Pbl Blok 9

41
Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung Eirene Megahwati Paembonan NIM : 102012082 D4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana e-mail: e [email protected] Pendahuluan Sistem pencernaan merupakan suatu mekanisme yang berfungsi untuk memindahkan zat gizi atau nutrisi, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke lingkungan internal tubuh. Dengan adanya mekanisme pencernaan dalam tubuh maka tubuh akan menghasilkan energi yang dapat kita pakai untuk beraktivitas. Makanan yang kita konsumsi juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh. Begitu pentingnya proses pencernaan dalam tubuh sehingga apabila ada gangguan pada sistem pencernaan maka proses pencernaan akan terhambat. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca mengetahui organ-organ apa saja yang terlibat dalam proses pencernaan, bagaimana mekanisme pencernaan dalam tubuh, apa saja yang terlibat dalam mekanisme tersebut serta bagaimana mekanisme kerja organ pencernaan ketika mengalami gangguan. Struktur makro organ pencernaan

description

makalah pbl

Transcript of Pbl Blok 9

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung

Eirene Megahwati Paembonan

NIM : 102012082

D4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

e-mail: e [email protected]

Pendahuluan

Sistem pencernaan merupakan suatu mekanisme yang berfungsi untuk memindahkan

zat gizi atau nutrisi, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke lingkungan internal

tubuh. Dengan adanya mekanisme pencernaan dalam tubuh maka tubuh akan menghasilkan

energi yang dapat kita pakai untuk beraktivitas. Makanan yang kita konsumsi juga

merupakan sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh.

Begitu pentingnya proses pencernaan dalam tubuh sehingga apabila ada gangguan pada

sistem pencernaan maka proses pencernaan akan terhambat.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca mengetahui

organ-organ apa saja yang terlibat dalam proses pencernaan, bagaimana mekanisme

pencernaan dalam tubuh, apa saja yang terlibat dalam mekanisme tersebut serta bagaimana

mekanisme kerja organ pencernaan ketika mengalami gangguan.

Struktur makro organ pencernaan

a. Rongga mulut (cavum oris)

Mulai dari rima oris dan berkahir di isthmus faucium. Selain merupakan permulaan

system pencernaan juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui udara pernapasan dan juga

penting untuk pembentukan suara. Terbagi dalam vestibulum oris dan cavum oris proprium.

Vestibulum oris merupakan daerah diantara buccae di sebelah luar dan gigi geligi dengan

processus alveolarisnya di sebelah dalam. Buccae merupakan daerah diantara angulus oris

sampai tepi M.Masseter sedangkan gigi geligi terletak pada processus alveolaris yang dilapisi

oleh selaput lender dan mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. facialis rr. Alveolaris

superiors dan a. infra orbitalis r. alveolaris superior anterior untuk gigi geligi atas dan a.

alveolaris inferior cabang a. facialis untuk gigi geligi bawah. Di sebelah depan dari rongga

mulut ada labium (bibir) yang saling berhubungan di sudut kanan dan kiri pada angulus oris.

Selaput lender melapisi vestibulum oris di sebelah dalam. Di garis tengah terdapat suatu

lipatan yang menghubungkan bibir dengan processus alveolaris dan dinamakan frenulum

labii suprioris et inferioris. Perdarahan oleh Aa. Labials superiors et inferiors, cabang a.

facialis dan a. temporalis superficialis. Persarafan kulit wajah oleh cabang-cabang N.

trigeminus V dan otot-otot wajah oleh cabang-cabang N. facialis.1

Cavum oris proprium, batas-batasnya adalah disebelah anterior dan samping terdapat

arcus dentalis dengan processus alveolarisnya, di sebelah atas oleh palatum durum et molle,

sebelah bawah oleh diafragma oris, sebelah belakang oleh isthmus faucium dan isinya lidah.

Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan oropharynx. Bila mulut

dibuka akan tampak dua lengkung yaitu arcus palatoglossus di depan yang lebih ke lateral

dan arcus palatopharyngeus di belakang yang lebih ke medial. Diantara kedua arcus tersebut

terdapat sinus tonsillaris, di dalam mana terletak tonsilla palatine (amandel). Pendarahan oleh

A. tonsillaris cabang a. facialis dan dipersarafi oleh plexus tonsillaris yang terbentuk dari N.

IX dan N X.1

Lidah terutama terdiri atas otot-otot yang dibedakan menjadi otot ekstrinsik yang

berfungsi mengerakkan lidah dan otot intrinsik yang merubah bentuk lidah. Otot-otot

ekstrinsik adalah M. genioglossus, M. hyoglossus, M. Styloglossus dan M. Palatoglossus

sedangkan otot-otot intrinsic adalah M. Verticalis, M. longitudinalis superior et inferior serta

M. transversalis. Semua otot ekstrinsik dan intrinsic (motorik) dipersarafi oleh N.

Hypoglossus kecuali M. palatoglossus yang dipersarafi oleh N. Glossopharyngeus.

Sedangkan sensoriknya 2/3 anterior untuk sensible oleh N. Lingualis dan pengecap oleh

chorda tympani (N VII) dan bagian 1/3 posterior bagian sensibel oleh N. IX dan X, pengecap

oleh N.IX.

Kelenjar-kelenjar ludah pada mulut terbagi atas 3 yaitu: glandula parotis,

submandibularis dan glandula lingualis. Glandula sublingualis merupakan saluran keluar

paling kecil. Pada glandula submandibularis terdapat ductus whartoni dan pada glandula

parotis terdapat ductus parotidius stenonlanus (stensen) yang merupakan papilla salivaria

setinggi molar atas ke-2.

Terdapat 4 otot pengunyah pada mulut yang melekatkan mandibula pada basis crania

yaitu M. Masseter, M. temporalis, M. pterygoideus lateralis dan M. Pterygoideus medialis.

Persarafan otot-otot ini oleh N. mandibularis (portio minor N. Trigemini V3).1

b. Pharynx

Pharynx adalah suatu pipa musculofascial yang contractil. Terbentang di antara basis

crania sebelah cranial dan berakhir pada oesophagus di sebelah kaudal setinggi vertebra

cevicalis ke-6. Pharynx terdiri dari nasopharynx, oropharynx, dan laringopharynx.

Laringopharynx ada di belakang epiglotis dan laring berhubungan dengan esophagus di

bagian bawah. Makanan melewati oropharynx dan laringopharynx masuk ke dalam

esophagus sedangkan nasopharynx berfungsi untuk pernapasan.1,2

c. Oesophagus

Adalah suatu pipa muscular sepanjang 25 cm yang merupakan lanjutan dari pharynx

dan mulai di tepi bawah cartilage cricoidea setinggi vertebra cervicalis 6 dan berakhir di

cardia ventriculi setinggi vertebra thoracal X-XI. Oesophagus dapat dibedakan atas 3 bagian

yaitu pars cervicalis setinggi C6-7, pars thoracalis (Th I-X) dan pars abdominalis. Pada

oesophagus pars cervicalis, bagian ini turun lurus di bidang median, kemudian melengkung

sedikit ke kiri di bagian akhir. Alat-alat disekitarnya adalah di sebelah anterior ada trachea

dan glandula thyroidea, sebelah posterior ada corpora vertebra C6-7, sebelah lateral kanan

dan kiri terdapat aa. Carotis communis dan nn.recurrens/laryngea inferior.1

Pada pars thoracalis esophagus, disini esophagus masuk mediastinum superius, kemudian

melalui mdiastinum posterius. Perjalanannya dari sisi kiri garis median membelok ke tengah

lagi setinggi vertebra Th X di depan aorta descendens. Alat-alat disekitarnya dari atas ke

bawah adalah di anterior terdapat trachea, bronkus principalis sinistra, pericardium parietale

atrium sinistra dan diafragma sedangkan di posterior terdapat corpora vertebrae Th I-X,

ductus thoracicus,vena azygos, aorta descendens/aorta thoracalis. Pada bagian lateral kiri

terdapat arcus aorta dengan n.reccurent sinistra, arteri subclavia sinistra, ductus thoracicus

dan pleura mediastinalis sinistra, sedangkan pada lateral kanan terdapat pleura mediastinalis

dextra dan vena azygos.

Pada pars abdominalis, setelah melewati hiatus oesophagus diafragmatis oesophagus

sampai di cavum abdominalsi pada facies posterior lobus sinister hepatis dan diliputi oleh

peritoneum dari omentum majus pada sisi depan dan kiri. Persarafan simpatis oesophagus

merupakan cabang-cabang truncus sympathicus pars thoracalis atas dan saraf parasimpatis

dari cabang N.X dan N. Reccurent. Di bawah hilus pulmonis, nn. Vagi membentuk plexus

pada dinding esophagus yang kiri ke sisi depannya dan yang kanan ke sisi belakang.1

d. Gaster

Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus

costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di

bawah costae bagian bawah. Lambung, memilliki 4 bagian dari superior ke inferior, yaitu

kardiak gaster, fundus gaster, corpus gaster, dan pylorus (antrum pyloricum merupakan

bagiannya). Fundus gaster sering disebut juga kubah lambung, karena letaknya yang paling

atas, dan bentuknya melengkung seperti kubah. Kardia merupakan muara dari oesophagus

untuk selanjutnya menuju gaster, sedangkan pylorus merupakan muara dari gaster untuk

selanjutnya diteruskan ke duodenum.3

Setiap perbatasan antara organ tersebut terdapat sphincter. Sphincter

gastroesophageal, terletak antara ujung oesophagus dengan kardiak gaster. Sphincter pilory,

mengendalikan pengosongan isi lambung ke duodenum. Sphincter ini terdiri atas lapisan otot

polos sirkular yang menebal. Orifisium kardiak merupakan tempat masuknya isi oesophagus

ke lambung, mencegah refluks isi lambung ke oesophagus.3

Lambung memiliki 2 lekukan atau incisura. Yang pertama adalah, incisura pada

kurvatura minor, pada sambungan antara corpus dan antrum pilori, disebut incisura angularis.

Sedangkan pada kurvatura mayor, di bagian superior, dekat fundus gaster, terdapat incisura

kardia. Lapisan dinding gaster cukup khas, ditandai dengan tunika mukosanya yang terdiri

atas lipatan-lipatan yang disebut juga plica gastricae. Tunika submukosa dan muskularis sama

seperti organ-organ pencernaan lainnya. Pada submukosa terdapat plexus meissner,

sedangkan pada tunika muskularis terdapat otot-otot yang sirkuler dan longitudinal. Pada

tunika serosanya terdapat omentum minus dan majus. Omentum minus melekat ke kurvatura

minor dan omentum majus ke kurvatura mayor. Kedua omentum ini membawa darah dan

limfe ke lambung. Mukosa lambung berlipat-lipat (rugae).3

Gambar 1. Anatomi Gaster.2

Lambung terdiri atas empat lapisan :

1. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum

viseralis. Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan

duodenum,memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang

keluar dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor

peritoneum terus ke bawah membentuk omentum mayus.

2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis: serabut longitudinal, yang tidak dalam

dan bersambung dengan otot esofagus, serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di

pilorus serta membentuk ototsfingter; dan berada di bawah lapisan pertama, dan serabut oblik

yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dariorifisium kardiak, kemudian

membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

Gambar 2. Lapisan lambung.3

3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan

saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak

kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

4. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe.

Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-

saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung

tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium

silinder. Epithelium ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium

dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa

daerah lambung.3

Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplai saraf parasimpatis

untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus

mencabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic dan seliaka.Persarafan simpatis melalui saraf

splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut afferent simpatis menghambat

pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus auerbach dan submukosa (meissner) membentuk

persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas motorik dan sekresi

mukosa lambung.

Pendarahan organ-organ pencernaan, dipasok oleh cabang-cabang dari aorta

abdominalis. Aorta abdominalis, berasal dari atau merupakan kelanjutan dari aorta thoracalis,

yang berjalan turun, sampai retroperitoneum menjadi aa. illiaca communis sinistra dan dextra,

yang terletak di sebelah kiri dari garis tengah setinggi L4. Cabang-cabang dari aorta

abdominalis ada 3 (khusus untuk pencernaan), yaitu truncus coeliaca (memperdarahi

sepertiga bawah oesophagus sampai sepertiga tengah duodenum). Cabang yang kedua, a.

mesenterica superior, memperdarahi sepertiga tengah duodenum sampai kolon transversum

distal.

Cabang yang ketiga, a. mesenterica inferior, memperdarahi kolon transversum distal

ke setengah kanalis analis. Berikut ini, akan dibahas mengenai beberapa cabang dari aorta

abdominalis, cabang yang pertama, tr. Coeliaca (tripus halleri), terletak setinggi vertebrae

T12 atau L1. Memiliki 3 cabang, cabang pertama, a.gastrica sinistra, berjalan ke atas untuk

memperdarahi oesophagus bagian bawah, lalu turun di omentum minus untuk memperdarahi

kurvatura minor. Cabang kedua, a. lienalis ke arah posterior gaster, melewati batas superior

pankreas di posterior saccus peritoneal minor sampai melewati hilus lien. Arteri ini

bercabang lagi menjadi a. gastrica brevis untuk memperdarahi fundus gaster, dan a.

gastroepiploica sinistra untuk memperdarahi kurvatura mayor.

Lambung mendapat darah secara eksklusif dari cabang-cabang axis coeliaca.

Vaskularisasi gaster oleh a. gastrika sinistra et dextra (untuk kurvatura minor), a.

gastroepiploica dextra dan sinistra (kurvatura mayor), dan a. gastrica brevis (daerah fundus

gaster). Truncus vagal anterior dan posterior, berjalan ke bawah sepanjang kurvatura minor,

sebagai saraf latarjet anterior dan posterior dimana terjadi percabangan terminal yang

mempersarafi lambung sebagai saraf parasimpatis. Sedangkan saraf simpatisnya, terdiri dari

serabut preganglionic, yaitu n. Splanchnicus thoracalis. Serta serabut postganglionic, yaitu

ganglion plexus celiacus (daerah lumbal 1). 3

e. Duodenum

Bentuk tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm. Bagian-

bagian duodenum: Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars

superiorduodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada

flexuraduodenalis superior. Panjang 5 cm. Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura

duodeni superior beralih kebawah kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni.

Panjang 10 cm. Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm. Pars

ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cmsebelah kiri bidang

tengah. Panjang 5 cm.Pendarahan duodenum oelh a. Gastroduodenalis, a.

Pancreaticoduodenalis superoir( anterior dan posterior ), dan a. Pancreaticoduodenalis

inferior ( cabang a.Mesenterica superior ). Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior

dialirkan ke v.Porta dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v.

Mesentericasuperior ke v. Porta.1

f. Hepar

Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi

hati ;kenyal seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 ½ kg. Hepar dilapisi

peritonium,kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut

Bare area ( area nuda ). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebihrendah

daripada bagian belakang. Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobuskanan dan kiri.

Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yangditempati oleh lig.

Teres hepatis dan lig. Venosum Arantii diselah caudal, dan lig.Falciforme hepatis disebelah

cranial.

Secara anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui

alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan v.Cava inferior ( tidak terlihat dari luar ). Lobus

kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis

dextra.Dari luar hepar terlihat sebagai berikut : bagian yang berhubungan dengan diafragma

( facies diaphragmatica ), bagian yang menghadap cavum abdomen ( facies visceralis/ facies

inferior)Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas,

sedangkan peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior/ margo

inferior.

Pendarahan hepar oleh pembuluh nadi: a. Hepatica communis, a. Hepatica propia, a.

Hepaticadextra dan sinistra. Pembuluh balik : menampung darah balik dari alat-alat

tractusgastrointestinal melalui v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluhbalik

sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke

hepar.1

g. Vesica fellea

Letak : sesuai perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan arcus costaedextra.

Vesica fellea diliputi peritonium, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Bagian-bagian :

fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea.Saluran empedu : ductus

cysticus. Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral = valvula spiralis

Heisteri. Ductus cycsticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal membentuk ductus

choledochus. Ductus choledochus berjalandalam lig. Hepatoduodenale bersama-sama v.

Porta dan a. Hepatica propia.Pendarahan oleh a. Cystica.1

h. Lien

Lien merupakan organ kenyal, lebih lembek daripada hepar, dandapat berkontraksi.

Warna merah keabu-abuan. Letak : intra peritoneal, pada regiohypochondrica sinistr, setinggi

iga 9,10,11. Sumbu panjang sesuai iga 10. Proyeksipada dinding abdomen ; kira-kira 4 cm

sebelah kiri garis tengah dan setinggi ujungprocessus spinosus vertebra Th 9- L1 sampai linea

axillaris media sinistra. Alat reticulo endothelial yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid

yangberbeda dengan jaringan jaringan limfoid lain karena lien berhubungandengan aliran

darah.1

i. Intestinum

Intestinum dibedakan menjadi : intestinum tenue ( usus halus ) dan intestinum

crassum (usus besar). Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari 2/5

bagian jejunum, 3/5 bagian ileum. Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-

kelok. Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan

bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada

caecum (kantung buntu ). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebuttitik Mc.

Burney yang dapat ditentukan dengan titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan

dengan garis Monro (garis yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus ) 1/3 lateral-1/3

tengah garis Monro.

Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum

tenueberhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritonium yang

disebutmesostienium, mulai dari flexura duodenajejunalis setinggi vertebra L2 berjalan

kearah kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depanpars

inferior duodeni dan v. Cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextra di depan

articulatio sacroiliaca.Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei

dan V.Mesenterica superior.Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales,

nnll.mesentericus, nnll. Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.

Getah bening usus halus dialirkan ke dalam truncus intestinalis cysterna chyli.

Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ).

Intestinum crassum berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum, colon

ascendens, flexuracoli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis,

colondescendens, colon sigmoideum, dan rectum-anus.1,2

Coecum terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen

padapertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis.

j. Colon

Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli

dextra.Pendarahan oleh a. Colica dextra. Appendix vermiformis sering dianggap bagian usus

yang tidak mempunyai fungsi.Appendix mempunyai lipatan peritonium yang disebut

mesenteriolum. Pendarahan :aa. Appendiculares.1,2

Colon transversum terletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars

descendens duodeni,melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra.

Pendarahan : a.Colica media dan a. Colica sinistra. Colon descendens diperdarahi oleh : a.

Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior.

Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista

iliacasampai vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakancabang

a. Mesenterica inferior.

k. Rectum

Rectum panjangnya : 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum

yangmemanjang dari vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colonsigmoideum

berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendicesepiploicae menghilang.

Berbeda dengan colon, rectum tidak mempunyai haustra,taenia, appendices epiploicae,

mesocolon. Pendarahan : a. Rectalis superior, a.Rectalis media, a. Rectalis inferior.Persarafan

: simpatis ( melalui saraf spinalis Nn splanchnicus lumbales dan plexushypogastricus/plexus

pelvicus ) dan parasimpatis ( berasal dari nervus spinalis S2-4melalui N. Splanchnicus

pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kirimenuju plexus rectalis/pelvicus ).1

1. Struktur mikro organ pencernaan

a. Mulut

Struktur histologis bagian-bagian yang terdapat disini:4

1. Labium oris

2. Bucca

3. Dent

4. Gingivae

5. Linguae

6. Palatum molle & durum

  Labium oris dapat dibagi dalam 3 area:

Area cutanea: Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitarmulut. Maka

gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang

merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin. Dibawah epidermis terdapat jaringan

pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan kearah epidermis yang

disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir pigmen.

Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat

tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebasea dan folikel rambut.

Area merah bibir (area intermedia ): Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk epitelnya

transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papilla jaringan ikatnya tinggi-

tinggi dan mengandung banyak kapiler.

Area oral mukosa:Bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi.

Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk dan lamina propianya agak kompak. Pada tunika

submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukus. Dibawah submukosa

didapati otot lurik (M.orbicularis oris).

b. Oesophagus

Oesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam

submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal.

Pada lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia

esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat

otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot

polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga

peritoneum yang ditutupi oleh serosa.Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang

disebut adventisia.5

1. Tunika mukosa Epitel berlpais gepeng tanpa lapisan tanduk. T. M.M hanya satu lapis

longitudinal, pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks

(kelsuperfisial) yang merupakan perluasan kelenjar kardia.6

2. Tunika submukosaTerdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar

submukosa (oesophageal glands).5

3. Tunika muskularis: Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik , 1/3 tengah terdiri dari

campuran otot polos dan lurik, 1/3 distal seluruhnya otot polos.

c. Gaster

Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastric dan epitel

mukosa adalah selapis torak tanpa sel goblet. Gaster memiliki 3 daerah: cardia, fundus,

pylorus dan merupakan lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan,

mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan, dindingnya sangat berlipat

yang dinamakan rugae dan sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen,

intinya oval, pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pylorus. Kelenjar

mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah TMM.4

d. Pankreas

Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin, epitel duktus ekskretorius bervariasi dari

torak rendah bersel goblet ke sel kubus. Duktus interklarisnya (isthmus) panjang-panjang dan

epitelnya selapis gepeng. Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis dan pars

terminalisnya 100% terdiri serous dan di tengah pars terminal seringdijumpai sel-sel

sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus serta tidak ada sel myoepitel.4

e. Hati

Diliputi kapsula Glissoni, Septa membagi hepar menjadi lobuli-lobuli. Porta hepatis

berisi: pebuluh limfe, pembuluh empedu, V.Portae danA.Hepatika. Unit fungsional hepar

ialah lobulus.Bentuknya polygonal, bagian sentral lobulus hati: Vena sentralis. Sel-sel hepar

tersusun radier dan terdapat segitiga Kiernan yang berisi cabang A.hepatika, cabang Vena

porta, duktus biliaris dan pembuluh limfe. Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus

berhubungan dengan sistem empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan pembuluh

darah. Sel hati berbentuk poligonal dengan inti ovoid, sitoplasma bergranula dengan banyak

mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin. Sel hati dikelilingi berkas

serat retikulin yang dengan pewarnaanBielschwosky berwarna hitam.Vasularisasi hati:

A.hepatika dan V.porta A/V interlobularis sinusoid hati V.sentralis

V.sublobularis V.hepatika- V.cava inferior. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus

dan sel kupffer (termasuk RES). Sel kupffer ovoid, kromatin pucat, dengan pewarnaan tripan

blue terbuktibersifat fagositer.4

f. Kantung Empedu

Kanalikuli biliaris-preduktuli biliaris (saluran Hering) duktus biliaris-duktus

hepatikus, vesika felea-duktus cysticus, duktus koledokus. Arah aliran empedu: dari sentral

ke perifer hati. Arah aliran darah: dari perifer ke sentral lobulus.4

g. Usus Halus

Dibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum. Epitel terdiri dari selapis

torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili yang

memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan (alkaline

fosfatase, maltase, dan lain-lain). Sel goblet ke arah distal makin banyak. Terdapat vili

intestinal, vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan pada ileum

berbentuk jari. Terdapat plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan submukosa.

Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi. Sepanjang membran mukosa terdapat

kelenjar Intestinalis (cryptusLieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara di antara vili

intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandunggranula

eosinofilia. Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Pada

duodenum terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa bercabang, mukus.Pada jejunum

tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri dan plica sirkularis Kerckringi tinggi-

tinggi. Pada ileum terdapat agregat limfonodus atau Agmina Peyeri/Plaque Peyeri di lamina

propriameluas ke Tunika submukosa.4

Gambar 1.1

Sumber: bahan kuliah histology system digestivus

h. Usus Besar

Pada usus besar (colon) tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili

intestinal. Sel goblet banyak di antara sel epitel, terdapat cryptus Lieberkuhn, sel paneth dan sel

argentafin sedikit sekali serta terdapat limfonodus solitaries. Tunika longitudinal membentuk

3 pita longitudianal disebut taenia coli.3

Gambar 1.2

Sumber: bahan ajar histology system digestivus

i. Rektum

Bagian sebelah bawah disebut Anal Canal, mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal

collumn (Anal column/Collumn of Morgagni) berakhir kira2 ½ inchi dari orrificium anal.

Epitel selapis torak dan terdapat cryptus. Pertemuan rektum dengan anus disebut Linea

Pectinata.4,5

Mekanisme Pencernaan

Awal dari pencernaan adalah masuknya makanan ke mulut yang akan di teruskan ke

oesophagus, lambung, usus halus, usus besar hingga akhirnya dikeluarkan dalam bentuk feses

dan urin. Fungsi dari sistem pencernaan ini adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien,

air, elektrolit makanan ke lingkungan internal tubuh. Proses ini melibatkan empat faktor

penting yaitu motilitas atau gerakan, sekresi, digesti atau pencernaan dan absobsi atau

penyerapan. Pada faktor motilitas atau geraka terdapat dua jenis gerakan yang penting yaitu

gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan mencampur. Sekresi pencernaan berupa air,

elektrolit, enzim garam dan mucus. Dalam proses sekresi dibutuhkan energi untuk transport

bahan mentah ke sel dan sintesis produk sekretorik oleh reticulum endoplasma. Tiga kategori

makanan yang kaya energi akan di cerna yaitu karbohidrat, lemak, dan protein, sedangkan

pada proses penyerapan hasil pencernaan di salurkan ke darah dan limpe. Pada proses secara

mekanis umumnya akan di bahas pada matikasi dan menelan.7

Proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju esophagus

Fase volunteer

Lidah menekan palatum keras dan mengarahkan bolus ke arah orofaring

Fase faring

Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke

pusat menelan dalam medulla dan batang otak bagian bawah, dan terjadi penutupan

semua lubang kecuali esophagus. 7

a. Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan kembali ke mulut

b. Otot menekan palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak untuk

menutup mulut saluran nasal sehingga makanan tidak akan masuk ke rongga

nasal

c. Laring terelevasi, glottis tertutup, dan epiglottis condong ke bawah

d. Menutup mulut laring yang menahan makanan sehingga tidak memasuki

saluran pernapasan

e. Sfingter esophagus atas pada mulut esophagus secara normal menyempit

untuk mencegah udara memasuki esophagus

f. Gelombang peristaltic kontraksi yang menggerakkan bolus ke dalam

esophagus

Fase esophagus

Sfingter esophagus bawah, melakukan gelombang peristaltic dan memungkinkan

makanan terdorong ke dalam lambung

A. Esophagus

Mengerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerakan peristaltis

mukosa esophagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan

melindungi osephagus. Esophagus tidak memproduksi enzim pencernaan. 7

B. Lambung

Fungsi lambung : 7

o Penyimpanan makanan, kapasitas lambung normal memungkiinkan adanya interval

waktu yang panjang saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah

besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran. Lambung

tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan dapat diangkat asalkan makanan

yang dimakan sedikit dan sering.

o Produksi kimus, aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (masa

homogen setengah cair berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorong

ke dalam duodenum.

o Degesti protein, lambung memulai digesti protein melalui sekresi trispin dan asam

klorida.

o Produksi mukus, mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm

untuk melindungi lambung terhadao aksi pencernaan dari seksresinya sendiri.

o Produksi faktor intrinsik, merupakan glikoprotein yang disekresikan sel parietal dan

terdapat Vit B12 didapat dari makanan yang dicerna di lambung dan terikat pada

faktor intrinsik. Kompleks faktor instrinsik dengan Vit B12 di bawa ke ileum usus

halus, tempat Vit B12 di absorbsi.

o Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut

lemak seperti aspirin dan alkohol diabsorbsi pada didnidng lambung. Zat terlarut

dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.

Sekeresi lambung : 7

Sel chief mensekresikan pepsinogen, prekursor enzim pepsin. Kelenjar ini

ensekresikan lipase dan renin lambng yang kurang lebih penting.

Sel parietal mensekresikan asal klorida dan faktor intrinsik

Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini

mensekresikan barier mukus dan melindungi lapisan lambung terhadao kerusakan

oleh HCL atau autodigesti.

Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresukan

mukus dan gastrin suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi

lambung.

Didalam lambung terjadi tiga proses untuk dapat mensekresikan lambung yang sesuai

dengan regia tempat terjadinya stimulus.7

o Faktor sefalik terjadi sebelum makanan masuk ke dalam lambung. Masuknya

makanan ke dalam mulut ata terlintas pikiran, melihat atau mencium bau makanan

akan merangsang sekresi lambung.

o Faktor lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama

makanan masih ada.

o Faktor usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus

yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.

Digesti didalam lambung, cairan yang ada di dalam lambung akan memicu digesti

protein dan lemak.7

Digesti protein. Pepsinogen akan diubah menjadi pepsin oleh asam klorida. Pepsin

merupakan enzim proteolitik yang harus dapat bekerja pada pH di bawah 5. Enzim

ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida.

Lemak. Lipase lambung menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol

tetapi aktivitasnya terbatas dalam pH yang rendah.

Karbohidrat. Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada pH

netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai

asiditas lambung menembus bolus.

Pengosongan lambung

Pengosongan lambung distimulasi secara reflek saat merespon terhadap peregangan

lambung, melepas gastrin, kekentalan kimus dan jenis makanan. Karbohidrat dapat masuk

dengan cepat, protein lebih lambat dan lemak tetap berada dalam lambung selama 3 sampai 6

jam. Pengosongna lambung di hambat oleh hormon doudenum yang juga menghambat

sekresi lambung oleh reflek umpan balik entrogastrik dari duodenum. Faktor-faktor hormon

dan saraf ini mencegah terjadinya pengisisan yang berlebihan pada usus dan memberikan

waktu yang lebih lama untuk digesti dalam usus halus.7

C. Usus halus

Motilitas dalam usus halus

o Motilitas gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk

pencernaan, memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak

dengan sel absorptif dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan

ini dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh sistem saraf

otonom.8

o Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi

mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkan ke permukaan

absorbsptif. Gerak ini adalah gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian

dari cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen dan

mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen ke segmen lain.

o Peristalsis kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. Kontraksi ini

adalah gaya dorong utama yang menggerakan kimus ke arah bawah di

sepanjang saluran.

Kelenjar di usus halus tertanam di dalam mukosa dan membuka di antara basis

vili. Hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran pencernaan antara

lain :8

Sekretin, CCK, GIP berperan utntuk menhghalangi sekresi kelenjar lambung.

Peptida usus vasoaktif memiliki efek vasodilatasor dan efek relaksasi otot

polos.

Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos.

Somatostatin menghambat sekresi asam klorida dan gastrin.

Sel goblet terletak di epithelium di sepanjang usus halus yang memproduksi

mukus ssebagi pelindung.

Kelenjar brunner terletak dalam submukosa duodenum, yang memproduksi

mukus untuk melindungi mukosa duodenum terhadap kimus asa dan cairan

lambung yang masuk ke pilorus melalui lambung.

1. Pankreas

Sekeresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas reflek saraf selama

tahap sefalik dan tahap lambung pada sekresi almbung. Tetapi kendali utama terletak

pada hormon duodenum yang di absorbsi ke dalam aliran darah untuk menmcapai

pankreas.8

a) Sekretin diproduksi oleh sel mukosa duodenum dan diabsorbsi ke dalma darah

untuk mencapai pankreas. Sekretin akan di lepas apabila kimus yang masuk

bersifat asam memasuki usus dan mengalirkan sejumlah besar cairan yang

berair mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan

akan membentuk lingkungan menjadi basa untuk kerja enzim pankreas dan

usus.

b) CCK yang diprodksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagia respon terhadap

lemak dan protein. CCK menstimulasi sejumlah besar enzim pankreas.

Cairan pankreas mengandung enzim yang berperan unutk mencerna protein,

karbohidrat dan lemak :8

a) Enzim proteolitik : tripsinogen, kimotripsi, dan karboksipeptidase

Tripsinogen yang disekresikan pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh

entrokinase yang diproduksi oleh usus halus. Tripsin akan mencerna

protein dan polipetida besar untuk membentuk polipeptida yang lebih

kecil.

Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotrisin

memiliki fungsi sama seperti tripsin terhadap protein.

Karboksipeptidase ada;ah enzim yang melanjutkan proses pencernaan

protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.

b) Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol

setelah lemak di emulsi oleh garam empedu

c) Amilase pankreas menghidrolisisi zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase

saliva menjadi disakarida.

d) Ribonnuklease dan deoksiribunuklease menghidrolisis RNA dan DNA

menjadi blok-blok pembentukan nukleotidanya.

2. Hati dan sekeresi empedu

Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absobrsi

lemak. Hatu menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaka serta vitamin

(A,D,E,K) dan hati menyimpan toksin tertenti contohnya obat yang tidak dapat

diuraikan dan dieksresikan. Hati melakukan inkativasi hormon dan detoksisfikasi

toksin dan obat. Hati akan mengfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi

dalam darah. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber

utama panas tubuh, terutama pada saat tertidur. Selain itu hati merupakan resevoir

unutk sekitar 30% curah jantung dan bersa,a denghan limpa mengatur volume darah

yanh diperlukan tubuh.8

Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari air, pigmen

empedu dan garam empedu. Pada empedu terdapat warna kunig atau kehijauna karena

dalam pigmen empedu terdapat bilirubin. Pigmen ini merupakan hasil pnguraian dari

hemoglobin yang dilepas oleh sel darah mereah yang terdisintregasi. Garam empedu

terbentuk dari asam empedu yang berkaitan dengna kolesterol dan asam amino.

Setelah diseksresikan ke dalam usus garam tersebut akna di reabsorbsi dari ileum

bagian bawah kembali lagi ke hati dan akan di daur ulang siklus ini disebut sirkulasi

enterohepatika garam empedu.8

Dalam usus halus garam empedu berperanan unutk mengemulsi globulus

lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan gloulus lemak lebih

kecil. Garam empedu akan mengaborbsi zat terlarut dengan cara memfasilitasi

jalurnya menembus membran sel. Garam empedu juga akan berikatan dengan

kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil. Sekresi empedu di atur oleh

faktor saraf simpatis dan hormon berupa seketin dan CCK yang sama dengan

mengatur sekresi pankreas. Saat asalm lemak dan asam amino mencapai usus

halus,CCK di lepas untuk mengkontraksi otot kantung empedu dan direlaksasikan

sfingter oddi cairan empedu kemudian di dorong kedalam duodenum.8

3. Kandung empedu

Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang terus menerus disekresikan

oleh sel hati sampai di perlukan duodenum di antara wakru makan sfingter oddi

menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang rileks yang di

rangsang CCK. Kandung empedu mengkonsentrasikan cairannya dengan

mereabsorbsi air dan elektrolit.8

Absorbsi dalam usus halus

Enterokinase mengaktivasi tripsinoigen pancreas menjadi tripsin yang

kemudian menguraikan protein dan peptida menjadi peptida yang lebih

kecil. Aminopeptidasi akan menguraikan peptida menjadi asam amino

bebas.

Amilase usus menghodrolisis zat tepung menjadi diksakarida , maltosa,

sukrosa, dan laktosa.

Lipase usus memecah monigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.

Produk-produk digesti dan juga air, elektrolit, vitamin, dan sayuran

pencernaan diabsorbsi menmembus membran sel epitel duodenum dan jejunum.

Hanya sedikit absorbsi yang berlangsung dalm ileum kecuali unutk garm-garam

empedu dan Vit B12. Absorbsi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transport aktif dan

pinositosi. Mekanisme utamanya dalah transport aktif. Zat-zat yang ditransport dari

lumen usus ke darah atau limpe harus menembus sel dan cairan interselular.8

4. Usus besar

Materi yang masuk ke dalam slauran pencernaan sebagian besar nutrien telah

dicerna dan diabsorbsi dan hanya menisakan zat sisa, yang merupakan zat yang tidak

di cerna. Makanan bisa memerlukan waktu 2 samapi lima hari untuk menempuh

ujung saluran yang satu ke yang lainnyn dan sisa waktunya berada di usus besar. 5

Usus besar mengreabsorbsi 80 samapai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa

dan mengubah kimus dari cairan menjadi masa semi padat. Usus besar hanya

memproduksi mukus, dan sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon

pencernaan. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa

dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga

memproduksi Vitamin seperti vitamin K, riboflavin dan tiamin serta berbagai gas.

Usus besar mensekresikan zat sisa dalm bentuk feses.8

Peranan enzim dalam mekanisme pencernaan

Mulut

Pada mulut selain terjadi pencernaan mekanik terjadi pula mekanisme

pencernaan secara kimiawi, yaitu dengan bercampurnya makanan yang telah

dikunyah dengan air liur yang mengandung ptialin. Enzim ini berfungsi untuk

mengubah amilum menjadi maltosa. Selain itu enzim ini juga berfungsi unutk

membunuh kuman yang masuk bersamaan dengan makanan.9

Lambung

Di dalam lambung makanana dari kerongkongna dicerna oleh dinding

lambung. Pada proses ini, lambung mengeluarkan getah lambung yang

mengandung :

a. Renin berguna untuk mengubah susu menjadi kasein .

b. Pepsin, berguna untuk mengubah protein menjadi pepton .

c. Asam (HCL) berguna membunuh kuman yang masuk bersaa

dengan makanan dan membantuk melunakan makanan yang

keras dalam lambung serta mengaktifkan pepsinogen menjadi

pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi

proteosa dan pepton.9

Usus halus

Ketika makan masuk ke dalam usus halus, makanan dicerna secara

kimiawi ya ng dibantu oleh enzim pencernaan dari pankreas. Makanan

kemudian disalurkan ke usus penyerapan. Usus penyerapan menghasilkan

enzim-enzim sbb : 9

a. Sukrase, berfungsi unutk mengubah sukrosa menjadi fruktosa

dan glukosa .

b. Maltase, berfungsi unutk mengubah maltosa menjadi glukosa.

c. Laktase, berfungsi unutk menghubah laktosa menjadi glukosa

dan galaktosa.

d. Erepsinogen diaktifkan oleh entrokinase menjadi erepsin.

Erepsin berfungsi mengubah protein menjadi asam amnino.

Kelenjar pankreas

Kelenjar pan kreas terletak di usus 12 jari dan menghasilkan beberapa

enzim sebagai berikut:

a. Enzim amilase, berfungsi untuk mengubah amilum menjadi

maltosa.

b. Enzim tripsin, berfungsi sebagai pengubah protein dan pepton

menjadi dipeptida, asam lemak dan gliserol.

c. Enzim lipase berfungsi sebagai pengubah emak menjadi asam

lemak dan gliserol.

1. Karbohidrat

Pencernaan

Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh α-amilase saliva. Tetapi, pH

optimal enzim ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah

lambung yang asam bila makanan masuk ke lambung. Di dalam usus halus, α-

amilase saliva dan pankreas keduanya juga bekerja pada polisakarida yang

dimakan. Akibatnya, hasil akhir  pencernaan α-amilase adalah oligosakarida :

maltosa , maltitriosa dan beberapa polimer yang sedikit lebih besar dengan

glukosa pada ikatan 1:4α, dan α-dekstrin, yaitu polimer molekul glukosa yang

terdiri atas rata-rata sekitar 8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6α.9

Penyerapan

Heksosa dan pentosa cepat diserap melalui dinding usus halus. Hal

yang pentingadalah bahwa semua heksosa diserap sebelum sisa makanan mencapai

bagian ujung ileum. Molekul – molekul gula bergerak dari sel-sel mukosa ke

dalam darah kapilerlalu masuk ke dalam vena porta.

Oleh karena kadar Na+ intraseluler di dalam usus halus dan sel ginjal

rendah,seperti juga di dalam sel-sel lainnya, Na+ bergerak ke dalam sel sesuai

dengan beda konsentrasinya. Glukosa bergerak bersama Na+ dan dilepaskan di

dalam sel. Na+ diangkut ke dalam ruang interseluler lateral, dan glukosa

diangkut oleh GLUT 2 kedalam interstitium lalu masuk ke dalam kapiler. Jadi,

transpor glukosa merupakancontoh transpor aktif sekunder ; energi untuk

transpor glukosa diperoleh tidak langsung, melalui transpor aktif Na+ keluar

sel. Ini akan mempertahankan beda konsentrasi di kedua sisi batas sel luminal,

sehingga lebih banyak Na+ dan akibatnya lebih banyak glukosa yang masuk.9

Mekanisme transpor glukosa juga mengangkut galaktosa. Fruktosa

menggunakanmekanisme berbeda. Penyerapannya tidak bergantung pada Na+

atau transpor glukosadan galaktosa; transportnya dengan difusi fasilitasi dari

lumen usus halus ke dalamenterosit melalui GLUT 5 dan keluar dari enterosit

masuk ke dalam interstitium melalui GLUT 2. Sebagian fruktosa diubah

menjadi glukosa di dalam sel-sel mukosa. Pentosa diserap dengan difusi

sederhana. Insulin sedikit berpengaruh pada transporglukosa dalam usus.

Sehubungan dengan ini, penyerapan kembali glukosa dalam tubulus kontortus

proksimal ginjal ; kedua proses tidak memerlukan fosforilasi, dan keduanya

normal pada diabetes tetapi dihambat oleh obat florizin. Kecepatan absorpsi

maksimal glukosa dari usus kira-kira 120 g/jam.9

2. Protein

Pencernaan protein

Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin

menguraikan beberapa ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan –  ikatan

antara asam aminoromatik seperti fenillalanin atau tirosin dan asam amino

kedua, sehingga hasilpencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan

ukuran yang sangat berbeda. Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah

1,6 – 3,2 kerjanya terhenti bila isilambung bercampur dengan getah pankreas

yang alkali di duodenum dan jejunum. pH isi usus halus di bagian superior

duodeni 2,0 - 4,0 tetapi pada bagian lain ialah kira-kira 6,5. Di usus halus,

polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambungdicerna lebih lanjut

oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus

halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat : lumen

usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.9

Penyerapan

Ada paling sedikit 7 sistem transpor yang berbeda yang mengangkut

asam aminoke dalam enterosit. Lima darinya memerlukan Na+ dan kotransport

asam amino danNa+ dengan cara yang mirip dengan kotranspor Na+ dan glukosa.

Dua dari 7 sistem transpor ini membutuhkan Cl-. Pada 2 sistem, transpor tidak

membutuhkan Na+. Transpor di- dan tripeptida ke dalam enterosit dilakukan

oleh sistem yangmembutuhkan H+ dan Na+. Sedikit sekali peptida berukuran

besar yang diabsorpsi. Didalam enterosit, asam amino yang dilepaskan dari

peptida oleh hidrolisis intraselditambah asam amino yang di absorpsi dari

lumen usus halus dan brush border akandiangkut keluar enterosit sepanjang

tepi basolateral melalui paling sedikit 5 sistem transpor. Dari sini, asam amino

ini akan masuk peredaran darah portal hepatik. Dua diantara sistem ini

bergantung pada Na+ , dan yang tidak. Cukup banyak peptida kecil yang juga masuk

ke dalam darah portal. Penyerapan asam-asam amino di duodenum dan

jejunum berlangsung cepattetapidi dalam ileum lambat. Hampir 50% protein

yang dicerna berasal dari makanan yang dimakan, 25% dari protein getah

pencernaan, dan 25% dari deskuamasi sel-selmukosa. Hanya 2-5 % protein

dalam usus halus lolos dari pencernaan dan penyerapan. Sebagian protein

yang dimakan masuk ke dalam kolon dan kemudian dicerna oleh kuman.

Protein dalam feses tidak berasal dari makanan tetapi dari kuman.9

3. Lemak

Pencernaan lemak

Kebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan

salah satu enzim terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol

makanan berbentuk ester kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase

menghidrolisis ester-ester ini di dalam lumen usus halus. Lemak

diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus oleh kerja garam empedu

,lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus

tinggi, seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam empedu

berinteraksi spontan membentuk misel. Agregat –  agregat silindris ini

mengikat lipid, dan meskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda, umunya

mengandung asam lemak, monogliserida, dan kolesterol pada pusat

hidrofobiknya. Pembentukan miselselanjutnya melarutkan lipid dan

memungkinkan mekanisme untuk transpornya ke enterosit. Jadi, misel

bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statiske brush

border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan cair

jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa.9

Penyerapan

Di dalam sel lipid  – lipd ini akan mengalami esterifikasi cepat,

sehingga gradien konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan.

Berbeda dengan mukosa ileum, kecepatan penyerapan garam empedu oleh

mukosa jejunum rendah, dan sebagian besar garam empedu tetap berada

dalam lumen usus halus, dan dapat digunakan untuk pembentukan misel baru.

Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom

karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedarah portal,

danakan ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa esterifikasi ). Asam

lemak yangatom karbonnya lebih dari 10  – 12 mengalami esterifikasi kembali

menjadi trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu, sebagian kolesterol yang

diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dilapisi oleh

lapisan protein,kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini

kemudian meninggalkan seldan masuk ke peredaran limfatik.9

Dalam sel-sel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi

2-monogliserida yang diserap, terutama di dalam retikulum endoplasma halus.

Akantetapi, sebagian trigliserida dibentuk dari gliserofosfat, yang adalah hasil

katabolismeglukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi gliserofosfolipid

yang ikut berperandalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan

pembentukan lipoproteinterjadi di dalam retikulum endoplasma kasar. Bagian

molekul karbohidrat ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan

kilomikron yang telah selesai dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal

atau lateral sel.Penyerapan asam lemak rantai panjang terutama di usus halus

bagian atas, tetapi sejumlah tertentu juga diserap dalam ileum. Pada masukan

lemak sedang, 95% atau lebih lemak yang dimakan diserap.9

Kesimpulan

Pada keadaan normal terjadi 4 proses pencernaan yaitu motilitas, sekresi, digesti dan

absorpsi yang kerjanya sesuai dengan organ-organ pencernaan. Apabila salah satu organ

pencernaan mengalami gangguan maka keempat proses tersebut tidak berlangsung maksimal

seperti pada nyeri ulu hati dan mual.

DAFTAR PUSTAKA

1. Winami W, Kindangen K, Listiawaty E. Sistem digestivus. Jakarta:Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana;2010.

2. Gibson, J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2003.

3. Parker S. The human body book. Ensiklopedia tubuh manusia. Jakarta:Erlangga; 2009.

h.170-90.

4. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta:EGC; 2002.h.729-49.

5. Gunawijaya F, Kartawiguna E. Penuntun pratikum kumpulan foto mikroskopik histologi.

Jakarta:Universitas Trisakti, 2007.

6. Junqueria L C, Carneiro J. Histologi dasar:teks & atlas. Edisi ke-10. Jakarta:EGC;2007.

7. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h. 538- 69.

8. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 288-95.

9. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.h. 450-89.