Pasca Panen Singkong Ubi

download Pasca Panen Singkong Ubi

of 15

description

makalah pasca panen singkong ubi ini bisa dijadikan acuan sebagai tugas

Transcript of Pasca Panen Singkong Ubi

LAPORAN OBSERVASI CARA PEMANENAN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN SINGKONG (Manihot utilissima) DAN UBI JALAR (Ipomoea batatasUntuk memenuhi tugas Pengelolaan Pasca PanenProgram Studi AgroekoteknologiFakultas Pertanian

Kelompok 5De Ratna Melati 4442110422Hari Zulhiyansah 4442111104Nurullah Pamungkas 4442110424Rizky Noviasari Indriya 4442110524

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Lokasi observasi tanaman Singkong (Manihot utilissima) yang dilakukan di Kampung Cibeutik, Desa Penabgpelan, Kecamatan Walantaka Kabupaten Serang-Banten. Gambaran umum dari Kota Serang secara geografis terletak antara 50 99 60 22 Lintang Selatan dan 1060 07 1060 25 Bujur Timur. Apabila memakai koordinat sistem UTM (Universal Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan. Kondisi rona bentang alam (topografi) Kota Serang menunjukkan permukaan tanah yang relatif datar. Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0 100 meter di atas permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan laut. Kemiringan Kota Serang berkisar antara 0 40%. Dari segi hidrologi, keadaan di Wilayah Kota Serang meliputi sistem air tanah dan air permukaan. Secara umum baik air tanah maupun air permukaan di Kota Serang tersedia cukup memadai. Hal ini disebabkan wilayah Kota Serang berada di dataran rendah (cukup berdekatan dengan pantai) dan memiliki curah hujan yang cukup, berkisar 1500 - 2000 mm/ tahun.Sejarah lahan Singkong (Manihot utilissima) yang berada di Kampung Cibeutik, Desa Pengampelan, Kecamatan Walantaka Kabupaten Serang-Banten adalah bahwa lahan tersebut memang sudah dari dahulu ditanami Singkong (Manihot utilissima), dan belum pernah di coba menaman komoditi lain selain Singkong (Manihot utilissima). Tempat kedua observasi Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dilakukan di Kampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Pandeglang-Banten. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Propinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis terletak antara 621- 710 Lintang Selatan dan 10448- 10611 Bujur Timur, memiliki luas wilayah 2.747 Km2 (274.689,91 ha), atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km.Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0 - 1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang.Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,5 0C 27,9 0C. Pada daerah pantai, suhu udara bisa mencapai 22 0C 32 0C, sedangkan di daerah pegunungan dengan ketinggian 400 1.350m suhu dapat mencapai hingga 18 0C 29 0C. Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara 2.000 4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 3.274 mm dan mempunyai 152 hari hujan per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar.Sejarah lahan tempat produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatas) di Kampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Pandeglang-Banten. Lahan tersebut merupakan lahan sewaan yang ditanami bukan hanya Ubi Jalar (Ipomoea batatas) saja, dalam satu area penanaman tersebut terdapat komoditi lain seperti pisang, cabai rawit dan kacang. Area penanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) sendiri harus berpindah setiap kali selesai dipanen, hal itu bertujuan untuk meminimalisir adanya hama dan penyakit yang sama. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui cara panen dan penanganan pasca panen Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang tepat sesuai prosedur.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Singkong (Manihot utilissima) dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman Singkong (Manihot utilissima) telah mencapai 68 bulan untuk varietas Genjah dan 912 bulan untuk varietas Dalam. Singkong (Manihot utilissima) dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.Adapun pascapanen Singkong (Manihot utilissima), yaitu:1. PengumpulanHasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.2. Penyortiran dan Penggolongan Pemilihan atau penyortiran umbi Singkong (Manihot utilissima) sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi Singkong (Manihot utilissima) dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.3. PenyimpananCara penyimpanan hasil panen umbi Singkong (Manihot utilissima) dilakukan dengan cara sebagai berikut:a. Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar Singkong (Manihot utilissima) tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan disimpan.b.Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan daun nangka atau daun Singkong (Manihot utilissima) itu sendiri.c.Masukkan umbi Singkong (Manihot utilissima) secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di atas atau jerami.d.Terakhir timbun lubang berisi umbi Singkong (Manihot utilissima) tersebut sampai lubang permukaan tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar seperti aslinya.4. Pengemasan dan Pengangkutan Pengemasan umbi Singkong (Manihot utilissima) bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-karung goni atau eranjang terbuat dari bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi Singkong (Manihot utilissima) ini dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun plastik-plastik dalam berbagai ukuran, sesuai permintaan produsen.Setelah dikemas umbi Singkong (Manihot utilissima) dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik Ubi Jalar (Ipomoea batatas) matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair.Penentuan waktu panen Ubi Jalar (Ipomoea batatas) didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas) berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan.Panen Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil ubi.Tata cara panen Ubi Jalar (Ipomoea batatas) melalui tahapan sebagai berikut:a)Tentukan pertanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang telah siap dipanen.b)Potong (pangkas) batang Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan.c)Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.d)Ambil dan kumpulkan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) di suatu tempat pengumpulan hasil.e)Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.f)Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun terserang oleh hama atau penyakit.g)Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil. Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah per hektar. Varietas unggul seperti borobudur dapat menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara 31,2-47,5 ton per hektar.Penanganan pascapanennya yaitu:1. PengumpulanHasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.2. Penyortiran dan PenggolonganPemilihan atau penyortiran Ubi Jalar (Ipomoea batatas) sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.3. PenyimpananPenanganan pascapanen Ubi Jalar (Ipomoea batatas) biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut:a)Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.b)Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.c)Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup.d)Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen. Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) adalah melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30 derajat C (suhu kamar) dengan kelembapan udara antara 85-90 %.Penanganan pascapanen umumnya dilakukan pengusaha dengan pengaturan suhu ruang penyimpanan. Sebagai contoh penyimpanan dibawah tanah dengan suhu 10 - 17 C tetapi suhu obtimal adalah 12 -15 C, dengan kelembaban 85 - 90 %. Cara tersebut dapat menambah daya simpan sampai 10 bulan. Ditingkat petani suhu rendah sulit diterapkan, Ubi Jalar (Ipomoea batatas) bila disimpan pada suhu ruangan akan mengalami kerusakan dalam waktu 48 jam karena bakteri Erwinia chaeysanthemi bila tidak segera diproses. Pada umumnya ubijalar dikonsumsi segera setelah pemanenan tampa penyimpanan lagi, misalnya dengan proses dipanggang, direbus, ditanak atau digoreng. Kadang -kadang ubujalar diiris tipis dan dijemur kemudian dicampur kedalam tepung untuk roti. Dibuat kripik melalui proses penggorengan,ubujalar tipe orangen dapat diproses menjadi bahan sup kental dan sirup. Dengan proses pemanasan menggunakan sinar mata hari ubijalar dapat diproses menjadi kripik dan tepung. Ubi jalar (Ipomoea batatas) juga dapat diproses menjadi bahan baku industri,bahan olahan yang dapat dihidangkan lebih menarik atau bahan setengah jadi untuk bahan baku proses selanjutnya. Untuk merubah ubijalar dari makanan pokok menjadi makana yang berorentasi pasar dapat dilakuan antara lain: memperkecil biaya produksi, perbaikan hasil per ha di tingkat petani, memperluas penggunaan dan penyajiannya, dan memprakarsai dan mendorong program pembangunan produk baru.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Hasil Hasil yang didapatkan dari wawancara terhadap petani Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) di daerah Walantaka dan Mandalawangi berupa cara-cara yang dilakukan saat panen dan penangan hasil setelah panen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 1. Perbedaan panen dan penanganan pasca panen Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas)KeteranganSingkong (Varietas Manggu)Ubi (Jenis kulit merah dan kuning)

Lokasi LahanKampung Cibeutik, Desa Pengampelan, WalantakaKampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng, Pandeglang

Luas Lahan produksi5 Hektar1500m2

Umur Panen Tanaman1 Tahun3 Bulan

Cara panenTanaman Singkong yang telah cukup umur (1 Tahun) dicabut sekuat tenaga hingga umbi akarnya keluar.Tanaman Ubi Jalar yang telah mencapai usia 3 bulan digali dan tanah yang menempel pada umbi dibersihkan.

Penanganan Pasca Panen 1) Bersihkan tanahnya2) Pipil dari batangnya3) Sortir 4) Kemas/Kupas5) Jual1) Pisahkan daun dan batangnya dari umbi2) Sortasi3) Kemas 4) Jual

Pemasaran dan Distribusi1) Pembeli atau pedagang langsung beli di lahan 2) Untuk pengusaha Home Industri keripik di Tunjung Teja3) Untuk Home Industri gaplek di Ciomas4) Untuk pabrik snack Singkong (Manihot utilissima) di BogorPembeli yang sebagian besar pedagang yang tersebar di pandeglang dan ada beberapa yang berasal dari Jakarta datang langsung ke lahan produksi untuk membeli Ubi Jalar (Ipomoea batatas).

Produktifitas Dalam 1 Kali Panen130 Ton1-2 Kuintal

Harga komoditiBorongan = Rp. 500/kg Sudah dicabut = Rp.800 /kgPasar = Rp.1300- 1800/kgLangganan = Rp.1000/kgBorongan= Rp.1800-2000/kgIkatan = Rp.10.000-15.000/ikat

3.2 Pembahasan Observasi pengamatan panen dan pasca panen Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dilakukan di Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang dan Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang pada tanggal 27 Mei 2014. Observasi dilakukan dengan cara mewawancarai petani Singkong dan Ubi Jalar secara langsung dikebun produksi. Hasil yang didapatkan berupa cara panen, penanganan pasca panen serta hal lain yang berkaitan dengan materi diatas. Komoditi Singkong atau Ubi Kayu yang berada di Kampung Cibeutik, Desa Pengampelan, Walantaka. Luas lahan keseluruhan dari adalah seluah 5 hektar yang seluruhnya adalah tanaman Singkong. Singkong dipanen saat sudah berumur 12 bulan atau 1 tahun. Pemanenan yang dilakukan adalah dengan cara mencabut langsung Singkong dari dalam tanah sekuat tenaga hingga umbi akarnya keluar kemudian di bersihkan tanah yang menempelnya. Hal yang dilakukan oleh petani Singkong di kampung Cibeutik sudah sesuai dengan yang disarankan oleh beberapa sumber salah satunya (Rukmana, 1997) yaitu Singkong dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman Singkong telah mencapai 68 bulan untuk varietas Genjah dan 912 bulan untuk varietas Dalam. Singkong dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.Sedangkan untuk penanganan pasca panennya yang dilakukan petani Singkong adalah memipil terlebih dahulu umbi dari batangnya, kemudian memisahkan berdasarkan ukuranya atau sortasi. Kemudian setelah disortasi Singkong-Singkong yang telah dipesan, dikemas dalam karung dan apabila ada pesanan yang minta dikupas, maka petani Singkong tersebut mengupas kulit Singkongnya. Cara penanganan pasca panen diatas sudah sesuai dengan yang seharusnya dilakukan.Pemasaran dan distribusi Singkong tersebar di daerah sekitar Serang Pandeglang dan beberapa kali sampai daerah Bogor. Penjualan dilakukan di lahan Singkong, pembeli dan pedagang datang langsung ke lahan Singkong. Untuk pembeli berupa home industri gaplek dikirm setiap stoknya sudah cukup. Berdasarkan sumber, cara penyimpanan hasil panen umbi Singkong dilakukan dengan cara sebagai berikut:a) Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar Singkong tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan disimpan.b) Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan daun nangka atau daun Singkong itu sendiri.c) Masukkan umbi Singkong secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di atas atau jerami.d) Terakhir timbun lubang berisi umbi Singkong tersebut sampai lubang permukaan tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar seperti aslinya. Cara penyimpanan hasil panen di kampung Cibeutik berbeda dengan yang dianjurkan, yang dilakukan disana untuk menyimpan hasil panen hanya diletakan begitu saja ditanah, dan agar tidak terbuang percuma pemanenan hanya dilakukan apabila ada pembeli yang mememesan bila tidak tanaman Singkong tetap dibiarkan tumbuh sampai ada pembeli yang memesan lagi.Ubi Jalar atau Mantang berada di Kampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng, Pandeglang. Luas lahan tanaman Ubi Jalar seluar 1500m2, dimana dalam satu area lahan tersebut bukan hanya tanaman Ubi Jalar saja yang ditanam tetapi ditumpang sari-kan dengan bermacam tanaman seperti pisang, cabai rawit dan kacang tanah.Berdasarkan sumber terpercaya yaitu (Rukmana, 1997) cara pemanenan Ubi Jalar yang baik adalah :Tata cara panen Ubi Jalar melalui tahapan sebagai berikut:a) Tentukan pertanaman Ubi Jalar yang telah siap dipanen.b) Potong (pangkas) batang Ubi Jalar dengan menggunakan parang atau sabit,kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan.c) Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.d) Ambil dan kumpulkan Ubi Jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun terserang oleh hama atau penyakit.g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil. Pemanenan Ubi Jalar yang dilakukan oleh petani di kampung pasir pandeglang adalah Tanaman Ubi Jalar yang telah mencapai usia 3 bulan digali dan tanah yang menempel pada umbi dibersihkan. Sedangkan untuk penanganan pasca panen Ubi Jalar adalah memisahkan daun dan batang dari umbinya lalu di sortasi berdasarkan ukuran besar dan kecilnya setelah itu dikemas dengan karung goni untuk pembeli borongan atau diikat dengan batangnya untuk penjualan pribadi. Kegiatan di atas sudah sesuai dengan yang disarankan oleh (Rukmana, 1997).Untuk mengawetkan hasil yang telah dipanen petani Ubi Jalar menggantung umbi-umbi tersebut, sebisa mungkin agar tidak terkena air dan menyentuh tanah, karena ketika umbi bertemu keduanya maka tunas akan tumbuh. Dan juga karena Ubi Jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen. Pemasaran dan distribusi hanya terbatas di tempat penanaman saja, pembeli dan pedagang yang membeli Ubi Jalar datang langsung ke tempatnya, petani Ubi Jalar tidak memasarkannya langsung ke pasar-pasar setempat.

SIMPULAN Simpulan yang dapat kami buat setelah melakukan observasi mengenai cara penen dan penanganan pasca panen Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang dilakukan di Kampung Cibeutik, Desa Pengampelan, Kecamatan Walantaka dan Kampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng, Kecamatan Mandalwangi adalah, bahwa cara-cara yang dilakukan oleh kedua petani sudah sesuai dengan anjuran yang disarankan oleh ahli, baik cara pemanenan maupun penanganan pasca panen-nya. Sehingga dengan sesuai-nya metode yang digunakan hasil yang didapatkan oleh keduanya pun sudah cukup maksimal, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari komoditi masing-masing yaitu Singkong dan Ubi Jalar.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.Hariyadi, Agus. Penyuluh Pertanian, Sumber : Balai Penelitian Tanaman Pangan, Malang. Najiyati, Sri. 1998. Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.Rukmana, Rahmat, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.Rukmana, Rahmat, H. Ir. 1997. Ubi Jalar : budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016 pemerintah Kabupaten Pandglang, hal II-1.3