Pengorganisasian K3

27
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.2 Pengertian K3 Menurut Mangkunegara (2002) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 2.2.2 Tujuan K3 Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pekerja. e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

description

Pengorganisasian K3

Transcript of Pengorganisasian K3

Page 1: Pengorganisasian K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.1.2 Pengertian K3

Menurut Mangkunegara (2002) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah

maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil

karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2.2.2 Tujuan K3

Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan

kerja adalah sebagai berikut:

a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik

secara fisik, sosial, dan psikologis.

b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif

mungkin.

c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pekerja.

e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja.

g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Organisasi K3 adalah Suatu organisasi yang berada di dalam suatu

perusahaan yang mengurusi segala bentuk permasalahan mengenai keselamatan

dan kesehatan kerja para karyawan di perusahaan yang bersangkutan.

Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah bagian dari

sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan,

tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan

bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya kerja yang aman, efisien,

dan produktif.

Page 2: Pengorganisasian K3

Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan (SMK3) tidak terlepas dari

pembahasan manajemen secara keseluruhan. Manajemen merupakan suatu proses

pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan,

dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang

tergabung dalam suatu bentuk kerja. Sedangkan sistem manajemen merupakan

rangkaian proses kegiatan menajemen yang teratur dan terintegrasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja

akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan kemajuan sains dan teknologi

dalam bidang industri atau pelayanan publik. Keadaan ini merubah pandangan

masyarakat industri terhadap pentingnya penerapan K3 secara sungguh-sungguh

dalam kegiatannya.

Pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja menurut peraturan menteri

kesehatan tahun 2007, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan (komitman dan kebijakan).

2. Tahap perencanaan.

3. Tahap pengukuran dan evaluasi.

4. Tahap peninjauan ulang dan peningkatan.

Pelaksanaan K3 harus merupakan bagian dari semua kegiatan operasional. Maka

dari itu pekerjaan atau tugas apapun tidak dapat diselesaikan secra efisien kecuali

jika si pegawai telah mengikuti setiap tindakan pencegahan dan peraturan K3

untuk melindungi dirinya dan teman kerjanya. Sesuai dengan konsep sebab akibat

kecelakaan serta prinsip pencegahan kecelakaan, maka pengelompoka unsur K3

diarahkan pada pengendalian sebab dan pengurangan akibat terjadinya

kecelakaan. Tujuan diterapkannya sistem manajemen K3, menurut Peraturan

Menkes diatas adalah terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman,

nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan.

System managemen keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan managem lainya, disuatu

institusi tempat kerja atau perusahaan , seperti managemen produksi, sumber daya

manusia, keuangan dan lain-lain. Managemen adalah kemampuan atau

keterampilan yang memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan secara

efisien dan efektif. System managemen K3 menurut Permenaker No.05 tahun

Page 3: Pengorganisasian K3

1996 adalah bagian dari system managemen secara kseluruhan yang meliputi

struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses,

dan sumber daya yang seutuhnya dalam kebutuhan pengembangan, penerapan,

pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan k3 dalam rangkaian

pengendalian risiko yang berkaitan deengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produkstif.

1. Tujuan utama penerapan system Managemen K3

System managemen K3 diterapkan untuk menciptakan suatu system

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsure

managemen, tenaga kerja. Kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan penyakit akibat kerja

b. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran , peledakan

dan kerusakan yang akan pada akhirnya melindungi investasi yang ada

serta membuat tempat kerja yang sehat

c. Menciptakan efisien dan produktivitas kerja karena menurunkan biaya

kompensasi akibat sakit dan kecelakaan kerja.

A. Elemen Sistem Manajemen K3

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 05/MEN/1996, yang dimaksud

dengan elemen-elemen keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah mencakup :

1. Pembangunan dan Pemeliharaan

Pembangunan dan pemeliharaan komitmen sangat berkaitan dengan

prinsip pertama sistem manajemen K3 yaitu kepemimpinan dan

komitmen. Budaya K3 yang dinamis membutuhkan sebuah komitmen

yang harus diketahui dan dipatuhi oleh seluruh karyawan, pemasukan

(supplier), kontraktor dan konsumen.

2. Strategi Pendokumentasian

Elemen ini sangat berkaitan dengan perencanaan karena dengan system

manajemen yang didokumentasikan akan memudahkan dalam

perencanaan. Strategi pendokumentasian dituangkan dalam bentuk manual

K3 yang mudah diakses oleh semua orang dalam perusahaan tersebut.

Page 4: Pengorganisasian K3

3. Peninjauan Ulang Perencanaan (Desain) Kontrak

Peninjauan ulang perancangan dan kontrak sangat berkaitan dengan

prinsip perencanaan, di mana proses produk dan tempat kerja perlu

didesain dan dibangun dengan mengintegrasikan K3.

4. Pengendalian Dokumen

Pengendalian dokumen sangat berkaitan dengan kegiatan yang

berhubungan dengan penginformasian pelaksanaan peraturan K3 yang

masih up to date.

5. Pembelian

Dalam melaksanakan elemen pembelian harus memperhatikan aspek-

aspek K3, melihat spesifikasi barang dan jasa. Perusahaan harus

menetapkan sistem verifikasi untuk barang dan jasa yang dibeli.

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

Keamanan bekerja berarti terkait erat dengan pelaksanaan. SMK3 yang

efektif harus dapat mengatur proses kerja dan integrasi K3 dalam semua

ativitas pekerjaan. Perusahaan harus memastikan bahwa semua system

kerja, lingkungan kerja, pengawasan, seleksi dan penempatan personel,

prosedur pemeliharaan sarana produksi, pelayanan kerja dan semua aspek-

aspek yang terkait yang ada di seluruh tempat kerja telah diterapkan

dengan memperhatika aspek K3.

7. Standar Pemantauan

Standar pemantauan berkaitan erat dengan pengukuran yang berarti bahwa

perusahaan harus dapat menetapkan pemeriksaan bahaya, pemantauan

lingkungan kerja dan pemantauan kesehatan karyawan dan sistem ini

diketahui oleh semua karyawan.

8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

Elemen ini terkait dengan peninjauan ulang dan perbaikan. Perusahaan

harus memiliki sistem pelaporan, perbaikan dan penanganan masalah K3

terhadap setiap kekurangan yang telah teridentifikasi. Penyelidikan dan

tindakan perbaikan dapat digunakan untuk memastikan bahwa insiden dan

kecelakaan akan tidak terulang lagi.

Page 5: Pengorganisasian K3

9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya

Elemen ini juga terkait dengan pelaksanaan. Kegiatan ini sangat berpotensi

menimbulkan bahaya karena berkaitan dengan pergerakan material.

Perusahaan harus memiliki sistem pengangkutan, penyimpanan dan

pembuangan material dengan mengintegrasikan aspek K3.

10. Pengumpulan dan Penggunaan Data

Pengumpulan dan penggunaan data meliputi hal pemeliharaan catatan

yang ada dan menyebaluaskan data yang berkaitan dengan catatan K3

dalam rangka pengukuran dan evaluasi. Informasi yang berkualitas

didasarkan pada pengumpulan dan analisis data secara sistematis.

11. Audit SMK3

Kegiatan audit mencakup audit internal yang berarti bahwa dilaksanakan

kegiatan pengukuran penilaian kinerja.perusahaan harus melakukan

peninjauan ulang terhadap sistem manajemen K3 yang diterapkan di

tempat kerja secara berkala untuk meyakinkan bahwa SMK3 telah

berfungsi dengan efektif sesuai dengan perencanaan.

12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

Pengembangan Keterampilan dan kemampuan termasuk kegiatan

perbaikan. Dalam hal ini perusahaan harus memastikan bahwa setiap

karyawan telah memperoleh pelatihan untuk setiap jenis tugas yang

dilakukan dengan memperhatikan kemampuan personel dan peraturan

perundangan yang berlaku.

B. Macama-Macam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Sistem Manajemen K3 menurut ILCI

International Loss Control Institute ( ILCI ) yang bertempat di Atlanta,

Amerika Serikat dengan tokohnya Frank Bird mengembangkan

pendekatan Loss Control Manajement. Pada pendekatan ini dijelaskan

bahwa kecelakaan tidak saja mengakibatkan cedera, tetapi juga

mengakibatkan kerugian ( loss ). Bird juga mengungkapkan rasio antara

kecelakaan yng menimbulkan cedera atau kejadian yang tidak

Page 6: Pengorganisasian K3

menimbulkan cedera atau hanya mengakibatkan kerusakan ( damage

accident ). Kejadian yang tidak menyebabkan cedera tetapi menimbulkan

kerugian yang jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kejadian

yang mengakibatkan cedera pada manusia ( teori gunung es ). Konsep

yang digunakan dalam pendekatan ini adalah ISMEC ( Identification,

Standard, Measuring of Performance, Evaluating, and Correcting ).

Menurut ILCI ada 20 elemen yang harus dilaksanakan oleh perusahaan

dalam menerapkan sistem manajemen K3, yaitu :

a. Kepemimpinan dan administrasi ( leadership and administration ).

b. Pelatihan untuk manajemen ( management training ).

c. Inspeksi terencana ( planned inspection).

d. Analisis pekerjaan dan prosedur kerja ( task analysis and procedures ).

e. Penyelidikan kejadian dan kecelakaan ( accident/incident

investigation ).

f. Observasi pekerjaan ( task observation ).

g. Tanggap darurat ( emergency preparedness ).

h. Peraturan perusahaan ( organizational rules ).

i. Analisis kejadian dan kecelakaan ( accident/incident analysisi ).

j. Pelatihan karyawan ( employee training ).

k. Alat pelindung diri ( personal protective equipment ).

l. Pengendalian kesehatan ( health control ).

m. Sistem evluasi program ( program evaluation system ).

n. Pengendalian teknis ( engineering control ).

o. Komunikasi individu ( personal communication ).

p. Pertemuan kelompok ( group meeting ).

q. Kampanye umum ( general compaign ).

r. Pengangkatan dan penempatan karyawan ( hiring and placement ).

s. Pengendalian pembelian ( purchasing control ).

t. Keselamatan di luar kerja ( off the job safety ).

2. Sistem Manajemen K3 British Safety Council

Page 7: Pengorganisasian K3

British Safety Concil dengan tokohnya James Tye mengeluarkan konsep

K3 yang disebut dengan Five Star Ratting System. Unsur-unsur dalam

pendekatan sistem ini adalah :

a. Kebijakan ( policy ).

b. Pengorganisasian ( organizing ).

c. Perencanaan dan penerapan ( planning and implementation ).

d. Pengukuran kinerja ( measuring performance ).

e. Peninjauan hasil ( reviewing performance ).

f. Audit ( auditing ).

3. Sistem Manajemen K3 Indonesia

Menurut Permenaker No 5 tahun 1996 ada lima prinsip dan dua belas

elemen yang menjadi pedoman untuk menerapan SMK3. Lima prinsi ini

merupkan suatu siklus yang berkesinambungan, sedangkan dua belas

elemen SMK3 ditetapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

4. Lima Prinsip Peraturan Pemerintah No. 05/Men/1996

Dalam penerapannya sistem manajemen K3 mempunyai ketentuan-

ketentuan yang harus diikuti. Ketentuan ini di jelaskan di dalam Pasal 4,

PerMen 05/96 dan diperjelas melalui lampiran 1 PerMen tersebut. Secara

garis besar ketentuan di dalam pasal 4 ini mengacu sebuah sistem yang

berkelanjutan. Terdapat lima prinsip manajemen yang dijabarkan yakni:

Komitmen & Kebijakan

Manajemen

Perencanaan SMK 3

Penerapan SMK3

Tinjauan Ulang & Peningkatan Manajemen

Pengukuran & Evaluasi

Page 8: Pengorganisasian K3

a. Komitmen dan kebjakan manajemen

Komitmen adalah tekad manajemen dalam melaksanakan system

manajemen K3, yang memerlukan adanya kepedulian atau partispasi

dari tngkat manajer sampai lapisan bawah. Perwujudan komitmen dari

pihak manajemen ditunjukkan dengan jalan seperti :

1) Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada

posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan.

2) Menyediakan anggaran, tenaga kerja berkualitas, dan sarana untuk

pelaksanaan K3.

3) Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab,

wewenang, dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3.

4) Membuat perencanaan K3 yangterkoordinasi.

5) Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.

Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani

oleh pengusaha atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan

tinjauan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3,

kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan

secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional.

Kebijakan K3 harus melewati proses konsultasi dengan tenaga

kerja atau wakilny dan disebarluaskan kepada seluruh tenaga kerja

yang ada dan harus ditinjau ulang karena sifatnya yang dinamis.

b. Perencanaan SMK3

Pada tahap kedua ini, sebuah perusahaan diharuskan merencanakan

untuk memenuhi kebijakan, sasaran dan tujuan K3 yang telah

ditetapkan. Perencaan yang baik harus memiliki kedua hal yang

penting diterapkan yakni, manajemen risiko yang baik dan pemenuhan

peraturan standar yang ada. Adanya sebuah manajemen risiko, sebuah

perusahaan akan dapat mengidentifikasi sumber-sumber bahaya

(hazard) yang ada kemudian mampu mengendalikannya dengan

konsep K3 yang ada. Kemudian, penetapan tujuan dan sasaran

Page 9: Pengorganisasian K3

merupakan sebuah perencanaan yang harus dilakukan dalam mencapai

tujuan sistem manajemen K3. Untuk melihat hasil yang sudah dicapai

dari program kerja yang sudah direncanakan, proses perencanaan juga

harus memasukkan indikator kinerja penerapan program K3.

c. Penerapan SMK3

Agar penerapan berjalan dengan efektif maka organisasi harus

mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung untuk

mencapai kebijakan, target dan sasaran K3, yakni :

1) Adanya jaminan kemampuan dalam penerapan dalam hal ini

meliputi :

a) Ketersediaan sumber daya manusia, sasaran dan dana.

b) Kemampuan mengintegrasikan SMK3 dengan manajemen

perusahaan secara selaras dan seimbang.

c) Adanya peran serta semua pihak dalam menerapkan dan

mengembangkan SMK3 dan adanya tanggung jawab dan

tanggung gugat K3, serta memiliki budaya K3 untuk

mendukung penerapan sesuai tujuan.

d) Meningkatkan motivasi dan kesadaran pekerja dan juga semua

pihak dengan jalan antara lain menyediakan forum konsultasi

pekerja dan melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan.

2) Adanya kegiatan pendukung, meliputi :

a) Komunikasi dua arah

b) Prosedur pelaporan informasi yang tepat waktu

c) Pendokumentasian proses dan prosedur perusahaan

d) Pengendalian dokumen

e) Pencatatan dan manajemen informasi

3) Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk

menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap :

Page 10: Pengorganisasian K3

a) Identifikasi sumber bahaya, supaya bahaya yang terjadi dapat

diantisipasi dan dikendalikan dan yang sudah terjadi dapat

ditindaklanjuti.

b) Penilaian risiko, merupakan proses untuk menentukan prioritas

pengendalian terhadaptingkat risiko kecelakaan atau penyakit

akibat kerja (PAK).

c) Tindakan pengendalian.

Dengan pemahaman jenis risiko dan besarnya risiko. Dari hasil

penilaian yang ada pada daftar risiko, ada empat langkah yang

dapat dilakukan dalam pengendalian risiko menurut Hazpak

New South Wale sebagai berikut:

- Eliminasi Risiko, yaitu menghilangkan sama sekali

peralatan atau tidak menggunakan peralatan yang

menimbulkan risiko.

- Substitusi Peralatan atau Material, dengan melakukan

desain ulang terhadap peralatan apabila eliminasi tidak

mnungkin dilakukan.

- Substitusi Metode, apabila kedua langkah diatas tidak

mungkin dilakukan maka pengendalian dilakukan dengan

jalan mengubah atau merekayasa metode atau peralatan

dengan yang lebih aman.

- Menggunakan Alat Pelindung Diri, yang merupakan

langkah terakhir dilakukan untuk melindungi pekerja dari

kecelakaan atau PAK.

- Pengendalian Administrasi.

d. Pengukuran dan Evaluasi

Dalam kaitannya dengan keberhasilan penerapan SMK3 ini perusahaan

harus mempunyai petugas independen yang berwenang mengukur,

memantau, mengevaluasi, dan menganalisis tingkat keberhasilnnya.

Pelaksanaan dalam mengukur keefektifan SMK3 dilakukan dengan

jalan melakukan inspeksi dan audit berkala. Tujuan mengukur kinerja

K3 antara lain :

Page 11: Pengorganisasian K3

1) Mengevaluasi efektivitas program K3 di perusahaan.

2) Menumbuhkan motivasi untuk melakukan perbaikan.

3) Dapat melihat suatu perbandingan antara hasil kegiatan yang

sedang dan telah dilakukan dengan rencana yang telah ditetapkan.

4) Dapat mengidentifikasi dengan pasti kegiatan yang berjalan

dengan lancar atau tidak.

5) Memperoleh informasi yang berguna dalam identifikasi dan

penilaian risiko untuk selanjutnya dikendalikan sesuai prioritas.

e. Peninjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen

Seorang pimpinan harus melakukan peninjauan ulang sistem

manajemen K3 secara berkala dan meningkatkan sistem manajemen

K3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.

Peninjauan ulang dan peningkatan yang dilakukan oleh manajemen

meliputi: evaluasi penerapan K3, melihat kembali tujuan, sasaran dan

kinerja K3, memaparkan hasil temuan audit sistem manajemen K3 dan

evaluasi kebutuhan dan peningkatan sistem manajemen K3.

PENGURUS ORGANISASI K3

1. KETUA

Berwenang menetapkan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

GASKET MFG.

Melaksanakan Kebijakan dan Rekomendasi yang telah ditetapkan.

2. WAKIL KETUA I

Sebagai Wakil Ketua bertanggung jawab dalam menjalankan Kebijakan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerja yang sudah ditetapkan dalam membantu

Ketua bila berhalangan

3. SEKRETARIS

Berwenang dan bertanggung jawab untuk merekomendasikan ke Penanggung

jawab yang menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah

disahkan oleh Ketua dalam hal pelaksanaannya.

Page 12: Pengorganisasian K3

4. WAKIL SEKRETARIS I & II

Sebagai wakil dari Sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas teknik dan tugas

non teknik dalam hal sekreatris berhalangan.

5. ANGGOTA

Membantu pelaksanaan organisasi dalam implementasi dan pelaksanaan

dilapangan

Memberikan saran kepada organisasi dalam rapat

B. TUGAS-TUGAS KERJA :

1. KETUA

Memimpin dalam pertemuan rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota

untuk memimpin rapat pleno yang diselenggarakan.

Menentukan langkah, kebijakan untuk tercapainya pelaksanaan

program - program P2K3

Mempertanggung jawabkan pelaksanaan program - program K3 dan

pelaksanaanya di perusahaan kepada Managemen

 Memonitor & mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di

Perusahaan

2. WAKIL KETUA

Melaksanakan tugas-tugas bila ketua berhalangan

3. SEKRETARIS

Membuat undangan rapat dan notulennya.

Mengelola administrasi surat-surat P2K3

Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.

Memberikan bantuan/ saran-saran yang diperlukan oleh line-line

untuk suksesnya K3.

Membuat laporan ke Departemen-departemen terkait mengenai adanya

Tindakan dan Kondisi yang tidak sesuai di tempat kerja.

Page 13: Pengorganisasian K3

4. WAKIL SEKRETARIS I & II

Melaksanakan tugas-tugas bila Sekretaris berhalangan.

5. ANGGOTA

Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai

bagian/groupnya masing-masing.

Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

C. PROGRAM KERJA

1.      Identifikasi Masalah K3

Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan

penyakit akibat kerja disetiap Bagian/ Group dalam rangka

perlindungan tenaga kerja.

Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya mengendalikan

dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan

upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja.

Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi peraturan

perundangan.

Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan

jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum

khususnya dilingkungan tempat kerja.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan dan

sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan).

Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3,Membuat film-

film tentang K3.,buletin,majalah tentang K3

Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang

tenaga ahli K3.

Page 14: Pengorganisasian K3

D. SIDANG-SIDANG ATAU PERTEMUAN KOMITE K3

1.Bentuk Sidang:

Sidang rutin membicarakn masalah yang berhubungan dengan K3

termasuk masalah organisasi P2 K3

Sidang Khusus Membicarakan masalah yang mendadak misalnya dalam

kasus kecelakaan kerja.

2 Materi Pembahasan Dalam Sidang/ Pertemuan :

a.  Membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.

b.   Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya potensial yang diteliti.

c.   Membahas hasil analisa kecelakaan dan membuat rekomendasi tentang

penanganannya.

d.  Menyusun acara pendidikan/ pelatihan/ ceramah.

e.  Mengadakan perbaikan program pencegahan kecelakaan yang telah

dijalankan.

f.    Masalah lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan Safety.

E.REKOMENDASI

Dengan tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Bahaya potensial yang ada baik berupa kondisi maupun tindakan yang tidak

aman.

b. Dampak yang timbul dari kondisi atau tindakan yang tidak aman terhadap ;

Tenaga Kerja (Manusia)

 Kelancaran produksi

Kerusakan peralatan, harta benda maupun lingkungan

c. Cara pencegahan yang tepat ditinjau dari ;

Praktis ekonomis (besarnya biaya)

Efektivitasnya (dapat dan mudah dilaksanakan)

Rekomendasi ditujukan kepada Pimpinan Perusahaan, setelah disetujui maka

pimpinan menunjuk tanggung jawab pelaksanaannya kepada Bagian/ Group

terkait (yang ada hubungannya dengan masalah tersebut).

Jika ditolak harus diadakan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan alasan-

Page 15: Pengorganisasian K3

alasannya. Setiap rekomendasi yang dikeluarkan harus dibukukan secara baik

dengan segala perkembangannya.

MANAJEMEN K3RS:

Upaya terpadu dari seluruh SDM RS, pasien, pengunjung/ pengantar orang sakit

untuk menciptakan lingkungan kerja RS, tempat kerja RS yang sehat, aman dan

nyaman termasuk

Pemukiman masyarakat sekitarnya

RUANG LINGKUP KEILMUAN DALAM PENERAPAN K3RS

Toksikologi RS

Keselamatan kerja RS

Gizi kerja RS

Ergonomi RS

Hygiene RS

SISTEM MANAJEMEN K3 DAN PENERAPANNYA DI LINGKUNGAN

KERJA RUMAH SAKIT

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen yang meliputi: struktur organisasi,

perencanaan, pelaksanaan, prosedur, sumber daya

Tujuan: disamping dalam rangka akreditasi, tujuan utama K3RS adalah

menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat supaya tenaga kerja produktif

Prinsip yang digunakan dalam SMK3 adalah:AREC (Anticipation, Recognition,

Evaluation dan Control) dari metode kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja.

Langkah manajemen:

Kepemimpinan and komitmen (pimpinan memotivasi + komitmen

ditandatangani) ;

Kebijakan dan strategi: jelas. tertulis, dimengerti;

Struktur organisasi dan sumber daya: dilist dan ditetapkan;

Page 16: Pengorganisasian K3

Risk (HSE) Assessment: dibuat list bahaya, lokasi bahaya, personel yang

beresiko;

Perencanaan dan prosedur tetap: rencana kendali bahaya dan penyusunan

protap berdasarkan manual kerja dan MSDS;

Implementasi;

Evaluasi dan tinjauan ulang untuk peningkatan berkelanjutan.

Struktur organisasi K3 di RS

(KEPMENKES. R I. NO.432/MENKES/SK/IV/2007)

Organisasi K3 berada 1 tingkat di bawah direktur, bukan kerja rangkap

dan merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab langsung kepada

Direktur RS, karena berkaitan langsung dengan regulasi, kebijakan, biaya,

logistik dan SDM. Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3 RS, yang

dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan seluruh unit kerja di RS.

Keanggotaan:

Organisasi/unit pelaksana/officer K3 RS beranggotakan unsur-unsur dari

petugas dan jajaran direksi RS. Yang apling efektif bila ada yang

berlatarbelakang pendidikan K3. Organisasi/unit pelaksana K3 RS terdiri

dari sekurang-kurangnya Ketua, Sekretaris dan anggota. Organisasi/unit

pelaksana K3 RS dipimpin oleh ketua.

Pelaksanaan tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris serta

anggota.

Ketua organisasi/unit pelaksana K3 RS sebaiknya adalah salah satu

manajemen tertinggi di RS atau sekurang-kurangnya manajemen dibawah

langsung direktur RS.

Sedang sekretaris organisasi/unit pelaksana K3 RS adalah seorang tenaga

profesional K3 RS, yaitu manajer K3 RS atau ahli K3 (berlatarbelakang

pendidikan K3).

Lingkup kegiatan K3RS:

1. Emergency Response Plan (Rencana Tanggap Darurat): pelatihan evakuasi dan

tanggap darurat secara periodik

Page 17: Pengorganisasian K3

2. Fire safety (Keamanan dari ancaman bahaya kebakaran): pasif diinstal pada

bangunan sebagai insulator dan aktif seperti sprinkel, APAR, Hydran, alat

komunikasi, perangkat security.

3. Patient Safety (Jaminan keamanan pasien: no INOS, no worry, easy access,

system fiendly);

4. Workers Health (Kesehatan Pekerja dengan menjamin lingkungan-peralatan-

metode perilaku kerja sehat dan aman);

5. Pengelolaan bahan berbahaya

6. Sanitasi lingkungan

7. Pengendalian dan penangananan limbah

8. Pendidikan, pelatihan dan promosi

9. Pencatatan dan pelaporan

Sumber Pustaka:

1. Mangkunegara. 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. http://jurnal-

sdm.blogspot.com/ [12 Desember 2011]

2. Adams, John. II. Bartram, Jamie. III. Chartier, Yves. Essential environmental

health standards in health care.ISBN 978 92 4 154723 9 (NLM classification:

WX 140) © World Health Organization 2008

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

432/Menkes/Sk/Iv/2007, Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit

4. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di

Rumah Sakit Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

432/Menkes/Sk/Iv/2007

5. Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS (Kepmenkes Ri No.

1204/Menkes/Sk/X/2004)

Page 18: Pengorganisasian K3

6. Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:

Gosyen Publishing

7. Hikmawati, Isna. 2012. Ilmu Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Nuha Medika

8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:

Rineka Cipta

Sardjito. 2012. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Available at

http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/06. Diakses tanggal 19 Maret 2015.