Pbl Labio Yeni

15
Labio Gnato Palatoschizis Lateral Dextra Sinistra Kalista Yeni (102009133) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510 1.PENDAHULUAN Labio gnato palatoschizis merupakan bentuk kelainan bawaan sejak lahir dimana terjadi gangguan proses pertumbuhan embrional yaitu pada fase trimester pertama kehamilan sehingga terjadi kegagalan fusi antara processus frontonasal pada bagian median dan processus maxilaris dari kedua sisi lateral kepala, dengan manifestasi klinis berupa celah pada bibir yang dapat sampai langit-langit dengan segala kemungkinannya, yang bisa komplit atau inkomplit, unilateral atau bilateral dengan distorsi jaringan sekitar. 1 Teori klasik menyatakan kegagalan fusi antara prominentia maxilaris, bagian lateral dan medial nasal yang menyebabkan terjadinya kesumbingan pada bibir, alveolus dan langit-langit anterior dari foramen incisisvus. Teori Victor Veau menyatakan kegagalan penetrasi mesoderm dan penguraian membran epitel yang tidak ditahan oleh mesoderm yang dinyatakan sebagai sumbing ringan . 2 1.1Tujuan Untuk dapat mempelajari dengan lebih baik mengenai proses tumbuh kembang. Selain itu, tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan kelainan labio gnato palatoschizis mulai dari definisi, pemeriksaan, working diagnosis, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya. 2. PEMBAHASAN 1

Transcript of Pbl Labio Yeni

Labio Gnato Palatoschizis Lateral Dextra Sinistra Kalista Yeni (102009133)Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510

1.PENDAHULUAN

Labio gnato palatoschizis merupakan bentuk kelainan bawaan sejak lahir dimana terjadi gangguan proses pertumbuhan embrional yaitu pada fase trimester pertama kehamilan sehingga terjadi kegagalan fusi antara processus frontonasal pada bagian median dan processus maxilaris dari kedua sisi lateral kepala, dengan manifestasi klinis berupa celah pada bibir yang dapat sampai langit-langit dengan segala kemungkinannya, yang bisa komplit atau inkomplit, unilateral atau bilateral dengan distorsi jaringan sekitar. 1Teori klasik menyatakan kegagalan fusi antara prominentia maxilaris, bagian lateral dan medial nasal yang menyebabkan terjadinya kesumbingan pada bibir, alveolus dan langit-langit anterior dari foramen incisisvus.Teori Victor Veau menyatakan kegagalan penetrasi mesoderm dan penguraian membran epitel yang tidak ditahan oleh mesoderm yang dinyatakan sebagai sumbing ringan .2

1.1Tujuan

Untuk dapat mempelajari dengan lebih baik mengenai proses tumbuh kembang. Selain itu, tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan kelainan labio gnato palatoschizis mulai dari definisi, pemeriksaan, working diagnosis, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.

2. PEMBAHASAN

2.1 PemeriksaanAnamnesa dilakukan dengan mewawancarai orang tua atau orang yang bertanggungjawab terhadap anak atau bayi yang menderita cacat labio-gnato-palatoschizis. Anamnesa yang dijalankan melalui wawancara ini meliputi:1. Apakah ibu tersebut pernah menggunakan obat-obat teratogenik semasa dalam kehamilan?2. Apakah ibu semasa kehamilan menderita penyakit infeksi seperti rubella, sifilis, toxoplasmosis atau klamidia?3. Tanyakan silsilah keluarga untuk menentukan adanya faktor hereditas.2Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah dengan memerhatikan terjadinya tonjolan-tonjolan yang membentuk processus frontalis, processus nasalis medial dan lateral, processus maxillaris dan processus mandibularis. Pemeriksaan fisik yang juga dapat dilakukan adalah meliputi: 1. Terjadi pemisahan langit-langit2. Terjadi pemisahan bibir3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit4. Terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung5. Terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.6. Terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.7. Infeksi telinga berulang8. Berat badan tidak bertambah9. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidungPemeriksaan penunjang dilakukan setelah pemeriksaan fisik dengan melakukan pemeriksaan Rontgen untuk memastikan bila terjadi kelainan jantung atau paru-paru.1Jika bayi sudah mulai sesak napas sejak usianya 1 atau 2 hari, kemungkinan besar ada kelainan pada jantung atau paru-parunya. Umumnya kelainan ini terjadi pada bayi atau anak yang menderita cacat sumbing akibat infeksi.3Selain itu, cacat sumbing bisa berdisosiasi juga dengan kelainan kongenital deformitas dinding dada yaitu suatu kelainan yang disebut sternal cleft. Sternal cleft adalah akibat kegagalan fusi bagian atas, bawah atau keseluruhan sternum.4

2.2 Working DiagnosisWorking diagnosis yang didapatkan adalah Labio-gnato-palatoschizis. Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik. Tonjolan-tonjolan yang akan membentuk celah pada wajah melibatkan proccessus frontalis, processus nasalis, processus maxillaris dan processus mandibularis. Celah sumbing terjadi dengan kegagalan fusi bagian bibir dan langit-langit. Kegagalan fusi bagian bibir dapat menyatu sehingga ke langit-langit. 1,5Celah sumbing dapat dikategorikan kepada 3 garis besar utama yaitu:1. Celah sumbing bibir 2. Celah sumbing langit-langit3. Celah sumbing bibir dan langit-langit

Gambar 1: Cacat sumbing yang disebabkan kegagalan penyatuan yang mengakibatkan celah.2

A cleft can occur on one side of the mouth (unilateral clefting) or on both sides of the mouth (bilateral clefting). Cleft lip with or without cleft palate is generally more common among boys; however, cleft palate occurring alone is more common in girls than boys.2Kegagalan penyatuan pada processus maxillaris kanan/kiri dan processus nasalis medial bisa terjadi secara unilateral dan bilateral. Kegagalan penyatuan ini mengakibatkan kelainan yang disebut sebagai cheiloschizis dan sumbing bibir. Kegagalan penyatuan pada processus nasalis media dan penyatuan segmen maxillaris antara kiri dan kanan mengakibatkan kelainan palatoschizis atau sumbing langit-langit. Kegagalan penyatuan processus maxillaris dan processus mandibularis yang akan membentuk celah tidak tertutup mengakibatkan kelainan yang disebut makrostokia.5Sumbing pada bibir dapat diklasifikasikan sebagai komplet atau inkomplet. Komplet maksudnya celah sumbing sampai hingga ke dasar hidung dan inkomplet adalah sebaliknya. 1Klasifikasi1. Berdasarkan organ yang terlibata. Celah di bibir (labioskizis)b. Celah di gusi (gnatoskizis)c. Celah di langit (palatoskizis)d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya: terjadi di bibir dan langit-langit (labiopalatoskizis)22. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk Tingkat kelainan bibir sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.2

2.3EtiologiBanyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya cacat sumbing. Kebanyakan sumbing bibir dan sumbing langit-langit mempunyai penyebab multifaktorial. Sumbing bibir (kurang lebih 1:1000 kelahiran) lebih banyak terjadi pada pria (80%) daripada wanita, angka kejadiannya agak lebih tinggi dengan bertambahnya usia ibu, dan angka kejadian ini berbeda-beda pada berbagai kelompok penduduk yang berlainan. faktor terjadinya cacat sumbing antara lain , yaitu :

1. Faktor Genetik Atau KeturunanApabila orang tuanya normal dan mempunyai seorang anak sumbing bibir, kemungkinan bayi berikutnya untuk mendapatkan cacat yang sama adalah 4%. Apabila dua saudara kandung terkena, resiko bagi anak berikutnya meningkat menjadi 9%. Akan tetapi, apabila salah satu orang tuanya mengalami sumbing, dan mereka mempunyai seorang anak yang menderita cacat yang sama, kemungkinan anak berikutnya untuk terkena meningkat sehingga 17%.1Dimana material genetik dalam kromosom yang mempengaruhi. Dimana dapat terjadi karena adanya mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin. Pada penderita cacat sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47. 2Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan cacat sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.22.Kehamilan yang bisa disebabkan olah faktor gizi terutama kekurangan asam folat, defisiensi Zn, B6 dan vitamin C .43. Radiasi.4. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia.6. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin dan obat mencegah penyakit sawan.7. Multifaktoral dan mutasi genetik.8. Diplasia ektodermal.2

2.4 EpidemiologiDi Amerika Serikat, insidens cacat sumbing kurang lebih 1:150 kelahiran. Dimana, di Indonesia, mengikut perkiraan yang dibuat oleh DEPKES, insiden cacat sumbing adalah berkisar antara 1:650-750 kelahiran. Di seluruh dunia, insiden cacat sumbing ini adalah 1:1000 kelahiran lebih banyak terjadi pada pria yaitu 80% dibanding dengan wanita. Angka kejadiannya agak berbeda-beda pada berbagai kelompok penduduk yang berlainan. 5Apabila orang tuanya normal dan mempunyai seorang anak sumbing bibir, kemungkinan bayi berikutnya untuk mendapatkan cacat yang sama adalah 4%. Apabila dua saudara kandung terkena, resiko bagi anak berikutnya meningkat menjadi 9%. Akan tetapi, apabila salah satu orang tuanya mengalami sumbing, dan mereka mempunyai seorang anak yang menderita cacat yang sama, kemungkinan anak berikutnya untuk terkena meningkat sehingga 17%.6Bila kedua orang tua mengalami sumbing, maka kemungkinan anak untuk terkena adalah lebih tinggi yaitu 60%.4Frekuensi sumbing palatum jauh lebih kecil daripada sumbing bibir yaitu 1:2500 kelahiran. Sumbing palatum lebih sering terjadi pada wanita (67%) daripada pria. Apabila kedua orang tua normal seorang anak dengan sumbing palatum, kemungkinana anak berikutnya untuk menderita cacat ini kira-kira 2%. Akan tetapi, jika ada kelainan yang sama pada seorang anggota keluarga lain atau orang tua dan anak yang menderita sumbing palatum, kemungkinannya meningkat masing-masing menjadi 7% dan 15%. 6Telah dibuktikan bahwa pada wanita lempeng-lempeng palatum bersatu kurang lebih 1 minggu lebih lambat dari pria. Hal ini dapat menerangkan mengapa sumbing palatum saja lebih banyak pada wanita daripada pria. 6Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau tidak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG pada minggu 18 hingga 22. Hal ini karena pada ketika minggu tersebut, celah bibir mudah dilihat dan mudah dikenal pasti lewat USG berbanding celah langit-langit. Makanya, pemeriksaan USG tidak dapat mendeteksi kelainan bagi Labio-gnato-palatoschizis secara sempurna dan lengkap.12.5Patofisiologi Cacat sumbing terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (processus nasalis dan processus maksilaris) pecah kembali.6 Labio-gnato-palatoschizis terjadi akibat fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang diikuti disfusi kedua bibir, rahang, dan langit-langit pada garis tengah dan kegagalan fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum durum serta palatum mole terjadi sekitar kehamilan ke-7 sampai 12 minggu. 7

Gambar 2: Pembentukan dan perkembangan wajah pada mudigah.7

Labio-gnato-palatoschizis dapat mengakibatkan gambaran wajah yang abnormal dan gangguan bicara. Foramen incisivum dianggap sebagai petunjuk pembagian antara cacat sumbing depan dan belakang. Sumbing yang terletak di depan foramen incisivum meliputi sumbing bibir lateral, celah rahang atas dan celah antara palatum primer dan sekunder. Sumbing ini disebabkan karena tidak menyatunya sebagian atau seluruh tonjol maksilla dengan tonjol hidung medial pada satu atau kedua sisi. Sumbing yang terletak dibelakang foramen incisivum antara lain adalah celah palatum(sekunder) dan celah uvula. 7Celah palatum disebabkan oleh tidak menyatunya lempeng-lempeng palatina, yang kemungkianan disebabkan oleh kecilnya ukuran lempeng tersebut, kegagalan lempeng untuk terangkat, menjadi hambatan proses penyatuannya sendiri, atau gagalnya lidah untuk turun dari antara kedua lempeng tersebut akibat mikrognatia. Golongan ketiga terbentuk oleh gabungan sumbing yang terletak di depan maupun di belakang foramen incisivum. Sumbing depan dapat bermacam-macam tingkatnya, mulai dari kelainan yang hampir tidak tampak pada vermillion bibir hingga sumbing yang meluas ke dalam hidung. Pada kasus yang lebih berat, sumbing meluas ke tingkat yang lebih dalam, karena itu membentuk celah rahang atas. Maksila dengan demikian terbelah diantara gigi seri lateral dan gigi taring. Kerapkali, sumbing seperti ini meluas hingga ke foramen incisivum. Demikian pula, sumbing belakang dapat bermacam-macam tingkatnya, mulai dari sumbing yang mengenai seluruh palatum sekunder hingga sumbing pada uvula saja. 7Celah wajah miring ditimbulkan oleh gagalnya tonjol maksilla untuk menyatu dengan tonjol hidung lateral pasangannya. Apabila hal ini terjadi, duktus nasolakrimalis biasanya terbuka dan nampak dari luar. Sumbing bibir median, suatu kelainan yang jarang terjadi, disebabkan oleh penyatuan dua tonjol hidung median yang tidak sempurna di garis tengah.Kelainan ini biasanya disertai oleh adanya suatu alur yang dalam di antara sisi kanan dan kiri hidung.6 Bayi yang mengalani sumbing garis tengah sering mengalami keterbelakangan mental dan mungkin mengalami kelainan otak dengan berbagai derajat hilangnya struktur pada garis tengah (holoprosensefali). Hilangnya jaringan garis tengah bisa demikian luas sehingga terjadi penyaruan ventrikel lateral. Kelainan ini timbul dalam perkembangan yang sangat dini pada saat mulai terjadinya neurulasi (hari ke 19 sampai 21) ketika garis tengah otak depan sedang dibentuk.6 2.6 PenatalaksanaanPenanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)yaitu, Berat badan bayi minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/ui.31. Perawatana. Ibu menyusui Menyusu adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi dengan bibir sumbing tidak menghambat penghisapan susu ibu. Ibu dapat mencoba sedikit menekan payudara untuk mengeluarkan susu. Dapat juga mnggunakan pompa payudara untuk mengeluarkan susu dan memberikannya kepada bayi dengan menggunakan botol setelah dioperasi, karena bayi tidak menyusu sampai 6 minggu.b. Menggunakan alat khusus Dot domba Karena udara bocor disekitar sumbing dan makanan dimuntahkan melalui hidung, bayi tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang diberi pegangan yang menutupi sumbing, suatu dot domba (dot yang besar, ujung halus dengan lubang besar), atau hanya dot biasa dengan lubang besar. Botol peras Dengan memeras botol, maka susu dapat didorong jatuh di bagian belakang mulut hingga dapat dihisap bayi. Ortodonsi Pemberian plat atau dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar memudahkan pemberian minum dan sekaligus mengurangi deformitas palatum sebelum dapat dilakukan tindakan bedah definitive.c. Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung menuju bagian sisi atau belakang lidah bayi.d. Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung untuk menelan banyak udarae. Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur, kadang-kadang luka terbentuk pada bagian pemisah lobang hidung.f. Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk memberikan kesempatan pada kulit yang lembut tersebut untuk sembuh.g. Setelah siap menyusu, perlahan-lahan bersihkan daerah sumbing dengan alat berujung kapas yang dicelupkan dalam hydrogen peroksida setengah kuat atau air.32. Pengobatana. Dilakukan bedah elektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya. Bayi akan memperoleh operasi untuk memperbaiki kelainan, tetapi waktu yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten yaitu umur > 10 mgg, BB > 10 pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasti dikerjakan sedini mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat bicara otak belum membentuk cara bicara. Pada umur 8-9 tahun dilaksanakan tindakan operasi penambahan tulang pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli ortodensi mengatur pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah supaya normal.d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang muka mendeteksi selesai.e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak memiliki kerusakan horseshoe yang lebar. Dalam hal ini, suatu kontur seperti balon bicara ditempel pada bagian belakang gigi geligi menutupi nasofaring dan membantu anak bicara yang lebih baik.f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena langit-langit sangat penting untuk pembentukan bicara, perubahan struktur, juga pada sumbing yang telah diperbaiki, dapat mempengaruhi pola bicara secara permanen.3Tabel 1: Prinsip perawatan secara umum berdasarkan usia. 3UsiaPerinsip Perawatan Secara Umum

LahirBantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila perlu untuk membantu masuknya makanan kedalam lambung.

Umur 1 mingguPembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit-langit dan mengarahkan pertumbuhan, pemberian dot khusus.

Umur 3 bulanLabioplasty atau tindakan operasi untuk bibir, alanasi (untuk hidung) dan evaluasi telingga

Umur 18 bulan - 2 tahunPalathoplasty; tindakan operasi langit-langit bila terdapat sumbing pada langit-langit.

Umur 4 tahunDipertimbangkan repalatorapy atau pharingoplasty

Umur 6 tahunEvaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran

Umur 11 tahunAlveolar bone graft augmentation (cangkok tulang pada pinggir alveolar untuk memberikan jalan bagi gigi caninus). Perawatan otthodontis.

Umur 12-13 tahunFinal touch; perbaikan-perbaikan bila diperlukan.

Umur 17-18 tahunOrthognatik surgery bila perlu.

2.7 Manifestasi KlinikKeadaan kelainan pada wajah seperti bibir sumbing ada beberapa komplikasi karenanya, yaitu ;1. Kesulitan makan; pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga kesabaran dalam memberi makan pada bayi bibir sumbing karena daya menghisap anak ini rendah dan oleh karena itu jumlah intake makanannya kurang dan akan mengakibatkan anak ini rewel karena disebabkan oleh hypotrophis.2. Infeksi telinga dikarenakan tidak berfungsi dengan baik saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan kehilangannya pendengaran.3. Kesulitan berbicara. Otot otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya.4. Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.5. Psykhologis. Pada sebagian orang tua akan timbul rasa bersalah dan malu karena anak yang menderita cacat sumbing ini.2

2.8 PrognosisPrognosis bagi cacat sumbing adalah baik. Melalui operasi, sumbing pada bibir, gusi dan palatum dapat diperbaiki sehingga mencapai struktur normal. Akan tetapi, operasi saja belum tentu dapat memperbaiki kesengauan yang dihadapi oleh anak-anak. Proses berbicara menggunakan udara dari paru-paru, dan keluar melalui mulut. Apa yang terjadi pada penderita sumbing adalah, udara dari paru-paru tersebut sebagian besarnya terlepas keluar melalui hidung.2 Selanjutnya, untuk penderita ini diperlukan perawatan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran berawal dari lahir hingga berusia 20 atau 21 tahun. Tambahan pula, perkembangan penderita setelah operasi untuk memperbaiki keadaan juga tidak sama dengan perkembangan tumbuh kembang penderita biasa yang lain.1

2.9 Edukasi Bila celah hanya terdapat pada bibir atau langit-langit lunak saja biasanya dengan posisi tertentu bayi dapat disusukan. Namuin bila celahnya luas dan meliputi bibir, gusi dan langit-langit keras perlu dibuatkan protese yang akan menutup celah itu supaya bayi bisa minum tanpa tersedak. Sementara bayi diberikan ASI perah dengan pipet, cangkir atau sendok dalam posisi tegak.8

Adapun tindakan para medis untuk memberikan pengarahan kepada si ibu agar tetap memberikan ASI kepada si bayi agar nutrisi yang dibutuhkan si bayi tetap terpenuhi. ASI itu sendiri sangat bermanfaat karena mempunyai sifat sebagai berikut: Makanan alam (natural), ideal dan fisiologis Mengandung nutrien yang lengkap dengan komposisi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan bayi yang sangat cepat, yaitu pada bulan-bulan pertama berat badan dapat meningkat dengan kira-kira 30%. Nutrien yang diberikan selalu dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal dan bebas dari hasil patogen Mengandung zat anti dan zat kekebalan lain yang dapat mencegah berbagai penyakit infeksi terutama pada usus Menyusukan bayi akan menghasilkan pertumbuhan bayi yang memuaskan bila produksi ASI cukup. Untuk membina dan memelihara kemampuan produksi ASI (laktasi) diperlukan berbagai upaya antara lain: Memelihara kesehatan ibu baik jasmani maupun mental, pada masa kehamilan dan menyusui Cukup makanan untuk memenuhi rekuiremen ibu sendiri dan cukup tambahan untuk laktasi, yaitu kira2 1200 kalori dan 40 gram protein sehari sebagai tambahan untuk memproduksi 1 liter ASI Kontinuitas dalam menyusukan sedap-dapatnya dipertahankan Menghindari pemberian makanan buatan bila tidak benar-benar diperlukan Menyusukkan bayi dengan cara baik,yaitu: Sedini mungkin dan sesuai dengan kebutuhan bayi Posisi menyusukan dan menyenangkan baik bagi ibu maupun bagi bayi nya Hendaknya menjauhkan diri dari perasaan kuatir, ketakutan, kegelisahan, dan ketegangan jiwa lainnya, karena hal tersebut dapat menagakibatkan penurunan produksi ASI Mencegah erjadinya bendungan ASI dan segera mengatasinya bila terjadi, dengan kompres air panas, pijatan payudara dan kalau perlu diberikan pengobatan Hendaknya dilakukan persiapan untuk menyusukkan bayi sejak masa kehamilan Bayi dan ibu dirawat bersama dalam satu tempat tidur atau ruangan yang disebut rawat gabung Point utama dalanm kandungan ASI adalah selama minggub pertama (4 sampai 6 hari), payudara menghasilkan kolostrum, yaitu ASI awal yang mengandung zat kekebalan (imunoglobulin, komplemen, lisozim, laktoferin, dan sel-sel leukosit), yang sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan.8

3.KesimpulanCacat sumbing merupakan kelainan akibat malformasi kongenital pada pembentukkan wajah pada trimester pertama kehamilan. Cacat sumbing akan menimbulkan banyak kesan atau efek dari sudut fungsional dan psykhologis.5Penderita yang menderita keadaan ini mempunyai masalah makan, infeksi telingatengah dan juga masalah psikologi. Untuk penderita ini memerlukan perawatan dari berbagai disiplin bermula dari lahir sehingga berumur 20 atau 21 tahun. Tambahan pula, perkembangan penderita selepas operasi untuk membetulkan keadaan juga tidak samadengan perkembangan tumbuh kembang penderita biasa yang lain. Oleh itu, perawatan yang sebaiknya dibutuhkan bagi memastikan penderita cacat sumbing ini dan juga orang tuanya agar dapat menjalankan kehidupan yang baik tanpa perlu berasa malu.5

Daftar pustaka1. Moore, Persaud. The biology of prenatal development. Philadelphia: W.B. Saunders, 2003;7:724-55.2. Doherty, Gerard M.,Lawrence W..current surgical diagnosis & treatment,. Mcgraw-hill, 2006; 12:212-32.3. Campbell J., Wathen N., Perry G., Soneji S., Sourial N., Chard T.. The coelomic cavity: an important site of materno-fetal nutrient exchange in the first trimester of pregnancy. Br j obstet gynaecol, 2009;8:765-77.4. Diunduh dari Http://Www.Ehd.Org/Resources_Website . Barker D.J., Clark P.M.. Fetal undernutrition and disease in later life, 2007.5. Khumarga H., Adam H.. Bahan kuliah bedah modul blok 13. Universitas kristen krida wacana, 2011;1:1-6.6. Sadler T.W.. Embriologi kedokteran langman. Penerbit buku kedokteran, 2002;7:330-45.7. Carlson B.M.. Human embryology & developmental biology. Philadelphia: Mosby. 2004; 3: 938-41 .8. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Buku kuliah 2 ilmu kesehatan anak. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

1