Patofis Dengan Gangguan Refraksi

16
ASKEP DENGAN GANGGUAN REFRAKSI

Transcript of Patofis Dengan Gangguan Refraksi

ASKEP DENGAN GANGGUAN REFRAKSI

ASKEP DENGAN GANGGUAN REFRAKSIPengertianKelainan refraksi adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada sumbu mata dalam keadaan tidak berakomodasi yang seharusnya direfrasikan tepat pada retina(macula lutea) sehingga tajam penglihatan maksimum tidak direfrasikan oleh mata tepat pada retina (macula lutea) baik itu di depan, di belakang maupun tidak dibiaskan pada satu titik. Kelainan ini merupakan bentuk kelainan visual yang paling sering dan dapat terjadi akibat kelainan pada lensa ataupun bola mata.

PRESBIOPIA

Presbiopia adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa sehingga kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan mata saat melihat. Akibat gangguan tersebut, bayangan jatuh di belakang retina. Kehilangan kemampuan ini biasanya terjadi mulai decade empat.

Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya klien akan kesulitan membaca dekat. Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka klien cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan objek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekat klien, dengan demikian objek dapat dibaca lebih jelas. Klien akan memberikan keluhan setelah membaca berupa mata lelah, berair dan sering merasa pedas.Miopia

Myopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refraktif mata terlalu kuat untuk panjang anteroposterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di depan retina. Hal ini menyebabkan kesulitan melihat objek jauh dan disebut nearsightedness.

Myopia terbagi menjadi :Myopia ringan(S-0.25 S-3.00), Myopia sedang(S-3.25 S-6.00), dan Myopia tinggi(S-6.25). Menurut Sidarta Ilyas (Persatuan Dokter Mata Indonesia), myopia terbagi menjadi myopia ringan (antara 0-3D), myopia sedang(antara 3-6D), dan myopia berat/tinggi (>6D),(Ilyas Sidarta dkk, 2002).

Klien myopia tinggi mudah mengalami ablasio retina yang terjadi karena bola mata yang lonjong sehingga retina menjadi tipis dan muda lepas. myopia yang cukup tinggi akan terjadi strabismus konvergen (esotropia) akibat letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat sehingga kedua mata selalu harus melihat dalam posisi konvergensi.

Hipermetropia

Hipermetropia adalah suatu kondisi ketika kemampuan refraktif mata terlalu lemah yang menyebabkan sinar yang sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina. Gangguan ini terjadi pada diameter anteroposterior bola mata yang pendek sehingga jarak antara lensa dan retina juga pendek dan sinar difokuskan dibelakang retina. Hal ini menyebabkan kesulitan melihat objek dekat dan disebut farsightedness/hyperopia.

Gejala klinis hipermetropiaa. SubjektifKabur bila melihat dekatMata cepat lelah, berair, sering mengantuk dan sakit kepala(astenopia akomodatif)b. ObjektifPupil agak miosisBilik mata depan lebih dangkal

Astigmatismus

a. Astigmatismus adalah tajam penglihatan dimana didapatkan bermacam-macam derajat refraksi pada bermacam-macam meridian sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada tempat yang berbeda. Gangguan ini terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.b. Gejala AstigmatismusSubjektif: DiplopiaObjektif : Gambar dikornea terlihat tidak teratur.

Pengkajian

a. Anamnesis (Data demografi)Umur, myopia dan hipermetropia dapat terjadi pada semua umur sedangkan presbiopia mulai umur 40 tahun. Pekerjaan, perlu dikaji terutama pada pekerjaan yang memerlukan penglihatan ekstra dan pada pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan cahaya yang terlalu lama, seperti operator computer, reparasi jam. Ras, etnis Cina dan Yahudi lebih sering mengalami myopia.

Keluhan yang dirasakan. Pandangan atau penglihatan kabur, kesulitan memfokuskan pandangan, epifora, pusing, sering lelah dan mengantuk, pada klien myopia terdapat astenopia akomodasi yang menyebabkan klien lebih sering beristirahat.Riawayat penyakit keluarga. Umumnya didapatkan riwayat penyakit diabetes mellitus dan pada myopia aksialis didapatkan factor herediter.Riwayat penyakit yang lalu. Pada myopia mungkin terdapat retinitis sentralis dan ablasio retina. Kaji pula adanya deficit vitaman A yang dapat memengaruhi sel batang dan kerucut serta prosuksi akueus humor dan kejernihan kornea.

Pemeriksaan

Presbiopia. Klien terlebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metode trial and error hingga visus 6/6. Dengan menggunakan koreksi, jauhnya kemudian secara binokuler ditambah lensa sferis positif .

Myopia. Refraksi subjektif, metode trial and error dengan menggunakan kartu Snellen, mata diperiksa satu per satu, ditentukan visus masing-masing mata. Pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negative. Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa kerja S +2.00 pemeriksaan mengawasi reaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negative sampai tercapai netralisasi, autorefraktometer(komputer).

Hipermetropia. Refraksi subjektif, metode trial and error dengan menggunakan kartu Snellen, mata diperiksa satu per satu, ditentukan visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis positif. Pada anak-anak dan remaja dengan visus 6/6 dan keluhan astenopia akomodatif dikoreksi dengan sikloplegik. Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa kerja S+2.00 pemeriksaan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi denganlensa sferis positif sampai tercapau netralisasu, autorefraktometer(komputer).

Astigmatisme. Dasar pemeriksaan astigmatisme dengan teknik fogging yaitu klien disuruh melihat gambaran kipas dan ditanya manakah garis yang paling jelas terlihat.