Airway and Ventilatory Management

30
AIRWAY AND VENTLATORY MANAGEMENT Muh.Ramli TUJUAN: 1. Mampu mengenali dan membebaskan sumbatan jalan napas. 2.Mampu memelihara jalan napas tetap bebas dan memberikan pernapasan buatan 3. Mampu mengelola jalan napas dengan alat bantu dan memberikan pernapasan buatan dengan alat 4. Mampu melakukan cricothyrotomy PENGANTAR: Apa itu jalan napas Apa gunanya jalan napas Mengapa jalan napas harus bebas Mengapa jalan napas tergangu. Bagaimana tahu jalan terganggu.. Bagaimnan agar jalan napas bebas.. MEMAHAMI - Anatomi jalan napas - Hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan jalan napas. - Kegunaan jalan napas. PENERAPAN KLINIK. - Mengenal penderita dengan gangguan jalan napas - Melakukan upaya mengatasi gangguan jalan napas JALAN NAPAS : Salah satu komponen agar oksigen dapat bermanfaat untuk sel tubuh. TUJUAN PENGELOLAAN GANGGUAN PADA JALAN NAPAS. 1

description

kk

Transcript of Airway and Ventilatory Management

PENGELOLAAN GANGGUAN PADA

AIRWAY AND VENTLATORY MANAGEMENT

Muh.Ramli

TUJUAN:

1. Mampu mengenali dan membebaskan sumbatan jalan napas.2. Mampu memelihara jalan napas tetap bebas dan memberikan pernapasan buatan

3. Mampu mengelola jalan napas dengan alat bantu dan memberikan pernapasan buatan dengan alat

4. Mampu melakukan cricothyrotomy

PENGANTAR:

Apa itu jalan napas

Apa gunanya jalan napas

Mengapa jalan napas harus bebas

Mengapa jalan napas tergangu.

Bagaimana tahu jalan terganggu..

Bagaimnan agar jalan napas bebas..

MEMAHAMI

Anatomi jalan napas

Hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan jalan napas.

Kegunaan jalan napas.

PENERAPAN KLINIK.

Mengenal penderita dengan gangguan jalan napas

Melakukan upaya mengatasi gangguan jalan napas

JALAN NAPAS :

Salah satu komponen agar oksigen dapat bermanfaat untuk sel tubuh.

TUJUAN PENGELOLAAN GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.

Jalan napas bebas dari sumbatan

Udara dapat keluar masuk tanpa hambatan.

SEBAB GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.

Benda asing yang masuk ke jalan napas

Jatuhnya pangkal lidah yang menutup jalan napas

Rusaknya jalan napas karena trauma

Tumor yang ada pada jalan napas..

TERTEKUK.

Gambar 1

TERSEDAK

Gambar 2BAGAIMANA MENGETAHUI GANGGUAN JALAN NAPAS:

Melihat gerak napas / pengembangan dada

Mendengar suara napas

Meraba aliran udara napas.

PENGELOLAAN GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.A. TANPA MENGGUNAKAN ALAT.1. MANIPULASI DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN.HEAD TILT.

Baringkan Korban terlentang

Letakkan : Telapak tangan menahan dahi korban ke belakang

Letakkan jari telunjuk dan jari tengah menahan dagu kedepan.

Evaluasi jalan napas.

Gambar 3.

Catatan hati-hati pada korban dengan dugaan cedera leher.

CHIN LIFTJari jari telunjukdan jari tengah diletakkan dibawah rahang.

Secara hati-hati dagu diangkat keatas untuk membawa kearah depan

Ibu jari tangan yang sama menekan bibir bawah untuk membuka mulut.

Ibu jari dapat juga diletakkan dibelakang gigi seri ( incisor )bawah.

Secara bersamaan dagu dengan hati-hati diangkat.

Gambar 4.

JAW THRUST.

Baringkan Korban terlentang.

Sudah dilakukan head tilt dan chin lift namun jalan napas belum bebas sempurna.

Dorong ramus vertikalis mandibula kiri dan kanan kedepan.

Sehingga barisan gigi bawah didepan barisan gigi atas.

Evaluasi jalan napas.

Gambar 5.2. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS DARI BENDA ASINGBENDA ASING CAIR.

Baringkan Korban ,terlentang atau miring.

Bila mungkin kepala lebih rendah.

Dengan sapuan jari tangan dan mempergunakan bahan yang dapat meresap cairan misalnya Kain, Kasa , kapas, tissue.

Memakai pipa , hisap dengan mulut.

Memakai pipa hisap dengan alat pengisap mekanik, elektrik.

Gambar. 6.

BENDA ASING PADAT

Baringkan korban terlentang

Buka mulutkorban

Terlihat benda asing padat segera ambil dengan sapuan jari atau menggunakan alat pengait / penjepit.

Benda asing dapat tidak terlihat , terletak jauh didalam dapat menyebabkan sumbatan total pada jalan napas.

Misalnya pada korban tersedak .

TERSEDAK ( CHOKING )

Pada korban tersedak sering dijumpai hal sebagai berikut:

Korban merasa tercekik..

Ada kaitan dengan makanan

Tidak dapat bicara, bernapas.

Muka sembab,biru.

Semula sadar kemudian tidas sadar..

PERTOLONGAN PADA TERSEDAK DAPAT DILAKUKAN SEBAGAI BERIKUT:

BACKBLOW / BACK SLAPS : dilakukan pada semua usia korban

BDOMINAL THRUST: Tidak dilakukan pada bayi, dewasa gemuk/ hamil..

CHEST THUST: dilakukan pada bayi, dewasa gemuk / hamil.

PERTOLONGAN TERSEDAK PADA ANAK > 8 TAHUN SEPERTI PADA DEWASA.

BACK BLOW / BACK SLAPS

KORBAN DEWASA SADAR.

TEHNIK PERTOLONGAN

Seraya korban masih sempoyongan.

Rangkul dari belakang

1. Lengan menahan tubuh

Lengan yang lain melalukan BACK- BLOW/ BACK SLAPS

Pertahankan korban jangna sampai tersungkur

Berikan pukulan / hentakan keras 5 KAL:I , dengan kepalan ( genggaman tangan ) .PADA TITIK SILANG GARIS IMAGINASI TULANG BELAKANG DAN GARIS ANTAR BELIKAT.

Usahakan benda asing dapat keluar..

BILA BELUM BERHASIL SECARA PELAN KORBAN AKAN MENGALAMI HIPOKSIA DAN JATUH TIDAK SADAR

SEGERA BARINGKAN KORBAN TERLENTANG

LAKUKAN ABDOMINAL THRUST.

Gambar 7.

ABDOMINAL THRUST

KORBAN BERDIRI / KORBAN DEWASA SADAR.

TEHNIK.

Rangkul korban yang sedang sempoyongan dengan kedua lengan dari belakang

Lakukan hentakan tarikan , 5 kali dengan menarik kedua lengan penolong bertumpuk pada kepalan kedua tangannya tepat DITITIK HENTAK YANG TERLETAK PADA PERTENGAHAN PUSAR DAN TITIK ULU HATI KORBAN.

Usahakan benda asing keluar

BILA BELUM BERHASIL SECAA PELAN_PELAN KORBAN AKAN MENGALAMI HIPOKSIA --- TIDAK SADAR.

Gambar 8ABDOMINAL THRUST

KORBAN TERBARING / KORBAN DEWASA TIDAK SADAR.

TEHNIKNYA.

Bila korban jatuh tidak sadar, segera baringkan terlentang

Penolong mengambil posisi seperti naik kuda diatas tubuh korban atau disamping korban sebatas pinggul korban.Lakukan hentakan mendorong 5 kali dengan menggunakan kedua lengan penolong bertumpu tepat diatas titik hentakan ( daerah epigastrium ).

Yakinkan benda asing sudah bergeser atau sudah keluardengan cara :

Lihat ke dalam milut korban, bila terlihat diambil

Bila tak terlihat, tiupkan napas mulut kemul;ut, sampil memperhatikan bila tiupan dapat masuk paru-paru ,Dada mengembang artinya, jalan napas telah terbuka

Sebaliknya bila tiupan tidak masuk artinya jalan napas masih tersumbat ,segera lakukan ABDOMINAL THRUST LAGI ,dan seterusnya

Gambar 9BILA TIDAK BERHASIL PIKIRKAN SIAPKAN/ LAKSANAKAN :

KRIKOTIROTOMI

DISUSUL TRAKEOSTOMI.

TERSEDAK PADA BAYI

TANDA-TANDA

Berkaitan dengan makanan / minum susu

Bayi rewel, merintih

Kesulitan bernapas.

Muka sembab.

TEHNIK PERTOLONGAN :

BACK BLOW /BACK SLAPS

CHEST THRUST

BERGANTIAN.

Telungkupkan bayi diatas 1 Lengan penolong, usahakan mulut bayi terbuka ditahan jari tengah penolongi

Bahu bayi ditahan ibu jari dan jari kelingking penolong

Tubuh bayi telungkup diatas lengan penolong.

Usakan bayi posisis telungkup dengan kepala lebih rendah.

LAKUKAN BACK BLOW / BACK SLAPS dengan memberikan hentakan halus 5 kali pada titik hentakan dengan menggunakan tumit telapak tangan..

SEGERA TERLENTANGKAN MENYILANG DIATAS KEDUA PAHA PENOLONG YAKINKAN BENDA ASING TELAH BERGESER DENGAN MELIHAT KEDALAM MULUT BAYI BILA TERLIHAT ----

AMBILSebaliknya bila tidak terlihat tiupkan NAPAS MULUT KE MULUT DAN HIDUNGBila tiupan tidak masuk paru-paru artinya benda asing tetap ditempat.

LAKUKAN CHEST THRUST 5 KALI dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah diatas TULANG DADA TEPAT 1 JARI DIBAWAH GARIS IMAGINASI ANTAR PUTTING SUSU.Periksa lagi, tiup lagi tidak masuk TENGKURAPKAN BACK BLOW / BACK SLAPS TERLENTANGKAN PERIKSA MULUT TIUP LAGI DST

Gambar 10.

CARA PENGELOLAAN JALAN NAPAS DENGAN ALAT BANTU.

Bila pengelolaan gangguan jalan napas tanpa menggunakan alat belum berhasil mencapai jalan napas bebas sempurna maka dapat digunakan Alat-a;at bantu jalan napas antara lain:

OROFARING

NASOFARING

INTUBASI ENDOTRAKEAL

KRIKOTIROTOMI

TRAKEOSTOMI.

TEHNIK MEMASANG ALAT BANTU PIPA OROFARING.

Melalui mulut hingga faring.

Hanya dipasang korban tidak sadar, dimana reflekss muntah tidak ada

Pilih ukuran yang tepar ( dari sudut mulut ke kanalis auditivus eksterna )

Baringkan korban terlentang buka mulut baringkan korban terlentang buka mulut masukkan PIPA ORO FARING dengan lengkung menghadap kelangit langit korban

Segera pipa orofaring diputar sehingga lengkungan menghadap kelidah , dorong pelan-pelan hingga seluruh PIPA OROFARING di dalam rongga mulut

Atur pangkal PIPA OROFARING yang keras terletak diantra kedua barisan gigi korban yang akan berfungsi sebagai penahan gigitan gigi

Evaluasi apakah jalan napas sudah bebas.

Gambar 11.

PEMASANGAN PIPA OROFARING PADA BAYI DENGAN BANTUAN SPATEL LIDAH

Masukkan pipa OROFARING dengan arah lengkung menghadap lidah langsung dibawah penglihatan ( AWAS LANGIT-LANGIT BAYI MASIH RAPUH.)

PEMASANGAN PIPA NASOFARING

Dapat digunakan pada korban pada korban sadar ataupuin tidak sadar.

Dipasang melalui lubang hidung hingga faring tidak dianjurkan pada korban cedera MUKA ( harus hati-hati )

Baringkan korban terlentang

Pilih ukuran yang cock untuk lubang hidung kiri atau kanan

Basahi dengan air atau pelicin

Masukkan pipa kelubang hidung

Sesuaikan pipa untuk lobang yang akan dimasukkan

Permukaan irisan ujung pipa mengarah septum septum nasi

Lengkung pipa selalu mengarah ke depan

Dorong hati-hati hingga seluruh pipa masuk rongga hidung.

Gambar 12.

INTUBASI ENDOTRAKEAL

ALAT :

Bantal tebal 10 12 cm

Laringoskop (, handle,blade,balon).

Stilet

Forsep Magil

Xilokain semprot.

Vasokonsriktor ( tetes untuk nasotraheal )

Plester

Pipa pengisap

Masker ,Bag O2

Tali pengikat.TEHNIK INTUBASI ORAOTRAKEAL MELALUI MULUT HINGGA TRAKEA

Baringkan korban terlentang

Pakaikan bantal setebal 10-12 cm ( tidak ada dugaan cedera leher)

Jelaskan pada korban yang sadar

Bila dimungkinkan preoksigenasi 100% O2

Alat pengisap lendir berfungsi baik

Monitoring fungsi vital ( EKG, pulse oxymeter bila ada)

Penolong pakai protektor ( bila ada )

Bila penderita sadar ditidurkan dengan obat pentotal atau dormicum

Semua perlengkapan telah dicek dan berfungsi

LARINGOSKOPI.

Buka blade, cek lampu harus terang dan putih.

Masukan blade menyusur lidah korban, hingga ujung blade dipangkal lidah korban

Geser blade ketengah, singkirkan lidah ke kiri

Ujung blade diorafaring, akan terlihat epiglotis

HANDLE diangkat

Usakan sumbu mulut, faring dan laring menjadi satu garis lurus.

Lihat pita suara.kalau perlu pengisapan lendir INTUBASI. Pegang handle dengan tangan kiri. pertahankan

Begitu pita suara terbuka

Masukkan pipa endottrakeal.

Kalau menggunakan stillet, stilet ditarik.

Pertahankan pipa endotrakeal pada tempatnya

Pasang pipa orafarings

Keluarkan blade, lepaskan dari hendelnya, bila digunkan lagi segera dibersihkan

Hubungkan pipa endotrakeal dengan oksigen 100%

Cek posisi dengan mendengan mendengarkan suara paru kanan sama dengan kiri.

Tiup balon pipa endotrakeal.

Plester pipa endotrakeal

Gambar 13INTUBASI NASOTRAKEAL

Intubasi nasotrakeal membutaa ( blind ) merupakan kontra indikasi pada penderita aspnea dan fraktur maksilofasial yang berat dan ada kecurigaan fraktur basis kranii

TEHNIK INTUBASI NASOTRAKEAL

-Syarat penderita harus napas spontan,ventilasi dan oksigenasi yang cukup.

-Apabila penderita sadar, semprot lubang hidung dengan lidokain spray

-Apabila dicurigai ada fraktur tulang leher minta asisten menjaga immobilisasi kepla dan leher secara manual

-Lumasi pipa nasotrakeal dengan gel anestika lokal dan masukkan pipa kedalam lubang hidung.

-Dorong pipa pelan-pelan tetapi pasti kedalam lobang hidung, kearah atas hidung ( untuk menghindari concha inferior yang besar ) dan kemudian kebelakang dan kebawah nasofaring. Lengkungan pipa harus sesuai untuk memudahkan masuknya lorong yang melengkung.

Sewaktu pipa melewati hidung dan ke nasofaring, harus dibelokkan kebawah untuk masuk kedalam aring

Begitu pipa telah masuk ke faring, dengarkan aliran udara yang berasal dari pipa endotrakeal . Dorong pipa sampai suara aliran udara maksimal, yang memberi kesan ujung pipa berada pada depan trakea.Sampil mendengarkan gerakan udara, pastikan saat inhalasi dan drong pipa dengan cepat . Apabila penempatan pipa tidak berhasil ulangi prosedur dengan menekan kartilago tiroid .

Kembangkan balon secukupnya sehingga tidak bocor.

Periksa letak pipa dengan cara memberi ventilasi dan mendengarkan suara napas kiri dan kanan.

NEEDLE CRICOTHYROIDOTOMY

Dapat dilakukan dengan menggunakan jarum ,.

Indikasi karena tidak dimungkinkan pengelolaan jalan napas dengan cara intubasi lewat mulut / hidung misalnya cedera maksilofasial, cedera larings, edema jalan naoas, tersedak, tumor di jalan napas atas, cedara tulang leher..

TEHNIK PELAKSANAAN.

Jelaskan pada korban ( yang sadar )

Baringkan korban terlentang

Tentukan letak membran kritiroid

Tusuk dengan jarum abbocat No 14 atau No 16 .dengan arah 45 derajat kebawah sambil diaspirasi.

Yakinkan jarum masuk trakea

Dorong pelan-pelan 1 2 mm

Cabut jarum logam tinggalkan jarum plastiknya

Pertahankan jangan lepas.

Segera sambungkan dengan oksigen

Untuk membuat jet ventilation : Beri ventilasi berkala dapat dicapai dengan menutup lubang terbuka dengan ibu jari selama 1 detik dan membukanya selama 4 detik.Setelah ibu jari dilepaskan dari lubang selang , terjadi ekshalsis pasif

PaO2 yang adekuat dapat dipertahankan selama hanya 30 45 menit dan penumpukan CO2 dapat terjadi.

Lakukan auskultasi dada untuk mengetahui ventilasi cukup.

Gambar 14.SURGYCAL CRICOTHYROIDOTOMY

Setiap tindakan krikotirotomi harus segera dipikirkan, disiapkan, dilaksanaknan SURGYCAL CRICOTHYROIDOTOMY.

TEHNIK .

Dengan menambah anestesi lokal

Lebarkan tempat tusukan jarum kricotiromi dengan pisau

Perlebar lubangnya dengan memutar pangkal pisau.

Pasang kanula trakeostomi atau pipa endotrakeal ukuran kecil..

Bersihkan darah atau lendir yang ada dengan pengisap.

Ikat kanula dengan pita yang telah disediakan.

Gambar.15.

PENGELOLAAN GANGGUAN PADA FUNGSI

PERNAFASAN

( PEMBERIAN VENTILASI BUATAN)

TUJUAN:

Pernapasan buatan adalah upaya membawa masuk oksigen ke dalam paru dengan memberikan tekanan positip sebagai pengganti fase inspirasi aktif, CO2 terbawa keluar pada fase ekshalasi yang berjalan pasif pada saat pemberian tekanan positif dihentikan.

PENDAHULUAN

Proses ventilasi normal membawa masuk oksigen udara ( 21%) dan mengeluarkan CO2 alveoli ( 5%) serta sisa O2 kira-kira 14%. Pada pasien dengan hipoventilasi berat dimana minute volume terlalu rendah, pemberian O2 saja tidak akan membawa kebaikan Mekanika napas itu sendiri ( gerak turun diafragma dan mengembangnya rongga dada ) perlu ditunjang agar cukup banyak O2 terbawa masuk ke alveoli dan dihembuskan keluar cukup banyak CO2.

Pada tachypnea walaupun menunjukkkan Minute Volume yang besar tidak berarti bahwa Alveolar ventilasinya memadai. Adanya Anatomical dan Physiological dead space justru menyebabkan turunnya efektifitas ventilasi.

TEHNIK NAPAS BUATAN

1.Mulut penolong ke mulut/ hidung penderita.

2.Mulut penolong ke masker pada korban

3.Ambu-bag / self inflamating bag.

4.Jacksen- Rees dan Alat anestesi dengan reservoir O2

5. Ventilator.

TEHNIK VENTILASI BUATAN

Untuk pertolongan tanpa alat khusus maka mulut penolong yang terlatih dapat meniupkan 800 1200 ml udara ekshalasi ke paru pasien. Tehnik yang disepakati para ahli resusitasi sekarang untuk meniup ( menghembus ) lebih sedikit, lebih partlahan dan memberi jeda 2 napas agar terjadi ekshalsi sempuina. Selama penghembus, mata memperlihatikan sampai samapi dada tampak terangkat , lalu tiupan dihentikan. Tiupan tyerlalu besar dan terlalu cepat , cenderung meningkatkan tekanan udara hingga mudah terbuka sphinter cardia dan udara dihembus masuk lambung.1. TEHNIK VENTILASI DARI MULUT PENOLONG ke MULUT / HIDUNG KORBAN

Jika tiupan diberikan ke mulut pasien, maka hidung harus ditutup dan sebaliknya berlaku kal;au tiupan diberikan lewat hidung pasien mulut ditutup . Mulut penolong melingkup mulut atau hidung pasien dan udara ditiupkan. Untuk ekshalasi mulut penolong dilepaskan.Pada tiupan posisis pembebasan jalan napas tetap dipertahankan .

Gambar 162. TEHNIK VENTILASI DARI MULUT PENOLONG ke MASKER.

Dengan makin bertambahnya ancaman penularan penyakit hepatitis dan HIV maka timbul desaskan kuat untuk mencegah penularan antara pasien dengan penolongnya. Pernularan dapat dicegah jik dihindari kontak antara penolong ( bibir ) dengan pasien misalnya cara penolong meniupkan udara napas ke masker ( sungkup ) yang melingkupi mulut dan hidung pasien.Cara lain dengan memasang face barrier dari plastik tipis dan lubang jalan napas udara berfungsi sebagai katub satu arah yang mencegah udara eksshalasi pasien mengenai penolong lagi.

Gambar 17AMBU BAG ( SELF INFALATING BAG )

Alat ini terdiri dari kantong karet elastis yang jika dipijat ( dipompa ) memberikan sejumlah udara , jika dilepas akan otomatis menggembung kembali , siap untuk dipompalagi ( self inflatring ).Kantong ini tetap dapat bekerja meskipun tanpa suplai oksigen. Kalau ada oksigen dapat ditambah untuk meningkatkan kadar dalam udara napas. Bagian lainnya adalah sebuah katub satu arah yang mengatur arah bebas, tidak lewat kantong lagi ( mencegah rebreathing CO2 dan kontaminasi kantong ) Kerugian alat ini adalah kadar oksigen dalam udara inspirasi hanya akan mencapai 60 80 % saja meskipun ditasmbah dari O2 dari luar.

Gambar.18JACKSON-REES, ALAT ANESTESI DENGAN RESERVOIR O2

Alat ini terdiri dari kantong karet elastiss yang dikembangkan dengan aliran oksigen 10 12 lpm . Setelah dipijat untuk memberikan gas inhalasi , kantong akan diisi oleh aliran oksigen lagi . Alat ini mutlak tergantung dari oksigen. Keuntungannya adalah kadar oksigen inspirasi dapat diberikan sampai 100% . Sistem Jacksen Rees tidak menggunakan katub. Pada dasarnya semua alat anestesi inhalasi dapat dignakan untujk memberikan napas buatan

VENTILATOR

Alat mekanik ini akan memompa udara masuk secara aktif dan memberikan intermitten Positive Pressure

Ventilation ( IPPV ) Ekshalasi berlangsung pasif saat inhalasi berhenti Tenaga penggeraknya adalah listerik atau gas bertekanan tinggi .Mekanisme kerjanya dapat secara pressure- cycle, volume cycle atau time cycle.Ventilator yang baik harus smple, mudah diatur dan dapat diandalkan konsistensinya dosis napas buatan yang diberikan

Pasien harus ditolong dulu dengan oksigen 100% sampai emua fungsi vital stabil, baru kadar oksigen dapat dirunkan bertahap dengan pemantauan saturasi O2 ( SpO2 ) atau pemeriksaan gas darah.

Setting awal ventilator meliputi:

Volume tiao napas ( tidal volume ) 8 10 ml / kg BB atau 500 800 ml atau

Volume emenit ( menit volume ) 8 10 liter per menit.

Frekwensi napas 12 20 kali permenit.

Tekanan maksimum 40 cm H2O

Kaar oksigen 100 %

Setelah diberi napas buatan 10 15 menit, setting dapat diubah. Jika tekanan darah sangat menurun , minute volume dapat dikurangi 25%, sementara hipotensi dicari penyebabnya ( tension pneuthirax atau hiopvolemik,)

WASPADA

1. Napas buatan itu memasukkan udara dengan tekanan positif ( lebih tinggi dari tekanan udara luar ) ke paru-paru yang mungkin sudah sakit. Tekanan yang terlalu tinggi mudah menyebabkan barotrauma.yang menimbulkan kerusakan dari tingkat sel pneumocyte II, produksi surfactant, produksi cytokines sampai kejadian pneumothorax. Tetapi tanpa napas buatan pasien tidak menerima oksigen yang sangat dibutuhkan. Setiap pemberian pernapasan buatan harus disertai antisipasi dan kewaspadaan timbulnya pneumothorax.

2. Napas buatan tanpa intubasi trakea mudah menerobos masuk ke lambung menyebabkan distensi, regurgitasi isi lambung dan akhirnya menyebabkan aspirasi ke paru

3. Jika napas buatan diperlukan lebih lama dari 3 4 jam, udara inhalasi harus dilembabkan dengan uap air ( menggunakan humidifer ) karena oksigen tanki itu sangat kering.

122