PATOFISIOLOGI SINDROMA NEFROTIK

2
PATOFISIOLOGI SINDROMA NEFROTIK 1. Proteinuria Belum diketahui patofisiologi secara pasti. Tapi ada teori yang menyatakan bahwa hilangnya muatan negatif yang biasanya terdapat di sepanjang endotel kapiler glomerulus dan membran basal. Hilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan albumin yang bermuatan negatif tertarik keluar menembus sawar kapiler glomerulus. 2. Hipoalbuminemia Hipoalbuminemia terjadi karena albumin banyak terbuang dari kapiler glomerulus. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik koloid plasma intravascular. Keadaan ini menyebabkan terjadi ekstravasasi cairan menembus dinding kapiler dari ruang intravascular ke ruang interstisial yang menyebabkan sembab (bengkak). 3. Hiperkolesterolemia Pada sindroma nefrotik hiperkolesterolemia biasanya terjadi karena kenaikan lipid dan lipoprotein yang sangat kompleks, oleh karena adanya pengaruh timbal balik proses metabolisme lipoprotein. Keadaan hipoproteinemia atau hipoalbuminemia akan menyebabkan kompensasi pembentukan berbagai jenis protein termasuk lipoprotein (VLDL, IDL, LDL) oleh hati sehingga pada penderita sindrom nefrotik dapat ditemukan peningkatan kolesterol total dan LDL kolesterol. Selain itu klirens lemak yang berkurang

description

PATOFISIOLOGIII S. NEFROTIK

Transcript of PATOFISIOLOGI SINDROMA NEFROTIK

PATOFISIOLOGI SINDROMA NEFROTIK1. Proteinuria

Belum diketahui patofisiologi secara pasti. Tapi ada teori yang menyatakan bahwa hilangnya muatan negatif yang biasanya terdapat di sepanjang endotel kapiler glomerulus dan membran basal. Hilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan albumin yang bermuatan negatif tertarik keluar menembus sawar kapiler glomerulus.

2. Hipoalbuminemia

Hipoalbuminemia terjadi karena albumin banyak terbuang dari kapiler glomerulus. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik koloid plasma intravascular. Keadaan ini menyebabkan terjadi ekstravasasi cairan menembus dinding kapiler dari ruang intravascular ke ruang interstisial yang menyebabkan sembab (bengkak).

3. Hiperkolesterolemia

Pada sindroma nefrotik hiperkolesterolemia biasanya terjadi karena kenaikan lipid dan lipoprotein yang sangat kompleks, oleh karena adanya pengaruh timbal balik proses metabolisme lipoprotein. Keadaan hipoproteinemia atau hipoalbuminemia akan menyebabkan kompensasi pembentukan berbagai jenis protein termasuk lipoprotein (VLDL, IDL, LDL) oleh hati sehingga pada penderita sindrom nefrotik dapat ditemukan peningkatan kolesterol total dan LDL kolesterol. Selain itu klirens lemak yang berkurang menyebabkan terjadinya peningkatan lemak dalam darah. Di samping albumin, enzim-enzim penting lainnya yang berperan dalam metabolisme kolesterol ikut keluar bersama albumin melalui glomeruli, yang juga mengakibatkan kolesterol dalam darah menjadi tinggi.