EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

14
1 EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN BANTUAN PENGADILAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sragen) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Oleh : NUR HIDAYAH C.100.080.088 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012/2013

Transcript of EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

Page 1: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

1

EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN

DENGAN BANTUAN PENGADILAN

(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sragen)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Oleh :

NUR HIDAYAH

C.100.080.088

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012/2013

Page 2: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

2

HALAMAN PENGESAHAN

Naskah publikasi skripsi ini telah diterima dan disahkan oleh

Dewan Penguji Skripsi Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing I

(Septarina Budiwati, S.H, M.H. C.N)

Pembimbing II

(Mutimatun Ni’ami S.H, M.H)

Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Muchamad Iksan, S.H., M.H.)

ii

Page 3: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

3

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : NUR HIDAYAH

NIM : C 100 080 088

Fakultas/ Jurusan : HUKUM / ILMU HUKUM

Jenis : SKRIPSI

Judul : EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN

DENGAN BANTUAN PENGADILAN (Studi Kasus di

Pengadilan Negeri Sragen)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perusahaan UMS atas penulisan

karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,

serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

kepada Perpustakan UMS, tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum

yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagai semestinya.

Surakarta, 21 Maret 2013

Yang menyatakan

Nur Hidayah

iii

Page 4: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

4

ABSTRAK

Eksekusi Terhadap Obyek Hak Tanggungan Dengan Bantuan Pengadilan (Studi

Kasus di Pengadilan Negeri Sragen). Nur Hidayah. Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta

benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau biasa disebut dengan UUHT

memberikan berbagai kemudahan kepada para pihak terutama bagi kreditur

khususnya dalam hal eksekusi terhadap obyek jaminan apabila debitur cidera janji

(wanprestasi). Salah satu cara eksekusi yang diberikan dalam UUHT adalah

dengan jalan eksekusi title eksekutorial berdasarkan sertifikat Hak Tanggungan

yang dilakukan dengan bantuan pengadilan. Dalam skripsi ini penulis mencoba

memberikan analisis pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan

dengan bantuan pengadilan di Pengadilan Negeri Sragen. Dari hasil penelitian

yang dilakukan penulis dari data permohonan eksekusi di Pengadilan Negeri

Sragen dari tahun 2007 s/d 2012 didapatkan data bahwa pelaksanaan eksekusi

terhadap obyek Hak Tanggungan dengan bantuan pengadilan masih menjadi

pilihan bagi kreditur dalam rangka mendapatkan haknya yang telah diciderai oleh

debitur. Pada prinsipnya Pengadilan Negeri Sragen tidak dapat melaksanakan

eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan apabila tidak ada permohonan dari

pihak kreditur. Hal ini merupakan representasi dari asas pasif hakim dalam

peradilan perdata. Peran utama pelaksanaan eksekusi sendiri berada pada Ketua

Pengadilan Negeri Sragen seperti halnya diatur dalam pasal 224 HIR/258 RBg

dimana Ketua Pengadilan Negeri Sragen mencoba menyeimbangkan perannya

kepada kreditur sebagai pemohon eksekusi dan debitur sebagai termohon

eksekusi. Dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di

Pengadilan Negeri Sragen ditemui beberapa hambatan diantaranya keseriusan

para pihak yang berperkara, perlawanan dari pihak debitur saat pelaksanaan sita

eksekusi, dan tidak adanya peminat atau pembeli pada saat pelelangan.

Kata Kunci : Eksekusi, Hak Tanggungan, Pengadilan Negeri Sragen.

iv

Page 5: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

1

EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN

BANTUAN PENGADILAN

(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sragen)

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional,

merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil

dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dalam

rangka memelihara kesinambungan pembangunan tersebut, yang para pelakunya

meliputi baik pihak pemerintah maupun masyarakat sebagai orang perseorangan

dan badan hukum, meningkat juga keperluan akan tersedianya dana yang sebagian

besar diperoleh melalui kegiatan perkreditan.1

Dalam praktek perbankan di Indonesia, pemberian kredit umumnya diikuti

penyediaan jaminan khusus oleh pemohon kredit, sehingga pemohon kredit yang

tidak bisa memberikan jaminan sulit untuk memperoleh kredit dari bank.2

Jaminan berupa tanah adalah yang banyak digunakan dalam praktek perbankan

didasarkan pada pertimbangan tanah merupakan jaminan yang aman dan punya

nilai ekonomis yang relatif tinggi.3

Dasar yuridis pengikatan jaminan terhadap tanah adalah Undang-undang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda

yang berkaitan dengan tanah atau biasa disebut dengan UUHT sebagai pengganti

ketentuan hypotheek dan creditverband. Dalam UUHT sendiri memberikan

kemudahan bagi kreditur khusunya dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek

Hak Tanggungan apabila debitur wanprestasi/ cidera janji yaitu adanya tiga

pilihan cara eksekusi yaitu dengan parate executie, penjualan dibawah tangan, dan

Titel eksekutorial.

1Penjelasan umum point 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan dengan Tanah 2Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2004, Hal140

3Agus Yudha Hernoko, Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Penunjang Kegiatan

Perkreditas Perbankan Nasional (Surabaya: Tesis, Pascasarjana, UNAIR, 1998), Hal 7

Page 6: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

2

Penelitian ini mencoba mengkaji secara komprehensif berkaiatan dengan

eksekusi dengan cara title eksekutorial (dengan bantuan pengadilan) yang

harapanya dapat dijadikan pijakan bagi masyarakat dalam rangka mendapatkan

haknya kembali yang telah diciderai oleh pihak debitur.

KERANGKA PEMIKIRAN

Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

sebagaimana tersebut dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain

yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu,

yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap

kreditur-kreditur lain.4 Sebagai salah satu bentuk perjanjian jaminan, Hak

Tanggungan mempunyai sifat accesoir, artinya perjanjian ini tidak dapat berdiri

sendiri akan tetapi mengikuti perjanjian pokok yaitu perjanjian kredit.

Kemudahan yang disediakan oleh UUHT bagi para kreditur pemegang Hak

Tanggungan adalah apabila debitur cidera janji, berdasarkan Pasal 20 ayat (1)

huruf a dan b UUHT eksekusi atas benda jaminan Hak Tanggungan dapat

ditempuh melalui 3 (tiga) cara yaitu Parate executie, Penjualan dibawah tangan

dan Titel Eksekutorial.5

Secara etimologis parate executie berasal dari kata “parat” artinya siap di

tangan sehingga parate executie adalah sarana eksekusi yang siap ditangan.6

Ketentuan mengenai Parate excecutie ini didasarkan pada Pasal 6 UUHT yang

berbunyi:

“Apabila debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan mempunyai hak

untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui

pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutang dari hasil penjualan

tersebut”.

4 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996

5 Herowati Poesoko, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan ( Inkonsistensi Konflik Norma dan

Kesesatan Penalaran dala UUHT ), laksBang PRESSindo, Yogyakarta, 2007, Hal 4 6 J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak Jaminan kebendaan, Hak Tanggungan Buku2, Hal. 267, dikutip

dari Herowati Poesoko, Op.cit., Hal 241

Page 7: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

3

Eksekusi dengan cara penjualan dibawah tangan maksudnya adalah eksekusi

dengan cara menjual obyek Hak Tanggungan yang didasarkan atas kesepakatan

antara debitur maupun kreditur untuk medapatkan harga tertinggi dari hasil

penjualan obyek Hak Tanggungan.

Pelaksanaan titel eksekutorial pada dasarnya mengacu pada ketentuan Pasal

224 HIR/258 RBg, hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 26 UUHT yang

menyatakan bahwa sebelum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur

secara khusus tentang eksekusi Hak Tanggungan maka peraturan eksekusi

Hypotheek tertap berlaku dalam eksekusi Hak Tanggungan.

METODE PENELITIAN

Metode pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah yuridis

empiris. Pendekatan ini mengkaji bentuk normative atau yuridis prosedur

pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan dengan bantuan

pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

realisasinya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Obyek Hak Tanggungan di Pengadilan

Negeri Sragen

Mengkaji proses eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan dengan

bantuan pengadilan atau dengan cara title eksekutorial berdasarkan sertifikat

Hak Tanggungan maka tidak akan bisa dilepaskan dari dasar yuridis

pelaksanaan eksekusi dengan cara ini. Pelaksanaan eksekusi dengan cara title

eksekutorial berdasarkan sertifikat Hak Tanggungan mengacu pada ketentuan

Pasal 224 HIR/258 RBg. Hal ini didasarkan pada ketentuan pasal 26 UUHT

yang menyatakan bahwa sebelum ada peraturan perundang-undangan yang

mengatur secara khusus tentang eksekusi Hak Tanggungan maka peraturan

eksekusi hipotik tetap berlaku dalam eksekusi Hak Tanggungan

Berdasarkan data yang diperoleh penulis berkaitan dengan perkara

permohonan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan yang masuk di

Page 8: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

4

Pengadilan Negeri Sragen dari tahun 2007 s/d terdapat 22 (dua puluh dua)

kasus. Perkara yang dicabut oleh pihak kreditur sebelum aanmaning sejumlah 1

(satu) kasus. Perkara yang selesai sampai tahap aanmaning sejumlah 15 (lima

belas) kasus. Perkara yang selesai sampai tahap sita eksekusi sejumlah 4

(empat) kasus. Perkara yang selesai sampai tahap lelang sejumlah 1 (satu)

kasus. Dan perkara yang selesai dengan mediasi sejumlah 1 (satu) kasus.

Dari jumlah tersebut maka penulis memberikan kesimpulan bahwa

bahwa eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan dengan bantuan pengadilan

masih menjadi pilihan bagi sebagian kreditur untuk mendapatkan haknya

kembali yang telah diciderai oleh pihak debitur. Walaupun dalam

pelaksanaanya dari tahun 2007 s/d 2012 hanya 1 (satu) perkara saja yang

sampai tahap pelelangan.

Sedangkan berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan penulis

dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek

Hak Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen diperoleh data bahwa

pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan dilakukan melalui

beberapa tahap yaitu:7

a. Tahap Permohonan

Pengadilan Negeri Sragen tidak bisa melakukan pelaksanaan eksekusi

terhadap obyek Hak Tanggungan sebelum adanya permohonan eksekusi dari

pihak kreditur. Hal ini merupakan reperesentasi pelaksanaan asas pasif bagi

hakim dalam perkara perdata yang secara tegas dicantumkan dalam Pasal 5

ayat (2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997.

b. Tahap Aanmaning

Setelah adanya permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri

Sragen, maka tahapan selanjutnya Ketua Pengadilan Sragen melakukan

pemanggilan kepada pihak debitur pada hari dan tanggal yang telah

ditentukan untuk diberikan peringatan (aanmaning). Dalam hal ini Ketua

Pengadilan Negeri Sragen memberikan nasihat dan pertimbangan hukum

7 Hasil wawancara dengan Bapak Joko Suhatno SH MH(Panitera Pengadilan Negeri Sragen) Pada

Hari Rabu, 20 Februari 2013

Page 9: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

5

kepada pihak debitur agar bisa memahami dan segera membayar

kewajibanya. Hal ini dimaksudkan agar pihak debitur tidak mengalami

kerugian yang cukup banyak apabila perkara sampai tahap pelelangan.

Karena semua biaya pemeriksaan perkara dari awal sampai dengan akhir

akan ditanggung oleh pihak debitur

c. Tahap Sita Eksekusi

Sita eksekusi pada dasarnya merupakan tahap peringatan terakhir dari

Ketua Pengadilan Negeri Sragen kepada pihak debitur sebelum obyek Hak

Tanggungan dilakukan eksekusi melalui pelelangan. Dalam hal ini setelah

ada penetapan sita eksekusi dari ketua Pengadilan Negeri Sragen, kemudian

jurusita Pengadilan Negeri Sragen melakukan pembacaan penetapan sita

eksekusi dengan didampingi oleh Muspika setempat (Kapolsek, Camat, dan

Kepala desa) dihalaman/pelataran Balai Desa tempat obyek Hak

Tanggungan berada

d. Tahap Pelelangan.

Tahapan selanjutnya setelah dilakukanya sita eksekusi terhadap obyek

Hak Tanggungan adalah tahapan pelelangan terhadap obyek Hak

Tanggungan. Tahapan ini diawali dengan Ketua Pengadilan Sragen

mengirim surat permohonan agar dilakukannya lelang terhadap obyek Hak

Tanggungan kepada Kantor Lelang. Kemudian Terhadap surat permohonan

tersebut kemudian Kantor Lelang memerintahkan Ketua Pengadilan Negeri

Sragen untuk :

1) Membuat pengumuman akan dilaksanakanya lelang dengan

mencantumkan jadwal pelaksanaan lelang melalui selebaran ini

dilakukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari.

2) Setelah jangka waktu pengumuman tersebut habis, maka Ketua

Pengadilan Negeri membuat pengumuman yang sama melalui media

masa seperti koran selama jangka waktu 2 (dua) minggu.

3) Dan harus dicantumkan pula bahwa peminat obyek lelang harus

membayar 20% dari harga limit yang telah ditentukan dan dibayarkan

Page 10: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

6

kepada rekening KPKNL maksimal sehari sebelum dilaksanakanya

lelang.

Alur pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di

Pengadilan Negeri Sragen dapat dilihat dalam skema berikut:

B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Obyek Hak

Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen

Beberapa hambatan yang sering dijumpai dalam pelaksanaan eksekusi

terhadap obyak Hak Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen diantaranya

adalah :8

8 Hasil wawancara dengan Bapak Sapto Kendrow SH (Jurusita Pengadilan Negeri Sragen) Pada

Hari Rabu, 20 Februari 2013

Permohonan Eksekusi dari Pihak Kreditur

Ke Pengadilan Negeri Sragen

Aanmaning kepada debitur

Sita Eksekusi dari Ketua Pengadilan Negeri Sragen

Permohonan Lelang

Ketua Pengadilan Negeri kepada KPKNL

Pelelangan obyek Hak Tanggungan

Page 11: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

7

1. Keseriusan dari para pihak yang berperkara.

2. Perlawanan dari pihak debitur pada waktu pelaksanaan sita eksekusi oleh

Pengadilan.

3. Tidak adanya peminat/pembeli lelang.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan data pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di

Pengadilan Negeri Sragen mulai tahun 2007 s/d tahun 2012 dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan

melalui bantuan pengadilan Negeri masih menjadi pilihan bagi pihak

kreditur dalam rangka mendapatkan haknya kembali yang telah diciderai

oleh pihak debitur.

2. Pengadilan Negeri Sragen pada prinsipya tidak bisa melakukan pelaksanaan

eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan apabila tidak ada permohonan

eksekusi dari pihak kreditur. Ini merupakan representasi pelaksanaan asas

pasif bagi hakim dalam acara perdata sebagaimana tertuang dalam pasal 5

ayat (2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Kekuasaan

Kehakiman.

3. Ketua Pengadilan Negeri Sragen pada prinsipnya mempuyai peran utama

dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan yang masuk

di Pengadilan Negeri Sragen. Peran ini dibagi secara seimbang baik kepada

pihak kreditur agar segera mendapatkan haknya, dan kepada pihak debitur

agar segera membayar kewajibanya kepada pihak kreditur dan tidak

mengalami kerugian yang besar kalau perkara samapai tahap pelelangan.

4. Dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di

Pengadilan Negeri Sragen terkadang ditemui beberapa hambatan yang

bersifat non-yuridis diantaranya adalah keseriusan dari para pihak yang

berperkara, perlawanan dari pihak debitur pada waktu pelaksanaan sita

eksekusi oleh pengadilan, tidak adanya peminat/pembeli lelang.

Page 12: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

8

B. SARAN

1. Pihak kreditur sebaiknya lebih cermat dalam menerapkan prinsip-prinsip

pemberian kredit dengan untuk meminimalisir terjadinya kredit macet

sehingga eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan bisa diminimalisir.

2. Nilai jaminan harus lebih tinggi dari pada nilai pinjaman agar apabila terjadi

lelang eksekusi terhadap obyek jaminan, hasil penjualanya mencukupi untuk

biaya denda, bunga, dan biaya lelang itu sendiri.

Page 13: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

9

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta:Raja Grafindo

Persada

Boedi Harsono. 1999, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan UUPA,

Isi dan Pelaksanaanya, Jakarta: Djambatan

Djoni S Gazali & Rachmadi Usman. 2010, Hukum Perbankan, Jakarta: Sinar

Grafika

Gunawan Widjaja, Ahmad Yani. 2000, Jaminan Fiduisa, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Harahap, M Yahya. 2005. Ruang Ligkup Permasalahan Eksekusi Bidang

Perdata.Jakarta: Sinar Grafika

Hernoko, Agus Yudha. Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Penunjang

Kegiatan Perkreditas Perbankan Nasional (Surabaya: Tesis, Pascasarjana,

UNAIR, 1998)

Herowati, Poesoko. 2007. Parate Executie Obyek Hak Tanggungan (Inkonsistensi

Konflik Norma dan Kesesatan Penalaran dala UUHT). Yogyakarta:

LaksBang PRESSindo

J. Satrio. 1991, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Kebendaan, Bandung: Citra

Aditya Bakti

Kasmir. 2007, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Kartini Muljadi, Gunawan Widjaja. 2005, Hak Istimewa, Gadai dan Hipotek,

Jakarta: Kencana

Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono. 2004. Metode Penelitian Hukum,

Surakarta: FakultasHukum UMS

Lilik Mulyadi. 2002, Hukum Acara Perdata Menurut Teori dan Praktik Peradilan

Indonesia, Jakarta: Djambatan

M. Bahsan. 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia,

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mariam Darus Badrulzaman. 1989, Perjanjian Kredit Bank Cet 1, Bandung:

Alumni

Page 14: EKSEKUSI TERHADAP OBYEK HAK TANGGUNGAN DENGAN ...

10

Mariam Daruz badrulzaman. 2005, Aneka Hukum Bisnis, cet.2, Bandung: Alumni

Mustofa.2010, Tuntunan Pembuatan Akta-Akta PPAT, Yogyakarta: Karya Media

Purwahid Patrik. 2004, Kashadi, Hukum Jaminan Edisi revisi dengan

UUHT, Semarang: Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Retno Wulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata. 1989, Hukum Acara Perdata

Dalam Teori dan Prektek, Bandung: Mandar Maju

Salim HS. 2004, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta: Rajawali

Pers

Sri Wardah, Bambang Sutiyoso. 2007, Hukum Acara Perdata dan

Perkembanganya di Indonesia, Yogyakarta: Gama Media

Subekti, Hukum Perjanjian, cet 4, Jakarta: PT. Intermasa

Subekti. 1996, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit (Termasuk Hak

Tanggungan) Menurut Hukum Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti

Subekti, Hukum Acara Perdata, Bandung: Badan Pembinaan Hukum Nasional

Sutarno. 2004.Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank. Bandung: Alfabeta

Soerjono dan Abdulrahman, 2003, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka

Cipta

Thomas Suyatno. 1989, Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta: Gramedia

Yahya Harahap. 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni

Hukum Acara Perdata (HIR/RBg)

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan dengan

Tanah