Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

110
STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2009 WELFARE STATISTICS OF PAPUA BARAT PROVINCE 2009 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT 

Transcript of Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

Page 1: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 1/110

STATISTIK

KESEJAHTERAAN RAKYAT

PROVINSI PAPUA BARAT 2009

WELFARE STATISTICS OF

PAPUA BARAT PROVINCE2009

BADAN PUSAT STATISTIK 

PROVINSI PAPUA BARAT 

Page 2: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 2/110

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT

PROVINSI PAPUA BARAT 2009

WELFARE STATISTICS OF 

PAPUA BARAT PROVINCE 2009 

ISSN :

No. Publikasi/Publication Number : 91522.1013

Katalog BPS/BPS Catalogue : 4101002.9100

Ukuran Buku/Book Size : 21 cm x 29,7 cm

Jumlah Halaman/Total Pages : viii + 104 halaman /112 halaman

Naskah/Manuscript :

Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat

Gambar Kulit/Cover Design :

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 

BPS Provinsi Papua Barat

Diterbitkan Oleh/Published by :

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Dicetak Oleh/Printed by :

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

May be cited with reference to the source  

Page 3: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 3/110

Statistik  Kesejahteraan  Rakyat  Provinsi  Papua  Barat  2009  merupakan  publikasi 

tahunan  yang dipublikasikan  oleh  BPS  Provinsi  Papua  Barat.  Ini  adalah  edisi  ketiga 

sejak  edisi  pertamanya  diterbitkan  pada  tahun  2008.  Publikasi  ini  memberikan 

gambaran pencapaian kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009 

dan  disajikan  sampai  level  kabupaten/kota.  Data  berasal  dari  hasil  Survei  Sosial 

Ekonomi Nasional (Susenas) yang mengacu pada kondisi Juli 2009. 

Publikasi  ini mencakup  beberapa  aspek  yang  terukur  kesejahteraan manusia  yang 

tentu  saja  mengacu  pada  data  yang  tersedia.  Penafsiran  dari  tren  yang  dianalisis 

dalam  tujuh  bagian,  yaitu  populasi,  kesehatan  dan  gizi,  pendidikan,  fertilitas, 

ketenagakerjaan,  perumahan dan lingkungan serta keadaan sosial lainnya. 

Untuk  semua  yang  telah  terlibat  dalam  penyusunan  publikasi  ini,  saya  ingin 

menyampaikan  penghargaan  yang  tinggi  dan  rasa  syukur.  Akhirnya,  kami  selalu 

menghargai  komentar  atas  publikasi  ini  untuk  perbaikan  lebih  lanjut  publikasi  lain 

yang serupa di tahun‐tahun mendatang. 

Manokwari,  Nopember 2010 

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat 

Kepala, 

Ir. Tanda Sirait, MM 

KATA

PENGANTAR

Page 4: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 4/110

ii 

The 2009 Papua Barat Welfare Statistics  is an annual publication of  StatisticsPapua 

Barat Province. It  is the third edition since the first edition was published in 2008.  It 

provides welfare status of  Papua Barat Province in 2009. The main data source of  this 

publication are from data collections that conducted by Papua Barat Regional Statis‐

tics Office. 

This publication covers several measurable aspects of  human welfares which certainly 

refer  to  the available data. The  interpretations of   the  trends are analyzed  in seven 

parts, i.e. population, health and nutrition, education, fertility, employment, housing 

and environment, and other social concern. 

To all who has involved in the preparation of  this publication, I would like to express 

my high appreciation and gratitude. Finally, we always appreciate any comments on 

this publication for further  improvement of  other similar publications  in the coming 

years. 

Manokwari,  July 2010 

Papua Barat – Province Statistics Office, 

Ir. Tanda Sirait, MM 

PREFACE

Page 5: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 5/110

iii 

DAFTAR

ISI

TABLE  OF  

CONTENTS  

Halaman Depan / Front Page 

Kata Pengantar i

Preface ii

Daftar Isi / Table Of Contents  iii

Daftar Tabel / List Of Tables  v

Daftar Gambar / List Of Pictures  vii

Bab I Pendahuluan / Chapter I Introduction 

1.1 Umum / General 1

1.2 Sistematika Penyajian / Order of Presentatton 2

Bab II Metodologi/ Chapter II Methodology 

2.1 Kerangka Sampel / Sampling Frame 5

2.2 Rancangan Penarikan Sampel / Sampling Design  6

2.3 Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga /

The number of Census Blocks and The Households

7

2.4 Metode Pengumpulan Data / Data Collection Method  7

2.5 Konsep dan Definisi / The Concept and The Definition  8

Page 6: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 6/110

iv 

Bab III Kependudukan / Chapter III Population  17

Bab IV Kesehatan / Chapter IV Health  25

Bab V Pendidikan/ Chapter V Education  55

Bab VI Fertilitas dan Keluarga Berencana/ 

Chapter V Fertility and Family Planning 

69

Bab VII Perumahan/ Chapter VII Housing  81

Bab VIII Sosial Lainnya/ Chapter VIII Other Condition  95

Page 7: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 7/110

DAFTAR

TABEL

LIST OF

TABLES

Bab III Kependudukan

3.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Papua Barat Tahun 2009

21

3.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Dirinci

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

22

3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun atau Lebih Menurut Jenis Kelamin

dan Status Perkawinan Dirinci Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua

Barat Tahun 2009

23

4.1 Persentase Penduduk Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama

Bulan Referensi Dirinci Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi

Papua Barat Tahun 2009

2931

4.2 Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi

Dirinci Menurut Jumlah Hari Sakit dan Kabupaten/Kota di Provinsi

Papua Barat Tahun 2009

3234

Bab IV Kesehatan

4.3 Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama

Bulan Referensi Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2009

35

4.4 Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci

Menurut Tempat/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2009

3638

4.5 Persentase Penduduk Yang Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi

Dirinci Menurut Tempat/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2009

39

4.6A Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama, Jenis Kelamin dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

4042

Page 8: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 8/110

vi 

4.6B Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

4345

4.7 Persentase Anak Usia 2 - 4 Tahun Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya

Disusui, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun

4648

4.8 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi,

Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

4951

4.9 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi DPT, POLIO, dan

HEATITIS B, Menurut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/

Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

5254

Bab V Pendidikan

5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Status Pendidikan,

Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

5961

5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Status Pendidikan,

Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

62

5.3 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin

Dirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

63

5.4 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis KelaminDirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

64

5.5 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun atau Lebih Menurut Ijazah Tertinggi

Yang Dimiliki, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat

Tahun 2009

6567

5.6 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Kepandaian Membaca dan

Menulis Huruf, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat

Tahun 2009

68

6.1 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut

Umur Kawin Pertama dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun

2009

73

Bab VI Fertilitas dan Keluarga Berencana

6.2 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut

Penggunaan Kontrasepsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun

2009

74

Page 9: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 9/110

vii 

6.3 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut

Alat/Cara Kontrasepsi yang Digunakan dan Kabupaten/Kota di Provinsi

75

6.4 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut

Jumlah Anak Lahir Hidup dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun

76

6.5 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut

Jumlah Anak Masih Hidup dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun

77

6.6 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut

Jumlah Anak Sudah Meninggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat

Tahun 2009

78

6.7 Rata-rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 - 49 Tahun

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

79

6.8 Rata-rata Anak Masih Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 - 49

Tahun Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

80

Bab VII Perumahan

7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Penguasaan Tempat Tinggal dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

84

7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai dan Dinding Terluas

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

85

7.3 Tabel 7.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

86

7.4 Tabel 7.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

87

7.5 Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Dengan Sumber Air Minum Pompa,

Sumur Atau Mata Air dan Jarak Sumber Air Minum ke Tempat Penampungan

Kotoran/Tinja dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

88

7.6 Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

88

7.7 Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

89

Page 10: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 10/110

viii 

7.8 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

89

7.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2009

90

7.10 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

91

7.11 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan dan Kabupaten/

Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

92

7.12 Persentase Rumah Tangga Pengguna PLN Menurut Daya Terpasang dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

93

7.13 Persentase Rumah Tangga Bahan Bakar Utama untuk Memasak danKabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

95

Bab VIII Keadaan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Lainnya

8.1 Persentase Rumah Tangga Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

Gratis dan Kartu Yang Digunakan Dirinci Menurut Kabupaten/Kota di

100

8.2 Persentase Rumah Tangga Yang Membeli Beras Miskin Dirinci Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

101

8.3 Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Kredit Usaha Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

102

8.4 Persentase Rumah Tangga Yang Menguasai Telepon, Hand Phone, Desktop

dan Laptop Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

103

8.5 Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet Menurut Kabupaten/

Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

104

Page 11: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 11/110

1.1  Umum Pembangunan adalah suatu

proses perubahan ke arah yang lebih

baik melalui upaya yang dilakukan

s e c a r a t e r e n c a n a . K a r e n a

pembangunan merupakan sebuah

proses, maka setiap tahapan

pembangunan mulai dari perencanaan

sampai dengan evaluasi membutuhkan

data.

Apapun program pembangunan

yang direncanakan dampak akhirnya

bermuara pada upaya peningkatan

kesejahteraan rakyat. Tingkat 

kesejahteraan rakyat tergambar pada

berbagai dimensi sosial dan ekonomi

seperti kesehatan, pendidikan,ke te na ga ke rja a n, pe ruma ha n,

penurunan tingkat kemiskinan dan

akses terhadap perkembangan

teknologi, komunikasi dan informasi.

Informasi tingkat kesejahteraan

di atas, secara berkala dimonitor

melalui survei berskala nasional yaitu

Survei Sosial Ekonomi Nasional atau

1.1 General  Development   is  a  process  of  

change  for   the  better   through  a 

planned   effort. Because development   is 

a  process,  then  each  stage  of  

development   from  planning  to 

evaluation requires data. 

Whatever   the  impact   of   the 

planned  development  program ends up 

in  efforts  to  increase  people's  welfare. 

The  level   of   welfare  of   the  people 

described   in  the  various  social   and  

economic  dimensions  such  as  health, 

education,  employment,  housing, 

poverty   reduction  and   access  to 

technology,   communication   and  

information. 

The  information  of   the  level   of  

welfare  above,  regularly   monitored  

through  a  national   survey   of   the 

National  

Social  

Economic 

Survey, 

or  

BAB I

PENDAHULUAN

CHAPTER I  

INTRODUCTION  

Page 12: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 12/110

Susenas. Susenas mengumpulkan

informasi mengenai kondisi sosial

ekonomi masyarakat sebagai dasar

untuk memperoleh berbagai indikatorpencapaian kesejahteraan rakyat.

Indikator kesejahteraan rakyat yang

dihasilkan dari Susenas meliputi angka

partisipasi sekolah dan angka melek 

huruf di bidang pendidikan; angka

morbiditas, pemanfaatan fasilitas

kesehatan, pemberian ASI, imunisasi

dan penolong persalinan di bidang

kesehatan; akses terhadap air bersih,

status kepemilikan rumah, dan akses

terhadap penguasaan teknologi,

informasi dan komunikasi di bidang

perumahan; serta indikator

kesejahteraan rakyat lainnya.

1.2  Sistematika Penyajian 

Publikasi ini merupakan

himpunan data yang dihasilkan dari

pengumpulan data Susenas tahun

2009. BPS Provinsi Papua Barat telah

menerbitkan publikasi serupa sejak 

tahun 2007. Dengan demikian,

publikasi Statistik Kesejahteraan

Rakyat Provinsi Papua Barat baru

tersajikan secara terpisah untuk tahun

2007, 2008 dan 2009.

Publikasi ini disusun dalam

tujuh bab. Bab I sebagaimana saat ini

Anda baca memuat gambaran umum

dan sistematika penyajian. Bab dua

mengulas metode survei yang

dilengkapi dengan konsep dan definisi

dari beberapa variabel terpilih. Bab

SUSENAS.   SUSENAS   collected  

information  on   socio economic 

conditions  of   society   as  a  basis  for  

obtaining  a  variety   of   indicators  of  

achievement   of   public  welfare. 

Indicators  of   public  welfare  resulting 

from  SUSENAS   include  school  

enrollment   and   literacy   rates  in  the 

education dimension; rate of  morbidity, 

utilization  of   health  facilities, 

breastfeeding,  immunization  and   birth 

attendants  in  health,  access  to  clean 

water,  home  ownership  status,  and  

access  control   technology,  information 

and   communication  in  the  field   of  

housing,  as  well   as  indicators  of   other  

people's welfare. 

1.2 c  This  publication  is  a  set   of   data 

generated   from  SUSENAS   data 

collection  in  2009.  Statistics  of   Papua 

Barat   Province  has  issued   a  similar  

publication  since  2007.  Thus,  the 

publication  of   Social   Welfare  Statistics 

of   Papua  Barat   Province  presented  

separately  for  the years 2007, 2008 and  

2009. 

This  publication  is  arranged   in 

seven  chapters.  Chapter   I,  as  you 

currently   reading  involve  general  

overview   and   order   of   presentation. 

Chapter  two reviews the methods of  the 

survey   which  is  equipped   with  the 

concepts  and   definitions  of   some 

Page 13: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 13/110

tiga sampai dengan bab delapan

menyajikan data kependudukan,

kesehatan, pendidikan fertilitas dan

keluarga berencana, perumahan dankeadaan sosial ekonomi rumah tangga

lainnya. Keenam bab tersebut juga

disertai ulasan singkat dari masing‐

masing data terkait.

selected   variables.  Chapters  three 

through eight  chapters present  data on 

population,  health,  fertility   and   family  

planning education, housing and   social  

and   economic  conditions  and   other  

household.  The  six   chapters  are  also 

accompanied   by   a  brief   review   of   each 

of  the related  data. 

Page 14: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 14/110

 5 

BAB II

METODOLOGI

2.1  Kerangka Sampel Kerangka sampel yang

digunakan dalam Susenas 2009 terdiri

dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel

untuk pemilihan blok sensus,

kerangka sampel untuk pemilihan

subblok sensus (khusus untuk blok 

sensus yang bermuatan rumah tangga

lebih dari 150 rumah tangga), dan

kerangka sampel untuk pemilihan

rumah tangga dalam blok sensus/

subblok sensus terpilih.

Kerangka sampel blok sensus

adalah daftar blok sensus biasa hasil

Sensus Ekonomi 2006 (Frame BS

SE06) yang dipilih secara proportional  

probability  to size dengan size jumlah

rumah tangga hasil pencacahan

Pendaftaran Pemilih dan Pendataan

Penduduk Berkelanjutan (P4B).

Kerangka sampel blok sensus ini

mencakup blok sensus di 471

kabupaten/kota dan dibedakan

menurut daerah perkotaan dan

perdesaan.

2.1 Sampling Frame For   the  2009  Susenas,  three  kinds  of  

sampling  frames  were  used,  i.e.,  a 

sample frame for  selecting enumeration 

areas  called   census  blocks,  a  sample 

frame  for   selecting  sub census  block  

(especially   census  blocks  containing 

more  than  150  households)  and   a 

sample frame for  selecting households. 

The  sample  frame  for   selecting  census 

blocks  were  from  the  2006  Economic 

Census  master   sampling  frames  of  

census 

blocks 

using 

the 

p.p.s, 

size 

using 

the  number   of   households  of   the 

respective census block  which data was 

provided  by   the 2003 pre election data 

collection.  This  frame  of   census  block  

covered   all   census  blocks  in  471 

regency/municipality   and   was 

separated  

into 

urban 

and  

rural  

areas. 

CHAPTER II  

METHODOLOGY  

Page 15: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 15/110

 6 

Kerangka sampel rumah tangga

adalah daftar rumah tangga hasil

pendaftaran rumah tangga yang

menggunakan Daftar VSEN2009.L.Kerangka sampel rumah tangga ini

dibedakan menurut tiga kelompok 

golongan pengeluaran rumah tangga

sebulan.

2.2  Rancangan Penarikan Sampel Rancangan penarikan sampel Susenas

2009 adalah rancangan penarikansampel dua tahap. Penarikan sampel

untuk daerah perkotaan dan

perdesaan dilakukan secara terpisah.

Prosedur penarikan sampel Susenas

2009 untuk suatu kabupaten/kota

adalah sebagai berikut:

a. Tahap pertama, dari master  

sampling  frame (MSF ), dipilih nh 

blok sensus biasa (h = 1, untuk 

perkotaan ; h = 2, untuk perdesaan).

Untuk blok sensus yang muatannya

lebih dari 150 rumah tangga,

dilakukan pemilihan satu subblok 

sensus secara PPS ‐sistematik 

dengan size banyaknya rumah

tangga hasil pencacahan P4B.

Listing rumah tangga dilakukan

pada seluruh blok sensus/sub‐blok 

sensus terpilih

b. Tahap kedua, dari setiap blok 

sensus/subblok sensus terpilih

kemudian dipilih sebanyak 16

rumah tangga dari hasil listing

secara sistematik.

The  households  sampling  frames were 

the  list   of   households  collected   by  

VSEN2009.L  questioner.  These  frames 

were  divided   into  three  kinds  of  

households  expenditures  classification 

in a month. 

2.2 Sampling Design The  procedure  for   selecting  sample  of  

the 

2009 

Susenas 

were 

two 

stage 

sampling.  The  procedure  for   selecting 

sample  in  urban  and   rural   areas  was 

conducted   separately.  The  procedure 

for   selecting  sampling  at   a  certain 

regency/municipality  as follows: 

a. The first  stage, from master  sampling 

frame (MSF), a number  of  nh ordinary  

census blocks were selected  (h = 1, for  

urban;  h  =  2  for   rural).  For   census 

blocks  containing  more  than  150 

households,  must   be  conducted  

selection  one  sub  census  block   using 

systematicp.p.s,  which  size  using 

the  number   of   households  of   pre 

election  data  collection.  Then  listing 

households were  conducted   in  every  

selected   census  block   or   sub  census 

block. 

b.  The  second   stage,  for   every   selected  

census  block/   sub  census  block   was 

selected   16  households 

systematically. 

Page 16: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 16/110

Page 17: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 17/110

 8 

bersangkutan, sedangkan keterangan

tentang rumah tangga dikumpulkan

melalui wawancara dengan kepala

rumah tangga, suami/istri kepala

rumah tangga, atau anggota rumah

tangga lain yang mengetahui

karakteristik rumah tangga.

2.5 Konsep dan Definisi Blok  Sensus 

Blok   sensus  adalah bagian dari

suatu wilayah desa/kelurahan

yang merupakan daerah kerja dari

seorang Pencacah.

Blok   sensus  biasa  (B)  adalah

blok sensus yang muatannya

antara 80 sampai 120 rumah

tangga atau bangunan sensustempat tinggal atau bangunan

sensus bukan tempat tinggal atau

gabungan keduanya dan sudah

jenuh.

Blok   sensus  khusus  (K) adalah

blok sensus yang mempunyai

muatan sekurang‐kurangnya 100

orang, kecuali untuk lembaga

pemasyarakatan tidak ada batas

muatan. Tempat‐tempat yang bisa

dijadikan blok sensus khusus

antara lain: asrama militer

(tangsi) dan daerah perumahan

militer dengan pintu keluar masuk 

yang dijaga.

Blok  sensus persiapan (P) adalah

blok sensus yang kosong. Contoh: 

Sawah,  kebun,  tegalan,  rawa, 

from interview  with head  of  households, 

housewife,  or   another   household  

member  who knew  the characteristic of  

the household. 

2.5 The Concept  and  The Definition Census Block  

A  Census  Block   was defined  as a 

work  area of  an  interviewer  where 

it  was a part  of  a village. 

An ordinary  census block  ( B ) was defined  as census blocks containing 

80  to  120  households  or   dwelling 

units, 

or  

non dwelling 

unit  

census 

buildings  or   a  combination  of   the 

two and  were already  saturated. 

A  special   census  block   ( K ) was defined  as census blocks containing 

at  least  100 persons, except  in case 

of  prison, for  which no limit  was set. 

The  places  usually   designated   as 

special   census  blocks were,  among 

others:  military   barracks  and  

military  dormitory, which entrance 

is constantly  guarded. 

A  prepared   census  block  ( P ) was defined  as empty  census blocks such 

as  rice  fields,  gardens,  meadows, 

Page 18: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 18/110

 9 

hutan,  daerah  yang  dikosongkan 

(digusur)  atau  bekas  permukiman 

yang terbakar. 

Rumah Tangga 

Rumah tangga biasa adalah

seorang atau sekelompok orang

yang mendiami sebagian atau

seluruh bangunan fisik atau

sensus, dan biasanya tinggal

bersama serta makan dari satu

dapur.

Rumah tangga khusus adalah orang‐orang yang tinggal di

asrama, tangsi, panti asuhan,

lembaga permasyarakatan, rumah

tahanan, dan kelompok orang yang

mondok dengan makan (indekos)

dan berjumlah 10 orang atau lebih.

Rumah tangga khusus tidak 

dicakup dalam kegiatan

Susenas.

Anggota rumah tangga (art) 

adalah semua orang yang biasanya

bertempat tinggal di suatu rumah

tangga (krt, suami/istri, anak,

menantu, cucu, orang tua/mertua,

famili lain, pembantu rumah

tangga atau art lainnya), baik yang

berada di rumah tangga responden

maupun sementara tidak ada pada

waktu pencacahan.

Kepala rumah tangga (krt) adalah seseorang dari sekelompok 

art yang bertanggung jawab atas

kebutuhan sehari‐hari rumah

tangga, atau orang yang dianggap/

ditunjuk sebagai krt.

swamps, forest, emptied  (removal  of  

people)  area,  and   burned   down 

residential  area. 

Household  

Ordinary  household  was defined  as one or  more persons living 

together  in a part  or  entire census 

or  physical  building, and  usually  

sharing the same pot. 

Special  household  was defined  to 

include those who lived  in 

dormitory, barracks, orphanage, 

prison, jail, and  the group of  ten or  

more who board  with meal. 

Special  households were not  

covered  in Susenas. 

Household  member  was defined  to 

include all  people who usually  live 

in a household  (head  of  the 

household, husband  /  wife, son, 

daughter, grandchildren, parents /  

in laws, other  relatives, domestic 

servants or  other  art), both located  

in the respondent  household   or  

temporarily  absent  at  the time of  

enumeration. 

Household  head  (hhh) was defined  as one of  the household  member  

who was responsible for  fulfilling 

everyday’s needs of  the  household  

or  one who was regarded  or  

appointed  as the head  of  the hhh. 

Page 19: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 19/110

 10 

Status Perkawinan 

Kawin adalah seseorang

mempunyai istri (bagi laki‐laki)atau suami (bagi perempuan)

pada saat pencacahan, baik 

tinggal bersama maupun

terpisah. Dalam hal ini yang

dicakup tidak saja mereka yang

kawin sah secara hukum (adat,

agama, negara dan sebagainya),

tetapi juga mereka yang hidup

bersama dan oleh masyarakat 

sekelilingnya dianggap sebagai

suami‐istri.

Cerai hidup adalah seseorang

yang telah berpisah sebagai

suami‐istri karena bercerai dan

belum kawin lagi. Dalam hal ini

termasuk mereka yang mengaku

cerai walaupun belum resmi

secara hukum. Sebaliknya tidak 

termasuk mereka yang hanya

hidup terpisah tetapi masih

berstatus kawin, misalnya

suami/istri ditinggalkan oleh

istri/suami ke tempat lain

karena sekolah, bekerja,

mencari pekerjaan, atau untuk 

keperluan lain. Wanita yang

mengaku belum pernah kawintetapi pernah hamil, dianggap

cerai hidup. Cerai mati adalah seseorang

ditinggal mati oleh suami atau

istrinya dan belum kawin lagi.

Marital  status Married  was defined  as locked  in 

marriage 

to 

wife 

(for  

man) 

or  

husband  (for  a women) at  

enumeration date, regardless of  

whether  they  where living together  

or  separately. In this case, included  

not  only  those who where legally  

married, state, etc.), but  also those 

living together  and  considered  as 

husband  and  wife by  the neighbors. 

Divorced  was defined  as separated  as husband  /wife due to divorce and  

not  yet  remarried. In this case, 

included  those who confessed  

separation although legal  

procedure were still  to commence. 

On the other  hand, those who lived  

separately  but  still  in married  

status, e.g., husband  or  wife left  by  

his wife or  her  husband  to seek  

education, work, income or  other  

things to other  place. Women who 

admitted  that  she was not  yet  

married  but  had  ever  been pregnant  

was considered  as divorced. 

Widowed  was defined  as men o 

women whose wife or  husband  had  

died. 

Page 20: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 20/110

 11 

Keluhan Kesehatan 

Keluhan kesehatan adalah

gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena

kecelakaan, atah hal lain. Orang

yang menderita kronis dianggap

mempunyai keluhan kesehatan

walaupun pada waktu survei

(satu bulan terakhir) yang

bersangkutan tidak kambuh

penyakitnya.

Berobat  jalan adalah

memeriksakan dan mengatasi

gangguan keluhan kesehatan

dengan perawatan di tempat‐

tempat pelayanan kesehatan

moderen atau tradisional tanpa

menginap, termasuk perawatan

dengan mendatangkan petugas

medis ke rumah.

Pendidikan Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak atau

belum pernah bersekolah di

sekolah formal, misalnya tamat/

belum tamat taman kanak‐

kanak tetapi tidak melanjutkan

ke sekolah dasar. Masih bersekolah sedang

mengikuti mengikuti

pendidikan di suatu jenjang

pendidikan formal: pendidikan

dasar, menengah atau tinggi.

Tidak  bersekolah lagi adalah

pernah sekolah tetapi pada saat 

Health complains Health complains was defined  as physical 

 

or  

mental  

disturbances, 

including those caused  by  accidents, 

or  other  causes. People who suffered  

chronic diseases were considered  to 

have health complaint  even though 

the disease did  not  resurface during 

the survey  period  (the last  30 days). 

Outpatient  care was defined  as medical  service rendered  to 

overcome health disturbance by  

modern or  traditional  health centre 

having to stay  in the health centre’s 

building for  care, including 

treatment  at  own home by  inviting 

medical  personnel. 

Education No/some elementary  school  was defined  as didn’t  go at  all  to or  

hasn’t  been going any  formal  

school, e.g.., didn’t  continue to 

elementary  school  after  finishing 

kindergarten or  were going to but  

hadn’t. 

Still  going to school  was defined  as attending any  one of  the formal  

school  : elementary, secondary, 

university. 

Not  longer  going to school  as was going to school, however, no longer  

Page 21: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 21/110

 12 

pencacahan tidak lagi terdaftar

dan tidak lagi bersekolah.

Fertilitas dan Keluarga Berencana Anak  kandung lahir hidup 

adalah anak kandung yang pada

waktu dilahirkan menunjukkan

tanda‐tanda kehidupan,

walaupun mungkin hanya

beberapa saat saja, seperti

jantung berdenyut, bernafas,

dan menangis.

MOW (medis operasi wanita)/

tubektomi (sterilisasi wanita) 

adalah operasi yang dilakukan

pada wanita, yaitu mengikat 

saluran telur untuk mencegah

terjadinya kehamilan

dimaksudkan agar wanita tidak 

dapat mempunyai anak lagi.

Operasi untuk mengambil rahimatau indung telur yang

dilakukan karena alasan lain,

bukan untuk mencegah wanita

mempunyai anak lagi tidak 

termasuk sterilisasi.

MOP (medis operasi pria)/vasektomi (sterilisasi pria) 

adalah suatu operasi ringan

yang dilakukan pria dengan

maksud untuk mencegah

terjadinya kehamilan pada

pasangannya.

Alat  kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/spiral adalah alat yang

so at  the time of  enumeration. 

Fertility  and  family  planning Live birth was defined  as showing signs 

of  life at  the time of  birth even tough 

only  a moment  such as heart  pulsing, 

breathing, and  crying. A birth where 

none of  these signs present  was defined  

as still  birth. 

Women sterilization or  tubectomy  was defined  as an operation performed  

on a women, i. e, tying up ovum channel  

to prevent  conception, with a purpose 

so that  the women can no longer  bear  a 

child. An operation to remove the 

uterus for  other  reasons, i e. not  to 

prevent  conception, was not  defined  as 

sterilization. 

Man sterilization or  vasectomy  was defined  as small  operation performed  

on man with a purpose to prevent  

pregnancy  happening to his spouse. 

Intra uterus device (IUD) or  spiral  was

 

defined  

as 

spiral  

shaped, 

T  shape 

Page 22: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 22/110

 13 

dibuat dari palstik halus/

tembaga berukuran kecil,

berbentuk spiral, T, kipas dan

lainnya, dipasang di dalamrahim untuk mencegah

terjadinya kehamilan

Suntikan KB adalah salah satu

cara pencegahan kehamilan

dengan jalan menyuntikkan

cairan tertentu ke dalam tubuh

secara periodik, misalnya satu,

tiga atau enam bulan sekali.

Susuk  KB/norplan/implanon/

alwalit  (Alat  Kontrasepsi Bawah Kulit) adalah enam

batang logam kecil yang

dimasukkan ke bawah kulit 

lengan atas untuk mencegah

terjadinya kehamilan.

Pil KB adalah pil yang diminumuntuk mencegah terjadinya

kehamilan. Pil ini harus

diminum secara teratur setiap

hari.

Kondom/karet  KB adalah alat 

yang terbuat dari karet,

berbentuk seperti balon, yang

dipakai oleh krt/art laki‐lakiselama bersenggama dengan

maksud agar istrinya/

pasangannya tidak menjadi

hamil.

Intravag/tisue/kondom wanita adalah tisue KB yang

dimasukkan ke dalam vagina

sebelum kumpul.

or  fan shaped  small  device of  smooth 

plastic or  copper  fit  into the uterus to 

prevent  pregnancy. 

Family  planning injection was defined  as a means of  preventing pregnancy  by  

injection a certain liquid  into the body, 

once in one, three or  six  months. 

Family  planning implant/Norplant/ 

Imp anon was defined  as sub skin 

contraception device, i.e., insertion of  

six  metal  pins under  the upper  arm skin 

to prevent  pregnancy. 

Family  planning pill  was defined  as a 

certain pill  taken to prevent  pregnancy. 

The pill  ought  to be taken regularly  

daily. 

Condom or  family  planning rubber  was defined  as a device made of  rubber  , 

balloon shaped, wore by  men during 

cupling for  preventing pregnancy  to his 

wife or  partner. 

Intravag tissue/women’s condom was defined  as family  planning tissue 

inserted  into women’s vagina before 

coupling. 

Page 23: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 23/110

 14 

Cara tradisional Pantang berkala/sistim kalender didasarkan pada

pemikiran bahwa dengan tidak 

melakukan senggama pada hari‐

hari tertentu, yaitu pada masa

subur dalam siklus bulanan,

seorang wanita dapat 

menghindarkan terjadinya

kehamilan.

Senggama

 terputus

 adalah cara

yang dilakukan oleh krt/art laki‐laki untuk mencegah masuknya

air mani ke dalam rahim wanita,

yaitu dengan menarik alat 

kelaminnya sebelum terjadi

ejakulasi (klimaks).

Cara tradisional lainnya misalnya menyusui dengan

sengaja untuk KB, tidak campur

(puasa), jamu, dan urut.

Perumahan Luas  lantai  adalah luas lantai yang

ditempati dan digunakan untuk 

keperluan sehari‐hari (sebatas atap).

Leding adalah sumber air yang airnya

telah diproses dalam instalasi

penyaringan sehingga menjadi jernih,

sebelum dialirkan kepada konsumen

melalui pipa saluran air.

Fasilitas Air Minum adalah instalasi

air minum yang dikelola oleh PAM/

PDAM atau non‐PAM/PDAM, termasuk 

sumur dan pompa.

Traditional  family  planning Periodic  abstinence/calendar   system was defined  as a method  based  on the thought  that  by  not  doing coitus on certain days, i  .e, on monthly  cycle of  fertile days, a woman can avoid  getting pregnant. This method  was not  the same as abstinence, i. e, not  doing coitus for  a few. Interrupted 

 coitus

 was

 defined 

 as

 a

 method  utilized  by  men to prevent  the semen to reach the woman’s uterus, i.e., by  drawing out  his organ right  before climax. The reference period  was 30 days before enumeration date. 

Other  traditional  method , e.g., abstinence, traditional  concoction and  massage. 

Housing Floor  area was defined  as the amount  of  floor  occupied  for  everyday’s need. Pipe was defined  as water  source which 

water   has  been  processed   in  a 

refinement  installation to make it  clear  

before  it   is  channeled   to  consumers 

through water  pipe. 

Drinking water  fasility  was defined  as drinking  water   installation  that  

managed   by   PAM/PDAM   (state  water  

drinking  enterprise)  or   private water  

Page 24: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 24/110

 15 

Teknologi dan Informasi Telepon  adalah media yang

menyalurkan percakapan jarak jauh

melalui kawat dan listrik.

Komputer adalah mesin

penghitung elektronik yang cepat 

dan dapat menerima informasi

input digital, kemudian

memprosesnya sesuai dengan

program yang tersimpan di

memorinya, dan menghasilkan

output berupa informasi.

Internet  (Interconnected Network) adalah sebuah sistim

komunikasi global yang

menghubungkan komputer‐

komputer dan jaringan‐jaringan

komputer di seluruh dunia.

drinking enterprise,  including well  and  

pomp. 

Technology and  Information Telephone was defined  as an 

instrument  which sent  long distance 

conversation through wire and  

electricity. 

Computer  was defined  as a fast  electronic computing machine which could  receive digital  input  information and  process it  according to the set  of  instructions stored  in its memory  to produce information output. 

Internet  (interconnected  network) was defined  as a global  communication system that  connected 

 computers

 and 

 computer 

 networks around  the word. 

Page 25: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 25/110

 17 

BAB III

KEPENDUDUKAN

Data dan informasi

kependudukan masih

sangat dibutuhkan. Dalam

perencanaan pembangunan, informasi

kependudukan seperti jumlah (size),

komposisi dan distribusi penduduk 

merupakan input penting agarpembangunan tepat sasaran.

Penduduk selain sebagai objek juga

sebagai subjek (pelaku)

pembangunan.

Hingga pertengahan tahun 2009,

Provinsi Papua Barat diperkirakan

dihuni oleh 743.860 jiwa. Jumlahpenduduk laki‐laki sedikit lebih

banyak daripada penduduk 

perempuan dengan persentase 50,96

berbanding 49,04 persen. Rasio jenis

kelamin 103,93 penduduk laki‐laki per

100,00 penduduk perempuan. Kecuali

Kabupaten Kaimana dan Kabupaten

Data  and   population  information 

are  still   be  needed.  In  development  

planning,  population  information  such 

as size, composition and  distribution of  

population  are  important   input   for  

development   planning  right   on  target. 

The  population  is  object   and   actor   for  

development. 

By  mid   2009,  Papua Barat   Province  is 

estimated   inhabited   by   743.860 

population. 

There 

are 

more 

male 

population  than  female  with  their  

percentage  50,96  percents  and   49,04 

percents.  Sex   ratio  consists  of   103,93 

male  to  100  females.  Unless  Kaimana 

and   Sorong  Regency,  all   of   regency/ 

municipality   in  Papua  Barat   Province 

CHAPTER III  

DEMOGRAPHY  

Page 26: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 26/110

 18 

Sorong, semua kabupaten/kota di

Papua Barat dihuni oleh lebih banyak 

laki‐laki daripada perempuan (Lihat Gambar 3.1).

Gambaran ini menunjukkan

bahwa Papua Barat dan Papua pada

umumnya bukan menjadi daerah

tujuan migran bagi komunitas

perempuan. Jarak yang sangat jauh

(dari wilayah barat dan tengahIndonesia) dan biaya transportasi

yang sangat mahal menjadi faktor

penghambat bagi kaum migran untuk 

datang bermigrasi ke Papua. Menurut 

hukum migrasi (The Law  of  Migration),

perempuan cenderung bermigrasi

pada jarak yang relatif dekat.

are  inhabited   by   more  males  than 

females. (see Picture 3.1). 

These  figures  show   that   Papua 

Barat   and   Papua  in  general   not   be  a 

regional  destination  for  the community  

of  migrant  women. Very   long distances 

(from  the  western  and   central   of  

Indonesia) 

and  

transportation 

costs 

are 

very  expensive to be barriers factors for  

migrants  to come  to migrate  to Papua 

Barat. According to the migration law   , 

women  tend   to migrate  at  a  relatively  

close distance. 

Gambar/Picture 3.1.

Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminDisajikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009

Population Composition By Sex and Regency/Municipality in Papua Barat Province in 2009 

Perempuan/Female 

Laki‐laki/ Male 

Page 27: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 27/110

 19 

Dilihat dari struktur umur

penduduk, Papua Barat masih

tergolong penduduk transisi dari

penduduk muda menuju penduduk 

intermediet . Hal ini ditunjukkan

dengan persentase penduduk berumur

kurang dari 15 tahun sedikitnya 35

persen (35,16 persen) tetapi median

umur penduduk berada di antara 20 –

29 tahun (23 tahun). Kabupaten

Manokwari dan Kota Sorong

merupakan dua wilayah yang telah

memasuki fase penduduk intermediet 

di mana persentase penduduk 

berumur di bawah 15 tahun kurang

dari 35 persen.

Viewed   from  the age  structure of  

population,  the  population  of   Papua 

Barat   is  in  transition  from  young  to 

intermediate population. This  is  shown 

by   percentage  of   population  aged   less 

than 15  years at  least  35  percent  (35.16 

percent)  but   the  median  age  of   the 

population  is between 20 29  years  (23 

years). Manokwari regency  and  Sorong 

Municipality   are  two  areas  that   have 

entered  an intermediate phase in which 

the  percentage  of   resident   population 

aged   under   15   years  of   less  than  35  

percent. 

Gambar/Picture 3.2

Struktur Umur Penduduk Papua Barat Tahun 2009

Age Structure of Papua Barat in 2009 

Laki‐laki/

Male 

Perempuan/

Female 

Page 28: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 28/110

 20 

Komposisi penduduk menurut 

status perkawinan menunjukkan

persentase penduduk yang berstatus

belum kawin pada kelompok laki‐laki

lebih besar dibandingkan perempuan.

Tabel 3.3 memperlihatkan persentase

penduduk laki‐laki dan perempuan

yang berstatus belum kawin di Papua

Barat sebesar 41,30 persen dan 34,72

persen. Fakta ini mengindikasikan

bahwa kelompok perempuan lebih

awal memasuki jenjang perkawinan

daripada laki‐laki.

The composition of  the population 

by  marital  status shows the percentage 

of   population  who  have  the  status  of  

unmarried   in  the  group  of  men  larger  

than  females.  Table  3.3  shows  the 

percentage of  men and  women who are 

unmarried   status  of   Papua  Barat   for  

41.30  percent   and   34.72  percent.  This 

fact   indicates that  the group of  women 

entered   the  ladder   earlier   than  men 

marriage. 

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Kab. Fakfak

Kab. Kaimana

Kab. Teluk Wondama

Kab. Teluk Bintuni

Kab. Manokwari

Kab. Sorong Selatan

Kab. Sorong

Kab. Raja Ampat

Kota Sorong

Provinsi Papua Barat

Perempuan/Female Laki‐laki/Male

Gambar/Picture 3.2

Penduduk Papua Barat Yang Belum Kawin Tahun 2009

Unmarried Population  of Papua Barat in 2009 

Page 29: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 29/110

 21 

Kabupaten/kotaJenis kelamin

Laki-laki Perempuan Total

Kab. Fakfak 51.41 48.59 100.00

Kab. Kaimana 46.73 53.27 100.00

Kab. Teluk Wondama 51.93 48.07 100.00

Kab. Teluk Bintuni 52.71 47.29 100.00

Kab. Manokwari 50.00 50.00 100.00

Kab. Sorong Selatan 51.78 48.22 100.00

Kab. Sorong 49.31 50.69 100.00

Kab. Raja Ampat 54.56 45.44 100.00

Kota Sorong 51.92 48.08 100.00

Provinsi Papua Barat 50.96 49.04 100.00

Tabel 3.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2009

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009

Page 30: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 30/110

 22 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

K

abupaten/Kota 

Jenis kelamin 

Laki-laki 

Perempuan 

Total 

Kelompok Umur 

Kelompok Umur 

Kelompok Umur 

0 - 14 

15 - 64 

65+ 

Total 

0 - 

14 

15 - 64 

65+ 

Tota

0 - 14 

15 - 64 

65+ 

Total 

Kab

. Fakfak 

36.03 

61

.24 

2.73 

100.00 

34.45 

63.07 

2.47 

100.0

35.26 

62.13 

2.60 

100.00 

Kab

. Kaimana 

38.24 

60

.32 

1.44 

100.00 

35.98 

62.61 

1.41 

100.0

37.04 

61.54 

1.42 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

41.16 

56

.81 

2.03 

100.00 

42.50 

55.36 

2.14 

100.0

41.80 

56.11 

2.08 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

36.43 

62

.27 

1.30 

100.00 

42.22 

56.71 

1.07 

100.0

39.17 

59.64 

1.19 

100.00 

Kab

. Manokwari 

33.72 

64

.23 

2.06 

100.00 

32.63 

65.35 

2.03 

100.0

33.17 

64.79 

2.04 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

39.53 

59

.75 

0.72 

100.00 

39.51 

59.98 

0.51 

100.0

39.52 

59.86 

0.62 

100.00 

Kab

. Sorong 

32.30 

64

.64 

3.06 

100.00 

38.64 

59.10 

2.26 

100.0

35.52 

61.83 

2.65 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

39.53 

57

.83 

2.64 

100.00 

32.94 

65.97 

1.09 

100.0

36.54 

61.53 

1.94 

100.00 

Kota Sorong 

29.99 

68

.59 

1.42 

100.00 

34.98 

63.49 

1.54 

100.0

32.39 

66.14 

1.48 

100.00 

Pro

v. Papua Barat 

34.40 

63

.67 

1.93 

100.00 

35.

96 

62.33 

1.71 

100.0

35.16 

63.02 

1.82 

100.00 

Tab

el 3.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok U

mur Dirinci Menurut Kabupaten/Ko

ta di Provinsi Papua Barat Tahun 2

009 

Page 31: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 31/110

 23 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

K

abupaten/Kota 

Jenis kelamin 

Laki-laki 

Perempuan 

Total 

Status perkawinan 

Status perkawinan 

Status perkawinan 

Belum 

kawin 

Kaw

in 

Cerai 

hidup 

Cerai 

mati 

Total 

Belum 

kaw

in 

Kawin 

Cerai 

hidup 

Cerai 

mati 

To

tal 

Belum 

kawin 

Kawin 

Cerai 

hidup 

Cerai 

m

ati 

Total 

Kab. Fakfak 

42.56 

53.7

0.00 

3.74 

100.00 36.02 

53.80 

3.80 

6.38 

100

.00 39.38 

53.75 

1.85 

5

.02 

100.00 

Kab. Kaimana 

42.96 

53.0

0.62 

3.34 

100.00 33.54 

58.68 

0.83 

6.94 

100

.00 37.94 

56.06 

0.73 

5

.26 

100.00 

Kab. Teluk Wondama 45.84 

49.1

1.48 

3.54 

100.00 37.73 

52.10 

2.26 

7.91 

100

.00 42.00 

50.54 

1.85 

5

.61 

100.00 

Kab. Teluk Bintuni 

44.36 

54.5

0.31 

0.81 

100.00 30.06 

63.07 

0.60 

6.27 

100

.00 37.79 

58.45 

0.44 

3

.32 

100.00 

Kab. Manokwari 

39.50 

57.4

0.44 

2.59 

100.00 35.56 

58.54 

1.08 

4.81 

100

.00 37.53 

58.01 

0.76 

3

.70 

100.00 

Kab. Sorong Selatan 

41.70 

55.7

0.00 

2.56 

100.00 35.10 

58.21 

0.68 

6.01 

100

.00 38.55 

56.92 

0.32 

4

.21 

100.00 

Kab. Sorong 

35.61 

61.9

1.06 

1.39 

100.00 31.29 

63.51 

0.73 

4.47 

100

.00 33.53 

62.69 

0.90 

2

.88 

100.00 

Kab. Raja Ampat 

45.57 

48.9

0.91 

4.56 

100.00 36.02 

57.72 

0.70 

5.55 

100

.00 41.10 

53.07 

0.81 

5

.03 

100.00 

Kota Sorong 

42.66 

55.0

1.05 

1.20 

100.00 36.07 

58.85 

1.17 

3.91 

100

.00 39.51 

56.89 

1.11 

2

.50 

100.00 

Pro

v. Papua Barat 

41.30 

55.8

0.65 

2.25 

100.00 34.72 

58.88 

1.25 

5.16 

100

.00 38.10 

57.30 

0.94 

3

.66 

100.00 

Tab

el 3.3 Persentase Penduduk Berum

ur 10 Tahun atau Lebih Menurut J

enis Kelamin dan Status Perkawinan Dirinci Menurut Kabupaten/Kota

 di Provinsi 

Papua Barat Tahun 2009 

Page 32: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 32/110

 25 

BAB IV

KESEHATAN

Pelayanan di bidang kesehatanmasyarakat merupakan hak dan

kebutuhan yang mendasar yang harus

d ipe nuhi ole h pe me rinta h.

Pembangunan di bidang ini bertujuan

agar masyarakat dapat memperoleh

pelayanan kesehatan secara mudah

dan berkualitas serta terjangkau untuk se mua pe nd ud uk, se hingga

diharapkan derajat kesehatan

masyarakat akan semakin meningkat.

Penyediaan fasilitas kesehatan

umum seperti rumah sakit,

puskesmas, puskesmas pembantu,

termasuk tenaga kesehatan baik dari

segi jumlah maupun kualitas serta

pusat pelayanan lainnya merupakan

faktor yang sangat menentukan

keberhasilan pembangunan di bidang

kesehatan.

Services 

in 

the 

field  

of  

public 

health 

is 

right   and   a  fundamental   requirement  

that  must   be met   by   the  government. 

Development   in  this  field   aims  so  that  

people  can  easily   obtain  health  care 

quality, and  affordable for  all  residents, 

so  the expected  degree of  public health 

will  

increase. 

Provision  of   public  health 

facilities  such  as  hospitals,  health 

centers,  sub  health  centers,  including 

health personnel  both  in  terms of  both 

quantity   and   quality   as  well   as  other  

service  centers  are  factors  that  

determine the success of  development  in 

the field  of  health. 

CHAPTER IV  

HEALTH  

Page 33: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 33/110

 26 

Oleh karena kesehatan adalah

hal yang sangat vital bagi manusia,

peningkatan jangkauan pelayanan

kesehatan harus semakin diperbaiki.

Salah satu indikator keberhasilan

pembangunan di bidang ini ialah

intensitas dan kuantitas masyarakat 

yang menderita gangguan kesehatan.

Sebanyak 30,18 persen

penduduk di Papua barat mengalamigangguan kesehatan. Sebanyak 15,29

persen penduduk di provinsi ini

menderita batuk, kemudian gangguan

paling banyak selanjutnya adalah pilek 

dan panas ( masing‐masing 13,82 dan

13,72 persen). Batuk, pilek, dan panas

terkadang disebabkan oleh infeksi

virus, debu, atau kondisi lingkungan

yang tidak bersahabat. Oleh karena itu,

penambahan obat‐obatan yang

dibutuhkan untuk jenis gangguan ini

tentunya akan semakin membantu

penduduk dalam proses penyembuhan

maupun pencegahan terhadap

penyakit yang lebih serius.

Kabupaten Teluk Bintuni paling

tinggi dalam hal persentase penduduk 

yang mengalami gangguan kesehatan

(45,71 persen). Kabupaten Teluk 

Bintuni sebagai kabupaten pemekaran

yang masih baru, masih mengalami

Because of  health is a vital  matter  

for   human  beings,  improving  health 

care  coverage  should   be  more 

improved.  One  indicator   of   success  of  

development  in this field  is the intensity  

and   quantity   of   people  who  suffer  

health problems. 

A  total   of   30.18  percent   of   the 

population 

in 

western 

Papua 

experiencing health problems. A total  of  

15.29 percent  of   the population  in  this 

province suffering from cough, then the 

next   most   disorders  are  cold   and   hot  

(respectively  13.82 and  13.72 per  cent). 

Coughs,  colds,  and   sometimes  heat  

caused   by   viral   infections,  dust,  or  

environmental   conditions  are 

unfavorable. Therefore,  the addition of  

medicines  needed   for   this  type  of  

disorder  will   certainly   be more  helpful  

people  in  the  process  of   healing  and  

prevention of  serious diseases. 

Teluk  Bintuni District   in  terms of  

highest   percentage  of   residents  who 

experienced   health  problems  (45.71 

percent).  Teluk   Bintuni  District   as  a 

district   division  is  still   new,  still   have 

limited  manpower  and  health  facilities. 

Page 34: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 34/110

 27 

keterbatasan tenaga dan sarana

kesehatan. Pembangunan sarana

kesehatan di Teluk Bintuni masih

terus berlanjut hingga saat ini. Rumah

sakit umum sudah mulai didirikan

demi menunjang sarana kesehatan di

kabupaten ini.

Sedangkan jika diamati dari sisi

gender, perempuan cenderung lebih

rentan menderita gangguan kesehatan.Sebanyak 31,15 persen perempuan

Papua Barat mengalami gangguan

kesehatan, sedangkan laki‐laki sedikit 

lebih kecil (29,24 persen).

Semakin sering dan semakin

lama seseorang mengalami sakit 

berarti bahwa semakin lemah daya

tahan tubuhnya terhadap penyakit.

Berdasarkan intensitas sakit,

penduduk Papua Barat paling banyak 

menderita sakit selama tidak lebih

dari 3 hari (58,39 persen). Sebanyak 

43,82 persen penduduk yang sakit 

memilih untuk berobat jalan daripada

rawat inap. Dan sebagian besar

penduduk memilih berobat di

puskesmas/puskesmas pembantu

( 56,86 persen). Masih terdapat 

sebagian orang yang melakukan

pengobatan ke batra atau dukun (0,5

persen). Obat yang paling banyak 

Construction  of   health  facilities  in  the 

Teluk   Bintuni  continues  to  this  day. 

Public  hospitals  have  been  set   up  in 

order   to support  health  facilities  in the 

district. 

Meanwhile,  if   observed   from  the 

side  of   the  gender, women  tend   to  be 

more  prone  to  suffer   health  problems. 

As  many   as  31.15   percent   of   West  

Papuan  women  experience  health 

problems,  while  men  slightly   smaller  

(29.24 percent). 

The more frequent  and  the longer  

a  person  experiences  pain means  that  

the  weaker   the  body   resistance  to 

disease.  Based   on  pain  intensity,  the 

people of  West  Papua's most   ill   for  not  

more  than  3  days  (58.39  percent).  A 

total  of  43.82 percent  of  the population 

are ill  choose to outpatient  rather  than 

inpatient. And  most  people choose to go 

at   health  centers  /   sub health  centers 

(56.86  percent).  Still   there  are  some 

people who take medication to Batra or  

shaman  (0.5  percent). The most  widely  

used   drug  to  treat   the  disease,  is 

modern medicine. 

Page 35: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 35/110

 28 

digunakan untuk mengobati penyakit,

adalah obat‐obatan modern.

Selain hal di atas, keberhasilandi bidang kesehatan juga dapat dilihat 

dari menurunnya angka kematian ibu

dan angka kematian balita. Kesehatan

ibu dan anak secara umum dapat 

dilihat dari data penolong kelahiran.

Penolong kelahiran yang dilakukan

oleh dokter atau tenaga medis lainnyadianggap lebih baik jika dibandingkan

dengan dukun atau famili. Sebesar

41,11 persen kelahiran balita di Papua

Barat dibantu oleh bidan, dan hanya

8,8 persen yang menggunakan jasa

dokter sebagai penolong pertama

kelahiran. Peran dukun di Papua

Barat dalam hal ini masih sangat 

berpengaruh (23,76 persen kelahiran

dibantu oleh dukun).

Selain memperhatikan penolong

kelahiran anak, ketercukupan nutrisi

dan gizi anak juga harus diperhatikan.

Hal ini bertujuan agar anak kuat dan

cerdas. . ASI sebagai makanan pertama

untuk balita menyediakan asupan gizi

yang sempurna dan sesuai kebutuhan

balita. Sebagian besar anak berusia

24 tahun pernah disusui selama 2

tahun atau lebih (43,66 persen).

In 

addition 

to 

the 

above, 

success 

in  the  health  sector   can  also  be  seen 

from  the decline  in maternal  mortality  

and  child  mortality. Maternal  and  child  

health  in general  can be  seen  from  the 

data  of   birth  helper.  Helper   births 

performed  by  doctors or  other  medical  

personnel  

deemed  

better  

than 

shaman 

or   family. Amounted   to  41.11  per   cent  

of   infants  born  in  West   Papua  is 

assisted   by   a  midwife,  and   only   8.8 

percent   who  use  the  services  of   first 

born  physician  as  helper.  The  role  of  

shaman  in West   Papua  in  this  case  is 

still  

highly  

influential  

(23.76 

percent  

of  

births assisted  by  a shaman). 

In  addition  to  considering  the 

child's  birth  helper,  adequacy   of  

nutrition and  child  nutrition should  also 

be  considered.  It   is  intended   that   a 

strong and   intelligent  children.  . Breast  

milk   as  first   food   for   infants  provides 

perfect   nutrition  and   toddler   needs. 

Most   children  aged   2 4  years  of   never  

breast  fed   for   2  years  or  more  (43.66 

percent). 

Page 36: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 36/110

 29 

Kabupaten/Kota 

Pan

as 

Batuk 

Pilek 

Asma/ 

napas 

sesak/ 

cepat 

Diare/

buang air 

Sakit

 

kepala 

berulan

Sakit gigi 

Lainnya 

Keluhan 

K

esehatan 

(1) 

(2

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Ka

b. Kaimana 

5.50 

11.79 

4.99 

0.73 

2.34 

2.73 

0.27 

0.80 

17.13 

Ka

b. Teluk Wondama 

20.55 

22.21 

18.19 

1.99 

2.85 

14.63

 

1.63 

6.65 

36.11 

Ka

b. Teluk Bintuni 

12.10 

13.56 

11.36 

1.75 

2.71 

9.12 

1.76 

17.28 

39.46 

Ka

b. Manokwari 

21.94 

20.34 

19.18 

3.02 

2.71 

5.77 

1.48 

20.42 

38.90 

Ka

b. Sorong Selatan 

11.90 

18.24 

13.35 

0.00 

1.14 

1.17 

3.05 

5.20 

27.63 

Ka

b. Sorong 

11.97 

16.99 

14.27 

3.01 

0.79 

5.83 

1.11 

7.95 

28.42 

Ka

b. Raja Ampat 

11.01 

10.99 

7.21 

2.01 

1.35 

2.24 

1.12 

2.65 

18.58 

Ko

ta Sorong 

13.26 

15.25 

12.26 

1.59 

3.80 

6.15 

3.20 

10.87 

27.24 

Provinsi Papua Barat 

14.07 

15.90 

13.36 

1.89 

2.32 

5.39 

1.82 

10.73 

29.24 

Tabel 4.1 Persentase Penduduk Ya

ng Mempunyai Keluhan Keseha

tan Selama Bulan Referensi Diri

nci Jenis Kelamin dan Kabupate

n/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tahun 2009 

Laki-laki 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Page 37: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 37/110

 30 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Pana

Batuk 

Pilek 

Asma/

napas 

sesak/ 

cepat 

Diare/

buang air 

Sakit 

kepala 

berulang

 

Sakit gigi 

Lainnya 

Keluhan 

Kesehatan 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab. Fakfak 

4.71

 

6.31 

8.34 

0.46 

0.00 

2.38 

0.48 

1.60 

12.12 

Kab. Kaimana 

5.61

 

9.70 

5.56 

0.79 

1.82 

3.45 

0.91 

1.55 

18.08 

Kab. Teluk Wondama 

25.96 

27.51 

23.70 

2.15 

2.48 

20.08 

0.19 

6.70 

41.79 

Kab. Teluk Bintuni 

12.40 

10.95 

11.33 

0.90 

1.90 

10.25 

1.48 

31.55 

52.67 

Kab. Manokwari 

22.59 

23.38 

23.65 

2.39 

0.62 

4.84 

2.18 

24.31 

42.89 

Kab. Sorong Selatan 

8.36

 

16.26 

12.07 

0.50 

1.23 

2.47 

3.21 

5.68 

27.58 

Kab. Sorong 

11.46 

15.22 

16.98 

1.49 

1.74 

6.25 

1.24 

7.48 

28.97 

Kab. Raja Ampat 

8.22

 

8.77 

5.76 

1.09 

0.55 

2.73 

0.28 

2.47 

14.25 

Kota Sorong 

11.88 

9.96 

9.93 

1.27 

2.66 

5.49 

1.51 

13.22 

28.02 

Pro

vinsi Papua Barat 

13.37 

14.67 

14.30 

1.40 

1.46 

5.43 

1.54 

13.27 

31.15 

(1) 

Tabel 4.1 Persentase Penduduk Ya

ng Mempunyai Keluhan Keseha

tan Selama Bulan Referensi Diri

nci Jenis Kelamin dan Kabupate

n/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tahun 2009 

Perempuan 

Page 38: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 38/110

 31 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Pana

Batuk 

Pilek 

Asma/

napas 

sesak/ 

cepat 

Diare/

buang air 

Sakit 

kepala 

berulang

 

Sakit gigi 

Lainnya 

Keluhan 

Kesehatan 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab. Fakfak 

6.13

 

7.14 

8.65 

0.58 

0.45 

2.68 

0.47 

1.68 

13.86 

Kab. Kaimana 

5.56

 

10.68 

5.30 

0.76 

2.06 

3.11 

0.61 

1.20 

17.64 

Kab. Teluk Wondama 

23.15 

24.76 

20.84 

2.07 

2.67 

17.25 

0.94 

6.67 

38.84 

Kab. Teluk Bintuni 

12.24 

12.32 

11.35 

1.35 

2.33 

9.65 

1.63 

24.03 

45.71 

Kab. Manokwari 

22.26 

21.86 

21.42 

2.70 

1.66 

5.31 

1.83 

22.37 

40.89 

Kab. Sorong Selatan 

10.19 

17.28 

12.73 

0.24 

1.18 

1.80 

3.13 

5.43 

27.60 

Kab. Sorong 

11.71 

16.09 

15.64 

2.24 

1.27 

6.05 

1.18 

7.71 

28.70 

Kab. Raja Ampat 

9.74

 

9.98 

6.55 

1.59 

0.98 

2.46 

0.74 

2.56 

16.61 

Kota Sorong 

12.59 

12.71 

11.14 

1.44 

3.25 

5.84 

2.39 

12.00 

27.62 

Pro

vinsi Papua Barat 

13.72 

15.29 

13.82 

1.65 

1.89 

5.41 

1.68 

11.98 

30.18 

(1) 

Tabel 4.1 Persentase Penduduk Ya

ng Mempunyai Keluhan Keseha

tan Selama Bulan Referensi Diri

nci Jenis Kelamin dan Kabupate

n/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tahun 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 39: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 39/110

Page 40: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 40/110

 33 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Jumlah Ha

ri Sakit 

<= 3 

4 - 7 

8 - 14 

1

5 - 21 

22 - 30 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab

. Fakfak 

56.87 

36.14 

4.64 

0.00 

2.35 

1

00.00 

Kab

. Kaimana 

63.03 

36.97 

0.00 

0.00 

0.00 

1

00.00 

Kab

. Teluk Wondama 

37.21 

53.95 

6.72 

1.39 

0.73 

1

00.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

74.00 

16.85 

6.35 

2.80 

0.00 

1

00.00 

Kab

. Manokwari 

58.43 

33.95 

4.34 

1.64 

1.64 

1

00.00 

Kab

. Sorong Selatan 

75.98 

20.03 

3.98 

0.00 

0.00 

1

00.00 

Kab

. Sorong 

63.87 

27.45 

5.78 

0.00 

2.90 

1

00.00 

Kab

. Raja Ampat 

48.82 

43.92 

4.85 

2.40 

0.00 

1

00.00 

Kota Sorong 

54.38 

36.37 

5.93 

1.32 

2.00 

1

00.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

60.10 

32.28 

4.91 

1.25 

1.47 

1

00.00 

Tabel 4.2 Persentase Penduduk Ya

ng Menderita Sakit Selama Bula

n Referensi Dirinci Menurut Jum

lah Hari Sakit dan Kabupaten/K

ota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Perempuan 

Page 41: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 41/110

 34 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Jumlah Ha

ri Sakit 

<= 3 

4 - 7 

8 - 14 

1

5 - 21 

22 - 30 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab

. Fakfak 

55.45 

37.90 

4.71 

0.00 

1.94 

1

00.00 

Kab

. Kaimana 

57.39 

41.51 

0.00 

1.10 

0.00 

1

00.00 

Kab

. Teluk Wondama 

31.84 

54.94 

9.94 

2.19 

1.09 

1

00.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

70.77 

21.83 

4.47 

2.93 

0.00 

1

00.00 

Kab

. Manokwari 

57.17 

35.52 

3.83 

2.07 

1.41 

1

00.00 

Kab

. Sorong Selatan 

73.47 

23.97 

1.91 

0.66 

0.00 

1

00.00 

Kab

. Sorong 

65.32 

24.58 

6.96 

0.00 

3.14 

1

00.00 

Kab

. Raja Ampat 

59.65 

35.89 

3.56 

0.89 

0.00 

1

00.00 

Kota Sorong 

51.57 

41.09 

4.32 

1.37 

1.64 

1

00.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

58.39 

34.44 

4.36 

1.47 

1.35 

1

00.00 

Tabel 4.2 Persentase Penduduk Ya

ng Menderita Sakit Selama Bula

n Referensi Dirinci Menurut Jum

lah Hari Sakit dan Kabupaten/K

ota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 42: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 42/110

 35 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tabel 4.3 Persentase Penduduk Ya

ng Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Jenis Kelamin

 dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

Perempuan 

Total 

Berobat Jalan 

Mengobati Sendiri 

Berobat Jalan 

Mengobati Se

ndiri 

Berobat Jalan 

Mengobati Sendiri 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab. Fakfak 

46

.63 

91.46 

40.01 

94.72 

43.82 

92.85 

Kab. Kaimana 

11

.96 

63.38 

5.85 

65.99 

8.62 

64.81 

Kab. Teluk Wondama 

38

.19 

53.81 

35.08 

47.39 

36.58 

50.49 

Kab. Teluk Bintuni 

23

.85 

47.59 

18.67 

32.30 

21.03 

39.26 

Kab. Manokwari 

29

.88 

69.28 

30.37 

68.32 

30.13 

68.78 

Kab. Sorong Selatan 

14

.47 

74.65 

16.08 

71.38 

15.25 

73.07 

Kab. Sorong 

20

.91 

81.11 

23.25 

67.17 

22.11 

73.98 

Kab. Raja Ampat 

13

.15 

24.12 

17.20 

44.26 

14.73 

31.97 

Kota

 Sorong 

39

.79 

65.15 

31.42 

60.44 

35.70 

62.85 

Provinsi Papua Barat 

29

.01 

66.58 

26.52 

61.78 

27.75 

64.15 

Laki-laki 

Page 43: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 43/110

 36 

Kabupaten/Kota 

Rumah 

Sakit 

Pemerintah 

Rumah 

Sakit 

Swasta 

Pra

ktek 

dokter/

poli

klinik 

Puskesmas/

pustu 

Praktek 

nakes 

Praktek 

batra 

Dukun 

bersalin 

Lainnya 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Ka

b. Kaimana 

4.01 

0.00 

16

.04 

83.96 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Ka

b. Teluk Wondama 

12.90 

0.00 

0.00 

87.10 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Ka

b. Teluk Bintuni 

0.00 

7.90 

0.00 

86.20 

0.00 

0.00 

0.00 

13.84 

Ka

b. Manokwari 

5.72 

16.94 

19

.98 

56.68 

1.44 

0.00 

0.00 

1.46 

Ka

b. Sorong Selatan 

17.37 

0.00 

5.95 

76.69 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Ka

b. Sorong 

9.35 

4.32 

18

.35 

45.32 

18.32 

0.00 

0.00 

4.32 

Ka

b. Raja Ampat 

9.02 

0.00 

0.00 

100.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Ko

ta Sorong 

8.59 

4.71 

43

.69 

41.43 

10.58 

0.00 

0.00 

0.78 

Provinsi Papua Barat 

8.52 

7.91 

22

.91 

56.85 

6.08 

0.50 

0.00 

2.29 

Ka

b. Fakfak 

21.14 

0.00 

15

.58 

53.69 

9.66 

6.33 

0.00 

0.00 

Tabel 4.4 Persentase Penduduk Ya

ng Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Temp

at/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Laki-laki 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Page 44: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 44/110

 37 Tabel 4.4 Persentase Penduduk Ya

ng Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Temp

at/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Perempuan 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Rumah 

Sakit 

Pemerintah 

Rumah 

Sakit 

Swasta 

Pra

ktek 

dokter/

poli

klinik 

Puskesmas/

pustu 

Praktek 

nakes 

Praktek 

batra 

Dukun 

bersalin 

Lainnya 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Ka

b. Kaimana 

6.81 

6.81 

26

.81 

66.38 

0.00 

6.81 

0.00 

0.00 

Ka

b. Teluk Wondama 

9.03 

0.00 

0.00 

93.63 

0.00 

0.00 

0.00 

1.36 

Ka

b. Teluk Bintuni 

4.59 

12.58 

2.10 

89.12 

2.10 

2.10 

2.10 

6.29 

Ka

b. Manokwari 

9.86 

8.62 

30

.36 

49.84 

0.00 

0.00 

0.00 

1.98 

Ka

b. Sorong Selatan 

27.63 

0.00 

5.53 

66.85 

0.00 

0.00 

0.00 

5.53 

Ka

b. Sorong 

3.71 

0.00 

18

.53 

62.96 

14.79 

0.00 

0.00 

0.00 

Ka

b. Raja Ampat 

11.01 

11.23 

0.00 

88.77 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Ko

ta Sorong 

12.37 

5.10 

36

.70 

42.76 

3.07 

0.00 

0.00 

2.05 

Provinsi Papua Barat 

10.70 

6.11 

24

.23 

56.87 

2.59 

0.50 

0.18 

2.12 

Ka

b. Fakfak 

21.90 

5.06 

18

.76 

49.30 

0.00 

4.99 

0.00 

0.00 

Page 45: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 45/110

 38 Tabel 4.4 Persentase Penduduk Ya

ng Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Temp

at/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Rumah 

Sakit 

Pemerintah 

Rumah 

Sakit 

Swasta 

Pra

ktek 

dokter/

poli

klinik 

Puskesmas/

pustu 

Praktek 

nakes 

Praktek 

batra 

Dukun 

bersalin 

Lainnya 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Ka

b. Kaimana 

5.05 

2.52 

20

.03 

77.44 

0.00 

2.52 

0.00 

0.00 

Ka

b. Teluk Wondama 

10.98 

0.00 

0.00 

90.34 

0.00 

0.00 

0.00 

0.67 

Ka

b. Teluk Bintuni 

2.22 

10.16 

1.01 

87.61 

1.01 

1.01 

1.01 

10.18 

Ka

b. Manokwari 

7.91 

12.54 

25

.46 

53.06 

0.68 

0.00 

0.00 

1.73 

Ka

b. Sorong Selatan 

22.58 

0.00 

5.73 

71.68 

0.00 

0.00 

0.00 

2.81 

Ka

b. Sorong 

6.32 

2.00 

18

.45 

54.82 

16.42 

0.00 

0.00 

2.00 

Ka

b. Raja Ampat 

9.93 

5.12 

0.00 

94.88 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Ko

ta Sorong 

10.21 

4.88 

40

.69 

42.00 

7.35 

0.00 

0.00 

1.33 

Provinsi Papua Barat 

9.57 

7.04 

23

.55 

56.86 

4.39 

0.50 

0.09 

2.20 

Ka

b. Fakfak 

21.44 

1.96 

16

.82 

51.99 

5.91 

5.81 

0.00 

0.00 

Page 46: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 46/110

Page 47: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 47/110

 40 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Penolong Kelahiran Per

tama 

Dokter 

Bidan 

Tenaga 

paramedis lain 

Dukun 

F

amili/keluarga 

TT 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

4.73 

61.97 

0.00 

29.76 

3.54 

0.00 

Kab

. Kaimana 

6.63 

35.76 

22.28 

21.60 

13.73 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

8.32 

29.34 

1.40 

12.51 

48.44 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

6.98 

25.60 

5.57 

36.39 

22.66 

0.00 

Kab

. Manokwari 

11.40 

52.16 

0.94 

10.36 

23.28 

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

3.22 

29.02 

14.52 

32.27 

20.97 

0.00 

Kab

. Sorong 

4.45 

37.79 

4.45 

22.18 

24.45 

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

5.16 

0.00 

39.65 

51.78 

0.00 

Kota Sorong 

15.30 

60.12 

1.54 

21.49 

1.56 

0.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

8.24 

43.23 

4.42 

23.76 

18.64 

0.00 

Lainnya 

(7) 

0.00 

0.00 

0.00 

2.81 

1.86 

0.00 

6.66 

3.40 

0.00 

1.71 

Tabel 4.6A Persentase Balita Menu

rut Penolong Kelahiran Pertama

, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta

hun 2009 

Laki-laki 

Page 48: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 48/110

 41 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Penolong Kelahiran Per

tama 

Dokter 

Bidan 

Tenaga 

paramedis lain 

Dukun 

F

amili/keluarga 

TT 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

9.84 

59.32 

0.00 

30.83 

0.00 

0.00 

Kab

. Kaimana 

5.59 

31.19 

14.85 

31.63 

16.74 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

11.57 

33.71 

0.00 

16.85 

37.87 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

3.11 

24.33 

15.51 

38.56 

16.96 

0.00 

Kab

. Manokwari 

14.50 

49.61 

0.00 

11.32 

23.09 

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.00 

19.22 

24.98 

36.58 

19.22 

0.00 

Kab

. Sorong 

2.07 

35.47 

0.00 

37.47 

18.75 

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

0.00 

0.00 

40.09 

59.91 

0.00 

Kota Sorong 

18.18 

46.25 

1.85 

27.41 

5.39 

0.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

9.38 

38.88 

4.90 

27.40 

17.86 

0.00 

Lainnya 

(7) 

0.00 

0.00 

0.00 

1.54 

1.49 

0.00 

6.23 

0.00 

0.91 

1.58 

Tabel 4.6A Persentase Balita Menu

rut Penolong Kelahiran Pertama

, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta

hun 2009 

Perempuan 

Page 49: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 49/110

 42 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Penolong Kelahiran Per

tama 

Dokter 

Bidan 

Tenaga 

paramedis lain 

Dukun 

F

amili/keluarga 

TT 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

7.07 

60.76 

0.00 

30.25 

1.92 

0.00 

Kab

. Kaimana 

6.10 

33.41 

18.46 

26.75 

15.28 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

10.00 

31.60 

0.68 

14.75 

42.98 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

5.14 

25.00 

10.29 

37.42 

19.95 

0.00 

Kab

. Manokwari 

13.12 

50.74 

0.42 

10.89 

23.17 

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

1.75 

24.55 

19.29 

34.23 

20.17 

0.00 

Kab

. Sorong 

3.23 

36.59 

2.16 

30.07 

21.51 

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

3.22 

0.00 

39.82 

54.84 

0.00 

Kota Sorong 

16.61 

53.78 

1.68 

24.20 

3.31 

0.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

8.80 

41.11 

4.66 

25.54 

18.26 

0.00 

Lainnya 

(7) 

0.00 

0.00 

0.00 

2.21 

1.65 

0.00 

6.44 

2.12 

0.42 

1.65 

Tabel 4.6A Persentase Balita Menu

rut Penolong Kelahiran Pertama

, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta

hun 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 50: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 50/110

 43 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Penolong Kelahiran Per

tama 

Dokter 

Bidan 

Tenaga 

paramedis lain 

Dukun 

F

amili/keluarga 

TT 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

17.12 

65.35 

0.00 

17.53 

0.00 

0.00 

Kab

. Kaimana 

8.59 

35.80 

24.23 

21.60 

9.78 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

8.38 

40.25 

4.19 

26.41 

20.76 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

8.37 

25.62 

6.96 

34.97 

21.27 

0.00 

Kab

. Manokwari 

19.07 

44.46 

0.94 

13.17 

20.49 

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

1.61 

33.86 

16.13 

30.66 

17.74 

0.00 

Kab

. Sorong 

8.91 

37.78 

4.45 

35.51 

8.91 

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

1.73 

24.13 

3.47 

68.98 

1.70 

0.00 

Kota Sorong 

21.40 

54.01 

3.08 

19.96 

1.56 

0.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

13.09 

42.99 

5.51 

26.66 

10.57 

0.00 

Lainnya 

(7) 

0.00 

0.00 

0.00 

2.81 

1.86 

0.00 

4.44 

0.00 

0.00 

1.18 

Tabel 4.6B Persentase Balita Menu

rut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta

hun 2009 

Laki-laki 

Page 51: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 51/110

 44 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Penolong Kelahiran Per

tama 

Dokter 

Bidan 

Tenaga 

paramedis lain 

Dukun 

F

amili/keluarga 

TT 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

18.02 

69.60 

2.10 

10.28 

0.00 

0.00 

Kab

. Kaimana 

5.59 

34.93 

16.70 

31.63 

11.15 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

11.57 

44.09 

2.61 

19.53 

20.90 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

4.65 

22.82 

17.04 

36.99 

16.96 

0.00 

Kab

. Manokwari 

17.57 

48.02 

0.00 

11.32 

21.61 

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.00 

23.09 

26.93 

30.77 

19.22 

0.00 

Kab

. Sorong 

2.07 

47.97 

0.00 

43.72 

4.16 

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

2.87 

0.00 

94.26 

2.87 

0.00 

Kota Sorong 

20.03 

45.33 

2.78 

25.56 

5.39 

0.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

11.37 

42.05 

5.80 

27.89 

11.86 

0.00 

Lainnya 

(7) 

0.00 

0.00 

1.31 

1.54 

1.49 

0.00 

2.07 

0.00 

0.91 

1.03 

Tabel 4.6B Persentase Balita Menu

rut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta

hun 2009 

Perempuan 

Page 52: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 52/110

 45 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Penolong Kelahiran Per

tama 

Dokter 

Bidan 

Tenaga 

paramedis lain 

Dukun 

F

amili/keluarga 

TT 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

17.53 

67.29 

0.96 

14.21 

0.00 

0.00 

Kab

. Kaimana 

7.05 

35.35 

20.36 

26.75 

10.48 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

10.03 

42.24 

3.38 

22.85 

20.83 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

6.60 

24.29 

11.75 

35.93 

19.22 

0.00 

Kab

. Manokwari 

18.23 

46.44 

0.42 

12.14 

21.11 

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.88 

28.94 

21.06 

30.71 

18.42 

0.00 

Kab

. Sorong 

5.38 

43.04 

2.16 

39.75 

6.46 

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

1.08 

16.13 

2.16 

78.49 

2.14 

0.00 

Kota Sorong 

20.77 

50.04 

2.94 

22.52 

3.31 

0.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

12.25 

42.53 

5.65 

27.26 

11.20 

0.00 

Lainnya 

(7) 

0.00 

0.00 

0.68 

2.21 

1.65 

0.00 

3.22 

0.00 

0.42 

1.11 

Tabel 4.6B Persentase Balita Menu

rut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta

hun 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 53: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 53/110

Page 54: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 54/110

 47 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Lama Disusui (bu

lan) 

<= 5 

6 - 11 

12 - 17 

1

8 - 23 

>= 24 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab

. Fakfak 

0.00 

10.66 

31.61 

3.55 

54.18 

100.00 

Kab

. Kaimana 

1.19 

20.67 

43.72 

2

0.67 

13.75 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

6.07 

8.22 

18.40 

3

0.63 

36.69 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

7.95 

12.91 

20.39 

2

2.40 

36.34 

100.00 

Kab

. Manokwari 

1.26 

0.00 

27.02 

1

9.18 

52.54 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.00 

0.00 

25.82 

1

2.93 

61.25 

100.00 

Kab

. Sorong 

6.66 

6.66 

29.96 

1

3.38 

43.34 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

0.00 

43.94 

3

2.05 

24.02 

100.00 

Kota Sorong 

8.13 

24.15 

16.27 

1

4.35 

37.10 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

3.85 

9.07 

26.64 

1

6.95 

43.48 

100.00 

Tabel 4.7 Persentase Anak Usia 2 -

 4 Tahun Yang Pernah Disusui M

enurut Lamanya Disusui, Jenis

 Kelamin dan Kabupaten/Kota d

i Provinsi 

Papua Barat Tahun 2009 

Perempuan 

Page 55: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 55/110

 48 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Lama Disusui (bu

lan) 

<= 5 

6 - 11 

12 - 17 

1

8 - 23 

>= 24 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab

. Fakfak 

0.00 

7.56 

27.07 

5.91 

59.45 

100.00 

Kab

. Kaimana 

3.45 

28.67 

41.22 

1

8.40 

8.26 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

5.42 

7.60 

22.92 

3

4.79 

29.27 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

3.99 

16.92 

20.25 

1

7.74 

41.11 

100.00 

Kab

. Manokwari 

0.68 

0.00 

19.97 

2

1.39 

57.96 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.00 

5.79 

40.59 

1

0.15 

43.47 

100.00 

Kab

. Sorong 

7.68 

7.68 

28.82 

1

1.57 

44.25 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

0.00 

40.94 

2

1.34 

37.71 

100.00 

Kota Sorong 

6.87 

26.44 

20.56 

9.80 

36.33 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

3.25 

11.06 

26.86 

1

5.17 

43.66 

100.00 

Tabel 4.7 Persentase Anak Usia 2 -

 4 Tahun Yang Pernah Disusui M

enurut Lamanya Disusui, Jenis

 Kelamin dan Kabupaten/Kota d

i Provinsi 

Papua Barat Tahun 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 56: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 56/110

 49 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Jenis Imunisasi 

BCG 

DPT 

POLIO 

CAMPAK 

HEPATITIS B 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

Kab

. Fakfak 

98.23 

100.00 

96.65 

91.34 

93.11 

Kab

. Kaimana 

97.36 

94.73 

94.73 

88.86 

88.18 

Kab

. Teluk Wondama 

86.09 

81.84 

77.64 

66.60 

57.02 

Kab

. Teluk Bintuni 

100.00 

100.00 

98.35 

88.26 

1

00.00 

Kab

. Manokwari 

71.96 

71.97 

73.81 

58.79 

63.58 

Kab

. Sorong Selatan 

93.56 

90.31 

91.94 

83.87 

88.72 

Kab

. Sorong 

93.34 

93.34 

93.34 

82.22 

73.36 

Kab

. Raja Ampat 

84.54 

84.54 

84.54 

79.34 

82.81 

Kota Sorong 

96.89 

94.57 

94.57 

80.71 

92.25 

Pro

vinsi Papua Barat 

90.56 

89.59 

89.47 

78.73 

82.64 

Tabel 4.8 Persentase Balita yang P

ernah Mendapat Imunisasi Menu

rut Jenis Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Prov

insi Papua 

Barat Tahun 2009 

Laki-laki 

Page 57: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 57/110

 50 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Jenis Imunisasi 

BCG 

DPT 

POLIO 

CAMPAK 

HEPATITIS B 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

Kab

. Fakfak 

100.00 

98.12 

91.82 

85.52 

96.02 

Kab

. Kaimana 

100.00 

100.00 

95.65 

81.45 

87.04 

Kab

. Teluk Wondama 

84.39 

80.47 

84.39 

70.09 

68.78 

Kab

. Teluk Bintuni 

98.43 

95.38 

98.46 

89.23 

90.71 

Kab

. Manokwari 

68.01 

67.91 

71.74 

59.67 

56.66 

Kab

. Sorong Selatan 

94.21 

88.46 

90.35 

76.89 

76.86 

Kab

. Sorong 

91.68 

89.59 

87.50 

81.25 

77.10 

Kab

. Raja Ampat 

77.20 

74.32 

74.32 

71.51 

74.32 

Kota Sorong 

89.07 

89.07 

89.99 

81.67 

89.99 

Pro

vinsi Papua Barat 

86.47 

84.89 

85.47 

75.80 

77.56 

Tabel 4.8 Persentase Balita yang P

ernah Mendapat Imunisasi Menu

rut Jenis Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Prov

insi Papua 

Barat Tahun 2009 

Perempuan 

Page 58: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 58/110

 51 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Jenis Imunisasi 

BCG 

DPT 

POLIO 

CAMPAK 

HEPATITIS B 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

Kab

. Fakfak 

99.04 

99.14 

94.44 

88.68 

94.44 

Kab

. Kaimana 

98.72 

97.44 

95.20 

85.05 

87.60 

Kab

. Teluk Wondama 

85.21 

81.13 

81.13 

68.40 

63.10 

Kab

. Teluk Bintuni 

99.26 

97.81 

98.40 

88.72 

95.59 

Kab

. Manokwari 

69.76 

69.71 

72.66 

59.28 

59.74 

Kab

. Sorong Selatan 

93.86 

89.46 

91.22 

80.68 

83.31 

Kab

. Sorong 

92.48 

91.40 

90.32 

81.72 

75.29 

Kab

. Raja Ampat 

81.78 

80.70 

80.70 

76.39 

79.61 

Kota Sorong 

93.31 

92.06 

92.48 

81.15 

91.22 

Pro

vinsi Papua Barat 

88.56 

87.29 

87.52 

77.29 

80.16 

Tabel 4.8 Persentase Balita yang P

ernah Mendapat Imunisasi Menu

rut Jenis Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Prov

insi Papua 

Barat Tahun 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 59: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 59/110

 52 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tabel 4.9 Persentase Balita yang P

ernah Mendapat Imunisasi DPT,

 POLIO, dan HEATITIS B, Menur

ut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

POLIO 

HEPATITIS B 

3+ 

3+ 

3+ 

(1) 

(2) 

(4) 

(5) 

(7) 

(8) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

15.56 

82.67 

18

.33 

72.52 

20.93 

75.27 

Kab

. Kaimana 

35.55 

56.15 

28

.59 

64.45 

44.17 

45.32 

Kab

. Teluk Wondama 

71.14 

27.15 

69

.58 

28.62 

53.56 

39.09 

Kab

. Teluk Bintuni 

17.06 

68.18 

15

.94 

74.75 

18.75 

69.31 

Kab

. Manokwari 

33.88 

51.57 

31

.73 

54.25 

35.57 

55.44 

Kab

. Sorong Selatan 

17.84 

76.81 

8

.79 

73.69 

23.63 

74.55 

Kab

. Sorong 

16.71 

73.79 

9

.53 

78.54 

27.30 

66.63 

Kab

. Raja Ampat 

16.32 

73.43 

18

.37 

75.48 

20.80 

75.01 

Kota Sorong 

45.07 

49.19 

45

.88 

50.01 

45.36 

49.58 

Pro

vinsi Papua Barat 

28.82 

62.87 

26

.59 

63.93 

32.07 

61.62 

DPT 

(3) 

1.77 

8.30 

1.71 

14.75 

14.55 

5.35 

9.51 

10.25 

5.74 

8.31 

(6) 

9.15 

6.96 

1.80 

9.32 

14.02 

17.52 

11.93 

6.15 

4.11 

9.48 

(9) 

3.80 

10.51 

7.35 

11.95 

8.98 

1.82 

6.07 

4.19 

5.05 

6.30 

Laki-laki 

Page 60: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 60/110

 53 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tabel 4.9 Persentase Balita yang P

ernah Mendapat Imunisasi DPT,

 POLIO, dan HEATITIS B, Menur

ut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

POLIO 

HEPATITIS B 

3+ 

3+ 

3+ 

(1) 

(2) 

(4) 

(5) 

(7) 

(8) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

19.26 

76.47 

18

.32 

74.82 

13.12 

80.32 

Kab

. Kaimana 

42.78 

51.03 

36

.31 

55.95 

38.51 

57.19 

Kab

. Teluk Wondama 

61.28 

38.72 

60

.06 

39.94 

49.10 

47.11 

Kab

. Teluk Bintuni 

16.50 

65.05 

19

.11 

68.00 

14.24 

70.10 

Kab

. Manokwari 

39.81 

56.91 

41

.94 

48.57 

38.54 

58.85 

Kab

. Sorong Selatan 

19.59 

76.07 

17

.03 

76.60 

14.98 

77.52 

Kab

. Sorong 

9.33 

81.40 

4

.78 

83.36 

13.53 

81.08 

Kab

. Raja Ampat 

26.82 

61.67 

34

.55 

57.80 

34.55 

61.59 

Kota Sorong 

19.56 

66.07 

18

.34 

63.52 

25.35 

60.43 

Pro

vinsi Papua Barat 

25.20 

66.28 

24

.65 

64.52 

24.73 

67.24 

DPT 

(3) 

4.28 

6.20 

0.00 

18.45 

3.28 

4.34 

9.27 

11.52 

14.37 

8.52 

(6) 

6.86 

7.74 

0.00 

12.89 

9.49 

6.37 

11.86 

7.65 

18.14 

10.82 

(9) 

6.56 

4.30 

3.80 

15.65 

2.61 

7.49 

5.40 

3.86 

14.22 

8.03 

Perempuan 

Page 61: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 61/110

 54 Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tabel 4.9 Persentase Balita yang P

ernah Mendapat Imunisasi DPT,

 POLIO, dan HEATITIS B, Menur

ut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan 

Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

POLIO 

HEPATITIS B 

3+ 

3+ 

3+ 

(1) 

(2) 

(4) 

(5) 

(7) 

(8) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

17.23 

79.86 

18

.33 

73.54 

17.30 

77.62 

Kab

. Kaimana 

39.36 

53.45 

32

.57 

60.07 

41.28 

51.38 

Kab

. Teluk Wondama 

66.09 

33.08 

64

.46 

34.71 

51.04 

43.61 

Kab

. Teluk Bintuni 

16.80 

66.73 

17

.44 

71.54 

16.72 

69.67 

Kab

. Manokwari 

37.09 

54.46 

37

.34 

51.13 

37.14 

57.24 

Kab

. Sorong Selatan 

18.63 

76.48 

12

.51 

75.01 

19.99 

75.80 

Kab

. Sorong 

12.97 

77.64 

7

.15 

80.95 

20.02 

74.26 

Kab

. Raja Ampat 

19.96 

69.35 

23

.98 

69.35 

25.63 

70.30 

Kota Sorong 

33.79 

56.65 

33

.64 

56.02 

36.34 

54.47 

Pro

vinsi Papua Barat 

27.10 

64.49 

25

.66 

64.22 

28.60 

64.28 

DPT 

(3) 

2.91 

7.19 

0.83 

16.46 

8.45 

4.90 

9.39 

10.69 

9.55 

8.41 

(6) 

8.13 

7.36 

0.83 

11.01 

11.53 

12.48 

11.90 

6.67 

10.34 

10.12 

(9) 

5.08 

7.34 

5.35 

13.62 

5.62 

4.21 

5.72 

4.07 

9.19 

7.12 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 62: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 62/110

 55 

BAB V

PENDIDIKAN

Menjadi bangsa yang maju tentumenjadi cita‐cita yang ingin dicapai

oleh setiap negara. Salah satu faktor

yang mendorong kemajuan bangsa

adalah pendidikan. Begitu pentingnya

pendidikan, hingga tolak ukur

kemajuan suatu bangsa dapat diukur

dari kemajuan di bidang pendidikan.

Pembangunan pendidikan di

Indonesia dititikberatkan pada

peningkatan pelayanan pendidikan

dan perluasan jangkauan pelayanan

pendidikan. Secara sederhana

indikator keberhasilan pembangunan

di bidang ini dilihat dari banyaknya

penduduk yang buta huruf dan tingkat 

partisipasi sekolah. Pemerintah

memiliki komitmen untuk membasmi

buta huruf di Indonesia. Di Papua

Barat, sebanyak 23,02 persen

penduduk usia 10 tahun ke atas masih

buta huruf. Masih adanya penduduk 

To become a developed  nation would  be 

ideal  of   a nation  . To  be  achieved  One 

factor   that   drives  the  progress  of   the 

nation  is  education.  Once  the 

importance  of   education,  to  measure 

the  progress  of   a  nation  can  be 

measured   by   progress  in  education. 

Development  of  education  in  Indonesia 

focused   on  improving  and   expanding 

the  reach  of   educational   services.  In  a 

simple  indicator   of   the  success  of  

development   in  this  field   seen  by   the 

number  of  illiterate population and  the 

level   of   school   participation.  The 

Government   is  committed   to  eradicate 

illiteracy   in  Indonesia.  In  West   Papua, 

as  much  as  23.02  percent   of   the 

population aged  10 years and  over  are 

illiterate.  There  is  still   illiterate 

population  would   require  local  

governments  to  promote  literacy  

CHAPTER V  

EDUCATION  

Page 63: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 63/110

 56 

yang buta huruf tentunya menuntut 

pemerintah setempat untuk 

menggalakkan program

pemberantasan buta huruf.

Pemberantasan buta huruf dapat 

dilakukan dengan cara meningkatkan

partisipasi penduduk baik melalui

pendidikan formal maupun informal.

Indikator selanjutnya adalah

tingkat partisipasi sekolah. Semakintinggi tingkat partisipasi sekolah maka

dapat dikatakan bahwa jangkauan

pelayanan pendidikan semakin luas.

Sebesar 28,81 persen penduduk usia

10 tahun ke atas di Papua Barat masih

sekolah, sedangkan 6,98 persennya

tidak/belum pernah bersekolah.

Partisipasi sekolah laki‐laki lebih

tinggi dari pada perempuan. Tabel 5.1

menunjukkan bahwa persentase laki‐

laki usia 10 tahun ke atas yang masih

sekolah sebesar 29,54 persen, artinya

adalah bahwa dari 100 orang laki‐laki

usia 10 tahun terdapat 29‐30 orang

yang masih sekolah. Sedangkan

persentase perempuan usia 10 tahun

ke atas yang masih sekolah adalah

28,04 persen.

Keberadaan penduduk usia 10

tahun ke atas yang tidak/belum

pernah sekolah menunjukkan bahwa

programs. Eradication of   illiteracy   can 

be done by   increasing the participation 

of  the population either  through formal  

or  informal  education. 

The next   indicator   is the  level  of  school  

participation.  The  higher   the  level   of  

school  participation, it  can be said  that  

the  increasingly   wide  range  of  

educational   services.  Amounted   to 

28.81 percent  of  the population aged  10 

years and  over   in West  Papua are  still  

in  school, while  6.98 percent   did  not   /  

have never  been to school. 

School   participation  of   men  is  higher  

than women. Table  5.1  shows  that   the 

percentage  of   men  aged   10  years  and  

over   who  are  still   in  school   at   29.54 

percent,  meaning  is  that   of   100  men 

aged  10 years there were 29 30 people 

who 

are 

still  

in 

school. 

While 

the 

percentage  of   women  aged   10  years 

and  over  who are still  in school  is 28.04 

percent. 

The  existence  of   population  aged   10 

years  and   over   who  did   not/   never  

Page 64: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 64/110

 57 

jangkauan pelayanan pendidikan

masih perlu peningkatan, sehingga

semua orang mendapatkan

pendidikan yang layak. Untuk mengukur jangkauan

layanan pendidikan dapat dilihat dari

daya serap sistem pendidikan

terhadap penduduk usia sekolah atau

biasa disebut dengan angka partisipasi

sekolah. Angka partisipasi sekolahmenunjukkan seberapa banyak 

penduduk yang sudah memanfaatkan

fasilitas pendidikan yang ada.

Meningkatnya APS menunjuk‐

kan adanya keberhasilan

pembangunan di bidang pendidikan.

APS penduduk Papua Barat usia 712

tahun bernilai sebesar 93,35 persen,

artinya adalah dari 100 penduduk usia

712 tahun, 93 diantaranya yang

masih sekolah. APS SD dan SMP Kota

school   shown  that   the  reach  of  

education  services  are  still   need   to 

increasing, so that  all  people get  decent  

education. 

To  measure  the  coverage  of  

education services can be seen from the 

absorption of  the educational  system of  

the school  age population or  referred  by  

school   enrollment.  Enrollment   rates 

indicate 

how  

many  

people 

who 

already  

take advantage of  existing  educational  

facilities. 

Increasing  the APS   showed   the  success 

of   development   in  education.  APS   of  

West   Papuan  population  aged   7  12 

years worth of  93.35  percent, meaning 

that  out  of  100 people aged  7  12 years, 

93  of   which  are  still   in  school.  APS  

elementary   and   junior   high  Sorong  is 

highest   among  the  other   districts, 

94,37 92,34 93,3588,77 88,37 88,59

61,79

53,5

57,95

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

L P L+P

7 12 1315 1618

Page 65: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 65/110

 58 

Sorong paling tinggi diantara

kabupaten lainnya, yakni masing‐

masing 98,26 dan 96,81 persen (Lihat 

Tabel ).

Semakin tinggi jenjang usia, nilai

APS cenderung semakin menurun,

mengingat semakin berkurangnya

komposisi penduduk yang

berpartisipasi dalam pendidikan. APS

laki‐laki di seluruh jenjang usiamempunyai nilai yang lebih tinggi dari

pada perempuan. Sebagai warga

negara laki‐laki dan perempuan

memiliki kesempatan yang sama

untuk memperoleh pendidikan. Oleh

karena itu, disparitas gender dalam

pendidikan diharapkan mampu diubah

dengan cara memberikan kesempatan

yang seluas‐luasnya kepada

perempuan untuk memperolah

pendidikan yang layak.

Indikator selanjutnya yang

digunakan untuk mengukur

pencapaian pembangunan di bidang

pendidikan ialah tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan secara umum

dapat dilihat dari ijazah terakhir yang

dimiliki. Sebesar 33,62 persen

penduduk usia 10 tahun ke atas tidak 

mempunyai ijazah.

namely   respectively   98.26  and   96.81 

per  cent. 

The  higher   levels  of   age,  APS  

values  tend   to  decline,  given  the 

reduction  in  the  composition  of   the 

population  who  participate  in 

education. APS  men at  all   levels of  age 

have 

higher  

value 

than 

in 

women. 

As 

a citizen of  men and  women have equal  

opportunity   to  obtain  education. 

Therefore,  gender   disparities  in 

education  are  expected   to  be  changed  

in a way  to give the widest  opportunity  

for   women  to  obtain  a  decent  

education. 

The  next   indicator   used   to 

measure  the  achievement   of  

development  in the field  of  education is 

the  level   of   education.  The  level   of  

education  in general   can be  seen  from 

the  last   diploma  had.  Amounted   to 

33.62 percent  of  the population aged  10 

years  and   over   have  no  diploma. 

Page 66: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 66/110

 59 Tabel 5.1 Persentase Penduduk Be

rumur 10 Tahun Menurut Status

 Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Pap

ua Barat 

Tahun 2009 

Laki-laki 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tidak/ 

Belum 

Pernah 

Sekolah 

Masih Sekolah 

Jumlah 

yang Masih 

Sekolah 

Tidak 

BErsekolah 

Lagi 

Jumlah 

SD/MI 

SMP

/MTs 

SMA/MA/

SMK 

Diploma/ 

Universitas

 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Ka

b. Fakfak 

6.96 

17.07 

4.21 

4.27 

1.50 

27.05 

65.99 

100.00 

Ka

b. Kaimana 

8.02 

21.09 

3.79 

3.89 

0.00 

28.77 

63.21 

100.00 

Ka

b. Teluk Wondama 

7.54 

27.85 

4.01 

2.41 

0.40 

34.68 

57.78 

100.00 

Ka

b. Teluk Bintuni 

9.34 

18.94 

6.51 

2.56 

0.25 

28.26 

62.39 

100.00 

Ka

b. Manokwari 

8.87 

19.49 

6.89 

7.10 

2.09 

35.58 

55.56 

100.00 

Ka

b. Sorong Selatan 

8.33 

23.68 

1.60 

2.93 

0.53 

28.74 

62.93 

100.00 

Ka

b. Sorong 

6.86 

17.96 

2.03 

3.48 

0.87 

24.34 

68.80 

100.00 

Ka

b. Raja Ampat 

7.04 

22.93 

3.69 

7.63 

0.00 

34.25 

58.71 

100.00 

Ko

ta Sorong 

3.63 

14.88 

5.09 

4.98 

1.31 

26.27 

70.11 

100.00 

Provinsi Papua Barat 

6.98 

18.83 

4.68 

4.89 

1.14 

29.54 

63.48 

100.00 

Kabupaten/Kota 

Page 67: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 67/110

 60 

Perempuan 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tidak/ 

Belum 

Pernah 

Sekolah 

Masih Sekolah 

Jumlah 

yang Masih 

Sekolah 

Tidak 

BErsekolah 

Lagi 

Jumlah 

SD/MI 

SMP

/MTs 

SMA/MA/

SMK 

Diploma/ 

Universitas

 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Ka

b. Fakfak 

8.60 

17.96 

5

.14 

5.09 

1.57 

29.75 

61.65 

100.00 

Ka

b. Kaimana 

8.34 

21.00 

2

.21 

3.78 

0.08 

27.06 

64.59 

100.00 

Ka

b. Teluk Wondama 

12.10 

26.02 

4

.24 

2.23 

0.00 

32.48 

55.42 

100.00 

Ka

b. Teluk Bintuni 

18.15 

23.37 

4

.57 

0.70 

0.53 

29.16 

52.69 

100.00 

Ka

b. Manokwari 

17.55 

15.79 

3

.67 

4.90 

3.62 

27.98 

54.47 

100.00 

Ka

b. Sorong Selatan 

10.69 

20.25 

4

.50 

1.69 

0.56 

27.00 

62.31 

100.00 

Ka

b. Sorong 

16.26 

20.10 

3

.41 

3.39 

0.28 

27.19 

56.55 

100.00 

Ka

b. Raja Ampat 

10.31 

18.23 

4

.23 

6.08 

0.30 

28.84 

60.85 

100.00 

Ko

ta Sorong 

5.05 

17.78 

5

.52 

2.00 

2.18 

27.48 

67.47 

100.00 

Provinsi Papua Barat 

12.02 

18.70 

4

.28 

3.39 

1.67 

28.04 

59.94 

100.00 

Kabupaten/Kota 

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Be

rumur 10 Tahun Menurut Status

 Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Pap

ua Barat 

Tahun 2009 

Page 68: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 68/110

 61 

Laki-laki dan Perempuan 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Tidak/ 

Belum 

Pernah 

Sekolah 

Masih Sekolah 

Jumlah 

yang Masih 

Sekolah 

Tidak 

BErsekolah 

Lagi 

Jumlah 

SD/MI 

SMP

/MTs 

SMA/MA/

SMK 

Diploma/ 

Universitas

 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Ka

b. Fakfak 

7.76 

17.50 

4

.67 

4.67 

1.53 

28.37 

63.86 

100.00 

Ka

b. Kaimana 

8.19 

21.04 

2

.94 

3.83 

0.04 

27.86 

63.95 

100.00 

Ka

b. Teluk Wondama 

9.71 

26.98 

4

.12 

2.32 

0.21 

33.64 

56.66 

100.00 

Ka

b. Teluk Bintuni 

13.50 

21.03 

5

.59 

1.68 

0.38 

28.69 

57.81 

100.00 

Ka

b. Manokwari 

13.15 

17.67 

5

.30 

6.02 

2.84 

31.83 

55.02 

100.00 

Ka

b. Sorong Selatan 

9.48 

22.01 

3

.01 

2.32 

0.55 

27.89 

62.63 

100.00 

Ka

b. Sorong 

11.62 

19.05 

2

.72 

3.44 

0.57 

25.78 

62.60 

100.00 

Ka

b. Raja Ampat 

8.56 

20.74 

3

.94 

6.91 

0.14 

31.74 

59.70 

100.00 

Ko

ta Sorong 

4.31 

16.28 

5

.30 

3.54 

1.73 

26.85 

68.83 

100.00 

Provinsi Papua Barat 

9.45 

18.77 

4

.48 

4.16 

1.40 

28.81 

61.74 

100.00 

Kabupaten/Kota 

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Be

rumur 10 Tahun Menurut Status

 Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Pap

ua Barat 

Tahun 2009 

Page 69: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 69/110

 62 

Kab/Kota 

712 

1315 

1618 

L+P 

L

+P 

L+P 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

89.18 

98.18 

93.65 

86.24 

89.98 

8

7.97 

35.44 

68.27 

53.02 

Kab

. Kaimana 

1

00.00 

94.36 

97.20 

78.72 

85.35 

8

2.31 

33.44 

43.9 

39.03 

Kab

. Teluk Wondama 

90.28 

87.51 

89.07 

93.23 

89.99 

9

1.35 

60.84 

64.24 

62.31 

Kab

. Teluk Bintuni 

97.23 

95.18 

96.12 

80.96 

81.4 

8

1.18 

71.49 

26.9 

56.94 

Kab

. Manokwari 

94.42 

87.26 

91.24 

94.46 

84.59 

8

9.79 

89.73 

66.49 

79.15 

Kab

. Sorong Selatan 

90.4 

91.19 

90.78 

64.02 

79.94 

7

1.09 

46.41 

37.08 

41.83 

Kab

. Sorong 

93.48 

85.72 

88.79 

84.61 

88.88 

8

6.36 

47.36 

59.02 

53.62 

Kab

. Raja Ampat 

94.90 

93.64 

94.34 

94.77 

95.8 

9

5.17 

63.29 

59.94 

61.76 

Kota Sorong 

97.03 

99.35 

98.26 

97.19 

96.31 

9

6.81 

52.52 

36.58 

45.93 

Pro

vinsi Papua Barat 

94.37 

92.34 

93.35 

88.77 

88.37 

8

8.59 

61.79 

53.50 

57.95 

Tabel 5.2 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenj ang Pendidikan d

an Jenis Kelamin Dirinci Menur

ut Kabupaten Kota di Provinsi P

apua Barat 

Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Page 70: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 70/110

 63 

Kab/Kota 

SD 

SMP 

SMA 

L+P 

L

+P 

L+P 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

89.18 

94.74 

91.94 

46.82 

47.68 

4

7.22 

31.75 

54.68 

44.03 

Kab

. Kaimana 

99.03 

94.36 

96.71 

40.06 

23.39 

3

1.05 

25.77 

40.55 

33.67 

Kab

. Teluk Wondama 

88.50 

87.51 

88.07 

13.86 

25.03 

2

0.35 

30.42 

32.12 

31.16 

Kab

. Teluk Bintuni 

95.85 

93.79 

94.73 

54.85 

44.14 

4

9.33 

36.73 

12.53 

28.83 

Kab

. Manokwari 

91.56 

84.45 

88.40 

68.02 

40.85 

5

5.16 

71.01 

39.68 

56.74 

Kab

. Sorong Selatan 

90.40 

91.19 

90.78 

8.04 

39.97 

2

2.22 

35.7 

18.54 

27.27 

Kab

. Sorong 

93.48 

85.72 

88.79 

26.9 

50.02 

3

6.37 

47.36 

40.83 

43.86 

Kab

. Raja Ampat 

94.90 

91.51 

93.40 

36.85 

33.2 

3

5.44 

60.00 

43.99 

52.70 

Kota Sorong 

94.79 

91.61 

93.10 

90.91 

79.77 

7

3.85 

51.15 

21.34 

38.82 

Pro

vinsi Papua Barat 

92.94 

89.59 

91.25 

49.55 

48.41 

4

9.03 

50.96 

34.96 

43.55 

Tabel 5.3 Angka Partisipasi Murni M

enurut Jenj ang Pendidikan dan

 Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Pap

ua Barat 

Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Page 71: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 71/110

 64 

Kab/Kota 

SD 

SMP 

SMA 

L+P 

L

+P 

L+P 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

1

18.60 

121.49 

120.04 

46.82 

63.69 

5

4.63 

67.93 

67.39 

67.64 

Kab

. Kaimana 

1

09.32 

126.92 

118.07 

60.04 

34.25 

4

6.11 

55.55 

54.14 

54.80 

Kab

. Teluk Wondama 

1

23.09 

133.06 

127.47 

68.98 

47.56 

5

6.54 

36.54 

40.15 

38.10 

Kab

. Teluk Bintuni 

1

20.46 

112.97 

116.41 

96.77 

57.38 

7

6.48 

37.92 

19.04 

31.76 

Kab

. Manokwari 

1

14.25 

113.04 

113.71 

100.09 

57.75 

8

0.05 

86.37 

69.49 

78.68 

Kab

. Sorong Selatan 

1

21.92 

105.90 

114.19 

24.00 

80.01 

4

8.88 

39.27 

22.24 

30.90 

Kab

. Sorong 

1

34.82 

101.43 

114.67 

26.90 

66.65 

4

3.18 

63.15 

54.46 

58.49 

Kab

. Raja Ampat 

1

47.35 

127.60 

138.59 

36.85 

58.32 

4

5.14 

96.84 

79.89 

89.12 

Kota Sorong 

1

18.37 

116.11 

117.17 

76.35 

101.57 

8

7.26 

72.80 

38.85 

58.76 

Pro

vinsi Papua Barat 

1

21.00 

114.05 

117.50 

64.97 

67.86 

6

6.29 

69.34 

53.60 

62.04 

Tabel 5.4 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenj ang Pendidikan dan

 Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Pap

ua Barat 

Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Page 72: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 72/110

 65 

Kab/Kota 

Tidak 

Mempun

yai 

Ijazah

 

SD/MI 

SLTP/MTs 

SMU/SMA 

SM Kejuruan Diplom

a I/II 

Akademi/

Diploma III 

Diploma IV/

Universitas/

S2/S3 

Jumlha 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

26.82 

25.71 

16.59 

19.51 

4.67 

1.1

0.49 

5.11 

100.00 

Kab

. Kaimana 

34.46 

39.56 

16.97 

5.09 

1.38 

0.8

0.43 

1.31 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

46.80 

26.34 

11.23 

9.54 

4.30 

0.6

0.23 

0.89 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

34.08 

27.56 

18.56 

14.15 

1.80 

1.2

0.28 

2.34 

100.00 

Kab

. Manokwari 

28.10 

18.87 

16.53 

18.39 

5.74 

1.3

1.39 

9.58 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

39.39 

29.67 

19.57 

8.07 

1.22 

0.0

0.00 

2.09 

100.00 

Kab

. Sorong 

42.84 

21.19 

15.82 

10.79 

5.00 

0.6

1.01 

2.67 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

35.36 

24.55 

24.14 

12.67 

1.09 

0.2

0.54 

1.37 

100.00 

Kota Sorong 

25.45 

16.57 

17.27 

17.80 

14.57 

0.4

1.64 

6.30 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

31.96 

22.40 

17.33 

14.89 

6.52 

0.7

0.99 

5.13 

100.00 

Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki 

Tabel 5.5 Persentase Penduduk Be

rumur 10 Tahun atau Lebih Men

urut Ij azah Tertinggi Yang Dimil

iki, Jenis Kelamin dan Kabupate

n/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Laki-laki 

Page 73: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 73/110

 66 

Kab/Kota 

Tidak 

Mempunyai 

Ijazah 

SD/MI 

SLTP/MTs

 

SMU/SMA SM Kejuruan Diploma I/II 

Akademi/

Diploma III 

Diploma IV/

Universitas/

S2/S3 

L+P 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

29.06 

26.63 

19.99 

15.38 

4.21 

1.67 

1.12 

1.94 

100.00 

Kab

. Kaimana 

36.00 

40.85 

15.60 

5.34 

1.25 

0.63 

0.25 

0.09 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

50.92 

30.00 

10.13 

5.37 

2.54 

0.50 

0.54 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

40.95 

36.01 

10.67 

7.96 

1.32 

0.46 

1.45 

1.17 

100.00 

Kab

. Manokwari 

27.79 

20.62 

15.37 

17.98 

4.14 

1.10 

3.13 

9.88 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

44.81 

36.61 

14.48 

2.52 

0.31 

0.00 

0.31 

0.94 

100.00 

Kab

. Sorong 

52.57 

18.62 

17.27 

6.77 

1.72 

0.68 

1.36 

1.01 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

31.80 

36.80 

19.94 

9.46 

1.01 

0.33 

0.00 

0.67 

100.00 

Kota Sorong 

30.05 

17.67 

17.55 

18.11 

7.71 

0.53 

3.56 

4.82 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

35.44 

25.00 

16.32 

12.69 

3.81 

0.73 

2.04 

3.96 

100.00 

Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki 

Tabel 5.5 Persentase Penduduk Be

rumur 10 Tahun atau Lebih Men

urut Ij azah Tertinggi Yang Dimil

iki, Jenis Kelamin dan Kabupate

n/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Perempuan 

Page 74: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 74/110

 67 

Kab/Kota 

Tidak 

Mempunyai 

Ijazah 

SD/MI 

SLTP/MTs

 

SMU/SMA SM Kejuruan Diploma I/II 

Akademi/

Diploma III 

Diploma IV/

Universitas/

S2/S3 

L+P 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

Kab

. Fakfak 

27.91 

26.16 

18.24 

17.51 

4.45 

1.38 

0.80 

3.57 

100.00 

Kab

. Kaimana 

35.28 

40.25 

16.24 

5.22 

1.31 

0.71 

0.33 

0.66 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

48.70 

28.03 

10.72 

7.61 

3.48 

0.59 

0.37 

0.48 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

37.15 

31.34 

15.03 

11.38 

1.59 

0.89 

0.81 

1.82 

100.00 

Kab

. Manokwari 

27.96 

19.69 

15.99 

18.19 

4.99 

1.26 

2.20 

9.72 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

41.99 

33.00 

17.13 

5.41 

0.78 

0.00 

0.15 

1.54 

100.00 

Kab

. Sorong 

47.50 

19.96 

16.52 

8.87 

3.43 

0.68 

1.18 

1.88 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

33.74 

30.13 

22.23 

11.20 

1.05 

0.30 

0.29 

1.05 

100.00 

Kota Sorong 

27.66 

17.10 

17.40 

17.95 

11.28 

0.46 

2.56 

5.59 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

33.62 

23.64 

16.85 

13.85 

5.23 

0.76 

1.49 

4.57 

100.00 

Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki 

Tabel 5.5 Persentase Penduduk Be

rumur 10 Tahun atau Lebih Men

urut Ij azah Tertinggi Yang Dimil

iki, Jenis Kelamin dan Kabupate

n/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Laki-laki dan Perempuan 

Page 75: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 75/110

Page 76: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 76/110

 69 

CHAPTER VI

FERTILITY

BAB VI

FERTILITAS

Seperti halnya negara‐negaralain, terutama negara yang sedang

berkembang, sejak akhir abad ke‐20

ini Indonesia tidak luput dari gejala

duma yakni peledakan penduduk 

(Population Exploition). Laju

pertumbuhan penduduk yang cepat 

tidak lepas dari akibat tingginyatingkat kelahiran dan menurunnya

tingkat kematian (naiknya angka

harapan hidup).

Permasalahan yang ditimbulkan

akibat tingginya angka kelahiran

adalah semakin besarnya komposisi

anak‐anak sebagai bagian dari

penduduk usia tidak produktif ( 0‐14

tahun). Besarnya komposisi tersebut 

mengakibatkan angka ketergantungan

hidup yang semakin tinggi. Peledakan

jumlah penduduk juga membuat 

kebutuhan pangan semakin

meningkat, dimana pemerintah harus

Like  other   countries,  especially  

developing countries, since the late 20th 

century,  Indonesia  was  not   spared   of  

the  symptoms  Duma  blasting 

population  (Population  Exploition). 

Rapid   population  growth  rate  can  not  

be  separated   from  due  to  high  birth 

rates 

and  

declining 

mortality  

rates 

(increase in life expectancy). 

The problems caused  by   the high birth 

rate  is  growing  children's  composition 

as the population ages unproductive (0

14  years).  The  amount   of   composition 

has  resulted   in  rate dependence  of   the 

higher   life. Population explosion  is also 

making  increasing  food   needs,  which 

the  government   must   be  able  to 

increase  food   production  in  line  with 

population  growth. 

Page 77: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 77/110

 70 

mampu meningkatkan produksi

pangan seiring dengan pertambahan

jumlah penduduk.

Untuk mengatasi itu semua,

pemerintah menggalakkan program

keluarga berencana guna menekan

tingkat pertumbuhan penduduk agar

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Tingkat kelahiran yang tinggi tidak 

lepas dari banyaknya wanita usiasubur (WUS) dan pasangan usia subur

(PUS). Umur perkawinan pertama

merupakan salah satu indikator untuk 

menggambarkan tingkat fertilitas

suatu wilayah, karena semakin muda

seseorang melakukan perkawinan

maka akan semakin panjang masa

reproduksinya sehingga akan semakin

besar peluangnya untuk melahirkan

banyak anak. Dengan demikian, hal ini

memungkinkan terjadinya tingkat 

fertilitas yang lebih tinggi. Gambaran

yang lebih jelas mengenai usia

perkawinan pertama wanita umur 10

tahun ke atas di Papua Barat dapat 

dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 menunjukkan bahwa

terdapat 8,02 persen perempuan yang

menikah di bawah umur (kurang dari

16 tahun). Perempuan di Papua Barat 

paling banyak menikah di usia 19‐24

To  overcome  it   all,  the  government  

promote  family   planning  program  to 

curb  population  growth  rates  in  line 

with economic growth. High birth rates 

can not  be  separated   from  the number  

of   women  of   childbearing  age  (WUS) 

and  couples of  childbearing age  (EFA). 

The  first  marriage age  is one  indicator  

to  describe  the  level   of   fertility   of   a 

region, as more young people to do the 

marriage  will   be  more  long term 

reproduction  so  that   the  greater   the 

chances  of   giving  birth  to  many  

children.  Thus,  this  allows  a  higher  

fertility   rate.  A  clearer   description 

about   the  age of   first  marriage  age of  

women  10  years  and   over   in  West  

Papua  can  be  seen  in  Table  6.1. 

Table  6.1  shows  that   there  are  8.02 

percent   of   married   women  under   age 

(less  than  16  years).  Women  in  West  

Papua's most  lots married  at  age 19 24 

years  (51.27   percent).  Although  the 

Page 78: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 78/110

 71 

tahun (51,27 persen). Meskipun

jumlah penduduk Papua Barat adalah

yang paling sedikit di indonesia akan

tetapi penggalakan keluarga

berencana tetap digalakkan disini.

Program keluarga berencana tidak 

hanya untuk menekan angka kelahiran

akan tetapi untuk mengatur jarak 

kelahiran demi membentuk generasi

berencana seperti yang didengung‐

dengungkan BKKBN.

Berdasarkan penggunaan alat 

KB, sebanyak 46,78 persen perempuan

usia 10 tahun ke atas yang pernah

kawin tidak pernah menggunakan alat 

KB. Sedangkan 29,02 persennya

sedang menggunakan alat KB dan

sisanya sudah tidak menggunakan lagi

alat KB. Dari perempuan yang sedang

menggunakan KB, 60,55 persennya

menggunakan KB Suntik dan 27,65

persennya menggunakan Pil KB. KB

suntik dan pil KB banyak dipilih oleh

perempuan di Papua Barat dengan

alasan lebih praktis dan ekonomis.

Program keluarga berencana

mempromosikan kepada masyarakat 

untuk memiliki dua anak cukup. Untuk 

melihat seberapa jauh keberhasilan

program KB dapat dilihat dari jumlah

anak yang dilahirkan. Tabel 6.4

population of  West  Papua is the least  in 

Indonesia  but   the  promotion  of   family  

planning  remain  encouraged   here. 

Family   planning  programs  not   only   to 

reduce  the birth  rate but   to adjust   the 

spacing  to  form  a  plan  generation 

touted  as BKKBN. 

Based  on contraceptive use, as much as 

46.78 per  cent  of  women aged  10 years 

and  over  who ever  married  have never  

used  contraceptive. While 29.02 percent  

of  currently  used  contraceptive and  the 

rest  

are 

not  

using 

birth 

control  

again. 

Of   the  women  who  are  using  family  

planning,  60.55   percent   use  family  

planning  Injection  and   27.65   percent  

using  birth  control   pills.  Family  

planning  and   birth  control   pills 

injecting  chosen  by   many   women  in 

West   Papua  with  more  practical   and  

economical  reasons. 

Family   planning  programs  to  promote 

to  the  public  to  have  two  children 

enough.  To  see  how   far   the  success  of  

family   planning  programs  can  be  seen 

from  the  number   of   children  born. 

Table 6.4 shows  that  as many  as 22.17  

Page 79: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 79/110

 72 

menunjukkan bahwa sebanyak 22,17

persen perempuan usia 10 tahun ke

atas yang pernah kawin melahirkan

dua anak lahir hidup.

percents  of   women  10  years  and   over  

who  had   ever   married   gave  birth  two 

children born alive. 

15.55

16.61

17.37

19.68

20.56

21.66

22.17

23.62

24.59

24.86

0 5 10 15 20 25 30

Kab. Teluk Wondama

Kab. Raja Ampat

Kab. Sorong Selatan

Kab. Teluk Bintuni

Kab. Sorong

Kab. Fakfak

Provinsi Papua Barat

Kab. Kaimana

Kab. Manokwari

Kota Sorong

Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Melahirkan Dua Anak Lahir Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009 Gambar 

Picture 6.1 

The Percentage of  Ever  Married  Women  Gave Birth Two Children Born ALive by  Regency  /  Municipality  in the Province of  Papua Barat  in 2009 

Page 80: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 80/110

 73 Tabel 6.1 Persentase Wanita Berum

ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Umur Kawin Pertama dan Kabupaten/Kota di Provinsi 

Papua Barat Tahun 2009

 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Umur Perkawinan Pertama 

< 16 

16 - 18 

19 - 24 

> 24 

T

otal 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

Kab

. Fakfak 

7.74 

16.21 

57.40 

18.65 

10

0.00 

Kab

. Kaimana 

2.17 

17.86 

61.64 

18.32 

10

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

7.77 

25.58 

49.29 

17.35 

10

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

16.06 

22.50 

47.64 

13.80 

10

0.00 

Kab

. Manokwari 

8.10 

30.71 

43.67 

17.52 

10

0.00 

Kab

. Sorong Selatan 

7.37 

27.93 

53.66 

11.04 

10

0.00 

Kab

. Sorong 

13.88 

23.04 

50.73 

12.35 

10

0.00 

Kab

. Raja Ampat 

2.78 

25.06 

56.59 

15.57 

10

0.00 

Kota Sorong 

5.08 

26.51 

53.71 

14.70 

10

0.00 

Provinsi Papua Barat 

8.02 

25.29 

51.27 

15.42 

10

0.00 

Page 81: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 81/110

 74 Tabel 6.2 Persentase Wanita Berum

ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Penggunaan 

Kontrasepsi dan Kabupaten/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Pengguna/memakai alat/cara K

Sedang menggunakan 

Tidak m

enggunakan lagi 

Tdk pernah

 menggunakan 

Tota

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

Kab

. Fakfak 

24.66 

23.39 

5

1.95 

100.0

Kab

. Kaimana 

23.18 

19.54 

5

7.29 

100.0

Kab

. Teluk Wondama 

15.86 

18.28 

6

5.87 

100.0

Kab

. Teluk Bintuni 

28.58 

17.89 

5

3.53 

100.0

Kab

. Manokwari 

22.80 

27.80 

4

9.40 

100.0

Kab

. Sorong Selatan 

35.14 

16.90 

4

7.96 

100.0

Kab

. Sorong 

30.14 

31.78 

3

8.08 

100.0

Kab

. Raja Ampat 

19.45 

22.75 

5

7.80 

100.0

Kota Sorong 

40.09 

22.98 

3

6.93 

100.0

Pro

vinsi Papua Barat 

29.02 

24.20 

4

6.78 

100.0

Page 82: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 82/110

 75 Tabel 6.3 Persentase Wanita Berum

ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Alat/Cara Kon

trasepsi yang Digunakan dan K

abupaten/

Kota di Provinsi Papua B

arat Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Alat/cara KB yg sedang digunakan 

MOW/ 

Tubektomi 

MOP/ 

Vasektomi 

AKDR/IUD Suntikan

 KB Susuk KB 

Pil KB 

Kondom 

Intervag/ 

Tisue 

Cara 

Tradisional 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

(11) 

Kab

. Fakfak 

1.77 

1.97 

1.97 

66.14 

7.45 

20.70 

0.00 

0.00 

0.00 

100.00 

Kab

. Kaimana 

1.79 

0.00 

1.79 

84.17 

0.00 

12.24 

0.00 

0.00 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

0.00 

0.00 

5.17 

67.66 

0.00 

13.58 

0.00 

0.00 

13.58 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

0.00 

0.25 

1.49 

58.31 

1.49 

38.46 

0.00 

0.00 

0.00 

100.00 

Kab

. Manokwari 

1.54 

0.00 

3.94 

66.40 

5.37 

21.20 

0.00 

0.00 

1.54 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.00 

0.00 

0.00 

77.60 

0.00 

7.46 

0.00 

0.00 

14.94 

100.00 

Kab

. Sorong 

3.40 

1.68 

1.68 

50.86 

5.08 

33.91 

0.00 

0.00 

3.38 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

0.00 

2.82 

85.73 

0.00 

8.57 

0.00 

0.00 

2.88 

100.00 

Kota Sorong 

1.82 

0.46 

3.63 

48.49 

3.56 

39.33 

0.00 

0.45 

2.27 

100.00 

Provinsi Papua Barat 

1.59 

0.56 

2.68 

60.55 

3.58 

27.65 

0.00 

0.14 

3.25 

100.00 

Page 83: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 83/110

Page 84: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 84/110

 77 Tabel 6.5 Persentase Wanita Berum

ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Jumlah Anak Masih Hidup dan Kabupaten/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Anak Masih Hidup 

10+ 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

(11) 

(12)

 

(13) 

Kab

. Fakfak 

11.07 

19.70 

22.64 

19.84 

9.88 

10.06 

2.94 

1.48 

1.40 

0.99 

0.00

 

100.00 

Kab

. Kaimana 

9.86 

27.21 

23.47 

15.48 

12.11 

7.47 

3.12 

0.88 

0.42 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

7.36 

18.09 

16.84 

18.28 

13.93 

10.77 

4.33 

4.37 

3.45 

1.72 

0.86

 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

10.52 

20.88 

19.76 

19.40 

14.73 

7.05 

4.33 

1.01 

1.47 

0.85 

0.00

 

100.00 

Kab

. Manokwari 

11.89 

17.20 

25.82 

16.68 

14.86 

5.77 

4.72 

1.43 

0.90 

0.00 

0.72

 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

10.00 

13.66 

18.41 

18.43 

16.34 

14.18 

3.15 

3.72 

1.57 

0.55 

0.00

 

100.00 

Kab

. Sorong 

8.73 

19.95 

22.60 

12.82 

14.97 

10.73 

4.08 

4.09 

1.02 

0.51 

0.51

 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

12.79 

17.81 

17.72 

17.75 

12.77 

10.01 

5.04 

4.43 

1.12 

0.00 

0.56

 

100.00 

Kota Sorong 

14.36 

15.77 

25.41 

19.99 

9.21 

5.80 

3.86 

2.70 

1.98 

0.36 

0.55

 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

11.49 

18.16 

23.14 

17.56 

12.91 

8.09 

4.02 

2.45 

1.36 

0.40 

0.43

 

100.00 

Page 85: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 85/110

 78 Tabel 6.6 Persentase Wanita Berum

ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Jumlah Anak

 Sudah Meninggal dan Kabupaten/Kota di 

Provinsi Papua Barat Tah

un 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Anak Masih Hidup 

10+ 

Total 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

(11) 

(12)

 

(13) 

Kab

. Fakfak 

92.33 

5.26 

1.50 

0.00 

0.49 

0.00 

0.00 

0.00 

0.43 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Kaimana 

99.51 

0.49 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

84.86 

10.44 

2.56 

1.72 

0.41 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

88.99 

5.21 

1.88 

0.93 

0.85 

0.86 

0.43 

0.43 

0.00 

0.43 

0.00

 

100.00 

Kab

. Manokwari 

86.77 

7.62 

4.03 

0.70 

0.53 

0.00 

0.00 

0.35 

0.00 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

79.46 

9.98 

4.72 

4.27 

0.52 

1.05 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Sorong 

80.44 

10.33 

4.60 

2.55 

1.06 

1.02 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

82.28 

10.04 

4.41 

2.74 

0.00 

0.53 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00

 

100.00 

Kota Sorong 

86.03 

8.56 

1.28 

1.97 

1.79 

0.00 

0.18 

0.00 

0.18 

0.00 

0.00

 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

86.33 

7.76 

2.86 

1.58 

0.85 

0.31 

0.07 

0.12 

0.08 

0.03 

0.00

 

100.00 

Page 86: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 86/110

 79 Tabel 6.7 Rata-rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Be

rumur 15 - 49 Tahun Menurut Ka

bupaten/Kota di Provinsi Papua

 Barat 

Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Kelompok Umur Ibu 

15 - 19

 

20 - 24 

25 - 29 

30 - 34 

35 - 39 

40 - 44 

45 - 49 

Rata-rata 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Kab

. Fakfak 

1.00 

1.10 

1.67 

2.48 

3.10 

2.84 

3.59 

2.08 

Kab

. Kaimana 

0.34 

0.85 

1.50 

2.22 

2.64 

3.59 

2.90 

1.83 

Kab

. Teluk Wondama 

1.00 

1.50 

1.75 

3.79 

3.77 

4.51 

4.70 

2.69 

Kab

. Teluk Bintuni 

0.66 

1.38 

2.24 

3.39 

3.82 

3.60 

3.78 

2.47 

Kab

. Manokwari 

0.46 

1.48 

1.71 

2.52 

3.23 

4.10 

3.07 

2.13 

Kab

. Sorong Selatan 

0.67 

1.73 

2.56 

3.45 

3.69 

3.55 

3.51 

2.59 

Kab

. Sorong 

0.67 

1.00 

1.79 

2.60 

3.53 

4.39 

4.58 

2.58 

Kab

. Raja Ampat 

0.40 

1.06 

1.88 

2.39 

3.31 

4.16 

5.26 

2.14 

Kota Sorong 

0.31 

0.91 

1.81 

2.59 

2.67 

3.14 

4.88 

2.06 

Provinsi Papua Barat 

0.53 

1.19 

1.85 

2.68 

3.21 

3.75 

4.01 

2.23 

Page 87: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 87/110

 80 Tabel 6.8 Rata-rata Anak Masih Hid

up dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 - 49 Tahun Menurut K

abupaten/Kota di Provinsi Papu

a Barat 

Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Kelompok Umur Ibu 

15 - 19

 

20 - 24 

25 - 29 

30 - 34 

35 - 39 

40 - 44 

45 - 59 

Rata-rata 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Kab

. Fakfak 

1.00 

1.10 

1.61 

2.42 

3.10 

2.75 

3.49 

2.04 

Kab

. Kaimana 

0.34 

0.85 

1.49 

2.22 

2.64 

3.59 

2.90 

1.83 

Kab

. Teluk Wondama 

1.00 

1.46 

1.73 

3.21 

3.50 

4.37 

4.36 

2.53 

Kab

. Teluk Bintuni 

0.66 

1.38 

2.18 

3.10 

3.42 

2.88 

3.76 

2.29 

Kab

. Manokwari 

0.46 

1.39 

1.64 

2.46 

2.95 

3.76 

2.62 

1.98 

Kab

. Sorong Selatan 

0.67 

1.64 

2.41 

3.03 

3.37 

3.17 

3.10 

2.36 

Kab

. Sorong 

0.67 

1.00 

1.70 

2.43 

3.16 

3.69 

4.04 

2.32 

Kab

. Raja Ampat 

0.40 

1.06 

1.73 

2.14 

3.14 

3.89 

4.82 

2.00 

Kota Sorong 

0.31 

0.88 

1.79 

2.32 

2.60 

2.98 

4.56 

1.96 

Provinsi Papua Barat 

0.53 

1.15 

1.79 

2.49 

3.00 

3.41 

3.67 

2.09 

Page 88: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 88/110

 81 

BAB VII

PERUMAHAN

Perumahan dan permukimanyang layak, sehat, aman, serasi, dan

teratur merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia dan

merupakan faktor penting dalam

peningkatan harkat dan martabat 

mutu kehidupan serta kesejahteraan

rakyat. Setiap warga negaramempunyai hak untuk menempati,

menikmati, atau memiliki rumah yang

layak dalam lingkungan yang sehat 

aman, serasi dan teratur (Undang‐

Undang Nomor 4 Tahun 1992 Bab III

Perumahan Pasal 5 ).

Idealnya, setiap rumah tangga

memiliki rumah sendiri. Tetapi, karena

ketidakseimbangan antara

pertumbuhan perumahan dan rumah

tangga serta keterbatasan kemampuan

rumah tangga baru untuk memiliki

rumah maka belum semua rumah

tangga menempati rumah sendiri.

Decent,  healthy,  savety,  harmonious, 

and   integrated   homes  and   settlement  

are human basic need  and  main  factor  

in increasing the values of  living quality  

and   human  welfare.  Every   citizen  has 

the right  to settle, take benefit  and  take 

control   the  decent,  healthy,  savety, 

harmonious 

and  

integrated  

homes 

(Law   Number   4  of   1992  on  Housing 

Chapter  III  Housing Article 3). 

Ideally,  every   household   has  their   own 

home.  However,  due  to  the  imbalance 

between housing growth and  household  

growth  and   the  limited   ability   of   new  

households to own a house then not  all  

households  stay   in  their   own  home. 

SUSENAS   2009  showed   only   67.71 

percent   of   the  households who  occupy  

CHAPTER VII  

HOUSING 

Page 89: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 89/110

 82 

Susenas 2009 menunjukkan hanya

67,71 persen rumah tangga yang

menempati rumah sendiri. Sisanya

yaitu 32,29 persen menempati rumah

kontrak, sewa, rumah dinas atau

rumah bebas sewa (Lihat Gambar 7.1

atau Tabel 7.1).

Kualitas perumahan di Papua

Barat pada tahun 2009 seperti terlihat 

pada Gambar 7.2. Lebih dari 90persen perumahan di Papua Barat 

berlantai bukan tanah (keramik, tegel,

atau bambu) dan beratap layak (bukan

dari bahan dedaunan). Tetapi,

persentase rumah berdinding

permanen sekitar 52,27 persen.

Terdapat 38,36 persen rumah dengan

luas lantai per kapita kurang dari 10

meter per segi.

their  own homes. The  remaining 32.29 

per   cent   stayed   in  a  house  contract, 

rent,  housing  or   rent  free  house  (See 

Picture 7.1 or  Table 7.1). 

The quality  of  housing in West  Papua in 

2009 as shown in Figure 7.2. More than 

90  percent   of   housing  in  West   Papua, 

were  not   the  ground   floors  (ceramics, 

tiles,  or   bamboo)  and   roofed   feasible 

(rather   than  the  material   leaves). 

However, the percentage of  permanent 

walled   houses  of   about   52.27   percent. 

There are 38.36 percent  of  homes with 

floor   area  per   capita  of   less  than  10 

square meters. 

91.6 93.6

52.27

38.36

0

10

20

30

40

50

60

7080

90

100

Lantai

 Bukan

 Atap

 Layak

 *) Dinding

 Luas

 lantai

 pe r

 Keterangan: * Tidak Beratap Dedaunan 

Gambar 7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas, Jenis Atap Terluas, Jenis 

Dinding Terluas dan Luas Lantai Per Kapita di Papua Barat Tahun 2009. 

Page 90: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 90/110

 83 

Masalah penerangan juga

merupakan bagian penting dari

informasi perumahan. Di daerah yang

cukup maju, sumber penerangan

utama di malam hari menggunakan

listrik. Di Papua Barat sendiri, listrik 

baru bisa dinikmati oleh 68,98 persen

rumah tangga di mana 57,67

persennya bersumber dari listrik PLN

dan 11,31 persen sisanya bersumber

dari listrik non PLN (Genset atau

PLTD). Dengan demikian masih

terdapat 31,02 persen wilayah di

Papua Barat yang belum dimasuki

listrik.

Penggunaan kayu bakar sebagai

bahan bakar untuk memasak masih

cukup dominan di Papua Barat. Tabel

7.13 memperlihatkan 55,25 persen

rumah tangga memanfaatkan kayu

bakar sebagai bahan bakar utama

untuk memasak. Selain kayu bakar,

minyak tanah dimanfaatkan oleh

41,25 persen rumah tangga untuk 

memasak. Hanya 3,04 persen rumah

tangga yang menggunakan gas untuk 

memasak.

The  problem  of   lighting  is  also  an 

important  part  of  housing  information. 

In  fairly  advanced  areas,  main  source 

of   lighting  at   night   use  electricity.  In 

West  Papua alone, the electricity  can be 

enjoyed  by  68.98 percent  of  households 

in  which  57.67   per   cent   sourced   from 

the  PLN,  a  State  Electricity   Company, 

and   the  remaining  11.31  per   cent   of  

electricity  comes from non PLN  (Genset  

or  diesel). Thus there are 31.02 percent  

of  the territory  of  West  Papua who have 

not  affordable electricity  yet. 

The use of   firewood  as  fuel   for  cooking 

is  still   quite  dominant   in West   Papua. 

Table  7:13  shows  55.25   percent   of  

households  use  firewood   as  main  fuel  

for  cooking. Besides  firewood, kerosene 

used  by  41.25  percent  of  households for  

cooking.  Only   3.04  percent   of  

households using gas for  cooking. 

Page 91: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 91/110

 84 Tabel 7.1 Persentase Rumah Tangg

a Menurut Penguasaan Tempat

 Tinggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

Status penguasaan bangunan tempat tin

ggal 

Milik sendiri 

Kontrak 

Sewa 

Bebas sewa 

Dinas 

Rumah Milik 

Orang Tua/ 

Sanak/Saudara 

Lainnya 

Jumlah 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Kab

. Fakfak 

60.06 

3.00 

6.91 

13.01 

8.30 

8.72 

0.00 

100.00 

Kab

. Kaimana 

83.88 

1.09 

1.86 

5.31 

4.55 

3.32 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

74.06 

0.79 

1.19 

3.59 

4.78 

15.18 

0.40 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

74.70 

1.41 

4.98 

11.36 

4.95 

1.74 

0.86 

100.00 

Kab

. Manokwari 

54.23 

0.79 

3.27 

3.46 

27.03 

11.23 

0.00 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

85.42 

0.00 

0.00 

0.52 

0.00 

14.06 

0.00 

100.00 

Kab

. Sorong 

83.86 

1.04 

2.08 

5.21 

3.12 

4.69 

0.00 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

88.02 

1.05 

0.52 

0.52 

3.12 

6.76 

0.00 

100.00 

Kota Sorong 

57.24 

3.18 

23.41 

6.12 

4.20 

5.85 

0.00 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

67.71 

1.55 

7.28 

5.46 

10.00 

7.93 

0.07 

100.00 

Page 92: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 92/110

 85 Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangg

a Menurut Jenis Lantai dan Din

ding Terluas dan Kabupaten/Ko

ta di Provinsi Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

Jen

is Dinding Terluas 

Bukan tanah 

Tanah 

Jumlah 

Tembok 

Kayu 

Bambu 

Lainnya 

Jumlah 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

Kab

. Fakfak 

93.21 

6.79 

100.00 

75.32 

23.42 

0.00 

1.26 

100.00 

Kab

. Kaimana 

75.37 

24.63 

100.00 

53.99 

45.62 

0.39 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

97.20 

2.80 

100.00 

14.79 

81.98 

0.00 

3.23 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

96.86 

3.14 

100.00 

8.30 

91.70 

0.00 

0.00 

100.00 

Kab

. Manokwari 

96.40 

3.60 

100.00 

51.72 

45.45 

0.63 

2.20 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

96.87 

3.13 

100.00 

18.23 

57.81 

1.05 

22.92 

100.00 

Kab

. Sorong 

80.20 

19.80 

100.00 

42.71 

53.13 

4.16 

0.00 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

91.65 

8.35 

100.00 

56.78 

34.93 

3.11 

5.18 

100.00 

Kota Sorong 

92.35 

7.65 

100.00 

80.59 

17.48 

1.33 

0.60 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

91.60 

8.40 

100.00 

52.27 

43.34 

1.32 

3.07 

100.00 

Jenis Lantai Terluas 

Page 93: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 93/110

Page 94: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 94/110

 87 Tabel 7.4 Persentase Rumah Tangg

a Menurut Sumber Air Minum d

an Kabupaten/Kota di Provinsi P

apua Barat Tahun 2009 

K

abupaten/Kota 

Sumber air minum 

Air 

kemasan 

bermerk 

Air isi 

ulang 

Leding 

meteran 

Leding 

eceran 

Sumur 

bor/

pompa 

Sumur 

terlindung 

Sumur tak 

terlindung 

Mata air 

terlindung M

ata air 

tak 

terlindung A

ir sungai 

Air 

hujan 

Lainn

ya 

Jumlah 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

(9) 

(10) 

(11) 

(12) 

(13) 

(14) 

Kab. Fakfak 

0.00 

1.26 

32.89 

4.66 

0.00 

5.59 

8.31 

8.37 

0.93 

0.46 

37.53 

0.00 

100.00 

Kab. Kaimana 

0.46 

1.41 

2.52 

0.69 

1.55 

36.79 

14.97 

1.53 

6.56 

0.92 

32.60 

0.00 

100.00 

Kab. Teluk Wondama 

0.40 

0.40 

0.40 

3.57 

3.59 

6.43 

0.40 

41.18 

10.83 

32.80 

0.00 

0.00 

100.00 

Kab. Teluk Bintuni 

0.00 

8.92 

0.44 

4.32 

5.19 

25.37 

5.84 

6.49 

0.86 

4.35 

37.34 

0.86 

100.00 

Kab. Manokwari 

0.16 

7.16 

18.78 

0.16 

5.92 

20.80 

5.20 

14.15 

17.13 

7.08 

3.47 

0.00 

100.00 

Kab. Sorong Selatan 

0.00 

0.00 

0.00 

1.57 

0.00 

1.05 

1.04 

4.69 

14.04 

25.03 

50.50 

2.08 

100.00 

Kab. Sorong 

1.04 

3.13 

0.00 

0.00 

0.00 

18.75 

13.02 

4.16 

1.04 

13.02 

45.84 

0.00 

100.00 

Kab. Raja Ampat 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

9.92 

44.26 

18.71 

17.72 

8.87 

0.00 

0.00 

0.52 

100.00 

Kota

 Sorong 

12.58 

44.93 

11.70 

1.39 

1.80 

13.70 

2.60 

4.39 

0.40 

0.20 

5.92 

0.40 

100.00 

Provinsi Papua Barat 

2.89 

12.64 

10.66 

1.36 

2.99 

17.89 

6.88 

9.13 

7.10 

7.22 

20.89 

0.34 

100.00 

Page 95: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 95/110

 88 

Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Dengan Sumber Air Minum Pompa, Sumur Atau

Mata Air dan Jarak Sumber Air Minum ke Tempat Penampungan Kotoran/Tinja

dan Kabupaten/Kota di Provins i Papua Barat Tahun 2009

Kabupaten/KotaJarak ketempat penampungan kotoran/tinja

=< 10 m > 10 m Tidak tahu Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

Kab. Fakfak 13.75 76.22 10.03 100.00

Kab. Kaimana 11.73 80.62 7.64 100.00

Kab. Teluk Wondama 38.29 39.85 21.86 100.00

Kab. Teluk Bintuni 15.25 66.52 18.24 100.00

Kab. Manokwari 11.42 48.71 39.87 100.00

Kab. Sorong Selatan 5.02 87.50 7.48 100.00

Kab. Sorong 15.50 49.30 35.21 100.00

Kab. Raja Ampat 47.68 17.78 34.54 100.00

Kota Sorong 38.65 30.55 30.80 100.00

Provinsi Papua Barat 20.63 49.21 30.17 100.00

Kabupaten/KotaPenggunaan fasilitas air minum

Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kab. Fakfak 64.08 11.73 9.90 14.29 100.00

Kab. Kaimana 24.41 31.20 31.34 13.05 100.00

Kab. Teluk Wondama 15.03 45.59 35.17 4.21 100.00

Kab. Teluk Bintuni 63.21 21.62 11.65 3.51 100.00

Kab. Manokwari 48.68 28.70 17.52 5.10 100.00

Kab. Sorong Selatan 49.19 3.17 5.82 41.82 100.00

Kab. Sorong 48.91 20.65 17.40 13.04 100.00

Kab. Raja Ampat 4.68 44.79 50.53 0.00 100.00

Kota Sorong 55.30 25.27 16.52 2.91 100.00

Provinsi Papua Barat 46.65 23.95 18.61 10.79 100.00

Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Ai r Minum dan Kabupaten/Kota di

Provins i Papua Barat Tahun 2009

Page 96: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 96/110

 89 

Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Ai r Minum dan

Kabupaten/Kota di Provins i Papua Barat Tahun 2009

Tabel 7.8 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Ai r Besar dan

Kabupaten/Kota di Provins i Papua Barat Tahun 2009

Kabupaten/Kota

Cara memperoleh air minum

Membeli Tidak membeli Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Kab. Fakfak 30.98 69.02 100.00

Kab. Kaimana 4.27 95.73 100.00

Kab. Teluk Wondama 2.40 97.60 100.00

Kab. Teluk Bintuni 13.25 86.75 100.00

Kab. Manokwari 18.03 81.97 100.00

Kab. Sorong Selatan 0.00 100.00 100.00

Kab. Sorong 6.77 93.23 100.00

Kab. Raja Ampat 0.52 99.48 100.00

Kota Sorong 68.47 31.53 100.00

Provinsi Papua Barat 24.37 75.63 100.00

Kabupaten/KotaPenggunaan fasilitas tempat buang air besar

Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kab. Fakfak 65.83 10.56 11.16 12.44 100.00

Kab. Kaimana 19.96 13.98 36.03 30.04 100.00

Kab. Teluk Wondama 24.73 31.14 19.25 24.88 100.00

Kab. Teluk Bintuni 77.87 7.40 5.62 9.10 100.00

Kab. Manokwari 57.58 15.41 4.06 22.96 100.00

Kab. Sorong Selatan 58.31 4.18 7.82 29.69 100.00

Kab. Sorong 55.72 10.94 12.50 20.83 100.00

Kab. Raja Ampat 13.56 20.82 49.97 15.65 100.00

Kota Sorong 82.58 9.97 3.92 3.53 100.00

Provinsi Papua Barat 59.49 12.37 10.98 17.16 100.00

Page 97: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 97/110

 90 

Tabel 7.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2009

Kabupaten/Kota

Jenis kloset

Leher angsa PlengsenganCemplung/

CublukTidak pakai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kab. Fakfak 47.46 31.27 19.68 1.59 100.00

Kab. Kaimana 43.10 29.10 25.58 2.22 100.00

Kab. Teluk Wondama 1.06 73.44 21.80 3.70 100.00

Kab. Teluk Bintuni 43.06 24.78 31.69 0.47 100.00

Kab. Manokwari 60.43 26.10 11.84 1.63 100.00

Kab. Sorong Selatan 27.41 51.09 20.76 0.74 100.00

Kab. Sorong 39.46 15.79 40.80 3.95 100.00

Kab. Raja Ampat 56.85 36.40 4.28 2.47 100.00

Kota Sorong 44.75 50.78 4.06 0.41 100.00

Provinsi Papua Barat 46.04 34.97 17.36 1.63 100.00

Page 98: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 98/110

 91 Tabel 7.10 Persentase Rumah Tang

ga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinj a dan Kabu

paten/Kota di Provinsi Papua Barat 

Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

Tempat pembuangan akhir tinja 

Tangk

i/SPAL 

Kolam/sawah 

Sungai/ danau/ 

laut 

Lobang tanah 

Pan

tai/ tanah la-

pang/ kebun 

Lainnya 

Jumlah 

(1) 

(

2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

50

.40 

0.00 

2

1.87 

21.27 

6.06 

0.40 

100.00 

Kab

. Kaimana 

32

.39 

0.77 

3.25 

35.09 

28.50 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

55

.52 

1.61 

1

9.64 

16.03 

7.20 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

40

.53 

0.87 

1

9.02 

37.85 

1.31 

0.43 

100.00 

Kab

. Manokwari 

57

.45 

0.16 

6.77 

24.00 

11.46 

0.16 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

23

.45 

1.56 

3

1.26 

41.12 

0.00 

2.60 

100.00 

Kab

. Sorong 

36

.97 

3.13 

1

3.54 

33.86 

11.98 

0.52 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

47

.96 

1.04 

1

1.47 

36.41 

2.60 

0.52 

100.00 

Kota Sorong 

91

.22 

0.40 

2.79 

2.66 

2.93 

0.00 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

55

.09 

0.91 

1

1.69 

24.01 

7.87 

0.43 

100.00 

Page 99: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 99/110

 92 Tabel 7.11 Persentase Rumah Tang

ga Menurut Sumber Penerangan dan Kabupaten/Kota di Provin

si Papua Barat Tahun 2009 

Kabupaten/Kota 

Sumber penerangan 

L

istrik PLN 

Listrik non PLN 

Petromak/ aladin 

Pelita/sentir/obor 

Lainnya 

Jumlah 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab

. Fakfak 

70.69 

7.90 

3.26 

18.15

 

0.00 

100.00 

Kab

. Kaimana 

12.58 

44.67 

22.40 

19.19

 

1.16 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

4.01 

15.20 

12.85 

57.54

 

10.40 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

17.61 

49.31 

0.87 

28.31

 

3.90 

100.00 

Kab

. Manokwari 

66.41 

4.36 

1.55 

27.52

 

0.16 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

35.39 

2.60 

0.00 

61.48

 

0.52 

100.00 

Kab

. Sorong 

48.96 

10.42 

2.61 

38.02

 

0.00 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

39.04 

15.09 

5.74 

40.13

 

0.00 

100.00 

Kota Sorong 

92.95 

2.79 

0.00 

4.26

 

0.00 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

57.67 

11.31 

3.06 

27.21

 

0.74 

100.00 

Page 100: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 100/110

 93 Tabel 7.12 Persentase Rumah Tang

ga Pengguna PLN Menurut Day

a Terpasang dan Kabupaten/Ko

ta di Provinsi Papua Barat Tahu

n 2009 

Kabupaten/Kota 

Daya Terpasang (Watt) 

45

0.00 

900.00 

1.30 

2.20 

> 2.200 

Tanpa Meteran 

Jumlah 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

33.04 

35.92 

18.80 

2.54 

1.23 

8.47 

100.00 

Kab

. Kaimana 

26.57 

26.66 

23.47 

3.77 

1.26 

18.27 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

9.91 

29.73 

50.00 

10.36 

0.00 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

43.79 

24.13 

16.75 

2.45 

0.00 

12.87 

100.00 

Kab

. Manokwari 

30.16 

31.65 

20.14 

3.98 

0.00 

14.06 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

11.76 

5.89 

1.47 

0.00 

0.00 

80.88 

100.00 

Kab

. Sorong 

63.83 

22.33 

2.13 

0.00 

1.06 

10.64 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

41.39 

4.00 

49.33 

0.00 

0.00 

5.28 

100.00 

Kota Sorong 

28.04 

29.76 

22.76 

1.08 

1.71 

16.65 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

33.60 

27.86 

18.80 

1.97 

0.88 

16.90 

100.00 

Page 101: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 101/110

 94 Tabel 7.13 Persentase Rumah Tang

ga Bahan Bakar Utama untuk M

emasak dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 20

09 

Kabupaten/Kota 

Bahan Bakar Utama untuk Mema

sak 

Listrik 

Gas/LPG 

Miny

ak Tanah 

Arang/Briket 

Kayu Bakar 

Lainnya 

Jumlah 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

0.00 

1.33 

4

8.38 

0.00 

50.29 

0.00 

100.00 

Kab

. Kaimana 

0.00 

0.16 

1

3.80 

0.00 

85.66 

0.39 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

0.00 

0.00 

9.97 

0.40 

89.64 

0.00 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

0.00 

2.25 

1

5.56 

0.00 

81.67 

0.52 

100.00 

Kab

. Manokwari 

0.00 

3.89 

4

9.62 

0.31 

46.18 

0.00 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

99.48 

0.52 

100.00 

Kab

. Sorong 

0.00 

1.04 

2

3.96 

0.52 

74.48 

0.00 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

0.00 

0.00 

5.20 

0.51 

94.28 

0.00 

100.00 

Kota Sorong 

0.00 

7.51 

8

4.70 

0.20 

6.99 

0.60 

100.00 

Pro

vinsi Papua Barat 

0.00 

3.04 

4

1.25 

0.24 

55.25 

0.23 

100.00 

Page 102: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 102/110

 95 

BAB VIII

SOSIAL LAINNYA

Indikator sosial lainnya yangmenunjukkan tingkat kesejahteraan

penduduk adalah akses penduduk 

terhadap program pengentasan

kemiskinan dan akses terhadap

teknologi dan informasi (TI). Program

penanggulangan kemiskinan yang

dihimpun melalui pengumpulan dataSusenas meliputi pengurangan

pengeluaran rumah tangga miskin

untuk kebutuhan dasar yaitu biaya

kesehatan dan pembelian beras miskin

(raskin) dan peningkatan pendapatan

rumah tangga miskin melalui bantuan

langsung tunai (BLT) dan kredit usaha.Akses penduduk terhadap TI meliputi

penguasaan media komunikasi seperti

telepon, komputer, dan handphone;

dan akses penduduk terhadap media

internet.

Pengarusutamaan penanggula‐

ngan kemiskinan mencakup dua

Other  social  indicators show  the level  of  welfare of  the population is in access of  population  to  poverty   reduction programs and  access to technology  and  information  (IT).  Poverty   reduction programs  are  collected   through SUSENAS   data  collection  involves  the reduction  of   expenditures  of   poor  households to basic needs of  health care costs  and   the  purchase  of   poor   rice (raskin) and   increased   income for  poor  households through direct  cash transfer  (BLT)  of   and   credits  for  microenterprises.  Population  access  to IT   include  the  ownership  of  communication  media  such  as telephones,  computers,  and   mobile phones,  and   access  to  the  Internet  media. 

Poverty   reduction  mainstreaming involve  two objectives. First, reduce the 

CHAPTER VIII

OTHER CONDITIONS

Page 103: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 103/110

 96 

sasaran. Pertama, mengurangi beban

rumah tangga miskin untuk kebutuhan

dasar dan kedua, meningkatkan

pendapatannya. Pengurangan beban

rumah tangga miskin antara lain

melalui program raskin, pembebasan

biaya kesehatan dan dana BOS.

Gambar 8.1 memperlihatkan

bahwa akses masyarakat terhadap

layanan kesehatan gratis berbedaantar satu kabupaten/kota. Akses

tertinggi tercatat di Kabupaten Teluk 

Wondama. Lebih dari 85 persen

penduduk Kabupaten Teluk Wondama

telah menikmati layanan kesehatan

gratis. Sementara layanan kesehatan

gratis di Kabupaten Teluk Bintuni,

Kabupaten Sorong Selatan, dan

Kabupaten Raja Ampat telah dinikmati

oleh lebih dari separuh penduduk.

Layanan kesehatan gratis di

kabupaten lainnya dinikmati oleh

kurang dari 25 persen penduduk 

dengan persentase terendah di

Kabupaten Kaimana (15,47 persen).

Dibandingkan dengan akses

layanan kesehatan gratis, lebih banyak 

rumah tangga yang dapat mengakses

program raskin (Tabel 8.2). Di

Kabupaten Raja Ampat, lebih dari 90

persen rumah tangga menyatakan

expenditure of  poor  households on basic needs  such as  free health  services,  free education  services  and   rice  for   poor. The second  is to increase their  income. 

Picture  8.1  shows  that   the  access  of  people  to  free  health  services  were different   between  region.  The  highest  access was in Teluk  Wondama Regency. More  than  85   percents  of   Teluk  Wondama People had  accessed  the free health  services.  The  Free  Health Services  in  Teluk   Bintuni  Regency, Sorong  Selatan  Regency   and   Raja Ampat  Regency  had  been accessed  by  a half  of  all  people.  In another  regencies, the program has been accessed  by   less than 25  percents of   the people and   the lowest  access was  in Kaimana Regency  (15,47  percents). 

Compared   to  the  free  health  services, more  households  could   access  rice  for  poor   program  (See Table  8.2).  In Raja Ampat  Regency, more than 90 percents of   households  stated   that   they   had  bought   the  rice.  The  percentage  of  

Page 104: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 104/110

 97 

membeli beras raskin. Persentase

rumah tangga yang membeli raskin di

Kabupaten Kaimana, Kabupaten

Sorong, Kabupaten Teluk Wondama,

dan Kabupaten Fakfak cukup tinggi

dengan besaran masing‐masing 86,59;

77,09; 76,01 dan 71,87 persen. Di

tingkat provinsi sendiri layanan raskin

telah dinikmati oleh 59,06 persen.

Program peningkatanpendapatan rumah tangga miskin

dibagi menjadi tiga kluster. Kluster

pertama adalah rumah tangga yang

sangat miskin dalam pengertian harus

diberi “ikan” melalui BLT (Bantuan

Langsung Tunai) yang telah

dilaksanakan pada tahun 2005, 2006

dan 2008. Program ini pada awalnya

untuk meringankan dampak langsung

kenaikan bahan‐bakar minyak akibat 

melonjaknya harga minyak mentah di

pasar internasional. Kenaikan BBM

pada tahun 2005 terjadi dua kali yaitu

pada bulan Mei dan Oktober.

Kluster kedua adalah rumah

tangga yang mendekati miskin yang

harus diberi “kail”. Umumnya rumah

tangga ini telah memiliki usaha namun

tidak dapat berkembang karena

keterbatasan modal. Untuk itu

pemerintah menyediakan program

households who had  bought  the rice for  poor   in  Kaimana  Regency,  Sorong Regency, Teluk  Wondama Regency  and  Fakfak  Regency  were high enough. The percentage  were  86,59;  77,09;  76,01 and   71,87   percents.  At   province  level, the  rice  for   poor   program  has  been accessed  by  59,06 percents. 

The  program  of   improving  income  of  poor  households was divided   into three clusters.  The  first   cluster  was  the  very  poor   and   poor   households  in  the meaning they  must  be given “  the fishes”  through  direct   cash  transfer   that   has been  conducted   in  2005,  2006  and  2008.  The  purpose  of   this  program  in the  earlier   to  reduce  the direct   impact  of   the  increasing  fuel   price  policy   to poor  people. The increasing of  fuel  price was two times in 2005, that  was in Mei and  October. 

The  second   cluster   was  near   poor. Generally,  these  households  had   a  job but   did   not   developed   by   constrain  of  modal.  Thus,  the  government   has created   a  program  of   empowering society.  The  program  were implemented   through  Independent  

Page 105: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 105/110

 98 

kredit usaha agar rakyat miskin

memiliki akses pinjaman kredit usaha

melalui PNPM Mandiri. Kluster ketiga

adalah rumah tangga yang

membutuhkan bantuan pemasaran

hasil “tangkapan ikannya.” Bentuknya

berupa KUR, atau Koperasi.

Informasi penanggulangan

kemiskinan yang dapat diperoleh dari

Susenas 2009 terbatas pada BLT,raskin dan kredit usaha. Tabel 8.3

memperlihatkan rumah tangga yang

menyatakan menerima BLT pada

tahun 2008/2009 adalah 55,59 persen

dengan persentase tertinggi di

Kabupaten Sorong Selatan (93,75

persen) dan terendah di Kota Sorong

(20,36 persen).

Akses penduduk terhadap kredit 

usaha masih sangat terbatas. Kurang

dari lima persen rumah tangga yang

mengakses kredit usaha. Persentase

tertinggi di Kabupaten Kaimana yaitu

14,72 persen.

Selain informasi penanggulangan

kemiskinan, perkembangan akses

teknologi komunikasi dan informasi di

Papua Barat juga dimonitor. Pada

tahun 2009, delapan dari sepuluh

rumah tangga di Papua Barat telah

menguasai telepon seluler

PNPM.  The  third   cluster   was empowering  microenterprises  through KUR or  cooperation 

The  information  of   reducing  poverty  program  that   could   be  gained   from Susenas  in  2009  just   only   direct   cash transfer,  rice  for   poor,  and   credits  for  microenterprises. Table 8.3  showed   the households that  had  received  the direct  cash transfer   in 2008/2009 were 55,59 percents with the highest  percentage in Sorong  selatan  Regency   (93,75  percents) and  the  lowest  one  in Sorong City  (20,36 percents). The  access  of   the  people  to  credits  for  microenterprises  was  very   small.  Less than  five  percents  of   households  that  accessed   this  credits.  The  highest  percentage  was  in  Kaimana  Regency, that  was 14,72 percents. Besides  the  reducing  poverty  informations,  the  developing  access  to information  and   communication technology   in  Papua  Barat   was monitored  also. In 2009, eight  from ten households in Papua Barat  had  cellular  telephone  (handphone).  The  highest  

Page 106: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 106/110

 99 

(handphone). Persentase rumah

tangga pengguna telepon selular

tertinggi di Kota Sorong dan terendah

di Kabupaten Raja Ampat. Hal ini

dapat dimaklumi karena pembukaan

jaringan telepon selular pertama di

Papua Barat pertama kali di Kota

Sorong. Sementara di Kabupaten Raja

Ampat akses telepon selular masih

terbatas di ibu kota kabupaten dan

pembukaan jaringan baru

membutuhkan biaya yang sangat 

besar karena kondisi geografis

Kabupaten Raja Ampat berupa

kepulauan. Informasi teknologi dan

komunikasi lainnya seperrti

penguasaan komputer dan akses

internet dapat dilihat pada Tabel 8.4

dan Tabel 8.5.

percentage of  households using cellular  telephone  was  Sorong  City   and   the lowest   one  was  Raja  Ampat   Regency. This  could   be  make  sense  because  the cellular   telephone  infrastructures  was operated  in Sorong for  the first  time. In Raja Ampat  Regency, the using cellular  telephone  was  bounded   in  the  capital  city   of   regency   and   to  operate  new  network   needed   high  cost   because  of  the  islands  geographically.  The information of  another   technology  and  communication  such as computers and  internet  access could  be  found   in Table 8.4 and  Table 8.5. 

Page 107: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 107/110

 100 Tabel 8.1 Persentase Rumah Tangga Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis dan Kartu Ya

ng Digunakan Dirinci Menurut K

abupaten/

Kota di Provinsi Papua B

arat Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

% Rumah T

angga 

yang Men

dapat 

Pelayanan 

KEsehatan

 Gratis 

Askeskin 

KKB 

Kartu Sehat 

Lainnya 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

Kab

. Fakfak 

24.06 

26.22 

5.54 

62.96 

5.27 

1

00.00 

Kab

. Kaimana 

15.47 

59.78 

2.45 

34.29 

3.48 

1

00.00 

Kab

. Teluk Wondama 

86.01 

17.63 

18.07 

33.06 

31.23 

1

00.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

58.33 

79.06 

11.08 

1.49 

8.37 

1

00.00 

Kab

. Manokwari 

18.68 

46.38 

20.17 

14.31 

19.14 

1

00.00 

Kab

. Sorong Selatan 

62.49 

5.85 

2.49 

79.98 

11.68 

1

00.00 

Kab

. Sorong 

16.14 

80.64 

6.45 

0.00 

12.91 

1

00.00 

Kab

. Raja Ampat 

57.26 

54.54 

12.69 

29.13 

3.64 

1

00.00 

Kota Sorong 

15.63 

44.29 

15.72 

11.04 

28.95 

1

00.00 

Provinsi Papua Barat 

28.53 

43.23 

11.36 

30.60 

14.80 

1

00.00 

Jumlah 

Page 108: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 108/110

 101 Tabel 8.2 Persentase Rumah Tangga Yang Membeli Beras Miskin D

irinci Menurut Kabupaten/Kota 

di Provinsi Papua Barat Tahun 2

009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

Jumlah 

< 1.0

00 

1.000 

1.001 2.000 

> 2.000 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

Kab

. Fakfak 

77.29 

1.30 

11.02 

10.40 

100.00 

Kab

. Kaimana 

14.17 

15.75 

45.08 

25.01 

100.00 

Kab

. Teluk Wondama 

67.29 

0.52 

10.55 

21.64 

100.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

2.15 

17.54 

54.49 

25.82 

100.00 

Kab

. Manokwari 

45.99 

0.00 

30.68 

23.33 

100.00 

Kab

. Sorong Selatan 

30.81 

0.85 

67.49 

0.85 

100.00 

Kab

. Sorong 

12.17 

0.00 

45.26 

42.57 

100.00 

Kab

. Raja Ampat 

29.43 

0.00 

1.65 

68.91 

100.00 

Kota Sorong 

3.02 

0.00 

19.37 

77.61 

100.00 

Provinsi Papua Barat 

31.14 

1.90 

30.89 

36.06 

100.00 

Harga Beras Pe

r Kg (Rp.) 

Rata

-rata Harga 

Per Kg 

(7) 

1986.33 

1981.14 

1981.40 

1996.75 

1970.83 

1882.31 

2288.86 

2705.49 

2498.57 

2172.14 

Page 109: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 109/110

 102 Tabel 8.3 Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Kredit Usaha Menurut Kabupaten/Kota di Pro

vinsi Papua Barat Tahun 2009 

Sum

ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009 

Kabupaten/Kota 

% R

umah 

Tang

ga Yang 

Menerima Kredit 

Usaha 

Program 

Nasional 

Pemberdayaan 

Masyarakat 

(PNPM) Mandiri 

Program 

Pemerintah 

lainnya 

Program Bank 

Program 

K

operasi/ 

Yayasan 

Perorangan 

Lainnya 

(1) 

(2) 

(3) 

(4) 

(5) 

(6) 

(7) 

(8) 

Kab

. Fakfak 

3.92 

0.93 

1.86 

1.66 

0.86 

0.46 

0.00 

Kab

. Kaimana 

14.72 

13.09 

0.78 

1.24 

0.00 

0.00 

0.00 

Kab

. Teluk Wondama 

6.41 

3.21 

3.61 

0.40 

0.00 

0.81 

0.00 

Kab

. Teluk Bintuni 

2.96 

0.43 

0.00 

1.14 

0.86 

0.96 

0.00 

Kab

. Manokwari 

3.74 

0.77 

0.00 

0.63 

2.02 

0.32 

0.16 

Kab

. Sorong Selatan 

2.08 

2.08 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

Kab

. Sorong 

1.04 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

0.00 

1.04 

Kab

. Raja Ampat 

3.12 

2.07 

1.05 

0.52 

0.00 

0.00 

0.00 

Kota

 Sorong 

6.72 

0.20 

0.60 

5.32 

0.80 

0.00 

0.00 

Provinsi Papua Barat 

4.45 

1.45 

0.52 

1.64 

0.83 

0.22 

0.19 

Page 110: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 110/110

 Menguasai Telepon, Hand Phone, Desktop dan Laptop 

Menurut Kabupaten/Kota di Pro

vinsi Papua 

9 R

umah 

H

andphone 

Des

top/PC 

Laptop/no

tebook 

2) 

(3) 

(4) 

(5) 

91 

47.98 

1

0.71 

7.4

32 

15.85 

3.03 

1.7

00 

25.94 

1.99 

3.1

86 

39.41 

5.23 

6.1

05 

61.25 

8.55 

12.7

00 

8.85 

1.04 

2.0

04 

29.16 

2.08 

2.0

00 

7.84 

0.52 

0.5

91 

80.92 

7.84 

9.3

90 

47.30 

5.90 

7.0