Pbl Malaria Rayi

9
1. Plasmodium sp 1.1. Klasifikasi GENUS: Plasmodium FAMILI: Plasmodidae - Plasmodium vivax - Plasmodium malariae - Plasmodium falciparum - Plasmodium ovale 1.2. Siklus Hidup Sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Selanjutnya akan masuk ke sistem peredaran, sebagian di fagosit. Selanjutnya dalam waktu 45 menit masuk ke dalam hati dan menginfeksi sel parenkim hati dan beruba menjadi skizont hati yang akan pecah dan keluarlah merozoit ke peredaran darah dan menginfeksi darah, pada P. Vivax reseptor berhubungan dengan antigen Duffy Fya dengan golongan darah Duffy negatif dapat terinfeksi malaria, sedangkan pada P. Falciparum reseptornya berupa glikoporin dan berubah menjadi trofozoit dengan memakan hemoglobin membentuk pigment hemozoin. Setelah 36 jam menginvasi eritrosit, fase trofozoit kembali menjadi fase skizont. Sebagian dari trofozoit akan membentuk gamet yang akan masuk ke dalam nyamuk kembali lewat gigitan nyamuk selanjutnya. Di dalam tubuh nyamuk terjadi perkawinan antar gamet menghasilkan zigot yang akan

description

top

Transcript of Pbl Malaria Rayi

Page 1: Pbl Malaria Rayi

1. Plasmodium sp1.1. Klasifikasi

GENUS: Plasmodium

FAMILI: Plasmodidae

- Plasmodium vivax

- Plasmodium malariae

- Plasmodium falciparum

- Plasmodium ovale

1.2. Siklus Hidup Sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk anopheles

betina. Selanjutnya akan masuk ke sistem peredaran, sebagian di fagosit.

Selanjutnya dalam waktu 45 menit masuk ke dalam hati dan menginfeksi sel

parenkim hati dan beruba menjadi skizont hati yang akan pecah dan keluarlah

merozoit ke peredaran darah dan menginfeksi darah, pada P. Vivax reseptor

berhubungan dengan antigen Duffy Fya dengan golongan darah Duffy negatif

dapat terinfeksi malaria, sedangkan pada P. Falciparum reseptornya berupa

glikoporin dan berubah menjadi trofozoit dengan memakan hemoglobin

membentuk pigment hemozoin. Setelah 36 jam menginvasi eritrosit, fase

trofozoit kembali menjadi fase skizont. Sebagian dari trofozoit akan

membentuk gamet yang akan masuk ke dalam nyamuk kembali lewat gigitan

nyamuk selanjutnya. Di dalam tubuh nyamuk terjadi perkawinan antar gamet

menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi ookinet lalu menjadi

ookista yang telah matang dan siap dikeluarkan menjadi sporozoit.

Page 2: Pbl Malaria Rayi

1.3. Identifikasi

P. Vivax P. Malariae P. Falciparum P. Ovale

Eritrosit terinfeksi parasit

Besar, pucat. Bintik halus. Menyerang retikulosit

Tidak membesar, tak ada bintik. Menginvasi sel darah merah yang tua

Tidak membesar, bintik kasar. Menginvasi semua umur sel darah merah

Besar, pucat. Bintik jelas, sering berbentuk oval, berfimbria, atau bentuk remis

Derajat parasitemia max

Sampai 30.000/µl darah

Dibawah 10.000/µl darah

Dapat melebihi 200.000/µl darah,sering 50.000/µl

Dibawah 10.000/µl darah

Trofozoit stadium cincin

Cincin besar, satu granula kromatin, halus

Cincin besar, satu granula kromatin, tebal

Cincin kecil, dua granula kromatin,halus

Cincin besar, satu granula kromatin, tebal

Pigmen pada trofozoit yang sedang berkembang

Halus,coklat muda, tersebar

Kasar, coklat gelap, berkelompok, tersebar, banyak

Kasar, hitam, sedikit kelompok

Kasar, kuning-coklat gelap, tersebar

Trofozoit yang lebih tua

Sangat pleomorfik

Kadang-kadang berbentuk pita

Padat dan bulat Padat dan bulat

Skizont matang

Lebih dari 12 merozoit (14-24)

Kurang dari 12 merozoit(6-12). Sering dalam betuk roset

Lebih dari 12 merozoit(8-24). Jarang ada di perifer

Kurang dari 12 merozoit(6-12). Sering dalam betuk roset

Gametosit Bundar atau oval

Bundar atau oval

Bulan sabit Bundar atau oval

Distribusi di darah perifer

Semua bentuk Semua bentuk Trofozoit dan gametosit

Semua bentuk

2. Vektor2.1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Diptera

Page 3: Pbl Malaria Rayi

Family : Anophelinae Genus : Anopheles

2.2. Morfologi

Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit malaria.

Nyamuk Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang dan

memiliki sayap yang bersisik.

3. Malaria3.1. Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium

yang menyerang eritrosit dan ditandaidengan ditemukannya bentuk aseksual

didalam darah.

3.2. Epidemiologi Umumnya terdapat di tropis dan subtropis.

Di daerah tropis stabil, sulit hilang, sulit dibasmi, hilang pada ketinggian

6000 kaki.

Paling banyak ditemukan adalah P. Vivax dan P. Falciparum.

P. Malariae tersebar namun masih sulit.

P. Ovale tersebar banyak di Afrika, di tempat yang lain masih jarang.

3.3. Etiologi Penyebab malaria adalah genus palsmodium dari famili plasmodidae.

3.4. Patogenesis dan PatofisiologiP. vivax

Parasit yang telah masuk ke sel parenkim hati terbagi dua stadium, yaitu

hipnozoit dan merozoit. Pada stadium hipnozoit, parasit akan beristirahat di

hati yang sewaktu-waktu dan relaps setelah bertahun-tahun individu tidak

terinfeksi. Sedangkan pada stadium merozoit, parasit akan menyerang eritrosit

dan menyebabkan ukuran eritrosit yang terinfeksi ukurannya lebih besar,

hemoglobin telah diubah menjadi hematin dan globulin, hematin diubah

menjadi pigmen hemozoin, globulin dicerna oleh enzim proteolitik.

P. falciparum

Setelah melalui hati, parasit akan masuk ke sel RES dilimpa untuk melakukan

Page 4: Pbl Malaria Rayi

filtrasi dan fagositosis. Merozoit yang lolos dari filtrasi dan Fagositosis akan

menginvasi eritrosit. terdapat dua stadium trofozoit, yaitu stadium cincin pada

24 jam pertama dan stadium matur pada 24 jam kedua, pada stadium cincin

terdapat antigen RESA yang akan hilang saat stadium matur. Selanjutnya

terbentuk tonjolan dan membentuk knob yang memiliki komponen utama

HRP-1. Apabila terjadi merogoni, makan akan keluar toksin GPIyang

merangsang TNF-α dan IL-1 dari makrofag.

SITOADHERENSI

Perlekatan antara EP stadium matur pada permukaan endotel vaskular.

SEKUESTRASI

Parasit dalam eritrosit matur yang tinggal dalam jaringan

mikrovaskular. Hanya terjadi pada organ-organ vital dan hampir pada

semua jaringan dalam tubuh.

ROSETTING

Berkelompoknya EP matur yang diselubungi oleh 10 atau lebih

eritrosit non-Parasit.

3.5. Manifestasi klinis

Manifestasi Umum Keluhan prodromal seperti lesu, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa

dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut

tak enak, diare ringan, kadang-kadang dingin.

PERIODE DINGIN (15-60 MENIT)

PERIODE PANAS

Muka merah, nadi cepat, dan panas tinggi

PERIODE BERKERINGAT

Berkeringat banyak, panas mulai turun

Terjadi Anaemia dan perbesaran limpa.

Manifestasi P. vivax

Inkubasi 12-17 hari, hari-hari pertama panas irregular, perasaan dingin jarang

terjadi. pada akhir minggu periode panas menjadi intermiten dan periodik

setiap 48 jam dengan gejala klasik trias malaria. Serangan paroksismal terjadi

waktu sore.

Page 5: Pbl Malaria Rayi

Minggu kedua, parasitemia menurun, limpa teraba, limpa masih membesar,

panas masih berlangsung. Pnas turun krisis pada minggu kelima. terjadi edema

tungkai, malaria serebral jarang terjadi.

Manifestasi P. falciparum Inkubasi 9-14 hari, parasitemia tinggi, panasireguler, anaemia, splenomegali,

gejala prodromal, Sering terjadi hiperpieksia. Gejala lain adalah konvulsi,

pneumonia aspirasi, dan banyak keringat walaupun suhu tubuh normal.

3.6. Diagnosa dan Diagnosa Banding

3.6.1. Diagnosa

3.6.1.1. Tes DarahSangat baik dilakukan saat pasien sedang demam

-sediaan darah tebal

-sedian darah tipis

3.6.1.2. Tes Antigen

3.6.1.3. Tes SerologiDengan metode indirect fluorescent antibody test

3.6.1.4. Tes PCR

3.6.2. Diagnosa Banding

3.6.2.1. Influenza

3.6.2.2. Demam Tifoid

3.6.2.3. Demam Dengue

3.6.2.4. Pneumonia

3.6.2.5. Infeksi Saluran Kencing

3.6.2.6. Tuberkulosis

3.7. Tatalaksana dan Pencegahan

3.7.1. Tatalaksana

3.7.1.1. Golongan Artemisinin

Page 6: Pbl Malaria Rayi

3.7.1.2. Pengobatan ACT

3.7.1.3. Pengobatan Non-ACT

3.7.1.3.1.Klorokuindifosfat/sulfat

3.7.1.3.2.Sulfadoksin-Pirimetamin

3.7.1.3.3.Kina Sulfat

3.7.1.3.4.Primakuin

3.7.2. Pencegahan

3.7.2.1. Tidur dengan kelambu

3.7.2.2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk

3.7.2.3. vaksinasi

3.8. Komplikasi

3.8.1. Malaria serebral

3.8.2. Hiperpireksia malaria

3.8.3. Gangguan gastrointestinal

3.8.4. Malaria algial

3.8.5. Demam blackwater

3.8.6. Sindrom nefrotik

3.9. Prognosis