Pediatric Airway Management

12
Merupakan bagian penting, alat dan teknik untuk mengatasi masalah airway yang digunakan pada anak besar dan remaja tidak berbeda dengan yang dilakukan pada dewasa. Tetapi tidak dapat dikatakan sama pada anak kecil (<3 tahun) dan bayi (<1 tahun), terutama berhubungan dengan 2 faktor : anatomi airway pada usia ini yang berbeda dengan bentuk anatomi pda dewasa, dan beberapa alat yang digunakan tidak sesuai untuk ukuran pediatric (misalnya combitube). Diskusi dibatasi pada alat yang sesuai untuk anak-anak dan fakta yang berhasil pada penggunaan alat tersebut pada anak. Prosedur teknik ini harus dilakukan dengan benar dan penting jika seseorang akan melakukan tindakan emergency airway pediatric. Diskusi dibawah ini menjelaskan tentang penggunaan berbagai modalitas airway pada anak, dengan penggunaannya yang sesuai dengan usia anak-anak. Teknik yang digunakan pada Anak-anak Bag Mask Ventilation dan Endotrakkeal Intubasi Berdasarkan bab 5 mengenai deskipsi yang mendetail dari bag mask ventilation (BMV) dan endotrakteal intubasi. Seperti pada dewasa, oral dan nasopharyngeal airways merupakan komponen penting pada BMV, terutama pada anak kecil dimana lidah relative lebih besar dalam hubungannya dengan kapasitas volume oral. Direkomendasikan dan rasional untuk penggunaan peralatan spesifik (bilah yang lengkung atau yang lurus, cuffed vs tuba uncuffes) yang digambarkan pada bab 20. Penggunaan ukuran alat yang sesuai pada managemen pediatric airway penting dapat berhasil, jika dikerjakan oleh tangan yang ahli. Teknik penggunaan BMV juga penting pada pasien pediatric karena merupakan indikasi untuk melakukan intervensi yang selalu berhubungan dengan gangguan pernapasan, dan anak yang kelihatan menjadi hipoksik. Sebagai tambahan, pasien pediatric cepat mengalami desaturasi oxyhemoglobin (lihat bab 20), yang berarti bahwa penggunaan BMV dengan tekanan krikoid (Sellick’s maneuver) sering digunakan selama preoksigenasi dan fase paralisis pada rapid sequence intubation (RSI). BMV pediatric

description

az

Transcript of Pediatric Airway Management

Page 1: Pediatric Airway Management

Merupakan bagian penting, alat dan teknik untuk mengatasi masalah airway yang digunakan pada anak besar dan remaja tidak berbeda dengan yang dilakukan pada dewasa. Tetapi tidak dapat dikatakan sama pada anak kecil (<3 tahun) dan bayi (<1 tahun), terutama berhubungan dengan 2 faktor : anatomi airway pada usia ini yang berbeda dengan bentuk anatomi pda dewasa, dan beberapa alat yang digunakan tidak sesuai untuk ukuran pediatric (misalnya combitube). Diskusi dibatasi pada alat yang sesuai untuk anak-anak dan fakta yang berhasil pada penggunaan alat tersebut pada anak.

Prosedur teknik ini harus dilakukan dengan benar dan penting jika seseorang akan melakukan tindakan emergency airway pediatric. Diskusi dibawah ini menjelaskan tentang penggunaan berbagai modalitas airway pada anak, dengan penggunaannya yang sesuai dengan usia anak-anak.

Teknik yang digunakan pada Anak-anak

Bag Mask Ventilation dan Endotrakkeal Intubasi

Berdasarkan bab 5 mengenai deskipsi yang mendetail dari bag mask ventilation (BMV) dan endotrakteal intubasi. Seperti pada dewasa, oral dan nasopharyngeal airways merupakan komponen penting pada BMV, terutama pada anak kecil dimana lidah relative lebih besar dalam hubungannya dengan kapasitas volume oral. Direkomendasikan dan rasional untuk penggunaan peralatan spesifik (bilah yang lengkung atau yang lurus, cuffed vs tuba uncuffes) yang digambarkan pada bab 20. Penggunaan ukuran alat yang sesuai pada managemen pediatric airway penting dapat berhasil, jika dikerjakan oleh tangan yang ahli. Teknik penggunaan BMV juga penting pada pasien pediatric karena merupakan indikasi untuk melakukan intervensi yang selalu berhubungan dengan gangguan pernapasan, dan anak yang kelihatan menjadi hipoksik. Sebagai tambahan, pasien pediatric cepat mengalami desaturasi oxyhemoglobin (lihat bab 20), yang berarti bahwa penggunaan BMV dengan tekanan krikoid (Sellick’s maneuver) sering digunakan selama preoksigenasi dan fase paralisis pada rapid sequence intubation (RSI). BMV pediatric memiliki tidal volume yang kecil, frekuensi yang tinggi dan ukuran yang spesifik. Airway pada pediatric behubungan dengan ventilasi tekanan positif, terutama jika muncul obstruksi airway bagian atas (lihat Bab 20).

Tips Keberhasilan BMV dan Intubasi endotrakeal pada infant dan anak-anakMeskipun BMV pada anak-anak mempunyai tingkat kesalahan yang jarang, tetapi hal ini harus dilakukan dengan benar : masker harus melekat dengan adekuat, airway terbuka, dan frekuensi dan volume

Page 2: Pediatric Airway Management

ventilasi harus disesuaikan dengan usia pasien.dua kesalahan teknik yang sering muncul. Pertama, ada kecenderungan melakukan penekanan yang terlalu kuat terhadap peletakan masker, sehingga leher menjadi fleksi dan airway bagian atas terjadi obstruksi. Kedua, adanya kecenderungan melakukan pemompaan bag secara berlebihan.

a. PosisiAnak mempunyai oksiput yang lebih besar dibandingkan dewasa.dalam posisi supine, oksiput tidak terjaga, pasien rileks mungkina akan mengalami fleksi pada kepala dan leher dan hasilnya akan menjadi obstruksi pada airway. Posisi pasien adalah kunci untuk mencegah terjadinya obstruksi dan mempersiapkan axis aligment yang optimal dari airway (lihat bab 20). Axis aligment yang optimal dari laryngeal, pharingeal dan oral pada dewasa biasanya membutuhkan elevasi dari oksiput untuk memfleksikan leher pada torso dan mempertahankan kepala pada sendi atlanto-oksipital. Karena ukuran yang relative besar dari oksiput pada anak kecil, elevasi dari oksiput biasanya tidak diperlukan, dan ekstensi dari kepala mungkin malah menyebabkan terjadinya obstruksi. Sedikit penempatan sendi atlanto-oksipital ke anterior dalam keadaan ini diperlukan (misalnya mengangkat dagu untuk membuat sniffing position). Pada bayi kecil, elevasi dari bahu dengan menggunakan handuk mungkin diperlukan untuk mengatasi efek dari oksiput yang besar yang akan menyebabkan kepala menjadi fleksi ke depan dada. Sebagai ketentuan umum, pada posisi yang benar canal auditori ekternal seharusnya berada di anterior dari bahu. Apakah posisi ini akan diberi bantalan pada oksiput (anak besar/dewasa), pada bahu (bayi kecil), atau tidak diberi bantalan (anak kecil)(gambar 21-1A) dapat menggunakan aturan dari ibu jari. Ini hanya sekedar petunjuk, dan pada setiap pasien berbeda. Percobaan cepat untuk menentukan posisi yang optimal mungkin dapat dipergunakan. Gambar 21-1B mengambarkan posisi yang sering digunakan pada intubasi pada anak kecil, yang disebut juga sniffing position, dan bagaimana ini dapat dicapai pada ukuran anak ini.

b. BMVSelalu ditempatkan pada oral airway dalam keadaan penurunan kesadaran pada anak sebelum ventilasi dengan bag dan masker karena lidah anak relative besar daripada ukuran oroparing dan lebih prone untuk terjadi obstruksi airway bagian atas. Posisi yang digambarkan pada paragraph sebelumnya biasanya digunakan dengan menggunakan 1 tangan, teknik C-grip. Ibu jari dan keempat jari lainnya diletakkan dan memegang masker dari tulang hidung sampai pada ujung dagu, menjauhi mata. Tonjolan pada dagu diangkat dengan jari lainnya, diletakkan kepala dengan sedikit ekstensi untuk membuat sniffing position. Tetap dijaga untuk tidak memberikan tekanan pada anterior airway untuk mencegah menjadi kolaps dan obtruksi pada trakea.

Page 3: Pediatric Airway Management

Selanjutnya elevasi pada mandibula dengan 1 atau 2 tangan seperti jawtrust maneuver hanya bisa membuat airway menjadi paten. Irama pemompaan bag dapat dilakukan dengan mneumonic “remas, lepas, lepas”, yang akan memberikan waktu yang adekuat untuk ekshalasi selama siklus. Jika ventilasi tidak dapat segera diberikan dengan maneuver ini, posisi seharusnya dinilai kembali dan alat nasoparingeal airway diletakkan untuk mendukung oroparingeal airway.

c. Intubasi EndotrakealDilakukan dengan posisi yang optimal, manipulasi eksternal dari

airway (misalnya BURP maneuver, lihat Bab 5) mungkin akan meningkatkan visualisasi dari glottis. Hal ini mungkin akan membantu pada anak kecil yang mempunyai masalah anterior airway dan pasien trauma yang tidak bisa dibuat posisi yang optimal.

d. BMV dan Penekanan KrikoidPenelitian pada anak menunjukkan bahwa penekanan krikoid tidak

hanya mencegah terjadinya regurgitasi pasif, tetapi juga mencegah terjadinya insuflasi gastric, saat dilakukan dengan tekanan ventilasi yang lebih besar dari 40 cmH2O. hal ini khususnya penting pada bayi, dimana mempunyai distensi gastric yang lebih besar akibat ventilasi dan meningkatkan terjadinya resiko aspirasi.

e. Valve pop-off (dikenal juga dengan relief tekanan positif): baik dan buruk

Valva pop-off didisain untuk mencegah risiko barotrauma yang terjadi pada airway bagian bawah. Valve ini disatukan dalam bag resusitasi pada bayi dan anak oleh kebanyakan pabrik pembuatnya. Pada level tertentu, dengan pembukaan valve, mencapai tekanan puncak yang dapat dialiri, biasanya 35 sampai 45 cmH2O, tergantung pabrik pembuatnya. Bag masker yang dipack oleh pabriknya disertakan valve yang siap digunakan, dengan mengurangi risiko barotrauma dengan memberikan pangatur ventilasi. Meskipun demikian, obstruksi airway bagian ats di wajah, meningkatkan resistensi airway, atau menurunkan kompliens paru, mungkin disebabkan oleh tekanan yang tinggi. Pada situasi seperti ini, operator harus tidak menggunakan valve ini. Dengan beberapa alat, ini harus dilakukan dengan manual, meskipun beberapa pabrik menyediakan built-in yang tidak memfungsikan relief valve tekanan positif.

Sebagai tambahan pada valve pop-off, beberapa pabrik menyambungkan sisi manometer ke bag sehingga dapat memonitor tekanan airway puncak yang sesuai dengan bentuk BMV. Kebocoran pada manometer mungkin akan mengganggu dalam memberikan airway yang cukup untuk mengetahui efek pertukaran gas yang adekuat.

Bila terjadi masalah dalam pemberian BMV menjadi tidak adekuat ulangi lagi pemeriksaa pada masker dan menilai airway yang paten,tes

Page 4: Pediatric Airway Management

kebocoran yang terjadi pada valve pop-off akan terdeteksi dengan cepat sebelum dilakukan BMV, dan tes ini juga untuk mengetahui kebocoran pada sisi manometer. Tes kebocoran ini dilakukan dengan melepaskan masker dari BMV, termasuk masker yang digunakan dengan satu tangan dan pemompaan bag dengan tangan yang lain. Jika pemompaan pada bag terasa kencang, tidak ada udara yang keluar atau bocor, berarti alat dalam kondisi baik. Jika bag tidak terasa kencang, ada gas yang keluar dari system, paling sering terjadi pada valve pop-off atau sisi manometer, meskipun ada penyebab kebocoran yang lain yang mungkin ada. Besarnya kebocoran dari pembukaan sisi manometer dapat diketahui dengan cepat pada pemompaan bag yang dilawan dengan pembukaan valve pop-off, dimana pada satu kali pemompaan menghasilkan tekanan lebih dari 35-40 cm H2O. Volume gas yang keluar bervariasi tergantung ukuran kebocorannya. Tes ini juga berguna sebagai skrening terjadi kebocoran dan tidak berfungsinya bag untuk dewasa. Setelah hasil tes negative (misalnya bag terasa kencang dengan pemompaan), termasuk sisi yang menggunakan telapak tangan seharusnya dilepaskan, dan bag dipompa untuk memastika adanya gas yang keluar dari valve.

Laringeal Mask Airway (LMA)

Laryngeal mask Airway (LMA) adalah alat yang aman dan efektif dalam manajemen airway untuk anak-anak selama anstesi umum dan alat yang dianjurkan dalam teknik penyelamatan pada kegagalan airway pada anak dan bayi. Pemakaian LMA pada anak memerluakan beberapa latihan tetapi ini merupakan keterampilan yang lebih mudah untuk dipelajari, terutama bila dipakai dengan ukuran yang sesuai. LMA juga berhasil digunakan pada penanganan airway yang sulit pada anak dan seharusnya menjadi alat alternative untuk manajemen emergensi airway ada pasien anak. Seperti pada dewasa, intubasi yang sulit pada anak juga digunakan kombinasi LMA dengan alat yang berfungsi sebagai bronkoskopi.

LMA mempunyai beberapa komplikasi, khususnya yang sering terjadi pada bayi yang kecil, termasuk obstruksi airway parsial pada epiglottis, hilangnya kekuatan balon LMA dengan pergerakan pasien, dan kebocoran udara dengan pemberian ventilasi tekanan positif. Untuk menghindari terjadinya obstruksi pada epiglotis yang terjadi pada bayi dan anak yang kecil, beberapa penulis menyarankan menggunakan teknik penggunaan LMA yang rasionala yaitu dengan meletakkan LMA melalui cavum oris secara upside-down dan kemudian diputar 180 derajat lalu dimasukkan ke hipopharing. Kontraindikasi penggunaan LMA pada pasien anak atau dewasa adalah yang mempunyai reflex perlindungan airway yang masih intak, dan oleh karena itu, LMA tidak digunakan untuk manajemen airway pada pasien yang sadar kecuali pasien mendapatkan sedasi yang adekuat dan penggunaan anestesi topical. LMA juga dikontraindikasikan bila

Page 5: Pediatric Airway Management

terjadi aspirasi benda asing atau dicurigai terjadi aspirasi benda asing karena hal itu mungkin akan memperburuk kondisi pasien dan akan terjadi kegagalan pemberian yang adekuat ventiasi dan oksigenasi karena adanya obstruksi di distal LMA. LMA memiliki berbagai ukuran yang dapat digunakan pada anak dari bayi sampai remaja (lihat bab 10).

Needle Cricothyrotomy

Meskipun sering dijelaskan pada setiap bab dalam buku teks, atikel, atau lecture pada menejemen airway pediatric mengarahkan kepada penggunaan teknik needle cricothyrotomy yang direkomendasikan sebagai prosedur terakhir untuk tindakan penyelamatan, tetapi hanya sedikit literature yang mengdukung penggunaan teknik tersebut dan yang aman. Ada beberapa ahli yang menuliskan tentang pengalaman mereka dengan menggunakan teknik needle cricothyrotomy pada manusia. Alat-alat yang baru, seperti LMA dan lainnya, mungkin akan menurunkan penggunaan teknik needle cricothyrotomy, tetapi walaupun demikian setiap klinisi yang bekerja menangani emergensi pediatric sebagai bagian pekerjaan mereka harus familiar dengan penggunaan prosedur ini dan harus mengetahui indikasinya, dan peralatan yang digunakan untuk teknik ini harus siap untuk digunakan dan mudah dijangkau di departemen emergensi.

Needle crocithyrotomy diindikasikan sebagai alat life-saving, sebagai prosedur terakhir yang digunakan pada anak kecil kurang dari 8-10 tahun yang ditemui adanya keadaan atau mengarah kepada keadaan “can’t intubate, can’t ventilate” dan yang mengalami obstruksi diproksimal sampai pada pembukaan glottis. Indikasi klasik adalah terjadinya epiglotitis yang dimana BMV dan intubasi gagal dilakukan (meskipun kegagalan yang sebenarnya pada BMV jarang terjadi pada epiglotitis,dan kegagalan yang sering terjadi adalah kesalahan penggunaan teknik needle cricothyrotomy dibandingkan obstruksi yang sebenarnya timbul). Indikasi yang lain adalah termasuk trauma wajah, angiderma dan kondisi yang lain yang mengganggu pembukaan glottis. Needle cricothyrotomy jarang berhasil pada pasien dengan aspirasi benda asing yang tidak dapat terlihat dengan direct laryngoscopy karena sumbatan benda asing berada di airway bagian bawah. Ini juga menjadi pertanyaan pada pasien yang mengalami croup akibat obstruksi di subglotis. Pada pasien ini, obstruksi dapat diatasi dengan penggunaan ETT ke dalam trachea dengan stylet, dibandingkan secara blind dengan needle cricothyrotomy.

Needle yang dipasarkan juga dapat digunakan untuk needle cricothyrotomy perkutaneus (table 21-1). Perlengkapan yang sederhana, yang apat digunaka pada bayi, seperti dibawah ini :

Page 6: Pediatric Airway Management

Jarum dan kateter yang berukuran 14

ETT berukuran 3,0 mm

Syringe ukuran 3 ml atau 5 ml

Hal ini didukung dengan persiapan peralatan yang baik, diletakkan dalam bag yang bening, bag yang tertutup rapat, dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau di area resusitasi.

Prosedur

Anak dibaringkan diatas tempat tidur dengan posisi terlentang dengan kepala diekstensikan dan bahu diganjal dengan handuk. Dilakukan penekanan trachea ke anterior dan ini dapat dengan mudah dipalpasi dan dilakukan stabilisasi dengan 2 jari pada satu tangan. Kunci keberhasilan teknik ini adalah imobilisasi trachea sesuai dengan prosedur. Penjelasan tersebut sesuai dengan yang dijelaskan dari beberapa buku : “hati-hati melakukan palpasi pada membrane cicothyroid”. Kenyataannya, sulit dilakukan pada bayi dan ini tidak esensial. Sebagai tambahan, pada anak yang kecil, tidak mungkin dapat melakukan palpasi secara pasti membrane cricothyroid, sehingga yang sering dinilai proksimal trachea. Yang menjadi prioritas adalah bebasnya airway dan ketersediaan oksigen. Komplikasi dari memasukan kateter adalah masuknya kateter tidak ke trachea melalui membrane cricothyroid yang dikateahui kemudian. Perhatikan bahwa trkhea mempunyai vena yang besar, dan dilakukan kanula pada trachea dengan kateter kea rah caudal dengan sudut 30o. Udara diaspirasi untuk memastikan telah masuk ke trachea, dan kemudian dipisahkan kateter dengan jarumnya dengan gentle, jarumnya dilepaskan. Sambungkan ETT 3,0 mm dengan kateternya dan mulai dilakukan ventilasi dengan bag. Orang yang melakukan tindakan tersebut akan memperhatikan resistensi yang berlebihan dalam melakukan bagging. Hal ini normal dan berhubungan dengan diameter yang kecil dari kateter dan akan terjadi turbulensi dengan memberikan ventilasi melalui kateter tersebut. Hal ini tidak umum terjadi bila terjadi kesalahan menempatkan kateter atau akibat sekunder kompliens paru yang jelek menuju terjadinya pneumothoraks. Ini akan membantu dalam memberikan ventilasi dengan BMV melalui kateter diperlukan pengalaman untuk dapat merasakan peningkatan resistensi yang signifikan. Pemberian tekanan melebihi valve pop-off; meskipun, itu seharusnya tidak berlaku dalam pemberian aliran gas melalui kateter. Jet ventilasi juga dianjurkan, walaupun pemberian yang ekstrem harus dilakukan secara hati-hati dan diperlukan latihan untuk mencegah terjadinya barotrauma. Jet ventilasi sebaiknya digunakan oleh orang yang sudah terbiasa melakukannya dan digunakan pada anak leih dari 5-6 tahun. Meskipun demikian, pada usia

Page 7: Pediatric Airway Management

ini, jika saturasi oksigen adekuat dapat dipertahankan dengan teknik menggunakan bag seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat menggunakan jet ventilasi. Jika jet ventilasi digunakan, memerlukan ventilator yang memiliki system valve dengan pangaturan tekanan. Dimulai dengan tekanan yang rendah (20 psi), dan dititrasi untuk pengembangan dan pengempisan dinding dada yang adekuat dan saturasi oksigen, menggunakan ventilasi yang penuh sambil mengamati gerakan dinding dada, diikuti oleh pengamatan waktu ekshalasi dengan melihat penurunan dinding dada. Kontraindikasi penggunaan teknik ventilasi dengan needle perkutaneus pada pasien dengan obstruksi jalan napas atas total.

Teknik yang digunakan pada Remaja dan Dewasa

Blind Nasotracheal Intubation

Penggunaan intubasi nasotracheal pada anak tidak dianjurkan dan dikontraindikasikan. Rekomendasi ini berdasarkan bukti bahwa aksis sudut tajam nasopharyng dan pharyngotracheal pada anak menjadi alasan yang rasional untuk menilai keberhasilan teknik ini jika dilakukan dengan blind. Alas an yang kedua pada anak akan meningtkan risiko perdarahan akibat banyaknya pembuluh darah dan lunaknya jaringan adenoid. Teknik yang menggunakan penglihatan secara langsung, sering digunakan pada bayi kecil dan anak dengan manajemen ventilator yang lama di ICU. Penggunaan penglihatan secara langsung dengan laringoskopi dan ETT ke dalam oro dan hipopharyng, penempatan pada trachea menggunakan forcep Magill. Walaupun demikian, teknik ini tidak membantu dalam manajemen emegensi airway. Secara umum, teknik intubasi dengan blind nasotracheal, sama yang dijelaskan untuk pasien dewasa pada bab 9, dan telah digunakan, jika ada kasusnya, merupakan indikasi utama dilakukannya teknik ini pada manajemen emergensi pediatric airway, dan beberapa kasus, tidak direkomendasikan untuk pasien anak kurang dari 10 tahun.

Combitube

Combitube merupakan alat yang baik, mudah digunakan untuk penanganan airway dan dapat digunakan untuk pasien dengan tinggi lebih dari 48 inchi, sehingga penggunaannya terbatas untuk manajemen emergensi pediatric airway. Penggunaan Combitube telah dijelaskan pada bab 10.

Surgical Cricothyrotomy

Membrane cricothyroid pada bayi kecil dan anak memiliki perkembanga yang minimal (gambar 21-2). Mengidentifikasi membrane

Page 8: Pediatric Airway Management

ini secara pasti sangatlah sulit, meskipun dalam kondisi yang tidak krisis. Keberhasilan yang kecil, ditambah lagi dengan adanya antisipasi yang tinggi terhadap komplikasi yang muncul dengan penggunaan teknik ini dalam kasus emergensi, membuat teknik ini dikontraindikasikan penggunaannya pada bayi dan anak yang kecil. Pembedahan atau pemotongan cricothyroid berdasarkan cricothyrotomy tidak digunakan pada anak kurang dari 10 tahun, kecuali pada kondisi tertentu. Pada anak yang kurang dari 10 tahun, direkomendasikan penggunaan needle cricothyrotomy dengan BMV. Seperti pada pasien dewasa, pada remaja lebih mudah menilai dan mengidentifikasi secara anatomi, dan meskipun demikian, cricothyrotomy mempunyai alasan yang rasional sebagai teknik yang dapat digunakan pada penanganan airway pada usia pasien ini. Alat crycothyrotomy yang dipasarkan (Peditrake) tidak menunjukkan keberhasilan atau bahkan aman. Box 21-1 berisi ringkasan rekomendasi untuk prosedur penanganan airway secara invasive pada anak.

FAKTA

1. Apakah needle crycothyrotomy dengan BMV pada anak untuk oksigenasi dan ventilasi akan mencegah terjadinya hipoksia dan hiperkarbia ? Fakta mengenai needle crycothyrotomy pada anak berdasarkan penelitian pada hewan yang dilakukan oleh Cote dan kawan-kawan menggunakan model anjing dengan berat 30 kg. Cote menggunakan model anjing dengan asumsi bahwa model tersebut sama dengan anak usia 9-10 tahun diberikan oksigenasi melalui kateter ukuran 12 dan ETT ukuran 3,0 dengan bag kuarang dari 1 jam (durasi dalam studi). Peningkatan PCO2 dicatat, tetapi hal ini tidak dipercaya karena anak normal dapat mentoleransi hiperkarbia dengan derajat ringan.

Dari penelitian secara retrospektif yang dilakukan pada pasien dewasa sebanyak 48 pasien yang telah berhasil diberi oksigenasi dan ventilasi dengan menggunakan ventilasi transtrakheal melalui kateter intratrakheal ukuran 13 selama 360 menit. Transtrakheal jet ventilation (TTJV) digunakan terutama pada 47 pasien, meskipun 6 pasien menggunakan bagging konvensional sebelumnya sampai kemudian dipasang TTJV. Selama dilakukan transtracheal ventilasi secara manual, setiap pasien menunjukkan peningkatan PaCO2 pada analisa gas darah tetapi PaO2 mencapai lebih dari 100 mmHg.

2. LMA seharusnya digunakan sebagai alat penyelamatan dan alat airway alternative dalam manajemen emergensi pediatric.

Kebanyakan literature menjelaskan penggunaan LMA pada anak berdasarkan pengalaman anestesi di ruang operasi. Meskipun demikian, sedikit infomasi tentang penggunaan LMA pada keadaan emergensi.

Page 9: Pediatric Airway Management

Walaupun begitu, penelitian observasional yang dilakukan Lopez-Gil dan kawan-kawan dijelaskan bahwa keterampilan pemasangan LMA dapat dengan cepat dipelajari oleh residen anestesi dengan komplikasi yang rendah. Kasus yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan LMA pada pasien anak dengan kesulitan airway, termasuk pasien dengan retrognathia berat yang diisolasi, sindroma Dandy-Walker, dan sindroma Pierre Robin.

Pada penetilian secara prosfektif terjadi peningkatan insiden obstruksi airway, tekanan ventilasi yang tinggi, kebocoran udara pada inspirasi yang besar, dan komplikasi yang lain yang muncul pada anak kecil (dengan BB<10 kg) dengan LMA dibandingkan pada anak yang lebih besar. Penulis lain merekomendasikan memperhatikan secara hati-hati risiko dan keuntungan penggunaan LMA pada anak yang kecil dengan paralisis dan ventilasi tekanan positif. Yang penting, keberhasilan penggunaan LMA pada penelitian ini digunakan pada operasi elektif selama ventilasi yang lama meningkat sekitar 98%. Meskipun demikian, orang yang menangani masalah airway harus berhati-hati terhadap potensial komplikasi, penelitian ini tidak bersifat umum untuk keadaan emergensi dan seharusnya alat ini tidak digunakan untuk penanganan airway pada bayi atau anak yang kecil dengan kegagalan airway, atau direncanakan penggunaannya untuk anak yang kecil atau bayi yang diidentifikasi mengalami kesulitan airway. Pada situasi yang mengalami kegagalan airway, LMA mungkin digunakan untuk sebagai life-saving, untuk dapat memberikan oksigenasi dan ventilasi yang efektif sampai dapat diberikan penanganan airway yang definitive.