majelis hakim dan selanjutnya dikemukakan tentang duduk

perkaranya. Dalam permohonannya, Pemohon Konpensi (M.Ch. al.

AR,SE. bin Ks) mengemukakan posita yang secara ringkas dapat penulis

sampaikan bahwa Pemohon Konpensi (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) menikah

dengan Termohon Konpensi (ENH binti AS) pada tanggal 29 Desember

1996 kemudian Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi hidup

Page 71: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

71

bersama sebagai suami istri selama 1 tahun 6 bulan namun belum

dikaruniai keturunan (PA.Amb, 2010: hlm. 2).

Kehidupan rumah tangga Pemohon Konpensi dan Termohon

Konpensi pada awalnya dalam keadaan harmonis, namun sejak bulan

Januari tahun 1998 antara Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi

terjadi perselisihan dan pertengkaran. Alasan pertama perselisihan dan

pertengkaran dikemukakan Pemohon Konpensi karena Termohon

Konpensi minta segera dibuatkan rumah, namun Pemohon Konpensi

belum mampu sehingga di tahun 1999 Pemohon Konpensi membuatkan

dengan terpaksa rumah. Alasan kedua adalah karena Termohon Konpensi

tidak menghargai Pemohon Konpensi sebagai seorang suami yang sah dan

Termohon Konpensi sering membantah perkataan Pemohon Konpensi,

bahkan Termohon Konpensi sering marah-marah hingga memukul

Pemohon Konpensi sampai kesakitan (PA.Amb, 2010: hlm. 3).

Perselisihan dan pertengkaran tidak mereda namun justru semakin

memuncak sehingga pada bulan Oktober 2009 Pemohon Konpensi dan

Termohon Konpensi pisah tempat tinggal yakni Pemohon Konpensi

meninggalkan Termohon Konpensi pulang ke rumah orang tua Pemohon

Konpensi sendiri sedangkan Termohon Konpensi masih menempati rumah

kediaman bersama yang hingga permohonan itu diajukan telah 3 bulan

lamanya antara kedua belah pihak tidak ada hubungan lahir batin.

Berdasarkan dalil-dalil yang dikemukan Pemohon Konpensi tersebut yang

menurut Pemohon Konpensi telah memenuhi alasan perceraian

Page 72: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

72

sebagaimana bunyi pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974

jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 dan pasal

116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, Pemohon Konpensi mengajukan

Permohonan ijin ikrar talak di depan persidangan Pengadilan Agama

Ambarawa (PA.Amb, 2010: hlm. 4).

Pada hari yang telah ditetapkan Pemohon Konpensi dan Termohon

Konpensi in person beserta kuasa hukumnya hadir di persidangan,

kemudian Ketua Majelis sebagaimana ketentuan PERMA No.1 Tahun

2008 memerintahkan kedua belah pihak untuk mediasi, kemudian kedua

belah pihak memilih mediasi dengan mediator hakim Pengadilan Agama

Ambarawa yakni Dra. Teti Himati. Namun karena alasan administratif

Pengadilan Agama, pada tanggal 08 Juli 2008 terjadi mediasi dan Hakim

yang ditunjuk dari Pengadilan Agama Ambarawa sebagai mediator antara

Pemohon Konpensi (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) dan Termohon Konpensi

(ENH binti AS) adalah Drs. H. FUAD. Majelis Hakim yang ditunjuk telah

berusaha mendamaikan kedua belah pihak akan tetapi tidak berhasil

(PA.Amb, 2010: hlm. 27).

Setelah dilakukan mediasi antara Pemohon Konpensi dan

Termohon Konpensi dan ternyata tidak berhasil, dan antara Pemohon

Konpensi dan Termohon Konpensi sepakat untuk bercerai, selanjutnya

dilakukan pemeriksaan sebagaimana bukti identitas Pemohon Konpensi

yang secara kompetensi relatif dan kompetensi absolut Pengadilan Agama

Page 73: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

73

Ambarawa berwenang memeriksa dan mengadili perkara tersebut

(PA.Amb, 2010: hlm. 28).

2. Rekonpensi Pihak II tentang Sengketa Harta Bersama

Tahap pemeriksaan perkara setelah gagalnya mediasi adalah

pembacaan dalil-dalil permohonan yang isinya tetap dipertahankan

Pemohon Konpensi. Kemudian atas dalil-dalil Pemohon Konpensi, pada

tanggal 21 April 2010 disampaikan jawaban tertulis Termohon Konpensi

yang isinya menolak seluruh dalil-dalil Pemohon Konpensi kecuali hal-hal

yang diakui kebenarannya oleh Termohon Konpensi. Termohon Konpensi

mengakui bahwa Pemohon Konpensi dan Termohon Konpensi adalah

pasangan suami istri yang sah sejak menikah pada tanggal 30 Desember

1996, dalam perkawinan tersebut Pemohon Konpensi dan Termohon

Konpensi belum dikaruniai anak. Termohon Konpensi menjelaskan bahwa

belum adanya keturunan dari perkawinan Pemohon Konpensi dan

Termohon Konpensi disebabkan karena sejak saat perkawinan, Pemohon

Konpensi meminta Termohon Konpensi untuk ikut KB dan Termohon

Konpensi menurut karena alasan ekonomi. Kemudian Pemohon Konpensi

dan Termohon Konpensi mengangkat seorang anak perempuan bernama

inisial ELF yang lahir pada tanggal 12 Agustus 2004 (PA.Amb, 2010: hlm.

6).

Tentang bantahan-bantahan Termohon Konpensi terhadap

permohonan Pemohon Konpensi tidak akan penulis paparkan secara

keseluruhan. Penulis hanya akan memfokuskan hal-hal yang terkait

Page 74: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

74

dengan pokok penelitian mengenai sengketa harta bersama bahwa

munculnya sengketa harta bersama pada perkara nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb yakni bersamaan dengan jawaban Termohon

Konpensi atas permohonan Pemohon Konpensi. Termohon Konpensi

menyampaikan gugatan rekonpensi yang memuat sengketa harta bersama,

maka setelah dalam gugatan Rekonpensi ini Termohon Konpensi menjadi

Penggugat Rekonpensi dan Pemohon Konpensi menjadi Tergugat

Rekonpensi. Dalam posita nomor 8 gugatan rekonpensi ENH binti AS

melawan M.Ch. al. AR,SE. bin Ks, Penggugat Rekonpensi (ENH binti

AS) menyampaikan, “Bahwa di dalam perkawinan antara Penggugat dan

Tergugat tersebut, terdapat (dipunyai) Harta Bersama”. Harta Bersama

yang dimaksud Penggugat Rekonpensi (ENH binti AS) adalah seluruh

harta kekayaan yang diperoleh oleh Penggugat Rekonpensi dan Tergugat

Rekonpensi semasa perkawinan. Namun, diantara Harta Bersama yang

kemudian menjadi objek eksekusi adalah sebagai berikut:

1. Sebidang tanah berikut bangunannya terletak di desa Leyangan,

kecamatan Ungaran Timur, kabupaten Semarang, sertifikat Hak Milik

nomor: 1012/Leyangan, seluas ± 413 m2 dengan Surat Ukur nomor:

01122/Leyangan/2001 tanggal 27 Januari 2001 atas nama M.Ch dan

ENH.

2. Griya tanah berikut bangunan terletak di desa Leyangan, kecamatan

Ungaran Timur, kabupaten Semarang, bersertifikat Hak Milik nomor:

Page 75: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

75

1579 / Leyangan, seluas ± 264 m2 dengan Surat Ukur: 1905/2006

tanggal 8 September 2006, atas nama M.Ch dan ENH.

3. Sebidang tanah terletak di desa Leyangan, kecamatan Ungaran Timur,

kabupaten Semarang, bersertifikat Hak Milik nomor: 1573 / Leyangan,

seluas ± 1460 m2, dengan Surat Ukur nomor: 1905/2006 tanggal 8

September, atas nama M.Ch dan ENH.

3. Perjanjian Kesepakatan Perdamaian antara Pihak I dan Pihak II

tentang Pembagian Harta Bersama

Dalam gugatan rekonpensi nomor 8, Penggugat Rekonpensi (ENH

binti AS) mengajukan tuntutannya kepada majelis hakim agar majelis

hakim, “… menghukum Tergugat Rekonpensi atau siapapun yang

mendapatkan hak dari padanya atau siapapun yang menguasai sengketa

untuk menyerahkannya kepada Penggugat Rekonpensi guna dibagi

diantara Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi sesuai hukum

yang berlaku,…” (PA.Amb, 2010: hlm. 18).

Terhadap gugatan Penggugat Rekonpensi tersebut kemudian

majelis hakim mempertimbangkan dan menempuh jalan damai yang

akhirnya pada tanggal 27 Oktober 2010 terjadi perdamaian yang tertulis

dalam Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian yang ditandatangani

Penggugat Rekonpensi (ENH) dan Tergugat Rekonpensi (M.CH. alias

AR,SE) serta hakim-hakim majelis yang bertindak sebagai saksi-saksi. Di

dalam Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian tersebut memuat

pembagian Harta Bersama antara Pihak I (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) dan

Page 76: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

76

Pihak II (ENH binti AS). Pada pasal 3 Surat Kesepakatan Perjanjian

Perdamian disebutkan beberapa hal yang terkait dengan materi eksekusi

pada penelitian ini yakni sebagai berikut:

Pasal 3

Bahwa Hak Pihak I (satu)/Pemohon (Pemohon Konpensi):

4) Tanah dan bangunan, “Rumah Kediaman Bersama” Terletak di

Kel. Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang, sertifikat

HM no. 1012 / luas 413 m2.

5) Tanah dan bangunan yang diperuntukkan Dealer Motor

“TUNAS AGUNG MOTOR” Terletak di Leyangan, Ungaran

Timur, Kab. Semarang, sertifikat HM No. 1579 / luas 264 m2.

6) Tanah di Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang,

sertifikat HM No. 1537 / luas 148 𝑚2, yang dirinci menjadi:

(3.a) Untuk jalan tol seluas 924 m2, atau senilai Rp.

288.000.000,- (dua ratus delapan puluh delapan juta

rupiah). Dana tersebut berada di Bank Mandiri Cabpem.

Undip Tembalang.,an. M.Ch, SE

(3.b) Sisa tanah yang tidak untuk tol seluas 546 m2.

7) Honda CS 1 Hitam Lis Merah th 2008 H 2712 MZ

8) Usaha Dealer Motor “TUNAS AGUNG MOTOR” di Jl.

Pabongan Jetis Leyangan

9) 1 TV merk Sharp 21 inc

Selain pembagian Harta Bersama untuk pihak I, pasal 5 Surat

Perjanjian Kesepakatan Perdamaian antara Pihak I dan Pihak II

menyebutkan kewajiban pihak I diantaranya adalah menyelesaikan

kewajiban pada Pihak I, menyelesaikan pembayaran seluruh hutang

bersama baik pokok hutang maupun bunganya, dan yang menjadi poin

penting adalah, “…segera membalik nama sertifikat yang mana terdapat

nama Pihak I (Pertama) dan Pihak II (kedua) untuk “Pelepasan Hak Pihak

I (Pertama)” di notaris, dengan seluruh pembiayaan menjadi tanggungan

Pihak I (Pertama) setelah Putusan Pengadilan Agama Ambarawa.”

Pada penutup pasal 8 Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian

antara Pihak I dan Pihak II disebutkan bahwa, ”Di dalam semua serta

Page 77: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

77

segala sesuatu yang bertalian dengan Perjanjian Kesepakatan Perdamaian

ini dan segala akibatnya, maka para pihak telah memilih domisili hukum

setempat.” Kemudian pada penutup akhir Surat Perjanjian Kesepakatan

Perdamaian antara Pihak I dan Pihak II disebutkan pula, “..Kesepakatan

Perdamaian ini dibuat dan menjadi aturan yang mengikat kedua belah

pihak untuk dilaksanakan dan dengan penuh kesadaran tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun.”

4. Putusan atas Perkara Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Setelah terjadi kesepakatan perdamiaan antara M.Ch. al. AR,SE.

bin Ks dan ENH binti AS dibuktikan dengan Surat Perjanjian Kesepakatan

Perdamaian yang ditandatangani kedua belah pihak serta hakim-hakim

majelis sebagai saksi-saksi atas Perjanjian Kesepakatan Perdamaian

tersebut, akhirnya pada tanggal 10 Nopember 2010 dengan mengucap,

“BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, Pengadilan

Agama Ambarawa yang diwakili oleh majelis hakim yang memeriksa

membacakan putusan atas perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

dalam Konpensi, dalam Rekonpensi dan dalam Konpensi dan Rekonpensi

sebagaimana berikut:

Dalam Konpensi, Majelis Hakim dengan menimbang bahwa:

a. Maksud dan isi surat Permohonan Pemohon a quo sebagaimana

diuraiakan;

Page 78: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

78

b. Majelis Hakim sudah menempuh mediasi dan mendamaikan kedua

belah pihak akan tetapi tidak berhasil;

c. Secara kompetensi relative dan kompetensi absolute Pengadilan

Agama Ambarawa berwenang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut;

d. Pemohon dan Termohon terbukti terikat dalam perkawinan sehingga

mempunyai hubungan hukum dan berkapasitas sebagai pihak dalam

perkara ini;

e. Dalil-dalil Permohonan Pemohon (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) pada

pokoknya Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran;

f. Termohon mengakui sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang

berakibat telah berpisah rumah sehingga tidak keberatan dicerai oleh

Pemohon;

g. Saksi-saksi dari pihak Pemohon dan Termohon mengetahui secara

langsung Pemohon dan Termohon terjadi perselisihan dan

pertengkaran;

h. Saksi-saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah dan

saling bersesuaian sehingga secara formil dan materiil sebagai bukti

sah dan dapat dipertimbangkan;

i. Dalil-dalil Pemohon mendasarkan pada pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah nomor 9 tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi

Hukum Islam;

Page 79: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

79

j. Saksi-saksi keluarga tersebut menyatakan tidak sanggup mendamaikan

dan lebih baik Pemohon dan Termohon bercerai;

k. Berdasarkan Yurisprudensi MARI No.1354.K/Pdt/2000

l. Terhadap rumah tangga yang retak tidak perlu dicari siapa penyebab

kesalahannya, melainkan dalam hal ini Majelis Hakim lebih

menekankan kepada rumah tangga tersebut tidak dapat lagi memberi

manfaat kepada kedua belah pihak;

m. Telah dilakukan mediasi oleh Majelis Hakim dan keluarga masing-

masing tidak sanggup lagi mendamaikannya, dengan demikian antara

Pemohon dan Termohon tidak dapat disatukan lagi sehingga tidak ada

harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga maka jalan

terbaik adalah perceraian;

n. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka

Permohonan Pemohon telah mempunyai cukup alasan dan memenuhi

pasal 39 ayat 2 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 jis. pasal huruf

(f) pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo.

pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, incasu petitum Pemohon

dapat di kabulkan;

o. Berdasarkan kitab Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu Juz VII halaman

363;

“Diperbolehkan juga talak dalam hal adanya perselisihan baik

adanya syiqaq atau sebab lain untuk menghilangkan madlarat, atau

(boleh juga talak) karena istri tidak iffah (bisa menjaga diri) maka

Page 80: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

80

tidak layak mempertahankannya, karena yang demikian

mengurangi tingkat keberagamaannya.”

Dalam Rekonpensi, Majelis Hakim menimbang bahwa:

a. Maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonpensi a quo seperti

terurai di atas;

b. Gugatan Rekonpensi diajukan pada saat memberikan jawaban dan

berkaitan dengan konpensi maka secara formil dapat diterima;

c. Dalam Rekonpensi semula Pemohon sekarang disebut Tergugat

Rekonpensi dan semula Termohon sekarang Penggugat Rekonpensi;

d. Terhadap Rekonpensi ini terjadi perdamaian pada tanggal 27 Oktober

2010 antara Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi yang

selengkapnya ada dalam Berita Acara Pemeriksaan Perkara ini;

e. Bahwa oleh karena telah terjadi perdamaian, maka perdamaian itu

merupakan undang-undang bagi yang membuatnya, maka oleh

karenanya Majelis Hakim menghukum para pihak untuk mentaati

perdamaian tersebut yang termuat dalam amar putusan.

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Dalam Konpensi dan Rekonpensi, Majelis Hakim menimbang

bahwa Berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang diubah dan ditambah

dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan tahap kedua

Undang-undang nomor 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama, maka

biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat

Page 81: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

81

Rekonpensi / Tergugat Rekonpensi yang besarnya seperti tersebut dalam

amar putusan.

Kemudian dengan mengingat semua peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara

ini, Majelis Hakim mengadili kedua belah pihak dengan amar putusan

sebagai berikut:

- Mengadili dalam Konpensi:

1) Mengabulkan permohonan pemohon;

2) Menetapkan memberi ijin kepada Termohon (M.Ch. al. AR,SE.

bin Ks ) untuk ikrar menjatuhkan talak kepada Termohon (ENH

binti AS) di depan persidangan Pengadilan Agama Ambarawa.

- Mengadili dalam Rekonpensi:

1) Menetapkan Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi

telah sepakat berdamai tentang persengketaan harta bersama

sebagaimana Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian tanggal 27

Oktober 2010.

2) Menghukum kedua belah pihak (ENH binti AS ) dan (M.Ch. al.

AR,SE. bin Ks) untuk mentaati isi perjanjian perdamaian yang

telah disepakati tersebut diatas.

- Mengadili dalam Konpensi dan Rekonpensi

Membebankan kepada Pemohon Konpensi untuk membayar

biaya perkara yang hingga kini (akhir pemeriksaan perkara) dihitung

sebesar Rp 466.000 (empat ratus enam puluh enam ribu rupiah).

Page 82: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

82

5. Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) terhadap Sengketa Harta Bersama

Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Dalam persidangan perkara 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb antara

kedua kedua belah pihak yang berperkara telah berdamai tentang sengketa

harta bersama atas anjuran hakim dan disetujui kedua belah pihak. Setelah

tercapai perdamaian dalam persidangan kemudian hakim membuat akta

perdamaian dalam Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian yang

ditandatangani Pihak I dan Pihak II disaksikan oleh hakim pemeriksa

perkara yang kemudian memberikan putusan atas pemeriksaan perkara

tersebut.

Putusan Hakim atas perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

amar putusannya berbunyi, “Menghukum kedua belah pihak (ENH binti

AS ) dan (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) untuk mentaati isi perjanjian

perdamaian yang telah disepakati tersebut diatas.” Putusan hakim tersebut

telah diucapkan hakim dalam sidang terbuka untuk umum pada tanggal 10

November 2010 dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pada tanggal 20 Juni 2012 M.Ch. al. AR,SE. bin Ks mengajukan

permohonan tertulis ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama

Ambarawa yang isinya, bahwa terhadap putusan

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb tersebut Pemohon eksekusi (M.Ch. al. AR,SE.

bin Ks) bermaksud akan membalik namakan tanah-tanah yang menjadi

hak Pemohon eksekusi yang ada pada pasal (3) Surat Perjanjian

Page 83: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

83

Kesepakatan Perdamaian antara Pemohon eksekusi dan Termohon

eksekusi, akan tetapi Badan Pertahanan Nasional Kabupaten Semarang

yang selanjutnya di sebut BPN Kabupaten Semarang, belum bisa

menerima/memproses perubahan balik nama tersebut dengan alasan

Termohon eksekusi tidak ikut datang di kantor BPN Kabupaten

Semarang. Untuk memenuhi maksud BPN Kabupaten Semarang tersebut

Pemohon eksekusi sudah berkali-kali mengajak Termohon eksekusi untuk

datang di kantor BPN Kabupaten Semarang, akan tetapi Termohon

eksekusi tidak bersedia hadir/mendatangi kantor BPN Kabupaten

Semarang.

Dengan ketidakbersedianya Termohon eksekusi untuk hadir di

Kantor BPN Kabupaten Semarang menjadikan indikasi ketidakpatuhan

Termohon eksekusi menjalankan Putusan Pengadilan Agama Ambarawa

nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb untuk mentaaati Perjanjian Kesepakatan

Perdamaian sebagaiman tercantum dalam amar putusan. Dengan

berdasarkan hal-hal tersebut pemohon eksekusi mengajukan permohon an

kepada Ketua Pengadilan Agama Ambarawa untuk melaksanakan putusan

tersebut secara paksa dan menyerahkan kepada yang berhak menerimanya.

Page 84: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

84

BAB IV

ANALISA PELAKSANAAN PUTUSAN SENGKETA HARTA BERSAMA

DI PENGADILAN AGAMA AMBARAWA NOMOR PERKARA

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Dalam pembahasan ini, penulis memaparkan hasil analisa penulis dari

data-data yang telah penulis temukan kemudian mencocokkan dengan undang-

undang atau peraturan lainnya untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan

rumusan masalah penelitian ini. Analisa pertama yakni mengenai prosedur

perkara perdata nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb dan yang kedua tentang

pelaksanaan putusan (Eksekusi) terhadap putusan perkara tersebut yang memuat

sengketa harta bersama antara Pihak I (Pemohon/M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) dan

Pihak II (Termohon/ENH binti AS).

A. Analisa Putusan Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Perkara perdata nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb yang diajukan di

Pengadilan Agama Ambarawa oleh Pemohon / M.Ch. al. AR,SE. bin Ks

melawan Termohon / ENH binti AS adalah perkara permohonan cerai talak.

Menurut penulis hal ini telah sesuai dengan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang menyebutkan bahwa

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang perkawinan. Pengajuan permohonan cerai talak ini

69

Page 85: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

85

juga telah sesuai dengan pasal 66 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama bahwa seorang suami yang beragama Islam

yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan

untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak.

Dalam hal pengajuan permohonan cerai talak ini diajukan di

Pengadilan Agama Ambarawa, menurut penulis secara yurisdiksi juga telah

sesuai dengan bunyi pasal 66 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama, bahwa Permohonan yang diajukan Pemohon kepada

Pengadilan Agama Ambarawa yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman Termohon. Termohon (ENH binti AS) berdomisili di wilayah desa

Leyangan kecamatan Ungaran Timur, wilayah ini masuk dalam daftar wilayah

hukum Pengadilan Agama Ambarawa berdasarkan Keputusan Menteri Agama

RI Nomor: 76 tahun 1983 tentang penetapan dan perubahan wilayah hukum

Pengadilan Agama Ambarawa, desa Leyangan masuk dalam wilayah

kecamatan Ungaran Timur pada Radius II. Berdasarkan peraturan tersebut

maka Pengadilan Agama Ambarawa mempunyai kewenangan untuk

memeriksa dan memutus perkara perdata nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

Pemeriksaan perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb ini juga telah

sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor

1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, bahwa Peraturan

PERMA ini berlaku untuk mediasi terkait dengan proses berperkara

Pengadilan, dan agar putusan yang diberikan kepada Pemohon dan Termohon

tidak batal demi hukum maka harus ditempuh jalan damai melalui mediasi.

Page 86: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

86

Kepada perkara 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb atas Pemohon (M.Ch. al. AR,SE.

bin Ks) dan Termohon (ENH binti AS) telah dilakukan mediasi oleh

Pengadilan Agama Ambarawa dengan mediator hakim Drs. H. FUAD namun

gagal. Kemudian mediator memberitahukan hasil mediasi secara tertulis

kepada hakim yang memeriksa perkara. Segera setelah mendapatkan

pemberitahuan tersebut, pemeriksaan perkara dilanjutkan pada tahap

selanjutnya (PERMA, 2008: pasal 18 ayat 2).

Pada pemerikasaan perkara selanjutnya, berdasarkan bukti tertulis

yang diajukan Pemohon berupa fotokopi kutipan Akta Nikah nomor:

760/72/XII/1996 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama kecamatan

Adiwarna kabupaten Tegal tanggal 30 Desember 1996 yang bermeterai cukup

dan di legalisasi, setelah hakim mencocokkan dengan aslinya maka terbukti

bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri yang sah dan

permohonan cerai talak Pemohon dinyatakan dapat diterima. Kemudian

dengan menimbang seluruh pernyataan saksi dari kedua belah pihak yang

menyatakan mengenal Pemohon dan Termohon sebagai suami istri, dan

diantara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran

yang mengakibatkan kedua belah pihak telah pisah rumah selama 1 tahun

sehingga antara Pemohon dan Termohon tidak ada harapan untuk hidup rukun

kembali, maka telah cukup alasan dan memenuhi pasal 39 ayat 2 Undang-

undang nomor 1 tahun 1974 jis pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor

9 tahun 1975 jo. pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, petitum

Page 87: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

87

pemohon untuk ikrar talak di depan sidang Pengadilan Agama Ambarawa

dapat dikabulkan.

Kemudian atas dalil-dalil Termohon (ENH binti AS) tentang adanya

harta bersama sebagaimana di dalam perkawinan Pemohon dan Termohon

sebagaimana disebutkan pada posita gugatan rekonpensi ENH binti AS pasal 8

(PA.Amb, 2010: hlm. 14), yang pada intinya Termohon mengajukan tuntutan

agar majelis Hakim membagi antara Pemohon dan Termohon, majelis Hakim

yang memeriksa perkara tersebut menempuh jalan damai yang disepakati

Pemohon dan Termohon. Selanjutnya dibuat perjanjian kesepakatan tertulis

(akta perdamaian) antara Pemohon dan Termohon untuk menentukan bagian

masing-masing dari pembagian harta bersama. Atas perjanjian (akta)

perdamaian tersebut hakim memberikan putusan yang amarnya berbunyi,

“menghukum kedua belah pihak untuk mentaati isi perjanjian perdamaian

yang telah disepakati tersebut.” Hasil kesepakatan perdamaian tersebut

akhirnya mengakhiri sengketa harta bersama antara Pemohon dan Termohon.

Menurut Penulis hal ini telah sesuai dengan syarat formal sebuah

putusan perdamaian sebagaimana disampaikan oleh M. Yahya Harahap, SH.,

bahwa syarat formal putusan perdamaian berdasarkan pasal 1320 dan 1851

KUH Perdata diantaranya adalah:

- Persetujuan kedua belah pihak

- Putusan Perdamaian mengakhiri sengketa

- Perdamaian atas sengketa yang telah ada, dan

- Putusan perdamaian berbentuk tertulis

Page 88: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

88

Dengan menganalisa paparan data perkara sengketa harta bersama

nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb pada bab sebelumnya, penulis

berkesimpulan bahwa prosedur prosedur pemeriksaan perkara hingga

tercapainya kesepakatan perdamaian antara pihak I dan pihak II telah sesuai

dengan peraturan yang berlaku dalam prosedur beracara tingkat pertama di

Pengadilan Agama Ambarawa.

B. Analisa Keabsahan Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Nomor Perkara

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

1. Dasar Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Nomor Perkara

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Dalam pelaksanaan putusan (eksekusi) setidaknya harus memenuhi

azas-azas eksekusi. Atas putusan perkara nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb ini Penulis telah melakukan analisis apakah

eksekusi terhadap sengketa harta bersama ini telah sesuai dengan azas-azas

eksekusi sebagai dasar Ketua Pengadilan Agama Ambarawa

memerintahkan eksekusi tersebut. Melalui analisis ini penulis menemukan

bahwa azas-azas pelaksanaan putusan 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb yang

menjadi dasar pelaksanaan putusan telah terpenuhi, kemudian penulis

menerangkan sebagai berikut:

a. Azas menjalankan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

Permohonan Pemohon eksekusi (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks)

untuk menjalankan putusan perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Page 89: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

89

telah memenuhi azas “menjalankan putusan yang telah berkekuatan

hukum tetap.” Putusan atas perkara 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb telah

dibacakan oleh hakim di dalam sidang terbuka dan telah dinyatakan

mempunyai kekuatan hukum tetap. Putusan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap telah mempunyai kekuatan eksekutorial, dengan

demikian sah apabila kemudian salah satu pihak atau dalam hal ini

Pihak II yang dihukum tidak menjalankan putusan tersebut maka pihak

lain (Pihak I / M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) mengajukan permohonan

pelaksanaan putusan kepada Ketua Pengadilan Agama Ambarawa

dengan bantuan kekuatan hukum atau eksekusi.

b. Putusan tidak dijalankan secara sukarela

Setelah perkara 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb tentang adanya

sengketa harta bersama diputuskan dengan kesepakatan perdamaian

antara Pemohon dan Termohon dan telah ditentukan bagian-bagian

atas kedua belah pihak, ternyata pihak II (Termohon) tidak

menjalankan putusan tersebut dengan sukarela.

Pasal 3 Surat Perjanjian Kesepakatan Perdamaian antara Pihak

I dan Pihak II telah menyebutkan bahwa, telah ditentukan bagian hak

Pemohon atas harta bersama tersebut adalah:

4. Sebidang tanah berikut bangunannya terletak di desa Leyangan,

kecamatan Ungaran Timur, kabupaten Semarang, sertifikat Hak

Milik nomor: 1012/Leyangan, seluas ± 413 m2 dengan Surat Ukur

Page 90: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

90

nomor: 01122/Leyangan/2001 tanggal 27 Januari 2001 atas nama

M.Ch dan ENH.

5. Griya tanah berikut bangunan terletak di desa Leyangan,

kecamatan Ungaran Timur, kabupaten Semarang, bersertifikat Hak

Milik nomor: 1579 / Leyangan, seluas ± 264 m2 dengan Surat

Ukur: 1905/2006 tanggal 8 September 2006, atas nama M.Ch dan

ENH.

6. Sebidang tanah terletak di desa Leyangan, kecamatan Ungaran

Timur, kabupaten Semarang, bersertifikat Hak Milik nomor: 1573 /

Leyangan, seluas ± 1460 m2, dengan Surat Ukur nomor: 1905/2006

tanggal 8 September, atas nama M.Ch dan ENH.

Kemudian pasal 5 ayat (3) Surat Perjanjian Kesepakatan

Perdamaian antara Pihak I dan Pihak II telah menyebutkan kewajiban

pihak II bahwa Pihak I (Pertama)/Pemohon (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks)

diwajibkan untuk segera membaliknamakan sertifikat yang mana

terdapat nama Pihak I dan Pihak II untuk pelepasan hak. Namun,

sebagaimana disampaikan Pemohon dalam surat permohonannya

kepada Ketua Pengadilan Agama Ambarawa tanggal 20 Juni 2012 di

mana Pemohon pada surat permohonan tersebut menyampaikan bahwa

terhadap putusan tersebut Pemohon bermaksud membalik namakan

tanah-tanah yang menjadi hak Pemohon ke Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Semarang yang selanjutnya disebut BPN Kabupaten

Semarang. BPN Kabupaten Semarang mempersyaratkan kehadiran

Page 91: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

91

Termohon ke BPN Kabupaten Semarang untuk proses balik nama

tersebut akan tetapi setelah berkali-kali Pemohon mengajak Termohon

untuk datang di Kantor BPN Kabupaten Semarang Termohon tidak

bersedia hadir. Atas ketidakbersediaan Termohon hadir di BPN

Kabupaten Semarang inilah yang dijadikan dasar bahwa Termohon

tidak menjalankan putusan nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb sehingga

dapat dimintakan permohonan untuk eksekusi atas putusan tersebut.

c. Putusan bersifat condemtaoir (menghukum)

Azas putusan bersifat condemnatoir atau bersiafat menghukum

juga telah dipenuhi dalam putusan ini. Amar Putusan perkara nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb berbunyi, “Menghukum kedua belah pihak

(ENH binti AS) dan (M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) untuk mentaati isi

perjanjian perdamaian yang telah disepakati …”

d. Eksekusi atas perintah dan di bawah pimpinan Ketua Pengadilan

Surat Permohonan Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb ini telah diajukan oleh Pemohon (Pihak

I/M.Ch. al. AR,SE. bin Ks) kepada Ketua Pengadilan Agama

Ambarawa. Kepada pihak yang kalah (Pihak II/ENH binti AS) yang

tidak mau memenuhi panggilan peringatan tanpa alasan yang patut

menurut pasal 197 ayat 1 HIR atau pasal 208 ayat 1 R.Bb, secara ex

officio Ketua Pengadilan Agama dapat langsung mengeluarkan surat

perintah eksekusi, menurut Penulis hal ini juga telah sesuai.

Page 92: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

92

2. Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Nomor Perkara

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

a. Peringatan dan Penetapan Eksekusi nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Sebelum pelaksanaan putusan (eksekusi) secara riil, Ketua

Pengadilan Agama Ambarawa harus melakukan aanmaning atau

memberikan peringatan terlebih dahulu kepada Pihak Termohon.

Berdasarkan pasal 196 HIR/207 R.Bg menyebutkan bahwa jika pihak

yang dikalahkan tidak mau atau lalai untuk memenuhi isi putusan itu

dengan kemauannya sendiri maka pihak yang dimenangkan dapat

memasukkan permintaan baik dengan lisan maupun dengan surat

kepada Ketua Pengadilan Agama yang tersebut pada ayat pertama

pasal 206 R.Bg/ayat pertama pasal 195 HIR untuk menjalankan

putusan itu. Selanjutnya, Ketua memanggil pihak yang dikalahkan itu

serta memperingatkan supaya ia memenuhi putusan itu dalam tempo

yang ditentukan oleh Ketua Pengadilan Agama selama-lamanya 8

(delapan) hari.

Pada pemohonan pelaksanaan putusan nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb, Ketua Pengadilan Agama Ambarawa telah

melakukan aanmaning atau memberikan peringatan kepada Pihak II

(Termohon/ENH binti AS) dalam jangka waktu delapan hari, hal ini

sebagaimana syarat sebelum melakukan eksekusi terhadap putusan.

Ternyata setelah tenggang waktu peringatan terlampaui dan

Page 93: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

93

selanjutnya telah dilakukan pemanggilan kepada pihak II / Termohon

(ENH binti AS) tidak juga menjalankan putusan dimaksud.

Kemudian berdasarkan pasal 197 HIR/208 R.Bg bahwa jika

sesudah lewat tempo yang ditentukan itu belum juga dipenuhi putusan

itu atau jika pihak yang dikalahkan itu walaupun telah dipanggil

dengan patut tidak juga menghadap maka ketua atau pegawai yang

dikuasakan itu karena jabatanya memberi perintah dengan surat supaya

dilaksanakan eksekusi. Setelah tenggang waktu peringatan terlampaui

dan telah dilakukan pemanggilan kepada pihak II / Termohon (ENH

binti AS) tidak menghadiri panggilan peringatan / aanmaning, maka

pada tanggal 16 Juli 2012 Ketua pengadilan Agama Ambarawa

membuat surat perintah kepada panitera Pengadilan Agama Ambarawa

atas nama Subandrio, SH. untuk menjalankan putusan nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb.

b. Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb termuat dalam berita acara Pelaksanaan

Putusan (Eksekusi) pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2012. Pada hari

dan tanggal tersebut Subandriyo, SHI, Panitera Pengadilan Agama

Ambarawa atas perintah Ketua Pengadilan Agama Ambarawa

berdasarkan surat penetapan tanggal 16 Juli 2012 nomor :

0224/Pdt.G/PA.Amb, dengan dibantu 2 (dua) saksi, yaitu :

Page 94: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

94

1) Asroni, SH, umur 42 tahun, pekerjaan PNS bertempat kediaman di

Karangsari RT. 03 RW. 06 kelurahan Sumurejo, kecamatan

Gunung pati, kota Semarang, dan

2) Muflih Bahaudin, umur 48 tahun, pekerjaan PNS bertempat

kediaman di Krajan Rt. 04 Rw. 03 desa Doplang, kecamatan

Bawen, kabupaten Semarang.

Panitera Subandriyo, SHI dan ke 2 (dua) saksi tersebut di atas

telah datang di obyek yang menjadi sengketa dalam perkara sengketa

harta bersama nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb. Setelah tiba di obyek

sengketa tersebut, Panitera bertemu dan berbicara dengan Pemohon

dan Termohon eksekusi. Setelah diperiksa di lapangan, obyek tersebut

telah sesuai dengan penetapan eksekusi nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb yang diberikan oleh Ketua Pengadilan

Agama Ambarawa. Panitera memberitahukan maksud kedatanganya

yaitu untuk melaksanakan putusan Pengadilan Agama Ambarawa

tanggal 10 Nopember 2010 nomor: 0224/Pdt.G/2012/PA.Amb yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap seperti tersebut di atas,

sambil menunjukkan dan membacakan surat penetapan dari Ketua

Pengadilan Agama Ambarawa tersebut.

Selanjutnya Panitera menjelaskan isi dan maksud dari surat

penetapan tersebut, yakni untuk memenuhi isi dan maksud dari surat

penetapan Ketua Pengadilan Agama Ambarawa melaksanakan putusan

atas perkara sengketa harta bersama Pemohon dan Termohon di

Page 95: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

95

Pengadilan Agama Ambarawa nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb yang

tidak dilakukan secara sukarela oleh pihak II / ENH binti AS. Panitera

Subandriyo, SHI menyebutkan objek-objek yang yang menjadi

sengketa dalam perkara ini, adalah sebagai berikut:

1. Tanah dan bangunan “Rumah Kediaman Bersama” terletak di

Kelurahan Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang, Sertifikat HM No. 1012/ luas 413 M2;

2. Tanah dan bangunan yang diperuntukan Dealer Motor

“TUNAS AGUNG MOTOR” terletak di Kelurahan Leyangan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, Sertifikat

HM No. 1579/ luas 264 M2;

3. Tanah yang terletak di Kelurahan Leyangan Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang, Sertfikat HM No. 1537/

luas 1488 M2, yang dirinci menjadi:

3a. Untuk jalan tol seluas 924 M2, atau senilai Rp.

288.000.000,- (dua ratus delapan puluh delapan juta rupiah);

3b. sisa tanah yang tidak untuk tol seluas 546 M2

Setelah obyek sengketa tersebut diatas dibenarkan oleh pihak-

pihak terkait, lalu Panitera menyatakan mencabut hak tanah sengketa

tersebut dari ENH binti AS menjadi hak Pemohon Eksekusi (M.Ch. al.

AR,SE. bin Ks) sebagaimana bunyi amar putusan Pengadilan Agama

Ambarawa nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb yang menghukum kedua

belah pihak ENH binti AS sebagai Termohon dan M.Ch. al. AR,SE.

bin Ks sebagai Pemohon, yang tercantum dalam pasal 3 Surat

Perjanjian Kesepakatan Perdamaian antara Pihak I dan Pihak II tentang

pembagian Harta Bersama. Berita Acara telah ditandatangai oleh

Panitera Pengadilan Agama Ambarawa Subandriyo, SHI., saksi-saksi,

pihak-pihak terkait diantaranya: Kepala Kelurahan Leyangan, Kepala

Kecamatan Ungaran Timur, Kepala Kepolisian Ungaran Timur, dan

Page 96: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

96

Komandan Koramil Ungaran Timur. Dalam berita acara tersebut pihak

II / Termohon tidak bersedia memberikan tanda tangan.

Menurut penulis, proses pelaksanaan putusan perkara nomor

0224/Pdt.G/2010/PA.Amb tersebut secara umum telah sesuai prosedur,

bahwa pelaksanaan eksekusi harus ditulis dalam berita acara yang

memuat kejadian yang ada selama eksekusi dilaksanakan dan

ditandatangani Pihak I / Pemohon Eksekusi, Panitera, saksi-saksi dan

pihak-pihak yang terkait. Kemudian dengan tidak ikut sertanya pihak

II / Termohon tanda tangan dalam berita acara, Panitera Subandriyo,

SHI menjelaskan bahwa hal itu tidak menghalangi sahnya eksekusi,

hal-hal yang berkaitan dengan eksekusi tersebut tetap sah secara

hukum.

Kekurangan dalam Berita Acara Pelaksanaan Putusan

(Eksekusi) Perkara Nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb menurut penulis

adalah tentang batas-batas tanah yang disengketakan pihak I dan pihak

II belum dicantumkan dalam berita acara. Dengan mengetahui batas-

batas tanah yang menjadi objek sengketa, tentunya akan lebih

memudahkan Panitera atau jurusita dalam memeriksa objek sengketa

apakah benar-benar sesuai dengan penetapan Ketua Pengadilan untuk

menjalankan eksekusi atas sengketa harta bersama yang berwujud

barang tak bergerak.

Page 97: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kesimpulan penetitian ini penulis akan menyampaikan dua hal pokok

yang menjadi jawaban atas pertanyaan rumusan masalah:

1. Dasar Ketua Pengadilan Agama Ambarawa memberikan penetapan untuk

menjalankan eksekusi putusan nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb

Ada beberapa asas yang harus dipenuhi dalam sebuah pelaksanaan

putusan (eksekusi), yaitu putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap karena dalam putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

telah terkandung wujud hubungan hukum yang tetap dan pasti antara pihak

yang berperkara. Hubungan hukum yang tetap dan pasti antara pihak yang

berperkara wajib ditaati oleh pihak yang dihukum baik Pemohon maupun

Termohon dan dijalankan secara sukarela. Jika pihak terhukum tidak

menjalankan putusan secara sukarela, hubungan hukum yang ditetapkan

dalam putusan harus dilaksanakan dengan paksa dengan bantuan kekuatan

hukum.

Dasar Ketua Pengadilan Agama dalam pelaksanaan putusan

(eksekusi) perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb, yaitu:

a. Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap yang diatur dalam pasal

195 HIR tau pasal 206 R.Bg

Page 98: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

98

b. Putusan tidak dijalankan dengan sukarela oleh Termohon ENH binti

AS;

c. Adanya pengajuan permohonan Pemohon eksekusi M.Ch. al. AR,SE.

bin Ks secara tertulis yang disampaikan kepada Ketua Pengadilan

Agama Ambarawa;

2. Tidak bersedianya pihak II / Termohon tanda tangan dalam berita acara

tidak menghalangi sahnya eksekusi, hal-hal yang berkaitan dengan

eksekusi perkara nomor 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb tersebut tetap sah

secara hukum. Sesuai dengan pasal 197 ayat 1 HIR atau pasal 208 ayat 1

R.Bb, bahwa Ketidakhadiran ENH binti AS tanpa alasan dianggap

tindakan keingkaran memenuhi panggilan. secara ex officio Ketua

Pengadilan Agama dapat langsung mengeluarkan surat perintah eksekusi

B. Saran

Pemohon harus lebih teliti dalam menyampaikan permohonan, mengenai

batas-batas wilayah yang menjadi sengketa harus turut pula disebutkan. Menurut

Penulis, tidak disampaikannya batas-batas wilayah tanah sengketa ini bukanlah

kesengajaan pihak Pengadilan, karena Pengadilan akan bertindak menurut apa-apa

yang disamapaikan oleh para pencari keadilan, Pengadilan tidak berhak menambah

atau mengurangi hal-hal yang menjadi pernyataan atau tuntutan para pencari

keadilan. Sepanjang permohonan atau gugatan itu sah menurut hokum, maka

Pengadilan akan tetap memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara. Oleh

karena itu masyarakatlah yang harus belajar lebih banyak tentang Hukum Acara

Peradilan Agama agar dapat terjawab keinginannya akan keadilan sesuai

harapannya.

82

Page 99: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

99

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Perkawinan Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974,

Penerbit Surabaya, Arkola

J Satrio, Hukum Harta Perkawinan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

Cet.I, hal. 5, 1991

Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, Cet. II, Bumi Aksara,

Jakarta 1999, hal 231-232

Abdurahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Cet.I, Akademika

Presindo, Jakarta 1992, hal 136-137

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Cet.I,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta 1996, hal 245

Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1995

ROF. Dr. H. Zainuddin Ali, M.A, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

Depag Indonesia, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Departemen

Agama RI Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam , Jakarta, 2000

Dr. mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah

Syari’ah, Sinar Grafika, Jakarta, Cet 1, 2009

Page 100: PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/885/1/Agung.Windiarto... · hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan

100

Bagir Manan, Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi

Peradilan Agama, Buku II, Jakarta, 2010.

M. Yahya Harahap SH, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi

Bidang Perdata, Gramedia Pustaka Utama, Cet IV, Jakarta, 1993

Drs. H. A. Mukti Arto, SH, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan

Agama, pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet I, 1996

Salinan Putusan Nomor : 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb, Pengadilan Agama

Ambarawa, 2010