Pelabuhan Jangkar Situbondo

download Pelabuhan Jangkar Situbondo

of 15

description

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten yang dilewati jalur pantura (pantai utara) yaitu kabupaten di wilayah pesisir utara jawa. Sebagai pada wilayah pesisir, kabupaten Situbondo memiliki sarana dan prasarana yang mengakomodir kegiatan perekonomian dan pembangunan tidak hanya dari wilayah darat, namun juga untuk wilayah air.

Transcript of Pelabuhan Jangkar Situbondo

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten yang dilewati jalur pantura (pantai utara) yaitu kabupaten di wilayah pesisir utara jawa. Sebagai pada wilayah pesisir, kabupaten Situbondo memiliki sarana dan prasarana yang mengakomodir kegiatan perekonomian dan pembangunan tidak hanya dari wilayah darat, namun juga untuk wilayah air.Prasarana air yang terdapat di Situbondo salah satunya adalah pelabuhan. Pelabuhan merupakan prasarana vital yang mendukung perkembangan perekonomian maupun pembangunan kabupaten Situbondo selain jalur pantura. Salah satu pelabuhan yang peranannya sangat penting bagi kabupaten Situbondo adalah pelabuhan Jangkar yang terletak di kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo.Pelabuhan penyeberangan Jangkar merupakan pelabuhan yang melayani arus penyeberangan alternative penumpang maupun barang yang menghubungkan Pulau Jawa yaitu Kabupaten Situbondo dan Pulau Madura dan Sapudi Kabupaten Sumenep. Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan penelitian mengenai kinerja pelabuhan penyeberangan Jangkar dalam mengakomodir kegiatan transportasi antar daerah.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimanakah kelengkapan fasilitas pelabuhan Jangkar saat ini?2. Apakah pelabuhan Jangkar saat ini sudah memenuhi kriteria standar dalam hal kesediaan fasilitas?1.3 Tujuan MakalahTujuan dari dibuatnya makalah ini bertujuan agar makalah ini dapat menjadi salah satu literatur mahasiswa lainnya mengenai fasilitas yang tersedia dalam pelabuhan, khususnya pelabuhan Jangkar di Situbondo.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Pelabuhan2.1.1 Definisi Pelabuhan Kata Pelabuhan dapat diartikan dalam dua istilah, yaitu Bandar dan Pelabuhan. Bandar (harbour).1. Bandar adalah suatu fasilitas di daerah perairan (estuari atau muarasungai, teluk) dengan kedalaman air yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang, angin dan arus untuk berlabuh, bertambat maupun tempat singgah kapal untuk mengisi bahan bakar, reparasi dan sebagainya. 2. Pelabuhan (port) Pelabuhan adalah suatu daerah perairan (di samudera, estuari/muarasungai, dan teluk) dengan kedalaman yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang, angin dan arus, serta dilengkapi dengan fasilitas terminal laut dan darat.

Pengertian secara umum, pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapalyang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula di sekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Ditinjau dari sub sistem angkutan (transport), maka pelabuhan adalah salah satu simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh, sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan.Guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga (piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat dilaksanakan.

2.1.2 Arti Penting Pelabuhan Arti penting Pelabuhan bagi suatu daerah atau negara dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :A. Aspek transportasiB. Aspek pelayananC. Aspek Hinterland Connection

A. Aspek transportasi Interface atau titik temu antara moda transportasi laut dan moda transportasi darat. Gateway atau pintu gerbang utama untuk arus keluar masuknya barang perdagangan dari atau ke daerah belakang pelabuhan (hinterland) yang bersangkutan. Industry estate atau industri estat untuk pengembangan industri di daerah pelabuhan yang berorientasi ekspor.B. Aspek pelayanan Kebutuhan perdagangan terutama perdagangan internasional dari daerah belakang pelabuhan tersebut. Membantu berjalannya roda perdagangan dan pengembangan industri nasional. Menampung pangsa pasar yang semakin meningkat guna melayani perdagangan internasional. Menyediakan fasilitas transit untuk tujuan daerah belakang atau daerah/negara tetangga, Menyediakan fasilitas pengembangan industri di sekitar Pelabuhan bagi industri yang berorientasi eksport.

C. Aspek Hinterland Connection Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Pelabuhan tidak akan ada artinya bila tidak didukung oleh hinterland yang berpotensi untuk berkembang.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hinterland connection berarti semua fasilitas yang memungkinkan terlaksananya hubungan antara pelabuhan dengan seluruh lokasi industri, pertanian dan perdagangan dalam arti luas yang berada di hinterland dimana pelabuhan tersebut berada.

2.2 Fasilitas-Fasilitas PelabuhanFasilitas pelabuhan pada dasarnya di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri.

2.2.1 Fasilitas pokok pelabuhan Fasilitas pokok pelabuhan terdiri dari alur pelayaran (sebagai jalan kapal sehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar), penahan gelombang (breakwater untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang, terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak), kolam pelabuhan (berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan) dan dermaga (sarana dimana kapal kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang).

2.2.3 Fasilitas Penunjang PelabuhanFasilitas penunjang pelabuhan terdiri dari gudang, lapangan penumpukan terminal dan jalan.1. GudangGudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang- barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan berdasarkan :a. Jenis Lini I sebagai untuk penumpukan sementara. Lini II sebagai tempat untuk melaksanakan konsolidasi/distribusi barang, Verlengstuk sebagai bangunan dalam lini II, namun statusnya lini I. Enterpot sebagai bangunan di luar pelabuhan, namun statusnya sebagai lini I.b. Penggunaan Gudang umum Gudang khusus sebagai penyimpanan barang-barang berbahaya Gudang CFS sebagai stuffing/stripping)

2. Lapangan PenumpukanLapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.

3. TerminalTerminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan bongkar/muat barang atau petikemas maupun kegiatan naik/turun penumpang di dalam pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal konvensional.

4. JalanJalan yang dimaksud adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.

2.3 Klasifikasi PelabuhanPelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut tinjauannya, yaitu dari :2.3.3 Ditinjau dari penyelenggaraannya Pelabuhan UmumPelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang di dirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk mengelola pelabuhan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut dalah : PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang. Pelabuhan KhususPelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah pelabuhan Langsa di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan pabrik alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayani import bahan baku bauksit dan exort alumunium ke daerah/negara lain.2.3.4 Di tinjau dari segi kegunaannya Pelabuhan IkanPada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar,karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,02,5 m dan panjang 812 m, digerakkan oleh motor. Kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4,05,5 m dan panjang 16-19 m digerakkan oleh motor. Ada pula kapal lebih besar dengan panjang mencapai 30-40 m. Pelabuhan ikan dibuat di sekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini harus di lengkapi dengan pasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar, dan juga tempat cukup luas untuk perawatan alat-alat penangkap ikan. Pelabuhan ikan Cilacap berada di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia dengan gelombang cukup besar. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang dibuat dengan mengeruk daerah daratan untuk digunakan sebagai perairan pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di daerah darat, akan dapat mengurangi panjang pemecah gelombang. Tetapi, dengan demikian dibutuhkan pengerukan yang lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tetra pod. Biaya pembuatan pemecah gelombang di laut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah gelombang ini hanya berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan) sehingga bisa lebih pendek dan murah. Pelabuhan ini direncanakan dapat menampung 250 kapal dengan ukuran kapal maksimum 40 GRT, dengan dimensi panjang 30 m, lebar 5 m dan draft maksimum 2,3 m. Produksi ikan yang diharapkan adalah 36 ton/hari. Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah kantor pelabuhan, kantor syah bandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minyak pabrik es, tempat pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempat penjemuran ikan dan perawatan jala.

Pelabuhan BarangPelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasil produksinya seperti baja, alumunium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya. Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan milik pabrik alumunium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga mempunyai pelabuhan sendiri.

Pelabuhan MinyakUntuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa. Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalu lintas diatas jembatan tidak terganggu. Tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan pipa-pipa. Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk memebersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan tidak panjang, maka pada ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder atau pelampung pengikat agar kapal tidak bergerak. Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal tangker membuang sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan menggunakan pipa bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke pelabuhan.. Pelabuhan PenumpangPelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga.

Pelabuhan CampuranPada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak

Pelabuhan MiliterPelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus se-efisien mungkin, sedang pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.

2.3.5Di Tinjau dari Segi Geografisnya Pelabuhan Alam Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilacap dan Pulau Nusa Kambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak,New York, San Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari). Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada waktu surut air tersebut akan keluar ke laut. Karena volume air yang dikeluarkan sangat besar maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut. Untuk pasang surut tipe diperiode air pasang dan surut masing-masing adalah sekitar 12 jam. Sedang diperiode tipe semi adalah 6 jam. Karena adanya pasang surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup besar, baik pada waktu air pasang maupun surut, sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk kedaerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar.

Pelabuhan Buatan Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bagunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar kepantai terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah pelabuhan Tanjung priok, Tanjung Mas dsb

Pelabuhan Semi Alam Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 PembahasanPelabuhan Jangkar merupakan pelabuhan penumpang yang terletak di Kabupaten Situbondo (Lihat 3.1). Hingga saat ini pelabuhan Jangkar masih tergolong pelabuhan tradisional. Pelabuhan Jangkar terletak di kecamatan Asembagus, 35 Km arah timur kota Situbondo. Disekitar pelabuhan, pengunjung yang datang bisa menikmati waktu dengan memancing, berjalan di pantai, berenang atau melakukan pelayaran dari Situbondo ke Kalianger, Madura.

Gambar 3.1. Pelabuhan JangkarDermaga di Pelabuhan Jangkar berada pada kondisi gelombang air yang cukup dapat ditoleransi besarannya. Sehingga tidak diperlukan prasarana Break Water sebagai pelindung kapal sewaktu membuang sauh. Tentu hal ini mempengaruhi pelayanan penyeberangan di pelabuhan misalnya kapal dapat merapat ke dermaga tanpa kesulitan sehingga dapat mempercepat proses bongkar-muat penumpang, barang, maupun kendaraan. (Lihat gambar 3.2)Fasilitas pokok lain terdapat beberapa kerusakan, misalnya papan-papan kayu pada Dolphin atau tempat sandar kapal sebagian telah hilang atau rusak serta sebagian tepi Trestle atau jalan dermaga mengalami kerusakan ringan. Dikhawatirkan kerusakan-kerusakan tersebut dapat menghambat saat bongkar-muat kapal dilakukan.

Gambar 3.2. Dermaga Pelabuhan JangkarKenyamanan penumpang sangat perlu diperhatikan, perawatan fasilitas kenyamanan seperti toilet, tempat tunggu penumpang maupun bangunan penunjang sehingga tidak dibiarkan rusak. Selain itu perlu juga ditambah fasilitas-fasilitas lain seperti jembatan timbang, areal pengembangan pelabuhan, telepon umum, dan hydrant (fasilitas pemadam kebakaran). Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan.Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Jangkar yaitu KMP Dharma Kartika mempunyai fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap dan memadai terutama fasilitas-fasilitas penolong pada kondisi darurat seperti sekoci, rompi penolong, dan alat pemadam jinjing yang kesemuanya dalam kondisi baik dan siap digunakan sewaktu-waktu. Namun usia dari armada kapal ini relatif tua mengingat kapal ini diproduksi pada tahun 1986. (gambar 3.3)

Gambar 3.3. Kapal Penumpang Dharma KartikaAksesibilitas Pelabuhan Jangkar cukup mudah dijangkau karena lokasi pelabuhan hanya berada lebih kurang 3,5 km di sebelah utara jalan utama. Jalan menuju lokasi pelabuhan juga cukup baik dengan jenis jalan aspal yang cukup lebar. Bagi para penumpang yang tidak membawa kendaraan sendiri bisa menggunakan alat transportasi tradisional seperti becak kayuh, becak motor, dan dokar untuk dapat menuju atau meninggalkan lokasi pelabuhan.Petugas atau tenaga operasional Pelabuhan Jangkar berjumlah 11 orang. Akan tetapi tidak semua petugas tersebut mempunyai latar belakang pendidikan ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan). Yang mempunyai latar belakang pendidikan maupun kursus ASDP hanya 4 orang, sedangkan 7 orang lainnya tidak memiliki pendidikan kepelabuhanan. Oleh karena itu perlu adanya program pengikutsertaan diklat pengelolaan pelabuhan penyeberangan di Palembang bagi tenaga-tenaga operasional yang tidak memiliki pendidikan kepelabuhanan.Beberapa peraturan yang tetapkan oleh pemerintah Situbondo nomor 26 tahun 2009 sebagai berikut:1. UPTD Pelabuhan Jangkar berkedudukan sebagai pelaksana operasional teknis dalam bidang penyelenggaraan pelabuhan.2. UPTD Pelabuhan Jangkar dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.3. UPTD Pelabuhan Jangkar sebagaimana dimaksud mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan kewenangan di bidang kepelabuhanan.Sedangkan UPTD Pelabuhan Jangkar sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut.a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kepelabuhan.b. Pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan jasa kepelabuhan, lalu lintas angkutan laut, keselamatan pelayaran dan pemeliharaan fasilitas kepelabuhan.c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian dan ketatausahaan.

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanPelabuhan Jangkar merupakan pelabuhan utama penumpang yang ada di Situbondo. Fasilitas pokok pelabuhan terdapat dermaga tanpa ada Breakwater yang dimiliki. Kemungkinan, gelombang yang terjadi bisa ditoleransi untuk kapal bersandar, sehingga tidak perlu dibangun Breakwater. Pelabuhan Jangkar mengoperasikan satu kapal jenisroll on-roll off(ro-ro)berkapasitas 250 penumpang. Kapal berangkat lima kali dalam sepekan pada hari Senin, Rabu, Kamis, Sabtu, dan Ahad. Kapal ini hanya melayani pelayaran ke Kalianget, Sumenep.Fasilitas penunjang, misalkan jalan/lintasan yang diperuntukkan kendaraan maupun jalan kaki masih ditemukan kerusakan dibeberapa titik. Sedangkan pada terminal, tempat tunggu penumpang, toilet juga tidak berfungsi dengan baik, sehingga mengurangi kenyamanan penumpang.

4.2 SaranPerlu disampaikan bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan bertujuan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan kepelabuhanan. Jika tidak ada fasilitas-fasilitas tersebut, tentu akan berpengaruh pada sektor industri maupun sektor ekonomi. Fasilitas-fasilitas ini juga memerlukan perawatan maupun perbaikan, tidak hanya tugas pemerintah saja namun juga peran penumpang sebagai pengguna, sehingga kenyamanan akan dapat diperoleh.

DAFTAR PUSTAKAGhufroni , Alfian Zaki. (2012). Analisis kinerja pelayanan dan tanggapan penumpang terhadap pelayanan pelabuhan penyeberangan jangkar di Kabupaten Situbondo [Online], 8 halaman. Tersedia: http://karya ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/24866 [ 22 November 2014 ].Keputusan Menteri Nomor 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan. 2004. Jakarta: Departemen Perhubungan Republik Indonesia.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan. 2001. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.Boediman, Abank. (2011). Pelabuhan Jangkar. [Online]. Tersedia: http://situbondoinfo.blogspot.com/2011/06/pelabuhan-jangkar.html . Html [22 November 2014].

16