pdrb

9
Bab IV Analisis Indikator Makro Ekonomi Daerah 1. Perkembangan Total PDRB PDRB yang digunakan adalah PDRB Kota Semarang Tahun 2008- 2012 atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB dapat dihitung dari menjumlahkan seluruh sektor ekonomi dalam satu tahun. Dengan membandingkan kenaikan setiap tahunnya. 2008 2009 2010 2011 2012 0.00 5,000,000.00 10,000,000.00 15,000,000.00 20,000,000.00 25,000,000.00 30,000,000.00 19,156,814.29 20,180,577.95 21,365,817.80 22,736,136.19 24,196,487.78 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Semarang Tahun 2008 - 2012 (Jutaan Rupiah) Sumber : PDRB Kota Semarang Tahun 2012 Dalam 5 tahun terakhir PDRB Kota Semarang semakin membaik dengan mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun kenaikan tersebut tidak terlalu besar dari tahun ke tahun. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2008 -2009 sebesar Rp 1,023,763.66. Sementara itu kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2011 – 2012 sebesar Rp 1,460,351.59. Rata - rata kenaikan setiap tahunnya sebesar Rp 1,259,918.37. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pertumbuhan perekonomian Kota Semarang dari tahun 2008 – 2012 semakin membaik karena mengalami peningkatan pada PDRB dalam 5 tahun terakhir. 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak peningkatan pendapatan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi perekonomian daerah yang ada maka akan semakin besar Produk

description

tugas

Transcript of pdrb

Bab IVAnalisis Indikator Makro Ekonomi Daerah

1. Perkembangan Total PDRB

PDRB yang digunakan adalah PDRB Kota Semarang Tahun 2008-2012 atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB dapat dihitung dari menjumlahkan seluruh sektor ekonomi dalam satu tahun. Dengan membandingkan kenaikan setiap tahunnya.

Sumber : PDRB Kota Semarang Tahun 2012Dalam 5 tahun terakhir PDRB Kota Semarang semakin membaik dengan mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun kenaikan tersebut tidak terlalu besar dari tahun ke tahun. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2008 -2009 sebesar Rp 1,023,763.66. Sementara itu kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2011 2012 sebesar Rp 1,460,351.59. Rata - rata kenaikan setiap tahunnya sebesar Rp 1,259,918.37. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pertumbuhan perekonomian Kota Semarang dari tahun 2008 2012 semakin membaik karena mengalami peningkatan pada PDRB dalam 5 tahun terakhir.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak peningkatan pendapatan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi perekonomian daerah yang ada maka akan semakin besar Produk Domestik Regional Bruto dan Pendapatan Asli Daerah, sehingga mampu meningkatkan keuangan daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukan oleh angka PDRB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah.

Sumber: PDRB Kota Semarang Tahun 2012Dalam 5 tahun terakhir berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pertumbuhan ekonomi di kota Semarang relatif stabil walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2009 namun juga mengalami peningkatan pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,59 persen mengalami penurunan di tahun 2009 sebesar 0,25 persen menjadi 5,34 persen. Lalu pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan yang sangat cepat sebesar 6,41 persen dan 6,42 persen dibanding tiga tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang dapat diasumsikan bahwa Kota Semarang dalam menggali potensi perekonomian daerah yang ada dan pembangunannya sudah semakin membaik.3. Struktur Ekonomi

Gambaran lebih jauh struktur perekonomian Kota Semarang dapat dilihat berdasarkan dari peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan total PDRB Kota Semarang. PDRB Kota Semarang terdiri dari 9 sektor diantaranya yaitu Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri pengolahan, Listrik, Gas, dan Air minum, Bangunan, Perdagangan, Hotel, dan Rest, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Jasa jasa.Struktur Ekonomi di Kota Semarang Tahun 2008 2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor20082009201020112012

Pertanian 1.191.161.131.081.02

Pertambangan dan Penggalian0.160.160.50.150.14

Industri pengolahan27.3327.0826.8326.626.58

Listrik,Gas,dan Air minum1.311.291.271.251.22

Bangunan14.8715.2715.4515.5515.49

Perdagangan, Hotel, dan Rest30.8330.8130.8330.931.09

Pengangkutan dan Komunikasi9.669.679.679.649.57

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan2.862.82.732.712.73

Jasa- jasa11.7811.7611.9412.1312.16

Sumber : PDRB Kota Semarang Tahun 2012Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 sektor primer pertanian dan pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dibanding tahun 2011 sebesar 1,08 persen dan 0,15 persen menurun menjadi 1,06 persen dan 1.02 persen. Sektor sekunder pada tahun 2012 industri pengolahan, listrik dan air bersih dan juga sektor bangunan sebesar 26.6 persen, 1.25 persen, dan 15.55 persen mengalami penurunan dibanding tahun 2011 menjadi 26.58 persen, 1.22 persen, 15.49 persen. Pada sektor tersier tahun 2012 sumbangan terbesar didapat dari perdagangan, hotel, dan rest sebesar 31,09 persen. Dari tahun 2008 - 2012 sektor pertambangan dan pertanian di Kota Semarang kurang berperan dalam pembentukan total PDRB dari sektor lainnya disusul oleh sektor listrik, gas, dan air minum dan keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sementara itu sektor perdagangan, hotel, dan rest berperan penting dalam pembentukan total PDRB di Kota Semarang disusul oleh industri pengolahan dan bangunan. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa sektor yang mendominasi perekonomian di Kota Semarang pada 5 tahun terakhir adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Rest.

4. Pertumbuhan Sektor Ekonomi

Sumber : PDRB Kota Semarang Tahun 2012

Dalam 5 tahun terakhir berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat bahwa pertumbuhan sektor ekonomi pada tahun 2008 -2012 bersifat positif yaitu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2008 pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan rest sebesar 7,52 persen dan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,44 persen. Pada tahun 2009 peningkatan terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian serta bangunan,pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 8,15 persen dan pada sektor pertanian mengalami penurunan menjadi 3,12 persen. Pertumbuhan total tertinggi dan terendah tahun 2008 2012 terjadi pada sektor bangunan dan sektor pertanian .

5. Perkembangan Pendapatan/Kapita

Pendapatan perkapita dihitung dengan besarnya pendapatan rata rata per tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Pendapatan perkapita merupakan indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat suatu wilayah/negara dari tahun ke tahun.

860,345.29885,877.86

609,511.41504,820.80

Sumber : PDRB Kota Semarang Tahun 2012Apabila ditinjau dari sisi PDRB atas dasar harga konstan 2000 bahwa pendapatan regional per kapita dari tahun 2008 2012 pendapatan regional/kapita Kota Semarang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 tercatat bahwa pendapatan regional/kapita Kota Semarang mencapai Rp 12.617.054,36 lalu pada tahun 2012 mencapai Rp 15.477.609,72 mengalami peningkatan sebesar Rp 2,860,555.36 atau 22,6 persen. Perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2011 2012 mencapai Rp 885.877,86 dan terendah terjadi pada tahun 2008 2009 sebesar Rp 504.820,80. Dapat diasumsikan bahwa kesejahteraan penduduk Kota Semarang dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan.6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah perbandingan jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Semarang Tahun 2008 - 2012TahunAngkatan KerjaJumlah Penduduk Usia Kerja (10 - 64)Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

2008818,6501,217,42267.24%

2009709,4641,238,27557.29%

2010627,8851,211,80451.81%

2011770,1521,225,21262.86%

2012639,2151,236,68351.69%

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka 2012Tingkat partisipasi angkatan kerja Kota Semarang dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu pada tahun 2008 sebesar 67,24 persen menurun pada tahun 2012 menjadi 51,69 persen. Hal ini menunjukan bahwa menunjukkan bahwa semakin kecilnya kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja. Semakin menurunnya partisipasi angkatan kerja dapat dipengaruhi oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang ada dan tingginya jumlah penduduk yang membutuhkan pekerjaan.7. Tingkat penggangguranTingkat pengangguran diukur dengan perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. Tingkat pengangguran merupakan indikator kesehatan perekonomian suatu negara/wilayah. Jika semakin rendah maka semakin sehatnya perekonomian wilayah tersebut begitu juga sebaliknya.

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka 2012 Tingkat pengangguran di Kota Semarang mengalami tren naik turun yaitu pada tahun 2008 terus naik hingga 2010 lalu mulai turun pada tahun 2011 dan 2012. Kenaikan yang sangat tinggi pada tahun 2009 sebesar 33,61 persen yang sebelumnya sebesar 10,47 persen pada tahun 2008. Jika dilihat dalam 5 tahun terakhir tingkat pengangguran mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 22,76 persen yang sebelumnya pada tahun 2008 hanya sebesar 10,47 persen. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja, yaitu permintaan tenaga kerja tumbuh terlalu cepat sementara penawaran akan tenaga kerja belum bisa mengimbangi permintaan akan tenaga kerja yang berakibat pada naiknya tingkat pengangguran di Kota Semarang.8. Indeks Harga Konsumen

IHK adalah suatu indeks yang mengukur perubahan harga rata-rata tertimbang dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household) atau masyarakat dalam wakatu tertentu. Nilai IHK menunjukkan rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh konsumen dari sekelompok barang dan jasa tertentu.

Sumber : Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Jawa Tengah 2012,2011, dan 2009

Dalam lima tahun terakhir Indeks Harga konsumen Kota Semarang mengalami peningkatan, pada tahun 2008 sebesar 112,66 persen meningkat pada tahun 2012 menjadi 128,08 persen. Indeks harga konsumen tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 134,29 persen.

9. Laju InflasiInflasi merupakan tolak ukur stabilitas perekonomian suatu wilayah atau negara. Jika inflasi suatu wilayah atau negara terus mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa stabilitas perekonomian wilayah tersebut dalam keadaan kurang baik. Laju inflasi adalah selisih indeks harga yang dihitung dengan indeks harga tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan indeks harga tahun sebelumnya. Sumber : Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2012Dalam lima tahun terakhir laju inflasi di Kota Semarang mengalami penurunan dari tahun 2008 sebesar 10,34 dan pada tahun 2012 sebesar 4,85 walaupun terjadi peningkatan di tahun 2010 menjadi 7,11. Hal ini dapat diasumsikan bahwa stabilitas perekonomian Kota Semarang semakin membaik dari lima tahun terakhir. Inflasi dapat dipengaruhi oleh permintaan akan barang dan jasa yang terus meningkat menyebabkan banyak orang menaikan tarif harga barang dan jasa mereka, selain itu inflasi juga dapat disebabkan oleh naiknya barang barang produksi dan gaji.

Daftar PustakaPDRB Kota Semarang Tahun 2012Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2012Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Jawa Tengah Tahun 2012, 2011, dan 2009