Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan...

92
Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Teluk Dalam Banjarmasin Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fakhrurrazi IAIN Antasari Press 2014

Transcript of Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan...

Page 1: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

i

Pelaksanaan BimbinganKeagamaan terhadap Narapidana

di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIATeluk Dalam Banjarmasin

FakhrurraziFakhrurraziFakhrurraziFakhrurraziFakhrurrazi

IAIN Antasari Press2014

Page 2: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

ii

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan...

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaanterhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Klas IIA Teluk Dalam Banjarmasin

PenulisFakhrurrazi

Cetakan I, Desember 2014

Desain CoverHenry

Tata LetakZainal F

PenerbitIAIN ANTASARI PRESS

JL. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin 70235Telp. 0511-3256980

E-mail: [email protected]

PencetakAswaja Pressindo

Jl. Plosokuning V No. 73 Minomartani, NgaglikSleman YogyakartaTelp. 0274-4462377

E-mail: [email protected]

15,5 x 23 cm; vi + 86 halamanISBN: 978-602-0828-10-7

Page 3: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

iii

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Tuhanyang telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad Saw,aku bersaksi bahwa tiadaTuhan selain Allah, yang Maha Esa,dan tiada serikat baginya. Dan aku bersaksi bahwa NabiMuhammad adalah benar hamba dan Rasul-Nya. Keselamatandan kesejahteraan atas semulia-mulia para Nabi dan Rasul,junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw, keluarga dansahabat beliau sekalian.

Alhamdulillah berkat limpahan taufiq, hidayah, dan inayahAllah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna mencapaigelar Sarjana Sosial Islam, pada Fakultas Dakwah danKomunikasi IAIN Antasari Banjarmasin.

Penulis menyadari dalam menyusun skripsi ini banyakmendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan,dukungan, motivasi, dan sebagainya. Maka penulismenghaturkan ucapan terimakasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masihbanyak kekurangannya, oleh karena itu, kepada semua pihakdiharapkan saran dan kritiknya demi kesempurnaan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan bimbingan tersebut, penulis berdoasemoga Allah berkenan membalasnya dengan ganjaran pahalayang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap semoga skripsiini bermanfaat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Penulis

Page 4: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

iv

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan...

Page 5: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. iiiDAFTAR ISI ..................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1A. Latar Belakang ........................................................... 1B. Rumusan Masalah...................................................... 6C. Tujuan Penelitian ....................................................... 6D. Signifikansi Penelitian ............................................... 7E. Operasionalisasi Permasalahan................................ 8F. Sistematika Penulisan ................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ............................................... 11A. Pengertian Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan .................................. 111. Pengertian Pelaksanaan ........................................... 112. Pengertian Bimbingan Keagamaan ........................ 113. Pengertian Narapidana dan Lembaga Pemasyarakatan ......................................................... 15B. Dasar Bimbingan Terhadap Narapidana .............. 161. Dasar Hukum Bimbingan Keagamaan.................. 162. Dasar Bimbingan Keagamaan Dalam Islam ......... 18

Page 6: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

vi

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan...

C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling .......................... 21D. Tujuan, Metode dan Asas Bimbingan Agama ..... 221. Tujuan Bimbingan Agama ....................................... 222. Metode Bimbingan Agama ..................................... 233. Asas Bimbingan Agama........................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................. 29A. Sifat Penelitian ......................................................... 29B. Lokasi Penelitian ...................................................... 29C. Subjek dan Objek Penelitian................................... 30D. Data dan Sumber Data............................................ 31E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............... 33F. Analisis Data.............................................................. 34G. Validitas Data ........................................................... 35H. Tahap Penelitian ...................................................... 37

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ............................. 39A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................... 39B. Penyajian Data .......................................................... 46C. Analisis Data ............................................................. 67

BAB V PENUTUP ...................................................................... 79A. Kesimpulan .............................................................. 79B. Saran-saran................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 83

Page 7: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIslam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk meraih

kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.Ajaran Islam tertuang dalam Alquran dan Hadis padahakikatnya berisi tuntunan yang membimbing manusia ke jalanyang benar, jalan yang diridhai Allah Swt. Untuk mencapaikebahagiaan itu, manusia dituntut untuk mematuhi segalaaturan yang telah ditentukan oleh Allah, baik yang berbentukperintah maupun larangan.

Kehidupan manusia di alam dunia yang sementara ini, padahakikatnya merupakan jembatan untuk menuju kea lam akhiratyang kekal. Sepanjang hidupnya, manusia dituntut untukberusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-masing, sehingga dapat meraih kehidupan yang baik, wajar,sejahtera, makmur, dan bahagia. Mewujudkan hal demikian,manusia di bekali dengan berbagai potensi dan fasilitas hidup,baik berbentuk fisik maupun akal pikiran. Allah juga telahmemberikan tuntunan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam QSAl-Qasas (28):77 :

Page 8: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

2

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan padaapa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlahkamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepadaorang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu danjanganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh,Allahtidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.1

Ada tiga hal pokok yang terkandung dalam ayat di atas.Pertama, perintah kepada setiap manusia agar mencarikebahagiaan negeri akhirat dengan menggunakan berbagaifasilitas dan sarana kehidupan yang diperoleh dalam kehidupandi dunia, tanpa melupakan bagian yang harus dipenuhi untukmencapai kebahagiaan hidup di dunia. Kedua, dalam ayat itujuga, Allah memerintahkan manusia untuk melakukan kebajikanterhadap pihak lain. Boleh jadi kebajikan itu dilakukan terhadapsesama manusia, terhadap hewan, terhadap tumbuh-tumbuhan,ataupun terhadap alam sekitar.

Ketiga, dalam akhir ayat itu, Allah menyatakanketidaksenangan-Nya terhadap orang-oarang yang melakukankerusakan di bumi, yang tidak memanfaatkan alam dan isinyasesuai denganketentuan yang telah digariskan-Nya.2 Termasukorang-orang yang telah melakukan penyimpangan sosial dantindak pidana. Agar manusia mendapatkan kebahagian di duniadan di akhirat, Allah telah memberikan bimbingan denganformulasi bahwa dia haruslah dapat menyeimbangkan hidupnyaantara kehidupan di akhirat yang harus dia utamakan, akantetapi tanpa melupakan kebahagiaanya di dunia. Allah jugamemerintahkan untuk selalu berbuat kebajikan baik itu sesamamanusia maupun dengan makhluk lainnya. Kita juga harusmeninggalkan segala larangannya termasuk berbuah kerusakandan kejahatan dimuka bumi ini. Demikianlah formulasi yangAllah berikan untuk menacapai kebahagiaan di dunia maupundi akhirat.

1Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,(Jakarta: PT. Sinergi PustakaIndonesia, 2012), h.556

2Ahmad Thib Raya & Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah DalamIslam, (Jakarta: Kencana, 2003),h.29

Page 9: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

3

Bimbingan kehidupan yang telah Allah berikan sebagaiaturan dalam kehidupan manusia, tidak semuanya melaksana-kannya sesuai dengan aturan. Kenyataannya banyaknya tindakpiadana dan penyimpangan sosial seperti pencurian, kekerasan,pembunuhan, penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya.

Kriminalitas merupakan salah satu dari masalah-masalahsosial yang ada, tindakan atau perbuatan ini sebagian besarberdampak buruk bagi pelaku ataupun korbannya. Tindakkriminal ini merupakan suatu tindakan yang melanggar hukummelalui sebuah tindakan kejahatan, biasanya tindak kriminal inidisebabkan oleh adanya rasa kurang kesejahteraan pelaku.Sebagian besar pelaku tindak kriminal ini adalah seseorang yangberasal dari zona ekonomi menengah ke bawah. Kemungkinanpara pelaku tersebut kurang memahami arti kesejahteraan yangsesungguhnya. Mereka cenderung ingin memiliki harta dengancara yang tidak lazim. Ini terjadi jika seseorang tersebutmerupakan seorang pencuri ataupun perampok.

Lain halnya dengan seorang kriminal yang telah melakukanpembunuhan ataupun pemerkosa, kemungkinan mereka kurangmemahami etika kehidupan. Mereka cenderung memilikimentalitas yang labil, sehingga mereka tidak memikirkan akibat-akibat setelah mereka melakukan tindak kriminal tersebut.Padahal dari tindak kriminal ini akan mengakibatkan banyaksekali kerugian-kerugian. Kerugian-kerugian tersebut bisaberdampak buruk bagi korban dan si pelaku itu sendiri.Misalnya, si pelaku akan menerima hukuman sesuai dengantindak kejahatan yang telah dilakukannya.

Realita yang terjadi di Indonesia, khususnya di KalimantanSelatan, akhir-akhir ini kasus kriminal dan penyalahgunaannapza yang terjadi seolah-olah tidak ada hentinya. Individu yangtelah bertindak menyalahi norma hukum yang berlaku dimasyarakat seperti bertingkah laku melawan hukum, sepertimencuri, membunuh, memperkosa, penyalahgunaan obat danlainnya, tentunya perbuatan mereka itu memiliki dampak yangharus mereka jalani, yaitu dihukum oleh pihak yang berwenang(polisi) untuk diamankan dan diproses sesuai hukum yangberlaku, yang pada akhirnya dimasukkan ke Lembaga

Pendahuluan

Page 10: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

4

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Pemasyarakatan untuk dilakukan pembinaan, baik jasmanimaupun rohani.

Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu tempatuntuk memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap parapelanggar hukum, agar mereka bisa menjadi individu yang lebihbaik dan nantinya bisa menjadi anggota masyarakat yang taatterhadap norma yang berlaku.Hal itu, Berdasarkan Pasal 5 ayat(1) dan Pasal 20 ayat (1) UUD 1945, Pemerintah membentukUndang-Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatanyangmendasari tugas dan fungsi dari lembaga ini.Lembagapemasyarakatan adalahsalah satu pranata hukum yang tidakdapat dipisahkan dalam kerangka besar bangunan hukum diIndonesia, khususnya dalam kerangka Hukum Pidana.Sumbangan yang diberikan salah satunya dalam hal pembinaanterhadap narapidana selama menjalani masa-masa hukumannyadipenjara. Bahkan pembinaan serta pengawasan ini diberikanpula pada narapidana bebas untuk periode-periode waktutertentu.

Tujuan dari pembinaan yang dilakukan oleh LembagaPemasyarakatan adalah agar narapidana tidak mengulangi lagiperbuatannya dan bisa menemukan kembali kepercayaandirinya serta dapat diterima menjadi bagian dari anggotamasyarakat. Selain itu pembinaan juga dilakukan terhadappribadi dari narapidana itu sendiri. Tujuannya agar narapidanamampu mengenal dirinya sendiri dan Pemasyarakatanmerupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata caraperadilan pidana. Dengan demikian, pemasyarakatan baikditinjau dari sistem, kelembagaan, cara pembinaan dan petugaspemasyarakatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan darisatu rangkaian proses penegakan hukum.

Undang-Undang, Pasal 1 ayat 2 menegaskan bahwa:3

“ Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenaiarah dan batas, serta cara pembinaan Warga Binaan

3Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 ayat 2.

Page 11: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

5

Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yangdilaksanakan secaraterpadu antara pembina, yang dibina,dan masyarakat untukmeningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agarmenyadari dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat,dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidupsecara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggungjawab “.

Tercapainya tujuan dari adanya Lembaga Pemasyarakatan,tentunya tidak terlepas dari bagaimana pelaksanaan pembinaanyang telah diprogramkan. Dan program yang sangat pentingterhadap narapidana ialah bimbingan keagamaan, karena agamadapat memberikan sugesti dan motivasi kepada individu, agartumbuh dalam dirinya sifat mulia, terpuji, toleransi, danmanusiawi, yang pada akhirnya tercipta individu yang agamis,optimis dan realistis.

Lembaga Pemasyarakatan Teluk Dalam yang terletak diKota Banjarmasin, telah melakukan fungsinya yaitu denganmelaksanakan pembinaan terhadap warga binaan yang menjadipenghuninya. Lembaga Pemasyarakatan Teluk Dalam atau yangjuga dikenal sebagai Asrama Teluk Dalam (ASTEDA) jugamelakukan bimbingan keagamaan dalam pembinaannya.

Bimbingan keagamaan di ASTEDA ini menurut penulissendiri, dari pengamatan awal sangatlah aktif dan menjadipembinaan yang di unggulkan, semua itu terlihat pada keaktifanpara warga binaan dalam mengikuti kegiatan keagamaan, tidakhanya shalat berjamaah, ceramah dan dzikir pun mereka selalulakukan. Tidak hanya yang wajib, yang di sunatkan pun merekakerjakan, ketika waktu shalat dhuha lantunan ayat suci Alquranpun tidak lagi asing di mesjib yang menjadi fasilitas peribadatan.

Adanya kegiatan keagamaan yang dilaksanakan sangatlahmendapatkan respon yang sangat positif oleh warga binaan.Sebab banyak manfaat yang telah dirasakan oleh mereka, sepertitimbulnya kesadaran beragama, mengenalnya mereka denganbaca tulis Alquran dan ketenangan jiwa selama berada dalamtahanan. Meskipun demikian, pelaksanaan bimbingankeagamaan di Lapas Teluk Dalam tentunya memiliki kendala

Pendahuluan

Page 12: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

6

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

yang menjadi penghambat dalam pelaksanaannya, sepertikurangnya Pembina atau Da’i ahli, hal itu menyebabkaninformasi keagamaan yang mereka dapatkan kurang mendalam,sehingga tidak dipungkiri terkadang adanya perdebatan antaramereka berkenaan dengan hukum fiqh, yang disebabkanpenafsiran dan pemahaman yang berbeda.

Berdasarkan permasalah diatas penulis tertarik untukmeneliti bagaimana pelaksanaan bimbingan keagamaan diLembaga Pemasyarakatan Teluk Dalam yang mana berfungsisebagai tempat pembinaan bagi narapidana,danmeneliti apayang menjadi kendala dari pelaksanaan bimbingan keagamaanserta hasil yang telah dicapai bimbingan keagamaan yangdilaksanakan ASTEDA.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka

rumusan masalah yang akan diteliti adalah:1. Bagaimanapelaksanaan bimbingan keagamaan di Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin?2. Faktor apa yang menjadi penunjang dan penghambatdalam

pelaksanaan pembinaan bimbingan keagamaan di LembagaPemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin?

3. Apa saja hasil yang telah dicapai daribimbingan keagamaandi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin?

C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan

data dan informasi tentang bagaimana pembinaan LembagaPemasyarakatan Teluk Dalam dalam melaksanakan bimbingankeagamaan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui mengenai pelaksanaan pembinaan

bimbingan keagamaan oleh Lapas Teluk Dalam, meliputikualitas dan kuantitas pembinaan terhadap warga binaan agarmenjadi individu dan anggota masyarakat yang baik nantinya.

2. Menggali permasalahan yang menjadi faktor penghambatdalam pelaksanaan bimbingan keagamaan oleh Lapas Teluk

Page 13: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

7

Dalam, dan selanjutnya akan di analisis secara mendalamuntuk pemecahan permasalahan yang dihadapi.

3. Mendiskripsikan hasil yang telah dicapai dari bimbingankeagamaan yang dilaksanakan oleh Lembaga PemasyarakatanTeluk Dalam, yang bertitik berat pada dampak bimbingankeagamaan terhadap warga binaan yang menjadi sasaranbimbingan tersebut.

D. Signifikansi PenelitianManfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis yang

berdasar dari kontekstual dan konseptual penelitian dan manfaatpraktis yang bisa digunakan sebagai informasi bagi masyarakattentang pembinaan keagamaan yang dilaksanakan oleh pihakLapas, sehingga terbangun citra positif masyarakat terhadapLembaga Pemasyarakatan Teluk Dalam, agar merekamendukung pihak Lapas dalam pembinaan dan juga sebagaibahan kajian bagi lembaga terkait dalam melakukan pembinaanyang lebih berkualitas dan juga unggul dalam kuantitas.

Hasil dari penelitian ini juga bisa dijadikan bahan studi yangrelevan berkenaan dengan teori-teori pembinaan atau bimbingankeagamaan, baik yang dilakukan oleh Lembaga PemasyarakatanTeluk Dalam atau instansi lain yang juga bergelut dibidangbimbingan keagamaan seperti Kementerian Agama. Karenapembahasan tentang bimbingan keagamaan merupakan bagiandari usaha dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas,berkenaan dengan hal itu, hasil dari penelitian ini bisa menjadisuplemen bahasan tentang keberhasilan dan juga keefektifankegiatan atau program yang dilaksanakan lembaga terkait.

Manfaat penelitian secara praktis diharapkan dapatmemiliki kemanfaatan sebagai berikut;a. Masukan bagi pihak Lapas Teluk dalam Banjarmasin dalam

rangka meningkatkan kinerja dalam membina narapidana,agar terciptanya masyarakat binaan yang berkualitas danmampu bersosialisasi di dalam dan di luar Lapas nantinya.

b. Bahan perbandingan bagi Lapas lainnya mengenai bimbingankeagamaan yang dilakukan Lapas Teluk Dalam Banjarmasin

Pendahuluan

Page 14: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

8

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

untuk meningkatkan dan mengembangkan program-program pembinaan keagamaan agar lebih efektif dalammenciptakan masyarakat yang berkualitas dan produktifitas.

c. Menjadi sumber data yang akurat bagi masyarakat, agar tidakada anggapan yang kurang baik terhadap Lapas danpenghuninya, sehingga masyarakat ikut serta dalam membinanarapidana, baik secara moril dan materiil.

d. Bagi peneliti yang lain, kajian yang ada dalam penelitian inidapat pula digunakan sebagai data awal untukmengembangkan penelitian yang sama dalam aspek yangberbeda berkenaan dengan pembinaan narapidana.

e. Menjadi khazanah keilmuan untuk IAIN AntasariBanjarmasin pada umumnya dan Fakultas Dakwah danKomunikasi pada khususnya.

E. Operasionalisasi PermasalahanAgar penelitian inimudah dipahami dan terhindar dari

kesalahpahaman maka penulis perlu menjelaskan tentang istilahyang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :1. Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan di Lapas Teluk

Dalam adalah bentuk usaha untuk memberikan petunjuk atautuntunan agama Islam terhadap narapidana, yang manakegiatannya telah diprogramkan oleh pihak Lapas dandilaksanakan oleh para pembina, baik itu dari dalam Lapasatau dari luar Lapas, seperti penyuluh agama dari Kemenag.Bimbingan yang telah dirancang itu bertujuan membentukindividuyang agamis baik didalam Lapas ataupun nanti ketikadia bebas.

2. Faktor yang menjadi penunjang dan penghambat dalampelaksanaan bimbingan keagamaan ialah segala hal yangmenjadi faktor yang menunjang dan menghambat dalampelaksanaan bimbingan keagamaan Islam yang dilakukanoleh Lapas, baik itu secara moril atau materiil, sepertikeputusan pimpinan Lapas yang tidak mendukung,kurangnya para pembina, sarana yang terbatas dan yanglainnya.

Page 15: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

9

3. Hasil yang di capai dari bimbingan keagamaan yangdilaksanakan Lapas, maksudnya adalah keberhasilanbimbingan keagamaan yang telah dilaksanakan oleh pihakLapas berkenaan dengan keaktifan para warga binaan dalammengikuti kegiatan keagamaan, dampak yang dirasakannarapidana setelah mengikuti bimbingan keagamaan danyang lainnya.

F. Sistematika penulisanSistematika penulisan penelitian ini akan penulis sajikan

kedalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:Bab I berisi pendahuluan, yang memuat latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,operasionalisasi permasalahan, sistematika penulisan. Bab IImemuat landasan teoritis. Bab III memuat metode penelitianserta waktu dan jadwal penelitian. Bab IV berisi laporan hasilpenelitian, memuat gambaran umum lokasi penelitian, penyajiandata dan analisis data. Bab V berisi penutup, yaitu memuatsimpulan dan saran-saran.

Pendahuluan

Page 16: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

10

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Page 17: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

11

BAB IILANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Pelaksanaan Bimbingan KeagamaanTerhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

1. Pengertian PelaksanaanPelaksanaan dalam bahasa Inggris disebut realization dan

implementation. Sedangkan dalam bahasa Indonesia berartiproses, cara, dan perbuatan melaksanakan (rancangan,keputusan, dsb).4 Jadi, yang dimaksud dengan pelaksanaan ialahbentuk proses atau pengerjaan terhadap apa yang direncanakandari suatu program untuk tercapainya sebuah tujuan yang diinginkan.

2. Pengertian Bimbingan KeagamaanSebelum membahas secara mendalam tentang bimbingan

keagamaan, akan lebih baik kita ketahui dulu apa itu bimbingan.Bimbingan merupakan alih bahasa dari bahasa Inggris, yaituguidance.Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengankata asal guide, yang diartikan sebagai berikut : menunjukkanjalan (Showing the way), memimpin (leading), menuntun(conducting), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur(regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasihat(giving advice).5

4Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), Cet.3, h.152

5W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : PT GramediaWidiasarana Indonesia. 1997, hal. 65

Page 18: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

12

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Para ahli memberikan pengertian yang berbeda-bedaterhadap bimbingan, berikut beberapa pendapat ahli yang telahpenulis pilah berkaitan dengan pengertian bimbingan ;a. H. Priyatno dan Erman Amti dalam bukunya “Dasar-Dasar

Bmbingan dan Konseling” bimbingan adalah proses pemberianbantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepadaseseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapatmengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yangada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-normayang berlaku.6

b. Dewa Ketut Sukardi, bimbingan ialah Bimbingan juga dapatdiartikan sebagai proses pemberian yang diberikan kepadaseseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dansistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompokindividu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yangmenjadi tujuan usaha bimbingan mencakup lima fungsipokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri,yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagaimanaadanya, menerima diri sendiri dan lingkungannya secarapositif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan dirisendiri, dan mewujudkan diri sendiri.7

c. Menurut L. D. Crow dan A. Crow, bimbingan adalah bantuanyang diberikan oleh pribadi yang terdidik baik perempuanataupun laki-laki yang terlatih, kepada setiap individu yangusianya tidak ditentukan untuk menjalani kegiatan-kegiatanhidup, mengembangkan sudut pandangnya mengambilkeputusannya sendiri dan menanggung beban sendiri.8

6Priyatno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bmbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2004), h. 99.

7Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Renika Cipta,1995), h. 2-3.

8Singgih Dirgagunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Bandung: PT. SamudraPermai dan BPK Gunung Mulia, 1995), h.12

Page 19: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

13

d. Menurut Arifin, bimbingan adalah terjemahan dari istilahbahasa Inggris Guidance berasal dari kata toguide artinyamenunjukkan, membimbing, atau menuntun.9

e. Syahril dan Riska memberikan pengertian bahwa bimbinganadalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerusdalam membantu individu untuk mengembangkankemampuan secara maksimal dan mengerahkan semuapotensinya untuk dirinya dan masyarakat.10

f. Jika bimbingan dipasangkan dengan Islam, maka menurutTohari Musnamar dkk adalah proses pemberian bantuanterhadap individu agar mampu hidup selaras denganketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapaikebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dengan demikianbimbingan Islami merupakan proses bimbingan sebagaimanakegiatan bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginyaberlandaskan ajaran Islam, artinya Al-Qur’an dan SunnahRasul.11

g. Dan juga menurut Aunur Rahim Faqih, bimbingan Islamiadalah suatu proses pemberian bantuan terhadap individuagar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjukAllah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di duniadan akhirat.12

Esensi dari beberapa pendapat ahli tentang bimbingantersebut di atas, ada beberapa ciri yang perlu kita perhatikanyaitu ; bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuankepada individu atau kelompok yang dilakukan secara terusmenerus dan sistematis yang bertujuan agar bisa menjadi pribadi

9M. Arifin, Pokok Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,(Jakarta: Bulan Bintang, 1988), h.18.

10Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan konseling, (Padang: AngkasaRaya, 1987), h.41

11Tohari Musnamar dkk, Dasar-Dasar Konseptual Bimbinngan dan KonselingIslami, (Yogyakarta: UII Press), h.5.

12Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UIIPress, 2001),h.4

Landasan Teoritis

Page 20: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

14

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

yang baik, jika kita letakkan “Islam” setelah kata “Bimbingan”maka bimbingan itu memilki makna bahwa landasan daribimbingan itu berdasarkan pada asas Islam yaitu Alquran danHadis, serta tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dunia danakhirat. Sedangkan kata “keagamaan” berakar pada kata Agamayang mendapat awalan ke dan akhiran an yang berarti segalasesuatu yang berhubungan dengan agama, baik itu berbentukperasaan ataupun perbuatan.13

Harun Nasution menjelaskan, agama terdiri dari “a” yangberarti tidak; dan “gama” yang artinya pegi atau kacau, jadi bilakita satukan mengandung arti tidak pergi atau tidak kacau.Bertitik tolak dari pengertian kata-kata tersebut menurut HarunNasution, intisarinya adalah suatu ikatan. Karena itulahpenganut agama memiliki ikatan yang harus diperpegangidengan teguh, yang menjadi pedoman hidupnya sehinggamembuat hidupnya teratur dan tentram. Ikatan tersebut tidakdapat di tangkap panca indera, akan tetapi sangatlah mempe-ngaruhi terhadap kehidupan individu yang menganutnya.14

Kata agama dikenal pula dalam bahasa Arab Ad-Din danReligi dalam bahasa Inggris. Kata Ad-Din juga banyak terdapatdalam Alquran, diantaranya QS. Al-An’am(6) 161:

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “SesungguhnyaTuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agamayang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim)tidakTermasuk orang-orang musyrik”.15

13W. J. S Poerdarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1984), h.19.

14Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Samudra Permai RajaGrafindo Persada,2008), h. 12-13

15Kementerian Agama RI,. Op. Cit.,h.201

Page 21: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

15

Dan Firma-Nya pada QS. Ali ‘Imran (3) 19, yaitu:

Artinya: Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam.tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab (Kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelum Al-Qur’an)kecuali setelahmereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah MakaSungguh Allah sangat cepat perhitungan-Nya.16

Berpedoman kepada pengertian diatas dapatlah diambilkesimpulan bahwa bimbingan keagamaan adalah pemberiantuntunan, petunjuk atau memberikan berbagai ilmupengetahuan agama terhdap individu secara sistematis danberkesinambungan, yang dalam kaitan ini adalah paranarapidana dengan membantu menjadi pribadi yang baik darisebelumnya dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.Pada hakikatnya bimbingan keagamaan itu merupakan bentukbantuan kepada seseorang agar: 1) memahami bagaiamanaketentuan dan petunjuk Allah tentang kehidupan beragama, 2)menghayati ketentuan dan petunjuk tersebut, 3) mau danmampu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah Swt.3. Pengertian Narapidana dan Lembaga Pemasyarakatan

Narapidana ialah orang hukuman atau orang sedangmenjalni hukuman atau terhukum.17 Dalam UU No.12 Tahun1995, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilangkemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Walaupun terpidanakehilangan kemerdekaannya, tapi ada hak-hak narapidana yangtetap dilindungi dalam sistem pemasyarakatan Indonesia.18

16Kementerian Agama RI,. Op. Cit.,h.6517Departemen Pendidikan Nasional Op. Cit. h.77418http://hmibecak.wordpress.com/2007/05/29/esensi-lembaga-pemasyarakatan-

sebagai-wadah-pembinaan-narapidana/, di akses pada tgl. 10-12-2012, jam 17;25.

Landasan Teoritis

Page 22: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

16

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Sedangkan Lembaga Pemasyarakatan, merupakangabungan dari kata “Lembaga” dan “Pemasyarakatan”.Lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya melakukansuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.Sedangkan kata kedua, berasal dari kata Masyarakat yangmemilki arti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya danterikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Darikata masyarakat kemudia ditambah awalan “pe” dam akhiran“an” yaitu “pemasyarakatan” yang berarti proses, cara, atauperbuatan memasyarakatkan.19 Jika kita gabungkan, yangdimaksud dengan Lembaga Pemasyarakatan adalah suatuorganisasi atau instansi yang bertugas untuk memasyarakatkankeabali para warga binaan di Lapas.

Berdasarkan perngertian di atas, bahwa yang dimaksuddengan Pelaksanaan Bimbingan keagamaan terhadapnarapidana di Lapas ialah proses penerapan dari program ataukegiatan yang telah dirancang berkenaan dengan BimbinganKeagamaan, yang dilaksanakan oleh instansi terkait yakni pihakLapas.

B. Dasar Bimbingan Terhadap Narapidana1. Dasar Hukum Bimbingan keagamaan

Dasar dari bimbingan atau pembinaan keagamaan yaituUUD 1945 pasal 29 ayat 1dan 2 yang berbunyi20:(1)Negara Berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa.(2)Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadatmenurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pemasyarakatan membentuk sebuah prinsip pembinaandengan sebuahpendekatan yang lebih manusiawi hal tersebutterdapat dalam usaha-usaha pembinaan yang dilakukan

19Departemen Pendidikan Nasional Op. Cit. h.20UUD’ 45 Sebelum dan setelah Amandemen, (Bandung: Nuansa Aulia, 2009), Cet.

V, h.29

Page 23: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

17

terhadap pembinaan dengan sistem pemasyarakatan sepertiyang diatur dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 1995tentang pemasyarakatan. Hal ini mengandung artian pembinaannarapidana dalam system pemasyarakatan merupakan wujudtercapainya reintegrasi sosial yaitu pulihnya kesatuan hubungannarapidana sebagai individu, makhluk sosial dan makhlukTuhan.21

Kemudian dirumuskan dalam konfrensi dinas kepenjaraanyang menghasilkan sepuluh prinsip dasar pembinaan danbimbingan bagi narapidana yaitu:(1)Orang yang tersesat harus diayomi dengan memberikan

kepadanya bekal hidup sebagai warga negara yang baik danberguna dalam masyarakat.

(2)Penjatuhan pidana bukan merupakan tindakan pembalasandendam oleh Negara

(3)Rasa tobat tidaklah dapat dicapai dengan menyiksa melainkandengan bimbingan.

(4)Negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk danjahat daripada sebelum ia masuk lembaga.

(5)Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidanaharusdikenalkan kepada masyarakat dan tidak boleh diasingkan daripadanya.

(6) Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak bolehbersifat mengisi waktu, atau hanya diperuntukkankepentingan jawatan atau kepentingan negara sewaktu saja.

(7)Bimbingan dan didikan harus berdasarkan pancasila.(8)Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai

manusia meskipun telah tersesat.(9)Narapidana hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan.(10)Perlu didirikan lembaga-lembaga pemasyarakatan yang baru

dan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program-pembinaan pemasyarakatan.

21Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995

Landasan Teoritis

Page 24: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

18

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

2. Dasar Bimbingan keagamaan Dalam IslamDasar pelaksanaan bimbingan keagamaanIslam, yaitu

Alquran dan hadis. Sebab keduanya adalah pusaka yang menjadipegangan umat Islam. Quraish Shihab juga menyatakan bahwaAlquran adalah kitab dakwah.22

Ayat Alquran yang memuat tentang pelaksanaan bimbingankeagamaan ialah QS. Ali ‘Imran (3) 104, yaitu sebagai berikut:

Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolonganumat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yangmakruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulahorang-orang yang beruntung.23

Tersebut dalam Tafsir Al-Jalalainbahwa yang dimaksuddengan “kebajikan” adalah Agama Islam24. Karena itu,membimbing menuju jalan yang benar sesuai dengan ajaranIslam, merupakan dakwah yang harus dijalani, agar menjadisebaik-baik umat sehingga menjadi umat yang beruntung. SertaFirman Allah QS. An-Nahl(16) 125 :

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu denganhikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah denganmereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialahyang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapatpetunjuk.25

22M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), h.19323Kementerian Agama RI,. Op. Cit.,h.7924Al-Alamah Jalaluddin muhammad bin ahmad A-Mahaly dan syekh Al-

Mutabahar jalaluddin Abdurrahman Bin Abi Bakar As-Sayuti, Tafsir Al-Jalalain,(Jeddah: Haramain, 2007),Juz-1, h,58

25Kementerian Agama RI,. Op. Cit.,h. 383

Page 25: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

19

Ayat yang tersebut di atas, bisa kita ambil simpulan bawahAllah swt memerintahkan kepada hamba-Nya agar bisamemfungsikan diri sebagai khilafah dimuka bumi dan bisamemberikan seruan kepada sesama manusia baik berupabimbingan dan juga konseling.

Dasar yang kedua ialah hadis, di dalam hadis Nabi saw.telah menjelaskan kepada kita tentang perintah membimbing,diantara hadis beliau ialah yang di riwayatkan Dari Abdullahbin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu‘alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: Hassan Bin ‘Atiyah dari Abu Kabasyah, dariAbdullah Bin ‘Amr, bahwasanya Nabi Saw. bersabda: sampaikan(ajaran) dariku meski hanya satu ayat, sampaikanlah berita darikaum Bani Israil, dan itu tdak ada dosa (bagi kalian). Siapa yangberdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah diameyiapkan tempatnya di neraka. (H.R. Bukhari).

Dan Hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Muslim, yaitusebagai berikut:

26Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Sayuti, Al-Jami’us Shagir, (Beirut:Darul Fikri, xxx), Jilid 1, h.121

27Muhammad Nasarudin Al-Albani, Shahih Sunan Bukhari, diterjemahkan oleh Fathurrazi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), Cet.1, h.93

Landasan Teoritis

Page 26: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

20

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Artinya: Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami,Abud Daud dari Al A’masy, ia berkata: aku mendengan Abu AmrAsy-Syaibani bercerita, dari Abu Mas’ud Al-Badri. Bahwasanyaada seseorang mendatangi Nabi Saw. meminta agar dirinyadibawa dengan kendaraan. Orang itu berkata: “sesungguhnyaaku telah putus (tidak dapat meneruskan) perkajalanan.”Rasulullah lalu berkata: “Temuilah si fulan.” Lalu orang itupunmendatangi orang yang dimaksud. Orang yang dimaksud itukemudian mengantarkannya. Rasulullah Saw. lalu bersabda:“siapa saja yang menunjukan kebaikan, maka baginya pahalaseperti pahala yang melakukan kebaikan itu.” Atau, (denganredaksi lain) beliau bersabda: “(seperti) orang yangmengamalkannya. (H.R. Muslim).

Artinya: Dari Abi Sa’id Al-Khudriy r.a. ia berkata: Akumendengar Rasulullah Saw. Bersabda: Barangsiapa yang melihatkemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila kamubelum bisa, maka cegahlah dengan lidahmu, apabila kamubelum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegahkemungkaran dengan hati, adalah selemah-lemah iman.

Hadis ini menjelaskan mengenai keharusan dalamberdakwah dalam keadaan seperti apapun. Syekh Nasar BinMuhammad Bin Ibrahim As-Samarqandy menjelaskan didalamKitab TanbihAl-Ghafiliyn bahwa sebagian ulama mengomentarimengenai hadis tersebut, merubah kemungkaran dengan tanganatau kekuasaan itu ialah bagi pemerintah, sedangkan denganlisan adalah para ulama, dan menggunakan hati yang marahdengan kemungkaran untuk orang awam.29

28Al-Imam Abi Al-Husaini Muslim Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Daru Al-Fikri, 1412.H/1992.M.), juz.1,

h.45

29As-Syekh Nash Bin Muhammad Bin Ibrahim As-Samarqandy, Tanbihu Al-Ghafiliyn, (Surabaya: Daru Al-Ilmi, xxx), h. 33

Page 27: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

21

Hadis-hadis tersebut menjelaskan bahwa seorang manusiatidak hanya sebagai muslim semata tapi juga harus merangkapsebagai seorang juru dakwah atau pembimbing bagi yanglainnya, yang mampu membimbing dan menyampaikan ajaranagama dan membantu dalam pelaksanaannya.

Kedua dasar yang tersebut diatas, telah memberikan kitagamabaran, bahwa seorang muslim tidak hanya pasif tapi jugaharus aktif, tidak hanya bisa menerima tetapi juga harus bisamemberi. Seorang muslim yang taat haruslah bisa menjadipembimbing bagi yang lainnya, seorang juru dakwah yang bisamemberikan bantuan kepada sesama.

Zakiah Deradjat menjelaskan dalam bukunya Peranan Agamadalam Kesehatan Mental, bahwa agama sangatlah penting dalamkehidupan manusia, dan memiliki tiga fungsi, yaitu:a. Memberikan bimbingan dalam hidupb. Menolong dan menghadapi kesukaranc. Menentramkan batin.30

C. Masalah-masalah dalam Kehidupan KeagamaanSumber masalah dalam bimbingan konseling terbagi

menjadi dua, yaitu individu dan lingkungan. Sumber masalahdari individu terbagi menjadi dua pula, yaitu internal daneksternal individu. Sedangkan sumber masalah yang berasal darilingkungan terbagi menjadi tiga, yaitu lingkungan keluarga,sekolah, dan masyarakat. Adapun permasalahan yang khususpada bimbingan keagmaan, yaitu sebagai berikut31:1. Problem ketidakberagamaan

Maksud dari permasalahan ini individu atau kelompokyang tidak atau belum beragama dan hendak memelukagama, merasakan kesulitan untuk memeluk atau menganutagama karena belum bisa meyakinkan diri dalam menganutagama mana yang paling tepat.

30Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: GunungAgung, 1989),h.17

31Tohari Musnamar dkk, Op. Cit,h.142

Landasan Teoritis

Page 28: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

22

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

2. Problem pemilihan agamaMaksudnya seseorang atau kelompok yang berkehandak

untuk beragama, merasakan kesulitan dalam meyakinkan diridalam memilih agama mana yang paling tepat.

3. Problem kegoyahan imanSeseorang atau kelompok yang goyah imannya, sehingga

ada kecenderungan disuatu saat untuk mengikuti agama yangsatu dan pada kali lain mengikuti agama yang lain lagi. Selainitu, Kegoyahan iman dalam melaksanakan ajaran agama yangmengakibatkan pelanggaran dalam kehidupan beragama.

4. Problem karena perbedaan paham dan pandanganIndividu atau kelompok yang mengalami konflik batin

karena mendapatkan informasi yang bertentangan mengenaikeimanan dan peribadahan yang menyebabkan kesulitandalam bertindak dan berbuat.

5. Problem ketidakpahaman mengenai ajaran agamaMasalah yang membuat individu atau kelompok dalam

melakukan tindakan yang disadari atau tidak merugikandirinya dan orang lain karena tidak memahami secara penuhmengenai ajaran agama.

6. Problem pelaksanaan ajaran agamaIndividu atau kelompok tidak mampu dalam

menjalankan ajaran agama secara benar, sebagaimanamestinya.

D. Tujuan, Metode dan Asas Bimbingan keagamaan1. Tujuan Bimbingan keagamaanIslam

Beranjak dari pengertian dan problem dari bimbingankeagamaan, maka tujuan dari bimbingan keagamaan Islam dapatkita rumuskan sebagai berikut:32

a. Membantu Individu atau kelompok mencegah timbulnyamasalah dalam kehidupan beragama, antara lain dengan caramembantu individu:

32Aunur Rahim Faqih, Op.Cit.,h.63

Page 29: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

23

1) Menyadari fitrah manusia;2) Mengembangkan fitrahnya (mengaktualisasikannya);3) Memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah

dalam kehidupan keagamaan;4) Menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah dalam

kehidupannya.b. Membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

kehidupan keagmaannya, antara lain dengan cara membantuindividu :1) Memahami problem yang dihadapinya;2) Memahami kondisi dan situasi dirinya, serta

lingkungannya;3) Memahami dan menghayati berbagai cara untuk mengatasi

problem kehidupan keagamaannya sesuai dengan ajaranIslam;

4) Menetapkan pilihan dalam upaya pemecahan masalahkeagamaan yang dihadapinya;

5) Membantu individu memelihara situasi dan kondisikehidupan keagamaan dirinya yang telah baik agar tetapbaik dan atau menjadi lebih baik.

2. Metode Bimbingan keagamaanMetode ditinjau dari segi bahasa berasal dari dua kata yaitu

“meta” dan “hodos”. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti“jalan” atau “cara”. Maka metode dapat diartikan sebagai caraatau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode dalam bahasaYunani berasal dari kata methodos artinya jalan, yang dalambahasa Arab disebut thariq.33

Berkaitan dengan metode bimbingan keagamaan, maka bisakita artikan sebagai cara atau jalan dalam menyampaikanbimbingan, agar bisa dimengerti oleh individu yang menjadi

33M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-3, h.6

Landasan Teoritis

Page 30: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

24

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

sasaran bimbingan serta mudah dipahami, oleh karena itu,metode sangat berpengaruh pada keberhasilan bimbingankeagamaan. Pentingnya metode dalam proses bimbinganberdasarkan firman Allah Swt QS. Al-Ma-idah(5) 35:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman!Dan bertakwalahkepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkandiri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya,agar kamu mendapat keberuntungan.34

Samsul Munir Amin dalam buku Bimbingan dan KonselingIslam menjelaskan, ada beberapa metode yang dapat digunakandalam pelaksanaan bimbingan keagamaan, antara lain sebagaiberikut35

a. Metode WawancaraMetode ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan

informasi berupa fakta atau data dari konseli secara lisan danlangsung guna untuk mendapatkan data yang diperlukandalam proses bimbingan. Meskipun metode ini banyakdikritik karena banyak kelemahannya, tetapi metode inisangat akurat digunakan untuk proses bimbingan dankonseling agama.

Menurut Aunur Rahim Faqih metode wawancara ataukomunikasi langsung dapat dilakukan dengan memper-gunakan tehnik:36a) Percakapan pribadi,yakni pembimbingmelakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yangdibimbing. b) Kunjungan ke rumah (home visit), yaknipembimbing mengadakan dialog dengan kliennya tetapi

34Kementerian Agama RI,. Op. Cit.,h..15035Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010),

h.6936Aunur Rahim Faqih, Op. Cit, h.54

Page 31: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

25

dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk mengamatikeadaan rumah klien dan lingkungannya.

b. Group Guidance (Bimbingan Kelompok)Metode kelompok yaitu cara pengungkapan jiwa atau

batin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperticeramah, diskusi, seminar, simposium, dinamika kelompok(group dinamic) dan sebagainya. Dalam proses bimbingankelompok ini pembimbing hendaknya mengarahkan untukmengendalikan dan mengamati setiap peserta didik apakahmereka aktif atau pasif. Teknik yang bisa digunakanpembimbing dalam melakukan komunikasi kepada konseliyaitu; Diskusi Kelompok;, Sosiodrama (dengan cara bermainperan);, Group teaching (memberikan materi bimbingantertentu (ceramah) kepada kelompok).

c. Client Centered Method (metode yang dipusatkan pada keadaanklien)

Metode ini juga disebut dengan nondirective (tidakmengarahkan), metode ini berpandangan bahwa klien adalahindividu yang memilki kemampuan berkembang sendiri danmampu mencari kemantapan diri sendiri. Seorang konseloratau pembimbing yang mempergunakan metode ini haruslahbersikap sabar mendengarkan klien dengan penuh perhatian,dengan demikian konselor seolah pasif, tetapi sesungguhnyabersikap aktif menganalisa segala yang dirasakan oleh kliensebagai beban batinnya.

d. DirectiveCounselingMetode ini lebih bersifat mengarahkan kepada klien

untuk berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi.Pengarahan yang dberikan adalah dengan memberikansecara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahanyang menjadi sebab kesulitan yang dihadapi atau dialamiklien. Metode pengarahan ini bisa juga disebut nasihat.Pemberian nasihat dapat membentuk keimanan, memper-siapkan moral, spiritual, dan sosial yang dibimbing. Sebagaiseorang pembimbing agama Islam, nasihat yang harusdiberikan adalah kandungan dari Alquran dan Hadis.

Landasan Teoritis

Page 32: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

26

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

e. Eductive Method(Metode Pencerahan)Metode ini hampir sama dengan metode Client

Centereddiatas, hanya saja berbeda pada usaha menggaliperasaan pada individu yang menjadi beban klien danmengaktifkan kekuatan kejiwaan klien melalui pengertianklien tentang realitas situasi yang dialaminya. Dalam metodeini fokus pada pemberian pencerahan kepada klien, sehinggadengan demikian klien akan mengerti dan memahami sudutpandang baru serta posisi baru dimana dia berada.

f. Psychoanalysis MethodMetode psikoanalisis diciptakan oleh Sigmun Freud, yang

berpendangan bahwa semua manusia itu jika pikiran danperasaannnya tertekan oleh kesadaran dan perasaan ataumotif-motif tertekan tersebut tetap masih aktif danmempengaruhi segala tingkah lakunya meskipun dia ada dialam ketidaksadaran. Dalam penggunaan metode ini, seorangpembimbing agama haruslah mengerti betul langkah-langkahdengan sumber petunjuk agama sebagai dasar membimbing.

3. Asas Bimbingan keagamaanBimbingan keagamaan sebagaimana bimbingan pada

bidang yang lain, juga memiliki asas-asas sebagai dasar yangmenjadi pijakan untuk membimbing, Tohari Musnamar dkkmenyebutkan beberapa asa, yaitu sebagai berikut37:

a. Asas FitrahFitrah merupakan titik tolak bimbingan dan konseling

keagamaan, karena itu pada konsep fitrah terdapat anugerahAllah Swt. berupa fitrah atau naluri untuk beragama Islamyang mentauhidkan Allah Swt, sehingga bimbingan dankonseling Islam harus senantiasa membimbing kembalimanusia memahami dan menghayati keberadaan mereka.

37Tohari Musnamar dkk, Op. Cit,h.144

Page 33: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

27

b. Asas Kebahagian Dunia dan AkhiratApabila manusia telah mampu memahami dan

menghayati kefitrahannya, maka selanjutnya kefitrahan ituharuslah dibina dan dikembangkan agar dapat mencapaikebahagiaan dunia dan akhirat. Bimbingan keagamaanmembantu individu untuk memahami dan menghayati tujuanhidupnya, yaitu mengabdi kepada Tuhan, sehinggamendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai tujuanakhir dari kehidupannya.

c. Asas Amal Saleh dan Akhlak Al-KarimahKebahagiaan dunia dan akhirat sebagai tujuan dari

kehidupan manusia baru akan tercapai ketika individu ituberamal saleh dan berakhlak mulia, karena dengan prilakuseperti itulah hakikat fitrah manusia itu terwujud dalamrealita kehidupan. Bimbingan keagamaan Islami, membantuindividu dalam beramal saleh dan berakhlak mulia yangsesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Asas Mauizah Al-HasanahBimbingan dan konseling keagamaan bisa disampaikan

dengan cara yang sebaik-baiknya, dengan mempergunakansumber pendukung secara efektif dan efesien, karena hanyadengan cara penyampaian nasihat melalui hikmah yang baik,maka tujuan dari bimbingan akan tercapai.

e. Asas Mujadalah Al-AhsanBimbingan dan konseling keagmaan Islami dilaksanakan

dengan cara berdialog. Dialog antara pembimbing dandibimbing yang baik dan manusiawi dalam rangka membukaPikiran dan hati yang dibimbing akan ayat-ayat Allah Swt.sehingga dengan begitu akan muncul pemahaman,penghayatan, dan keyakinan akan kebenaran dan kebaikandari syariat Islam dan kesadaran menjalankannya.

Landasan Teoritis

Page 34: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

28

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Page 35: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

29

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Sifat PenelitianPenelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, karena

permasalahan penelitian ini beranjak dari fenomena yang adadi tengah masyarakat.Penelitian Kualitatif merupakan penelitianyang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, danimplementasi model secara kualitatif.38 Penelitian Kualitatifdilakukan dalam situasi alamiah (natural setting) dan data yangdikumpulkan umumnya bersifat kualitatif.39 SedangkanPenelitian Deskriptif adalah membuat penjelasan secarasistematis, faktual dan akurat menganai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.40

Dari pengertian-pengertian di atas, penelitian ini bertitikberat pada pendiskripsian permaslahan yang telah dirumusandalam perumusan masalah melalui data yang bersifat kualitatif.

B. Lokasi penelitianLokasi penelitian ini, berdasarkan pada letak Lembaga

Pemasyarakatan Klas II A Teluk Dalam, yaitu ada di Kota

38 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rineka Cipta,2008), h.20

39 Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar, metodologi penelitian sosial,( jakarta:Bumi Asara, 2001),Cet. Keempat, h.78

40Ibid, h.4

Page 36: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

30

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Banjarmasin, tepatnya di Teluk Dalam, Jalan May. Jend. SoetoyoS, No.1. Pengambilan lokasi penelitian ini, karena pusatpembinaan keagamaan di Lapas Teluk Dalam ada pada MasjidBaabu At-Taqwa di lingkungan Lapas tersebut.

C. Subjek dan Objek penelitian1. Subjek Penelitian

Sanapiah Faisal dalam bukunya “Format-Format PenelitianSosial menjelaskan, istilah “subjek penelitian” menunjuk padaorang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan(kasus) yang diteliti.41 Menurut Spradley (1979) subjek penelitianmerupakan sumber informasi, sedangkan Moleong (1989)mengemukakn bahwa subjek penelitian merupakan orangdalam pada latar belakang penelitian42.

Berdasarkan pengertian diatas, maka subjek dalampenelitian ini ialah semua para Pembina, baik itu Pembinakeagamaan yang merupakan pegawai dari Lapas maupunPembina dari Kemenag Kota Banjarmasin, ataupun yang lainnyayang menjadi pembina di Lembaga tersebut.

2. Objek PenelitianObjek penelitian merupakan variabel penelitian,

sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto, variabeladalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatiansuatu penelitian.43

Berdasarkan penjelasan diatas, objek dari penelitian iniadalah pembinaan yang dilakukan oleh Lembaga Pe-masyarakatan Klas IIA Teluk Dalam yang berupa bimbingankeagamaan terhadap narapidana, meliputi segal yang ada dalamperumusan masalah, yaitu berkenaan dengan bagaimanapelaksanaan bimbingan keagamaan, permasalahan yang menjadipenghambat dalam pembinaan keagamaan, dan hasil yang telahdicapai narapidana dalam mengikuti bimbingan keagamaan.

41Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005),h.109.

42Basrowi & Suwandi, op.cit, h.18843Suharsimi Arikunto, Prosedor Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

RINEKA CIPTA, 1993), h.91

Page 37: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

31

D. Data dan Sumber Data1. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa faktaataupun angka. Dengan kata lain, data adalah segala fakta danangka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatuinformasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan datayang dipakai untuk suatu keperluan.44

Data berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadidua bagian, yakni data primer dan data sekunder. Data primeradalah data yang diproleh langsung dari objek yang diteliti, yaituresponden; data sekunder, yaitu data yang diperoleh darilembaga atau intitusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, KantorKementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, LembagaPemasyarakatan, Dinas Sosial, dan lain-lain.45

Berdasarkan penjelasan diatas, maka data dalam penelitianini adalah sebagai berikut:a. Data Primer,data primer pada penelitian ini,yaitu data yang

diambil langsung dari subjek penelitianyakni dari pihakLembaga Pemasyarakatan sendiri, data tersebut merupakandatapokok yang merupakan jawaban dari permasalahan daripenelitian ini, sesuai dengan perumusan masalah yang telahditetapkan.

b. Data sekunder,data sekunder merupakan data yang diambildari orang lain. Data skunder dalam penelitian ini merupakandata pendukung untuk memperjelas dan memperkuatkevaliditasan data pokok. Data pendukung dalam penelitianini didapat dari para narapidana yang menjadi peserta dalamkegiatan bimbingan keagamaan dan para petugas selainPembina.

44Ibid, h. 9245Bagong, suyanti & Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternative

Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 55

Metode Penelitian

Page 38: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

32

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

2. Sumber DataSumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.46

Dalam buku Manajemen Penelitian, Suharsimi lebih rinci lagimenjelaskan tentang sumber data, bahwa sumber data itu adalahtempat, orang atau benda di mana peneliti dapat mengamati,bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkenaan denganvariabel yang diteliti.47 Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan,sumber data secara garis besar dapat dibedakan atas: orang(person), tempat (place), dan kertas atau dokumen (paper). Olehkarena itulah, sumber data dalam penelitian ini meliputi :a. Responden, yaitu orang yang merespon atau memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaantertulis maupun lisan.48 Jadi responden dalam penelitian iniialah para pembina keagamaan di Lapas yaitu di bagianBimbingan Pemasyarakatan dan perawatan., dan parapenyuluh Agama serta da’i yang menjadi pembimbingkeagamaan, baik dari Kementerian Agama maupun instansiatau organisasi lain, yang telah bekerjasama dengan LembagaPemasyarakatan Klas II A Teluk Dalam Kota Banjarmasin.

b. Informan, yaitu orang ada pada latar penelitian. Fungsinyasebagai orang yang diperlukan untuk memberikan informasitentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi informandalam penelitian ini ialah semua orang yang dapatmemberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini,seperti narapidana telah dibina, pimpinan dan staf pegawaiLapas, dan pihak-pihak lain yang memiliki informasipermasalahan yang diteliti.

c. Dokumen, merupakan bahan tertulis atau benda yangberkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.49

46 Suharsimi Arikunto,op.cit, h. 10247 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2007), h.9948 Suharsimi Arikunto,op.cit, h. 10249Imam Suprayogo & Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung:

Remaja Rosdakarya , 2003), cet. Kedua, h.164

Page 39: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

33

Data ini bisa berupa rekaman atau dokumen tertulis sepertiarsip database surat-surat, rekaman gambar atau foto, benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa,dan lain-lainnya terkait dengan permasalahan yang diteliti.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data1. Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan metodeberdasarkan tempat di mana penelitian dilaksanakan yaitupenelitian lapangan (field research method).50 Penelitian lapanganmerupakan studi terhadap realitas kehidupan sosial masyarakatsecara langsung.51 Jadi peneliti terjun langsung kelapanganuntuk menggali dan mendapatkan data-data yang diperlukan.

2. Teknik Pengumpulan DataSebelum data itu dianalisis, tentunya data haruslah

dikumpulkan terlebih dahulu dengan menggunakan sejumlahteknik pengumpulan data yang telah direkomendasikan dalampenelitian. Teknik pengumpulan data terdiri atas observasi(observation), wawancara (interview), angket (questionary), dandokumentasi (documentation).52 Berdasarkan pendapat tersebut,penulis menyimpulkan, teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.53 Jenis observasi dalampenelitian ini adalah observasi langsung.Jadi penulismengamati langsung kelokasi yang diteliti. Denganmenggunakan teknik ini, memungkinkan penulismendapatkan keabsahan data yang diperlukan.

b. Wawancara, ialah tanya jawab lisan antara dua orang ataulebih secara langsung.54 Jadi penulis mengadakan Tanya jawab

50Sapari Imam Asyari, Suatu Petunjuk Praktis: Metodologi Penelitian Sosial,(Surabaya:Usaha Nasional, 1981), h.21

51 Basrowi & Suwandi, op.cit, h.5252Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar, op.cit, h. 5253Ibid., h.52.54Ibid., h. 55

Metode Penelitian

Page 40: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

34

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

dengan responden dan informan untuk mendapatkan datayang akurat sekitar masalah yang diteliti.

c. Dokumenter, maksudnya adalah pengambilan data daridokumen-dokumen.55 yaitu penulis menggali data melaluidokumen, arsip atau sumber data tertulis ataupun sumberdata terekam lainnya yang berkaitan dengan masalah yangditeliti.

F. Analisis DataSetelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis

terhadap data yang didapat dari penelitian. Analisis data adalahsuatu kegiatan pengorganisasian data yang meliputi mengatur,mengurutkan, mengelompokan, dan mengkategorikan datayang telah didapat dalam penelitian.56

Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian iniadalah analisis kualitatif yang terdiri dari tiga tahapan,sebagaimana yang dikemukan oleh Miles dan Huberman. Teknikanalisis data yang dikemukan oleh Miles dan Huberman (1992)mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: (1) reduksi data, (2)penyajian data, (3) penarikan kesimpulan (verifikasi).57

1. Reduksi dataReduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasardari lapangan.58 Dari pengertian diatas, bisa diambilkesimpulan bahwa reduksi data ini sangatlah bermanfaat,karena dengan reduksi data penulis bisa menajamkan,menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.

2. Penyajian dataAdalah kesimpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

55Ibid., h. 6956Basrowi & suwandi, op.cit, h.9157Ibid., h.20958Ibid., h.209

Page 41: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

35

tindakan.59 Penyajian data ini sangatlah berguna dalammemudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalamtahap ini penulis melakukan display (penyajian)data secarasistematik, data juga diklasifikasikan berdasarkan tema-temainti.

3. Menarik kesimpulan atau verifikasiPenarikan kesimpulan hanyalah sebagaian dari satu

kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulanjuga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul harus selalu diuji kebenaran dankesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.60 Dalamtahapan ini, penulis membuat rumusan proposisi yangselanjutnya diangkat sebagai temuan penelitian. Kemudiandilanjutkan mengakaji secara berulang-ulang terhadap datayang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, danproporsi yang telah dirumuskan.

Penulis juga membuat standar kualitas berdasarkanrumusan masalah penelitian ini,pelaksanaan bimbingankeagamaan yang dilaksanakan pihak Lapas dinilai baik secarakualitas, apabila:a. Program pembinaan keagamaan memiliki banyak varianb. Program yang direncanakan berjalan dengan aktif dan

efektifc. Dan adanya hasil yang dicapai dari bimbingan keagamaan

yang dilaksanakan.

G. Validitas DataValiditas (keabsahan) yang didapat dari hasil penlitian

tergantung kepada kevalidan data yang didapat dilapangan.Karena itulah penulis sangat menjaga kevalidan data dalampenelitian ini.

59Ibid., h.20960Ibid., h.210

Metode Penelitian

Page 42: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

36

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Umumnya dikenal dua macam standar validitas, yaituvaliditas internal dan eksternal. Validitas internal mem-pertanyakan sampai seberapa jauh suatu alat ukur berhasilmencerminkan objek yang akan diukur pada suatu settingtertentu. Sementara itu, validitas eksternal lebih terkait dengankeberhasilan suatu alat ukur untuk diaplikasikan pada settingyang berbeda, artinya alat ukur yang cukup valid mengukurobjek pada suatu settingtertentu, apakah juga valid untukmengukur objek yang sama pada setting yang lain.61

Merasa pentingnya validitas data itu, maka penulismenentukan standar untuk menjamin keabsahan hasil penelitianini dengan mengacu kepada pendapat Lincoln dan Guba.Menurut Lincoln dan Guba, paling sedikit ada tiga standar ataukriteria utama guna menjamin keabsahan hasil penelitiankualitatif, yaitu:62

1. Standar KredibilitasStandar kredibilitas ini identik dengan validitas internal

dalam penelitian kualitatif. Agar hasil penelitian kualitatifmemiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sesuai dengan faktadilapangan (informasi yang digali dari subyek atau patisipanyang diteliti), perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:a. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses

pengumpulan data dilapangan.b. Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-

sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami fenomenasosial yang diteliti seperti apa adanya.

c. Melakukan trigulasi, baik trigulasi metode (menggunakanlintas metode pengumpulan data), trigulasi sumberdata(memilih sumber data yang sesuai), dan trigulasipengumpulan data (beberapa peneliti yang me-

61 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2006),h.58

62Ibid, h. 59

Page 43: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

37

ngumpulkan data secara terpisah). Dengan teknik trigulasiini memungkinkan mendapatkan informasi yang lengkap.

d. Melibatkan teman sejawat(yang tidak dalampenelitian)untuk berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritikmulai awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnyahasil penelitian(peer debriefing).

e. Menganalisiskasus negatif, yang dapat dimanfaatkansebagai kasus perbandingan atau bahkan sanggahanterhadap hasil penelitian.

f. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.g. Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang

terlibat dalam proses pengumpulan data hingga prosesanalisis.

2. Standar TransferabilitasStandar ini merupakan modifikasi dari validitas eksternal

dalam penelitian kualitatif, pada tahap ini, juga dibandingkandata yang didapat dengan kenyataan dilapangan dan memuatdata yang telah disaring sesuai dengan fakta yang adakedalam laporan hasil penenlitian.

3. Standar KonfirmabilitasStandar ini lebih berfokus pada pemeriksaan kualitas dan

hasil penelitian, apa benar berasal dari pengumpulan datayang ada dilapangan. Mengkonfirmasi data yang ada,merupakan cara untuk mendapatkan data yang akurat.

H. Tahap PenelitianAgar mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan

penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaknitahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisisdata. Tahapan tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan danBiklen.63

63 Basrowi & suwandi, op.cit, h.84

Metode Penelitian

Page 44: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

38

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

1. Tahap pralapanganPaling tidak ada enam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu

sebagai berikut;a. Menyusun rancangan penelitian;b. Pemilihan lapangan penelitian;c. Mengurus perizinan penelitian;d. Penjajakan dan penilaian keadaan lapangan;e. Memilihdan memanfaatkan sumber data;f. Menyiapkan perlengkapan penelitian;

2. Tahap pekerjaan dilapanganTahap pekerjaan lapangan terdiri dari tiga bagian, yaitu;

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri;b. Memasuki lapangan penelitian;c. Berperan serta sambil mengumpulkan data;

3. Tahap analisis dataTahap selanjutnya adalah menganalisis data. Data yang telah

terkumpul dianalisis dengan teknik-teknik yang telah ditentukanpenulis, kemudian hasil dari penelitian itu dituangkan menjadilaporan yang ditulis secara sistematis.

Page 45: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

39

BAB IVLAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian1. Letak Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin

Letak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIABanjarmasin berada didaerah Teluk Dalam, tepanya di Jalan May.Jend. Soetoyo S No. 1 Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan,telepon/ fax (0511) 3352448. Kode pos 70118. Email:[email protected]/ [email protected].

Lembaga pemasyarakatan yang dibangun pada tahun 1947ini sekarang dikepalai oleh Bapak Edy Teguh Widodo, Bc.IP.S.Pd.Luas Lapas Klas IIA ini adalah 41.334 m2 dan mempunyailingkungan yang sangat bersih, nyaman dan rapi. Dan kapasitasdari Lapas Klas IIA Banjarmasin hanya 366 orang.

Fisik bangunan Lapas Klas IIA Banjarmasin memiliki banyakrungan dengan segala macam fungsi, baik itu untuk parapegawai maupun untuk para narapidana, yaitu meliputi:

a. Bagian DepanRuang Kalapas, P2U, Ruang Penggeledahan, Ruang

Subag Tata Usaha, Ruang Seksi Kegiatan Kerja, Ruang UnitSimulasi, Ruang TTP, dan Ruang Senjata.

b. Bagian TengahAula Pengayoman, Ruang Seksi Mimkamtib, Ruang Seksi

Binadik, Ruang Klinik Kesehatan, Pos Utama, RuangKunjungan, Dapur, Kantin, Ruang KPLP, Blok Wanita, danGereja.

Page 46: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

40

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

c. Bagian BelakangMasjid Babu At-Taqwa, Blok A untuk Tahanan, Blok B

untuk Narapidana Narkoba, Blok C untuk NarapidanaUmum, Blok D untuk Narapidana Umum, Blok AsimilasiMinimun Security, Ruang Napi Anak, Rawat Inap, RuangMapenaling (Ruang masa pengenalan lingkungan), RuangMakan Tahanan, Ruang Makan Narapidana, dan RuangBimbingan Kerja

d. Ruang Cell/IsolasiRuang Cell Hukuman Disiplin 10 Kamar, Ruang Cell

Karantina Blok A 8 Kamar, Ruang Cell Karantina Blok B 8Kamar, Ruang Cell Karantina Blok C 8 Kamar, dan RuangCell Karantina Blok D 4 Kamar.

2. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIABanjarmasinSecara administratif Lapas Klas IIA Banjarmasin memiliki

beberapa struktur yang terdiri dari satu orang pimpinan danbeberapa kepala staf yang bertanggung jawab mengelola Lapas.Struktur tersebut penulis gambarkan dengan tabel sebagaiberikut :

Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIABanjarmasin

Page 47: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

41

3. Visi, Misi dan Motto Lembaga Pemasyarakatan KlasIIABanjarmasinSebagai sebuah organisasi pemasyarakatan tentunya

memliki Visi dan Misi sebagai pijakan dalam mengelola lembagatersebut, seperti itu juga Lapas Klas IIA Banjarmasin. AdapunVisi dan Misi Lapas yaitu sebagai berikut :a. Visi

Terwujudnya lembaga pemasyarakatan Banjarmasin yangunggul dalam pembinaan, prima dalam pelayanan dantangguh dalam pengamanan.

b. MisiMelaksanakan pembinaan narapidana dan perawatan

tahanan dalam rangka penegakan hukum, pencegahan danpenanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindunganhak asasi manusia.

c. MottoASTEDA IDAMAN yang merupakan singkatan dari

Asrama Teluk Dalam Indah, Damai dan Nyaman.

4. Jumlah Pegawai dan Narapidana di Lapas Klas IIABanjarmasin

a. Jumlah PegawaiJumlah pegawai yang ada di Lapas Klas IIA Banjarmasin

berdasarkan data yang penulis dapat pada bulan Mei 2013,tercatat ada 125 orang, dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Hasil Penelitian

Page 48: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

42

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

TABEL 1JUMLAH TOTAL, STRUKTUR & FUNGSIONAL DAN

PENDIDIKAN TERAKHIR PEGAWAI LP

Sumber data : Sistem Database Pemasyarakatan Mei 2013Keterangan:TPR : Total SDM PriaTWN : Total SDM WanitaSTU : Struktural : Eselon 2,3,4,5PAM : Satuan Pengamanan : P2U, Petugas Jaga, Staff Keamanan

(KPLP/Rutan/Rubasan), Administrasi Kamtb.PEM : Pembina PAS : Pembinaan, Pembimbingan (PK & PPK)

Pelayanan/Perawatan, pemeliharaan/pengelolaaan, JFU did Divisi PAS, JFU di Derektorat.

DTK : Dukungan Teknis : Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan, Umum, TU Direktorat, JFU di Setdijen

KES : Kesehatan & Paramedis.DS : SD atau SMPSM : SMA atau SMKDP : Diploma (termasuk AKIP)S1 : Strata 1S2 : Strata 2S3 : Strata 3

Page 49: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

43

b. Jumlah NarapidanaPenghuni Lapas Banjarmasin ini berjumlah 2337 orang.

sedangkan kapasitasLapas yang sebenarnya hanya 336 orangsaja, karena banyaknya penghuni-penghuni baru yang masuksedangkan penghuni lama masih banyak. Jumlah narapidanaatau tahanan yang menjadi penghuni Lapas Klas IIA Banjarmasinsetiap harinya terus berubah karena pada setiap harinya adapenghuni yang keluar dan yang masuk. Berikut tabel penghuniLapas pada 10 Juni 2013 berdasarkan isi kamar:

TABEL 2JUMLAHKAMAR DAN PENGHUNI

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA BANJARMASIN

Sumber Data : KPLP Lapas Klas IIA Banjarmasin (Senin, 10Juni 2013)Keterangan :

Laporan Hasil Penelitian

Page 50: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

44

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Agama yang dianut oleh para penghuni Lapas, dari datayang didapat dari hasil wawancara dengan responden, ada 3Agama yang dianut oleh warga binaan, yaitu Islam, Kristen danHindu. Responden mengatakan, hanya ada 23 penganut Kristendan 1 orang hindu, sedangkan yang lainnya beragama Islam.

Penghuni lapas Banjarmasin dihuni oleh ribuan lebihpengguna, pengedar atau terlibat dalam pidana narkotika.Sedangkan selebihnya ialah penghuni pidana umum sepertiKriminal baik itu pembunuhan, permpokan, pencurian, asusiladan lainnya. Berikut tabel penghuni Lapas berdasarkan statusdan jenis kelamin:

TABEL 3JUMLAH NARAPIDANA & TAHANAN BERDASARKAN JENIS

KELAMIN BULAN MEI TAHUN 2013

Sumber Data : Laporan Bulanan Bagian Registrasi BulanMei 2013

Tahanan yang berjumlah 691 tersebut diantaranya adatahanan anak yaitu 1 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.Sedangkan diantara 1.609 narapidana tersebut ada 15 orangnarapidana anak dan 1 orang narapidana perempuan.

Terlihat pada data di tabel 2 dan 3 berlainan jumlahkeseluruhan penghuni Lapas. Pada tabel 3, penulis mengambildata bulanan, yaitu data bulan Mei. Sedangkan pada tabel 2merupakan data harian pada hari senin 10 Juni 2013.Sebagaimana yang penulis katakana di atas, bahwa pada setiapharinya penghuni Lapas selalu berubah jumlahnya, hal itu

Page 51: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

45

terbukti hanya 10 hari bulan juni, penghuni Lapas telahbertambah 37 orang.5. Pembinaan Lapas Klas IIA Banjarmasin

Bukan hanya pembinaan keagamaan atau kerohaniansaja,Lapas ini juga memberikan pembinaan-pembinaan lainnya,dari data yang penulis dapat dilapangan ada beberapapembinaan yang diberikan lapas kepada para narapidana, yaitusebagai berikut:a. Bimbingan Rohani atau Keagamaan

Pembinaan mental kerohanian dilaksanakan hampir setiaphari, hanya pada hari minggu yang tidak dilaksanakan.Pelaksanaan bimbingan kerohanian Agama Islam berpusat padamasjidBabu At-Taqwa, dan pelaksanaan kegiatan merupakanwujud dari kerjasama Lapas dengan instansi dan organisasidiluar, seperti Kementerian Agama, MUI, Yayasan sadar danMajelis Taklim yang ada di Kota Banjarmasin.b. Perawatan Kesehatan

Kesehatan para tahanan dan narapidana juga sangatdiperhatikan, adanya Rumah Sakit yang tersedia ruangan rawatinap untuk para penghuni Lapas. Kebersihan tempat perawatandan dapur pun selalu terjaga.

Senam dan olahraga juga terjadwal di Lapas Klas IIABanjarmasin ini, pada hari rabu mereka berolahraga. Adabeberapa olahraga yang disediakan oleh Lapas, yaitu tenis meja,catur, sepak bola, bola voly, futsal, tenis lapangan dan bulutangkis. Sedangkan pada hari Jumat mereka rutin melaksanakankegiatan senam bersama.c. Pembinaan Wawasan Berbangsa dan Bernegara

Pembinaan wawasan berbangsa dan bernegara paranarapidana dan tahanan dilatih baris berbaris, latihan pengibaranbendera dan pramuka. Pembinaan ini dimaksudkan untukmenumbuhkan rasa nasionalisme para warga binaan. Namunsangat disayangkan, pada kenyataannya, para warga binaantidak pernah dilibatkan dalam kegiatan dari hasil pembinaanini, seperti menjadi pengibar bendera pada saat upacara dan ikutserta pada apel bulanan.

Laporan Hasil Penelitian

Page 52: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

46

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

d. Pembinaan intelektualBentuk pembinaan Intelektual yang dilakukan oleh Lapas

adalah pelaksanaan pendidikan Paket A, B, C, pemberantasanbuta aksara, bimbingan penyuluhan, kepramukaan sertamengadakan perpustakaan Lapas yang bekerjasama denganDinas Pendidikan Kota Banjarmasin.e. Pembinaan Mengintegrasikan Diri Dengan Masyarakat

Pembinaan dibidang ini bertujuan agar setelah habismenjalani masa pidananya, narapidana bisa mudah diterimakembali oleh masyarakat dilingkungannya, yaitu melaluikunjungan keluarga, program pembebasan bersyarat (PB), cutimenjelang bebas (CMB), cuti bersyarat (CB) dan cutimengunjungi keluarga (CMK).f. Pembinaan Keterampilan

Pelatihan keterampilan juga diberikan untuk para penghuniLapas, keterampilan itu diharapkan bisa menjadi bekal merekasaat berada diluar dan mereka juga bisa mandiri dengan keahlianyang mereka miliki. Adapun keterampilan yang diberikanmeliputi: Cuci Mobil/Motor, Penjahitan, Pembuatan Paving Blok/Batako, Kerajinan Krei/Widai, Pertukangan Batu dan Kayu,Meubel, Adverstising, Elektronika, Otomotif, Pembuatan KueKering, Pembuatan Telor Asin, Kerajinan Alumunium, PangkasRambut, Perikanan, Pertanian, dan Kebersihan Lingkungan.

B. Penyajian Data1. Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan di Lapas Klas

IIA BanjarmasinBimbingan keagamaan merupakan salah satu bimbingan

yang diberikan untuk para narapidana di LembagaPemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin, atau yang biasa disebutoleh para napi “ASTEDA”, singkatan dari “Asrama TelukDalam”. Bimbingan tersebut menjadi kegiatan rutin setiapharinya, baik itu untuk napi laki-laki maupun perempuan,karena pada dasarnya bimbingan kerohanian atau keagamaanyang ada di Lapas untuk semua narapidana yang menjadipenghuninya.

Page 53: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

47

Pelaksanaan bimbingan keagamaan di Lapas Klas IIABanjarmasin ini terbilang sangat mengesankan, karenabanyaknya kegiatan yang diberikan unuk mendidik paranarapidana, selain keaktifan para Pembina yang ada didalamLapas, Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan jugasangat berperan dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan diASTEDA, para penyuluh di utus oleh Kemenag sebagai Pembinadi Lapas, berkat kerjasama yang baik antara pihak Lapas danKemenag maka terlaksanalah bimbingan-bimbingan keagamaanyang berkualitas dan memiliki kuantitas yang tinggi.

Adapun yang bertanggung jawab atas pembinaan di Lapasialah semua pegawai yang ada di Lembaga Pemasyarakatan KlasIIA Banjarmasin. Meskipun begitu, ada pihak khusus yangmenangani pembinaan keagamaan para penghuni Lapas, yaitubagian Bimbingan pemasyarakatan dan perawatan (Bimaswat).Bapak Drs. Tamberin, merupakan Kasubsi Bimaswat, beliaulahyang bertanggung jawab dalambimbingan keagamaan besertabeberapa orang rekan beliau, yaitu Bapak Syarwani, Suratno,Ibu Rahayu Ariani dan Ibu Erna. Sedangkan Pembina lapangan,pihak Lapas telah bekerjasama dengan Kemenag KotaBanjarmasin untuk memberikan pembinaan kepada parapenghuni Lapas.

Berikut merupakan jadwal kegiatan keagamaan di LapasKlas IIA Banjarmasin untuk penghuni pria:

TABEL 4JADWAL KEGIATAN KEAGAMAAN

DI MASJID BABU AT-TAQWA LAPAS KLAS IIA BANJARMASIN

Laporan Hasil Penelitian

Page 54: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

48

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Page 55: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

49

Sumber Data : Hasil Wawancara dengan RespondenKeterangan :

Setiap hari Jumat terkadang juga dilaksanakan ceramahAgama oleh Ustadz Fahriannor, salah seorang narapidana diLapas Klas IIA Banjarmasin. Sedangkan pada hari sabtu, Zikirdan Salat Dhuha berjamaah dilaksanakan dengan cara bergantianpada setiap minggunya, dengan Pembina yang berbeda pula.

Adapun jadwal pembinaan keagamaan yang dilaksanakanpada Blok E atau Blok khusus wanita, yaitu sebagai berikut:

TABEL 5KEGIATAN KEAGAMAAN

DI BLOK E (KHUSUS WANITA) LAPAS KLAS IIA BANJARMASIN

Sumber Data : Hasil Wawancara dengan RespondenAdapun bentuk-bentuk bimbingan keagamaan yang

dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Banjarmasinsecara terperinci ialah sebagai berikut:

a. Ceramah AgamaSalah satu bentuk kegiatan bimbingan keagamaan ialah

ceramah agama. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada Lapas KlasIIA Banjarmasin setiap minggunya dengan bergantian yaknipada narapidana laki-laki dan perempuan.

Materi ceramah agama yang disampaikan oleh Pembinatentu bervariasi, yang mencakup tentang tauhid, syariat, danakhlak. Akan tetapi, materi yang disampaikan lebih dominantentang akhlak, karena materi ini dimaksudkan untuk merubahprilaku para warga binaan menjadi sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam.

Laporan Hasil Penelitian

Page 56: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

50

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Secara kualitas, bimbingan keagamaan yang disampaikandengan bentuk ceramah agama ini, berjalan dengan baik karenadi asuh oleh para Pembina yang profesional yaitu para penyuluhagama dari Kemenag Kota Banjarmasin dan Provinsi KalimantanSelatan. Adapun secara kuantitas, ceramah agama yangdilaksanakan ada 4 kali dalam satu minggu, yaitu sebagaiberikut:

TABEL 6JADWAL CERAMAH AGAMA

LEMBAGA PEAMSYARAKATAN KLAS IIA BANJARMASIN

Sumber Data : Hasil Wawancara dengan RespondenSelain dalam jadwal tersebut, ceramah agama juga

dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan hari besar Islam, sepertikelahiran Nabi Muhammad Saw., Isra’ dan Mikraj NabiMuhammad Saw dan yang lainnya. Terlepas dari itu, ceramahagama juga diberikan untuk narapidana saat ada acara ataukunjungan dari orang-orang tertentu, sebagaimana pada bulanjuni, Lapas dapat kunjungan dari Bapak Anton Medan,beliaupun memberikan ceramah agama sebagai bentukpembinaan bagi para narapidana dan tahanan.

Page 57: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

51

b. Pembelajaran Alquran dan KandungannyaSenin hingga sabtu pembelajaran Alquran pada umumnya

dilaksanakan. Pembelajaran Alquran ini bisa dibagi menjadi 2bagian berdasarkan pengasuh dari kegiatan ini, yaitu yangdiasuh oleh para Pembina dari Kementerian Agama dan yangdiasuh oleh para narapidana sendiri sebagai pengaplikasianterhadap ilmu yang mereka dapat. Adapun kegiatanpembelajaran berdasarkan materi tentang Alquran, terbagimenjadi 4 macam, yaitu: pembelajaran membaca secara tartil,pembelajaran tajwid, pembelajaran membaca dengan lagu, danpembelajaran mengenai isi kandungan Alquran.

Pembelajaran yang diasuh oleh penyuluh dari Kemenagbiasanya dimulai dengan praktik membaca Alquran denganmemperdengarkan, membaca bersama, kemudian bergantiandalam membacanya. Pada kegiatan itu, dimasukkan pelajaran-pelajaran tentang tajwid dan tata cara membaca huruf.

Sebagian penyuluh dari Kemenag ini, biasanya jugamenyampaikan tentang isi kandungan ayat yang telah dibacadan menyampaikan motivasi-motivasi kepada peserta didikdengan menafsirkan ayat-ayat tersebut.Sedangkan pembelajaranyang diasuh langsung oleh para narapidana berlangsung padapagi hari dan siang hari. Pada pagi hari pembelajaran Alqurankhusus untuk para anak, baik itu tahanan ataupun narapidanadan juga para tahanan dewasa. Para kader dari narapidanabiasanya membuat jadwal pribadi untuk mereka agar semuaBlok bisa mendapatkan pembelajaran Alquran.

Siang harinya mereka mengajari para narapidana dewasa,ada dua cara yang pernah penulis temui dalam proses belajarmengajarnya, yaitu dengan menjaga bacaan peserta didik denganberhadapan secara personal saja, dan yang kedua dengan caramembuat lingkaran dan membaca Alquran secara bergantian.

Pembelajaran Alquran, baik itu yang diasuh oleh penyuluhdari Kemenag maupun narapidana, ayat Alquran yang dibacaitu berkelanjutan, yakni melanjutkan ayat yang telah dibaca padapembelajaran sebelumnya.

Laporan Hasil Penelitian

Page 58: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

52

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

c. Tahfiz (menghapal) AlquranSelain mempelajari tata cara membaca Alquran dan

bagaimana pengucapan huruf serta apa yang menjadikandungan dari ayat yang dibaca, para narapidana yang menajdipeserta didik juga menghapal ayat-ayat Alquran. Minat merekauntuk menghapal Alquran merupakan hasil motivasi daripenyuluh Agama dari Kemenag yang menjadi pembina.

Para penghuni yang mengikuti pembelajaran Alquranbiasanya juga menghapal Alquran, baik itu dengan menghapalayat demi ayat dari depan Alquran, dan ada juga yangmemulainya dari juz terakhir dari Alquran. Merekamemperdengarkan ayat atau surah yang telah mereka hapal itukepada para pembina atau kepada teman narapidana yang lain.

Usaha mereka untuk menghapal Alquran sedikit demisedikit membuahkan hasil yang membanggakan, diantaramereka ada yang telah 1 juz bahkan mungkin ada yang lebih,penulis kurang bisa menggali informasi mengenai hapalanmereka karena mereka menutupi hasil dari menghapal merekaitu.

d. Konsultasi atau Konseling individualKegiatan konsultasi ini sering terlihat setelah ceramah

agama ataupun kegiatan lainnya yang mendatangkan pembinadari luar lapas, jika itu mengenai keagamaan. Apabilapermasalahan yang dihadapi oleh narapidana itu berkaitandengan keluarga, sering mereka konsultasi dengan para pembinayang ada di Lapas. Kegiatan ini bisa dibagi menjadi 2 macam,yakni konseling secara kelompok seperti konsultasi pada saatsetelah ceramah agama atau yang lainnya, dan konsultasi secarapribadi, yang biasanya mengenai keluarga.Perihal itu penulisdapat dari data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini.

Konsultasi ini juga dipergunakan para narapidana untukmenanyakan materi yang kurang mereka pahami. Hal serupajuga dilakukan oleh para narapidana wanita, biasanya merekalebih aktif dalam bertanya kepada para pembina megenai materiyang disampaikan kepada mereka.

Page 59: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

53

e. Bimbingan Salat BerjamaahSelain salat jumat, salat berjamaah juga merupakan kegiatan

yang rutin dilaksanakan pada tiap harinya, akan tetapi tidaksemua salat wajib lima waktu bisa dilakukan semuanya secaraberjamaah, karena mereka terbatas oleh pidana yang merekajalani diruangan masing-masing.

Bagi narapidana atau tahanan laki-laki mereka hanya bisamelaksanakan salat zuhur diMasjidBabut At-Taqwa sedangkanwaktu yang lain mereka hanya bisa melaksanakannya di dalamruangan penjara. Meskipun demikian, bukan berarti masjidkosong dari salat wajib lainnya, karena masih ada para pengurusmasjid dan narapidana yang dipercaya menjadi pendampingpara pegawai, merekalah yang melaksanakan salat wajiblainnya.Sedangkan untuk narapidana wanita, mereka bisamelaksanakan salat wajib semuanya kecuali isya dan subuh,karena pada waktu itu para penjaga yang bertanggungjawabmeninggalkan tempat jaga.

Selain salat wajib, para penghuni Lapas, baik wanita ataupunpria juga melaksanakan salat sunat secara berjamaah, yaitu salatDhuha yang dipimpin langsung oleh BapakDrs.H.Rahmana,A.M. Fils.I, seorang penyuluh dari Kemenag.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis (Napi wanita) danSabtu (Napi Pria). Pelaksanaan kegiatan ini khusus pada priahanya setengah bulan sekali, karena bergantian dengan kegiatanlainnya yang telah terjadwal. Sedangkan ditempat wanita jugabergantian dengan jadwal lain, jadi pelaksanaa tersebut tidakrutin pada setiap minggunya. Terlepas dari asuhan penyuluhagama, mereka juga rutin melaksanakan salat sunat dan ibadahlainnya secara individual.

Pelaksanaan salat secara berjamaah ini baik itu salat wajibataupun sunat dimaksudkan untuk membangun kebiasaankepada para narapidana dan tahanan, agar terbiasamelaksanakan salat secara berjamaah nantinya. kegiatan ini jugadimaksudkan agar terwujudnya perubahan prilaku dari parawarga binaan.

Laporan Hasil Penelitian

Page 60: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

54

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

f. MomentumPeringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI)Peringatan hari-hari besar Islam juga dilaksanakan di

Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin, dari hasilwawancara dengan responden, ada beberapa kegiatan yang rutinmereka laksanakan dalam rangka memperingati hari-hari besardalam Islam yang sebagai berikut:

1) Perayaan Kelahiran Nabi Muhammad Saw. (Maulid) danIsra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw

Sebagaimana perayaan Maulid dan isra dan Mikraj yangdilaksanakan diluar Lapas, perayaan hari besar Islam ini jugadi isi dengan pembacaan Maulid oleh kelompok Maulidnarapidana, bahkan pembacaan ayat suci Alquran jugabiasanya dari narapidana yaitu saudara siful. Sedangkanceramah Agama, biasanya disampaikan oleh ulama-ulamakota Banjarmasin dan penyuluh Agama dari Kemenag, padaperayaan Isra dan Mikraj pada bulan juni ialah K.H. HadrawiHK, dan pada perayaan sebelum-sebelumnya jugadidatangkan Ulama lainnya seperti Tuan Guru Husni Nurin,Tuan Guru Fahmi dan yang lainnya.

Perayaan ini menjadi refleksi bagi warga binaan untukmeneladani Nabi Muhammad Saw, yang tentunya menjadipembinaan keagamaan untuk membentuk akhlak yang positifbagi warga binaan.

2) Momentum Nisfu Sya’banSebagaimana masyarakat pada umumnya perayaan Nisfu

Sya’ban yang di isi dengan ibadah pada malam harinya danpuasa pada siang harinya juga dilaksanakan pada Lapas KlasIIA Banjarmasin, meskipun jamaah yang mengikuti tidaksebanyak kegiatan keagamaan yang dilaksanakan pada sianghari, karena hal itu terkendala faktor keamanan.

Pelaksanaan ibadah pada malam yang di isi denganpembacaan surah yasin, salat tasbih dan salat hajat dipimpinoleh kader dari kalangan Napi sendiri. Siang harinya merekapun melaksanakan ibadah puasa. Momentum malan nisfusya’ban merupakan refleksi untuk para warga binaan agar

Page 61: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

55

mendekatkan diri kepada Tuhan sekalian alam, sehingga bisamenjadi hamba yang taat.

3) RamadhanBulan ramadhan merupakan bulan yang mulia dalam

Islam, oleh karena itu di Lapas Klas IIA Banjarmasin jugamelaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang meliputiBimbingan Puasa, Taraweh, Tadarus, Pesantren Kilat dan BukaBersama. Semua itu merupakan bentuk kegiatan keagamaansebagai cerminan kemuliaan mereka terhadap bulanramadhan.

Kesempatan dalam bulan suci ini, dimanfaatkan Lapasuntuk memberikan bimbingan keagamaan lebih aktif lagisecara kuantitas, dengan harapan keberkahan dari bulan suciramadhan membuat warga binaan menjadi individu yangberakhlak mulia.

4) Refleksi Hari Raya ­‘Id Al­Fitri dan ‘Id Al­AdhaPHBI lainnya yang dilaksanakan pada Lapas Klas IIA

Banjarmasin ialah Hari Raya -‘Id Al-Fitri dan ‘Id Al-Adha.Kedua hari raya ini dilaksanakan di MasjidBabu At-Taqwa,pelaksanaan kegaiatan ini biasanya memenuhi semua runganmasjid, bahkan memenuhi halaman masjid karena jamaahyang banyak.

Hari raya Id Al-Adha juga dilakukan penyembelihanhewan korban, mengenai jumlah hewan korban yangdisembelih tidak menentu. Adapun daging korban tidakdibagikan kepada para narapidana dan tahanan, akan tetapidimasak dan dijadikan menu makanan sehingga bisa dimakanbersama-sama.

Kedua hari raya tersebut merupakan bentuk bimbingandari Lapas, karena pada pelaksanaan perayaan tersebut,tersisip makna bimbingan berupa refleksi dan ketenanganbagi warga binaan, karena bisa bertemu dengan keluarga,yang menjadi motivasi para warga binaan.

Laporan Hasil Penelitian

Page 62: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

56

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

g. Majelis Zikir dan SelawatKegiatan zikir dan selawat juga diberikan kepada para

penghuni Lapas, baik itu warga binaan pria atau wanita. Biasanyadua kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat dan sabtu.Kegiatan zikir dilaksankan pada hari sabtu, dan biasanyadipimpin oleh Bapak Mawardi Pembina dari martapura, adapunzikir yang biasanya dibaca adalah Asma Al-Husna yang kemudiandilanjutkan dengan ceramah dari beliau.Sedangkan majelisselawat dilaksanakan pada hari juma’at dan sabtu. Pada hariJumat dilaksanakan Burdahan, dan pada hari sabtu dilaksanakanpembacaan Maulid Al-Habsy. Semua kegiatan selawat itudipimpin langsung oleh narapidana itu sendiri.

h. Kegiatan Bulan Ramadhan1) Pesantren Kilat

Kegiatan keagamaan pada bulan Ramadhan semakinditingkatkan, selain kegiatan yang telah terjadwal seperti hari-hari biasanya, pihak Pembina Lembaga pemasyarakatanmemberikan pendidikan keagamaan melalui pesantren kilat.Dari hasil wawancara dengan Pembina lapangan BapakSyarwani dan Kasubsi Bimaswat Bapak Drs. Tamberindirencanakan pesantren kilat nanti akan di isi dengan materipenyelenggaraan jenazah, yang akan di asuh oleh penyuluhdari Kemenag.

Satu bulan ramadhan diharapkan para warga binaan bisamenguasai tentang penyelenggaraan jenazah yang meliputimemandikan, mengapani, mensalatkan dan menguburjenazah. Dalam wawancara mereka juga menegaskan bahwapertemuan dari materi itu 1 atau 2 pertemuan dalam satuminggu, tergantung situasi dan kondisi, kata beliau jika itudilaksanakan 2 kali dalam satu minggu maka pertemuan yangpertama akan membahas teori dan yang kedua parktiknya.Jadi 4-8 kali pertemuan dalam satu bulan ramadhan.

Semua yang penulis paparkan pada kegiatan pesantrenkilat ini, merupakan rancangan rencana Pembina dalamkegiatan keagamaan di Lapas Klas IIA Banjarmasin.

Page 63: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

57

2) Bimbingan PuasaLapas Klas IIA Banjarmasin, tentunya memberikan

pembinaan puasa pada bulan ramadhan, maksud penulismemberikan pendidikan keharusan dalam berpuasa di bulanramadhan kepada para penghuni Lapas yang beragama Islam,sehingga dengan puasa yang di jalani para warga binaanmereka mampu dan terlatih dalam menahan dorongan-dorongan yang negatif dari dalam dirinya.

Adapun untuk sahur dan berbuka puasa, akan dibagikanmakanan kepada warga binaan sesuai dengan waktu yangtelah ditentukan.

3) Salat TarawehSalat taraweh juga dilaksanakan dilaksanakan di masjid

Babu At-Taqwa dengan jamaah para warga binaan di LembagaPemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin.

Biasanya pelakasanaan salat taraweh dipimpin olehpenyuluh atau Pembina dari Kementerian Agama, danKemenag yang membuat jadwal imam selama bulanramadhan, jika Pembina yang ditugas dari Kemenag ituberhalngan hadir, maka akan digantikan oleh kader-kaderdari narapidana itu sendiri.

Adapun para narapidana dan tahanan yang menjadijamaah salat taraweh, dipilih dari semua Blok yang ada diLapas, karena tidak mungkin jika semua di ikutkan kegiatankeagamaan, mengingat jumlah penghuni di Lapas Klas IIABanjarmasin ini sangatlah banyak dan tidak memungkinuntuk melaksanakannya secara kesuluruhan.

4) Kultum (Kuliah Tujuh Menit)Selesai taraweh, sebagaimana yang kita ketahui pada

kebiasaan pelaksanLaporan Hasil Penelitianaan tarawehsebelum salat witir, juga dilaksanakan Kultum dari Penyuluhyang ditugaskan Kemenag.

Adapun materi yang diberikan bervariasi tergantung apayang diberikan oleh pemateri dari Kemenag tersebut. Setelahkultum itu maka dilaksanakanlah salat witir secara berjamaah.

Laporan Hasil Penelitian

Page 64: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

58

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

5) Tadarus AlquranKegiatan Tadarus Alquran juga dijadwalkan di Lapas,

yaitu pada setiap hari Jumat dan sabtu. Kegiatan ini di binaoleh para narapidana sendiri. Selain yang terjadwal, merekajuga melaksanakan Tadarus pada saat selesai salat tarawehdan witir, serta mereka melaksanakannya secara individualdari kesadaran mereka sendiri. Dari observasi penulis, padahari biasa saja (bukan ramadhan), sebagian warga binaan lebihmemilih beriktikaf pada masjid dan membaca Alquran,tentunya mereka lebih aktif pada bulan ramadhan.

6) Buka BersamaKegiatan buka bersama juga dilaksanakan di Lapas Klas

IIA Banjarmasin. Pelaksanaan kegaiatan ini dilaksanakanuntuk menambah keakraban dan pribadi sosialis mereka,selain itu juga bisa menjadi motivasi mereka dalam menjalaniibadah puasa di bulan ramadhan.

Momentum buka bersama ini bisa menjadi bentukbimbingan yang memupuk minat mereka untuk selalumendekatkan diri kepada Allah Swt lewat ibadah puasa dansilaturrahmi, dan juga bisa menjadi penghibur mereka akankeluarga di luar Lapas.

i. Perpustakaan Buku-buku AgamaBuku-buku yang menjadi bahan bacaan dan media untuk

mendapatkan informasi keagamaan dan yang lainnya jugadisediakan oleh pihak Lapas. Dari data yang penulis dapat,penulis menyimpulkan ada 2 bentuk penyediaan buku bagi paranarapidana, yaitu adanya perpusatakaan Lapas dan adanyakerjasama dengan pihak perpustakaan diluar Lapas, untukmemberikan pinjaman buku-buku.

Para narapidana mengakui bahwa peminjaman buku diperpustakaan Lapas yang buka pada hari senin hingga kamisitu sangat sulit prosesnya, oleh karena itu mereka lebih memilihmeminjam buku dari hasil kerjasama dengan perpusatkaan yanghanya di buka pada setiap hari selasa dan kamis, perpustakaanini langsung dikelola oleh narapidana yang ditugaskan langsungoleh pihak Lapas.

Page 65: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

59

Seperti perpusatakaan pada umumnya, masa peminjamanbuku adalah satu minggu. Dengan adanya media paranarapidana untuk memperdalam pengetahuan lewat buku,diakui para narapidana sangatlah bermanfaat bagi mereka, halitu terlihat dari hasil observasi penulis yang melihat antusiasnyapara narapidana.Sedangkan pada Blok E, Blok khususnarapidana dan tahanan wanita juga memliki perpustakaantersendiri, akan tetapi ketika penulis observasi disana,perpustakaan belum dibuka dikarenakan belum siapnyapengelola. Dari wawancara dengan Ibu Rahayu Ariani selakuPembina lapangan Blok E, beliau menegaskan perpustakaan diBlok wanita akan segera dibuka. Meskipun seperti itu, bukanberarti para warga binaan wanita tidak dapat meminjam buku,mereka masih bisa meminjam diperpustakaan Lapas danperpustakaan yang dikelola narapidana pria.

j. Buletin MingguanBuletin mingguan yang terbit pada setiap hari Jumat juga

menjadi media pembinaan yang baik. Buletin ini pada awalnyadiberikan pada setiap jamaah masjid pada hari Jumat. Akantetapi sekarang telah disediakan mading yang terletak di depanmasjid, disanalah kemudian diletakkan buletin mingguantersebut.

Materi yang disampaikan pada buletin mingguan itu,termasuk materi ringan mengenai akhlak dan motivasi. Materiitu sengaja dipilih agar para narapidana mudah memahami danbisa mempraktikannya secara langsung. Narasumber atau yangmenulis buletin ini ialah Bapak Syarwani, beliau merupakansalah seorang Pembina di Lapas Klas IIA Banjarmasin.

1. Faktor Penunjang dan Penghambat dalam PelaksanaanBimbingan Keagamaan di Lapas Klas IIA Banjarmasin

a. Faktor PenunjangBerdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara, diakui

oleh para Pembina, hampir semua faktor yang penulis ajukan,diakui sebagai faktor yang menunjang bagi pembinaankeagamaan di Lapas. Sedangkan beberapa faktor tersebut yaitusebagai berikut:

Laporan Hasil Penelitian

Page 66: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

60

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

1) Kebijakan LapasKepala Lembaga Pemasyarakan merupakan yang

bertugas dan bertanggung jawab terhadap pembinaan diLapas dan keberhasilannya. Karena itu, seorang pimpinanberhak memberikan kebijakan-kebijakan yang menunjanguntuk pelaksanaan bimbingan keagamaan untuk para napidan tahanan. Kebijakan yang baik itu akan melahirkan suatukinerja yang baik bagi pegawai dan Pembina dalammelaksanakan tugasnya, dan sebaliknya.

Data yang didapat penulis menunjukan bahwa kebijakandari Lapas tidaklah menghambat bagi pembinaan napi, ituberarti kebijakan itu menjadi faktor yang menunjang bagipelaksanaan dan tercapainya tujuan dari pembinaan itu.

2) Sarana dan PrasaranaAgar tercapainya keberhasilan pembinaan yang

dilakukan oleh Lapas kepada napi dan tahanan, tentunyamemerlukan sarana dan prasarana untuk menunjangpelaksanaannya, sehingga tercapailah tujuan dari pembinaan.Sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di LapasKlas IIA Banjarmasin dari data yang didapat, di akui akankelengkapannya.

Kelengkapan tersebut tidak hanya pada masjid dilingkungan napi pria, di musala lingkungan wanita jugamemilki sarana yang lengkap. Dengan kelengkapan danketersediaan sarana dan prasarana untuk melaksanakankegiatan keagamaan diharapkan agar tercapainya tujuan daripembinaan, yaitu terciptanya masyarakat yang berguna bagimasyarakat lainnya.

3) Adanya hubungan kerjasamaKerjasama dengan pihak lain, merupakan faktor yang

sangat membantu dalam pelaksanaan bimbingan keagamaandi Lapas. Kerjasama yang baik dengan Kementerian Agamakota Banjarmasin dan provinsi, menjadikan pembinaan yangberkualitas dan memiliki kuantitas yang tinggi. Selain itu,pihak Lapas juga bekerjsama dengan perpustakaan, sehingga

Page 67: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

61

bisa menyediakan buku untuk dipinjamkan kepada napi yangberminat. Semoga saja kerjasama yang telah dibangun bisaterjaga dengan baik, dan bisa menjalin kerjasama denganpihak lainnya yang bisa menunjang dalam pembinaan napi.

4) Pembina yang professionalSeorang pembimbing atau pembina merupakan pimpinan

yang menentukan bagaimana bimbingan itu akandilaksanakan. Karena itu, keilmuan yang dalam dan wawasanyang luas bagi seorang Pembina merupakan hal yang harusdimiliki. Keprofesionalan seorang pembimbing akanmemengaruhi pelaksanaan dari bimbingan keagamaan itu.

Nampaknya, keprofesionalan Pembina dimiliki olehLapas Klas IIA Banjarmasin. Karena kebanykanpembimbingnya merupakan penyuluh agama dari Kemenag,yang tentunya memiliki keilmuan yang mendalam danwawasan yang luas, sehingga pembinaan keagamaanterlaksana dengan baik dan memuaskan.

5) Ketersediaan buku-buku AgamaBuku adalah jendela dunia, itulah istilah yang tidak asing

ditelinga kita. Dengan kita membaca, maka akanmeningkatkan keilmuan dan pemahaman kita, sehinggawawasan kita juga akan bertambah. Begitu juga ketersediaanmedia buku sebagai bahan bacaan untuk napi di Lapas.

Ketersediaan buku agama tentunya merupakanpenunjang bagi pembinaan napi dan tahanan di Lapas, karenabuku merupakan bahan informasi yang akurat dan efisien.Dengan adanya buku-buku tersebut, diharapkan paranarapidana bisa mengisi waktu luang dari masa tahananmereka untuk membaca, lebih-lebih buku mengenaikeagamaan.

b. Faktor PenghambatBerdasarkan data yang didapat dan hasil diskusi dengan

Kasubsi Bimaswat (Bimbingan Pemasyarakatan dan perawatan)selaku yang bertanggung jawab atas pembinaan keagamaan

Laporan Hasil Penelitian

Page 68: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

62

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

yang dilaksanakan pada Lapas, ada beberapa faktor yangmenghambat pembinaan terhadap penghuni Lembaga, yaitusebagai berikut :

1) KeamananPembinaan yang dilaksnakan di Lapas selalu

berhubungan dengan keamanan, karena pertimbangankegiatan harus dilihat dari keamanannya. Faktor keamananini menjadi salah satu faktor yang menghambat dalam prosespembinaan.

Apabila kegiatan keagamaan yang dipertimbangkankeamanannya maka tidak mungkin dilaksanakan. Sepertikegiatan yang menyediakan buku, seperti perpusatakaanLapas, yang sangat sulit untuk dipinjam bukunya oleh parawarga binaan perempuan karena faktor keamanan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan padaMasjid Lapasjuga tidak bisa mereka ikuti, karena masjid berada di tempatwarga binaan pria, sehingga dikhawatirkan jika merekamengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang tidak ada ditempat narapidana dan tahanan perempuan.

Contoh lain, seperti salat wajib berjamaah bagi narapidanayang ada didalam kamar tahanan, juga salat malam dimasjid,dan yang lainnya. Faktor keamanan ini tentunya menghambatpembinaan yang dilaksanakan Lapas, mengingat bahwa yangmenjadi sasaran pembinaan adalah narapidana dan tahanan,karena itu semua kegiatan baik itu yang bersifat keagamaanatau yang lainnya harus diperhitungkan keamanannya.

2) Kurangnya Kemauan dan KesadaranFaktor penghambat kedua ialah kurangnya kemauan dan

kesadaran dari narapidana dan tahanan yang menjadi sasaranpembinaan. Dari peraturan perundangan pemasyarakatan,juga telah dijelaskan mengenai kewajiban warga binaan untukmengikuti pembinaan yang diberikan. Meskipun demikian,kemauan dan kesadaran para penghuni juga menentukanpada proses pembinaan.

Page 69: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

63

Berdasarkan diskusi penulis dengan Drs. Tamberin,selaku yang bertanggungjawab terhadap pembinaankeagamaan para penghuni Lapas, beliau menjelaskan bahwatingkat kemauan dan kesadaran para narapidana dan tahananyang merupakan sasaran dari pembinaan sangatlah kurang.

Sehingga dalam setiap pembinaan keagamaan yangdilaksanakan, hanya sebagian kecil yang tekun mengikutinya.Sedangkan yang sama sekali tidak memliki kemauan dankesadaran tidak sama sekali mengikuti kegaiatan keagamaan.Beliau juga menambahkan, dengan cara dipaksa pun merekatidak menghiraukannya, bahkan mereka menghindarinya

3) Kesulitan dalam Memahami MateriBerdasarkan hasil wawancara penulis dengan responden

dari narapidana, mereka mengeluhkan kesulitan merekadalam memahami materi. ada 2 faktor yang penulis simpulkansebagai penyebab dari masalah ini, yaitu:(a)Faktor Pendidikan Para Napi

Dasar pendidikan para narapidana atau tahanan yangmengikuti pembinaan pastinya memiliki latar belakangpendidikan yang berbeda, tentunya hal itu mengakibatkantingkat pemahaman mereka terhadap materi juga berbeda.

Kebanyakan penghuni Lapas, hanya berpendidikanumum saja, sehingga untuk materi tentang keagamaantentunya sangat sulit untuk dipahami oleh mereka.

(b) Kurang Memahaminya Pembina terhadap napiMaksud dari faktor ini adalah kearifan seorang Pembina

terhadap sasaran dari pembinaan itu, yaitu warga binaanyang mengikuti kegiatan tersebut. Berdasarkan data yangdidapat dilapangan, ada Pembina yang dalampenyampaiannya sangat sulit untuk dipahami dan ada jugayang tidak tepat dalam waktu, maksud penulis, waktu yangterlalu lama dan materi yang terulang-ulang membuatsasaran pembinaan menjadi jenuh terhadap materi yangdisampaikan. Hal itulah yang penulis temukan padawawancara dengan responden narapidana wanita.

Laporan Hasil Penelitian

Page 70: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

64

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

2. Hasil yang Dicapai dari Bimbingan Keagamaan di LembagaPemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin.Hasil yang di dapat dari bimbingan keagamaan, berdasarkan

hasil observasi dan wawancara secara mendalam penulis bagimenjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:a. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman keagamaan

Pengetahuandanpemahaman keagamaan Islam yangmeningkat dikalangan Napi binaan di Lapas Klas IIABanjarmasin di akui mereka dan hal itu terbukti di lihat daripengamalan mereka, semua itu berdasarkan wawancara danobservasi yang mendalam penulis.

Para narapidana merasa selama mengikuti kegiatanpembinaan di Lapas, mereka mendapatkan pengetahuanAgama Islam. Ilmu yang mereka dapat meliputi semua materidakwah, yaitu Tauhid, Fiqh, dan Akhlak (Tasawuf) sertapembelajaran mengenai Alquran dan Hadis beserta dengankandungannya. Pembelajaran yang sangat menonjolpeningkatannya ialah fiqh ibadah dan akhlak, karena semuaitu terlihat pada pengamalan mereka terhadap ibadah-ibadahsunah, lantunan ayat suci Alquran pun terdengar merdudengan bacaan tartil di masjidBabu At-Taqwa, satu-satunyamasjid yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIABanjarmasin.

Selain dari pembinaan lewat ceramah agama dankonsultasi yang membuat meningkatnya pengetahuan danpemahaman para napi, adanya buku-buku yang dipinjamkankepada para napi dan buletin mingguan yang ditempel dimading masjid.

b. Meningkatnya pengamalan keagamaanBerdasarkan wawancara penulis dengan para narapidana,

selain pengetahuan dan pemahaman yang bertambah,pengamalan mereka pun juga meningkat, hal itu terlihatdengan ibadah-ibadah yang mereka laksanakan. Pada pagi harihingga siang hari, masjid Babu At-Taqwa tidak pernah sepi daripemandangan orang yang sedang salat dan mengaji. Merekadengan antusiasnya mengerjakan ibadah-ibadah sunat.

Page 71: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

65

Tingginya tingkat pengamalan mereka juga terlihatmenjelang salat Zuhur, para jamaah telah memenuhi saf yangtelah disediakan. Setelah azan dikumandangkan seluruhjamaah masjid pun mengerjakan salat sunat, demikian pulasetelah salat zuhur. Selain dari segi ibadah, pengamalanmereka terhadap agama juga terlihat pada prilaku merekayang telah berubah dari sebelumnya, mereka mengakuimendapat sesuatu yang tidak pernah dirasakan sebelumnya,yaitu pengetahuan tentang keagamaan, sehingga mereka punbisa mengamalkannya.

c. Adanya Ketenangan JiwaPengetahuan yang berubah menjadi pengamalan

sehingga menjadi pengalaman keagamaan berupa ketenanganjiwa, itulah proses yang diakui oleh para narapidana saatwawancara dengan penulis. Ketenangan jiwa yang merekarasakan saat beribadah, kekhusyukan mereka dalammelaksanakan ibadah salat dan berdo’a.

Selain itu, mereka juga mendapatkan ketenangan dalammengkajiAlquran, mengerti kandungannya dan termotivasiuntuk menghapalnya. Bahkan mereka mengakui denganketenangan jiwa inilah, mereka bisa mengatasi adiksi terhadapnarkoba.

d. Perubahan akhlak (prilaku)Perubahan prilaku para narapidana juga merupakan hasil

yang sangat jelas terlihat. Meskipun perubahan yang merekaalami pada setiap personalnya itu berbeda kuantitas dankualitasnya, akan tetapi usaha keras mereka untuk merubahpola pikir dan tingkah laku merupakan usaha yang patut dibanggakan. Data yang didapat dari hasil wawancara bersamanarapidana menunjukan usaha keras mereka dan keber-hasilan mereka dalam mengubah akhlak buruk menjadipribadi yang baik.

Perubahan akhlak mereka selalu didukung oleh pihakLapas dengan menyediakan kegiatan-kegiatan positif dan jugaselalu dimotivasi oleh Pembina-pembina, hingga perubahanprilaku sedikit demi sedikit berubah.

Laporan Hasil Penelitian

Page 72: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

66

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

e. Terlahirnya Kader Da’iTerciptanya generasi Islami dan bisa bermanfaat ditengah

masyarakat merupakan harapan dan tujuan dari bimbingankeagamaan, seperti itu juga bimbingan yang dilaksanakan diLapas, sebagai wadah untuk membina masyarakat yangmemiliki masalah. Lapas Klas IIA Banjarmasin padapelaksanaan pembinaannya telah berhasil melahirkan kader-kader dakwah.

Berdasarkan data yang penulis dapat, ada 3 narapidanayang sangat menonjol dalam bidang keagamaan, yaitu SipulArif, Muhammad Rony, dan Taufik Hidayat. Sipul Arifmerupakan narapidana yang pandai melantunkan ayat suciAlquran hasil dari pembelajaran dari salah seorang Pembinadari Kemenag.Sedangkan Muhammad Rony merupakan napiyang sedang dalam proses Tahfiz Alquran, narapidana mantanDJ ini termotivasi dan terinspirasi agar bisa menghapalAlquran oleh penyuluh dari Kemenag pula, dan Taufikhidayat merupakan salah seorang pengurus masjid yangpandai dalam memimpin kegiatan-kegiatan keagamaan,bahkan narapidana dari kasus narkoba ini yang seringmemimpin kegiatan keagamaan dan membina paranarapidana dalam hal pembacaan Alquran, serta menjadiketua dari pengurus masjid Babu At-Taqwa Lapas.

f. Perubahan Aqidah (Pengislaman)Maksud dari perubahan aqidah ini adalah Islamisasi yang

ada didalam Lapas, dari data terbaru yang penulis dapat, ada2 orang yang memutuskan untuk menjadi sorang muslim,yaitu napi pria dan wanita, Muhammad Usman dan SriNingsih Hidayati. Proses pengislaman biasanya langsungdilakukan oleh para Pembina dari kalangan napi juga,kemudian disaksikan kembali oleh penyuluh dariKementerian Agama yang kemudian diberi sertifikat.

Data yang penulis dapat dari Pembina Lapas, BapakSyarwani, beliau menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatankeagamaan yang afktif dan positif yang menjadi alasan darinarapidana tersebut untuk memeluk agama Islam.

Page 73: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

67

Ketertarikan narapidana itu akan kegaiatan keagamaanIslam yang dilaksanakan di Lapas sehingga dia menjadimuslim, dianggap menjadi tolok ukur keberhasilan bimbingankeagamaan di Lapas Klas IIA Banjarmasin. Bapak Syarwanijuga menambahkan, bahwa jamaah pada setiap kali kegiatanterus bertambah, dan hal itu juga merupakan bukti darikeberhasilan pembinaan yang dilaksanakan.

C. Analisis DataPenyajian data diatas telah penulis uraikan mengenai pokok-

pokok bahasan yang menjadi fokus dalam penelitian ini,pembahasan tersebut tentu kiranya untuk dianalisis sehinggabisa di simpulkan secara akurat, yaitu sebagai berikut:

Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan di Lapas KlasIIA BanjarmasinPelaksanaan bimbingan keagamaan di Lapas Banjarmasin

berdasarkan data yang didapat, secara kualitas dan kuantitasterbilang baik. Adanya hubungan kerjasama yang baik antaraLapas dan Kemenag merupakan salah satu penunjang yangsangat menentukan pada keaktifan dan keberhasilan bimbinganyang dilaksanakan. Meskipun begitu, ada beberapa hal yangharus diperhatikan dalam pembinaan yang dilakukan, berkutpenulis rincikan sebagai analisis dari bentuk pelaksanaanbimbingan keagmaan di Lapas:

a. Ceramah AgamaData yang terpapar di atas menunjukan bahwa kegiatan

ceramah agama secara kualitas terlaksana dengan baik. Hampirsemua kegiatan berupa ceramah agama di asuh oleh penyuluhdari Kemenag. Oleh karena itu, pembinaan berupa ceramahagama ini terbatas oleh waktu. Akan lebih baik, jika dilakukanpengkaderan secara mendalam terhadap narapidana pilihan,agar nantinya merekalah yang akan menjadi Pembinakeagamaan, sehingga mereka bisa mandiri dan unggul secarakuantitas. Sedangkan materi yang disampaikan dalam ceramahagama kebanyakannya mengarah kepada pembinaan akhlak,akan lebih baik jika materi yang disampaikan pada ceramah

Laporan Hasil Penelitian

Page 74: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

68

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

agama, lebih seimbang dengan materi keislaman lainnya sepertitauhid dan juga syariat terutama masalah fiqh.

Akan lebih baik lagi, jika setiap ceramah agama itu memilikirefrensi atau kitab pegangan, sehingga para jamaah yangmengikuti ceramah tersebut memiliki dasar atas apa yangmereka dapat dari ceramah agama itu. Dan hal ini juga membuatfokus pembahasan dari materi yang disampaikan.

b. Pembelajaran Alquran dan KandungannyaPembelajaran Alquran yang telah terlaksana, berjalan

dengan baik dan lancar, baik itu yang diasuh oleh penyuluhagama maupun dari narapidana itu sendiri. Secara umum,kegiatan pembelajaran Alquran dan kajian tentang kandungan-nya ini memenuhi harapan. Karena para peserta didik, yaitunarapidana yang mengikuti pembinaan, juga bisa mendidiknarapidana dan tahanan lainnya, termasuk napi anak.

Meskipun begitu, dari pengamatan yang penulis lakukan,jamaah yang menjadi peserta didik, tidaklah menentu, terutamapada pembinaan yang di asuh oleh penyuluh agama. Hal itudisebabkan, ada sebagian penyuluh yang di idolakan dansebagiannya kurang diminati. Penyebab dari itu, ternyata adapada pembawaan atau cara Pembina menyampaikan materinya.Karena itu, akan lebih baik jikapara Pembina bisa berkoordinasidan saling bertukar informasi mengenai metode dan materi yangtepat dan juga disukai oleh peserta didik. Sehingga pengajaranyang disampaikan akan memenuhi sasaran dan harapan.

c. Tahfiz (menghapal) AlquranMenghapal Alquran merupakan kegiatan yang sangat positif

untuk membina mental keagamaan para napi, karena dalamkegiatan ini, para napi dituntut untuk serius dalam mempelajariAlquran sehingga bisa menghapalnya. Namun, kegiatan inibukanlah program atau kegiatan yang terjadwal secara khusus.

Menghapal Alquran ini, hanya program dari narapidanasendiri yang mengharuskan diri mereka untuk menghapalAlquran dan meminta bantuan kepada penyuluh agama untukmenjagakan bacaan hapalan mereka. Karena itu, hanya sedikitnarapidana yang melaksanakan kegiatan ini. Akan lebih baik,

Page 75: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

69

jika kegiatan ini terprogram secara resmi dan dilakukanpembinaan secara khusus mengenai menghapal Alquran. Dantentunya program menghapal Alquran, bisa saja menjadiprogram unggulan yang tidak ada pada Lapas lain diKalimantan.

d. Konsultasi atau Konseling IndividualWaktu untuk konsultasi sudah disediakan, kegiatan ini

dimaksudkan untuk menghilangkan keraguan atau ketidakpahaman jamaah terhadap apa yang mereka rasakan dan merekadapat dalam pembinaan, baik itu mengenai keagamaan ataupuntentang keluarga dan yang lainnya.

Konsultasi terbagi pada dua bagian, yaitu konsultasikelompok dan individu pribadi. Akan tetapi pada kenyataannyaada sebagian yang memang memanfaatkan kesempatan untukberkonsultasi ini, namun ada juga yang tidak bisa menggunakankesempatan tersebut. Karena ada sebagian dari narapidana, tidakterlatih dalam berbicara ditengah jamaah lain ketika merekaberada dala satu majelis. Padahal kegiatan ini sangatlah pentingfungsinya, karena bisa bertanya mengenai materi yang tidakdipahami.

Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita buat kelompokdiskusi, lebih-lebih berdiskusi mengenai materi keagamaan yangmereka tidak pahami. Kemudian kita latih mereka berbicaradidepan narapidana lain untuk menyampaikannya, sehinggamereka bisa terbiasa meyampaikan sesuatu tanpa ada rasa takutdan gelisah.

e. Bimbingan Salat BerjamaahBimbingan salat yang diberikan kepada para narapidana,

hanya pada salat-salat tertentu, tidak memungkinkan semuasalat wajib dan sunat lainnya. Karena faktor status merekasebagai orang hukuman. Meskipun begitu, kegiatan salatberjamaah berjalan dengan sukses. Sebagaimana pengamatanyang penulis lakukan, jamaah yang mengikuti salat berjamaahini bertambah banyak pada setiap harinya.

Selain salat wajib, mereka juga dibimbing untuk salat sunatDhuha. Pembinaan lewat salat berjamaah ini sangatlah positif

Laporan Hasil Penelitian

Page 76: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

70

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

untuk membiasakan para warga binaan pada kehidupan seorangmuslim yang baik. Bahkan dalam kegiatan ini para napi bisaikut serta berperan, seperti menjadi imam dan muazin. Dalamkegiatan ini, akan lebih baik, jika dilakukan pelatihan salat secarakhusus dan diprogramkan jadwal imam dan muazin untuk paranapi dan tahanan, sehingga mereka bisa ikut berperan danmerasa bertanggung jawab dalam pelaksanaan salat secaraberjamaah.

Seperti itu juga pelaksanaan salat jumaat, para napi bisamikut serta menjadi petugas muazin, mereka diajarkan menjadimuazin kemudian dijadwalkan pada setiap pelaksanaan salatjumat secara bergantian. Pada setiap pelaksanaan salat jumat.Biasanya ada dua orang napi yang bertugas, karena azan padahari jumat itu juga dua kali.

f. Momentum Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI)Adanya kegiatan perayaan terhadap hari-hari besar Islam

merupakan bimbingan keagamaan yang bagus untuk parapenghuni Lapas. Mereka bisa mengambil uraian hikmah daripelaksanaan kegiatan tersebut, sehingga terwujud personal yangbaik prilakunya. Ada beberapa kegiatan yang penulis golongkanmenjadi PHBI yaitu sebagai berikut:1. Perayaan kelahiran dan Isra’ dan Mikraj Nabi Muhammad

Saw.Pelaksanaan kegiatan ini didalam Lapas, sama seperti

yang dilaksanakan di luar Lapas, yaitu dilaksanakannyapembacaan Mauliddan ceramah agama. Tidaklah salah dalamkegiatan ini, akan tetapi perayaan seperti ini hanya berkesanpada waktu perayaan saja, karena bertitik pada nasihatmengenai keteladanan Nabi Muhammad Saw, sehingga tidakmustahil pelajaran itu tidak tertanam betul didalam diri parajamaah.

Peringatan seperti ini, tidak selalu dilakukan dengan caraseperti itu, bisa saja kegiatan yang telah ada ditambahkandengan kegiatan yang lainnya, seperti gotongroyongmembersihkan seluruh Blok, masjid, kantor dan lainnyasehingga tertanam pada diri peserta bahwa Nabi suka akan

Page 77: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

71

kebersihan. Ataupun kegiatan lainnya yang berorientasi padapenanaman akhlak Nabi Muhammad Saw secara praktikdalam kehidupan sehari-hari.

2. Momentum Nisfu Sya’banMomentum malam nisfu sya’banyang di isi dengan ibadah

malam dan puasa merupakan salah satu bentuk bimbingankeagamaan yang melatih dan membiasakan napi dan tahanandalam melaksanakan perintah agama.

Pelaksanaan nisfu sya’banpada tahun 1434 H. kegiatandipimpin oleh narapidana sendiri. Akan lebih baik dan efektifjika kegiatan seperti ini mendatangkan pembimbing dari luarLapas, baik itu penyuluh agama ataupun da’i-da’i lainnya,untuk membimbing para napi dalam beribadah. Dan untukpara jamaahnya, pihak Lapas harus memberikan kebijakankepada beberapa napi atau tahanan yang dipercaya padasetiap blok untuk mewakili kehadirannya dalam kegiatan ini.Dengan begitu diharapkan momentum malam ibadahtersebut bisa dijadikan media untuk mendekatkan diri kepadaAllah Swt.

3. RamadhanBulan ramadhan adalah bulan mulia Islam, yang

merupakan bulan bimbingan dan latihan yang sangat bagusuntuk napi dan tahanan. Rencana kegiatan pada bulanramadhan yang penulis dapat dari Pembina sangatlah positif,baik secara kualitas dan kuantitas. Karena adanyapenambahan kegiatan dari hari-hari biasanya.

Kegiatan bulan ramadhan ini, diharapkan bisamembentuk kepribadian warga binaan yang religius, dan jugapada tahun yang akan datang dengan evaluasi program bulanini, program pembinaan pada bulan puasa nantinya lebihintensif lagi sehingga bisa mencapai hasil yang memuaskan.

4. Refleksi Hari Raya ‘id Al­Fitri dan ‘id Al­AdhaHari raya yaitu id Al-Fitri dan ‘id Al-Adha. Kegiatan yang

dilaksanakan pada dua hari raya ini tidak jauh berbedapelaksanaannya dengan yang diluar Lapas. Bahkan pada id

Laporan Hasil Penelitian

Page 78: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

72

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Al-Adha juga menyembelih hewan korban. Kegiatan sepertiini, menjadi bentuk pembinaan akhlak terhadap paranarapidana. Karena pada kegiatan seperti ini terkandungrefleksi tentangkebersamaan sebagai sebuah keluargadiantara para penghuni Lapas tumbuh dan berkembang.

g. Majelis Zikir dan SelawatZikir dan selawat merupakan amalan yang sangat

dianjurkan dalan Islam. adanya majelis zikir dan selawatdalam kegiatan pembinaan di Lapas Klas IIA Banjarmasinmerupakan bentuk pembinaan yang bagus, karena denganzikir dan selawat, hati yang mengamalkannya akan menjaditenang dan tentram. Dengan ketenangan tersebut maka napiatau tahanan berprilaku baik, sebagaimana yang dijelaskanoleh Allah didalam Alquran dan Rasul Saw. didalamsabdanya.

Pelaksanaan majelis zikir dan selawat ini, terbilang sedikitsecara kuantitas, akan lebih baik jika kegiatan seperti ini rutindilakukan pada setiap harinya, meskipun dengan waktu yangsingkat dan tidak dibimbing langsung oleh penyuluh agamaseperti biasanya, misalkan saja pada waktu menjelang salatzuhur, para napi bisa di arahkan untuk melaksanakan zikiratau selawat, hingga sampai waktu salat zuhur. Pentingnyahal itu dikarenakan keutamaan dari zikir dan selawatsangatlah positif untuk pembinaan mental keagmaan parapenghuni Lapas.

h. Kegiatan Bulan RamadhanKegiatan pada bulan ramadhan dibandingkan dengan

kegiatan pada bulan biasanya tentunya memilki peningkatankuantitas. Adanya pesantren kilat, bimbingan puasa, salattaraweh, kultum, tadarus Alquran, dan buka bersama menjadikegiatan tambahan dibulan ramadhan. Agar kegiatan initerlaksana dengan efektif, tentunya diperlukan koordinasiantara Pembina yang ada didalam Lapas, luar Lapas dan kaderdari napi itu sendiri, sehingga tidak terjadi penurunan terhadapjamaah pada pertengahan bulan ramadhan dan tidak adanyakejemuan terhadap kegaiatan yang dilaksanakan.

Page 79: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

73

i. Perpustakaan Buku-buku AgamaAdanya perpusatakaan sebagai media para napi dan

tahanan untuk mendapatkan buku sebagai bahan informasisangatlah baik. Pada pelaksanaannya pengadaan buku diLapas sangat disambut antusias oleh penghuni. Namun adabeberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu keaktifan parapengelola perpusatkaan untuk memberikan buku-buku yangbaru dan mempermudah proses peminjaman.

Kerjasama dengan pihak atau perpusatkaan yang adadiluar juga harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Diharapkankerjasama dengan perpustakaan yang ada diluar, sepertiperpustakaan kota, daerah atau yang lainnya juga terjalin,agar buku-buku yang disediakan untuk napi didalam Lapasitu tidak hanya itu-itu saja, sehingga dengan ketersediaanbuku yang bervariasi akan menambah minat membaca danwawasan mereka.

j. Buletin MingguanBuletin mingguan yang terbit pada setiap hari jumat

sebagai media pembinaan lewat media tulisan adalah carayang cerdik. Selain materi yang bisa dibaca berulang-ulang,isi materi yang ringan dan ringkas juga menjadi daya tariktersendiri dari bentuk bimbingan ini.

Namun program ini terkenadala pada pengelolaannya,yang sekarang hanya dikelola satu orang Pembina saja. Akanlebih aktif dan efektif jika kegiatan ini dikelola dengan baikoleh pihak Lapas atau bekerjasama dengan pihak lain, agarkegiatan ini selalu bisa diberikan kepada para penghuniLapas.

Berdasarkan analisis tersebut, penulis menyimpulkanbahwa bimbingan keagamaan di Lapas Klas IIA Banjarmasinmemilki bentuk yang bervariasi, dan hampir semua bentuktersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi semua bentuk kegaiatn itu terlaksanadengan baik dan berhasil dalam penggunaannya, serta bisamewujudkan individu-individu napi yang memilki pribadiyang baik.

Laporan Hasil Penelitian

Page 80: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

74

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

1. Faktor Penunjang dan Penghambat dalam PelaksanaanBimbingan Keagamaan di Lapas Klas IIA Banjarmasin

a. Faktor PenunjangSebagaimana diketahui pada penyajian data sebelumnya,

pelaksanaan bimbingan keagamaan yang dialaksanakan diLapas Klas IIA Banjarmasin, memiliki faktor penunjang, yaitusebagai berikut:1) Kebijakan Lapas

Kebijakan yang baik akan melahirkan kinerja yang baikdan akan mencapai hasil yang baik pula. Dari kebijakan Lapasyang sekarang tentunya menunjang terhadap pembinaan,diharapkan dengan landasan kebijakan yang telah ada,dipergunakan untuk membuat kegiatan atau perencanaanpembinaan yang inovatif.

Kebijakan yang akan datang juga diharapkan lebihmendukung lagi dalam bimbingan keagamaan, sehinggadengan banyaknya dukungan maka akan terwujudlahmotivasi yang kuat untuk memberikan yang terbaik danmencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu terbinanya napidan tahanan.

2) Sarana dan PrasaranaKelengkapan sarana dan prasarana sebagai penunjang

dari kegiatan bimbingan keagamaan merupakan kesempatanuntuk meningkatkan kegiatan yang telah ada, agar hasil yangdidapat maksimal. Lengkapnya sarana ibadah di masjid danmusala, sarana dan prasarana pada setiap bentuk bimbingankeagamaan juga haruslah dijaga keutuhannya sehinggasarana dan prasarana yang ada masih menunjang bagikegiatan-kegiatan akan datang.

3) Adanya hubungan kerjasamaPenunjang lainnya yaitu hubungan kerjasama yang

terjalin dengan baik. Kerjasama yang telah ada haruslah selaluditingkatkan, agar bimbingan keagamaan yang terwujudberkat kerjasama itu tidak hanya seperti itu, tapi bisaberkembang dan terus berkembang.

Page 81: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

75

Hubungan kerja sama dengan pihak lain, haruslahdibangun, seperti dengan pihak media cetak, yangmemungkinkan untuk memberikan buletin mingguan ataubulanan, sebagai bentuk pembinaan bagi penghuni Lapas.

4) Pembina yang professionalPembina professional tentunya akan melaksanakan

bimbingan yang professional pula, karena itulah hasil daripembinaan akan terwujud. Di Lapas Banjarmasin,kebanyakan Pembina didatangkan dari luar dan sebagianbesar mereka adalah para penyuluh agama dari Kemenag.Meskipun itu terlihat baik, akan tetapi jauh lebih baik, jikaPembina keagamaan dari dalam Lapas.

Karenanya akan membuat waktu efisien dan efektif,sehingga tujuan dari pembinaan itupun akan mudah tercapai.Agar ada Pembina yang berasal dari dalam Lapas yangmemiliki keprofesioanalan dalam membimbin, kiranya perludi adakan kaderisasi terhadap Pegawai atau narapidana untukdi didik menjadi pembimbing yang professional.

5) Ketersediaan buku-buku AgamaBuku-buku yang tersedia untuk para napi merupakan

faktor penunjang dari bimbingan keagamaan di Lapas,ketersediaan buku memungkinkan napi untuk memperdalamdan manambah wawasan mengenai materi keagamaan.Namun, ketersediaan buku tidaklah efektif saat minatmembaca dari para napi kurang atau bahkan tidak ada. Olehkarena itu, perlu kiranya ada dorongan yang bisa menumbuhkembangkan minat baca napi. Sehingga penunjang berupaketersediaan buku tidak tersia-siakan.

b. Faktor PenghambatMeskipun pelaksanaan bimbingan keagamaan memiliki

banyak faktor yang mendukung, namun disamping itu jugamemiliki beberapa faktor penghambat, yaitu sebagai berikut:1) Keamanan

Menjaga keamanan ada tugas semua orang di LapasBanjarmasin, karena Lapas merupakan tempat orang

Laporan Hasil Penelitian

Page 82: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

76

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

hukuman menjalani hukumannya dengan waktu yang telahditentukan. Faktor keamanan menjadi salah satu faktor yangmenghambat bimbingan di Lapas. Para napi wanita yangsangat terbentur dengan faktor ini, secara garis besar kegiatanyang terkendala keamanan sehingga bimbingan tidakmencapai tujuannya, seperti peminjaman buku diperpustakaan Lapas dan mengikuti kegiatan keagamaan dimasjid.

Kendala tersebut haruslah diatasi atau paling tidak diminimalisir, agar pencapaian dari bimbingan mengenaisasarannya. Solusi yang mungkin dilakukan adalahpengawalan terhadap napi, baik itu pengawalan dari pegawaiataupun napi yang diberikan kepercayaan untuk menjaganapi yang berkepentingan. Dengan begitu, diharapkan faktorkeamanan yang menghambat pembinaan bisa teratasi ataupaling tidak terminimalisir.

2) Kurangnya Kemauan dan KesadaranPembinaan untuk narapidana merupakan suatu

keharusan bagi Lapas karena telah menjadi peraturanpemasyarakatan yang harus dilaksanakan. Meskipun Lapastelah memberikan pembinaan mental keagamaan, tapi paranapi yang menjadi sasaran binaan tidak memiliki motivasiyang kuat untuk mengiktui pembinaan yang ada, makabimbingan tersebut tidak akan bisa memenuhi sasarannya,yaitu berhasilnya pembinaan yang diharapkan untuk seluruhwarga binaan.

Kemauan dan kesadaran untuk mengiktui programbimbingan yang telah ada menjadi faktor yang menghambatpemberian bimbingan. Untuk mengatasi hal ini, perlu kiranyakerjasama antara Pembina dan narapidana yang lain untukmengajak dan memotivasi napi. Para Pembina juga harusmemberikan bimbingan baik dari aspek metode atau materiyang menarik sehingga membuat para napi yang tidak dankurang aktif menjadi tertarik dan senang mengikuti kegiatankeagamaan. Kebijakan dari Lapas juga diperlukan untukmengatasi hal ini, dengan kebijakan baru yang mengikat para

Page 83: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

77

penghuni untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Sehingga,para napi pun menjadi dan dipaksa berminat dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

3) Kesulitan dalam Memahami MateriPembinaan keagamaan yang dialakasanakan di Lapas

adalah proses pemberian informasi atau materi tentangkeagamaan. Materi yang disampaikan tentu perlu adanyapemahaman yang baik, agar materi itu sesuai dengan sasaranyang diharapkan. Namun pada kenyataannya, materi yangdisampaikan oleh para Pembina terhadap napi, kurang dantidak bisa dipahami oleh mereka.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penyajian data,kemungkinan ada 2 faktor yang menjadi penyebab haltersebut, yaitu pendidikan napi yang tergolong rendah dankurang memahaminya para Pembina terhadap keadaan napi.

Tentunya masyarakat yang maju dan sejahteramerupakan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikanyang juga maju dan baik. Karena itu masyarakat yang memilkitingkat pendidikan rendah akan keterbelakangkan, baik itusecara intelektual, sosial, kultural dan akhlak. Karean itulah,pendidikan sangatlah mempengaruhi proses dan hasil darisuatu pembinaan, terlebih bimbingan keagamaan.

Mengatasi hal ini, perlu kiranya penyampaian materi yangringan dan dengan bahasa yang sesederhana mungkin,sehingga apa yang disampaikan mudah diserap oleh parawarga binaan. Adapun kurang memahaminya Pembinatentang keadaan napi, perlu kiranya diadakan evaluasipembelajaran mengenai materi yang disampaikan, sehinggabisa diketahui bagaimana hasil yang mereka dapat. Metodekonsultasi juga harus lebih di aktifkan lagi, agar materi yangkurang atau tidak dipahami napi bisa terjawab danterselesaikan.

Berpijak pada analisis diatas, bisa kita simpulkan bahwafaktor penghambat yang menjadi kendala dalam pembinaan,tidaklah begitu serius dan bisa diselesaikan atau diminimalisirkemungkinan buruknya. Faktor yang menjadi penghambat

Laporan Hasil Penelitian

Page 84: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

78

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

juga akan teratasi, apabila para Pembina bisa memanfaatkanfaktor penunjang yang ada, dengan sebaik mungkin.

2. Hasil yang Dicapai dari Bimbingan Keagamaan diLembaga Pemasyarakaan Klas IIA BanjarmasinHasil yang diperoleh dari bimbingan keagamaan yang

diberikan kepada napi dan tahanan berdasarkan data yang adasangatlah membanggakan. Karena menurut penulis hasil yangmereka dapat merupakan sesuatu yang belum tentu sebagianorang yang ada di luar Lapas merasakan hal serupa, sepertimeningkatnya pengetahuan, pemahaman, pengamalan, danpengalaman keagamaan berupa ketenangan jiwa, perubahanprilaku dan aqidah, bahkan mereka bisa menjadi kaderpendakwah yang handal. Meskipun tidak semua warga binaanyang mendapatkan hasil demikian. Karena hasil ini, hanyadicapai oleh warga binaan yang mengikuti pembinaan,adapunkebanyakan mereka tidak mengikuti kegiatan keagamaan yangtelah diprogramkan Lapas.

Berdasarkan semua itu, dapat kita simpulkan bahwa hasilpembinaan berupa bimbingan keagamaan dengan berbagaivarian yang telah dilakukan oleh Lapas. terlaksana denganbekerjasama dengan berbagai pihak, sangatlah baik danmemuaskan. Oleh karena itu, bimbingan untuk para napi dantahanan haruslah selalu ditingkat baik secara kualitas maupunkuantitas pembinaan. Selain itu, pembinaan untuk mereka harusselalu kita dukung, terutama pemerintah kota dan provinsi, halini dimaksudkan agar hasil-hasil yang sudah dicapai bisa lebihmembanggakan lagi. Keberhasilan dari bimbingan keagamaanterhadap orang hukuman, merupakan langkah awal untukmewujudkan masyarakat yang berkualitas.

Page 85: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

79

BAB VPENUTUP

A. SimpulanBerdasarkan penyajian dan analisis data yang telah

dipaparkan pada bab terdahulu, maka penulis simpulkan, yaitusebagai berikut:1. Pelaksanaan bimbingan keagamaan di Lapas Klas IIA Teluk

Dalam Banjarmasin terlaksanx a dengan baik danmendapatkan sambutan yang positif dari warga binaan.Bentuk dari bimbingan keagamaan tersebut meliputi; ceramahagama, pembelajaran alquran dan kandungannya, tahfizalquran, konsultasi atau konseling individual, bimbingan salatberjamaah, perpustakaan buku keagamaan, buletin, danMomentum peringatan hari-hari besar Islam, seperti Maulid,Isra’ dan Mikraj, nisfu sya’ban, kegiatan bulan suci Ramadhan,seperti pesantren kilat, bimbingan puasa, salat taraweh,kultum, tadarus alquran buka bersama dan refleksi hari rayaId Al-Fitri dan Id Al-Adha

2. Faktor penunjang kegiatan keagamaan ialah kebijakan Lapas,lengkapnya sarana dan prasarana, Pembina profesional, danketersediaan buku-buku agama. Faktor tersebut harus bisadimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Sedangkanfaktor yang menghambat adalah faktor keamanan, kurangnyakemauan dan kesadaran dari warga binaan, dan kesulitanmereka dalam memahami materi. Penghambat ini haruslah

Page 86: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

80

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

diatasi dengan pemaksimalan faktor penunjang dankerjasama yang solid antar dan inter Pembina dan wargabinaan.

3. Hasil yang dicapai dari bimbingan keagamaan yangdilaksanakan oleh Lapas Klas IIA Teluk Dalam Banjarmasinadalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman, sertapengamalan keagamaan warga binaan, adanya ketenanganjiwa, perubahan akhlak, melahirkan kader-kader da’i, danadanya perubahan aqidah atau pengislaman. Hasil inimerupakan bukti dari kesuksesan bimbingan keagamaanyang telah diberikan, dan diharapkan bimbingan ini bisaterjaga serta menjadi lebih membanggakan lagi pada priodeselanjutnya.

B. Saran-saranAkhir dari skripsi ini, penulis merasa perlu memberikan

beberapa saran, yaitu sebagai berikut:1. Kepada pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA

Banjarmasin, yaitu Kalapas dan semua stafnya :a. Kebijakan yang telah ada harus benar-benar dilaksanakan

dengan baik dan maksimal, untuk kebijakan yang menjadifaktor penunjang bimbingan harus bisa dipertahankan dandikembangkan agar menjadi stimulan dalam pelaksanaanbimbingan keagamaan di Lapas.

b. Melakukan pengkaderan Pembina yang berasal dari napipria dan wanita, sehingga mereka bisa menjadi Pembinayang aktif dan juga ahli. Dengan begitu, pembinaan bisaberjalan secara berkesinambungan karena sistimpembinaan dari, oleh dan untuk napi.

c. Mengharuskan warga binaan dalam mengikuti kegiatankeagamaan, pada setiap kamarnya diwakili satu orang ataulebih, dengan begitu peserta dalam pembinaan akanmeningkat dan warga binaan yang menjadi perwakilankamarnya bisa menjadi kader dalam mengajak wargabinaan lain untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.Dan juga diberikan sangsi terhadap warga binaan yang

Page 87: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

81

sama sekali tidak mengikuti keagamaan, kalau itumemungkinkan untuk dilaksanakan.

d. Meningkatkan relasi antar instansi yang telah ada danmenjalin kerjasama lainnya pada bidang pembinaan yangberbeda, agar terwujudnya tujuan dari pembinaan yangdilaksanakan di Lapas.

e. Membangun kerjasama antar dan inter Pembina di Lapasdan para warga binaan, yang harus terjalin baik dan solid,sehingga bisa bekerjasama untuk selalu memotivasi parawarga binaan dalam mengikuti pembinaan keagamaanyang dilaksanakan.

f. Melakukan tindak lanjut dari pembinaan yang telahdilaksanakan, seperti pada pembinaan kewarganegaraanyaitu mengikut sertakan para warga binaan dalam upacaraatau apel bulanan dan menjadi petugas dalam pengibaranbendera. Pada pembinaan keterampilan yaitu memberikanlapangan pekerjaan bagi narapidana ahli yang telah bebas,sehingga penghasilan dari itu, bisa menjadi pemasukanbagi Lapas.

2. Kepada Pembina atau pembimbing agama, baik itu daripegawai Lapas, Instansi atau organisasi luar, maupun darinarapidana, harus selalu berpartisipasi aktif dan lebihprofesional dalam melaksanakan bimbingan keagamaanterhadap warga binaan.

3. Kepada seluruh warga binaan di Lembaga PemasyarakatanKlas IIA Banjarmasin agar menumbuh dan meningkatkanmotivasi dalam mengikuti kegiatan pembinaan, terlebih padabimbingan keagamaan. Dan juga harus bersungguh-sungguhdan aktif dalam setiap pembinaan yang diberikan, baik itukeagamaan ataupun yang lainnya. Para warga binaan jugaharus bisa bekerjasama dengan Pembina untuk memberikanmotivasi dan binaan untuk warga binaan lainnya, sepertidalam mengajak warga binaan lain agar ikut berperan aktifdalam setiap kegiatan yang diprogramkan.

Penutup

Page 88: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

82

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Page 89: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

83

Daftar Pustaka

Al-Albani, Muhammad Nasarudin, Shahih Sunan Bukhari,diterjemahkan oleh Fathurrazi, Jakarta: Pustaka Azzam,2007

Amin, Samsul Munir, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta:AMZAH, 2010

An-Naisaburi, Abi Al-Husaini Muslim Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi,Shahih Muslim, Beirut: Daru Al-Fikri, 1412.H/1992.M.,juz.1

Arifin, M., Pokok Pokok Pikiran Tentang Bimbingan danPenyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1988.

Arikunto, Suharsimi, Prosedor penelitian suatu pendekatan praktek,Jakarta: RINEKA CIPTA, 1993.

As-Samarqandy, NasrBin Muhammad Bin Ibrahim As-Samarqandy, Tanbihu Al-Ghafiliyn, Surabaya: Daru Al-Ilmi, xxx

As-Sayuti, JalaluddinAbdurrahmanbin Abu Bakar As-Sayuti, Al-Jami’us Shagir, Beirut:Darul Fikri, xxx, Jilid 1

Basrowi &Suwandi, Memahami penelitian kualitatif, Jakarta :Rineka Cipta, 2008.

Bungin , Burhan , Analisis data penelitian kualitatif, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2006.

Daradjat, Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta:Gunung Agung, 1989

Page 90: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

84

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesiaedisi 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet.3

Dirgagunarsa, Singgih, Psikologi Untuk Membimbing, Bandung:PT. Samudra Permai dan BPK Gunung Mulia, 1995.106

Faisal , Sanapiah, Format-format penelitian sosial,Jakarta: PT RajaGrafindo, 2005

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,Yogyakarta: UII Press, 2001

http://hmibecak.wordpress.com/2007/05/29/esensi-lembaga-pemasyarakatan-sebagai -wadah-pembinaan-narapidana/.

Husaini, Usman, & purnomo setiady Akbar,Metodologi penelitiansosial edisi kedua, jakarta: Bumi Asara, 2009.

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Samudra PermaiRajaGrafindo Persada, 2008.

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012

Muhammad, Jalaluddin bin ahmad A-Mahaly dan syekh Al-Mutabahar jalaluddin Abdurrahman Bin Abi Bakar As-Sayuti, Tafsir Al-Jalalain,Jeddah: Haramain, 2007,Juz-1

Munir, M., Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009, cet. Ke-3Musnamar, Tohari, dkk, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan &

Konseling Islami, Yoyakarta: UII Press, 1992Poerdarminta, W. J. S, kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai

Pustaka, 1984Priyatno, H.dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bmbingan dan

Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004Quraish Shihab, M., Membumikan Al Qur’an,Bandung: Mizan,

1992Raya, Ahmad Thib& Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-Beluk

Ibadah Dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2003Sapari, Imam Asyari, Suatu Petunjuk Praktis:Metodologi Penelitian

Sosial,(Surabaya: Usaha Nasional, 1981

Page 91: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

85

Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta:PT Renika Cipta, 1995

Suprayogo Imam, & Tobroni, Metodologi penelitian Sosial-Agama,Bandung: Remaja Rosdakarya,cet. Kedua, 2003.

Suyanti, Bagong, & Sutinah, Metode penelitian social: Berbagaialternative pendekatan, Jakarta: Kencana, 2005

Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan konseling,Padang: Angkasa Raya, 1987.

Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,Pasal 1 ayat 2.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995UUD’ 45 Sebelum dan setelah Amandemen,Bandung: Nuansa Aulia,

2009, cet. ke- VWinkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,

Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 1997.

Daftar Pustaka

Page 92: Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan terhadap Narapidana · C. Masalah-Masalah Dalam Kehidupan Keagamaan bimbingan konseling ... berusaha dan bekerja menurut pekerjaan dan profesi masing-

86

Pelaksanaan Bimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan....