PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN...

74
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI SKRIPSI MAILYNAR NIM. SPI 162562 PEMBIMBING H. HERMANTO HARUN, Lc, M.HI., Ph. D MASBURIYAH, S. Ag., M. Fil. I PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN...

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN

DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH KOTA JAMBI

SKRIPSI

MAILYNAR

NIM. SPI 162562

PEMBIMBING

H. HERMANTO HARUN, Lc, M.HI., Ph. D

MASBURIYAH, S. Ag., M. Fil. I

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2020

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

ii

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

iii

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

iv

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

v

MOTTO

Ilmu adalah harta yang tak akan habis

Masalah akan terasa ringan dengan bersabar dan berlapang dada

Pendidikan bukan hanya untuk yang muda-muda

Tetapi untuk semua umur

Belajar tak akan berarti tanpa dibarengi budi pekerti

Bermimpilah semaumu dan kejarlah mimpi itu

Ilmu adalah milik diri sendiri, bukan untuk orang lain

Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa

Tegarlah seperti batu karang

Karena sukses adalah berani bertindak dan punya prinsip

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi DPRD kota Jambi dalam proses

pembahasan dan penetapan rancangan RAPBD dilihat dari Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dan partisipasi masyarakat

dalam pembahasan dan penetapan rancangan APBD di DPRD kota Jambi serta

usaha yang dilakukan oleh DPRD kota Jambi agar masyarakat dapat

berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan rancangan APBD. Metode

penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dan dari hasil

penelitian penulis maka dapat diketahui bahwa fungsi DPRD kota Jambi dalam

proses pembahasan dilihat dari Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah bahwa Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah kota Jambi

sebagai organisasi perangkat daerah yang masuk dibidang pemerintahan umum

mengemban tugas untuk turut mewujudkan peningkatan kemampuan sumber daya

manusia aparatur baik dari aspekteknis maupun akademis guna meminimalisir

kondisi belum optimalnya kinerja pemerintah daerah yang telah menjadi isu

strategis pemerintah kota Jambi, yaitu mewujudkan pemerintahan yang

professional dan bersih (Clean governance). dan partisipasi masyarakat dalam

pembahasan dan penetapan rancangan APBD adalah dengan a) masyarakat berhak

memberikan masukan dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan

Perda, b) masukan masyarakat tersebut dapat dilakukan secara lisan atau tertulis;

dan c) hak masyarakat tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan tata tertib

DPRD. sserta usaha yang dilakukan oleh DPRD kota Jambi agar masyarakat dapat

berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan rancangan APBD adalah

dengan mengambil langkah-langkah strategis agar partisipasi masyarakat bisa

berjalan secara kondusif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

mengoptimalkan peran dari lembaga institusi lokal non pemerintahan seperti

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media masa, organisasi kemasyarakatan

dan partai politik . Selain hal-hal tersebut, banyak hal lain yang dapat dilakukan

oleh anggota DPRD kota Jambi dalam menjaring aspirasi masyarakat. Penjaringan

aspirasi masyarakat juga dapat dilakukan melalui media online, cetak, Focus

Group Discussion, serta turun langsung ke masyarakat.

Kata kunci: Partisipasi masyarakat, DPRD, APBD, Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah kupersembahkan pada Allah Yang Maha Kuasa,

Skripsi ini spesial kupersembahkan teruntuk kedua orang tuaku,

buat Ayah H.A.Latif Toi, dan Ibu Kamalia Tercinta

yang telah berjuang demi anakmu yang tentunya belum bisa memberikan yang

terbaik untuk Ayah dan Ibu

Selanjutnya terimakasih yang tak terhingga

kepada abangku M. Efendi serta

kakakku Zulhana dan Hasana

atas motivasi, semangat dan dukungan

sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini

Selanjutnya terima kasih buat Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktu tuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk,

tanpa bimbingan kalian maka mustahil rasanya

saya dapat menyelesaikan skripsi ini

Dan tak lupa buat seluruh teman-teman yang tergabung dalam

Prodi Hukum Tata Negara

Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi Angkatan 2016,

terima kasih buat kenangan manis selama di perkuliahan,

dan terima kasih atas dukungan dan bantuan

teman teman sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kita

Amiin

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya skripsi

dengan judul “Partisipasi masyarakat dalam proses pembahasan dan penetapan

APBD di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Jambi “ dapat diselesaikan

dengan baik. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW Sang suri tauladan umat, yang telah membawa manusia ke

alam yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan

cobaan, namun semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan

pelajaran yang penulis dapatkan dari penjelasan skripsi ini. Dukungan dan

motifasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA, Ph. D selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi;

2. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku wakil Rektor bidang akademik

dan pengembangan lembaga, bapak Dr. As’ad Isma, M. Pd selaku wakil

Rektor bidang administrasi umum, perencanaan, dan keuangan, bapak Dr.

Bahrul Ulum, S. Ag., MA selaku wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan

kerjasamaUniversitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi;

3. Bapak Dr. Sayuti, M. HI selaku Dekan fakultas Syari’ah UIN STS Jambi;

4. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph. D selaku wakil dekan bidang akademik

dan kelembagaan, bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M. Hum selaku wakil

dekan bidang administrasi umum, perencanaan, dan keuangan dan bapak Dr.

H. Ishaq, SH, M.Hum selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan

kerjasamafakultas Syari’ah UIN STS Jambi;

5. Bapak Abdul Razak, S. HI., M. IS selaku ketua Prodi Hukum Tata Negara

dan Ibu Tri Endah Lestiyani selaku sekretaris Prodi Hukum Tata Negara

fakultas Syari’ah UIN STS Jambi;

6. Bapak Drs. Asrineldi selaku dosen pembimbing akademik;

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

ix

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................iii

MOTTO ................................................................................................................iv

ABSTRAK ............................................................................................................v

PERSEMBAHAN ...............................................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................8

C. Batasan Masalah .......................................................................................8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................8

E. Kerangka Teori .........................................................................................9

F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................20

BAB II : METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ...................................................................................23

B. Pendekatan Penelitian ............................................................................23

C. Jenis dan Sumber Data ..........................................................................24

D. Unit Analisis ..........................................................................................25

E. Instrumen dan Pengumpulan Data .........................................................27

F. Jadwal Penelitian ...................................................................................29

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil kantor sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Jambi .............................................................................................30

B. Struktur organisasi kantor sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Jambi ...................................................................31

C. Visi dan misi kantor sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Jambi ................................................................................34

D. Keadaan sarana dan prasarana kantor seretariat Dewan

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

xi

Perwakilan Rakyat Daerah kota Jambi …….………………….............35

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Fungsi DPRD kota Jambi dalam proses pembahasan dan

penetapan rancangan APBD dilihat dari Undang-undang

Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah………….............37

B. Partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan

rancangan APBD di DPRD kota Jambi ................................................44

C. Usaha yang dilakukan oleh DPRD kota Jambi agar masyarakat

dapat berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan

rancangan APBD ..................................................................................51

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................56

B. Saran-saran ...........................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

DPRD sebagai pemegang amanat rakyat sudah sepatutnya bisa

mengemban amanat ini dengan sebaik-baiknya. Amanat artinya setiap yang

dibebankan kepada manusia dan mereka diperintahkan untuk melaksanakannya.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya menunaikan amanat, yakni secara

sempurna, tidak dikurangi dan ditunda-tunda. Termasuk kedalam amanat adalah

amanat untuk beribadah (seperti Sholat, Zakat, Puasa dan sebagainya), amanat

jabatan, harta dan rahasia serta perkara-perkara yang hanya diketahui oleh Allah.

Contoh menunaikan amanat adalah memenuhi kewajibannya. DPRD Kota Jambi

sebagai salah satu perwakilan masyarakat kota Jambi ini diharapkan agar mampu

menunaikan tugas yang sudah diamanatkan kepada mereka.

Firman Allah SWT dalam Alqur’an Surat An-nisa : 58

Artinya :

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya , dan ( Menyuruh kamu ) apabila

menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

2

adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesengguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat.1

Seiring dengan berkembangnya konstitusi, agar kekuasaan tidak

dipersalahgunakan oleh penguasa yang bertindak atas nama Negara, UUD 1945

terus diperbaiki, termasuk alat perlengkapan negara. Demokratisasi dalam UUD

1945 Pasal 18 dikembangkan dengan prinsip Cheks and BalancesSystem antara

eksekutif dan legislatif melalui Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemda yang telah di ubah dua kali melalui Undang-undang nomor 8 tahun 2005

tentang perubahan atas Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah.2

Salah satu kewenangan pemerintah daerah sebagai daerah otonom adalah

membentuk perda oleh DPRD bersama kepala daerah.Perda juga sebagai syarat

mutlak yang harus dibuat dalam sistem hukum di Indonesia. Hal ini telah diatur

sebagai hirearki peraturan perundang-undangan dalam Undang-undang nomor 12

tahun 2011 tentang pembentukan perundang-undangan.Kemudian ditetapkan oleh

kepala daerah dalam rangka penyelenggaraan otonom daerah dan penjabaran dari

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.3

Kedudukan DPRD dan kepala daerah yang sejajar harus diikuti dengan

hubungan kemitraan yang baik untuk terlaksananya kebijakan-kebijakan yang

akan diambil oleh pemerintah. Kewenangan DPRD untuk membuat Perda,

mengawasi dan membahas penganggaran tidak cukup hanya dilakukan

1

Al-Qur’an Surat An-nisa 58

2Marzuki Lubis, Pergeseran garis peraturan undang-undangan tentang DPRD dan

kepaladDaerah dalam ketetatanegaraan di Indonesia, (Bandung : Mandar Maju, 2011), hlm 225

3Dedi Supriyadi Bratakusumah dan Dadang Solihin, “ Otonomi penyelenggaraan

pemerintahan daerah (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm 53

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

3

sekehendak DPRD, melainkan juga oleh masyarakat agar pemerintah

mendapatkan masukan tentang masalah yang ditimbulkan oleh kebijakan yang

diambil dengan segala konsekuensinya.4

Partisipasi masyarakat daerah dapat berupa partisipasi secara partial

maupun secara holistik. Sesuai dengan keahlian, kompetensi dan yurisdiksi yang

mencakup empat hal , yaitu:

1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan

2. Partisipasi dalam proses pelaksanaan

3. Partisipasi dalam proses menikmati hasil

4. Partisipasi dalam proses evaluasi.5

Dalam pengambilan keputusan atau pembuatan perda, masyarakat berhak

untuk memberikan masukan, baik tertulis maupun lisan dalam rangka penyiapan

atau pembahasan terkait perda ataupun kebijakan publik. Berkaitan dengan

partisipasi masyarakat atau konsultasi publik, farhan dkk mengklarifikasikan ciri

konsultasi publik atau partisipasi masyarakat adalah:

1. Menyangkut sebuah isu publik yang berdampak dan berakibat pada masyarakat

secara luas, misalnya kesehatan, pendidikan ataupun penganggaran

2. Menyangkut relasi kebijakan antara pemerintah yang akan melaksanakan suatu

kebijakan dan masyarakat yang terkena atau diatur oleh kebijakan atau aturan

tersebut. 6

4Hendra Karianga, Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan daerah , (Jakarta,

PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm 283 5Bowo Sugiarto, “ Ruang keterlibatan warga dalam penyusunan APBD “ ,(Jakarta; PT

Raja Grafindo), 1998, hlm 34 6Farhan dkk, dalam W.Riawan Tjandra, Legislative drafting : Teori tekhnik pembuatan

peraturan daerah, (Yogyakarta : Universitas Atmajaya, 2009), hlm 69

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

4

Lemahnya partisipasi publik akan melahirkan potensi kegagalan pada

tahap implementasi kebijakan publik, meski sebagian besar penggunaan

kekuasaan publik dalam menentukan kebijakan dilaksanakann oleh legislatif, akan

tetapi dalam pemerintahan yang demokratis tidak menutu kemungkinan adanya

partisipasi publik baik individu maupun organisasi. Koordinator Indonesia

Corruption Watch (ICW) Febri Hendri mengatakan bahwa sudah sepatutnya

proses perencanaan di APBD disetiap daerah dilakukan secara transparan.

Perlunya masyarakat disetiap daerah juga harus dilibatkan dalam setiap

perencanaan APBD dan program kerja yang akan di lakukan oleh pemerintah, hal

ini dimaksudkan untuk menghindari korupsi yang dilakukan dalam hal

pembahasan APBD antara kepala daerah dengan anggota DPRD. Harusnya

perencanaan APBD itu dibuat secara transparan, selain itu juga harus melibatkan

masyarakat dalam hal perencanaannya, sehingga masyarakat bisa mengawal

proses terbentuknya APBD dari awal sampai akhir. Febri mencontohkan adanya

Musyawarah Rencana pembangunan yang bisa dilakukan secara terbuka, dan

melibatkan partisipasi masyarakat didaerah secara luas dan bisa mengurangi

adanya suap menyuap antara kepala daearah dengan DPRD, sebab masyarakat

terlibat didalamnya dengan mengetahui rencana-rencana dan kebijakan yang akan

diambil oleh kepala daerah dalam satu anggaran. Apabila ada ketidakcocokan

dalam hal musrenbang dan APBD yang sudah disahkan, masyarakat bisa

melaporkannya kepada pihak yang berwenang separti Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Sebab bisa jadi adanya perbedaan antara hasil musrenbang

dengan kebijakan yang diterapkan dalam APBD yang sudah disahkan, menjadi

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

5

cikal bakal atau potensi korupsi karena adanya tarik ulur atau kompromi dari

kepala daerah dan anggota dewan.7

Reformasi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan politik

nasional maupun daerah. Salah satu dampak dari reformasi tersebut adalah

keluarnya Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 22 dan Nomor 25 Tahun

1999 yang telah di amandemen menjadi Undang-Undang Nomor 32 dan Nomor

33 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara

Pusat dan Daerah, dan sekarang telah di ganti dengan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dampak lain dari reformasi tersebut adalah tuntutan terhadap pemerintah

untuk menciptakan good governance sebagai salah satu persyaratan

penyelenggaraan pemerintah dengan mengedepankan prinsip partisipasi,

transparansi dan akuntabilitas publik. Reformasi juga memunculkan kesadaran

secara tiba-tiba yang berakibat timbulnya sikap-sikap keras dan radikal dari

rakyat.

Anggaran pendapatan dan belanja daerah yang selanjutnya disebut APBD

disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang

mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi

biaya atau input yang ditetapkan. Berdasarkan pendekatan kinerja, APBD disusun

berdasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu tahun

anggaran. Oleh karena itu, dalam rangka menyiapkan rancangan APBD,

pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

7https;//m,mediaindonesia.com masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan APBD

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

6

DPRD menyusun kebijakan umum APBD yang memuat petunjuk dan ketentuan-

ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan APBD. 8

Pada hakekatnya hak otonomi diberikan kepada daerah adalah untuk

mencapai tujuan negara sebagaimana yang dicita-citakan dalam pembukaan

Undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu untuk

mencapai kesejahteraan kesejahteraan masyarakat melalui pemerataan

pembangunan di seluruh daerah dan masyarakat di lingkungan negara kesatuan.

Bambang Yudoyono mengatakan bahwa inti dari otonomi daerah itu

adalah adanya pendemokrasian rakyat daerah menuju rakyat yang berkeadilan,

berikut kutipannya:

“Pelaksanaan otonomi daerah kelihatannya memang sederhana.

Namun sebenarnya mengandung pengertian yang cukup rumit, karena

di dalamnya tersimpul makna pendemokrasian dalam arti pendewasaan

politik rakyat daerah, pemberdayaan masyarakat, dan sekaligus

bermakna mensejahterakan rakyat yang berkeadilan.9

Untuk melaksanakan otonomi daerah, maka perlu untuk menekankan

prinsip-prinsip demokrasi, yaitu masyarakat dapat ikut serta dalam

penyelenggaraan Pemerintahan dan keadilan dengan memperhatikan potensi

keanekaragaman di daerah.Sehingga, timbul kemandirian daerah untuk

mensukseskan otonomi daerah.10

8Mardiasmo, Otonom daerah dan manajemen keuangan daerah “, Penerbit Andi;

Yogyakarta, 2002, hlm 41 9.Bambang Yudoyono,Otonomi daerah,desentralisasi dan pengembangan SDM aparatur

Pemda dan Anggota DPRD, (Pustaka Sinar Harapan, Jakarta), 2001, hal. 7. 10

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, “ Sistem administrasi negara

Republik Indonesia “,(PT. Gunung agung, Jakarta), 1997,hl 39.

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

7

Selanjutnya DPRD mempunyai fungsi sebagaimana yang diatur dalam

pasal 96 Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

menyerukan bahwa DPRD mempunyai fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan

fungsi pengawasan. Fungsi legislasi adalah pembuatan peraturan daerah, fungsi

pengawasan adalah fungsi DPRD dalam mengawasi jalannya roda pemerintahan

di daerah dan fungsi anggaran adalah fungsi DPRD dalam membahasan dan

menetapkan Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).Jadi, salah satu

kewenangan DPRD adalah membahas dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.Sebagaimana diketahui bahwa APBD merupakan keuangan

daerah yang sangat menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan pemerintahan

daerah dan pembangunan daerah pertahun anggaran, karena DPRD merupakan

perwakilan masyarakat di daerah, maka seharusnya dewan lebih mengetahui akan

kebutuhan riil aspirasi, keinginan dan kebutuhan seluruh masyarakat daerah.

DPRD dalam membahas dan menetapkan APBD harus berhati-hati untuk menjaga

kepentingan rakyat banyak.

Otonomi daerah akan berjalan dengan baik apabila terbukanya peluang

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pemerintahan daerah.

Menurut A. Shomad “pemantapan otonomi daerah harus membuka peluang

daerah untuk berinisiatif dan membuka partisipasi masyarakat seluas mungkin”.11

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Partisipasi masyarakat

dalam proses pembahasan dan penetapan APBD di sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah kota Jambi “.

11

A. Shomad, Membangun kota memberdayakan masyarakat, visi sosial politik, ekonomi

dan budaya legislatif, eksekutif kota Jambi-DPRD kota Jambi,(Lembaga studi pengembangan

sumber daya manusia, Jakarta),2016, hal. 44.

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah fungsi DPRD Kota Jambi dalam proses pembahasan dan

penetapan rancangan RAPBD dilihat dari Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah?

2. Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam Pembahasan dan Penetapan

rancangan APBD di DPRD Kota Jambi?

3. Bagaimanakah usaha yang harus dilakukan oleh DPRD Kota Jambi agar

masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan

rancangan APBD?

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian ini tidak terlalu meluas, maka dalam hal ini

penulis membahas partisipasi masyarakat dalam proses pembahasan dan

penetapan APBD di sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Jambi, dan

fokus pemelitian akan dilakukan di kantor sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah kota Jambi yang beralamat di Jalan H. Zainir Havis No. 01 kelurahan Paal

Lima, kecamatan Kota Baru. Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a) Ingin mengetahui dan menganalisis fungsi DPRD Kota Jambi dalam

proses pembahasan dan penetapan RAPBD dilihat dari Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

b) Ingin mengetahui dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam

proses pembahasan dan penetapan rancangan APBD di DPRD Kota

Jambi.

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

9

c) Untuk mengetahui usaha yang harus dilakukan oleh DPRD Kota Jambi

agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembahasan dan

penetapan rancangan APBD

2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat penulis uraikan sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Hukum pada Prodi

Hukum Tata Negara fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Dapat menyajikan suatu karya ilmiah berupa sebuah skripsi yang

berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam proses pembahasan dan

penetapan APBD.

c. Penulis dapat memaparkan pemikiran berdasarkan pengetahuan yang

diperoleh dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan partisipasi

masyarakat dalam proses pembahasan dan penetapan APBD.

E. Kerangka Teori

1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota

DPRD sebagai lembaga legislatif merupakan lembaga perimbangan

terhadap kekuasaan eksekutif, dengan demikian negara mengatur fungsi-fungsi

dan tugas DPRD agar pemerintahan berjalan efektif, transparan dan

akuntabel.Pada pasal 1 angka 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

dinyatakan bahwa “ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

10

DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.12

DPRD tersebut ada yang di Provinsi dan ada juga DPRD yang

Kabupaten/Kota. Berdasarkan pada pasal 315 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, dinyatakan bahwa: “DPRD Kabupaten/Kota merupakan lembaga

perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah”.13

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (disingkat DPRD

Kabupaten/Kota) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota yang

terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui

pemilihan umum. Adapun fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

sebagaimana diatur dalam pasal 316 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

dinyatakan bahwa: (1) “DPRD Kabupaten/kota mempunyai fungsi:a. legislasi; b.

anggaran; dan c. pengawasan. (2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di kabupaten/kota. 14

Sedangkan menurut pasal 149 Undang-undang nomor 23 tahun 2014

tentang pemerintahan daerah dinyatakan bahwa:

12

Tarmidzi Zailani, “ Fungsi kontrol DPRD dalam pemerintahan daerah “ , ( Angkasa;

1992 ) hlm 16 13

Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.2002,hlm 38. 14

Tarmidzi Zailani, “ Fungsi kontrol DPRD dalam pemerintahan daerah “ ,( Angkasa;

1992 ), hlm 20

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

11

DPRD kabupaten/kota mempunyai fungsi:

1. Pembentukan perda kabupaten/kota;

2. Anggaran; dan

3. Pengawasan.

DPRD kabupaten/kota memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan

pengawasan. Sejalan dengan itu Rozali Abdullah juga mengatakan DPRD

merupakan lembaga perwakilan rakyat di daerah yang memiliki tiga fungsi utama,

yaitu:

a. Fungsi legislasi, yaitu membentuk peraturan daerah

b. Fungsi anggaran, yaitu menetapkan anggaran,

d. Fungsi pengawasan, yaitu melakukan pengawasan terhadap jalannya

pemerintahan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.15

Pelaksanaan fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPRD

selaku pemegang kekuasaan membentuk peraturan daerah.sedangkan fungsi

anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak

memberikan persetujuan terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD

yang diajukan oleh Bupati dan fungsi pengawasan dilaksanakan melalui

pengawasan atas pelaksanaan peraturan daerah dan APBD.

Adapun tugas dan wewenang DPRD sebagaimana diatur dalam pasal 317

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis

permusyawaratan rakyat, Dewan perwakilan rakyat, Dewan perwakilan daerah,

dan Dewan perwakilan rakyat daerah, dinyatakan bahwa:

DPRD kabupaten/kota mempunyai wewenang dan tugas:

15

Rozikin Abdi, Pelaksanaan otonomi daerah, dengan pemilihan kepala daerah secara

langsung, (Raja Grafindo Persada Jakarta), 2005, hal. 105.

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

12

a. Membentuk peraturan daerah kabupaten/kota bersama Bupati/Walikota

b. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturandaerah

mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota yang

diajukan oleh Bupati/Walikota

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturandaerah dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota

d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati dan wakil

Bupati, Walikota dan wakil Walikota kepada gubernur untuk

mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

e. Memilih Wakil Bupati/wakil Walikota dalam hal terjadi kekosongan

jabatan Wakil Bupati/Wakil Walikota ;. 16

f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintahdaerah

Kabupaten/kota terhadap rencana perjanjian internasional didaerah;

g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasamainternasional yang

dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

h. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota

i. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengandaerah

lain atau dengan pihak ketiga yang membebanimasyarakat dan daerah;

j. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai denganketentuan

peraturan perundang-undangan; dan

k. Melaksanakan wewenang dan tugas lain yang diatur dalamketentuan

peraturan perundang-undangan.17

16

Undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah,

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

13

Pasal 101 Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah dinyatakan bahwa: (1) DPRD kabupaten/kota

mempunyai tugas dan wewenang:

a. Membentuk perda kabupaten/kota bersama Bupati/Walikota

b. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan perda

kabupaten/kota tentang APBD kabupaten/kota yang diajukan oleh

Bupati/Walikota

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda

kabupaten/kota dan APBD kabupaten/kota;

d. MemilihBupati/ Walikota

e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/ Walikota

kepada Presiden melalui Menteri untuk mendapatkan pengesahan

pengangkatan dan pemberhentian;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di daerah provinsi;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional

yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;

i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah

lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah

provinsi; dan

17

Undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah,

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

14

j. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalamketentuan

peraturan perundang-undangan.18

Hak interpelasi adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada

pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta

berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Hak

angket adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan

suatu peraturan daerah dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal

penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan.Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD untuk menyatakan

pendapat atas.19

2. Partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat terdiri dari dua kata yaitu, partisipasi’ dan

“masyarakat’.Pengertian partisipasi itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah “hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan”. Di dalam kamus

Politik partisipasi pengertiannya adalah “ambil bagian; ikut serta; istilah ini lebih

populer dalam mengartikan ikut sertanya seseorang atau badan dalam suatu

pekerjaan atau rencana besar.”20

Sedangkan pengertian partisipasi menurut David di dalam buku karangan

Arifin Rahman mengatakan bahwa:

18

Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah 19 Indah Mustika Dewi. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kapabilitas Anggota

DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Universitas Diponegoro.

Semarang.2011,hlm 18. 20

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Berbahasa Indonesia, PN.

Balai Pusteka, Jakarta, 1998, hal. 650.

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

15

Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu

dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya

mendorong individu tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian

tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggung jawaban.21

Akan tetapi pengertian Partisipasi sampai kepada bentuk partisipasi

masyarakat tidak diatur secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004, namun dalam Pasal 27 Ayat (1) huruf d, Kepala Daerah mempunyai

kewajiban melaksanakan kehidupan demokrasi. Penjelasan dari Pasal 27 Ayat (1)

huruf d tersebut “yang dimaksud dengan “kehidupan demokrasi” dalam ketentuan

mi antara lain penyerapan aspirasi, peningkatan partisipasi, serta menindaklanjuti

pengaduan masyarakat”. Jadi pengertian partisipasi masyarakat dari penjelasan di

atas dapat diartikan adalah sebagai peran sertaindividu-individu maupun

kelompok masyarakat dalam rangka membangunan kehidupan demokrasi dalam

pemerintahan daerah.22

Menurut Myron Weiner paling tidak terdapat lima hal yang menyebabkan

timbulnya gerakan ke arah partisipasi secara luas dalam proses politik yaitu,

modernisasi, perubahan struktur kelas sosial, pengaruh kaun inteletual dan

komunikasi massa modern, konflik elit politik, keterlibatan pemerintah yang

meluas dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sehingga semua ini akan

mendorong dan kepada keinginan dan dorongan dari masyarakat untuk

berpartisipasi dalam proses kehidupan pemerintahan. Partisipasi memang bukan

jaminan uatama bagi terwujud dan terlaksananya pemerintahan yang demokratis

dan berkeadilan, namun merupakan salah satu sarana kontrol yang cukup efektif

21

Arifin Rahman, Sistem politik Indonesia dalam persfektif struktural fungsional,

Surabaya, 1998, hal. 128. 22

Undang-undang Nomor 32 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

16

untuk menekan segala penyimpangan dan penyelewengan dalam menjalankan

Pemerintahan.23

Sebagaimana tujuan negara modren saat ini adalah terwujudnya

pemerintahan demokratis dan terciptanya tatanan pemerintahan yang baik dan

efisien dengan istilah clean and good governance. Di Indonesia wacana tentang

clean and good governance ini mulai gencar diwacanakan sejak era refomasi, ini

tidak terlepas dari tergugahnya kesadaran masyarakat akan perlunya mereformasi

sistem Pemerintahan.

Sehubungan dengan pemerintahan daerah dalam rangka mewujudkan

pemerintahan yang clean and good govermentakan sangat dibutuhkannya prinsif-

prinsif yang yang harus menjadi landasan menuju pemerintah yang bersih dan

berwibawa yaitu aspiratif, partispasif dan akuntabilitas. Sesuai dengan prinsip

keterbukaan dalam negara demokrasi yang mengharuskan penyelenggaraah

negara membuka diri terhadap masyarakat untuk memperoleh informasi benar,

jujur dan tidak diskriminatif mengenai penyelenggaraan pemerintahan.24

Keikutsertaan masyarakat dalam sistem pemerintahan juga merapakan

suatu hak azasi yang diakui secara internasional. Hal ini tercantum dalam

Perjanjian Internasional mengenai hak-hak sipil dan politik (Intrenational

Convenan on Civil and Political Right) yang ditetapkan oleh Resolusi Majis

Umum PBB 2200 A (XXI) dalam pasal 21 Ayat 1. Setiap orang memiliki hak

untuk mengambil bagian di dalam pemerintahan di negerinya secara langsung

23 Krisna, Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, Transparansi

Kebijakan Publik dan pengetahuan Dewan Terhadap Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran

Keuangan Daerah (APBD). Studi Empiris pada DPRD Kota Pati Jawa Tengah. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.2014, hlm23. 24

Mardiasmo, “ Otonomi daerah dan manjemen keuangan daerah “, (Penerbit; Andi,

Yogyakarta), 2002, hlm 37

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

17

atau lewat wakil-wakilnya yang dipilih secara bebas. 2. Setiap orang memiliki hak

atas akses yang sama pada pelayanan publik di negerinya. 3. Keinginan rakyat

haruslah menjadi dasar dari kewenangan pemerintah.25

Sebenarnya, di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah partisipasi

masyarakat telah diamanatkan secara tegas. Ketentuan tersebut diatur pada Pasal 1

angka 14 dan Pasal 354 Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang

pemerintahan daerah dinyatakan bahwa:

Partisipasi masyarakat adalah peran serta warga masyarakat untuk

menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan kepentingannya dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pasal 354

(1) Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintah daerah

mendorong partisipasi masyarakat.

(2) Dalam mendorong partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) pemerintah daerah:26

a. Menyampaikan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan

daerah kepada masyarakat;

b. Mendorong kelompok dan organisasi masyarakat untuk berperan

aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui

dukungan pengembangan kapasitas masyarakat;. 27

25

Mardiasmo,” Otonomi daerah dan keuangan daerah”, (Penerbit; Andi. Yogyakarta,

2002), hlm 48 26

Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah 27

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

18

c. Mengembangkan pelembagaan dan mekanisme pengambilan

keputusan yang memungkinkan kelompok dan organisasi

kemasyarakatan dapat terlibat secara efektif; dan/atau

d. Kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup:

a. Penyusunan perda dan kebijakan daerah yang mengatur dan

membebani masyarakat;

b. Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemonitoran, dan

pengevaluasian pembangunan daerah;

c. Pengelolaan aset dan/atau sumber daya alam daerah; dan

d. Penyelenggaraan pelayanan publik.28

(4) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan

dalam bentuk:

a. Konsultasi publik;

b. Musyawarah;

c. Kemitraan;

d. Penyampaian aspirasi;

e. Pengawasan; dan/atau

f. Keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

28

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

19

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai partisipasi masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan

peraturan pemerintah.

(6) Peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling

sedikit mengatur:

a) Tata cara akses masyarakat terhadap informasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah;

b) Kelembagaan dan mekanisme partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah;

c) Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaran

pemerintahan daerah; dan

d) Dukungan penguatan kapasitas terhadap kelompok dan organisasi

kemasyarakatan agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah.29

(7) Tata cara partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam perda dengan berpedoman pada

peraturan pemerintah.

Dari aturan tersebut tampak jelas bahwa hak warga negara secara eksplisit

mengambil bagian di dalam pemerintahan dan secara eksplisit hak untuk

menentukan arah pemerintahan baik lewat wakil-wakilnya maupun secara

langsung. Oleh karena itu indikator keberhasilan untuk mewujudkan suatu

pemerintahan yang baik itu adalah ada atau tidaknya keterlibatan masyarakat

dalam pemerintahan itu baik secara langsung ataupun tidak langsung dan apakah

29

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

20

pemerintah sudah menyediakan sarana bagi partisipasi masyarakat serta apakah

pemerintah sudah melaksanakan pendidikan politik bagi warga negaranya. Dalam

negara berkembang, sering dihadapkan pada masalah integrasi nasional yang

sekaligus merupakan kesulitan tersendiri bagi pembangunan sistem politik.

Sedangkan masalah integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi yaitu:

dimensi horizontal dan partikal.30

Dimensi horizontal berupa masalah yang disebabkan karena adanya

perbedaan suku, ras, agama, aliran dan lain-lain yang dipengaruhi oleh oleh ikatan

primordial yang ada dan hidup ditengah-tengah masyarakat kita, yang semua ini

mau tidak mau akan membahayakan sekaligus menghambat proses integrasi

nasional. Sedangkan dimensi vertikal berupa masalah yang ditimbulkan oleh

muncul dan berkembangnya jurang pemisah antara golongan elit nasional yang

sangat kecil jumlahnya dengan mayoritas terbesar masyarakat Kondisi ini akan

menimbulkan rasa keterasingan anggota masyarakat dari kaum elit yang

memimpin. 31

F. Tinjauan Pustaka

Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

peneliti lakukan, yaitu;

Pertama, penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sigit Nurdianto,

Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial, fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015 yang berjudul

Partisipasi publik dalam Ranperda tentang anggaran pendapatan belanja daerah

30

Arifin Rahman, Sistem politik Indonesia dalam persfektif' structural fungsional,

(Surabaya, Surabaya press) 1998, hal. 123. 31

Mardiasmo,“ Otonomi daerah dan manajemen keuangan daerah “, (Penerbit; Andi,

Yogyakarta), 2002, hlm 51

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

21

kabupaten Sumenep tahun 2014-2015, dalam penelitian ditemukan bahwa

partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan merupakan simbol bahwa

pemerintah dijalankan dengan demokratis dan memposisikan masyarakat sebagai

mitra kerja pemerintah. Salah satu bentuk partisipasi publik adalah keikutsertaan

publik dalam merumuskan atau menyusun peraturan perundang-undangan yang

hendak di jalankan oleh pemerintah.32

Kedua, penelitian jurnal yang dilakukan oleh Safi’i, Indien Winawarti

dan Erma Rusdiana yang berjudul Partisipasi masyarakat dalam perencanaan

dan penganggaran APBD di kabupaten Bangkalan, dalam penelitian ditemukan

bahwa meningkatnya pendapatan daerah sudah seharusnya meningkatkan pula

kesejahteraan masyarakatnya, oleh karena itu pembangunan yang bersumber dari

APBD harus berorientasi dalam berbagai aspek menuju pada kemandirian bangsa,

namun partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan APBD belum

terlaksana secara maksimal.33

Ketiga, penelitian jurnal yang dilakukan oleh Septian Cahya Wardhani

yang berjudul Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan anggaran

pendapatan dan belanja daerah di kabupaten Pati, dalam penelitian ditemukan

bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari

perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Partisipasi masyarakat

dalam penganggaran harus dilakukan pada setiap tahapan dalam siklus anggaran

32

Sigit Nurdianto, Skripsi “ Partisipasi publik dalam Ranperda tentang anggaran

pendapatan dan belanja daerah kabupaten Sumenep tahun 2014-2015”, Mahasiswa Program

Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta, 2015,hlm 29. 33

Safi’i, Indien Winawarti dan Erma Rusdiana, Jurnal “ Partisipasi masyarakat dalam

perencanaan dan penganggaran APBD di kabupaten Bangkalan “, 2015,hlm 25.

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

22

mulai dari penyusunan, ratifikasi, pelaksanaan, sampai dengan

pertanggungjawaban.34

Berdasarkan literature dari ketiga penelitian penelitian diatas, maka

penulis tertarik untuk meneliti bagaimana fungsi DPRD kota Jambi dalam proses

pembahasan dan penetapan rancangan RAPBD dilihat dari Undang-undang nomor

32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, bagaimanakah partisipasi masyarakat

dalam pembahasan dan penetapan rancangan APBD di DPRD kota Jambi serta

bagaimanakah usaha yang harus dilakukan oleh DPRD kota Jambi agar

masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan

rancangan APBD. Dan terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan penulis

lakukan, baik dari metode penelitian maupun lokasi penelitian

34

Septiah Cahya Wardhani, Jurnal , “ Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan

anggaran pendapatan dan belanja daerah dikabupaten Pati, 2017,hlm 30.

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

23

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya penelitian.

Dengan ditetapkannya lokasi dalam penelitian akan dapat lebih mudah untuk

mengetahui tempat suatu penelitian dilakukan. Lokasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Jambi yang

beralamat di Jalan H. Zainir Havis, Nomor 01, Kelurahan Paal Lima, kecamatan

Kotabaru, Jambi

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan Deeskriftif Kualitatif. Pendekatan penelitian ini mengkaji tentang

partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan rancangan APBD di

DPRD Kota Jambi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Spesifikasi penelitian ini berupa penelitian deskriptif yakni penelitian yang

berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa

adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik

objek yang diteliti secara tepat. Alasan penulis menggunakan penelitian deskriptif

ini adalah agar dapat menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai

dengan apa adanya sehingga dapat disimpulkan fakta dan karakteristik objek yang

diteliti secara tepat.

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

24

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam upaya merumuskan skripsi ini, penulis melakukan penelitian

lapangan, maka sumber data atau informasi yang menjadi data peneliti, untuk

diolah merupakan data yang berbentuk bahan primer dan bahan sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan metode pengumpulan data

adalah wawancara langsung dengan kuisioner tertutup yakni penulis hanya

menentukan pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan tersebut bersifat bebas.

Dikatakan oleh Bahder Johan Nasution: “Wawancara langsung ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat dari

sumber yang ditetapkan sebelumnya. Dalam wawancara tersebut semua

keterangan atau jawaban yang diperoleh mengenai apa yang diinginkan

dicatat dan atau direkam dengan baik.35

Peneliti mewawancarai secara

langsung pada responden/sumber dengan bentuk pertanyaan yang sudah

disusun sebelumnya oleh penulis agar ditemukan data-data yang berbentuk

keterangan, penjelasan serta informasi yang dapat dimanfaatkan untuk lebih

memperkuat data dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder.

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang

telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan

pengumpulan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian,

35

Boediono, Metode penelitian kualitatif, (Bandung;Alfabeta, 2007),hlm 28.

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

25

pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan dengan

penelitiannya. Untuk memperoleh data sekunder, maka penulis menggunakan

metode pengumpulan data studi dokumen yaitu dengan melakukan studi ke

Perpustakaan.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. Adapun alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi.

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat

informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian

terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan,

merasakan, yang kemudian dicatat se-objektif mungkin. Observasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi non partisan. Observasi non

partisan adalah dimana observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang akan

di observasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Dalam hal

ini observer hanya bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut terjun ke

lapangan.36

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi untuk mendapatkan

informasi yang diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada responden.

Adapun jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara tidak

terstruktur. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara dimana peneliti

36 W. Gulo, Metodologi penelitian, (Jakarta, rajawali press, 2002), hlm. 116.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

26

dalam menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan

pedoman atau pertanyaan, arti kata bertanya secara langsung.37

Wawancara langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang

benar dan akurat dari sumber yang ditetapkan sebelumnya. Dalam wawancara

tersebut semua keterangan atau jawaban yang diperoleh mengenai apa yang

diinginkan dicatat dan atau direkam dengan baik.38

Peneliti mewawancarai

secara langsung pada responden/sumber dengan bentuk pertanyaan yang

sudah disusun sebelumnya oleh penulis agar ditemukan data-data yang

berbentuk keterangan, penjelasan serta informasi yang dapat dimanfaatkan

untuk lebih memperkuat data dalam penelitian ini. Adapun beberapa orang

narasumber yang berhasil penulis wawancarai adalah:

a) Siti Rimbayani, SH sebagai kasubbag tata usaha dan kepegawaian pada

kantor sekretariat DPRD kota Jambi;

b) Aguslim, SH sebagai kasubbag persidangan dan rapat-rapat pada kantor

sekretariat DPRD kota Jambi;

c) Drs. Rd. M. Salami, M. SI sebagai kabag penganggaran dan pengawasan

pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi;

d) Anna Fauziyah sebagai pengadministrasi sarana dan prasarana pada

kantor sekretariat DPRD kota Jambi;

e) Rusminary sebagai pengadministrasi rapat pada kantor sekretariat DPRD

kota Jambi.

37

Boediono, Metode penelitian kualitatif, (Bandung alfabeta),2007, hlm 37. 38

Bahder Johan Nasution, Metode penelitian kualitatif, Cet. I, (CV. Mandar Maju,

Bandung,) 2008, hal 167.

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

27

3. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa dokumen-dokumen,

catatan, transkrip, buku, surat kabar atau majalah notulen rapat anggota dan

sebagainya.39

Metode dokumentasi adalah metode atau tekhnik pengumpulan

data dari beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti memo,

buku, surat kabar, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk

memperoleh data-data yang mampu meneliti dan memperkuat penelitian.

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini dapat berupa undang-

undang, buku-buku, surat kabar dan sebagainya dari kantor sekretariat DPRD

kota Jambi.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya,

sehingga mudah dipahami dan tentunya dapat di informasikan kepada orang

lain.40

Analisis data dalam penelitian secara teknis dilaksanakan secara induktif

yaitu analisis yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data

dan verifikasi data.

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan baik

berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainnya. Kemudia diperiksa

kembali dan diatur untuk diurutkan.

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1997) hlm. 236. 40

Sugiyono, Metode penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif R.N, Cet. Ke-19,

(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 203

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

28

2.Reduksi data

Reduksi data adalah merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan data yang di dapatkan dari catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian data.

Penyajian data ini dapat membantu penulis memahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman yang penulis dapat dari

penyajian-penyajian tersebut.

3. Verifikasi data

Dari data-data yang diperoleh darihasil wawancara, studi literatur kemudian

peneliti mencari makna dari hasil penelitian atau hasil yang terkumpul.

4. Sistematika penulisan

Agar penulis tidak keluar dari pembahasan, maka penulis membuat

sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini

dan menjadi ringkasan dalam pembahasan-pembahasan yang ada di dalam

bab-bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori,

tinjauan pustaka

BAB II Metode penelitian: merupakan bab yang membahas mengenai lokasi

penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen

pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, jadwal

penelitian

BAB III Gambaran umum lokasi Penelitian: bab ini membahas tentang Profil

kota Jambi dan profil tentang DPRD Kota Jambi

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

29

BAB IV Pembahasan dan hasil penelitian: bab ini menjawab tentang

rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, tentang proses pembahasan

dan penetapan rancangan anggaran pendapatan belanja daerah di DPRD

kota Jambi, partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan

rancangan APBD di DPRD kota Jambi.

BAB V PENUTUP: Kesimpulan dan saran.

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan terhitung sejak

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian oleh fakultas Syari’ah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penelitian ini dilakukan dengan

pembuatan proposal skripsi dan perbaikan hasil seminar dan setelah pengesahan

judul dan riset , maka penulis akan mengumpulkan data, verifikasi dan analisis

data dalam kurun waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi

dan bimbingan serta petunjuk dengan Dosen Pembimbing I dan Dosen

Pembimbing II sebelum diajukan kepada sidang Munaqasah.

N

o

Jadwal Kegiatan

Penelitian

Tahun 2019-2020

Oktober Desember Januari Februari Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul v

2 Pembuatan

Proposal

v

3 Seminar dan

Perbaikan

Proposal

v

4 Surat Izin Risert v

5 Pengumpulan

Data dan

Penyusunan Data

v v v v v v v v v v v

6 Pembuatan

Skripsi

v v v v v v v

7 Bimbingan dan

Perbaikan

v v v v v v v

8 Agenda dan

Ujian Skripsi

v v

9 Perbaikan dan

Penjilidan

v v

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

30

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Jambi

Sekretariat DPRD kota Jambi sebagai organisasi perangkat daerah yang

berdasarkan peraturan daerah kota Jambi nomor 14 tahun 2016 tentang

pembentukan organisasi sekretariat Dewan perwakilan rakyat daerah kota Jambi

(Lembaran daerah kota Jambi nomor 14 tahun 2016) sesuai dengan peraturan

pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang pemerintah daerah (Lembaran negara

Republik Indonesia nomor 114 tahun 2016) mempunyai tugas pokok dan fungsi

sesuai peraturan Walikota Jambi nomor 36 tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan organisasi , tugas dan fungsi serta tata kerja pada sekretariat Dewan

perwakilan rakyat daerah kota Jambi.

Organisasi sekretariat DPRD kota Jambi dibentuk berdasarkan peraturan

pemarintah daerah kota Jambi nomor 14 tahun 2016 tentang pembentukan dan

susunan perangkat daerah kota Jambi, dan berdasarkan peraturan Walikota Jambi

nomor 35 tahun 2016 dimana sekretaris DPRD kota Jambi berkedudukan sebagai

unsur pembantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya serta

bertanggungjawab kepada Walikota.41

Sekretaris DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi

kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan

oleh DPRD sesuai dengan kemampuan daerah.

41 Laporan kinerja Setwan DPRD kota Jambi 2019, hlm 5

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

31

Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggrakan fungsi

sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD

2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD

3. Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD

4. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD

5. Penyelenggaraan perencanaan dan administasi keuangan Sekretariatan

dan DPRD

6. Penyelenggaraan kajian perundang-undangan DPRD

7. Penyelenggaraan fasilitasi pembahasan produk hukum daerah

8. Penyelenggaraan fasilitasi persidangan dan rapat-rapat DPRD

9. Penyelenggaraan fasilitasi penganggaran

10. Penyelenggaraan fasilitasi pengawasan

11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang

tugas dan fungsinya.42

B. Struktur organisasi kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah kota Jambi

1. Susunan Kepegawaian.

NO JABATAN NAMA

1 Sekretaris DPRD Dra. Nella Ervina, MM. Agr

2 Kepala bagian umum Drs. Edi Fahrizal, M. Si

3 Kepala bagian penganggaran &

pengawasan

Drs. Rd. M. Salami, M.Si

4 Kepala bagian keuangan Feny Nivertity, SE

5 Kepala bagian hukum & persidangan Dwi Rekoniawan, SH

6 Kasubbag tata usaha & kepegawaian Siti Rimbayani, SH

7 Kasubbag perlengkapan Haryadi, SE

8 Kasubbag rumah tangga Hasani, SH. I

9 Kasubbag fasilitasi fungsi anggaran

DPRD

Hj. Mardiani, SE

10 Kasubbag fasilitasi fungsi pengawasan

DPRD

Lily Firdianty, SE

11 Kasubbag fasilitasi aspirasi masyarakat Rahadian Ruliyansyah,S.Sos

12 Kasubbag perencanaan anggaran Budianto, SE

42 Laporan kinerja Setwan DPRD kota Jambi 2019, hlm 7

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

32

13 Kasubbag verifikasi Jalaluddin Hayat, SE

14 Kasubbag penata usaha keuangan Hesti Maryani, SE

15 Kasubbag produk hukum Munawar Daud, SH. I

16 Kasubbag persidangan & rapat-rapat Aguslim, SH

17 Kasubbag humas & protokol Rizki Ahmad, SH

18 Kelompok jabatan fungsional

2. Susunan dan bidang tugas kelengkapan DPRD kota Jambi

NO NAMA JUMLAH TUGAS

1 Komisi I 10 orang Bidang tugas meliputi pemerintahan ,

ketertiban umum, kependudukan dan

pencatatan sipil, penerangan/pers,

hukum/perundang-undangan,kepegawaian

aparatur, perizinan, sosial politik,

pemberdayaan masyarakat, pertanahan, dan

aset daerah dengan pendamping bagian

umum Setwan DPRD kota Jambi

2 Komisi II 11 orang Bidang tugas meliputi perdagangan dan

perindustrian, pertanian, perikanan, pangan

dan kelautan, pengelola keuangan dan aset

daerah, pengelola pendapatan daerah,

pariwisata, perusahaan daerah ( BUMD ),

BUMN dunia usaha dan penanaman modal.

Dengan pendamping bagian penganggaran

dan pengawasan Setwan DPRD kota Jambi

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

33

3 Komisi III 13 orang Bidang tugas meliputi pekerjaan umum dan

penataan ruang, perhubungan, perumahan

dan kawasan permukiman, lingkungan hidup

dan kehutanan, kebakaran, komunikasi dan

informasi, serta perencanaan, penelitian dan

pengembangan serta pertambangan dan

energi. Dengan pendamping bagian hukum

dan persidangan setwan DPRD kota Jambi

4 Komisi IV 11 orang bidang tugas meliputi sosial, pendidikan,

agama, kesehatan, pengendalian penduduk

dan keluarga berencana, kepemudaan dan

olahraga, transmigrasi, yayasan dan LSM,

ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta

penanggulangan dan pencegahan judi,

prostitusi dan narkoba. Dengan pendamping

bagian keuangan Setwan DPRD kota Jambi

NO NAMA JUMLAH

1 Badan musyawarah 23 orang

2 Badan anggaran 28 orang

3 Badan kehormatan 6 orang

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

34

C. Visi dan misi kantor Sekretariat Dewan Permusyawaratan Rakyat

Daerah kota Jambi

1. Visi

Terwujudnya peran sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam

rangka memberikan pelayanan yang berkualitas untuk menunjang

pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota

Jambi. Rencana strategis sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

kota Jambi pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama

mengenai upaya terncana dan sitematis untuk meningkatkan kinerja serta

cara pencapaian melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban dan

penyempurnaan agar tercapainya efektifitas , efisiensi, dan produktifitas

dalam menjalankan pemerintahan.43

2. Misi

a. Meningkatkan penyiapan dan pengendalian efektifitas produk

b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia yang didukung

oleh sarana dan prasarana yang memadai

c. Meningkatkan pelayanan administrasi sesuai peraturan yang berlaku

d. Meningkatkan hubungan masyarakat dalam penyelenggaraan

kegiatan DPRD

e. Tersedianya aparatur yang handal, fasilitas yang lengkap, jaringan

administrasi yang efektif dan dinamis serta terpadu untuk

mendukung DPRD dalam menjalankan tugasnya

43 Laporan kinerja Setwan DPRD Kota Jambi 2019, hlm 10.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

35

f. Memfasilitasi hubungan yang dinamis antara DPRD, perangkat

daerah dan masyarakat guna mengembangkan demokratisasi dan

penegakan supremasi hukum.

D. Keadaaan sarana dan prasarana kantor sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah kota Jambi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya , sekretariat DPRD kota

Jambi didukung oleh sarana dan prasarana kerja yang digunakan dalam

mendukung pelaksanaan tupoksi sebagai berikut :

1. Prasarana gedung, yang terdiri dari :

i. Gedung yang cukup refresentatif dengan ruang-ruang yang tersedia

yaitu ruang sidang utama, ruang pimpinan, ruang sekretaris dewan,

ruang kepala bagian dan staf, ruang fraksi-fraksi, ruang baleg, ruang

rapat A dan B, ruang komisi-komisi dan ruang operator

2. Gedung mushola

3. Gedung olahraga

4. Rumah jabatan pimpinan dewan

5. Rumah jaga.44

2. Kendaraan dinas/operasional yang terdiri dari :

a. Kendaaan roda 6, berupa 1 unit bus

b. Kendaraan dinas pimpinan dewan, berupa jenis sedan sebanyak 3 unit

dan ditambah 4 unit nissan ekstrail

c. Kendaraan dinas operasional komisi dan badan kehormatan DPRD

sebanyak 5 unit

44

Laporan kinerja Setwan DPRD Kota Jambi 2019, hlm 15.

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

36

d. Kendaraan operasional sekretars DPRD dan kepala bagian sebanyak 5

unit

e. Kendaraan roda 4 untuk pool operasional sebanyak 6 unit

f. Kendaraan roda 2 sebanyak 18 unit

g. Kendaraan fraksi sebanyak 7 unit

3. Sarana pendukung lainnya seperti mebeleur, komputer, notebook, alat-alat

studio ( handycam, kamera digital, telavisi, sound system)45

45 Laporan kinerja Setwan DPRD Kota Jambi 2019, hlm 16.

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

37

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Fungsi DPRD kota Jambi dalam proses pembahasan dan penetapan

rancangan APBD dilhat dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang pemerintahan daerah

Dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan

keuangan daerah dijelaskan bahwa APBD adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintahan

daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah, APBD merupakan

satu kesatuan antara pendapatan daerah, belanja daerah Salah satu peran DPRD

menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah fungsi penganggaran

daerah. Dalam fungsi penganggaran, DPRD memiliki kewenangan untuk

menyetujui atau menolak dan menetapkan RAPBD yangdiajukan oleh pihak

eksekutif menjadi APBD. Fungsi ini juga menempatkan anggota DPRD untuk

selalu terlibat dalam siklus tahunan penganggaran daerah. Diawali dari proses

pembahasan Kebijakan Umum APBD (KUA), pembahasan rancangan APBD

yang diajukan oleh kepala daerah, sampai pelaksanaan dan pertanggungjawaban

Perda tentang APBD.46

Berdasarkan hasil penelitian penulis di kantor DPRD Kota Jambi, bahwa

pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada

penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap

46

Arifin Rahman, Sistem politik Indonesia dalam persfektif' structural fungsional,

(Surabaya, Surabaya press), 1998, hal. 90.

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

38

bukan hanya pada tahap evaluasi saja. Pengawasan yang dilakukan oleh dewan

dimulai pada saat proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan

APBD, dan pertanggungjawaban APBD. Tujuan adanya pengawasan APBD

adalah untuk

1. Menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan,

2. Menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah

digariskan,

3. Menjaga agar hasil pelaksanaan APBD benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan.

Dalam menjalankan fungsi dan peran anggota dewan, kapasitas dan posisi

dewan sangat ditentukan oleh kapabilitas dan kemampuan dewan yang meliputi

pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam menyusun dalam menyusun

berbagai peraturan daerah selain kepiawaian dewan dalam berpolitik mewakili

konstituen dan kepentingan kelompok dan partainya. DPRD akan mampu

menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya

secara efektif serta menempatkan kedudukannya secara proporsional jika setiap

anggota mempunyai pengetahuan yang cukup dalam hal konsepsi teknis

penyelenggaraan pemerintahan, kebijakan publik dan sebagainya.47

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Drs. Rd. M. Salami, M. SI

sebagai kabag penganggaran dan pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota

Jambi mengemukakan bahwa

“Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah kota Jambi sebagai organisasi

perangkat daerah yang masuk dibidang pemerintahan umum mengemban

47

Mardiasmo,“ Otonomi daerah dan manajemen keuangan daerah “, (Penerbit; Andi,

Yogyakarta), 2002, hlm 55.

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

39

tugas untuk turut mewujudkan peningkatan kemampuan sumber daya

manusia aparatur baik dari aspekteknis maupun akademis guna

meminimalisir kondisi belumop timalnya kinerja pemerintah daerah yang

telah menjadi isu strategis pemerintah kota Jambi, yaitu mewujudkan

pemerintahan yang professional dan bersih (Clean governance). Sekretariat

DPRD kota Jambi dalam melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan

terhadap DPRD kota Jambi, serta memfasilitasi terwujudnya hubungan

yang harmonis antara DPRD dengan kepala daerah, berharap dapat

melaksanakan tugas pelayanan dengan baik sehingga pelayanan terhadap

DPRD yang menjadi tugas pokok sekretariat DPRD dilaksanakan sesuai

dengan tata tertib yang ada. Rencana kerja sekretariat DPRD kota Jambi

tahun 2019 disusun untuk mengetahui rencana kegiatan yangingin dicapai

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Rencana pembangunan

tahunan perangkat daerah, yang selanjutnya disebut rencana kerja

perangkat daerah (Renja-PD),adalah dokumen perencanaan perangkat

daerah untuk periode 1(satu) tahun. Rencana kerja sekretariat DPRD 2019

ini selanjutnya sebagai bahan pedoman dalam melaksanakan kegiatan

yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 berdasarkan skala prioritas.48

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani, SH sebagai

kasubbag tata usaha dan kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Pada tahap awal sekretariat DPRD kota Jambi melakukan penyusunan

rencana kerja (RENJA). Penyusunan rencana kerja ini dimaksudkan untuk

mengoptimalkan peran sekretariat DPRD kota Jambi dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya untuk memfasilitasi kegiatan DPRD sehingga dapat

semakin mengembangkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah

dalam rangka mewujudkan good and clean governance. Disamping itu,

rencana kerja (Renja) ini juga dimaksudkan sebagai kerangka bagi arah

pembangunan untuk 1 (satu) tahun kedepan dalam pencapaian visi dan

program serta sebagai tolak ukur pertanggungjawaban sekretariat DPRD

pada akhir tahun anggaran.49

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Aguslim, SH sebagai

kasubbag persidangan dan rapat-rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

48

Wawancara penulis dengan bapak M. Salami sebagai kabag penganggaran dan

pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 3 maret 2020. 49

Wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani sebagai kasubbag tata usaha dan

kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambipada tanggal 4 maret 2020.

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

40

“Mengingat visi sekretariat DPRD kota Jambi adalah mewujudkan

pelayanan prima dalam menunjang pelaksanaan tugas, fungsi dan

wewenang DPRD dan misi yang ditetapkan adalah membantu pemerintah

daerah kota Jambi dalam menyeleggarakan tugas dan wewenang,

mewujudkan kerjasama antara pimpinan dewan, anggota dewan dan

pemerintah daerah serta meningkatkan pelayanan dan fasilitasi kegiatan

rapat-rapat dewan, maka sulit menentukan tolak ukur dan indikator kinerja

yang akan diuji. Namun demikian kami mencoba menentukan tolak ukur

dan indikator kinerja pelayanan berdasarkan target capaian dari usulan

program dan kegiatan yang telah ditetapkan.50

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Rusminary sebagai

pengadministrasi rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi mengemukakan

bahwa

“Dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan tugas-tugas dan fungsi

DPRD, diperlukan peningkatan kualitas penyelenggara pelayanan pada

sekretariat DPRD kota Jambi meliputi kapasitasSDM, sarana dan

prasarana serta sistem pelayanan dengan mempedomani peraturan

perundangan yang berlaku, meliputi:

4. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan

formal, diklat fungsional dan struktural serta bimbingan teknis/kursus-

kursus singkat

5. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kegiatan

dalam memfasilitasi tugas dan fungsi DPRD.

6. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan

informasi.

7. Peningkatan kualitas perencanaan dalam penyusunan /perancangan

peraturan daerah, peraturan DPRD danKeputusan DPRD.51

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai

pengadministrasi sarana dan prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“DPRD kota Jambi mempunyai tiga fungsi sesuai UU No 23/2014 tentang

pemerintah daerah. Pada Pasal 96 disebutkan, ketiga fungsi itu yakni

pembentukan perda provinsi, anggaran dan melakukan pengawasan.

50

Wawancara penulis dengan bapak Aguslim, sebagai Kasubbag persidangan dan rapat-

rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 5 maret 2020. 51

Wawancara penulis dengan ibu Rusminary sebagai pengadministrasi rapat pada kantor

sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 4 maret 2020.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

41

Semua fungsi itu menjadi representasi rakyat di daerah dengan menjaring

aspirasi masyarakat. Fungsi anggaran tersebut diwujudkan dalam bentuk

pembahasan untuk persetujuan bersama dengan rancangan peraturan

daerah provinsi tentang APBD Provinsi yang diajukan oleh Gubernur.

tugas dan wewenangnya yang telah tercantum dalam dalam pasal 101 ayat

1 antara lain membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan

daerah provinsi tentang APBD provinsi yang di ajukan oleh Gubernur

serta melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda provinsi dan

APBD provinsi. Selanjutnya, dalam melakukan pengelolaan keuangan,

diawali dengan penyusunan APBD, pengaturan pengalih dokumen

penganggaran yaitu adanya unsur kinerja dalam setiap dokumen

penganggaran yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas

penganggaran berbasis kinerja serta mewujudkan sinkronisasi antara

perencanaan dan penganggaran. Sedangkan karakteristik dan pendekatan

berbasis kinerja ini adalah proses untuk mengklarifikasikan anggaran

berdasarkan kegiatan dan juga berdasarkan unit organisasi, dengan telah

disusun PP No 12/2019. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah menjadi

pedoman dalam menyusun pengelolaan daerah untuk menjaga tiga pilar

tata pengelolaan keuangan daerah secara transparansi, akuntabilitas dan

partisipatif.Indikator utama untuk mengukur kualitas pengelolaan daerah

adalah ketepatan penyelesaiaan, penyerapan APBD, ketepatan

penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Kualitas

optimistis pemeriksan BPK antara lain dapat memperoleh wajar tanpa

pengecualian (WTP) dan perbaikan atas indeks persepsi korupsi BPK.

Sedangkan upaya pembenahan terbaik dalam implementasi good

goverment dilakukan baik dari aspek pengelolaan keuangan maupun

kinerja organisasi.52

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani, SH sebagai

kasubbag tata usaha dan kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Legislatif adalah struktur politik yang fungsinya membuat Undang-

undang, lembaga tersebut di sebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat,

dalam tataran daerah maka disebut peraturan daerah. Fungsi DPRD dalam

menjalankan tugasnya adalah:

1. Fungsi Legilasi;

2. Fungsi Anggaran;

3. Fungsi Pengawasan

Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal

41 bahwa kinerja DPRD dalam menjalankan fungsi anggaran diwujudkan

dalam bentuk pembahasan dan penetapan bersama rancangan peraturan

daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala

52

Wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai pengadministrasi sarana dan

prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 5 maret 2020.

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

42

daerah.Anggaran adalah fungsi yang di berikan kepada anggota DPRD

yang merupakan suatu bentuk tugas yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan pemerintah daerah berupa menyusun dan menetapkan perkiraan

penerimaan dan belanja keuangan pemerintah daerah.53

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Drs. Rd. M. Salami, M. SI

sebagai kabag penganggaran dan pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota

Jambi mengemukakan bahwa

“Aspirasi masyarakat adalah serangkaian kegiatan berupa tuntutan ataupun

“perlawanan” terhadap suatu kebijakan yang dilakukan secara sistematis

dan terorganisir.Tujuannya untuk memengaruhi pembentukan atau

perubahan kebijakan sebagai upaya penyampaian kepentingan

masyarakat.Untuk merepresentasikan ide, rakyat tetap dapat menyuarakan

aspirasinya melalui berbagai media baik media cetak, media elektronik,

dan media konvensional lainnya yang secara konstitusional dijamin dalam

rangka penghormatan terhadap hak asasi manusia. Dengan memahami

pentingnya aspirasi masyarakat, maka materi muatan akan lebih berpihak

untuk kepentingan rakyat. Adanya penyelewengan terhadap materi muatan

yang ditujukan untuk kepentingan rakyat berarti mengingkari hakikat

keberadaan undang-undang di tengah-tengah masyarakat. Berlakunya

undang-undang yang tidak berpihak pada kepentingan publik akan

berbahaya bagi kelangsungan tatanan hidup masyarakat luas. Untuk

menyerap aspirasi masyarakat, DPR melalui alat kelengkapan yang sedang

melakukan penyusunan undang-undang, biasanya melakukan kegiatan

untuk mendapatkan masukan dari masyarakat dalam bentuk rapat dengar

pendapat umum (RDPU),seminar, kegiatan sejenis, dan kunjungan.Metode

penyerapan aspirasi yang paling sering digunakan adalah berkunjung ke

daerah-daerah atau mengunjungi pemerintahan daerah, DPRD, dan

perguruan tinggi.Pembentukan undang-undang dinilai aspiratif, apabila

dalam prosesnya memperhatikan aspirasi masyarakat.Suatu perundang-

undangan dikatakan aspiratif dan partisipatif, apabila dapat menghasilkan

peraturan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian merupakan

kebaikan dan sifat-sifat yang khusus dan terbatas;

2. Bersifat universal, karena undang-undang dibentuk untuk menghadapi

peristiwa di masa akan datang. Oleh karena itu, undang-undang tidak

dapat dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja;

dan

3. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri.

Apakah lazim bagi suatu peraturan untuk mencantumkan klausul yang

memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.

53

Wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani sebagai kasubbag tata usaha dan

kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambipada tanggal 9 maret 2020.

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

43

Aspirasi masyarakat apabila diakomodir dapat meningkatkan legitimasi,

transparansi, dan responsivitas, serta diharapkan akan melahirkan

kebijakan yang akomodatif. Ketika suatu kebijakan tidak aspiratif, maka

dapat muncul kecurigaan mengenai kriteria dalam menentukan”siapa

mendapat apa”. Sebaliknya, proses pengambilan kebijakan yang dilakukan

dengan cara terbuka dan didukung dengan informasi yang memadai, akan

1. Memungkinkan lembaga legislative bekerja tanpa tekanan dan

pengaruh dari lembaga lainnya. Hal ini diperlukan mengingat dalam

suatu negara demokrasi pada dasarnya rakyat mengatur dirinya sendiri.

2. Sifat “Independen” diperlukan agar lembaga legislatif mampu

melakukan tugas dan fungsinya dalam mengatur masyarakat sebaik-

baiknya.54

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Aguslim, SH sebagai

Kasubbag persidangan dan rapat-rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Sebagai sebuah lembaga tinggi Negara, DPRD kota Jambi memiliki

beberapa fungsi utama, yang tentu saja merupakan bagian dari proses

operasional dan proses berjalannya suatu pemerintahan daerah. Berikut ini

adalah beberapa fungsi dari DPRD kota Jambi sebagai lembaga negara dan

wakil rakyat :

1. Fungsi legislasi. Fungsi pertama dari DPRD adalah fungsi legilasi.

Fungsi legislasi merupakan fungsi dari DPRD yang dicerminkan dari

status DPRD sebagai lembaga legislative daerah, seperti provinsi,

kotamadya dan juga kabupaten. Yang dimaksud fungsi legislasi ini

adalah fungsi DPRD dalam membentuk peraturan daerah, yang sudah

menjadi tugas dan kewenangan dari DPRD sebagai perwujudan dari

DPRD selaku pemegang kekuasaan legislative di daerah-daerah.

2. Fungsi Anggaran. Fungsi kedua yang merupakan fungsi utama dari

DPRD adalah fungsi Anggaran. Sesuai dengan namanya, fungsi

anggaran meliputi pembahasan mengenai anggaran belanja dan juga

pendapatan daerah. Hal ini dilaksakan untuk membahas dan juga

memberikan persetujuan terhadap rancangan dari APBD yang diajukan

oleh pemerintah daerah. Dengan adanya fungsi ini, maka DPRD

berfungsi untuk menentukan apakah APBD yang diajukan bisa

digunakan atau tidak, serta melakukan perbaikan atau revisi megenai

APBD yang diajukan oleh pimpinan daerah.

3. Fungsi Pengawasan. Fungsi dari DPRD berikutnya dalah fungsi

pengawasan. Fungsi pengawasan merupakan fungsi dari DPRD,

dimana DPRD memiliki fungsi utama sebagai pengawas dan juga

pemantau setiap pelaksanaan peraturan daerah yang sudah disepakati

54

Wawancara penulis dengan bapak Rd. M. Salami sebagai kabag penganggaran dan

pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 10 maret 2020.

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

44

bersama dengan pimpinan daerah, serta mengawasi penggunaan

anggaran yang sudah disahkan sebelumnya dalam APBD.55

B. Partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan rancangan

APBD di DPRD kota Jambi

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani, SH sebagai

kasubbag tata usaha dan kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Partisipasi masyarakat menjadi hal yang utama dalam proses perumusan

kebijakan public. Didalam pembentukan perda sangat diperlukan

keterbukaan pemerintah, dengan adanya keterbukaan pemerintah terhadap

publik dimungkinkan keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi, baik

dari proses perancangan peraturan sampai dengan diberlakukannya suatu

peraturan. Partisipasi masyarakat dalam pembentukan peraturan

perundang-undangan maupun perda dapat kita lihat dalam pasal 96

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2011 tentang

pembentukan peraturan perundang-undangan (UU No. 12-2011) bahwa

masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam

pembentukaan peraturan perundang-undangan. Masukan secara lisan

dan/atau tertulis sebagaimana dimaksud tersebut dapat dilakukan melalui

rapat dengar pendapat umum, kunjungan kerja, sosialisasi dan/atau,

seminar, lokakarya dan/atau diskusi.Senada dengan hal tersebut, dalam

pasal 139 ayat (1) UU nomor 32-2004 juga terdapat ketentuan bahwa

masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam

rangka penyiapan atau pembahasan rancangan perda.Penjelasan Pasal 139

Ayat (1) tersebut menjelaskan bahwa hak masyarakat dalam ketentuan ini

dilaksanakan sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD. Dari bunyi pasal

96 UU nomor 12-2011 dan pasal 139 ayat (1) UU nomor 32-2004, serta

penjelasannya dapat diketahui bahwa:

1. Masyarakat berhak memberikan masukan dalam rangka penyiapan

atau pembahasan rancangan Perda;

2. Masukan masyarakat tersebut dapat dilakukan secara lisan atau

tertulis; dan

3. Hak masyarakat tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan tata

tertib DPRD.

Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam penyusunan perda

merupakan hak masyarakat, yang dapat dilakukan baik dalam tahap

penyiapan maupun tahap pembahasan. Dalam konteks hak asasi manusia, setiap hak pada masyarakat menimbulkan kewajiban pada pemerintah

sehingga haruslah jelas pengaturan mengenai kewajiban pemerintahan

55Wawancara penulis dengan bapak Aguslim, sebagai kasubbag persidangan dan rapat-

rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 11 maret 2020.

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

45

daerah untuk memenuhi hak atas partisipasi masyarakat dalam penyusunan

perda tersebut.56

Anggaran pendapatan dan belanja daerah menurut Hanif Nurkhalis adalah

“Suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan

daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah”.57

Sedangkan Rinusu

dan Sri Mastuti mengatakan anggaran pendapatan dan belanja daerah adalah

sebagai barometer atas kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan

kebijakan masa lalu serta kebijakan yang hendak dilaksanakan pemerintah daerah

di masa yang akan datang, berikut kutipannya:

“Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan gambaran dari

kebijakan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam ukuran uang, yang

meliputi kebijakan pengeluaran maupun penerimaan pemerintah daerah,

serta realisasi anggaran tahun yang lalu.anggaran pendapatan dan belanja

daerah juga merupakan sarana untuk dapat mengetahui kemampuan

pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan yang dipilihnya di masa

lalu, serta maju mundurnya kebijakan yang hendak dilaksanakan oleh

pemerintah daerah di masa yang akan datang.58

Siklus perencanaan dan pengendalian di daerah pada dasarnya terdiri dari

lima tahapan aktivitas:

1.Perencanaan tujuan dasar dan pengendalian.

2. Perencanaan operasional.

3. Penganggaran;

56

Wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani sebagai kasubbag tata usaha dan

kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 10 maret 2020. 57

Hanif Nurkholis, Hukum pemerintahan daerah di Indonesia, (Grasindo, Jakarta), 2005,

hal. 109. 58

Rinusu dan Sri Mastuti, Panduan praktis mengontrol APBD, Edisi Revisi, FES, Jakarta,

2003, hal. 1.

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

46

4. Pengendalian dan pengukuran, serta

5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik.59

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai

pengadministrasi sarana dan prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Partisipasi masyarakat dalam merumuskan suatu kebijakan

pembangunan. Masyarakat bukan hanya sebatas obyek pembangunan,

tetapi mereka merupakan subyek yang harus dilibatkan dalam setiap

proses pembuatan kebijakan pembangunan.Dengan kata lain, partisipasi

masyarakat menjadi sangat fundamental dalam kerangka kebijakan, agar

benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Konsep

partisipasi publik berkaitan dengan konsep keterbukaan. Dalam artian,

tanpa keterbukaan pemerintah tidak mungkin masyarakat dapat melakukan

peran serta dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan. Keterbukaan, baik

"openheid" maupun "openbaar-heid" sangat penting artinya bagi

pelaksanaan pemerintahan yang baik dan demokratis. Dengan demikian

keterbukaan dipandang sebagai suatu asas ketatanegaraan mengenai

pelaksanaan wewenang secara layak dan dengan adanya keterbukaan

dalam penyelenggaraan pemerintahan, publik bisa dengan mudah

mengakses data dan informasi yang diperlukan.60

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Aguslim, SH sebagai

kasubbag persidangan dan rapat-rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Partisipasi masyarakat dalam penganggaran harus dilakukan pada setiap

tahapan dalam siklus anggaran mulai dari penyusunan, ratifikasi,

pelaksanaan, sampai dengan pertanggungjawaban. Partisipasi masyarakat

menjadi penting bagi sebuah pemerintahan sebagai upaya untuk

meningkatkan arus informasi, akuntabilitas, memberikan perlindungan

kepada masyarakat, serta memberi suara bagi pihak yang terimbas oleh

kebijakan publik yang diterapkan. Jika partisipasi rakyat di daerah tinggi

maka proses terciptanya otonomi dan desentralisasi akan terlaksana

dengan lancar dan baik. Sebaliknya, bila aspirasi dan kepentingan

59

Rinusu dan Sri Mastuti, Panduan praktis mengontrol APBD, Edisi Revisi, FES, Jakarta,

2003, hal. 3. 60

Wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai pengadministrasi sarana dan

prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 10 maret 2020.

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

47

masyarakat tidak dikedepankan, hal itu akan menimbulkan permasalahan

baru di daerah.61

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Rusminary sebagai

pengadministrasi rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi mengemukakan

bahwa

“Pembahasan rancangan APBD yang tidak terbuka dan jauh dari akses

masyarakat dikhawatirkan akan memicu terjadinya penyelewengan

anggaran. Kesadaran masyarakat untuk memperjuangkan haknya terhadap

anggaran telah tumbuh, salah satu indikasinya makin maraknya tuntutan

atau gugatan yang diajukan oleh masyarakat kepada DPRD ataupun

lembaga ekeskutif terkait soal anggaran telah tumbuh. Namun sayangnya

kesadaran tersebut tidak selalu berjalan dengan daya dukung kapasitas

masyarakat, sehingga terkadang yang tampak lebih menonjol sikap

emosional semata. Akibatnya meskipun apa yang dikemukakan atau

menjadi tuntutan masyarakat benar adanya tetapi karena tidak didukung

oleh argument dan bukti yang menguatkan, tuntutan tersebut terkesan

sebagai angin lalu semata.62

Anggaran daerah disusun berdasarkan pendekatan kinerja, suatu sistem

anggaran yang mengutamakan kepada upaya pencapaian hasil kinerja atau output

dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan, harus bisa diukur

dengan indikator-indikator yang jelas. APBD yang disusun dengan pendekatan

kinerja juga harus memuat keterangan sebagai berikut:

1. Sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja.

2. Standar pelayan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan

komponen kegiatan yang bersangkutan. Pengembangan standar

pelayanan dapat dilaksanakan secara bertahap dan harus dilakukan

secara berkesinambungan.

61

Wawancara penulis dengan bapak Aguslim, sebagai kasubbag persidangan dan rapat-

rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 11 maret 2020. 62

Wawancara penulis dengan ibu Rusminary sebagai pengadministrasi rapat pada kantor

sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 12 maret 2020.

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

48

3. Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanjaadministrasi umum,

biaya operasional dan pemeliharaan dan belanja modal/

pembangunan.63

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Drs. Rd. M. Salami, M. SI

sebagai kabag penganggaran dan pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota

Jambi mengemukakan bahwa

“Adanya perubahan paradigma anggaran diera reformasi menuntut adanya

partisipasi masyarakat (publik) dalam keseluruhan siklus anggaran. Untuk

menciptakan akuntabilitas kepada publik diperlukan partisipasi instansi

dan warga masyarakat dalam penyususnan dan pengawasan anggaran.

Partisipasi merupakan kunci sukses dari pelaksana otonomi daerah karena

dalam partisipasi menyangkut aspek pengawasan dan aspirasi.

Pengawasan yang dimaksud disini termasuk pengawasan terhadap pihak

eksekutif melalui pihak legislatif. Peran dewan dalam melakukan

pengawasan keuangan daerah akan dipengaruhi oleh keterlibatan

masyarakat dalam advokasi anggaran. Dengan demikian, keterlibatan atau

partisipasi masyarakat tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan

pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan

keuangan daerah. Fenomena ini dapat terjadi karena dengan adanya

partisipasi masyarakat di dalam proses penyusunan anggaran akan tercipta

transparansi dan akuntanbilitas kepada publik sehingga tidak terjadi

keborosan dan kebocoran anggaran. Partisipasi masyarakat menjadi

penting bagi sebuah pemerintahan sebagai upaya untuk meningkatkan arus

informasi, akuntabilitas, memberikan perlindungan kepada masyarakat,

serta memberi suara bagi pihak yang terimbas oleh kebijakan publik yang

diterapkan.64

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Aguslim, SH sebagai

kasubbag persidangan dan rapat-rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Adanya wacana untuk melibatkan masyarakat bukan hanya pada tataran

perencanaan tetapi juga pada penganggaran merupakan suatu hal yang

positif dalam proses transparansi yang coba dibangun oleh pemerintah.

Proses partisipasi masyarakat dalam perencanaan telah dicoba direspon

oleh berbagai daerah. Dalam proses perencanaan sesuai UU no. 25 tahun

63

Hanif Nurkholis, Hukum pemerintahan daerah di Indonesia, (Grasindo, Jakarta), 2005,

hal. 110. 64

Wawancara penulis dengan bapak Rd. M. Salami sebagai kabag penganggaran dan

pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 12 maret 2020.

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

49

2004 proses pelibatan masyarakat tersebut dikenal dengan nama

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Lebih jauh lagi,

Musrenbang ini merupakan forum antar pelaku dalam menyusun

perencanaan pembangunan. Istilah nama tersebut berkembang di tiap

daerah disesuaikan dengan kebijakan yang diterapkan. Proses perencanaan

yang ada dimulai dari penggalian gagasan masyarakat untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi di daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

dengan amanat otonomi daerah yang menginginkan masyarakat untuk

terlibat aktif memberikan masukan penyusunan APBD. Kepentingan

masyarakat menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan suatu wilayah atau

yang lebih dikenal dengan rencana anggaran penerimaan dan belanja baik

yang bersifat nasional maupun daerah. Masyarakat sudah selayaknya

menjadi prioritas dalam anggaran penerimaan dan belanja suatu negara

atau daerah dikarenakan sumber pendapatan daerah salah satunya

diperoleh dari pajak dan retribusi yang dikeluarkan oleh masyarakat.

Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka alokasi penggunaan dapat

dilakukan secara adil dan mementingkan kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya dan tidak terjadi diskriminasi

dalam distribusi pelayanan. Hal lain yang menyebabkan masyarakat wajib

diprioritaskan dalam penyusunan anggaran sudah dijelaskan dalam pasal

23 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa masyarakat berhak dan ikut serta

dalam penyusunan dan pengambilan keputusan dalam anggaran.65

Mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersumber dari

keringat rakyat, maka penggunaannya haruslah efisien dan efektif. Demi

mengendalikan thigkat efisiensi dan efektifitas anggaran, dalam perencanaan

perlu ditetapkan secara jelas tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang akan

diperoleh masyarakat dari setiap proyek yang diprogramkan. Dan yang terakhir

adalah prinsif rasional dan terukur, dimana dalam APBD baik menyangkut sisi

pendapatan maupun pengeluaran harus memperhatikan aspek rasionalitas

anggaran dan dapat diukur antara jumlah pendapatan yang dianggarkan untuk

setiap sumber pendapatan.Artinya bahwa dalam aspek pengeluaran semangat

untuk melakukan penghematan pos-pos anggaran yang dicantumkan dalam APBD

harus sesuai antara rencana anggaran dengan pendapatan daerah.

65

Wawancara penulis dengan bapak Aguslim, sebagai kasubbag persidangan dan rapat-

rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 12 maret 2020.

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

50

Berbicara Anggaran Negara atau Anggaran Daerah, masalah politik

memiliki kekuatan cukup kuat untuk mempengaruhi alokasi sumber daya yang

secara langsung berdampak luas terhadap setiap kegiatan ekonomi. Dalam aspek

perencanaan, karena akan melibatkan pembuatan keputusan politik yang memiliki

dampak pada masa mendatang, maka tujuan dan sasaran harus dirumuskan,

kebijakan harus dianalisis, dan rencana maupun program harus benar-benar jelas

dan sasarannya sebelum disetujuai bersama. Dalam aspek politik, karena

perumusan dan penetapan anggaran merupakan proses politik karena memuat

mekanisme kolektif yang menentukan diambilnya keputusan tentang “siapa yang

akan memperoleh apa" dan "siapa yang akan menanggung bebannya”.66

Dari aspek ekonomi, perumusan dan penetapan anggaran merupakan

proses ekonomi karena alokasi sumber daya merupakan fungsi ekonomi yang

penting. Perumusan dan penetapan anggaran ini mencerminkan adanya substansi

oleh Pemerintah terhadap mekanisme alokasi otomatis pasar yang dilakukan oleh

sektor swasta.

Sedangkan aspek akuntansi, perumusan dan penetapan anggaran

merupakan proses akutansi dimana informasi tentang pengeluaran dan penerimaan

disusun berdasarkan item penerimaan dan pos pengeluaran anggaran yang

memudahkan pihak pengawasan, untuk melakukan evaluasi pengendalian

manajemen, dengan memanfaatkan standar audit pengawasan keuangan negara

dan daerah yang efisien.67

66 Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. (Yogyakarta: Andi).2002,hlm 31 67

Rinusu dan Sri Mastuti, Panduan praktis mengontrol APBD, Edisi Revisi, FES, Jakarta,

2003, hal.18.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

51

C. Usaha yang dilakukan oleh DPRD kota Jambi agar masyarakat dapat

berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan rancangan

APBD

Bentuk upaya menjaring partisipasi masyarakat yang dapat dilakukan oleh

pembentukan perda yaitu melakukan penelitian terpadu sebelum perancangan

perda, menggelar rapat dengar pendapat umum materi yang akan diajukan dan

memberi kesempatan warga mengikuti persidangan di kantor DPRD (dengan

membuka informasi jadwal sidang pembentukan perda). Apabila pemerintah telah

memenuhi kewajiban untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat, maka

masyarakat harus mampu secara aktif dan efektif menggunakan haknya untuk

melakukan pengawasan, memantau DPRD atau Partai politik sehingga

masyarakat dapat menjadi kekuatan kontrol tersendiri.

Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Aguslim, SH sebagai

kasubbag persidangan dan rapat-rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Partisipasi publik untuk menentukan perencanaan pembangunan jangka

panjang di kota Jambi dengan cara menerapkan partisipasi masyarakat

dalam forum bersama antara pemerintah daerah, diwakili oleh Bappeda,

dan masyarakat telah dilakukan di kota Jambi pada tahun 2019 untuk

merumuskan perencanaan jangka panjang. Beberapa kelompok kerja

dibentuk untuk mengidentifikasi dan melakukan diskusi dengan berbagai

pemangku kepentingan tentang arah dan prioritas pembangunan jangka

panjang, sesuai dengan bidang tugas masing-masing kelompok kerja. Hasil

dari diskusi awal ini kemudian dirumuskan oleh sebuah tim besar yang

terdiri dari perwakilan dari LSM, pemuka agama, akademisi, pers media

dan pejabat pemerintah. Proses identifikasi permasalahan dan prioritas

ditindak lanjuti oleh Bappeda dengan menyampaikan kuesioner publik

tentang komponen dasar perencanaan untuk memudahkan penentuan

prioritas utama daerah.68

68 Wawancara penulis dengan bapak Aguslim, sebagai kasubbag persidangan dan rapat-

rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 3maret 2020.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

52

Hakekat pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pembahasan dan

penetapan APBD di DPRD Kota Jambi ini adalah:

1. Memberikan landasan yang lebih baikuntuk membuat kebijakan publik dalam

menciptakan suatu good governance;

2. Memastikan adanya implementasi yang lebih efektif karena warga

mengetahui dan terlibat dalam pembuatan kebijakan publik;

3. Meningkatkan kepercayaan warga kepada eksekutif dan legislatif; dan

4. Efisiensi sumber daya, sebab dengan keterlibatan masyarakat dalam

pembahasan dan penetapan anggaran, maka sumber daya yang digunakan

dalam sosialisasi kebijakan publik dapat dihemat.69

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai

pengadministrasi sarana dan prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Partisipasi masyarakat memberikan peluang bagi seluruh warga untuk

terlibat dalam merespon permasalahan di wilayahnya dan juga

memberikan manfaat lain, yaitu meningkatkan pengetahuan dan keahlian

para pejabat pemerintah daerah kota Jambi untuk meningkatkan

transparansi dan membangun kepercayaan melalui keterlibatan seluruh

pihak yang berkepentingan dengan kebijakan anggaran. Di sisi lain, tak

dapat dipungkiri bahwa proses ini memiliki hambatan, antara lain

diperlukan waktu lama untuk mengkoordinir warga, dan beragamnya

pemahaman anggaran yang dimiliki warga sehingga akan sulit untuk

menciptakan APBD yang berkualitas.70

APBD yang berkualitas tersebut harus senantiasa melibatkan masyarakat,

baik melalui lembaga-lembaga masyarakat yang diharapkan dalam pembahasan

69 Ni Made Ari Yuliartini Griadhi dan Anak Agung Sri Utami, Jurnal “Partisipasi

Masyarakat dalam pembentukan peraturan daerah, Fakultas Hukum Unud, Kertha Patrika, vol.33

No. 1, Januari 2008, hal 5

70

Wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai pengadministrasi sarana dan

prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 3 Maret 2020.

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

53

dan penetapan anggaran dapat sepenuhnya dilakukan sesuai dengan aspirasi

masyarakat Kota Jambi. Secara khusus, tujuan APBD oleh pemerintah daerah

sehubungan dengan penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran

kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial Angka pendek unit

Pemerintah;

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

kondisi ekonomi suatu unit Pemerintah dan perubahan-perubahan yangterjadi

didalamnya;

3. Memberikan informasi keuangan yang memonitor kinerja, telah disepakati,

dan ketentuan lain yang disarankan;

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk

memprediksi pengaruh kepemilikan dan pembelanjaan sumber daya daya

ekonomi terhadap pencapain tujuan operasional;

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasional.71

Menurut hasil wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani, SH sebagai

kasubbag tata usaha dan kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

mengemukakan bahwa

“Tindakan preventif oleh DPRD kota Jambi dimulai dengan bekerjasama

dengan masyarakat dengan cara menjaring aspirasi masyarakat. Partisipasi

masyarakat sebagai kunci sukses dalam pelaksanaan otonomi daerah

karena dalam partisipasi yaitu menyangkut tentang aspek pengawasan dan

aspirasi. Menyadari pentingnya aspirasi masyarakat, maka DPRD kota

Jambi mengambil langkah-langkah strategis agar partisipasi masyarakat

bisa berjalan secara kondusif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

mengoptimalkan peran dari lembaga institusi lokal non pemerintahan

71Mardiasmo, “ Otonomi daerah dan manajemen keuangan daerah “, (Penerbit Andi;

Yogyakarta), 2002, hlm 63.

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

54

seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media masa, organisasi

kemasyarakatan dan partai politik . Selain hal-hal tersebut, banyak hal lain

yang dapat dilakukan oleh anggota DPRD kota Jambi dalam menjaring

aspirasi masyarakat. Penjaringan aspirasi masyarakat juga dapat dilakukan

melalui media online, cetak, Focus Group Discussion, serta turun langsung

ke masyarakat. Melalui media online misalnya, DPRD kota Jambi juga

membuka layanan melalui sistem website yang dapat digunakan

masyarakat untuk menyampaikan aspirasi berupa saran, pendapat atau

kritik untuk kemajuan daerahnya, informasi tersebut dapat dijadikan

pertimbangan saat pembahasan RAPBD kota Jambi.72

Beberapa hal yang dapat dilakukan dan kaitannya dengan pelaksanaan

peran serta masyarakat dalam proses pembentukan peraturan daerah adalah

dilakukannya rapat dengar pendapat umum atau rapat-rapat lainnya yang

bertujuan menyerap aspirasi masyarakat, antara lain kunjungan oleh anggota

DPRD Kota Jambi untuk mendapat masukan dari masyarakat, ataupun

diadakannya seminar-seminar atau kegiatan yang sejenis dalam rangka melakukan

pengkajian atau menindaklanjuti berbagai penelitian untuk menyiapkan suatu

rancangan peraturan daerah. Akan tetapi dalam pelaksanaannya kadang masih

terdapat berbagai penafsiran tentang siapa yang dimaksud dengan istilah

masyarakat. Mengenai sejauh mana masyarakat dapat ikut dalam proses

pembahasan dan penetapan APBD Kota Jambi, hal ini sangat tergantung pada

keadaan keadaan dari pembentuk perundang-undangan itu sendiri oleh karena

UUD dan berbagai peraturan perundang-undangan telah menetapkan lembaga

mana yang dapat membentuk peraturan perundang-undangan tersebut. Apabila

suatu rancangan sudah dapat menampung aspirasi masyarakat luas, tentunya peran

serta masyarakat tersebut tidak akan selalu dipaksakan pelaksanaannya, oleh

karena itu diperlukankan peningkatan kualitas anggota DPRD Kota Jambi

72

Wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani sebagai kasubbag tata usaha dan

kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi pada tanggal 12 maret 2020.

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

55

maupun seluruh jajaran pemerintah yang mempunyai tugas dalam pembahasan

dan penetapan APBD Kota Jambi.

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Pertama, Fungsi DPRD kota Jambi dalam proses pembahasan dan

penetapan rancangan APBD dilihat dari Undang-undang nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintahan daerah bahwa Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah kota

Jambi sebagai organisasi perangkat daerah yang masuk dibidang pemerintahan

umum mengemban tugas untuk turut mewujudkan peningkatan kemampuan

sumber daya manusia aparatur baik dari aspekteknis maupun akademis guna

meminimalisir kondisi belum optimalnya kinerja pemerintah daerah yang telah

menjadi isu strategis pemerintah kota Jambi, yaitu mewujudkan pemerintahan

yang professional dan bersih (Clean governance). Sebagai sebuah lembaga tinggi

Negara, DPRD kota Jambi memiliki beberapa fungsi utama, yang tentu saja

merupakan bagian dari proses operasional dan proses berjalannya suatu

pemerintahan daerah. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari DPRD kota Jambi

sebagai lembaga negara dan wakil rakyat:

1. Fungsi legislasi. Fungsi pertama dari DPRD adalah fungsi legilasi. Fungsi

legislasi merupakan fungsi dari DPRD yang dicerminkan dari status DPRD

sebagai lembaga legislative daerah, seperti provinsi, kotamadya dan juga

kabupaten.

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

57

2.Fungsi Anggaran. Fungsi kedua yang merupakan fungsi utama dari DPRD

adalah fungsi Anggaran, fungsi anggaran meliputi pembahasan mengenai

anggaran belanja dan juga pendapatan daerah. Hal ini dilaksakan untuk membahas

dan juga memberikan persetujuan terhadap rancangan dari APBD yang diajukan

oleh pemerintah daerah.

3.Fungsi Pengawasan. Fungsi dari DPRD berikutnya dalah fungsi

pengawasan. Fungsi pengawasan merupakan fungsi dari DPRD, dimana DPRD

memiliki fungsi utama sebagai pengawas dan juga pemantau setiap pelaksanaan

peraturan daerah yang sudah disepakati bersama dengan pimpinan daerah, serta

mengawasi penggunaan anggaran yang sudah disahkan sebelumnya dalam APBD

Kedua, Partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan

rancangan APBD di DPRD kota Jambi adalah menjadi hal yang utama dalam

proses perumusan kebijakan public. Didalam pembentukan perda sangat

diperlukan keterbukaan pemerintah, dengan adanya keterbukaan pemerintah

terhadap publik dimungkinkan keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi, baik

dari proses perancangan peraturan sampai dengan diberlakukannya suatu

peraturan. Pembahasan rancangan APBD yang tidak terbuka dan jauh dari akses

masyarakat dikhawatirkan akan memicu terjadinya penyelewengan anggaran.

Kesadaran masyarakat untuk memperjuangkan haknya terhadap anggaran telah

tumbuh, salah satu indikasinya makin maraknya tuntutan atau gugatan yang

diajukan oleh masyarakat kepada DPRD ataupun lembaga ekeskutif terkait soal

anggaran telah tumbuh.

Ketiga, Usaha yang dilakukan oleh DPRD kota Jambi agar masyarakat

dapat berpartisipasi dalam proses pembahasan dan penetapan rancangan APBD

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

58

adalah dengan mengambil langkah-langkah strategis agar partisipasi masyarakat

bisa berjalan secara kondusif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

mengoptimalkan peran dari lembaga institusi lokal non pemerintahan seperti

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media masa, organisasi kemasyarakatan

dan partai politik . Selain hal-hal tersebut, banyak hal lain yang dapat dilakukan

oleh anggota DPRD kota Jambi dalam menjaring aspirasi masyarakat. Penjaringan

aspirasi masyarakat juga dapat dilakukan melalui media online, cetak, Focus

Group Discussion, serta turun langsung ke masyarakat. Melalui media online

misalnya, DPRD kota Jambi juga membuka layanan melalui sistem website yang

dapat digunakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi berupa saran, pendapat

atau kritik untuk kemajuan daerahnya, informasi tersebut dapat dijadikan

pertimbangan saat pembahasan RAPBD kota Jambi

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan

diatas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat

memperbaiki ataupun menyempurnakan partisipasi masyarakat dalam proses

pembahasan dan penetapan APBD dikantor sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah kota Jambi dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya dan perlu

partisipasi yang aktif dari masyarakat daerah kota Jambi agar dalam penyusunan

anggaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dapat

mensejahterakan masyarakat kota Jambi.

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

59

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur’an Surat An-nisa 58

Marzuki Lubis, Pergeseran garis peraturan undang-undangan tentang

DPRD dan kepala daerah dalam ketetatanegaraan di Indonesia,

(Bandung : Mandar maju, 2011)

Dedi Supriyadi Bratakusumah dan Dadang Solihin, “ Otonomi penyelenggaraan

pemerintahan daerah (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003)

Hendra Karianga, Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan daerah ,

(Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2005)

Bowo Sugiarto, “ Ruang keterlibatan warga dalam penyusunan APBD “

,(Jakarta; PT raja Grafindo), 1998

Farhan dkk, dalam W.Riawan Tjandra, Legislative drafting : Teori tekhnik

pembuatan peraturan daerah, (Yogyakarta : Universitas Atmajaya, 2009),

https;//m,mediaindonesia.com masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan

APBD

Mardiasmo, Otonom daerah dan manajemen keuangan daerah “, Penerbit Andi;

Yogyakarta, 2002

Bambang Yudoyono,Otonomi daerah,desentralisasi dan pengembangan SDM

aparatur Pemda dan Anggota DPRD, (Pustaka Sinar Harapan, Jakarta)

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, “ Sistem administrasi negara

Republik Indonesia “,(PT. Gunung agung, Jakarta), 1997

Shomad, Membangun kota memberdayakan masyarakat, visi sosial politik,

ekonomi dan budaya legislatif, eksekutif kota Jambi-DPRD kota

Jambi,(Lembaga studi pengembangan sumber daya manusia, Jakarta),2016

Tarmidzi Zailani, “ Fungsi kontrol DPRD dalam pemerintahan daerah “ ,

(Angkasa; 1992)

Indah Mustika Dewi. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kapabilitas

Anggota DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (APBD).

Universitas Diponegoro. Semarang.2011

Bagir Manan, Politik hukum otonomi daerah sepanjang peraturan perudang-

undangan pemerintahan daerah, Makalah pada seminar nasional

“Penyelenggaraan pemerintahan yang layak dalam menjalankan

pemerintahan yang baik dan bersih di Indonesia”, Disertasi, UNPAD,

Bandung, 2001

Sukriono, Didik, “ Konstitusi dan konsep otonomi “, (Malang; Setara Ptress),

2013

Hanif Nurkholis, “ Hukum pemerintahan daerah Indonesia “, (Jakarta;

Grasindo), 2005,

Rinusu dan Sri Mastuti, Panduan praktis mengontrol APBD, Edisi Revisi, FES, Jakarta, 2003,

Achmad Fauzi dan BK, Iskandar, Cora Membaca APBD, Universitas Brawijaya,

Malang, 1992,

Rozikin Abdi, Pelaksanaan otonomi daerah, dengan pemilihan kepala daerah

secara langsung, (Raja Grafindo Persada Jakarta), 2005

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

60

Hari Sabarno, “ Untaian pemikiran otonomi daerah ; Memandu otonomi daerah

menjaga kesatuan bangsa, (Jakarta; Sinar Grafika), 2007

M. C. Burkens, et.al., Beginselen van de Democratische Rechtsstaat, Kluwer,

Deventer, 1997,

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Sistem administrasi

negara Republik Indonesia, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta, 1997

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN.

Balai Pusteka, Jakarta, 1998

Fauzy Syam, Parlemen Strengthning whorkshop, Pusat Studi Hukum dan

Perundang-Undangan (PSHP), Universitas Jambi. 2000

Arifin Rahman, Sistem politik Indonesia dalam persfektif struktural fungsional,

Surabaya, 1998

Krisna, Pengaruh akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat, transparansi

kebijakan publik dan pengetahuan dewan terhadap anggaran terhadap

pengawasan anggaran keuangan daerah (APBD). Studi empiris pada

DPRD kota Pati Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.2014

Boediono, “ Metode penelitian kualitatif “’ (Bandung Alfabeta,) 2005

Sigit Nurdianto, Skripsi “ Partisipasi publik dalam Ranperda tentang anggaran

pendapatan dan belanja daerah kabupaten Sumenep tahun 2014-2015”,

Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015

Safi’i, Indien Winawarti dan Erma Rusdiana, Jurnal “ Partisipasi masyarakat

dalam perencanaan dan penganggaran APBD di kabupaten Bangkalan “,

2015

Septiah Cahya Wardhani, Jurnal , “ Partisipasi masyarakat dalam proses

penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dikabupaten Pati,

2017

W.Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta, rajawali press, 2002),

Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian kualitatif, Cet. I, (CV. Mandar

Maju, Bandung,) 2008

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1997

Sugiyono, Metode penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif R.N, Cet. Ke-

19, (Bandung: Alfabeta, 2014),

Laporan kinerja Setwan DPRD kota Jambi 2019.

B. Perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2014 tentang pemerintahan

daerah

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

61

C. Wawancara

Wawancara penulis dengan bapak M. Salami sebagai kabag penganggaran dan

pengawasan pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

Wawancara penulis dengan ibu Anna Fauziyah sebagai pengadministrasi sarana

dan prasarana pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

Wawancara penulis dengan ibu Rusminary sebagai pengadministrasi rapat pada

kantor sekretariat DPRD kota Jambi

Wawancara penulis dengan bapak Aguslim, sebagai kasubbag persidangan dan

rapat-rapat pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

Wawancara penulis dengan ibu Siti Rimbayani sebagai kasubbag tata usaha dan

kepegawaian pada kantor sekretariat DPRD kota Jambi

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBAHASAN DAN PENETAPAN APBD DI DEWAN PERWAKILAN ...repository.uinjambi.ac.id/4804/1/SPI 162562 PARTISIPASI... · 2020. 9. 30. · partisipasi

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri :

Nama : Mailynar

Tempat Dan Tanggal Lahir : Jambi, 07- 05- 1968

Pekerjaaan : Mahasiswa

Alamat : Jalan Julius Usman, RT 18, Kelurahan

Pematang Sulur. Kecamatan Telanai Pura,

Kota Jambi

Nomor HP : 0852 6696 7562

B. Riwayat Pendidikan

1. S1 : UIN STS Jambi

2. SMA : SMEA 1 Kota Jambi

3. SMP : SMP DHARMA BAKTI 2 Kota Jambi

4. SD : SD N 47/ IV Kota Jambi