Partisipasi Politik Perempuan

14
Partisipasi Politik Perempuan Jakarta Selatan Oleh Musni Umar, Ph.D Sosiolog, Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)

description

 

Transcript of Partisipasi Politik Perempuan

Page 1: Partisipasi Politik Perempuan

Partisipasi Politik PerempuanJakarta Selatan

Oleh Musni Umar, Ph.DSosiolog, Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)

Page 2: Partisipasi Politik Perempuan

Pengantar • Dari segi ideologi dan hak asasi manusia, perempuan

mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki. Perempuan dan laki-laki mempunyai hak, kedudukan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh kesehatan, pendidikan, pekerjaan, hak untuk hidup, hak kemerdekaan pikiran, hak untuk tidak disiksa, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, hak untuk berserikat, berorganisasi, berpolitik, dan berbagai hak universal yang dilindungi oleh hukum.

• Singkat kata semua hak yang dimiliki laki-laki, juga dimiliki oleh perempuan, sehingga dapat dikatakan bahwa perempuan dan laki-laki tak obahnya duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Perempuan dan laki-laki mempunyai kedudukan sama, yang dijamin dan dilindungi oleh Negara.

Page 3: Partisipasi Politik Perempuan

• Dari segi agama, perempuan dan laki-laki mempunyai kedudukan yang sama bahwa yang paling mulia disisi Allah ialah yang paling bertakwa. Perbedaannya dari sisi fisik saja, yaitu laki-laki lebih kuat daripada perempuan. Laki-laki kepala rumah tangga dan perempuan ibu rumah tangga.

• Dari segi budaya, dalam masyarakat tertentu, perempuan ditempatkan pada posisi yang tidak seimbang dengan laki-laki, sehingga perempuan lebih banyak diberi peran untuk mengurus rumah tangga, menjaga, memelihara, mendidik dan membesarkan anak-anak, sehingga peranan perempuan dalam berbagai bidang termasuk dalam partisipasi politik, belum seimbang dan sama dengan laki-laki.

Page 4: Partisipasi Politik Perempuan

Peningkatan Partisipasi Politik Perempuan

• Meningkatkan partisipasi politik perempuan, merupakan keniscyaan di masa kini dan masa mendatang. Akan tetapi, tidak mudah melakukannya karena berbagai faktor. Pertama, kesadaran perempuan untuk berkiprah dan berpartisipasi di dunia politik masih rendah. Kedua, perempuan lebih suka mengurus anak-anak, suami dan berbelanja.

• Ketiga, orang tua dan suami pada umumnya tidak suka anaknya yang perempuan dan isteri dari suami banyak di luar rumah, sementara partisipasi politik sarat dengan kegiatan diluar rumah seperti rapat, bertemu konstituen (masyarakat), diskusi politik, menghadiri undangan, dan mengikuti perkembangan politik. Keempat, keluarga belum besar dukungan nya kepada perempuan untuk berkiprah di dunia politik.

• Kelima, masyarakat masih kurang member dorongan dan dukungan terhadap perempuan untuk memenangkan pertarungan politik.

Page 5: Partisipasi Politik Perempuan

Apa yang harus dilakukan untuk mendorong peningkatan partisipasi politik perempuan. Pertama, harus dimulai pendidikan dari keluarga, bahwa berkiprah serta berpartisipasi di dunia politik adalah salah satu bagian yang penting untuk membangun masyarakat, bangsa dan Negara. Kedua, anak perempuan yang mengikuti pendidikan sejak di sekolah menengah, sebaiknya didorong untuk mengikuti organisasi seperti OSIS, PII, HMI dan lain-lain. Sekarang ini, perempuan yang banyak berkiprah di dunia politik adalah mereka yang sejak menjadi pelajar dan mahasiswa telah aktif di berbagai organisasi pelajar, dan organisasi kemahasiswaan. Belakangan ini muncul para artis, yang dipilih oleh masyarakat karena cantik dan popular.Ketiga, melakukan advokasi terhadap kaum perempuan supaya terpanggil untuk berpartisipasi dalam politik. Kegiatan yang diadakan oleh Kesbangpol Jakara Selatan ini, merupakan salah satu upaya untuk memberi advokasi, pencerahan, dan penyadaran terhadap kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang politik.

Page 6: Partisipasi Politik Perempuan

• Keempat, mempersiapkan anak-anak perempaun sejak dini untuk terpanggil dan tertantang memasuki dunia politik. Dengan cara ini, maka di masa depan akan semakin banyak perempuan yang berkiprah dan berpartisipasi dalam kancah politik.

• Kelima, member pencerahan, penyadaran dan dorongan kepada kaum perempuan supaya dalam berbagai kegiatan politik seperti berpartisipasi dalam kampanye,menjadi juru kampanye, pemilih , menjadi calon anggota legislatif, calon Gubernur/Wakil Gubernur, Walikota/wakil Walikota, Bupati/wakil Bupati dan lain sebagainya.

Page 7: Partisipasi Politik Perempuan

Peluang Perempuan dalam Politik

• Kaum perempuan sebenarnya mempunayi peluang dan kesempatan yang besar untuk berpartispasi dalam dunia politik, tidak hanya sebagai pengembira seperti selama ini.

• Diera Orde Reformasi, peluang perempuan semakin terbuka untuk menjadi pemain, bukan lagi sekedar partisipan pasif. Setidaknya, ada empat faktor yang member harapan terbukanya peluang kepada kaum perempuan untuk meningkatkan perannya di dunia politik.

• Pertama, semakin banyak perempuan yang berpendidikan dan memiliki kesadaran pentingnya perempuan terjun ke dunia politik untuk berpartisipasi membangun Indonesia yang maju dan sejahtera.

Page 8: Partisipasi Politik Perempuan

• Kedua, tren politik nasional di era Orde Reformasi yang member I alokasi 30 persen kepada kaum perempuan untuk menjadi calon anggota legislative. Dampaknya mulai terlihat sejak awal Orde Reformasi seperti dikemukakan Dr. Nurhayati Assegaf bahwa: "Pada Pemilu tahun 1999 hanya terdapat 9% dari 462 anggota DPR RI yang merupakan anggota perempuan, namun pada Pemilu 2004 meningkat menjadi 11%. Peningkatan tersebut salah satunya didorong oleh lahirnya 2 UU di bidang politik, yaitu UU 31 tahun 2002 tentang Parpol dan UU No.12 tahun 2003 tentang Pemilu. Bahkan pada pemilu 2009 lalu angka prosentasenya telah mencapai 17% dari seluruh keanggotaan DPR RI yang berjumlah 560 orang."(Dr. Nurhayati, Peningkatan Partisipasi Politik Perempuan, Detik News, Selasa, 08/03/2011).

• Ketiga, tealh muncul Walikota/Bupati dari kalangan perempuan di beberapa daerah yang berhasil memimpin daerahnya dan maju seperti Walikota Tanjung Pinang.

• Keempat, bertambah besarnya jumlah populasi perempuan. Di Jakarta dan Jakarta Selatan sebagai contoh, jumlah populasi perempuan lebih besar daripada laki-laki’ Ini peluang besar. Lihat Statistik Penduduk Menurut Jenis Kelamin di DKI Jakarta dibawah ini:

Page 9: Partisipasi Politik Perempuan

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi DKI Jakarta

Jenis Kelamin

Jumlah Pria (jiwa) Jumlah Wanita (jiwa)

Total (jiwa)

Tahun 2009

4.520.1114.702.889

9.223.000

Page 10: Partisipasi Politik Perempuan

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi DKI Jakarta

JAKARTA SELATAN

Jumlah Wanita (jiwa) Jumlah Pria (Jiwa)JAKARTA BARAT Jumlah Wanita (jiwa) Jumlah Pria (Jiwa)JAKARTA TIMURJumlah Pria (jiwa) Jumlah Wanita (jiwa) JAKARTA PUSATJumlah Pria (jiwa) Jumlah Wanita (jiwaJAKARTA UTARAJumlah Pria (jiwa) Jumlah Wanita (jiwa)KEPULAUAN SERIBUJumlah Pria (jiwa) Jumlah Wanita (jiwa)

Jumlah Penduduk= 1.079.475 = 1.080.163

= 1.073.923 = 1.147.320

= 1.192.077 = 1.256.576

= 453.535 = 448.681

= 711.717 = 759.946

= 9.384 = 10.203

Page 11: Partisipasi Politik Perempuan

Harapan Perempuan Menjadi Pemimpin Daerah dan Indonesia

• Besarnya peluang (opportunity) terhadap kaum perempuan untuk meningkatkan partisipasi dalam dunia politik seperti dikemukakan di atas, dan sudah terbukti dalam sejarah Indonesia di era Orde Reformasi, pernah ada seorang perempuan menjadi Presiden RI, maka sebagai sosiolog, saya menaruh harapan besar terhadap perempuan untuk tampil memimpin daerah dan Indonesia.

• Untuk bisa menjadi pemimpin yang berhasil, maka kaum perempuan harus melakukan . Pertama, harus dipersiapkan dan mempersiapkan diri sejak dini, mengikuti pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Universitas (S1, 2 dan 3) pada sekolah-sekolah yang berkualitas baik dan sudah mempunyai nama.

• Kedua, berlatih menjadi pemimpin organisasi pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain.

Page 12: Partisipasi Politik Perempuan

• Ketiga, menjadi pemimpin partai politik. Ini penting karena partai politik merupakan instrument dalam negara demokrasi. Walaupun partai politik di Indonesia, masih mengandung banyak kelemahan, tetapi tetap diperlukan. Kaum perempuan sebaiknya memasuki partai politik untuk berjuang memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan partai politik.

• Keempat, memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah, dengan melatih diri menjalankan berbagai perbuatan yang baik untuk membangun masyarakat, bangsa dan Negara ini, dan berjuang keras menjauhi segala perbuatan yang melanggar hukum negara, hukum agama dan hukum adat. Salah satu perbuatan yang harus dijauhi seperti perbuatan korupsi.

• Kelima, menjadi pemimpin yang selalu membela, melindungi dan membantu rakyat. • Dengan melakukan lima hal yang disebutkan diatas, maka insya Allah akan terpilih calon-

calon pemimpin dari kalangan perempuan. Melalui seleksi dalam pemilihan umum, insya Allah akan muncul para anggota parlemen di semua tingkatan (DPRD Kota, Kabupaten, Provinsi dan DPR RI), Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, Gubernur/Wakil Gubernur, Presiden/Wakil Presiden, yang amanah (terpercaya), sidiq (jujur), fathanah (cerdas) dan tabligh (canggih dalam berkomunikasi dengan rakyat).

• Untuk mewujudkan harapan mulia diatas, kaum perempuan di Jakarta Selatan bisa mengambil peran besar yang dimulai dengan berpartispasi dalam Pemilukada DKI Jakarta pada 11 Juli 2012, mulai dari proses kampanye, menjaga keluarga dan lingkungan supaya tidak terlibat dalam politik uang (money politic), ikut memilih calon Gubernur/Wakil Gubernur, ikut menyaksikan dalam penghitungan suara dan jika perlu ikut mencatat, menjaga keamanan dan lain sebagauinya.

Page 13: Partisipasi Politik Perempuan

Kesimpulan• Kaum perempuan harus mempersiapkan diri dengan terus-

menerus meningkatkan kualitas individu dalam ilmu pengetahuan, kemampuan berorganisasi dan memimpin, sehingga memberi keyakinan kepada masyarakat bahwa yang bersangkutan memiliki kapasitas (kecakapan), dan kapabilitas (kemampuan) untuk menjadi pemimpin.

• Menjadi pemimpin perempuan dapat dipersiapkan mulai dari sekolah dasar, menengah pertama dan atas, sampai di universitas. Dengan ikut aktif di berbagai organisasi intra seperti OSIS, BEM, dan organisasi ekstra universiter seperti HMI, GMNI, organisasi pemuda seperti KNPI, dan organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain, maka berarti secara sadar kaum perempuan telah mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

Page 14: Partisipasi Politik Perempuan

• Bagi mereka yang tidak berkesempatan melatih dan menempa diri berorganisasi di masa sekolah, tidak ada kata terlambat karena bisa mengikuti berbagai kegiatan pembinaan yang dilakukan Kesbangpol Jakarta Selatan seperti sekarang ini untuk meningkatkan kecakapan dan kemampuan ilmu pengetahuan dalam rangka partisipasi pembangunan demokrasi.

• Dalam demokrasi, partisipasi perempuan amat diperlukan karena jumlahnya sangat besar, melebihi jumlah laki-laki di DKI dan Jakarta Selatan.

• Dalam menghadapi pemilukada DKI pada 11 Juli 2012, diharapkan kaum perempuan di Jakarta Selatan, dapat berpartisipasi secara aktif untuk menyukseskan pelaksanaan pemilukada, sehingga terpilih Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta yang dapat melanjutkan dan meneruskan pembangunan di ibukota Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Jakarta, 13 April 2012

* Dr. Musni Umar, SH., M.Si adalah Profesor Sosiologi, menyelesaikan Ph.D pada Fakultas Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Sekarang menjadi Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED), dan mnjadi pengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Nasional Jakarta.