Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

21
PENGORGANISASIAN MATERI PENGAJARAN A. Pendahuluan Dalam penyampaian materi belajar diperlukan rancangan instruksional yang sistematis agar dapat diterima secara mudah oleh peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan pengorganisasian bahan ajar yang tersusun secara rinci dan sistematis. Kegiatan ini dimulai dengan memilih dan menetapkan bahan ajar yang sesuai serta mampu mencapai tujuan instruksional mata ajar. Bahan ajar tersebut terdiri dari serangkaian pokok bahasan yang harus ditata secara sistematis dan saling berkaitan. Dalam memilih pokok bahasan tersebut, fungsi dan tujuan pokok bahasan harus diketahui untuk menunjang tercapainya tujuan mata kuliah. Selanjutnya, tujuan setiap pokok bahasan dijabarkan lebih rinci menjadi beberapa subpokok bahasan sehingga sasaran belajar dapat ditetapkan. Sasaran belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan diukur. B. Pengorganisasian Materi Pengajaran Menurut KBBI pengorganisasian merupakan proses, cara, perbuatan untuk mengatur dan menyusun bagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur. (Siagian,1983 dalam Andrian) Sedangkan Szilagji (dalam Andrian) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian 1

description

PSIK UNSRI

Transcript of Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

Page 1: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

PENGORGANISASIAN MATERI PENGAJARAN

A. Pendahuluan

Dalam penyampaian materi belajar diperlukan rancangan instruksional yang

sistematis agar dapat diterima secara mudah oleh peserta didik. Oleh karena itu

dibutuhkan pengorganisasian bahan ajar yang tersusun secara rinci dan sistematis.

Kegiatan ini dimulai dengan memilih dan menetapkan bahan ajar yang sesuai serta

mampu mencapai tujuan instruksional mata ajar. Bahan ajar tersebut terdiri dari

serangkaian pokok bahasan yang harus ditata secara sistematis dan saling berkaitan.

Dalam memilih pokok bahasan tersebut, fungsi dan tujuan pokok bahasan harus

diketahui untuk menunjang tercapainya tujuan mata kuliah.

Selanjutnya, tujuan setiap pokok bahasan dijabarkan lebih rinci menjadi

beberapa subpokok bahasan sehingga sasaran belajar dapat ditetapkan. Sasaran

belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan

diukur.

B. Pengorganisasian Materi Pengajaran

Menurut KBBI pengorganisasian merupakan proses, cara, perbuatan untuk

mengatur dan menyusun bagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang

teratur. (Siagian,1983 dalam Andrian) Sedangkan Szilagji (dalam Andrian)

mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan

dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas,

otoritas, tenaga kerja dan komunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian materi ajar adalah proses atau cara penyusunan materi ajar

menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan dan tertata secara sistematis yang akan

disampaikan kepada peserta didik. Dalam pengorganisasian materi pengajaran

diperlukan rancangan instruksional yang sistematis sesuai dengan tujuan dari

penyampaian bahan ajar. Rancangan ini dibuat untuk menjawab tiga pertanyaan,

yaitu :

1. Apa yang harus dipelajari (tujuan pembelajaran)?

2. Bagaimana prosedur dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk

mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan dan sumber belajar)?

1

Page 2: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

3. Bagaimana kita mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan telah

tercapai (evaluasi)?

Tahapan untuk membuat rancangan instruksional adalah :

1. Menyusun pokok bahasan (tujuan, topik, dan tujuan umum)

2. Menyebutkan karateristik peserta didik yang penting sehubungan dengan

rancangan yang akan dibuat.

3. Menyebutkan tujuan belajar yang akan dicapai oleh peserta didik sehingga hasil

belajar tersebut memungkinkan untuk di ukur (sasaran pembelajaran).

4. Membuat kisi-kisi (materi) pelajaran yang akan membantu masing-masing

tujuan belajar tersebut (isi materi).

5. Membuat tes perkiraan (assesmant) untuk menjajaki latar belakang peserta didik

dan pengetahuan peserta didik tentang pokok bahasan yang akan di ajarkan

(reassesmant).

6. Menentukan kegiatan dan sumber-sumber belajar dan mengajar.

7. Memfasilitasi semua sarana penunjang seperti anggaran, personalia, fasilitas,

peralatan dan jadwal kegiatan untuk menunjang pelaksanaan rencana pengajaran

support service.

8. Membuat evaluasi hasil belajar siswa untuk menguji kembali apakah

perencanaan sudah atau belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya, jika flow chart telah dibuat maka kedelapan komponen tersebut

akan bekerja sebagai berikut :

1. Kedelapan komponen tersebut saling bekerja sama dan saling bergantung.

2. Adanya perubahan daya atau adanya yang bertentangan pada salah satu

komponen berpengaruh pada komponen lainnya.

3. Proses yang terjadi dalam pembuatan rancangan instruksional menunjukkan

kemungkinan revisi tiap komponen jika diperlukan.

4. Revisi dilakukan terhadap data pada komponen sebelum dan selanjutnya.

Berbeda dengan pendekatan terhadap instruksi yang sistematik, pembuatan

rancangan instruksional ini dapat dimulai dari komponen mana saja. Dengan

2

Page 3: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

demikian, pembuatan rancangan dapat dimulai dengan merencanakan pokok

bahasan lebih dahulu, atau dapat dimulai dengan evaluasi. Pemilihan komponen

dan prioritas yang didahulukan bergantung pada kesiapan, dan ketersediaan data,

situasi dan kondisi tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar, serta

pembuat rancangan (pendidik).

C. Tujuan Pengorganisasian Materi Pengajaran

Kegiatan mengorganisasikan bahan ajar dimulai dengan memilih dan

menetapkan bahan ajar yang sesuai dan mampu untuk mencapai tujuan

instruksional mata kuliah. Bahan ajar tersebut tentunya terdiri dari serangkai

pokok-pokok bahasan yang harus ditata urutannya dan saling berkaitan satu sama

lain. Di dalam memilih pokok-pokok bahasan tersebut, tentunya telah diketahui dan

ditetapkan kegunaan dan tujuan dari setiap pokok bahasan, yang pada dasarnya

setiap tujuan instruksional pokok bahasan ditujukan untuk menunjang tercapainya

tujuan mata kuliah. Selanjutnya, dari setiap pokok bahasan yang telah ditetapkan

tujuannya itu, dijabarkan lebih rinci menjadi beberapa subpokok bahasan sehingga

mampu untuk menetapkan sasaran-sasaran belajar. Sasaran belajar merupakan

gambaran kemampuan mahasiswa (learning outcomes) yang bisa diamati dan

diukur.

Menetapkan Tujuan Instruksional

a. Tujuan Instruksional Umum

Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah tujuan instruksional pokok-pokok

bahasan. Pertama, karena tujuan pokok bahasan umumnya masih bersifat umum,

sehingga belum dinyatakan perubahan perilaku yang spesifik, disamping itu

jumlahnya relatif masih sedikit. Kedua, karena penetapan tujuan pokok bahasan

dapat dipakai sebagai dasar dalam menentukan tujuan yang lebih khusus, yaitu

penetapan sasaran belajar (atau Tujuan Instruksioanal Khusus). Oleh sebab itu,

meskipun masih bersifat umum, tujuan pokok bahasan harus sudah

mengungkapkan materi bahasan dan kedudukan bahasan tersebut dalam

kesatuan ketercapaian tujuan mata kuliah. Fungsi TIU adalah :

3

Page 4: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

1. Menunjukkan kedudukan pokok bahasan tertentu dalam kesatuan bahan

perkuliahan;

2. Menyatakan ringkasan tujuan pokok bahasan;

3. Merupakan pedoman dalam menyusun sasaran belajar ; dan

4. Merupakan pedoman menentukan kegiatan mengajar.

Rumusan tujuan Intruksional Umum (TIU) masih bersifat : Luas dan umum;

Belum dinyatakan dalam bentuk prilaku yang dikehendaki dan Jumlahnya tidak

banyak. Setelah penetapan pokok bahasan selesai, tugas berikutnya adalah

merangkainya dalam urutan yang terbaik agar tujuan mata kuliah dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Urutan pokok-pokok bahasan tersebut disajikan dalam

bentuk bagan rangkaian urutan antarpokok bahasan, yang menunjukkan mana

yang terlebih dahulu diberikan untuk kemudian disusul bagian yang lain. Bagan

skema semacam itu disebut sebagai skema tata hubungan antarpokok bahasan.

Manfaat skema hubungan pokok bahasan, disamping mampu memberikan

argumentasi yang logis tentang urutan sajian pokok bahasan juga mambantu

dalam merancang alokasi waktu pertemuan atau perkuliahan yang dibutuhkan.

Banyaknya kebutuhan waktu tersebut tentunya sangat tergantung pada tujuan

pokok bahasan (terutama macam bahan ajar dan perubahan perilaku yang

diharapkan).

b. Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) adalah Sasaran Belajar. Karena sasaran

belajar merupakan pernyataan tujuan instruksioanal yang sudah sangat rinci.

Pada pernyataan sasaran belajar ini harus sudah dapat diketahui macam bahan

ajar dan tingkat perubahan perilaku yang diharapkan. Untuk itu sasaran belajar

harus menyatakan sesuatu yang teramati, terukur dan operasional. Sasaran

belajar harus dituliskan dari segi kemampuan mahasiswa. Artinya

mengungkapkan perubahan apa yang diharapkan terjadi pada diri mahasiswa

setelah mengikuti pengajaran satu subpokok bahasan tertentu.

a. Merumuskan Sasaran Belajar

Variabel pengajaran yang paling utama dalam sasaran belajar adalah

tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran yang paling rinci ternyatakan sebagai

4

Page 5: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

sasaran belajar. Sangat penting untuk dapat menyatakan sasaran belajar

dengan baik dan benar, karena semua variabel pengajaran yang lain harus

disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk mencapai sasaran belajar

tersebut.

Selanjutnya apabila rancangan pengorganisasian bahan ajar telah selesai,

yang ditandai dengan selesainya penulisan semua pokok bahasan, maka

perlu dilanjutkan dengan penulisan TIU setiap pokok bahasan, bagan skema

hubungan antara pokok bahasan, rincian sub-subpokok bahasan dan jabaran

sasaran belajar.

Bila rancangan organisasi bahan ajar yang telah selesai disusun dengan

memperhatikan kepada karakteristik siswa seperti latar belakang siswa,

minat siswa, terhadap bahan ajar, prapengetahuan siswa terhadap

pengetahuan yang akan diajarkan, dan berbagai karakteristik siswa yang lain

serta kondisi fisik suasana pengajaran (seperti jumlah siswa per kelas,

keadaan fisik ruangan, perkiraan media pengajaran yang tersedia, dan lain-

lainnya), maka selanjutnya perlu dirancang bentuk, cara serta media yang

akan dipakai guna menyajikan bahan ajar.

b. Menyusun Bahan Ajar

Bila TIU dan TIK telah ditetapkan, matriks Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

telah disusun dan skema tata hubungan antara pokok bahasan telah ditetapkan,

maka dosen tinggal menyusun materi bahan ajar. Materi ini dapat berupa:

1. Buku teks atau diktat yang pernah dituliskannya;

2. Buku teks, jurnal, laporan penelitian, laporan seminar yang biasanya

disimpan di perpustakaan; dan

3. Media cetak yang lain, seperti dari koran, majalah dan sebagainya.

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) adalah rancangan pembelajaran selama

satu semester yang memberikan gambaran umum tentang satu mata kuliah

tertentu dan disahkan oleh jurusan atau program studi, yang berfungsi sebagai

bukti dokumen administratif bahwa dosen yang diharapkan dapat efektif dan

efisien. Menyusun diktat atau buku ajar, memang tidak dapat sekaligus; tetapi

harus bertahap. Disamping itu juga isinya baru, bukan saja berupa teori atau

5

Page 6: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

gagasan si penulisnya, tetapi juga latihan-latihan. Maksudnya agar buku tersebut

mampu menampilkan sisi kognitif, psikomotorik dan afektif dari siswa atau

mahasiswa.

D. Manfaat Pengorganisasian Materi Pengajaran

Manfaat pengorganisasian materi pengajaran, yakni :

1. Bahan ajar dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik.

2. Materi pengajaran lebih tersusun secara rinci dan sistematis.

3. Tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat.

4. Perencanaan kegiatan dan sumber belajar dapat lebih terencana.

E. Aspek-aspek Materi Pengajaran

Seperti dijelaskan sebelumnya, rancangan (desain) instruksional adalah

rancangan yang disusun secara logis dan sistematis oleh pendidik untuk

meningkatkan hasil pengajaran. Pembuatan rancangan oleh pendidik dapat

disesuaikan dengan kondisi ketika rancangan ini akan diberikan. Rancangan

instruksional terdiri dari tiga bagian utama, yaitu penyajian bahan ajar, evaluasi

pengajaran, dan garis-garis besar program pengajaran.

Kegiatan ini dimulai dengan memilih dan menetapkan bahan ajar yang sesuai

serta mampu mencapai tujuan intruksional mata ajar. Bahan ajar tersebut terdiri dari

serangkaian pokok bahasan yang harus ditata secara sistematis dan saling berkaitan.

Dalam memilih pokok bahasan tersebut, fungsi dan tujuan pokok bahasan harus

diketahui untuk menunjang tercapainya tujuan mata kuliah.

Selanjutnya, tujuan setiap pokok bahasan dijabarkan lebih rinci menjadi

beberapa subpokok bahasan sehingga sasaran belajar dapat ditetapkan. Sasaran

belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik yang dapat diamati dan

diukur.

6

Page 7: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

1. Penyajian Bahan Ajar

Penyajian bahan ajar ini dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik

peserta didik dan kondisi serta lingkungan pengajaran. Identifikasi ini juga berguna

untuk memilih dan menetapkan kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik.

Kegiatan identifikasi menghasilkan rancangan bentuk, cara, atau penyajian bahan

ajaran, dan media serta waktu yang dibutuhkan dalam menyajikan bahan ajar agar

sasaran belajar tercapai dengan efektif dan efisien.

2. Evaluasi Pengajaran

Evaluasi ini diperlukan untuk mengamati, mengukur ketercapaian sasaran

belajar, dan menentukan metode, cara, dan alat yang tepat untuk melakukan

pengamatan serta pengukuran sasaran belajar.

3. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

GBPP atau course outline (silabus) adalah rumusan tujuan dan pokok isi mata

ajar atau program pengajaran yang meliputi satu mata ajar untuk diajarkan selama

satu semester. GBPP terdiri dari komponen berikut:

a) Standar Kompetensi

Standar kompetensi atau tujuan instruksional umum TIU) adalah rumusan

tentang tujuan akhir pengajaran. Standar ini berisi kompetensi umum yang

diharapkan dikuasai, ditunjukkan atau ditampilkan oleh peserta didik setelah

selesai menyelesaikan suatu mata ajar. Langkah utama di dalam merumuskan

standar kompetensi adalah dengan melakukan analisis instruktional. Analisis

instruktional adalah proses menjabarkan kompetensi umum menjadi kompetensi

yang lebih rinci atau khusus. Standar kompetensi dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja yang bersifat perilaku, dapat diukur, dan operasional.

Penggunaan kata kerja dalam standar kompetensi tidak menyebabkan

menyempitnya lingkup materi yang dicakup, karena lingkup materi dalam

standar kompetensi ini tidak terletak di dalam kata kerjanya. Kompetensi umum

dianggap cukup baik dari segi keluasan scope) maupun tingkat pencapaiannya

jika:

7

Page 8: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

1. Kompetensi tersebut mempunyai arti dan manfaat bagi kehidupan peserta

didik kelak, ketika bekerja dalam bidang yang sedang dipelajari.

2. Kompetensi tersebut mempunyai arti dan manfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan atau bidang keahlian yang sedang dipelajari oleh

peserta pembelajaran.

3. Kompetensi tersebut mempunyai kontribusi bagi tercapainyatujuan

program pendidikan yang bersangkutan.

Dengan demikian, kecukupan kompetensi umum tersebut bergantung pada

penilaian profesional dari pendidik yang mengajarkannya. Penilaian profesional

dilakukan setelah pengajar tersebut melakukan suatu proses identifikasi

kebutuhan intruksional. Kompetensi umum dalam standar kompetensi akan

dicapai peserta didik menyelesaikan mata ajaran tersebut. Oleh karena itu,

kompetensi disebut sebagai hasil proses belajar. Contoh penulisan standar

kompetensi : “setelah menyelesaikan mata ajar ini, peserta didik diharapkan

mampu”:

1. Melakukan pengkajian fisik dalam tindakan asuhan keperawatan.

2. Menerapkan proses pendokumentasian asuhan keperawatan.

3. Menerapkan manajemen kesehatan di dalam pemberian asuhan keperawatan

pada klien, keluarga, dan masyarakat.

b) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar atau dahulu disebut tujuan instruksional khusus merupakan

sasaran belajar atau tujuan pembelajaran, yang didalamnya terdiri dari

kompetensi khusus yang akan dicapai peserta didiksetelah mengikuti mata ajaran

tersebut. Kompetensi-kompetensi khusus tersebut merupakan uraian dari

kompetensi umum yang ada di dalam standar kompetensi. Proses penjabaran

kompetensi umum menjadi kompetensi khusus disebut analisis instruksional.

Oleh karena itu, penyusun rancangan instruksional yang merumuskan standar

kompetensi harus menafsirkan pengertian standar kompetensi tersebut secara

operasional sebelum menjabarkannya menjadi kompetensi dasar. Jika pendidik

tidak menafsirkan kompetensi umum dalam kompetensi dasar tersebut secara

8

Page 9: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

pasti, pendidik tidakakan dapat menjabarkannya atau menganalisisnya dengan

tepat.

Hasil analisis instruksional adalah kompetensi khusus yang tersusun dari

kompetensi yang sederhana sampai yang sulit atau kompleks. Ssusunan

koompetensi khusus juga menjabarkan keterkaitan di antara kompetensi.

selanjutnya, dengan memperhitungkan kompetensi awal peserta didik, pendidik

akan dapat mengidentisikasi kompetensi khusus apa saja yang akan dijadikan

kompetensi dasar. Contoh penulisan kompetensi dasar: “Setelah menyelesaikan

mata ajar ini, mahasiswa semester II PSIK Universitas Sriwijaya, diharapkan

mampu memahami konsep dasar pemeriksaan fisik dengan benar minimal 90%.”

c) Pokok Pembahasan

Pokok bahasan atau topic adalah judul yang mencerminkan isi atau materi

yang sesuai dengan setiap kompetensi dasar. Untuk menemukan pokok bahasan

ini, unsure objek dalam kompetensi dasar harus dibaca. Unsure objek dalam

kompetensi dasar menunjukkan pokok bahasan.

d) Subpokok Bahasan

Subpokok bahasan mencerminkan rincian materi kuliah yang sesuai dengan

pokok bahasan.

e) Deskripsi Singkat

Deskripsi singkat adalah paragraph pernyataan yang terdiri dari keseluruhan

isi mata ajar. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari keseluruhan isi mata

ajar. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok bahasan dan subpokok

bahasan dalam mata ajar.

f) Estimasi Waktu

Estimasi waktu adalah perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan

pendidik untuk mengajarkan materi pelajaran untuk setiap subpokok bahasan.

Estimasi waktu ini penting untuk menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan

pendidik dalam mengajarkan seluruh materi mata kuliah tersebut.

9

Page 10: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

Dengan perkiraan waktu ini, pendidik dapat menaksir bobot satuan kredit

semester (SKS) mata ajar tersebut. Ketentuan yang berlaku menunjukkan bahwa

kegiatan pendidik 1 SKS untuk materi teori meliputi :

1. Memberi kuliah tatap selama 50 menit x 16 minggu efektif pembelajaran.

2. Memberikan bimbingan dalam kegiatan terstruktur selama 60 menit x 16

minggu efektif pembelajaran.

Dari ketentuan tersebut, kedua kegiatan tersebut masih harus ditambah

dengan kegiatan belajar mandiri selama 60 menit x 16 minggu efektif

pembelajaran. Dalam pemberian asuhan kepada pasien, perawat memerlukan

waktu 30 menit/sif untuk melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan, waktu

ini dianggap efektif jika sesuai dengan kondisi dan kemampuan dari pasien

tersebut.

g) Sumber Kepustakaan

Sumber kepustakaan adalah buku atau sumber materi yang digunakan dalam

setiap pokok bahasan atau subpokok bahasan. Teknik penulisannya mengikuti

kaidah penulisan ilmiah dan dimulai dari nama penulis, tahun, judul buku, kota,

penerbit, dan halaman. Penulisan sumber kepustakaan ini untuk memudahkan

peserta didikyang ingin mempelajari mata ajar lebih lanjut. Oleh karena itu,

buku sumber yang dijadikan referensi pokok perlu diberi tanda bintang (*) yang

ditulis di depan nama pengarang.

h) Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran atau satuan acara pembelajaran (SAP) terdiri dari

komponen-komponen yang lebih lengkap dari GBPP (silabus). Selain terdiri dari

komponen-komponen yang sama seperti yang ada di dalam GBPP, rancangan

pembelajaran juga terdiri dari komponen-komponen kegiatan belajar mengajar,

media dan alat pengajaran, serta evaluasi. Karena sebagian komponen rancangan

pembelajaran ini telah dibahas dalam GBPP, maka dalam bagian ini hanya

dikemukakan cara menuliskan komponen rancangan pembelajaran yang tidak

termasuk dalam komponen silabus tersebut.

10

Page 11: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

F. Kriteria Pemilihan Materi Pengajaran

Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang

dipilih untuk diajarkan oleh dosen di satu pihak dan harus dipelajari mahasiswa di

lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang

tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan

bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Setelah

diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah pada langkah-langkah

pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar

meliputi:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu

diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

harus dipelajari atau dikuasai mahasiswa. Aspek tersebut perlu

ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar

memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.

Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi

pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu

pencapaiannya.

2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar

Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi

pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara

terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip

dan prosedur (Reigeluth, 1987).

a) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama

tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau

komponen suatu benda, dan lain sebagainya.

b) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.

c) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,

paradigma, teorema.

11

Page 12: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

d) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu

secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan

telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.

e) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,

penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.

f) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin,

dan rutin.

3. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah

ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai

sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi.

Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang

sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi

apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau

gabungan lebih dari pada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi

jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan

kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi

pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi

tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa.

Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan

mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan

strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang

berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah

dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics),

sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”. Cara

yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan

diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar,

12

Page 13: Pdk 6 Pengorganisasian Materi Pengajaran (PDK)

kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta,

konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.

G. Jenis-Jenis Materi pembelajaran

1. Materi Fakta

Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek,

peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau

komponen suatu benda dan sebagainya. Contoh : Mata pelajaran Pengantar

profesi keperawatan : pembentukan organisasi keperawatan PPNI.

2. Materi Konsep

Segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang timbul sebagai hasil

pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti/isi, dan

sebagainya. Contoh : Mata pelajaran Biologi Medik : materi genetika.

3. Materi Prinsip

Berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil,

rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep

yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

Contoh : Mata pelajaran Fisika : hukum newton, gesekan statis dan gesekan

kinetis.

4. Materi Prosedur

Meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan

suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

Contoh : Mata pelajaran TIK

13