PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI...

95
PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP BEKAS ISTRI YANG DISERAHKAN PADA ATASAN ATAU INSTANSI TERKAIT PASCA PERCERAIAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh: ISNATUN NIM: 042111052 JURUSAN AHWAL SYAHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI...

Page 1: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI NEGERI

SIPIL TERHADAP BEKAS ISTRI YANG DISERAHKAN PADA

ATASAN ATAU INSTANSI TERKAIT PASCA PERCERAIAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh:

ISNATUN NIM: 042111052

JURUSAN AHWAL SYAHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH

IAIN WALISONGO SEMARANG

2010

Page 2: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

ii

Page 3: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

iii

Page 4: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

iv

M O T T O

���� ���� � ������ �� ������������� ���������� � ����!"�#�$ �%�� �&�!������' (��)� �*�+����� �%�� �&�!���, ��� �-�+����� ./+��'� �$01�� �� ����2��)/�45�' :788(

Artinya: Kewajiban ayah untuk memberikan belanja dan pakaian untuk

istrinya. Seseorang tidak dibebani kecuali semampunya, seorang

ibu tidak akan mendapat kesusahan karena anaknya, dan seorang

ayah tidak akan mendapat kesusahan karena anaknya. (Q.S. al-

Baqarah: 233).∗

∗Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya,

Jakarta: Depag, 1978, hlm. 57

.

Page 5: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

v

Persembahan

Penulis persembahkan karya tulis ini untuk orang-orang yang telah memberi arti

dalam perjalanan hidup penulis, teruntuk orang-orang yang selalu hadir dan

berharap keindahan-Nya khususnya buat:

Orang tua penulis tersayang(Bapak Imam Subkhi-Ibu Siti Suwarni dan

Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan

motivasi dalam menjalani hidup ini.

Suami penulis tersayang Mukhammad Burhanudin yang selalu menemani

penulis dalam suka dan duka, yang telah memotivasi dalam studi serta

dalam penulisan skripsi ini.

Putra penulis tercinta Muhammad Amilidin syifaul anam semoga menjadi

anak yang soleh.

Kakak penulis tersayang M.Sayidul Amin (Alm) beserta istri Siti Zumaroh

dan anak Berliana Putri Febrianti yang selalu memberikan motivasi dan

menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Adik-adik penulis tersayang (Ahmad Muadim,Siti Fahma Indriyani,Lina

Khoirunnisa’,Ana mufidatul khusna) yang selalu memberikan semangat

kepada penulis.

Sahabat-sahabat penulis jurusan AS’04 FAKSYA yang selalu bersama-

sama dalam meraih cita dan asa

Penulis

Page 6: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang telah pernah ditulis oleh

orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidak berisi satupun pemikiran-

pemikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam daftar kepustakaan yang

dijadikan bahan rujukan.

Jika di kemudian hari terbukti sebaliknya maka

penulis bersedia menerima sanksi berupa

pencabutan gelar menurut peraturan yang

berlaku.

Semarang, 10 Mei 2010

ISNATUN NIM: 042111052

Page 7: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

vii

ABSTRAK Bagi pegawai negeri sipil (PNS), mengenai pembagian nafkah bagi

bekas istri pegawai negeri sipil (PNS)juga sudah diatur didalamnya yaitu pada

pasal 8 PP. No. 10 tahun 1983 Jo. No. 45 tahun 1990. Sedangkan di dalam PP.

No. 10 tahun 1983 Jo. PP No.45 tahun 1990, disitu tidak ditemukan suatu

penjelasan bahwa mengenai pembagian gaji yang mengatur adalah kepala atau

instansi PNS tersebut bekerja. Yang merijadi rumusan masalah adalah

bagaimana putusan Pengadilan Agama Semarang dan pertimbangan

hukumnya tentang pemberian gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan

kepada instansi atau atasan terkait pasca perceraian? Bagaimana efektifitas

putusan Pengadilan Agama Semarang tentang pemberian gaji PNS terhadap

bekas istri yang diserahkan kepada instansi atau atasan terkait pasca

perceraian?

Dalam menyusun skripsi ini menggunakan jenis penelitian metode

penelitian lapangan (fieldresearch) dan penelitian dokumentasi (document

research). Data Primer, yaitu putusan PA Semarang tentang penyelesaian

pembagian gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap bekas istri yang

diserahkan kepada instansi atau atasan. Sebagai data sekunder, yaitu data-data

yang diperoleh dari studi kepustakaan. Metode pengumpulan data dengan

Interview (wawancara). observasi, dan dokumentasi. Metode analisisnya

adalah analisis deskriptifkualitatif.

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa majlis hakim Pengadilan

Agama Semarang yang memutus perkara No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm., telah

mewajibkan kepada seorang suami memberi nafkah lampau 35 bulan =

Rp',500.000 = Rp. 17.500.000,- (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah). Isi

putusan ini sudah sesuai dengan peran suami sebagai kepala keluarga

berkewajiban memberi nafkah, karena nafkah mei-upakan bagian hak istri

yang harus dipenuhi seorang suami. Majlis hakim Pengadilan Agama

Semarang yang memutus perkara No. 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., telah

menetapkan kewajiban pada suami untuk memberi nafkah pada anak perbulan

minimal sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) dengan kenaikan 10%

setiap tahunnya sampai anak tersebut dewasa. Putusan ini sesuai dengan

kewajiban seorang ayah dalam memelihara anak. Majlis hakim Pengadilan

Agama Semarang yang memutus perkara No. 1203/Pdl.G/2007/PA.Sm., telah

menetapkan kepada suami untuk memberi mut 'ah sebesar Rp.20.000.000,-

(dua puluh juta rupiah). Dalam hukum Islam, apabila apabila suami

menceraikan istrinya, maka itu berarti inisiatif perceraian datangnya dari

suami yang kemudian disebut talaq. Karena perceraian itu atas kehendak

suami maka suami memberi mut'ah yaitu pemberian barang kenangan-

kenangan pada istri yang dicerai. Putusan Hakim Pengadilan Agama

Semarang yang memutus perkara No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm, putusan

perkara No. 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., dan No.l203/Pdt.G/2007/PA.Sm., inti

pertimbangannya menyatakan bahwa majlis hakim berpendapat bahwa

masalah pembagian gaji tersebut adalah merupakan kewenangan instansi

dimana pemohon bekerja dan majlis menyerahkan sepenuhya masalah ini

kepada instansi tersebut untuk menyelesaikannya.

Page 8: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, bahwa atas

taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini. Skripsi yang berjudul: “PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI

NEGERI SIPIL TERHADAP BEKAS ISTRI YANG DISERAHKAN PADA

ATASAN ATAU INSTANSI TERKAIT PASCA PERCERAIAN” ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S.1) Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Imam Yahya M.A selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Bapak Drs. H. Eman Sulaeman, M.H selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Drs. Saekhu, M.H selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Pimpinan Perpustakaan Institut yang telah memberikan izin dan

layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo,

beserta staf yang telah membekali berbagai pengetahuan

5. Orang tuaku yang senantiasa berdoa serta memberikan restunya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, dan semoga apa yang

tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para

pembaca pada umumnya. Amin.

Penulis

Page 9: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

HALAMAN DEKLARASI........................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................... 5

D. Telaah Pustaka .................................................... 5

E. Metode Penelitian .................................................... 7

F. Sistematika Penulisan .................................................... 11

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG NAFKAH AKIBAT

PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Tentang Nafkah .................................................... 13

1. Nafkah bagi Mantan Istri PNS ........................................... 13

2. Akibat Perceraian bagi PNS............................................... 23

B. Eksekusi .................................................... 27

1. Pengertian Eksekusi .................................................... 27

2. Pelaksanaan Eksekusi .................................................... 31

BAB III : GAMBARAN UMUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

SEMARANG TENTANG PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI

PNS TERHADAP BEKAS ISTRI YANG DISERAHKAN PADA

INSTANSI ATAU ATASAN TERKAIT PASCA PERCERAIAN

A. Putusan Pengadilan Agama Semarang No.405/pdt.G/2005/

Page 10: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

x

PA.Sm. ..................................... 35

1. Identitas Para Pihak ..................................... 35

2. Pertimbangan Hakim ..................................... 35

3. Putusan Hakim ..................................... 43

B. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor :

1135/Pdt.G/2007/PA.Sm ..................................... 44

1. Identitas Para Pihak ..................................... 44

2. Pertimbangan Hakim ..................................... 45

3. Putusan Hakim ..................................... 48

C. Putusan Pengadilan Agama Semarang

Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm ..................................... 48

1. Identitas Para Pihak ..................................... 48

2. Pertimbangan Hakim ..................................... 49

3. Keputusan Hakim ..................................... 51

BAB IV : ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG

TENTANG PEMBAGIAN GAJI TERHADAP BEKAS ISTRI

YANG DISERAHKAN PADA ATASAN ATAU INSTANSI

TERKAIT PASCA PERCERAIAN

A. Analisis terhadap Putusan PA tentang Pemberian Gaji PNS

terhadap Bekas Istri yang Diserahkan kepada Instansi

Atau Atasan terkait pasca perceraian ..................................... 53

1. Putusan Pengadilan Agama Semarang

No.405/pdt.G/2005/PA.Sm ..................................... 59

2. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor:

1135/Pdt.G/2007/PA.Sm ..................................... 65

3. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor

1203/Pdt.G/2007/PA.Sm ..................................... 68

B. Analisis Efektifitas Putusan Pengadilan Agama Semarang

tentang Pembagian Gaji PNS terhadap Bekas Istri yang

Diserahkan Kepada Instansi atau Atasan Terkait

Pasca Perceraian ..................................... 73

Page 11: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

xi

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................... 80

B. Saran-saran .................................................... 81

C. Penutup .................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis

kelamin yang berlainan, seorang perempuan dan seorang laki-laki, ada daya

saling menarik satu sama lain untuk hidup bersama.1 Untuk meligitimasi

hidup bersama itu dibuat peraturan yang mengatur perihal perkawinan.

Perkawinan merupakan kebutuhan fitri setiap manusia yang

memberikan banyak hasil yang penting.2 Menurut Mahmud Yunus,

perkawinan ialah akad antara calon suami istri untuk memenuhi hajat jenisnya

menurut yang diatur oleh syariat.3 Sejalan dengan keterangan di atas,

Rasulullah bersabda:

����� �� ��� ���� �� ��� ������ ����� �� ��� !� " � �� : $

%� &'� ,����� �� :)� � $ *��� ,����� �� :$ )+���,-� ,.�/-

��� ���� �� ��� ������ 0�1��2- ": *��4� �56 �56 �+�� )�+� ��� ��

�,-� )+�� ,)� � *��� , "��- *�7�� �� 89: �;- <�=���� %� &'�

*��� .")���� @�7�(.4

1Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, Bandung: Sumur Bandung,

1981, hlm. 7 2Ibrahim Amini, Principles of Marriage Family Ethics, terj. Alwiyah Abdurrahman,

"Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri", Bandung: al-Bayan, 1999, hlm. 17. 3Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, Cet.

12, 1990, hlm. 1. 4Imam Syaukani, Nail al–Autar, Juz IV, Beirut: Daar al-Qutub al-Arabia, tth, hlm. 171.

Page 13: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

2

Artinya : Dan Dari Anas, Sesungguhnya beberapa orang dari sahabat Nabi

SAW sebagian dari mereka ada yang mengatakan: “Aku tidak akan

menikah”. Sebagian dari mereka lagi mengatakan: “Aku akan selalu

shalat dan tidak tidur”. Dan sebagian dari mereka juga ada yang

mengatakan: “Aku akan selalu berpuasa dan tidak akan berbuka”.

Ketika hal itu di dengar oleh Nabi SAW beliau bersabda: apa

maunya orang-orang itu, mereka bilang begini dan begitu? Padahal

di samping berpuasa aku juga berbuka. Di samping sembahyang aku

juga tidur. Dan aku juga menikah dengan wanita. Barang siapa yang

tidak suka akan sunnahku, maka dia bukan termasuk dari

golonganku. (Muttafaqun A'laih)

Hadis di atas mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak

menyukai seseorang yang berprinsip anti menikah. Perkawinan amat penting

dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan

perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara

terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan.

Pergaulan hidup berumah tangga dibina dalam suasana damai, tenteram, dan

rasa kasih sayang antara suami dan istri. Anak keturunan dari hasil

perkawinan yang sah menghiasi kehidupan keluarga dan sekaligus merupakan

kelangsungan hidup manusia secara bersih dan berkehormatan.5

Dalam masalah perkawinan, pemerintah telah mengeluarkan UU No.1

tahun 1974 untuk mengatur pelaksanaan perkawinan bagi warga Negara

Indonesia. Sedangkan untuk operasionalnya dikeluarkan PP No.9 tahun 1975

tentang pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974. Dengan adanya UU perkawinan

diharapkan akan terjaga hak-hak dan kewajiban suami istri dalam rumah

tangga bersama anak-anak mereka secara yuridis, pemerintah menganggap

bahwa warga Negara Indonesia yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS)

5Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 1.

Page 14: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

3

mempunyai kekhususan dari warga Negara Indonesia lainnya, sehingga

diperlukan aturan tersendiri. Maka pada tanggal 21 April 1983 dikeluarkan PP

No. 10 tahun 1983 Jo. PP No.45 tahun 1990 yang mengatur secara khusus

tentang izin perkawinan dan perceraian bagi pegawai negeri sipil (PNS).

Dengan kata lain, peraturan ini merupakan pangecualian dari UU No. Tahun

1974 yang bersifat umum.

Pergaulan antara suami istri yang dipersatukan di dalam ikatan

perkawinan tidak selamanya berjalan mulus dan wajar. Hal ini bisa saja terjadi

dikarenakan oleh kondisi sosial, ekonomi, rendahnya kualitas pendidikan dan

lain-lain. Dari kenyataan ini kadang kala pihak suami atau istri tidak mampu

mengatasi dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan tersebut sehingga

perkawinan yang didambakan terciptanya damai, sejahtera dan kekal tidak

tercapai dan diakhiri dengan perceraian.

Apabila perkawinan putus atau terjadi perceraian, tidak begitu saja

selesai urusannya, Akan tetapi ada akibat-akibat hukum yang perlu

diperhatikan oleh pihak-pihak yang bercerai. Begitu pula dengan tanggung

jawab nafkah bagi suami tidak hanya sewaktu si istri masih menjadi istri

sahnya saja dan terhadap anak-anak yang dilahirkan si istri, tetapi suami pun

tetap wajib menafkahinya bahkan pada saat perceraian.

Untuk menghindari kekacauan dan menciptakan kerukunan,

kedamaian serta kesejahteraan abadi, maka dalam keluarga harus saling bantu

membantu untuk menciptakan kebahagiaan bersama dan menuju kepada

Page 15: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

4

kebaikan dan kesempurnaan diperlukan suatu tertib hukum atau undang-

undang.6

Sedangkan bagi pegawai negeri sipil (PNS) disamping berlaku

undang-undang yang telah penulis sebutkan sebelumnya, mengenai

pembagian nafkah bagi bekas istri pegawai negeri sipil (PNS) juga sudah

diatur didalamnya yaitu pada pasal 8 PP. No. 10 tahun 1983 Jo. No. 45 tahun

1990.

Sedangkan di dalam PP. No. 10 tahun 1983 Jo. PP No.45 tahun 1990,

disitu tidak ditemukan suatu penjelasan bahwa mengenai pembagian gaji yang

mengatur adalah kepala atau instansi PNS tersebut bekerja.

Berawal dari kasus-kasus diataslah penulis ingin menelusuri lebih jauh

dalam bentuk skripsi dengan judul “Penyelesaian Pembagian Gaji Pegawai

Negeri Sipil Terhadap Bekas Istri yang Diserahkan pada Atasan atau

Instansi Terkait Pasca Perceraian”.

B. Rumusan masalah

Dari uraian yang telah penulis paparkan diatas maka ada beberapa

permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian yaitu:

1. Bagaimana putusan Pengadilan Agama Semarang dan pertimbangan

hukumnya tentang pemberian gaji PNS terhadap bekas istri yang

diserahkan kepada instansi atau atasan terkait pasca perceraian?

6Abduk Kadir Audah, Islam dan Perundang-Undangan, Jakarta: PT.Bulan Bintang tt,

hlm.25

Page 16: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

5

2. Bagaimana efektifitas putusan Pengadilan Agama Semarang tentang

pembagian gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan kepada instansi

atau atasan terkait pasca perceraian?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui putusan Pengadilan Agama Semarang dan

pertimbangan hukumnya tentang pemberian gaji PNS terhadap bekas istri

yang diserahkan kepada instansi atau atasan terkait pasca perceraian.

2. Untuk mengetahui efektifitas putusan Pengadilan Agama Semarang

tentang pembagian gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan kepada

instansi atau atasan terkait pasca perceraian

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka disini adalah meneliti skripsi orang lain yang telah

selesai dan ada kaitannya dengan pembahasan penulis, yaitu skripsi yang

membahas tentang nafkah bekas istri terutama yang berkaitan dengan pegawai

negeri sipil (PNS) dan skripsi yang membahas tentang perceraian.

Berikut ini adalah beberapa karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang

ada kaitannya dengan judul skripsi penulis, yaitu:

1. Tinjauan Hukum Islam terhadap pasal 8 (3) PP. No. 10 tahun 1983

tentang Kewajiban Memberikan Separoh Gaji kepada Bekas Istri bagi

Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh Ghomroni, NIM. 2194003, yang

berkesimpulan bahwa kewajiban PNS pria untuk menyerahkan setengah

gajinya kepada bekas istrinya, dimana dalam perkawinan tidak dikaruniai

Page 17: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

6

anak sebagaimana dinyatakan dalam pasal 8 ayat (3) PP No. 10 tahun

1983, sedangkan dipandang dari hukum Islam pemberian separoh gaji

kepada bekas istri adalah sah, apabila suami ada kerelaan dan tidak ada

unsur paksaan walaupun telah habis masa iddah ataupun istri telah

menikah lagi.

2. Analisis Hukum Islam terhadap pasal 3 PP. No. 10 tahun 1983 tentang

Keharusan Izin Cerai Kepada Pejabat Bagi Perceraian Pegawai Negeri

Sipil, oleh Nasiruddin, NIM. 2193049. Dalam penelitian ini Nasiruddin

lebih menitik beratkan kepada kajian maqasidul tasyri’ dan maslahat dari

peraturan pemerintah (PP) tersebut dalam pandangan hukum Islam untuk

mendapatkan solusi yang terkait demi kemaslahatan dan kepentingan

masyarakat terutama para Pegawai Negeri Sipil (PNS).

3. Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama (Analisis Putusan Hakim

Nomor 71/pdt.G/2007/PA.Pwd. tentang Pembagian Gaji PNS Pasca

Perceraian di PA Purwodadi), oleh Muhammad Taufiq , NIM. 2103044.

Dalam penelitian ini Muhamad Taufiq menitik beratkan pada tuntutan

pembagian gaji PNS kepada bekas istri yaitu sepertiga untuk istri dan

sepertiga untuk anak akan tetapi hakim tidak mengabulkan tuntutan

tersebut hakim menyerahkan sepenuhnya pada instansi.

Dalam skripsi ini pembahasannya lebih berbeda, karena spesifik

pembahasannya tentang apa yang menjadi pertimbangan majlis hakim tentang

sistem pembagian gaji PNS terhadap bekas isteri yang diserahkan kepada

atasan atau instansi terkait dan apakah putusan pengadilan agama dalam

Page 18: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

7

sistem pembagian gaji PNS terhadap bekas isteri yang diserahkan kepada

atasan atau instansi terkait itu sesuai dengan hukum yang berlaku. Disamping

itu penulis akan membahas seberapa besar bagian bekas istri kalau si istri

adalah sama-sama pegawai negeri sipil dan si istri adalah sebagai ibu rumah

tangga atau tidak bekerja.

E. Metode Penelitian

Metode penulisan skripsi merupakan suatu pendekatan yang dipakai

sebagai metodologi dan mencari penjelasan terhadap permasalahan.

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

lapangan (Fieldresearch)7.Yaitu guna memperoleh informasi terhadap

masalah-masalah yang dibahas, karena penulis langsung terjun kelapangan

yaitu meneliti terhadap pelaksanaan putusan PA Kendal tentang

pelaksanaan pembagian gaji pegawai negeri sipil terhadap bekas istri yang

diserahkan kepada instansi atau atasan terkait pasca perceraian, maka dari

itu penulis langsung terjun ke instansi tersebut guna mengetahui jawaban

dari permasalahan.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan jenis penelitian

dokumentasi (document research), karena permasalahannya berupa

menganalisis terhadap putusan di Pengadilan Agama Kendal yaitu tentang

penyelesaian pembagian gaji Pegawai Negeri Sipil ( PNS) terhadap bekas

istri yang diserahkan kepada instansi atau atasan terkait pasca perceraian.

7Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.IV, Bandung: Remaja Rosda

Karya, hlm. 153

Page 19: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

8

Adapun sebagai sampelnya yaitu tiga putusan Pengadilan Agama

Semarang tentang penyelesaian pembagian gaji PNS terhadap bekas istri

yang diserahkan pada instansi atau atasan terkait pasca perceraian. Putusan

yang dimaksud yaitu perkara No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm, putusan perkara

No.1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., dan No.1203/Pdt.G/2007/PA.Sm. Alasan

mengambil tiga putusan tersebut adalah pertama, tiga putusan tersebut

telah memiliki kekuatan hukum yang tetap. Kedua, putusan tersebut

memiliki pertimbangan hukum relatif sama. Ketiga, karena keterbatasan

penulis baik dalam aspek waktu maupun dana.

2. Sumber Data

Sumber Data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari

mana data diperoleh8. Sumber data penelitian ini terdiri dari dua, yaitu:

sumber data primer dan sumber data sekunder.

a Sumber Data Primer

Yaitu Sumber data utama yang digunakan penulis sebagai

rujukan dalam penelitian skripsi ini, merupakan sejumlah keterangan

atau fakta yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yaitu

putusan PA Kendal tentang penyelesaian pembagian gaji Pegawai

Negeri Sipil (PNS) terhadap bekas istri yang diserahkan kepada

instansi atau atasan terkait pasca perceraian.

Sumber data primer ini meliputi putusan PA Kendal,

keterangan dari atasan dan para pihak yang bersangkutan.

8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 1998, hlm.115

Page 20: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

9

b Sumber Data Sekunder

Yaitu data-data yang diperoleh dari studi kepustakaan. Dalam

hal ini penulis gunakan untuk melengkapi sumber data primer.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data adalah bagian instrument

pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu

penelitian, dimana kesalahan dalam penggunaan metode pengumpulan

data berakibat fatal terhadap hasil penelitian. Mengumpulkan data

merupakan langkah yang tidak dapat dihindari dalam kegiatan penelitian

dengan pendekatan apapun, karena desain penelitiannya dapat

dimodifikasi setiap saat, pengumpulan data menjadi satu fase yang

strategis bagi dihasilkannya penelitian yang bermutu.

Dalam penelitian akan menggunakan beberapa instrument

pengumpulan data, antara lain:

a. Interview (wawancara)

Wawancara adalah salah satu cara memperoleh informasi

dengan jalan bertanya langsung kepada pihak yang diwawancarai atau

dipihak kedua. Dalam wawancara ini penulis lakukan di Pengadilan

Agama Kendal dengan para responden hakim atau panitera. Disamping

itu wawancara penulis lakukan di instansi terkait dengan responden

yang terdiri dari pihak-pihak yang berperkara, staf kantor, dan atasan

instansi

Page 21: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

10

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Metode observasi

digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Pengamatan

bisa dilakukan terhadap suatu benda, kondisi, situasi, keadaan,

kegiatan, proses atau penampilan tingkah laku seseorang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda,

undang- undang serta peraturan perudang-uandangan yang lain.10

Dokumentasi ini berupa putusan pengadilan Agama Kendal

tentang penyelesaian pembagian gaji pegawai negeri sipil (PNS)

terhadap bekas istri yang diserahkan pada instansi atau atasan terkait

pasca perceraian

4. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif

kualitatif yaitu data diperoleh, dipilih dan disusun secara sistematis

kemudian dianalisis secara kualitatif. Dalam arti lain yaitu analisis yang

bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai subjek penelitian

berdasarkan data dari kelompok subjek yang diteliti, yakni secara

sistematis tekstual dan akurat.11

9Ibid., hal. 234

10Ibid, hal. 131

11Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: CV. Rajawali, 1999, hlm.42

Page 22: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

11

Yang diteliti dan dipelajari adalah objek penelitian yang utuh,

sepanjang hal itu mengenai manusia, maka hal tersebut menyangkut

sejarah hidup manusia. Dengan demikian, maka dengan mempergunakan

metode kualitatif, seorang peneliti dapat memahami atau mengerti gejala

yang diteliti.12

F. Sistematika penulisan

Untuk mempermudah menyusun skripsi ini, dalam penyusunannya

dibagi dalam beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB 1 Dalam bab ini menguraikan tentang, latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian,

sistimatika penelitian

BAB II Dalam bab ini penulis uraikan berbagai hal yang merupakan

tinjauan umum tentang nafkah akibat perceraian bagi pegawai

negeri sipil yang meliputi tentang nafkah (nafkah bagi mantan

istri PNS, akibat perceraian bagi PNS), eksekusi (pengertian

eksekusi, pelaksanaan eksekusi).

BAB III Merupakan penjelasan gambaran umum putusan pengadilan

agama Semarang tentang penyelesaian pembagian gaji PNS

terhadap bekas istri yang diserahkan pada instansi atau atasan

terkait pasca perceraian yang meliputi putusan Pengadilan

Agama Semarang No.405/pdt.G/2005/PA.Sm. (identitas para

pihak, pertimbangan hakim, putusan hakim), putusan Pengadilan

12Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum, Jakarta:UI Press, 1982, hlm.32

Page 23: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

12

Agama Semarang Nomor : 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm (identitas

para pihak, pertimbangan hakim, putusan hakim), putusan

Pengadilan Agama Semarang Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm

(identitas para pihak, pertimbangan hakim, keputusan hakim).

BAB IV Dalam Bab ini diuraikan tentang analisis putusan Pengadilan

Agama Semarang tentang pembagian gaji terhadap bekas istri

yang diserahkan pada atasan atau instansi terkait pasca perceraian

yang meliputi analisis terhadap putusan pa tentang pemberian

Gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan kepada instansi

atau atasan (putusan Pengadilan Agama Semarang

No.405/pdt.G/2005/PA.Sm, putusan Pengadilan Agama

Semarang Nomor: 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm, putusan Pengadilan

Agama Semarang Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm), analisis

efektifitas putusan pengadilan agama Semarang tentang

pembagian gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan kepada

instansi atau atasan terkait pasca perceraian.

BAB V Merupakan bab penutup Sebagai akhir pembahasan dalam skripsi

ini, maka akan penulis simpulkan beberapa pokok masalah

sebagaimana yang terdapat dalam pendahuluan. Dalam bab ini

penulis juga akan berusaha mengemukakan saran-saran. Pada

akhirnya penulis akan tutup dengan beberapa harapan yang

tertuang dalam sub bab penutup.

Page 24: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

13

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG NAFKAH AKIBAT PERCERAIAN BAGI

PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Tentang Nafkah

1. Nafkah bagi Mantan Istri PNS

Menurut bahasa, nafkah berasal dari isim mufrad ���� (nafaqah), yang

jamaknya adalah ت���� (nafaqâh) yang artinya barang-barang yang

dibelanjakan seperti duit.1 Demikian pula dalam Kamus Al-Munawwir, ����ّا

yang artinya biaya, belanja.2 Dalam Kamus al-Munjid,

3 yang tertera yaitu:

�������– . � ���� � ���� � ��� �� ���� �� ��� Menurut Syekh Muhammad ibn Qâsim al-Ghazzi,

4 dan Syekh

Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malîbary, kata nafaqah berarti mengeluarkan.5

Sedang secara terminologi terdapat beberapa rumusan di antaranya:

1. Menurut Ibrahim Muhammad al-Jamal, nafkah adalah apa saja yang

diberikan kepada Istri, seperti makanan, pakaian, uang dan lainnya.6

1Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1973, hlm. 463. 2Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,

Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997, hlm. 1449. 3Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wal-A'lam, Beirut Libanon: Dâr al-Masyriq, 1986,

hlm. 828 4Syekh Muhammad ibn Qâsim al-Ghazzi, Fath al-Qarîb al-Mujîb, Indonesia: Dâr al-Ihya

al-Kitab al-Arabiah, tth, hlm. 51 5Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malîbary, Fath al-Mu’în, Maktabah wa Matbaah,

Semarang: Toha Putera , tth, hlm. 119 6Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqh al-Mar’ah al-Muslimah, Terj. Anshori Umar

Sitanggal, “Fiqih Wanita”, Semarang: CV Asy-Syifa, 1986, hlm. 459

Page 25: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

14

2. Menurut Zakiah Daradjat, nafkah berarti belanja, maksudnya ialah sesuatu

yang diberikan oleh seseorang kepada istri, kerabat, dan miliknya sebagai

keperluan pokok bagi mereka, seperti makanan, pakaian dan tempat

tinggal.7

3. Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, nafkah adalah pengeluaran yang

biasanya dipergunakan oleh seseorang untuk sesuatu yang baik atau

dibelanjakan untuk orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.8

4. Menurut Sayyid Sabiq, yang dimaksud nafkah yaitu memenuhi kebutuhan

makan, tempat tinggal, pembantu rumah tangga, pengobatan istri jika ia

seorang kaya.9

Dari beberapa rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa nafkah

adalah suatu pemberian dari seorang suami kepada istrinya. Dengan

demikian, nafkah istri berarti pemberian yang wajib dilakukan oleh suami

terhadap istrinya dalam masa perkawinannya.

Apabila telah sah dan sempurna suatu akad perkawinan antara

seorang. laki-laki dan seorang perempuan, maka sejak itu menjadi tetaplah

kedudukan laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai isteri, dan

sejak itu pula suami memperoleh hak-hak tertentu beserta kewajiban-

kewajiban tertentu pula, sebaliknya isteri memperoleh hak-hak tertentu

beserta kewajiban-kewajiban tertentu pula.

7Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqh, jilid 2, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995, hlm. 141. 8Abdual Aziz Dahlan, et. al, (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 4, Jakarta: PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997, hlm. 1281. 9Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, juz 2, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, tth, hlm. 228.

Page 26: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

15

Hak yang diperoleh suami seimbang dengan kewajiban yang

dipikulkan di pundaknya, sebaliknya hak yang diperoleh istri seimbang

pula dengan kewajiban yang dipikulkan di pundaknya. Suami wajib

mempergunakan haknya secara hak dan dilarang menyalahgunakan

haknya, di samping itu ia wajib menunaikan kewajibannya dengan sebaik-

baiknya, demikian juga isteri, ia wajib mempergunakan haknya secara hak

dan dilarang menyalahgunakan haknya, di samping itu ia wajib

menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Jika suami mempergunakan haknya secara tidak menyalahgunakan

haknya serta menunaikan kewajibannya dengan baik, begitu pula istri

mempergunakan haknya secara tidak menyalahgunakan haknya serta

menunaikan kewajibannya dengan baik, maka menjadi sempurnalah

terwujudnya sarana-sarana ke arah ketenteraman hidup dan ketenangan

jiwa masing-masing, terjelmalah kesejahteraan dan kebahagiaan bersama

lahir batin. Apa yang menjadi kewajiban bagi suami adalah menjadi hak

bagi isteri, sebaliknya apa yang menjadi kewajiban isteri adalah menjadi

hak bagi suami.10

Hubungan perkawinan menimbulkan kewajiban nafkah atas suami

untuk istri dan anak-anaknya. Dalam hubungan ini Q.S. Al-Baqarah: 233

mengajarkan bahwa suami yang telah menjadi ayah berkewajiban

memberi nafkah kepada ibu anak-anak (istri yang telah menjadi ibu)

10Zahry Hamid, Pokok-Pokok Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang

Perkawinan di Indonesia, Yogyakarta: Bina Cipta, 1978, hlm. 55.

Page 27: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

16

dengan cara ma’ruf.11

Itulah sebabnya Mahmud Yunus menandaskan

bahwa suami wajib memberi nafkah untuk istrinya dan anak-anaknya,

baik istrinya itu kaya atau miskin, maupun muslim atau Nasrani/Yahudi.12

Bahkan kaum muslimin sepakat bahwa perkawinan merupakan salah satu

sebab yang mewajibkan pemberian nafkah, seperti halnya dengan

kekerabatan.13

Dengan demikian, hukum membayar nafkah untuk istri, baik

dalam bentuk perbelanjaan, pakaian adalah wajib. Kewajiban itu bukan

disebabkan oleh karena istri membutuhkannya bagi kehidupan rumah

tangga, tetapi kewajiban yang timbul dengan sendirinya tanpa melihat

kepada keadaan istri. Bahkan di antara ulama Syi'ah menetapkan bahwa

meskipun istri orang kaya dan tidak memerlukan bantuan biasa dari

suami, namun suami tetap wajib membayar nafkah. Dasar kewajibannya

terdapat dalam Al-Qur'an maupun dalam hadis Nabi. Dalil dalam bentuk

al-Qur'an terdapat dalam beberapa ayat.

Di antara ayat Al-Qur'an yang menyatakan kewajiban perbelanjaan

terdapat dalam surat al-Baqarah (2) ayat 233:

���� ������� !"�� #�$% � &'�( )*"� � �+&$�,�- �' �.��/�0 !"� �1 2��3�- ��4�5 � 2��3�6�7�8 �9�:�� ��1 ��&� )������ � �' � ;�:�� ��1 <= :��� � 28> ?�- �' 3 0����)=/�A�� :CDD(

Artinya: Kewajiban ayah untuk memberikan belanja dan pakaian untuk

istrinya. Seseorang tidak dibebani kecuali semampunya, seorang

11Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Pers, 1999, hlm. 108. 12Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990,

hlm. 101. 13Muhammad Jawad Mughniyah, al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Khamsah, Terj. Masykur,

Afif Muhammad, Idrus al-Kaff, "Fiqih Lima Mazhab", Jakarta: Lentera, 2001, hlm. 400.

Page 28: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

17

ibu tidak akan mendapat kesusahan karena anaknya, dan seorang

ayah tidak akan mendapat kesusahan karena anaknya. (Q.S. al-

Baqarah: 233).14

Di antara ayat yang mewajibkan perumahan adalah surat at-Thalaq

(65) ayat 6:

�� ����FG ?�H�� 2��;�I8 ?�- �� � ���5�:�J�� �F� ��H��, � �K�G L ���� 2��;����,��)�MN�� :O(

Artinya: Beri kediamanlah mereka (istri-istri) di mana kamu bertempat

tinggal sesuai dengan kemampuanmu. (Q.S. at-Thalaq: 6).15

Adapun dalam bentuk sunnah terdapat dalam beberapa hadis Nabi, di

antaranya:

�P�0�! � �Q �6 RP�1 �S ���1 FT�: % �� % �� A�0�U ��S2: L RV W�( X�1�� ���1 �Y �Z ��S2: L FX�A2��� �� % �P"$���[ FT�8 \���]"�� R���0�4 � X�1�� �� % 2T�8 \���]"�� :W�̂ W ��1 ��&$�� :�A %

�Q ���[ ���$�;�� #�$ % _����� � ���$�4�!"�� ̀ ������ ��a�( �Q �6 �&$ � � ���G�$ % �&$�� #&$ b FX�A2��� �� % _��6 : b ���� �P � �5 3�A�4 H�c W ��; �)T8 dA�� 9��8(16

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami, Adam bin Abi Iyas dari Syu'bah

dari 'Adiyin bin Tsabit berkata: aku telah mendengar Abdullah bin

Yazid al-Anshari dari Abu Mas'ud al-Ansari r.a., Rasulullah Saw.

bersabda: "Apabila seorang Muslim memberikan belanja kepada

keluarganya semata-mata karena mematuhi Allah, maka ia

mendapat pahala. (H.R. al-Bukhari)

14Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya::

DEPAG RI, 1978, hlm. 57. 15

Ibid., hlm. 228. 16Abu Abdillâh al-Bukhâry, Sahîh al-Bukharî, juz III, Beirut Libanon: Dâr al-Fikr, 1410

H/1990 M, hlm. 305

Page 29: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

18

�K�G e"�� X�1�� �� % R:�W 7 ���1 �8���S �� % )f�� � ��S2: L �� % ̂ �6 ���1 # G�c W ��S2: L #�$ % X�% 24�� �&$ � � ���G�$ % �&$�� #&$ b IX�A2��� �Q �6 �Q �6 �= /�W /�; X�1�� �� %

�� ��&$�� �gG�A � X�[ �:�; h�!"� �5 �i�,�4�!"�� � ���$ ��8�]"�� ���j 2\�� �g�G&$�� ���j ��"�� �� 8 32���)T8 dA�� 9��8( 17

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami, Yahya bin Qoza'ah dari Malik

dari Syauri bin Yazid dari Abi al-Ghoisa dari Abu Hurairah r.a.,

Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang berusaha keras membantu

janda dan orang miskin, sama artinya dengan. berjuang di jalan

Allah atau selalu sembahyang sepanjang malam hari dan selalu

berpuasa di siang hari. (H.R. al-Bukhari).

�]"�� �� % �� �F̂ �� X�1�� �� % )f�� � X���S2: L �Q �6 �gG�% !���( ��S2: L �� % � /�%&k�� ��� % �&$�� X�l 8 �= /�W /�; X�1���&$�� #&$ b ��&$�� �Q��� 8 �Q �6 �&$ � � ���G�$ %

f�G�$ % �̀ ������ Y �Z ��1� W �̀ ������ ��&$�� �Q �6)T8 dA�� 9��8(18

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami, Ismail dari Malik dari Abi al-

Zanad dari al-A'raj dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw.

bersabda: "Allah berfirman: 'Hai Anak Adam, belanjakanlah

hartamu dijalan kebaikan, maka Aku akan membelanjaimu! (H.R.

al-Bukhari)

�0 � �� % �k G"��� � / A�m�� Rn�o�5 ���1 �:2! c�� ��S2: L �/�� % �� % �G�;� /�1�( ���1 �: ���G�$ % �&$�� #&$ b IX�A2��� �k �5 �Q �6 ��� % �&$�� X�l 8 R:�0 � �� % R:�0 � ���1 ��p$�5 X�� !�1 X�b��� <Q � X�� �P"$���[ ��&, !�1 )qW�/ � ��� � X������0 W �&$ � �

"$�6 �� �Q �6 �/"N2r� �[ �P"$�6 �� �Q �6 "k�� )n�o�5 �K�$so�� � �K�$so�� �Q �6 �K�$so� �[ �P X�[ V 2��� �k���&��, H W _��� % ���3 % : - "k�� ���� )/�G m tu G��"v�� f H�S 8 � w : - X�[ X�[ 3�0�[�/ - �� !"�s$�� #2H L <��6 : b f�� ��3�[ P"������� !�3 � � ���3W�:�W��

17

Ibid, hlm. 305. 18

Ibid,

Page 30: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

19

� f�-�� /��� �k��/ mZ f�1 I/ ?�W � )V � f�1 �x�� H�� W f�0�[�/ W �&$�� &g 0��) 9��8T8 dA��(19

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Katsir dari

Syufyan dari Sa'ad bin Ibrahim dari 'Amir bin Sa'ad dari Sa'ad r.a.,

kutanya: Sewaktu saya sakit di Mekkah, Nabi saw. datang melihat

saya. Saya berkata: "Saya memiliki sejumlah harta. Saya akan

membuat wasiat (testament) untuk menyerahkan seluruh harta saya

itu." Jawab Rasul: "Tidak boleh'." "Setengah?" kataku. "Tidak,"

jawab Rasul. "Apakah boleh sepertiga?" tanyaku lagi. Rasul

menjawab: "Sepertiga boleh, tetapi masih terlalu banyak. Engkau

lebih baik meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya,

daripada kamu tinggalkan mereka dalam keadaan melarat dan

menjadi beban dan orang lain. Semua pengeluaran yang kamu

belanjakan adalah sedekah dan berpahala bagimu. Bahkan sesuap

nasi yang engkau berikan kepada istrimu. Mudah-mudahan

janganlah Allah menjadikan engkau seorang yang berguna bagi

kelompok manusia, tetapi mendatangkan malapetaka bagi

kelompok lain. (H.R. al-Bukhari).

���1 �� !�L2/���:�A % X���S2: L �Q �6 �K�G&$�� X���S2: L �Q �6 R/�G���% ���1 �:G�0 � ��S2: L &k�� �= /�W /�; X�1�� �� % �y2G 4�!"�� ���1� �� % Rz 3�U ���1� �� % R/�[ 4�� ���1 �:�� m

�/�G m �Q �6 �&$ � � ���G�$ % �&$�� #&$ b ��&$�� �Q��� 8 �/�3�{ �� % �k �5 � ���6 :2\�� �Q��0 - �� !�1 "� :�1� � #|��v)T8 dA�� 9��8(20

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Ghufair dari Lais dari

'Abdur Rahman bin Khalid bin Musafir dari ibnu Syihab dari ibnu

al-Musayyab dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda:

"Sedekah yang terbaik adalah yang dilakukan oleh orang yang

kaya. Mulailah memberikan sedekah dengan bersedekah kepada

orang yang menjadi tanggung-jawabmu! (H.R. al-Bukhari).

)y�G ;�� ��S2: L �gG�% !���( ���1 # ���� ��S2: L �� % ��G�1�� �� % )Y r�; � / A�m�� ���� X�� "g ; ��&$�� �Q��� 8 W �P"$�6 �� !�$ � FY�� �� % �� !�$ � X�1�� �P���1 y ��W 7

19

Ibid, hlm. 305 20

Ibid, hlm. 305

Page 31: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

20

X�� 1 X�[ R/�J�� ��}�, ; ���3�H�5�8 H�1 �P�4�� � ���3�G�$ % ̀ ������ "k�� �� !�$ � X�1���6 2X�� 1 ���; !2��( ��}�, ; � ���3�G�$ % �P"������� � �/�J�� �f�� �� 0 � �Q ) 9��8

T8 dA��(21

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami, Musa bin Ismail dari Wuhaib

dari Hisyam dari bapaknya dari Zainab binti Abi Salamah dari

Ummu Salamah r.a., katanya; Saya berkata kepada Rasulullah

Saw.: "Ya Rasulullah, kalau saya membelanjai anak-anak Abu

Salamah dan saya tidak mau meninggalkan mereka dalam keadaan

terlantar, karena mereka adalah juga anak-anak saya, apakah saya

memperoleh pahala?" Rasul menjawab: "Benar, engkau akan

memperoleh pahala atas segala nafkah yang engkau belanjakan.

(H.R. al-Bukhari).

Dalam konteksnya dengan nafkah mantan istri PNS, bahwa pegawai

negeri sipil sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat

diharapkan dapat menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dalam tingkah

laku, tindakan, dan ketaatan kepada peraturan perundang-undangan yang

berlaku.22

Pegawai negeri sipil harus mentaati kewajiban tertentu dalam hal

hendak melangsungkan perkawinan beristri lebih dari satu, dan atau

bermaksud melakukan perceraian.

Sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat

pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugasnya diharapkan tidak

terganggu oleh urusan kehidupan rumah tangga atau keluarganya. Dalam

pelaksanaannya, beberapa ketentuan peraturan pemerintah nomor 10 tahun

1983 tidak jelas. Pegawai negeri sipil tertentu yang seharusnya terkena

21

Ibid, hlm. 306. 22Harmon Harun, Himpunan UU Kepegawaian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002-

2004, hlm 2-3

Page 32: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

21

ketentuan peraturan pemerintah Nomor 10 tahun 1983 dapat menghindar,

baik secara sengaja maupun tidak, terhadap ketentuan tersebut.

Disamping itu adakalanya pula pejabat tidak dapat mengambil

tindakan yang tegas karena ketidak jelasan rumusan ketentuan peraturan

pemerintah Nomor 10 tahun 1983 itu sendiri, sehingga dapat memberi

peluang untuk melakukan penafsiran sendiri-sendiri.

Pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,

diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu

jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan

berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pejabat yang berwenang disini adalah pejabat yang mempunyai

kewenangan mengangkat dan atau memberhentikan pegawai negeri

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pembagian Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:

a. Pegawai negeri pusat

Yang di maksud Pegawai negeri pusat adalah pegawai negeri

sipil pusat yang gajinya dibebankan pada anggaran pendapatan dan

belanja negara dan bekerja pada departemen, lembaga pemerintah non

departemen, kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi negara, instansi

vertikal di daerah-daerah, dan kepaniteraan pengadilan.

b. Pegawai negeri sipil daerah

Page 33: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

22

Yang dimaksud dengan pegawai negeri sipil daerah adalah

pegawai negeri sipil daerah propinsi/kabupaten/kota yang gajinya

dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah dan bekerja

pada pemerintah daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.23

Dalam hubungannya dengan perceraian PNS, bahwa apabila usaha

untuk merukunkan kembali tidak berhasil dan perceraian itu terjadi atas

kehendak Pegawai Negeri Sipil pria, maka ia wajib menyerahkan bagian

gajinya untuk penghidupan bekas istri dan anak-anaknya. Pegawai Negeri

Sipil yang diwajibkan menyerahkan bagian gajinya untuk penghidupan

bekas istri dan anak-anaknya, wajib membuat pernyataan tertulis.24

Hak atas bagian gaji untuk bekas istri tidak diberikan, apabila

perceraian terjadi karena istri terbukti telah berzina dan atau istri terbukti

telah melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun

batin terhadap suami dan atau istri terbukti menjadi pemabuk, pemadat,

dan penjudi yang sukar disembuhkan dan atau istri terbukti telah

meninggalkan suami selama dua tahun berturut-turut tanpa ijin suami dan

tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.

Meskipun perceraian terjadi atas kehendak istri yang bersangkutan,

haknya atas bagian gaji untuk bekas istri tetap diberikan apabila ternyata

alasan istri mengajukan gugatan cerai karena dimadu, dan atau karena

suami terbukti telah berzina, dan atau suami terbukti telah melakukan

kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun batin terhadap istri,

23

Ibid., hlm. 19. 24Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, hlm. 277

Page 34: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

23

dan atau suami terbukti telah menjadi pemabuk, pemadat, dan penjudi

yang sukar disembuhkan dan atau suami terbukti telah meninggalkan istri

selama dua tahun berturut-turut tanpa ijin istri dan tanpa alasan yang sah

atau karena hall lain di luar kemampuannya.

Yang dimaksud dengan gaji adalah penghasilan yang diterima oleh

suami dan tidak terbatas pada penghasilan suami pada waktu terjadinya

perceraian. Bendaharawan gaji wajib menyerahkan secara langsung

bagian gaji yang menjadi hak bekas istri dan anak-anaknya sebagai akibat

perceraian. Tanpa lebih dahulu menunggu pengambilan gaji dari Pegawai

Negeri Sipil bekas suami yang telah menceraikannya. Bekas istri dapat

mengambil bagian gaji yang menjadi haknya secara langsung dari

Bendaharawan gaji, atau dengan surat kuasa. atau dapat meminta untuk

dikirimkan kepadanya. Apabila ada gugatan perceraian yang diajukan oleh

pihak istri dan setelah dilakukan upaya merukunkan kembali oleh Pejabat

tidak berhasil, maka proses pemberian ijin agar diselesaikan secepatnya

mematuhi dan sesuai dengan ketentuan jangka waktu yang telah

ditentukan.25

2. Akibat Perceraian bagi PNS

Menurut Fuad Said, perceraian adalah putusnya hubungan

pernikahan antara suami istri.26

Menurut Zahry Hamid suatu pernikahan

antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dapat berakhir dalam

keadaan suami istri masih hidup dan dapat pula berakhir sebab

25 Ibid., hlm. 277-278. 26Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1994, hlm. 1.

Page 35: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

24

meninggalnya suami atau istri. Berakhirnya pernikahan dalam keadaan

suami dan istri masih hidup dapat terjadi atas kehendak suami, dapat

terjadi atas kehendak istri dan terjadi di luar kehendak suami istri. Menurut

hukum Islam, berakhirnya pernikahan atas inisiatif atau oleh sebab

kehendak suami dapat terjadi melalui apa yang disebut talak, dapat terjadi

melalui apa yang disebut ila' dan dapat pula terjadi melalui apa yang

disebut li'an, serta dapat terjadi melalui apa yang disebut zihar.27

Berakhirnya pernikahan atas inisiatif atau oleh sebab kehendak istri

dapat terjadi melalui apa yang disebut khiyar aib, dapat terjadi melalui apa

yang disebut khulu' dan dapat terjadi melalui apa yang disebut rafa'

(pengaduan). Berakhirnya pernikahan di luar kehendak suami dapat terjadi

atas inisiatif atau oleh sebab kehendak hakam, dapat terjadi oleh sebab

kehendak hukum dan dapat pula terjadi oleh sebab matinya suami atau

istri.28

Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa

perkawinan dapat putus karena: a. kematian, b. perceraian, dan c. atas

keputusan pengadilan. Undang-undang ini tidak memberi definisi tentang

arti perceraian. KHI juga tampaknya mengikuti alur yang digunakan oleh

undang-undang perkawinan, walaupun pasal-pasal yang digunakan lebih

banyak yang menunjukkan aturan-aturan yang lebih rinci. KHI memuat

masalah putusnya perkawinan pada Bab XVI. Pasal 113 KHI menyatakan:

perkawinan dapat putus karena: a. kematian; b. perceraian, dan; c. Atas

27Zahry Hamid, Pokok-Pokok Hukum Pernikahan Islam dan Undang-Undang Pernikahan

di Indonesia, Yogyakarta: Bina Cipta, 1978, hlm. 73. 28

Ibid., hlm. 73.

Page 36: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

25

putusan pengadilan. Dalam Pasal 117 KHI ditegaskan bahwa talak adalah

ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu

sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 129, 130 dan 131.

Sejalan dengan prinsip perkawinan dalam Islam yang antara lain

disebutkan bahwa perkawinan adalah untuk selamanya, tidak boleh dibatasi

dalam waktu tertentu, dalam masalah talak pun Islam memberikan pedoman

dasar sebagai berikut,

1. Pada dasarnya Islam mempersempit pintu perceraian. Dalam hubungan

ini hadis Nabi riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah mengajarkan, "Hal

yang halal, yang paling mudah mendatangkan murka Allah adalah

talak." Hadis Nabi riwayat Daruquthni mengajarkan, "Ciptaan Allah

yang paling mudah mendatangkan murka-Nya adalah talak." Al-

Qurthubi dalam kitab Tafsir Ayat-Ayat Hukum mengutip hadis Nabi

berasal dari Ali bin Abi Thalib yang mengajarkan, "Kawinlah kamu,

tetapi jangan suka talak sebab talak itu menggoncangkan arsy." Dari

banyak hadis Nabi mengenai talak itu, dapat kita peroleh ketentuan

bahwa aturan talak diadakan guna mengatasi hal-hal yang memang telah

amat mendesak dan terpaksa.

2. Apabila terjadi sikap membangkang/melalaikan kewajiban (nusyus) dari

salah satu suami atau istri, jangan segera melakukan pemutusan

perkawinan. Hendaklah diadakan penyelesaian yang sebaik-baiknya

antara suami dan istri sendiri. Apabila nusyus terjadi dari pihak istri,

Page 37: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

26

suami supaya memberi nasihat dengan cara yang baik. Apabila nasihat

tidak membawakan perbaikan, hendaklah berpisah tidur dari istrinya.

Apabila berpisah tidur tidak juga membawa perbaikan, berilah pelajaran

dengan memukul, tetapi tidak boleh pada bagian muka, dan jangan

sampai mengakibatkan luka.

3. Apabila perselisihan suami istri telah sampai kepada tingkat syiqaq

(perselisihan yang mengkhawatirkan bercerai), hendaklah dicari

penyelesaian dengan jalan mengangkat hakam (wasit) dari keluarga

suami dan istri, yang akan mengusahakan dengan sekuat tenaga agar

kerukunan hidup suami istri dapat dipulihkan kembali.29

4. Apabila terpaksa perceraian tidak dapat dihindarkan dan talak benar-

benar terjadi, harus diadakan usaha agar mereka dapat rujuk kembali,

memulai hidup baru. Di sinilah letak pentingnya, mengapa Islam

mengatur bilangan talak sampai tiga kali.

5. Meskipun talak benar-benar terjadi, pemeliharaan hubungan dan sikap

baik antara bekas suami istri harus senantiasa dipupuk. Hal ini hanya

dapat tercapai, apabila talak terjadi bukan karena dorongan nafsu,

melainkan dengan pertimbangan untuk kebaikan hidup masing-

masing.30

Dalam konteksnya dengan perceraian PNS bahwa apabila perceraian

terjadi atas kehendak kehendak Pegawai Negeri Sipil pria, maka ia wajib

menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas istri dan anak-

29Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, UUI Press, Yogyakarta, 1999, hlm.

71-72. 30

Ibid., hlm. 72.

Page 38: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

27

anaknya. Pembagian gaji tersebut sepertiga untuk Pegawai Negeri Sipil pria

yang bersangkutan, sepertiga untuk bekas isterinya, dan sepertiga untuk

anak atau anak-anaknya. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak

maka bagian gaji yang wajib diserahkan oleh Pegawai Negeri Sipil pria

kepada bekas isterinya ialah setengah dari gajinya. Apabila perceraian

terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak atas bagian penghasilan

dari bekas suaminya. Ketentuan sebagaimana dimaksud tidak berlaku,

apabila isteri meminta cerai karena dimadu. Apabila bekas isteri Pegawai

Negeri Sipil yang bersangkutan kawin lagi. maka haknya atas bagian gaji

dari bekas suaminya menjadi hapus terhitung mulai ia kawin lagi.31

B. Eksekusi

1. Pengertian Eksekusi

Eksekusi adalah hal menjalankan putusan pengadilan yang sudah

berkekuatan hukum tetap. Putusan pengadilan yang dieksekusi adalah

putusan pengadilan yang mengandung perintah kepada salah satu pihak

untuk membayar sejumlah uang, atau menghukum pihak yang kalah untuk

membayar sejumlah uang, atau juga pelaksanaan putusan hakim yang

memerintahkan pengosongan benda tetap, sedangkan pihak yang kalah

tidak mati melaksanakan putusan itu secara sukarela sehingga memerlukan

upaya paksa dari pengadilan untuk melaksanakannya.32

Putusan Pengadilan yang dapat dilaksanakan adalah putusan yang

31 Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan dan

P.erceraiann badi PNS yang kemudian diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 32Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,

Jakarta: Prenada Media, 2005. hlm. 313.

Page 39: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

28

mempunyai kekuatan eksekutorial. Adapun yang memberikan kekuatan

eksekutorial pada putusan pengadilan terletak pada kepada putusan yang

berbunyi "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa". Di

samping itu. putusan pengadilan yang mempunyai titel eksekutorial adalah

putusan yang bersifat atau yang mengandung amar "condemnatoir,

sedangkan putusan pengadilan yang bersifat deklaratoir dan constitutif

tidak dilaksanakan eksekusi karena tidak memerlukan eksekusi dalam

menjalankannya. Menurut Sudikno Mertokusumo eksekusi pada

hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang kalah

untuk memenuhi prestasi yang tercantum dalam putusan pengadilan

tersebut. Pihak yang menang dapat memohon eksekusi pada pengadilan

yang memutus perkara tersebut untuk melaksanakan putusan tersebut

secara paksa (execution force).33

Dalam pelaksanaan eksekusi dikenal beberapa asas yang harus

dipegangi oleh pihak pengadilan, yakni sebagai berikut:

a. Putusan pengadilan harus sudah berkekuatan hukum tetap

Sifat putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap adalah tidak

ada lagi upaya hukum, dalam bentuk putusan tingkat pertama, bisa

juga dalam bentuk putusan tingkat banding dan kasasi. Sifat dan

putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap adalah litis finiri

opperte, maksudnya tidak bisa lagi disengketakan oleh pihak-pihak

33Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1998,

hlm.201.

Page 40: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

29

yang berperkara.

Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap mempunyai

kekuatan mengikat para pihak-pihak yang berperkara dan ahli waris

serta pihak-pihak yang mengambil manfaat atau mendapat hak dan

mereka. Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat dipaksa

pemenuhannya melalui pengadilan jika pihak yang kalah tidak mau

melaksanakannya secara sukarela.

Pengecualian terhadap asas ini adalah: (1) pelaksanaan putusan

uit voerbaar hij voorraad sesuai dengan Pasal 191 ayat (1) R.Bg, dan

Pasal 180 ayat (2) pelaksanaan putusan provisi sesuai dengan Pasal

180 ayat (1) HIR, Pasal 191 ayat (1) R.Bg dan Pasal 54 Rv. (3)

pelaksanaan putusan perdamaian. sesuai dengan Pasal- 130 ayat (2)

HIR dan Pasal 154 ayat (2) R.Bg, (4) eksekusi berdasarkan Grose akta

sesuai dengan Pasal 224 HIR dan Pasal 258 R.Bg.

b. Putusan tidak dijalankan secara sukarela

Sesuai dengan ketentuan Pasal 196 HIR dan Pasal 207 R.Bg,

maka ada dua cara menyelesaikan pelaksanaan putusan yaitu dengan

cara sukarela karena pihak yang kalah dengan sukarela melaksanakan

putusan tersebut. dan dengan cara paksa melalui proses eksekusi oleh

pengadilan.

Pelaksanaan putusan pengadilan secara paksa dilaksanakan

dengan bantuan pihak kepolisian sesuai dengan Pasal 200 ayat (1)

HIR.

Page 41: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

30

c. Putusan mengandung amar Condemnatoir.

Putusan yang bersifat condemnatoir biasanya dilahirkan dari

perkara yang bersifat contensius dengan proses pemeriksaan secara

contradidoir. Para pihak yang berperkara terdiri dari para pihak

Penggugat dan Tergugat yang bersifat partai.

Adapun ciri putusan yang bersifat condemnatoir mengandung

salah satu dinar yang menyatakan:

(1) Menghukum atau memerintahkan untuk "menyerahkan".

(2) Menghukum atau memerintahkan untuk "pengosongan";

(3) Menghukum atau memerintahkan untuk "membagi".

(4) Menghukum atau memerintahkan untuk "melakukan sesuatu".

(5) Menghukum atau memerintahkan untuk "menghentikan".

(6) Menghukum atau memerintahkan untuk "membayar".

(7) Menghukum atau memerintahkan untuk "membongkar".

(8) Menghukum atau memerintahkan untuk "tidak melakukan sesuatu"

d. Eksekusi di bawah pimpinan Ketua Pengadilan

Menurut Pasal 195 ayat (1) HIR dan Pasal 206 ayat (1) R.Bg.

yang berwenang melakukan eksekusi adalah pengadilan yang

memutus perkara yang di minta eksekusi tersebut sesuai dengan

kompetensi relatif. pengadilan tingkat banding tidak diperkenankan

melaksanakan eksekusi.

Sebelum melaksanakan eksekusi, Ketua Pengadilan Agama

terlebih dahulu mengeluarkan penetapan yang ditujukan kepada

Page 42: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

31

Panitera/juru Sita untuk melaksanakan eksekusi dan pelaksanaan

eksekusi tersebut dilaksanakan di bawah pimpinan Ketua Pengadilan

Agama.

2. Pelaksanaan Eksekusi

Dalam menjalankan eksekusi terhadap perkara-perkara yang

menjadi wewenang Pengadilan Agama .dapat ditempuh tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a. Permohonan pihak yang menang

Jika pihak yang kalah tidak bersedia melaksanakan putusan

Pengadilan Agama secara sukarela. maka pihak yang menang dapat

mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama yang

memutuskan perkara tersebut untuk dijalankan secara paksa hal-hal

yang telah disebutkan dalam amar putusan.

Permohonan pengajuan eksekusi kepada Ketua Pengadilan

Agama merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan oleh pihak

yang menang agar putusan tersebut dapat dijalankan secara paksa

sebagaimana tersebut dalam Pasal 207 ayat (1) R.Bg dan Pasal 196

HIR. Jika para pihak yang menang ingin putusan Pengadilan supaya

dijalankan secara paksa, maka ia harus membuat surat permohonan

yang diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memutus

perkara, memohon agar putusan supaya dijalankan secara paksa karena

pihak yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan tersebut. Tanpa

ada surat permohonan tersebut maka eksekusi tidak dapat

dilaksanakan.

Page 43: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

32

b. Penaksiran biaya eksekusi

Jika Ketua Pengadilan Agama telah menerima permohonan

eksekusi dari pihak yang berkepentingan. maka segera memerintahkan

meja satu untuk menaksir biaya eksekusi yang diperlukan dalam

pelaksanaan eksekusi yang dilaksanakannya. Biaya yang diperlukan

meliputi biaya pendaftaran eksekusi, biaya saksi-saksi, dan biaya

pengamanan serta lain-lain yang dianggap perlu. Setelah biaya

eksekusi tersebut dibayar oleh pihak yang menghendaki eksekusi

kepada Panitera atau petugas yang ditunjuk untuk mengurus biaya

perkara, barulah permohonan eksekusi tersebut didaftarkan dalam

register eksekusi.34

c. Melaksanakan peringatan (Aan maning)

Aan maning merupakan tindakan dan upaya yang dilakukan

oleh Ketua Pengadilan Agama berupa teguran kepada pihak yang

kalah agar ia melaksanakan isi putusan secara sukarela. Aan maning

dilakukan dengan melakukan panggilan terhadap pihak yang kalah

dengan menentukan hari, tanggal, dan jam persidangan dalam surat

panggilan tersebut.

Memberikan peringatan (Aan maning) dengan cara: (1)

melakukan sidang insidental yang dihadiri oleh Ketua Pengadilan

Agama, Panitera dan pihak yang kalah, (2) memberikan peringatan

atau teguran supaya ia menjalankan putusan hakim dalam waktu

34 Abdul Mannan, op.cit.. hlm. 317

Page 44: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

33

delapan hari, (3) membuat berita acara Aan waning dengan mencatat

semua peristiwa yang terjadi di dalam sidang tersebut sebagai bukti

autentik, bahwa Aan maning telah dilakukan dan berita acara ini

merupakan landasan bagi perintah eksekusi yang akan dilaksanakan

selanjutnya.

Apabila pihak yang kalah tidak hadir dalam sidang Aan

maning, dan ketidakhadirannya dapat dipertanggungjawabkan, maka

ketidakhadirannya itu dapat dibenarkan dan pihak yang kalah itu harus

dipanggil kembali untuk Aan maning yang kedua kalinya. Jika

ketidakhadiran pihak yang kalah setelah dipanggil secara resmi dan

patut tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka gugur haknya untuk

dipanggil lagi, tidak perlu lagi proses sidang peringatan dan tidak ada

tenggang masa peringatan. Secara ex officio Ketua Pengadilan Agama

dapat langsung mengeluarkan surat penetapan perintah eksekusi

kepada Panitera/Juru Sita.35

d. Mengeluarkan surat perintah eksekusi

Apabila waktu yang telah ditentukan dalam peringatan (Aan

maning) sudah lewat dan ternyata pihak yang kalah tidak menjalankan

putusan, dan tidak mau menghadiri panggilan sidang peringatan tanpa

alasan yang sah, maka Ketua Pengadilan Agama mengeluarkan

perintah eksekusi dengan ketentuan: (1) perintah eksekusi itu berupa

penetapan, (2) perintah ditujukan kepada Panitera atau Juru Sita yang

35

Ibid.. hlm. 3 17.

Page 45: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

34

namanya harus disebut dengan jelas. (3) harus menyebut dengan jelas

nomor perkara yang hendak dieksekusi dan objek barang yang hendak

dieksekusi, (4) perintah eksekusi dilakukan di tempat letak barang dan

tidak boleh di belakang meja, (5) isi perintah eksekusi supaya

dilaksanakan sesuai dengan amar putusan.

e. Pelaksanaan eksekusi nil.

Perintah eksekusi yang dibuat Ketua Pengadilan Agama,

Panitera atau apabila ia berhalangan dapat diwakilkan kepada Juru Sita

dengan ketentuan harus menyebut dengan jelas nama petugas dan

jabatannya yang bertugas melaksanakan eksekusi sebagaimana diatur

dalam Pasal 197 ayat (1) HIR dan Pasal 209 R.Bg. Dalam pelaksanaan

eksekusi tersebut, Panitera atau Juru Sita dibantu dua orang saksi

berumur 21 tahun, jujur dan dapat dipercaya yang berfungsi membantu

Panitera atau Juru Sita yang melaksanakan eksekusi, sebagaimana

diatur dalam Pasal 197 ayat (6) H'lR dan Pasal 210 R.Bg.

Page 46: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

35

BAB III

GAMBARAN UMUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG

TENTANG PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PNS TERHADAP

BEKAS ISTRI YANG DISERAHKAN PADA INSTANSI ATAU ATASAN

TERKAIT PASCA PERCERAIAN

A. Putusan Pengadilan Agama Semarang No.405/pdt.G/2005/PA.Sm.

1. Identitas Para Pihak

Suami istri yang sah, yang telah menikah pada tanggal 27 juli 2001

dihadapan pejabat Kantor Urusan Agama Purworejo Pasuruan Jawa

Timur yaitu Wahyu Setyaji Ismaryanto bin Ismono, umur 27 tahun,

agama Islam, pekerjaan PNS ( kantor pajak ), tempat tinggal di jalan

tikung baru 7 RT.10 RW.VI kelurahan Bandarharjo kecamatan

Semarang Utara kota semarang, sebagai pemohon. Melawan Yulianti

Magdalena binti Salimin, umur 27, agama Islam, pekerjaan PNS (pajak),

tempat tinggal di jalan Suren Timur 1 No.85 Banyumanik, sebagai

termohon.

2. Pertimbangan Hakim

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Permohonan Pemohon

adalah sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha dengan

sungguh-sungguh mendamaikan kedua belah pihak, namun tidak berhasil;

Page 47: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

36

Menimbang, bahwa sesuai dengan bukti P,1 dapat dibuktikan

bahwa Pemohon dan Termohon terikat dalam pernikahannya yang sah

tanggal 27 Juli 2001;

Menimbang, bahwa Pemohon sebagai PNS telah mendapatkan ijin

untuk bercerai dari atasan Pemohon yakni Dirjen Pajak Wilayah Jateng

tanggal 12 Agustus 2004 No.Kep.13/WPJ.10/2004 sebagaimana bukti P.2

dan Termohon dengan bukti T.1 telah mendapatkan surat Keterangan dari

atasan yang bersangkutan maka Penggugat dan Tergugat telah memenuhi

ketentuan pasal 3 Peraturan.Pemerintah No. 10 tahun 1983 yang telah

dirubah dengan Peraturan Pemerintah No.45 tahun 1990;

Menimbang, bahwa berdasarkan jawab menjawab antara Pemohon

dengan Termohon dapat ditemukan pokok permasalahan dalam perkara ini

adalah sebagai berikut :

a. Bahwa retaknya hubungan suami isteri antara Pemohon dengan

Termohon sehingga keduanya sering terjadi pertengkaran terus

menerus penyebabnya adalah api cemburu yang telah berkobar dihati

keduanya, ditambah lagi keduanya bertempat tinggal berjauhan ,

Pemohon di Semarang sedangkan Termohon di Pasuruhan;

b. Bahwa ungkapan Termohon kepada Pemohon dengan mengatakan

kalau saya dilamar orang bagaimana? dimaksudkan memancing agar

Pemohon lebih memperhatikan Termohon sebagai isterinya akan

tetapi oleh Pemohon ditanggapi sebaliknya seolah-olah

Page 48: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

37

kecemburuannya beralasan, sehingga hal ini sebagai puncak

perselisihan dan pertengkaran yang terjadi pada lebaran tahun 2002 ;

Menimbang, bahwa dalil Pemohon sebagian besar diakui

Termohon terlebih tentang telah terjadinya pertengkaran antara Pemohon

dengan Termohon telah diakui oleh Termohon, lagi pula pengakuan

tersebut telah dikuatkan oleh para saksi dari kedua belah pihak antara lain :

a. Indaryati menyatakan Pemohon dan Termohon bertengkar

dirumahnya, Termohon memegang pisau;

b. Aan Setiawan menyatakan sejak Termohon pindah ke Semarang

Pemohon dan Termohon tidak pernah tinggal serumah hingga

sekarang ;

c. Muh Saliman menyatakan bahwa Pemohon dan Termohon rumah

tangganya tidak harmonis, telah didamaikan tidak berhasil, dan ketiga

saksi tersebut tidak mengetahui sebab-sebab pertengkaran ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Keterangan Pemohon pengakuan

Termohon yang dikuatkan para saksi tersebut dapat ditemukan fakta

sebagai berikut :

a. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah sebagai suami isteri yang

belum dikaruniai anak

b. Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis , telah

terjadi pertengkaran yang tajam Termohon memegang pisau , sejak

akhir 2002 atau setidaknya sejak Termohon pindah di Semarang,

Page 49: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

38

Pemohon dan Termohon sudah tidak serumah lagi dan telah

didamaikan tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut Majelis Hakim

berpendapat bahwa telah terjadi pertengkaran tajam yang sulit untuk

didamaikan yang tidak ada harapan dapat disatukan dalam rumah tangga

dan rumah tangga yang demikian sebenarnya telah pecah tidak utuh lagi;

Menimbang, bahwa jika rumah tangga telah pecah maka tidak

perlu mencari siapa yang salah, akan tetapi Majelis akan menilai apakah

masih mungkin rumah tangga tersebut dapat disatukan kembali hal ini

sesuai Yurisprodensi MARI Reg No.38 K/AG/1990 tanggal 5 Oktober

1991;

Menimbang, 'bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, Majlis

berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak

sesuai dengan tujuan perkawinan sebagaimana tercantum pada pasal 1

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut dimuka, maka Permohonan Pemohon telah sesuai dan memenuhi

maksud pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 jo pasal

116 huruf f Kompilasi Hukum Islam harus dinyatakan terbukti menurut

hukum, oleh karena itu telah cukup alasan Majelis Hakim mengabulkan

Permohonan Pemohon ;

Menimbang, bahwa Pemohon mendalilkan Termohon Nuzus,

Termohon menolak dengan keras tuduhan tersebut maka sebelum Majelis

Page 50: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

39

Hakim mempertimbangkan hal ini terlebih dahulu akan dikemukakan

batasan nuzus berdasarkan kitab mughi ibnu Qudumah Vl: 295 yang

selanjutnya telah diambil alih menjadi pendapat majelis bahwa nusuz ialah

: apabila si isteri tidak mau seketiduran atau keluar rumah tanpa ijin suami;

Menimbang, bahwa atas tuduhan Termohon nuzus di depan sidang

Termohon telah mengajukan bukti T.2 jenis surat keputusan mutasi atas

nama Termohon dari Kantor Pajak Pasuruhan ke Kantor Pajak Semarang

barat, hal ini telah menunjukkan adanya indikasi iktikat baik dari

Termohon untuk mengikuti Pemohon yang bekerja di Semarang;

Menimbang, bahwa Pemohon tidak cukup memiliki bukti atas

tuduhan tersebut sehingga dalil yang menyatakan Termohon nusuz harus

dinyatakan tidak terbukti dan harus dikesampingkan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 41 (c) Undang-

undang No.1/74 jo pasal 149 (b) Kompilasi Hukum Islam, Majelis Hakim

secara ex officio dapat menetapkan nafkah iddah yang harus dibayar

Pemohon terhadap Termohon yang besarnya akan dicantumkan dalam

amar putusan ini;

Dalam Rekonpensi

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan rekonpensi sebagai

tersebut di atas;

Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan gugat rekonpensi

antara lain:

a. Nafkah lampau selama 49 bulan Rp.1.000.000,- = Rp.49.000.000,-;

Page 51: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

40

b. Mut'ah sebesar = Rp.5.000.000,-;

c. Penggugat berhak % gaji dari Tergugat ;

d. Menetapkan harta tersebut yang terurai dalam gugatan rekonpensi

sebagai harta bersama;

e. Menghukum Tergugat menyerahkan y-i dari harta bersama tersebut

kepada penggugat ,

f. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara ;

Menimbang, bahwa atas tuntutan Penggugat tersebut Majelis akan

mempertimbangkan sebagai berikut :

Tentang tuntutan Nafkah lampau untuk mengabulkan atau tidaknya

tuntutan tersebut maka terlebih dahulu apakah Penggugat sebagai isteri

nusuz atau tidak, dalam hal ini Majelis Hakim telah mempertimbangkan

dalam Konpensi bahwa Penggugat tidak terbukti nusuz oleh karena itu

tuntutan Penggugat patut dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa sesuai fakta yang telah terurai dalam

pertimbangan hukum dalam Konpensi Penggugat dan Tergugat mulai

berpisah dan Penggugat tidak memberi nafkah sejak lebaran 2002 atau

setidaknya sejak bulan Desember 2002 hingga kini ( Nopember 2005) =

36 bulan, oleh karena tuntutan Penggugat patut dikabulkan yang

jumlahnya akan dipertimbangkan dengan keadaan Tergugat maupun

Penggugat yang mana Penggugat juga sebagai PNS;

Page 52: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

41

Menimbang, bahwa tentang tuntutan mut'ah, Majelis Hakim

menilai bahwa tuntutan Penggugat tersebut tidak berlebihan sehingga

patut;

Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat yang berkaitan dengan

pembagian gaji, gaji Tergugat sebagai PNS dalam hal ini Majelis Hakim

berpendapat bahwa Peraturan Perundang-undangan yang mengatur hal

tersebut adalah sebagai aturan Disiplin PNS, oleh karena itu sudah

sepatutnya tentang tuntutan yang berkaitan dengan gaji tersebut diserahkan

pelaksanaannya kepada atasan PNS ditempat Tergugat bekerja ;

Menimbang, bahwa tentang tuntutan harta yang berupa sebidang

tanah dan sebuah bangunan rumah di atasnya sebagaimana tertuang dalam

bukti Penggugat dan pemeriksaan setempat tanggal 17 Oktober 2006 oleh

karena harta tersebut pengadaannya dalam masa perkawinan Penggugat

dengan Tergugat maka harta tersebut sebagai harta bersama antara

Penggugat dengan Tergugat sesuai pasal 35 (a) Undang-undang No.1

tahun 1974 dan masing-masing Penggugat dan Tergugat mendapatkan 1/2

bagian dari harta bersama tersebut sesuai pasal 97 Kompilasi Hukum

Islam, oleh karena itu tuntutan tersebut patut dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti yang diajukan oleh kedua

belah pihak yang tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim dianggap

tidak relevan dan hams dikesampingkan ;

Page 53: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

42

Menimbang, bahwa oleh karena tidak seluruhnya dalil gugatan

Penggugat terbukti maka gugatan Penggugat hams dinyatakan dikabulkan

sebagian dan menolak selain dan selebihnya ;

Dalam Konpensi Dan Rekonpensi

Menimbang, bahwa sesuai pasal 89 (1) Undang-undang No.7 tahun 1989

maka seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada

Pemohon Konpensi /Tergugat rekonpensi;

Dasar Hukum Majlis Hakim

Menimbang bahwa atas tuntutan penggugat tersebut majlis hakim akan

mempertimbangkan sebagai berikut:

a. Tentang tuntutan nafkah lampau untuk mengabulkan atau tidaknya

tuntutan tersebut maka terlebih dahulu apakah penggugat sebagai istri

nusuz atau tidak, dalam hal ini majlis hakim telah mempertimbangkan

dalam konpensi bahwa penggugat tidak terbukti nusuz oleh karena itu

tuntutan penggugat patut di pertimbangkan

b. Menimbang bahwa sesuai fakta yang telah terurai dalam pertimbangan

hukum dalam konferensi penggugat dan tergugat mulai berpisah dan

penggugat tidak memberi nafkah sejak lebaran 2002 atau sejak bulan

desember 2002 hingga kini (November 2005) = 36 bulan, oleh karena

tuntutan penggugat patut dikabulkan yang jumlahnya akan di

pertimbangkan dengan keadaan tergugat maupun penggugat yang

mana penggugat juga sebagai PNS

Page 54: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

43

c. Menimbang bahwa tentang tuntutan mu'tah majlis hakim menilai

bahwa tuntutan penggugat terse4but tidak berlebihan sehingga patut

dikabulkan

d. Menimbang bahwa tuntutan penggugat yang berkaitan dengan

pembagian gaji, tergugat sebagai PNS dalam hal ini majlis hakim

berpendapat bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur hal

tersebut adalah sebagai aturan disiplin PNS oleh karena itu sudah

sepatutnya tentang tuntutan yang berkaitan dengan gaji tersebut

diserahkan pelaksanaannya kepada atasan PNS di tempat tergugat

bekerja

3. Putusan Hakim

a. Mengabulkan Permohonan Pemohon seluruhnya;

b. Memberi ijin kepada Pemohon (Wahyu Setyaji Ismaryanto bin

Ismono) untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon (Yulianti

Magdalena binti Salimin) dihadapan sidang Pengadilan Agama

c. Menghukum kepada Pemohon untuk membayar nafkah iddah

sebesar Rp. 1,500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);

Dalam Rekonpensi

d. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

e. Menghukum Tergugat membayar kepada Penggugat berupa :

f. Nafkah Lampau 35 bulan = Rp.500.000 = Rp. 17.500.000,- (tujuh

belas juta lima ratus ribu rupiah) ;

g. Uang Mut'ah sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) ;

Page 55: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

44

h. Menetapkan sebidang tanah dan bangunan rumah diatasnya yang

terletak di Perum Pudak Payung Permai Asri Blok D No.76 Pudak

Payung Semarang dengan batas-batas:

- Sebelah Timur ; Jl. Paving Perumahan;

- Sebelah Selatan : Jalan Paving Perumahan;

- Sebelah Barat : Tanah kosong PT Wahyu Multi Prakasa

- Sebelah Utara : Tanah Kosong PT Wahyu Multi Prakarsa

Adalah sebagai harta bersama Penggugat dengan Tergugat ;

i. Menetapkan bagian masing-masing Penggugat dan Tergugat

separo bagian dari harta tersebut;

j. Menghukum kepada Penggugat dan Tergugat atau siapa saja yang

menguasai harta tersebut untuk menyerahkan kepada yang berhak

yakni Penggugat dan Tergugat, apabila tidak dapat dibagi secara

natura maka akan dijual secara pelelangan umum ;

k. Menolak selain dan selebihnya ;

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Membebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk

membayar biaya perkara yang hingga kini diperhitungkan sebesar

Rp.671.000,- (enam ratus tujuh puluh satu ribu rupiah );

B. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor : 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm.

l. Identitas Para Pihak

Drs. Prasetyo bin Abdurrochim umur 43 tahun, agama Islam,

pekerjaan PNS, tempat tinggal di jl Sadewa III no 7, Kelurahan Pandrikan

Page 56: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

45

Kidul kecamatan semarang tengah, kota semarang sebagai pemohon.

Melawan Maudy Schepper binti J.N.Schepper umur 46 tahun, agama

Islam, pekerjaan tidak ada, tempat tinggal di jalan Sadewa III No.21,

kelurahan Pandrikan Kidul, kecamatan Semarang Tengah, kota Semarang

termohon

2. Pertimbangan Hakim

Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkaranya

terlebih dahulu dipertimbangkan tentang status pemohon sebagai Pegawai

Negeri Sipil yang menurut pasal 3 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10

tahun 1983 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi pegawai negeri

sipil yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990,

untuk melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dulu dari pejabat

Menimbang bahwa berdasarkan keterangan pemohon yang diakui

kebenarannya oleh termohon dan dikuatkan dengan kutipan akta nikah

nomor 566/13/III/1994 yang merupakan akta otentik, maka harus

dinyatakan terbukti menurut hukum bahwa pemohon dengan termohon telah

terikat dalam perkawinan yang sah sebagai suami istri sejak 26 Maret1994

Menimbang bahwa oleh karena dalil-dalil permohonan pemohon

yang berkaitan dengan alas an perceraian telah di bantah kebenarannya oleh

termohon maka sudah seharusnya pemohon dibebani untuk membuktikan

kebenaran dalil-dalil permohonannya, demikian pula sebaliknya termohon

harus dibebani untuk membuktikan kebenaran dalili-dalil bantahannya,

karena barang siapa yang mengatakan ia mempunyai suatu hak atau

Page 57: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

46

mengemukakan suatu perbuatan untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk

membantah hak orang lain haruslah membuktikan adanya hak itu atau

adanya perbuatan itu (pasal 163 HIR)

Menimbang bahwa oleh karena alasan-alasan tersebut antara

penggugat dan tergugat saling membantah, maka kedua belah pihak telah

mengajukan saksi-saksi yang telah memberi keterangan di bawah sumpah

Menimbang bahwa oleh karena keterangan saksi-saksi permohonan

tersebut didasarkan atas pengetahuan mereka sendiri dan keterangan mereka

saling bersesuaian serta saling mendukung satu sama lain maka keterangan

tersebut dapat dipercaya kebenarannya dan dapat dipertimbangkan

Dasar Hukum Majlis Hakim

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan majlis

hakim berpendapat bahwa rumah tangga pemohon dengan termohon telah

benar-benar pecah sehingga karenanya majlis hakim berkesimpulan bahwa

sudah cukup alasan untuk dapat mengabulkan permohonan pemohon dengan

memberikan izin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap

termohon. Hal ini sesuai dengan pasal 19 huruf f peraturan pemerintah

nomor 9tahun 1975 Jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam

Menimbang bahwa nafkah iddah merupakan kewajiban yang harus

di penuhi oleh suami yang menceraikan istrinya dengan talak roj’i dan oleh

karena tidak ternyata termohon sebagai istri nusyuz, maka sudah sepatutnya

apabila pemohon dihukum untuk memberikan nafkah kepada termohon. Hal

Page 58: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

47

ini sesuai dengan pasal 41 huruf b undang-undang nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan jo.pasal 149 huruf b Kompilasi Hukum Islam.

Menimbang bahwa selain nafkah iddah sudah sepatutnya pemohon

di hukum pula untuk memberikan mut’ah kepada termohon karena

pemberian mut’ah juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh

suami yang menceraikan istrinya kecuali bekas istri qobla dukhul. Hal ini

sesuai pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 149

huruf a Kompilasi Hukum Islam

Menimbang bahwa sesuai penghasilan pemohon sebagai Pegawai

Negeri Sipil golongan III/c serta batas-batas kewajaran maka majlis

berpendapat adalah layak apabila pemohon diwajibkan memberikan nafkah

iddah kepada termohon yang di perhitungkan selama 3 bulan sebesar

Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah)

Menimbang bahwa mengenai mut’ah yang harus dibayarkan

pemohon kepada termohon, majlis hakim berpendapat bahwa kewajiban

pemohon sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menceraikan istrinya

untuk memberikan sebagian gajinya kepada istri yang telah diceraikannya

sebagaimana dimaksud pasal Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1983 jo.

Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 1990 merupakan kewenangan instansi

terkait .

Menimbang bahwa oleh karena dalam perkawinan pemohon dengan

termohon telah mengangkat seorang anak perempuan yang sekarang berada

di dalam asuhan termohon, maka untuk keperluan kehidupan dan

Page 59: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

48

pendidikan anak kepada pemohon patut pula dibebani untuk memberikan

nafkah anak kepada termohon yang diperhitungkan sekurang-kurangnya

perbulan sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupih) dengan kenaikan 10%

pertahun sampai anakitu dewasa.

3. Putusan Hakim

a. mengabulkan permohonan pemohon

b. menetapkan memberoi izin kepada pemohon (DRS. PRASETYO bin

ABDURROCHIM) untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap termohon

( MAUDY SCHEPPER binti J.N. SCHEPPER) dihadapan siding

pengadilan agama semarang

c. menghukum pemohon untuk memberikan kepada termohon

o nafkah iddah sebesar: Rp.5000.000,-(lima juta rupiah)

o mut’ah sebesar : Rp.20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)

o nafkah anak perbulan minimal sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu

rupiah) dengan kenaikan 10% setiap tahunnya sampai anak

tersebut dewasa

d. membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar 126.000,-(seratus dua puluh enam ribu rupiah)

C. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm

1. Identitas Para Pihak

Drs. al Zunaidi, MSI bin Achmad Saroni, pekerjaan PNS, agama

Islam, alamat jln.Tirtoyoso tengah No.41 Semarang, selanjutnya disebut

sebagai pemohon. Melawan Sri Lestari binti Parto Sudarmo, umur 45

Page 60: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

49

tahun, pekerjaan wiraswasta, agama Islam, alamat jln.penun bukit

manyaran asri blok k 31 rt.05 rw.08, Kelurahan Manyaran, Kecamatan

Semarang Barat Kota Semarang, selanjutnya disebut sebagai termohon.

2. Pertimbangan Hakim

Menimbang bahwa majlis hakim telah berusaha mendamaikan

kepada pemohon dan termohon agar mau rukun lagi dalam satu rumah

tangga dan membina rumah tangganya menuju yang lebih baik lagi namun

tidak berhasil

Menimbang bahwa pemohon dan termohon telah mengajukan

bukti-bukti dipersidangan, selanjutnya setelah diteliti dan didengar

keteranganya majlis hakim telah menilai bahwa bukti-bukti tersebut telah

memenuhi syarat formil dan syarat minimal sehingga dapat diterima

sebagai alat bukti yang sah

Menimbang berdasarkan bukti tertulis dan keterangan saksi-saksi

dipersidangan telah ditemuka fakta-fakta yang pada pokoknya adalah

sebagai berikut:

a. Bahwa berdasarkan bukti kutipan akta nikah pemohon dan termohon

adalah pasangan suami istri sah yang menikah tahun 1997 dan kini

dikaruniai 2 (dua) orang anak

b. Bahwa pemohon dan termohon sejak kelahiran anak kedua telah

terjadi konflik dalam rumah tangga dan akhirnya terjadi pisah rumah

selama dua tahunsejak bulan januari 2006 sampai sekarang

Page 61: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

50

Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut membuktikan

bahwa rumah tangga pemohon dan termohon telah pecah dan tidak ada

harapan akan hidup rukun lagi dalam satu rumah tangga, oleh karena itu

permohonan pemohon telah memenuhi alasan perceraian pasal 19 huruf f

PP No.9 tahun 1975 dan psal 116 huruf f Kompilasi Hokum Islam

Menimbang bahwa berdasarkan pertiimbangan-pertimbangan

tersebut diatas pemohon telah dapat membuktikan kebenaran dalil-dalil

permohonanya sedangkan permohonan pemohon cukup beralasan dan

tidak melawan hokum oleh karena permohonan pemohon dapat

dikabulkan

Dalam Rekonpensi

Menimbang bahwa termohon pada dasarnya keberatan atas

permohonan cerai pemohon namun termohon menyadari bahwa memang

di dalam kehidupan rumah tangganya telah tidak harmonisdan tidak

mungkin dapat dipertahankan dan akhirnya termohon bersedia diseraikan

oleh pemohon dengan mengajukan beberapa tuntutan yang harus dipenuhi

oleh pemohon yaitu termohon menuntut 2/3 gaji pemohon agar diberikan

kepada kedua anaknya dan tuntutan materiil 100.000.000,-(seratus juta

rupiah ).

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Menimbang bahwa pemohon konpensi menuntut agar biaya yang

timbul akibat adanya perkara ini dibebankan kepada termohon konpensi

Dasar Hukum Majlis Hakim

Page 62: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

51

Menimbang bahwa pemohon dalam mengajukan perkara ini

kedudukan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) terikat dengan peraturan

pemerintah No.10 tahun 1983 dan peraturan pemerintah No.45 tahun 1990

dan pemohon telah dapat menunjukkan surat izin untuk melakukan

perceraian dari gubernur jawa tengah dengan suratnya No.474.2/83/2007

tanggal 27 september 2007 dengan demikian pemohon telah memenuhi

aturan-aturan sebagaimana yang telah ditentukan dalam PP No.10/1983

dan PP No.45/1990

Menimbang bahwa terhadap tuntutan tersebut majlis hakim

berpendapat bahwa sesuai pasal 89 ayat (1) UU No.7 tahun 1989 yang

telah diubah dengan UU No.3 tahun 2006 tentang peradilan agama, maka

biaya perkara ini dibebankan kepada pemohon konpensi, oleh karena itu

tuntutan pemohon konpensi tersebut harus dinyatakan ditolak

Menimbang bahwa tergugat dalam jawabannya mengenai

rekonpensi telah menanggapinya yang pada pokoknya bahwa pemohon

akan memberikan 1/3gaji untuk anaknya sampai kedua anaknya menikah

Menimbang bahwa terhadap tuntutan 2/3 gaji untuk anaknya,

majlis hakim berpendapat bahwa masalah pembagian gaji tersebut adalah

merupakan kewenangan instansi dimana pemohon bekerja dan majlis

menyerahkan sepenuhya masalah ini kepada instansi tersebut untuk

menyelesaikannya.

3. Keputusan Hakim

a. mengabulkan permohonan pemohon sebagian

Page 63: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

52

b. memberi izin kepada pemohon (DRS. AL ZUNAEDI, MSI bin

ACHMAD SARONI) untuk menjatuhkan talak satu roj’I kepada

termohon (SRI LESTARI binti PARTO SUDARMO) didepan sidang

pengadilan agama semarang.

c. Menghukum pemohon untuk memberikan kepada termohon berupa:

1) Mut’ah sebesar Rp.20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)

2) Nafkah iddah selama 3 bulan sebesar Rp.1.800.000,-(satu juta

delapan ratus ribu rupiah)

3) Nafkah kedua orang anak setiap bulan sebesar Rp.1.000.000,-(satu

juta rupiah) sampai kedua anak itu dewasa atau mandiri.

Dalam Rekonpensi

Menolak gugatan penggugat

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Membebankan kepada pemohon konpensi untuk membayar biaya

perkara ini sebesar Rp.186.000,-(seratus delapan puluh enam ribu

rupiah)

Page 64: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

53

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG TENTANG

PEMBAGIAN GAJI TERHADAP BEKAS ISTRI YANG DISERAHKAN

PADA ATASAN ATAU INSTANSI TERKAIT PASCA PERCERAIAN

Tujuan suatu proses di muka pengadilan adalah untuk memperoleh

putusan hakim yang berkekuatan hukum yang tetap, artinya suatu putusan hakim

yang tidak dapat diubah lagi. Dengan putusan ini, hubungan antara kedua belah

pihak yang beperkara ditetapkan untuk selama-lamanya dengan maksud supaya,

apabila tidak ditaati secara sukarela, dipaksakan dengan bantuan alat-alat negara

(dengan kekuatan umum).1

Berdasarkan keterangan tersebut, penulis membagi dalam tiga bahasan,

pertama: Analisis terhadap putusan PA Semarang dan pertimbangan hukumnya

tentang pemberian gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan kepada instansi

atau atasan, kedua: Analisis efektifitas putusan Pengadilan Agama Semarang

tentang pembagian gaji PNS terhadap bekas istri yang diserahkan kepada instansi

atau atasan pertimbangan hukum tentang pembagian gaji yang diserahkan kepada

instansi atau atasan.

A. Analisis terhadap Putusan PA tentang Pemberian Gaji PNS terhadap

Bekas Istri yang Diserahkan kepada Instansi Atau Atasan Terkait Pasca

Perceraian

Dari hakim diharapkan sikap tidak memihak dalam menentukan siapa

1R. Subekti, Hukum Acara Perdata, Bandung: Bina Cipta, 1982, hlm. 124.

Page 65: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

54

yang benar dan siapa yang tidak dalam suatu perkara dan mengakhiri sengketa

atau perkaranya. Bagi hakim dalam mengadili suatu perkara terutama yang

dipentingkan adalah fakta atau peristiwanya dan bukan hukumnya. Peraturan

hukumnya hanyalah alat, sedangkan yang bersifat menentukan adalah

peristiwanya. Ada kemungkinannya terjadi suatu peristiwa, yang meskipun

sudah ada peraturan hukumnya, justru lain penyelesaiannya. Contohnya:

sebuah mobil tabrakan, dengan sepeda motor. Pengendara mobil dan sepeda

motor saling menyalahkan. "Saudara tidak menurut peraturan" kata yang satu.

Yang lain menjawab: "Mungkin, tetapi saya tidak dapat menurut

peraturannya. Karena perbuatan saudara saya terpaksa berbuat apa yang telah

saya lakukan". Hakim akhirnya akan menemukan kesalahan dengan menilai

peristiwa itu keseluruhannya. Di dalam peristiwa itu sendiri tersimpul

hukumnya.

Untuk dapat menyelesaikan atau mengakhiri suatu perkara atau

sengketa setepat-tepatnya hakim harus terlebih dahulu mengetahui secara

obyektif tentang duduknya perkara sebenarnya sebagai dasar putusannya dan

bukan secara a priori menemukan putusannya sedang pertimbangannya baru

kemudian dikonstruir. Peristiwa yang sebenarnya akan diketahui hakim dari

pembuktian. Jadi bukannya .putusan itu lahir dalam proses secara a priori dan

kemudian baru dikonstruksi atau direka pertimbangan pembuktiannya, tetapi

harus dipertimbangkan lebih dulu tentang terbukti tidaknya baru kemudian

sampai pada putusan.

Setelah hakim menganggap terbukti peristiwa yang menjadi sengketa

Page 66: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

55

yang berarti bahwa hakim telah dapat mengconstatir peristiwa yang menjadi

sengketa, maka hakim harus menentukan peraturan hukum apakah yang

menguasai sengketa antara kedua belah pihak. Ia harus menemukan

hukumnya: ia harus mengkualifisir peristiwa yang dianggapnya terbukti.

Hakim dianggap tahu akan hukumnya (ius curia novit). Soal

menemukan hukumnya adalah urusan hakim dan bukan soalnya kedua belah

pihak. Maka oleh karena itu hakim dalam mempertimbangkan putusannya

wajib karena jabatannya melengkapi alasan-alasan hukum yang tidak

dikemukakan oleh para pihak (ps. 178 ayat 1 HIR, 189 ayat I Rbg).

Putusan pengadilan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan oleh

pihak-pihak yang berperkara untuk menyelesaikan perkara mereka dengan

sebaik-baiknya. Sebab dengan putusan pengadilan tersebut, pihak-pihak yang

berperkara mengharapkan adanya kepastian hukum dan keadilan dalam

berperkara yang mereka hadapi.2

Di dalam pasal 28 (1) Undang-Undang No.4 Tahun 2004 tentang

kekuasaan kehakiman menyatakan : ” bahwasannya hakim wajib menggali,

mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup

dalam masyarakat”.

Tahapan–tahapan dalam penetapan persidangan untuk diambilnya

suatu keputusan adalah sebagai berikut:

1. Tahap sidang pertama sampai anjuran untuk perdamaian

2. Tahap jawab menjawab dalam bahasa hukum disebut dengan replik duplik

2Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1998,

hlm. 191

Page 67: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

56

3. Tahap pembuktian

4. Tahap penyusunan konklusi

5. Musyawaroh majlis hakim

6. Pengucapan keputusan hakim3

Setelah penulis meneliti dengan seksama bahwasannya putusan

perkara No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm majlis hakim telah melakukan beberapa

tahapan dalam menangani masalah tersebut mulai dari memperdamaikan

antara kedua belah pihak yang berperkara sampai memutuskan perkara atau

putusnya perkara tersebut.

Dalam hal ini majlis hakim memutuskan perkara tentang pembagian

gaji terhadap bekas istri diserahkan pada instansi dianggap lebih baik atau

lebih efektif antara pemohon dan termohon karena yang namanya seorang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus disiplin hukum, maka setiap orang yang

menyandang posisi PNS tidak bisa melakukan hal seenaknya sendiri, dalam

putusan PA semarang majlis hakim tetap berpedoman pada undang-undang

yang ada yang mengatur hal tersebut.

Begitu juga dalam putusan perkara No.1135/Pdt.G/2007/PA.Sm,

putusan perkara No.1203/Pdt.G/2007/PA.Sm. majlis hakim memutuskan

perkara yang sama dan upaya hukum yang dilakukanpun juga sama.

Peranan majlis hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus

perkara No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm, putusan perkara

No.1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., dan No.1203/Pdt.G/2007/PA.Sm., sebagai

3Roihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, PT. Raja Grafindo Persada, hlm.

129-133

Page 68: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

57

aparat kekuasaan kehakiman pasca-Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama, pada prinsipnya tidak lain daripada melaksanakan

fungsi Peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Dalam

menjalankan fungsi peradilan ini, majlis hakim Pengadilan Agama Semarang

yang memutus perkara tentang pemberian gaji PNS terhadap bekas istri yang

diserahkan kepada instansi atau atasan menyadari sepenuhnya bahwa tugas

pokok hakim adalah menegakkan hukum dan keadilan. Sehubungan dengan

hal tersebut, dalam setiap putusan yang hendak dijatuhkan oleh hakim dalam

mengakhiri dan menyelesaikan suatu perkara, perlu diperhatikan tiga hal yang

sangat esensial, yaitu keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zwachmatigheit),

dan kepastian (rechtsecherheit). Ketiga hal telah mendapat perhatian yang

seimbang secara profesional dari majlis hakim Pengadilan Agama Semarang

yang memutus perkara tentang pemberian gaji PNS terhadap bekas istri yang

diserahkan kepada instansi atau atasan terkait pasca perceraian.

Hakim harus berusaha semaksimal mungkin agar setiap putusan yang

dijatuhkan itu mengandung asas tersebut di atas. Jangan sampai ada putusan

hakim yang justru menimbulkan keresahan dan kekacauan dalam kehidupan

masyarakat, terutama bagi pencari keadilan.

Apabila hakim telah memeriksa suatu perkara yang diajukan

kepadanya, ia harus menyusun putusan dengan baik dan benar. Putusan itu

harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, guna mengakhiri

sengketa yang diperiksanya. Putusan hakim tersebut disusun apabila

pemeriksaan sudah selesai dan pihak-pihak yang berperkara tidak lagi

Page 69: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

58

menyampaikan sesuatu hal kepada hakim yang memeriksa perkaranya.

Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari suatu perkara yang telah

dipertimbangkan dengan masak-masak yang dapat berbentuk putusan tertulis

maupun lisan.

Putusan itu adalah suatu pernyataan oleh hakim sebagai pejabat negara

yang diberi wewenang untuk itu dan diucapkan di dalam persidangan yang

terbuka untuk umum dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu perkara atau

sengketa antara pihak yang berperkara. Dapat juga dikatakan bahwa putusan

adalah kesimpulan akhir yang diambil oleh Majelis Hakim yang diberi

wewenang untuk itu dalam menyelesaikan atau mengakhiri suatu sengketa

antara pihak-pihak yang beperkara dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk

umum.

Setiap putusan Pengadilan Agama harus dibuat oleh hakim dalam

bentuk tertulis dan ditandatangani oleh Hakim Ketua dan Hakim Anggota

yang ikut memeriksa perkara sesuai dengan penetapan Majelis Hakim yang

dibuat oleh Ketua Pengadilan Agama, serta ditandatangani pula oleh Panitera

Pengganti yang ikut sidang sesuai penetapan panitera. Apa yang diucapkan

oleh hakim dalam sidang haruslah benar-benar sama dengan apa yang tertulis,

dan apa yang dituliskan haruslah benar-benar sama dengan apa yang

diucapkan dalam sidang pengadilan.

Dalam putusan yang bersifat perdata, Pasal 178 ayat (2) HIR dan Pasal

189 ayat (2) R.Bg mewajibkan para hakim untuk mengadili semua tuntutan

sebagaimana tersebut dalam surat gugatan. Hakim dilarang menjatuhkan

Page 70: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

59

putusan terhadap sesuatu yang tidak dituntut sebagaimana tersebut dalam

Pasal 178 ayat (3) HIR dan Pasal 189 ayat (3) R.Bg. Kecuali apabila hal-hal

yang tidak dituntut itu disebutkan dalam .peraturan perundang-undangan yang

berlaku, sebagaimana tersebut dalam Pasal 4 Ic Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 jo. Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975dan Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam.

1. Putusan Pengadilan Agama Semarang No.405/pdt.G/2005/PA.Sm,.

berisi:

a. Mengabulkan Permohonan Pemohon seluruhnya;

b. Memberi ijin kepada Pemohon (Wahyu Setyaji Ismaryanto bin

Ismono) untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon (Yulianti

Magdalena binti Salimin) dihadapan sidang Pengadilan Agama

c. Menghukum kepada Pemohon untuk membayar nafkah iddah sebesar

Rp. 1,500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);

Dalam Rekonpensi

d. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

e. Menghukum Tergugat membayar kepada Penggugat berupa :

f. Nafkah Lampau 35 bulan = Rp.500.000 = Rp. 17.500.000,- (tujuh

belas juta lima ratus ribu rupiah) ;

g. Uang Mut'ah sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) ;

h. Menetapkan sebidang tanah dan bangunan rumah diatasnya yang

terletak di Perum Pudak Payung Permai Asri Blok D No.76 Pudak

Payung Semarang dengan batas-batas:

- Sebelah Timur ; Jl. Paving Perumahan;

- Sebelah Selatan : Jalan Paving Perumahan;

- Sebelah Barat : Tanah kosong PT Wahyu Multi Prakasa

- Sebelah Utara : Tanah Kosong PT Wahyu Multi Prakarsa

Adalah sebagai harta bersama Penggugat dengan Tergugat ;

i. Menetapkan bagian masing-masing Penggugat dan Tergugat separo

bagian dari harta tersebut;

j. Menghukum kepada Penggugat dan Tergugat atau siapa saja yang

menguasai harta tersebut untuk menyerahkan kepada yang berhak

yakni Penggugat dan Tergugat, apabila tidak dapat dibagi secara

natura maka akan dijual secara pelelangan umum ;

k. Menolak selain dan selebihnya ;

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Page 71: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

60

Membebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi

untuk membayar biaya perkara yang hingga kini diperhitungkan sebesar

Rp.671.000,- (enam ratus tujuh puluh satu ribu rupiah);

Majlis hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus perkara No,

405/Pdt.G/2005/PA.Sm., telah mewajibkan kepada seorang suami memberi

nafkah lampau 35 bulan = Rp.500.000 = Rp. 17.500.000,- (tujuh belas juta

lima ratus ribu rupiah). Isi putusan ini sudah sesuai dengan peran suami.

Syari’at mewajibkan suami untuk menafkahi isterinya, karena dengan

adanya ikatan perkawinan yang sah itu seorang isteri menjadi terikat semata-

mata kepada suaminya, dan tertahan sebagai miliknya. Karena itu ia berhak

menikmatinya secara terus-menerus. Isteri wajib taat kepada suami, tinggal di

rumahnya, mengatur rumah tangganya, memelihara dan mendidik anak-

anaknya. Sebaliknya bagi suami berkewajiban memenuhi kebutuhannya, dan

memberi belanja kepadanya, selama ikatan suami isteri masih berjalan, dan

isteri tidak durhaka atau karena ada hal-hal lain yang menghalangi penerimaan

belanja.4 Oleh karena itu, apabila terjadi perceraian, suami tidak boleh

menarik kembali pemberian yang telah diberikan kepada istrinya.

Al-Qur'an dan hadis tidak menyebutkan dengan tegas kadar atau

jumlah nafkah, baik minimal atau maksimal, yang wajib diberikan suami

kepada isterinya. Hanya saja dalam al-Qur'an surat al-Thalaq:6-7 dijelaskan:

�������� � ��������� ����������� ���� ���������� ��� ��� �!" �#��$ ���� ���� � �!�"�% ��&'���% ()�*�+ ������,$ ��&�- .��$ �������� � ���/0�1�+ 23�,$ �4�����% ���� )�5� �6�� �7�'�8��9�+ �����8"�&� )�5� 2:��8�&,�; ��! ��; ���8�,�(%� ����� ���% ���� ��<�+ ���!��

4Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz. II, Kairo: Maktabah Dâr al-Turast, tth, hlm. 229.

Page 72: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

61

=8�>�%}@ { �B��C ��,�� �D�/ ��(�+ �6�E�F�� �6���� ����E ��� �6��&" ��� 2G&" ��H �D�/ ����� �I��5 J�9(/0 �6I�� �KL�!�- ��� �6I��J�8�9�- 28�9�� ��&; �6I�� �3&�M�" ����C �

Artinya: Tempatkanlah mereka di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan mereka. Dan jika mereka itu sedang hamil, maka

berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,

kemudian jika mereka menyusukan mu untukmu maka berikanlah

kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu

dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan

lain boleh menyusukan untuknya. Hendaklah orang yang mampu

memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang

disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada

seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan (QS

al-Thalaq: 6 – 7).5

Ayat di atas memberikan gambaran umum, bahwa nafkah itu diberikan

kepada isteri menurut yang patut, dalam arti cukup untuk keperluan isteri dan

sesuai pula dengan penghasilan suami. Karena itu jumlah nafkah yang

diberikan hendaklah sedemikian rupa sehingga tidak memberatkan suami,

apalagi menimbulkan mudarat baginya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa

jumlah nafkah itu juga harus disesuaikan dengan kedudukan isteri.6

Karena itu kemudian timbul perbedaan pendapat tentang kriteria

nafkah wajib yang harus diberikan suami kepada istrinya. Imam Syafi'i

menetapkan bahwa setiap hari, suami yang mampu, wajib membayar nafkah

sebanyak 2 mudd (1.350 gram gandum/beras), suami yang kondisinya

5Depag RI, Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit., hlm. 946 6Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqih, jilid II, Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Waqaf, 1995, hlm.

145.

Page 73: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

62

menengah 1,5 mudd dan suami yang tidak mampu wajib membayarkan

sebanyak 1 mudd (1,5 kg gram).7

Imam Malik berpendapat bahwa besarnya nafkah itu tidak ditentukan

berdasarkan ketentuan syara, tetapi berdasarkan keadaan suami-istri kedua-

duanya, karena untuk menjaga kepentingan bersama, dan ini akan berbeda-

beda berdasarkan perbedaan tempat, waktu, dan keadaan.

Silang pendapat ini disebabkan karena ketidakjelasan nafkah, apakah

disamakan dengan pemberian makan dalam kafarat8 atau dengan pemberian

pakaian. Karena fuqaha sependapat bahwa pemberian pakaian itu tidak ada

batasnya, sedang pemberian makanan itu ada batasnya.9

UU Perkawinan secara khusus tidak membicarakan masalah nafkah,

namun apa yang dituntut ulama fiqh berkenaan dengan nafkah tersebut telah

diakomodir UU Perkawinan yang tercakup dalam hak dan kewajiban suami

istri. KHI juga tidak secara spesifik membicarakan nafkah. KHI secara

panjang lebar mengatur hak dan kewajiban suami istri yang menguatkan,

menegaskan, dan merinci apa yang dikehendaki oleh UU Perkawinan. Hampir

keseluruhan aturan dalam KHI itu yang termuat dalam Pasal 77 sampai

7Al-Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafi’i, Al-Umm, Juz V, Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyah, tth, hlm. 95 8Kifarat adalah bentuk sighah mubalaghah dari kata al-kufru yang berarti al-sitru

(penutup). Yang dimaksud di sini adalah segala bentuk pekerjaan yang dapat mengampuni dan

menutupi dosa sehingga tidak meninggalkan pengaruh/bekas yang menyebabkan adanya sanksi di

dunia dan di akhirat. TM. Hasbi Ash Shiddieqy mengatakan kifarat berarti menutup sesuatu, yang

dikeluarkan atau diberikan untuk menutup dosa, seperti memerdekakan budak dan lain-lain (Lihat

Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992.

hlm. 507-508. Lihat juga TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang: PT. Pustaka

Rizki Putra, 1999, hlm 234). 9Ibnu Rusyd, Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayat al-Muqtasid, Juz II, Beirut: Dar al-Jiil,

1409 H/1989, hlm. 41

Page 74: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

63

dengan 82 mengacu kepada kitab-kitab fiqh yang pada umumnya mengikuti

paham jumhur ulama khususnya al-Syafi'iyah secara lengkap sebagai berikut:

Bagian Kesatu

Umum:

Pasal 77

(1) Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah

tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah yang menjadi sendi

dasar dari susunan masyarakat

(2) Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan

memberikan bantuan lahir dan batin yang satu kepada yang lain.

(3) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-

anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun

kecerdasannya, dan pendidikan agamanya.

(4) Suami istri wajib memelihara kehormatannya.

(5) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat

mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama

Pasal 78

(1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

(2) Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh suami

istri bersama.

Bagian Kedua

Kedudukan Suami Istri

Pasal79

(1) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

(2) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan

suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

masyarakat.

(3) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

Bagian Ketiga

Kewajiban Suami

Page 75: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

64

Pasal 80

(1) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi

mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan

oleh suami istri bersama.

(2) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

(3) Suami wajib memberi pendidikan agama kepada istrinya dan kesempatan

belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan

bangsa.

(4) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung:

a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri;

b. biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya pengobatan bagi anak

dan istri; dan

c. biaya pendidikan bagi anak.

(5) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada Ayat (4) huruf a

dan b di atas mulai berlaku sesudah adanya tamkin sempurna dari istrinya.

(6) Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya

sebagaimana tersebut pada Ayat (4) huruf a dan b.

(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud Ayat (5) gugur apabila istri

nusyuz.

Bagian Keempat

Tempat Kediaman

Pasal 81

(1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-anaknya

atau bekas istri yang masih dalam iddah.

(2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama

dalam ikatan perkawinan atau dalam iddah talak atau wafat.

(3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknya

dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram.

Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta

kekayaan, sebagai tempat menata dari mengatur alat-alat rumah tangga.

(4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya

serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya baik

berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya.

Page 76: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

65

2. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor:

1135/Pdt.G/2007/PA.Sm

a. mengabulkan permohonan pemohon

b. menetapkan memberoi izin kepada pemohon (DRS. PRASETYO bin

ABDURROCHIM) untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap termohon

( MAUDY SCHEPPER binti J.N. SCHEPPER) dihadapan siding

pengadilan agama semarang

c. menghukum pemohon untuk memberikan kepada termohon

o nafkah iddah sebesar: Rp.5000.000,-(lima juta rupiah)

o mut’ah sebesar : Rp.20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)

o nafkah anak perbulan minimal sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu

rupiah) dengan kenaikan 10% setiap tahunnya sampai anak

tersebut dewasa

d. membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar 126.000,-(seratus dua puluh enam ribu rupiah).

Majlis hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus perkara

No.1135/Pdt,G/2007/PA.Sm., telah menetapkan kewajiban pada suami untuk

memberi nafkah pada anak perbulan minimal sebesar Rp.500.000,-(lima ratus

ribu rupiah) dengan kenaikan 10% setiap tahunnya sampai anak tersebut

dewasa. Putusan ini sesuai dengan kewajiban seorang ayah dalam memelihara

anak.

Perceraian itu dibolehkan manakala ada alasan yang kuat dan

dibenarkan syara. Namun masalahnya jika suami istri yang bercerai memiliki

anak, siapakah yang berhak memelihara anak itu dan siapakah yang wajib

memberi nafkah pada anak itu serta adakah sanksi hukum bagi pihak yang

tidak memberi nafkah.

Dalam Islam pemeliharaan anak disebut dengan hadânah. Secara

etimologis, hadânah ini berarti di samping atau berada di bawah ketiak.

Sedangkan secara terminologisnya, hadânah merawat dan mendidik seseorang

Page 77: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

66

yang belum mumayyiz atau yang kehilangan kecerdasannya, karena mereka

tidak bisa memenuhi keperluannya sendiri.10

Para ulama menetapkan bahwa pemeliharaan anak itu hukumnya

adalah wajib, sebagaimana wajib memeliharanya selama berada dalam ikatan

perkawinan. Adapun dasar hukumnya mengikuti umum perintah Allah untuk

membiayai anak dan istri dalam firman Allah pada surat al-Baqarah (2) ayat

233:

�G��'�8�� �����- )�% N���% ��,�� ���������� ������� $ ����N�O���% ��&�'�8�- �4����� (��� ��&�"�� IO�5 PQ(/0 �KI�!�� �O �:��8�&,(���; ������ �9��� �����E�F�� �6�� �N ��� ,(�� .���

� � �O� ������ �; RS����� ��<��� �O ()�*�+ T���H �3(U�� �V��� (�� .��� �B���� �; �6I� PN �� )�% ����N��% ()�5� �,������ W� �� �X�+ 2����Y�� �,��� �� 2Z�8� �� JO�[�+ �N���%

,(���; ������C ��� ����,I" ��H�5 ���!���� W� �� �X�+ ����N�O���% (� �&�'�8��9� �:��8�& P\�[; �) �,�&� �,�; 6]�� I)�% (� �,����� 6]�� (� ������}^__{) S8�`�� :^__(

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan

kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu

dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut

kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita

kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan

waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin

menyapih dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka

tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu

disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila

kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah

kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan (QS. al-Baqarah: 233).11

10Abdul Aziz Dahlan, et.al, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 5, Jakarta: PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1997, hlm. 415. 11Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1986, hlm. 57.

Page 78: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

67

Kewajiban membiayai anak yang masih kecil bukan hanya berlaku

selama ayah dan ibu masih terikat dalam tali perkawinan saja, namun juga

berlanjut setelah terjadinya perceraian.12

Para ulama sepakat bahwasanya hukum hadânah, mendidik dan

merawat anak wajib. Tetapi mereka berbeda dalam hal, apakah hadânah ini

menjadi hak orangtua (terutama ibu) atau hak anak. Ulama mazhab Hanafi

dan Maliki misalnya berpendapat bahwa hak hadânah itu menjadi hak ibu

sehingga ia dapat saja menggugurkan haknya. Tetapi menurut jumhur ulama,

hadânah itu menjadi hak bersama antara orang tua dan anak. Bahkan menurut

Wahbah al-Zuhaily, hak hadanah adalah hak bersyarikat antara ibu, ayah dan

anak. Jika terjadi pertengkaran maka yang didahulukan adalah hak atau

kepentingan si anak.13

Hadânah yang dimaksud dalam diskursus ini adalah kewajiban orang

tua untuk memelihara dan mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya.

Pemeliharaan ini mencakup masalah ekonomi, pendidikan dan segala sesuatu

yang menjadi kebutuhan pokok si anak.14

Pemeliharaan anak juga mengandung arti sebuah tanggung jawab

orang tua untuk mengawasi, memberi pelayanan yang semestinya serta

mencukupi kebutuhan hidup dari seorang anak oleh orang tua. Selanjutnya,

tanggung jawab pemeliharaan berupa pengawasan dan pelayanan serta

pencukupan nafkah anak tersebut bersifat kontinu sampai anak tersebut

12Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media,

2006, hlm. 328. 13 Ibid., 14Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1977,

hlm. 235.

Page 79: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

68

mencapai batas umur yang legal sebagai orang dewasa yang telah mampu

berdiri sendiri.

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah kewajiban orang

tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran yang memungkinkan anak

tersebut menjadi manusia yang mempunyai kemampuan dan dedikasi hidup

yang dibekali dengan kemampuan dan kecakapan sesuai dengan pembawaan

bakat anak tersebut yang akan dikembangkannya di tengah-tengah masyarakat

Indonesia sebagai landasan hidup dan penghidupannya setelah ia lepas dari

tanggung jawab orang tua.15

Dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam ditegaskan:

Dalam hal terjadinya perceraian:

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 (dua

belas) tahun adalah hak ibunya.

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk

memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaannya.

c. Biaya pemeliharaan di tanggung oleh ayah.

Dengan demikian Kompilasi Hukum Islam menentukan bahwa anak

yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak bagi ibu

untuk memeliharanya, sedangkan apabila anak tersebut sudah mumayyiz, ia

dapat memilih antara ayah atau ibunya untuk bertindak sebagai

pemeliharanya.

3. Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor

1203/Pdt.G/2007/PA.Sm

a. mengabulkan permohonan pemohon sebagian

b. memberi izin kepada pemohon (DRS. AL ZUNAEDI, MSI bin

ACHMAD SARONI) untuk menjatuhkan talak satu roj’i kepada

15Amiur Nuruddin, dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm. 263.

Page 80: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

69

termohon (SRI LESTARI binti PARTO SUDARMO) didepan sidang

pengadilan agama semarang.

c. Menghukum pemohon untuk memberikan kepada termohon berupa:

a. Mut’ah sebesar Rp.20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)

b. Nafkah iddah selama 3 bulan sebesar Rp.1.800.000,-(satu juta

delapan ratus ribu rupiah)

c. Nafkah kedua orang anak setiap bulan sebesar Rp.1.000.000,-(satu

juta rupiah) sampai kedua anak itu dewasa atau mandiri.

Dalam Rekonpensi

Menolak gugatan penggugat

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Membebankan kepada pemohon konpensi untuk membayar biaya perkara

ini sebesar Rp.186.000,-(seratus delapan puluh enam ribu rupiah)

Majlis hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus perkara

Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm., telah menetapkan kepada suami untuk

memberi mut'ah sebesar RP. 20.000.000.,-(dua puluh juta rupiah).

Dalam hukum Islam, apabila apabila suami menceraikan istrinya,

maka itu berarti inisiatif perceraian datangnya dari suami yang kemudian

disebut talaq. Karena perceraian itu atas kehendak suami maka suami

memberi mut'ah yaitu pemberian barang kenangan-kenangan pada istri yang

dicerai.

Mengenai hukumnya mut'ah ini terdapat perbedaan pendapat. Jumhur

fuqaha berpendapat bahwa pemberian untuk menyenangkan hati istri (mut'ah)

tidak diwajibkan untuk setiap istri yang dicerai. Fuqaha Zhahiri berpendapat

bahwa mut'ah wajib untuk setiap istri yang dicerai. Segolongan fuqaha

berpendapat bahwa mut'ah hanya disunatkan, tidak diwajibkan. Pendapat ini

juga dikemukakan oleh Malik. Abu Hanifah berpendapat bahwa mut'ah

Page 81: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

70

diwajibkan untuk setiap wanita yang dicerai sebelum digauli, sedang suami

belum menentukan maskawin untuknya.16

Imam Syafi'i berpendapat bahwa mut'ah diwajibkan untuk setiap istri

yang dicerai manakala pemutusan perkawinan datang dari pihak suami,

kecuali istri yang telah ditentukan maskawin untuknya dan dicerai sebelum

digauli. Jumhur ulama juga memegangi pendapat ini.17

Abu Hanifah beralasan

dengan firman Allah:

�̀�E ��� ���� �,��(�I�c ���d �4� ���e�,(�� �����f�!0 ��H�5 � � �C �-�gI�� ���-�% �- )�% �3 J�$�8" ���� �$�8"� ���� �&��,�+ ��0�����&� 2S���� ���� �������� ���!�� �,�+ ���� �9,�

JX��,�)i�j$k� :lm( Artinya: orang-orang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan

yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu

menggaulinya, maka sekali-kali tidak wajib atas mereka 'iddah

bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka

mut'ah dan lepaskanlah mereka dengan cara yang sebaik-baiknya."

(QS. al-Ahzab: 49).18

Maka Allah mensyaratkan mut'ah diberikan pada istri yang belum di-

dukhul. Allah berfirman:

�� �K�[� �+ JG�-�8�+ ������ �����'8�+ ���E� ���� �9,� )�% �3�̀�E ��� ���� �,��(�I�c )�5� �����'8�+)S8�`�� :^_n(

Artinya: Jika kamu menceraikan istri-istri sebelum kamu menggauli mereka,

padahal kamu telah menentukan maskawin bagi mereka, maka

bayarlah separuh dari maskawin yang telah kamu tentukan itu." (QS.

al-Baqarah: 237).19

16 Ibnu Rusyd, Bidâyah al Mujtahid Wa Nihâyah al Muqtasid, Juz II, Beirut: Dâr Al-Jiil,

1409 H/1989, hlm. 73. 17 Ibid., hlm. 74. 18 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993, hlm. 672. 19 Ibid., hlm. 58.

Page 82: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

71

Dari ayat ini dapat diketahui bahwa istri tidak memperoleh mut'ah

apabila telah ada penentuan maskawin dan talak terjadi sebelum ada

pergaulan. Sebab, apabila pemberian maskawin untuk istri tidak wajib, tentu

pemberian mut'ah untuknya lebih tidak wajib lagi.

Menurut Ibnu Rusyd, pendapat ini sungguh membingungkan karena

apabila maskawin belum ditetapkan untuknya, maka ditetapkanlah mut'ah

sebagai penggantinya, dan apabila separuh maskawin dikembalikan dari

tangan istri, maka tidak ditetapkan sesuatu pun untuknya.20

Mengenai firman Allah:

�B�����E �8��(��,(�� .��� �B����E �7�" �,(�� .�� ���� �&����)S8�`�� :^_@( Artinya: Dan hendaklah kamu berikan suatu mut'ah kepada mereka. Orang

yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut

kemampuannya (pula)." (QS. al-Baqarah: 236).21

Imam Syafi'i mengartikan perintah tentang mut'ah pada ayat ini

kepada keumuman orang perempuan yang ditalak, kecuali orang perempuan

yang telah ditetapkan maskawinnya dan diceraikan sebelum digauli.

Sedangkan fuqaha Zhahiri mengartikan perintah memberikan mut'ah itu

kepada keumumannya. Jumhur fuqaha berpendapat bahwa orang perempuan

yang memperoleh khulu' tidak memperoleh mut'ah, karena kedudukannya

sebagai pihak yang memberi, seperti halnya wanita yang ditalak sebelum

digauli sesudah ada penentuan maskawin.

Dalam pada itu, fuqaha Zhahiri mengatakan bahwa khulu' adalah

aturan syara', itu bisa yang memperoleh dan bisa memberi. Dalam

20 Ibnu Rusyd, op.cit., hlm. 74. 21 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit., hlm. 58.

Page 83: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

72

mengartikan perintah memberikan mut'ah itu "sunah". Malik beralasan dengan

firman Allah pada akhir ayat tersebut, yaitu:

o� �9�f�,(�� .�� J�]�$)S8�`�� :^_@(

Artinya: Yang demikian itu merupakan ketentuan (kewajiban) bagi orang-

orang yang berbuat kebajikan." (QS. al-Baqarah: 236).22

Yakni bagi orang yang bermurah hati dalam berbuat baik, dan sesuatu

hal yang termasuk dalam urusan kemurahan dan kebaikan hati tidak termasuk

perkara yang wajib.

Dalam Pasal 1 butir (i) Kompilasi Hukum Islam (KHI) ditegaskan,

mut'ah adalah pemberian bekas suami kepada istri yang dijatuhi talaq berupa

benda atau uang dan lainnya. Dalam Pasal 158 KHI dinyatakan, Mut'ah wajib

diberikan oleh bekas suami dengan syarat: (a) belum ditetapkan mahar bagi

istri ba'da al-dukhul; (b) perceraian itu atas kehendak suami. Jika syarat ini

tidak dipenuhi maka mut'ah sunnat diberikan oleh bekas suami (Pasal 159

KHI). Besarnya mut'ah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami

(Pasal 160 KHI).

Berdasarkan keterangan tersebut, maka perceraian dengan memberi

mut'ah ini tidak memberatkan suami karena disesuaikan dengan kemampuan

suami.

22 Ibid.,

Page 84: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

73

B. Analisis Efektifitas Putusan Pengadilan Agama Semarang tentang

Pembagian Gaji PNS terhadap Bekas Istri yang Diserahkan Kepada

Instansi atau Atasan Terkait Pasca Perceraian

Sebagaimana penulis paparkan sebelumnya pertimbangan-

pertimbangan yang digunakan majlis hakim dalam menetapkan putusan

perkara tersebut diatas maka penulis akan memaparkan atau menganalisis

pertimbangan hakim yang digunakan majlis hakim tentang pembagian gaji

yang diserahkan pada instansi.

Mengingat bahwa seorang pegawai negeri sipil (PNS) apabila

melakukan perceraian dia sudah atau harus minta izin dengan atasan dimana

dia bekerja, dan apabila perceraian itu terjadi atas kehendak pegawai negeri

sipil pria maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan

bekas istri dan anak-anaknya. Pembagian gaji yang dimaksud ialah sepertiga

untuk pria (suami), sepertiga untuk bekas istri dan sepertiga untuk anak kalau

memang mempunyai anak. Jika tidak memiliki anak maka istri mendapatkan

bagian setengah. Lain halnya apabila yang meminta cerai adalah dari pihak

istri, maka istri tidak berhak atas bagian penghasilan dari bekas suaminya.

Akan tetapi apabila alasan istri meminta cerai karena tidak bersedia dimadu

maka istri bisa meminta bagian gaji dari suami.23

Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1983 yang

tersebut diatas maka pegawai negeri sipil tidak bisa seenaknya sendiri

misalnya dalam hal perceraian. Jadi pertimbangan majlis hakim dalam hal

pembagian gaji diserahkan pada instansi atau atasan karena yang lebih

23Wipress, Peraturan pemerintah tentang PNS,wacana intelektual,2007, hlm.336-337

Page 85: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

74

berwenang adalah atasan atau instansi terkait pasca perceraian mengingat

sudah ada peraturannya sendiri bukan majlis hakim.

Putusan Hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus perkara

No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm, putusan perkara No.l 135/Pdt.G/2007/PA.Sm.,

dan No.l203/Pdt.G/2007/PA.Sm., inti pertimbangannya menyatakan bahwa

majlis hakim berpendapat bahwa masalah pembagian gaji tersebut adalah

merupakan kewenangan instansi dimana pemohon bekerja dan majlis

menyerahkan sepenuhya masalah ini kepada instansi tersebut untuk

menyelesaikannya.

Pertimbangan ini menunjukkan bahwa majlis Hakim Pengadilan

Agama Semarang tidak bersifat sombong meskipun tahu akan hukumnya

namun majlis menyadari bahwa tentang penyelesaian pembagian gaji pegawai

negeri sipil terhadap bekas istri lebih tepat diserahkan pada atasan atau

instansi terkait. Dari sini tampak bahwa majlis hakim sungguh-sungguh

menghargai dan menggali nilai-nilai hukum yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat.

Dalam pertimbangan hukum ini majlis hakim Pengadilan Agama

Semarang yang memutus perkara No. 405/Pdt.G/2005/PA.Sm, putusan

perkara No.l 135/Pdt.G/2007/PA.Sm, dan No.l203/Pdt.G/2007/PA.Sm.,

tampak telah mempertimbangkan dalil pemohon, bantahan, atau eksepsi dari

termohon, serta dihubungkan dengan alat-alat bukti yang ada. Dari

pertimbangan hukum hakim menarik kesimpulan tentang terbukti atau

tidaknya gugatan itu. Di sinilah argumentasi majlis Hakim Pengadilan Agama

Page 86: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

75

Semarang dipertaruhkan dalam mengonstatir segala peristiwa yang terjadi

selama persidangan berlangsung.

Setelah hal-hal tersebut di atas dipertimbangkan satu per satu secara

kronologis, kemudian majlis Hakim Pengadilah Agama Semarang menulis

dalil-dalil hukum syara' yang menjadi sandaran pertimbangannya. Demikian

pula dalil yang bersumber dari al-Qur'an dan al-Hadis, pendapat para ulama

yang termuat dalam kitab-kitab fiqh. Dalil-dalil tersebut disinkronkan satu

dengan yang lain sehingga ada hubungan hukum dengan perkara yang

disidangkan. Dalam pertimbangan hukum juga dimuat pasal-pasal peraturan

perundang-undangan yang menjadi dasar dari putusan itu.

Menurut keterangan Bapak Wahyu Setiaji Ismaryanto sebagai

pemohon perkara No.405/pdt.G/2005/PA.Sm., menyatakan: "Putusan

Pengadilan Agama Semarang yang menyerahkan pembagian gaji PNS

terhadap bekas istrinya kepada atasan/instansi terkait pasca perceraian itu

sudah tepat".24

Keterangan Bapak Wahyu Setiaji Ismaryanto di .atas menunjukkan

Pengadilan Agama Semarang telah membuat putusan yang sesuai dengan

keinginan pihak termohon dan pemohon. Dengan kata lain pemohon dan

termohon tidak merasa dirugikan khususnya dalam aspek pembagian gaji

Menurut Ibu Yulianti Magdalena sebagai termohon perkara

No.405/pdt.G/2005/PA.Sm., bahwa gaji suami PNS tersebut dipotong.25

24 Wawancara dengan Bapak Wahyu Setiaji Ismaryanto sebagai pemohon perkara

No.405/pdt.G/2005/PA.Sm 05/pdt.G/2005/PA.Sm., tgl 8 Januari 2009. 25 Wawancara dengan Ibu Yulianti Magdalena sebagai termohon perkara

No.405/pdt.G/2005/PA.Sm., tgl 9 Januari 2009

Page 87: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

76

Pernyataan Ibu Yulianti Magdalena menganggap bahwa putusan

Pengadilan Agama Semarang dapat memberi kepastian hukum sehingga

termohon merasa dilindungi hukum terhadap hak-haknya sebagai mantan

seorang istri.

Keterangan dari bapak Drs. Prasetyo bin Abdurrochim sebagai

pemohon perkara Nomor : 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., menuturkan: "saya

sebagai PNS setuju dengan kebijakan instansi/atasan.26

Kebijakan instansi atau atasan yang bersifat adil dan tidak

memberatkan sebelah pihak telah ditempuh instansi atau atasan Dirjen Pajak

Jateng I, hal ini sebagaimana dikatakan salah seorang pegawai bagian Humas

Dirjen Pajak Jateng I bahwa instansi telah mengambil kebijakan yang

proposional dengan melihat dari berbagai aspek. Misalkan dilihat dari PNS

tersebut telah berani bercerai dengan istri padahal dia notabenenya sebagai

seorang PNS yang seharusnya dia disiplin hukum maka dia harus menerima

konskensinya yaitu sesuai dengan undang-undang no 10 tahun 1983 yaitu

tentang pembagian 1/3 gaji PNS terhadap bekas istri. Dengan adanya

peraturan tersebut hak-hak istri terlindungi.

Maudy Schepper binti J.N.Schepper sebagai termohon perkara Nomor:

1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., dalam penuturannya menyatakan bahwa mantan

suami saya sebagai PNS telah melaksanakan dengan baik pembagian gaji

terhadap bekas istrinya.27

Drs. al Zunaidi, MSI bin Achmad Saroni sebagai

26 Wawancara dengan bapak Drs. Prasetyo bin Abdurrochim sebagai pemohon

perkara Nomor: 1135/Pdt.G/2007/PA,Sm., tgl 10 Januari 2009 27Wawancara dengan Ibu Maudy Schepper binti J.N.Schepper sebagai termohon

perkara Nomor: 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm.,tgl 11 Januari 2009

Page 88: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

77

pemohon perkara Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm menerangkan bahwa

"putusan Pengadilan Agama Semarang yang menyerahkan pembagian gaji

PNS terhadap bekas istrinya kepada atasan/instansi terkait itu sudah tepat".28

Sri Lestari binti Parto Sudarmo sebagai Termohon perkara Nomor

1203/Pdt.G/2007/PA.Sm.. i-nenjelaskan bahwa gaji suami PNS tersebut

dipotong.29

Apabila memperhatikan perkara sebagaimana yang telah disebutkan

diatas dalam hal ini putusan Pengadilan Agama Semarang dapat dijelaskan

bahwa Pengadilan Agama Semarang telah mengambil putusan yang bukan

saja mencerminkan rasa keadilan dan kepastian hukum tetapi juga putusan itu

mencerminkan sikap arifdan bijaksana. Karena Pengadilan Agama Semarang

telah memberi dan melimpahakan masalah pembagian gaji kepada instansi

atau atasan PNS itu bekerja. Tidak adanya sikap arogansi Pengadilan Agama

Semarang mengandung arti majlis hakim menyadari akan wewenang dan

pengetahuannya di bidang masalah pembagian gaji.

Kenyataan menunjukkan tidak sedikit pengadilan yang merasa dirinya

memiliki wewenang yang luas apalagi ada semboyan "hakim tahu akan

hukumnya", sering kali pengadilan bersikap congkak dalam memutus perkara

dengan hanya bertumpu pada undang-undang dan bersifat kaku tanpa

memperdulikan nilai-nilai hukum yang hidup dan berkembang dalam

28Wawancara dengan Bapak Drs. al Zunaidi, MS1 bin Achmad Saroni sebagai

pemohon perkara Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm., tgl 12 Januari 2009 29 Wawancara dengan Ibu Sri Lestari binti Parto Sudarmo sebagai Termohon perkara

Nomor 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm., tgl 13 Januari 2009

Page 89: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

78

masyarakat. Berdasarkan hal itu kearifan Majlis Hakim Pengadilan Agama

Semarang dapat dijadikan contoh atau setidaknya dapat dijadikan studi

banding oleh pengadilan lainnya guna mendapatkan apresiasi dari masyarakat

khususnya para pencari keadilan.

Berdasarkan uraian di atas jika dikaitkan dengan kaidah fiqh/ushul

fiqh, maka penyelesaian pembagian gaji pegawai negeri sipil terhadap bekas

istri lebih diserahkan pada atasan atau instansi terkait pasca perceraian

menjadi petunjuk bahwa majlis Hakim Pengadilan Agama Semarang sangat

menghargai adat kebiasaan yang berkembang antara instansi pemerintah.

Sedangkan adat kebiasaan itu boleh saja menjadi hukum, hal ini sesuai dengan

kaidah fiqh sebagai berikut:

RG,I!f�� �SN�&�� Artinya: Adat kebiasaan itu bisa menjadi hukum.

� �8�!� �- �O�G �!���1(��� �G ���Fpk(� �8��q��; �r��!�$�1(�� �8��q Artinya: Tidak diingkari perubahan hukum disebabkan perubahan

zaman dan tempat

��(�,�&�8���:�� �8J+�� �(��,�Y�8���st �8Jc� Artinya: Yang baik itu menjadi 'urf, sebagaimana yang disyaratkan itu

menjadi syarat

u�v� ���; �w��;�IU���� �:�8�&(���; �w�;�IU�� Artinya: Yang ditetapkan melalui 'urf sama dengan yang ditetapkan

melalui nash (ayat dan atau hadits).

Page 90: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

79

�+ �6�� �x�;�' �O� �J��(y�� �z�8�Y(�� �6�; N�� �� {3�� .���� �6���+ �7���8- �Gq{�� .�+ �O� �6���:�8�&(��

Artinya: Setiap yang datang dengannya syara secara mutlak, dan tidak

ada ukurannya dalam syara 'maupun dalam bahasa, maka

dikembalikanlah kepada 'urf.

�:�8�&���8�>�1���� �)���N �D�;��9(�� �)������,(�� �� �,�0�� �|��/(��O� �6���� �3�,�f� =�gI��

Artinya: 'urf yang diberlakukan padanya suatu lafaz (ketentuan

hukum) hanyalah yang datang beriringan atau mendahului

dan bukan yang datang kemudian.

Pertimbangan ini menunjukkan bahwa majlis Hakim Pengadilan

Agama Semarang tidak bersifat sombong meskipun tahu akan hukumnya

namun majlis menyadari bahwa tentang penyelesaian pembagian gaji pegawai

negeri sipil terhadap bekas istri lebih tepat diserahkan pada atasan atau

instansi terkait. Dari sini tampak bahwa majlis hakim sungguh-sungguh

menghargai dan menggali nilai-nilai hukum yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat.

Page 91: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, maka selanjutnya penulis akan

memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan dalam skripsi ini:

1. Majlis hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus perkara No.

405/Pdt.G/2005/PA.Sm., telah mewajibkan kepada seorang, suami

memberi nafl<ah lampau 35 bulan = Rp.500.000 = Rp. 17.500.000,-

(tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah). Isi putusan ini sudah sesuai

dengan peran suami sebagai kepala keluarga berkewajiban memberi

nafkah, karena nafkah merupakan bagian hak istri yang harus dipenuhi

seorang suami. Majlis hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus

perkara No. 1135/Pdt.G/2007/PA.Sm., telah menetapkan kewajiban pada

suami untuk memberi nafkah pada anak perbulan minimal sebesar

Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dengan kenaikan 10% setiap

tahunnya sampai anak tersebut dewasa. Putusan ini sesuai dengan

kewajiban seorang ayah dalam memelihara anak. Majlis hakim Pengadilan

Agama Semarang yang memutus perkara No. 1203/Pdt.G/2007/PA.Sm.,

telah menetapkan kepada suami untuk memberi mut'ah sebesar

Rp.20.000.000,-(dua puluh juta rupiah). Dalam hukum Islam, apabila

apabila suami menceraikan istrinya, maka itu berarti inisiatif perceraian

datangnya dari suami yang kemudian disebut talaq. Karena perceraian itu

Page 92: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

81

atas kehendak suami maka suami memberi mut'ah yaitu pemberian barang

kenangan-kenangan pada istri yang dicerai.

2. Putusan Hakim Pengadilan Agama Semarang yang memutus perkara No.

405/Pdt.G/2005/PA.Sm, putusan perkara No.l 135/Pdt.G/2007/PA.Sm.,

dan No.l203/Pdt.G/2007/PA.Sm., inti pertimbangannya menyatakan

bahwa majlis hakim berpendapat bahwa masalah pembagian gaji tersebut

adalah merupakan kewenangan instansi dimana pemohon bekerja dan

majlis menyerahkan sepenuhya masalah ini kepada instansi tersebut,

untuk menyelesaikannya. Pertimbangan ini menunjukkan bahwa majlis

Hakim Pengadilan Agama Semarang tidak bersifat sombong meskipun

tahu akan hukumnya namun majlis menyadari bahwa tentang penyelesaian

pembagian gaji pegawai negeri sipil terhadap bekas istri lebih tepat

diserahkan pada atasan atau instansi terkait. Dari sini tampak bahwa

majlis hakim sungguh-sungguh menghargai dan menggali nilai-nilai

hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

B. Saran

Setelah penulis paparkan dari awal sampai akhir perkenankanlah penulis

menyampaikan saran-saran, yaitu sebagai berikut:

1. Seorang hakim harus mempunyai dasar dalam hal memutuskan perkara

2. Hakim harus mempunyai sifat netral agar antara kedua belah pihak merasa

tidak dirugikan

3. Dalam memutuskan perkara hakim harus benar-benar memahami

permasalahan yang ada

Page 93: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

82

4. Apabila hakim dalam memutuskan perkara mengalami kebingungan, maka

hakim dianjurkan melakukan ijtihad atau musyawarah majlis hakim untuk

mengambil jalan yang terbaik.

C. Penutup

Syukur alkhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayahnya kepada penulis

sehingga penulis bisa menyusun skripsi ini. Penulis sadar akan kekurangan

dan kelemahan dalam penyusunan skripsi tersebut maka penulis mohon kritik

dan saran pada pembaca yang budiman demi kesempurnaan skripsi tersebut.

Penulis berdo’a dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pada pembaca yang budiman pada umumnya.

Page 94: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

DAFTAR PUSTAKA

Amini, Ibrahim, Principles of Marriage Family Ethics, terj. Alwiyah

Abdurrahman, "Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri",

Bandung: al-Bayan, 1999.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Audah, Abduk Kadir, Islam dan Perundang-Undangan, Jakarta: PT.Bulan

Bintang tt.

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Perkawinan Islam, UUI Press, Yogyakarta, 1999.

Bukhari, Imam, Sahih al-Bukhari, Juz. III, Beirut: Dar al-Fikr, 1410 H/1990 M.

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993.

Effendy, Pokok-Pokok Hukum Adat Jilid II, Semarang: Triadan jaya, 1994.

Hakim, Rahmat, Hukum Pernikahan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Hamid, Zahry, Pokok-Pokok Hukum Pernikahan Islam dan Undang-Undang

Pernikahan di Indonesia, Yogyakarta: Bina Cipta, 1978.

Harun, Harmon, Himpunan UU Kepegawaian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002-2004.

Hussaini, Imam Taqi al-Din Abu Bakr ibn Muhammad, Kifayah Al Akhyar,

Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, tth.

Jamal, Ibrahim Muhammad, Fiqh al-Mar’ah al-Muslimah, Terj. Anshori Umar

Sitanggal, “Fiqih Wanita”, Semarang: CV Asy-Syifa, 1986.

Jaziri, Abdurrrahman, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, Juz. IV, Beirut:

Dar al-Fikr, 1972.

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty,

1998.

Moloeng, Lexy j., Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.IV, Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,

Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997.

Page 95: PENYELESAIAN PEMBAGIAN GAJI PEGAWAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain...Bapak Chabibun-Ibu Siti Musyarofah) yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Perkawinan di Indonesia, Bandung: Sumur

Bandung, 1981.

Rasyid, Roihan A., Hukum Acara Peradilan Agama, PT. Raja Grafindo Persada.

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, Juz. II, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, tth.

Said, Fuad, Perceraian Menurut Hukum Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1994.

Saleh, K. Wancik, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia,

1982.

Santoso, Aman, Metode Penelitian Hukum Normative dan Sosiologis dengan

Analisa Kualitatif, Semarang: Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus

1945, 2003.

Soekanto, Soerjono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta:UI Press, 1982.

Subekti, Hukum Acara Perdata, Bandung: Bina Cipta, 1982.

Sudiyat, Iman, Hukum Adat Sketsa Asas, Yogyakarta: Liberty, 1981.

Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: CV. Rajawali, 1999.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada

Media, 2006.

Syaukani, Imam, Nail al–Autar, Juz IV, Beirut: Daar al-Qutub al-Arabia, tth.

Uwaidah, Syekh Kamil Muhammad, al-Jami' fi Fiqh an-Nisa, Terj. M. Abdul

Ghofar, " Fiqih Wanita", Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998.

Wipress, Peraturan pemerintah tentang PNS,wacana intelektual,2007.

Yunus, Mahmud, Hukum Perkawinan dalam Islam, Jakarta: PT Hidakarya

Agung, Cet. 12, 1990.

--------, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1973.