PBL Blok 2 Modul 1

14
Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari Tinjauan Pustaka Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari Louis Ryandi 102013411 E7 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Abstrak Pendahuluan: Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada, baik bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia, dan alam semesta. Sehingga untuk paham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan. Isi: Dalam ilmu filsafat ada tiga dimensi dasar sebagai dasar pembelajaran dari ilmu filsafat yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Terdapat asas-asas pemikiran yang meliputi asas primer dan sekunder. Dengan belajar filsafat kita juga bisa membuat keputusan dan penyimpulan dengan baik. Pembahasan: Kasus ini termasuk dalam dimensi ontologi dan epistemologi. Asas- asas pemikiran yang digunakan adalah asas non-kontradiksi dan kecukupan penalaran. Keputusan yang dihasilkan dari kasus ini adalah keputusan hipotesis 1

description

pbl ukrida

Transcript of PBL Blok 2 Modul 1

Page 1: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari

Louis Ryandi102013411

E7

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

AbstrakPendahuluan: Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada, baik

bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia, dan alam semesta. Sehingga untuk

paham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan.

Isi: Dalam ilmu filsafat ada tiga dimensi dasar sebagai dasar pembelajaran dari ilmu

filsafat yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Terdapat asas-asas pemikiran yang

meliputi asas primer dan sekunder. Dengan belajar filsafat kita juga bisa membuat

keputusan dan penyimpulan dengan baik.

Pembahasan: Kasus ini termasuk dalam dimensi ontologi dan epistemologi. Asas-asas

pemikiran yang digunakan adalah asas non-kontradiksi dan kecukupan penalaran.

Keputusan yang dihasilkan dari kasus ini adalah keputusan hipotesis bersyarat, keputusan

sintesis dan keputusan negatif. Penyimpulan dari kasus ini bersifat intuitif dan induksi.

Kesimpulan: Sebagai dokter kita harus menjaga integritas diri kita dengan cara tidak

melanggar kode etik kedokteran.

Kata kunci: Filsafat, dimensi dasar, asas-asas pemikiran, keputusan, penyimpulan

Korespondensi: Louis Ryandi, [email protected]

1

Page 2: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

Pendahuluan

Filsafat membahas segala sesuatu

yang ada bahkan yang mungkin ada, baik

bersifat abstrak ataupun riil meliputi

Tuhan, manusia, dan alam semesta.

Sehingga untuk paham betul semua

masalah filsafat sangatlah sulit tanpa

adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin

kita hanya bisa menguasai sebagian dari

luasnya ruang lingkup filsafat.

Istilah Filsafat berasal dari bahasa

Yunani yaitu Philos yang berarti cinta dan

Sophia yang berarti kebijaksanaan. Oleh

karena itu filsafat berarti cinta akan

kebijaksanaan.1 Filsafat adalah berpikir

dan merasa sedalam-dalamnya terhadap

segala sesuatu sampai kepada inti

persoalan.2

2

The Use of Basic Sciences Philosophy in Daily LifeLouis Ryandi102013411

E7Faculty of Medicine Krida Wacana Christian University, Jakarta

AbstractIntroduction: Philosophy discusses everything that is even possible, either real or abstract include God, man, and the universe. So that to understand well all philosophical problems is extremely difficult without any mappings.Contents: In philosophy there are three basic dimensions as the basis of learning from the philosophy: ontology, epistemology, and axiology. There are principles of thought which includes primary and secondary principles. By studying philosophy we also can make the decisions and conclusions well.Discussion: This case is included in ontology and epistemology dimensions. The principles of thought which used are principle of non-contradiction and the adequacy of reasoning. Decisions that produced from this case is the decision of the conditional hypothesis, synthesis decision and negative decision. The conclusion from these cases is intuitive and induction.Conclusions: As physicians we must maintain the integrity of ourselves in ways do not violate medical ethics.Keywords: Philosophy, basic dimensions, the principles of thought, judgment, conclusion

Page 3: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

Di sini filsafat akan menyumbang

sesuatu yang bermakna. Pertama, filsafat

memandu seseorang itu mengenal pasti

pokok masalah terlebih dahulu, buat

klasifisikasi dan seterusnya buka pikiran,

berbincang, melihat pro dan kontra tiap-

tiap tanggapan. Kedua, filsafat

menganjurkan berpikir dengan kritikal,

logik, sistematik, teratur dan mendalam

tanpa gangguan emosi, bias serta

sentimental. Ketiga, membuka pikiran

supaya isu yang dibahaskan itu luas

mencakupi pelbagai bidang dan jurusan,

dan akhirnya ‘dipandu’ menjurus kepada

isu yang difokuskan. Keempat, kesimpulan

atau rumusan dibuat diakhir proses

pemikiran.3

Sistematika filsafat secara garis besar

ada tiga pembahasan pokok atau bagian

yaitu epistemologi, ontologi, dan

aksiologi. Mempelajari ketiga cabang

tersebut sangatlah penting dalam

memahami filsafat yang begitu luas ruang

lingkup dan pembahasannya.

Isi

Dimensi Dasar

Dalam ilmu filsafat, terdapat tiga

dimensi yang digunakan sebagai dasar

pembelajaran filsafat. Penting sekali untuk

membahas tiga dimensi dasar ini. Ke tiga

dimensi itu antara lain adalah ontologi,

epistemologi dan aksiologi. Ontologi

adalah hakikat yang membahas tentang

hakikat segala sesuatu yang melahirkan

pengetahuan atau realitas sebagaimana

adanya yang sesungguhnya. Epistemologi

adalah pengetahuan tentang kenyataan atau

realitas atau cara bagaimana manusia dapat

mengetahui kenyataan atau realitas.

Aksiologi adalah Prinsip-prinsip dasar

mengenai tindakan/perbuatan yang

sebaiknya dilakukan oleh manusia. Di

dalam ketiga dimensi dasar bahasa itu,

logika menjadi sarana/media utama untuk

sampai kepada pemahaman yang

benar/tepat, dan bersifat mutlak (tanpa

pengecualian).

Asas-asas pemikiran4

Yang dimaksudkan dengan asas ialah

sesuatu yang mendahului. Sedangkan asas

pemikiran adalah pengetahuan dari mana

pengetahuan yang lain tergantung dan

dimengerti. Asas-asas pemikiran itu dapat

dibedakan menjadi asas-asas primer dan

asas-asas sekunder.

Asas-asas primer

Asas-asas ini mendahului asas-asas

lainnya dan tidak tergantung pada asas

lainnya. Asas ini dibedakan menjadi empat

yaitu asas identitas, asas kontradiksi, asas

3

Page 4: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

kecukupan penalaran, dan asas non-

kontradiksi.

Asas identitas (principium identitatis)

merupakan dasar dari semua pemikiran.

Asas ini nampak dalam pengakuan bahwa

benda ini merupakan benda ini dan bukan

benda lainnya, sedangkan benda itu

merupakan benda itu dan bukan benda

lainnya. Logika pernyataan ini berarti

apabila sesuatu diakui, semua kesimpulan

lain yang ditarik dari pengakuan itu juga

harus diakui. Apabila sesuatu diakui, lalu

kesimpulan yang ditarik dari padanya

dimungkiri, hal itu menyatakan bahwa

pengakuan tadi dibatalkan lagi. Tidak

dapat sesuatu diakui dan serentak pula

dimungkiri.

Asas kontradiksi (principium

contradictionis) merupakan perumusan

negatif dari asas identitas. Dalam logika

hal ini berarti menaati asas identitas

dengan menjauhkan diri dari kontradiksi.

Atau, tidak boleh membatalkan atau

memungkiri begitu saja sesuatu yang

diakui.

Asas kecukupan penalaran

(principium rationis sufficientis)

menyatakan bahwa sesuatu yang ada

mempunyai alasan yang cukup untuk

adanya. Bukan hanya sesuatu tetapi segala

sesuatu mempunyai alasan yang cukup

untuk adanya. Segala sesuatu itu dapat

dimengerti. Tetapi janganlah memperluas

penerepan asas ini pada semua yang ada.

Asas non-kontradiksi (principium

tertii exclusi) menjelaskan jika ada dua

keputusan yang kontradiksi, pasti dari

kedua keputusan itu ada salah satu yang

salah. Tidak mungkin keduanya sama-

sama benar atau sama –sama salah.

Asas-asas sekunder

Asas-asas ini merupakan

pengkhususan dari asas-asas primer tadi.

Asas-asas ini dapat dipandang dari sudut

isinya dan dari sudut luasnya. Dari sudut

isinya terdapat asas kesesuaian (principium

convenientiae) dan asas ketidaksesuaian

(principium inconvenientiae).

Asas kesesuaian menyatakan bahwa

ada dua hal yang sama. Salah satu dari

antaranya sama dengan hal yang ketiga.

Misalnya A=B, dan B=C, maka A=C.

Sedangkan asas ketidaksesuaian juga

menyatakan bahwa ada dua hal yang sama.

Tetapi salah satu dari antaranya tidak sama

dengan hal yang ketiga. Misalnya A=B,

tetapi B≠C, maka A≠C.

Berdasarkan sudut luasnya terdapat

asas dikatakan tentang semua (principium

dictum de omni) dan asas-tidak dikatakan

tentang mana pun juga (principium dictum

4

Page 5: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

de nullo). Asas dikatakan tentang semua

menjelaskan apa yang secara universal

diterapkan pada seluruh lingkungan suatu

pengertian (subyek), juga boleh diterapkan

pada semua bawahannya. Sedangkan asas-

tidak dikatakan secara universal diterapkan

pada seluruh suatu pengertian (subyek),

juga tidak dapat diterapkan pada semua

bawahannya.

Keputusan5

Keputusan adalah suatu perbuatan

tertentu dari manusia. Dalam dan dengan

perbuatan itu dia mengakui atau

memungkiri kesatuan atau hubungan

antara dua hal. Keputusan juga berarti

suatu kegiatan manusia tertentu. Dengan

kegiatan itu ia mempersatukan karena

mengakui dan memisahkan karena

memungkiri sesuatu. Oleh karena itu,

keputusan adalah kegiatan nalar manusia

yang melaluinya manusia mengambil sikap

terhadap kenyataan. Dalam kegiatan itu

akal budi manusia mempersatukan

(mengakui) dan/atau memisahkan

(memungkiri) sesuatu.

Keputusan mengandung tiga unsur.

Unsur-unsur itu terdiri dari subyek

(sesuatu yang diberi keterangan), predikat

(sesuatu yang menerangkan tentang

subyek), dan kata penghubung (pernyataan

yang mengakui atau memungkiri

hubungan antara subyek dan predikat).

Dari ketiga unsur itu, kata penghubunglah

yang terpenting. Subyek dan predikat

merupakan materi keputusan. Sedangkan

kata penghubung merupakan bentuk,

forma-nya. Kata ini memberikan corak

atau warna yang harus ada dalam suatu

keputusan.

Berdasarkan sifat pengakuan dan

pemungkiran, keputusan dapat dibedakan

menjadi dua yaitu keputusan kategoris dan

keputusan hipotetis. Dalam keputusan

kategoris, predikat menerangkan subyek

tanpa syarat. Keputusan ini bersifat

empiris. Sedangkan keputusan hipotetis,

predikat menerangkan subyek dengan

suatu syarat, tidak secara mutlak.

Keputusan ini bersifat pengalaman.

Berdasarkan materinya keputusan

dapat dibedakan menjadi keputusan

analitis dan keputusan sintesis. Yang

dimaksud dengan keputusan analitis ialah

keputusan dimana predikat menyebutkan

sifat hakiki, yang pasti terdapat dalam

subyek. Hal itu terjadi dengan

menganalisa, menguraikan subyek.

Keputusan ini bersifat empiris. Sedangkan

keputusan sintesis ialah keputusan dimana

predikat menyebutkan sifat yang tidak

hakiki, tidak niscaya yang terdapat pada

subyek, tetapi tidak dikaitkan dengan

5

Page 6: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

subyek itu. Keputusan ini bersifat

pengalaman.

Berdasarkan bentuknya dapat

dibedakan menjadi keputusan positif

(afirmatif) dan keputusan negatif.

Keputusan positif bersifat menyetujui

keputusan yang telah disepakati.

Sedangkan keputusan negatif bersifat

menolak atau tidak menyetujui dari

keputusan yang telah dibicarakan.

Berdasarkan luasnya keputusan

dibedakan menjadi tiga yaitu keputusan

singular, keputusan partikular, dan

keputusan universal. Keputusan singular

adalah keputusan dimana predikat

menerangkan satu barang (subyek) yang

ditunjukkan secara tegas. Keputusan

partikular adalah keputusan dimana

predikat menerangkan sebagian dari

seluruh luas subyek. Sedangkan keputusan

universal adalah keputusan dimana

predikat menerangkan seluruh luas subyek.

Penyimpulan6

Penyimpulan adalah suatu kegiatan

manusia yang tertentu. Dalam dan dengan

kegiatan itu ia bergerak menuju ke

pengetahuan yang baru, dari pengetahuan

yang telah dimilikinya dan berdasarkan

pengetahuan yang telah dimilikinya itu.

Kesimpulan bisa lurus, bisa tidak lurus

atau palsu. Kesimpulan itu lurus, apabila

harus dan dapat ditarik dari antecendens-

nya. Kesimpulan itu tidak lurus atau palsu,

apabila tidak dapat atau tidak boleh ditarik

dari padanya.

Dari sudut bagaimana terjadinya,

kesimpulan dibedakan menjadi dua yaitu

penyimpulan yang langsung (inituitif) dan

penyimpulan yang tidak langsung. Dalam

penyimpulan yang langsung tidak

diperlukan pembuktian-pembuktian.

Sedangkan dalam penyimpulan yang tidak

langsung diperoleh dengan menggunakan

term-antara.

Berdasarkan jenisnya penyimpulannya

dibedakan menjadi kesimpulan yang

bersifat induksi dan kesimpulan yang

bersifat deduksi. Kesimpulan induksi

adalah meyimpulkan pengetahuan yang

khusus ke pengetahuan yang bersifat

umum. Sedangkan kesimpulan deduksi

adalah kesimpulan yang menyimpulkan

pengetahuan dari umum ke pengetahuan

yang bersifat lebih khusus.

6

Page 7: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

Pembahasan kasus

Kasus diatas termasuk ke dalam

dimensi ontologi dan epistemologi.

Termasuk ontologi karena kasus ini bisa

saja mungkin terjadi dalam dunia nyata.

Kasus ini juga bisa terjadi berdasarkan

realitas atau sebagaimana adanya.

Sefangkan termasuk epistemologi karena

dalam kasus ini dokter dapat mengetahui

hakim itu positif menggunakan zat adiktif

psikotropika dengan melakukan

pemeriksaan medis. Asas-asas pemikiran

yang terdapat dalam kasus ini adalah asas

kecukupan penalaran dan asas non-

kontradiksi. Dalam asas kecukupan

penalaran terbukti dari kasus ini memiliki

kecukupan informasi yang dapat dijelaskan

dengan nalar. Sedangkan asas non-

kontradiksi terlihat dari keadaan yang

sangat dilema. Dalam membuat keputusan

tidak bisa dikatakan sama-sama benar atau

sama-sama salah karena berhubungan

dengan nyawa keluarga dokter dan

integritas diri sebagai dokter.

Keputusan yang terdapat dalam kasus

ini bersifat hipotesis bersayarat karena

berdasarkan pengalaman dokter.

Berdasarkan materi, keputusan ini

merupakan keputusan sintesis karena

melalui pengalaman dokter. Berdasarkan

bentuknya maka keputusan yang dibuat

bisa merupakan keputusan positif atau

keputusan negatif. Jika dokter memilih

untuk menerima suap maka dikatakan

keputusan positif. Jika dokter menolak

7

Skenario kasus:

Sebagai seorang dokter ahli dan salah satu jajaran pimpinan Ikatan Dokter Indonesia, Anda diminta oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk ikut serta di dalam pemeriksaan medis seorang hakim terkenal yang menjadi pejabat tinggi di salah satu institusi hukum Negara Republik Indonesia. Hakim tersebut tertangkap menerima suap dan diduga pengguna zat adiktif psikotropika. Tahap awal pemeriksaan medis menunjukkan indikasi bahwa terdakwa positif menggunakan zat adiktif psikotropika.

Di saat pemeriksaan medis yang lebih lengkap menyeluruh hendak dilakukan, Anda didatangi oleh sejumlah orang tidak dikenal yang mengatas namakan institusi tertentu dan menawarkan kepada Anda imbalan uang dalam jumlah sangat menggiurkan. Permintaan mereka pun sederhana, yaitu anda diminta menghapus semua indikasi awal penggunaan zat psikotropika dalam pemeriksaan hakim terdakwa. Tawaran imbalan itu ternyata juga disertai dengan ancaman serius bagi hidup Anda dan keluarga Anda, jika Anda menolak permintaan mereka.

Page 8: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

untuk menerima suap maka dikatakan

keputusan negatif. Keputusan ini juga

merupakan keputusan partikular, karena

predikat menerangkan sebagian dari

seluruh luas subyeknya. Hal itu bisa kita

lihat dari: jika dokter memilih untuk

menolak maka beberapa anggota

keluarganya akan meninggal, dan jika

menerima maka hal-hal yang berkaitan

dengan penggunaan zat adiktif

psikotropika akan berkelanjutan. Mungkin

dampaknya bisa lebih luas lagi.

Penyimpulan yang terdapat dalam

kasus ini merupakan penyimpulan

langsung karena bergerak dari suatu

premis tunggal menuju kesimpulan.

Berdasarkan jenisnya, kesimpulan ini

termasuk kesimpulan induksi karena

menyimpulkan pengetahuan yang khusus

menuju pengetahuan yang umum.

Pengetahuan yang khusus dapat kita lihat

di awal kalimat yaitu melakukan

pemeriksaan terhadap hakim yang

terkenal.

Konsekuensi yang mungkin terjadi

jika dokter menolak untuk menerima suap

yaitu dalam hal sosial keluarganya

mungkin akan terbunuh, dalam hal politik

mungkin jabatannya sebagai pimpinan IDI

bisa diturunkan, dalam bidang agama

berarti dokter berpegang teguh terhadap

firman Tuhan, dan dalam bidang moral

dokter tidak melanggar kode etik

kedokteran.

KesimpulanSebagai seorang dokter, kita harus

menjaga integritas diri kita, jangan mau

menerima suapan dari pejabat yang

melakukan pelanggaran. Jika dalam situasi

yang dilema seperti kasus diatas maka

berdoalah kepada Tuhan, karena Tuhan

akan membantu orang yang tertindas.

Jangan takut. Karena bagaimanapun Tuhan

memberikan pencobaan yang sesuai

dengan kemampuan kita.

8

Page 9: PBL Blok 2 Modul 1

Penggunaan Ilmu Dasar Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hariTinjauan Pustaka

Daftar Pustaka

1. Hadi PH. Apa itu filsafat?. Diterjemahkan dari Osborne R, What is philosophy?. In: Osborne R. Philosophy for beginners. New York: Writers and Readers Publishing Inc; 1991.p.1-3.

2. Supardi. Diktat mata kuliah dasar-dasar ilmu sosial. Filsafat ilmu, dan ilmu sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta; 2009. h. 4

3. Zakaria I, Long AS. Titik temu antara falsafah dan kehidupan praktis. IJIT June 2013; 3: 39-40.

4. Lanur, A. Asas-asas pemikiran. Dalam: Lanur, A. Logika selayang pandang. Yogyakarta: Kanisius; 1983. h. 57-60.

5. Lanur, A. Keputusan. Dalam: Lanur, A. Logika selayang pandang. Yogyakarta: Kanisius; 1983. h. 26-31.

6. Lanur, A. Penyimpulan. Dalam: Lanur, A. Logika selayang pandang. Yogyakarta: Kanisius; 1983. h. 38-40.

9