Pbl Blok 9 Digestivus

download Pbl Blok 9 Digestivus

of 29

Transcript of Pbl Blok 9 Digestivus

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    1/29

    1

    Struktur, Fungsi dan Peran Hati Dalam Sistem Pencernaan Yunita

    *

    102010152

    18 Juli 2011

    Pendahuluan

    Fungsi sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrient yang telah

    dimodifikasi, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal

    tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel

    dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi

    seperti transpor aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi. Pencernaan merupakan suatu proses

    penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang

    dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ

    utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus

    halus, usus besar, rektum dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan

    meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk

    menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh

    setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.1 Salah satu organ pencernaan yaitu hati, organ

    metabolik terbesar dan terpenting di tubuh yang melaksanakan berbagai macam fungsi.

    Kontribusinya untuk pencernaan adalah sekresi empedu, yang mengandung garam-garam

    empedu. Sistem empedu mencakup hati, kandung empedu dan duktus-duktus terkait. Fungsi

    penting hati meliputi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, fagositosis (sel Kupffer),

    pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan zat besi dan pembentukan faktor pembekuan

    (fibrinogen, protrombin, globulin dan faktor VII).2

    *Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2010

    Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510

    Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

    Email:[email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    2/29

    2

    Fungsi Hati

    Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Hati penting bagi sistem

    pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain yaitu :1

    1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelahpenyerapan nutrien-nutrien utama tersebut dari saluran pencernaan.

    2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asinglainnya.

    3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting untukpembekuan darah serta mengangkut hormon tiroid, steroid dan kolesterol dalam darah.

    4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.5. Pengaktifan vitamin D, yang dilakukan oleh hati bersama dengan ginjal.6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak berkat adanya makrofag

    residen.

    7. Ekskresi kolesterol dan billirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang berasaldari destruksi sel darah merah yang sudah rusak.

    Struktur Makroskopis Hati

    Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hepar kenyal

    seperti jeli, berat hepar bervariasi dengan rata-rata 1,5 kg. Hepar dilapisi peritoneum, kecuali

    bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragm dan disebut area nuda hepatica (bare

    area). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah daripada bagian

    belakang.3

    Batas-batas hepar :3

    Atas : diafragma Kanan : perpotongan sela iga 4 dengan linea midklavikula, menuju ke bawah sampai iga

    7 kanan.

    Kiri : sela iga 5 dan rawan iga 6 sampai pertengahan garis parasternal garismidklavikular kiri.

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    3/29

    3

    Bawah : sesuai tepi tajam hati, sebagai garis dari kanan kurang lebih 1 cm di atas bawaharcus costa sampai rawan iga 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak

    pertengahan processus xyphoideus-umbilicus berakhir pada batas ujung kiri atas.

    Hepar dibedakan menjadi dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Batas lobus kanan

    dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh ligamentum teres hepatis dan

    ligamentum venosum Arantii di sebelah caudal dan ligamentum falciforme hepatis di sebelah

    cranial. Secara anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui

    alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan vena cava inferior. Lobus kanan terbagi menjadi

    lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra. Dari luar hepar

    terlihat sebagai berikut :3

    Bagian yang berhubungan dengan diafragma adalah facies diaphragmatica. Bagian yang menghadap cavum abdomen adalah facies visceralis atau facies inferior.

    Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas, sedangkan

    peralihan di sebelah depan terlihat sangat jelas, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior/

    margo inferior.3

    1. Facies inferior hepatisPada facies inferior hepatis dapat dijumpai alur berbentuk H dengan desksripsi sebagai

    berikut :3

    Alur melintang sesuai pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalamhepar : porta hepatis.

    Di sebelah kanan terdapat alur besar : fossa sagitalis dextra, yang ditempati venacava inferior di sebelah atas dan vesica fellea di sebelah bawah depan. Bagian

    anterior fossa sagitalis dextra disebut fossa vesica fellea sedangkan bagian

    posteriornya disebut fossa vena cava.

    Di sebelah kiri terdapat alur : fossa sagitalis sinistra yang ditempati oleh lig.venosum Arantii di sebelah posterior dan lig. teres hepatis di sebelah anterior.

    Pada facies inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatasan dengan oesophagusmenimbulkan jejas impressio oesophagea dan berbatasan dengan gaster

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    4/29

    4

    menimbulkan jejas impression gastric, terdapat tonjolan sesuai lengkung

    curvature minor yang masuk ke dalam bursa omentale : tuber omentale.

    Sedangkan lobus dexter hepatis berbatasan dengan duodenum dan pylorusmenimbulkan jejas impressio duodenalis, colon menimbulkan jejas impressio

    colica, kanan belakang berbatasan dengan ginjal menimbulkan jejas impressio

    supra renalis.

    2. Facies diaphragmatica hepatisFacies diaphragmatica hepatis berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung,

    tempat berbatasan dengan jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan yang

    disebut impression cardiac.3

    3. Fiksasi hepar :3 Terutama dengan diaphragma dan v.cava inferior, lig.falciforme hepatis

    (menghubungkan dinding depan abdomen dengan diaphragma).

    Dengan umbilicus (dinding depan perut) : lig. teres hepatis yang berjalan padatepi bebas lig. falciforme hepatis.

    Lig. triangulare hepatis merupakan lipatan peritoneum pada kedua ujung kanandan kiri hepar, melekat juga pada diaphragma, terletak pada permukaan belakang

    hati. Lig. triangulare kiri lebih tebal dan kuat, disebut appendix fibrosa hepatis.

    Lig. triangulare dexter perkembangannya kurang baik, jadi lebih tipis. Lig. peritoneum yang melapisi hepar di facies diaphragmatica memisahkan diri

    membentuk lig. coronarium hepatis. Lembar depan jaringan ikat ini akan

    melanjutkan diri menjadi lig. falciforme hepatis. Lembar belakang melanjutkan

    diri ke arah ginjal membentuk lig. hepatorenalis, jaringan ikat ini di bawahnya

    membatasi suatu kantung, recessus hepatorenalis = recessus hepatorenocolica =

    fossa renalis dextra, kantung ini penting dalam klinik karena ikut meradang yang

    disebabkan tertimbunnya cairan yang berasal dari perforasi appendicitis/ perforasi

    duodenum.

    4. Pendarahan hepar Pembuluh nadi :3

    A. hepatica communis merupakan cabang a. coeliaca.

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    5/29

    5

    A. hepatica propria merupakan cabang a. hepatica communis dan berjalandalam lig. hepatoduodenale (bersama-sama dengan v. porta dan ductus

    choledochus).

    A. hepatica dextra dan sinistra merupakan cabang a. hepatica propria. Pembuluh balik :3

    Menampung darah balik dari alat-alat tractus gastrointestinal melalui v.porta. V.

    porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan

    darah dari alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.

    5. Getah bening Permukaan atas hepar melalui lig. falciforme hepatis disalurkan ke lig. sternale

    getah bening sepanjang a. mammaria interna, berakhir pada ductus lympathicus

    dexter.

    Bagian dalam hepar dialirkan sepanjang v. hepatica v.cava inferior menembus diaphragma nnll. mediastinales anteriores ductus thoracicus

    mengikuti v. porta nnll. Pancreatico lienales nnll. coeliacae.3

    Vesica Fellea

    Vesica fellea atau kantung empedu terletak sesuai perpotongan batas lateral m. rectus

    abdominis dan arcus costae dextra. Batas depan vesica fellea adalah hepar dan fundus vesicafellea berbatasan dengan dinding depan rongga perut. Batas belakang vesica fellea adalah flexura

    coli dextra/ colon transversum dan collum vesica fellea berbatasan dengan pars superior

    duodeni.3

    Vesica fellea diliputi peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Bagian-bagian

    vesica fellea terbagi atas fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea.

    Saluran empedu disebut ductus cysticus. Mukosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk

    spiral yaitu valvula spiralis Heisteri. Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu intrahepatalmembentuk ductus choledochus berjalan dalam lig. hepatoduodenale bersama-sama v.porta dan

    a.hepatica propria. Pendarahan vesica fellea berasal dari a. cystica, sebuah end artery yang

    merupakan cabang a. hepatica dextra. Ductus choledochus mendapat darah dari beberapa cabang

    dari a. pancreaticoduodenalis superior, a.hepatica dextra dan a.cystica. Vena cystica mengalirkan

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    6/29

    6

    darahnya ke cabang kanan vena porta hepatis, ada juga cabang-cabang kecil vena masuk

    langsung ke dalam hepar.4

    Gambar 1. Struktur anatomi hepar

    Struktur Mikroskopis Hati

    Hati merupakan kelenjar terberat di dalam tubuh, beratnya kurang lebih 1,5 kg atau lebih,

    konsistensinya lunak dan terletak dibawah diafragma dalam rongga abdomen atas. Dalam keadaan segar

    hati warnanya merah tua atau coklat yang disebabkan oleh adanyan darah dalam jumlah banyak. Di

    samping menerima perdarahan dari arteri seliaka, juga menerima perdarahan dari saluran cerna melalui

    vena porta. Hati menerima semua bahan yang diserap dari usus kecuali lemak, yang sebagian besar

    diangkut oleh sistem limfatik. Di samping bahan yang dicerna dan diserap yang diasimilasi dan

    disimpan dalam hati, darah porta juga membawa berbagai bahan toksik yang akan didetoksikasi atau

    dieksresikan oleh hati. Empedu dari hati mengalir keluar melalui sistim saluran kedalam duodenum dan

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    7/29

    7

    sebagian merupakan sekresi karena mengandung garam empedu yang penting untuk pencernaan dan

    sebagian lagi merupakan ekskresi karena mengandung bahan tak berguna. Vena porta dan arteri hepatika

    masuk ke dalam hati melalui daerah porta hepatis. Pada daerah tersebut juga terdapat saluran empedu

    yang berjalan menuju keluar hati. Hati diliputi oleh simpai jaringan ikat fibrosa (dari Glisson) dan dari

    sini membentuk septa jaringan ikat tipis yang masuk ke dalam hati di daerah porta hepatis dan membagi-

    bagi hati dalam lobus dan lobulus.5

    Lobulus klasik hati berbentuk bidang bersudut banyak (poligonal). Sisi bidang ini merupakan

    batas lobulus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar. Jaringan ikat pembatas lobulus tidak selalu jelas

    pada setiap sajian. Pada babi jaringan ikat ini sangat jelas, tetapi pada sajian hati manusia atau tikus

    batas atau jaringan ikat ini tidak jelas. Di tengah lobulus terdapat vena sentralis. Diluar vena vena

    sentralis terdapat deretan sel hati yang tersusun mirip jari-jari mengarah ke jaringan interlobular. Di

    antara deretan sel hati terdapat sinusoid hati yang bermuara ke dalam vena sentralis. Dinding sinusoid

    berupa selapis sel endotel yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel ini berbentuk gepeng

    dengan inti yang gepeng pula dan mempunyai kromatin padat. Di dalam ruang sinusoid ini dapa

    dijumpai sel Kupffer yaitu sel dengan inti yang berkromatin tidak terlalu padat, sitoplasmanya tampak

    bercabang-cabang dan menempel pada dinding-dinding sinusoid di seberangnya. Di dalam

    sitoplasmanya mungkin dapat dilihat benda-benda asing yang telah dilahapnya (fagositosis).5

    Sel hati atau hepatosit berbentuk polygonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin

    agak padat. Dapat juga ditemui sel berinti ganda. Di antara dua sel hati yang berdekatan terdapat

    kanalikuli biliaris, tempat keluarnya empedu yang diproduksi oleh sel hati. Di antara lobulus hati

    terdapat daerah yang disebut segitiga Kiernan, yang sebenarnya merupakan kolom jaringan ikat yang

    berbentuk prisma segitiga. Daerah ini disebut juga sebagai kanal portal (Portal tract). Pada segitiga

    Kiernan ini terdapat saluran empedu (duktus biliaris), arteriol cabang arteri hepatica dan venula cabang

    vena porta.5

    Sisi bidang ini merupakan batas lobolus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar

    (jaringan ikat interlobular). Terdapat vena sentralis hepatis, biasanya di tengah lobulus. Di luar

    vena sentralis terdapat sel hati yang tersusun radier mengarah ke arah jaringan interlobular. Di

    antara sel hati terdapat sinusoid hati yang nantinya akan menuju ke vena sentralis. Muaranya

    tidak terlalu terlihat jelas, karena tidak selalu terpotong. Dinding sel sinusoid berupa sel endotel

    yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel sinus ini berbentuk gepeng dengan inti

    yang gepeng juga dengan kromatinya padat. Dalam sitoplasmanya mungkin terdapat benda-

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    8/29

    8

    benda asing yang sudah difagosit, sel ini disebut sel kupffer. Tanpa adanya benda asing ini sulit

    memastikan bahwa yang terlihat itu benar- benar sel kupffer. Sel hati (hepatosit) berbentuk

    poligonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin agak padat. Dapat ditemukan sel

    hati yang berinti dua. Dengan pembesaran objektif 45 kali kadang-kadang dapat dilihat

    kanalikuli biliaris di antara dua dinding sel hati yang bersebelahan. Saluran ini terlihat sebagai

    bintik atau lubang kecil saja , terjepit di antara kedua dinding sel itu.5

    Empedu dan kandung empedu

    Anatomi sekresi empedu :6

    1. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yangkemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri.

    2. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatic communis yangkemudian menyatu dengan duktus cysticus dari kandung empedu dan keluar dari

    hati sebagai duktus empedu communis.

    3. Duktus empedu communis bersama dengan duktus pancreas, bermuara diduodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu.

    Komposisi empedu :6

    1. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen inimerupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah

    terdisintegrasi.

    Pigmen utama adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine

    dan feses.

    Jaundice atau warna kekuningan pada jaringan merupakan akibat dari

    peningkatkan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan

    fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan sel hati (hepatitis),peningkatan dekstruksi sel darah merah atau obstruksi duktus empedu oleh

    batu empedu.

    2. Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengankolesterol dan asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    9/29

    9

    direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali.

    Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.6

    Fungsi garam empedu dalam usus halus :6

    a) Emulsifikasi lemakGaram empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian

    menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk

    kerja enzim.

    b) Absorpsi lemakGaram empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi

    jalurnya menembus membran sel.

    c) Pengeluaran kolesterol dari tubuhGaram empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi

    kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.

    Efek Deterjen Garam Empedu

    Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus

    lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang

    terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas

    lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan

    molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air, molekul-molekul lemak cenderung

    menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak

    mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifiksasi butir-butir lemak ini, lipase hanya

    dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut dan pencernaan

    trigliserida akan berlangsung sangat lama.1

    Garam empedu memperlihatkan efek deterjen untuk melarutkan minyak sewaktumencuci piring. Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid yang berasal

    dari kolesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut-lemak akan larut

    dalam butiran lemak sehingga bagian larut-air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan

    butiran lemak. Gerakan mencampur usus akan memecah-memecah butiran lemak menjadi

    butiran yang lebih kecil. Butir-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    10/29

    10

    di permukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut-air di permukaan setiap

    butir kecil tersebut. Karena muatan yang sama akan tolak menolak, gugus bermuatan negatif di

    permukaan butiran lemak akan menyebabkan butiran lemak tersebut saling menolak satu sama

    lain. Tolak menolak listrik ini mencegah butir lemak kecil menyatu kembali membentuk butir

    lemak besar sehingga tercipta emulsi lemak yang meningkatkan luas permukaan yang tersedia

    untuk kerja lipase. Peningkatan luas permukaan sangat penting untuk menyelesaikan pencernaan

    lemak dengan cepat; tanpa garam empedu, pencernaan lemak berjalan sangat lambat.1

    Pembentukan misel :1 Mempermudah penyerapan lemak Garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok kecil, bagian larut lemak di

    tengah (hidrofobik), bagian larut air di luar (hidrofilik).

    Ukuran misel seperjuta ukuran emulsi lemak untuk mengangkut bahan yang tidaklarut air (monogliserida, asam lemak, vitamin larut lemak).

    Kolesterol larut dalam inti misel yang hidrofobik penting untuk homeostasiskolesterol.

    Kelebihan kolesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikroskristal batuempedu (pengobatan dengan ingesti garam empedu sebagai usaha untuk melarutkan

    batu empedu)

    Batu empedu: 75 % dari kolesterol, 25 % dari bilirubin Bilirubin :1

    Pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian eritrosit yang rusak

    - Konstituen utama empedu- Tidak berperan dalam pencernaan- Produk akhir yang dihasilkan oleh penguraian bagian heme dari hemoglobin- Penyebab empedu berwarna kuning-

    Penyebab tinja berwarna coklat khas- Bila duktus biliaris tersumbat total karena batu empedu tinja berwarna putih

    keabu-abuan.

    - Penentu utama warna kuning pada urin- Bila jumlah yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat diekskresikan terjadi

    penimbunan bilirubin ikterus (jaundice)

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    11/29

    11

    Sirkulasi Sekresi Empedu

    Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah

    empedu memasuki duodenum, kecuali selama ingesti makanan. Apabila sfingter tertutup,

    sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke dalam kandung empedu,

    suatu struktur kecil berbentuk mirip kantung yang melekat di bawah tetapi tidak berhubungan

    langsung dengan hati. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam kandung empedu

    diantara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat kombinasi efek

    pengosongan kandung dan peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah empedu yang

    disekresikan hati berkisar dari 250 ml sampai 1 liter, tergantung pada derajat rangsangan.1

    Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui mekanisme kimiawi, hormonal dan saraf :1

    1. Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empeduoleh hati disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di

    antara waktu makan, empedu disimpan didalam kandung empedu, tetapi selama makan

    empedu dikosongkan dari kandung empedu untuk dialirkan ke duodenum waktu kandung

    empedu berkontraksi. Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan lemak,

    garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan oleh sirkulasi enterohepatik ke hati,

    tempat mereka berfungsi sebagai koleretik kuat untuk merangsang sekresi empedu lebih

    lanjut. Dengan demikian, selama makan, sewaktu garam empedu dibutuhkan dan sedang

    dipakai, sekresi empedu oleh hati dipacu.

    2. Mekanisme hormonal (sekretin). Selain meningkatkan sekresi NaHCO3 encer olehpancreas, sekretin juga merangsang sekresi empedu alkalis encer oleh duktus hati tanpa

    disertai peningkatan garam empedu.

    3. Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi terhadap saraf vagus hati hanya sedikitberperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan. Mekanisme saraf

    meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung atau usus.

    Empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu. Transportasi aktif garam ke luar kandung empedu diikuti oleh air secara osmosis

    konsentrasi konstituen organic meningkat 5-10 kali.

    Karena menyimpan empedu pekat.

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    12/29

    12

    Pengendapan konstituen empedu. Batu empedu.

    Pengangkatan kandung empedu tidak ada masalah empedu disimpan di duktusbiliaris yang mengalami dilatasi

    CCK merangsang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi empedudikeluarkan ke duodenum.

    6

    Kandung empedu

    a) AnatomiKandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm.

    organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandung empedu

    kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.6

    b) Fungsi :6 Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus-menerus disekresi oleh

    sel-sel hati sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan, sfingter oddi

    menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks.

    Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK.

    Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara mereabsorpsi air danelektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi

    empedu hati.

    Fungsi Hati Sebagai Metabolisme Karbohidrat

    Segera setelah makan, hepar mengambil fruktosa, glukosa dan galaktosa dari makanan.

    Ketiga gula ini diubah menjadi glikogen melalui proses glikogenesis dan disimpan di dalam

    hepar. Jika makanan yang dimakan mengandung rendah karbohidrat, hepar mengubah protein

    menjadi glukosa untuk mengganti simpanan glikogen yang telah digunakan. Jika makanan yang

    dimakan mengandung karbohidrat yang tinggi dan berlebih , kelebihan ini akan diubah menjadi

    lemak (lipogenesis). Ketika tidak makan, hepar juga membantu mempertahankan konsentrasi

    glukosa darah (kadar gula dalam darah), yaitu dengan memecah glikogen (glikogenolisis) atau

    dengan membentuk glukosa baru (glukoneogenesis) dari asam amino, gliserol dan asam laktat.

    Melalui proses glikogenesis, lipogenesis, glikogenolisis dan glukoneogenesis , hepar membantu

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    13/29

    13

    mempertahankan kadar gula dalam darah yang normal, mencegah hiperglikemia setelah makan

    dan hipoglikemia ketika tidak makan.7

    Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :6

    1. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar.2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.3. Glukoneogenesis4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat.

    Hati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.

    Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah,

    menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa

    darah mulai turun terlalu rendah. Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga glukosa hati. Pada

    orang dengan fungi hati yang buruk, konsentrasi glukosa darah setelah memakan makanan tinggi

    karbohidrat dapat meningkat dua atau tiga kali lebih tinggi dibandingkan pada orang dengan

    fungsi hati yang normal. Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan

    konsentrasi normal glukosa darah, karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna

    apabila konsentrasi glukosa darah mulai menurun di bawah normal. Pada keadaan demikian,

    sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi glukosa, dengan

    demikian membantu mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relatif normal.6

    Fungsi Hati Sebagai Metabolisme Protein

    Hepar sangat penting untuk metabolisme protein. Melalui proses transaminase, hepar

    dapat menghasilkan asam amino. Hepar merupakan satu-satunya sumber plasma protein utama.

    Albumin merupakan salah satu protein plasma utama yang hanya dapat dihasilkan oleh hepar.

    Albumin ini mempertahankan tekanan osmotik koloid, sehingga distribusi yang normal dari

    cairan antara kompartemen interstitial dan intrasel dapat dipertahankan. Hepar merupakan

    sumber faktor-faktor pembekuan darah. Hepar menghasilkan fibrinogen (faktor I), protrombin

    (faktor II), proaselarin (faktor V), akselerator konversi protrombin serum (faktor VII), faktor

    christmas (faktor XI), faktor Stuart (faktor X). Produksi faktor-faktor II, VII, IX dan X

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    14/29

    14

    memerlukan vitamin K. Karena vitamin K ini hanya dapat larut dalam lemak, vitamin ini

    memerlukan empedu agar dapat diabsorbsi.7

    Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hati

    juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati

    memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg

    membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea

    merupakan end product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga

    dibentuk di limpa dan sumsum tulang. globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin

    mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000.6

    Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:6

    1. Deaminasi asam amino.2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh.3. Pembentukan protein plasma.4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino

    Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk

    energi atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di

    jaringan tubuh lain, terutam di ginjal, tetapi hal ini tidak penting di bandingkan deaminasi asam

    amino di dalam hati. Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh.

    Sejumlah besar amonia dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh

    pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam darah.

    Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi amino plasma meningkat dengan

    cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran darah yang besar melalui

    hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena cava, dapat menyebabkan jumlah

    amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan yang sangat toksik.6

    Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin

    adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati

    mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50 gram/hari

    oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma, jumlah ini dapat

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    15/29

    15

    digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu. Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein

    plasma menimbulkan mitosis sel hati yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar;

    pengaruh ini digandakan oleh kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi plasma

    kembali normal. Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk

    membentuk asam amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia lain yang penting dari

    asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis semuanya dalam

    hati.6

    Fungsi Hati Sebagai Metabolisme Lemak

    Hepar mengubah trigliserida menjadi asam lemak. Asam lemak dapat digunakan untuk

    energi. Hepar juga menggunakan asam lemak dari jaringan adiposa untuk membentuk energi.3

    Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam

    lemak dipecah menjadi beberapa komponen :6

    1. Senyawa 4 karbonKeton Bodies2. Senyawa 2 karbonActive Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol).3. Pembentukan kolesterol.4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.

    Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kolesterol.

    Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid. Kira-kira 80%

    kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang kemudian

    disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein dan dibawa oleh

    darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan terutama ditranspor

    dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk

    membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam zat kimia yang penting untuk fungsi sel.

    Setelah lemak disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemak untuk di

    simpan.6

    Fosfolipid dari makanan dan empedu dipecah dengan adanya garam empedu dan Ca2+

    oleh fosfolipase A2 (dari fosfolipase A2 getah pancreas, diaktifkan dari tripsin). Sebaliknya ester

    kolesterol, ikatan ester yang kedua dari trigliserida, ester dari vitamin A,D,E dan banyak ester

    lemak lainnya dipecahkan oleh kolesterol esterase dari getah pancreas yang disebut sebagai

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    16/29

    16

    lipase nonspesifik. Trigliserida dalam makanan dipecahkan menjadi asam lemak bebas dan 2-

    monogliserida. Disimpan dalam misel, kontak dengan brush border usus halus dan secara pasif

    diabsorpsi dalam sel epitel. Absorpsi lemak diselesaikan pada waktu kimus mencapai akhir

    jejunum, tetapi garam empedu yang bebas dari misel direabsorpsi dalam ileum. Hati juga

    mensintesis trigliserida, mengeluarkan asam lemak dari plasma atau mensintesisnya dari glukosa.

    Trigliserida hati digabung bersama dengan apoprotein B, C dan E menjadi tipe lipoprotein lain,

    lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dan memasuki plasma dalam bentuk tersebut.8

    Penyerapan Lemak

    Selama ini lemak diperkirakan masuk ke enterosit melalui proses difusi pasif, tetapi

    beberapa bukti menunjukkan bahwa molekul pengangkut juga terlibat. Di dalam sel, lemak cepat

    mengalami esterifikasi sehingga tetap terbentuk gradient konsentrasi antara lumen dan sel.

    Penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum berlangsung lambat dan sebagian besar garam

    empedu tetap berada di lumen usus, tempat garam tersebut tersedia untuk membentuk misel

    baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom

    karbonnya lebih dari 10-12 terlalu sulit larut untuk dapat menjalani proses ini. Asam-asam ini

    kembali diesterifikasi menjadi trigliserida di enterosit. Setelah itu sebagian kolesterol yang

    diserap akan diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dibungkus oleh lapisan

    protein, kolesterol dan fosfolipid untuk membentuk kilomikron. Kilomikron meninggalkan sel

    dan masuk ke system limfatik. Di sel mukosa sebagian besar trigliserida dibentuk dari asilasi 2-

    monogliserida yang diserap terutama di RE halus. Akan tetapi sebagian trigliserida dibentuk dari

    gliserofosfat, yang merupakan hasil katabolisme glukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi

    gliserofosfolipid yang ikut berperan dalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan

    pembentukan lipoprotein terjadi di RE kasar. Bagian molekul karbohidrat ditambahkan pada

    protein di badan Golgi dan kilomikron yang telah selesai terbentuk dikeluarkan melalui

    eksositosis dari bagian basal atau lateral sel.9

    Penyerapan asam lemak rantai panjang paling banyak terjadi di usus halus bagian atas,

    tetapi sejumlah tertentu juga diserap di ileum. Pada asupan lemak sedang, 95% atau lebih lemak

    dalam makanan akan diserap.9

    Pembentukan Misel

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    17/29

    17

    Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin, yang juga merupakan konstituen

    empedu berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti

    garam empedu, lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air, sementara kolesterol

    hampir tidak dapat larut sama sekali dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin

    menggumpal dalam kelompokkelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun dibagian

    tengah untuk membentuk inti hidrofobik (takut air) sementara bagian larut air membentuk

    selaput hidrofilik (senang air) di bagian luar. Agregat misel memiliki ukuran sekitar seperjuta

    lebih kecil daripada butir emulsi lemak. Misel, karena larut air akibat lapisan hidrofiliknya, dapat

    melarutkan zat-zat tidak larut air (dan dengan demikian larut lemak ) di intinya yang larut lemak.

    Dengan demikian, misel merupakan vehikulum yang praktis untuk merngangkut bahan bahan

    yang tidak larut air dalam isi lumen yang banyak mengandung air. Bahan larut lemak yang

    paling penting yang diangkut adalah produk pencernaan lemak (monogliserida dan asam lemak

    bebas) serta vitamin-vitamin larut lemak, yang diangkut ketempat penyerapannya dengan

    menggunakan misel. Jika tidak menumpang di misel yang larut air ini, nutrient nutrient

    tersebut akan mengapung di permukaan cairan kimus (seperti minyak mengapung diatas air) dan

    tidak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.1

    Selain itu, kolesterol, suatu zat yang sangat tidak larut air, larut dalam inti misel

    hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kolesterol. Jumlah kolesterol yang dapat

    diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relative garam empedu dan lisitin terhadap

    kolesterol. Apabila sekresi kolesterol oleh hati melebihi sekresi garam empedu atau lesitin (baik

    kolesterolnya teralu banyak atau garam empedu dan lesitinnya teralu sedikit), kelebihan

    kolesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal

    menjadi batu empedu. Salah satu pengobatan untuk batu empedu yang mengandung kolesterol

    adalah ingesti garam-garam empedu untuk meningkatkan kandungan garam empedu sebagai

    usaha untuk melarutkan batu kolesterol. Namun, hanya sekitar 75% batu empedu yang berasal

    dari kolesterol. Dua puluh lima persen sisanya terbentuk akibat pengendapan normal konstituen

    empedu lainnya, yakni bilirubin.1

    Fungsi Hati Sebagai Detoksifikasi

    Hepar memiliki peranan yang sangat penting dalam detoksifikasi zat-zat endogen dan

    eksogen. Salah satu zat yang sangat toksik yang ditangani hepar adalah amonia. Amonia ini

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    18/29

    18

    dihasilkan dalam usus besar, kerja bakteri pada protein menghasilkan amonia. Melalui sirkulasi

    enterohepatik, hepar melepas amonia dari darah dan mengubahnya menjadi urea sehingga tidak

    beracun. Di dalam hepar, proses deaminasi terjadi ketika sekelompok amino diambil dari asam

    amino yang mengakibatkan pembentukan amonia. Selanjutnya hepar mengubah amonia menjadi

    urea. Melalui urine, urea dapat dikeluarkan oleh ginjal. Hepar dapat pula membuat hormon-

    hormon steroid (esterogen, progesteron, testosteron, kortikosteron, aldosteron) menjadi tidak

    aktif. Oleh karena itu penyakit hepar dapat mengakibatkan kadar hormon dalam darah menjadi

    patologis. Hepar dapat mendetoksifikasi zat-zat eksogen seperti obat-obat barbiturat dan

    beberapa sedatif.7

    Metabolisme Xenobiotik

    Xenobiotik adalah senyawa yang asing bagi tubuh. Kelas-kelas utama xenobiotik yang

    relevan dari segi medis adalah obat, karsinogen kimia dan berbagai senyawa yang melalui satu

    dan lain cara sampai di lingkungan kita, misalnya polychlorinated biphenyls (PCB) dan

    insektsida tertentu. Sebagian besar bahan kimia ini mengalami metabolisme di dalam tubuh

    manusia dengan hati sebagai organ yang terutama berperan, kadang-kadang suatu xenobiotik

    diekresikan tanpa mengalami perubahan. Metabolisme xenobiotik dibagi menjadi dua fase. Pada

    fase 1, reaksi utama adalah hidroksilasi yang dikatalisis oleh anggota suatu kelas enzim yang

    disebut mono-oksigenase atau sitokrom P450. Hidroksilasi dapat menghentikan kerja suatu obat

    meskipun tidak selalu demikian. Selain hidroksilasi, enzim-enzim ini mengkatalisis berbagai

    reaksi, termasuk reaksi yang melibatkan deaminasi, dehalogenasi, desulfurasi, epoksidasi,

    peroksigenasi dan reduksi. Pada fase 2, senyawa yang telah terhidroksilasi atau diproses dengan

    cara lain pada fase 1 diubah oleh enzim spesifik menjadi berbagai metabolit polar oleh konjugasi

    oleh asam glukuronat, sulfat, asetat, glutation, atau asam amino tertentu, atau oleh metilasi.10

    Tujuan keseluruhan kedua fase metabolic xenobiotik ini adalah meningkatkan kelarutan

    xenobiotik ini adalah meningkatkan kelarutan xenobiotik dalam air (polaritas) sehinggaekskresinya dari tubuh juga meningkat.

    10

    1. Fase 1 : Hidroksilasi

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    19/29

    19

    Hidroksilasi adalah reaksi utama pada fase 1. Enzim-enzim yang berperan adalah

    monooksigenase atau sitokrom P450. Pada manusia diperkirakan terdapat sekitar 60 gen

    sitokrom P450. Reaksi yang dikatalisis oleh mono-oksigenase adalah sebagai berikut :10

    RH + O2 + NADPH + H+ R OH + H2O + NADP

    RH diatas mewakili beragam xenobiotik termasuk obat, karsinogen, pestisida, produk

    petroleum dan polutan. Selain itu senyawa endogen misalnya steroid tertentu, eikosanoid,

    asam lemak dan retinoid juga merupakan substrat. Substrat biasanya bersifat lipofilik dan

    diubah menjadi lebih hidrofilik oleh hidroksilasi.

    Beberapa sifat sitokrom P450 :10

    a. Isoform Sit.P450 ada kurang lebih 150. Nomenklatur : cyp-nomor family-subfamilihuruf besar-na. Nama gen ditulis sama tetapi dengan tulisan miring.

    b. Sit.P450 merupakan hemoprotein.c. Terdapat pada banyak spesies.d. Paling banyak terdapat di hati dan usus halus (terdapat di semua jaringan). Di hati dan

    jaringan lain terdapat terutama di membrane reticulum endoplasma halus fraksi

    mikrosom. Di adrenal, selain mikrosom juga terdapat di mitokondria, penting untuk

    biosintesis steroid. Sit.P450 yang terdapat di mitokondria agak beda dengan yang di

    mikrosom : menggunakan adrenodoxin reduktase (NADPH-FP) dan adrenodoxin

    (non heme-iron-sulfur/FeS)

    e. Di reticulum endoplasma hati manusia, terdapat paling sedikit 6 isoform sit.P450yang mengkatalisis xenobiotik dan senyawa endogen.

    f. Memerlukan NADPH. Pada bebera reaksi, kadang-kadang melibatkan sit.b5 sebagaidonor electron.

    g. Lemak merupakan komponen sistem sit.P450. Jenis lemak yang paling sering lesitin(fosfatidil kolin).

    h. Kebanyakn isoform sit.P450 bersifat induceable. Induksi sit.P450 mempunyaidampak klinik dalam masalah interaksi obat.

    i. Isoform tertentu dari sit.P450 : cyp1A1 untuk metabolisme hidrokarbon aromatikpolisiklik (PAH) karsinogenik.

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    20/29

    20

    j. Sit.P450 tertentu terdapat dalam bentuk polimorfik (isoform genetic) yangmempunyai aktivitas rendah. Sifat ini menerangkan variasi respon individual terhadap

    obat.

    2. Fase 2 : Reaksi konjugasi menyiapkan xenobiotik untuk diekskresikan pada fase 2metabolismenya.

    Pada reaksi 1, xenobiotik umumnya diubah menjadi turunan terhidroksilasi yang lebih

    polar. Pada reaksi fase 2, turunan ini dikonjugasikan dengan molekul lain, misalnya asam

    glukuronat, sulfat atau glutation. Pengkonjugasian ini menyebabkan xenobiotik menjadi

    lebih larut air dan diekskresikan melalui urin atau empedu.10

    a. GlukuronidasiAsam UDP-glukuronat adalah donor glukuronil dan berbagai glukuronosiltransferase

    yang terdapat baik di reticulum endoplasma maupun sitosol adalah katalisnya.

    Molekul-molekul seperti 2-asetilaminofluoren (suatu karsinogen), anilin, asam

    benzoate, meprobamat (obat penenang), fenol dan banyak steroid dieksresikan

    sebagai glukuronida. Glukuronida dapat melekat pada gugus oksigen, nitrogen, atau

    sulfur substrat. Glukuronidasi mungkin merupakan reaksi konjugasi yang paling

    sering terjadi.10

    b. SulfasiSebagian alcohol, arilamin dan fenol mengalami sulfasi. Donor sulfat dalam reaksi

    sulfasi berbagai molekul tersebut dan sulfasi biologis lain (misalnya sulfas steroid,

    glikosaminoglikan, glikolipid dan glikoprotein) adalah adenosine 3-fosfat-5-

    fosfosulfat (PAPS), senyawa ini dinamakan sulfat aktif.10

    c. Konjugasi dengan glutationGlutation adalah suatu tripeptida yang terdiri dari asam glutamate, sistein dan glisin.

    Glutation sering disingkat GSH karena gugus sulfhidril sisteinnya, yaitu bagian

    molekul yang aktif. Sejumlah xenobiotik elektrofilik yang berpotensi toksik

    dikonjugasikan dengan GSH nukleofilik dalam reaksi yang dapat diringkas sebagai

    berikut :10

    R + GSH R-S-G

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    21/29

    21

    R adalah xenobiotik elektrofilik. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini disebut

    glutation S-transferase yang terdapat dalam jumlah besar di sitosol hati dan dalam

    jumlah lebih sedikit di jaringan lain. Konjugat glutation mengalami metabolisme

    lebih lanjut sebelum diekskresikan. Gugus glutamil dan glisinil yang berasal dari

    glutation dikeluarkan oleh enzim spesifik dan sebuah gugus asetil (diberikan oleh

    asetil-KoA) ditambahkan ke gugus amino pada residu sisteinil yang tersisa. Senyawa

    yang terbentuk adalah asam merkapturat, suatu konjugat L-asetilsistein yang

    kemudian diekskresikan dalam urin.9

    d. AsetilasiAsetilasi diwakili oleh :

    9

    X + Asetil Ko-A Asetil-X + KoA

    Asetil KoA adalah donor asetil. Reaksi ini dikatalisis oleh asetiltransferase yang

    terdapat di dalam sitosol berbagai jaringan terutama hati. Individu dapat

    diklasifikasikan sebagai asetilator cepat atau lambat karena terdapat bentuk

    polimorfik asetiltransferase, hal ini mempengaruhi laju pembersihan obat.

    e. MetilasiBeberapa xenobiotik mengalami metilasi oleh metiltransferase dengan menggunakan

    S-adenosilmetionin sebagai donor metil.10

    Sintesis Protein Plasma

    Protein penting yang dibentuk oleh hati adalah fibrinogen, protrombin dan sebagian besar

    globulin. Banyak dari protein tersebut yang merupakan protein fase akut yaitu protein yang

    disintesis dan disekresikan ke dalam plasma apabila ada rangsangan stress. Protein lain yang

    dibentuk hati yaitu protein yang mengangkut steroid dan hormone lain dalam plasma serta

    faktor-faktor pembekuan. Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia dan membentuk

    sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat dalam plasma dan 60% sisanya

    terdapat di ruang ekstrasel. Hati menghasilkan sekitar 12 g albumin per hari yaitu sekitar 25%

    dari semua sintesis protein oleh hati dan separuh jumlah protein yang disekresikannya. Albumin

    mula-mulai dibentuk sebagai suatu praprotein. Peptida sinyalnya dikeluarkan sewaktu protein ini

    masuk ke dalam sisterna reticulum endoplasma kasar dan heksa peptida di terminal amino yang

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    22/29

    22

    terbentuk kemudian diputuskan ketika protein ini menempuh jalur sekretorik. Sintesis albumin

    berkurang pada beragam penyakit terutama penyakit hati.10

    Protein plasma umumnya disintesis di poliribosom yang terbungkus membran. Protein

    plasma kemudian menjalani rute sekretorik utama di sel (membrane reticulum endoplasma kasar

    membrane reticulum endoplasma halus apparatus Golgi vesikel sekretorik) sebelum

    masuk ke plasma. Jadi sebagian besar protein plasma disintesis sebagai praprotein dan pada

    awalnya mengandung peptide-peptida sinyal terminal amino. Protein plasma biasanya menjalani

    berbagai modifikasi pascatranslasi (proteolisis, glikosilasi, fosforilasi) sewaktu mengalir di

    dalam sel. Waktu transit dari tempat sintesis di hepatosit ke plasma bervariasi dari 30 hingga

    beberapa jam atau lebih untuk masing-masing protein.10

    Fungsi Hati Sehubungan Dengan Pembekuan Darah

    Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan

    koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda

    asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsik, bila adahubungan

    dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer agar kuat

    pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan vit K dibutuhkan untuk

    pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.6

    Hati Menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin

    Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk ferritin. Sel hati

    mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferritin, yang akan bergabung dengan besi

    baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam

    cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk ferritin dan disimpan

    dalam bentuk ini di dalam sel hati sampai diperlukan,bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh

    mencapai kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan demikian, sistem

    apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi darah dan juga sebagai media penyimpanan

    besi.10

    Fungsi Hati Sebagai Fagositosis dan Imunitas

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    23/29

    23

    Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah. Sel Kuppfer

    merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melaluiproses fagositosis.

    Selain itu sel Kupffer juga ikut memproduksi - globulin sebagai imunlivers mechanism.6

    Fungsi Hemodinamik

    Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit

    atau 10001800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica 25% dan di dalam

    vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor

    mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik

    matahari,shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.6

    Fungsi Hati Sebagai Penyimpanan Glikogen, Lemak, Besi, Mineral dan Vitamin

    Hepar juga berfungsi sebagai penyimpan glikogen, lemak, besi, cadangan macam-macam

    mineral dam vitamin. Vitamin A, D, E, K dan B12 disimpan dan dapat digunakan jika diperlukan.

    Selain itu, mineral seperti zat besi disimpan dan digunakan untuk membentuk hemoglobin.

    Absorbsi vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A (retinol), D2 (kolekalsiferol), E

    (tokoferol), K1 (filokinon), K2 (farnokinon), seperti absorpsi lemak, meliputi pembentukan misel

    dan hidrokarbon kontinum. Vitamin larut-lemak diangkut dalam plasma dalam kilomikron dan

    VLDL.8

    Glikogen merupakan bentuk simpanan utama karbohidrat di dalam tubuh terutama di hati

    dan otot. Di hati, fungsi utamanya adalah untuk menyimpan dan mengirim glukosa untuk

    mempertahankan kadar glukosa darah di antara waktu makan. Glikogen disintesis dari glukosa

    melalui jalur glikogenesis. Senyawa ini diuraikan melalui jalur sendiri yaitu glikogenesis.

    Glikogenesis menyebabkan terbentuknya glukosa di hati dan laktat di otot masing-masing karena

    keberadaan dan ketiadaan glukosa 6-fosfatase.8

    Vitamin D merupakan prohormon jenis sterol yang sah. Vitamin D adalah istilah umum

    untuk derivat-derivat sterol yang larut dalam lemak dan aktif dalam mencegah rakhitis. Sifat

    umum dari vitamin D adalah larut dalam lemak dan lebih tahan terhadap oksidasi daripada

    vitamin A. Vitamin D terdiri dari vitamin D2 dan D3. Vitamin D3 mempunyai tiga peran pokok,

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    24/29

    24

    yaitu meningkatkan absorpsi kalsium di usus halus, memungkinkan resorpsi kalsium dari tulang,

    dan meningkatkan ekskresi fosfat dari ginjal. Bersama-sama dengan hormon paratiroid, hasil dari

    aktivitas vitamin D adalah berupa peningkatan kadar kalsium dalam darah. Sebelum vitamin D3

    efektif, haruslah terlebih dahulu diaktifkan. Sebagiannya diaktifkan di dalam hati, melalui

    konversinya menjadi 25-hidroksikalsiferol (dengan hidroksilasi). Ini lalu diangkut ke ginjal,

    untuk hidroksilasi berikutnya menjadi 1,25-hidroksikalsiferol. Dalam bentuk inilah vitamin ini

    sepenuhnya aktif. Di dalam darah, bentuk yang aktif tersebut bekerja pada sel dari mukosa usus

    hingga terjadi sintesa.6

    Tembaga merupakan elemen yang sangat dubutuhkan oleh hewan biarpun dalam

    komposisi yang relatif sedikit. Absorpsi tembaga dalam traktus gastrointestinal memerlukan

    mekanisme spesifik, karena sifat alamiah ion kupri (Cu2+

    ) yang sangat tidak larut. Dalam sel

    mukosa usus, tembaga mungkin berikatan dengan protein pengikat metal (banyak mengandung

    sulfur) dengan berat molekul rendah yaitu metalotionein pada bagian tionein. Biosintesis

    metalotionein diinduksi dengan pemebrian Zn, Cu, Cd dan Hg diblokir oleh inhibitor-inhibitor

    sintesis protein. Meskipun tembaga akan merangsang produksi protein hati yang berikataan

    dengan tembaga, seng juga diperlukan untuk akumulasi Cu-tionein. Seng akan menstabilkan Cu-

    tionein terhadap degradasi oksidatif. Tembaga masuk dalam plasma, dimana tembaga terikat

    pada asam-asam amino, terutama histidin, dan pada albumin serum pada tempat pengikatan

    tunggal yang kuat. Dalam kurang dari satu jam, tembaga yang baru diserap diambil dari sirkulasi

    oleh hati. Hati memproses tembaga melalui dua jalan, yaitu tembaga diekskresi dalam empedu

    ke dalam traktus gastrointestinal, dimana tembaga tidak diabsorpsi kembali. Ternyata,

    homeostasis tembaga dipertahankan hampir seluruhnya oleh ekskresi bilier, semakin tinggi dosis

    tembaga, semakin banyak yang diekskresikan dalam feses. Jalan kedua metabolisme tembaga

    dalam hati adalah penggabungan tembaga sebagai bagian integral seroloplasmin, suatu

    glikoprotein yang semata-mataa disintesis dalam hati. Seruloplasmin bukan protein pembawa

    Cu

    2+

    , karena tembaga seruloplasmin tidak bertukar dengan ion tembaga atau tembaga yangterikat dengan dengan molekul-molekkul lain. Seroluplasmin mengandung 6 - 8 atom tembaga,

    setengah bagiaan ion kupro (Cu+) dan setengahnya lagi ion kupri (Cu

    2+).

    10

    Fungsi Hati Sebagai Pengaktifan Vitamin D

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    25/29

    25

    Vitamin D bukan hanya vitamin karena senyawa ini dapat disintesis di kulit dan pada

    kebanyakan kondisi hal tersebut merupakan sumber utama vitamin D. Fungsi utama vitamin D

    adalah mengatur penyerapan kalsium dan homeostasis, sebagian besar kerja vitamin ini

    diperantarai oleh reseptor nucleus yang mengatur ekspresi gen. 7-Dehidrokolesterol (suatu zat

    perantara dalam sintesis kolesterol yang menumpuk di kulit) mengalami reaksi nonenzimatik jika

    terpajan oleh sinar ultraviolet, yang menghasilkan pravitamin D. Pravitamin D menjalani reaksi

    lebih lanjut dalam waktu beberapa jam untuk membentuk kolekalsiferol yang diserap ke dalam

    aliran darah. Kolekalsiferol, baik yang disintesis di kulit maupun dari makanan, mengalami dua

    kali hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif, 1,25-dihidroksivitamin D atau kalsitriol.

    Ergokalsiferol dari makanan yang diperkaya mengalami hidroksilasi serupa untuk menghasilkan

    erkalsitriol. Di hati, kolekalsiferol dihidroksilasi menjadi bentuk turunan 25-hidroksi yaitu

    kalsidiol. Senyawa ini dibebaskan ke sirkulasi dalam keadaan terikat pada globulin pengikat

    vitamin D yang merupakan bentuk simpanan utama vitamin ini. Di ginjal, kalsidiol mengalami

    1-hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif 1,25-dihidroksi-vitamin D (kalsitriol) atau 24-

    hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit yang mungkin inaktif, 24,25-dihidroksivitamin (24-

    hidroksikalsidiol).10

    Fungsi utama vitamin D adalah mengontrol homeostasis kalsium dan selanjutnya

    metabolisme vitamin diatur oleh faktor-faktor yang berespons terhadap konsentrasi kalsium dan

    fosfat plasma. Kalsitriol bekerja untuk mengurangi sintesis dirinya sendiri dengan menginduksi

    24-hidroksilase dan menekan 1-hidroksilase di ginjal. Fungsi utama vitamin D adalah

    mempertahankan konsentrasi kalsium plasma. Kalsitriol mencapai hal ini melalui tiga cara :

    senyawa ini meningkatkan penyerapan kalsium di usus, senyawa ini mengurangi ekskresi

    kalsium dengan merangsang penyerapan di tubulus distal ginjal dan senyawa ini memobilisasi

    mineral tulang. Selain itu, kalsitriol berperan dalam sekresi insulin, sintesis dan sekresi hormone

    paratiroid dan tiroid, inhibisi pembentukan interleukin oleh limfosit T aktif dan immunoglobulin

    oleh limfosit B aktif, diferensiasi sel precursor monosit dan modulasi proliferasi sel. Padakebanyakan efek ini, vitamin D berfungsi layaknya suatu hormon steroid, berikatan dengan

    reseptor di nucleus dan meningkatkan ekspresi gen meskipun senyawa ini juga memiliki efek

    cepat pada pengangkut kalsium di mukosa usus.10

    Fungsi Hati Sebagai Metabolisme dan Ekskresi Bilirubin

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    26/29

    26

    Bilirubin adalah produk dari eritrosit yang rusak. Kerusakan eritrosit akan menyebabkan

    keluarnya bilirubin. Bilirubin ini adalah bilirubin yang tak terkonjugasi yang tidak dapat larut

    dalam air. Bilirubin tak terkonjugasi ini diikat oleh albumin dan protein yang lain, kemudian

    beredar melalui peredaran darah. Setibanya di hepar, bilirubin tak terkonjugasi dilepas oleh hepar

    dari albumin, kemudian digabung dengan glukuronida sehingga dapat melarut dalam air dan

    disebut bilirubin terkonjugasi. Melalui kanalikuli, bilirubin terkonjugasi ikut dengan empedu dan

    masuk ke vesika felea dan duodenum. Dalam duodenum,bilirubin terkonjugasi diubah menjadi

    urobilinogen. Sebagian urobilinogen ini dikeluarkan melalui feses dalam bentuk sterkobilin,

    yang memberi warna pada feses dan sebagian direabsorpsi. Setelah direabsorpsi, setibanya di

    dalam hepar, hepar melepasnya ke dalam darah untuk digunakan kembali, yang lain dikeluarkan

    melalui urin.7

    Sebagian besar bilirubin dalam tubuh terbentuk di jaringan dari hasil pemecahan

    hemoglobin. Dalam peredaran darah, bilirubin berikatan dengan albumin. Sebagian berikatan

    dengan erat, tetapi sebagian besar dapat terurai di hati dan bilirubin bebas masuk ke dalam sel-sel

    hati, tempat empedu berikatan dengan protein-protein sitoplasma. Bilirubin kemudian

    dikonjugasikan dengan asam glukuronat dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim

    glukuronil transferase (UDP-glukuronosiltransferase). Enzim ini terutama terdapat di reticulum

    endoplasma halus. Setiap molekul bilirubin bereaksi dengan dua molekul asam uridin

    difosfaglukuronat (UDPGA) dan membentuk bilirubin diglukuronida. Glukuronida ini, yang

    lebih mudah larut dalam air daripada bilirubin bebas, lalu diangkut melawan gradien konsentrasi,

    kemungkinan oleh suatu proses aktif ke dalam kanalikulus. Sejumlah kecil bilirubin glukuronida

    dapat masuk dalam darah lalu berikatan dengan albumin, ikatan ini lebih longgar bila

    dibandingkan dengan ikatan bilirubin bebas dengan albumin. Akhir bilirubin tersebut

    diekskresikan ke urin. Jadi bilirubin plasma total secara normal mencakup bilirubin bebas

    ditambah sejumlah kecil bilirubin terkonjugasi. Sebagian besar bilirubin glukuronida disalurkan

    melalui duktus biliaris ke dalam usus.

    9

    Mukosa usus relatif tidak permeable terhadap bilirubin terkonjugasi tetapi permeable

    terhadap bilirubin tak terkonjugasi dan terhadap urobilinogen, yaitu serangkaian turunan

    bilirubin yang berwarna dan terbentuk akibat kerja bakteri usus. Akibatnya sebagian pigmen

    empedu dan urobilinogen direabsorpsi di dalam sirkulasi portal. Sebagian zat yang diserap ulang

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    27/29

    27

    ini kemudian diekskresi kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik), namun sejumlah kecil

    urobilinogen masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan dieksresikan di urin.9

    Apabila jumlah billirubin yang dibentuk lebih cepat daripada yang dapat diekskresikan,

    terjadi penimbunan billirubin di tubuh yang menyebabkan ikterus. Pasien yang mengalami

    kelainan ini tampak kuning, warna ini terutama jelas dibagian putih mata. Ikterus dapat

    ditimbulkan oleh tiga mekanisme :1

    1. Ikterus prahepatik (masalah terjadi sebelum hati) atau hemolitik disebabkan olehpenguraian (hemolisis) berlebihan sel darah merah, sehingga hati menerima lebih banyak

    billirubin dari pada kemampuan hati mengekskresikannya.

    2. Ikterus hepatic (masalah di hati) terjadi jika hati sakit dan tidak mampu menangani bebannormal billirubin.

    3. Ikterus pascahepatik (masalah terjadi setelah hati) atau obstruktif terjadi jika duktusbilliaris tersumbat, misalnya oleh batu empedu, sehingga billirubin tidak dapat

    dieliminasi melalui feses.

    Kolesterol larut dalam empedu dalam misel, yang terbentuk bersama lesitin dan garam

    empedu.Perubahan rasio ketiga substansi menyebabkan pengendapan kristal kolesterol yang

    merupakan salah satu penyebab pembentukan batu empedu. Ekskresi kolesterol terjadi di dalam

    empedu. Kolesterol berubah menjadi garam empedu. Penggabungan kolesterol ke dalam VLDL

    oleh kerja lipoprotein lipase (LPL) dimana sisa VLDL dan akhirnya lipoprotein densitas rendah

    (LDL) meningkat. LDL mengirimkan ester kolesterol ke sel yang mempunyai reseptor LDL.

    LDL merupakan wahana utama dimana ester kolesterol ditranspor ke sel ekstrahepatik. LDL

    diambil dengan proses endositosis dan enzim lisosom menyempurnakan pemecahan dari

    apoprotein menjadi asam amino dan ester kolesterol menjadi kolesterol.8

    Sintesis kolesterol :

    6

    Terutama berlangsung di hati, walaupun demikian sejumlah signifikan juga dihasilkanusus, adrenal korteks, gonad serta plasenta

    Semua atom C-nya (27) berasal dari asetil-KoA yang dapat berasal dari oksidasikarbohidrat, lipid & asam amino

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    28/29

    28

    Memerlukan pereduksi : NADPH Berlangsung di sitosol dalam 4 tahap, enzim regulator HMG- KoA reduktase

    Metabolisme kolesterol di hati :6

    Sejumlah kolesterol yang disintesis di hati digunakan untuk sintesis membran sel dansebagian besar kolesterol disekresi ke darah

    Sintesis kolesterol ester dikatalisis oleh asil KoA-kolesterol asil transferase (ACAT) yangmemindahkan asam lemak dari asil-KoA ke kolesterol

    - Kolesterol diekskresi ke dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau asam / garam

    empedu dikeluarkan melalui feses.

    Kesimpulan

    Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek

    diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi

    di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara

    lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sementara organ

    tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Salah satu organ pencernaan yaitu

    hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh yang melaksanakan berbagai macam

    fungsi. Fungsi penting hati meliputi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, fagositosis (sel

    Kupffer), pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan zat besi dan pembentukan faktor

    pembekuan (fibrinogen, protrombin, globulin dan faktor VII). Gejala berupa berat badan

    menurun, merasa lemas, nafsu makan menurun, perut membuncit, buang air kecil seperti the

    merupakan salah satu dari gangguan fungsi hati.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC;2001.h.538-70.2. Carpenito LJ. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Edisi ke-9.

    Jakarta:EGC;2009.h.1260

    3. Wati WW, Kindangen K, Inggriani Y. Buku Ajar Traktus Digestivus. Jakarta: PenerbitFK Ukrida; 2011.h.68-74.

  • 7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus

    29/29

    4. Widjaja H. Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC;2009.h.5. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran

    Cerna. Jakarta: EGC; 2007.h.278-307.

    6. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta:EGC;2007.h.202-97. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien Gangguan Hati Seri Asuhan Keperawatan.

    Jakarta: EGC;2008.h.1-9.

    8. Verlag GT. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Jakarta: EGC;2000.h.214-22.9. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:EGC;2008.h.517-22.10.Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi ke-27.

    Jakarta:EGC;2009.h.166-298,653-60.