PCL new

32
BAB I PENDAHULUAN ABSTRAK Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia 1.1 Latar Belakang Di era reformasi sekarang Pancasila sebagai dasar negara kembali diuji ketahanannya. Enam puluh tiga tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.

Transcript of PCL new

Page 1: PCL new

BAB I

PENDAHULUAN

ABSTRAK

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem

filsafat.

Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan

merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan

suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan,

saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang

terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan

dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa

yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia

1.1  Latar Belakang

Di era reformasi sekarang Pancasila sebagai dasar negara kembali diuji

ketahanannya. Enam puluh tiga tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah

konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu

lahirnya Pancasila.

Karunia terbesar dari Allah SWT bagi Bangsa Indonesia adalah

Pancasila. Sebab Pancasilamerupakan pegangan hidup bagi seluruh Bangsa

Indonesia, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga

sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunPANCASILAan berbangsa, serta

sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan

sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia. 

Page 2: PCL new

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian pancasila sebagai Pegangan hidup

2. Pembagian Pancasila Sebagai Pegangan Hidup

3. Contoh-contoh pancasila sebagai pegangan hidup dalam kehidupan sehari-

hari

4. Contoh-contoh berita politik yang berkaitan dengan pancasila sebagai

pegangan hidup

1.3 Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :

1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.

2. Menambah pengetahuan tentang Pancasila dari aspek filsafat.

3. Mengetahui landasan filosofis Pancasila.

4. Mengetahui fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara

Indonesia.

5. Mengetahui bukti bahwa falsafah Pancasila dijadikan sebagai dasar

falsafah negara Indonesia.

1.3 Tujuan Yang Ingin Dicapai

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,

yaitu:

1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebenarnya

2. Pada hakikatnya, Pancasila mempunyai dua fungsi yaitu sebagai

pandangan hidup dan sebagai dasar negara oleh sebab itu penulis ingin

menjabarkan keduanya.

3. Penulis ingin mendalami / menggali arti dari sila – sila Pancasila

1.4 Sistematika Penulisan

Page 3: PCL new

Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis menggunakan study

kepustakaan, yaitu penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan

Pancasila dan kewarganegaraan dan dasar-dasar pancasila yang berhubungan

degan pegangan hidup.

1.5 Tinjauan historis

Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap

perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan

keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968. Pembatasan ini didasarkan

pada dua pengandaian, yakni:

1) Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada tanggal

29 Mei 1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);

2) Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan

pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada

lagi.Permasalahan Pancasila yang masih terasa mengganjal adalah tentang

penghayatan dan pengamalannya saja. Hal ini tampaknya belum

terselesaikan oleh berbagai peraturan operasional tentangnya. Dalam hal

ini, pencabutan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 (Ekaprasetia

Pancakarsa) tampaknya juga belum diikuti upaya penghayatan dan

pengamalan Pancasila secara lebih „alamiah‟. Tentu kita menyadari juga

bahwa upaya pelestarian dan pewarisan Pancasila tidak serta merta

mengikuti Hukum Mendel.

Tinjauan historis Pancasila dalam kurun waktu tersebut kiranya cukup

untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang proses dan dinamika

Pancasila hingga menjadi Pancasila

Page 4: PCL new

otentik. Hal itu perlu dilakukan mengingat bahwa dalam membahas Pancasila,

kita terikat pada rumusan Pancasila yang otentik dan pola hubungan sila-silanya

yang selalu merupakan satu kebulatan yang utuh.

A.Sidang BPUPKI – 29 Mei 1945 dan 1 Juni 1945

Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin

menyampaikan telaah pertama tentang dasar negara Indonesia merdeka sebagai

berikut:

1) Peri Kebangsaan;

2) Peri Kemanusiaan;

3) Peri Ketuhanan;

4) Peri Kerakyatan;

5) Kesejahteraan Rakyat.

Ketika itu ia tidak memberikan nama terhadap lima (5) azas yang

diusulkannya sebagai dasar negara.

Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang yang sama, Ir. Soekarno juga

mengusulkan lima (5) dasar negara sebagai berikut:

1) Kebangsaan Indonesia;

2) Internasionalisme;

3) Mufakat atau Demokrasi;

4) Kesejahteraan Sosial;

5) Ketuhanan Yang Berkebudayaan.

Dan dalam pidato yang disambut gegap gempita itu, ia mengatakan: “…

saja namakan ini dengan petundjuk seorang teman kita – ahli bahasa, namanja

ialah Pantja Sila …” (Anjar Any, 1982:26).

B. Piagam Jakarta 22 Juni 1945

Rumusan lima dasar negara (Pancasila) tersebut kemudian dikembangkan

oleh “Panitia 9” yang lazim disebut demikian karena beranggotakan sembilan

orang tokoh nasional, yakni para wakil dari golongan Islam dan Nasionalisme.

Mereka adalah: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis,

Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Mr. Achmad

Page 5: PCL new

Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Muhammad Yamin. Rumusan sistematis

dasar negara oleh “Panitia 9” itu tercantum dalam suatu naskah Mukadimah yang

kemudian dikenal sebagai “Piagam Jakarta”, yaitu:

1) Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemelukknya;

2) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Persatuan Indonesia;

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan;

5) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, “Piagam Jakarta” diterima

sebagai rancangan Mukadimah hukum dasar (konstitusi) Negara Republik

Indonesia. Rancangan tersebut – khususnya sistematika dasar negara (Pancasila) –

pada tanggal 18 Agustus disempurnakan dan disahkan oleh Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menjadi:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa;

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Persatuan Indonesia;

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan;

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; sebagaimana tercantum

dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

C. Konstitusi RIS (1949) dan UUD Sementara (1950)

Dalam kedua konstitusi yang pernah menggantikan UUD 1945 tersebut,

Pancasila dirumuskan secara „lebih singkat‟ menjadi:

1) Pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa;

2) Perikemanusiaan;

3) Kebangsaan;

4) Kerakyatan;

5) Keadilan sosial.

Page 6: PCL new

Sementara itu di kalangan masyarakat pun terjadi kecenderungan

menyingkat rumusan Pancasila dengan alasan praktis/ pragmatis atau untuk lebih

mengingatnya dengan variasi sebagai berikut:

1) Ketuhanan;

2) Kemanusiaan;

3) Kebangsaan;

4) Kerakyatan atau Kedaulatan Rakyat;

5) Keadilan sosial.

Keanekaragaman rumusan dan atau sistematika Pancasila itu bahkan tetap

berlangsung sesudah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang secara implisit tentu

mengandung pula pengertian bahwa rumusan Pancasila harus sesuai

dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

1. Pengertian Pancasila Sebagai Pegangan Hidup.

Pancasila, Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah

semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini

berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia

Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal

ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa

dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan

satu kesatuan organis.

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam pengertian

ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung, wereldbeschouwing,

wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan

hidup dan petunjuk hidup.

Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua

kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini berarti

bahwa semua tingkah laku dan tindakan pembuatan setiap manusia Indonesia

Page 7: PCL new

harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena

Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu

dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam pengertian

ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung, wereldbeschouwing,

wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan

hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk

arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala

bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap

manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila

Pancasila. Hal ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan,

tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila1

Pancasila dipahami sebagai pedoman, pegangan, dan petunjuk hidup.

Pancasila sebagai pandangan hidup berarti:

1) Dapat memberikan jawaban yang baik terhadap tantangan dan hambatan

dalam mewujudkan kehidupan yang baik.

2) Suatu konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesia

3) Kristalisasi nilai yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan

menimbulkan tekad yang kuat untuk mewujudkannya.

Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi arah semua kegiatan hidup.

Pancasila terpancar dalam seluruh tingkah laku insan Indonesia.

Manfaat pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai berikut :

1) Menjadikan bangsa Indonesia berdiri kokoh sebagai bangsa merdeka dan

berdaulat.

2) Menjadi pedoman dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

3) Pedoman Membangun dirinya sendiri dan hubungan dengan bangsa lain.

Menurut saya, Agama memang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sehari

hari. Dan pancasila memang merupakan pedoman dalam semua segi kehidupan

Page 8: PCL new

kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia. Tetapi, bukan berarti kita

mengagamakan.

Pancasila adalah ideology, sedangkan agama adalah kepercayaan /

keyakinan. Pancasila adalah sumber dari segala gagasan mengenai wujud

masyarakat, yang menjamin kesentosaan dan memberikan kesejahteraan lahir dan

batin. Pancasila dipergunakan sebagai pegangan hidup bangsa, penjelmaan

falsafah hidup bangsa dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Semua tingkah laku

dan tindak/perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan

pancaran dari semuasila pancasila Sedangkan agama merupakan pedoman atau

pondasi bagi manusia yang membatasi dan mengatur baik buruknya tingkah laku

manusia, di dalam agama juga terdapat norma dan hukum yang berlaku dimana

aturan di dalamnya wajib di taati, Pancasila berbicara tentang kebaikan,

sedangkan agama berbicara tentang kebenaran. Adakalanya kebaikan menjadi

bagian dari kebenaran dan sebaliknya. Namun, tetap terdapat bagian dari

kebenaran yang tidak dapat tersentuh oleh nilai kebaikan, begitupun sebaliknya,

tidak semua nilai kebaikan merupakan kebenaran. Sebagai contoh, memakan

daging sapi adalah hal yang baik, terutama pada masa pertumbuhan, namun hal ini

tidak dibenarkan dalam ajaran agama Hindu karena mereka melarang umatnya

untuk memakan daging sapi, Negara kita memang bukanlah negara agama, tetapi

juga tidak begitu saja menjadi negara sekular yang memisahkan agama dengan

kehidupan berbangsa dan bernegara, Ini berarti antara Pancasila dan Agama

sangat berbeda . walaupun keduanya menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia.

Agama adalah hubungan kita manusia dengan sang pencipta, sedangkan pancasila

hubungan seorang warga Negara dengan Negara dan lingkungan sosialnya.

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam pengertian

ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung, wereldbeschouwing,

wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan

hidup dan petunjuk hidup.

Page 9: PCL new

Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua

kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini berarti

bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus

dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena

Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu

dengan yang lain,

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila sebagai

falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideology negara, dan

staatside. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur

pemerintahan atau penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan

UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan “……..maka sisusunlah kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu dalam suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang

terbentuk dalam suat susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasar kepada…..” Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar

negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu:

Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada

hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber

tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No.

XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No.

IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan.

Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya

(merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis)

Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam

mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan

filosofis)2

1http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

2http://scrib. com/question/index?qid=201111060636

Page 10: PCL new

2. Pembagian Pancasila Sebagai Pegangan Hidup

Pembagian Pancasila Sebagai Pegangan Hidup sangat banyak, maka dari

itu dalam pembahasan kali ini akan dikaji hanya beberapa bagian yang berkaitan

erat dengan pancasila sebagai pegangan hidup, diantaranya adalah :

1.Pancasila menjadi paradigma pembangunan.

Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-

nilaiPancasila telah membawa implikasi yang luas dan mendasar bagi

kehidupanmanusia Indonesia. Pembangunan bidang ini boleh dikatakan

telah gagal mendidik masyarakat agar mampu berpolitik secara cantik dan etis

karena lebihmenekankan pada upaya membangun dan mempertahankan

kekuasaan. Implikasiyang paling nyata dapat dilihat dalam pembangunan bidang

hukum sertapertahanan dan keamanan.Pembangunan bidang hukum yang

didasarkan pada nilai-nilai moral (kemanusiaan) baru sebatas pada tataran

filosofis dan konseptual. Hukum nasional yang telah dikembangkan secara

rasional dan realistis tidak pernah dapat direalisasikan karena setiap upaya

penegakan hukum selalu dipengaruhi olehkeputusan politik. Oleh karena itu, tidak

berlebihan apabila pembangunan bidanghukum dikatakan telah mengalami

kegagalan. Sementara, pembangunan bidangpertahanan dan keamanan juga telah

menyimpang dari hakikat sistem pertahananyang ingin dikembangkan seperti

yang dicita-citakan oleh para pendiri republik tercinta ini. Pembangunan

pertahanan dan keamanan lebih diarahkan untuk kepentingan politik, terutama

guna mempertahankan kekuasaan.3

Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik juga belum dapat

direalisasikan sebagaimana yang dicita-citakan. Pancasila sebagai paradigma

pambangunan politik dan hukum, melaksanakan paradigma tersebut dalam

praksisnya, persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan politik

dan hukum di masa-masa mendatang. Apabila dianalisis, kegagalan tersebut

disebabkan oleh beberapa persoalanseperti:

Page 11: PCL new

1) Tidak jelasnya paradigma pembangunan politik dan hukum karena

tidak adanya blue print 

2) Penggunaan Pancasila sebagai paradigma pembangunan masih bersifat

parsial.

3) Kurang berpihak pada hakikat pembangunan politik dan hukum.

Adanya tujuan tertentu untuk melanggengkan kekuasaan elite politik.

Keberhasilan pembangunan politik bukan hanya dilihat atau diukur dari

terlaksananya pemilihan umum (pemilu) dan terbentuknya lembaga-lembaga

demokratis seperti MPR, Presiden, DPR dan DPRD, melainkan harus diukur dari

kemampuan dan kedewasaan rakyat dalam berpolitik. Persoalan terakhirlah

yangharus menjadi prioritas pembangunan bidang politik. Hal ini sesuai dengan

kenyataan objektif bahwa manusia adalah subjek negara dan karena itu

pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Namun, cita-cita ini sulit diwujudkan karena tidak ada kemauan dari elite

politik sebagai pemegang kebijakan publik dan kegagalan pembangunan bidang

politik selama ini. Pembangunan politik semakin tidak jelas arahnya, manakala

pembangunan bidang hukum mengalami kegagalan. Penyelewengan-

penyelewengan yang terjadi tidak dapat ditegakkan oleh hukum. Hukum yang

berlaku hanya sebagai simbol tanpa memiliki makna yang berarti bagi

kepentingan rakyat banyak.

2. Pancasila Sebagai Pegangan Hidup Dalam Masalah Ekonomi, Sosial, Budaya

dan Politik.

 Terlepas dari kenyataan yang ada, gerakan reformasi sebagai upaya

memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia ini harus dibayar mahal, terutama yang

berkaitan dengan dampak politik, ekonomi, sosial dan terutama kemanusiaan.

Para elitepolitik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini guna

meraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi

perbenturan kepentingan politik. Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat

Page 12: PCL new

tragedy kemanusiaan yang sangat memilukan. Banyaknya korban jiwa dari anak-

anak bangsa dan rakyat kecil yang tidak berdosa merupakan dampak dari benturan

kepentingan politik. Tragedi “amuk masa” di Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, serta daerah-daerah

lainnya merupakan bukti mahalnya sebuah perubahan4.

Dari peristiwa-peristiwa tersebut,nampak sekali bahwa bangsa Indonesia

sudah berada di ambang krisis degradasi moral dan ancaman disintegrasi. Kondisi

sosial politik ini diperburuk oleh kondisi ekonomi yang tidak berpihak kepada

kepentingan rakyat. Sektor riil sudah tidak berdaya sebagaimana dapat dilihat dari

banyaknya perusahaan maupun perbankan yang gulung tikar dandengan

sendirinya akan diikuti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK). Jumlah

pengangguran yang tinggi terus bertambah seiring dengan PHK sejumlah tenaga

kerja potensial. Masyarakat kecil benar-benar menjerit karena tidak mampu

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ini diperparah dengan naiknya

harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, serta harga bahan kebutuhan

pokok lainnya.

Upaya pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dengan

menyediakan dana sosial belum dapat dikatakan efektif karena masih

banyak terjadi penyimpangan dalam proses penyalurannya. Ironisnya kalangan

elitepolitik dan pelaku politik seakan tidak peduli dengan bergaming akan jeritan

kemanusiaan tersebut.

Hampir semua pakar ekonomi Indonesia memiliki kesadaran akan

pentingnya moralitas kemanusiaan dan ketuhanan sebagai landasan pembangunan

ekonomi. Namun dalam prakteknya, mereka tidak mampu meyakinkan

pemerintah akan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai dengan kondisi

Indonesia. Bahkantidak sedikit pakar ekonomi Indonesia yang mengikuti

pendapat atau pandanganpakar Barat (pakar IMF) tentang pembangunan ekonomi

Indonesia. Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi:

1) Ekonomika etik dan ekonomika humanistik (dasar)

2) Nasional ekonomi dan demokrasi (cara/metode operasionalisasi)

3) Ekonomi berkeadilan sosial (tujuan)

Page 13: PCL new

Kontekstualisasi dan implementasi Pancasila dalam bidang ekonomi

cukupdikaitkan dengan pilar-pilar di atas dan juga dikaitkan dengan pertanyaan-

pertanyaan dasar yang harus dipecahkan oleh sistem ekonomi apapun.Pertanyaan-

pertanyaan itu adalah:

a) Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlahnya

b) Bagaimana pola atau cara memproduksi barang dan jasa itu

c) Untuk siapa barang tersebut dihasilkan dan bagaimana

mendistribusikanbarang tersebut ke masyarakat.

Langkah yang perlu dilakukan adalah perlu digalakkan kembali penanaman

nilai-nilai Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu

dimunculkangerakan penyadaran agar ilmu ekonomi ini dikembangkan ke arah

ekonomi yanghumanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan dan

mendorongpersaingan yang saling mematikan untuk memuaskan kepentingan

sendiri.

3. CONTOH-CONTOH PEGANGAN HIDUP DALAM KEHIDUPAN

SEHARI-HARI

3http://masbioed.org//Pancasila pegangan

4http://alkiyasa.blogspot.com//ph.pegangan hidupp/

Page 14: PCL new

a. Ketuhanan (Religiusitas)

Nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang

dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia adalah nilai

religius. Memahami Ketuhanan sebagai pegangan hidup adalah mewujudkan

masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang

memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap

perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut keagamaan, negara berdasar

Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan

penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan

kepercayaan masing-masing. Maka suatu keharusan bagi masyarakat warga

Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan dan masyarakat yang

beragama.1

b. Kemanusiaan (Moralitas)

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pembentukan kesadaran

tentang keteraturan sebagai asas kehidupan. Sebab setiap manusia berpotensi

menjadi manusia sempurna ( manusia yang beradab ). Manusia yang berperadaban

maju tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih baik untuk

mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal

hukum universal. Dengan kesadaran ini menjadi semangat membangun kehidupan

masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih,

serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni, penuh

toleransi dan damai.1

c. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

Persatuan adalah gabungan dari beberapa bagian. Bangsa Indonesia hadir

untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai

Marauke. Persatuan Indonesia harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri

secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia

terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari berbagai

Page 15: PCL new

kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut untuk dijadikan persatuan

Indonesia.1

d. Permusyawaratan dan Perwakilan

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan hidup berdampingan

dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling

menghargai satu sama lain dengan tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip

kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia,

mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu

mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan

hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan

adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih

tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan

kelompok dan aliran tertentu yang sempit.5

e. Keadilan Sosial

Nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan,

keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal adalah nilai keadilan.

Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita

bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat

yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan

yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan

aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan

peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahawa contoh pancasila

sebagai pegangan hidup bangsa Indonesia adalah jati diri dan kepribadian bangsa

dengan ditunjukan bahwa generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai

Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang

dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati

dirinya.

Page 16: PCL new

4 Contoh-contoh berita politik yang berkaitan dengan pancasila sebagai

pegangan hidup

Apakah benar nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila telah

diamalkan oleh seluruh komponen bangsa? Jika benar, mengapa negara Indonesia

semakin marak dengan kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang seolah

tidak pernah berakhir hingga Indonesia dicap sebagai salah satu negara terkorup di

dunia? Korupsi pun menjadi penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Mengapa

korupsi menjadi penyakit menahun di setiap lembaga dan departemen atau

kementrian di Indonesia?

Setiap 1 Oktober bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Kesaktian

Pancasila. Hari lahirnya Pancasila sepatutnya dijadikan momentum dalam

pengaktualisasian nilai-nilai luhur Pancasila yang semakin terlindas dan

terlupakan oleh segenap bangsa Indonesia. Apalah arti seremonial tanpa ada

perubahan yang berarti dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara?

Dimana sesungguhnya Pancasila kita? Sehingga lebih dari 67 tahun membangun

tapi belum juga bangun? Artinya lebih dari 6 dekade kita merdeka masih banyak

kasus korupsi dan suap menyuap terjadi di negeri ini yang banyak dicontohkan

oleh pejabat baik pusat maupun daerah. Popularitas pejabat negara yang semakin

hari semakin mulai menunjukkan wajahnya dalam keterpurukan moral dan

tingkah laku yang tidak menceminkan sebagai seorang pemimpin yang

mengayomi masyarakat.

1http://www.isomwebs.com/2011/makalah-pendidikan-pancasila-pancasila-sebagai-ideologi-pandangan-hidup-bangsa-indonesia/

Page 17: PCL new

Dewasa ini seringkali mendapati nilai-nilai luhur Pancasila sebagai

pemersatu bangsa seolah telah pudar dan semakin meredup dari waktu ke waktu.

Nilai-nilai Pancasila tampaknya belum diamalkan oleh seluruh komponen bangsa

bahkan cenderung diselewengkan oleh sejumlah oknum atau pejabat dan petinggi

negara. Tak heran jika korupsi semakin merajalela dan merebak dimana-mana.

Terkuaknya kasus korupsi, manipulasi anggaran, dan penyimpangan-

penyimpangan lain yang dilakukan oleh pejabat dan aparat negara serta wakil

rakyat di hampir semua lembaga dan departemen atau kementerian pemerintahan

seakan meneguhkan bahwa kekuasaan cenderung melalukukan korupsi, sekaligus

menegaskan bahwa Pancasila selama ini hanya dijadikan slogan, tak dijiwai

sebagai nilai yang patut dijunjung tinggi. Hal ini membuktikan bahwa mereka

yang seharusnya menjadi teladan dalam berpancasila pun gagal dalam menjadikan

Pancasila sebagai pandangan hidup mereka. Nurani sebagian pejabat di

Indonesia tidak lagi dijiwai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Budaya korupsi

yang semakin mengakar juga menandakan bahwa aktualisasi dari nilai-nilai

Pancasila tidak lagi tertanam kuat dalam setiap hati insani dan pribadi bangsa

Indonesia. Nurani sebagian pejabat di Indonesia tidak lagi dijiwai dengan nilai-

nilai luhur Pancasila. Mungkin kita sudah bosan dan muak dengan ulah para

pejabat yang seperti ini yang setiap hari tak pernah absen diberitakan di kolom-

kolom surat kabar atau media massa lainnya karena tersangkut skandal korupsi,

seakan tidak pernah mempunyai sedikitpun rasa malu untuk melakukan korupsi

dan suap menyuap, bahkan melakukannya secara “berjama’ah”. Nilai-nilai luhur

yang seharusnya dijadikan acuan seperti dilupakan begitu saja. Fakta bahwa

banyak di antara elit politik dan pejabat negeri ini ramai-ramai korupsi, tak dapat

disangkal tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur universal Pancasila. Pendek kata,

Pancasila tidak lagi menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Hal

mendasar yang perlu kita cermati lagi dan patut untuk dipertanyakan apakah

sejelek itu moral para pejabat negara dan wakil rakyat yang tentu telah dipilih oleh

rakyat untuk menjalankan amanat yang telah diberikan kepadanya? Tak berbeda

kondisinya ketika para koruptor menjadi salah satu penghuni Lembaga

Pemasyarakatan6.

Page 18: PCL new

Layaknya berbelanja di sebuah mini market, semua bisa dibeli asal

mempunyai uang. Tanpa memperhatikan atau mempedulikan aturan hukum

sehingga keadilan pun harus tergadaikan. Contoh kasus Gayus Tambunan,

seorang mafia pajak yang dipenjara karena kasus korupsi bisa saja berliburan ke

beberapa negara tetangga dan dengan bebasnya berlenggang keluar masuk

Indonesia tanpa ada satu pun yang tahu. Mengapa? Tentu karena uang. Dengan

memberikan uang suap kepada para penjaga LAPAS, mereka pasti akan bungkam.

Atau kasus korupsi Artalyta Suryani yang tinggal di sebuah istana yang

dibangunnya di penjara, dengan berbagai fasilitas lengkap dan serba mewah

bahkan Artalyta tetap dapat menikmati perawatan wajah dan tubuhnya di penjara.

Page 19: PCL new

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demikianlah, makalah Pancasila yang kita gali dari bumi pertiwi kita, Indonesia

sendiri merupakan :

a. Dasar negara kita, Republik Indonesia, merupakan sumber dari segala

sumber hukum yang berlaku di negara kita.

b. Pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai alat persatuan kita, serta

memberi petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.

c. Kepribadian dan berjiwa bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan

corak yang khas bangsa kita dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta

merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang

lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain

bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan

tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah

yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yaitu suatu masyarakat

adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di

dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,

bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang

6http://www.4shared.com/2007/makalah-pendidikan-pancasila-pancasila-sebagai-pegangan-hidup-bangsa-indonesi/

Page 20: PCL new

aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang

merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat

Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung

tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian

dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu,

melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah

diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

Dengan demikian, yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati

dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka

Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam

Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta

tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.

Pancasila harus menyentuh kehidupan nyata, karena, hal itu akan menjadikan

kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan

kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan

hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka

segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada

generasi yang begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela

Pancasila.

3.2 Saran

Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di

negara Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih

meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai, menjaga, memahami,

dan mengamalkan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya

dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara

Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih

memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.

Page 21: PCL new