Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

download Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

of 63

Transcript of Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    1/63

    i

    KATA PENGANTAR

    Publikasi Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    merupakan sajian informasi yang dipersiapkan secara khusus bagi para pimpinan. Penyajian

    dalam publikasi ini dirancang secara ringkas dan padat, dilatarbelakangi oleh keterbatasan

    waktu yang tersedia bagi para pimpinan untuk menyarikan suatu informasi dari suatu sajian

    yang rinci.

    Informasi yang disajikan terdiri atas inflasi yang memberikan gambaran tentang

    perkembangan daya beli masyarakat daerah perkotaan maupun di pedesaan. Nilai tukar

    petani akan memberikan informasi tentang kesejahteraan petani. Selain itu disajikan pula lalu

    lintas barang dan penumpang yang menggambarkan tentang utilitas fasilitas perhubungan,

    kemudian dirangkai dengan informasi tentang kinerja pariwisata yang secara khas menyoroti

    tentang tingkat hunian kamar hotel dan rata-rata lama tamu menginap.

    Bagian lain publikasi ini juga menyajikan informasi tentang angkatan kerja, tingkat

    pengangguran terbuka dan penduduk yang bekerja. Sajian ketenagakerjaan ini dilengkapi

    pula dengan gambaran kinerja perekonomian melalui data pertumbuhan dan struktur

    ekonomi.

    Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang pelaksanaan pembangunan

    ekonomi di masing-masing kabupaten/kota, disajikan pula informasi tentang disparitas

    pembangunan ekonomi melalui pengukuran Indeks Williamson maupun perbandingan melalui

    analisis kuadran. Sajian diakhiri dengan informasi distribusi pendapatan.

    Informasi yang tersaji dalam publikasi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan

    kritik sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyajian pada masa mendatang.

    Badan Pusat StatistikProvinsi Papua Barat

    Kepala,

    Ir. Tanda Sirait, MM.NIP 340005623

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    2/63

    Badan Pusat Statistik

    iiIndikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    DAFTARISIHal

    KATA PENGANTAR.. i

    DARTAR ISI ... ii

    DAFTAR TABEL.... iv

    DAFTAR GAMBAR.... vii

    A. INFLASI.... 1

    1. Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat...... 1

    2. Inflasi Kota Manokwari...... 3

    3. Inflasi Kota Sorong..... 5B. INFLASI PEDESAAN....... 6

    C. NILAI TUKAR PETANI.... 7

    1. Perkembangan Nilai Tukar Petani.... 7

    2. Perkembangan Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor..... 9

    D. PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA....... 10

    1. Produksi Tanaman Pangan... 10

    1. Produksi Tanaman Hortikuktura... 14

    E. STATISTIK PERHUBUNGAN.... 181. Bongkar Muat dan Arus Penumpang di Pelabuhan yang Diusahakan... 18

    2. Bongkar Muat dan Arus Penumpang di Bandar Udara..... 19

    F. TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA TAMUMENGINAP... 21

    G. KEMISKINAN 23

    H. KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2007-FEBRUARI 2009............. 27

    1. Angkatan Kerja.............................. 27

    2. Tingkat Pengangguran Terbuka................................ 273. Penduduk yang Bekerja..... 29

    I. KINERJA PEREKONOMIAN TRIWULAN I 2009... 32

    a. Pertumbuhan Triwulan I Tahun 2009...... 32

    b. Pertumbuhan Triwulan II Tahun 2009...... 36

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    3/63

    Badan Pusat Statistik

    iiiIndikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    c. Pertumbuhan Semester I Tahun 2009....... 41

    J. DISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI.... 44

    K. ANALISIS KUADRAN UNTUK PERBANDINGAN ABSOLUT ANTAR DAERAH.. 46

    L. DISTRIBUSI PENDAPATAN.. 53

    1. Gini Ratio. 54

    2. Kemerataan Menurut Bank Dunia 55

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    4/63

    Badan Pusat Statistik

    ivIndikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    DAFTARTABELNo Tabel Judul Tabel Halaman

    Tabel 1: Inflasi dan Inflasi Tahun Kalender Provinsi Papua Barat MenurutKelompok PengeluaranBulan Januari-Juli Tahun 2009

    3

    Tabel 2: Inflasi dan Inflasi Tahun Kalender Kota Manokwari MenurutKelompok Pengeluaran Bulan Januari-Juli Tahun 2009

    4

    Tabel 3: Inflasi dan Inflasi Tahun Kalender Kota Sorong Menurut KelompokPengeluaran Bulan Januari-Juli Tahun 2009

    6

    Tabel 4: Produksi Padi di Provinsi Papua Barat Tahun 2007-2009 11

    Tabel 5: Produksi Tanaman Palawija di Provinsi Papua Barat, 2007 2009 13

    Tabel 6: Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Hasil Tanaman SayuranProvinsi Papua Barat, 2007 dan 2008

    15

    Tabel 7: Tanaman Menghasilkan, Produksi, dan Rata-rata Hasil TanamanBuah-buahan di Provinsi Papua Barat, 2007 dan 2008

    16

    Tabel 8: Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Hasil Tanaman BiofarmakaProvinsi Papua Barat, 2007 dan 2008

    17

    Tabel 9: Bongkar Muat Barang Angkutan Luar Negeri dan Antar Pulau DiPelabuhan Yang Diusahakan Provinsi Papua Barat Tahun 2007-2008.....................................................................................................

    18

    Tabel 10: Banyaknya Penumpang Debarkasi Dan Embarkasi Di PelabuhanYang Diusahakan Provinsi Papua Barat Tahun 2008.........................

    19

    Tabel 11: Lalu lintas Pesawat, Penumpang Debarkasi, Embarkasi dan TransitDi Pelabuhan Udara Provinsi Papua Barat Tahun 2008.....................

    20

    Tabel 12: Bongkar Muat Bagasi, Barang, dan Pos Paket Di Pelabuhan UdaraProvinsi Papua Barat Tahun 2008.......................................................

    21

    Tabel 13: Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Rata-rata Lama TamuMenginap Hotel Berbintang dan Akomodasi LainnyaDi Papua Barat2008.....................................................................................................

    22

    Tabel 14: Jumlah Penduduk Miskin , Persentase Penduduk Miskin dan GarisKemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun

    2007 dan 2008

    24

    Tabel 15: Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan KemiskinanProvinsi Papua Barat Tahun 2007-2008

    25

    Tabel 16: Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Februari2007 - Februari 2009............................................................................

    28

    Tabel 17: Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yangDitamatkan Februari 2007 - Februari 2009 (dalam persen)................

    29

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    5/63

    Badan Pusat Statistik

    vIndikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 18: Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut LapanganPekerjaan Utama Februari 2007 - Februari 2009 (orang)...................

    30

    Tabel 19: Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status

    Pekerjaan Utama Februari 2007 - Februari 2009 (orang)...................

    31

    Tabel 20: Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber PertumbuhanPDRB Papua Barat menurut Lapangan Usaha pada Triwulan I, IVTahun 2008 dan Triwulan I Tahun 2009

    33

    Tabel 21: Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Baratmenurut Lapangan Usaha pada Triwulan I dan IV Tahun 2008 sertaTriwulan I Tahun 2009

    34

    Tabel 22: Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber PertumbuhanPDRB Papua Barat menurut Penggunaan pada Triwulan I, IV Tahun2008 dan Triwulan I Tahun 2009

    35

    Tabel 23: Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Baratmenurut Penggunaan pada Triwulan I dan IV Tahun 2008sertaTriwulan I Tahun 2009

    36

    Tabel 24: Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber PertumbuhanPDRB Papua Barat menurut Lapangan Usaha pada Triwulan IITahun 2008 dan Triwulan I-II Tahun 2009

    37

    Tabel 25: Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Baratmenurut Lapangan Usaha pada Triwulan II Tahun 2008 dan TriwulanI-II Tahun 2009

    38

    Tabel 26: Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan

    PDRB Papua Barat menurut Penggunaan pada Triwulan II Tahun2008 dan Triwulan I-II Tahun 2009

    39

    Tabel 27: Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Baratmenurut Penggunaan pada Triwulan II Tahun 2008 dan Triwulan I-IITahun 2009

    40

    Tabel 28: Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber PertumbuhanPDRB Papua Barat menurut Lapangan Usaha pada Semester ITahun 2008 2009

    41

    Tabel 29: Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Baratmenurut Lapangan Usaha pada Semester I Tahun 2008 2009

    42

    Tabel 30: Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber PertumbuhanPDRB Papua Barat menurut Semester I Tahun 2008 2009

    43

    Tabel 31: Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Baratmenurut Penggunaanpada Semester I Tahun 2008 2009

    44

    Tabel 32: Indeks Williamson dan Perubahannya Tahun 2006-2008 45

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    6/63

    Badan Pusat Statistik

    viIndikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 33: Gini Ratio Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2006 2008......................................................................................................

    55

    Tabel 34: Tingkat Kemerataan Pendapatan Masyarakat Kabupaten/Kota

    Menurut Bank Dunia di Provinsi Papua Barat Tahun 2007 2008.....

    56

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    7/63

    Badan Pusat Statistik

    viiIndikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    DAFTARGAMBAR

    No Gambar Judul Gambar HalamanGambar 1: Inflasi Pedesaan Provinsi Papua Barat Bulan Januari-Maret 2009 7

    Gambar 2: Nilai Tukar Petani, Indeks yang diterima (It), Indeks yang dibayar(Ib) Provinsi Papua Barat Januari-Maret 2009.................................

    8

    Gambar 3: NTP Menurut Subsektor di Provinsi Papua Barat Tahun 2009........ 9

    Gambar 4: Perkembangan Produksi Padi Selama Lima Tahun Terakhirdi Provinsi Papua Barat

    10

    Gambar 5: Perkembangan Produksi Tanaman Palawija Selama Lima TahunTerakhir di Provinsi Papua Barat

    12

    Gambar 6: Indeks Kedalaman Kemiskinan Tahun 2007-2008 26Gambar 7: Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Penganggur

    Februari 2007 Februari 2009 (ribu orang).....................................31

    Gambar 8: Diagram Alur Posisi Absolut Antar Kabupaten/Kota........................ 46

    Gambar 9: Sebaran Kabupaten/Kota dengan Benchmark Median PDRB perKapita dan Median Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Tahun2006.................................................................................................

    47

    Gambar 10: Sebaran Kabupaten/Kota dengan Benchmark Angka AgregratProvinsi, PDRB per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi ProvinsiPapua Barat Tahun 2006.................................................................

    48

    Gambar 11: Sebaran Kabupaten/Kota dengan Benchmark Median PDRB perKapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Tahun 2007...

    49

    Gambar 12: Sebaran Kabupaten/Kota dengan Benchmark Angka AgregratProvinsi, PDRB per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi ProvinsiPapua Barat Tahun 2007.................................................................

    50

    Gambar 13: Sebaran Kabupaten/Kota dengan Benchmark Median PDRB perKapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Tahun 2008...

    51

    Gambar 15: Sebaran Kabupaten/Kota dengan Benchmark Angka AgregratProvinsi, PDRB per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi ProvinsiPapua Barat Tahun 2008.................................................................

    52

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    8/63

    Badan Pusat Statistik

    1Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    INDIKATOR MAKRO EKONOMI DAN SOSIAL

    PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2009

    Data memiliki dimensi yang sangat luas dan luasnya dimensi tersebut tercermin dari

    ragam data yang tersedia. Mulai dari data inflasi, nilai tukar petani, pengangguran,

    pertumbuhan ekonomi, produksi padi, ekspor-impor, pariwisata dan lain-lain. Namun dalam

    tulisan ini tidak semua data tersebut disajikan, hanya beberapa data dalam bentuk indikator

    makro yang pengukurannya dapat dilakukan sesuai periode penyajian.

    Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009 adalah sebuah

    tulisan yang dirancang khusus untuk pimpinan eksekutif dengan maksud bisa menjadi

    sumber informasi untuk memahami pencapaian kinerja yang dapat dievaluasi secara terukur.

    Fokus kajian dalam tulisan ini adalah sejumlah indikator penting seperti inflasi; nilai tukar

    petani; produksi tanaman pangan dan hortikultura; data perhubungan; tingkat hunian hotel;

    jumlah penduduk miskin dan garis kemiskinan; ketenagakerjaan; pertumbuhan ekonomi;

    struktur ekonomi; distribusi pendapatan; dan disparitas pembangunan daerah

    (kabupaten/kota).

    A. INFLASI

    Inflasi merupakan salah satu indikator makro yang perkembangannya dimonitor secara

    ketat oleh pemerintah, karena besaran agregat inflasi secara langsung akan berdampak

    terhadap daya beli masyarakat berpendapatan tetap seperti pegawai negeri dan

    buruh/pekerja swasta. Inflasi terjadi akibat ketidakseimbangan antara sisi permintaan dan

    penawaran pada pasar barang dan jasa. Inflasi dapat terjadi oleh berbagai faktor seperti nilai

    tukar/kurs, volume uang beredar, bahkan dampak dari ekspektasi masyarakat.

    1. Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat :

    Pada bulan Juli 2009, Provinsi Papua Barat mengalami inflasi gabungan sebesar 1,11

    persen. Besaran inflasi di Provinsi Papua Barat yang naik bila dibandingkan dengan bulan-

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    9/63

    Badan Pusat Statistik

    2Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    bulan sebelumnya ini dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi di Kota Sorong yang menempati

    peringkat inflasi pertama atau tertinggi di Indonesia, yakni sebesar 2,19 persen. Kenaikan

    angka inflasi yang signifikan ini terjadi pada kelompok bahan makanan yang mempunyai

    IHK sebesar 146,60 dan mengalami inflasi senilai 3,73 persen, yang selama periode tahun

    2009 merupakan angka paling tinggi untuk kelompok tersebut.

    a. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2009 di Provinsi Papua Barat sebesar 3,82

    persen, atau naik signifikan dari laju inflasi tahun kalender bulan-bulan sebelumnya

    selama periode Tahun 2009 (Januari s.d Juni). Walaupun memiliki kecenderungan

    naik, namun laju inflasi tahun kalender ini sempat mengalami penurunan sampai

    angka terendah sebesar 1,91 persen pada bulan April 2009. Hal ini dapat

    ditunjukkan oleh besaran angka inflasi yang selalu menunjukkan angka positif,

    kecuali pada bulan April yang menunjukan angka negatif, atau berarti deflasi.

    Keadaan ini selaras juga dengan angka yang diperlihatkan oleh Indeks Harga

    Konsumen (IHK) yang selama tujuh bulan terakhir tersebut mengalami penurunan,

    yakni pada bulan April menjadi senilai 128,62 setelah sebelumnya mulai bulan

    Januari cenderung mengalami kenaikan, dan setelahnya mulai bulan Mei juga

    cenderung naik hingga menyentuh angka tertinggi pada bulan Juli sebesar 131,02.b. Jika pada bulan Januari kenaikan indeks yang terjadi pada kelompok perumahan,

    air, listrik, gas dan bahan bakar menunjukkan kenaikan harga (inflasi) terbesar

    yakni 5,96 persen, maka pada bulan Juli angka tersebut menjadi hanya sebesar

    0,01 persen dan terendah diantara kelompok yang mengalami inflasi pada bulan

    tersebut.

    c. Laju inflasi tahun ke tahun Provinsi Papua Barat tiap bulannya selama periode

    tahun 2009 mengalami kecenderungan menurun dibanding bulan sebelumnya,

    kecuali pada bulan Pebruari yang mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan

    bulan Januari.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    10/63

    Badan Pusat Statistik

    3Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 1. Inflasi dan Inflasi Tahun Kalender Provinsi Papua Barat Menurut Kelompok Pengeluaran

    Bulan Januari -Juli Tahun 2009

    Kelompok Pengeluaran

    Inflasi InflasiTahun

    KalenderJanuari-Juli 2009

    No Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli

    2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    U M U M / T O T A L 1,98 0,04 0,21 0,32 0,14 0,61 1,11 3,82

    1 Bahan Makanan 3,23 0,29 0,38 0,57 0,42 1,04 3,73 6,39

    2Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau

    0,29 1,62 0,65 0,32 0,21 0,11 0,45 3,47

    3 Perumahan, Air, Listrik,Gas & Bahan Bakar

    5,96 0,57 0,16 0,02 0,32 0,26 0,01 6,79

    4 Sandang 0,75 1,93 3,77 1,49 0,36 0,57 1,02 8,25

    5 Kesehatan 0,80 1,15 0,48 0,70 0,14 0,16 1,34 4,57

    6Pendidikan, Rekreasi danOlahraga

    3,77 0,17 0,06 0,15 0,14 0,07 1,11 5,08

    7Transpor, Komunikasi danJasa Keuangan

    3,70 2,55 0,37 1,32 1,30 1,60 2,31 7,23

    2. Inflasi Kota Manokwari :

    Pada bulan Juli 2009, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.

    Kenaikan angka inflasi dibandingkan dengan bulan sebelumnya ini terjadi pada kelompok

    bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 2,61 persen, atau angka paling tinggi di

    antara kelompok yang lain pada bulan tersebut. Angka tersebut juga cerminan kenaikan

    yang signifikan untuk kelompok tersebut setelah bulan Januari berfluktuasi dan cenderung

    berada di angka negatif, atau mengalami deflasi, kecuali pada bulan April yang mengalami

    inflasi sebesar 0,79 persen.

    Angka inflasi Kota Manokwari yang berfluktuasi selama periode tahun 2009 ini memiliki

    angka inflasi terendah pada bulan Pebruari, yakni sebesar 0,02 persen, setelah mengalami

    inflasi dan menyentuh angka tertinggi di Indonesia pada bulan sebelumnya, yakni bulan

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    11/63

    Badan Pusat Statistik

    4Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Januari, saat gempa bumi terjadi, sebesar 3,84 persen. Selama periode Januari-Juli, Kota

    Manokwari juga sempat satu kali mengalami deflasi (penurunan harga), pada bulan Maret,

    yakni sebesar 0,33 persen.

    Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2009 di Kota Manokwari sebesar 4,08 persen,

    atau naik dari laju inflasi tahun kalender bulan sebelumnya. Selama periode tahun 2009,

    laju inflasi tahun kalender ini memiliki kecenderungan naik, kecuali pada bulan Maret yang

    turun dari bulan sebelumnya, menjadi sebesar 3,52 persen. Hal ini dapat ditunjukkan oleh

    besaran angka inflasi yang selalu menunjukkan angka positif, kecuali pada bulan Maret

    tersebut yang menunjukan angka negatif, atau berarti deflasi. Keadaan ini selaras juga

    dengan angka yang diperlihatkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang selama tujuh

    bulan terakhir tersebut mengalami penurunan, yakni pada bulan Maret menjadi senilai

    127,02.

    Tabel 2. Inflasi dan Inflasi Tahun Kalender Kota Manokwari Menurut Kelompok Pengeluaran

    Bulan Januari-Juli Tahun 2009

    Kelompok Pengeluaran

    Inflasi Inflasi

    TahunKalenderJanuari-Juli 2009

    No Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli

    2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    U M U M / T O T A L 3,84 0,02 0,33 0,07 0,22 0,07 0,18 4,08

    1 Bahan Makanan 6,37 0,59 2,39 0,79 0,59 1,23 2,61 4,81

    2Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau

    0,63 0,99 0,6 0,37 0,35 0,31 0,44 3,10

    3 Perumahan, Air, Listrik,Gas & Bahan Bakar

    10,75

    0,69

    0,28

    0,12

    0,380,36

    0,02

    11,99

    4 Sandang 0,82 1,88 7,02 1,48 0,15 1,10 2,03 12,73

    5 Kesehatan 2,00 1,80 0,74 0,09 0,42 1,04 2,40 8,59

    6Pendidikan, Rekreasi danOlahraga

    6,54 0,33 0,09 0,12 0,43 0,10 0,05 7,27

    7Transpor, Komunikasi danJasa Keuangan

    6,06 1,60 0,63 1,84 1,25 3,53 4,78 9,99

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    12/63

    Badan Pusat Statistik

    5Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    3. Inflasi Kota Sorong :

    Pada bulan Juli 2009, Kota Sorong mengalami inflasi sebesar 2,19 persen. Besaran

    inflasi di Kota Sorong ini merupakan kenaikan paling signifikan selama periode tahun 2009.

    Kenaikan angka inflasi ini terjadi pada kelompok bahan makanan yang mempunyai nilai IHK

    sebesar 159,61 dan mengalami inflasi senilai 4,90 persen, yang selama periode tahun 2009

    ini merupakan angka paling tinggi untuk kelompok tersebut, juga bila dibandingkan dengan

    kelompok lainnya.

    Inflasi yang terjadi di Kota Sorong berfluktuasi, dengan nilai inflasi terendah adalah

    pada bulan Mei, yakni sebesar 0,05 persen dan tertinggi terjadi pada bulan Juli, yakni

    sebesar 2,19 persen. Sedangkan dari sisi deflasi, Kota Sorong mengalami deflasi terendah

    sebesar 0,14 persen yang terjadi pada awal periode tahun 2009, dan yang tertinggi terjadi

    pada bulan April dengan nilai deflasi sebesar 0,78 persen.

    Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2009 di Kota Sorong sebesar 3,51 persen,

    atau naik signifikan dari laju inflasi tahun kalender bulan-bulan sebelumnya selama periode

    Tahun 2009 (Januari s.d Juni). Hal ini dapat ditunjukkan oleh besaran angka inflasi yang

    selalu menunjukkan angka positif, kecuali pada bulan Januari dan April yang menunjukan

    angka negatif, atau berarti deflasi. Keadaan ini selaras juga dengan angka yang

    diperlihatkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang selama tujuh bulan terakhir tersebut

    relatif rendah dan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni

    pada bulan Januari dan April yang masing-masing nilainya adalah sebesar 130,27 dan

    130,44. Selanjutnya secara keseluruhan, mulai bulan Januari, IHK Kota Sorong tersebut

    cenderung mengalami kenaikan, hingga menyentuh angka tertinggi pada bulan Juli, yakni

    sebesar 135,03.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    13/63

    Badan Pusat Statistik

    6Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 3. Inflasi dan Inflasi Tahun Kalender Kota Sorong Menurut Kelompok Pengeluaran

    Bulan Januari-Juli Tahun 2009

    Kelompok Pengeluaran

    Inflasi InflasiTahun

    KalenderJanuari-Juli 2009

    No Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli

    2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    U M U M / T O T A L -0,14 0,07 0,84 -0,78 0,05 1,25 2,19 3,51

    1 Bahan Makanan -0,10 0,04 1,88 -2,04 -0,24 3,54 4,90 8,07

    2Makanan Jadi, Minuman,

    Rokok & Tembakau

    -0,09 2,33 0,72 0,26 0,07 0,11 0,46 3,90

    3Perumahan, Air, Listrik,Gas & Bahan Bakar

    -0,03 0,40 0,00 -0,20 0,24 -0,12 0,00 0,30

    4 Sandang 0,67 1,99 -0,03 1,50 -0,98 0,11 -0,25 3,02

    5 Kesehatan -0,55 0,39 0,18 1,63 -0,79 -0,89 0,07 0,02

    6Pendidikan, Rekreasi danOlahraga

    0,32 -0,04 0,02 -0,20 -0,25 -0,02 2,52 2,35

    7Transpor, Komunikasi danJasa Keuangan

    -0,79 -3,67 -0,06 -0,70 1,36 -0,67 0,71 -3,83

    B. INFLASI PEDESAAN

    Inflasi Pedesaan merupakan cerminan dari perkembangan harga-harga barang

    konsumsi rumah tangga di wilayah pedesaan. Komponen indeks konsumsi rumah tangga

    pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok konsumsi rumah tangga yaitu bahan makanan,

    makanan jadi, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan rekreasi dan olah raga, serta

    transportasi dan komuniskasi.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    14/63

    t

    1

    Indikator Makro Ek

    Dari pema

    elama periode Janu

    ebagai berikut: pad

    asin -masing sebe

    rjadi inflasi sebesa

    aret inflasi pedesa

    ersen; -0,46 persen;

    . NILAI TUKAR

    . PerkembangaNilai Tukar Pet

    etani terhadap inde

    alah satu indikator

    0.70

    0.60

    0.50

    0.40

    0.30

    0.20

    0.10

    0.00

    0.10

    0.20

    0.30

    nomi dan Sosial Pro

    tauan perkembang

    ari sampai dengan

    a Januari dan Febr

    ar 0,58 persen da

    0,21 persen. Den

    an di Papua Barat

    dan 0,21 persen (G

    PETANI

    n Nilai Tukar Pet

    ni (NTP) diperoleh

    s harga yang diba

    untuk melihat tin

    0.58

    Jan

    GambarProvinsi Papua B

    vinsi Papua Barat T

    n harga di daerah p

    aret 2009 di Provi

    ari 2009 terjadi de

    0,46, persen. Sed

    an demikian secara

    untuk tiga bulan p

    mbar 1).

    ni

    dari perbandingan i

    ar (Ib)petani (dala

    kat/kemampuan d

    0.46

    Feb

    1. Inflasi Pedesaanarat Bulan Januari-M

    Badan Pusat

    hun 2009

    edesaan Provinsi P

    si Papua Barat dip

    flasi di daerah ped

    ngkan pada bulan

    series bulanan unt

    ertama tahun ini a

    ndeks harga yang

    persentase). NTP

    ya beli petani di

    0.21

    Maret

    ret 2009

    Statistik

    7

    apua Barat

    roleh hasil

    saan yang

    aret 2009

    k Januari-

    alah -0,58

    iterima (It)

    merupakan

    pedesaan,

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    15/63

    In

    disa

    bara

    100

    bera

    usa

    peri

    pad

    seb

    pad

    rumbula

    bula

    asa

    turu

    dikator Makro Ekono

    ping itu juga men

    ng dan jasa yang di

    berarti petani mem

    rti petani tidak mam

    a taninya.

    Berdasarkan pema

    de Januari sampai

    Januari 2009 sebe

    sar 0,24 poin diban

    bulan Februari dise

    h tangga petani mMaret 2009 adalah

    sebelumnya (Gam

    yang dikonsumsi r

    nya indeks harga y

    Jan

    106.82

    124.21

    Gambar2

    mi dan Sosial Provin

    njukkan daya tukar

    konsumsi maupun

    punyai surplus atas

    u membiayai kebut

    ntauan harga-harg

    engan Maret 2009,

    ar 106,82 kemudian

    dingkan dengan Ja

    babkan karena turu

    upun untuk keperl106,79 atau mengal

    bar 2). Hal ini diseb

    umah tangga mau

    ng diterima petani d

    Fe

    107.07

    12

    116.28

    .NilaiTukarPetani,

    yangdibayar(Ib)

    Januari

    NTP

    i Papua Barat Tahun

    (term of trade) da

    ntuk biaya produks

    usaha taninya, se

    han rumah tangga

    pedesaan di Pro

    menunjukkan bahw

    pada bulan Februa

    uari 2009 yaitu me

    nya indeks harga b

    uan produksi pertaami penurunan seb

    bkan karena naikn

    un untuk keperlua

    ri hasil produksi pe

    106.79

    .05

    115.86

    Indeksyangditerim

    rovinsiPapuaBara

    aret2009

    It Ib

    Badan Pusat Sta

    2009

    i produk pertanian

    i. Jika NTP lebih be

    aliknya bila dibaw

    dan mencukupi biay

    insi Papua Barat

    NTP Provinsi Papu

    i 2009 mengalami k

    njadi 107,06. Naikn

    rang yang dikonsu

    ian. Sedangkan NTsar 0,27 poin diban

    a indeks harga bar

    produksi pertania

    tanian.

    aret

    123.93

    116.06

    a(It),Indeks

    t

    tistik

    8

    dengan

    ar dari

    h 100,

    a-biaya

    selama

    a Barat

    naikan

    a NTP

    si oleh

    P padaingkan

    ng dan

    n serta

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    16/63

    t

    r

    ti

    ti

    l

    Indikator Makro Ek

    . PerkembangaData pada Gam

    namam pangan (N

    akyat (NTP_Pr), sub

    Selama triwula

    ahwa dari kelima s

    akyat. Hal ini diseb

    nggi dari pada inde

    ahwa harga yang

    nggi bila dibandingk

    innya, sehingga tin

    ubsektor yang lain.

    an

    95.30

    106.15

    127.9

    1

    nomi dan Sosial Pro

    n Nilai Tukar Pet

    bar 3 menyajikan p

    P_P), sub sektor h

    sektor peternakan (

    I 2009 yaitu dari

    b sektor NTP terti

    abkan karena indek

    s yang di terima pet

    diterima dari baran

    an harga yang diba

    gkat pendapatan p

    95.39

    1013.56

    115.54

    Gambar3.Perk

    diProvin

    TP_P NTP_H

    vinsi Papua Barat T

    ni Menurut Subs

    rkembangan NTP

    rtikultura (NTP_H),

    TP_Pt) dan sub se

    anuari sampai den

    ggi adalah NTP su

    harga yang diteri

    ani di keempat sub

    -barang produksi p

    ar untuk biaya prod

    tani sub sektor ini

    Feb

    .47

    126.92

    114.21 115.93

    embanganNTPSub

    iPapuaBarat2009

    NTP_Pr NTP_Pt

    Badan Pusat

    hun 2009

    ktor

    er sub sektor yaitu

    ub sektor tanaman

    tor perikanan (NTP

    gan Maret 2009 m

    sektor Tanaman

    a petani di sub sek

    ektor lainnya. Ini m

    ertanian di sub sek

    ksi petani di empat

    lebih baik dibandin

    Maret

    95.35

    106.62

    129.27

    113.85

    ektor

    NTP_Pi

    Statistik

    9

    sub sektor

    erkebunan

    Pi).

    nunjukkan

    erkebunan

    or ini lebih

    nunjukkan

    or ini lebih

    sub sektor

    kan petani

    113.35

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    17/63

    In

    D.1.diba

    berfl

    kom

    Kom

    masi

    dan

    persTan

    Nam

    200

    11,3

    dikator Makro Ekono

    PRODUKSI TAN

    Produksi Tanaman

    Produksi padi tah

    dingkan dengan p

    ktuasi. Demikian j

    diti yang mengala

    oditi yang mengala

    ng naik 27,98 perse

    ubi jalar mengalam

    n; 16,91 persen; daman Padi

    Gambar 4.

    Produksi padi selaun kenaikan yang c

    mencapai 39,54 ri

    ribu ton GKG atau

    21,5

    16,44

    5,152

    0

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    35,000

    40,000

    45,000

    2004

    mi dan Sosial Provin

    MAN PANGAN D

    Pangan

    un 2008 mengala

    oduksi tahun 2007.

    ga pada tahun 20

    i kenaikan produ

    i kenaikan produk

    dan 29,37 persen.

    i penurunan produk

    n 17,97 persen.

    erkembangan Produdi Provin

    ma kurun waktu liukup signifikan terja

    u ton gabah kering

    40,18 persen diban

    8

    24,702

    20,896

    3,806

    2005

    i Papua Barat Tahun

    N HORTIKULTU

    i kenaikan sebe

    Selama lima tahu

    8 ini, dari enam k

    si dibandingkan d

    si adalah kedelai d

    Sedangkan jagung,

    si masing-masing s

    ksi Padi Selama Limi Papua Barat

    a tahun terakhir tdi pada tahun 2008

    giling (GKG), terjadi

    ingkan dengan prod

    27,519 28,2

    24,8102

    2,708

    2006 2

    Padi

    Padi Sawah

    Padi Ladang

    Badan Pusat Sta

    2009

    RA

    ar 40,18 persen

    terakhir produksi

    moditi palawija han

    ngan produksi tah

    an ubi kayu yang

    acang tanah, kacan

    ekitar 29,54 persen

    Tahun Terakhir

    erus mengalami k. Produksi padi pad

    kenaikan produksi

    uksi tahun 2007.

    4

    39,537

    ,101

    36,518

    2,103 3,019

    07 2008

    tistik

    10

    apabila

    alawija

    ya dua

    n lalu.

    asing-

    g hijau,

    ; 44,48

    naikan.tahun

    ebesar

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    18/63

    Badan Pusat Statistik

    11Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Kenaikan produksi padi ini disebabkan oleh naiknya luas panen dan produktivitas.

    Kenaikan produksi terbesar adalah pada padi ladang sebesar 43,59 persen dibandingkan

    dengan produksi tahun lalu. Kenaikan produksi padi ladang ini diikuti juga dengan kenaikan

    luas panen seluas 332 hektar menjadi 1.109 hektar pada tahun 2008 atau naik sebesar 42,73

    persen. Demikian juga padi sawah mengalami peningkatan produksi sebesar 10,42 ribu ton

    GKG menjadi 36,52 ribu ton GKG pada tahun 2008. Produktivitas padi pada tahun 2007

    sebesar 33,75 kuintal per hektar (ku/ha) naik menjadi 34,48 ku/ha pada tahun 2008 atau

    mengalami kenaikan sekitar 2,17 persen. Produktivitas padi sawah dan padi ladang juga naik

    masing-masing sekitar 2,40 persen dan 0.59 persen.

    Tabel 4. Produks i Padi di Provinsi Papua Barat, 2007 2009

    Absolut Persen Absolut Persen

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    Padi Sawah

    Luas Panen (ha) 7.580 10.358 10.749 2.778 36,65 391 3,77

    Produktivitas (ku/ha) 34,43 35,26 36,69 0,83 2,41 1,43 4,06Produksi (ton) 26.101 36.518 39.436 10.417 39,91 2.918 7,99

    Padi Ladang

    Luas Panen (ha) 777 1.109 1.235 332 42,73 126 11,36

    Produktivitas (ku/ha) 27,06 27,22 27,03 0,16 0,59 -0,19 -0,70

    Produksi (ton) 2.103 3.019 3.338 916 43,56 319 10,57

    Padi (Sawah+Ladang )

    Luas Panen (ha) 8.357 11.467 11.984 3.110 37,21 517 4,51

    Produktivitas (ku/ha) 33,75 34,48 35,69 0,73 2,16 1,21 3,52

    Produksi (ton) 28.204 39.537 42.774 11.333 40,18 3.237 8,19

    Perkembangan

    2007 2008

    Perkembangan

    2008 2009Uraian 20072008

    (ATAP)

    2009

    (AramII)

    Berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi Provinsi Papua Barat tahun

    2009 diperkirakan sebesar 42,77 ribu ton GKG, naik sebanyak 3,24 ribu ton (8,19 persen)

    dibandingkan dengan produksi tahun 2008. Kenaikan produksi tahun 2009 diperkirakan

    terjadi karena adanya penambahan luas panen sebesar 517 hektar atau 4,51 persen,

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    19/63

    In

    demi

    pers

    prog

    bant

    Tan

    prod

    sela

    Sem

    tahu

    (BK)

    dari

    200

    dikator Makro Ekono

    kian juga dengan pr

    n). Kenaikan luas

    ram ekstensifikasi d

    an benih dan pupu

    man Palawija

    Tanaman palawi

    uksi yang cukup be

    a tiga tahun tera

    entara kedelai dan

    2008 mengalami p

    Gambar 5. Perkem

    Penurunan prod

    atau sekitar 44,48

    tahun 2007 sebesar

    atau mengalami

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    Jagung

    Maize

    mi dan Sosial Provin

    oduktivitas diperkira

    panen pada tahun

    n intesifikasi tanam

    .

    ja dalam kurun w

    ragam. Tanaman y

    khir adalah jagung,

    bi kayu berfluktuasi

    ningkatan produksi.

    angan Produksi Tandi Provinsi

    ksi terbesar terjadi

    ersen dibandingka

    2,43 ribu ton pipila

    penurunan sebesar

    Kedelai

    Soybeans

    Kc.Ta

    Pean

    2004 2005

    i Papua Barat Tahun

    an akan naik sebe

    2009 ini diperkira

    an padi baik itu pe

    ktu lima tahun te

    ng cenderung men

    kacang tanah, k

    naik turun selama ti

    man Palawija SelamPapua Barat

    pada kacang tanah

    dengan produksi t

    kering (PK) menja

    29,54 persen. Pr

    ah

    ts

    Kc.Hijau

    Mungbeans

    Ubi

    Ca

    2006 2007

    Badan Pusat Sta

    2009

    ar 1,21 kuintal/hekt

    kan karena masih

    cetakan lahan saw

    rakhir mengalami f

    galami penurunan

    cang hijau dan u

    a tahun terakhir ya

    Lima Tahun Terakh

    sebesar 784 ton bij

    hun 2007. Produksi

    di 1,71 ribu ton pad

    oduksi kedelai me

    Kayu

    sava

    UbiJalar

    Sweet

    Potatoes

    2008

    tistik

    12

    r (3,52

    adanya

    h baru,

    luktuasi

    roduksi

    i jalar.

    g pada

    ir

    i kering

    jagung

    tahun

    galami

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    20/63

    Badan Pusat Statistik

    13Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    kenaikan sebesar 380 ton BK (27,98 %) menjadi 1,74 ribu ton pada tahun 2008. Demikian

    juga ubi kayu mengalami kenaikan sebesar 29,37 persen dibandingkan tahun lalu atau naik

    dari 17,83 ribu ton umbi basah (UB) pada tahun 2007 menjadi 23,07 ribu ton UB pada tahun

    2008.

    Tabel 5. Produks i Tanaman Palawija di Provinsi Papua Barat, 2007 2009

    Absolut Persen Absolut Persen

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    Jagung

    Luas Panen (ha) 1.518 1.070 754 -448 -29,51 -316 -29,53

    Produktivitas(ku/ha) 16,00 15,99 16,42 -0,01 -0,05 0,43 2,69

    Produksi (ton) 2.429 1.711 1.238 -718 -29,55 -473 -27,64

    Kedelai

    Luas Panen (ha) 1.282 1.624 1.158 342 26,68 -466 -28,69

    Produktivitas(ku/ha) 10,61 10,72 10,62 0,11 1,07 -0,10 -0,93

    Produksi (ton) 1.360 1.740 1.230 380 27,97 -510 -29,31

    Kacang Tanah

    Luas Panen (ha) 1.725 958 673 -767 -44,46 -285 -29,75

    Produktivitas(ku/ha) 10,22 10,21 10,31 -0,01 -0,07 0,10 0,98

    Produksi (ton) 1.763 979 694 -784 -44,48 -285 -29,08

    Kacang Hijau

    Luas Panen (ha) 667 560 300 -107 -16,04 -260 -46,43

    Produktivitas(ku/ha) 10,05 9,95 9,87 -0,10 -0,99 -0,08 -0,80

    Produksi (ton) 670 557 296 -113 -16,91 -261 -46,86

    Ubi Kayu

    Luas Panen (ha) 1.615 2.052 1.238 437 27,06 -814 -39,67

    Produktivitas(ku/ha) 110,42 112,43 110,39 2,01 1,82 -2,04 -1,81

    Produksi (ton) 17.833 23.071 13.666 5.238 29,37 -9.405 -40,77

    Ubi Jalar

    Luas Panen (ha) 1.874 1.524 1.278 -350 -18,68 -246 -16,14

    Produktivitas(ku/ha) 99,80 100,66 101,17 0,86 0,86 0,51 0,51

    Produksi (ton) 18.702 15.341 12.929 -3.361 -17,97 -2.412 -15,72

    Perkembangan

    2008 - 20092009

    (Aram II)

    2008

    (ATAP)Uraian 2007

    Perkembangan

    2007 - 2008

    Berdasarkan ARAM II produksi seluruh tanaman palawija pada tahun 2009

    diperkirakan akan turun semua bervariasi antara 15 47 persen dari produksi tahun 2008.

    Penurunan produksi terbesar adalah kacang hijau sebesar 46,86 persen dan penurunan

    produksi yang paling kecil adalah ubi jalar yang turun sebesar 15,72 persen. Semua

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    21/63

    Badan Pusat Statistik

    14Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya luas panen pada masing-masing komoditi

    palawija. Pada tanaman jagung, kacang tanah, dan ubi jalar meskipun luas panen dan

    produksinya diperkirakan akan turun namun produktivitasnya diperkirakan akan naik masing-

    masing sebesar 2,69 persen, 0.98 persen, dan 0,51 persen terhadap produktivitas masing-

    masing komoditi pada tahun 2008.

    2. Produksi Tanaman Hortikultura

    Tanaman hortikultura mencakup tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, dan

    tanaman biofarmaka. Tabel 6. menyajikan luas panen dan produksi tanaman sayuran dan

    buah-buahan semusim meliputi 20 jenis tanaman yang ada di Provinsi Papua Barat.Luas panen tanaman sayuran pada tahun 2008 mengalami penurunan untuk 5 jenis

    tanaman yaitu bawang putih, bawang daun, kubis, melon dan semangka. Persentase

    penurunan melon sebesar 38,46 persen, bawang daun sebesar 31,34 persen, semangka

    sebesar 19,57 persen, kubis sebesar 11,67 persen, dan bawang putih sebesar 8,82 persen.

    Sedangkan 15 jenis tanaman sayuran lainnya mengalami kenaikan luas panen. Kenaikan

    luas panen terbesar adalah labu siam dengan persentase kenaikan sebesar 190,00 persen

    dan yang terkecil adalah kentang sebesar 11,11 persen.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    22/63

    Badan Pusat Statistik

    15Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Luas

    Panen

    (Hektar)

    Produksi

    Setahun

    (Ton)

    Yield (Ton/

    Ha)

    Luas

    Panen

    (Hektar)

    Produksi

    Setahun

    (Ton)

    Yield (Ton/

    Ha)

    Luas

    Panen

    (Hektar)

    Produksi

    Setahun

    (Ton)

    Yield (Ton/

    Ha)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    BAWANG MERAH 51 346 6,78 58 494 8,52 13,73 42,77 25,54

    BAWANG PUTIH 34 248 7,29 31 284 9,16 -8,82 14,52 25,60

    BAWANG DAUN 67 361 5,39 46 284 6,17 -31,34 -21,33 14,59

    KENTANG 45 131 2,91 50 152 3,04 11,11 16,03 4,43

    KUBIS 300 1.385 4,62 265 965 3,64 -11,67 -30,32 -21,12

    PETSAI/SAWI 553 2.360 4,27 664 3.164 4,77 20,07 34,07 11,66

    WORTEL 33 245 7,42 42 384 9,14 27,27 56,73 23,15

    KACANG MERAH 2 2 1,00 5 5 1,00 150,00 150,00 0,00

    KACANG PANJANG 652 2.287 3,51 857 6.160 7,19 31,44 169,35 104,92

    CABE BESAR 256 1.086 4,24 395 3.118 7,89 54,30 187,11 86,08

    CABE RAWIT 169 578 3,42 218 676 3,10 28,99 16,96 -9,33

    TOMAT 350 2.143 6,12 471 6.278 13,33 34,57 192,95 117,69

    TERUNG 222 1.006 4,53 385 4.670 12,13 73,42 364,21 167,68

    BUNCIS 235 675 2,87 354 2.742 7,75 50,64 306,22 169,67

    KETIMUN 294 1.298 4,41 437 2.631 6,02 48,64 102,70 36,37

    LABU SIAM 40 113 2,83 116 249 2,15 190,00 120,35 -24,02

    KANGKUNG 452 1.947 4,31 896 6.373 7,11 98,23 227,32 65,12

    BAYAM 411 856 2,08 610 1.944 3,19 48,42 127,10 53,02

    MELON 13 52 4,00 8 44 5,50 -38,46 -15,38 37,50

    SEMANGKA 46 130 2,83 37 372 10,05 -19,57 186,15 255,76

    ATAP 2008ATAP 2007

    PERKEMBANGAN ATAP 2008

    THD ATAP 2007 (%)

    Nama Tanaman

    Produksi tanaman sayuran mengalami kenaikan kecuali bawang daun, kubis, dan

    melon. Persentase penurunan secara berturut-turut adalah kubis sebesar 30,32 persen,

    bawang daun sebesar 21,33 persen, dan melon sebesar 15,38 persen. Peningkatan produksi

    yang paling besar adalah terung sebesar 364,21 persen.

    Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Hasil Tanaman SayuranProvinsi Papua Barat, 2007 dan 2008

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    23/63

    Badan Pusat Statistik

    16Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 7. Tanaman Menghasil kan, Produksi, dan Rata-rata Hasil Tanaman Buah-buahan diProvins i Papua Barat, 2007 dan 2008

    Tan.

    Hasil

    Triwulan

    Terbesar

    (pohon/

    rumpun)

    Produksi

    (Ton)

    Rata2

    hasil

    (Kg/

    Pohon)

    Tan.

    Hasil

    Triwulan

    Terbesar

    (pohon/

    rumpun)

    Produksi

    (Ton)

    Rata2

    hasil

    (Kg/Poh

    on)

    Tan.

    Hasil

    Triwulan

    Terbesar

    (pohon/

    rumpun)

    Produksi

    (Ton)

    Rata2

    hasil

    (Kg/

    Pohon)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    ALPUKAT 9.953 541 54,36 11.510 1.096 95,22 -13,53 -50,64 -42,92

    BELIMBING 2.863 162 56,58 4.126 192 46,53 -30,61 -15,63 21,60

    DUKU/LANGSAT/KOKOSAN 10.876 600 55,17 17.465 1.364 78,10 -37,73 -56,01 -29,36

    DURIAN 12.257 1.956 159,58 17.464 2.410 138,00 -29,82 -18,84 15,64

    JAMBU BIJI 5.161 147 28,48 6.114 189 30,91 -15,59 -22,22 -7,86

    JAMBU AIR 4.339 47 10,83 6.082 276 45,38 -28,66 -82,97 -76,13

    JERUK SIAM/KEPROK 6.172 141 22,85 7.282 524 71,96 -15,24 -73,09 -68,25

    JERUK BESAR 676 33 48,82 1.855 104 56,06 -63,56 -68,27 -12,93

    MANGGA 9.305 546 58,68 13.917 773 55,54 -33,14 -29,37 5,64

    NANGKA/CEMPEDAK 11.899 1.626 136,65 12.560 896 71,34 -5,26 81,47 91,55

    NENAS 23.808 52 2,18 31.644 155 4,90 -24,76 -66,45 -55,41

    PEPAYA 14.719 1.011 68,69 17.827 550 30,85 -17,43 83,82 122,63

    PISANG 61.044 4.500 73,72 62.542 1.615 25,82 -2,40 178,64 185,48

    RAMBUTAN 24.315 759 31,22 31.608 981 31,04 -23,07 -22,63 0,58

    SALAK 42.545 358 8,41 43.958 421 9,58 -3,21 -14,96 -12,14

    SIRSAK 2.829 65 22,98 3.209 69 21,50 -11,84 -5,80 6,86SUKUN 3.040 163 53,62 4.465 200 44,79 -31,91 -18,50 19,70

    MELINJO 296 7 23,65 525 5 9,52 -43,62 40,00 148,31

    PETAI 142 5 35,21 59 1 16,95 140,68 400,00 107,75

    ATAP2008PERKEMBANGAN ATAP'08

    ATAP'07 (%)ATAP2007

    NamaTanaman

    Tabel 7 menyajikan data tanaman yang menghasilkan dan produksi tanaman buah-

    buahan yang terdiri dari 19 jenis tanaman. Produksi tanaman buah-buahan pada tahun 2008

    hampir semuanya mengalami penurunan hanya ada 5 jenis tanaman yang mengalami

    kenaikan produksi yaitu nangka/cempedak, papaya, pisang, melinjo dan petai. Kenaikan

    produksi masing-masing 5 jenis tanaman tersebut adalah petai naik sebesar 400,00 persen,

    pisang sebesar 178,64 persen, pepaya sebesar 83,82 persen, nangka/cempedak sebesar

    81,47 persen dan melinjo sebesar 40,00 persen. Penurunan produksi terbesar terjadi pada

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    24/63

    Badan Pusat Statistik

    17Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    tanaman jambu air dengan persentase sebesar 82,97 persen dan yang terkecil adalah sirsak

    sebesar 5,80 persen.

    Tabel 8 menyajikan data luas panen dan produksi tanaman biofarmaka. Pada

    tahun 2008 luas panen sebagian besar tanaman mengalami penurunan. Penurunan paling

    besar adalah temulawak dimana pada tahun 2007 luas panennya seluas 1.715 m2 menjadi

    hanya 229 m2. Produksi tanaman biofarmaka juga mengalami penurunan, hanya ada 4 jenis

    tanaman yang mengalami kenaikan produksi yaitu lempuyang, dlingo/dringo, keji beling dan

    sambiloto yang persentase kenaikannya berturut-turut adalah 961,04 persen, 470,37 persen,

    234,82 persen dan 57,33 persen.

    Tabel 8. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Hasil Tanaman BiofarmakaProvins i Papua Barat, 2007 dan 2008

    Luas

    Panen

    (M2)

    Produksi

    (Kg)

    Rata2

    Hasil

    (Kg/M2)

    Luas

    Panen

    (M2)

    Produksi

    (Kg)

    Rata2

    Hasil

    (Kg/M2)

    Luas

    Panen

    (M2)

    Produksi

    (Kg)

    Rata2

    Hasil

    (Kg/M2)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    JAHE 5.506 17.215 2,73 9.138 43.357 3,47 -39,75 -60,29 -21,33

    LAOS/LENGKUAS 3.642 16.936 3,79 8.078 43.160 4,31 -54,91 -60,76 -12,06

    KENCUR 1.232 5.508 4,28 6.130 14.583 2,22 -79,90 -62,23 92,79

    KUNYIT 4.446 14.946 2,59 11.343 46.330 3,17 -60,80 -67,74 -18,30

    LEMPUYANG 142 817 1,99 42 77 1,83 238,10 961,04 8,74

    TEMULAWAK 229 1.455 3,95 1.715 5.275 2,83 -86,65 -72,42 39,58

    TEMUIRENG 281 855 2,78 565 1.869 3,31 -50,27 -54,25 -16,01DLINGO/DRINGO 50 154 0,86 24 27 1,13 108,33 470,37 -23,89

    MENGKUDU/PACE 47 126 0,54 30 504 5,60 56,67 -75,00 -90,36

    KEJI BELING 50 375 1,74 20 112 5,60 150,00 234,82 -68,93

    SAMBILOTO 50 118 0,79 23 75 2,34 117,39 57,33 -66,24

    ATAP 2008 ATAP 2007PERKEMBANGAN

    ATAP'08-ATAP '07 (%)

    Nama Tanaman

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    25/63

    Badan Pusat Statistik

    18Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    E. STATISTIK PERHUBUNGAN

    1. Bongkar Muat dan Arus Penumpang di Pelabuhan yang Diusahakan

    Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan, sektor perhubungan mempunyai peranan

    yang sangat penting dan strategis karena ketersediaan fasilitas angkutan dan komunikasi

    berperan sebagai urat nadi perekonomian suatu daerah. Untuk melihat perkembangan

    kinerja sektor perhubungan yang juga sekaligus dapat digunakan sebagai bahan dalam

    perencanaan untuk sektor-sektor pembangunan di bidang transportasi dibutuhkan informasi,

    berupa data statistik perhubungan yang dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi

    terhadap hasil-hasil yang telah dicapai.

    Rincian/TahunBongkar Muat

    2007 2008 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Luar Negeri 6.063 749 34.150 463

    2. Antar Pulau 574.533 395.978 127.398 52.249

    Jumlah 580.596 396.727 161.548 52.712

    Sumber : Data olahan SIMOPPEL(Pelabuhan Laut yang Diusahakan)

    Bongkar muat barang di pelabuhan yang diusahakan di Provinsi Papua Barat dari tahun

    2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 31,67 persen. Pada tahun 2008 total

    bobot barang yang dibongkar sebesar 396.727 tondan pada tahun 2007 mencapai 580.596

    ton. Sedangkan bobot barang yang dimuat pada tahun 2007 sebesar 161.548 ton dan tahun

    2008 turun secara drastis menjadi 52.712 ton atau turun sebesar 67,37 persen (Tabel 9).

    Periode tahun 2005 hingga tahun 2008, kunjungan kapal serta debarkasi dan embarkasi

    disajikan pada tabel 7. Untuk tahun 2005 dan 2006, kunjungan kapal menurun tetapi

    penumpang yang naik maupun yang turun justru mengalami peningkatan.

    Tabel 9. Bongkar Muat Barang Angkutan Luar Negeri dan Antar Pulau Di Pelabuhan YangDiusahakan Provinsi Papua Barat Tahun 2007-2008

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    26/63

    Badan Pusat Statistik

    19Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Pada tahun 2008 arus penumpang debarkasi maupun embarkasi melalui pelabuhan laut

    yang diusahakan di Provinsi Papua Barat mengalami penurunan bila dibandingkan tahun

    2007. Arus penumpang datang (debarkasi) mengalami penurunan dari 309.232 orang pada

    tahun 2007 menjadi 271.145 orang pada tahun 2008 atau turun sebesar 12,32 persen.

    Sedangkan arus penumpang berangkat (embarksi) juga mengalami penurunan dari 277.695

    orang pada tahun 2007 menjadi 257.854 orang pada tahun 2008 atau turun sebesar 7,14

    persen (Tabel 10).

    Rincian/Tahun 2005 2006 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Kapal (Unit) 1.057 733 839 840

    2. Penumpang Naik (Orang) 227.856 317.724 277.695 257.854

    3. Penumpang Turun (Orang) 255.200 315.519 309.232 271.145

    Sumber : Data olahan SIMOPPEL (Pelabuhan Laut yang Diusahakan)

    2. Bongkar Muat dan Arus Penumpang di Bandar Udara

    Untuk sebagian besar ibukota kabupaten, sarana perhubungan udara di Provinsi Papua

    Barat belum memadai. karena tidak semua Ibu Kota Kabupaten telah mempunyai lapangan

    udara yang dapat di darati oleh pesawat berbadan lebar. Hanya 2 (dua) lapangan udara yang

    dapat di darati oleh Pesawat Tipe F. 28 dan Boeing 737 yaitu bandar udara Rendani

    Kabupaten Manokwari dan bandar udara Dominique Edward Osok (DEO) di Kota Sorong.

    Periode tahun 2005 hingga tahun 2008, lalu lintas pesawat serta penumpang turun, naikdan transit disajikan pada tabel 8. Lalu lintas pesawat (datang dan berangkat) dari tahun

    2005 hingga tahun 2007 secara konsisiten mengalami pengingkatan, sedangkan pada tahun

    2008 justru mengalami penurunan. Kecuali untuk penumpang transit yang menurun tahun

    Tabel 10. Banyaknya Penumpang Debarkasi Dan Embarkasi Di PelabuhanYang Diusahakan Provins i Papua Barat Tahun 2005-2008

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    27/63

    Badan Pusat Statistik

    20Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    2008 dibandingkan tahun 2007, penumpang naik dan penumpang turun secara konsisten

    meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2008.

    Rincian/Tahun 2005 2006 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Pesawat Datang (Unit) 2.890 6.204 8.124 7.319

    Berangkat Unit) 2.976 6.580 8.192 7.565

    Penumpang Naik (Orang) 66.005 142.965 150.938 179.357

    Turun (Orang) 75.915 154.538 192.684 206.356

    Transit (Orang) 41.462 101.045 91.224 77.245

    Sumber : Data olahan Model III/1 (Laporan Bandara Udara)

    Tahun 2008 terlihat ada penurunan jumlah pesawat yang datang maupun berangkat

    dibanding tahun 2007. Pesawat yang datang mengalami penurunan dari 8.124 unit pada

    tahun 2007 menjadi 7.319 unit pada tahun 2008 atau turun sebesar 9,91 persen. Demikian

    juga dengan pesawat berangkat yang mengalami penurunan sebesar 7,65 persen atau dari

    8.192 unit pada tahun 2007 menjadi 7.565 unit pada tahun 2008. Sedangkan untuk

    penumpang yang turun (datang) dan penumpang naik (berangkat) mengalami peningkatan

    masing-masing sebesar 18,82 persen, dan 7,09 persen kecuali penumpang transit yang turun

    sebesar 15,32 persen (Tabel 11).

    Data pada Tabel 12 menyajikan bongkar muat bagasi, barang dan pos paket di

    pelabuhan udara Provinsi Papua Barat untuk periode tahun 2005 hingga tahun 2008.

    Mencermati data pada tabel 9, hanya data tonase bagasi yang dimuat dan barang yang

    dibongkar yang konsisten mengalami peningkatan, sedangkan data lainnya berfluktuasi.

    Tonase barang yang dibongkar tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 17,56 persen

    dibandingkan tahun 2007, akan tetapi barang yang dimuat mengalami penurunan sebesar

    15,86 persen. Tonase bagasi yang dibongkar maupun bagasi yang dimuat mengalami

    Tabel 11. Lalu lintas Pesawat, Penumpang Debarkasi, Embarkasi dan TransitDi Pelabuhan Udara Provins i Papua Barat Tahun 2008

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    28/63

    Badan Pusat Statistik

    21Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    kenaikan masing-masing sebesar 22,09 persen dan 4,69 persen jika tahun 2008

    dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk pos paket yang dibongkar tahun 2008 mengalami

    peningkatan sebesar 5,43 persen sedangkan yang dimuat mengalami penurunan sangat

    signifikan sebesar 98,19 persen dibandingkan dengan tahun 2007 (Tabel 12).

    F. TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA TAMUMENGINAP

    Kinerja industri perhotelan dapat diikuti perkembangannya melaui berbagai indikator,

    antara lain tingkat penghunian kamar hotel/akomodasi, rata-rata tempat tidur, rata-rata lama

    tamu asing dan domestik menginap dan indikator perhotelan lainnya. Salah satu indikatornya

    adalah TPK (Tingkat Penghunian Kamar) dan RLTM (Rata-rata Lama Tamu Menginap). TPK

    diperoleh dari perbandingan antara banyaknya malam kamar yang dihuni dengan banyaknya

    malam kamar yang tersedia dikalikan 100 persen, sedangkan RLTM merupakan masukan

    hasil antara banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dengan banyaknya tamu yang

    menginap. Rata-rata lamanya tamu menginap ini dapat dibedakan antara tamu asing dan

    tamu dalam negeri.

    Tabel 12. Bongkar Muat Bagasi, Barang, dan Pos PaketDi Pelabuhan Udara Provinsi Papua Barat Tahun 2008

    Rincian/Tahun 2005 2006 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Bagasi Bongkar (Kg) 948.128 1.840.992 1.595.907 1.948.518

    Muat (Kg) 773.469 1.429.919 1.455.407 1.523.708

    Barang Bongkar (Kg) 413.434 504.987,40 942.096 1.107.521

    Muat (Kg) 288.768 538.495 1.322.645 1.112.861

    Pos Paket Bongkar (Kg) 1.929 6.691,74 2.890 3.047

    Muat (Kg) 11.130 44.199,70 51.619 930

    Sumber : Data olahan Model III/1 (Laporan Bandara Udara)

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    29/63

    Badan Pusat Statistik

    22Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 13. Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Rata-rata Lama Tamu MenginapHotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya Di Papua Barat Tahun 2008

    Bulan

    Hotel Berbintang Akomodasi Lainnya

    TPK(%)

    Rata-rata Lama TamuMenginap

    TPK(%)

    Rata-rata Lama TamuMenginap

    Asing(hari)

    DalamNegeri(hari)

    Gabu-ngan(hari)

    Asing(hari)

    DalamNegeri(hari)

    Gabu-ngan(hari)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    Januari 55,65 5,75 3,15 3,24 28,89 3,25 2,80 2,84

    Februari 51,79 10,52 2,43 2,76 33,59 3,36 3,06 3,21

    Maret 42,44 5,63 2,55 2,65 30,01 1,08 3,27 3,25

    April 38,35 3,31 2,29 2,33 34,95 3,00 2,69 2,70

    Mei 33,93 3,29 2,29 2,34 26,85 4,60 2,71 2,79

    Juni 36,98 4,98 2,29 2,39 24,35 4,75 2,68 2,68

    Juli 45,83 6,23 2,61 2,93 22,24 1,56 2,52 2,50

    Agustus 36,16 4,71 2,08 2,18 19,15 3,96 2,41 2,44

    September 27,81 5,09 2,22 2,39 22,56 1,64 6,90 3,07

    Oktober 43,84 6,36 2,86 3,03 17,41 1,93 2,90 2,89

    November 34,96 5,11 1,89 2,05 25,19 2,14 2,91 2,91

    Desember 35,94 5,20 1,88 2,03 30,29 1,64 3,35 3,34

    TPK hotel berbintang tahun 2008 secara umum mengalami penurunan tiap bulan

    dibandingkan dengan bulan sebelumnya kecuali bulan Juni, Juli, Oktober, dan Desemberyang justru mengalami kenaikan. TPK hotel berbintang yang tertinggi adalah pada bulan

    Januari mencapai 55,65 persen dan terendah pada bulan September dengan TPK sebesar

    27,61 persen. Sementara untuk TPK akomodasi lainnya, selama tahun 2008 mengalami

    penurunan tiap bulan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kecuali bulan Februari, April,

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    30/63

    Badan Pusat Statistik

    23Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    September, November dan Desember yang justru mengalami peningkatan. TPK akomodasi

    lainnya pada tahun 2008, yang tertinggi adalah pada bulan Februari yakni sebesar 33,59

    persen dan terendah pada bulan Oktober yakni 17,41 persen.

    Secara umum, rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu dalam negeri mengalami

    flukstuasi baik hotel berbintang maupun akomodasi lainnya. RLTM tamu asing tahun 2008

    yang tertinggi adalah pada bulan Februari yaitu 10,52 hari untuk hotel berbintang dan bulan

    Juni yaitu 4,75 hari untuk akomodasi lainnya. Sementara RLTM untuk tamu dalam negeri

    selama tahun 2008, yang tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 3,15 hari untuk hotel

    berbintang dan pada bulan September sebesar 6,90 hari untuk akomodasi lainnya (Tabel 13).

    G. KEMISKINAN

    Tujuan pembangunan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu indikator

    keberhasilan pembangunan adalah berkurangnya penduduk miskin. Penurunan jumlah

    penduduk miskin dapat dimaknai peningkatan kesejahteraan rakyat.

    Sejalan dengan kenaikan harga-harga, garis kemiskinan dari tahun 2007 ke tahun 2008

    naik. Tabel 14 menunjukkan garis kemiskinan selama periode tahun 2007 dan 2008 naik

    31,55 persen. Meskipun begitu, kenaikan garis kemiskinan tidak diikuti oleh keniakan

    persentase penduduk miskin. Dapat dikatakan bahwa kenaikan garis kemiskinandapat

    diimbangi oleh kenaikan daya beli masyarakat di Provinsi Papua Barat.

    Beberapa kabupaten/kota yang berhasil menurunkan insiden kemiskinan adalah

    Kabupaten Fak-fak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Raja Ampat dan Kota Sorong.

    Kabupaten lainnya belum berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin. Kenaikan insiden

    kemiskinan tertinggi di Kabupaten Manokwari. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten

    Manokwari naik 8,21 persen selama periode tahun 2007 dan 2008.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    31/63

    Badan Pusat Statistik

    24Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Persentase penduduk miskin belum cukup untuk dijadikan sebagai indikator

    kemiskinan, ada dua indikator lainnya yaitu indeks kedalaman kemiskinan dan indeks

    keparahan kemiskinan. Persentase Penduduk miskin memang dapat memberikan gambaran

    proporsi penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan tetapi angka ini tidak dapat

    memberikan gambaran mengenai tingkat kemiskinan yang dialami penduduk miskin

    mengingat angka ini tidak akan berubah ketika seorang yang awalnya miskin menjadi

    semakin miskin.

    Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya dilakukan dengan cara

    mengurangi jumlah penduduk miskin tetapi juga mengurangi jarak kemiskinan dengan garis

    kemiskinan serta mengurangi tingkat keparahahn kemiskinan. Oleh karena itu indikator

    Kabupaten/Kota

    Jumlah Persentase GarisPenduduk Miskin / Penduduk Miskin / Kemiskinan /

    The Number of The Percentage of Poverty Line

    Poor People Poor People (Rp.)

    2007 2008 2007 2008 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kab. Fak-Fak 24,71 24,47 39,57 37,55 270 365 245 342

    Kab. Kaimana 13,73 10,61 35,22 23,25 211 324 216 657

    Kab. Teluk Wondama 11,46 11,98 53,34 47,36 186 128 227 686

    Kab. Teluk Bintuni 25,92 30,06 51,37 50,39 247 951 274 014

    Kab. Manokwari 76,35 82,62 47,34 43,57 278 175 289 442

    Kab. Sorong Selatan 16,00 16,37 28,05 26,66 165 792 204 720

    Kab. Sorong 31,01 32,55 33,84 33,95 160 706 213 899

    Kab. Raja Ampat 11,44 10,45 30,07 23,76 217 042 220 837

    Kota Sorong 56,19 18,19 35,71 14,93 392 698 387 984

    PROV. PAPUA BARAT 266,80 237,30 39,31 33,49 205 998 270 990

    Tabel 14. Jumlah Penduduk Miskin , Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2007 dan 2008

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    32/63

    Badan Pusat Statistik

    25Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    lainnya yang digunakan untuk analisis kemiskinan yaitu indeks kedalaman kemiskinan

    (Poverty Gap Index) dan indeks keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index). Indeks

    Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan rata-rata jarak antara taraf hidup penduduk miskin

    dengan garis kemiskinan dan dinyatakan sebagai rasio dari kemiskinan. Namun demikian,

    indeks ini tidak sensitif terhadap perubahan distribusi pendapatan dari penduduk miskin

    sehingga memerlukan indikator lain untuk mengukur tingkat keparahan kemiskinan (P2).

    Penurunan pada P1 menunjukkan bahwa jarak antara tingkat pendapatan penduduk

    miskin semakin mendekati garis kemiskinan. Hal ini juga berarti bahwa tingkat pendapatan

    penduduk miskin semakin meningkat. Berdasarkan Tabel 15, indeks kedalaman kemiskinan

    di Provinsi Barat dari tahun 2007 ke tahun 2008 turun dari 12,97 ke 10,83. Hal ini berarti

    tingkat pendapatan penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan.

    Kabupaten/Kota

    Indeks Kedalaman Indeks Keparahan

    Kemiskinan / Kemiskinan /

    Poverty Gap Poverty Severity

    Index (P1) Index (P2)

    2007 2008 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Kab. Fakfak 8,79 9,21 3,12 2,98

    Kab. Kaimana 7,31 5,58 2,12 1,65

    Kab. Teluk Wondama 13,02 13,02 4,30 4,42

    Kab. Teluk Bintuni 14,59 16,29 5,58 7,32

    Kab. Manokwari 12,75 14,21 4,53 5,94

    Kab. Sorong Selatan 7,48 9,31 2,91 3,71

    Kab. Sorong 6,83 10,36 1,89 3,65

    Kab. Raja Ampat 6,84 6,64 1,89 2,31

    Kota Sorong 9,41 7,93 3,55 4,94

    PROV. PAPUA BARAT 12,97 10,83 5,66 4,55

    Tabel 15. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan KemiskinanProvinsi Papua Barat Tahun 2007-2008

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    33/63

    In

    diba

    Sed

    Kab

    uga

    dan

    dikator Makro Ekono

    Indeks Kedalama

    dingkan dengan K

    ngkan Kabupaten

    paten Kaimana, Ka

    Indeks Keparaha

    turun. Penurunan k

    eparahan dari insid

    Kab.FakF

    Kab.Kaima

    Kab.TelukWonda

    Kab.TelukBint

    Kab.Manokw

    Kab.SorongSelat

    Kab.Soro

    Kab.RajaAm

    KotaSoro

    Gamb

    mi dan Sosial Provin

    n Kemiskinan Kabu

    bupaten/Kota lainn

    ang mengalami pe

    upaten Raja Ampat,

    Kemiskinan di Pro

    dua indikator kemis

    n kemiskinan di Pr

    0 5

    ak

    na

    a

    ni

    ari

    an

    ng

    at

    ng

    ar 6. Indeks Kedalam

    i Papua Barat Tahun

    aten Sorong meng

    a di Papua Barat

    urunan indeks ked

    dan Kota Sorong (li

    insi Papua Barat da

    inan ini menunjukk

    vinsi Papua Barat s

    9.21

    5.58

    9.31

    10.36

    6.64

    7.93

    10

    n Kemiskinan Tahun

    Badan Pusat Sta

    2009

    lami kenaikan terb

    aitu sebesar 3,53

    alaman kemiskinan

    hat Gambar 6).

    i tahun 2007 ke tah

    n bahwa tingkat ked

    makin berkurang.

    13.02

    16.29

    14.21

    15 2

    2008 2007

    2007-2008

    tistik

    26

    sar jika

    persen.

    adalah

    n 2008

    alaman

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    34/63

    Badan Pusat Statistik

    27Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    H. KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2007 FEBRUARI 2009

    1. Angkatan Kerja

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan indikator ketenagakerjaan yangmenunjukkan rasio jumlah penduduk yang tercakup sebagai angkatan kerja dengan jumlah

    penduduk usia kerja. TPAK berguna untuk mengindikasikan besarnya penduduk usia 15

    tahun ke atas yang aktif secara ekonomi disuatu wilayah, dan menjadi indikator besaran

    relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) untuk sektor ekonomi yang memproduksi

    barang-barang dan jasa.

    Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Februari 2009 mencapai 360.660

    orang, bertambah 16.455 orang dibanding jumlah angkatan kerja Februari 2008 yang

    mencapai 344.205 orang atau bertambah 55.419 orang dibanding Februari 2007 yang

    jumlahnya 305.241 orang.

    2. Tingkat Pengangguran Terbuka

    Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan rasio antara jumlah penduduk yang

    tidak bekerja dan masih mencari pekerjaan dengan jumlah penduduk yang tercakup sebagai

    angkatan kerja. Perkembangan indikator ketenagakerjaan tersebut disajikan pada Tabel 11.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    35/63

    Badan Pusat Statistik

    28Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 16. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

    Februari 2007 - Februari 2009

    UraianFebruari

    2007

    Februari

    2008

    Februari

    2009(1) (2) (3) (4) (5)

    1 Penduduk 15+ 440.220 493.090 509.151

    2 Angkatan Kerja 305.241 344.205 360.660

    - Bekerja 274.168 312.205 332.796

    - Penganggur 31.073 32.000 27.864

    3 Bukan Angkatan Kerja 134.979 148.885 148.491

    4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,34 69,81 70,84

    5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 10,18 9,30 7,73

    Jumlah penganggur pada Februari 2009 mengalami penurunan sebesar 4.136 orang

    dibandingkan dengan Februari 2008 yaitu dari 32.000 orang menjadi 27.864 orangdan juga

    mengalami penurunan sebesar 3.209 orang jika dibandingkan dengan Februari 2007 yang

    jumlahnya31.073orang.

    TPT di Provinsi Papua Barat pada Februari 2009 mencapai 7,73 persen, mengalami

    penurunan sebesar 1,57 poin jika dibandingkan dengan Februari 2008 mencapai 9,30

    persen, begitu juga bila dibandingkan dengan Februari 2007 yang mengalami penurunan

    sebesar 2,45 poin, yakni dari 10,18 persen (Tabel 16).

    TPT menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada Februari 2009 sebagian

    mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Februari 2008 tetapi sebagian lagi justru

    mengalami peningkatan. TPK yang paling besar justru umumnya adalah untuk tingkat

    pendidikan DI/II/III yaitu sebesar 12,55 poin. Sedangkan yang paling tinggi peningkatannya

    adalah pada tingkat SMA Kejuruan yaitu sebesar 4,03 poin. Menarik untuk di cermati adalah

    terjadinya peningkatan TPT untuk yang berpendidikan sarjana dari 16,62 persen pada

    Februari 2008 menjadi 17,14 persen pada Februari 2009 (Tabel 17).

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    36/63

    Badan Pusat Statistik

    29Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 17. Tingkat Pengangguran Terbuka Menuru t Pendidikan Tertingg i yang DitamatkanFebruari 2007 - Februari 2009

    (dalam persen)

    Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Februari2007

    Februari2008

    Februari2009

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    37/63

    Badan Pusat Statistik

    30Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    transportasi yang justru mengalami penurunan. Sektor yang mengalami peningkatan jumlah

    pekerja tertinggi dibandingkan dengan keadaan Februari 2008 adalah sektor pertanian,

    konstruksi dan jasa kemasyarakatan (Tabel 18).

    Tabel 18. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurutLapangan Pekerjaan Utama

    Februari 2007 - Februari 2009 (orang)

    Lapangan Pekerjaan UtamaFebruari

    2007Februari

    2008Februari

    2009

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Pertanian 157.352 151.096 162.412

    2 Pertambangan 3.282 7.362 6.647

    3 Industri 18.748 14.934 13.181

    4 Listrik, Gas, dan Air 1.322 1.965 234

    5 Konstruksi 8.678 16.561 20.070

    6 Perdagangan 21.902 37.805 36.520

    7 Transportasi 20.994 20.210 18.993

    8 Keuangan 4.193 2.316 4.248

    9 Jasa-jasa 37.697 59.956 70.491

    TOTAL 274.168 312.205 332.796

    Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut status pekerjaan utama pada

    Februari 2009 mengalami peningkatan sebesar 20.591 orang jika dibandingkan dengan

    keadaan pada Februari 2008. Status pekerjaan utama yang mengalami peningkatan paling

    banyak adalah buruh/karyawan yaitu sebanyak 12.553 orang, begitu juga jika dibandingkan

    dengan keadaan Februari 2007, mengalami peningkatan sebanyak 26.611 orang.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    38/63

    Badan Pusat Statistik

    31Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 19. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut

    Status Pekerjaan Utama

    Februari 2007 - Februari 2009 (orang)

    Status Pekerjaan Utama

    Februari

    2007 2008 2009(1) (2) (3) (4)

    1 Berusaha Sendiri 50.716 82.995 78.320

    2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 94.240 58.199 68.715

    3 Berusaha dibantu buruh tetap 4.166 4.897 5.025

    4 Buruh / Karyawan 84.185 98.243 110.796

    5 Pekerja Bebas di Pertanian 978 1.239 2.097

    6 Pekerja Bebas di Non Pertanian 1.560 6.331 4.149

    7 Pekerja Tak Dibayar 38.323 60.301 63.694

    TOTAL 274.168 312.205 332.796

    Gambar 7. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Penganggur,Februari 2007 Februari 2009

    (ribu orang)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    Februari2007 Februari2008 Februari2009

    (Ribuan)

    AngkatanKerja Bekerja Pengangguran

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    39/63

    Badan Pusat Statistik

    32Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    I. KINERJA PEREKONOMIAN SEMESTER I 2009

    Indikator utama yang digunakan untuk mengukur perkembangan ekonomi adalah

    Produk Demestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dihitung menggunakan dua pendekatan

    yaitu PDRB pendekatan produksi dan PDRB pendekatan penggunaan. PDRB pendekatan

    produksi menggambarkan nilai tambah barang dan jasa dari seluruh kegiatan ekonomi yang

    berada di wilayah Papua Barat. PDRB pendekatan produksi selanjutnya disebut PDRB

    Sektoral/PDRB menurut lapangan usaha karena nilai tambah tersebut dipilah-pilah menjadi

    sembilan sektor ekonomi utama. Sementara PDRB pendekatan penggunaan

    menggambarkan bagaimana barang dan jasa dari seluruh kegiatan ekonomi dikonsumsi oleh

    masyarakat. PDRB pendekatan penggunaan selanjutnya disebut PDRB menurut

    penggunaan.

    a. Pertumbuhan Triwulan I Tahun 2009

    Pada triwulan I 2009 PDRB Papua Barat atas dasar harga berlaku mencapai Rp

    3.484,04 miliar. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,35 persen dibandingkan

    PDRB pada triwulan IV 2008. Sementara PDRB atas dasar harga konstan 2000 tumbuh

    minus 2,11 persen dengan nilai mencapai Rp 1.639,44 miliar. Pada PDRB lapangan usaha,pertumbuhan negatif terbesar dihasilkan oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa

    perusahaan yang tumbuh minus 16,91 persen.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    40/63

    Badan Pusat Statistik

    33Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 20. Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Papua Baratmenurut Lapangan Usaha pada Triwulan I, IV Tahun 2008 dan Triwulan I Tahun 2009

    SektorEkonomi/Lapangan

    Usaha

    Nilai Atas Dasar Harga Kons tan 2000

    (Miliar Rupiah)

    Pertumbuhan

    (Persen)

    SumberPertumbuhan

    (Persen)Triwulan I

    2008Triwulan IV

    2008Triwulan I

    2009q-to-q y-on-y y-on-y

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1. Pertanian 441,52 466,02 453,66 -2,65 2,75 0,80

    2. Pertambangan danPenggalian

    270,07 283,47 271,74 -4,14 0,62 0,11

    3. Industri Pengolahan 212,35 229,45 242,46 5,67 14,18 1,97

    4. Listrik, Gas dan AirBersih

    7,04 7,53 7,76 3,05 10,35 0,05

    5. Bangunan 130,71 160,92 151,39 -5,92 15,82 1,36

    6. Perdagangan, Hoteldan Restoran

    161,57 173,65 174,74 0,63 8,15 0,86

    7. Pengangkutan danKomunikasi

    112,39 124,46 129,98 4,43 15,65 1,15

    8. Keuangan-Persewaandan Jasa Perusahaan

    31,30 40,70 33,82 -16,91 8,03 0,16

    9. Jasa-jasa 159,01 188,50 173,88 -7,76 9.36 0,97

    PDRB 1.525,96 1.674,71 1.639,44 -2,11 7,44 7,44

    PDRB TANPA MIGAS 1.182,91 1.306,76 1.280,65 -2,00 8,26 -

    Jika dirinci, pertumbuhan per sektor PDRB lapangan usaha diurutkan mulai yang

    terbesar adalah: sektor industri pengolahan tumbuh 5,67 persen, sektor pengangkutan dan

    komunikasi tumbuh 4,43 persen, sektor listrik-gas-air bersih tumbuh 3,05 persen, sektor

    perdagangan-hotel-restoran tumbuh 0,63 persen, sektor pertanian tumbuh minus 2,65

    persen, sektor pertambangan-penggalian tumbuh minus 4,14 persen, sektor bangunan

    tumbuh minus 5,92 persen, sektor jasa-jasa tumbuh minus 7,76 persen dan sektor keuangan-

    persewaan-jasa perusahaan tumbuh minus 16,91 persen.

    Pertumbuhan secara year on year (y on y) menggambarkan pertumbuhan tanpa

    dipengaruhi faktor musim. Pertumbuhan PDRB(y on y) mencapai 7,44 persen. Sumber

    pertumbuhan pada PDRB lapangan usaha berasal dari sektor industri pengolahan 1,97

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    41/63

    Badan Pusat Statistik

    34Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    persen, sektor bangunan 1,36 persen dan sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 1,15

    persen.

    Struktur perekonomian Papua Barat dilihat melalui distribusi nilai tambah per sektor.

    Struktur ini memperlihatkan sektor-sektor utama yang berpengaruh besar dalam

    perekonomian Papua Barat. Pada triwulan I 2009, industri pengolahan memiliki peranan

    terbesar dengan 25,01 persen dengan nilai mencapai Rp 871,30 miliar. Kemudian disusul

    oleh sektor pertanian sebesar 24,20 persen dengan nilai mencapai Rp 843,23 miiar, sektor

    pertambangan-penggalian sebesar 13,67 persen dengan nilai mencapai Rp 476,15 miliar,

    dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 10,01 persen dengan nilai mencapai Rp

    348,87 miliar. Keempat sektor tersebut mempunyai andil secara total sebesar 72,89 persen.

    Kelima sektor lainnya mempunyai andil kurang dari 10 persen.

    Tabel 21. Nilai ADH Berlaku dan Struktu r Ekonomi PDRB Papua Barat menuru t Lapangan Usahapada Triwulan I dan IV Tahun 2008 serta Triwulan I Tahun 2009

    SektorEkonomi/Lapangan

    Usaha

    Nilai Atas Dasar Harga Berlaku(Miliar Rupiah)

    Struktur Ekonomi(Persen)

    Triwulan I2008

    Triwulan IV2008

    Triwulan I2009

    Triwulan I2008

    Triwulan IV2008

    Triwulan I2009

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7)

    1. Pertanian 711,04 838,07 843,23 25,46 24,14 24,20

    2. Pertambangan danPenggalian

    430,91 495,77 476,15 15,43 14,28 13,67

    3. Industri Pengolahan 612,94 820,32 871,30 21,94 23,63 25,01

    4. Listrik, Gas dan AirBersih

    15,67 17,29 17,90 0,56 0,50 0,51

    5. Bangunan 240,02 346,89 327,20 8,60 9,99 9,39

    6. Perdagangan, Hoteldan Restoran

    300,88 345,66 348,87 10,78 9,96 10,01

    7. Pengangkutan dan

    Komunikasi 202,00 235,44 252,57 7,23 6,78 7,258. Keuangan-Persewaan

    dan Jasa Perusahaan60,17 84,50 79,79 2,15 2,43 2,29

    9. Jasa-jasa 218,98 288,01 267,03 7,84 8,30 7,66

    PDRB 2.792,35 3.471,96 3.484,04 100,00 100,00 100,00

    PDRB TANPA MIGAS 1.976,14 2.409,68 2.410,13 70,77 69,40 69,18

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    42/63

    Badan Pusat Statistik

    35Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Sementara pertumbuhan negatif terbesar pada PDRB penggunaan berada pada

    komponen ekspor sebesar minus 30,05 persen. Jika pertumbuhan PDRB penggunaan dirinci

    per komponennya mulai dari yang terbesar adalah: komponen pengeluaran lembaga swasta

    nirlaba tumbuh 10,27 persen, komponen perubahan stok 0,18 persen, komponen

    pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh minus 1,13 persen, komponen pengeluaran

    konsumsi pemerintah minus 2,73 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh

    minus 4,18 persen, komponen ekspor tumbuh minus 30,05 persen. Komponen impor sebagai

    faktor pengurang tumbuh minus 25,70 persen.

    Sumber pertumbuhan PDRB penggunaan berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar

    5,94 persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,26 persen.

    Tabel 22. Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Papua Baratmenurut Penggunaan pada Triwulan I, IV Tahun 2008 dan Triwu lan I Tahun 2009

    Jenis Pengeluaran

    Nilai Atas Dasar Harga Kons tan 2000(Miliar Rupiah)

    Pertumbuhan(Persen)

    SumberPertumbuhan

    (Persen)

    Triwulan I2008

    Triwulan IV2008

    Triwulan I2009

    q-to-q y-on-y y-on-y

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7)

    1. Pengeluaran Konsumsi

    Rumah Tangga 899,39 1.001,47 990,10 -1,13 10,09 5,942. Pengeluaran Konsumsi

    Lembaga Nirlaba8,91 9,42 10,39 10,27 16,54 0,10

    3. Pengeluaran KonsumsiPemerintah

    273,41 289,76 281,85 -2,73 3,09 0,55

    4. Pembentukan ModalTetap Bruto

    429,94 468,76 449,16 -4,18 4,47 1,26

    5. Perubahan Stok 53,78 55,20 55,31 0,18 2,84 0,10

    6. Ekspor 640,78 827,09 578,00354 -30,05 -9,71 -4,08

    7. Impor (-) 780,25 976,98 725,91 -25,70 -6,96 -3,56

    PDRB 1.525,96 1.674,71 1.639,44 -2,11 7,44 7,44

    Struktur ekonomi berdasarkan PDRB penggunaan dapat dilihat pada tabel 23. Peranan

    terbesar masih dipegang komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    43/63

    Badan Pusat Statistik

    36Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    72,62 persen dengan nilai mencapai Rp 2.530,02 miiar. Kemudian disusul oleh komponen

    ekspor sebesar 38,34 persen dengan nilai mencapai Rp 1.335,77 miliar, komponen

    pembentukan modal tetap bruto sebesar 31,16 persen dengan nilai mencapai Rp 1.085,76

    miliar dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 19,11 persen dengan nilai

    mencapai Rp 665,67 miliar. Sedangkan nilai komponen impor mencapai Rp 2.256,02 miliar

    dan mempunyai peranan sebesar 64,75 persen.

    Tabel 23. Nilai ADH Berlaku dan Struktur Ekonomi PDRB Papua Barat menurut Penggunaanpada Triwulan I dan IV Tahun 2008 sertaTriwulan I Tahun 2009

    Jenis Pengeluaran

    Nilai Atas Dasar Harga Berlaku(Miliar Rupiah)

    Struktur Ekonomi(Persen)

    Triwulan I2008

    Triwulan IV2008

    Triwulan I2009

    Triwulan I2008

    Triwulan IV2008

    Triwulan I2009

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7)

    1. Pengeluaran KonsumsiRumah Tangga

    1.793,72 2.509,43 2.530,02 64,24 72,28 72,62

    2. Pengeluaran KonsumsiLembaga Nirlaba

    18,77 22,10 24,51 0,67 0,64 0,70

    3. Pengeluaran KonsumsiPemerintah

    563,93 671,35 665,67 20,20 19,34 19,11

    4. Pembentukan ModalTetap Bruto

    921,00 1.107,03 1.085,76 32,98 31,88 31,16

    5. Perubahan Stok 87,92 97,97 98,31 3,15 2,82 2,82

    6. Ekspor 1.330,29 1.860,46 1.335,77 47,64 53,59 38,34

    7. Impor (-) 1.923,27 2.796,39 2.256,02 68,88 80,54 64,75

    PDRB 2.792,35 3.471,96 3.484,04 100,00 100,00 100,00

    b. Pertumbuhan Triwulan II Tahun 2009

    Pada triwulan II tahun 2009 PDRB Papua Barat atas dasar harga berlaku mencapai Rp

    3.605,43miliar. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 3,48 persen dibandingkan

    PDRB pada triwulan I tahun 2009. Sementara PDRB atas dasar harga konstan 2000 tumbuh

    2,42 persen dengan nilai mencapai Rp 1.679,13 miliar. Pada PDRB lapangan usaha,

    pertumbuhan terbesar dihasilkan oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

    yang tumbuh 9,61 persen.

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    44/63

    Badan Pusat Statistik

    37Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    Tabel 24. Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Papua Barat

    menurut Lapangan Usaha pada Triwulan II Tahun 2008 dan Triwulan I-II Tahun 2009

    SektorEkonomi/Lapangan

    Usaha

    NIlai Atas Dasar Harga Konstan 2000

    (Miliar Rupiah)

    Pertumbuhan

    (Persen)

    SumberPertumbuhan

    (Persen)

    Triwulan II2008

    Triwulan I2009

    Triwulan II2009

    Q to Q Y on Y C to C Y on Y

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1. Pertanian 445,85 453,66 468,34 3,24 5,04 3,90 1,45

    2. Pertambangan danPenggalian

    270,27 271,74 272,63 0,33 0,87 0,75 0,15

    3. Industri Pengolahan 210,61 242,46 242,88 0,17 15,32 14,75 2,08

    4. Listrik, Gas dan AirBersih

    7,20 7,76 7,97 2,61 10,58 10,47 0,05

    5. Bangunan 135,04 151,39 156,82 3,59 16,13 15,98 1,40

    6. Perdagangan, Hotel danRestoran

    165,82 174,74 177,87 1,79 7,26 7,70 0,77

    7. Pengangkutan danKomunikasi

    116,13 129,98 134,92 3,81 16,18 15,92 1,21

    8. Keuangan-Persewaandan Jasa Perusahaan

    38,50 33,82 37,07 9,61 -3,72 1,55 -0,09

    9. Jasa-jasa 164,72 173,88 180,63 3,88 9,66 9,51 1,02

    PDRB 1.554,16 1.639,44 1.679,13 2,42 8,04 7,74 8,04

    PDRB TANPA MIGAS 1.182,91 1.280,64 1.319,73 3,05 8,94 8,60 -

    Jika dirinci pertumbuhan per sektor PDRB lapangan usaha dan diurutkan mulai yang

    terbesar adalah: sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 9,61 persen;

    sektor jasa-jasa tumbuh 3,88 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,81

    persen; sektor bangunan tumbuh 3,59 persen; sektor pertanian tumbuh 3,24 persen; sektor

    listrik, gas dan air bersih tumbuh 2,61 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran

    tumbuh 1,79 persen; sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 0,33 persen; dan sektor

    industri pengolahan tumbuh 0,17 persen.

    Pertumbuhan secara year on year (y on y) menggambarkan pertumbuhan tanpa

    dipengaruhi faktor musim. Pertumbuhan PDRB Sektoral secara year on year (y on y) pada

    triwulan II tahun 2009 sebesar 8,04 persen. Pertumbuhan tertinggi secara y on y berada di

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    45/63

    Badan Pusat Statistik

    38Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    sektor pengangkutan dan komunikasi (16,18 persen). Sementara pertumbuhan terendah

    terjadi di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (minus 3,72 persen).

    Struktur perekonomian Papua Barat dilihat melalui distribusi nilai tambah per sektor.

    Struktur ini memperlihatkan sektor-sektor utama yang berpengaruh besar dalam

    perekonomian Papua Barat.

    Tabel 25. Nilai ADH Berlaku dan Struktu r Ekonomi PDRB Papua Barat menuru t Lapangan Usahapada Triwulan II Tahun 2008 dan Triwulan I-II Tahun 2009

    SektorEkonomi/Lapangan

    Usaha

    Nilai Atas Dasar Harga Berlaku(Miliar Rupiah)

    Struktur Ekonomi (Persen)

    Triwulan II

    2008

    Triwulan I

    2009

    Triwulan II

    2009

    Triwulan II

    2008

    Triwulan I

    2009

    Triwulan II

    2009

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7)

    1. Pertanian 749,08 843,23 893,79 25,13 24,20 24,79

    2. Pertambangan danPenggalian

    452,36 476,15 479,32 15,18 13,67 13,29

    3. Industri Pengolahan 659,87 871,30 871,53 22,14 25,01 24,17

    4. Listrik, Gas dan AirBersih

    16,34 17,90 18,47 0,55 0,51 0,51

    5. Bangunan 263,36 327,20 327,20 8,84 9,39 9,68

    6. Perdagangan, Hoteldan Restoran

    315,10 348,87 366,62 10,57 10,01 10,17

    7. Pengangkutan danKomunikasi

    208,96 252,57 258,78 7,01 7,25 7,18

    8. Keuangan-Persewaandan Jasa Perusahaan

    77,35 79,79 86,25 2,60 2,29 2,39

    9. Jasa-jasa 238,31 267,03 281,57 8,00 7,66 7,81

    PDRB 2.980,64 3.484,04 3.605,43 100,00 100,00 100,000

    PDRB TANPA MIGAS 2.097,21 2.410,13 2.524,78 70,36 69,18 70,03

    Pada triwulan II 2009, sektor pertanian memiliki peranan terbesar dengan 24,79 persen

    dengan nilai mencapai Rp 893,79 miliar. Kemudian disusul oleh sektor industri pengolahan

    sebesar 24,17 persen dengan nilai mencapai Rp 871,53 miliar; sektor pertambangan dan

    penggalian sebesar 13,29 persen dengan nilai mencapai Rp 479,32 miliar, dan sektor

    perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,17 persen dengan nilai mencapai Rp 366,62

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    46/63

    Badan Pusat Statistik

    39Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Provinsi Papua Barat Tahun 2009

    miliar. Keempat sektor tersebut mempunyai andil secara total sebesar 72,43 persen. Kelima

    sektor lainnya mempunyai andil kurang dari 10 persen.

    Sementara pertumbuhan terbesar pada PDRB penggunaan berada pada komponen

    konsumsi lembaga swasta nirlaba (11,17 persen). Jika pertumbuhan PDRB penggunaan

    dirinci per komponennya mulai dari yang terbesar adalah: komponen pengeluaran lembaga

    swasta nirlaba tumbuh 11,17 persen; komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh

    6,85 persen; komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 5,69 persen;

    komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh 2,92 persen. Sementara komponen

    perubahan stok tumbuh minus 1,38 persen dan ekspor tumbuh minus 8,46 persen.

    Komponen impor sebagai faktor pengurang tumbuh 0,07 persen.

    Tabel 26. Nilai ADH Konstan 2000, Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Papua Baratmenurut Penggunaan pada Triwulan II Tahun 2008 dan Triwulan I-II Tahun 2009

    Jenis Pengeluaran

    NIlai Atas Dasar Harga Konstan 2000(Miliar Rupiah)

    Pertumbuhan(Persen)

    SumberPertumbuhan

    (Persen)

    Triwulan II2008

    Triwulan I2009

    Triwulan II2009

    Q to Q Y on Y C to C Y on Y

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1. Pengeluaran KonsumsiRumah Tangga

    917,17 990,10 1.046,48 5,69 14,10 12,11 8,32

    2. Pengeluaran KonsumsiLembaga Nirlaba

    9,01 10,39 11,55 11,17 28,12 22,37 0,16

    3. Pengeluaran KonsumsiPemerintah

    283,33 281,85 301,15 6,85 6,29 4,72 1,15

    4. Pembentukan ModalTetap Bruto

    437,55 449,16 462,27 2,92 5,65 5,07 1,59

    5. Perubahan Stok 54,69 55,31 54,54 -1,38 -0,27 1,27 -0,01

    6. Ekspor 781,64 578,54 529,59 -13,49 -32,25 -22,10 -16,22

    7. Impor (-) 929,22 725,91 726,45 0,07 -21,82 -15,04 -13,05

    PDRB 1.554,16 1.639,44 1.679,13 2,42 8,04 7,74 8,04

    Secara y on y, pertumbuhan tertinggi tercipta oleh komponen konsumsi lembaga nirlaba

    yang tumbuh 28,12 persen. Pertumbuhan terendah terjadi di komponen ekspor yang tumbuh

  • 8/9/2019 Indikator Makro Ekonomi Dan Sosial Prov. Papua Barat Tahun 2009

    47/63

    Badan Pusat Statistik

    40Indikator Makro Ek