PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjambi.ac.id/1474/1/APRI HAZIZOL... ·...
Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjambi.ac.id/1474/1/APRI HAZIZOL... ·...
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENYUKSESKAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK 2018 DI DESA BARU
KECEMATAN JANGKAT TIMUR KABUPATEN MERANGIN
SKRIPSI
APRI HAZIZOL
SIP.151928
PEMBIMBING:
Dr. YULIATIN, M.HI
Dr. DEDEK KUSNADI, M.SI.,MM
KOSENTRASI MANAJMEN PEMBANGUNAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
ة م في الرض خهيف ة إني جاع ملئك ل نه وإذ قال ربArtinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
هم وجعلنا ة من هدون أئم ا مرنابؤ ي صبروا لم يىقنىن بآياتنا وكانىا
Artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah Ayat 24)1
1 QS. As-Sajdah Ayat 24
vii
ABSTRAK
Apri Hazizol, SIP. 151928, Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam Mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak 2018 di Di Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin. Skripsi ini bertujuan ingin mengetahui partisipasi masyarakat Desa Baru dalam menyukseskan PILKADA serentak serta faktor yang mendorong tingginya partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam menyukseskan PILKADA seretak 2018 di Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kualitatif dengan jenis pendekatan kelapangan (Field Research). Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan Partisipasi masyarakat dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah masyarakat tidak hanya mencoblos pada saat pilkada berlansung, juga berperan aktif dalam pilkada seperti menjadi panitia penyelengara angota PPK, PPS,dan KPPS. Masyarakat mendatangi TPS untuk mengunakan hak pilihnya masyarakat juga mengikuti sosialisasi yang di berikan oleh panitia atau KPU sebagian masyarkat juga menjadi tim sukses calon kepala daerah dan menghadiri kampanye yang di lakuakan calon kepala daerah. Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya jumlah partisipasi masyarakat Desa baru pada Pemilihan Kepala Dearah dibanding Pemilu sebelumnya adalah dikarenakan adanya sosialisasi yang di lakukan pemerintah desa bersama KPU sehinga masyarakat berbondong-bondong dalam menyukseskan pilkada tahun 2018 Pada pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 yang lalu diadakan pertemuan di balai Desa cara memilih yang baik, dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan politik bagi masyarakat dan pemilih pemula, karena hal tersebut jumlah partisipasi masyarakat meningkat di banding sebelumnya, dan di dalam pilkada ini merupakan bagaimana cara masayrakat memenangkan satu paslon yang merupakan putra daerah agar nantinya bisa menyampaikan aspirasi masyrakat desa baru. Dan juga pilkada yang dilaksanakan serentak lebih terasa suasana pesta domokrasinya sehingga lebih menambah antusias masyarakat. Kata Kunci : Pemilihan Kepala Daerah, Partisipasi Masyarakat.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Partisipasi Masyarakat
Desa Baru Dalam Mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak 2018
Di Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin). Sholawat beserta salam
dijunjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia
dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan saat ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
kesalahan dan tidak sempurna dalam penyajian maupun materinya, namun berkat
kesungguhan serta bimbingan dosen pembimbing dan berbagai pihak lainnya maka segala
kesulitan dan hambatan yang dihadapi itu dapat diatasi sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan.
Melalui skripsi ini penuis tidak lupa menyampaikan penghargaan dengan ucapan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.Bapak Hermanto Harun Lc, M. HI., Ph.D selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M. HI selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr.
Yuliatin, S.Ag., M. HI selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan kerja
sama di Lingkungan Fakultas UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ketua Jurusan Mustiah, S.Ag., M.Sy dan Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan Tri Endah Karya Lestari S.IP M.IP yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
ix
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamiin dengan rahmat Allah SWT Skripsi ini saya
persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih, perhatian,
serta motivasi dalam menuntut ilmu.
Orang tua :
Ibunda NORIMAWATI BIN H. KARABIN dan Ayahanda BARALI, A.Ma.pd BIN
M. SUIF tercinta yang telah mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran,
yang tak henti-hentinya menyelipkan namaku dalam setiap do’a nya, berkat do’a
dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih untuk semua yang ibu dan suami berikan selama ini, harapan besarku
semoga skripsi ini mejadi hadiah indah bagi Ibu dan AYAHKU.
Saudara-saudaraku tersayang :
orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo’akan keberhasilanku.
Bapak Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, masukana serta
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang teah terlibat
dalam penyelesaian skripsi ini.
Sahabat Seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah UIN STS
Jambi
Almamaterku tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................................ ................................................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ................................................................................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................................... ................................................................................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. ................................................................................................................................. vi
KATA PENGANGTAR ........................................................................................ ................................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................
................................................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Batasan Maslah ................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ...................................... 6
E. Kerangka Teori ................................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 13
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 20
B. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 21
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 21
xii
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 22
E. Tekhnik Analisis Data ................................................................................. 24
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 25
G. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 26
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa ........................................................................................ 28
B. Geografi Desa ...................................................................................... 29
C. Topografi Desa .................................................................................... 30
D. Demografi.............................................................................................. 30
E. Keadaan Sosial ..................................................................................... 32
F. Keadaan Ekonomi .................................................................................. 36
G. Kondisi Pemerintahan Desa .................................................................. 37
H. Gambaran Umum pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin ................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Bagaimana Partisipasi Masyarakat Desa Baru Kabupaten Merangin dalam
Kampanye Pada PILKADA Serentak 2018 di Kabupaten
Merangin...............................………………………………................ 40
B. Aapa Yang Mendorong Tingginya Partisipasi Masyarakat Desa Baru
dalam penghitungan suara dan dalam Menyukseskan PILKADA Seretak
2018 di Kabupaten Merangin ……………………………………………44
C. Apa Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam perhitungan suara
dan dalam Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak
2018 di Kabupaten
Merangin…………………………………………………. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 60
B. Saran-Saran .................................................................................................. 63
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:
u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya
sebagai berikut:
ARAB LATIN
Konsonan Nama Konsonan Keterangan
Tidak dilambangkan (half madd) ا
B B Be ب
T Th Te ت
Ts Th Te dan Ha ث
J J Je ج
Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kh Kh Ka dan Ha خ
D D De د
Dz Dh De dan Ha ذ
R R Er ر
Z Z Zet ز
S Sh Es س
Sy Sh Es dan Ha ش
Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض
Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
xiv
Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ „ ع
Gh Gh Ge dan Ha غ
F F Ef ف
Q Q Qi ق
K K Ka ك
L L El ل
M M Em و
N N En ن
W W We و
H H Ha ه
A ʼ Apostrof ء
Y Y Ye ي
2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf
sebagai berikut:
a. Vocal rangkap ( سى ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya: al-
yawm.
b. Vocal rangkap ( سي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya: al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan tanda macron
(coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ة -al = انعهىو ) ,( al-fātiḥah = انفا جح
„ulūm), dan ( ة .(qīmah = قيم
xv
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama dengan
huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun), ( = ṭayyib).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah dari kata
yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( انبيث = al-bayt), ( انسمأء = al-
samā‟).
6. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya dalam
bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah yang hidup
dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (هلل ة ان .( ru‟yat al- hilāl = رؤي
7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang terletak
di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ة هاء ) ,( ru‟yah = رؤي .(‟fuqahā = فق
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kedaulatan tertingi berada di
tangan rakyat. Melalui paham kedaulatan ada di tangan rakyat, partisipasi politik
adalah kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan
masyarakat dan menentukan orang-orang yang akan menduduki posisi pemimpin.
Maka kaitanya dengan PILKADA adalah dimana masyarakat secara bersama-
sama menentukan dan menyampaikan hak suara untuk memilih pemimpin
melalui Pemilu maupun PILKADA. Selain itu kegiatan politik atau partisipasi
politik masyarakat merupakan sarana pelaksanaan dari kedaulatan rakyat itu
sendiri.
Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara lansung adalah salah satu
perwujudan insturmen demokrasi dalam rangka menciptakan pemerintah yang
lebih demokratis. Dengan sistem ini, maka harapan terwujudnya kedaulatan
rakyat dalam sistem pemerintahan diyakini dapat terealisasi secara menyeluruh,
mengingat sistem demokrasi merupakan perintah langsung yang di amanatkan
oleh UUD 1945. Undang-undang dasar tahun 1945 pada ketentuan umum pasal 1
ayat 1 mengatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat.2
Pada tahun 2015 akhir tepatnya pada tanggal 09 Desember 2015
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah diadakan serentak di 9 (Sembilan)
2 Undang-undang Dasar Tahun 1945 Pasal 1 Ayat 1
2
provinsi, 224 kabupaten dan 36 kota yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir
pada tahun 2015dan semester pertama tahun 2016. Aturan mengenai PILKADA
serentak dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang penetepan
peraturan pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 tentang
pemilihan gubernur, bupati dan walikota menjadi undang-undang yaitu pada Pasal
201 ayat 1.3 Pelaksanaan Pemilihan kepala daerah serentak dilakukan dalam tiga
tahap yaitu tahap pertama pada Desember 2015, tahap kedua pada Februari tahun
2016, dan tahap ketiga pada Juni 2018. 4 Kabupaten merangin mengadakan
pemilihan kepala daerah yaitu pada tahap ketiga Juni 2018.
Masyarakat diharapkan ikut terlibat dalam kegiatan pemilihan kepala
daerah (PILKADA) dan ikut dalam pengambilan keputusan dan ikut dalam
memilih pemimpin kepala daerah yang menjadi pilihannya. Fungsi pemilu adalah
pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah, pembentukan perwakilan
politik rakyat sirkulasi elit penguasa, dan pendidikan politik.5
Partisipasi masyarakat dalam pemilihan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk turut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan
jalan-memilih pimpinan daerah, dan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Secara konvensional kegiatan ini
mencakupan tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum.6
3 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa (Studi Terhadap Pemilih Pemula Di Kel.Batang Kaluku Kec.Somba Opu Kab.Gowa)”, Skripsi UIN Alauddin Makasar, Tahun 2018, hlm. 6. 4 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa, hlm. 15. 5Ibid.,, hlm. 5. 6 Meriam budiardjo,2012,”Partisipasi dan partai politik”PT.Gramedia,Jakarta, hlm.
3
Partisipasi politik merupakan bentuk keikutsertaan warga dalam proses
politik, dalam negara demokrasi rakyat diharapkan dapat ikut berpartisipasi politik
secara aktif. Partisipasi aktif warga negara dapat di laksanakan dalam berbagai
bentuk, salah satunya adalah dengan ikut serta dalam pemilihan pemimpin
pemerintahan, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA).
Dalam hubungannya dengan demokrasi partisipasi politik melalui
pemberian hak pilih mereka berpengaruh terhadap jalannya pemerintahan dalam
suatu pemilu misalnya parsitipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi
masyarakat kepada pasangan calon yang terpilih. Setiap masyarakat memiliki
preferesnsi dan kepentingan masing-masing untuk menentukan pilihan mereka
dalam pemilu. Bisa dikatakan bahwa masa depan pejabat pablik yang terpilih
dalam suatu pemilu tergantung pada preferensi masyarakat sebagai pemilih. Tidak
hanya itu parsitipasi masyarakat dalam pemilu dapat dipandang dalam control
msyarakat terhadap suatu pemerintahan. Kontrol yang diberikan beragam
tergantung dengan tingkat parsitipasi politik masing-masing. Selain sebagai inti
dari demokrasi, Parsitipasi politik juga berkaitan erat dengan pemenuhan hak-hak
politik warga negara. Wujud dari pemenuhan hak-hak politik adalah adanya
kebebasan bagi setiap warga untuk menyatakan pendapat dan berkumpul. Seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28: kemerdekaan berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.7
7 Tia Subekti,”Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum”Studi Kasus
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan Tahun2013.Skripsi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, hlm. 2.
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mardiansyah (Kepala Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin);
Pada pemilu Tahun 2014 banyak masyarakat yang memilih untuk golput (tidak memberikan hak suaranya) dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai pemilihan umum oleh pihak berwenang, selain itu faktor yang mengakibatkan rendahnya partisipasi pemilu pada saat itu adalah karena pendidikan politik bagi pemilih pemula yang kurang. Pada pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 yang lalu diadakan pertemuan di balai Desa cara memilih yang baik, dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan politik bagi masyarakat dan pemilih pemula, karena hal tersebut jumlah partisipasi masyarakat meningkat di banding sebelumnya.8
Hal serupa di ungkapkan oleh Anwar (masyarakat);
“Pada saat Pemilihan Kepala Daerah Pada Tahun 2018 masyarakat lebih antusia dibanding dengan perhelatan persta demokrasi sebelum nya, karena pihak Desa secara langsung memberikan pengetahuan pemilu kepada masyarakat.”9
Terdapat tiga alasan yang melatarbelakangi peneliti mengambil judul
partisipasi masyarakat Desa Baru dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah
(PILKADA) serentak 2018 di Kabupaten Merangin, pertama adanya kegiatan
sosialisasi untuk menyukseskan PILKADA serentak 2018 yang dilakukan oleh
masyarakat Desa Baru.
Kedua adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam PILKADA
serentak 2018 di Desa Baru kabupaten merangin di bandingkan dengan tahun
2014 yang lalu.
Ketiga sejauh ini belum banyak ditemukan penelitian mengenai partisipasi
masyarakat Desa Baru dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah
(PILKADA) serentak 2018 di kabupaten Merangin.
8 Wawancara dengan Mardiansyah Selaku Kepala Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Pada 2 Agustus 2018. 9 Wawancara dengan Anwar Selaku Masyarakat Pada 2 Agustus 2018.
5
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan menulis skripsi yang berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam
Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA ) Serentak 2018 di Desa
Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti jelaskan
sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Partisipasi Masyarakat Desa Baru Kabupaten Merangin dalam
kampanye pada PILKADA serentak 2018 di Kabupaten Merangi?
2. Apa faktor Yang Mendorong Tingginya Partisipasi Masyarakat Desa Baru
dalam penghitungan suara dan dalam Menyukseskan PILKADA Seretak
2018 di Kabupaten Merangin?
3. Apa Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam perhitungan suara
dan dalam Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak
2018 di Kabupaten Merangin?
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya
ilmiah sehingga memberikan hasil yang diinginkan, maka peneliti merasa perlu
6
membatasi masalah yang akan dibahas, pembatasan masalah dalam penelitian ini
perlu dilakukan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari pokok
pembahasan, disamping itu juga untuk mempermudah melaksankan penelitian.
Oleh karena itu, maka penulis membatasi penelitiaan ini hanya membahas tentang
partisipasi masyarakat Desa Baru Kabupaten Merangin dalam kampanye, faktor
Yang Mendorong Tingginya Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam
penghitungan suara dan dalam Menyukseskan PILKADA Seretak 2018 di
Kabupaten Merangin serta partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam perhitungan
suara dan dalam Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak
2018 di Kabupaten Merangin.
D. Tujuan penelitian dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui partisipasi Masyarakat Desa Baru Kabupaten
Merangin dalam kampanye pada PILKADA serentak 2018 di Kabupaten
Merangi.
b. Untuk menganalisis faktor yang mendorong tingginya partisipasi
masyarakat Desa Baru dalam penghitungan suara dan dalam
menyukseskan PILKADA serentak 2018 di Kabupaten Merangin.
c. Untuk mendiskripsikan partisipasi masyarakat Desa Baru dalam
penghitungan suara dan dalam menyukseskan PILKADA serentak 2018
di Kabupaten Merangin
7
2. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupun praktis:
a. Secara teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
kajian ilmu khususnya ilmu pemerintahan, dalam memberikan penjelasan
mengenai partisipasi masyarakat Desa Baru dalam menyukseskan
PILKADA seretak 2018 di Kabupaten Merangin.
b. Secara praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi kawan-kawan mahasiswa selama mengikuti program
perkuliahan ilmu pemerintahan fakultass yariah UIN STS Jambi dan juga
penelitian ini di harapakan dapat memberikan informasi kepada
pemerintahan Desa Baru dalam membuat sebuah kebijakan serta
masyarakat umum mengenai partisipasi masyarakat Desa Baru dalam
menyukseskan PILKADA seretak 2018 di Kabupaten Merangin.
d. KerangkaTeori
1. Partisipasi politik
Partisipasi politik memiliki pengertian yang beragam. Ada beberapa ahli
yang mengungkapkan pendapatnya tentang partisipasi politik. Menurut Ramlan
Surbakti yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah keikutsertaan warga
negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau
8
memengaruhi hidupnya.10 Miriam Budiardjo dalam bukunya memuat mengenai
Herbert McClosky seorang tokoh masalah partisipasi berpendapat bahwa
partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat
melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan
secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan
umum.11
Miriam Budiarjo secara umum mengartikan partisipasi politik sebagai
kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung
atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerinah (public policy).12 Terakhir
menurut Keith Faulks partisipasi politik adalah keterlibatan aktif individu maupun
kelompok dalam proses pemerintahan yang berdampak pada kehidupan mereka.
Hal ini meliputi keterlibatan dalam pembuatan keputusan maupun aksi oposisi,
yang penting partisipasi merupakan proses aktif.13 Dari beberapa pendapat ahli
tersebut maka yandimaksud partisipasi politik adalah adanya kegiatan atau
keikutsertaan warga negara dalam proses pemerintahan. Kemudian kegiatan
tersebut diarahkan untuk memengaruhi jalannya pemerintahan. Sehingga dengan
adanya partisipasi politik tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.
Menurut Ramlan Surbakti partisipasi politik terbagi menjadi dua yaitu
partisipasi aktif dan pasrtisipasi pasif. Partisipasi aktif adalah mengajukan usul
mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang
10 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 367
11 Ibid. 12 Ibid. 13 Ibid., hlm. 368.
9
berlainan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan
perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin
pemerintah. Sebaliknya, kegiatan yang termasuk dalam kategori partisipasi pasif
berupa kegiatan-kegiatan yang menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan
saja setiap keputusan pemerintah.14 Sementara itu, Milbart dan Goel membedakan
partisipasi menjadi beberapa kategori. Pertama, apatis. Artinya, orang yang tidak
berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik. Kedua, spectator. Artinya,
orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam pemilihan umum. Ketiga,
gladiator. Artinya mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, yakni
komunikator, spesialis mengadakan kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerja
kampanye, dan aktivis masyarakat.15
Menurut Surbakti dalam Achlak Asmara Yasa faktor yang menyebabkan
orang mau ikut atau tidak mau ikut dalam proses politik yaitu status sosial dan
ekonomi, situasi, kesadaran politik, kepercayaan pada pemerintah dan
Perangsang partisipasi melalui sosialisasi media massa dan diskusi-diskusi formal.
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat karena keturunan,
pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan status ekonomi adalah kedudukan
seseorang dalam pelapisan masyarakat berdasarkan pemikan kekayaan. Seseorang
yang memiliki status sosial yang tinggi diperkirakan tidak hanya memiliki
pengetahuan politik, tetapi juga mempunyai minat dan perhatian pada politik.
situasi politik juga di pengaruhi oleh keadaan yang mempengaruhi actor secara
langsung seperti cuaca, keluarga, kehadiran orang lain, keadaan ruang, suasana
14Ramlan Surbakti, op.,cit. hlm. 142 15Ibid., hlm. 14
10
kelompok, dan ancaman. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
Negara yang menyangkut tentang pengetahuan seseorang tentang lingkungan
masyarakat dan politik, dan menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap
lingkungan masyarakat dan politik tempat dia hidup. Kepercayaan terhadap
pemerintah adalah penilaian seseorang terhadap pemerintah apakah dia menilai
pemerintah dapat di percaya dan dapat di pengaruhi atau tidak, baik dalam
pembuatan kebijakan-kebijakan atau pelaksanaan pemerintahan.16
2. Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari
kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa
Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling
berinteraksi.
Masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu musyarak. Masyarakat memiliki
arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau terbuka.
Masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling berinteraksi dan saling
tergantung satu sama lain atau disebut zoon polticon. Dalam proses pergaulannya,
masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai
sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat
dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan
membentuk suatu sistem. Menurut Roucek dan Warren, masayarakt merupakan
sekelompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama di mana mereka
16 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa .., hlm. 29.
11
berdiam pada daerah yang sama, yang sebagian besar atau seluruh wargannya
memperlihatkan adanya adat kebiasaan dan aktivitas yang sama.17
Masyarakat adalah sekelompok individu yang bertampat tinggal dalam
suatu daerah tertentu serta dapat berinteraksi dengan individu lainnya delam kurun
waktu yang cukup lama. Alvin L. Betrand, masyarakat adalah suatu kelompok
orang yang sama identifikasinya, teratur sedemikian rupa di dalam menjalankan
segala sesuatu yang diperlukan bagi kehidupan bersama secara harmonis.18
Selanjutnya pengertian masyarakat yang diungkapkan oleh Seorang ahli
antropologi R. Linton, setiap selompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.19
3. Pilkada
Pemilu adalah kompetisi memperebutkan suara rakyat untuk mendapatkan
jabatanjabatan politik. Sebagai sebuah kompetisi, pemilu harus diselenggarakan
oleh lembaga yang kredibel di mata rakyat maupun peserta. Lembaga
penyelenggara pemilu harus independen atas semua kepentingan, agar keputusan
yang diambilnya semata-mata demi menjaga kemurnian suara rakyat. Di dalam
pelaksanaan pemilu tentu harus adanya penyelenggara pemilu, penyelenggara
pemilu tersebut meliputi komisi pemilihan umum (KPU). KPU terdiri dari KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/ Kota adalah lembaga penyelenggara Pemilu di pusat,
provinsi dan kabupaten/kota yang bersifat tetap. Untuk penyelenggaraan pemilu di
17Abdul Syani, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Bandar Lampung: Pustaka
Jaya, hlm. 84 18 Ibid. 19 Abu Ahmadi, 1986. Antropologi Budaya. Surabaya: CV Pelangi, hlm. 56
12
tingkat kecamatan dibentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), di tingkat
desa/kelurahan atau sebutan lainnya dibentuk Panitia Pemungutan Suara (PPS),
dan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibentuk Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) yang bersifat ad hoc.20
Berbeda dengan pemilihan umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 21 Pemiliha
Kepala Daerah (Pilkada) dilaksanakan untuk memilih kepala daerah baik
Gubernur, Bupati maupun Walikota.
Dalam rangka mewujudkan pemilihan gubernur dan wakil gubernur,
bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota yang demokratis, perlu
dilakukan penyempurnaan terhadap penyelenggaraan pemilihan gubernur dan
wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota.
Diterbitkanlah Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 dalam rangka
penyempurnaan penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati
dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota, beberapa ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
20Rensius Raimondo Simamora, “Pelaksanaan Tugas dan Wewenang PANWASLU dalam Mewujudkan Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Yang JUjur dan Adil Berdasarkan UU no 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu (Studi Panwaslu Kota Semarang)”, Skripsi Universitas Negeri Semarang Tahun 2015, hlm. 2. 21 UU Nomor 7 Tahun 2017.
13
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota menjadi Undang-Undang.
Pilkada serentak adalah pemilih kepala daerah yang dilakukan
secarabersamaan dalam waktu yang sama dibeberapa wilayah. Sejak DPR
menyetujui bahwa pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak
dilakukan pada 09 Desember 2015 Pada 17 Februari 2015, DPR mengesahkan UU
No. 1 Tahun 2015 dan yang saat ini telah diubah menjadi Undang-Sundang
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Walikota disahkan.22
Serentak memberikan makna tersendiri bagi reformasi “bebas-rahasia”,
KPU selalu bekerja keras untuk menciptakan kepemiluan kita. Bayangkan, ada
269 daerah terdiri atas 9 pilkada. Dalam mendorong kondisi itu,
transpaprovinsi,36 kota, dan 224 kabupaten yang serentak memilih kepala
daerahnya. Pemilihan Serentak Tahun 2015 menjelaskan bahwa tujuan
dilaksanakannya pemilihan kepala daerah serentak supaya tercipta efektivitas dan
efisiensi anggaran. Tujuan dilaksanakannya pemilukada serentak adalah
terciptanya efektivitas dan efisiensi.23
e. Tinjauan Pustaka
22 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa .., hlm. 14. 23 Ibid., hlm. 16.
14
Dalam proses pembuatan skripsi, tinjauan pustaka sangat diperlukan
dalam rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan penulis teliti.
Sekaligus tinjauan pustaka dijadikan studi perbandingan terhadap penelitian-
penelitian sebelumnya.
Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya
menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang bahasanya mungkin hampir
sama dengan yang akan peneliti tertulis. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ahclak Asmara Yasa, dengan
judul “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di
Kabupaten Gowa (Studi Terhadap Pemilih Pemula Di Kel.Batang Kaluku
Kec.Somba Opu Kab.Gowa).” Mahasiwa UIN Alauddin Makasar, Tahun 2018.
Pokok-pokok permasalahan dalam skirpsi ini yaitu bagaimana bentuk partisipasi
politik masyarakat pemilih pemula di Kelurahan Batang Kaluku Kecamatan
Somba Opu dalam Pelaksanaan PILKADA Serentak di Kabupaten Gowa, Faktor
yang mempengaruhi partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan Kepala Daerah
tahun 2015. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi.24
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat pemilih pemula
yang ada di Kelurahan Batang Kaluku sudah cukup ikut serta dalam proses
pemilihan kepala daerah, namun hanya pada tahapan ikut serta dalam memberikan
hak suaranya ketika pemungutan suara berlangsung, Kedua bahwa partisipasi
politik masyakat pemilih pemula di kelurahan Batang Kaluku sudah sangat baik 24 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa (Studi Terhadap Pemilih Pemula Di Kel.Batang Kaluku Kec.Somba Opu Kab.Gowa)”, Skripsi UIN Alauddin Makasar, Tahun 2018, hlm. 64
15
(aktif) yang dapat di lihat dari tingginya masyarakat pemilih pemula untuk ikut
serta dalam proses pemilihan PILKADA, dengan harapan sosok pemimpin yang
terpilih nantinya dapat membawa daerah mereka lebih baik lagi. Kurangnya
pemahaman politik serta proses penyampaian informasi mengenai politik
merupakan salah satu faktor penghambat bagi masyarakat pemilih pemula. Serta
minimnya Pendidikan politik yang di berikan pemerintah yang bersangkutan
terhadap pemilih pemula agar dapat melibatkan pemilih pemula secara efektif
yang akan memperkuat dan mempermudah partai politik dan penyelenggara
pemilu pada langkah tindak selanjutnya.25
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sondakh Gideon Repi dengan judul
“Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur
Sulawesi Utara 2015(Studi Di Desa Koha Selatan Kecamatan Mandolang
Kabupaten Minahasa).” Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Program Studi
Ilmu Politik FISIP UNSRAT. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian ialah
penelitian kualitatif, hasil penelitian dan kesimpulan bahwa Yang menjadi faktor
penghambat Partisipasi politik masyarakat dalam pilgub tahun 2015 di Desa Koha
Selatan Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa terdiri dari beberapa factor
diantaranya: Faktor Pemerintah terkait dengan keberadaan peraturan perundangan,
factor penyelenggara baik KPUD maupun PANWASDA serta keberadaan dari
partai politik yang menjadi peserta atau pengusung dari calon yang berkompetisi.
Sedangkan yang menjadi factor pendorong sehingga masyarakat mau memberikan
partisipasi politiknya saat pilgub tahun 2015 di Desa Koha Selatan Kecamatan
25 Ibid.
16
Mandolang Kabupaten Minahasa, diantaranya adalah : terbentuknya antusiasme di
tengah masyarakat, peran media massa yang gencar memberi info seputar pilgub,
peran dari kandidat yang saat itu ikut berkompetisi serta adanya factor social
budaya yang melekat di Desa Koha Selatan Kecamatan Mandolang Kabupaten
Minahasa.26
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Devila Sovia Syafitri, Mahasiswa
Program Studi Ilmu Politik, Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sumatera Utara, Tahun 2018 dengan judul “Partisipasi Politik
Masyarakat Jawa Terhadap Pemilihan Kepala Daerah di Sumatera Utara Tahun
2013 (Studi Kasus Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru). Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan normatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi politik masyarakat Jawa
di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru dalam pemberian suara sangat
antusias karena seluruh responden menyatakan ikut memberikan suara, sedangkan
dalam mengikuti kampanye dan menjadi tim sukses seluruh responden tidak
mengikuti kampanye dan menjadi tim sukses. Dalam hal membicarakan masalah
politik hanya 2 orang responden informan yang membicarakan politik, sedangkan
responden informan lain menyatakan tidak mengikuti membicarakan masalah
politik. Hasil ini menunjukkan masyarakat Jawa diKelurahan Babura Kecamatan
Medan Baru belum optimal dalam berpartisipasi politik disebabkan hanya dalam
pemberian suara saja yang optimal karena antusius dalam memberikan suara
mendatangi TPS.Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat 26 Sondakh Gideon Repi “Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara 2015(Studi Di Desa Koha Selatan Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa)”, Skripsi USRAT Tahun 2015, hlm. 11.
17
Jawa dalam Pemilihan Kepala Daerahadalah : 1) faktor ekonomi, 2) faktor
psikologis, 3) faktor pilihan rasional, dan 4) faktor structural.27
Berbeda dengan penelitian sebelumnya walaupun sama-sama meneliti
tentang partisipasi namun berbeda fokus penelitian dimana penelitian sebelumnya
mengenai partisipasi pemilih pemula sedangkan penelitian yang peneliti lakukan
yaitu keseluruhan, bukan hanya masyarakat jawa tapi semua suku namun di satu
desa artinya selain berbeda dalam fokus penelitian juga berbeda dalam lokasi
penelitian dimana lokasi penelitian sebelumnya adalah di Kelurahan Batang
Kaluku Kecamatan Somba Opu, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan yaitu di Desa Baru Kabupaten Merangin. Lebih
lanjut perbedaan dan persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini
dalam table sebagai berikut:
27 Devila Sovia Syafitri, “Partisipasi Politik Masyarakat Jawa Terhadap Pemilihan Kepala Daerah di Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru)”Skripsi Universitas Sumatera Utara, Tahun 2018, hlm.78.
No Peneliti Judul Fokus penelitian Metode
Lokasi
penelitia
n
1 Ahclak
Asmara
Yasa
Partisipasi Politik
Masyarakat Pada
PILKADA Serentak
2015 Di Kabupaten
Gowa (Studi
Bentuk partisipasi
politik masyarakat
pemilih pemula di
Kelurahan Batang
Kaluku Kecamatan
kualitatif
dengan
pendekat
an yang
digunaka
Di
Kel.Bata
ng
Kaluku
Kec.Som
18
Terhadap Pemilih
Pemula Di
Kel.Batang Kaluku
Kec.Somba Opu
Kab.Gowa)
Somba Opu dalam
Pelaksanaan
PILKADA Serentak
di Kabupaten Gowa,
Faktor yang
mempengaruhi
partisipasi pemilih
pemula dalam
pemilihan Kepala
Daerah tahun 2015
n adalah
pendekat
an
fenomen
ologi
ba Opu
Kab.Gow
a
2 Sondakh
Gideon
Repi
Partisipasi Politik
Masyarakat Dalam
Pemilihan Gubernur
Dan Wakil Gubernur
Sulawesi Utara
2015(Studi Di Desa
Koha Selatan
Kecamatan
Mandolang
Kabupaten Minahasa)
faktor penghambat
Partisipasi politik
masyarakat dalam
pilgub tahun 2015 di
Desa Koha Selatan
Kecamatan
Mandolang
Kabupaten Minahasa
jenis
penelitia
n ialah
penelitia
n
kualitatif
Di Desa
Koha
Selatan
Kecamat
an
Mandola
ng
Kabupate
n
Minahasa
3 Devila
Sovia
Syafitri
Partisipasi Politik
Masyarakat Jawa
Terhadap Pemilihan
partisipasi politik
masyarakat Jawa di
Kelurahan Babura
metode
kualitatif
dengan
Keluraha
n Babura
Kecamat
19
Kepala Daerah di
Sumatera Utara
Tahun 2013 (Studi
Kasus Kelurahan
Babura Kecamatan
Medan Baru)
Kecamatan Medan
Baru
pendekat
an
normatif.
an
Medan
Baru
4 Apri
Hazizol
Partisipasi
Masyarakat Desa
Baru dalam
Menyukseskan
Pemilihan Kepala
Daerah ( PILKADA
) Serentak 2018 di
Kabupaten Merangin
partisipasi
masyarakat Desa
Baru dalam
menyukseskan
PILKADA serentak
serta faktor
pendukung dan
penghambat
partisipasi
Masyarakat Desa
Baru dalam
menyukseskan
PILKADA seretak
2018 di Kabupaten
Merangin
tipe
penelitia
n
deskriftif
dengan
menguna
kan
pendekat
an
kualitatif
Desa
Baru di
Kabupate
n
Merangin
20
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe
penelitian deskriftif dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana yang
dijalaskan oleh soejono soekanto yang dikutif oleh, penelitian deskrifif adalah
penelitian yang bermaksud memberikan data seteliti mungkin tentang manusia,
keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Penelitian ini bertujuan memaparkan dengan
cara mendiskriftifkan Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam Menyukseskan
Pemilihan Kepala Daerah ( PILKADA ) Serentak 2018 di Kabupaten Merangin
dengan berbagai penomena permasalahan yang ada.
Oleh karena itu nantinya penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data
yang diperoleh peneliti dari informasi untuk membrikan informasi yang
menggambarkan penyajian sebagai laporan. Laporan tersebut dapat berasal dari
wawancara, catatan-catatan, foto-foto, dokumen, pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya. Pada penulisan penelitian, penulis menganalisis data
tersebut dan sejauh mungkin menggambarkan sebagaimana aslinya. Sehingga
dengan demikian dapat diperoleh penjelasan dan gambaran atas topik penelitian
yang sesuai dengan judul penelitian “Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam
Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah ( PILKADA ) Serentak 2018 di
Kabupaten Merangin”.
21
B. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Baru Kec Jangkat Timur Kabupaten
Merangin 2018 di Kabupaten Merangin.
C. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek
penelitian atau keseluruhan dan hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan.28Adapun sumber data primernya dalam penelitian ini adalah
hasil wawancara dari informan yang terdiri dari Ketua KPU Kabupaten
Merangin, Kepala Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Sekdes, Ketua
LPM, ketua lembaga adat Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur
Kabupaten Merangin,K etua RT 04, Wakil Ketua Karang Taruna, Kepala
Dusun Kampung Tepian Dalam Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur
Kabupaten Merangin, serta Masyarakat Kecamatan Jangkat Timur
Kabupaten Merangin.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber prantara. Data ini
diperoleh dengan mengutip sumber lain, sehingga tidak bersifat autentik,
karena sudah diperoleh dari tanggan kedua, ketiga, dan
28 Sayuti Una (ed),pedoman penulisan Skripsi, (Jambi press, 2014) hlm. 195
22
seterusnya.29Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian
ini adalah wawancara dan literature-literature yang mendukung penelitian
ini baik berupa buku, jurnal, maupun tulisan-tulisan lain yang dianggap
penting dalam mendukung penelitian ini.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
apabila sesuaidengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis,
serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas dan kesahihannya (validitasnya).30
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis
memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan
dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Organisai masyarakat di Desa Baru Kabupaten
Merangin. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek
menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut. 29 Ibid., hlm 45 30 Husaini Usman dan purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi Aksara,
2009), hlm. 52.
23
b. Wawancara
Adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Wawancara tahap pertama biasanya hanya bertujuan untuk memberikan deskripsi
dan orientasi awal periset perihal masalah dan subjek yang dikaji. Tema-tema
yang muncul pada tahap ini kemudian diperdalam, dikonfirmasikan pada
wawancara berikutnya. Dalam keadaan berwancara tentang masalah yang
mengandung titik minat, periset kualitatif dapat melakukan loncatan materi
wawancara kepada narasumber yang secara natural memiliki informasi yang lebih
banyak dan menjadi informasi yang lebih penting. 31 Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan wawancara terstuktur (structure interview). Wawancara
terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh.32 Informan dalam penelitian ini terdiri
dari Kepala Desa, Wakil Ketua Karang Taruna, Ketua PPS pada PILKADA 2018,
Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat, Pemuda dan Masyarakat yang keseluruhannya
berjumlah 10 (sepuluh) orang.
c. Dokementasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
masyarakat dan Kantor Kepala Desa Baru Kabupaten Merangin dan pihak-pihak
terkait penelitian ini, dari arsip dan dokumen yang berada dikantor tersebut, yang
ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution menyatakan dokumentasi
adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari
31 Agus Salim,Teori & pradigma penelitian sosial,(Yogjakarta Tiara Wacana,2006), hlm.17 32 AR. Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 238.
24
catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.33
Dalam halini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip
dari lembaga yang di teliti. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
dari Profil Desa.
E. Teknik analisis data
Data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi kemudian
dituangkan dalam bentuk susunan sesuai dengan sistematika penulisan yang telah
ditentukan dalam analisis. Analisis ini penulis lakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu, maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dalam teorinya semakin lama penulis ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk
itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
33 Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 143.
25
mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dpat dibantu dengan peralatan elektonik
seperti Computer dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.34
b. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi. Maka ;angkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini,
miles dan huberman (1984) menyatakan “yang paling sering digunakan unuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. 35
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir sebuah penelitian yang
disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan nantinya merupakan
jawaban atas rumusan masalah. Dalam kesimpulan dikemukakan secara singkat
dan padat tentang kebenaran dan terbuktinya hipotesis atau sebaliknya.36
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudan dan memahami skripsi ini secara keseluruhan maka
sistematika penulisannya sebagai berikut:
Bab I. pendahuluan, Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat latar
belakang masalah, permasalahan dan runag lingkup, tujuan kegunaan penulisan
dan kerangka teoritis, serta menguraikan tentang sistematika penulisan.
34 Sugiyono, Metode penelitian pendidikan “pendekatan kuantitatif dan RNB (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm 244 35 Ibid,hlm.247. 36 Sayuti Una (ed),pedoman penulisan Skripsi, (Jambi press, 2014) ,hlm.195.
26
Bab II. tentang metodelogi penelitian. Dalam bab ini dibahs mengenai
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrument penelitian, teknik
analisis data, sistematika penulisan data jadwal penelitian.
Bab III. Gambaran umum. Membahas misi, tugas, dan fungsi dan program
kegiatan serta struktur kepegawaian dinas perdagangan dan perindustrian kota
jambi.
Bab IV. pembahasan. Berisikan pembahasan mengenai “Partisipasi
Masyarakat Desa Baru dalam Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah
(PILKADA) Serentak 2018 di Kabupaten Merangin.”.
Bab V. Penutup. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan hasil
penelitian serta saran-saran terkait dengan Partisipasi Masyarakat Desa Baru
dalam Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak 2018 di
Kabupaten Merangin.
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis
menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai
berikut:
N0 Kegiatan
Tahun
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 x
27
Pengajuan Judul
2 Pembuatan
Proposal x X
3
Perbaikan
Proposal dan
Seminar
4 Surat Izin Risert
5 Pengumpulan
Data
6 Pengolahan dan
Analisis Data
7 Pembuatan
Laporan
8 Bimbingan dan
Perbaikan
9 Agenda dan
Ujian Skripsi
10 Perbaikan dan
Penjilidan
28
BAB III
GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa
Sebebelum menjadi Desa Baru, Desa Baru adalah pemekaran dari dusun
tango batu pada tahun 1977 dengan jumlah penduduk lebih kurang Laki –laki 100
Org, perempuan 95 Org, dusun tango batu yang merupakan desa induk sebelum
pemecahan termasukk Desa Baru dibawah naungan unit pemukiman transmigrasi
kecamatan jangkat timur, Kabupaten merangin.
Pada tahun 1982 terpecahlah menjadi Desa Baru yang di pimpin oleh M suif
selaku rajo pati selama kurang lebih 15 tahun dan pada tahun 1994 di ganti oleh
ali badron selaku kepala desa beliau menjabat kurang lebih 8 tahun dan sesusah
masa jabatan ali badron lalu di ganti oleh asron marzuki selama satu preode pada
tahun 2009 terpilih yahya sarmid sebagai kades satu priode dan setelah itu d PJS
kan kepada dosentron
Pada tahun 2016 Desa Baru di pimpin oleh Bapak Mardiansyah, sebagai
kepala desa sampai dengan saat ini, Jabatan Kades yang dipegang oleh bapak
mardiyansah ini sedikit banyak memberikan warna baru dalam pemerintahan baik
di tingkat desa maupun kecamatan.37
B. Letak Geografis
37 Profil Desa Baru Tahun 2018
29
Secara geografis Desa Baru terletak 1030 25‟52,1”- 1030 28‟27,1” BT dan
10 59‟11,9”- 10 59‟51,8” LS dengan memiliki luas wilayah + 900 Ha. Dengan
batas wilayah sebagai berikut :
-Sebelah Timur dengan : Desa Talang Tembago
-Sebelah Utara dengan : Desa Tanjung Alam
-Sebelah Selatan dengan : Kec.Rejang Lebong
-Sebelah Barat dengan : Desa Koto Teguh
Tabel 1 : Jarak antar ibu Kota38
C. Topografi
Wilayah Desa Baru dengan jumlah dusun 3 dan memiliki 6 RT, terdiri dari
:
a) Kebun Kopi : 748,2 ha
b) Lahan pemukiman : 27,96 ha
c) Perkantoran : 0,42 ha
d) Pemakaman : 0,63 ha
e) Lapangan bola : 1,07 ha
f) Sawah : 100 ha
g) Lain-lain : 38 Profil Desa Baru Tahun 2018.
Jarak(KM) Desa Muara
Madras
Ibu Kota
Kec.
Ibu Kota
Kab.
Ibu Kota
Prov.
Desa Baru 0 4 121 74
30
Keadaan Topografi Desa Baru dilihat secara umum merupakan daerah
dataran. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di Kabupaten Merangin dan
mempunyai iklim kemarau, panca robah dan penghujan, hal tersebut mempunyai
pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di Desa Baru
Dengan mata pencaharian penduduk Desa Baru adalah ;
a. Petani : 416 KK
b. Nelayan : -
c. Peternak : 9 KK
d. Pedagang : 98 KK
e. Pengusaha : 4 KK
f. PNS : 35 KK
g. Pegawai Swasta : 61 KK
h. Seniman : 3 KK
D. Demografi
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Baru adalah 2621 Jiwa dengan jumlah Kepala
Keluarga 1103 KK. 39
39 Profil Desa Baru Tahun 2017 .
31
Table 240
Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
1368 Jiwa 1253 Jiwa 2621 Jiwa
b. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Baru cenderung menurun karena tingkat
penduduk yang pindah cukup besar dari pada penduduk yang datang.
dengan tingkat pertumbuhan 1,25%
c. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Desa Baru relatif merata, secara absolut
jumlah penduduk pada tiap-tiap Rukun Tetangga (RT) terlihat relatif
berimbang, namun karena luas wilayah masing-masing RT berbeda
maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda pada tahun 2018.
d. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Baru tergolong
penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia
kelompok umur 21-25 merupakan yang terbanyak jumlahnya yakni 745
jiwa. Kemudian disusul kelompok umur 25 - 30 yaitu 478 jiwa. Rasio
jenis kelamin penduduk Desa Baru menunjukkan bahwa penduduk
perempuan relatif lebih sedikit dibandingkan laki-laki.41
40 Profil Desa Baru Tahun 2017.
41 Profil Desa Baru Tahun 2018 .
32
E. Keadaan Sosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus
obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak
kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas manusia
harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa Baru cukup baik
dibandingkan pada masa - masa sebelumnya.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan
kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan
pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk
pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan
biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu,
selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang
menunjukan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Baru.42
42 Profil Desa Baru Tahun 2018 .
33
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan
Desa Kedotan Tahun 2017 – 201843
No Keterangan
2017 2018
1 Tamat SD 624 2 Tamat SMP 996 3 Tamat SMA 824 4 Tamat
Universitas/PT
100 5 Tidak tamat SD - 6 Buta Huruf -
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Desa Baru kebanyakan
penduduk adalah adalah warga yang mempunyai SDM yang berpendidikan yang
merupakan aset sumber daya manusia yang perlu di kembangkan.
c. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Baru antara lain dapat
dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan masyarakat
antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti
meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, angka dan
status anak gizi buruk. Untuk sarana posyandu sebanyak 2 unit dengan 2 orang
bidan desa.
d. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Baru 99% memeluk agama Islam. Dalam kehidupan
beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama Islam
sangat berkembang dengan baik.
e. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
43 Profil Desa Baru Tahun 2018.
34
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Baru. Wanita dan anak dari
komposisi penduduk Desa Baru, pada tahun 2018 jumlah penduduk wanita
mencapai1253 jiwa atau sekitar 50 % dari total penduduk berjumlah 2621 jiwa.44
Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan
anak di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya
partisipasi kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari
prestasi pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih sangat kurang
maksimal.
f. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Baru menjaga dan menjunjung
tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal ini terbukti
masi berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setiap prosesi
pernikahan, khitanan, panen raya serta prosesi cuci kampung jika salah seorang
dari warga masyarakat melanggar ketentuan hukum adat. Lembaga yang paling
berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya lokal
ini adalah Lembaga Adat Desa Baru (LAD).
g. Politik
Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan
peluang untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses
konsolidasi demokrasi. Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga
berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 tentang Partai Politik. UU Nomor 12
44 Profil Desa Baru Tahun 2018 .
35
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta UU Nomor 23
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.45
Kemajuan demokrasi telah dimamfaatkan oleh masyarakat untuk
menggunakan hak demokrasinya antara lain dibuktikan dengan adanya
peningkatan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam
proses pemilihan umum. 46
Tabel 4 Sarana/Prasarana Umum47
Jenis Prasarana Volume Kondisi Jalan Kabupaten 4,7 km Baik
Jalan Lingkungan/Desa 4,1 km Sebagaian rusak
Jembatan Box Culvert 8 unit Sebagian Rusak ringan Gedung Madrasah 1 unit Baik
Gedung PAUD 1 unit Baik
Pondok pesantren 1 unit Rusak ringan
Posyandu 1 unit Baik Pipanisasi air Bersih 1 paket Dalam proses pembangunan
Pos Kamling 4 unit Tidak layak
Kantor Desa 1 unit Baik
Mushalla 3 unit Baik Masjid 2 unit Baik
Langgar -
TK 1 unit Baik
45 Profil Desa Baru Tahun 2018 . 46 Profil Desa Baru Tahun 2018 .
47 Profil Desa Baru Tahun 2018.
36
F. Keadaan Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Baru secara umum juga
mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang
memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pendapatan tersebut pada
umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa
juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti dana SPP dari
program PNPM , atau Instansi lainnya.
Komoditas andalan terbesar yang dihasilkan dari Desa Baru adalah
perkebunan kopi, ini dikarenakan 75 % dari luas wilayah Desa Baru adalah
perkebunan kopi. Hal ini disebabkan memang dari asal transmigrasin masyarakat
memang telah mendapatkan bantuan perkenunan kopi. 48 Untuk industri dan
peternakan sebagai usaha ekonomi di Desa Baru dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Ternak besar
Sapi : 56 ekor
Kerbau : 32 Ekor
2. Ternak kecil
Kambing : 37 Ekor
Domba :
3. Unggas
Ayam : 3630 ekor
48 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
37
Itik : 358 ekor
Penyu : -
4. Jenis Industri rumah tangga
Tahu : 2 Tempat
Tempe : 5 Tempat
Mebel : 3 Tempat
Kerupuk : 2 Tempat
G. Kondisi Pemerintahan Desa
1. Pembagian wilayah desa
Desa Baru terdiri dari 2 Dusun dengan perincian sebagai berikut :
a. Dusun Tapian Dalam 3 RT
b. Dusun Primbun jaya 3 RT.49
F. Gambaran umum Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Desa Baru
Kecematan Jangkat Timur Kabupaten Merangin
- Jumlah DPT 534
- Jumlah Tps 2
Pada pilkada 2014
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Baru
Kepala Desa : MARDIYANSAH
Sekdes : HARTONI
Kasi Pemerintahan : DARNIS 49 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022
38
Kasi Pembangunan : JULITA
Kasi umum : SATRULHADI
Bendehara : JUMADI
Kadus 1 : M.TAIF
Kadus 2 : ANUAR
KETU RT
RT 1 : APRIZAL
RT 2 : ALI SAKUAN
RT 3 :ZAROPIS
RT 4 : YANADI
RT 5 : NUSKEN
RT 6 : ARIZAL
IMAM MASJID BAITUL IBADAH
IMAM : NARASAN
BILAL : HAOIZON
KHOTIB : ARIZAL
LEMBAGA ADAT (LAD)
KETUA : ABDUL MAIF
H.LIMU :ANGOTA
JAAR :ANGOTA
LPM
HARYA ZUHARDI
ENDANG
GUSDIAN
HAIRULLAH
39
DUKUN 4 Laki-laki DUKUN 4 Perempuan
BUS
NARAN
MARIUN
ROSMA
KTI : JETRAIDI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Partisipasi Masyarakat Desa Baru Kabupaten Merangin dalam kampanye
Pada PILKADA Serentak 2018 Kabupaten Merangin.
Partisipasi masyarakat dalam pemilihan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk turut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan
jalan-memilih pimpinan daerah, dan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Secara konvensional kegiatan ini
mencakupan tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum.50
Partisipasi politik merupakan bentuk keikutsertaan warga dalam proses
politik, dalam negara demokrasi rakyat diharapkan dapat ikut berpartisipasi politik
secara aktif. Partisipasi aktif warga negara dapat di laksanakan dalam berbagai
bentuk, salah satunya adalah dengan ikut serta dalam pemilihan pemimpin
pemerintahan, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA).
Miriam Budiardjo dalam bukunya memuat mengenai Herbert McClosky
seorang tokoh masalah partisipasi berpendapat bahwa partisipasi politik adalah
kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau
tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.51
Miriam Budiarjo secara umum mengartikan partisipasi politik sebagai
kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
50 Meriam budiardjo,2012,”Partisipasi dan partai politik”PT.Gramedia,Jakarta, hlm.
51 Ibid.
41
kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung
atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerinah (public policy).52 Terakhir
menurut Keith Faulks partisipasi politik adalah keterlibatan aktif individu maupun
kelompok dalam proses pemerintahan yang berdampak pada kehidupan mereka.
Hal ini meliputi keterlibatan dalam pembuatan keputusan maupun aksi oposisi,
yang penting partisipasi merupakan proses aktif.53 Dari beberapa pendapat ahli
tersebut maka yandimaksud partisipasi politik adalah adanya kegiatan atau
keikutsertaan warga negara dalam proses pemerintahan. Kemudian kegiatan
tersebut diarahkan untuk memengaruhi jalannya pemerintahan. Sehingga dengan
adanya partisipasi politik tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.
Dalam hubungannya dengan demokrasi partisipasi politik melalui
pemberian hak pilih mereka berpengaruh terhadap jalannya pemerintahan dalam
suatu pemilu misalnya parsitipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi
masyarakat kepada pasangan calon yang terpilih. Setiap masyarakat memiliki
preferesnsi dan kepentingan masing-masing untuk menentukan pilihan mereka
dalam pemilu. Bisa dikatakan bahwa masa depan pejabat pablik yang terpilih
dalam suatu pemilu tergantung pada preferensi masyarakat sebagai pemilih. Tidak
hanya itu parsitipasi masyarakat dalam pemilu dapat dipandang dalam control
msyarakat terhadap suatu pemerintahan. Kontrol yang diberikan beragam
tergantung dengan tingkat parsitipasi politik masing-masing. Selain sebagai inti
dari demokrasi, Parsitipasi politik juga berkaitan erat dengan pemenuhan hak-hak
politik warga negara. Wujud dari pemenuhan hak-hak politik adalah adanya
52 Ibid. 53 Ibid., hlm. 368.
42
kebebasan bagi setiap warga untuk menyatakan pendapat dan berkumpul. Seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28: kemerdekaan berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.54
Kampanye merupakan cara mempengaruhi orang lain agar ia memiliki
wawasan, sikap, dan perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan pemberi
informasi.55 Sebagian masyarkat juga menjadi tim sukses calon kepala daerah dan
menghadiri kampanye yang di lakuakan calon kepala daerah.
Berikut beberapa persepsi masyarakat Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur
Kabupaten Merangin terhdap PILKADA serentak Tahun 2018:
Berdasarkan wawancara dengan Abdul Maif (Ketua Lembaga Adat Desa
Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin);
Tanggapan dengan pilkada serentak di desa baru kabupaten merangin menjadi pembahasan penting di kalangan masyarakat yang ada. Kalangan muda seperi mahasiswa, anak muda juga pada kalangan orang tua di desa baru di tahun 2018 dimana pada pilkada serentak ini kabupaten merangin ada tiga paslon pemimpin yang akan berjuang untuk memperoleh kursi yang di inginkan yang jelasnya masyarakat berantusias dalam pemilihan kepala daerah untuk menentukan nasib kabupaten merangin lima tahun yang akan datang.56
Berdasarkan wawancara dengan yanadi (ketua RT 04 Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin);
54 Tia Subekti,”Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum”Studi Kasus
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan Tahun2013.Skripsi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, hlm. 2.
55 https://www.theindonesianinstitute.com/kampanye-pilpres-2019-dan-partisipasi-masyarakat/, diakses Pada 6 Oktober 2019. 56 wawancara dengan Abdul maif (ketua lembaga adat Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin), Pada 14 April 2019.
43
Tangapan dengan ada nya pilkada serenta 2018 ini kita akan memilih kepala daerah yang akan membawa perubahan untuk pembagunan yang merata di kabupaten merangin sampai ke pelosok desa.57
Berdasarkan wawancara dengan Harya zuhardi (ketua LPM);
Sama halnya dengan pandangan terhadap pilkada 2018 di merangin dimana menjalang pilkada 2018 masyarakat harus di beri pemahaman pilkada edukasi politik telebih dahulu karna mengingat semakin banyak generasi baru yang ikut dalam memilih kepala daerah.58
Berdasarkan wawancara dengan hartoni (sekdes Desa Baru Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin)‟
Tingkat pemahaman masyarakat terhadap pilkada 2018 sosialisa dan pendidikan politik bagi pemilih sebenarnya baik dalam cara memilih kepala daerah yaitu terkait dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan Peri Arian Putra (Wakil Ketua Karang
Taruna Indonesia (KTI) Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten
Merangin).
Di karenakan salah satu calon kepala daerah merupakan putra daerah dan isterinya merupakan orang jangkat dan partisipasi masyarakat desa baru berbondong dalam menyukseskan pilkada 2018 hal serupa juga di jelaskan oleh haryoni bahwa jika putra daerah menang nanti pasti dia akan memperhatikan masyarkat Desa Baru.59
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mardiansyah (Kepala Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin)
Masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pilkada termasuk dalam kegiatan kampanye, dimana masyarakat mendukung secara aktif parpol peserta pemilu atau calon tertentu, baik dengan menjadi peserta kampanye pemilu menyebarkan berita salah satu calon kepala
57 wawancara dengan yanadi (ketua RT 04 Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin), Pada 14 April 2019. 58 wawancara dengan Harya zuhardi (ketua LPM) Pada 14 April 2019
59 wawancara dengan Peri Arian Putra (Wakil Ketua Karang Taruna Indonesia (KTI) Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten Merangin), Pada 21 Maret 2019.
44
daerah merupakan putra daerah dan isterinya merupakan orang jangkat dan partisipasi masyarakat desa baru berbondong dalam menyukseskan pilkada 2018 hal serupa juga di jelaskan oleh haryoni bahwa jika putra daerah menang nanti pasti dia akan memperhatikan masyarkat Desa Baru, sehingga menambah partisipasi dan jumlah pemilih kepada calon yang dimaksud.60
Menurut analisa Mengikuti kampanye calon kepala daerah untuk
mengetahui bagaimana Visi dan Misi yang dimiliki agar dapat memastikan bahwa
pilihan yang akan ditentukan adalah tepat demi kepentingan bersama. Masyarakat
juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pilkada termasuk dalam kegiatan
kampanye, dimana masyarakat mendukung secara aktif parpol peserta pemilu atau
calon tertentu, baik dengan menjadi peserta kampanye pemilu menyebarkan berita
salah satu calon kepala daerah merupakan putra daerah dan isterinya merupakan
orang jangkat dan partisipasi masyarakat desa baru berbondong dalam
menyukseskan pilkada 2018 hal serupa juga di jelaskan oleh haryoni bahwa jika
putra daerah menang nanti pasti dia akan memperhatikan masyarkat Desa Baru,
sehingga menambah partisipasi dan jumlah pemilih kepada calon yang dimaksud.
E. Faktor Yang Mendorong Tingginya Partisipasi Masyarakat Desa Baru
dalam penghitungan suara dan dalam Menyukseskan PILKADA Seretak
2018 di Kabupaten Merangin
Pemilu adalah kompetisi memperebutkan suara rakyat untuk mendapatkan
jabatanjabatan politik. Sebagai sebuah kompetisi, pemilu harus diselenggarakan
oleh lembaga yang kredibel di mata rakyat maupun peserta. Lembaga
60 wawancara dengan Mardiansyah (Kepala Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur
Kabupaten Merangin)
45
penyelenggara pemilu harus independen atas semua kepentingan, agar keputusan
yang diambilnya semata-mata demi menjaga kemurnian suara rakyat. Di dalam
pelaksanaan pemilu tentu harus adanya penyelenggara pemilu, penyelenggara
pemilu tersebut meliputi komisi pemilihan umum (KPU). KPU terdiri dari KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/ Kota adalah lembaga penyelenggara Pemilu di pusat,
provinsi dan kabupaten/kota yang bersifat tetap. Untuk penyelenggaraan pemilu di
tingkat kecamatan dibentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), di tingkat
desa/kelurahan atau sebutan lainnya dibentuk Panitia Pemungutan Suara (PPS),
dan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibentuk Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) yang bersifat ad hoc.61
Berbeda dengan pemilihan umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 62 Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) dilaksanakan untuk memilih kepala daerah baik
Gubernur, Bupati maupun Walikota.
Pilkada serentak adalah pemilih kepala daerah yang dilakukan
secarabersamaan dalam waktu yang sama dibeberapa wilayah. Sejak DPR
menyetujui bahwa pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak
61Rensius Raimondo Simamora, “Pelaksanaan Tugas dan Wewenang PANWASLU dalam Mewujudkan Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Yang JUjur dan Adil Berdasarkan UU no 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu (Studi Panwaslu Kota Semarang)”, Skripsi Universitas Negeri Semarang Tahun 2015, hlm. 2. 62 UU Nomor 7 Tahun 2017.
46
dilakukan pada 09 Desember 2015 Pada 17 Februari 2015, DPR mengesahkan UU
No. 1 Tahun 2015 dan yang saat ini telah diubah menjadi Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Walikota disahkan.63
Serentak memberikan makna tersendiri bagi reformasi “bebas-
rahasia”,KPU selalu bekerja keras untuk menciptakan kepemiluan kita.
Bayangkan, ada 269 daerah terdiri atas 9 pilkada. Dalam mendorong kondisi itu,
transpaprovinsi,36 kota, dan 224 kabupaten yang serentak memilih kepala
daerahnya. Pemilihan Serentak Tahun 2015 menjelaskan bahwa tujuan
dilaksanakannya pemilihan kepala daerah serentak supaya tercipta efektivitas dan
efisiensi anggaran. Tujuan dilaksanakannya pemilukada serentak adalah
terciptanya efektivitas dan efisiensi.64
Masyarakat diharapkan ikut terlibat dalam kegiatan pemilihan kepala
daerah (PILKADA) dan ikut dalam pengambilan keputusan dan ikut dalam
memilih pemimpin kepala daerah yang menjadi pilihannya. Fungsi pemilu adalah
pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah, pembentukan perwakilan
politik rakyat sirkulasi elit penguasa, dan pendidikan politik.65
Partisipasi masyarakat dalam pemilihan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk turut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan
jalan-memilih pimpinan daerah, dan secara langsung atau tidak langsung
63 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa .., hlm. 14. 64 Ibid., hlm. 16. 65Ibid.,, hlm. 5.
47
mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Secara konvensional kegiatan ini
mencakupan tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum.66
Partisipasi politik merupakan bentuk keikutsertaan warga dalam proses
politik, dalam negara demokrasi rakyat diharapkan dapat ikut berpartisipasi politik
secara aktif. Partisipasi aktif warga negara dapat di laksanakan dalam berbagai
bentuk, salah satunya adalah dengan ikut serta dalam pemilihan pemimpin
pemerintahan, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA).
Dalam hubungannya dengan demokrasi partisipasi politik melalui
pemberian hak pilih mereka berpengaruh terhadap jalannya pemerintahan dalam
suatu pemilu misalnya parsitipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi
masyarakat kepada pasangan calon yang terpilih. Setiap masyarakat memiliki
preferesnsi dan kepentingan masing-masing untuk menentukan pilihan mereka
dalam pemilu. Bisa dikatakan bahwa masa depan pejabat pablik yang terpilih
dalam suatu pemilu tergantung pada preferensi masyarakat sebagai pemilih. Tidak
hanya itu parsitipasi masyarakat dalam pemilu dapat dipandang dalam control
msyarakat terhadap suatu pemerintahan. Kontrol yang diberikan beragam
tergantung dengan tingkat parsitipasi politik masing-masing. Selain sebagai inti
dari demokrasi, Parsitipasi politik juga berkaitan erat dengan pemenuhan hak-hak
politik warga negara. Wujud dari pemenuhan hak-hak politik adalah adanya
kebebasan bagi setiap warga untuk menyatakan pendapat dan berkumpul. Seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28: kemerdekaan berserikat dan berkumpul
66 Meriam budiardjo,2012,”Partisipasi dan partai politik”PT.Gramedia,Jakarta, hlm.
48
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.67
Kabupaten merangin mengadakan pemilihan kepala daerah yaitu pada
tahap ketiga Juni 2018. Dilansir dari liputan 6.com Jambi, Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Merangin telah menetapkan tiga pasangan calon yang
akan berlaga di Pilkada Merangin 2018. Penetapan ini resmi diputuskan melalui
rapat pleno KPU Merangin pada Senin, 12 Februari 2018. Tiga pasangan itu
masing-masing adalah Nalim-Khafidz, Fauzi Ansori-Sujarmin serta Al Haris-
Mashuri yang merupakan pasangan petahana. Usai penetapan pasangan calon itu,
KPU Merangin menjadwalkan, Selasa (13/2/2018) sebagai hari pengambilan
nomor urut.
Ketua KPU Kabupaten Merangin, Iron Sahroni mengatakan, berdasarkan
Undang-Undang Pilkada Nomor 10 Tahun 2016, sesuai dengan tahapan, KPU
mengumumkan bakal pasangan calon kepala daerah menjadi pasangan calon
kepala daerah secara serentak.
"Setelah melalui beberapa tahapan. Hari ini, tiga pasangan calon Bupati
dan Wakil Bupati Merangin resmi ditetapkan pada Pilkada serentak 2018
mendatang," ujar Iron di Bangko, ibu kota Kabupaten Merangin, Senin 12
Februari 2018.
Sementara untuk pengambilan nomor urut akan dilakukan melalui proses
pengundian. Setelah itu, pada Kamis, 15 Februari 2018 adalah dimulainya tahapan
kampanye Pilkada Merangin.
67 Tia Subekti,”Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum”Studi Kasus Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan Tahun2013.Skripsi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, hlm. 2.
49
"Masa kampanye lebih kurang selama empat bulan. Dimulai 15 Februari
hingga 23 Juni 2018," katanya. Iron juga mengimbau agar tiga pasang calon
(paslon) yang bakal berlaga di Pilkada Merangin bisa sportif dalam bersaing.
Tidak mengandalkan segala cara, apalagi cara-cara yang busuk dan menciderai
semangat demokrasi. Jiwa sportif dan ksatria juga harus diikuti oleh para
pendukung, tim sukses, simpatisan maupun masyarakat sebagai pemilih. Agar
mengedepankan politik santun, menjaga keamanan dan ketertiban, persatuan dan
kedamaian agar pemilihan langsung berjalan dengan sukses. Tidak membawa isu
SARA, kampanye hitam, money politik atau menyerang individu. Tetapi
mengedepankan adu gagasan, visi dan misi dan ikuti semua aturan yang
ditetapkan.68
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mardiansyah (Kepala Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin),
Pada pemilu Tahun 2014 banyak masyarakat yang memilih untuk golput (tidak memberikan hak suaranya) dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai pemilihan umum oleh pihak berwenang, selain itu faktor yang mengakibatkan rendahnya partisipasi pemilu pada saat itu adalah karena pendidikan politik bagi pemilih pemula yang kurang. Pada pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 yang lalu diadakan pertemuan di balai Desa cara memilih yang baik, dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan politik bagi masyarakat dan pemilih pemula, karena hal tersebut jumlah partisipasi masyarakat meningkat di banding sebelumnya.69
Hal serupa di ungkapkan oleh Anwar (masyarakat),
“Pada saat Pemilihan Kepala Daerah Pada Tahun 2018 masyarakat lebih antusia dibanding dengan perhelatan persta demokrasi sebelum nya,
68 https://www.liputan6.com/pilkada/read/3282669/adu-kuat-3-pasangan-populer-di-pilkada-merangin, diakses Pada 26 Maret 2019. 69 Wawancara dengan Mardiansyah (Kepala Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin), Pada 2 Agustus 2018.
50
karena pihak Desa secara langsung memberikan pengetahuan pemilu kepada masyarakat.”70
Ada bebetapa faktor yang mendorong tingginya partisipasi masyarakat
dalam pilkada serentak dilihat dari beberapa wawancara sebagai berikut:
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sapriyon (Warga Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin),
“Menyatakan usaha partisipasi masyarakat dalam pilkada serentak dapat
berlansung secara demokratis, sehinga hasilnya dapat di hormati oleh semua
pihak.”71
Hal yang sama di sampaikan oleh Golkar Sakrian (Kepala Dusun
Kampung Tepian Dalam Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten
Merangin).
“Masyarakat dapat melakukan pemantauwan lansung agar terhindar dari
kecurangan,manipulasi,permainan serta rekayasa yang dapat menguntungkan
pihak pihak tertentu.”72
Berdasarkan wawancara dengan Peri Arian Putra (Wakil Ketua Karang
Taruna Indonesia (KTI) Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten
Merangin).
Mengatakan mengapa partisipasi masyarakat melonjak naik pada pilkada 2108 di karenakan salah satu calon kepala daerah merupakan putra daerah dan isterinya merupakan orang jangkat dan partisipasi masyarakat desa
70 Wawancara dengan Anwar (Masyarakat), Pada 2 Agustus 2018. 71 wawancara dengan sapriyon (Warga Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin), Pada 22 Maret 2019. 72 Golkar Sakrian (Kepala Dusun Kampung Tepian Dalam Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin), Pada 23 Maret 2019.
51
baru berbondong dalam menyukseskan pilkada 2018 hal serupa juga di jelaskan oleh haryoni bahwa jika putra daerah menang nanti pasti dia akan memperhatikan masyarkat Desa Baru.73
Menurut analisis penulis bahwa faktor-faktor yang menyebabkan naiknya
jumlah partisipasi masyarakat Desa baru pada Pemilihan Kepala Dearah
dibanding Pemilu sebelumnya adalah dikarenakan adanya sosialisasi yang di
lakukan pemerintah desa bersama KPU sehinga masyarakat berbondong-bondong
dalam menyukseskan pilkada tahun 2018 Pada pemilihan Kepala Daerah Tahun
2018 yang lalu diadakan pertemuan di balai Desa cara memilih yang baik, dan
hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan politik bagi masyarakat dan pemilih
pemula, karena hal tersebut jumlah partisipasi masyarakat meningkat di banding
sebelumnya, dan di dalam pilkada ini merupakan bagaimana cara masayrakat
memenangkan satu paslon yang merupakan putra daerah agar nantinya bisa
menyampaikan aspirasi masyrakat desa baru. Dan juga pilkada yang dilaksanakan
serentak lebih terasa suasana pesta domokrasinya sehingga lebih menambah
antusias masyarakat.
F. Partisipasi Masyarakat Desa Baru dalam perhitungan suara dan dalam
Menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak 2018 di
Kabupaten Merangin
Partisipasi masyarakat dalam pemilihan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk turut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan
jalan-memilih pimpinan daerah, dan secara langsung atau tidak langsung
73 wawancara dengan Peri Arian Putra (Wakil Ketua Karang Taruna Indonesia (KTI) Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten Merangin), Pada 21 Maret 2019.
52
mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Secara konvensional kegiatan ini
mencakupan tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum.74
Partisipasi politik merupakan bentuk keikutsertaan warga dalam proses
politik, dalam negara demokrasi rakyat diharapkan dapat ikut berpartisipasi politik
secara aktif. Partisipasi aktif warga negara dapat di laksanakan dalam berbagai
bentuk, salah satunya adalah dengan ikut serta dalam pemilihan pemimpin
pemerintahan, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA).
Miriam Budiardjo dalam bukunya memuat mengenai Herbert McClosky
seorang tokoh masalah partisipasi berpendapat bahwa partisipasi politik adalah
kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau
tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.75
Miriam Budiarjo secara umum mengartikan partisipasi politik sebagai
kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung
atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerinah (public policy).76 Terakhir
menurut Keith Faulks partisipasi politik adalah keterlibatan aktif individu maupun
kelompok dalam proses pemerintahan yang berdampak pada kehidupan mereka.
Hal ini meliputi keterlibatan dalam pembuatan keputusan maupun aksi oposisi,
yang penting partisipasi merupakan proses aktif.77 Dari beberapa pendapat ahli
tersebut maka yandimaksud partisipasi politik adalah adanya kegiatan atau
74 Meriam budiardjo,2012,”Partisipasi dan partai politik”PT.Gramedia,Jakarta, hlm.
75 Ibid. 76 Ibid. 77 Ibid., hlm. 368.
53
keikutsertaan warga negara dalam proses pemerintahan. Kemudian kegiatan
tersebut diarahkan untuk memengaruhi jalannya pemerintahan. Sehingga dengan
adanya partisipasi politik tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.
Dalam hubungannya dengan demokrasi partisipasi politik melalui
pemberian hak pilih mereka berpengaruh terhadap jalannya pemerintahan dalam
suatu pemilu misalnya parsitipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi
masyarakat kepada pasangan calon yang terpilih. Setiap masyarakat memiliki
preferesnsi dan kepentingan masing-masing untuk menentukan pilihan mereka
dalam pemilu. Bisa dikatakan bahwa masa depan pejabat pablik yang terpilih
dalam suatu pemilu tergantung pada preferensi masyarakat sebagai pemilih. Tidak
hanya itu parsitipasi masyarakat dalam pemilu dapat dipandang dalam control
msyarakat terhadap suatu pemerintahan. Kontrol yang diberikan beragam
tergantung dengan tingkat parsitipasi politik masing-masing. Selain sebagai inti
dari demokrasi, Parsitipasi politik juga berkaitan erat dengan pemenuhan hak-hak
politik warga negara. Wujud dari pemenuhan hak-hak politik adalah adanya
kebebasan bagi setiap warga untuk menyatakan pendapat dan berkumpul. Seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28: kemerdekaan berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.78
Pemilu adalah kompetisi memperebutkan suara rakyat untuk mendapatkan
jabatanjabatan politik. Sebagai sebuah kompetisi, pemilu harus diselenggarakan
oleh lembaga yang kredibel di mata rakyat maupun peserta. Lembaga
78 Tia Subekti,”Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum”Studi Kasus Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan Tahun2013.Skripsi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, hlm. 2.
54
penyelenggara pemilu harus independen atas semua kepentingan, agar keputusan
yang diambilnya semata-mata demi menjaga kemurnian suara rakyat. Di dalam
pelaksanaan pemilu tentu harus adanya penyelenggara pemilu, penyelenggara
pemilu tersebut meliputi komisi pemilihan umum (KPU). KPU terdiri dari KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/ Kota adalah lembaga penyelenggara Pemilu di pusat,
provinsi dan kabupaten/kota yang bersifat tetap. Untuk penyelenggaraan pemilu di
tingkat kecamatan dibentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), di tingkat
desa/kelurahan atau sebutan lainnya dibentuk Panitia Pemungutan Suara (PPS),
dan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibentuk Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) yang bersifat ad hoc.79
Berbeda dengan pemilihan umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 80 Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) dilaksanakan untuk memilih kepala daerah baik
Gubernur, Bupati maupun Walikota.
Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara lansung adalah salah satu
perwujudan insturmen demokrasi dalam rangka menciptakan pemerintah yang
lebih demokratis. Dengan sistem ini, maka harapan terwujudnya kedaulatan
79Rensius Raimondo Simamora, “Pelaksanaan Tugas dan Wewenang PANWASLU dalam Mewujudkan Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Yang JUjur dan Adil Berdasarkan UU no 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu (Studi Panwaslu Kota Semarang)”, Skripsi Universitas Negeri Semarang Tahun 2015, hlm. 2. 80 UU Nomor 7 Tahun 2017.
55
rakyat dalam sistem pemerintahan diyakini dapat terealisasi secara menyeluruh,
mengingat sistem demokrasi merupakan perintah langsung yang di amanatkan
oleh UUD 1945. Undang-undang dasar tahun 1945 pada ketentuan umum pasal 1
ayat 1 mengatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat.81
Pada tahun 2015 akhir tepatnya pada tanggal 09 Desember 2015
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah diadakan serentak di 9 (Sembilan)
provinsi, 224 kabupaten dan 36 kota yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir
pada tahun 2015dan semester pertama tahun 2016. Aturan mengenai PILKADA
serentak dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang penetepan
peraturan pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 tentang
pemilihan gubernur, bupati dan walikota menjadi undang-undang yaitu pada Pasal
201 ayat 1.82 Pelaksanaan Pemilihan kepala daerah serentak dilakukan dalam tiga
tahap yaitu tahap pertama pada Desember 2015, tahap kedua pada Februari tahun
2016, dan tahap ketiga pada Juni 2018. 83 Kabupaten merangin mengadakan
pemilihan kepala daerah yaitu pada tahap ketiga Juni 2018.
Masyarakat diharapkan ikut terlibat dalam kegiatan pemilihan kepala
daerah (PILKADA) dan ikut dalam pengambilan keputusan dan ikut dalam
memilih pemimpin kepala daerah yang menjadi pilihannya. Fungsi pemilu adalah
81 Undang-undang Dasar Tahun 1945 Pasal 1 Ayat 1 82 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa (Studi Terhadap Pemilih Pemula Di Kel.Batang Kaluku Kec.Somba Opu Kab.Gowa)”, Skripsi UIN Alauddin Makasar, Tahun 2018, hlm. 6. 83 Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak 2015 Di Kabupaten Gowa, hlm. 15.
56
pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah, pembentukan perwakilan
politik rakyat sirkulasi elit penguasa, dan pendidikan politik.84
Menurut Ramlan Surbakti partisipasi politik terbagi menjadi dua yaitu
partisipasi aktif dan pasrtisipasi pasif. Partisipasi aktif adalah mengajukan usul
mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang
berlainan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan
perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin
pemerintah. Sebaliknya, kegiatan yang termasuk dalam kategori partisipasi pasif
berupa kegiatan-kegiatan yang menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan
saja setiap keputusan pemerintah.85 Sementara itu, Milbart dan Goel membedakan
partisipasi menjadi beberapa kategori. Pertama, apatis. Artinya, orang yang tidak
berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik. Kedua, spectator. Artinya,
orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam pemilihan umum. Ketiga,
gladiator. Artinya mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, yakni
komunikator, spesialis mengadakan kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerja
kampanye, dan aktivis masyarakat.86
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hamrita (tokoh pemuda di bidang
pengawasan partisipasi)
84Ibid.,, hlm. 5. 85Ramlan Surbakti, op.,cit. hlm. 142 86Ibid., hlm. 14
57
“Bidang pengawasan oleh masyarakat adalah salah satu pilar penting
dalam PILKADA agar tercapai Pilkada yang jujur dan adil dan memberi suara
pada pemilihan menghadiri pertemuan kampanye.”87
Berdasarkan wawancara dengan Jumadi (aparat desa pemerintah desa
berperan sebagai pengawas dalam pilkada),
Sama halnya dengan masyarakat umum. Pemerintah desa ikut berperan aktif dalam menyediakan lokasi dan keamanan dengan demi kelancaran pilkada. Agar tercapai hasil yang berkualitas. Berjalan dengan tertib, lancar, demi menyukseskan pilkada serentak.88 Berdasarkan wawancara dengan ketua ketua PPS di Desa Baru Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin
Mensosialisasikan peraturan peraturan yang ada pada undang undang pilkada di sosialisasikan kepada masyarakat guna menghindari kecurangan yang terjadi dan mengurangi angka golput agar antusias masyarakat dalam menyukseskan pemilahan kepala daerah.89 Berdasarkan wawancara dengan Peri Arian Putra (Wakil Ketua Karang
Taruna Indonesia (KTI) Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten
Merangin).
Mengatakann mengapa partisipasi masyarakat melonjak pada pilkada 2108 di karenakan salah satu calon kepala daerah merupakan putra daerah dan isterinya merupakan orang jangkat dan partisipasi masyarakat desa baru berbondong dalam menyukseskan pilkada 2018 hal serupa juga di jelaskan oleh haryoni bahwa jika putra daerah menang nanti pasti dia akan memperhatikan msyrakat Desa Baru.90
87 wawancara dengan Hamrita (tokoh pemuda di bidang pengawasan partisipasi) Pada 21 Maret 2019 88 wawancara dengan jumadi (aparat desa pemerintah desa berperan sebagai pengawas dalam pilkada), Pada 21 Maret 2019 89 wawancara dengan ketua ketua PPS di Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Pada 21 Maret 2019. 90 wawancara dengan Peri Arian Putra (Wakil Ketua Karang Taruna Indonesia (KTI) Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten Merangin), Pada 21 Maret 2019.
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sapriyon (Warga Desa Baru
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin),
Partisipasi msyarakat dalam perhitungan suara dapat dilihat dengan hadirnya banyak masyarakat dalam proses perhitungan yang di adakan, Masyarakat dapat melakukan pemantauwan lansung agar terhindar dari kecurangan,manipulasi,permainan serta rekayasa yang dapat menguntungkan pihak pihak tertentu.91
Partisipasi masyarakat dalam perhitungan suara dan dalam menyukseskan
pemilihan kepala daerah masyarakat tidak hanya mencoblos pada saat pilkada
berlansung, tetapi menunjukannya dalam bentuk partisipasi yang dilakukan
seperti masyarakat mau berperan aktif dalam pilkada seperti menjadi panitia
penyelengara angota PPK, PPS,dan KPPS. Masyarakat mendatangi TPS untuk
mengunakan hak pilihnya masyarakat juga mengikuti sosialisasi yang di berikan
oleh panitia atau KPU sebagian masyarkat juga menjadi tim sukses calon kepala
daerah dan menghadiri kampanye yang di lakuakan calon kepala daerah, serta ikut
hadir dalam proses penghitungan suara, untuk melihat secara langsung proses
penghitungan demi menghindari kecurangan dalam proses penghitungan dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil perhitungan nantinya
karena masyarakat secara langsung menyaksikan proses tersebut. Dibalik bentuk
partisipasi yang di berikan, masyarakat mempunyai alasan tersendiri yang di
lontarkan di antaranya pengen mengabdi kepada msyarakat, bangsa dan
negara.ingin ikut berpartisipasi menyukseskan pilkada supaya pesta demokrasi
berjalan dengan baik.
91 wawancara dengan Sapriyon (Warga Desa Baru Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten
Merangin)
59
Menurut analisa penulis bahwa partisipasi dari masyarakat Desa baru
mengalami kemajuan karna bentuk partisipasi yang ditemukan selama masa
penelitian di lapangan bukan hanya partisipasi pada saat mencoblos pada hari H
pemilihan, tapi juga pada hari-hari persiapan sebelum hari pemilihan dimana
pihak desa maupun masyarakat bekerja sama dalam menambah wawasan politik
yang dilakukan dengan cara memberikan pendidikan politik melalui sosialisasi,
selain itu beberapa masyarakat ikut menjadi tim sukses calon kepala daerah yang
ikut dalam PILKADA serentak tahun 2018, serta mengahadiri kampanye. Jika hal
kesadaran masyarakat semakin bertambah akan pentingnya memberikan suara
dan ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilihan, baik pemilihan umum
maupun PILKADA maka jumlah partisipasi akan semakin bertambah terlebih lagi
jika masyarakat merasa bahwa politik adalah kegiatan atau bagian dari
berjalannya sebuah negara maka rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap
bangsa akan semakin bertambah dan menciptakan demokrasi Indonesia yang lebih
baik kedepannya.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Partifasi masyarakat desa baru dalam kampanye pada pilkada serentak 2018
di kabupaten merangin meningkat drastis dari pilkada serentak 2014, pada
pilkada serentak 2018 ini masyarakat begitu antusias ikut berpartisipasi
dalam kegiatan Pilkada termasuk dalam kegiatan kampanye, dimana
masyarakat mendukung secara aktif parpol peserta pemilu dan calon kepada
daerah dukungannya.
2. Faktor yang menyebabkan naiknya jumlah partisipasi masyarakat Desa baru
pada Pemilihan Kepala Dearah dibanding Pemilu sebelumnya dikarenakan
adanya sosialisasi yang di lakukan pemerintah desa bersama KPU dan juga
di kerenakan adanya putra daerah yang mencalonkan diri sebagasi calon
kepada daerah sehingga menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk
membangun daerahnya
3. Partisipasi masyarakat dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah,
masyarakat tidak hanya mencoblos pada saat pilkada berlansung, namun
juga ikut dalam memantau penguhitungan suara. Masyarakat mendatangi
TPS untuk mengunakan hak pilihnya juga mengikuti sosialisasi yang di
berikan oleh panitia atau KPU sebagai lembaga yang menyelenggarakan
Pemilu agar penyelenggaraan pemilu dapat berjalan dengan lancer dengan
61
adanya pengetahuan mengenai politik untuk masyarakat maka akan
menambah jumlah partisipasi masyarakat.
B. Saran
1. Masyarakat desa baru kedepannya diharapkan untuk terus meningkatkan
partisifasinya dalam pilkada dan tidak hanya kerena faktor adanya putra
daerah yang mencalonkan diri namun harus tetap antuas dalam setiap pilkada
2. Kedepannya diharapkan baik dari pihak KPU, LSM, maupun Partai Politik
memberikan pendidikan politik yang lebih giat kepada masyarakat, serta
masyarakat juga di harapkan untuk terus ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan politik agar demokrasi Indonesia memasuki masa depan yang lebih
baik demi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
3. Dan juga harapannya kedepan masyarakat terus belajar jika diadakan
sosialisasi mengenai pemilu, agar masyarakat mampu untuk mejaga stabilitas
perpolitikan dan men filter isunya yang tidak baik
62
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abu Ahmadi, 1986. Antropologi Budaya. Surabaya: CV Pelangi.
AR. Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Abdul Syani, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Bandar Lampung:
Pustaka Jaya.
Agus Salim, 2006, Teori & pradigma penelitian sosial,Yogjakarta Tiara Wacana,.
Meriam budiardjo,2012,”Partisipasi dan partai politik”, PT.Gramedia,Jakarta.
Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik , Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,.
Nasution, 2003, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono, 2013, Metode penelitian pendidikan “pendekatan kuantitatif dan RNB
Bandung: Alfabeta.
Tim penyusunan, 2012, Pedoman Penulisan Skripsi,ambi: fakultas syariah press.
B. Perundang-undangan
Undang-undang Dasar Tahun 1945 Pasal 1 Ayat 1
UU Nomor 7 Tahun 2017.
63
C. Skripsi
Ahclak Asmara Yasa, “Partisipasi Politik Masyarakat Pada PILKADA Serentak
2015 Di Kabupaten Gowa (Studi Terhadap Pemilih Pemula Di Kel.Batang
Kaluku Kec.Somba Opu Kab.Gowa)”, Skripsi UIN Alauddin Makasar,
Tahun 2018
Devila Sovia Syafitri, “Partisipasi Politik Masyarakat Jawa Terhadap Pemilihan
Kepala Daerah di Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Kelurahan
Babura Kecamatan Medan Baru)”Skripsi Universitas Sumatera Utara,
Tahun 2018.
Fitra Endi Fernanda, “Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Pilkada Serentak Di
Desa Way Mili Kecamatan Gunung Pelindung Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2016”, Skripsi Universitas Lampung Bandar Lampung, Tahun
2016.
Rensius Raimondo Simamora, “Pelaksanaan Tugas dan Wewenang PANWASLU
dalam Mewujudkan Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2014 Yang JUjur dan Adil Berdasarkan UU no 15 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggara Pemilu (Studi Panwaslu Kota Semarang)”, Skripsi
Universitas Negeri Semarang Tahun 2015.
Sondakh Gideon Repi “Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Gubernur
Dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara 2015(Studi Di Desa Koha Selatan
Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa)”, Skripsi USRAT Tahun
2015
64
Tia Subekti,”Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum”Studi Kasus
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan Tahun2013.Skripsi
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah Dan Ilmu Politik Universitas
Brawijaya.
D. Lain-lain
https://www.liputan6.com/pilkada/read/3282669/adu-kuat-3-pasangan-populer-di-
pilkada-merangin, diakses Pada 26 Maret 2019.
Profil Desa Baru Tahun 2018
Profil Desa Baru Tahun 2017.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2016-2022.
65
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA INFORMAN JABATAN/PEKERJAAN KET. 1 Mardiyansah Kepala Desa Baru 02 Agustus
2018 2 Anuar Kepala Dusun 02 Agustus
2018 3 Hamrita Ketua (PPS) Panitia
Pemungutan Suara 21 Maret 2019
4 Peri Arian Putra Wakil Ketua Karang Taruna 21 Maret 2019 5 Junadi Aparat Desa Baru 21 Maret 2019 6 Sapriyon Pemuda 22 Maret 2019 7 Golkar Sakrian Tokoh Masyarakat 23 Maret 2019 8 Abdul Maif Ketua Lembaga Adat 14 April 2019 9 Yanadi Ketua RT 04 14 April 2019 10 Harya Zuhardi Ketua LPM 14 April 2019
66
67
DOKUMENTASI
Gambar 1 : Mewawancara Bersama Bapak Mardiansah Selaku Kepala Desa Desa Baru
Gambar 2. Wawancara Bersama Bapak Abdul Maib Selaku Kadus di Desa Baru
68
Gambar 3. Dokumentasi Dan Wawancara Berssama Bapak Safryon Sselaku Masyarkat di Desa Baru
Gambar 4. Dokumentasi Bersama Aparat Desa di Desa Baru