PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

download PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

of 14

Transcript of PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    1/14

    Post-Streptococcal Glomerulonefritis Akut pada

    Anak

    Kevin Giovanno

    102011208Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    alan Ar!una Utara "o#$% akarta &arat

    Pendahuluan

    Ginjal merupakan organ eksresi

    yang berfungsi untuk menjaga

    keseimbangan internal dengan

    jalan menjaga komposisi cairan

    ekskraseluler, eksresi sisa-sisa

    metabolisme tubuh,regulasi

    volume cairan tubuh, dan menjaga

    keseimbangan asam basa. Dalam

    menjalankan gungsinya, ginjal

    dibagi menjadi beberapa bagian

    yakni glomerulus, tubulus

    proksimal dan distal, ansa henle, dan duktus koligentes. Pembentukan urin dimulai di

    glomerulus. Di tempat inilah terjadi filtrasi dimana dalam keadaan normal protein

    tidak dapat lolos dari plasma. Apabila terjadi kerusakan dinding kapiler glomerulus

    yang menyebabkan peningkatan permeabilitas terhadap protein plasma sehingga

    memungkinkan protein lolos dari plasma ke dalam filtrat glomerulus. Dalam keadaan

    inilah akan dijumpai kadar prtein yang meningkat di urin atau yang dikenal dengan

    proteinuria. Sedangkan apabila yang terbanyak lolos adalah eritrosit, maka dapat

    terjadi kelainan yang disebut hematuria.

    Page 1

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    2/14

    !

    A

    S

    A

    "

    A

    #

    P e

    m e

    r i ks a a

    n

    D i

    a g

    n o

    s a

    $ t

    i o

    l o

    g i

    $ p i

    d e

    m i

    o l og i

    P a t

    o f i s

    i o l o

    g i

    ! a

    n i fe s t

    a s i

    P e n

    a t a l

    a k s an a a

    n

    P% o

    m p

    l i k

    a s i

    P r

    e ve n t

    i f

    &umusan !asalah

    . Seorang anak laki-laki ' tahun, bengkak pada kedua kelopak mata, ada

    ri(ayat sakit saat menelan.

    Analisis !asalah

    Anamnesis

    Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan (a(ancara.

    Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis,

    atau dilakukan terhadap orang tua, (ali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber

    lain, disebut sebagai aloanamnesis. )ermasuk didalam aloanamnesis adalah semua

    keterangan dokter yang merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang

    diperoleh selain dari pasiennya sendiri. *leh karena bayi dan sebagian besar anak

    belum dapat memberikan keterangan, maka dalam bidang kesehatan anak

    aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting dari pada autonamnesis.

    Anamnesis sendiri sangat diperlukan untuk menunjang kekuatan daripada diagnosa.

    Page 2

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    3/14

    Anamnesa digunakan agar dapat lebih menspesifikasi apa penyebab penyakit tersebut.

    Pada penyakit karena kelainan ginjal, dapat diajukan pertanyaan seperti+

    . agaimana onset demam anak

    +. !akanan apa yang sering dikonsumsi sebelum sakit

    /. agaimana (arna urinnya0. Apakah ada bau yang berbeda

    1. agaimana frekuensi A% anak ertambah atau berkurang

    '. Apakah anak mudah lelah

    Pertanyaan 2 pertanyaan seperti ini akan membantu dalam menegakkan diagnosa

    penyakit.

    Pemeriksaan

    Pemeriksaan Fisik

    Pada pasien glomerulonefritis akut sangat dianjurkan untuk melakukan pengukuran

    berat dan tinggi badan, tekanan darah, adanya sembab atau asites. !elakukan

    pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit sistemik yang berhubungan dengan

    kelainan ginjal seperti atritis, ruam kulit, gangguan kardiovaskular, paru dan system

    syaraf pusat.

    Selama fase akut terdapat vasokonstriksi arteriola glomerulus yang mengakibatkan

    tekanan filtrasi menjadi kurang dan karena hal ini kecepatan filtrasi glomerulus juga

    berkurang. 3iltrasi air, garam, ureum dan 4at-4at lainnya berkurang dan sebagai

    akibatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah meningkat. 3ungsi tubulus relative

    kurang terganggu, ion natrium dan air diresorbsi kembali sehingga diuresis berkurang

    5timbul oliguria dan anuria6 dan ekskresi natrium juga berkurang. 7reum diresorbsi

    kembali lebih dari pada biasanya, sehingga terjadi insufiensi ginjal akut dengan

    uremia, hiperfosfatemia, hidrema dan asidosis metabolik,+.

    Pemeriksaan Penun!an'

    7rinalisis menunjukkan adanya proteinuria 58 sampai 806, hematuria makroskopik

    ditemukan hampir pada 19: penderita, kelainan sedimen urine dengan eritrosit

    disformik, leukosituria serta torak selulet, granular, eritrosit5886, albumin 586, silinder

    lekosit 586 dan lain-lain. %adang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat

    Page 3

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    4/14

    dengan tanda gagal ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan

    hipokalsemia. %adang-kadang tampak adanya proteinuria masif dengan gejala

    sindroma nefrotik. %omplomen hemolitik total serum 5total hemolytic comploment6

    dan ;/ rendah pada hampir semua pasien dalam minggu pertama, tetapi ;0 normal

    atau hanya menurun sedikit, sedangkan kadar properdin menurun pada 19: pasien.

    %eadaan tersebut menunjukkan aktivasi jalur alternatif komplomen.

    Penurunan ;/ sangat mencolok pada pasien glomerulonefritis akut pascastreptokokus

    dengan kadar antara +9-09 mg

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    5/14

    Diagnosis

    Penegakan diagnosis didasarkan pada anamnesis, tanda-tanda klinik dan

    pemeriksaan tambahan.Adanya infeksi dan demam yang mendahului, kemudian timbulnya edema pada kedua

    kelopak menunjukkan anak tersebut mengalami Glomerulonefritis pasca infeksi

    streptococcus.

    Diagnosis banding

    . ?efritis gA

    Periode laten antara infeksi dengan onset nefritis adalah -+ hari, atau ini

    mungkin berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan atas.

    +. !PG? 5tipe dan 6

    !erupakan penyakit kronik, tetapi pada a(alnya dapat bermanifestasi sama sperti

    gambaran nefritis akut dengan hipokomplementemia.

    /. "upus ?efritis

    Gambaran yang mencolok adalah gross hematuria

    0. Glomerulonefritis %ronisDapat bermanifestasi klinis seperti glomerulonefritis akut.

    Gejala %linis

    Gejala-gejala umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit adalah anoreksia dan

    kadang demam, sakit kepala, mual, muntah.

    Gambaran yang paling sering ditemukan adalah hematuria, oliguria, edema,

    hipertensi/.

    $pidemiologiG?A merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada anak usia / 2 >

    tahun. @1: anak-anak dan >9: de(asa dapat sembuh total. "ebih sering

    ditemukan pada laki-laki+,/.

    Page 5

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    6/14

    Patofisiologi

    Streptokokus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas

    membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. !erupakan golongan

    bakteri yang heterogen. "ebih dari @9: infeksi streptokkus pada manusia disebabkan

    oleh Streptococcushemolisis B kumpulan A. %umpulan ini diberi spesies nama S.

    pyogenes. S. pyogenes B-hemolitik golongan A mengeluarkan dua hemolisin, yaitu

    Gam(ar 1#akteri Streptokokus

    a. Streptolisin *

    suatu protein 5! '9.9996 yang aktif menghemolisis dalam keadaan

    tereduksi 5mempunyai gugus-S#6 tetapi cepat menjadi tidak aktif bila ada

    oksigen. Streptolisin * bertanggung ja(ab untuk beberapa hemolisis yang

    terlihat ketika pertumbuhan dipotong cukup dalam dan dimasukkan dalam

    biakan pada lempeng agar darah. Streptolisisn * bergabung dengan

    antistreptolisin *, suatu antibodi yang timbul pada manusia setelah infeksi

    Page 6

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    7/14

    oleh setiap streptokokus yang menghasilkan Streptolisin *. antibody ini

    menghambat hemolisis oleh Streptolisin *. fenomena ini merupakan dasar

    tes kuantitatif untuk antibody. )iter serum antiStreptolisin * 5AS*6 yang

    melebihi '9-+99 unit dianggap abnormal dan menunjukkan adanya

    infeksi streptokokus yang baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang

    tetap tinggi setelah serangan infeksi pada orang yang hipersensitifitas.

    b. Streptolisin S

    4at penyebab timbulnya 4one hemolitik disekitar koloni streptokokus yang

    tumbuh pada permukaan lempeng agar darah. Streptolisin S bukan antigen,

    tetapi 4at ini dapat dihambat oleh penghambat non spesifik yang sering ada

    dalam serum manusia dan he(an dan tidak bergantung pada pengalaman

    masa lalu dengan streptokokus.

    akteri ini hidup pada manusia di tenggorokan dan juga kulit. Penyakit yang sering

    disebabkan diantaranya adalah faringitis, demam rematik dan glomerulonefritis.

    Sebenarnya bukan streptokokus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal. Diduga

    terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang merupakan

    unsur membran plasma sterptokokal spesifik. )erbentuk kompleks antigen-antibodi

    didalam darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara

    mekanis terperangkap dalam membran basalis. selanjutnya komplomen akan

    terfiksasi mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear

    5P!?6 dan trombosit menuju tempat lesi. 3agositosis dan pelepasan en4im lisosom

    juga merusak endothel dan membran basalis glomerulus 5G!6. Sebagai respon

    terhadap lesi yang terjadi, timbu proliferasi sel-sel endotel yang diikuti sel-sel

    mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin meningkatnya kebocoran kapiler

    gromelurus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urineyang sedang dibentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria. Agaknya

    kompleks komplomen antigen-antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul-nodul

    subepitel pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah-

    bungkah pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan cahaya glomerulus

    tampak membengkak dan hiperseluler disertai invasi P!?.

    !enurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus akibat dari

    reaksi hipersensivitas tipe . %ompleks imun 5antigen-antibodi yang timbul dari

    Page 7

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    8/14

    infeksi6 mengendap di membran basalis glomerulus. Aktivasi kpmplomen yang

    menyebabkan destruksi pada membran basalis glomerulus.

    %ompleks-kompleks ini mengakibatkan kompelen yang dianggap merupakan

    mediator utama pada cedera. Saat sirkulasi melalui glomerulus, kompleks-kompleks

    ini dapat tersebar dalam mesangium, dilokalisir pada subendotel membran basalis

    glomerulus sendiri, atau menembus membran basalis dan terperangkap pada sisi

    epitel. aik antigen atau antibodi dalam kompleks ini tidak mempunyai hubungan

    imunologis dengan komponen glomerulus. Pada pemeriksaan mikroskop elektron

    cedera kompleks imun, ditemukan endapan-endapan terpisah atau gumpalan

    karateristik paa mesangium, subendotel, dan epimembranosa. Dengan miskroskop

    imunofluoresensi terlihat pula pola nodular atau granular serupa, dan molekul

    antibodi seperti gG, g! atau gA serta komponen-komponen komplomen seperti

    ;/,;0 dan ;+ sering dapat diidentifikasi dalam endapan-endapan ini. Antigen spesifik

    yang dila(an oleh imunoglobulin ini terkadang dapat diidentifikasi.

    #ipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidase yang dihasilkan oleh

    Streptokokus, merubah gG menjadi autoantigenic.Akibatnya, terbentuk autoantibodi

    terhadap gG yang telah berubah tersebut. Selanjutnya terbentuk komplek imun dalam

    sirkulasi darah yang kemudian mengendap di ginjal.

    Streptokinase yang merupakan sekret protein, diduga juga berperan pada terjadinya

    G?APS. Sreptokinase mempunyai kemampuan merubah plaminogen menjadi

    plasmin. Plasmin ini diduga dapat mengaktifkan sistem komplemen sehingga terjadi

    cascade dari sistem komplemen.

    Pola respon jaringan tergantung pada tempat deposit dan jumlah kompleks yangdideposit. ila terutama pada mesangium, respon mungkin minimal, atau dapat terjadi

    perubahan mesangiopatik berupa ploriferasi sel-sel mesangial dan matrik yang dapt

    meluas diantara sel-sel endotel dan membran basalis,serta menghambat fungsi filtrasi

    simpai kapiler. Cika kompleks terutama terletak subendotel atau subepitel, maka

    respon cenderung berupa glomerulonefritis difusa, seringkali dengan pembentukan

    sabit epitel. Pada kasus penimbunan kronik komplek imun subepitel, maka respon

    peradangan dan proliferasi menjadi kurang nyata, dan membran basalis glomerulus

    Page 8

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    9/14

    berangsur- angsur menebal dengan masuknya kompleks-kompleks ke dalam membran

    basalis baru yang dibentuk pada sisi epitel,/,0.

    !ekanisme yang bertanggung ja(ab terhadap perbedaan distribusi deposit kompleks

    imun dalam glomerulus sebagian besar tidak diketahui, (alaupun demikian ukuran

    dari kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan utama. %ompleks-

    kompleks kecil cenderung menembus simpai kapiler, mengalami agregasi, dan

    berakumulasi sepanjang dinding kapiler do ba(ah epitel, sementara kompleks-

    kompleks berukuran sedang tidak sedemikian mudah menembus membran basalis,

    tapi masuk ke mesangium. %omplkes juga dapat berlokalisasi pada tempat-tempat

    lain.

    Cumlah antigen pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas, misal antigen

    bakteri dapat dimusnahkan dengan mekanisme pertahanan penjamu atau dengan

    terapi spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks-kompleks imun dalam

    Page 9

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    10/14

    glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan danberlangsung singkat, seperti pada

    glomerulonefritis akut post steroptokokus.

    #asil penyelidikan klinis 2 imunologis dan percobaan pada binatang menunjukkan

    adanya kemungkinan proses imunologis sebagai penyebab. eberapa penyelidik

    mengajukan hipotesis sebagai berikut

    . )erbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membrana

    basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.

    +. Proses auto-imun kuman Streptococcus yang nefritogen dalam tubuh

    menimbulkan badan autoimun yang merusak glomerulus.

    /. Streptococcus nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai

    komponen antigen yang sama sehingga dibentuk 4at anti yang langsung

    merusak membrana basalis gnjal.

    $tiologi

    Penyakit ini sering ditemukan pada anak berusia / 2 > tahun. )imbulnya G?A sering

    didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman

    streptococcus beta hemolyticus golongan A tipe +,0,',+1 dan 0@.

    !ungkin faktor iklim, keadaan gi4i, keadaan umum dan faktor alergi mempengaruhi

    terjadinya G?A post infection0,1.

    Page 10

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    11/14

    Penatalaksanaan

    . stirahat mutlak selama /-0 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlak selama

    '-= minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. )etapi

    penyelidikan terakhir menunjukkan bah(a mobilisasi penderita sesudah /-0

    minggu dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat buruk terhadap

    perjalanan penyakitnya.

    +. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak

    mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi

    menyebarnya infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian

    penisilin ini dianjurkan hanya untuk 9 hari, sedangkan pemberian profilaksis

    yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak

    dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis seorang

    anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan

    ini sangat kecil sekali. Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan

    amoksislin 19 mg

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    12/14

    1. ila anuria berlangsung lama 51-> hari6, maka ureum harus dikeluarkan dari

    dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis,

    bilasan lambung dan usus 5tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar6. ila

    prosedur di atas tidak dapat dilakukan oleh karena kesulitan teknis, maka

    pengeluaran darah vena pun dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.

    '. ila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedativa dan oksigen.

    %omplikasi

    erbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah1

    . Gagal ginjal akut

    +. $nsefalopati hipertensif

    /. Gagal jantung

    0. *edem paru

    1. &etinopati hipertensi

    '. Dispneu, ortopneu

    >. Anemia

    Prognosis

    Gejala fisis menghilang dalam minggu ke-+ atau ke-/ dan tekanan darah

    umumnya menurun dalam (aktu minggu. %imia darah menjadi normal pada

    minggu ke-+. #ematuria mikroskopis dan makroskopis dapat menetap selama 0-'

    minggu. "$D meninggi terus sampai sekitar / bulan, kenaikan eritrosit sampai 0

    bulan.

    Diperkirakan @1: akan sembuh sempurna, + : meningga selama fase akut dan +

    : menjadi fase kronis.

    %esimpulan

    G?A ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus

    tertentu.Eang sering terjadi ialah akibat infeksi. )idak semua infeksi streptokokus

    akan menjadi glomerulonefritis, hanya beberapa tipe saja. )imbulnya G?A didahului

    oleh infeksi ekstra renal, terutama di traktus respirotorius bagian kulit oleh kuman

    streptokokus beta hemolitikus golongan A tipe +, 0, ', +1 dan 0@. dari tipe tersebut

    Page 12

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    13/14

    diatas tipe + dan +1 lebih bersifat nefritogen dibanding yang lain. !engapa tipe

    tersebut lebih nefritogen dari pada yang lain tidak di ketahui.

    )ujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis adalah untuk meminimalkan

    kerusakan pada glomerulus, !eminimalkan metabolisme pada ginjal, !eningkatkan

    fungsi ginjal.

    )idak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan

    glomerulus. Pemberian penisilin untuk pengobatan, tirah baring selama stadium akut,

    diet bebas bila terjadi edema atau gejala gagal jantung dan antihipertensi. %alau perlu,

    sementara kortikosteroid tidak mempunyai efek pada glomerulofritis akut pasca

    infeksi strepkokus.

    Prognosis untuk G?A sebagian besar sangat baik, sekalipun pada fase akut, ada yang

    meniggal maupun berlanjut menjadi fase kronis.

    Daftar Pustaka

    . "esmana ". Ginjal Hipertensi. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Edisi .

    alai Penerbit 3akultas %edokteran 7niversitas ndonesia Cakarta. +99>.

    +. Glomerulonefritis Akut pada anak. Diunduh dari

    http

  • 7/23/2019 PBL Blok 20-Post Streptococcal GN

    14/14

    5. Santoso !. "apita Selekta Ilmu Penyakit Dalam. $disi ke-. Penerbit

    Eayasan Diabetes ndonesia Cakarta. +9+.

    Page 14