PBL SK 3

download PBL SK 3

of 34

description

sk3

Transcript of PBL SK 3

TUGAS TUTORIALBLOK KEDOKTERAN KOMUNITASSKENARIO 3 STATUS GIZI dan PHBS

Oleh :KELOMPOK B-13

Ketua: Rhezza imam m1102009242 Sekretaris: Puspita sari 1102009226 Anggota: Latifahni1102009156 Silvia octa roza1102008325 Sakinah1102009257 Lingga lilianie1102009163 Puput indah pratiwi1102009224 RA nurafrilya fitria s1102009230Wemdi priya prasetya1102009296 Opialeta putri1102009214FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2011/2012

SKENARIO 3STATUS GIZI dan PHBSKasus gizi buruk di sejumlah daerah masih sering terjadi,baru-baru ini terjadi ledakkan kasus gizi buruk di beberapa daerah seperti NTB ,NTT,Aceh dan Lampung, Pemerintah dinilai belum serius menangani masalah tersebut . walaupun angka prevalensi kasus gizi buruk pada balita di indoneisa terjadi penurunan 8,8 persen pada tahun 2005 menjadi 5,4 persen pada tahun 2007 (riskesdas 2007), akan tetapi pada sebagian besar provinsi di indonesia mempunyai prevalensi gizi buruk lebih dari 5,4 persen. Salah satu cara untuk mengetahui status gizi anak dilakukan pemeriksaan antopometri.Salah satu cara menurunkan kasus gizi buruk adalah dengan pemberian maknan tambahan (PMT) kepada para balita. PMT dapat dilakukan di posyandu-posyandu melalui program revitalisasi posyandu.Selain itu peran kesehatan lingkungan amatlah penting. Lingkungan tempat tinggal harus memenuhi syarat hidup sehat dan perilaku harus diubah menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Diharapkan masyarakat sekitar dapat menggalakkan kepedulian sosial sesuai dengan syariah islam jihad (jihad sosial)

Kata Sulit :Pemeriksaan antopometri :pengukuran untuk menilai BB, TB,LLA,lingkar kepala,lingkar perutGizi buruk :keadaan kurang asupan gizi Program revalitisasi :program untuk meningkatkan pelayanan posyandu Posyandu :tempat pelayanan dimana ada kegiatan imunisasi,KB dan kesehatan ibu dan anakPMT :upaya untuk perbaikkan gizi PHBS :tindakkan yg dilakukan atas kesadaran sehingga dapat melakukan,menolong diri sendiri di bidang kesehatan MDG 2015 ,bertujuan : 1. Menanggulangi kelaparan 2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua 3. menyetarakan gender dan pemberdayaan semua 4. menurunkan angka kematian anak 5. meningkatkan kesehatan ibu 6. memerangi HIV,AIDS,Malaria dan penyakit menular lain nya7. memastikan kelestarian lingkungan hidup8. mengembangkan kemitraan global untuk pembangunanMDG 2015 : merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan PBB yang mulai dijalanakan pada september 2000

Pertanyaan :1. Apa saja kriteria gizi buruk ?2. Apa tujuan MDG 2015 berjalan dengan lancar ?3. Apa penyebab gizi buruk ?4. Apa indikator PHBS ?5. Apa saja program PMT ?6. Apa syarat rumah,lingkungan dan perilaku sehat ?7. Bagaimana Cara pemeriksaan antopometri ?8. Apa kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam penanganan gizi buruk ?

Jawab :1. TB,BB,LLA,lingkar kepala tidak sesuai standar 2. Sedang berjalan 3. Intake makanan kurang,tidak mendapat asi eksklusiv,ekonomi, dan pendidikan 4. Mandi 2X sehari, cuci tangan sebelum makan, Asi eksklusiv,tidak merokok,tersedia air bersih5. Pemberian vitamin A,kacang hijau,dan susu6. Ventilasi, cukup sinar matahari, jarak toilet dan sumur, dan penyediaan air bersih 7. Cara langsung dn tidak langsung 8. Distribusi, dana , SDM

Hipotesis Tingginya angka gizi buruk, sehingga timbul program pemerintah seperti PMT,PHBS, MDG 2015, yang bertujuan untuk meningkatkan kwalitas hidup sehat .

TIU.1 Memahami dan menjelaskan STATUS GIZI ANAK TIK.1.1 definisi TIK.1.2 metode penilaian TIK.1.3 klasifikasi TIK.1.4 pemeriksaan antopometri

TIU.2 memahami dan menjelaskan gizi buruk TIK .2.1 definisi TIK.2.2 etiologi TIK.2.3 gejala dan tanda TIk.2.4 penatalaksanaan

TIU.3 memahami dan menjelaskan posyandu TIK.3.1 definisi TIK.3.2 program TIK.3.3 tujuan TIK klasifikasi

TIU.4 memahami dan menjelaskan PHBS TIK.4.1 definisi TIK.4.2 indikator TIK.4.3 manfaat TIK.4.4 penerapan

TIU.5 memahami dan menjelaskan PMT TIK.5.1 Definisi TIK.5.2 macam-macam nya TIK.5.3 sasaran

TIU.6 memahami dan menjelaskan rumah sehat dan lingkungan TIK.6.1 syarat TIK.6.2 pencegahan TB dengan rumah sehat dan lingkungan sehat

TIU.7 memahami dan menjelaskan MDG 2015TIK.7.1 program

TIU.8 memahami dan menjelaskan jihad sosial

TIU 1. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK1.1. Status giziStatus Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :

NIS : Nilai Induvidual SubjekNMBR: Nilai Median Baku RujukanNSBR: Nilai Simpang Baku RujukanHasil pengukuran dikategorikan sbbUntuk BB/UGizi Kurang Bila SSB < - 2 SDGizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SDGizi Lebih Bila SSB > +2 SDTB/UPendekBila SSB < -2 SDNormal Bila SSB -2 s/d +2 SDTinggi Bila SBB > +2 SD

BB/TBKurusBila SSB < -2 SDNormal Bila SSB -2 s/d +2 SDGemuk Bila SSB > +2 SDDan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)InterpretasiIndeks yang digunakan

BB/UTB/UBB/TB

Normal, dulu kurang giziRendahRendahNormal

Sekarang kurang ++RendahTinggiRendah

Sekarang kurang +RendahNormalRendah

NormalNormalNormalNormal

Sekarang kurangNormalTinggiRendah

Sekarang lebih, dulu kurangNormalRendahTinggi

Tinggi, normalTinggiTinggiNormal

ObeseTinggiRendahTinggi

Sekarang lebih, belum obeseTinggiNormalTinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber: Depkes RI, 2004Metode penilaian status gizi Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut.

Antropometri1. PengertianSecara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.2. PenggunaanAntropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Klinis

1. PengertianPemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.2. PenggunaanPenggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

Blokimia

1. PengertianPenilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.2. PenggunaanMetode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

Biofisik

1. PengertianPenentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.2. PenggunaanUmumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:

Survei Konsumsi Makanan1. PengertianSurvei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi2. PenggunaanPengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

Statistik Vital1. PengertianPengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.2. PenggunaanPenggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

Faktor Ekologi

1. PengertianBengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.2. PenggunaanPengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). Secara ringkas, penilani status gizi

FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH METODE PENILAIAN STATUS GIZI

Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi punyai kelebihan dan kelemaban masing-masing. Dengan menyadari kelebihan kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan baran yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mengunakan metode adalah sebagai berikut.

TujuanTujuan pengukuran sangat perhi diperhatikan dalam memilih metode, seperti ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropome Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya gunakan metode biokimia.

Unit Sampel yang Akan DiukurBerbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengamhi metode penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individi rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang diukur adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan sebaiknya menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.

Jenis Informasi Yang DibutuhkanPemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis info yang diberikan. Jenis informasi itu antara lain: asupan makanan berat dan badan, tingkat hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi tentang asupan makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi. Dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yamg gunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti 1 badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri. Begitu apabila membutuhkan informasi tentang situasi sosial ekonomi sebaiknya gunakan pengukuran faktor ekologi.

Tingkat Reliabilitas Dan Akurasi yang DibutuhkanMasing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan rasi yang berbeda-beda. Contoh penggunaan metode Idinis dalam menilai tinkat pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian ini tenaga medis dan paramedis yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan penilaian secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi, Oleh karena itu apabila ada biaya, tenaga dan sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan biokimia sangat dianjurkan.

Tersedianya Fasilitas dan PeralatanBerbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi. Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapat dibanding dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan yang diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.

TenagaKetersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi peng-gunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan tenaga lain.Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis kimia, karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yang hams dikuasai. Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja sudah dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun disana-sini masih ada kekurangannya. Tugas utama kader gizi adalah melakukan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan serta umur anak. Setelah mendapatkan data, mereka dapat memasukkan pada KMS dan langsung dapat menginterpretasi data tersebutPenilaian status gizi secara klinis, membutuhkan tenaga medis (dokter). Tenaga kesehatan lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-tanda klinis tidak spesifik untuk keadaan tertentu. Stomatitis angular, sering tidak benar di-interpretasikan sebagai kekurangan riboflavin. Keadaan ini di India diakibatkan dari kebanyakan mengunyah daun sirih atau buah pinang yang banyak mengandung kapur, yang dapat menyebabkan iritasi pada bibir.

WaktuKetersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempenganihi metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu raasyarakat dan waktu yang tersedia relatif singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode antropometri. Sangat mustahil kita menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat singkat, apalagi tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan peralatan yang memadai.

DanaMasalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding dengan raetode lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi hams selalu mempertimbangkan faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencennati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode itu. (http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/psg-secara-langsung.html)

1.2. klasifikasi status gizi anak berdasarkan antropometriAda beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut : Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHSNoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi

1BB/U < -3 SDGizi buruk

- 3 s/d +2 SDGizi lebih

2TB/U < -3 SDSangat Pendek

- 3 s/d +2 SDTinggi

3BB/TB < -3 SDSangat Kurus

- 3 s/d +2 SDGemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)NoIndeks yang digunakanInterpretasi

BB/UTB/UBB/TB

1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi

RendahTinggiRendahSekarang kurang ++

RendahNormalRendahSekarang kurang +

2NormalNormalNormalNormal

NormalTinggiRendahSekarang kurang

NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang

3TinggiTinggiNormalTinggi, normal

TinggiRendahTinggiObese

TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2. Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikutDiketahui BB= 60 kgTB=145 cm Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahunTable weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSAgeStandard Deviations

Yrmth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

15031.639.948.356.769.281.694.1

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHSStatureStandard Deviations

cm-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

145024.828.832.836.943.049.255.4

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSStatureStandard Deviations

Yr mth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

150144.8152.9160.9169.0177.1185.1193.2

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD= status gizi baikUntuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD2.1 Definisi gizi burukGizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3bulan berturut-turut tidak naik) dan tidak disertai tanda-tanda bahaya.Ada tiga tipe gizi buruk, antara lain: Kwashiorkor memiliki ciri:1) edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab2) pandangan mata sayu3) rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok4) terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel5) terjadi pembesaran hati6) otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk7) terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)8 ) sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut9) anemia dan diareSedangkan ciri-ciri marasmus :1) badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit2) wajah seperti orang tua3) mudah menangis/cengeng dan rewel4) kulit menjadi keriput5) jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)6) perut cekung, dan iga gambang7) seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)8 ) diare kronik atau konstipasi (susah buang air)Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.2.2 Penyebab gizi burukA. Penyebab terjadinya gizi buruk secara langsung antara lain: Penyapihan yang terlalu dini Kurangnya sumber energi dan protein dalam makanan TBC Anak yang asupan gizinya terganggu karena penyakit bawaan seperti jantung atau metabolisme lainnya.B. Penyebab tidak langsung: Daya beli keluarga rendah/ ekonomi lemah Lingkungan rumah yang kurang baik Pengetahuan gizi kurang Perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurangC. Dampak gizi buruk pada anak terutama balita Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa terhambat. Mudah terkena penyakit ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi. Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif.

2.3 Pencegahan gizi burukMenurut Menteri Kesehatan RI, tanggung jawab pemerintah Pusat dalam hal ini Depkes adalah merencanakan dan menyediakan anggaran bagi keluarga miskin melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat, membuat standar pelayanan, buku pedoman serta melakukan pembinaan dan supervisi program ke provinsi, kabupaten dan kota.5 Dalam kaitannya dengan gizi buruk, Depkes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 2009.Menkes menambahkan, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu melalui penambahan anggaran penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk menjadi Rp. 600 milyar pada tahun 2007 dari yang sebelumnya 63 milyar pada tahun 2001.7 Anggaran tersebut ditujukan untuk:1. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan balita di posyandu2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di puskesmas/RS dan rumah tangga3. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin 4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI)5. Memberikan suplementasi gizi (kapsul Vit.A) kepada semua balitaAdapun strategi dan kegiatan Depkes dan organ-organnya, untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut antara lain9:Strategi:1. Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan pertumbuhan2. Melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan kelompok potensial lainnya. 3. Meningkatkan cakupan dan kualitas melalui peningkatan keterampilan tatalaksana gizi buruk4. Menyediakan sarana pendukung (sarana dan prasarana)5. Menyediakan dan melakukan KIE6. Meningkatkan kewaspadaan dini KLB gizi burukKegiatan: Deteksi dini gizi buruk melalui bulan penimbangan balita di posyandu Melengkapi kebutuhan sarana di posyandu (dacin, KMS/Buku KIA, RR) Orientasi kader Menyediakan biaya operasional Menyediakan materi KIE Menyediakan suplementasi kapsul Vit. A

2.4 Tatalaksana kasus gizi buruka. Menyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di puskesmas/RS (biaya perawatan dibebankan pada PKPS BBM)b. Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmas/RSc. Menyediakan paket PMT (modisko, MP-ASI) bagi pasien paska perawatand. Meningkatkan ketrampilan petugas puskesmas/RS dalam tatalaksana gizi burukPencegahan gizi buruk Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita gakin yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang Penyelenggaraan PMT penyuluhan setiap bulan di posyandu Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhanSurveilen gizi buruk Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi) Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi burukPemantauan status gizi (PSG) Advokasi, sosialisasi dan kampanye penanggulangan gizi buruk Advokasi kepada pengambil keputusan (DPR, DPRD, pemda, LSM, dunia usaha dan masyarakat) Kampanye penanggulangan gizi buruk melalui media efektif Manajemen program: Pelatihan petugas Bimbingan teknishttp://rizkisaputro.files.wordpress.com/2008/03/luthfi-gizi-buruk-di-indonesia.pdf

TIU 3. Posyandu3.1 Definisi, sasaran dan tujuan posyanduPos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu,yaitu merupakan wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA,Imunisasi dan penanggulangan diare.

Adapun pengertian mengenai posyandu bayak para ahli mengemukakan sangat berpariasi tergantung dari sudut mana memandangnya. Secara sederhana yang di maksud dengan posyandu adalah: pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Kb-kesehatan.Dari aspek prosesnya maka pengertiannya adalah sebagai berikut: merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan, khususnya kesehatan dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Posyandu apabila dipandang dari hirarki sistem upaya pelayanan kesehatan, adalah: forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk upaya-upaya kesehatan yang propesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat.

Tujuan penyelenggara Posyandu1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)2. Membudayakan NKKBS.3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk:1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.2. Mempercepat penerimaan NKKBS.3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatankegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.Pengelola Posyandu.1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).

Kegiatan Pokok Posyandu :1. KIA2. KB3. lmunisasi.4. Gizi.5. Penggulangan Diare.

Pembentukan Posyandu. a. Langkah langkah pembentukan : 1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan. 2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB . 3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu 4) Pemilihan kader Posyandu. 5) Pelatihan kader Posyandu. 6) Pembinaan. b. Kriteria pembentukan Pos syandu. Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita. c. Kriteria kader Posyandu : 1) Dapat membaca dan menulis. 2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan. 3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat. 4) Mempunyai waktu yang cukup. 5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu. 6) Berpenampilan ramah dan simpatik. 7) Diterima masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. 1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu : Penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja sebagaimana diuraikanantara lain: Meja 1: pendaftaranMeja 2: penimbangan bayi dan anak balitaMeja 3: pengisian KMS (kartu menuju sehat)Meja 4: peyuluhan perorangan- Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi.- Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.- Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.Meja 5: Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat.Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

2. Sasaran Posyandu : Bayi/Balita. Ibu hamil/ibu menyusui. WUS dan PUS.

e. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi : 1)Kesehatan ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah (ibu hamil) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus) PMT Imunisasi. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan. 2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. 3)Pemberian Oralit dan pengobatan. 4)Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan : 1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB) f. Dana. Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

3.2 Stratifikasi posyanduSTRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :1. Posyandu Pratama: belum mantap. kegiatan belum rutin. kader terbatas.2. Posyandu Madya: kegiatan lebih teratur Jumlah kader 5 orang3. Posyandu Purnama: kegiatan sudah teratur. cakupan program/kegiatannya baik. jumlah kader 5 orang mempunyai program tambahan4. Posyandu Mandiri: kegiatan secara terahir dan mantap cakupan program/kegiatan baik. memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.5. Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : Jumlah buka Posyandu pertahun Jumlah kader yang bertugas. Cakupan kegiatan. Program tambahan. Dana sehat/JPKM.Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

Jenis posyandu :Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut :1. Posyandu pratama (warna merah)Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai gawat sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.2. Posyandu madya (warna kuning)Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. 3. Posyandu purnama (warna hijau)Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandub. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih. 4. Posyandu mandiri (warna biru)Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.

TIU 4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat4.1 Indikator PBHSA. Indikator PHBS Tatanan Rumah TanggaIndikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian sebagai berikut :a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatanb. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinyac. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)d. Anggota keluarga tidak merokoke. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teraturf. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)g. Tersedia air bersihh. Tersedia Jambani. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghunij. Lantai rumah bukan dari tanahB. Indikator PHBS Tatanan Institusi PendidikanIndikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator :a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswab. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelasc. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan serasid. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baike. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersihg. Siswa tidak merokokh. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal 10 orang)4.2. Pentingnya dan Manfaat PHBSA. PENTINGNYA PHBS1. Sehat adalah karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak mengatakan bahwa Sehat memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. 2. Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang artinya setiap sektor harus mempertimbangkan dampak pembangunan terhadap kesehatan3. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga4. Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai profil PHBS Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2004 hanya kurang lebih 14 %5. Rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila ada keinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintas sektor terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satuagenda pembangunan di Kabupaten/Kota, serta didukung oleh masyarakat.B. MANFAAT PHBS1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dibidang kesehatan5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

3.3 Lingkungan perumahan dan rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Rumah dan pemukiman adalah sebuah subject kata yang sangat tidak asing bagi siapa saja, dari golongan mana saja ia berasal, kaya atau miskin, kulit berwarna atau kulit putih, warga desa atau masyarakat kota membutuhkan rumah sebagai tempat berteduh maupun pemukiman sebagai tempat bersosialisasi sebagai actualisasinya sebagai anggota sebuah masyarakat.Tentunya banyak syarat dan ketentuan untuk sebuah rumah dan kemukiman dapat disebut baik, sehat dan layak ditinggali.Berikut beberapa pembahasan berbagai rumah dan pemukiman sehat dari kacamata Ilmu Kesehatan Masyarakat :Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Pemukiman

FisikPenggunungan/pantaiIklim tropis/subtropis/dinginPadang/gurun/banjir/pasang

BiologisAda binatang buas

Tingkat perekonomian rakyatPendapatanTersedianya bahan bangunanKemajuan teknologiTerutama teknik bangunanKebijaksanaan pemerintahTata guna tanah/ tata ruang

Penyebab Timbulnya Pemukiman1. Adanya sumber Tepi sungai/danauSumur yang baik

2. Tempat Mencari nafkahDekat pabrik, perkebunan dan pantai

3. Tersedianya sarana yang dibutuhkanpendidikan, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan, dll4. Adanya faktor keamanan yang menjamin5. Kepadatan penduduk ditempat dia berasal sebelumnyaPersyaratan Umum Perumahan(menurutAPHA&Winslow)1. Memenuhi persyaratan physiologisPencahayaanVentilasi yang cukupTidak bising (45-55 dB)Lapangan rekreasi untuk anakTemperatur menyenangkan2. Memenuhi persyaratan psychologis1. Cukup aman dan nyaman bagi masing2 penghuniContoh :Jarak antara t4 tidur minimal 90 cmUkuran ruang tidur anak yang berumur 5 tahun 4,5 m3Ukuran ruang tidur anak yang berumur diatas 5 tahun 9 m3Memilih t4 tinggal , sebaiknya disekitar tetangga yang mempunyai ekonomi yang sama2. Penataan perabot harus rapiContoh :Rak dapur jangan terlalu tinggiDlm meletakkan meja kursi di ruangan jgn sampai menghalangi lalu lintas di ruangan3. Tidak over crowdingContoh :Anak berumur 2 tahun masih diperbolehkan 1 kamar tidur dengan ayah dan ibuAnak diatas 10 thn laki2 dan perempuan tidak boleh ditempatkan dalam 1 ruang tidurAnak 17 tahun sebaiknya mempunyai kamar tidur sendiri4. Privacy, kebersihan dan bermasyarakatContoh :Untuk rumah-rumah yg berdekatan sebaiknya dihindarkan kemungkinan dpt melihat lgsungAdanya ruangan khusus untuk istirahat/ ruang tidur bagi masing2 penghuniHalaman dihiasi dengan tanaman serbaguna, dll3. Mencegah penularan penyakitSumber air sehat dan cukupFasilitas pembuangan kotoranPerlindungan terhadap kontaminasi makanan dan minumanFasilitas pembuangan sampahFasilitas pembuangan limbahTidak menjadi sarang tikus,nyamuk dan kecoa4. Mencegah terjadinya kecelakaanKonstruksi harus kuatTerhindar dari bahaya kebakaranMencegah terjatuh/lantai tidak licinMencegah elektrik shockMencegah keracunan gasMencegah bahaya lalu lintasTangga tidak terlalu curam,ada peganggan tangga/ tidak licin

Jadi sebuah rumah sehat meliputi beberapa persyaratan sebagai berikut :Sistem pengadaan air baikFasilitas untuk mandi baikSistem pembuangan limbah baikSistem pembuangan tinja baikTidak over crowdedVentilasiPencahayaanKebisinganKekuatan bangunanLetak rumahBerbicara tentang letak sebuah rumah yang sehat, maka harus termsuk di dalamnya beberapa persyaratan dibawah ini :a. Permukaan tanahTanah rendahTanah ideal adalah tanah yang keringTanah timbun yang kurang padat juga tidak baikLetak rumah harus ideal dengan permukaan bangunan lainnyab. Arah RumahMatahari terbitSebaiknya daerah terbukaJangan menghadap daerah dengan hempasan angin yang kuatDalam membuat sebuah rumah pasti dibutuhkan adanya sebuah design, Adapun manfaat adanya design adalah :Pemilik tahu pasti bentuk rumah yang akan dibangunKontraktor tahu pasti sesuai dengan persetujuan pemilikPenguasa dapat mencek apakah tidak melanggar peraturanAdapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :1. LokasiTidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gel tsunami, daerah gempa, dllTidak terletak pada daerah bekas TPA sampah atau bekas tambangTidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan2. Kualitas udaraGas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksiDebu dengan diameter kurang dari 10 ug maks 150 ug/m3Debu mak 350 mm3/m2 perhari3. Kebisingan dan GetaranKebisingan dianjurkan 45 dB A, mak 55 dB. ATingkat getaran mak 10 mm/ detikKualitas Tanah di daerah Perumahan dan Pemukiman harus memenuhi persyaratan berikut:Kandungan Timah hitam (Pb) mak 300 mg/kgKandungan Arsenik (As) total mak 100 mg/kgKandungan Cadmium ( Cd) mak 20 mg/kgKandungan Benzoa pyrene mak 1 mg/kgPrasarana dan Sarana Lingkungan Pemukiman:Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan konstruksi yang aman dari kecelakaanMemiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakitMemiliki sarana jln lingk dengan ketentuan konstruksi jln tidak menganggu kes, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyadang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mataTersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatanPengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatanPengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat kesehatanMemiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja, t4 hiburan, t4 pendidikan, kesenian, dllPengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninyaTempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yg dapat menimbulkan keracunanAdapun Persyaratan Rumah Tinggal Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah:1. Bahan bangunanTidak terbuat dari bahan yang dapat melepapaskan bahan yang dapat membahayakan kes, antara lain: debu total kurang dari 150 ug/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kgTidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan bekembangnya mikroorganisme patogen2. Komponen dan Penataan RuangLantai kedap air dan mudah dibersihkanDinding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkanLangit2 rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaanAda penangkal petirRuang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannyaDapur harus memiliki sarana pembuangan asap3. PencahayaanPencahayaan alam dan/ atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan 60 lux dan tidak menyilaukan mata4. Kualitas udaraSuhu udara nyamannya 18-300cKelembaban udara 40-70 %Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jamPertukaran udara

TIU 5. Kepedulian sosial sesuai syariah islamPada hakikatnya setiap orang mempunyai hak yang sama, tetapi tidak semua orang mendapatkan rezeki yang sama. Ini berarti Allah SWT hendak menguji kita, supaya manusia saling peduli satu sama lain. Islam mengajarkan kepedulian terhadap sesama, terutama terhadap mereka yang lemah atau dalam kesulitan materi. Firman Allah SWT yang mengajarkan kepedulian sosial, di antaranya:Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. [QS Al Maauun (107): 1-3].

Ayat tersebut menjelaskan, jika kita menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, maka berarti kita mendustakan agama. Mendustakan adalah kata lain dari berbohong atau tidak jujur. Berarti sebagai orang-orang yang mengaku beriman, kita sedang dalam ujian apakah kita benar-benar beriman atau munafik.

Dalam Hadis disebutkan:Orang dermawan, dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dan dekat dengan surga, sedangkan orang bakhil, jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Sungguh Allah SWT lebih mencintai hambanya yang bodoh tetapi dermawan, dibandingkan dengan ahli ibadah tetapi bakhil. [HR Abu Hurairah].Demikian peringatan Rasulullah SAW bagi orang-orang yang berada, tetapi tidak membelanjakan hartanya di jalan Allah.

Dalam sistem perekonomian modern, kita mengenal pajak. Menurut definisi keuangan, pajak adalah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali dari negara dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum dan untuk merealisasikan sebagian tujuan ekonomi dan sosial, termasuk tetapi tidak spesifik untuk mengentaskan kemiskinan. Bagi penggelap pajak, sanksinya dikenakan hukuman pidana.

Islam sebagai ajaran yang sempurna mewajibkan zakat, dan menyerukan memberikan infaq dan shadaqah, sebagai pengejawantahan kepedulian sosial. Zakat dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin sebagai tanda syukur atas nikmat Allah SWT. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan pelbagai kebajikan. Tidak membayar zakat, sanksinya adalah dosa, yang dapat mengurangi kualitas ibadah. Dari sudut pandang agama Islam, kedudukan zakat lebih tinggi daripada pajak.Kewajiban membayar zakat disebutkan dalam firman-firman Allah SWT antara lain dalam [QS Al Baqarah (2): 43], [QS Al Baqarah (2): 254], [QS Al Baqarah (2): 277], [QS Ali Imran (3): 180], dan [QS At Taubah (9): 18].Mengenai zakat, para akhli fiqih menganalogikan besarnya zakat emas adalah minimal sebesar dua setengah persen (2,5%), sebagaimana Hadis:Tak ada kewajibanmu (yakni mengenai emas) sampai kamu memiliki dua puluh dinar. Jika milikmu sudah sampai dua puluh dinar dan cukup masa satu tahun, maka zakatnya setengah (dinar). Dan kelebihannya diperhitungkan seperti itu, dan tidak wajib zakat pada sesuatu harta sampai menjalani masa satu tahun. [HR Ahmad, Abu Daud, Baihaqi dinyatakan sah oleh Bukhari].

Meskipun demikian, pengeluaran zakat yang sekecil itu masih belum membudaya di kalangan ummat Islam, yang mengklaim memiliki ajaran kepedulian sosial yang tinggi. Zakat itu diwajibkan kepada setiap Muslim yang merdeka, memiliki nishab dari salah satu jenis harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya. Kekayaan yang dikenakan zakat hanyalah kekayaan usaha atau simpanan. Adapun syarat nishab adalah; 1) Melebihi kebutuhan-kebutuhan penting bagi seseorang seperti makan, pakaian, tempat kediaman, kendaraan, dan sarana untuk mencari nafkah. 2) Nishab berlangsung selama satu tahun (Hijriah). Permulaannya dihitung mulai dari saat memiliki nishab dan harus genap satu tahun penuh.

Sebagian kaum Muslimin menganggap jika sudah membayar pajak, berarti sudah membayar zakat, sehingga membayar zakat ala kadarnya saja. Hal ini merupakan argumentasi yang mencoba untuk mengingkari kewajiban membayar zakat. Allah SWT memperingatkan:Ketahuilah sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas. Karena ia melihat dirinya serba cukup [QS Al Ala (96): 6-7].

Seruan untuk membayar zakat, sudah menjadi semacam konvensi yang terus-menerus dikumandangkan. Hal itu wajar, karena secara normatif teologis, Islam mewajibkan kepada kalangan yang mampu untuk peduli dan membantu sesamanya yang kekurangan melalui konsep zakat itu. Islam tidak hanya mengajarkan kepada pemeluknya untuk mementingkan diri sendiri menuju jalan Allah, melainkan melalui jalan sosial kemanusiaan, sebagaimana tercermin dalam ajaran zakat. Artinya, zakat mestinya menjadi bagian dari kesadaran dan kebutuhan untuk mendekatkan manusia kepada Allah SWT, melalui pembebasan manusia dari kemiskinan.Jihad"Jihaad" yang terdiri dari tiga huruf akar kata "j-h-d" diartikan dalam bentuk kata benda sebagai: usaha, upaya dan karya; penggunaan, penyelenggaraan, pemerasan dan pengerahan tenaga; kegiatan dan semangat; kerajinan dan ketekunan, penderitaan dan kesusahan). Khusus untuk kata jadian (derivatif) "jihad" dan Mujaahadat" diartikan: berjuang melawan kesulitan-kesulitan; memerangi orang-orang kafir. Dari segi bahasa secara garis besarnya, jihad dapat diartikan sebagai: Penyeruan (ad dakwah), menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar), Penyerangan (ghazwah), pembunuhan (qital), peperangan (harb), penaklukan (siyar) menahan hawa nafsu (jihad an-nafs), dan lain yang semakna dengannya ataupun yang mendekati (Hilmi 2001,131).

Jihad dapat digolongkan dalam dua golongan yang disebut:1. Jihad besar atau Al Akbar, dan2. Jihad kecil atau Al Asghar.