Patogenesis TBC

5
Patogenesis TBC Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman tuberkulosis adalah kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularannya adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita penyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh

Transcript of Patogenesis TBC

Page 1: Patogenesis TBC

Patogenesis TBC

Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi

dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman tuberkulosis adalah kuman ini berbentuk

batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu

disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari

langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam

jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

Sumber penularannya adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau

bersin, penderita penyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak).

Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa

jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan.

Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut

dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem

saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya. Daya

penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari

parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita

tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut

dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi

droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Mycobacterium tuberculosis yang terhirup akan masuk ke paru-paru akan ditelan

oleh makrofag alveolar, kemudian makrofag akan melakukan 3 fungsi penting, yaitu:

1) Menghasilkan enzim proteolitik dan metabolit lain yang mempunyai efek

mikobakterisidal;

2) Menghasilkan mediator terlarut (sitokin) sebagai respon terhadap M. tuberculosis

berupa IL-1, IL-6,TNF-α(Tumor Necrosis Factor alfa), TGF-β (Transforming Growth

Factor beta)

3) Memproses dan mempresentasikan antigen mikobakteri pada limfosit T.

Sitokinin yang dihasilkan makrofag mempunyai potensi untuk menekan efek

imunoregulator dan menyebabkan manifestasi klinis terhadap tuberkulosis. IL-1 merupakan

pirogen endogen yang menyebabkan demam sebagai karakteristik tuberkulosis. IL-6 akan

meningkatkan produksi imunoglobulin oleh sel B yang teraktivasi, menyebabkan

hiperglobulinemia yang banyak dijumpai pada penderita tuberkulosis. TGF berfungsi sama

Page 2: Patogenesis TBC

dengan IFN untuk meningkatkan produksi metabolisme nitrit oksida dan membunuh bakteria

serta diperlukan untuk pembentukan granuloma untuk mengatasi infeksi mikobakteria. Selain

itu, TNF dapat menyebabkan efek patogenesis seperti demam, menurunnya berat badan dan

nekrosis jaringan yang merupakan ciri khas tuberkulsois. Pada pesakit tuberkulosis TNF juga

berperanan untuk meningkatkan aktivit sel T melakukan apoptosis baik secara spontan

maupun oleh stimulasi M. Tuberculosis secara in vitro. IL-10 meningkatkan produksi sitokin

oleh monosit dan limfosit sedangkan TGF menekan proliferasi sel T dan menghambat fungsi

efektor makrofag.

Karbohidrat dan komponen glikolipid pada dinding sel mikobakteria sama fungsinya

dengan protein yang akan meningkatkan efek imunosupresi makrofag pada pesakit

tuberkulosis. Lipoarabinomanan, suatu komplek hetero-polisakarida yang terletak di dalam

membran sel mikobakteria akan menekan respon proliferasi terhadap M. tuberculosis melalui

rangsangan terhadap makrofag untuk melepaskan sitokin imunosupresif seperti IL-10.

Lipoarabinomanan akan meningkatkan aktivasi makrofag oleh IFN dan akan mengeluarkan

radikal bebas oksigen serta mengakibatkan kerusakan oleh patogen intraselular. Dengan

menghindari aktivasi makrofag, lipoarabinomanan yang berasal dari strain M. tuberculosis

virulen berperanan sebagai faktor virulen yang menyebabkan organisme terlepas dari

mekanisme eliminasi sitokin.

Page 3: Patogenesis TBC

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang............................................................................... 1

1.2. Tujuan............................................................................................ 2

1.3. Manfaat.......................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3

2.1 Definisi TB Paru............................................................................ 4

2.2 Epidemiologi TB Paru................................................................... 5

2.3 Etiologi TB Paru............................................................................ 5

2.4 Patogenesis TB Paru...................................................................... 6

2.5 Klasifikasi TB Paru........................................................................ 9

2.6 Manifestasi Klinis TB Paru............................................................ 10

2.7 Diagnosis TB Paru......................................................................... 11

2.8 Pemeriksaan Penunjang TB Paru................................................... 12

2.9 Tatalaksana TB Paru...................................................................... 13

2.10 Tatalaksana TB Paru pada Keadaan Khusus ................................ 13

2.11 DOTS............................................................................................. 14

2.12 Komplikasi TB Paru...................................................................... 14

2.13 Pencegahan TB Paru...................................................................... 15

2.14 Prognosis TB Paru......................................................................... 16

BAB 3 STATUS ORANG SAKIT..................................................................... 17

BAB 4 KESIMPULAN...................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA