PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

download PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

of 59

Transcript of PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    1/59

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI

    PAPUA BARAT MENURUT PENGGUNAAN 2008Gross Regional Domestic Product of Papua Barat Province

    by Expenditure 2008

    Katalog BPS/Catalogue : 930202.9100

    I S B N : -

    Nomor Publikasi/Publication Number : 91300.09.04

    Ukuran Buku/Book Size : 16.5 x 21.6 cm

    Jumlah Halaman/Total Page : ix + 48

    Naskah/Manuscript :Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua BaratRegional Balance Sheet and Statistical Analysis Division BPS-Statistic of Papua

    Barat Province

    Penyunting/

    Editor:

    Bidang Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik/Regional Balance Sheet and Statistical Analysis Division

    Gambar Kulit/CoverDesign :

    Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

    Statistical Integrated Processing and Dissemination Division

    Diterbitkan Oleh/Published by :BPS Provinsi Papua Barat

    BPS-Statistics of Papua Barat Province

    Dicetak Oleh/Printed by :CV. Alia Jaya

    Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernyaMay be cited with reference to the source

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    2/59

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

    PROVINSI PAPUA BARATMENURUT PENGGUNAAN

    Gross Regional Domestic Productof Papua Barat Province

    by Expenditure

    Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    3/59

    i

    GUBERNUR PAPUA BARAT

    SAMBUTAN

    Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang

    berkesinambungan guna mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan

    taraf hidup, pemerataan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta

    meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah.

    Dalam perencanaan, penentuan strategi dan kebijakan untuk mencapai

    tujuan di atas sangat membutuhkan ketersediaan informasi statistik yang

    relevan dengan kondisi daerah terutama potensi sumber daya yang dimiliki

    sebagai alat ukur dan analisisnya. Dengan demikian diharapkan strategi dan

    kebijakan lebih terarah sehingga sasaran dapat dicapai dengan tepat.

    Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Papua

    Barat Menurut Penggunaan tahun 2008 ini merupakan bahan kajian secara

    makro dan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk

    mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah.

    Berdasarkan penyajian data PDRB secara berkala dapat diketahui tingkat

    pertumbuhan ekonomi dan gambaran tingkat kemakmuran serta

    perkembangan pembangunan regional secara periodik. Untuk itu saya

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    4/59

    ii

    menyambut gembira dengan diterbitkannya publikasi PDRB Provinsi Papua

    Barat Menurut Penggunaan tahun 2008 ini yang menambah khasanah bagi

    informasi pembangunan di Provinsi paling termuda ini.

    Mengingat peran strategis informasi statistik, maka saya berharap agar

    di tahun-tahun mendatang Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat dapat

    menyajikan berbagai jenis data statistik dalam menunjang pembangunan di

    wilayah ini, juga terus melakukan koordinasi dengan instansi/sektor terkait

    baik di kalangan pemerintah maupun swasta sehingga data dan informasi yang

    disajikan dapat lebih berkualitas.

    Akhirnya kepada Badan Pusat Statistik dan semua pihak yang telah

    membantu menyusun publikasi PDRB Provinsi Papua Barat Menurut

    Penggunaan ini saya sampaikan penghargaan dan terima kasih.

    Manokwari, Juli 2009

    GUBERNUR PAPUA BARAT

    ABRAHAM O. ATURURI

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    5/59

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

    limpahan rahmat-Nya penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan tahun 2008 oleh Badan

    Pusat Statistik Provinsi Papua Barat dapat terselesaikan.

    Publikasi PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan tahun 2008

    ini terdiri dari tabel-tabel PDRB Penggunaan. Keterangan yang dihimpun

    mencakup beberapa komponen penggunaan yaitu Pengeluaran Konsumsi

    Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Non Profit,

    Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto,

    Perubahan Stok, dan Ekspor Netto.

    Publikasi ini akan sangat berguna bagi para perencana dalam menyusun

    program pembangunan dan bagi para pengambil kebijakan dalam mengukur

    keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan.

    Dikarenakan keterbatasan data yang tersedia, maka beberapa data yang

    disajikan terutama data tahun 2007 dan 2008 masih bersifat sementara yang

    akan disempurnakan pada penerbitan berikutnya. Untuk itu, kritik dan saran

    dari pembaca dan pemakai data tetap diharapkan untuk penyempurnaannya.

    Dengan diterbitkannya buku ini maka diharapkan dapat memperkecilkesenjangan yang ada antara ketersediaan dengan kebutuhan data sehingga

    pelaksanaan pembangunan di provinsi ini dapat lebih berhasil guna dan

    berdaya guna.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    6/59

    iv

    Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya

    publikasi ini kami ucapkan terimakasih.

    Manokwari, Juli 2009

    Kepala BPS Provinsi Papua Barat

    Ir Tanda Sirait, MMNIP. 340005623

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    7/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    v

    DAFTAR ISI

    Sambutan Gubernur .................... i

    Kata Pengantar ...................................................................................... iii

    Daftar Isi ............................................................................................... v

    Daftar Tabel .......................................................................................... vii

    Daftar Grafik ......................................................................................... viii

    Daftar Lampiran .................................................................................. ix

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Penjelasan Umum .................................................. 1

    1.2 Alasan Teknis Pergeseran Tahun Dasar Harga

    Konstan 1993 menjadi Harga Konstan 2000 ......... 2

    1.3 Tujuan dan Kegunaan Statistik Pendapatan

    Regional ................................................................. 4

    BAB II KONSEP DAN DEFINISI 62.1 Struktur Pendapatan Regional Menurut Jenis

    Penggunaan (by Type of Expenditure) ................... 6

    2.2 Metode Pendekatan ............................................... 11

    2.3 Penyajian Atas Dasar Harga Konstan .................... 11

    BAB III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

    MENURUT PENGGUNAAN 15

    3.1 Pendahuluan ........................................................... 15

    3.2 Komponen-komponen Permintaan Akhir .............. 17

    3.2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga .......... 17

    3.2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba .... 22

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    8/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    vi

    3.2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ............. 24

    3.2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto ................ 25

    3.2.5 Perubahan Stok ........................................... 27

    3.2.6 Ekspor dan Impor ......................................... 28

    BAB IV TINJAUAN EKONOMI PROVINSI PAPUA

    BARAT TAHUN 2008 MENURUT PENGGUNAAN 30

    4.1 Perkembangan PDRB Menurut Penggunaan ......... 304.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat ....... 324.3

    Struktur Perekonomian Provinsi Papua Barat ..... 34

    4.4 PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan 364.4.1 Konsumsi Rumahtangga ............................. 36

    4.4.2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ............. 38

    4.4.3 Konsumsi Pemerintah ................................. 39

    4.4.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto ................ 40

    4.4.5 Perubahan Stok .......................................... 40

    4.4.6 Ekspor dan Impor ........................................ 41

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    9/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.

    Tabel 2.

    Tabel 3.

    Tabel 4.

    Tabel 5.

    Tabel 6.

    Tabel 7.

    PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan Atas

    Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2008 (Miliar Rupiah)

    Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat Menurut

    Penggunaan Tahun 2004-2008 (Persen) .........................

    Nilai Konsumsi Rumahtangga ADH Berlaku dan

    Kontribusinya dirinci menurut Konsumsi Makanan danBukan Makanan Provinsi Papua Barat Tahun 2004-

    2008 .........................................................................

    Nilai Konsumsi Rumahtangga ADH Konstan 2000 dan

    Laju Pertumbuhan dirinci menurut Konsumsi Makanan

    dan Bukan Makanan Provinsi Papua Barat Tahun 2004-

    2008 .........................................................................

    Nilai Konsumsi Pemerintah ADH Berlaku, Distribusi

    dan Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Provinsi

    Papua Barat Tahun 2004-2008 ..

    Nilai PMTB ADH Berlaku, Distribusi dan Laju

    Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Provinsi Papua Barat Tahun 2004-2008 ..................

    Nilai Ekspor dan Impor ADH Berlaku, Distribusi dan

    Laju Pertumbuhan Ekspor dan Impor Provinsi Papua

    Barat Tahun 2004-2008 ..

    31

    34

    36

    37

    39

    40

    41

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    10/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    viii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1.

    Grafik 2.

    Grafik 3.

    Perkembangan Pertumbuhan PDB dan PDRB

    Provinsi Papua Barat Atas Dasar Harga Konstan

    2000 Tahun 2004 2008 (Persen) .......................

    Distribusi PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2008

    (Persen) ................................................................

    Distribusi Konsumsi Rumahtangga Menurut Jenisnya

    Tahun 2008 (Persen) ............................................

    33

    35

    38

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    11/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1.

    Lampiran 2.

    Lampiran 3.

    Lampiran 4.

    Lampiran 5.

    Lampiran 6.

    Produk Domestik Regional Bruto Propinsi PapuaBarat Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

    2000 Menurut Penggunaan (Jutaan Rupiah) ..............

    Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Propinsi

    Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga

    Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Persen) .............

    Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional

    Bruto Propinsi Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku

    dan Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan

    (Persen) ........................................................................

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    Propinsi Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku dan

    Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Persen) ...

    Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

    Propinsi Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku dan

    Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Persen) ...

    Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto

    Propinsi Papua Barat Menurut Penggunaan (Persen) ...

    43

    44

    45

    46

    47

    48

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    12/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Penjelasan UmumPerencanaan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah

    memerlukan berbagai macam data statistik untuk dasar penentuan strategi dan

    kebijaksanaan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi

    dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu dievaluasi dengan melihat hasil-hasil yang dicapai,

    apakah masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan kembali. Berbagai data

    statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak diperlukan untuk

    memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini,

    serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Salah

    satunya adalah statistik Produk Domestik Regional Bruto baik dari sisi

    lapangan usaha maupun dari sisi penggunaan.

    Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha

    dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

    masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan

    masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan mengusahakan

    pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan

    tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah

    mengusahakan agar pendapatan masyarakat semakin meningkat dan dengan

    tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    13/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    2

    Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat,

    maka perlu disajikan statistik Pendapatan Regional secara berkala, untuk

    digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya di

    bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat dipakai juga

    sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah

    dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah daerah maupun

    swasta.

    1.2 Alasan Teknis Pergeseran Tahun Dasar Harga Konstan 1993

    Menjadi Harga Konstan 2000

    Tahun dasar yang digunakan di dalam penghitungan PDRB menurut

    penggunaan sama seperti yang digunakan dalam penghitungan PDRB

    menurut lapangan usaha yaitu tahun 2000. Beberapa pandangan secara teknis

    yang perlu dikemukakan sebagai latar belakang mengapa tahun 2000 dipilih

    sebagai tahun dasar penghitungan PDB/PDRB menggantikan tahun dasar

    1993, dapat dijelaskan melalui butir-butir berikut ini :1. Perekonomian Indonesia selama tahun 2000 dipandang relatif stabil,

    karena sejak tahun 2000 hingga 2003 pertumbuhan ekonomi secara

    agregat terus meningkat dari tahun ke tahun dengan besaran positif.

    Hal itu bisa diberi makna sebagai awal berjalannya proses pemulihan

    ekonomi setelah keterpurukan akibat krisis ekonomi di tahun 1998.

    2. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yangdiwarnai oleh globalisasi tentunya akan berpengaruh kepadaperekonomian domestik. Masih dalam periode tersebut, pada

    pertengahan tahun 1997 terjadinyanya krisis ekonomi juga berdampak

    kepada perubahan struktur perekonomian Indonesia. Secara ringkas,

    bisa dinyatakan bahwa struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    14/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    3

    dengan tahun 1993. Untuk itu, pemutakhiran tahun dasar

    penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000 menjadi perlu

    dilakukan agar hasil estimasi PDRB sektoral maupun penggunaannyaakan menjadi realistis, dalam pengertian mampu memberikan

    gambaran yang jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi

    lintas sektor.

    3. BPS telah menyelesaikan penyusunan Tabel Input Output Indonesia2000. Tabel I-O tersebut secara baku dipakai sebagai basis bagi

    penyusunan series baru penghitungan PDB baik sektoral maupun

    penggunaan. Besaran PDB yang diturunkan dari Tabel Input Outputtelah mengalami uji konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan

    mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan maupun

    penawarannya. Oleh karena itu, struktur perekonomian Indonesia

    yang digambarkan melalui Tabel I-O tersebut dapat dijadikan sebagai

    basis/dasar (benchmark) bagi penyempurnaan penghitungan estimasi

    PDB.

    4. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru Sistem Neraca

    Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDB atas dasar harga konstan

    sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun

    referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal itu dimaksudkan agar besaran

    angka-angka PDB dapat saling diperbandingkan antar negara dan

    antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia.

    5. Ketersediaan data dasar baik harga maupun volume (quantum) tahun2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih

    lengkap dan berkelanjutan. Hal itu dimungkinkan karena berbagai

    departemen/kementrian maupun instansi pemerintah lainnya juga ikut

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    15/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    4

    membangun statistik bagi keperluan perencanaan sektoralnya masing-

    masing. Dengan dukungan data-data yang lebih lengkap dan terinci

    serta berkesinambungan, diharapkan estimasi PDB/PDRB dengantahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten.

    1.3 Tujuan dan Kegunaan Statistik Pendapatan RegionalStatistik pendapatan regional yang disajikan dengan baik dan

    lengkap akan dapat menggambarkan berbagai fenomena antara lain :

    1. Produk domestik regional bruto yang disajikan atas dasar hargakonstan, akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian

    suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral.

    2. Pertumbuhan perekonomian yang timbul tersebut apabila dibandingkandengan jumlah penduduk masing-masing tahun, maka akan dapat pula

    mencerminkan tingkat perkembangan pendapatan perkapita. Jika

    pendapatan perkapita suatu daerah dibandingkan dengan pendapatan

    perkapita daerah lain, maka angka-angka tersebut dapat dipakai sebagai

    indikator untuk membandingkan tingkat kemakmuran material dengan

    daerah lainnya.

    3. Penyajian Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar hargaberlaku maupun atas dasar harga konstan, juga dapat digunakan sebagai

    indikator untuk melihat inflasi ataupun deflasi yang terjadi. Demikian

    pula apabila disajikan secara sektoral akan dapat juga memberi

    gambaran tentang struktur perekonomian suatu daerah.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Regional

    yang disajikan secara berkala, wajar, dan komprehensif akan diketahui :

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    16/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    5

    a. Indikator tingkat pertumbuhan perekonomian.b. Indikator tingkat perkembangan pendapatan per kapita.c. Indikator tingkat kemakmuran masyarakat.d. Indikator tingkat inflasi dan deflasi.e. Indikator dari struktur perekonomian suatu daerah.

    Lebih khusus untuk penyajian PDRB dari sisi penggunaan akan

    diketahui :

    a. Besarnya pendapatan (nilai tambah) suatu wilayah yang dibelanjakankembali dalam perekonomian wilayah tersebut.

    b. Besarnya pendapatan (nilai tambah) suatu wilayah yang diinvestasikankembali dalam perekonomian wilayah tersebut.

    c. Besarnya pembiayaan transaksi antar wilayah dan antar negara.d. Tingkat persediaan barang setengah jadi maupun barang jadi yang

    dikuasai oleh berbagai pelaku ekonomi produksi maupun konsumsi.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    17/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    6

    BAB II

    KONSEP DAN DEFINISI

    2.1 Struktur Pendapatan Regional Menurut Jenis PenggunaanPenyajian dalam bentuk ini dapat memberi gambaran bagaimana

    barang dan jasa yang diproduksi itu digunakan oleh berbagai golongan dalam

    masyarakat. Oleh karena itu, dalam penyajiannya barang dan jasa harus

    dikelompokkan menurut penggunaannya dalam masyarakat, yaitu digunakan

    untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba (private

    consumption expenditure), konsumsi pemerintah (government consumption

    expenditure), ditanam sebagai barang modal ( fixed capital formation), yang

    tidak digunakan pada tahun laporan akan disimpan sebagai stok (increase in

    stock) dan digunakan untuk barang ekspor netto.

    Jadi penyajiannya akan berbentuk :

    1. Pengeluaran konsumsi rumahtangga2. Pengeluaran konsumsi pemerintah3. Pembentukan modal tetap4. Perubahan stok5. Ekspor netto

    Berikut ini merupakan penjelasan singkat tentang ruang lingkup

    masing-masing item di atas:

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    18/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    7

    1. Pengeluaran Konsumsi RumahtanggaPengeluaran konsumsi rumahtangga meliputi seluruh

    pembelian barang dan jasa oleh rumahtangga tanpa melihat

    durability dari barang dan jasa itu, dikurangi penjualan dari barang

    bekas netto (penjualan barang bekas dikurangi pembelian barang

    bekas), dengan mengecualikan pengeluaran yang bersifat transfer,

    pembelian tanah, dan rumah.

    Pengecualian ini dilakukan sebab transfer akan dihitung

    sebagai pengeluaran pada konsumen yang menerima transfer tadi,

    sedang pengeluaran untuk tanah dan rumah dimasukkan dalam item

    pembentukan modal (capital formation).

    Kecuali pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga

    yang tercakup dalam item ini ialah pengeluaran rutin yang dilakukan

    oleh lembaga swasta nirlaba (lembaga swasta yang tidak mencari

    untung).

    Pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga ini untuk

    pembelian barang-barang modal akan dimasukkan dalam item

    pembentukan modal tetap. Pengeluaran konsumsi rumahtangga

    swasta yang tidak mencari untung ini disebut Private Consumption

    Expenditure.

    2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

    Pengeluaran konsumsi pemerintah meliputi seluruh

    pengeluaran rutin untuk pembelian barang dan jasa dari pihak lain

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    19/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    8

    yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,

    dikurangi hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh

    Pemerintah.

    Pengeluaran rutin di sini meliputi pembayaran upah dan gaji

    kepada pegawai pemerintah, belanja barang, biaya pemeliharaan, dan

    biaya rutin lainnya. Termasuk juga pengeluaran belanja modal untuk

    keperluan militer.

    Belanja modal untuk keperluan sipil misalnya pembelian

    mobil, pesawat terbang, mesin-mesin, pembuatan gedung-gedung, jalan, jembatan, dan sebagainya, akan dimasukkan dalam

    pembentukan modal tetap, sedang pembelian seperti di atas, tetapi

    untuk keperluan militer dimasukkan dalam Pengeluaran Konsumsi

    Pemerintah.

    Pengeluaran rutin tersebut harus dikurangi dengan hasil

    penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah, misalnya

    penjualan buku-buku yang diterbitkan oleh departemen-departemen,

    penjualan bibit padi, dan telur dari pusat-pusat pembibitan milik

    Pemerintah dan sebagainya.

    3. Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Pembentukan modal tetap bruto (gross fixed capital

    formation) ditambah perubahan stok (increase in stock) biasanya

    disebut Gross Capital Formations, sebab memang keduanya

    merupakan jumlah perubahan stok barang, baik barang-barang yang

    sudah ditanam maupun yang masih disimpan.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    20/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    9

    Untuk memudahkan penghitungan, kedua item tersebut

    perlu dipisahkan. Apa yang tercakup dalam perubahan stok akan

    dibicarakan kemudian sedangkan yang masuk dalam pembentukan

    modal tetap mencakup besarnya modal yang ditanam selama satu

    tahun, baik oleh pemerintah, swasta, lembaga swasta nirlaba maupun

    rumahtangga (terbatas pada tanah dan rumah), dikurangi dengan

    jumlah penjualan barang-barang modal bekas selama tahun yang

    sama. Yang tercakup dalam barang modal tetap (durable procedure

    goods) dan umur lebih dari satu tahun, misalnya tanah, rumah,gedung, jalan, jembatan, dam-dam, mesin-mesin, alat-alat transport,

    dan sebagainya .

    Selain itu yang juga termasuk dalam pembentukan modal

    tetap yaitu pembelian/penambahan ternak-ternak yang dipelihara

    untuk diambil susunya, tenaganya, bulunya, dan sebagainya. Sedang

    pembelian/penambahan ternak yang dipelihara untuk diambil

    dagingnya (dipotong) akan dimasukkan dalam pembentukan modal

    stok.

    Dalam item ini termasuk juga pengeluaran-pengeluaran

    untuk penanaman hutan baru, perkebunan-perkebunan atau tanaman-

    tanaman keras yang baru bisa dipetik hasilnya setelah berumur lebih

    dari satu tahun.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    21/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    10

    4. Perubahan Stok

    Yang dimaksud dalam item ini ialah barang-barang yang

    diproduksi maupun yang impor pada tahun itu, tapi belum sempat

    dipakai sampai akhir tahun, hingga masih disimpan sebagai stok.

    Stok yang disimpan ini meliputi barang-barang mentah

    yang belum sempat diproses menjadi barang lain, barang yang masih

    dalam proses (work in process), dan barang-barang jadi yang belum

    sempat dijual.

    Seperti yang disebut di atas, yang juga termasuk dalam

    increase in stock ini antara lain ialah penambahan ternak yang

    dipelihara untuk dipotong.

    5. EksporNetto

    Ekspor netto di sini berarti selisih antara ekspor dan impor

    dari barang dan jasa. Ekspor barang dan jasa meliputi ekspor barang-

    barang yang dijual ke luar negeri dan antar propinsi, dimana

    termasuk di dalamnya barang-barang dagangan (merchandise), jasa-

    jasa transpor, asuransi, dan jasa-jasa lain.

    Begitu pula untuk impor termasuk barang-barang dagangan

    dan jasa-jasa lain yang dibeli dari luar negeri dan propinsi lainnya.

    Juga pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat pemberian/hadiahke/dari negara-negara lain dan barang-barang yang diekspor/impor

    dengan dibiayai oleh uang yang diperoleh dari transfer antar negara.

    Tetapi kalau pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    22/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    11

    hadiah/pemberian ini dimaksudkan untuk keperluan militer tidak

    termasuk dalam item ekspor/impor ini.

    2.2 Metode PendekatanPendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan

    akhir dari barang dan jasa di dalam wilayah provinsi. Jadi produk domestik

    regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran

    akhir yang membentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum

    pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagaiberikut :

    a) Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang,metode penjualan eceran, dan metode penilaian eceran.

    b) Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan surveipendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran

    belanja, metode balance sheet, dan metode statistik perdagangan

    luar negeri.

    Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan

    komponen-komponen permintaan akhir seperti : konsumsi rumah tangga,

    konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan perdagangan antar

    wilayah (termasuk ekspor dan impor).

    2.3 Penyajian Atas Dasar Harga KonstanSalah satu kegunaan Pendapatan Regional menurut penggunaan ialah

    untuk melihat perkembangan penggunaan PDRB dari tahun ke tahun. Karena

    adanya pengaruh inflasi, maka daya beli uang akan mengalami penurunan

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    23/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    12

    dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan hal tersebut apakah kenaikan

    pendapatan seseorang benar-benar naik atau tidak maka faktor inflasi ini

    terlebih dahulu harus dieliminir dari pendapatan ini. Setelah faktor inflasi

    dieliminir, maka pendapatan yang dihasilkan akan merupakan pendapatan

    yang riil (real income), hingga naik turunnya pendapatan riil ini akan

    mencerminkan naik turunnya daya beli.

    Pendapatan Regional yang masih mengandung faktor inflasi disebut

    pendapatan regional atas dasar harga yang berlaku (at current prices).

    Apabila faktor inflasi sudah dieliminir, pandapatan regional disebutpendapatan regional atas dasar harga konstan (at constant prices).

    Untuk mendapatkan nilai atas dasar harga konstan, ada tiga metode

    dasar yang dapat dipakai:

    1. RevaluasiNilai atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan

    kuantum produksi pada tahun yang bersangkutan dengan harga pada tahun

    dasar. Begitu juga biaya-biaya antara dinilai dengan memakai harga pada

    tahun dasar pula.

    Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya

    antara yang digunakan, karena mencakup komponen biaya antara yang

    sangat banyak, di samping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi

    semua keperluan tersebut. Oleh karena itu, biaya antara atas dasar harga

    konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga

    konstan masing-masing tahun dengan rasio (tetap) biaya antara terhadap

    output pada tahun dasar.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    24/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    13

    2. EkstrapolasiNilai atas dasar harga konstan diperoleh dengan

    mengekstrapolasikan nilai tambah pada tahun dasar dengan menggunakan

    indeks kuantum dari barang-barang produksi yang bersangkutan.

    Bila terdapat kesulitan dalam memperoleh indeks kuantum dapat

    dipakai indikator lain yang ada hubungannya dengan indeks kuantum

    produksi itu, misalnya indeks tenaga kerja di bidang itu, indeks kuantum

    dari input yang dipakai, dan sebagainya.Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar

    harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah

    terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga

    konstan.

    3. DeflasiNilai atas dasar harga konstan diperoleh dengan mendeflasikan

    nilai tambah atas dasar harga yang berlaku dengan indeks harga dari

    barang-barang yang bersangkutan. Indeks harga di sini dapat dipakai

    indeks harga perdagangan besar, harga produsen maupun harga eceran

    tergantung mana yang lebih sesuai.

    Perkiraan nilai tambah PDRB Penggunaan atas dasar harga konstan

    biasanya diperoleh dengan cara mendeflasikan nilai tambah atas dasar harga

    berlaku dengan indeks harga yang sesuai. Misalnya indeks harga yang sesuai

    untuk masing-masing komponen tersebut adalah indeks harga konsumen

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    25/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    14

    untuk konsumsi rumah tangga, indeks harga perdagangan besar untuk

    konsumsi pemerintah dan perdagangan antar daerah, dan indeks harga

    perdagangan besar barang-barang investasi untuk pembentukan modal tetap

    bruto.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    26/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    15

    BAB III

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

    MENURUT PENGGUNAAN

    3.1 Pendahuluan

    Pendapatan Regional menurut penggunaannya dapat memperlihatkan

    komposisi penggunaan barang dan jasa, baik yang dihasilkan di dalam

    wilayah maupun yang dihasilkan di luar wilayah untuk memenuhi permintaan

    akhir. Sedangkan yang dimaksud dengan permintaan akhir adalah komponen

    yang terdiri dari :

    1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga.2. Pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba.3. Pengeluaran konsumsi pemerintah.4. Pembentukan modal tetap bruto.5. Perubahan stok.6. Ekspor netto.

    Ditinjau dari segi penyediaannya, maka barang dan jasa yang

    digunakan untuk memenuhi permintaan akhir seperti tersebut di atas berasal

    dari produk domestik serta impor. Secara ringkas dapat dinyatakan dalambentuk persamaan sebagai berikut :

    Y + M = C + If + Is + E

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    27/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    16

    dalam hal ini : Y = Produk Domestik

    M = Impor

    C = Konsumsi Rumah tangga, pemerintah dan lembaga

    swasta yang tidak mencari untung

    If = Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Is = Perubahan Stok

    E = Ekspor

    Jika yang dihitung adalah Produk Domestik, maka dari persamaan

    tersebut di atas dapat diturunkan menjadi :

    Y = C + If+ Is + E M

    Y = C + I + (E M)

    dalam hal ini : I = If+ Is = Investasi

    E M = EksporNetto

    Berdasarkan persamaan terakhir ini Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) menurut penggunaan digolongkan menjadi tiga komponen besar

    yaitu :

    a. Untuk konsumsi yang meliputi : Konsumsi Rumah tangga Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    28/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    17

    b. Untuk pembentukan modal, meliputi : Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok barang jadi, setengah jadi, dan bahan mentah

    c. Untuk penggunaan di luar wilayah netto : Ekspor ke luar negeri dan luar wilayah, dikurangi Impor dari luar negeri dan luar wilayah

    Penghitungan komponen-komponen di atas memerlukan berbagai

    macam data dari berbagai sumber. Mengingat keterbatasan data yang tersedia,

    maka dalam publikasi ini tidak ditampilkan perbedaan antara PDRB termasuk

    migas dengan PDRB yang tanpa migas, melainkan hanya ditampilkan secara

    keseluruhan pada semua aspek yang dimiliki oleh Provinsi Papua Barat.

    3.2 Komponen - Komponen Permintaan Akhir

    3.2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

    Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup semua pengeluaran

    untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi penjualan netto barang bekas dan

    sisa/afkiran. Dalam hal barangbarang yang mempunyai kegunaan ganda di

    samping untuk keperluan rumah tangga juga digunakan sebagai penunjang

    dalam kegiatan usaha rumah tangga, maka pembelian dan biayabiaya

    dialokasikan secara proporsional terhadap masing-masing kegiatan.

    Metode estimasi yang digunakan dalam memperkirakan besarnya

    pengeluaran konsumsi rumah tangga dilakukan melalui metode langsung yang

    didasarkan pada hasil survei pengeluaran konsumsi rumah tangga yang

    dilaksanakan dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Data

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    29/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    18

    pokok yang digunakan bersumber dari hasil Susenas yang dilaksanakan oleh

    Badan Pusat Statistik di seluruh wilayah Papua Barat tahun 2008.Konsumsi

    rumah tangga hasil Susenas tersebut meliputi :

    1. Makanan, Minuman dan Tembakau, baik yang dimasak di rumahmaupun makanan jadi

    2. Perumahan, Bahan Bakar, Penerangan, dan Air3. Barang-barang dan Jasa4. Pakaian, Alas Kaki dan Tutup Kepala5.

    Barang-barang Tahan Lama

    6. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi7. Keperluan Pesta Upacara

    Data konsumsi rumah tangga hasil Susenas masing-masing

    dinyatakan selama periode satu minggu untuk kelompok bahan makanan dan

    selama satu bulan untuk kelompok bukan bahan makanan. Oleh karenanya

    untuk estimasi selama satu tahun dipergunakan beberapa asumsi sebagai

    berikut :

    Untuk bahan makanan :Konsumsi per kapita sebulan diperkirakan sama dengan 30/7 kali

    konsumsi seminggu. Sedangkan konsumsi per kapita setahun sama

    dengan 12 kali konsumsi sebulan.

    Untuk bukan bahan makanan :Konsumsi per kapita setahun sama dengan 12 kali konsumsi per

    kapita sebulan.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    30/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    19

    Setelah perkiraan konsumsi rumah tangga per kapita per jenis barang

    selama satu tahun diperoleh, maka untuk memperkirakan konsumsi pada

    tahun-tahun lainnya dilakukan dengan menggunakanformula sebagai berikut :

    C(n + 1) = Cn + (b. dpt. Cn)

    Dalam hal ini:

    C(n+1) = Rata-rata konsumsi (kuantum) per kapita per bulan

    pada tahun ke (n + 1)

    Cn = Rata-rata konsumsi (kuantum) per kapita per bulan

    pada tahun ke-n

    dpt = Perubahan pendapatan per kapita harga konstan tahun

    ke-n terhadap tahun ke (n + 1)

    b = Koefisien elastisitas

    Berdasarkan formulasi di atas diasumsikan bahwa konsumsi per

    kapita tergantung besarnya koefisien elastisitas (b) atau tingkat

    kecenderungan mengkonsumsi suatu barang atau jasa apabila pendapatannya

    bertambah. Untuk mendapatkan nilai (b) ini dipakai analisa regresi silang

    (cross regression analysis), dimana pengeluaran konsumsi per kapita menurut

    kelompok pengeluaran dikorelasikan dengan pendapatan per kapita.

    Pada hakekatnya ada jenis komoditi yang tidak akan bertambah

    banyak konsumsinya walau pendapatan seseorang bertambah, bahkan

    mungkin berkurang. Jenis komoditi ini dikatakan inferior untuk seseorang,

    seperti ketela pohon, jagung, dan lain-lain, sebab jika pendapatan seseorang

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    31/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    20

    naik dia cenderung akan mensubstitusikan komoditi-komoditi tersebut dengan

    komoditi lainnya seperti terigu, roti dan lain-lain sejenisnya. Akan tetapi

    sebaliknya ada pula komoditi yang dikatakan superiorseperti minuman botol,

    makanan dalam kaleng dan sebagainya. Jenis komoditi ini pada umumnya

    akan semakin banyak dikonsumsi apabila pendapatan seseorang bertambah.

    .

    1. Kelompok Bahan MakananSebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa untuk mendapatkan

    besarnya koefisien elastisitas (b) digunakan untuk persamaan regresidengan memakai fungsi eksponensial berikut :

    Qi = a. ( Yib )

    Dalam hal ini:

    Qi = Rata-rata konsumsi per kapita per bulan (kwantum)

    Yi = Pendapatan per kapita sebulan

    a = Konstanta

    b = Koefisien Elastisitas

    Untuk menyederhanakan perhitungan, persamaan eksponensial

    tersebut dibuat dalam bentuk linier dengan melogaritmakan :

    Qi = a ( Yib

    )Log Qi = log a + b log Yi

    Sebelum digunakan untuk mengestimasi, dilakukan pengujian

    terhadap nilai koefisien (b) ini untuk meyakinkan apakah koefisien ini

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    32/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    21

    dapat dipakai atau tidak. nilai koefisien (b) dipakai kalau nilai koefisien

    (b) signifikan dan mempunyai koefisien yang tinggi (mendekati satu).

    Setelah nilai koefisien (b) diperoleh dan nilai keabsahannya dapat

    diterima, maka konsumsi pada tahun-tahun lainnya yang tidak ada

    surveinya dapat diperkirakan dengan menggunakan formulasi seperti

    yang telah diuraikan di atas, yaitu :

    C(n + 1) = Cn + (b. dpt. Cn)

    Nilai konsumsi kelompok bahan makanan atas dasar harga yang

    berlaku diperoleh dengan mengalikan kuantum per jenis komoditi

    dengan harga rata-rata setiap jenisnya pada masing-masing tahun.

    Sedangkan nilai konsumsi atas dasar harga konstan 2000 dilakukan

    dengan men-deflate nilai konsumsi kelompok bahan makanan atas dasar

    harga yang berlaku dengan indeks harga masing-masing komoditi

    menurut tahunnya dimana tahun 2000 = 100.

    2. Kelompok Bukan Bahan MakananDalam memperkirakan pengeluaran bukan bahan makanan

    dipakai pengeluaran rata-rata per kapita sebulan dari hasil Susenas.

    Sedangkan untuk mengestimasi pengeluaran rata-rata per kapita sebulan

    pada tahun-tahun lainnya digunakan indeks harga konsumen yangsesuai dengan kelompok pengeluarannya. Total pengeluaran atas dasar

    harga yang berlaku diperoleh dengan mengalikan pengeluaran rata-rata

    per kapita sebulan dengan 12 dan penduduk pertengahan tahun.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    33/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    22

    Sedangkan total pengeluaran atas dasar harga konstan 2000 didapatkan

    dengan cara mendeflate dengan indeks harga konsumen.

    3.2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

    Lembaga Swasta Nirlaba/Non-profit (LNP) adalah lembaga formal

    ataupun informal yang dibentuk oleh perorangan, kelompok masyarakat,

    pemerintah atau dunia usaha dalam rangka menyediakan jasa pelayanan

    khususnya bagi anggota maupun kelompok masyarakat tertentu tanpa adanya

    motivasi untuk meraih keuntungan. Secara garis besar jenis lembaga nonprofit

    dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu :

    1.LNP yang menghasilkan Jasa KomersialLNP pada kelompok ini adalah LNP yang menjual jasa

    layanannya pada tingkat harga pasar, yaitu harga yang didasarkan atas

    biaya produksi. Jasa yang dihasilkan oleh lembaga ini berpengaruh

    terhadap penawaran (supply) dari jenis jasa yang dihasilkan secara

    keseluruhan. Bentuk LNP seperti ini dibedakan atas :

    1.1 LNP yang menyediakan jasa layanannya bagi masyarakat

    umum seperti lembaga penyelenggaraan pendidikan dan

    kesehatan.

    1.2 LNP yang menyediakan jasa layanannya bagi kalangan duniausaha seperti serikat pekerja, asosiasi bisnis, kamar dagang

    dan sebagainya.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    34/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    23

    2.LNP yang menghasilkan jasa nonkomersialLNP pada kelompok ini adalah LNP yang menjual jasa

    layanannya pada tingkat harga di bawah harga pasar, yaitu harga yang

    tidak didasarkan atas biaya produksi. Bahkan terkadang jasa layanan itu

    diberikan secara cuma-cuma. Bentuk LNP seperti ini dibedakan atas :

    2.1 LNP yang kegiatan pelayanannya sebagian besar dibiayai

    oleh pemerintah, baik yang keberadaannya terikat (pada

    pemerintah) maupun tidak. Contohnya organisasi PMI,Komisi Hak Asasi Manusia, Dharma Wanita dan sebagainya.

    2.2 LNP yang dibentuk dan dibiayai oleh anggota masyarakat.

    Lembaga ini disebut juga Lembaga Nonprofit yang melayani

    Rumah tangga (LNPRT). Lembaga yang termasuk ke dalam

    LNPRT dibedakan lagi atas :

    2.2.1 LNP yang menyediakan jasa layanannya khusus untuk

    anggota seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi

    profesi, lembaga keagamaan dan sebagainya.

    2.2.2 LNP yang menyediakan jasa layanannya bagi kelompok

    masyarakat yang membutuhkan seperti organisasi

    sosial, organisasi pemberi beasiswa dan sebagainya.

    Pengeluaran dari lembaga nonprofit (LNP) ini meliputi pembelian

    barang dan jasa, pembayaran upah gaji, penyusutan barang modal, pajak tidak

    langsung neto. Untuk lembaga nonprofit (LNP) yang sebagian besar dibiayai

    oleh pemerintah, maka lembaga ini termasuk ke dalam kegiatan pemerintah

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    35/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    24

    umum dan tidak termasuk ke dalam kegiatan yang dimaksud di atas. Metode

    estimasi dilakukan secara langsung berdasarkan hasil penghitungan dari sudut

    lapangan usaha, dengan mengumpulkan output dari sektor jasa-jasa sosial

    dimana lembaga nonprofit (LNP) tersebut banyak berperan. Penghitungan

    atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara yang sama, yaitu

    berdasarkan hasil penghitungan menurut lapangan usaha/sektoral.

    3.2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

    Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran untukbelanja pegawai, penyusutan dan belanja barang (termasuk belanja perjalanan,

    pemeliharaan, dan pengeluaran lain yang bersifat rutin) baik yang dilakukan

    oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dikurangi dengan

    penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Metode estimasi

    dilakukan melalui pendekatan langsung terhadap realisasi pengeluaran belanja

    pegawai dan belanja barang, baik yang bersumber dari belanja rutin maupun

    belanja pembangunan khususnya untuk menaksir besarnya pengeluaran

    konsumsi pemerintah sipil. Data diperoleh dari hasil laporan Realisasi

    Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah

    Daerah Tingkat II, dan Desa. Sedangkan untuk pengeluaran konsumsi

    pemerintah pusat dan pertahanan (Hankam) dilakukan dengan cara tidak

    langsung, yaitu dengan menggunakan metode alokasi dari angka nasional

    yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Perkiraan atas dasar harga konstan

    2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks tertimbang

    jumlah pegawai.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    36/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    25

    3.2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Yang dimaksud dengan pembentukan modal tetap bruto adalah

    semua barang modal baru yang digunakan atau dipakai sebagai alat dalam

    proses produksi di region tersebut. Jadi barang-barang modal itu dapat

    diperoleh dengan cara membeli dan pengadaan baru di region tersebut atau di

    luar region tanpa memandang apakah barang tersebut baru atau bekas. Yang

    dikategorikan barang-barang modal adalah barang-barang yang mempunyai

    umur satu tahun atau lebih.

    Barang-barang yang tidak diproduksi kembali seperti tanah,

    cadangan mineral tidak termasuk dalam pembentukan modal tetap bruto.

    Akan tetapi pengeluaran untuk meningkatkan mutu dan penggunaan tanah

    untuk dijadikan area perkebunan, perluasan area pertambangan dan lain

    sebagainya merupakan pengeluaran untuk pembentukan modal tetap bruto.

    Pembelian atau pembuatan barang-barang tahan lama untuk keperluan militer

    bukan merupakan pembentukan modal tetap bruto, karena barang-barang

    yang digunakan militer tersebut adalah bersifat konsumtif, kecuali perumahan

    untuk tempat tinggal keluarga militer. Pembentukan modal tetap bruto :

    1.Pembentukan modal tetap dalam bentuk bangunan atau konstruksi,yang terdiri dari:

    a. Bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.b.

    Bangunan atau konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan,irigasi, pembangkit tenaga listrik dan jaringannya, instalasi

    telekomunikasi, pelabuhan dan sebagainya.

    c. Perbaikan besar-besaran dari bangunan tersebut di atas.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    37/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    26

    2. Pembentukan modal tetap dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alatperlengkapan, yang terdiri dari :

    a. Alat-alat transport, seperti kapal laut, kapal udara, bus, truk,motor dan sebagainya.

    b. Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan untuk pertanian.c. Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan untuk industri, listrik

    dan pertambangan.

    d. Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan untuk pembuatan jalan,jembatan dan sebagainya.

    e. Mesin-mesin dan perabot untuk perlengkapan kantor, toko,hotel, restoran dan sebagainya.

    3. Perluasan perkebunan dan penanaman baru untuk tanaman keras.Yang dimaksud dengan tanaman keras di sini adalah bermacam-

    macam tanaman yang hasilnya baru akan diperoleh setelah berumur

    satu tahun atau lebih. Termasuk juga di sini pengeluaran-

    pengeluaran yang dilakukan oleh perkebunan besar selama

    perkebunan itu belum mendatangkan hasil (berproduksi) dan

    kegiatan penanaman kembali (reboisasi) yang dilakukan oleh

    perusahaan pemerintah dan pemerintah sendiri.

    4. Penambahan ternak yang khusus dipelihara untuk diambil susunyaatau bulunya atau untuk dipakai tenaganya dan sebagainya, kecuali

    ternak yang dipelihara untuk dipotong.

    5. Margin perdagangan atau makelar, service charge, dan ongkos-ongkos pemindahan hak milik dalam transaksi jual beli tanah,

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    38/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    27

    sumber mineral, hak pengusaha hutan, hak paten, hak cipta, barang-

    barang modal bekas dari luar wilayah/region.

    Mengingat sangat terbatasnya data mengenai pembentukan modal

    tetap bruto, maka dilakukan dua macam pendekatan terhadap perkiraan nilai

    pembentukan modal yaitu:

    1. Perkiraan nilai pembentukan modal tetap yang terjadi dihitungmelalui pendekatan jenis barang yang digunakan, yaitu berupa

    bangunan/konstruksi, mesin-mesin dan peralatan lainnya, yang

    datanya bersumber dari hasil penghitungan produk domestik

    regional bruto sektor bangunan ditambah dengan data yang

    diperoleh dari Statistik Impor.

    2. Sumber pembentukan modal tetap bruto lainnya diperoleh darilaporan BAPPEDA dan BKPMD mengenai realisasi pembentukan

    modal di Papua Barat.

    Perkiraan nilai pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga

    konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi menggunakan indeks harga

    perdagangan besar impor sebagai deflatornya.

    3.2.5 Perubahan Stok

    Stok merupakan persediaan barang-barang yang sudahdiproduksi/dihasilkan tetapi belum digunakan, meliputi persediaan bahan

    mentah/bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Perubahan stok

    merupakan selisih antara stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Mengingat

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    39/59

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    40/59

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    41/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    30

    BAB IV

    TINJAUAN EKONOMI PAPUA BARAT MENURUT PENGGUNAAN

    TAHUN 2008

    Sepanjang tahun 2008 terjadi berbagai macam fenomena perekonomian

    baik di tingkat nasional maupun internasional. Harga minyak dunia yang

    mengalami peningkatan drastis pada awal tahun 2008 memaksa pemerintah

    mengambil keputusan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

    Sebagai konsekuensinya, pemerintah membuat kebijakan pembagian Bantuan

    Langsung Tunai (BLT) untuk menjaga konsumsi masyarakat miskin.

    Menjelang berakhirnya tahun 2008 pemerintah kembali menurunkan harga

    BBM, seiring dengan turunnya harga minyak dunia.

    Selain itu, krisis finansial dunia juga terjadi pada akhir tahun 2008. Hal

    ini dipicu oleh macetnya kredit perumahan di Amerika. Akibat dari krisis

    finansial ini, perdagangan dunia sangat terpengaruh. Indonesia pun tidak

    terlepas dari dampak krisis global ini. Tingkat ekspor secara nasional

    terkontraksi akibat menurunnya permintaan terhadap produk-produk unggulan

    ekspor Indonesia. Pengaruh tersebut pun turut dirasakan provinsi-provinsi di

    Indonesia khususnya yang mempunyai barang-barang ekspor seperti Papua

    Barat.

    4.1

    Perkembangan PDRB Menurut Penggunaan

    Nilai yang tercipta pada PDRB menurut penggunaan memberikan

    gambaran kemampuan ekonomi masyarakat di Provinsi Papua Barat. Atau

    dapat juga menggambarkan bagaimana nilai tambah sektoral yang tercipta

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    42/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    31

    digunakan ke dalam tujuh komponen PDRB menurut penggunaan.

    Nilai PDRB yang tercipta pada tahun 2008 sebesar Rp 12.471,61 miliar.

    Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 20,27 persen terhadap nilai

    PDRB pada tahun 2007 yang mencapai Rp 10.369,84 miliar. Peningkatan ini

    lebih kecil dibandingkan peningkatan PDB yang mencapai 25,44 persen

    dengan nilai PDB mencapai Rp 4.954,03 triliun pada tahun 2008. PDRB

    Provinsi Papua Barat menyumbang 0,25 persen terhadap nilai PDB.

    Tabel 1. PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan Atas Dasar HargaBerlaku Tahun 2004 2008 (Miliar Rupiah)

    Komponen Penggunaan 2004 2005 2006*)

    2007**)

    2008***)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Konsumsi Rumah Tangga 4 262,56 4 839,25 5 807,03 6 559,32 8 849,75

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 47,02 54,68 64,20 72,56 83,16

    3. Konsumsi Pemerintah 1 049,14 1 344,01 1 688,49 2 032,10 2 506,04

    4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2 674,03 2 942,65 3 159,41 3 469,30 4 080,08

    5. Perubahan Stok 254,16 309,88 329,77 349,84 375,83

    6. Ekspor 3 252,55 4 862,88 6 181,91 6 416,18 6 787,16

    7. Dikurangi Impor (-) 4 962,93 6 439,58 8 285,29 8 529,46 10 210,42

    PDRB 6 576,54 7 913,78 8 945,54 10 369,84 12 471,61

    Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    Seluruh komponen PDRB menurut penggunaan pada tahun 2008

    mengalami peningkatan. Nilai komponen konsumsi meningkat 32,03 persen

    dari Rp 8.663,98 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp 11.438,95 miliar pada

    tahun 2008. Jenis konsumsi rumahtangga memiliki nilai terbesar, diikuti oleh

    konsumsi pemerintah dan lembaga swasta nirlaba. Nilai konsumsi

    rumahtangga pada tahun 2008 meningkat sebesar 34,92 persen dibandingkan

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    43/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    32

    nilai konsumsi rumahtangga pada tahun 2007. Nilai konsumsi rumahtangga

    mencapai Rp 8.849,75 miliar. Komponen konsumsi lembaga nirlaba

    meningkat sebesar 14,60 persen. Nilai konsumsi lembaga nirlaba yang

    tercipta sebesar Rp 83,16 miliar. Sementara nilai komponen konsumsi

    pemerintah meningkat sebesar 23,32 persen. Nilai konsumsi pemerintah yang

    terjadi sebesar Rp 2.506,04 miliar.

    Nilai komponen PMTB menunjukkan peningkatan yang sangat

    signifikan pada tahun 2008. Nilai PMTB meningkat sebesar 17,61 persen

    dibandingkan nilai pada tahun 2007. Nilai komponen PMTB yang terciptasebesar Rp 4.080,08 miliar. Sementara nilai ekspor mengalami kenaikan

    sebesar 5,78 persen. Nilai ekspor yang terjadi sebesar Rp 6.787,16 miliar.

    Nilai impor mengalami peningkatan sebesar 19,71 persen dengan nilai impor

    yang terjadi sebesar Rp 10.210,42 miliar.

    4.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua BaratPDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 menunjukkan kinerja secara

    riil. Hal ini dikarenakan pengaruh faktor kenaikan harga (inflasi) sudah

    dieliminir dari PDRB atas dasar harga konstan. Dari sisi sektoral, PDRB ini

    menunjukkan kenaikan yang terjadi pada tingkat produksi. Sementara dari sisi

    penggunaan, PDRB ini menunjukkan kuantitas barang dan jasa yang

    dikonsumsi.Dengan demikian, kinerja pada sektor riil dapat tercermin melalui

    penghitungan PDRB menurut penggunaan. Hal ini sesuai dengan asumsi

    bahwa sejumlah barang yang diproduksi akan sama dengan barang yang

    dikonsumsi. Tetapi sebenarnya tidak semua barang yang diproduksi langsung

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    44/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    33

    habis terpakai dalam satu waktu. Oleh karena itu, dalam PDRB menurut

    penggunaan terdapat komponen perubahan stok. Komponen inilah yang

    menunjukkan barang dan jasa yang belum dikonsumsi oleh komponen-

    komponen penggunaan lainnya.

    Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua Barat pada tahun 2008 mencapai

    7,33 persen. pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan PDB

    yang mencapai 6,06 persen. Perkembangan pertumbuhan PDRB Provinsi

    Papua Barat dan PDB dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 1.

    Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan PDB dan PDRB Provinsi Papua BaratAtas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 2008 (Persen)

    Pertumbuhan tertinggi PDRB menurut penggunaan terjadi pada

    komponen konsumsi pemerintah, diikuti oleh pertumbuhan konsumsi

    rumahtangga. Komponen konsumsi pemerintah tumbuh 10,62 persen.

    Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 10,59 persen. Sementara PMTB

    tumbuh 2,46 persen. Komponen lembaga swasta nirlaba tumbuh 5,30 persen.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    45/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    34

    Kinerja aktivitas perdagangan Provinsi Papua Barat pada tahun 2008

    mengalami kontraksi. Nilai ekspor turun sebesar 6,99 persen. Sementara

    impor turun sebesar 3,96 persen.

    Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat Menurut PenggunaanTahun 2004 2008 (Persen)

    Komponen Penggunaan 2004 2005 2006*)

    2007**)

    2008***)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Konsumsi Rumah Tangga 7,13 5,05 9,19 6,15 10,59

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 16,55 8,93 9,54 7,59 5,30

    3. Konsumsi Pemerintah 8,99 18,54 19,21 15,61 10,624. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,56 2,45 4,08 5,53 2,46

    5. Perubahan Stok 7,62 7,58 2,19 2,24 -0,38

    6. Ekspor - 4,44 23,10 11,04 0,18 -6,99

    7. Dikurangi Impor (-) - 5,61 20,10 17,88 1,47 -3,96

    PDRB 7,39 6,80 4,55 6,95 7,33

    Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    4.3 Struktur Perekonomian Provinsi Papua BaratStruktur perekonomian berdasarkan PDRB menurut penggunaan

    menggambarkan bagaimana pendapatan (nilai tambah) yang tercipta

    digunakan dalam kegiatan ekonomi. Struktur tersebut terlihat dari kontribusi

    setiap komponen terhadap PDRB menurut penggunaan.

    Konsumsi rumahtangga masih memegang peranan yang sangat besardalam perekonomian Papua Barat. Kontribusi yang diberikan komponen

    konsumsi rumahtangga dalam PDRB menurut penggunaan tahun 2008

    mencapai 70,96 persen. Kontribusi PMTB sebesar 32,71 persen. Sementara

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    46/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    35

    kontribusi ekspor mencapai 54,42 persen. Sedangkan kontribusi impor,

    sebagai komponen pengurang, memberikan kontribusi sebesar 81,87 persen.

    Dengan demikian ekspor netto Papua Barat sebesar -27,45 persen.

    Komponen-komponen di atas mengalami penurunan kontribusi jika

    dibandingkan dengan kontribusi masing-masing komponen pada tahun 2007,

    terkecuali komponen konsumsi rumahtangga.

    Konsumsi pemerintah merupakan komponen penggunaan yang juga

    mengalami peningkatan kontribusi. Kontribusi konsumsi pemerintah yang

    tercipta sebesar 20,09 persen. Kontribusi ini lebih besar daripadakontribusinya pada tahun 2007 yang mencapai 19,60 persen. Hal ini

    menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam perekonomian cukup besar.

    Gambar 2. Distribusi PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2008 (Persen)

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    47/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    36

    4.4 PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan4.4.1 Konsumsi Rumahtangga

    Sebagaiamana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, konsumsi

    rumahtangga memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB menurut

    penggunaan. Dengan nilai konsumsi mencapai Rp 8.849,75 miliar, konsumsi

    rumahtangga mempunyai kontribusi sebesar 70,96 persen. Sementara dari sisi

    kuantitas barang dan jasa yang dikonsumsi, konsumsi rumah tangga tumbuh

    10,59 persen. Pada dasarnya konsumsi rumahtangga terbagi menjadi dua

    macam konsumsi yaitu konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan.

    Oleh karena itu perlu dianalisis lebih rinci terhadap kedua jenis konsumsi

    tersebut.

    Tabel 3. Nilai Konsumsi Rumahtangga ADH Berlaku dan Kontribusinya dirinci menurutKonsumsi Makanan dan Konsumsi Bukan Makanan Provinsi Papua Barat

    Tahun 2004 2008

    Nilai Kontribusi Nilai Kontribusi Nilai Kontribusi

    (Miliar Rupiah) (Persen) (Miliar Rupiah) (Persen) (Miliar Rupiah) (Persen)

    (1) (2) (3) (5) (6) (5) (6)

    2004 2 900,06 44,10 1 362,50 20,72 4 262,56 64,81

    2005 3 293,17 41,61 1 546,09 19,54 4 839,25 61,15

    2006*) 3 999,88 44,71 1 807,15 20,20 5 807,03 64,92

    2007**) 4 552,56 43,90 2 006,76 19,35 6 559,32 63,25

    2008***

    )

    6 198,67 49,70 2 651,08 21,26 8 849,75 70,96Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    Tahun

    Makanan Bukan Makanan Total

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    48/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    37

    Tabel 4. Nilai Konsumsi Rumahtangga ADH Konstan 2000 dan Laju Pertumbuhandirinci menurut Konsumsi Makanan dan Konsumsi Bukan MakananProvinsi Papua Barat Tahun 2004 2008

    Nilai Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan(Miliar Rupiah) (Persen) (Miliar Rupiah) (Persen) (Miliar Rupiah) (Persen)

    (1) (2) (3) (5) (6) (5) (6)

    2004 1 954,52 6,81 866,99 7,85 2 821,51 7,13

    2005 2 032,40 3,98 931,61 7,45 2 964,01 5,05

    2006*) 2 194,31 7,97 1 041,99 11,85 3 236,30 9,19

    2007**) 2 328,95 6,14 1 106,32 6,17 3 435,27 6,15

    2008***

    )

    2 584,04 10,95 1 214,88 9,81 3 798,92 10,59Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    Tahun

    Makanan Bukan Makanan Total

    Nilai konsumsi makanan pada tahun 2008 mencapai Rp 6.198,67 miliar.

    Konsumsi tersebut mengalami peningkatan sebesar 36,16 persen

    dibandingkan konsumsi pada tahun 2007. Berdasarkan nilai konsumsi yang

    tercipta, konsumsi makanan memberikan kontribusi sebesar 49,70 persen.

    Dari sisi kuantitasnya, konsumsi makanan tumbuh sebesar 10,95 persen.

    Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan konsumsi

    makanan yang terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 6,14 persen.

    Nilai konsumsi bukan makanan pada tahun 2008 mencapai Rp 2.651,09

    miliar. Dengan nilai konsumsi tersebut, konsumsi bukan makanan

    memberikan kontribusi sebesar 21,26 persen. Sementara dari sisi

    kuantitasnya, konsumsi bukan makanan tumbuh 9,81 persen. Pertumbuhan

    tersebut masih labih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2007 yang

    mencapai 6,17 persen.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    49/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    38

    Gambar 3. Distribusi Konsumsi Rumahtangga Menurut Jenisnya Tahun 2008(Persen)

    Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa tingkat konsumsi

    masyarakat Papua Barat sangat tinggi. Konsumsi masyarakat terhadap

    kebutuhan makanan masih dominan. Hal ini terlihat jika konsumsi

    rumahtangga didistribusikan terhadap konsumsi makanan dan bukan

    makanan. Sekitar 70,04 persen dari konsumsi rumahtangga digunakan untuk

    konsumsi makanan. Sementara konsumsi bukan makanan hanya sekitar 29,96

    persen. Namun jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya, pertumbuhan

    konsumsi non makanan justru cenderung lebih tinggi dibandingkan konsumsi

    makanan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai meningkatkan porsi

    pengeluarannya terhadap pembelian barang-barang dan jasa pelengkap.

    4.4.2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

    Konsumsi lembaga swasta nirlaba pada tahun 2008 mengalami

    peningkatan sebesar 14,60 persen. Nilai konsumsi lembaga swasta nirlaba

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    50/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    39

    yang tercipta sebesar Rp 83,16 miliar. Dengan nilai tambah tersebut

    komponen ini memberikan kontribusi sebesar 0,67 persen terhadap PDRB.

    Jika dilihat atas dasar harga konstan, konsumsi lembaga swasta nirlaba

    mengalami pertumbuhan sebesar 5,30 persen. Pertumbuhan ini lebih kecil

    dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 7,59

    persen.

    4.4.3 Konsumsi Pemerintah

    Peranan pemerintah dalam perekonomian Papua Barat cukup besar. Halini terlihat dari kontribusi yang diberikan terhadap PDRB tiap tahunnya.

    Konsumsi pemerintah pada tahun 2008 mencapai Rp 2.506,04 miliar. Dengan

    nilai tersebut, konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 20,09

    persen terhadap PDRB. Kontribusi tersebut lebih tinggi dibandingkan

    kontribusinya pada 2007. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan

    pemerintah dalam perekonomian tiap tahunnya semakin besar.

    Tabel 5. Nilai Konsumsi Pemerintah ADH Berlaku, Distribusi dan Laju PertumbuhanKonsumsi Pemerintah Provinsi Papua Barat Tahun 2004 2008

    Nilai Distribusi Laju Pertumbuhan

    (Jutaan Rupiah) (Persen) (Persen)

    (1) (2) (3) (4)

    2004 1 049 137,78 15,95 8,99

    2005 1 344 013,91 16,98 18,54

    2006*)

    1 688 491,14 18,88 19,212007**

    ) 2 032 097,74 19,60 15,61

    2008***) 2 506 043,16 20,09 10,62

    Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    Tahun

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    51/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    40

    Konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan mengalami

    pertumbuhan sebesar 10,62 persen pada tahun 2008. Pertumbuhan ini masih

    lebih kecil jika dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2007 yang mencapai

    15,61 persen.

    4.4.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Pada tahun 2008 nilai PMTB mencapai Rp 4.080,08 miliar, meningkat

    17,61 persen dibandingkan nilai PMTB pada tahun 2007. Dengan nilai

    tambah tersebut, PMTB memberikan kontribusi sebesar 32,71 persen terhadapPDRB. Jika dilihat laju pertumbuhannya, PMTB tumbuh 2,46 persen.

    Pertumbuhan ini mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada

    tahun 2007 yang mencapai 5,53 persen.

    Tabel 6. Nilai PMTB ADH Berlaku, Distribusi dan Laju Pertumbuhan PembentukanModal Tetap Bruto Provinsi Papua Barat Tahun 2004 2008

    Nilai Distribusi Laju Pertumbuhan

    (Jutaan Rupiah) (Persen) (Persen)(1) (2) (3) (4)

    2004 2 674 026,76 40,66 2,56

    2005 2 942 650,85 37,18 2,45

    2006*) 3 159 413,76 35,32 4,08

    2007**) 3 469 303,24 33,46 5,53

    2008***) 4 080 076,40 32,71 2,46

    Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    Tahun

    4.4.5 Perubahan Stok

    Pada tahun 2008 stok mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,38

    persen. Sementara pada tahun sebelumnya terjadi pertumbuhan stok positif

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    52/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    41

    yang mencapai 2,24 persen..

    4.4.6 Ekspor dan Impor

    Pada tahun 2008 transaksi perdagangan antar wilayah menunjukkan

    penurunan dibandingkan transaksi selama tahun 2007. Nilai ekspor pada

    tahun 2008 mencapai Rp 6.787,164 miliar. Nilai tersebut meningkat 5,78

    persen terhadap nilai ekspor pada tahun 2007 yang mencapai Rp 6.416,18

    miliar. Sementara pertumbuhan ekspor mengalami penurunan sebesar 6,99

    persen.

    Tabel 7. Nilai Ekspor dan Impor ADH Berlaku, Distribusi, dan Laju Pertumbuhan Ekspordan Impor Provinsi Papua Barat Tahun 2004 2008

    Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    2004 3 252 552,21 4 962 926,75 49,46 75,46 - 4,44 - 5,61

    2005 4 862 876,13 6 439 578,42 61,45 81,37 23,10 20,10

    2006*) 6 181 913,53 8 285 290,28 69,11 92,62 11,04 17,88

    2007**) 6 416 179,41 8 529 463,74 61,87 82,25 0,18 1,47

    2008***) 6 787 164,93 10 210 420,30 54,42 81,87 -6,99 -3,96

    Catatan: *) Angka Tetap **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara

    TahunNilai (Jutaan Rupiah) Distribusi (Persen) Laju Pertumbuhan (Persen)

    Apabila ekspor dirinci menurut daerah tujuannya, nilai ekspor ke luar

    negeri lebih besar dibandingkan ekspor antar provinsi. Ekspor luar negeri

    mencapai Rp 4.930,77 miliar. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar

    1,69 persen terhadap ekspor luar negeri pada tahun 2007. Sementara ekspor

    antar propinsi mencapai Rp 1.856,39 miliar atau naik sebesar 18,45 persen

    terhadap ekspor antar provinsi pada tahun 2007. Apabila dilihat laju

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    53/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    42

    pertumbuhannya, ekspor luar negeri turun 8,99 persen sedangkan ekspor antar

    propinsi tumbuh 0,75 persen terhadap keadaan pada tahun 2007

    Nilai impor pada tahun 2008 sebesar Rp 10.210,42 miliar. Nilai tersebut

    meningkat 19,71 persen dibandingkan impor pada tahun 2007 yang mencapai

    Rp 8.529,46 miliar. Jika dilihat berdasarkan nilai atas dasar harga konstan,

    impor tumbuh minus 3,96 persen

    Apabila dirinci menurut daerah asal barang, impor antar provinsi lebih

    besar dibandingkan impor luar negeri. Nilai impor antar provinsi mencapai Rp

    10.193,67 miliar, meningkat 21,00 persen terhadap nilai impor pada tahun2007. Sementara nilai impor luar negeri mencapai Rp 16,75 miliar atau turun

    sebesar minus 84,06 persen terhadap impor luar negeri pada tahun 2007. Jika

    dilihat laju pertumbuhannya, impor antar provinsi tumbuh minus 2,33 persen

    sedangkan impor luar negeri tumbuh sebesar minus 88,04 persen.

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    54/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    43

    Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Barat Atas Dasar HargaBerlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Jutaan Rupiah)

    PENGGUNAAN 2004 2005 2006*) 2007**) 2008***)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    1. Konsumsi Rumah Tangga 4 262 562,82 4 839 252,05 5 807 032,92 6 559 318,85 8 849 749,58

    a. Makanan 2 900 059,69 3 293 165,04 3 999 878,26 4 552 556,15 6 198 665,39

    b. Bukan Makanan 1 362 503,13 1 546 087,01 1 807 154,66 2 006 762,70 2 651 084,19

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 47 022,02 54 684,23 64 204,31 72 563,15 83 157,66

    3. Konsumsi Pemerintah 1 049 137,78 1 344 013,91 1 688 491,14 2 032 097,74 2 506 043,16

    4. PMTB 2 674 026,76 2 942 650,85 3 159 413,76 3 469 303,24 4 080 076,40

    5. Perubahan Stok 254 161,92 309 878,04 329 774,13 349 837,46 375 834,336. Ekspor 3 252 552,21 4 862 876,13 6 181 913,53 6 416 179,41 6 787 164,93

    a. Luar Negeri 2 056 790,47 3 069 755,56 4 487 920,64 4 848 953,63 4 930 770,49

    b. Antar Propinsi 1 195 761,74 1 793 120,57 1 693 992,89 1 567 225,78 1 856 394,44

    7. Dikurangi Impor (-) 4 962 926,75 6 439 578,42 8 285 290,28 8 529 463,74 10 210 420,30

    a. Luar Negeri 57 471,61 321 988,06 165 178,19 105 059,40 16 751,60

    b. Antar Propinsi 4 905 455,14 6 117 590,36 8 120 112,10 8 424 404,34 10 193 668,70

    PDRB 6 576 536,76 7 913 776,80 8 945 539,50 10 369 836,11 12 471 605,76

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    1. Konsumsi Rumah Tangga 2 821 514,58 2 964 008,64 3 236 303,54 3 435 271,35 3 798 924,58a. Makanan 1 954 520,69 2 032 403,01 2 194 312,10 2 328 954,87 2 584 043,47

    b. Bukan Makanan 866 993,89 931 605,62 1 041 991,44 1 106 316,48 1 214 881,11

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 27 124,12 29 545,08 32 363,43 34 818,25 36 664,46

    3. Konsumsi Pemerintah 626 594,55 742 794,76 885 485,64 1 023 698,59 1 132 416,23

    4. PMTB 1 541 719,09 1 579 512,60 1 643 883,01 1 734 781,02 1 777 497,44

    5. Perubahan Stok 195 367,96 210 181,45 214 784,32 219 602,26 218 762,59

    6. Ekspor 2 445 493,25 3 010 293,87 3 342 547,86 3 348 401,93 3 114 404,70

    a. Luar Negeri 1 659 011,97 2 185 421,97 2 596 485,52 2 659 779,00 2 420 617,18

    b. Antar Propinsi 786 481,28 824 871,90 746 062,34 688 622,93 693 787,52

    7. Dikurangi Impor (-) 2 688 603,22 3 229 007,26 3 806 467,30 3 862 257,58 3 709 295,77a. Luar Negeri 55 180,08 290 451,74 145 784,57 73 374,00 8 775,08

    b. Antar Propinsi 2 633 423,14 2 938 555,52 3 660 682,72 3 788 883,58 3 700 520,69

    PDRB 4 969 210,33 5 307 329,12 5 548 900,50 5 934 315,82 6 369 374,22

    Catatan : *) Angka Yang Diperbaiki

    **) Angka Sementara

    ***) Angka Sangat Sementara

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    55/59

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    56/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    45

    Lampiran 3. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua BaratAtas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan(Persen)

    PENGGUNAAN 2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    1. Konsumsi Rumah Tangga 173,61 197,09 236,51 267,15 360,43

    a. Makanan 170,46 193,57 235,11 267,60 364,36

    b. Bukan Makanan 180,69 205,04 239,66 266,13 351,58

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 235,84 274,27 322,01 363,94 417,07

    3. Konsumsi Pemerintah 228,75 293,04 368,15 443,06 546,40

    4. PMTB 216,91 238,70 256,28 281,42 330,96

    5. Perubahan Stok 143,63 175,12 186,36 197,70 212,396. Ekspor 121,44 181,56 230,81 239,56 253,41

    a. Luar Negeri 107,38 160,27 234,31 253,15 257,43

    b. Antar Propinsi 156,74 235,04 222,04 205,43 243,33

    7. Dikurangi Impor (-) 161,96 210,14 270,37 278,34 333,20

    a. Luar Negeri 35,06 196,45 100,78 64,10 10,22

    b. Antar Propinsi 169,13 210,92 279,96 290,45 351,45

    PDRB 166,17 199,96 226,03 262,02 315,13

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    1. Konsumsi Rumah Tangga 114,91 120,72 131,81 139,91 154,72a. Makanan 114,89 119,46 128,98 136,90 151,89

    b. Bukan Makanan 114,98 123,55 138,19 146,72 161,11

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 136,04 148,18 162,32 174,63 183,89

    3. Konsumsi Pemerintah 136,62 161,95 193,06 223,20 246,90

    4. PMTB 125,06 128,12 133,35 140,72 144,18

    5. Perubahan Stok 110,41 118,78 121,38 124,10 123,63

    6. Ekspor 91,31 112,39 124,80 125,02 116,28

    a. Luar Negeri 86,61 114,10 135,56 138,86 126,38

    b. Antar Propinsi 103,09 108,12 97,79 90,26 90,94

    7. Dikurangi Impor (-) 87,74 105,37 124,22 126,04 121,05

    a. Luar Negeri 33,67 177,21 88,95 44,77 5,35b. Antar Propinsi 90,79 101,31 126,21 130,63 127,58

    PDRB 125,56 134,10 140,21 149,95 160,94

    Catatan : *) Angka Yang Diperbaiki

    **) Angka Sementara

    ***) Angka Sangat Sementara

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    57/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    46

    Lampiran 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Barat AtasDasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Persen)

    PENGGUNAAN 2004 2005 2006) 2007 ) 2008 )

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    1. Konsumsi Rumah Tangga 16,47 13,53 20,00 12,95 34,92

    a. Makanan 14,47 13,56 21,46 13,82 36,16

    b. Bukan Makanan 20,97 13,47 16,89 11,05 32,11

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 27,94 16,29 17,41 13,02 14,60

    3. Konsumsi Pemerintah 26,44 28,11 25,63 20,35 23,32

    4. PMTB 12,71 10,05 7,37 9,81 17,61

    5. Perubahan Stok 34,60 21,92 6,42 6,08 7,436. Ekspor 16,10 49,51 27,12 3,79 5,78

    a. Luar Negeri 10,75 49,25 46,20 8,04 1,69

    b. Antar Propinsi 26,62 49,96 - 5,53 - 7,48 18,45

    7. Dikurangi Impor (-) 14,52 29,75 28,66 2,95 19,71

    a. Luar Negeri 19,59 460,26 - 48,70 - 36,40 -84,06

    b. Antar Propinsi 14,46 24,71 32,73 3,75 21,00

    PDRB 18,38 20,33 13,04 15,92 20,27

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    1. Konsumsi Rumah Tangga 7,13 5,05 9,19 6,15 10,59

    a. Makanan 6,81 3,98 7,97 6,14 10,95

    b. Bukan Makanan 7,85 7,45 11,85 6,17 9,81

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 16,55 8,93 9,54 7,59 5,30

    3. Konsumsi Pemerintah 8,99 18,54 19,21 15,61 10,62

    4. PMTB 2,56 2,45 4,08 5,53 2,46

    5. Perubahan Stok 7,62 7,58 2,19 2,24 -0,38

    6. Ekspor - 4,44 23,10 11,04 0,18 -6,99

    a. Luar Negeri - 8,00 31,73 18,81 2,44 -8,99

    b. Antar Propinsi 4,06 4,88 - 9,55 - 7,70 0,75

    7. Dikurangi Impor (-) - 5,61 20,10 17,88 1,47 -3,96a. Luar Negeri 16,19 426,37 - 49,81 - 49,67 -88,04

    b. Antar Propinsi - 5,98 11,59 24,57 3,50 -2,33

    PDRB 7,39 6,80 4,55 6,95 7,33

    Catatan : *) Angka Yang Diperbaiki

    **) Angka Sementara

    ***) Angka Sangat Sementara

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    58/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    BAPPEDA- Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

    47

    Lampiran 5. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Barat AtasDasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Persen)

    PENGGUNAAN 2004 2005 2006)

    2007)

    2008)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    1. Konsumsi Rumah Tangga 116,47 113,53 120,00 112,95 134,92

    a. Makanan 114,47 113,56 121,46 113,82 136,16

    b. Bukan Makanan 120,97 113,47 116,89 111,05 132,11

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 127,94 116,29 117,41 113,02 114,60

    3. Konsumsi Pemerintah 126,44 128,11 125,63 120,35 123,32

    4. PMTB 112,71 110,05 107,37 109,81 117,61

    5. Perubahan Stok 134,60 121,92 106,42 106,08 107,436. Ekspor 116,10 149,51 127,12 103,79 105,78

    a. Luar Negeri 110,75 149,25 146,20 108,04 101,69

    b. Antar Propinsi 126,62 149,96 94,47 92,52 118,45

    7. Dikurangi Impor (-) 114,52 129,75 128,66 102,95 119,71

    a. Luar Negeri 119,59 560,26 51,30 63,60 15,94

    b. Antar Propinsi 114,46 124,71 132,73 103,75 121,00

    PDRB 118,38 120,33 113,04 115,92 120,27

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    1. Konsumsi Rumah Tangga 107,13 105,05 109,19 106,15 110,59

    a. Makanan 106,81 103,98 107,97 106,14 110,95

    b. Bukan Makanan 107,85 107,45 111,85 106,17 109,81

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 116,55 108,93 109,54 107,59 105,30

    3. Konsumsi Pemerintah 108,99 118,54 119,21 115,61 110,62

    4. PMTB 102,56 102,45 104,08 105,53 102,46

    5. Perubahan Stok 107,62 107,58 102,19 102,24 99,62

    6. Ekspor 95,56 123,10 111,04 100,18 93,01

    a. Luar Negeri 92,00 131,73 118,81 102,44 91,01

    b. Antar Propinsi 104,06 104,88 90,45 92,30 100,75

    7. Dikurangi Impor (-) 94,39 120,10 117,88 101,47 96,04a. Luar Negeri 116,19 526,37 50,19 50,33 11,96

    b. Antar Propinsi 94,02 111,59 124,57 103,50 97,67

    PDRB 107,39 106,80 104,55 106,95 107,33

    Catatan : *) Angka Yang Diperbaiki

    **) Angka Sementara

    ***) Angka Sangat Sementara

  • 8/9/2019 PDRB Prov. Papua Barat Menurut Penggunaan 2008

    59/59

    PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Papua Barat Tahun 2008 48

    Lampiran 6. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua BaratMenurut Penggunaan (Persen)

    PENGGUNAAN 2004 2005 2006)

    2007)

    2008)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Konsumsi Rumah Tangga 151,07 163,27 179,43 190,94 232,95

    a. Makanan 148,38 162,03 182,28 195,48 239,88

    b. Bukan Makanan 157,15 165,96 173,43 181,39 218,22

    2. Lembaga Swasta Nirlaba 173,36 185,09 198,39 208,41 226,81

    3. Konsumsi Pemerintah 167,43 180,94 190,69 198,51 221,30

    4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 173,44 186,30 192,19 199,99 229,54

    5. Perubahan Stok 130,09 147,43 153,54 159,31 171,80

    6. Ekspor 133,00 161,54 184,95 191,62 217,93

    a. Luar Negeri 123,98 140,47 172,85 182,31 203,70

    b. Antar Propinsi 152,04 217,38 227,06 227,59 267,57

    7. Dikurangi Impor (-) 184,59 199,43 217,66 220,84 275,27

    a. Luar Negeri 104,15 110,86 113,30 143,18 190,90

    b. Antar Propinsi 186,28 208,18 221,82 222,35 275,47

    PDRB 132,35 149,11 161,21 174,74 195,81

    Catatan : *) Angka Yang Diperbaiki

    **) Angka Sementara

    ***) Angka Sangat Sementara