PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

19
PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS ARBA’IN DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL KLATEN PUTRA TAHUN 2019 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Oleh : ALI AKBAR SARI PUTRA G000150070 PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

Page 1: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

0

PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS ARBA’IN

DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL KLATEN PUTRA TAHUN 2019

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh :

ALI AKBAR SARI PUTRA

G000150070

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …
Page 3: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …
Page 4: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …
Page 5: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

1

PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS

ARBA’IN

DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL

KLATEN PUTRA TAHUN 2019

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan Program

Tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain di Pondok Pesantren Muhammadiyah

Boarding School Klaten Putra; 2) faktor penghamabat dan pendukung dalam

pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain di Pondok Pesantren

Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kualitatif yang berdasarkan ananlisis lapangan bukan dari

perhitungan statistik. Data yang diperoleh melalui wawancara, obsevasi dan

dokulmentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil

penelitian ini menunjukan, Pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits

Arbain di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra yang

dimulai dari kelas VII sampai kelas XII dengan target setiap tahun 1 juz mulai

dari juz 30, 29, 28, 1, 2 dan seterusnya. Dalam satu minggu santri bertatap muka

dengan asatidz 11 jam. Metode yang digunakan kebanyakan santri adalah talaqqi.

Adapun setiap akhir tahun diakan ujian tahfidz dengan materi sesuai dengan

tingkatan kelas. Tahfidz Hadits Arbain dengan target satu tahun mampu

diselesaikan dengan baik. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam program tahfidz

ini di bagi menjadi dua bagian, yakni: faktor pendukung dan faktor penghambat.

Faktor-faktor pendukung tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain adalah Fisik dan

psikis santri yang baik, dukungan dari pihak orang tua, reward atau penghargaan,

Fasilitas, sedangkan faktor-faktor yang penghambat pelaksanaan program tahfidz

Al Quran dan Hadits Arbain adalah pemanfaatan waktu yang diberikan kepada

santri dan rasa malas.Dari hasil penelitian ini dihaharapkan mampu memberikan

konstribusi dan bahan informasi bagi khazanah ilmu pengetahuan serta masukan

bagi civitas akademik dan semua yang membutuhkan di lingkungan Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kata kunci : Al-Qur’an dan hadits arbain

Abstract

This study aims to find out: 1) Implementation of the Tahfidz Al-Quran and

Arbain Hadith Programs at the Klaten Putra Muhammadiyah Boarding School

Islamic Boarding School; 2) factors of friendship and support in the

implementation of the Tahfidz Al Quran and Arbain Hadith programs at the

Klaten Putra Muhammadiyah Boarding School Islamic Boarding School. The type

of research used is qualitative research based on field analysis rather than

statistical calculations. Data obtained through interviews, observation and

documentation. Analysis of the data used is descriptive analysis.The results of this

study indicate, the implementation of the Tahfidz Al Quran and Hadith Arbain

Page 6: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

2

program at the Klaten Putra Muhammadiyah Boarding School Islamic Boarding

School which starts from class VII to class XII with a target of 1 juz every year

starting from juz 30, 29, 28, 1, 2 and so on. In one week the santri meet face to

face with 11 hours. The method used by most santri is talaqqi. Meanwhile, at the

end of each year, a tahfidz test is conducted with the material in accordance with

the class level. Tahfidz Hadith Arbain with a one-year target was able to be

completed well. The factors that influence the tahfidz program are divided into

two parts, namely: supporting factors and inhibiting factors. The supporting

factors of Tahfidz Al-Quran and Arbain Hadith are good physical and psychic

santri, support from the parents, rewards or awards, facilities, while the factors

that inhibit the implementation of the Tahfidz Al Quran and Hadith Arbain

programs are the utilization of time given to santri and feeling lazy.From the

results of this study, it is expected to be able to contribute and information

material for the treasury of knowledge and input for the academic community and

all those who need it in the environment of the Faculty of Islamic Studies,

Muhammadiyah University Surakarta.

Keywords: Al-Qur’an and Hadits Arbain

1. PENDAHULUAN

Pondok pesantren adalah suatu sistem pendidikan pertama kali dan yang tertua di

Indonesia. Istilah pondok pesantren sendiri di Indonesia sudah lama ada sebelum

kedatangan islam dan mengadopsi dari sistem keagamaan. Sebagai sebuah

lembaga pendidikan pondok pesantren memiliki pengaruh besar didalam ranah

pendidikan yang berbasis realigius dan sangat besar pengaruh bagi sejarah bangsa.

Pesantren merupakan tempat dimana pendidikan moral dibentuk dan membimbing

orang dari buruk menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi dan

merupakan sistem pendidikan yang menggunakan sistem asrama, yang mana

antara santri dan kyai hidup dalam satu lingkup yang memilki aturan atau disiplin.

Selain sebagai lembaga pendidikan pesantren juga sebagai lembaga sosial,

dan dalam penyelanggarannya pesantren juga bersifat formal maupun sekolah

agama (madrasah, sekolah umum dan sekolah tinggi). Selain sekolah formal

pesantren juga memberlakukan sekolah non formal yang mana hanya

mengajarkan pelajaran agama saja. Fungsi dari dari pesantren juga sebagai

lembaga solidaritas sosial yang mana santri yang ada didalam pesantren tidak

semua dalam segi ekonomi mampu,maka dari itu pesantren memberikan

pelayanan yang sama rata tanpa membedakan tingkat ekonomi mereka. Dengan

Page 7: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

3

bertambahnya zaman serta tuntutan masyarakat dalam kebutuhan pendidikan

umum, sekarang banyak pesantren yang mempromosikan model model

pendidikan umum dalam pesantren.kemudian munculah istilah yang

mendeskripsikan sebuah pesantren yakni pesantren salafiyah, pesantren

tradisional dan pesantren modern. Pesantren salafiyah adalah pesantren yang

mengajarkan kitab kitab klasik dan tidak mengajarkan pengetahuan umum.

Pesantren tradisional merupakan pesantren yang menggunakan sistem pendidikan

yang mengarah atau lebih mendalami Al Quran dan Hadist Rasulullah serta

bahasa arab dengan konsentrasinya kitab kitab klasik sedangkan pesantren modern

merupakan pesantren yang menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum

atau kurikulum.

Sekarang banyak pesantren yang bersaing dalam mengembangkan

pesantrennya masing- masing, mulai dalam pendidikan yang berkurikulum,

seperti salah satu pondok pesantren Muhammadiyah yang berada di klaten yaitu

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten. Pondok Pesantren

Muhammadiyah Boarding School Klaten merupakan suatu lembaga yang

berusaha untuk mencetak santri terbaik dalam segala segi. Adapun di Pondok

Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten program yang sangat

ditekankan yakni program Tahfidzul Quran dan Hadits Arbain yang mana yang

telah diungkapkan oleh penanggung jawab bagian Tahfidz, bahwasannya program

tahfidzul Quran dan Hadits Arbain adalah program wajib yang harus diikuti oleh

setiap santri, bahkan terkhusus untuk pondok pesantren yang berada di bawah

naungan Muhammadiyah belum banyak yang menekankan program Tahfidzul

Quran dan Hadits Arbain

Menghafal merupakan proses mengingat materi yang dihafalkan secara

sempurna, karena ilmu tersebut untuk dihafal bukan untuk dipahami. Namun

setelah hafalan Al Quran itu sudah sempurna untuk di hafalkan, maka wajib untuk

mengetahui isi kandungan yang ada didalamnya. Kegiatan menghafal al-Quran

juga merupakan proses untuk mengingat materi seluruh ayat dan ini harus dihafal

secara sempurna. Dari proses itulah dimulai dari awal sampai proses muroja’ah

(mengulang hafalan) dengan sempurna, apabila dari awal proses menghafal sudah

Page 8: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

4

ada kesalahan maka akan salah pula dalam mengingat materi tersebut. Bahkan

ayat yang sudah dihafal sulit untuk di temukan kembali dalam ingatan.

Proses menghafal Al Quran adalah proses yang sangat susah, karena

memerlukan kesabaran dalam menjalankan prosesnya, pada dasarnya menghafal

bukan hanyalah mengingat materi atau ayat, akan tetapi juga menjaga hafalan

yang sudah dimiliki karena didalam proses menjaga hafalan hal yang sangat berat

dan banyak cobaan dan rintangan selama proses menghafal. Setiap orang pasti

pernah merasa cepat didalam menghafal, namun tidak bisa dipungkiri hilangnya

hafalan juga cepat. Akan tetapi hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar bagi

para penghafal Al Quran. Oleh karena itu dalam hal menjaga hafalan harus

diperhatikan dengan cermat.

Al-Quran dan Hadits merupakan pedoman bagi umat muslim karena

keduanya merupakan sumber pengetahuan utama bagi tholabul „ilmi didalam

menuntut ilmu. Dan apabila mereka mau menghafal dan memahami keduanya,

secara tidak langsung memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap

studinya. Dan jika melihat realita yang ada di masyarakat sekarang banyak

dijumpai muslimin yang tidah paham betul dengan kitab sucinya. Dan salah satu

upaya didalam mengakrabkan setiap muslim dengan Al Quran adalah dengan

Tahfidzul Quran sehingga kaum muslimin tidak asing dengan kitab suci mereka

sendiri, mereka mampu memahami isi kandungan yang ada didalamnya dan

setelah mampu memahami isi kandungannya maka mereka tinggal mengamalkan

apa yang diperintahkan didalam Al Quran dan didalam Hadits Rosul.

Pondok Pesantren MBS Klaten Putra merupakan salah satu lembaga yang

baru melaksanakan program tahfidzul Quran dan hadits Arba’in dari sekian

Pondok Pesantren yang ada di jawa tengah dan terkhusus lembaga yang berada di

bawah naungan Muhammadiyah.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian lapangan (field research) yaitu

mendiskripsikan dan memaparkan keadaan serta fenomena yang terjadi di

lapangan. Penelitian ini juga bisa disebut dengan penelitian sosiologis yakni

penelitian yang dilakukan dengan cara langsung terjun ke lapangan.

Page 9: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

5

Pada penelitian ini peneliti lebih banyak menggunakan penelitian

kualitatif. Menurut Lincon dan Denzin didalam yang berjudul Metode Penilitian

Kualitatif bagian revisi bahwa pengumpulan data yang dilakukan adalah bersifat

alamiah yang mana melibatkan beberapa unsur metode yang dilakukan. Yang

dimaksud dengan alamiah disini adalah tidak ada perencanaan yang disenagaja

ataupun rekayasa yang sudah diatur terlebih dahulu,dan semua terjadi secara

spontan alami. Adapun tujuannya adalah agar dapat digunakan untuk menafsirkan

apa yang terjadi di lingkungan tersebut.

Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan pada penelitian ini,

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang mana maksud dari pendekatan

deskriptif kualitatif adalah dari proses pengumpulan data yang dikumpulkan

merupakan berupa naskah wawancara dengan narasumber, gambar-gambar yang

terjadi di lapangan, beberapa catatan di lapangan dan bukan berupa angka, jika

ada angka sebagai penjelas saja. Adapun teknik dalam mencari informasi di

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten yakni dengan metode

Purposive Sampling. Apa itu Purposive Sampling? Yakni pemilihan subjek yang

didasarkan atas sifat sifat dan ciri-ciri yang ada sangkut pautnya dengan judul

pembahasan yaitu Pelaksaan Program Tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain di

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra. Adapun subjek

dalam penelitian terdiri dari: Penanggung jawab bagian tahfidzul Quran dan

Hadits Arba’in Murobbi tahfidz Pon-Pes MBS Klaten, Santri Pon-Pes MBS

Klaten

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode ini merupakan rangkaian dari penelitian yang berfungsi untuk mengatur

urutan data secara kaidah yang benar atau sistematis didalam membuat sebuah

karya tulis, kemudian mengorganisasikan dalam sebuah pola, kategori dan uraian

dasar sehingga mendapatkan satu konsep yang didasarkan dari data yang didapat.

Analisis data menurut Bogdan merupakan suatu proses yang mana

digunakan untuk mencari dan mengatur secara sitematis data yang didapat dari

hasil wawancara ataupun data yang didapat di lapangan, sehingga data yang

didapat mudah dipahami oleh orang lain juga dapat menjadi informasi bagi orang

Page 10: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

6

lain. Analisis ini digunakan untuk mengorganisasikan data, menjelaskan data

secara gamblang dan terperinci, melakukan sintesa, memilih data mana yang

dianggap lebih prioritas untuk dipelajari, dan membuat kesimpulan yang akan

disampaikan oleh pembaca atau orang lain

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School

Klaten menggunakan kurikulum Departemen Agama RI dan dibantu dengan

pelajaran pesantren, sehingga kurikulum yang digunakan adalah penggabungan 2

kurikulum yang mampu menghasilkan pelajar yang memiliki kemampuan dalam

bidang ilmu Umum dan ilmu Agama.

Sistem pembelajaran dengan ilmu umum dan agama yang saling bersinergi

akan menjadikan santri memilki kemampuan dalam kedua ilmu dunia maupun

ilmu akhirat sebagai bekal masa depan santri. Program kurikulum yang menjadi

program unggulan Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten

adalah 3 T, yakni Tahfidz, Tafhim dan Taf’il. Tahfidzul Quran merupakan

program yang sangat ditekankan kepada santri, adapun target setiap tahunnya

adalah 1 juz yang mana disetiap akhir tahun akan di ujikan. Untuk tahfidz Hadits

Arbain dimulai dari kelas 1 Mts dengan target setahun setiap santri mampu

menyelesaikan hafalan hadits mereka yang berjumlah 42 hadits, akan tetapi untuk

kelas 1 Mts,belum di wajibkan untuk menyelesaikan hafalan hadits mereka,

dikarenakan perlu adaptasi yang memakan waktu mungkin bisa 3-4 bulan. Untuk

hadits Arbain sendiri setiap naik kelas akan di ulang ulang. Tafhim adalah

program yang menjadi program unggulan, apa itu Tafhimul Quran? Yakni

menerjemahkan perkata dari Al Quran kemudian mengetahui bagaimana

kedudukan perkata didalam bahasa arab, ditinjau dari Nahwu, Shorof dan

Balaghoh. Taf’il merupakan pengamalan dari ilmu tafhim yang didapatkan di

kelas.

Menghafal merupakan proses mengingat sesuatu yang membutuhkan

konsentrasi tinggi, jika dalam menghafal pelajaran mungkin hafal dalam waktu

yang singkat, akan tetapi beda dengan Al Quran. Program tahfidz di Pondok

Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten dimulai dari juz 30, 29, 28, 1,

2 dan seterusnya. Untuk santri baru yakni kelas 1 dan 4 yang masih terbata bata

Page 11: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

7

dalam membaca Al Quran akan diajarkan tentang tahsin dan tajwid selama 3

bulan, adapun target setiap tahunnya setiap tingkatan yakni kelas 1 dimulai dari

juz 30. Kewajiban santri dalam menyetorkan hafalannya setiap hari adalah 7 baris

minimal. Dan target dalam menghafal hadits setiap tahunnya adalah 42 hadits,

yang mana hadits ini akan di ulang ulang tiap naik kelas. Sebagaimana yang di

sampaikan oleh Ustadz Nizar Al Khobari

“Untuk target santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School

Klaten didalam menghafal Al Quran setiap tahunnya adalah 1 juz,

yangdimulai dari juz 30, 29, 28, 1, 2 mengapa dimulai dari juz belakang?

Karena dari juz belakang santri lebih mudah memulai menghafal Al

Quran dan ayat ayatnya pun relatif pendek-pendek. Dari hafalan 1 juz itu

nanti akan di ujikan di akhir tahun. Bagi santri yang belum mampu

membaca dengan lancar maka akan diadakan privat tahsin selama 3

bulan agar mampu menghafalkan dengan benar. Untuk kesehariannya

santri diwajibkan menyetorkan hafalannya sebanyak 7 baris dari ayat

yang dihafal dan disetorkan di pagi harinya, untuk malam harinya santri

di wajibkan untuk mengulangi atau memurojaah hafalan yang tadi pagi

disetorkan. Untuk hadits Arbain target setahunnya mereka di wajibkan

selesai adapun waktu mereka menyetor di hari jumat malam”.

Dari hasil wawancara peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk

materi tahfidz Al Quran di mulai dari juz yang paling belakang yakni 30,

29, 28, kemudian di lanjutkan juz 1 dan seterusnya dan untuk materi hadits

dalam jangka satu tahun harus selesai 42 hadits yang dalam seminggu

boleh menyetorkan 1 hadits dan boleh lebih, karena dalam penyetoran

hadits waktunya fleksibel. Walaupun santri harus mentargetkan sehari

harus 7 baris, adapun upaya asatidz selalu memberikan motivasi agar

santri-santri semangat dalam menghafal Al Quran Maupun Hadits Arbain.

Metode merupakan suatu cara untuk mencapai apa yang diinginkan dan

berhasil. Oleh karena itu pemilihan metode didalam menghafal Al Quran yang

tepat dengan kondisi santri harus diperhatikan. Sedangkan didalam menentukan

metode tidak bisa disama ratakan didalam cara santri menghafal, karena tidak

Page 12: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

8

semua santri memiliki daya ingat yang sama, bahkan ada juga santri yang

memadukan beberapa metode sehingga bagi dia lebih mudah dalam mengingat.

Penggunaan metode dalam menghafal sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan santri. Seperti yang diutarakan oleh salah satu santri yang bernama

Ridho Rohman yang berhasil menyelesaikan hafalannya 30 juz selama 3 tahun

sebagai berikut

“metode yang saya gunakan biasanya dalam menghafal yakni dengan

membaca saja minimal 20 kali dari satu halaman baru yang ingin di

setorkan kepada ustadz, waktunya sebelum sholat dan sesudah sholat jika

kira-kira sudah tidak asing dengan ayat yang dibaca baru saya mulai

menghafal, terkadang jika mendapat ayat yang agak susah minimal satu

muka dalam sehari, tetapi jika mendapat ayat yang enak dipahami

minimal satu sampai 2 lembar sekali setor”.

Selain metode diatas, dalam program tahfidz ini juga di kenal

dengan istilah muroja’ah, yakni mengulang-ulang bacaan yang mana

dikhususkan waktunya di malam hari setelah sholat isya’.sebagaimana

yang disampaikan oleh Ustadz Nizar Al khobari :

“Untuk sistem pengulangan hafalan santri yang sudah di hafal kami

memilih waktu malam hari untuk mengulang ulang bacaan yang pernah

disetorkan”.

Upaya yang dilakukan pesantren dalam menjaga hafalan santri

setelah selesai satu juz adalah metode juziyah yakni santri menyiapkan

hafalan satu juz untuk ditasmi’kan dengan ustadznya, dan santri di berikan

waktu 1 minggu untuk melancarkan hafalannya. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ustadz Nizar Al Khobari :

“Diwajibkan untuk menyiapkan hafalan satu juz untuk mentasmi‟kan

kepada ustadz pengampunya, karena merupakan syarat untuk naik ke juz

selanjutnya”

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan dalam metode menghafal

setiap santri memilki metode yang berbeda-beda, akan tetapi rata-rata

menggunakan metode membaca minimal 20 kali kemudian baru dihafal setalah di

Page 13: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

9

setorkan kepada ustadz pembimbingnya masing-masing, Untuk malam hari

digunakan untuk mengulang-ulang hafalan, sedangkan santri yang sudah selesai

satu juz harus melakukan satu program yakni juziyah yang mana dalam waktu

seminggu santri yang telah selesai satu juz fokus dengan hafalan yang telah

selesai kemudian di tasmi’kan kepada ustadznya, dan menjadi syarat untuk naik

ke juz selanjutnya.

Fasilitas merupakan salah satu penunjang dalam keberhasilan santri dalam

menghafal Al Quran dan Hadits Arbain. Kesadaran pesantren dalam memenuhi

sarana prasarana ini harus terwujud karena demi mewujudkan keberhasilan santri.

Dari setiap kampus kepengasuhan memberikan izin kepada beberapa santri

membawa music box yang digunakan sebagai penunjang didalam menghafal Al

Quran. Akan tetapi motifasi harus selalu terus diberikan kepada santri agar santri

semangat dalam menghafal Al Quran dan Hadits Arbain, pesantren juga

memfasilitasi buku saku hadits Arba’in untuk setiap santri sebagai penunjang

dalam menghafal hadits Arba’in, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz

Yahya Ilma selaku kepengasuhan kampus 3sebagai berikut :

“Untuk penunjang santri dalam menghafal, kami memberikan izin kepada

beberapa santri untuk boleh membawa musik box dengan diisi dengan

mp3 murotal yang bisa di dengarkan bersama sama di kamar, pesantren

juga membagi buku saku hadits Arbain untuk saraa santri dalam

menghafal Hadits Arbain”

Dzikri selaku santri juga mengatakan sebagai berikut ini :

“Alhamdulillah dengan adanya izin dari ustad Yahya dengan

dibolehkannya membawa musik box kami terbantu didalam menghafal

terutama Al Quran”

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwasannya pesantren

memberikan fasilitas berupa musik dan buku saku hadits Arbain kepada setiap

santri sebagai penunjang keberhasilan santri dalam menghafal.

Evaluasi program tahfidz dilakukan setiap bulan sekali, guna untuk

mengetahui beberapa masalah dan perkembangan selama sebulan. Evaluasi ini

juga digunakan untuk mencari solusi dari beebrapa masalah yang ada khususnya

Page 14: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

10

terkaitdengan program tahfidz, mulai dari masalah santri sampai masalah murobbi

atau pengampu tahfidz, sebagaimana disampaikan oleh Ustadz Nizar sebagai

berikut :

“Evaluasi merupakan usaha kami dalam memantau perkembangan dalam

berjalannya program tahfidz di tiap-tiap kampus, dan evaluasi ini

diadakan setiap bulan sekali, mulai dari permasalahan santri sampai

pengampu kita adakan evaluasi”.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Tahfidz Al

Quran dan Hadits Arba’in Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra, Pada

umumnya, dalam pelaksanaan program tahfidz Al Quran atau Hadits Arba’in di

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten tidak ada kendala

yang terlalu besar selama berjalannya program tahfidz ini, akan tetapi meskipun

demikian ada beberapa faktor pendukung dan ada pula faktor yang menghambat

pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits di Pondok Pesantren

Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra.

Faktor Pendukung Tahfidz Al Quran dan Hadits Arba’in di Pondok

Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra, Beberapa faktor yang

mendukung dalam pelaksanaan program tahfidz di Pondok Pesangtren

Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra diantaranya:

Dalam proses menghafal Al Quran dan Hadits dengan baik, lancar dan

baik harus memiliki kondisi tubuh yang sehat pikiran maupun jiwanya. Karena

faktor ini akan mempengaruhi santri didalam proses menghafal, karena ada

beebrapa anak ketika kondisi badan kurang fit pikirannya akan terasa berat jika

digunakan untuk menghafal, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Nizar Al

Khobari:

“hal pertama yang harus diperhatikan oleh pesantren yakni tentang

kesehatan santri, karena dalam proses menghafal ataupun belajar mereka

sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tahfidz ini, oleh karena itu jika

ada santri yang sakit maka dia diijinkan untuk tidak mengikuti tahfidz”

Page 15: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

11

Dari penjelasan diatas diterangkan bahwa kondisi fisik pikiran dan rohani

harus dalam keadaan fit didalam menghafal Al Quran dan Hadits Arba’in, agar

dalam proses mereka menghafal nyaman.

faktor pendukung yang menjadi keberhasilan santri yakni adanya

dukungan dari orang tua, karena hakikatnya santri akan merasa tertekan jika tidak

ada dukungan dari orang tuanya, dalam peneriamaan santri baru wali santri dan

calon santri baru ditanya dengan beberapa pertanyaan, siapkah putra putri bapak

menjalani program tahfidz selama pendidikan di pesantren ini? Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ustadz Fahruddin Sismito Lc:

“Calon santri yang siap menjalani pendidikan di pesantren ini harus siap

dan menyatakan kesanggupannya dalam menghafalkan Al Quran, dan

faktor dukungan dari Orang tua sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan santri dalam menghafal”

Dalam penjelasan diatas dukungan dari orang tua juga berpengaruh dalam

perjalanan santri dalam menghafal, sekaligus menjadi motifasi tersendiri bagi

santri.

Salah satu faktor yang menjadikan santri semangat dalam menghafal

adalah dengan pemberian Reward kepada santri yang berhasil menyelesaikan

hafalan Al Qurannya 30 juz dan Hadits Arba’in yang berupa beasiswa dari

pesantren dengan syarat siap diuji setiap semester hafalannya. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ustadz Fahruddin Samito Lc :

“khusus santri yang telah menyelesaikan tahfidznya selama dipesantren,

maka pesantren memberikan beasiswa selama belajar di Pondok

Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten dengan syarat siap di

uji hafalannya di setiap semesternya”

Dengan adanya fasilitas yakni diizinkannya beberapa santri membawa

musik box, santri lebih semangat dalam murojaah hafalan, karena dengan

mendengarkan murotal dari masyayikh yang disenangi santri lebih menambah

kesengan santri dalam murojaah juga menambah hafalan, sebagaimana yang

disampaikan oleh Ridho :

Page 16: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

12

“dengan adanya musik box kami lebih semangat didalam murojaah

maupun menghafal karena setiap waktu kami bisa mendengar murotal

dari ayat kami hafal”

Juga disampaikan oleh Ustadz Yahya selaku kepengasuhan:

“Ada beberapa santri yang kami izinkan untuk membawa musik box demi

menunjang keberhasilan santri dalam mengulang-ulang hafalannya,

karean dengan mendengarkan s antri lebih mampu menangkap apa yang

mereka dengar dari ayat-ayat Al Quran”.

Faktor Penghambat Tahfidz Al Quran dan Hadits Arba’in Muhammadiyah

Boarding School Klaten Putra, Dalam pelaksanaan tahfidz di Pondok Pesantren

Muhammadiyah Boarding School Klaten berjalan dengan baik, namun ada

beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:

Dalam keseharian santri dari segi penggunaan waktu yang telah diberikan

pesantren sudah cukup, hanya saja santri kurang dalam mengoptimalkan waktu

diberikan untuk menghafal, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Nizar:

“Masalah yang sering membuat santri tidak menyetorkan hafalan barunya

yakni kurang optimalnya waktu yang digunakan untuk tahfidz”

Juga disampaikan oleh Ridho sebagai berikut :

“banyak teman-teman yang kurang mengoptimalkan waktu yang telah

diberikan asatidz untuk menambah hafalan”

Malas merupakan musuh bagi penghafal Al Quran, ketika malas datang

tidak jarang santri yang menyetorkan hafalannnya, sebagaimana yang

disampaikan Ustadz Abdurrohman :

“Fokus dalam menghafal merupakan hal dasar dalam menghafal Al

Quran dan Hadits, oleh karena itu banyak santri yang ketika malas jarang

mereka menyetorkan hafalan barunya”

Begitu juga disampaikan oleh Ridho :

“Malas merupakan keadaan dimana fokus untuk menghafal Al Quran itu

tidak bergairah,biasanya banyak fikiran dalam benak santri jika malas,

asatidz sering memberikan wejangan kepada kita ketika malas itu

muncul”

Page 17: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

13

4. PENUTUP

Dari penjelasan dan analisis yang ada pada hasil dan merujuk pada rumusan

masalah yang telah dirumuskan di pendahuluan, maka hasil dari penenlitian ini

disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits

Arbain di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra yang

dimulai dari kelas VII sampai kelas XII dengan target setiap tahun 1 juz mulai

dari juz 30, 29, 28, 1, 2 dan seterusnya. Dalam satu minggu santri bertatap muka

dengan asatidz 11 jam. Metode yang digunakan kebanyakan santri adalah talaqqi.

Adapun setiap akhir tahun diakan ujian tahfidz dengan materi sesuai dengan

tingkatan kelas. Tahfidz Hadits Arbain dengan target satu tahun mampu

diselesaikan dengan baik., Faktor-faktor yang berpengaruh dalam program tahfidz

ini di bagi menjadi dua bagian, yakni: faktor pendukung dan faktor penghambat.

Faktor-faktor pendukung tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain adalah Fisik dan

psikis santri yang baik, dukungan dari pihak orang tua, reward atau penghargaan,

Fasilitas, sedangkan faktor-faktor yang penghambat pelaksanaan program tahfidz

Al Quran dan Hadits Arbain adalah pemanfaatan waktu yang diberikan kepada

santri dan rasa malas.

Program Tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain khususnya Peantren yang

berada dibawah naungan Muhammadiyah khususnya belum banyak dilakukan.

Jika dikaji lebih mendalam, program ini sangat bermaanfaat bagi pesantren, santri

maupun masyarakat.

Pesantren yang berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan, sebaiaknya

mengarahkan santri-santri dalam kegiatan yang positif dan membentuk karakter

yang baik misalnya dengan melaksanakan program tahfidz Al-Quran, Tahsin, dan

lain sebagainya.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi hal-hal yang cenderung untuk

bermain dan menghabiskan waktu sia-sia. Oleh karena itu, kegiatan positif ini

harus terus ditingkatkan dengan melibatkan semua guru-guru yang mengajar.

Santri merupakan objek pendidikan yang harus mendapat pendidikan yang

baik serta pengarahan dari gurunya. Oleh karena itu , santri harus dilibatkan dalam

Page 18: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

14

hal-hal yang positif . santri juga tidak selalu diberikan pengetahuan, namun juga

diberikan materi yang berkenaan dengan spiritual.

Hal tersebut bertujuan agar ruhuhiyah santri mendapat asupan yang baik

dengan pengajaran tahfidz Al Quran. Adapun manfaat bagi diri santri pun sangat

besar, sebagai bekal kelak mereka dewasa.

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan karakter sangat

berpengaruh bagi lingkungan masyarakat, ketika orang tua peduli dengan

pendidikan anaknya, maka sama saja mereka peduli dengan masa depan anaknya.

Oleh karena itu dukungan dari orangtua sangat berpengaruh dalam

membantu mengahafal Al-Quran yang telah diprogramkan oleh pesantren.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Departemen Agama

Abdul Chaer, 2014. Perkenalan Awal dengan Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta

Abdullah Al-Mulham, 2013. Menjadi Hafidz Al Qur’an Dengan Otak Kanan,

Jakarta: Pustaka Ikadi

Abudin Nata, 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers

Ahmad Zainal Abidin,2015. Kilat dan Mudah Hafal Juz Amma, Yogyakarta: Sabil

Ahsin Al Hafidz,2009. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta: Bumi

Aksara

Amjad Qasim, 2010. Sebulan Menghafal Al-Qur‟an, Solo: Zamzam

Dina Maryana, 2012. Pelaksanaan Metode Takrir Dalam Menghafal Al Qur‟an di

Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Putri Al-Latifiyah Palembang dan

Pondok Pesantren Raudhatul Quran Parayama Organ Ilir. (Palembang:

IAIN Raden Fatah Press)

Fauzan Yayan, 2015. Quantum Tahfidz Metode Cepat dan Mudah Menghafal Al

Quran , Jakarta: Erlangga

Habibullah, 2013. Pelaksanaan Pembelajaran Al Quran di TPA Masjid Nurul

Hojrah Kleurahan Pahlawan Palembang, (Palembang, IAIN Raden Fatah

Press)

Page 19: PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …

15

Halipah M. Akip, 2015. Penerapan Metode Mneghafal dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

dikelas VSD Negeri 4 Kayu Agung.(Palembang: IAIN Raden Fatah Press)

Haris Herdiansyah, 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi,

Jakarta: Salemba Humanika

Hasil wawancara dengan Ustadz Nizar, Penanggung Jawab Bagian Tahfidz

Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten pada 2 April 2019

Hasil Wawancara dengan Ustadz Yahya Ilma, Pengasuh Pondok Pesantren

Muhammadiyah Boarding School Klaten Kampus 3 pada 3 April 2019

Hasil Wawancara dengan Ustadz Abdurrahman, Murabbi Tahfidz pada 5 April

2019

Hasil Wawancara dengan Ridho Rohman, Santri Pondok Pesantren

Muhammadiyah Boarding School Klaten pada 4 April 2019

Ibnu Katsir, 2012. Keajaiban dan Keistimewaan Al Quran, Jakarta: Pustaka

Azzam

Kristi Poerwandari, 2011. Pendekatan Kualitatif Untuk Peneltian Perilaku

Manusia, Jakarta: LPSP3 UI

Lexy J. Moloeng, 2010. Metodelogi Peneltian Kualitatif, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya

Muyasaroh , Pengelolaan Pembelajaran Tahfidz Al Quran di PP Al Ittofaqiyah

Ogan Ilir, Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam, Vol XIV No 01, Juni 2009

Raghib As-Sirjani, 2007 . Cara Cerdas Hafal Al-Qur‟an, Solo: AQWAM

Saifudin Azwar, 2009. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sayuti Ali, 2012. Metodelogi Penelitian Agama Pendekatan Teori Dan Praktek,

Jakarta: Rajawali Pers

Wiwi Alawiyah, 2015. Panduan Menghafal Al Qur‟an Super Kilat, Yogyakarta:

Diva Press

Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, 2011. Revolusi Menghafal Al Qur‟an, Surakarta:

Insan Kamil