BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1....

13
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Gambaran Tempat Penelitian SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di Kedung Penjalin kabupaten Jepara. Keseluruhan gurunya berjumlah 12 orang, yang terdiri dari empat guru tetap, delapan guru tidak tetap. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah seluruh guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin yang berjumlah 12 orang terdiri dari lima laki- laki dan tujuh perempuan. 4.2 Temuan dan Hasil Penelitian 4.2.1. Keadaan guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin pada tahun 2012 memiliki guru sebanyak 12 orang, satu kepala sekolah dan satu tata usaha. Dari 12 guru yang ada, empat guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin berstatus guru tetap dan delapan guru lainnya berstatus guru tidak tetap. Dilihat dari segi pengalaman mengajar, ada beberapa guru yang memang memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama yaitu 20 tahun, ada juga yang baru beberapa bulan atau kurang dari lima tahun mengajar.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1. Gambaran Tempat Penelitian

SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin merupakan salah satu sekolah swasta

yang berada di Kedung Penjalin kabupaten Jepara. Keseluruhan gurunya

berjumlah 12 orang, yang terdiri dari empat guru tetap, delapan guru tidak

tetap.

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah seluruh guru SMP

BOPKRI 5 Kedung Penjalin yang berjumlah 12 orang terdiri dari lima laki-

laki dan tujuh perempuan.

4.2 Temuan dan Hasil Penelitian

4.2.1. Keadaan guru

SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin pada tahun 2012 memiliki guru

sebanyak 12 orang, satu kepala sekolah dan satu tata usaha. Dari 12 guru yang

ada, empat guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin berstatus guru tetap dan

delapan guru lainnya berstatus guru tidak tetap. Dilihat dari segi pengalaman

mengajar, ada beberapa guru yang memang memiliki pengalaman mengajar yang

cukup lama yaitu 20 tahun, ada juga yang baru beberapa bulan atau kurang dari

lima tahun mengajar.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

24

4.2.2. Hasil Penilaian Guru Atas Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah

Terhadap Kinerja Guru

Supervisi merupakan penilaian yang dilakukan kepala sekolah untuk

membantu meningkatkan kinerja guru dalam rangka memperbaiki proses

pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Untuk mengetahui keberhasilan

supervisi perlu dilakukan penilaian juga terhadap pelaksanaan supervisi tersebut.

Berdasarkan data yang telah diperoleh (master sheet terlampir), nampak

bahwa skor minimal dari sebuah aspek yang mewakili persepsi guru terhadap

supervisi kepala sekolah adalah 6. Sementara itu, skor tertinggi adalah 20. Apabila

batasan tersebut dikaji dari masing-masing aspek, maka dapat dibuat gradasi

penilaian berdasarkan skor sebagai berikut :

18 – 20 = Sangat baik

14 – 17 = Baik

10 – 13 = Cukup

6 – 9 = Kurang baik

< 6 = Tidak baik

Apabila dilakukan kajian tiap aspek terkait dengan 12 guru sebagai

sampel, dari sembilan aspek total skor setiap aspek bergerak dari 36 – 240.

Apabila dikategorikan dalam lima kategori maka secara keseluruhan penilaian

guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam kajian setiap

aspek bergerak dari tidak baik sampai sangat baik dengan agihan sebagai berikut :

< 44 = Tidak baik

44 – 83 = Kurang baik

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

25

84 – 123 = Cukup

124 – 163 = Baik

164 – 240 = Sangat baik

Dikatakan tidak baik apabila jumlah skor kurang dari 44 dan dikatakan

sangat baik apabila jumlah skor antara 164 sampai 240.

Berdasarkan gradasi penilaian terhadap supervisi kinerja guru, diperoleh

hasil sebagai mana dijelaskan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1

Hasil penilaian kinerja kepala sekolah menurut aspek-aspek supervisi

No Hasil Penilaian

Aspek

Kinerja Guru

Sangat

baik

Baik Cukup Kurang

baik

Tidak

baik

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Aspek 6

Aspek 7

Aspek 8

Aspek 9

1

-

-

1

-

-

3

4

-

8

6

4

6

-

8

9

8

3

3

5

8

5

7

4

-

-

9

-

1

-

-

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12

12

12

12

12

12

12

12

12

Jumlah 9 52 41 6 0

Presentase 8,33% 48,14% 37,96% 5,55% 0%

Keterangan :

Aspek 1 = pengembangan kurikulum

Aspek 2 = pengorganisasian pengajaran

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

26

Aspek 3 = pemenuhan fasilitas

Aspek 4 = perencanaan dan perolehan bahan ajar

Aspek 5 = perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan

pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran.

Aspek 6 = pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam

proses belajar.

Aspek 7 = pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dsengan

kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah.

Aspek 8 = pengembangan hubungan dengan masyarakat.

Aspek 9 = pelaksanaan evaluasi pengajaran.

Pada tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut, secara keseluruhan kinerja

penilaian guru atas supervisi kepala sekolah tergolong baik dengan hasil

presentase 48,14%.

Dari sembilan aspek supervisi, masing-masing dibagi dalam empat item, yang

masing-masing diberi skor yang bergerak dari 0 (tidak pernah) sampai 5 (sangat

sering). Itu berarti total skor bergerak dari 0 kalau tidak pernah melakukan

supervisi sampai 180 apabila semua item dari semua aspek supervisi dinilai sangat

sering dan kemudian dikategorisasikan dalam lima kategori. Lima kategori

tersebut merupakan penilaian secara kualitas terhadap kinerja supervisi kepala

sekolah. Lima kategori tersebut yaitu 151-180 dinilai sangat baik, 121-150 dinilai

baik, 91-120 dinilai cukup, 61-90 dinilai kurang baik, dan <61 dinilai tidak baik.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa penilaian guru terhadap kinerja kepala

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

27

sekolah dalam supervisi guru tergolong baik dengan hasil tujuh orang menilai

baik dan lima orang menilai cukup. (dapat dilihat pada lampiran 3).

Aspek-aspek penilaian kinerja guru atas supervisi oleh kepala sekolah

yang agak menarik adalah pada aspek kedua yaitu pengorganisasian pengajaran,

modusnya pada kualitas baik tetapi selebihnya cukup (5) dan kurang baik (1).

Sedangkan aspek lima yaitu perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan

pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran, modus

berada pada kualitas cukup (7) cukup banyak dan (5) menilai kurang baik.

Pada aspek ketujuh yaitu pengkoordinasian antara kegiatan belajar-

mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah, modus penilaian guru

terhadap kinerja supervisi oleh kepala sekolah, modus penilaian guru tergolong

baik (9), selebihnya menilai sangat baik. Dan pada aspek delapan yaitu

pengembangan hubungan dengan masyarakat, modus penilaian guru tergolong

baik (8), selebihnya sangat baik.

Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa

penilaian guru atas supervisi kinerja kepala sekolah tergolong baik akan tetapi

masih ada beberapa aspek yang belum tergolong baik.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah skor untuk

pengembangan kurikulum adalah sebesar 177 dari kemungkinan 240. Itu

berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap

pengembangan kurikulum tergolong baik. Akan tetapi titik lemah terdapat

pada pengembangan muatan lokal. Dilihat dari jumlah responden terdapat dua

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

28

guru yang memberi penilaian cukup terhadap kegiatan pengembangan

kurikulum kepala sekolah.

Dalam perorganisasian pengajaran diperoleh skor sebesar 157 dari

kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala

sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup. Akan tetapi

titik lemahnya terdapat pada mengelompokkan siswa dan mengatur ruangan.

Dilihat dari jumlah responden terdapat satu guru yang memberi penilaian

cukup dan empat guru yang memberi penilaian kurang terhadap kegiatan

pengorganisasian pengajaran.

Dalam pemenuhan fasilitas diperoleh skor 156 dari kemungkinan 240. Itu

berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pemenuhan

fasilitas tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada

pengembangan ruangan. Dilihat dari jumlah responden terdapat delapan guru

yang memberi penilaian cukup terhadap kegiatan pemenuhan fasilitas.

Dalam perencanaan dan perolehan bahan pengajaran diperoleh skor 172

dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala

sekolah terhadap perencanaan dan perolehan bahan pengajaran tergolong

cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada memilih dan menyediakan

bahan-bahan yang digunakan dalam pengajaran. Dilihat dari jumlah

responden terdapat lima guru yang memberi penilaian cukup terhadap

kegiatan perencanaan dan perolehan bahan pengajaran.

Dalam perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman

belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran diperoleh skor

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

29

114 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi

kepala sekolah terhadap perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan

pengalaman belajar tergolong kurang. Akan tetapi titik lemahnya terdapat

pada mengadakan wisatakarya. Dilihat dari jumlah responden lima guru

memberi penilaian kurang dan tujuh guru memberi penilaian cukup terhadap

kegiatan perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman

belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran.

Dalam pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam

proses belajar-mengajar diperoleh skor 173 dari kemungkinan 240. Itu berarti

penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan

orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar

tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada memberikan

informasi tentang tugas dan tanggung jawab guru. Dilihat dari jumlah

responden empat guru memberi penilaian cukup terhadap kegiatan

pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-

mengajar.

Dalam pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan

kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah diperoleh skor 194 dari

kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala

sekolah terhadap pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan

kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah tergolong baik. Akan tetapi titik

lemahnya terdapat pada pengembangan kebijaksanaan. Dilihat dari jumlah

responden sembilan guru memberi penilaian baik dan tiga guru memberi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

30

penilaian sangat baik terhadap kegiatan pengkoordinasian antara kegiatan

belajar-mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah.

Dalam pengembangan hubungan dengan masyarakat diperoleh skor 200

dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala

sekolah terhadap pengembangan hunbungan dengan masyarakat tergolong

baik. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada menjalin hubungan baik

dengan masyarakat. Dilihat dari jumlah responden delapan guru memberi

penilaian baik dan empat guru memberi penilaian sangat baik terhadap

kegiatan pengembangan hubungan dengan masyarakat.

Dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran diperoleh skor 150 dari

kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala

sekolah terhadap pelaksanaan evaluasi pengajaran tergolong cukup. Akan

tetapi titik lemahnya terdapat pada pembuatan instrumen. Dilihat dari jumlah

responden sembilan guru memberi penilaian cukup terhadap pelaksanaan

evaluasi pengajaran.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Penilaian Guru Terhadap Kinerja Supervisi Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil temuan peneltian diperoleh bahwa penilaian guru

terhadap supervisi kepala sekolah sudah tergolong cukup baik akan tetapi ada

beberapa item yang belum dilaksanakan dengan baik, yaitu perencanaan dan

implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru

dalam melaksanakan pengajaran, serta pelaksanaan evaluasi pengajaran.

Perbaikan pengajaran dan evaluasi pengajaran perlu dilakukan guna

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

31

menunjang kualitas pembelajaran yang disampaikan guru. Untuk aspek-aspek

yang lain yang sudah dilaksanakan dengan baik perlu dipertahankan dan

secara terus-menerus ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sergiovanni dan Starrat (1979) bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan

pengajaran.

Sebagai kepala sekolah yang salah satu tugasnya melakukan supervisi

kinerja guru, kepala sekolah SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin sudah

melakukan tugasnya yang barang kali menurut kepala sekolah sudah

dilakukannya dengan baik. Akan tetapai berdasarkan penilaian guru ada

aspek-aspek supervisi yang sudah dilakukan sangat baik tetapi ada pula aspek

kinerja guru yang supervisinya dinilai kurang baik oleh para guru.

Secara umum modus penilaian dari semua aspek berada pada kategori baik

tidak ada satupun aspek yang dinilai tidak baik. Ada kemungkinan bahwa

para guru enggan memberikan penilaian yang ekstrim baik atau ekstrim jelek.

Boleh jadi hal ini dipengaruhi oleh faktor budaya yang cenderung

menghindari konflik (cari aman) antara penilai (guru) dan yang dinilai

(kepala sekolah). Sementara itu kepala sekolah tidak berani menekan para

guru mengingat sebagian besar guru berstatus guru tidak tetap, apalagi kalau

dia sendiri tidak mampu melakukan tugas sesuai kriteria ideal.

Apabila dilihat dari penilaian peraspek supervisi terdapat dua aspek yaitu

aspek dua (pengorganisasian pengajaran) dan lima (perencanaan dan

implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru

dalam melaksanakan pengajaran) yang agak menonjol kurang dan dua aspek

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

32

lagi yaitu, aspek tujuh (pengkoordinasian antara kegiatan belajar mengajar

dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah) dan aspek delapan

(pengembangan hubungan dengan masyarakat) yang menonjol baik, aspek-

aspek lainnya bergerak pada baik dan cukup. Ada kemungkinan hal ini

disebabkan aspek-aspek itu oleh guru tidak dirasa sebagai beban yang

memerlukan pembinaan intensif oleh kepala sekolah.

Aspek kelima yang termasuk dalam pemberian motivasi bagi guru

mendapatkan penilaian yang kurang, padahal pemberian motivasi bagi guru

memberikan pengaruh positif bagi kinerja guru. Dengan kata lain kinerja guru

tidak lepas dari adanya motivasi kepala sekolah. Motivasi merupakan keseluruhan

proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada seseorang sehingga mereka

bersedia bekerja dan rela tanpa dipaksa.

Seperti yang diungkapkan oleh Purwanto (1998) motivasi merupakan

suatu pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk betindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil dan tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan pula oleh Winardi

(1982), motivasi merupakan keinginan yang terdapat dalam seseorang yang

merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan. Dengan adanya kesungguhan

dalam bekerja, tidak mudah puas atas hasil kerjanya, terus memiliki keinginan

untuk meningkatkan pengetahuan, selalu berinovasi dan kreatif dalam

pembelajaran dan menerima dorongan dari kepala sekolah maupun dari rekan

kerja demi peningkatan kerja dan kemajuan pembelajaran, sehingga berdampak

positif terhadap kinerja guru.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

33

Lain dari pada itu, mereka sadar bahwa sulit bagi kepala sekolah

melakukan supervisi pelaksanaan pengajaran yang bukan bidang keahlian

kepala sekolah.

Untuk aspek dua dan lima, rata-rata memberi penilaian yang relatif kurang

hal ini dirasa utamanya oleh guru IPA terpadu dan IPS terpadu. Hal ini

disebabkan pada dasarnya tidak ada guru yang benar-benar disiapkan menjadi

sarjana IPS atau IPA.

Sementara itu aspek tujuh yaitu pengorganisasian antara kegiatan belajar

mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah dan aspek

delapan yaitu pengembangan hubungan dengan masyarakat, merupakan aspek

yang adalah dianggap lumrah dikuasai oleh guru sehingga tidak menuntut

pembinaan intesif dari kepala sekolah melalui supervisi.

Kulaitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja

guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus-menerus

mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan.

Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan

kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun, seringkali guru masih

memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum

memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber

yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka.

Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

34

merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka dengan

memanfaatkan sumber yang tersedia.

Walaupun tidak ada perbedaan yang tajam dalam perencanaan dan

pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah tetapi berdasarkan

hasil analisis dan wawancara terbatas serta pengamatan sepintas diperoleh

kesan bahwa jenis supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah masih

terkonsentrasi pada supervisi traktif dan sangat kurang yang dinamik.

Ini diperkuat oleh kenyataan bahwa jumlah guru yang sudah lolos uji

sertifikasi hanya dua dari 13 orang guru termasuk didalamnya kepala sekolah.

Lain daripada itu, perubahan kurikulum dari KBK ke KTSP juga kurang

mendapat porsi perhatian yang serius oleh kepala sekolah. Ada kemungkinan

kepala sekolah beranggapan bahwa seharusnya guru menyesuaikan dengan

tuntutan kurikulum yang baru.

Nyatanya gaya mengajar guru relatif tetap. Begitu juga karya ilmiah guru

dan Karya Ilmiah Remaja (KIR) hampir tidak ada. Ini mencerminkan

lemahnya supervisi oleh kepala sekolah, untuk supervisi dinamik.

Ini diperkuat pula oleh temuan bahwa dari 12 orang guru tidak seorang

pun memberi penilaian sangat baik untuk keseluruhan aspek supervisi.

Bahkan guru yang kurang berpengalaman pun tidak merasakan adanya arahan

yang luar biasa terutama dalam menemukan dan menerapkan cara-cara yang

inovatif untuk peningkatan kualitas pengajaran.

Agaknya supervisi dinamik lebih mengandalkan dari pihak pengawas serta

atasan terkait lainnya. Lain daripada itu kenyataan lain memperlihatkan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1821/5/T1_162006001_BAB IV.pdf · sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup.

35

bahwa jumlah guru yang sudah lolos uji sertifikasi hanya berjumlah dua orng

guru dari 12 guru.

Pada pihak lain, guru-guru pun tidak menuntut kepada kepala sekolah

untuk memprogramkan kegiatan tambahan yang berkaitan dengan supervisi

dinamik.