pbl 1 bioetika

18
BIOETIKA Christy Rattekanan 102012169 B9

description

Bioetika

Transcript of pbl 1 bioetika

BIOETIKA

Christy Rattekanan102012169B9

BAB IPENDAHULUAN

Latar belakang Bioetika berasal dari kata Yunani yaitu bios dan ethos. Bios artinya hidup sedangkan ethos artinya adat istiadat atau moral, sehingga secara harfiah artinya etika hidup. Mina dan perhatian kepada bioetika muncul pada tahun 1960an dan awal 1970. Terkadang istilah bioetika dipakai sebagai sebutan etika medis. Masalah bioetika pertama kali diteliti oleh Institute for the Study of Society, Ethics and the Life Sciences, Hasting Center, New York ( Amerika Serikat ) pada tahun 1969. Bioetika merupakan studi indisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro/makro, masa kini atau masa mendatang.Kaidah-kaidah bioetika terbagi atas 4, yaitu :1. BENEFICENCE : Mengutamakan altruise ( menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepantingan orang lain ) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter Mengususahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang Menjamin kehidupan baik minimal manusia Pembatasan goal based Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban menolong pasien gawat darurat Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan Tidak menarik honorarium di luar kepantasan Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan Mengembangkan profesi secara terus menerus Memberikan obat berkhasiat namun murah Menerapkan Golden Rule Principle

2. Non-maleficence : Menolong pasien emergency Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah Pasien dalam keadaan amat berbahaya ( darurat ) atau beresiko hilangnya sesuatu yang penting ( gawat ) Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter ( hanya mengalami resiko minimal ) Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien ( euthanasia ) Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien Tidak memandang pasien hanya sebagai objek Mengobati secara tidak proporsional Mencegah pasien dari bahaya Menghindari misrepresentasi dari pasien Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian Memberikan semangat hidup Melindungi pasien dari serangan Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien/keluarga

3. Self-determination ( autonomy ) Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan ( pada kondisi elektif ) Berterus terang Menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Menghargai rasionalitas pasien Melaksanakan informed consent Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri Sabar menunggu keputusa yang akan diambil pasien pada kasus non emergency Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien Menjaga hubungan ( kontrak )4. Justice Memberlakukan segala sesuatu secara universal Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama Menghargai hak sehat pasien ( affordabillity, equality, accesbility, avaibility,quality ) Menghargai hak hukum pasien Menghargai hak orag lain Menjaga kelompok rentan ( yang paling merugikan ) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial dll Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian ( biaya, beban, sanksi ) secara adil Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan Bijak dalam makroalokasi

Rumusan MasalahDari kasus tentang bioetika yang diberikan, kita meneliti setiap paragrafnya.

Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Sehari harinya ia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Hal ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang datang berobat karena Puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada. Dokter bagus bertugas dari pagi sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang sedag mengantri. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukannya agar pemeriksaan berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah seorang ibu, datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukupPasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa anak tersebut, dr Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada di kota. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baiklah kalu begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr. Bagus. pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini kata dr. Bagus kepada pak mantri.Pasien ketiga adalah seorang laki-laki. Pasien tersebut menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di rumah sakit. Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapat pengobatan lebih lanjut. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter bagus ragu apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan pengetahuannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan pasien tampak sehat. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat-obat kemoterapeutik. pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat-obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dr. Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua pasien.Saat mempersilahkan pasien keempat masuk ke ruang periksa, dr.bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil mengotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dn setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dr. Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut tampak bengkak dan pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang-tulang ditelapak tangan tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi keluar apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter bagus. Sambil bersimbah peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki-lakinya datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan peyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.Waktu telah memasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda yang sangat cerewet, karena begitu masuk ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat tepat langgananya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari lab Klinik ini dr. Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim kesitu. Pernah dua bulan yang lalu dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh Rp. 300.000,-.Setelah pasien kelima, dokter Bagus melihat ruangan, tampak antrian pasien yang masih banyak. pak mantri tolong umumkan ke pasien, saya akan istirahat makan sejenak kata dr. Bagus. Demikianlah kegiatan sehari hari dr. Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter Bagus mengabdi di desa tersebut.

TUJUANTujuan dari penuisan makalah ini adalah untuk menambah kemampuan mahasiswa dalam berbagai kasus yang terjadi berkaitan dengan bioetika ( beneficence, autonomy, non-maleficence dan justice ) agar kelak ketika telah menajdi dokter, kaidah ini menjadi dasar dari setiap tindakan atau perbuatan seorang dokter yang baik.

BAB IIPEMBAHASAN

Dalam kasus yang diberikan, kita akan melihat dan mengkaji paragaraf per paragraf.

Paragraf 1 terdapat :Kaidah beneficence poin 1 :Mengutamakan altruise ( menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepantingan orang lain )Kalimat : Dokter bagus bertugas dari pagi sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya. Alasan : karena dokter Bagus tetap bersedia menolong orang yang membutuhkan pertolongannya meskipun dokter Bagus sendiri telah lelah bekerja dari pagi hingga sore.Paragraf 2 terdapat :Kaidah justice poin 3 :Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang samaKalimat :Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukannya agar pemeriksaan berjalan tertib teraturAlasan : karena dokter Bagus tidak menomorsatukan salah satu pasiennya. Semuanya diharuskan mengantri sesuai urutannya.Kaidah justice poin 4 :Menghargai hak sehat pasien ( affordabillity, equality, accesbility, avaibility,quality )

Kalimat : Setelah memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukupAlasan : dokter Bagus berusaha agar ibu tersebut lebih cepat proses penyembuhannya dengan bukan hanya memberikan obat tapi juga nasehat.Paragraf 3 terdapat :Kaidah autonomy poin 1 :Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien.Kalimat : Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobatAlasan : ibu tersebut diberi kesempatan oleh dokter Bagus untuk menolak anjuran dokter Bagus agar anaknya di rawat di RS.Kaidah Beneficence poin 1 :Mengutamakan altruise ( menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepantingan orang lain )Kalimat :baiklah kalu begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibuAlasan : sebenarnya jika Dokter Bagus mau, dokter Bagus tidak perlu lagi datang ke rumah ibu tersebut setelah selesai kerja, tapi karna beliau mengutamakan altruisme, beliau melakukannya.Kaidah beneficence poin 15 :Memberikan obat berkhasiat namun murahKalimat : pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu inialasan : dokter Bagus memberikan puyer dan menyuruh mantri untuk mengajarkan cara membuat oralit. Obat tersebut memang tidaklah mahal, tapi cukup berkhasiat untuk penyakit anak ibu tersebut.

Paragraf 4 terdapat :Kaidah Beneficence poin 3:Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokterKalimat : Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapat pengobatan lebih lanjut. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut....Karena berdasarkan pengetahuannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuhAlasan : orang tua pasien adalah orang miskin, namun mereka ingin agar anaknya sembuh. Meskipun begitu, dokter Bagus tidak menyuruh ataupun memaksa orang tua pasien untuk membeli obat-obatan tersebut, selain karena obat tersebut sangat mahal, menurut pengetahuan dokter Bagus, obat tersebut juga tidk akan berguna lagi untuk anak mereka.Kaidah beneficence poin 6 :Menjamin kehidupan baik minimal manusiaKalimat :pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat-obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dr. Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua pasien.Alasan : dokter Bagus tahu bahwa pasien tersebut sudah parah, namun meskipun begitu, dokter Bagus memberikan obat-obatan untuk meringankan sakit pasien tersebut.Kaidah non-maleficence poin 9 :Menghindari misrepresentasi dari pasienKalimat :Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat-obat kemoterapeutik.Alasan : menghindari misrepresentasi maksudnya adalah menghindari kesalahpahaman dari pasien. Jadi didalam kasus tersebut, dokter Bagus menjelaskan tentang keadaan pasien.Paragraf 5 terdapat :Kaidah non-maleficence poin 1:Menolong pasien emergencyKalimat :Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebutAlasan : pasien yang keempat ini telah menunggu dan mengantri sejak pagi, namun karena tiba-tiba ada pasien yang lebih gawat, dokter Bagus memberikan perhatiannya kepada pasien yang emergency ini.Poin 2: Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah Pasien dalam keadaan amat berbahaya ( darurat ) atau beresiko hilangnya sesuatu yang penting ( gawat ) Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter ( hanya mengalami resiko minimal )Kalimat :dr.bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil mengotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri..., dr. Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut tampak bengkak dan pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang-tulang ditelapak tangan tersebut hancur...Sambil bersimbah peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.Alasan : sudah dijelaskan di dalam kasus tersebut bahwa pasien dalam keadaan yang emergency sehingga harus cepat di tangani. Memang tangannya diamputasi, tapi itu lebih baik daripada ia kehilangan nyawanya.Poin 3 :Mengobati pasien yang lukaKalimat :Sambil bersimbah peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.Alasan : tangan pemuda tersebut terluka karena tergiling di dalam mesin penggilingan padi. Dokter mengobatinya dengan tindakan amputasi, dikarenakan tulang-tulang telapak tangannya yang telah hancur.Poin 8 :Mencegah pasien dari bahayaKalimat :Sambil bersimbah peluh, dokter bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut.Alasan : dokter Bagus mau tidak mau harus melakukan amputasi, jika dibiarkan, keadaan ini akan berbahaya bagi kesehatan pasien.Poin 9 :Menghindari misrepresentasi dari pasienKalimat :Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasiAlasan : dokter Bagus tidak ingin istri/pasien sendiri merasa kecewa karena tangan yang diamputasi tanpa sebab yang jelas. Maka dari itu, sebelum melakukannya, dokter Bagus menjelaskannya kepada istri pasien tersebut.Paragraf 6 terdapat :kaidah beneficence poin 4 dan poin 9:Mengususahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannyaMinimalisasi akibat burukKalimat :Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kotaAlasan : karena dokter Bagus tidak mampu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter Bagus membuat surat rujukan. Jika kecurigaan dokter Bagus benar, maka ia telah mengusahakan lebih banyak kebaikan dari tindakan ini. Hal ini juga meminimalisasi kemungkinan yang lebih buruk yang akan terjadi.Paragraf 7 terdapat :Pelanggaran kaidah non maleficence poin 4 dan poin 9 :Tidak membunuh pasien ( euthanasia )Menghindari misrepresentasi dari pasienPelanggaran kaidah autonomy poin 1 dan poin 3 :Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasienBerterus terangKalimat :Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat tepat langgananya yang berada di kota, jauh dari puskesmasAlasan : dokter Bagus tidak mendengarkan keluhan ibu tersebut bahkan tidak bertanya apapun. Dokter Bagus malah langsung memberikan surat rujukan tanpa tahu penyakit apa yang diderita ibu tersebut. Ibu ini juga pasti bingung, kenapa ia harus dirujuk tanda mengetahui sakitnya ataupun mengetahui diagnosa dokter Bagus.Paragraf 8 terdapat :Pelanggara kaidah beneficence poin 1 :Mengutamakan altruise ( menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepantingan orang lain )Kalimat :pak mantri tolong umumkan ke pasien, saya akan istirahat makan sejenak kata dr. Bagus.Alasan : seorang dokter yang baik, sudah kewajibannya untuk mengutamakan pasien. Meskipun pasien tersebut sudah menunggu sejak pagi, tapi dokter Bagus malah tidak mempedulikannya dan malah istirahat makan.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN :Setelah mempelajari kaidah-kaidah bioetika, saya dapat meneliti kasus yang diberikan. Setalah dikaji dari satu paragraf ke paragraf lainnya, dapat dikatakan bahwa dokter Bagus telah menjalankan tugasnya sebagai dokter dengan kaidah-kaidah bioetika. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa dokter Bagus juga melanggar beberapa kaidah bioetik. Dari kasus ini, kita dapat belajar dari pengalaman dokter Bagus. Tapi jangan kita meniru hal yang kurang baik baik dari dokter Bagus ketika melanggar kaidah bioetika.

Daftar Pustaka

Chang, Wiliam. Bioetika. Yogyakarta, Indonesia. Penerbit Kanisius, April 2009.Hanafiah, Sp.OG (K), Prof.dr.M.Jusuf dan Prof.dr.Amri Amir, Sp.F(K),SH. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi 4. Jakarta, Indonesia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007