LKPD Prov Papua 2009

download LKPD Prov Papua 2009

of 239

description

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2009DI JAYAPURA

Transcript of LKPD Prov Papua 2009

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2009 DI JAYAPURA

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI PERWAKILAN PROVINSI PAPUA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2009 DI JAYAPURA

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI PERWAKILAN PROVINSI PAPUANomor Tanggal : 25/LHP/XIX.JYP/07/10 : 9 Juli 2010

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. LAPORAN KEUANGAN POKOK ...................................................................... LAPORAN REALISASI ANGGARAN.................................................................... NERACA.................................................................... LAPORAN ARUS KAS ............................................................................................ CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN .................................................... B. GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN ..... i ii 1 1 3 5 8 65

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI PAPUA

i

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Undang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan ndang dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang awab Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia g Keuangan (BPK RI) telah memeriksa Nera Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009, Neraca 200 Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Provinsi Papua. Tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan. BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung bukti jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi jumlah penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Papua, serta penilaian terhadap penyajian laporan eh keuangan secara keseluruhan. BPK RI yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi perundang undangan Pemerintah Provinsi Papua merupakan tanggung jawab pemerintah daerah tersebut. apua Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, BPK RI melaksanakan pengujian terhadap kepatuhan Pemerintah Provinsi Papua terhadap peraturan perundang-undangan. Namun, tujuan undangan. pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak pasal menyatakan suatu pendapat seperti itu. Dalam melakukan pemeriksaan keuangan ini, BPK RI menemukan ketidakpatuhan m kepada ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan. perundang undangan, Temuan ini telah BPK RI muat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan dalam Kerangka Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Papua untuk Tahun Laporan Anggaran 2009 Nomor 25 25B/LHP/XIX.JYP/07/10 tanggal 9 Juli 2010 kepada Pemerintah 0 Provinsi Papua dan DPR Papua.

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI PAPUA

ii

Dalam melakukan pemeriksaan keuangan ini, BPK RI mengungkapkan kondisi pengendalian intern Pemerintah Provinsi Papua yang telah BPK RI ungkapkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dalam Kerangka Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Papua untuk Tahun Anggaran 2009 Nomor 25A/LHP/XIX.JYP/07/10 tanggal 9 Juli 2010. Beberapa kondisi yang mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut. 1. Sebagaimana dijelaskan dalam Temuan Pemeriksaan nomor satu Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern disebutkan bahwa penyajian persediaan alat kesehatan habis pakai dan obat sebesar Rp2.553.890.914 tidak didasarkan perhitungan fisik dan administrasi kartu persediaan obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai tidak tertib. Hal tersebut mengakibatkan saldo persediaan yang disajikan di neraca sebesar Rp2.553.890.914 tidak dapat diyakini kewajarannya. 2. Sebagaimana dijelaskan dalam Temuan Pemeriksaan nomor dua Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern disebutkan bahwa nilai aset tetap Pemerintah Provinsi Papua tidak didukung dengan dokumen yang memadai, sehingga mempengaruhi ketidakwajaran saldo aset tetap sebesar Rp156.518.013.403 (1,47% dari total nilai aset tetap) yang disajikan dalam neraca, antara lain: a) Saldo awal aset tetap tahun 2009 berupa peralatan dan mesin sebesar Rp23.914.697.166 tidak dapat ditelusuri keberadaannya dan tanah senilai Rp3.600.000.000 tidak didukung bukti kepemilikan a.n. Pemerintah Provinsi Papua serta belanja modal yang peruntukkannya untuk pihak ketiga dan telah diserahterimakan kepada pihak lain tapi masih diakui sebagai aset tetap Pemerintah Provinsi Papua senilai Rp33.889.245.450, b) Atas belanja modal tahun 2009 sebesar Rp93.777.286.787 asetnya telah diserahterimakan kepada pihak ketiga namun masih diakui sebagai aset tetap Pemerintah Provinsi Papua dan Tanah pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga senilai Rp1.336.784.000 belum didukung dengan bukti kepemilikan/sertifikat. Sebagaimana dijelaskan dalam temuan pemeriksaan nomor tiga Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern disebutkan bahwa penyertaan modal pemerintah Provinsi Papua pada PT EMKL VP sebesar Rp566.265.286 tidak didasarkan pada bukti penyertaan modal, sehingga mempengaruhi ketidakwajaran nilai investasi permanen yang disajikan dalam neraca sebesar Rp566.265.286. Sebagaimana dijelaskan dalam temuan pemeriksaan nomor sembilan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa penggunaan dana kegiatan peningkatan penyiaran Televisi Papua pada Dinas Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebesar Rp6.267.948.000 belum dipertanggungjawabkan, mengakibatkan belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2009 sebesar Rp6.267.948.000 tidak dapat diyakini kebenaran penggunaannya. Sebagaimana dijelaskan dalam temuan pemeriksaan nomor 10 Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa terdapat belanja pada Biro Umum, Badan Kepegawaian dan Diklat Aparaturiii

3.

4.

5.

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI PAPUA

dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp11.235.627.975 belum didukung bukti yang lengkap, yaitu hanya berupa kuitansi sehingga belanja sebesar Rp11.235.627.975 dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2009 tidak dapat diyakini kebenaran penggunaanya. Menurut pendapat BPK RI, kecuali untuk dampak atas hal-hal yang diungkapkan pada paragraf sebelumnya laporan keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009, realisasi anggaran dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI PAPUA

iv

A. LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2009 (Audited) (dalam rupiah)Uraian PENDAPATAN 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH a b c d Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah 2 PENDAPATAN TRANSFER Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan a b c d Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Pendapatan Transfer Pem.Pus Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya a b Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Jumlah Pendapatan Transfer Pem. Pusat Lainnya Total Pendapatan Transfer 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH a b Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah JUMLAH PENDAPATAN 21.546.111.250 17.000.000.000 38.546.111.250 6.063.064.092.000 6.012.822.338.440 4.079.796.098.000 4.079.796.098.000 5.653.296.858.000 4.079.797.400.000 242.925.000 4.080.040.325.000 5.643.095.225.403 177.500.000.000 256.500.000.000 1.058.227.760.000 81.273.000.000 1.573.500.760.000 203.582.806.979 219.971.329.424 1.058.227.764.000 81.273.000.000 1.563.054.900.403 290.250.000.000 22.500.000.000 29.176.000.000 29.295.122.750 371.221.122.750 242.788.565.711 20.576.682.593 28.926.619.817 77.435.244.916 369.727.113.037 Anggaran Realisasi

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

1

Uraian BELANJA 1 BELANJA OPERASI a b c d e Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan

Anggaran

Realisasi

892.987.919.465 1.059.507.874.475 7.707.000.000 546.021.633.000 2.110.031.814.000 4.616.256.240.940

826.156.299.567 891.988.194.602 442.780.000 500.127.970.500 1.723.487.561.000 3.942.202.805.669

Jumlah Belanja Operasi 2 BELANJA MODAL a b c d e Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan. Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya

68.957.350.000 290.866.165.654 279.619.721.700 833.515.693.475 140.807.627.250 1.613.766.558.079 49.415.946.981

7.354.953.000 189.080.656.700 266.196.166.377 636.345.986.323 100.511.338.630 1.199.489.101.030 48.187.817.418

Jumlah Belanja Modal 3 4 BELANJA TAK TERDUGA TRANSFER Transfer Bagi Hasil ke Kabupaten/Kota/Desa Bagi Hasil Pajak JUMLAH BELANJA SURPLUS(DEFISIT) PEMBIAYAAN 1 Penerimaan Pembiayaan Penggunaan SiLPA Jumlah Penerimaan Pembiayaan 2 Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Jumlah Pembiayaan PEMBIAYAAN NETTO SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN

104.343.346.000 6.383.782.092.000 (320.178.000.000)

104.319.213.863 5.294.198.937.980 718.623.400.460

600.718.000.000 600.718.000.000 200.000.000.000 80.000.000.000 280.000.000.000 880.718.000.000 320.178.000.000 0

0 0 200.000.000.000 25.000.000.000 225.000.000.000 225.000.000.000 (225.000.000.000) 493.623.400.460

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

2

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 (Audited) (dalam rupiah)URAIAN ASET ASET LANCAR Kas Piutang Piutang Lain-lain Persediaan Jumlah Aset Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan. Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap DANA CADANGAN Dana Cadangan Jumlah Dana Cadangan ASET LAINNYA Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tidak Berwujud Aset Lain-Lain Jumlah Aset Lainnya TOTAL ASET 59.061.138.050 59.061.138.050 12.513.461.784.728 58.254.152.050 58.254.152.050 10.567.736.157.258 416.901.717.871 416.901.717.871 204.324.727.543 204.324.727.543 1.217.714.124.434 700.625.041.216 1.139.520.273.615 7.276.734.135.759 280.719.753.775 64.181.069.821 10.679.494.398.620 1.203.743.171.434 508.817.524.886,17 885.015.058.769 6.740.125.481.882 95.736.677.275 63.928.348.844 9.497.366.263.090 17.505.742.483 174.841.411.705 192.347.154.188 18.415.427.000 145.283.579.100 163.699.006.100 1.125.865.901.581 721.182.000 11.906.111.751 27.164.180.668 1.165.657.376.000 616.175.995.319 732.293.950 9.706.718.582 17.477.000.624 644.092.008.475 2009 2008

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

3

URAIAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang PFK Utang Bunga Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Diterima di Muka Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri Utang Luar Negeri Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Dana yg Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang Ditangguhkan Jumlah Ekuitas Dana Lancar EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dlm Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dlm Aset Tetap Diinvestasikan dlm Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) Dana yg Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan TOTAL EKUITAS DANA

2009

2008

18.387.567.897 18.387.567.897

1.354.843.925 1.354.843.925

18.387.567.897

1.354.843.925

1.107.478.333.684 12.627.293.751 27.164.180.668 1.147.269.808.103

614.821.151.394 10.439.012.532 17.477.000.624 642.737.164.550

192.347.154.188 10.679.494.398.620 59.061.138.050 10.930.902.690.858

163.699.006.100 9.497.366.263.090 58.254.152.050 9.719.319.421.240

416.901.717.871 416.901.717.871 12.495.074.216.831

204.324.727.543 204.324.727.543 10.566.381.313.333

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

12.513.461.784.728

10.567.736.157.258

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

4

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2009 dan 2008 (Audited) (dalam rupiah)URAIAN Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas Masuk Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Pendapatan Hibah Dana Darurat Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Dana Tambahan Infrastruktur Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Belanja Pegawai Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Barang dan Jasa Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan Arus Kas Keluar Belanja Modal Pengadaan Tanah Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di atas Air Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Bengkel 7.354.953.000 1.055.705.000 19.365.863.000 25.268.111.220 295.621.000 15.562.338.513 1.131.071.000 39.183.680.700 48.198.474.180 785.445.100 826.156.299.567 442.780.000 500.127.970.500 104.319.213.863 1.723.487.561.000 48.187.817.418 891.988.194.602 4.094.709.836.950 1.918.112.501.490 769.500.402.932 5.630.000.000 534.314.519.702 90.127.829.000 2.537.008.414.225 82.818.210.300 682.075.010.164 4.701.474.386.323 1.055.603.748.914 242.788.565.711 20.576.682.593 28.926.619.817 77.435.244.916 423.554.136.403 1.058.227.764.000 81.273.000.000 2.610.040.325.000 1.470.000.000.000 6.012.822.338.440 259.185.991.678 19.710.392.088 26.418.177.843 52.427.193.087 400.358.658.541 1.002.431.825.000 364.203.000.000 7.700.000.000 34.500.000.000 3.590.142.897.000 5.757.078.135.237 2009 2008

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

5

URAIAN Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor Belanja Modal Pengadaan Komputer Belanja Modal Pengadaan mebeulair Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur Belanja Modal Pengadaan Penghias Ruangan Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Komunikasi Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Laboratorium Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan. Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan Belanja Modal Pengadaan Barang bercorak Kesenian. Kebudayaan Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Persenjataan/Keamanan Belanja Modal Study/Perencanaan Teknis Belanja Modal Pengadaan dan Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Belanja Modal Peralatan Olah Raga Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas Keluar Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Arus Kas Masuk Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Kas Masuk

2009 3.952.465.450 1.894.378.750 9.129.849.320 21.985.589.050 7.271.474.380 878.325.230 3.824.881.100 4.123.970.450 35.768.359.570 496.871.000 8.487.183.180 6.815.113.000 194.810.989.370 87.862.668.470 184.206.613.392 62.907.606.100 266.196.166.377 3.205.506.580 1.076.723.000 8.070.407.000 88.158.702.050 106.558.108.991 38.466.896.000 1.199.489.101.030 (1.199.489.101.030)

2008 4.035.865.100 1.025.152.580 5.427.560.005 24.994.700.880 9.510.194.615 1.577.471.459 1.585.767.369 8.604.511.368 31.937.617.950 4.535.770.000 6.454.998.980 8.565.376.450 141.595.719.814 133.487.781.026 109.626.555.892 61.934.000 10.596.225.000 237.007.648.297 9.040.130.335 97.515.000 9.731.930.540 1.800.000 41.107.739.710 143.274.764.275 447.000.000 1.049.192.740.138 (1.049.192.740.138)

200.000.000.000 25.000.000.000 225.000.000.000 (225.000.000.000)

-

205.693.640.035 205.693.640.035

25.926.119.336 25.926.119.336

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

6

URAIAN Arus Kas Keluar Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Kenaikan / (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas Terdiri Dari : Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran

2009 189.627.134.233 189.627.134.233 16.066.505.802 509.689.906.262 616.175.995.319 1.125.865.901.581 1.096.985.098.388 28.880.803.193

2008 25.378.261.411 25.378.261.411 547.857.925 6.958.866.701 609.217.128.618 616.175.995.319 600.718.165.829 15.457.829.490

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan utama ini

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

7

PEMERINTAH PROVINSI PAPUABAB I PENDAHULUAN 1. Maksud dan tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Kerangka Konseptual PSAP, Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pembagian kewenangan (power sharing) dan pembagian keuangan (financial sharing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjadi jelas. Undang-Undang tersebut memberikan kewenangan luas dengan titik berat otonomi diletakkan pada daerah untuk mengelola daerahnya secara lebih mandiri, yaitu pengelolaan urusan rumah tangga maupun pengelolaan keuangannya. Pemerintah Provinsi Papua bersama-sama dengan DPRP Provinsi Papua telah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2009 untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Papua. Sebagai alat akuntabilitas kepada publik dan perbaikan manajemen pemerintahan, APBD Tahun Anggaran 2009 ditetapkan dengan menganut prinsip anggaran berbasis kinerja.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

8

PEMERINTAH PROVINSI PAPUADalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009, Pemerintah Provinsi Papua telah berupaya menjalankan prinsip-prinsip pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Memenuhi ketetapan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 184 maka Pemerintah Provinsi Papua menyusun Laporan Keuangan Tahun 2009 sebagai salah satu media pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2009 yang nantinya akan disampaikan kepada DPRP Pemerintah Provinsi Papua menyusun Laporan Keuangan Tahun 2009 dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca c. Laporan Arus Kas d. Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Tahun 2009 disusun dan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab. 2. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Papua Tahun 2009 telah memperhatikan ketentuan peraturan perundangan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 4503).LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 9

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 4578). 8. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 11. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. 12. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2009. 13. Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2009. 14. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2009. 15. Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2009. 3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Sistematika penulisan penjelasan dari catatan atas laporan keuangan terbagi atas 6 (enam) bab yang secara garis besar uraian dari masing-masing bab sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab tersebut menguraikan tentang maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan. Bab II Indikator Makro Provinsi Papua Tahun 2009 Menguraikan asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan APBD, tingkat capaiannya dibandingkan dengan tahun lalu dan kebijakan keuangan10

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAyang menjelaskan informasi tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya serta indikator pencapaian target kinerja APBD berupa indikator program dan kegiatan. Bab III Kebijakan Akuntansi Menguraikan entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan, basis akuntansi dan basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan serta penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan dalam standar akuntansi pemerintahan. Bab IV Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan Menjelaskan rincian dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi pendapatan, belanja, pembiayaan, asset, kewajiban dan ekuitas. Bab V Penjelasan Atas Informasi-Informasi Non Keuangan Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan meliputi dasar hukum, visi dan misi organisasi dan manajemen pemerintahan. Bab VI Penutup Memuat ringkasan tentang realisasi penyerapan anggaran dalam pelaksanaan APBD Provinsi Papua TA 2009.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

11

PEMERINTAH PROVINSI PAPUABAB II INDIKATOR MAKRO PROVINSI PAPUA TAHUN 2009 INDIKATOR MAKRO 1. Indikator Perekonomian Penyajian indikator makro hasil pembangunan ini dapat dijadikan bahan dalam mengevaluasi kinerja makro pembangunan dan dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan apakah kebijakan-kebijakan publik yang dijalankan selama ini telah sesuai dengan yang diharapkan. Pencapaian indikator makro hasil pembangunan yang dapat disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini hanya sampai dengan tahun 2008, dikarenakan sampai dengan saat disusunnya Laporan data yang diperlukan masih dalam proses perhitungan. Capaian indikator makro hasil pembangunan didasarkan pada data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik. a. Pertumbuhan PDRB 1) PDRB menurut Lapangan Usaha Total nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas sektor-sektor ekonomi di Papua selama tahun 2008 adalah 54,73 trilliun rupiah atau mengalami penurunan sebesar -1,17 persen dari tahun sebelumnya. Atas dasar harga konstan, nilai PDRB tahun 2008 sebesar 18,91 trilliun rupiah atau turun sebesar -1,49 persen dari tahun 2007. Sementara tanpa sub sektor pertambangan tanpa migas, PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2008 telah mencapai nilai 22,03 trilliun rupiah atau meningkat 25,93 persen dari tahun sebelumnya dan atas dasar harga konstan telah bernilai 10,23 trilliun rupiah atau tumbuh sebesar 8,79 persen dari tahun 2007. Sektor pertambangan dan penggalian, sebagai kontributor tertinggi terhadap PDRB Provinsi Papua pada tahun 2008, berperan sebesar 60,17 persen. Kontributor tertinggi kedua adalah sektor pertanian (11,86%) diikuti sektor bangunan dan jasa-jasa. Produktivitas ekonomi suatu daerah terlihat dari pertumbuhan ekonominya yang diperoleh dari PDRB atas dasar harga konstan. Selama lima tahun terakhir, Papua mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup berfluktuasi. Setelah mencapai pertumbuhan tertinggi di tahun 2005 (36,40 persen), tahunLAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 12

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA2006 secara drastis turun ke -17,14 persen. Tahun 2007 kembali kep pertumbuhan 4,34 persen dan tahun 2008 berkontraksi kembali ke -1,49 persen. Tanpa sub sektor pertambangan tanpa migas, grafik pertumbuhan Provinsi Papua lima tahun terakhir terlihat jauh lebih stabil dengan rata-rata pertumbuhan 7,39 persen. Pada tahun 2008 perekonomian tumbuh 8,79 persen.Grafik 1: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Dengan dan Tanpa Tambang Tahun 2004 2008 (persen)

40 30 20 10 0 -10 -20 -30Dengan Tambang Tanpa Tambang

2004

2005

2006

2007

2008

2)

PDRB Perkapita Pada tahun 2008 PDRB perkapita Provinsi Papua turun 3,13 persen dari tahun 2007 atau berkurang dari 27,48 juta rupiah menjadi 26,61 juta rupiah. Tanpa sub sektor pertambangan tanpa migas, tercatat PDRB perkapita tahun 2008 adalah 10,71 juta rupiah atau meningkat 23,43 persen dari tahun 2007.

3)

PDRB menurut Penggunaan Sebagian besar nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Papua digunakan untuk konsumsi rumah tangga (51,91 persen pada tahun 2008). Disusul untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik 31,55 persen, konsumsi pemerintah 21,88 persen dan untuk komponenkomponen lainnya hanya dibawah 2 persen.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

13

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAPada tahun 2008 konsumsi rumah tangga tumbuh 13,46 persen dari tahun sebelumnya. Tidak jauh berbeda, komponen lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah dan PMTB tumbuh pada kisaran 12 hingga 13 persen pada tahun 2008. b. Keuangan dan Harga 1) Perbankan Jumlah kantor bank di Provinsi Papua pada tahun 2008 sebanyak 172 kantor. Posisi dana simpanan yang dihimpun sebesar 13,84 trilliun rupiah sedangkan posisi kredit yang disalurkan sebesar 5,275 trilliun rupiah.Tabel 1: Perkembangan Kegiatan Perbankan Provinsi Papua Tahun 2004 2008 (trilliun rupiah)Uraian Jumlah Kantor Bank Dana Simpanan Kredit Disalurkan 2004 6,562 2,400 2005 9,361 2,917 2006 147 11,884 3,914 2007 157 12,621 3,748 2008 172 13,844 5,275

2) Kredit Usaha MikroPenyaluran kredit terbesar diberikan kepada usaha mikro, hal ini sejalan dengan sasaran pembangunan ekonomi Provinsi Papua untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Papua melalui penguatan usaha mikro.Tabel 2: Perkembangan Kegiatan Perbankan Provinsi Papua Tahun 2004 2008 (trilliun rupiah)Uraian Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas, Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa-Jasa Dunia Usaha Jasa-Jasa Sosial Lain-Lain Jumlah 2004 71,12 0,82 14,36 0,60 122,04 453,23 36,69 38,56 11,74 1.211,60 1.960,76 2005 84,46 0,08 17,30 1,12 168,21 630,89 38,55 50,17 13,73 1.468,81 2.473,32 2006 105,03 4,26 15,75 224,35 469,22 40,55 89,44 10,74 1.894,33 2.853,68 2007 47,65 7,22 14,43 1,75 258,30 901,26 24,19 93,13 6,15 1.877,75 3.231,83 2008 65,62 9,51 18,08 0,94 272,17 1.273,87 31,31 230,23 11,55 2.612,31 4.525,58

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

14

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA3) Investasi Jumlah proyek PMDN pada tahun 2008 yang diinvestasikan sebanyak 28 proyek dengan realisasi investasi sebesar 1,48 trilliun rupiah dan jumlah proyek PMA yang diinvestasikan sebanyak 36 proyek dengan realisasi investasi sebesar 6,53 trilliun rupiah. Jumlah proyek PMDN mengalami penurunan dari tahun 2007 sedangkan PMA mengalami kenaikan.Tabel 3: Perkembangan Kegiatan Investasi Provinsi Papua Tahun 2004 2008 (trilliun rupiah)Uraian PMDN Jumlah Proyek Nilai Investasi PMA Jumlah Proyek Nilai Investasi 23 6,516 24 6,573 21 6,291 29 6,525 36 6,529 33 1,905 35 3,111 48 2,816 32 1,456 28 1,469 2004 2005 2006 2007 2008

4) Inflasi Perkembangan harga barang/jasa secara umum (inflasi) di Papua, didasarkan pada indeks Harga Konsumen yang menggunakan tahun dasar 2002, sebagai hasil dari Survey Biaya Hidup 2002 yang dilaksanakan BPS. Laju inflasi selama tahun 2008 (Januari-Desember) untuk kota Jayapura tercatat 12,55%. Angka inflasi ini lebih besar dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2007 yang tercatat sebesar 10,35%. Sementara itu apabila dibandingkan dengan laju inflasi nasional, angka inflasi Kota Jayapura ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional pada periode yang sama yang tercatat sebesar 11,06%.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

15

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAGrafik 3: Perkembangan Laju Inflasi Kota Jayapura Tahun 2004 2008 (persen)

c.

Perdagangan Luar Negeri Nilai ekspor Provinsi Papua pada tahun 2008 adalah sebesar 2.588,04 juta US$ atau turun 16,86 persen dibandingkan nilai ekspor Papua di tahun 2007 yang tercatat mencapai 3.112,71 juta US$. Selama 4 (empat) tahun terakhir, nilai ekspor Papua tertinggi terjadi pada tahun 2006 yang mencapai 3.518,53 juta US$. Impor Papua di tahun 2008 mencapai 1.206,03 juta US$ atau naik 44,92 persen dibandingkan impor Papua tahun sebelumnya yang tercatat hanya 832,23 juta US$. Penurunan dan kenaikan nilai impor Papua di tahun 2008 berakibat pada turunnya neraca perdagangan Provinsi Papua hingga 39,40 persen.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

16

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAGrafik 4: Perdagangan Luar Negeri Provinsi Papua Tahun 2005 2008

2.

Indikator Sosial Indikator Sosial merupakan indikator kinerja makro untuk bidang kesejahteraan rakyat yang merupakan indikator kinerja untuk menilai keberhasilan pembangunan Provinsi Papua dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat pada aspek-aspek kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. a. Pertumbuhan dan Kondisi Penduduk Jumlah penduduk Provinsi Papua hasil proyeksi penduduk berdasarkan SP (sensus penduduk) dan SUPAS (survey penduduk antar sensus) tercatat sebanyak 2,056 juta jiwa. Dengan luas wilayah 317.062 km2 berarti kepadatan penduduknya mencapai 6,49 km2, sehingga menjadikan Provinsi Papua sebagai wilayah yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya. Persentase penduduk miskin mengalami penurunan, dari 40,78 persen ditahun 2007 menjadi 37,53 persen pada tahun 2008. Diperkirakan penduduk miskin di Papua sekitar 760,5 ribu orang dengan sebagian besar (732,16 ribu orang) bertempat tinggal di daerah pedesaan. Angka Harapan Hidup Provinsi Papua sebesar 67,90 sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 63,41.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

17

PEMERINTAH PROVINSI PAPUATabel 4: Jumlah Penduduk dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Papua Tahun 2004 2008 (ribu orang)Uraian Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin % penduduk miskin 2004 1.857 967 38,69 2005 1.875 1.028 40,84 2006 1.975 1.060 40,40 2007 2.016 793 40,78 2008 2.056 760 37,53

b. Pendidikan Dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka aspek pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan bersifat strategis. Aspek pendidikan yang dimaksud adalah seluruh bentuk pendidikan, baik melalui jalur sekolah maupun jalur luar sekolah pada semua jenjang dan tingkatan mulai dari prasekolah (usia dini) hingga pendidikan tinggi. Apabila dilihat dari fasilitas pendidikan di Provinsi Papua, maka terlihat bahwa fasilitas pendidikan di Provinsi Papua telah tersedia dari tingkat Taman Kanak Kanak sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi. 1) Angka Partisipasi Murni (APM) Perkembangan APM Provinsi Papua berdasarkan data yang tersedia pada Dinas Pendidikan sebagai berikut:Perkembangan APM Provinsi papuaUraian SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK 2006/2007 90,17 53,17 35,11 2007/2008 90,90 52,34 43,82 2008/2009 90,33 51,81 35,47

2) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perkembangan APK Provinsi Papua berdasarkan data yang tersedia pada Dinas Pendidikan sebagai berikut:Perkembangan APK Provinsi papua Uraian SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK 2006/2007 109,61 62,20 43,07 2007/2008 109,04 59,99 43,88 2008/2009 104,06 60,90 44,83

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

18

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA3) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka partisipasi sekolah penduduk usia 7-12 tahun pada tahun ajaran 2008/2009 sebesar 93,21 persen, penduduk usia 13-15 tahun sebesar 65,26 persen, dan penduduk usia 16-18 tahun sebesar 38,39 persen. c. Kesehatan Pembangunan kesehatan di Provinsi Papua diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta menuju kesejahteraan dan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Berikut disajikan beberapa indikator makro kesehatan : 1. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Saat ini jumlah Puskesmas di seluruh Papua adalah 275 unit (Rawat inap berjumlah 78 dan non rawat inap berjumlah 197), Puskesmas Pembantu 731 unit dan Puskesmas keliling 793 unit (Pusling roda dua berjumlah 537 unit; roda empat berjumlah 129 unit; pusling air berjumlah 127 unit) serta pondok bersalin 497 unit. Jumlah RS Pemerintah 12 unit, RS Swasta 5 Unit, dan RS TNI/Polri 4 unit serta beberapa balai kesehatan dan keselamatan yang dikelola oleh lembaga misi. 2. Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang ada di wilayah Provinsi Papua berdasarkan data sementara Dinas Kesehatan Provinsi Papua adalah tenaga dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, Perawat, dan Bidan. Untuk PTT (Pegawai Tidak Tetap) tenaga Dokter 306 orang dan Dokter gigi 34 orang. Indikator tingkat kematian di suatu wilayah merupakan salah satu cermin terhadap derajat kesehatan masyarakatnya. Secara umum tingkat kematian sangat erat kaitannya dengan tingkat kesakitan. Berbagai faktor yang sering dikaitkan dengan penyebab kematian dan kesakitan adalah permasalahan yang terkait dengan tingkat sosial ekonomi (tingkat pendapatan, pendidikan, perilaku hidup sehat), kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan, tingkat fertilitas dan faktor-faktor spesifik lainnya. Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup. Angka kematian bayi 56 per 1.000 kelahiran19

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAhidup (sensus penduduk 2000) dan angka kematian ibu melahirkan 396 per 100.000 kelahiran hidup (Survey metode WHO 2001). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 (tahun 2003) dan 67,51 tahun 2007. Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita 14,3% (tahun 2003) sangat jauh menurun dari angka nasional 27,5% (Depkes, 2004). Kasus gizi buruk 3,7% (tahun 2003) dan umumnya menimpa penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Beberapa penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah malaria 76,5 per 1000 penduduk, diare 9,71 per 1000 penduduk, ISPA 3,4 per 1000 penduduk, TBC 2,1 per 1000 penduduk, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya, penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Selain itu Papua juga menghadapi emerging diseases seperti demam berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS dengan kumulatif kasus sejak 1992 sampai dengan 31 Desember 2008 sebanyak 4.548 orang (2.371 HIV, 2.177 AIDS dan 391 diantaranya telah meninggal dunia,), dan merebaknya ancaman Avian Influenza (Flu Burung), serta penyakit-penyakit re-emerging diseases seperti malaria dan TBC.Grafik 5: Jumlah Penderita HIV/AIDS Tahun 2004 2008

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

20

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAd. Ketenagakerjaan Sesuai dengan Konvensi International Labour Organization (ILO), penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara ekonomi, yaitu mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk yang tidak aktif secara ekonomi dengan kegiatan antara lain sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Jumlah tenaga kerja di Papua pada tahun 2008 mencaapai 1.075.214 orang angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2008 mencapai 76,70 persen sementara Tingkat Penangguran Terbuka (TPT) mencapai 4,39 persen.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

21

PEMERINTAH PROVINSI PAPUABAB III IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Papua disusun sebagai bagian dalam pelaksanaan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah daerah yang meliputi perencanaan anggaran, penetapan anggaran bersama-sama dengan DPRP, pelaksanaan anggaran dan pelaporan pelaksanaan anggaran.

1. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah a. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara periodik. b. Manajerial Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, hutang dan ekuitas dana. c. Transparansi Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik.

2. Ciri Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah Akuntansi keuangan pemerintah merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntasi yang memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan akuntansi komersial, yaitu: a. Tidak bertujuan untuk mengukur laba Tujuan pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber-sumber yang digunakan untuk pelayanan dan dari mana sumber-sumber tersebut diperoleh. b. Tidak ada kepentingan pemilik Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan. Bila asset melebihi hutang, maka kelebihan tersebut tidak dapat dibagikan kepada rakyat sebagimana layaknya badan usaha komersial yang membagikan dividen pada akhir tahun buku. c. Adanya akuntansi anggaran Akuntansi anggaran mencakup akuntansi atas estimasi pendapatan, apropriasi, estimasi pendapatan yang dialokasikan, otorisasi kredit anggaran (allotment) sertaLAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 22

PEMERINTAH PROVINSI PAPUArealisasi pendapatan dan belanja untuk pembuatan laporan yang menunjukkan dan membuktikan ketaatan dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam dokumen otorisasi kredit anggaran (allotment) dan peraturan-peraturan pelaksanaan anggaran yang berlaku.

3. Periode Akuntansi Periode akuntansi yang digunakan adalah Tahun Anggaran sesuai dengan ketetapan pemerintah, yaitu 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

4. Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Produk dari entitas pelaporan ini adalah laporan keuangan konsolidasian berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Entitas akuntansi adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan. Kepala SKPD sebagai penanggung jawab entitas akuntansi melimpahkan wewenangnya kepada Pejabat yang melaksanakan fungsi Tata Usaha Keuangan di lingkungannya sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) untuk menyelenggarakan akuntansi pengelolaan keuangan dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan.

5. Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan LKPD Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

23

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAberpengaruh pada keuangan pemerintah daerah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

6. Kebijakan Akuntansi Khusus a. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan. b. Pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerima di SKPD yang belum disetorkan ke Kas Daerah pada akhir tahun buku diakui sebagai Pendapatan Ditangguhkan. c. Penerimaan pendapatan dalam bentuk barang dan jasa diakui pada saat serah terima barang dan jasa dilakukan (BA serah terima barang dan jasa) sebesar nilai yang tercantum dalam BA serah terima. Apabila dalam BA serah terima tidak dicantumkan nilai barang dan jasa tersebut, maka dapat dilakukan penaksiran atas nilai barang dan jasa yang bersangkutan. d. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). e. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan. f. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. g. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi. 1) Transfer masuk dicatat sebesar penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana otonomi otonomi khusus serta dana penyesuaian. 2) Transfer keluar dicatat sebesar pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti dana bagi hasil ke kabupaten/kota. h. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit.LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 24

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAi. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). j. k. Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah. l. Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan dalam pos pendapatan asli daerah lainnya. m. Pembiayaan Neto dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan. n. SiLPA/SiKPA dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. o. Piutang/tagihan ke pihak ke tiga dinilai dengan nilai nominalnya dan tidak dibentuk dana cadangan penghapusan piutang yang tidak tertagih. Piutang pajak dan retribusi yang diakui adalah yang sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT). Piutang Dividen diakui jika sudah ada pengumuman pembagian dividen melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. p. Persediaan adalah Aset Lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintahan dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi, berdasarkan hasil inventarisasi fisik, dan dinilai dengan biaya perolehan yang terakhir diperoleh (harga pembelian terakhir). q. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi Jangka Pendek dalam bentuk surat berharga dicatat sebesar biaya perolehannya. Sedangkan untuk Investasi Jangka Panjang yang bersifat permanen seperti Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dicatat sebesar biaya perolehannya jikaLAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 25

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAkepemilikan lebih kecil dari 50%, sedangkan untuk kepemilikan diatas 50% menggunakan metode ekuitas. r. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. s. Penghapusan asset tetap dapat dilakukan dengan alasan sebagai berikut: 1) Nyata-nyata rusak, tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki lagi untuk menjalankan fungsinya. 2) Hilang, dengan dukungan dokumen laporan dari pihak yang berwajib. Penghapusan asset tetap dari pembukuan dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur. t. Konstruksi dalam Pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan. Konstruksi dalam pengerjaan merupakan aset yang dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap. Konstruksi dalam pengerjaan dinilai sebesar biaya perolehan. u. Bila pemerintah daerah yang mempunyai kebijakan/perda bahwa pendapatan dapat digunakan langsung oleh SKPD (misalnya RSUD dan puskesmas), maka pendapatan diakui pada saat SKPD tersebut melaporkan pendapatan dan penggunaanya kepada SKPKD. Pada saat yang sama SKPKD membebani anggaran belanja SKPD tersebut sebesar penggunaan pendapatannya. v. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. w. Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas pendapatan, yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas atau tidak, dibukukan sebagai pembetulan pada akun yang bersangkutan pada periode yang sama. x. Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas pendapatan, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang menambah saldo kas, dibukukan sebagai penambah saldo kas dan ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi kesalahan tersebut.LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 26

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAy. Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas pendapatan, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang mengurangi saldo kas, dibukukan sebagai pengurang saldo kas dan ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi kesalahan tersebut. z. Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran, dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

27

PEMERINTAH PROVINSI PAPUABAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN 1) PENDAPATAN Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp6.012.822.338.440 atau 99,17% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp6.063.064.092.000 Rincian pendapatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.Uraian 1 2 3 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-Lain Pendapatan yang Sah Jumlah Pendapatan Anggaran (Rp) 371.221.122.750 5.653.296.858.000 38.546.111.250 6.063.064.092.000 Realisasi (Rp) 369.727.113.037 5.643.095.225.403 0 6.012.822.338.440 % Anggaran 99,60% 99,82% 0% 99,17% Total 6,15% 93,85% 0% 100%

1.1) PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar Rp369.727.113.037 atau 99,60% dari anggarannya sebesar Rp371.221.122.750 Rincian Pendapatan Asli Daerah dapat di jelaskan sebagai berikut.Uraian 1 2 3 4 Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD Jumlah Pendapatan Asli Daerah Anggaran (Rp) 290.250.000.000 22.500.000.000 29.176.000.000 29.295.122.750 371.221.122.750 Realisasi (Rp) 242.788.565.711 20.576.682.593 28.926.619.817 77.435.244.916 369.727.113.037 % Anggaran 83,65% 91,45% 99,15% 264,33% 99,60% Total 65,67% 5,57% 7,82% 20,94% 100%

Pada

tahun

2009,

Pendapatan

Pajak

Daerah

terealisasi

sebesar

Rp242.788.565.711 atau 83,65% dari anggarannya sebesar Rp290.250.000.000; Pendapatan Retribusi Daerah terealisasi sebesar Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Rp20.576.682.593 atau Pendapatan Hasil terealisasi sebesar 91,45% dari anggarannya sebesar Rp22.500.000.000; Dipisahkan

Rp28.926.619.817 atau 99,15% dari anggarannya sebesar Rp29.176.000.000; Penerimaan Lain-lain PAD Yang Sah teralisasi sebesar Rp77.435.244.916 atau 264,33% dari anggarannya sebesar Rp29.295.122.750.LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

Dari jumlah28

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAkeseluruhan realisasi penerimaan PAD tersebut yang memberikan kontribusi cukup signifikan adalah dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp242.788.565.711 atau 65,67% dari total penerimaan PAD.

1.2) PENDAPATAN TRANSFER Pendapatan Transfer sampai dengan tutup tahun anggaran 2009 dapat direalisasikan sebesar Rp5.643.095.225.403 atau 99,82% dari anggarannya sebesar Rp5.653.296.858.000 Rincian Pendapatan Transfer dapat dijelaskan sebagai berikut.Uraian 1 2 Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Jumlah Pendapatan Transfer Anggaran (Rp) 1.573.500.760.000 4.079.796.098.000 5.653.296.858.000 Realisasi (Rp) 1.563.054.900.403 4.080.040.325.000 5.643.095.225.403 % Anggaran 99,34% 100,01% 99,82% Total 27,70% 72,30% 100%

a. Transfer Pemerintah Pusat - Dana PerimbanganPendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar Rp1.563.054.900.403 atau 99,34% dari anggarannya sebesar Rp1.573.500.760.000. Rincian Pendapatan Dana Perimbangan dapat dijelaskan sebagai berikut.Uraian 1 2 3 4 Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil SDA Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Pendapatan Transfer Anggaran (Rp) 177.500.000.000 256.500.000.000 1.058.227.760.000 81.273.000.000 1.573.500.760.000 Realisasi (Rp) 203.582.806.979 219.971.329.424 1.058.227.764.000 81.273.000.000 1.563.054.900.403 % Anggaran 114,69% 85,76% 100% 100% 99,34% Total 13,02% 14,07% 67,69% 5,20% 100%

Kontribusi yang cukup signifikan atas realisasi penerimaan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan berasal dari penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu sebesar Rp1.058.227.764.000 atau 67,69% dari total penerimaan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

29

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAb. Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar Rp4.080.040.325.000 atau 100,01% dari anggarannya sebesar Rp4.079.796.098.000 yang berasal dari pendapatan Dana Otonomi Khusus sebesar Rp4.079.797.400.000 dan Dana Penyesuaian sebesar Rp242.925.000. Selanjutnya sebesar Rp1.265.877.659.000 ditransfer kepada Pemerintah Kota/Kabupaten di seluruh Provinsi Papua untuk dikelola masing-masing Kota/Kabupaten, sehingga dana yang dikelola oleh Provinsi Papua adalah sebesar Rp2.813.919.741.000.

1.3) LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Lain-lain Pendapatan yang sah yang berasal dari pendapatan hibah dan pendapatan dana darurat tahun anggaran 2009 tidak terealisasi atau 0% dari yang dianggarkan sebesar Rp38.546.111.250.

2)

BELANJA Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp5.294.198.937.980 atau 82,93% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp6.383.782.092.000 Rincian Belanja dapat diuraikan sebagai berikut.Uraian Anggaran (Rp) 4.616.256.240.940 1.613.766.558.079 49.415.946.981 104.343.346.000 6.383.782.092.000 Realisasi (Rp) 3.942.202.805.669 1.199.489.101.030 48.187.817.418 104.319.213.863 5.294.198.937.980 % Anggaran 85,40% 74,33% 97,51% 99,98% 82,93% Total 74,46% 22,66% 0,91% 1,97% 100%

1 2 3 4

Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak Terduga Transfer Jumlah Belanja

2.1) BELANJA OPERASI Belanja Operasi adalah pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan untuk kegiatan operasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Belanja Operasi Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

30

PEMERINTAH PROVINSI PAPUARp3.942.202.805.669 atau 85,40% dari anggarannya sebesar Rp4.616.256.240.940 Rincian Belanja Operasi dapat dijelaskan sebagai berikut.Uraian 1 2 3 4 5 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Jumlah Belanja Operasi Anggaran (Rp) 892.987.919.465 1.059.507.874.475 7.707.000.000 546.021.633.000 2.110.031.814.000 4.616.256.240.940 Realisasi (Rp) 826.156.299.567 891.988.194.602 442.780.000 500.127.970.500 1.723.487.561.000 3.942.202.805.669 % Anggaran 92,52% 84,19% 5,75% 91,59% 81,68% 85,40% Total 20,96% 22,63% 0,01% 12,69% 43,72% 100%

a. Belanja Pegawai

Rp

826.156.299.567

Belanja Pegawai adalah pengeluaran pemerintah daerah untuk imbalan atas hasil kerja yang dilakukan pegawai kepada pemerintah daerah. Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp826.156.299.567 atau 92,52% dari anggarannya sebesar Rp892.987.919.465. Realisasi belanja pegawai sebesar Rp826.156.299.567 termasuk penyesuaian atas kekurangan pembayaran selisih bulog beras sebesar Rp727.122.000. b. Belanja Barang Rp 891.988.194.602

Belanja Barang adalah pengeluaran pemerintah daerah untuk barang-barang pakai habis dan menurut kriteria yang ditetapkan tidak dapat digolongkan sebagai aktiva tetap. Realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp891.988.194.602 atau 84,19% dari anggarannya sebesar Rp1.059.507.874.475. c. Belanja Hibah Rp 442.780.000

Belanja Hibah adalah belanja yang digunakan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Realisasi Belanja Hibah Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp442.780.000 atau 5,75% dari anggarannya sebesar Rp7.707.000.000.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

31

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAd. Belanja Bantuan Sosial Rp 500.127.970.500

Belanja Bantuan Sosial adalah pengeluaran pemerintah daerah yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial baik masyarakat pada umumnya maupun pegawai pemerintah daerah pada khususnya. Realisasi Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp500.127.970.500 atau 91,59% dari anggarannya sebesar Rp546.021.633.000.

e. Belanja Bantuan Keuangan

Rp 1.723.487.561.000

Belanja Bantuan Keuangan adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten kota kepada pemerintah desa dan pemerintah desa lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp1.723.487.561.000 Dari atau 81,68% dari anggarannya sebesar Rp2.110.031.814.000. realisasi sebesar

Rp1.723.487.561.000, diketahui bahwa: a) Sebesar Rp1.265.877.659.000 merupakan belanja alokasi dana otonomi khusus untuk Kota/Kabupaten di seluruh Provinsi Papua. b) Sebesar Rp324.000.000.000 merupakan belanja bantuan keuangan kepada desa/kampung/kelurahan/distrik atau RESPEK. c) Sebesar Rp55.000.000.000 merupakan belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten Pemekaran. d) Sebesar Rp49.847.496.000 merupakan belanja bantuan program kepada kabupaten/kota. e) Sebesar Rp14.006.762.000 merupakan belanja bantuan kepada daerah bawahan. f) Sebesar Rp14.755.644.000 merupakan belanja bantuan khusus program pendidikan. 2.2)BELANJA MODAL Belanja Modal adalah pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan untuk perolehan aset tetap atau aset lainnya untuk keperluan kegiatan32

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI PAPUApenyelenggaraan pemerintahan daerah atau untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Belanja Modal Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar Rp1.199.489.101.030 berikut.Uraian 1 2 3 4 5 Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Jumlah Belanja Modal Anggaran (Rp) 68.957.350.000 290.866.165.654 279.619.721.700 833.515.693.475 140.807.627.250 1.613.766.558.079 Realisasi (Rp) 7.354.953.000 189.080.656.700 266.196.166.377 636.345.986.323 100.511.338.630 1.199.489.101.030 % Anggaran 10,67% 65,01% 95,20% 76,34% 71,38% 74,33% Total 0,61% 15,76% 22,19% 53,05% 8,38% 100%

atau

74,33%

dari

anggarannya

sebesar

Rp1.613.766.558.079 Rincian Belanja Modal dapat dijelaskan sebagai

a. Belanja Tanah

Rp 7.354.953.000

Belanja Tanah menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Realisasi Belanja Tanah tahun 2009 sebesar Rp7.354.953.000 atau 10,67% dari anggarannya sebesar Rp68.957.350.000. b. Belanja Peralatan dan Mesin Rp 189.080.656.700

Belanja Peralatan dan Mesin menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga pembelian dan biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan aset sehingga dapat digunakan. Realisasi Belanja Peralatan dan Mesin Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp189.080.656.700 atau 65,01% dari anggarannya sebesar Rp290.866.165.654. c. Belanja Gedung dan Bangunan Rp 266.196.166.377

Belanja Gedung dan Bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak. Realisasi Belanja Gedung dan BangunanLAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 33

PEMERINTAH PROVINSI PAPUATahun Anggaran 2009 mencapai sebesar Rp266.196.166.377 atau 95,20% dari anggarannya sebesar Rp279.619.721.700. d. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 636.345.986.323

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain biaya perolehan dan biaya-biaya lain sampai dengan jaringan tersebut siap pakai. Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun Anggaran 2009 mencapai Rp636.345.986.323 atau 76,34% dari anggarannya sebesar Rp833.515.693.475. e. Belanja Aset Tetap Lainnya Rp 100.511.338.630

Belanja Aset Tetap Lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya sampai siap pakai. Pada tahun 2009 terdapat Belanja Aset Lainnya sebesar Rp100.511.338.630 atau 71,38% dari anggarannya sebesar Rp140.807.627.250. 2.3) BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga adalah pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan untuk penanganan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah. Belanja Tak Terduga Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar

Rp48.187.817.418 atau 97,51% dari anggarannya sebesar Rp49.415.946.981.

2.4) TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB/KOTA Transfer adalah pengeluaran uang dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota. Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2009 terealisasi sebesar Rp104.319.213.863 atau 99,98% dari anggarannya sebesar Rp104.343.346.000.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

34

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA3) SURPLUS/(DEFISIT) Berdasarkan hasil realisasi total Pendapatan Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp6.012.822.338.440 dan realisasi total Belanja tahun anggaran 2009 sebesar Rp5.294.198.937.980 maka Pemerintah Provinsi Papua mengalami SURPLUS (pendapatan lebih besar dari pada belanja) sebesar Rp718.623.400.460. 4) PEMBIAYAAN Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. 1.1) Penerimaan Pembiayaan Tidak terdapat realisasi penerimaan pembiayaan pada tahun anggaran 2009. 1.2) Pengeluaran Pembiayaan Realisasi pengeluaran pembiayaan pada tahun anggaran 2009 adalah sebesar Rp225.000.000.000 yang terdiri dari pembentukan Dana Cadangan sebesar Rp200.000.000.000 dan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah sebesar Rp25.000.000.000.

5) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Tahun Berjalan sampai dengan tutup tahun anggaran 2009 adalah sebesar Rp493.623.400.460.

B. PENJELASAN POS-POS NERACA 1) KAS DI KAS DAERAH Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas pemerintah daerah yang berada di rekening kas daerah tahun anggaran 2009 pada bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Papua yaitu Bank Papua Jayapura dan Bank Mandiri Jayapura. Jumlah Kas di Kas Daerah di Bank Papua Jayapura terdiri dari:-

Rp

1.096.985.098.388

Rekening Rutin No. 01080-1 Rekening Dana alokasi Umum (DAU) No.6577-6

RP RP

58.010.535.411 18.172.956.571

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

35

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA-

Rekening Dana Alokasi Khusus (DAK) No. 6577-8 Rekening Dana Otsus No. 0999-9 Rekening Non DDL No. 9906.3 Rek DAK DR No. 07576-7 Rek 154-00-0743069-1

RP RP RP RP RP RP

8.424.735.750 845.863.626.777 81.379 930.471.935.888 2.629.642.000 163.883.520.500 1.096.985.098.388

-

Jumlah Rp-

Rekening pada Bank Mandiri Jayapura :-

Saldo kas daerah tersebut telah dilakukan rekonsiliasi dengan Rekening Koran (RC) dari Bank Papua Jayapura dan Bank Mandiri Jayapura. 2) KAS DI BENDAHARAWAN PENGELUARAN Kas di Bendaharawan Pengeluaran merupakan sisa Uang Persediaan (UP) dan Tambahan UP (TU) tahun 2009 yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan 31 Desember 2009. Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2009 sebesar Rp28.880.803.193. Sampai dengan penyusunan laporan keuangan unaudited per 18 Maret 2010, atas Rp28.880.803.193 tersebut yang telah disetorkan ke kas daerah sebesar Rp26.089.958.993 dan yang belum disetor ke kas daerah sebesar Rp2.790.844.200. Selanjutnya sampai dengan pemeriksaan berakhir telah disetorkan ke kas daerah sebesar Rp608.875.455, sehingga sisa kas di bendahara pengeluaran yang belum disetor/dipertanggungjawabkan sebesar Rp2.181.968.745 dengan rincian sebagai berikut. Biro Mental Spiritual Biro Pemerintahan Kampung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Rp 28.880.803.193

Rp400.000.000 Rp883.624.545Rp898.344.200

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

36

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA3) PIUTANG Terdiri atas: a. PIUTANG PAJAK Piutang Pajak Tahun Anggaran 2009 merupakan piutang yang diakui atas pajak yang sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT) namun belum dilunasi oleh wajib pajak sampai dengan 31 Desember 2009. Saldo Piutang Pajak Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 sebesar Rp715.270.800 Jumlah tersebut merupakan Piutang Pajak Kendaraan Bermotor. b. PIUTANG RETRIBUSI Piutang Retribusi Tahun Anggaran 2009 merupakan piutang yang diakui atas Retribusi yang sudah ada ketetapannya (SKR/SKRT) namun belum dilunasi oleh wajib retribusi sampai dengan 31 Desember 2009. Saldo Piutang Retribusi Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 sebesar Rp5.911.200 merupakan Piutang Sewa Rumah Dinas. 4) PIUTANG LAIN-LAIN Piutang Lain-lain Tahun Anggaran 2009 merupakan piutang yang tidak termasuk dalam piutang pajak dan piutang retribusi yang belum dilunasi oleh yang bersangkutan sampai dengan 31 Desember 2009. Saldo Piutang Lain-lain Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 sebesar Rp11.906.111.751 terdiri dari: a.Piutang Cicilan Beli Rumah b.Piutang Cicilan Angsuran Kendaraan Jumlah Rp11.496.871.529 Rp 409.240.222 Rp11.906.111.751 Rp 11.906.111.751 Rp 5.911.200 Rp 715.270.800 Rp 721.182.000

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

37

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAPiutang cicilan beli rumah dinas berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Papua Nomor 133 Tahun 2004 dan Nomor 223 Tahun 2005. Sedangkan piutang Kendaraan bermotor berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Papua Nomor 178 Tahun 1994, Nomor 5 Tahun 1996, Nomor 249 Tahun 1996, Nomor 22 Tahun 1997, Nomor 56 Tahun 1999, Nomor 9 Tahun 2004 dan Nomor 163 Tahun 2005. 5) PERSEDIAAN Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Per 31 Desember 2009, terdapat Persediaan sejumlah Rp 27.164.180.668 yang dapat dirinci sebagai berikut. - Obat-obatan - Alat Kesehatan - Barang Lainnya Rp Rp Rp Jumlah Rp 13.512.638.812 6.083.861.642 7.567.680.214 27.164.180.668 Rp 27.164.180.668

Atas saldo persediaan tersebut, persediaan obat dan alat kesehatan pakai habis senilai Rp2.553.890.914 tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan hasil perhitungan fisik oleh Tim Pemeriksa dengan yang disajikan dalam neraca yang tidak dapat dijelaskan.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

38

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA6) INVESTASI NON PERMANEN LAINNYA Investasi Non Permanen Lainnya Pemerintah Provinsi Papua merupakan penjaminan kredit bantuan usaha kepada masyarakat asli Papua sesuai dengan kesepakatan antara Gubernur Provinsi Papua dengan Direksi PT Bank Papua dengan Nomor 58/617/SET dan Nomor 08/PKS-BPD/III/2004 tanggal 15 Maret 2004 yang telah diaddendum 3 kali. Saldo awal investasi non permanen lainnya sebesar Rp18.415.427.000. Selama tahun 2009 terdapat pengurangan sebesar Rp909.684.517, yang disebabkan adanya kredit macet Rp 17.505.742.483

dari masyarakat asli Papua sehingga jaminan kredit bantuan usaha tersebut harus dipotong untuk menalangi kredit macet tersebut, sehingga saldo Akhir Investasi Non PermanenLainnya per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp17.505.742.483. 7) PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah menggambarkan jumlah yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk penyertaan modal dalam badan usaha milik negara/daerah di dalam dan di luar negeri serta lembaga-lembaga keuangan. Jumlah Penyertaan Modal per 31 Desember 2009 sebesar Rp174.841.411.705. Rincian Penyertaan Modal sebagai berikut. - PT. Bank Papua (cost method) - PDAM Kabupaten Jayapura (cost method) - PD Irian Bakti (equity method) - PT. EMKL Varunapura (equity method) Jumlah Rp 174.841.411.705 Rp Rp 35.212.287.869 566.265.286 Rp Rp 123.605.000.000 15.457.858.550 Rp 174.841.411.705

Penyertaan Modal pada PT Bank Papua dan PDAM Kab Jayapura menggunakan cost method. Selama Tahun 2009LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009 39

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAterdapat penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Papua sebesar Rp25.000.000.000. Penyertaan Modal pada PD Irian Bhakti dan PT EMKL Varuna Pura menggunakan equity method dikarenakan kepemilikan Pemerintah Provinsi Papua > 50%. Penyertaan modal metoda ekuitas berdasakan Laporan Keuangan PD Irian Bhakti dan PT EMKL Varuna Pura Tahun 2009 sebelum diaudit. Khusus penyertaan modal Pemerintah Provinsi Papua pada PT EMKL Varunapurasenilai Rp566.265.286 tidak dapat diyakini kewajarannya karena belum didukung dokumen bukti penyertaannya. 8) ASET TETAP Jumlah tersebut terdiri dari :No a. b. c. d. e. f. Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Total Akvita Tetap Klasifikasi Saldo 31 Desember 2009

Rp

10.679.494.398.620

1.217.714.124.434 700.625.041.216 1.139.520.273.615 7.276.734.135.759 280.719.753.775 64.181.069.821 10.679.494.398.620

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

40

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAAset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. Pada tahun 2009 terdapat penambahan aset tetap dari mutasi belanja modal tahun 2009 ditambah belanja barang dan jasa tahun 2009 yang menjadi aset tetap dan ditambah dengan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) tahun 2008 yang menjadi aset tetap di tahun 2009 dikurangi belanja modal dari kegiatan tahun 2009 yang masih KDP di tahun 2009 sehingga saldo aset tetap per 31 Desember 2009 (tidak termasuk Konstruksi Dalam Pengerjaan) menjadi sebesar Rp10.615.313.328.799, dengan perhitungan sebagai berikut.1. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) tahun 2008 yang telah selesai dan menjadi aset tetap tahun 2009 2. Belanja Modal tahun 2009 3. Belanja Barang dan Jasa 2009 4. Koreksi Audit Positif 5. Koreksi Audit Negatif 6. Sub Jumlah (1+2+3+4+5) 7. Belanja modal dan Belanja Barang dan Jasa tahun 2009 yang masih menjadi KDP per 31 Desember 2009 8. Penambahan Aset Tetap tahun 2009 (6-7) 9. Aset Tetap (tidak termasuk KDP) per 31 Desember 2008 10. Aset Tetap (tidak termasuk KDP) per 31 Desember 2009 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 52.113.991.044 1.199.489.101.030 4.272.143.750 86.548.737.869 (108.181.847.119) 1.234.242.126.574 52.366.712.021 1.181.875.414.526 9.433.437.914.246 10.615.313.328.799

Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) per 31 Desember 2009 sebesar Rp64.181.069.821, dengan perhitungan sebagai berikut.1. 2. 3. 4. 5. KDP TA 2008 KDP TA 2008 yang menjadi aset tetap TA 2009 KDP TA 2008 yang masih KDP TA 2009 KDP TA 2009 Total KDP per 31 Desember 2009 Rp Rp Rp Rp Rp 63.928.348.844 52.113.991.044 11.814.357.800 52.366.712.021 64.181.069.821

Jadi nilai aset tetap termasuk Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) per 31 Desember 2009 adalah sebesar + Rp10.679.494.398.620 (Rp10.615.313.328.799

Rp64.181.069.821) dengan rincian sebagai berikut.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

41

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAKLASIFIKASI ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya SUB TOTAL Konstruksi Dalam Pengerjaan TOTAL SALDO AWAL 2009 1.203.743.177.434 508.817.524.886 885.015.058.769 6.740.125.481.882 95.736.677.275 9.433.437.914.246 63.928.348.844 9.497.366.263.090 PENAMBAHAN 13.970.953.000 196.039.219.030 305.876.140.851 657.907.942.113 185.070.076.500 52.366.712.021 PENGURANGAN SALDO AKHIR 2009 1.217.714.130.434 700.625.041.216 1.139.520.273.615 7.276.734.135.759 280.719.753.775 64.181.069.821 10.679.494.398.620

4.231.702.700 51.370.926.005 121.299.288.236 87.000.000 52.113.991.044

Atas aset tetap senilai Rp10.679.494.398.620 tersebut, senilai Rp156.518.013.403 tidak didukung bukti yang memadai, yaitu saldo awal aset tetap tahun 2008 sebesar Rp23.914.697.166 atas peralatan dan mesin yang belum dapat ditelusuri keberadaannya, tanah senilai Rp3.600.000.000 tidak didukung bukti kepemilikan/sertifikat a.n. Pemerintah Provinsi Papua, belanja modal yang peruntukannya untuk pihak ketiga dan telah diserahterimakan kepada pihak lain tapi masih diakui sebagai aset tetap Pemerintah Provinsi Papua senilai Rp33.889.245.450, tanah pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (P&P) senilai Rp1.336.784.000 tidak didukung belanja dengan modal bukti yang kepemilikan/sertifikat, dan terdapat

peruntukannya untuk pihak ketiga dan telah diserahterimakan kepada pihak lain namun masih diakui sebagai asset tetap Pemerintah Provinsi Papua sebesar Rp93.777.286.787. a. Tanah Tanah menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Saldo awal Tanah per 1 Januari tahun 2009 2009 sebesar terdapat Rp1.203.743.171.434. Selama Rp 1.217.714.124.434

penambahan sebesar Rp7.354.953.000. Selain itu terdapat belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp6.616.000.000

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

42

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAyang digunakan untuk membeli tanah, sehingga nilai Tanah Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 sebesar Rp1.217.714.124.434 diketahui bahwa: 1. Terdapat tanah yang belum memiliki sertifikat tanah, namun sudah mempunyai bukti pelepasan hak atas tanah, yaitu: Pengadaan tanah sebesar Rp800.000.000 pada kegiatan pembangunan rumah jabatan pada Badan Kepegawaian. Tanah sebesar Rp1.190.000.000 kampus pada di kegiatan Badan pembangunan Kepegawaian. Tanah sebesar Rp4.276.000.000 dalam pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Pembangunan gedung kantor pada Dinas Pendapatan Daerah, termasuk di dalamnya sebesar Rp350.000.000 digunakan untuk membeli tanah. Tanah seluas 894.150m2. gedung STPDN (Rp1.203.743.171.434 + Rp7.354.953.000 + Rp6.616.000.000). Atas nilai tanah tersebut

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

43

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA2. Terdapat tanah pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (P&P) senilai Rp1.336.784.000 yang hanya didukung dengan bukti pembayaran. b. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga pembelian dan biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan aset sehingga dapat digunakan. Saldo awal Peralatan dan Mesin tahun 2009 sebesar Rp508.817.524.886. Selama Tahun 2009 terdapat penambahan sebesar Rp191.807.516.330 yang terdiri dari realisasi belanja modal tahun 2009 sebesar Rp189.080.656.700 ditambah dari belanja barang dan jasa tahun 2009 sebesar Rp50.118.750 dan ditambah Konstruksi Dalam Pengerjaan Tahun 2008 yang telah menjadi aset tetap tahun 2009 sebesar Rp6.708.523.580 dikurangi Peralatan dan Mesin yang masih menjadi konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2009 sebesar Rp4.031.782.700 sehingga nilai Peralatan dan Mesin yang dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 sebesar Rp700.625.041.216. c. Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak. Rp 1.139.520.273.615 Rp 700.625.041.216

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

44

PEMERINTAH PROVINSI PAPUASaldo awal Gedung dan Bangunan tahun 2009 sebesar Rp885.015.058.769. Selama tahun 2009 terdapat penambahan sebesar Rp254.505.214.846 yang terdiri dari realisasi belanja modal Tahun 2009 sebesar Rp259.580.166.377, ditambah dari belanja barang dan jasa tahun 2009 sebesar Rp2.383.425.000 dan ditambah konstruksi dalam pengerjaan tahun 2008 sebesar Rp37.296.549.474 dikurangi Gedung dan Bangunan yang masih menjadi konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2009 sebesar Rp23.208.816.755, dikurangi dengan pembangunan pemukiman terpadu bagi mantan anggota TPN OPM yang sudah diserahkan pada tahun 2009 sebesar Rp21.546.109.250. Sehingga nilai Gedung dan Bangunan Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 menjadi sebesar Rp1.139.520.273.615. d. Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan, Irigasi dan Jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi biaya perolehan dan biaya konstruksi sampai jaringan tersebut siap pakai. Saldo awal Jalan, Irigasi dan Jaringan tahun 2009 sebesar Rp6.740.125.481.882. Selama tahun 2009 terdapat penambahan sebesar Rp536.608.653.877 yang terdiri dari realisasi belanja modal sebesar Rp 636.345.986.323 ditambah dari belanja barang dan jasa tahun 2009 sebesar Rp1.838.600.000 dan ditambah konstruksi dalam pengerjaan tahun 2008 sebesar Rp16.231.855.790, dikurang Jalan, Irigasi dan Jaringan yang masih menjadi konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2009 sebesar Rp33.249.050.366, dikurang tiang pancang pada Dinas Pekerjaan Umum yang belum digunakan sebesar Rp84.558.737.870 (reklasifikasi ke aset tetap lainnya). Sehingga saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2009 sebesar Rp7.276.734.135.759. Rp 7.276.734.135.759

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

45

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAe. Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan semua Aset Tetap Lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dengan tepat ke dalam Aset Tetap yang telah diuraikan sebelumnya. Saldo awal Aset Tetap Lainnya tahun 2009 sebesar Rp95.736.677.275. Selama tahun 2009 mengalami penambahan sebesar Rp184.983.076.500 yang berasal dari realisasi belanja modal (untuk aset tetap lainnya) tahun 2009 sebesar Rp100.511.338.630, ditambah tiang pancang pada Dinas Pekerjaan umum yang belum digunakan (reklasifikasi dari Jalan, Irigasi dan Jaringan) sebesar Rp84.558.737.870, dikurang dengan belanja bahan lainnya berupa N2 cair 500 liter sebesar Rp74.500.000 dan straw 500 dosis sebesar Rp12.500.000 pada Dinas Kelautan dan Perikanan (reklasifikasi ke persediaan). Sehingga nilai Aset Tetap Lainnya milik Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 menjadi sebesar Rp280.719.753.775. f. Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi Dalam Pengerjaan menggambarkan biaya yang diakumulasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari semua jenis asset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun. Saldo awal Konstruksi Dalam Pengerjaan tahun 2008 sebesar Rp63.928.348.844 dimana pekerjaannya sebagian telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2009 dan direklasifikasikan kembali ke masing-masing rekening aset tetapnya. Dari realiasai belanja modal dan belanja barang dan jasa tahun 2009 terdapat pekerjaan yang belum selesai per 31 Desember 2009 sebesar Rp64.181.069.821 yang diklasifikasikan ke dalam Konstruksi Dalam Pengerjaan. Rp 64.181.069.821 Rp 280.719.753.775

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

46

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA9) DANA CADANGAN Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Dana Cadangan yang disisihkan oleh Pemerintah Provinsi Papua selama Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp416.901.717.871. Saldo Awal, 1 Januari 2009 Penambahan tahun 2009 Sub Jumlah Dana Cadangan ditambah pendapatan bunga dari : Rekening Bank Papua 09953-2 Rekening Bank Papua 09990-7 Rekening Deposito di Bank BRI Papua Saldo Akhir per 31 Des 2009 Rp 416.901.717.871 Rp Rp Rp 7.313.926 5.878.503.453 4.015.617.394 2.675.555.555 Rp 204.324.727.543 Rp 200.000.000.000 Rp 404.324.727.543 Rp 416.901.717.871

Rekening Deposito di Bank Rp

Nilai Dana Cadangan Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 sebesar Rp416.901.717.871 tersebut berada di beberapa rekening yaitu : - RekeningDanaCadangan 09990-7 - Rekening Dana Cadangan 09953-2 - Rekening Deposito di Bank Papua - Rekening Deposito di Bank BRI - Jumlah per 31 Desember 2009 Rp Rp 9.656.135.189 554.409.733

Rp 202.675.555.555 Rp 204.015.617.394 Rp 416.901.717.871

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

47

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA10) ASET LAINNYA Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset lancar, investasi jangka panjang, Aset tetap dan dana cadangan. Aset Lainnya antara lain terdiri dari: a. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain Rp 59.061.138.050

Aset Lain-Lain Aset Lain-Lain Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 59.061.138.050 terdiri dari : - Sisa UUDP tahun 1981/82 s.d tahun 2006 - Piutang Kelebihan Pembayaran - Peralatan Mesin yang rusak berat - Sisa UUDP tahun 2007 - Sisa UP/TU Tahun 2008 yang belum disetorkan oleh Bendahara Pengeluaran : -Dinas Kebudayaan An. Abigael Kbarek -UPTD Museum An. Marthinus Kurni Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

39.946.328.785 17.496.681.068 86.967.256 724.174.941

692.635.100 114.350.900 59.061.138.050

Rincian Sisa UUDP s.d. TA 2006 terdiri dari: - Sisa UUDP Rutin 1981/82 s.d. 2001 Sisa UUDP Pembangunan 1981/82 s.d. 2001 Sisa UUDP Rutin dan Pembangunan Tahun Anggaran 2002 Sisa UUDP Rutin dan Pembangunan Tahun Anggaran 2003 Sisa UUDP Tahun 2004 Sisa UUDP Tahun 2005 Sisa UUDP Tahun 2006 JumlahLAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1.507.730.152 2.043.561.492 11.926.243.554 3.238.593.866 19.422.924.558 247.891.062 1.559.384.101 39.946.328.78548

PEMERINTAH PROVINSI PAPUASisa UUDP tersebut terutama UUDP Tahun Anggaran 1981-2002 dan Tahun Anggaran 2002 sebesar Rp15.477.535.198 telah diusulkan oleh Gubernur Papua dengan Surat Gubernur Nomor 904/228 tanggal 28 April 2008 kepada DPRP untuk dimintakan persetujuan penghapusan karena kadaluarsa dan hilangnya dokumen akibat peristiwa kebakaran Tahun 2002. Namun, hingga saat ini belum dilakukan pembahasan antara Gubernur dengan DPRP mengenai penyelesaian permasalahan tersebut. Sisa UUDP tahun 2003 sebesar Rp3.238.593.866 tidak dapat dirinci menurut satuan kerjanya (SKPD) karena berkas-berkas yang mendukungnya sudah tidak lengkap, oleh karena itu akan diusulkan untuk dilakukan penghapusan. Sisa UP/TU tahun 2008 di Bendahara Pengeluaran Dinas Kebudayaan a.n. Abigael Kbarek sebesar Rp692.635.100 dan Bendahara Pengeluaran UPTD. Museum a.n. Marthinus Kurni sebesar Rp114.350.900 sampai dengan 31 Desember 2009 belum disetor dan belum ada penyelesaiannya. 11) KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Kewajiban Jangka Pendek adalah hutang dengan jangka waktu kurang atau sama dengan 1 (satu) tahun dengan persyaratan bahwa pembayaran kembali pinjaman berupa pokok pinjaman, bunga dan biaya lain seluruhnya harus dilunasi dalam Tahun Anggaran yang bersangkutan. Kewajiban Jangka Pendek Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 terdiri dari Utang PFK dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

49

PEMERINTAH PROVINSI PAPUAa. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang PFK merupakan utang perhitungan kepada fihak ketiga yang sampai dengan 31 Desember 2009 belum dibayarkan sebesar Rp18.387.567.897. Utang PFK tersebut terdiri dari : - Utang PPh 21 - Utang PPh 22 - Utang PPh 23 - Utang PPN - Utang IWP - Utang Taperum Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah Rp 45.750.518 1.431.908.770 1.615.683.278 14.078.632.720 1.186.998.611 28.594.000 18.387.567.897 Rp

18.387.567.897

Atas Utang PFK sebesar Rp18.387.567.897 tersebut diatas, pada Tahun 2010 telah dibayarkan. Saldo awal Utang PFK lainnya sebesar Rp1.354.843.925. Selama tahun 2009 terdapat penerimaan sebesar Rp205.693.640.035 dan telah disetor sebesar Rp189.627.134.233 serta terdapat penyesuaian sebesar Rp902.792.715, sehingga saldo Akhir Utang PFK per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp18.387.567.897.

12) a.

EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Ekuitas dana lancar merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. 1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) merupakan akumulasi saldo SILPA tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Jumlah Akumulasi SILPA Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 adalah Rp1.107.478.333.684, dengan rincian sebagai berikut. Akumulasi SILPA sampai dengan tahun 2008 SILPA tahun berjalan (2009) Penyesuaian SILPA tahun lalu Penyesuaian PFK tahun berjalan Rp 614.821.151.394 Rp 493.623.400.460 Rp (Rp 858.547.740 1.824.765.910)

Rp

1.107.478.333.684

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2009

50

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Saldo Akumulasi SILPA sebesar Rp1.107.478.333.684 tersebut terdapat pada Kas Daerah dan Kas di Bendahara Pengeluaran dikurangi Utang PFK, sebagai berikut. Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Utang PFK Akumulasi SILPA, 31-12-2009 Rp 1.096.985.098.388 Rp Rp 28.880.803.193 (18.387.567.897)

Rp 1.107.478.333.684

2. Cadangan untuk Piutang Cadangan untuk Piutang adalah kekayaan bersih Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 yang tertanam dalam Piutang sebesar Rp12.627.293.751. 3. Cadangan untuk Persediaan Cadangan untuk Persediaan adalah kekayaan bersih Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 yang tertanam dalam Persediaan sebesar Rp27.164.180.668. b. Ekuitas Dana Investasi

Rp

12.627.293.751

Rp

27.164.180.668

Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah nilai Investasi Permanen, Aset Tetap dan Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai Hutang Jangka Panjang

1. Diinvestasikan dalam Investasi Non PermanenDiinvestasikan dalam Investasi Non Permanen merupakan ekuitas dana Pemerintah Provinsi Papua per 31 Desember 2009 yang ditanamkan dalam bentuk penjaminan dana bergulir sebesar Rp17.505.742.483.

Rp

17.505.742.483

2. Diinvestasikan dalam Investasi PermanenDiinvestasikan dalam Investasi Permanen merupakan ekuitas dana Pem