PATOFISIOLOGI LARING
-
Upload
azizah-boenjamin -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of PATOFISIOLOGI LARING
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 1/16
"
PATOFISIOLOGI LARING
Kelainan Kongenital
• Laringomalasi
Kelainan ini paling sering ditemukan. Pada stadium awal ditemukan epiglottis
lemah, sehingga pada waktu inspirasi epiglotik tertarik ke bawah dan menutup rima
glottis. Dengan demikian bila pasien bernafas, nafasnya berbunyi (stridor). Stridor ini
merupakan gejala awal, dapat menetap dan mungkin pula hilang timbul, ini disebabkan
lemahnya rangka laring.
Tanda sumbatan jalan nafas dapat terlihat dengan adanya cekungan (retraksi) di
daerah suprasternal, epigastrium, intercostal, dan supraklavikular.
Bila sumbatan laring makin hebat, sebaiknya dilakukan intubasi endotrakea.
Jangan dilakukan trakeostomi, sebab seringkali laringomalasia disertai dengan
trakeomalasia.
Orang tua pasien diedukasi supaya lekas datang ke dokter apabila terdapat peradangan di
saluran nafas bagian atas, seperti pilek dan lain-lain.
•
Stenosis Subglotik
Pada daerah subglotik, 2-3 cm dari pita suara, sering terdapat penyempitan (stenosis).
Kelainan yang dapat menyebabkan stenosis subglotis ialah: 1. Penebalan jaringan
submukosa dengan hyperplasia kelenjar mucus dan fibrosis. 2. Kelainan bentuk tulang
rawan krikoid dengan luman yang leboh kecil, 3. Bentuk tulang rawan krikoid normal
dengan ukuran lebih kecil, 4. Pergeseran cincin trakea pertama kea rah atas belakang ke
dalam lumen krokoid.
Gejala stenosis subglotis ialah stridor, dispneu, retraksi di suprasternal, epigastrium,intercostal serta subklavikula. Pada stadium yang lebih berat akan ditemukan sianosis dan
apneu, sebagai akibat sumbatan jalan nafas, shingga mungkin juga terjadi gagal nafas.
Terapi stenosis subglotis tergantung pada kelainan yang menyebabkannya. Pada
umumnya terapi stenosis subglotis yang disebabkan oleh kelainan submukosa ialah
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 2/16
#
dilatasi atau dengan laser CO2. Stenosis subglotik yang disebabkan oleh kelainan bentuk
tulang rawan krikoid dilakukan terapi pembedahan dengan melakukan rekonstruksi.
• Selaput Laring
Suatu selaput yang transparan (web) dapat tumbuh di daerah glottis, supraglotik, atau
subglotik. Selaput ini terbanyak tumbuh di daerah glottis (75%), subglotik (13%) dan di
supraglotik sebanyak 12%.
Terdapat gejala sumbatan laring, dan untuk terapinya dilakukan bedah mikro laring untuk
membuang selaput itu dengan memakai laringoskop suspensi.
• Kista Kongenital
Kista sering tumbuh di pangkal lidah atau di plika vantrikularis. Untuk
penanggulangannya ialah dengan mengangkat kista itu dengan bedah mikro laring.
• Hemangioma
Hemangioma biasanya timbul didaerah subglotik. Sering pula disertai dengan
hemangioma di tempat lain, seperti dileher. Gejalanya ialah terdapat hemoptysis, dan bila
tumor itu besar, terdapat juga gejala sumbatan laring. Terapinya ialah dengan bedah laser,
kortikosteroid atau dengan obat-obatan skleroting.
• Fistel Laringotrakea-Esofageal
Kelainan ini terjadi karena kegagalan penutupan dinding posterior kartilago krikoid.
Terdapat gejala pneumonia, oleh karena aspirasi cairan dari esophagus, dan kadang-
kadang terdspat juga gejala sumbatan laring.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 3/16
$
Laringitis
• Definisi : peradangan yang terjadi pada pita suara (laring) yang dapat menyebabkan suara
parau.
•
Klasifikasi, Gejala dan Tanda :
1. Laringitis Akut!
Radang akut laring, pada umumnya kelanjutan dari rinofaringitisi (common cold)
Bakteri yg menyebabkan radang lokal atau viru yg menyebabkan peradangan sistemik
Gejala : demam, malaise (umum), suara parau atau smpai afoni, sumbatan laring,
batuk kering atau dahak
Pemeriksaaan : mukosa laring hiperemis, membengkakm terutam diatas dan bawah
pita suara
2. Laringitis Kronik
Disebabkan oleh sinusitis kronis, deviasi septum yangberat, polip hidung atau
bronkitis kronis, vocal abuse
Gejala : suara parau menetap, rasa terasngkut di tenggorokan, pasien sering
mendehem tanpa mengeluarkan sekretkarena mukosa menenbal
Pemeriksaanya: mukosa menebal, hiperemis, permukaan tidak rata
3. Laringitis Kronik Spesifik
Laringitis TB
" Stadium Infiltrasi
Pembengkakan dan hiperemis mukosa laring bagian posterior, pita suara
Submukosa : terbentuk tuberkel, mukosa tdk rata, tampak bintik-bintik kebiruan,
tuberkel ini makin membesar ! tuberkel berdekatan bersatu! mukosa diatasnya
meregang ! karena meregang! pecah dan timbul ulkus
"
Stadium ulserasi
Akhir stadium infiltrasi ! ulkus, yang dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkijuan,nyeri ! ulkus makin dalam! mengenai kartilago aritenoid dan epiglotis
" Stadium perikondritis
Terbentuk fibrotuberkulois pada dinding posterior, pita suara dan subglotik,
dengan gejala :
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 4/16
%
# rasa kering, panas, dan tertekan di daerah laring
# Suara parau
# Hemoptisis
# Nyeri waktu menelan
# Keadaan umum buruk
# Pemeriksaan paru : terdapat proses aktif
Perbedaan Faringitis Tonsillitis
• Faring terasa kering
• Sakit telan sampai telinga
•
Berdahak
• Sakit kepala dan suhu badan
naik
• Lesu dan nafsu makan
berkurang
• Sakit telan / odinofagi
• Lesu dan suhu naik
•
Sakit kepala dan sakit di otot-otot
•
Kadang-kadang batuk, serak,
nafas bau
• Otalgia
Mukosa faring :
• Bengkak (udem)
• Merah (hiperemi)
• Lendir : serus
Kel. Limfe leher membesar
Tonsil :
• merah
• bengkak
• permukaan / kripte
tertutup detritus.
Uvula : merah dan bengkak
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 5/16
&
Faring : Hipersekresi
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 6/16
'
TUMOR LARING
A. TUMOR JINAK LARING
Tumor jinak laring tidak banyak ditemukan, hanya kurang lebih 5 % dari semua jenis tumor laring.
Tumor jinak laring dapat berupa :
1.
Papiloma laring (terbanyak frekuensi)
2.
Adenoma
3.
Kondroma
4.
Mioblastoma sel granuler
5.
Hemangioma
6. Lipoma
7. Neurofibroma
• PAPILOMA LARING
Tumor ini dapat digolongkan dalam 2 jenis :
1.
Papiloma laring juvenil, ditemukan pada anak, biasanya berbentuk multipel dan mengalami
regresi pada waktu dewasa.
2.
Pada orang dewasa biasanya berbentuk tunggal, tidak akan mengalami resolusi dan
merupakan prekanker.
Bentuk Juvenil
Tumor ini dapat tumbuh pada pita suara bagian anterior atau daerah subglotik. Dapat pula tumbuh di
plika ventrikularis atau aritenoid.
Secara makroskopik bentuknya seperti buah murbei berwarna putih kelabu dan kadang-kadang
kemerahan. Jaringan tumor ini sangat rapuh dan kalau dipotong tidak menyebabkan perdarahan.
Sifat yang menonjol dari tumor ini adalah sering tumbuh lagi setelah diangkat, sehingga operasi
pengangkatan harus dilakukan berulang-ulang.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 7/16
(
Gejala
Gejala papiloma laring yang utama ialah suara parau. Kadang-kadang terdapat pula batuk. Apabila
papiloma telah menutup rima glotis maka timbul sesak nafas dengan stridor.
Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan laring langsung
2. Biopsi
3.
Pemeriksaan patologi anatomi.
Terapi
-
Ekstirpasi papiloma dengan bedah mikro atau dengan sinar laser. Oleh karena sering tumbuh
lagi, maka tindakan ini diulangi berkali-kali. Kadang-kadang dalam seminggu sudah tampak
papiloma yang tumbuh lagi.
-
Terapi terhadap penyebabnya belum memuaskan, karena sampai sekarang etiologinya belum
diketahui dengan pasti.
- Untuk terapinya diberikan juga vaksin daari massa tumor, obat anti virus, hormon, kalsium,
atau ID methionin (essential aminoacid).
Tidak dianjurkan memberikan radioterapi oleh karena papiloma dapat berubah menjadi ganas.
Sekarang tersangka penyebabnya ialah virus, tetapi pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron
inclusion body tidak ditemukan.
B.
TUMOR GANAS LARING
Keganasan di laring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena
penanggulangannya mencakup berbagai segi.
Penatalaksanaan keganasan di laring tanpa memperhatikan bidang rehabilitasi belumlah lengkap.
Etiologi
Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan| pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa
perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap
karsinoma laring. Penelitian epidemiologik menggambarkan beberapa hal yang diduga
menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpapar oleh sinar
radioaktif.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 8/16
)
Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring
jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan resiko untuk mendapatkan
karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap.
Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring adalah diagnosis dini dan pengobatan /tindakan yang tepat dan kuratif, karena tumornya masih terisolasi dan dapat diangkat
secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan
memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi sfingter laring.
Klasifikasi letak tumor
Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai daari tepi atas epislotis sampai batas
bawah glotis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring.
Tumor glotik mengenaai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm di bawah tepi
bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsik pita suara. Batas superior
adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai 1 aatau ke dua pitaaa suara,
dapat meluas ke sub glotik sejauh 10 mm, dan dapat mengenai komisura anterior atau posterior
ataau prossesus vokalis kartilago aritenoid.
Tumor sub glotik tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli sampai
batas inferior krikoid.
Tumor ganas transglotik adalah tumor yang menyebrangi ventrikel mengenai pita suara
asli dan pita suara palsu, atau meluas ke subglotik lebih dari 10 mm.
Gejala
1. Serak
Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini tumor pita suara.
Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada sangaat dipengaruhi
oleh besar celah glotik, besar pita suara, kecepatan getaran dan ketegangan pita suaara. Padatumor ganas laring, pita suara gagal befungsi secara baik disebabkan oleh ketidak teraturan
pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan
ligamen rikoaritenoid, dan kadang-kadang menyerang syaraf. Adanya tumor di pita suara
akan mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak menyebabkan
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 9/16
*
kualitas suara menjadi kasar, mengganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa.
Kadang-kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas atau paralisis komplit.
Hubungan antara serak dengan tumor laring tergantung letak tumor. Apabila tumor tumbuh
pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan mnetap. Apabila tumor tumbuh di
daerah ventrikel laring, di bagian bawah plika ventrikularis atau di batas inferior pita suara
serak akan timbul kemudian. Pada tumor supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan
gjala akhir atau tidak timbul sama sekali. Pada kelompok ini, gejala pertama tidak khas dan
subjektif seperti perasaan tidak nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor
hipofarig jarang menimbulkan serak, kecuali tumornya eksentif. Fiksasi dan nyeri
menimbulkan suara bergumun (hot potato voice).
2.
Dispneu dan stridor.
Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas dan dapat timbul
pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massaa tumor,
penumpukkan kotoran atau sekret,maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik
atau transglotik terdapat dua gejala tersebut. Sumbatan dapat terjaadi secara perlahan-lahan
dapat dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya dispneu dan stridor adalah tanda dan
prognosis kurang baik.
3. Nyeri tenggorok.
Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.
4. Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus piriformis.
Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumior ganas postkrikoid. Rasa
nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai
struktur ekstra laring.
4.
Batuk dan hemoptisis.
Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekannya
hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering terjadi pada
tumor glotik dan supraglotik.
6. Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk hemoptisis dan penurunan
berat badan menandakan perluasan tumor ke luar jaringan atau metastase lebih jauh.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 10/16
"+
7. Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor ganas
yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut.
8. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang
menyerang kaartilago tiroid dan perikondrium.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca laring atau
langsung dengan mengguinakkn laringoskop. Pemeriksssaan penunjang yang diperlukan selain
pemeriksaan laboratorium darah, juga pemeriksaan radiologik. Foto thorak diperlukan untuk
menilai keadaan paru, ada tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. CT Scan laring dapat
memperlihatkan keadaan tumor pada tulang rawan tiroid adan daerah pre-epiglotis serta
metastasis kelenjar getah beningleher.
Diagnosis paasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologik anatomik dari bahan biopsi laring,
dan biopsi jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Hasil atologi anatomik
yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.
KLASIFIKASI TUMOR GANAS LARING (AJCC DAN UICC 1988)
TUMOR PRIMER
SUPRAGLOTIS
Tis Karsinoma insitu
T1 Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu (gerakan masih baik).
T2 Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daaerah supra glotis dan glotis masih bisa
bergerak (tidak terfiksir).T3 Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah krikoid bagian
belakang, dinding medial daari sinus piriformis, dan arah ke rongga pre epiglotis.
T4 Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak pada leher
atau sudah merusak tulang rawan tiroid.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 11/16
""
GLOTIS
Tis Karsinoma insitu.
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik,
atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak
atau sudah terfiksir (impaired mobility).
T3 Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring.
SUBGLOTIS
Tis karsinoma insitu
T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis.
T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir.
T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan keluar laring atau
kedua-duanya.
Penjalaran ke kelenjar limfa (N)
Nx Kelenjaar limfa tidak teraba
N0 Secara klinis kelenjar tidak teraba
N1 Secara klinis teraba satu kelenjar limfa dengan ukuran diameter 3 cm homolateral.
N2 Teraba kelenjar limfa tunggal, ipsilateral dengan ukuran diameter 3 - 6 cm.
N2a Satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter labih dari3 cm tapi tiak lebih daari 6
cm.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 12/16
"#
N2b Multipel kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak lebih dari 6 cm.
N2c Metastasis bilateral atau kontralateral, diameter tidak lebih daaari 6 cm.
N3 Metastasis kelenjar limfa lebih dari 6 cm.
METASTASIS JAUH (M)
Mx Tidak terdapat/terdeteksi.
M0 Tidak ada metastasis jauh.
M1 Terdapat metastasis jauh.
STAGING (STADIUM)
ST1 T1 N0 M0
STII T2 N0 M0
STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0
STIV T4 N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2?T3/T4 N1/N2/N3 M3
Penanggulangan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan , maka ditentukan tindakan yang akan diambil
sebagai penenggulangannya.
Ada 3 cara penanggulangan yang lazim dilakukan, yakni pembedahan, radiasi, obat sitostatiska
ataupun kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 13/16
"$
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan radiasi, staium 2 dan 3
dikirim untuk dilakukan operasi, stadium 4 dilakukan operasi dengan rekontruksi, bila masih
memungkinkan atau dikirim untuk radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis ataupun parsial, tergantung lokasi dan penjalarantumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat penjalaran ke kelenjar limfaa leher.
Di bagian THT RSCM tersering dilakukan laringektomi totalis, karena beberapa pertimbangan,
sedangkan laringektomi parsial jarang dilakukan, karena tehnik sulit umtuk menentukan batas
tumor.
Pemakaian sitostatiska belum memuaskan, biasanya jadwal pemberian sitostatiska tidak sampai
selesai karena keadaan umum memburuk, disamping harga obat yang relatif mahal sehingga
tidak terjangkau oleh pasien.
Para ahli berpendapat, bahwa tumor laring ini mempunyai prognosis yang paling baik diantara
tumor-tumor daerah traktus aerodigestivus, bila dikelola dengan tepat, cepat dan radikal.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 14/16
"%
Benda Asing di Jalan Napas
Benda asing (corpus alienum) adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Dengan demikian benda asing di jalan napas adalah
benda yang terdapat pada alat-alat pernapasan yang normalnya tidak ada. Benda asing tersebut
dapat terhisap mulai dari hidung hingga traktus trakeo-bronkial.
Benda asing terbagi menjadi benda asing eksogen dan endogen. Benda asing eksogen
adalah benda asing yang berasal dari luar tubuh, dan sebaliknya dengan benda asing endogen.
Benda asing eksogen biasanya masuk dari melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen
terdiri dari bentuk padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari organik, seperti
kacang-kacangan, tulang, dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain-lain.
Benda asing eksogen cair dibagi menjadi benda yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan non-
iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
membran difteri, bronkolit, cairan amnion, mekonium yang masuk
ke dalam saluran pernapasan.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya benda asing ke dalam saluran
pernapasan, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor personal, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal.
b. Faktor kegagalan mekanisme proteksi yang normal, misal keadaan tidur, kesadaran
menurun, alkoholisme, dan epilepsi.
c. Faktor fisik, yaiutu kelainan dan penyakit neurologik.
d. Proses menelan yang bel surgikal, misal pada tindakan bedah, ekstraksi gigi, dan gigi
molar yang belum tumbuh pada anak umur < 4 tahun.
e.
Faktor kejiwaan, misal emosi dan gangguan psikis.
f. Faktor ukuran dan bentuk serta sifat benda asing.
g. Faktor kecerobohan, seperti meletakkan benda asing di mulut, persiapan makan yang
kurang baik, makan dan minum yang tergesa-gesa, makan sambil bermain pada anak-
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 15/16
"&
anak, dan memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum
lengkap.
Epidemiologi
Dari semua kasus benda asing yang masuk ke saluran pernapasan dan saluran cerna,
sepertiga dari benda asing yang teraspirasi tersangkut di saluran napas. Kejadian aspirasi benda
asing di saluran pernapasan paling sering dialami oleh anak-anak. Lima puluh lima persen (55%)
dari kasus benda asing di saluran napas terjadi pada anak berumur kurang dari 4 tahun dengan
insiden kematian mendadak akibat aspirasi tinggi pada usia tersebut. Kacang atau biji tumbuhan
sering teraspirasi pada anak berumur 2-4 tahun, karena belum memiliki gigi molar yang lengkap
dan belum dapat mengunyah dengan baik. Enam sampai delapan persen benda asing yang
teraspirasi berupa plastik yang sukar didiagnosis secara radiologik, karena bersifat non-iritatif
dan radiolusen, sehingga dapat menetap ditraktus trakeobronkial untuk periode yang lama.
Benda asing di laring dan trakea lebih sering terjadi pada anak kurang dari 1 tahun. Benda asing
hidung lebih sering terjadi pada anak-anak, karena anak usia 2-4 tahun cenderung memasukkan
benda-benda yang ditemukan dan dijangkaunya ke dalam lubang hidung, mulut, atau
dimasukkan oleh anak lain.
Benda asing bronkus paling sering berada di bronkus kanan, karena bronkus utama kanan
lebih besar dan membentuk sudut lebih kecil terhadap trakea dibandingkan dengan bronkus kiri.
Patogenesis
Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus sering ditemukan pada anak di
bawah usia 2 tahun, dengan riwayat yang khas yaitu pada saat benda atau makanan ada di dalam
mulut, anak sedang tertawa atau menjerit, sehingga saat inspirasi, laring terbuka dan makanan
atau benda asing masuk ke dalam laring. Pada saat benda asing terjepit di sfingter laring,
paenderita batuk berulang-ulang (paroksismal). Bila benda asing masuk ke dalam trakea atau
bronkus, kadang terjadi fase asimptomatik selama 24 jam atau lebih, kemudian diikuti oleh fase
pulmonum dengan gejala tergantung pada derajat sumbatan bronkus.
Kerusakan yang terjadi akibat aspirasi benda asing di saluran napas ditentukan oleh jenis
benda yang terhisap. Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidup cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, ulserasi, epistaksis, dan jaringan granulasi.
7/21/2019 PATOFISIOLOGI LARING
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-laring 16/16
"'
Sedangkan benda asing hidup (animate foreign bodies) dapat menyebabkan reaksi inflamasi
dengan derajat bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengan membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau, seperti pada kasus aspirasi
cacing askaris atau serangga.
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan mempunyai sifat higroskopis, mudah
menjadi lunak dan mengembang dengan air, serta menyebabkan iritasi pada mukosa, dan timbul
jaringan granulasi di sekitar benda asing sehingga memperberat gejala sumbatan saluran
pernapasan. Benda asing anorganik menimbulkan rekasi jaringan yang lebihringan dan lebih
mudah didiagnosis karena umumnya benda asing anorganik bersifat radioopak.
Diagnosis
Diagnosis klinis benda asing di saluran napas ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan penunjang. Anamnesis yang cermat pelu ditegakkan tentang adanya
riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba timbul rasa tercekik (chocking), waktu terjadinya, dan jenis
benda yang teraspirasi. Tanda dan gejala lainnya akan dijelaskan pada bab berikutnya.
Pemeriksaan fisik dengan auskultasi dan palpasi perlu dilakukan. Serta pemeriksaan penunjang
radiologik dan endoskopi dapat dilakukan atas indikasi diagnostik dan terapi.
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat aspirasi benda asing di jalan napas dapat bersifat akut dan
kronik. Komplikasi akut yang dapat terjadi antara lain: sesak napas dan hipoksia sampai henti
jalan napas. Sedangkan komplikasi kronik yang dapat terjadi antara lain: pneumonia yang
berlanjut dengan pembentukan abses paru dan kavitas, bronkiektasis, fistel bronkopleura,
pembentukan jaringan granulasi atau polip akibat inflamasi pada mukosa,
pneumomediastinum dan pneumotoraks. Sedangkan bila terjadi keterlambatan diagnosis
lebih dari tiga hari dapat mengakibatkan timbulnya emfisema obstruktif, pergeseran
mediastinum, pneumonia, dan atelektasis.