PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN...

96
PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM ISBAT NIKAH (Studi Pada KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: MUHAMMAD DHIYA ULHAQ NIM: 11140440000095 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1440 H/2019 M

Transcript of PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN...

Page 1: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN

PROGRAM ISBAT NIKAH

(Studi Pada KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

MUHAMMAD DHIYA ULHAQ

NIM: 11140440000095

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1440 H/2019 M

Page 2: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

ii

PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN

PROGRAM ISBAT NIKAH

(Studi Pada KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh

MUHAMMAD DHIYA ULHAQ

NIM. 11140440000095

Pembimbing

Dr. H. Azizah, M.A

NIP. 19630409 198902 2 001

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1440 H/2019 M

Page 3: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten
Page 4: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan skripsi ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang saya buat merupakan karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Januari 2019

Muhammad Dhiya Ulhaq

NIM: 11140440000095

Page 5: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

v

ABSTRAK

Muhammad Dhiya Ulhaq. NIM 11140440000095. Peran Kantor Urusan

Agama dalam Menyukseskan Program Isbat Nikah (Studi Pada KUA

Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor). Skripsi Program Studi Hukum

Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1440 H/ 2019 M.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan: a) faktor yang menyebabkan

terjadinya pernikahan yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Cisarua Kabupaten Bogor; b) menjelaskan peran dari Kantor Urusan Agama

dalam menyelesaikan masalah Nikah Siri sampai pada penetapan Isbat Nikah.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif

sosiologis. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara kepada KUA

dalam menyukseskan program isbat nikah. Sedangkan data sekunder merupakan

data yang diperoleh dari literatur kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, artikel,

kitab-kitab dan peraturan perundang-undangan serta sumber-sumber lainnya yang

berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: a) faktor-faktor penyebab

terjadinya nikah siri pada masyarakat Cisarua Kabupaten Bogor; Pertama, faktor

biaya perkawinan yang masyarakat anggap mahal ketika mendaftar di KUA

sehingga mereka melakukan pernikahannya tidak dicatat di KUA terlebih dahulu.

Kedua, tidak mau mengurus izin poligami ke pengadilan disebabkan

merahasiakan perkawinan dari istri pertama sehingga melakukan nikah sirri.

Ketiga, kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

pencatatan perkawinan. Keempat, pasangan yang kawin lari guna menghindari

orang tua yang tidak mengizinkan perkawinan tersebut, sehingga melakukan

nikah siri dengan bermaksud dirahasiakan; b) Adapun peran dari KUA itu sendiri:

Pertama, mensosialisasikan tentang pentingnya pencatatan perkawinan. Kedua,

mengadakan program penyuluhan guna membantu proses isbat nikah pada

pernikahan siri. Ketiga, mengadakan Isbat Nikah Keliling yang berkerja sama

dengan Pengadilan Agama, Kementerian Agama, dan Kecamatan.

Kata kunci : Isbat Nikah, Urgensi Pencatatan Perkawinan, Nikah Siri

Pembimbing : Dr. Hj. Azizah, M.A.

Daftar pustaka : 1989 – 2018

Page 6: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

vi

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang

dengan izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Peran Kantor Urusan Agama Dalam Menyukseskan Program Isbat Nikah

(Studi Pada KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor)”. Shalawat serta

salam tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Juga

kepada keluarga, sahabat, dan para Pengikutnya, serta umatnya yang senantiasa

mengharapkan syafaat serta hidayahnya di akhir zaman nanti, amin.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Satu (S1). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh

banyak dukungan dan saran dari berbagai pihak, sehingga ucapan terima kasih

penulis sampaikan dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag. Ketua Progam Studi Hukum Keluarga beserta

Indra Rahmatullah, S.HI.M.H. Sekretaris Program Studi Hukum keluarga

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. Hj, Azizah, M.A. Dosen Pembimbing Skripsi penulis, yang telah sabar

dan terus memberikan arahannya untuk membimbing penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

4. Masyrofah, S, Ag., M.Si. Dosen Penasihat Akademik penulis, yang telah

mendampingi hingga semester akhir dan seluruh Dosen Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah membantu penulis dalam pengadaan refrensi-refrensi sebagai

bahan rujukan skripsi ini.

Page 7: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

vii

6. Orangtua tercinta H. Abdul Syakur, S.Ag., Hj. Kholilah. Maryam dan

adik-adik penulis Ahmah Hetmatiyar, Muhammad Jundullah, Sobrul

Amar, Lia Rizqul Maula, dan Alm Abdullah yang selalu memberikan doa,

rasa semangat dan kasih sayang nya yang tak pernah lepas. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan taufik serta hidayahnya.

7. Kepada segenak keluarga besar penulis, Alm Hj. Umi Karonah, Hj.

Masnah, Alm. H. Masa, Hj, Maryam, Hj. Uliyati, Habib Sholeh, Ka Hani,

Ka icha, Ka lulu, Ka Gayah, Paman tefur, lik Sol, Ayah Juki, Umi Ida,

Om nardi, Tante Tia, Om Ipul, Cing Omah, Mas Tono, Bi Upah, Alm Ka

Riri, Bang hadi, Bang Usman, Ka Puji, Bang Ipang, Bi Nida, Serta

mamang Bontot Ahmad Saugi

8. Drs. H. Asep Sanusi, M. Si., Kepala Kantor Urusan Agama Cisarua Bogor

yang telah memberikan data, informasi serta motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

9. Drs. Bayu Rahmawanto. Kepala Kecamatan Cisarua Bogor yang telah

memberikan data dan informasi yang sangat berguna bagi penelitian yang

penulis lakukan.

10. Masyarakat Cisarua yang selalu mendukung dan terbuka untuk

memberikan informasi yang berguna bagi penulis.

11. Senior-senior terbaik penulis Andi Asyraf, S.Sy. S.H. Reza Fakhlefi, S.H.

Hendrawan, S.Sy. Muhammad Hira, S.Sy. Annisa Mutiara, S.H. Mella

Rosdiyana, S.H. Fachra Irvania Apriani, S.H. Siti Juariatunuriah, S.H.

Fatiah Khadijah, S.H. yang selalu semangat dan memberi masukan sampe

jantung tidak bergetar secara normal dan yang pastinya selalu

mengingatkan penulis jikalau penulis lupa akan tugas akhir kuliah.

12. Senior-senior terbaik penulis yang tergabung di HMI Hukum Keluarga

Ricki Ahmad Faisal Mukhtar, S.H. Ahmad fikri habibie asyraf, S.H.

Rahmat muhajir, S.H. Cepi jaya permana, S.H. Yarakha muyassar, S.H.

Chairil izhar, S.H. Alif rahmat ashari, S.H. Nur Alim Amalkan, S.H. yang

selalu mengajarkan penulis akan perjuangan yang tiada hentinya.

Page 8: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

viii

13. Teman-teman terbaik penulis M. Ilham Ramadhan, S.H. Yassir Murody,

S.H. M.Rifqi Akbari, S.H. Satria Erlanggar, S.H. Riyad Assomady, S.H

Fitrah Fanani, S.H. Indra Karisman, S.H. Yunizar Fahmi, S.H. Naufal

Hidayat Natakusuma, S.H. M. Qhoffal, S.H. Hilman Faisal, S.H. Dani

Mardiansyah, S.H. M. Dzakiyuddin Mukhtar, S.H. Iman Teguh Santoso,

S.H. M. Sidik, S.H. M. Kurnia Putra, S.H. Hendri Kurniadi, S.H.

Hidayatul Fitri, S.H. Fatimah Ajeng Aulia, S.H. Syarifah, S.H. Serta

teman-teman Hukum Keluarga 2014 yang namanya tidak bisa disebutkan

satu-persatu, terimakasih atas motifasi dan semangat yang telah diberikan

kepada penulis.

14. Keluarga KURUS ADVENTURE yang selalu memberi semangat kepada

penulis.

15. Kanda Yunda HMI Hukum Keluarga, Komisariat Fakultas Syariah dan

Hukum. Terimakasih atas pelajaran serta pengalaman bagaimana

berproses dalam perjuangan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

16. Keluarga Organisasi Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT), yang selalu

memberikan motivasi dengan ciri khas ngapaknya untuk semangat

menyelesaikan Skripsi ini.

17. Temen-temen majelis ta‟lim, fahri gemplong, surya cipluk, adam rt, tile cs,

harun anak tol, arul supir, bule pedagang sate, ferdy, fahri gendut, eky

bolang, fahmi si nahan, yang selalu mendo‟akan penulis memberi

semangat dimana saja saat kita bersama dimajelis.

Bersyukur alhamdulillah penulis hanya bisa mengucapkan beribu-ribu

terimakasih atas doa dan dukungan semua pihak, tanpa mereka semua

mungkin penulis akan susah untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah

SWT membalas kebaikan mereka semua dan hajat-hajatnya dipenuhi oleh

Allah SWT, Amiin yaa Robbal „alamiin.

Ciputat, November 2018

Muhammad Dhiya Ulhaq

Page 9: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN .................................................................. ii

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DASTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ....................................... 6

C. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian .............................. 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

E. Metode Penelitian...................................................................... 8

F. Studi Terdahulu ....................................................................... 10

G. Sitematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II KONSEP UMUM TENTANG NIKAH SIRI DAN ISBAT

NIKAH

A. Pengertian Nikah Siri .............................................................. 14

B. Faktor Penyebab Dan Tujuan Nikah Siri ................................ 19

C. Pengertian Isbat Nikah ............................................................ 23

D. Isbat Nikah Dalam Pandangan UUD No. 1 Tahun 1974 Dan

KHI .......................................................................................... 25

E. Faktor-Faktor Penyebab Isbat Nikah ...................................... 29

BAB III POTRET KECAMATAN CISARUA

A. Gambaran Umum Kecamatan Cisarua .................................... 31

1. Geografis Wilayah Cisarua Kecamatan Bogor ................. 31

2. Keadaan Kecamatan Cisarua............................................. 32

Page 10: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

x

B. Deskripsi Masyarakat Cisarua................................................. 34

1. Adat Istiadat Pernikahan Masyarakat Cisarua .................. 34

2. Keadaan Sosial Dan Ekonomi masyarakat Cisarua .......... 36

3. Struktur Dan Tugas Pengurus Kecamatan Cisarua ........... 40

a. Struktur Pengurus Kecamatan Cisarua........................ 40

b. Tugas Pengurus Kecamatan Cisarua ........................... 40

BAB IV EKSISTENSI KUA DALAM MENYELESAIKAN PRAKTIK

NIKAH SIRI PADA MASYARAKAT CISARUA

A. Peran Pemerintah Dalam Isbat Nikah Terhadap Nikah Siri.... 46

B. Praktik Nikah Siri pada Masyarakat Cisarua .......................... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 62

B. Saran ........................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah suatu perkumpulan dua jenis yang berbeda

dengan menggunakan metode ijab dan qabul guna menghalalkan suatu

ikatan perssetubuhan antara laki-laki dan perempuan yang diucapkan oleh

kata-kata yang menunjukkan perkawinan merupakan salah satu budaya

untuk berketurunan dan kelangsungan memperoleh ketenangan hidup.1

Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua

makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan-tumbuhan.

Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT, sebagai jalan bagi

makhluk-nya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya.2

Adapun menurut syarak; nikah adalah akad serah terima antara

laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk saling memuaskan satu sama

lainnya dan untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang sakinah

serta masyarakat yang sejahtera. Para ahli fikih berkata, zawwaj atau nikah

adalah akad atau tazwij. Hal ini sesuai dengan ungkapan yang ditulis oleh

Zakiyah Darajat dan kawan-kawan yang memberikan definisi perkawinan

sebagai berikut “ akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan

hubungan kelamin dengan lafaz nikah atau tazwij atau yang semakna

keduanya”.3

Menurut Abdu Al-Rahman Al-Jaziri, kata kawin atau nikah dapat

didekati dari tiga aspek pengertian (makna), yakni makna Lughawi

1Muthiah Aulia, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, (Yogyakarta, Pustaka

Baru, 2016) h. 50 2Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat I (Bandung: pustaka Setia, 1999), H. 9;

supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

Cet ke-3, h, 125 3Zakiyah Darajat dkk, Ilmu Fikih (Jakarta: Departemen Agama RI, 1985), jilid II, hlm.

48.

Page 12: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

2

(etimologis), makna Ushuli (Syar‟i) dan makna Fiqh (hukum).4

Perkawinan disebut dengan al-Ziwaj, yang secara Lughawi (etimologis)

berasal dari kara al-Zawj atau kata al-zijah, diambil dari kata zaja-yazuju-

zawjan, yang secara harfiah berarti: menghasut, menaburkan benih

perselisihan, mengadu domba, akan tetapi al-Zawaj yang dimaksud dalam

hal ini ialah al-zawaj yang diambil dari kata zawwaja-yuzawwiju-

tazwajan, dari bentuk timbangan fa‟ala-yufa‟ilu-taf‟ilan. Yang berarti

memiliki makna mengawinkan, mencampuri, menemani,

mempergauli,menyertai dan memperisti, adapun penikahan berasal dari

kata nakaha-yankihu-nikahan, yang berarti al-wath‟u(berjalan di atas,

melalui, memijak, menginjak, memasuki, menaiki, menggauli, bersetubuh

atau bersenggama),al-dhammu

(mengumpulkan,memegang,menggenggam, menyatukan,

menggabungkan,

menyadarkan,merangkul,memeluk,menjumlahkan).aljam‟u(mengumpulka

n,menghimpun,menyatukan,menggabungkan,menjumlahkan,dan

menyusun).5

Dalam definisi ilmu tentang fiqh itu dikaitkan kepada hukum-

hukum syara‟. Untuk lebih jelasnya kaitan ilmu itu dengan hukum syara‟

perlu dikemukakan secara sederhana apa yang dimaksud dengan hukum

syara itu. Definisi yang umum digunakan untuk hukum syara adalah titah

Allah tentang perbuatan manusia mukallaf atau dengan arti apa-apa yang

dikehendaki oleh Allah sebagai pencipta manusia untuk diperbuat atau

tidak diperbuat oleh manusia yang telah dikenai hukum, karena segala

tingkat perbuatan manusia itu mengikuti apa yang dikehendaki oleh Allah.

Dengan demikian, hukum syara‟ itu adalah hukum Allah berkenaan

dengan perbuatan manusia.

4 Abdu al-Rahman Al-Juzairi, Al-Fiqh „Ala Mazahib Al-Arba‟ah, jilid 4 (Beirut: Lubnan,

1990), jlm.2, sebagaimana dikutip oleh Amin Suma, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, Cet I

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.41. 5 Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, edisi

II, cet. XIV, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 591 dan 1461.

Page 13: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

3

Adapun menurut Fiqh (hukum), nikah berarti sebuah akad/

perjanjian yang menghalalkan hubungan suami istri anatar laki-laki dan

perempuan, untuk melanjutkan kehidupan dan proses regenerasi, dengan

segala hak dan kewajiban yang terkandung di dalamnya bagi keduanya.6

Al-Qur‟an dan as-Sunnah telah mengatur tentang pernikahan

antara laki-laki dan perempuan, agar kedua belah pihak suami dan istri

dapat memperoleh kasih sayang, kecintaan, kedamaian, ketentraman,

keamanan dan ikatan kekerabatan, uraian ini sangat digunakan untuk

mencapai tujuan perkawinan yang sakinah mawadah warahmah. Serta

mewujudkan ibadah yang sempurna kepada Allah SWT. Kemudian

perkawinan menurut undang-undang perkawinan adalah ikatan rahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.7

Untuk mewujudkan suatu ikatan keluarga yang benar-benar bisa

dikatakan sebagai ikatan yang mistaqan galizan (ikatan yang amat kokoh),

agama islam maupun pemerintah masing-masing telah membuat peraturan

untuk menikah. Agama Islam sendiri telah mengatur bagaimana proses

pelaksanaan pernikahan. Sedangkan menurut peraturan pemerintah yaitu

mewajibkannya untuk mencatat suatu perkawinan ke Kantor Urusan

Agama (KUA).

Pada mulanya syari‟at Islam baik dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah

tidak mengatur secara kongkret tentang adanya pencatatan perkawinan. Ini

berbeda dengan ayat muamalah yang dalam situasi tertentu diperintahkan

untuk mencatatnya. Tuntutan perkembangan, dengan berbagai

6 Ahmad Ghanduri, al-Ahwal al- Syahshiyah fi Tasyri al- Islami, Cet. IV, (Beirut:

Maktabah al-Falah, 2001), h. 3 7Sanawiah, “Isbat Nikah Melegalkan Pernikahan Siri Menurut Hukum Positif dan Hukum

Agama (Studi di Pengadilan Agama Palangka Raya)”. Jurnal Anterior, Volume 15, No. 1,

Desember 2015, h., 94-103.

Page 14: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

4

pertimbangan kemaslahatan, hukum Islam di Indonesia mengatur

pencatatan perkawinan.8

Tujuannya untuk mewujudkan ketertiban perkawinan dalam

masyarakat. Ini merupakan suatu upaya yang diatur melalui perundang-

undangan, untuk melindungi martabat dan kesucian perkawinan, dan lebih

khusus lagi perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Melalui

pencatatan perkawinan yang dibuktikan dengan akta nikah, yang masing-

masing suami-isteri mendapat salinannya, apabila terjadi perselisihan atau

percekcokan di antara mereka, atau salah satu tidak bertanggung jawab,

maka yang lain dapat melakukan upaya hukum guna mempertahankan

atau memperoleh hak-hak masing-masing. Karena dengan akta tersebut,

suami isteri memiliki bukti otentik atas perbuatan hukum yang telah

mereka lakukan.

Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

memberikan definisi bahwa perkawinan adalaha ikatan batin antara

seorang laki-laki dan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga yang bahagia) dan kekal berdasaekan

keutuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat 5

unsur dalam perkawinan, yaitu: 1. Ikatan lahir batin. 2. Antara seorang

peria dan seorang wanita. 3. Sebagai suami istri. 4. Membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal. 5. Berdasarkan ketuhanan Yang

Maha Esa.9

Pemerintah telah melakukan upaya ini sejak lama sekali, karena

perkawinan selain merupakan akad-suci, ia juga mengandung hubungan

keperdataan. Ini dapat dilihat dalam penjelasan umum Undang-Undang

No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan Nomor 2:

Dewasa ini berlaku berbagai hukum perkawinan bagi berbagai

golongan warga negaranya dan berbagai daerah seperti berikut:

8Ahmad Ainani, “Itsbat Nikah Dalam Hukum Perkawinan Di Indonesia”. Jurnal

Darussalam, Volume 10, No.2, Juli-Desember 2010, h., 120. 9Rosnidar Sembiring, “Hukum keluarga: Harta-Harta Benda Dalam Perkawinan”

(Jakarta: RajawalI Pers, 2016) Ed. 1. Cet. 1. h. 43

Page 15: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

5

a. Bagi orang-orang Indonesia Asli yang beragama Islam berlaku

hukum agama yang telah diresipiir dalam hukum adat;

b. Bagi orang-orang Indonesia Asli lainnya berlaku hukum adat;

c. Bagi orang-orang Indonesia Asli yang beragama Kristen

berlaku Huwelijksordonantie Christen Indonesia (Stbl. 1933

Nomor 74)

d. Bagi orang Timur Asing Cina dan warga Negara Indonesia

ketentuan cina berlaku ketentuan-ketentuan Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata dengan sedikit perubahan;

e. Bagi orang-orang Timur Asing lainnya dan warganegaraa

Indonesia ketentuan Timur Asing lainnya tersebut berlaku

Hukum Adat mereka;

f. Bagi orang-orang Eropa dan warga Negara Indonesia ketentuan

Eropa dan yang disamakan dengan mereka berlaku Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata”.10

Sejak diundangkannya UU No. 1 Tahun 1974, merupakan era baru

bagi kepentingan ummat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia

umumnya. UU ini merupakan kodifikasi dan unikasi hukum perkawinan,

yang bersifat nasional yang menempatkan hukum Islam memiliki

eksistensinya sendiri, tanpa harus diresipiir oleh Hukum Adat. Karena itu,

sangat wajar, apabila ada yang berpendapat, kelahiran UU Perkawinan ini,

merupakan ajal teori iblis receptive yang dimotori Snouck Hurgronje.

Pencatatan perkawinan seperti diatur dalam pasal 2 ayat (2) meski telah

disosialisasikan selama 20 tahun lebih, sampai saat ini masih dirahasikan

adanya kendala yang berkepanjangan. Karena itu upaya ini perlu terus-

menerus dilakukan dan berkesinambungan.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 jo tentang Perkawinan

Nikah, talak, dan Rujuk Pasal 3 telah menentukan hukuman denda bagi

seorang lelaki yang menikah seorang perempuan tidak di hadapan Pegawai

Pencatat Nikah, sebanyak-banyaknya Rp. 50,00 (lima puluh rupiah),

10

Undang-undang Perkawinan, Semarang: Beringin Jaya, tt. h. 25.

Page 16: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

6

dalam undang-undang ini orang yang dapat di kenakan hukuman denda

hanya suami.11

Pasangan suami istri yang menikah namun belum memiliki buku

akta nikah sebenarnya pernikahan mereka sah sah saja menurut hukum

islam, akan tetapi karena pernikahan mereka tidak dicatatkan di Kantor

Urusan Agama maka pernikahan mereka tidak diakui Negara. Karena

permasalahan nikah telah diatur di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)

pasal 5 ayat (1).

Masyarakat Cisarua yang masih belum memiliki akta nikah, baik

karena keterbatasan kemampuan ekonomi, kelalaian, atau menganggap

remeh pernikahan itu tidak usah dicatat di Kantor Urusan Agama bagi

pasangan suami istri tersebut, dengan tidak mencatatkan pernikahannya di

KUA. Padahal, nikah di Kantor Urusan Agama sekarang geratis tanpa di

pungut biaya. Adapun, jika pencatatan nikahnya harus keluar Kantor

Urusan Agama mereka hanya membayar upah yang telah ditetapkan

Undang-Undang sebesar 600 ribu rupiah. Oleh karena itu pemerintah

Kabupaten Bogor mengadakan program isbat nikah keliling yang biasa

dilakukan ditempat yang berbeda-beda sekecamatan Kabupate Bogor.

Karena masih banyak warga yang sudah menikah kesulitan untuk

mengurus keperluan administrasi. Dan pelaksanaannya di laksanakan

dibalai nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan masing-masing. Oleh

karena itu studi ini dibahas lebih lanjut untuk meneliti mengenai isbat

nikah yang teryata masih banyak kasusnya di Kabupaten Bogor khususnya

di Kantor Urusan Agama Cisarua. Yang pernikahannya belum di catat di

Kantor Urusan Agama. Maka penulis dalam sebuah skripsi dengan judul.

“Peran Kantor Urusan Agama dalam Menyukseskan Program Isbat Nikah

(Studi Pada KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor)”

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

11

Neng Djubaidah. “Pencatatan Perkawinan&Perkawinan Tidak Dicatat: menuru

hukum tertulis di Indonesia dan Hukum Islam” (Jakarta: Sinar Grafika), h. 254

Page 17: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

7

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

penulis menyusun identifikasi masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana langkah yang dilakukan KUA Cisarua mengatasi

isbat nikah bagi pelaku nikah sirri?

b. Bagaimana praktek isbat nikah di kecamatan Cisarua

kabupaten Bogor?

c. Apah landasan hukum isbat nikah?

d. Bagaimana peraturan isbat nikah menurut UU No. 1 Tahun

1974?

e. Bagaimana keberhasilan penetapan nikah dalam menyelesaikan

masalah pernikahan tanpa akta nikah?

2. Pembatasan Masalah

Untuk dapat terciptanya suatu penelitian yang baik diperlukan

adanya pembatasan dan perumusan masalah yang tepat agar masalah

yang akan diteliti dapat terfokuskan dan tidak melebar dari objek

kajian. Adapun fokus penelitian ini hanya terbatas pada isbat nikah

dalam pernikahan siri yang terjadi di Kantor Urusan Agama Cisarua

Kabupaten Bogor pada Tahun 2018.

C. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa

pertanyaan yang akan menjadi pokok masalah yang akan dibahas pada

skripsi ini.

a. Apa faktor penyebab terjadinya Nikah Siri pada masyarakat

Cisarua Kabupaten Bogor?

b. Bagaimana usaha KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

menyelesaikan masalah Nikah Siri sampai pada penetapan

Isbat Nikah?

2. Tujuan Penelitian

Page 18: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

8

a. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya Nikah Siri pada

masyarakat Cisarua Kabupaten Bogor?

b. Untuk mengetahui usaha KUA Kecamatan Cisarua Kabupaten

Bogor dalam menyelesaikan masalah Nikah siri sampai pada

penetapan Isbat Nikah?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian skripsi ini adalah:

a. Dapat menjadi rujukan dalam menambah wawasan bagi

mahasiswa, akademisi, ataupun pembaca lainnya, terhadap ilmu

pengetahuan khususnya kedudukan isbat nikah bagi pelaku nikah

sirri dalam pernikahan.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan

potensi menulis karya-karya ilmiah khususnya terkait studi kasus

isbat nikah bagi pelaku nikah sirri di pernikahan, sehingga dapat

menjadi bekal dan pelajaran yang berguna di masa yang akan

datang.

E. Metode Penelitian

Dalam membahas penelitian ini, diperlukan suatu penelitian untuk

memperoleh data yang berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas

dan dari gambaran itu persoalan tersebut secara jelas, tepat, dan akurat.

Ada beberapa metode yang akan penulis pergunakan, yaitu:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

pendekatan normative dan sosiologis, yaitu menggunakan data sekunder

yakni data primer yang sudah jadi atau sudah tersaji dalam bentuk sistem

hukum, norma, atau kaidah dari peraturan perundang-undangan, serta

penelitian yang berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori

mengenai proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat.

2. Jelis penelitian

Page 19: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

9

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (Field Research).

Penelitisn lapangan ini adalah yang sumber datanya terutama di ambil dari

objek penelitian (lembaga sosial atau masyarakat) secara langsung di

daerah penelitian.12

3. Sumber Data

a. Data Primer yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan cara

wawancara kepeda objek penelitian, guna mendapatkan hasil data yang

mendalam dari responden yang mengalami langsung kejadian tersebut

atau yang paling tahu tentang dirinya, dan membenarkan bahwa apa

yang adanya pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada obyek

penelitian, menggunakan pendapat subyek tentang pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan penelitian kepada obyek adalam sama dan

benar dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Pokok-pokok tersebut

digunakan untuk menghindari penyimpangan pembahasan pada

penelitian.13

b. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku, jurnal,

artikel, dan tulisan lain yang berhubungan dengan permasalahan yang

menjadi pokok dalam bahasan penilitian ini. Oleh karena itu pada

umumnya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat

dipergunakan dengan siap, dan salah satu ciri dari data sekunder tidak

terbatas oleh waktu maupun tempat. Data sekunder dari penelitian ini

adalah Seperti Al-Qur‟an, Al-Hadits, Buku-Buku karangan ilmiah,

Undang-Undang, Kompilasi Hukum Islam (KHI), serta peraturan-

peraturan lainnya yang erat kaitannya dengan pokok masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Survey atau observasi yaitu untuk mencari bahan penelitian,

penulisan langsung turun ke lapangan mengamati dan mencatat secara

keseluruhan data-data yang duperlukan. Peneliti harus mencatat semua

12

Yayan Sopyan, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UIN Jakarta, 2010), h., 12 13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta,

2015) h. 137.

Page 20: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

10

fakta-fakta yang terjadi dilapangan sesuai permasalahan dalam

penelitian dan berhubungan langsung dengan maraknya pernikahan

yang belom di catatkan dikantor urusan agama (KUA).

b. Teknik Wawancara atau Interview yaitu suatu metode pengumpulan

data yang sering digunakan dalam metode penelitian. Bagian dari

survey ialah teknik wawancara dengan mencari informasi dari

informan terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat. 14

c. Studi kepustakaan penelusuran informasi dan data yang diperlukan

dalam beberapa sumber. Penyusunan dengan menggunakan studi

kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari,

memahami, serta menganalisis literature atau sumber buku lainnya

yang berkaitan dengan tema penelitian.

5. Subjek penelitian.

Penelitian berangkat dari kasus individu ataupun kelompok yang

dalam situasi sosial mencakup tiga unsur:

1) Pelaku, seseorang yang melakukan kegiatan atau persoalan

tersebut.

2) Tempat, tempat kejadian persoalan tersebut.

3) Aktivitas, bentuk kegiatan yang dilakukan aktor dan menyangkut

dengan tempat dalam pengadaan kegiatan tersebut diadakan.

6. Analisis Data

Analisi data penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode dedukatif yaitu metode atau cara berfikir untuk menarik

kesimpulan yang bersifat umum menuju ke satu pendapat yang bersifat

khusus.

b. Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan secara sistematis digunakan untuk memperoleh

data yang jelas.

7. Teknik Penulisan

14

Silalahi Ulbar, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h., 35

Page 21: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

11

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman penulisan

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

diterbitkan oleh Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas

Syariah dan Hukum tahun 2017.

F. Studi Terdahulu

Skripsi ini membahas tentang Urgensi Istbat Nikah Pada

Pernikahan Siri, adapun hasil penelusuran kepustakaan, ada beberapa

judul skripsi terdahulu yang secara spesifik serumpun dengan judul yang

diangkat penulis. Biarpun obyek kajiannya sama, namun masih terdapat

perbedaan yang mendasar, Misalnya:

1. Karya Ayuha, S. Sy. Dengan judul “Legalisasi Hukum Pernikahan

Sirri Dengan Istbat Nikah” karya ini berfokus kepada bagaimana

pernikahan sirii dapat dilegalkan melalui isbat nikah.

2. Karya M. Zaky Ahla Firdausi S.Sy. Dengan Judul “ Penetapan Isbat

Nikah Perkawinan Campuran (Analisis Penetapan Pengadilan Agama

Tigaraksa Nomor: 0044/Pdt.P/2014/PA.Tgs.) karya ini berfokus

kepada putusan isbat nikah yang terjadi di Pengadilan Agama Cilegon

dengan alasan perkawinan tidak tercatat atau nikah sirri.

3. Karya Maman Badruzzaman, S.Hi. Dengan judul “Efektivitas Isbat

Nikah Masal Dalam Meminimalisir Terjadinya Pernikahan Tanpa Akta

Nikah (Studi Kasus Di Kua Kecamatan Karangampel Kabupaten

Indramayu Tahun 2008-2012).

Sedangkan masalah yang ini penulis jadikan penelitian adalah

sistem penyelesaian isbat nikah seperti apah. Pencatatan nikahnya

seperti apah. Peran KUA di Pemerintah Daerah dalam Isbat Nikah.

Pengaruh sosial dalam Nikah Sirri serta pengaruh masyarakat terhadap

pencatatan Nikah. Agar masyarakat mendapat kepastian hukum dan

terjaga oleh undang-undang perkawinan. Maka dari itu peneliti

difokuskan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cisarua.

Page 22: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

12

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ditulis berdasarkan buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dengan

sistematika yang terbagi dalam bab. Masing-masing bab terdiri atas

beberapa sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. adapun

perinciannya adalah sebagai berikut:

Bab Pertama, bagian ini berisikan latar belakang masalah yang

memuat ide diawal bagian penelitian ini, dan berhubungan erat dengan

permasalahan yang muncul dari latar belakang masalah yang dijadikan

bahasan pokok masalah dengan penelitian. Dilanjut dengan Rumusan

Masalah, berisikan tentang uraian masalah yang akan diteliti, yaitu

peryataan tegas mengenai apa yang akan jadi tema penelitian. Selanjutnya

adalah tujuan penelitian, yaitu rumusan mengenai apa penyebab

sebenarnya yang ingin diketahui oleh peneliti, sehingga menjawab seluruh

pertanyaan penelitian. Manfaat penelitian. Diharapkan dari hasil penelitian

yang dilakukan menghasilkan nilaiguna yang bermanfaat bagi peneliti.

Kemudian dilanjutkan dengan kerangka teoritik dan metode apa yang akan

digunakan dalam menjalankan penelitian ini. Review studi terdahulu,

menjelaskan mengenai kajian-kajian terdahulu yang berkaitan dengan

tema penelitian. Sistematika penulisan. Menjelaskan sistematika penulisan

yang berisikan deskripsi karya tulis perbab, uraian tersebut

menggambarkan alaur dari bahan skripsi yang akan dijelaskan.

Bab kedua, kajian pustaka dibahas dalam bab ini. Terdiri dari

pemaparan kajian teori tentang pernikahan siri, isbat nikah yang meliputi

pengertian dan dasar hukum. Pandangan al-Qur‟an dan as-Sunnah, dan

perbedaan pendapat bagi hukum Islam, hukum positif dan pencatatan

perkawinan.

Bab ketiga, menjelaskan mengenai kasus yang diteliti di daerah

Kec. Cisarua Kab. Bogor yang masih banyak pelaku pernikahan yang

tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama.

Page 23: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

13

Bab Keempat, merupakan bab inti yaitu bahasan utama dalam

skrispi ini. yakni bab yang melatar belakangi sebagian masyarakat Cisarua

Bogor yang belum mencatatkan pernikahannya dikantor urusan agama

Cisarua. Walau di hukum Islam sah-sah saja pernikahan tanpa harus

dicatatkan dikantor urusan agama. Akan tetapi tindakan tersebut

menyimpang dari peraturan yang ada di Negara.

Bab kelima, merupakan hasil kesimpulan dari penelitian Peran

KUA dalam menyukseskan program Isbat Nikah di Kecamatan Cisarua

Kabupaten Bogor. Pada bagian ini juga dicantumkan saran-saran yang

bersifat membangun guna penyempurnaan penelitian ini.

Page 24: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

14

BAB II

KONSEP UMUM TENTANG NIKAH SIRI DAN ISBAT NIKAH

A. Pengertian Nikah Siri

Kata “siri” dalam istilah nikah siri berasal dari bahasa Arab. Yaitu

“sirrun” yang berarti “rahasia”. Melalui akar kata ini, nikah sirri berarti

sebagai pernikahan yang dirahasiakan, berbeda dengan nikah pada

umumnya yang dilakukan secara terang-terangan (Jahir).Nikah sirri bisa

didefenisikan sebagai “bentuk pernikahan yang dilakukan hanya

berdasarkan aturan (hukum) agama dan atau adat istiadat, tetapi juga

diumumkan kepada khalayak umum, dan juga tidak dicacatkan secara

resmi pada kantor pegawai pencatat nikah, yaitu Kantor Urusan Agama

(KUA) bagai yang beragama islam dan Kantor Catatan Sipil (KCS) bagi

yang beragama non-islam”. Definisi ini sudah menggambarkan perbedaan

antara nikah sirri dengan nikah pada umumnya.

Nikah siri adalah laki-laki menikahi wanita dengan cara mushafa,

yaitu perkawinan tanpa wali dan saksi. Nikah sirri seringkali dilakukan

dengan menghadirkan wali dan saksi diluar syariat islam yang ditentukan

sehingga menjadi tidak sah suatu perkawinan tersebut.15

Nikah sirri

merupakan suatu persoalan yang cukup banyak terjadi di tengah-tengah

masyarakat saat ini. Masalah nikah sirri ini sangatlah fenomenal di

Indoneisa, karena pelakunya tidak saja masyarakat awam, tetapi juga

banyak dilakukan oleh public figure seperti artis, dan bahkan sampai pada

pejabat pemerintah.

Menurut Abu Hanifah, nikah siri adalah setiap perkawinan yang

disaksikan oleh dua orang laki-laki atau seorang laki-laki dan dua orang

perempuan, meskipun setelah itu mereka saling merahasiakannya.

Menurut pengikut Imam Malik, nikah siri adalah ketika pihak dua

keluarga dan para saksi sepakat untuk merahasiakannya.

Nikah siri menurut hukum positif di Indonesia merupakan nikah

15

Abu Al Ghifari, Fiqih Remaja Kontemporer (Bandung, Media Qalbu, 2005), h.367

Page 25: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

15

yang tidak sah. Hal ini juga dijelaskan menurut syariat Islam, sehingga

hukum positif Indonesia mengacu kepada syariat Islam. Dalam Undang-

undang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 menyebutkan bab 1 pasal 2 “

Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaan itu”. Dalam UU tersebut jelas disebutkan

bahwa Negara mengacu kepada agama dengan syariatnya untuk

menentukan sah atau tidaknya perkawinan itu.

Perkawinan siri dalam UU perkawinan tidak memberika sanksi

hukum apapun terhadap pelaku nikah siri, hanya sanski administrative

yaitu tidak diakui segala hukum apapun yang terkait perkawinan itu tidak

dicatatakan perkawinannya. Dalam pasal 143 RUU Hukum Materil

Peradilan Agama Bidang Perkawinan (HMPABP) menyebutkan bahwa

jika seseorang melakukan nikah siri atau melakukan kawin kontrak,

ancaman yang berlaku yaitu pidana dengan bervariasi, mulai dari enam

bulan hingga tiga tahun penjara dan dendanya mulai dari Rp 6 juta hingga

Rp 12 juta. 16

Pernikahan merupakan salah satu asas pokok kehidupan manusia

dalam pergaulan dengan orang lain dalam suatu masyarakat dan

pernikahan juga merupakan jalan yang sangat mulia untuk mengatur

kehidupan rumah tangga dan menghasilkan keturunan bagi seseorang.

Pernikahan juga sebagai jalan menuju perkenalan dan persaudaraan antara

dua keluarga atau kelompok masyarakat, suku bahkan dua

bangsa.Pernikahan juga merupakan media untuk saling membantu dan

menolong satu sama lain, satu masyarakat dengan masyarakat lain dalam

rangka menciptakan perdamaian dan kesejahteraan manusia. Pernikahan

juga merupakan cara yang paling efektif untuk menjaga manusia agar

terhindar dari perbuatan zina dan nafsu seksual lain yang dilarang agama

dan dipandang sebagai kejahatan manusia.

16

Sirin Khaeron, Perkawinan Mazhab Indonesia (Yogyakarta, Deepublish, 2016), h. 85

Page 26: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

16

Perkawinan secara normatif harus dicatatkan merupakan

kesepakatan nasional untuk mewujudkan tujuan hukum, yaitu ketertiban,

kepastian dan perlindungan hukum. Dengan adanya pencatatan

perkawinan ini akan berupaya melindungi nilai maslahah mursalah dalam

kehidupan rumah tangga. Perkawinan adalah salah satu bentuk

perwujudan hak-hak konstitusional warga negara yang harus dihormati

dan dilindungi oleh setiap orang dalam tertib kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945,

dinyatakan secara tegas dalam Pasal 28B ayat (1): “Setiap orang berhak

membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang

sah”, dan Pasal 28J ayat (1): “Setiap orang wajib menghormati hak asasi

manusia orang lain dalam tertib bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

Perkawinan disebut juga “pernikahan” berasal dari kata ( (وكا ح

nikah yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan,

dan digunakan untuk arti bersetubuh ( wathi ).17

Kata “nikah” sendiri

sering digunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga untuk arti akad

nikah.18

Menurut isitlah hukum islam, terdapat beberapa definisi, di

antaranya adalah:

الش و اج ش ز ع ا ه ى ع ق د و ض ع ه الش ار ع ل ي ف ي د م ل ك اس ت م ت اع الز ج ل ب ال م ز أ ة و ح ل اس ت م ت اع ال م ز أ ة ب الز ج ل

”Perkawinan menurut syara‟ yaitu akad yang ditetapkan syara‟ untuk

membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan

menghalalkan bersenang-senang perempuan dengan laki-laki”.

17

Lihat Muhammad bin Ismail Al- Kahlaniy, Subul al-Salam, ( Bandung: Dahlan, t.t. ),

jilid 3, h. 109, Lihat pula Al-Syarif Ali bin Muhammad Al-Jurjaniy, Kitab Al-Ta‟rifat, ( Beirut:

Dar Al- Kutub Al-„Ilmiyah, 1998), cet. Ke-3 h. 246. 18

Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, ( Beirut; Dar al- Fikr, 1989), Cet.

Ke-3, h. 29.

Page 27: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

17

Di dalam penjelasan umum ditegaskan beberapa konsepsi dasar

yang menyangkut masalah hukum perkawinan, penjelasan tersebut

menyangkut 4 hal, yaitu:19

1. Bagi suatu Negara dan Bangsa seperti Indonesia adalah mutlak adanya

Undang-undang Perkawinan Nasional yang sekaligus menampung

prinsip-prinsip dan memberikan landasan hukum perkawinan yang

selama ini menjadi pegangan dan telah berlaku bagi berbagai golongan

dalam masyarakat kita.

2. Secara historis berlaku berbagai hukum perkawinan bagi berbagai

golongan warga Negara dan berbagai daerah seperti berikut:

a. Bagi orang-orang Indonesia asli yang beraga,a islam berlaku

hukum agama yang telah diresipir dalam hukum adat.

b. Bagi orang-orang Indonesia lainnya berlaku hukum adat.

c. Bagi orang-orang Indonesia asli yang beragama Kristen berlaku

huweliksordomantie Christen Indonesia (S. 1933 No. 74).

d. Bagi orang timur asing cina dan warga Negara Indonesia keturunan

Cina berlaku ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata dengan sedikit perubahan.

e. Bagi orang-orang Timur asing lain-lainnya dan warga Negara

Indonesia keturunan Timur Asing lainnya tersebut berlaku hukum

adat mereka.

f. Bagi orang-orang Eropa dan warga Negara Indonesia keturunan

Eropa dan yang disamakan dengan mereka berlaku Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata.

3. Sesuai dengan landsan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945, maka Undang-Undang ini di satu pihak harus dapat mewujudkan

prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.

Sedangkan di lain pihak harus dapat pula menampung segala

kenyataan yang hidup dalam masyarakat dewasa ini. Undang-Undang

19

Sudarsono, hukum kekeluargaan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 162.

Page 28: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

18

Perkawinan telah menampung di Dalamnya Unsur-Unsur dan

ketentuan-ketentuan hukum agamanya dan kepercayaannya itu dari

yang bersangkutan.

4. DalamUndang-Undang ini ditentukan prinsip-prinsip atau asas-asas

mengenai kewajiban perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan perkawinan yang telah disesuaikan dengan perkembangan dan

tuntutan zaman.

Di dalam UU Perkawinan No 1 tahun 1974 seperti yang termuat

dalam pasal 1 perkawinan didefinisikan sebagai berikut:

Pasal 1

“Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga

yang bahagiandan kekal berdasarkan Ketuhaann Yang Maha Esa”20

Dalam Kompilasi Hukum Islam, pengertian perkawinan dan tujuannya

dinyatakan dalam pasal 2 dan 3 sebagai berikut:

Pasal 2

“Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad

yang sangat kuat arau mitsaqaan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah

dan melaksanakannya merupakan ibadah”.

Kata mitsaqaan ghalizhan ini ditarik dari firman Allah SWT. Yang

terdapat pada surah an-Nisa ayat 21 yang berbunyi:

اظ ي ل ا غ ق ث ي م م ك ى م ن ذ خ ا و ض ع ً ب ل إ م ك ض ع ً ب ض ف ا د ق و ه و و ذ خ أ ت ف ي ك و

“Bagaimana kamu akan mengambil mahar yang telah kamu

berikan pada istrimu, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur)

dengan yang lain sebagai suami istri, dan mereka (istri-istrimu) telah

mengambil dari kamu perjanjian yang kuat (mitsaqaan ghalizhan).”

Pasal 3

20

Amiur Nuruddin, M.A. dan Azhari Akmal Tarigan, M.A. Hukum Perdata Islam di

Indonesia. Jakarta, kencana, 2004, h. 332

Page 29: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

19

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah

tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah”. 21

Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan,

hidup berjodoh-jodoh adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk

manusia, sebagaiama firmannya dalam Surat Az-Zariyat ayat 49:

ن و ز ك ذ ت م ك ل ع ل ه ي ج و س اى ق ل خ ء ً ش ل ك ه م و

”Dan segala sesuatu kamu ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu

mengingat Akan kebesaran Allah SWT”.

Dalam Surat Yasin ayat 36 dinyatakan:

ن ى م ل ع ي ل ا م م و م ه س ف و ا ه م و ض ر ال ت ب ى ت ام م اه ل ك ج او س ال ق ل ي خ ذ ال ه ح ب س

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan

semuanya, baik apa yang ditumbuhkan dari bumi dan dari diri mereka

maupun apa yang tidak mereka ketahui”.

Hukum Islam juga ditetapkan untuk kesejahteraan umat, baik

secara perorangan maupun secara bermasyarakat, baik untuk hidup di

dunia maupun di akhirat. Kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan

terciptanya kesejahteraan yang sejahtera, karena keluarga merupakan

lembaga terkecil dalam masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat

sangan tergantung kepada kesejahteraan keluarga. Demikian pula

kesejahteraan perorangan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan hidup

keluarganya. Islam mengatur keluarga bukan secara garis besar, tetapi

sampai terperinci. Yang demikian ini menunjukkan perhatian yang sangat

besar terhadap kesejahteraan keluarga. Keluarga terbentuk melalui

perkawinan, karena itu perkawinan sangan dianjurkan oleh Islam bagi

yang telah mempunyai kemampuan.

B. Faktor Penyebab dan Tujuan Nikah Siri

1. Faktor Penyebab Nikah Siri

21

H. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, ( Jakarta: CV. Akademika

Pressindo. 1995 ), cet, ke-2, h. 114

Page 30: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

20

Banyak sekali kasus yang sering kita jumpai terutama yang

diberitakan oleh media atau sumber-sumber yang lain, banyak kalangan

status ekonominya menengah kebawah yang lebih memilih melakukan

pernikahan siri. Disebabkan oleh faktor keterbatasan atau kurangnya

pengetahuan tentang hukum pernikahan yang sah menurut undang-

undang/ aturan pemerintah. Sedangkan untuk kalangan menengah ke atas

takut akan dosa dan zina. Ada yang karena faktor biaya yang mungkin

tidak mampu membayar administrasi pencatatan dan ada pula yang

disebabkan karena takut ketahuan sama istrinya atau seorang pegawai

takut ketahuan karena melanggar aturan yang melarang pegawai negeri

nikah lebih dari satu, dan lain sebagainya. Pernikahan siri juga

dikarenakan dengan pertimbangan karena takut mendapatkan pandangan

negative dari masyarakat yang terlanjur menganggap tabu pernikahan siri,

atau karena pertimbangan-pertimbangan rumit yang memaksa seseorang

untuk merahasiakan pernikahannya.

Melihat kepada kenyataan yang terjadi di tengah-tengah

masyarakat tersebut, dipahami adanya beberapa problem yang terjadi

terkait dengan masalah pencatatan pernikahan ini, diantaranya adalah

problem sosiologis. Problem sosiologis adalah kondisi dan praktek

masyarakat yang menyimpang dari rumusan peraturan perundang-

undangan tentang perkawinan. Adanya sebagian masyakat yang tidak

mengurus administrasi pencatatan perkawinan. Berkaitan dengan

perkawinan yang tidak dicatatkan muncul berbagai istilah yang terlanjur

popular di kalangan masyarakat seperti kawin lari, kawin siri atau

perkawinan di bawah tangan, ada yang menyebutkan kawin syar‟I da nada

juga yang menyebutkan kawin modin dan kawin kiyai22

. Perkawinan yang

tidak berada di bawah pengawasan pegawai pencatatan nikah, dianggap

sah secara Agama tetapi tidak mempunyai kekuatan hukum, karena tidak

22

Mukhlisin Muzarie, Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil, (Yogyakarta: Pustaka

Dinamika, 2002), h. 11

Page 31: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

21

memiliki bukti-bukti perkawinan yang sah menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku. 23

2. Tujuan Nikah Siri

Belakangan ini, fenomena nikah siri banyak diperbincangkan

masyakat karena menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Sebab

pernikahan tanpa melibatkan masalah di kemudia hari yang bisa membuat

pelakunya merasa terbebani. Padalah menurut UU Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan, pada bab 1 pasal 2 ayat 2, sudah dijelaskan bahwa:

tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Ada berbagai macam alasan mengapa seseorabf memutuskan untuk

menikah siri, di antaranya:

1. Mengindari perbuatan asusila

Meski alasannya tidak selalu benar, nikah siri memang sering

dijadikan jalan pintas bagi pasangan kekasih untuk

menghindarkan diri dari perbuatan asusila. Daripada tergoda

melakukan dosa, merekaa lebih memilih menikah siri karena

dianggap sebagai solusi yang paling baik bagi kedua belah

pihak.

2. Ingin serba praktis

Nikah siri sering dijadikan alasan bagi segelintir orang. Karena

dianggap lebih praktis dan tidak harus repot mengurusi surat-

surat persyaratan pernikahan yang dianggap berbelit-belit.

Meski tidak terdaftar dalam dokumen Negara, pasangan yang

menikah siri sudah bisa merasa lebih tenang. Karena sudah

diangap menjadi pasangan resmi oleh agama dan penduduk

setempat.

3. Terganjal restu orangtua dan keluarga besar.

23

Jaih Mubarok, Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung, Pustaka Bani

Quraisy, 2005), h. 87

Page 32: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

22

Karena hubungan sepasang kekasih tidak direstui oleh orangtua

dan keluarga besar, nikah siri sering dijadikan pembenaran saat

seseorang sudah merasa siap menikah namun tidak didukung

oleh keluarga. Biasanya, nikah siri yang mereka lakukan

dilakukan secara diam-diam dan tanpa diketahui kerabat-

kerabat dekat. Biasanya hanya dihadiri saksi-saksi yang

dianggap sah menurut hukum agama.

4. Karena Masalah Ekonomi

Karena biaya pernikahan menghabiskan biaya yang tidak

murah, banyak pasangan kekasi lebih memilih menikah siri

karena dianggap bisa lebih mengurangi biaya pengeluaran.

Daripada berhutang sana-sini demi sebuah pernikahan mewah,

mereka lebih memilih nikah siri dengan acara yang sederhana

dan hanya mengundang beberapa kerabat dekat.

5. Menghindari Fitnah

Daripada menjadi bahan perbincangan orang banyak karena

sering terlihat jalan berdua, banyak pasangan lebih memilih

meresmikan hubungannya melalui nikah siri untuk

menghindari fitnah. Meski hanya nikah siri, mereka sudah bisa

bernapas lega. Karena tidak lagi mendapat cibiran-cibiran

negative dari masyakat tentang status hubungan keduanya.

6. Ingin melakukan poligami

Meski sudah memiliki isteri yang sempurna, ada saja sebagia

suami yang genit atau tergoda dengan perempuan lain dan

nekat melakukan praktik poligami dengan berbagai alasan. Saat

seorang suami ingin melakukan poligami sementara istri tidak

menyetujui, nikah siri sering dijadikan jalan keluar paling

efektif bagi seorang suami untuk meresmikan hubungannya.

7. Mengantisipasi adanya masalah

Tidak ada satu orang pun yang bisa menebak kejadian di

kemudia hari. Ketika seseorang melakukan nikah siri, dan

Page 33: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

23

ternyata di kemudia hari mereka ditakdirkan untuk bercerai,

maka kedua belah pihak tidak bisa menuntut hak apa pun

menurut hukum. Karena status pernikahan mereka tidak

terdaftar oleh Negara.

Nikah siri hanya merupakan jaan darurat bagi pasangan kekasih

yang ingin meresmikan hubungannya. Namun, alangkah

baiknya jika hubungan diresmikan oleh Negara melalui sebuah

ikatan pernikahan yang suci.

C. Pengertian Isbat Nikah

Isbat Nikah adalah gabungan dua kata dalam Bahasa Arab yang

terdiri dari dua kata yaitu Itsbat (اثبات( yang artinya, penetapan, kepastian,

atau pembuktian. 24

Sedangkan nikah yang maksudnya al-Wath‟I, al-„Aqd

al-Dammu yang artinya bersetubuh, akad dan berkumpul. 25

Definisi lain

menyebutkan nikah adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.26

Dalam

kamus Besar Indonesia, isbat adalah penyungguhan, penetapan,

penentuan. Sedangkan isbat nikah yakni penetapan tentang kebenaran

(keabsahan) nikah.

Isbat Nikah adalah penetapan akad nikah yang diajukan ke

pengadilan agama sehinggah seorang yang bersangkutan memiliki hukum

positif dalam ikatan perkawinan.27

Isbat nikah adalah suatu usaha seorang

pasangan suami-istri yang mengajukan penetapan nikahnya kepada

24

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir (Arab-Indonesia), )Yogyakarta:

Pustaka Progresif, 1991), cet.14, h. 145 25

Wahab Zuhaily, al-Fiqh al-Islami Wa Adilatuhu, Juz VII (damsyiq: Dar al-Fikr, 1989)

h. 29 26

Abdul Ghani Abdullah, Himpunan Perundang-undangan dan Peratura Peradilan

Agama, (Jakarta: Intermasa, 1991), h. 187 27

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Cet.

Ke-1, h. 29

Page 34: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

24

Pengadilan Agama untuk mendapatkan haknya kembali. 28

Dari sini

penulis mencoba mencari kesimpulan bahwa isbat nikah merupakan salah

satu perkara yang hanya diselesaikan di Pengadilan Agama untuk

menyelesaikan sengketa pernikahan umat islam yang belum dicatatkan di

Kantor Urusan Agama, sebagaimana telah dijelaskan dalam KHI Pasal 7

ayat 3. Sedangkan bagi pasangan suami-istri yang non islam, pedoman

semacem isbat nikah tidak ada dan tidak diatur. Mereka justru diminta

untuk melakukan pernikahan ulang yang kemudian disertai dengan

mencatatkannya dihadapan pejabat yang berwenang yakni Kantor Catatan

Sipil.

Permohonan isbat nikah yang diajukan ke Pengadilan Agama

adalah kebanyakan karena suatu perkawinan tidak mempunyai akta nikah

dan tidak dapat membuktikan karena adanya suatu sebab yang lainnya. 29

Menurut pasal 7 ayat (2) KHI berbunyi, “dalam hal perkawinan tidak

dapat dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat diajukan isbat nikahnya ke

Pengadilan Agama”

Proses pencatatan Nikah terhadap pernikahan sirri yang telah

dilakukan adalah untuk mendapatkan akta nikah sebagai bukti keabsahan

pernikahan yang telah dilakukan. Seperti yang telah dijelaskan dalam UU

No.1 Tahun 1974 Pasal 2 ayat (1) bahwa perkawinan adalah sah, apabila

dilakukan menurut hukum islam, serta dijelaskan pula dalam UU No. 1

Tahun 1974 pasal 2 ayat (2) tiap-tiap perkawinan dicatat menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang peraturan

pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

menegaskan bahwa, mereka yang tidak memberitahukan perkawinannya

28

Yayan Sopyan. Islam dan Negara- Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam

Hukum Nasional. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), cet. Ke-1 h. 135 29

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika 2006), Cet

Ke-1, hal. 29

Page 35: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

25

kepada pegawai pencatat nikah akan didenda sebanyak Rp 7.500,-. bagi

pegawai pencatat nikah yang melakukan pelanggaran juga dikenakan

biaya denda Rp 7.500,- atau hukuman kurungan paling lama tiga bulan.30

D. Isbat Nikah Dalam Pandangan UU No. 1 Tahun 1974 dan KHI

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dengan

tegas menyebutkan bahwa perkawinan dinyatakan sah jika dilangsungkan

berdasarkan hukum agamanya masing-masing (Pasal 2 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974). Didalam pasal 18B Ayat (3) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masa hidup dan sesuai

perkembangan dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

diatur dalam Undang-undang yang sah berarti bahwa perkawinan yang

dilangsungkan menurut hukum adatnya adalah sah dan diakui menurut

hukum.

Isbat nikah untuh meneguhkan perkawinan yang telah

dilangsungkan menurut hukum agamanya dan kepercayaannya dengan

mencatat perkawinan didasarkan atas penetapan pengadilan agama yang

mengabulkan permohonan isbat nikah. Peran lembaga isbat nikah dalam

perspektif Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

masih dibutuhkan mengingat masih banyak perkawinan baik sebelum

diundangkannya UU Perkawinan beserta peraturan pelaksanaanya yaitu

PP No. 9 tahun 1975 masih banyak yang belum dicatatkan.

Kemudian setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama, memang lembaga isbat nikah tidak

dipublikasikan akan tetapi bukan berarti tidak ada. Lembaga isbat nikah

30

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, h., 190.

Page 36: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

26

atau pengesahan nikah yang ditampung oleh Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Peradilan Agama, terbatas pada alasan perkawinan yang terjadi

sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974,

Jadi lembaga isbat nikah yang dijelaskan oleh Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2006 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama,

terbatas pada alasan perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974, sedangkan isbat nikah/ pengesahan nikah yang

karena alasan-alasan lain tidak dimuat dan tidak ada pula penjelasan-

penjelasan tentang ketidak bolehannya.

Sedangkan menurut pengertian Kompilasi Hukum Islam pasal 3

dijelaskan perkawinan adalah bertujuan untuk membangun kehidupan

rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Oleh karena itu,

untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah

setiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku, sebagaimana di sebutkan didalam KHI tentang pencatatan

perkawinan.

PASAL 5

(1) Penjelaskan: Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat

islam setiap perkawinan harus di catat.

(2) Pencatatan perkawinan tersebut pada Ayat (1) dilakukan oleh Pegawai

Pencatat Nikah sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang

No.22 Tahun 1946 Jo Undang-Undang No. 32 Tahun 1945.

Untuk pelaksanaanya, dijelaskan di dalam Pasal 6 yang menjelaskan:

PASAL 6

Page 37: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

27

(1) Untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 5, setiap perkawinan harus

dilangsungkan dihadapan dan di bawah pengawasan Pegawai

Pencatatan Nikah.

(2) Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat

Nikah tidak mempunyai kekuatan Hukum.

Bagi orang yang beragama islam, pemberitahuan disampaikan

kepada Kantor Urusan Agama, karena berlaku Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1945 tentang Pencatatan Nikah, talak dan rujuk. Sedangkan bagi

orang non-Islam, pemberitahuannya dilakukan kepada Kantor Catatan

Sipil Setempat.31

Menurut pasal 6 ayat (1) dan (2) memberi penjelasan yaitu:

1. Pegawai Pencatat yang menerima pemberitahuan kehendak

melangsungkan perkawinan, meneliti apakah syarat-syarat perkawinan

telah dipenuhi dan apakah tidak terdapat halangan perkawinan menurut

undang-undang.

2. Selain penelitian terdapat hal sebagai dimaksud dalam ayat (1)

pegawai pencatat meneliti:

a. Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir calon mempelai.

Dalam hal tidak ada akta kelahiran atau surat kenal lahir, dapat

dipergunakan surat keterangan yang menyatakan umur da nasal-

usul calon mempelai yang diberikan oleh kepala desa atau yang

setingkat dengannya.

b. Keterangan mengenai nama, agama/kepercayaan, pekerjaan dan

tempat tinggal orang tua calon mempelai.

Mengenai isbat nikah ada peraturan Mentri Agama Nomor 3 Tahun

1975 yang dalam Pasal 39 ayat (4) menentukan bahwa jika KUA tidak

bisa membuatkan duplikat akta nikah karena catatannya telah rusak atau

hilang, maka untuk menetapkan adanya nikah, cerai atau rujuk harus

dibuktikan dengan penetapan Pengadilan Agama. Namun, aturan itu hanya

berkaitan dengan perkawinan yang dilangsungkan sebelum adanya

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, bukan perkawinan yang terjadi

sesudahnya. Akan tetapi, Pasal 7 KHI ternyata memberi Pengadilan

Agama kompetensi absolut yang sangat luas terdapat isbat nikah.

31

Amirur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan, hukum Perdata Islam di Indonesia ( Studi

Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No 1/1974 sampai KHI ), ( Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2006), h. 125

Page 38: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

28

Pencatatan perkawinan berdasarkan ketentuan Pasal 2 Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 jelas disebutkan, setiap perkawinan harus

dicacatkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini

mengartikan bahwa setiap perkawinan haruslah diikuti oleh adanya

pencatatan perkawinan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Namun ada jufa pendapat yang menyatakan bahwa pencatatan

perkawinan bukan sebagai syarat sah terjadinya sebuah perkawinan,

melaikan hanya sebagai syarat kelengkapan administrasi perkawinan.

Sahnya perkawinan hanya ditentukan oleh aturan agama dan keyakinan

kedua belah pihak yang melakukan perkawinan tersebut. 32

Para pemikir hukum islam (faqih) dahulu tidak ada yang

menjadikan dasar pertimbangan dalam perkawinan mengenai pencatatan

dan aktanya, sehingga mereka menganggap bahwa hal itu tidak penting.

Namun, bila dilihat perkembangan saat ini pencatatan perkawinan dan

aktanya mempunyai kemaslahatan serta sejalan dengan kaidah fiqih yang

mengungkapkan darulmafasidu muqoddamun ala jalabil mashalih. Dengan

demikian, pelaksanaan peraturan pemerintah yang mengatur tuntutan dari

perkembangan hukum dalam mewujudkan kemaslahatan umum di Negara

Republik Indonesia. Pemikiran itu didasari oleh metodologi asas yang

kuat, yaitu qiyas dari ayat Al-Qur‟an yang berkaitan dengan mu‟amalah

(surat Al-Baqarah ayat 282) dan maslahat mursalah dari perwujudan

kemaslahatan. 33

Mengenai ayat ini, ulama berbeda pendapat tentang hukum

pencatatan tersebut, sebagian ulama mengatakan bahwa pencatatan

tersebut hukumnya tidak wajib karena ia hanya bersifat anjuran. Hal ini

menurut Quraish shihab berdasarkan praktek para sahabat Nabi ketika itu,

keadaan kaum muslimin ketika turunnya ayat ini sangat langka yang

32

Rachmadi Usman, “Makna Pencatatan Perkawinan Dalam Peraturan Perundang-

undangan Perkawinan Di Indonesia”, Jurnal LEGISLASI INDONESIA, Volume. 14, No. 03,

(September,2017), h. 255-256 33

Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 30

Page 39: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

29

memiliki kepandaian tulis menulis, maka jika perintah tersebut bersifat

wajib tentunya akan sangat memberatkan. Namun demikian ayat ini

mengisyaratkan perlunya belajar tulis menulis, karena dalam hidup

seorang dapat mengalami kebutuhan pinjam dan meminjamkan. Hal ini

diisyaratkan oleh penggunaan kata (arab) (apabila) yang ada pada awal

penggalan ayat ini, yang lazim digunakan untuk menunjukan kepastian

akan terjadinya sesuatu.34

Berdasarkan pendapat Quraish Shihab diatas,

dapat disimpulkan bahwa pada kondisi saat ini dimana kepandaian tulis

menulis sudah banyak, serta penggunaan pencatatan sebagai salah satu

bukti yang diterima dimata hukum, maka pencatatan tersebut hukumnya

dapat menjadi wajib.

E. Faktor-Faktor Penyebab Isbat Nikah

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pasal

64 dijelaskan: Perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

perkawinan yang terjadi sebelum undang-undang ini berlaku yang

dijalankan menurut peraturan-peraturan lama, adalah sah. Dari penjelasan

ini maka perkawinan yang ada sebelum undang-undang perkawinan ini

berlaku adalah sah. Begitu juga masalah isbat nikah pun tetap sah, karena

isbat nikah ini sudah ada dan melembaga dalam himpunan penetapan dan

putusan Pengadilan Agama tahun 50-an. Dari ketentuan lain dapat

disimpulkan bahwa isbat nikah hanya dibatasi untuk perkawinan sebelum

lahirnya undang-undang tersebut dan sebelum tahun 1974. Kemudia

peraturan tersebut diperjelas dengan Kompilasi Hukum Islam Pasal 7 ayat

3 yang berbunyi: “isbat nikah yang dapat diajukan kepengadilan agama

terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan:

a. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian.

Maksudnya adalah jika seseorang pasangan suami istri yang

34

M. Quraish Shihab, tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qu‟an, h. 564-

565

Page 40: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

30

sebelumnya menikah dibawah tangan dan tidak mencatatkannya di

pegawai Pencatatan Nikah atau Kantor Urusan Agama, kemudian ia

bermaksud ingin mengajukan cerai maka sebelumnya ia harus

mengajukan permohonan isbat nikah yang dapat dilakukan secara

bersamaan dengan gugatan atau permohonan cerai.

b. Apabila surat akta nikahnya hilang, maka pasangan yang bersangkutan

dapat diajukan permohonan isbat nikah ke Pengadilan Agama dengan

membawa bukti laporan kehilangan akta nikah dari petugas yang

berwenang (polisi)

c. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat

perkawinan.

d. Adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

e. Permohonan isbata nikah dapat dilakukan apabila perkawinan tersebut

tidak mempunyai halangan sebagaimana yang tercantum dalam pasal

39, 40, 41, 43 KHI dan dalam undang-undang Nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan pasal 8, 9, 10.

Permohonan isbat nikah diatas, menurut pasal 7 ayat (4) KHI

menyatakan bahwa yang berhak mengajukan permohonan isbat nikah ialah

suami atau istri, anak-anak mereka, wali nikah dan pihak yang

berkepentingan dengan perkawinan. 35

35

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 26

Page 41: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

31

BAB III

POTRET KECAMATAN CISARUA

A. Gambaran Kecamatan Cisarua

1. Geografis Wilayah Kecamatan Cisarua Bogor.

Kecamatan Cisarua masuk kedalam Wilayah Pembangunan II

(dua) Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor dengan titik berat

Pengendalian.

Berdasarkan Karakteristik Wilayah Kecamatan Cisarua masuk

dalam Kawasan Bogor – Puncak – Cianjur (BOPUNCUR) yang dilalui

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu merupakan Wilayah Khusus

dalam Penanganan dan dalam Pengembangan Wilayah Pertanian,

Pariwisata, serta Daerah Penyangga Hutan Lindung.36

Secara Geografis bentuk Wilayah Kecamatan Cisarua terdiri dari

Perbukitan dan Pegunungan sehingga memiliki Karakteristik sendiri yaitu

Pertanian Dataran Tinggi, dengan Luas Wilayah 63,373,62 Ha, Ketinggian

dari Permukaan Laut 650 – 1400 M, Letag Geografis LS : 06? 42, BB:

36

Bayu Rahmawanto, Profil dan Letak Gepgrafis Kecamatan Cisarua,

http://kecamatancisarua.bogorkab.go.id. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2018 pukul 20:30 WIB

Page 42: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

32

106? 56, Suhu Maksimum dan Minimum: 23, 91? C dan 17, 17, 85? C,

Curah Hujan (jumlah hari dengan curah hujan 40 hari serta banyaknya

curah hujan 3178 MM/T).

Dengan Batas – Batas Wilayah:

A. Utara : Keca/matan Megamendung

B. Selatan : Kabupaten Cianjur

C. Barat : Kecamatan Megamendung

D. Timur : Kabupaten Cianjur

Secara administrasi Kecamatan Cisarua memiliki 1 Kelurahan dan

9 Desa yaitu:

a. Kelurahan Cisarua

b. Desa Cilember

c. DesaJogjogan

d. Desa Leuwimalang

e. Desa Kopo

f. Desa Batulayang

g. Desa Citeko.

h. Desa Tugu Selatan

i. Desa Tugu Utara

j. Desa Cibereum

Berdasarkan karakteristik wilayah, Kecamatan Cisarua termasuk

ke dalam kawasan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopuncar) yang dilalui Daerah

Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Huku yang merupakan wilayah khusus

dalam penanganan dan dalam pengembangan Kecamatan Cisarua

merupakan wilayah pertanian, perkebunan, pariwisata, dan daerah

penyangga kawasan hutan Lindung.

2. Keadaan Kecamatan Cisarua

Kecamatan Cisarua memiliki ketinggian dari permukaan laut (dpl)

antara 650 M-140 M dpl, dengan curah hujan rata-rata 3178 mm/thn dan

Page 43: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

33

suhu udara antara 17,580C-23,91

0C. Bentuk wilayah Kecamatan Cisarua

terdiri dari perbukitan sampai bergunung 25 persen, berombak sampai

berbukit 40 persen, dan datar sampai berombak 35 persen.

Dengan alam yang berbukit sampai bergunung dengan suhu yang

sejuk wilayah Kecamatan Cisarua cocok untuk dikembangkan tanaman

jenis hortikultura seperti buah-buahan, sayuran, dan tanaman keras lain

yang tumbuh dengan baik di dataran tinggi.

Berdasarkan kondisi geografisnya, Kecamatan Cisarua terletak di

desa tugu selatan pada 1025 m-1052m dari ketinggian permukaan laut.

Desa Tugu Selatan merupakan salah satu desa yang berada pada

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Berdasarkan letak geografisnya,

Desa Tugu Selatan berbatasan dengan Desa Tugu Utara di sebelah utara,

sebelah timur berbatasan dengan Desa Cilota, Kecamatan Pacet, sebelah

selatan berdasarkan dengan Kabupaten Cianjur, dan sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Cibeureum. Luas wilayah Desa Tugu selatan

adalah 1.712,435 ha/m2. Orbitasi/jarak tempuh menuju ibukota provinsi

kurang lebih 90,3 km atau sekitar empat jam, sedangkan jarak dengan

ibukota kabupaten kurang lebih 45 km, dan jarak dengan ibukota kurang

lebih 6 km.

Desa Tugu Selatan memiliki curah hujan 33 mm dengan tingkat

suhu rata-rata harian yaitu 200C-

240C. Wilayah Desa Tugu selatan adalah

100% berupa daerah perbukitan, sedangkan berdasarkan topografinya,

Desa Tugu Selatan memiliki kedalaman solum tanah antara 50 cm-99cm.

Berdasarkan sumbur daya air yang dimiliki, desa Tugu Selatan

mempunyai potensi air irigasi dari mata air yang debitnya mencapai 5

m3/dtk. Air minum di Desa Tugu Selatan diperoleh dari lima mata air, 6

sumur gali, dan 22 sumur pompa. Sumber mata air Desa Tugu Selatan

meliputi mata air Ciburial, Cikamasa, Cisampay, Cikamsey, dan Pariuk.

Page 44: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

34

B. Deskripsi Masyarakat Cisarua.

1. Adat Istiadat Pernikahan Masyarakat Cisarua.

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami istri yang bertujuan untuk

membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.37

Dari pengertian perkawinan di atas dapat diketahui beberapa tujuan

perkawinan adalah:

a. Untuk memperoleh kehidupan sakinah yang dilandasi

mawaddah dan rahmah.

b. Untuk regenerasi/produksi.

c. Tujuan perkawinan adalah untuk pemenuhan kebutuhan

biologis.

d. Untuk menjaga kehormatan dan,

e. Untuk ibadah.

Berkaitan dengan urgensi perkawinan tersebut, Rasulullah SAW

sangat menganjurkan pernikahan terutama bagi mereka yang sudah

memiliki kemampuan lahir dan batin. Namun pada saat ini di kawasan

Cisarua Puncak terjadi suatu fenomena yang disebut dengan fenomena

kawin kontrak. Kawin kontrak atau nikah mut‟ah pernah diizinkan Nabi

saat terjadi peperangan. Para sahabat saat itu dalam kondisi membujang

dan meninggalkan isteri mereka, namun saat ini kawin kontrak atau nikah

mut‟ah sudah diharamkan bagi Agama Islam. Kawin kontrak ini juga tidak

semata-mata terjadi begitu saja melainkan ada asal mula mengapa bisa

muncul fenomena ini di daerah Puncak Cisarua Bogor.38

Wanita-wanita

pelaku kawin kontrak tersebut bukan berasal dari cisaruaa atau bogor

melainkan dari Cianjur, Sukabumi dan daerah-daerah lain. Wanita-wanita

37

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 38

Abdul Jamil Wahab, Kustini” Fenomena Kawin Kontrak dan Prostitusi Dawar di

Kawasan Puncak Bogor” http://Jurnal.uinbanten.ac.id. Jurnal Al-Qalam. Volume 13, No. 2 (Juli-

Desember 2016),

Page 45: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

35

tersebut biasanya menetap tidak jauh dari tempat tinggal atau kawasan

yang dipenuhi wisatawan arab salah satunya adalah kawasan Desa Tugu

Selatan arah kawasan Warung Kaleng Kecamatan Cisarua Kabupaten

Bogor.

Warung kaleng atau yang sekarang disebut Kampung Arab mulai

didatangi oleh orang Timur Tengah pada tahun 1980an. Keberadaannya

diawali dengan cerita mengapa ada kawasan yang disebut sebagai

“Warung Kaleng” pada tahun 1980an. Yaitu karena terdapat kaleng drum

milik orang arab, dan pada tahun tersebut pula orang-orang arab tersebut

mulai membawa kerabat, teman, dan saudara mereka untuk datang ke

puncak. Kawasan Puncak memang dipenuhi oleh villa-villa, hotel dan

penginapan untuk parawa wisatawan domestic hinggal wisatawan timur

tengah.

Selain banyaknya fasilitas seperti villa dan restaurant Timur

Tengah di Puncak, tersedianya pelayanan jasa bagi para wisatawan Timur

Tengah juga menjadi daya Tarik tersendiri bagi orang-orang Arab untuk

datang ke kawasan Puncak khususnya Kampung Arab. Pelayanan jasa

yang tersedia meliputi; sawag atau pemandu, driver taksi, driver ojek,

chef, penyedia villa, dan security. Pada penyedia jasa ini lebih senang

dengan sebutan-sebutan asing tersebut, merek menganggap itu lebih keren

untuk didengar. Mereka semua tergabung dalam komunitasnya masing-

masing, dimana komunitas mereka semua berada dalam naungan

Komunitas Penggerak Pariwisata (kompepar). Para pekerja pariwisata ini

merupakan warga asli yang tinggal di kawasan puncak. Mereka selalu siap

untuk melayani tamu Timur Tengah yang berada di kawasan Puncak,

termasuk dalam jasa menyediakan hiburan malam hingga hiburan seksual.

Seiring dengan terus bertambahnya jumlah wisatawan Timur

Tengah ke kawasan Puncak, pada tahun 1987 mulai terdengar istilah

„kawin kontrak” antara laki-laki Timur Tengah dengan wanita lokal.

Berawal dari adaanya oknum orang Timur Tengah yang datang dan

Page 46: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

36

melakukan kawin kontrak atau nikah mut‟ah adalah perkawinan yang

dilakukan dalam jangka waktu tertentu atau hanya sementara, setelah

jangka waktu perkawinan itu berakhir maka hubungan perkawinan mereka

sudah berakhir. Kawin kontrak yang sudah ada sejak 28 tahun yang lalu

ini sempat menjadi sangat terkenal hinggal mancanegara khususnya

Negara-Negara Timur Tengah. Dulu wanita yang melakukan kawin

kontrak adalah gadis-gadis setempat yang dipaksa orang tuanya dengan

alasan ekonomi. Lain halnya sekarang dilakukan adalah wanita-wanita

tuna susila yang sering menjajakan diri mereka pada turin arab di kawasan

puncak. Keberadaanya sempat memuncak pada tahun 2007-2008 namun

memasuki tahun 2010 kawin kontrak tersebut menuai banyak protes

sehingga saat ini keberadaan menjadi tertutup.

2. Keadaan Sosial Dan Keadaan Ekonomi Masyarakat Cisarua.

Desa Tugu Selatan memiliki jumlah penduduk sebanyak 15.082

orang, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 4.192 KK. Penduduk

Desa Tugu Selatan terdiri dari 7.770 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan

7.312 jiwa berjenis kelamin perempuan. Mata pencaharian sebagian besar

penduduk Desa Tugu Selatan adalah sebagai karyawan. Selain itu,

penduduk Desa Tugu Selatan bermata pencaharian sebagai pengusaha

kecil dan menengah, buruh tani, pegawai negeri sipil, dan sebagainya.

Data mengenai jenis mata pencaharian penduduk Desa Tugu Selatan

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Mata pencarian Penduduk Desa Tugu Selatan.

NO. Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)

1 Buruh tani 465

2 Pegawai Negeri Sipil 372

3 Pedagang Keliling 129

4 Peternak 48

5 Montir 12

Page 47: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

37

6 Bidang Swasta 2

7 Pengrajin Indrusti Rumah Tangga 75

8 Perawat Swasta 1

9 Pembantu Rumah Tangga 127

10 Polisi 23

11 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 240

12 Pengusaha Kecil dan Menengah 1133

13 Dukun 7

14 Karyawan Perusahaan 1792

Sumber: Pemerintah Desa Tuguh Selatan

Penduduk Desa Tugu Selatan berdasarkan tingkat pendidikannya

terdapat 279 orang lulusan SD, 675 orang lulusan SMP, 160 orang lulusan

SMA, 22 orang lulusan DI-D3, dan 25 orang lulusan SI. Fasilitas

pendidikan formal yang dimilki Desa Tugu Selatan dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel

2. Fasilitas

Pendidikan di

Desa Tugu Selatan.

Sumber: Pemerintah Desa Tugu Selatan.

NO. Jenis Lembaga Pendidikan Jumlah (unit)

1 TK 3

2 SD 5

3 SP 1

4 SMA -

5 Lembaga Pendidikan Agama 14

6 Lembaga Pendidikan Lain 2

Total 25

Page 48: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

38

Pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan menjadikan

usaha pembuatan log jamur tiram putih atau budidaya jamur tiram putih

sebagai mata pencaharian yang dapat menghasilkan pendapatan cukup

memuaskan, dibandingkan usaha lain seperti dagang dan usahatani

lainnya. Selain sebagai pemilik jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan,

pelaku usaha ada yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

karyawan swasta. Potensi budidaya jamur di Desa Tugu Selatan sampai

tahun 2010 memiliki produktivitas sebesar 2 ton/ha dengan total luas areal

lahan 0,45 Ha menyebar di wilayah Desa Tugu Selatan. Jamur tiram putih

dapat dipanen sekitar 30 hari setelah masa inkubasi. Total produksi satu

log jamur tiram putih sebesar 0,5 kg jamur segar yang dipanen secara

bertahap hingga lima kali dengan waktu antar panen sekitar 12 hari sampai

14 hari. Kegiatan usaha jamur tiram putih ini mulai memasyarakat di Desa

Tugu Selatan karena selain keuntungan yang ditawarkan dari hasil usaha

cukup memuaskan, cara pembudidayaannya relatif tidak terlalu sulit

terutama dalam hal pengalokasian waktu. Faktor alam juga sangat

mendukung usaha tersebut. Suhu rata-rata di Desa Tugu Selatan sebesar

200C-240C dan curah hujan rata-rata 33 mm/hari. Hal tersebut

menyebabkan kelembaban di Desa Tugu Selatan cukup tinggi dan

mendukung perkembangan jamur tiram putih. Salah satu faktor yang

penting dalam budidaya jamur tiram putih adalah kumbung jamur.

Kumbung jamur tiram putih dibuat dengan ukuran tertentu, disesuaikan

dengan kapasitas dan produksi yang akan dihasilkan. Kumbung yang

dimiliki petani jamur tiram putih di lokasi penelitian terbuat dari bilik

bambu dengan rak dan tingkat tiap rak yang bermacam-macam tergantung

dari luas dan tinggi bangunan kumbung. Selain bangunan kumbung perlu

rumah persiapan yang digunakan dalam proses pembuatan log, inokulasi,

dan penyimpanan bahan serta alat. Terdapat tiga pelaku usaha jamur tiram

putih di Desa Tugu Selatan yang diteliti dimana setiap pelaku usaha

memiliki fokus kegiatan usaha yang berbeda. Kegiatan usaha jamur tiram

putih yang pertama berfokus pada pembuatan log jamur tiram putih untuk

Page 49: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

39

dijual kepada pembudidaya di daerah Cibedug, Cipanas, 47 dan Cianjur.

Pembuatan log jamur tiram putih pada usaha ini menggunakan oven yang

dipanaskan dengan kayu bakar sebagai alat untuk mensterilisasi log jamur.

Usaha jamur tiram putih yang kedua berfokus pada budidaya jamur tiram

putih. Log jamur tiram putih pada usaha ini diperoleh dari pelaku usaha

lain di sekitar Cisarua yang bertindak sebagai inti dan usaha ini sebagai

plasma. Kegiatan budidaya atau pola produksi dari usaha ini dikontrol

secara teratur oleh inti agar hasil panen yang diperoleh optimal dan

memiliki kualitas yang baik. Adanya hubungan inti plasma dalam usaha

ini menyebabkan pola produksi telah terkonsep dengan baik, meskipun

usaha ini baru dijalankan.

Usaha jamur tiram putih yang ketiga memproduksi log secara

pribadi untuk dibudidaya. Berbeda halnya dengan usaha pertama yang

menggunakan oven sebagai alat sterilisasi, usaha ini menggunakan drum

yang dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar gas untuk proses

sterilisasi dalam pembuatan log jamur tiram putih. Pada ketiga kegiatan

usaha jamur tiram putih tersebut terdapat kumbung jamur yang memiliki

fungsi yang berbeda. Pada kegiatan usaha jamur tiram putih yang pertama,

kumbung jamur berfungsi sebagai tempat inkubasi baglog jamur tiram

putih sebelum dijual kepada pembudidaya. Penempatan baglog tersebut

tidak berlangsung sampai baglog jamur siap untuk dibudidaya, melainkan

hanya selama beberapa hari untuk memastikan bahwa baglog jamur tidak

gagal atau telah terdapat miselium yang merambat.

Pada kegiatan usaha jamur tiram putih yang kedua, kumbung jamur

berfungsi sebagai tempat budidaya baglog jamur sampai baglog tersebut

sudah tidak produktif. Pada kegiatan usaha jamur tiram putih yang ketiga,

kumbung jamur berfungsi sebagai tempat inkubasi baglog jamur tiram

putih sekaligus sebagai tempat budidaya baglog jamur. Hal tersebut

dilakukan untuk mengurangi biaya pembuatan kumbung, efisiensi lahan,

dan efisiensi waktu kegiatan budidaya karena tidak perlu memindahkan

Page 50: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

40

baglog jamur yang telah siap dibudidaya dari kumbung inkubasi ke

kumbung pemeliharaan.

3. Struktur Dan Tugas Pengurus Kecamatan Cisarua.39

a. Struktur Pengurus Kecamatan Cisarua:

NO. NAMA JABATAN

1 Drs. Bayu Rahmawanto Ketua Kecamatan

2 Usep Sugeng, BSW Sekretaris Kecamatan

3 Erni Herlynawati, S.IP., M.Si Kepala sub bag. Program

Dan Keuangan

4 Herry Indarto Sudono, SE. Kepala Sub Bag. Umum dan

Kepegawaian

5 Acmad Arbik, S.IP Kepala Seksi Pemerintahan

6 Dra. Hj. Rifdaledi, M.M Kepala Seksi Pemberdayaan

dan Kesehatan Masyarakat

7 Muhtar, S.Sos Kepala Seksi Ketentraman

dan Ketertiban Umum

8 Heru Hendrawan, SE Kepala Seksi Perekonomian

dan Pembangunan

9 Isur Surwiti, SE., M.M. Kepala Seksi Pelayanan

b. Tugas Pengurus Kecamatan Cisarua.

Tugas unsur organisasi berdasarkan Peraturan Bupati Bogor

Nomor 72 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan

fungsi serta tata kerja Kecamatan. Mempunyai tugas dan fungsi sebagai

berikut:

1) Camat

39

Wawancara pribadi dengan pihak Kecamatan Cisarua

Page 51: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

41

Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam

menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan public, pemberdayaan

masyarakat Desa dan/atau Kelurahan, pembangunan, dan pembinaan

kehidupan kemasyarakatan serta melaksanakan sebagian kewenangan

Bupati berdasarkan pelimpahan wewenang.

2) Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab

kepada Camat dalam melaksanakan pengelolaan kesekretariatan

Kecamatan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas

Sekretariat mempunyai fungsi;

a) Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan

pelaporan Kecamatan.

b) Pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian

Kecamatan.

c) Pengumpulan, pengolahan dan analisa data Kecamatan.

d) Pengelolaan keuangan Kecamatan, dan

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

tugasnya.

3) Sub Bagian Program dan Keuangan

Mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan

pengelolaan data, pengoordinasian penyusunan program dan

pengelolaan administrasi keuangan Kecamatan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Sub

Bagian Program dan Keuangan mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program,

monitoring, evaluasi dan pelaporan Kecamatan.

b) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data Kecamatan.

c) Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat.

d) Pengelolaan penyusunan anggaran Kecamatan.

e) Penatausahaan keeungan Kecamatan.

Page 52: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

42

f) Penyusunan pelaporan Kecamatan.

g) Pelaksanaan fungsi keuangan Kecamatan, dan

h) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang

tugasnya.

4) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan

pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Kecamatan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian Kecamatan mempunyai fungsi:

a) Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Kecamatan.

b) Pengelolaan barang/jasa Kecamatan.

c) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi

Kecamatan.

d) Pengelolaan layanan administrasi kepegawaian Kecamatan, dan

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

5) Seksi Pemerintahan

Mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan, menyiapkan

bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan

pemerintahan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Seksi

Pemerintahan mempunyai fungsi:

a) Penyelenggaraan pembinaan pemerintahan desa dan/atau

kelurahan.

b) Pelaksanaan tugas dibidang pertanahan.

c) Pembinaan lembaga kemasyarakatan.

d) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pemerintahan, dan

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

Page 53: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

43

6) Seksi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan

perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan

pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Seksi

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai fungsi;

a) Pembinaan dan pengendalian bantuan sosial,

b) Pembinaan pemberdayaan masyarakat,

c) Pembinaan organisasi sosial kemasyarakatan,

d) Pembinaan keluarga berencana,

e) Pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi,

f) Pembinaan masalah sosial,

g) Pembinaan kesehatan masyarakat,

h) Pembinaan kerukunan umat beragama,

i) Pembinaan, dan pengawasan kegiatan program pendidikan, ilmu

pengetahuan dan teknologi, generasi muda keolahragaan,

kepramukaan, seni dan budaya.

j) Pengoordinasian dan pengawasan wajib belajar pendidikan dasar

dan pendidikan luar sekolah.

k) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pemberdayaan dan Kesejahteraan

Masyarakat, dan

l) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

7) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan

perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan

ketentraman dan ketertiban umum.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Seksi

Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi;

Page 54: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

44

a) Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

b) Penyelenggaraan pembinaan polisi pamong praja Kecamatan.

c) Pembinaan kesatuan bangsa dan pelindungan masyarakat.

d) Penyelenggaraan pembinaan ideology Negara dan kesatuan

bangsa.

e) Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kegiatan pada Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Umum, dan

g) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

8) Seksi Perekonomian dan Pembangunan

Mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan

perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan Seksi

Perekonomian dan Pembangunan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Seksi

Perekonomian dan Pembangunan mempunyai fungsi;

a) Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian

perekonomian dan pembangunan.

b) Pembinaan perekonomian desa dan kelurahan.

c) Pembinaan, pengembangan, dan pengendalian dibidang pertanian,

peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

d) Pembinaan tenagan kerja dan transmigrasi.

e) Pembinaan dan pengembangan industry, koperasi dan Usaha Kecil

Menengan (UMKM).

f) Pembinaan dan pengembangan keparawisataan.

g) Pembinaan dan pengawasan perdagangan.

h) Inventarisasi potensi penanaman modal daerah.

i) Pengawasan, penyaluran, dan pengembalian kredit dalam rangka

menunjang keberhasilan program produksi pertanian dan industry

Page 55: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

45

kecil.

j) Pembinaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam

perekonomian.

k) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sumber daya alam.

l) Fasilitasi dan koordinasi penyenggaraan pembangunan;

Pengkoordinasian, pembinaan, dan pengawasan serta pelaporan

langkah-langkah penanggulangan terjadinya pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

m) Pengoordinasian pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat.

n) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi

Perekonomian dan pembangunan, dan

o) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

9) Seksi Pelayanan

Mempunyai tugas membantu kepada Camat dalam melaksanakan

perumusan serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Seksi

Pelayanan mempunyai fungsi:

a) Penyelenggaraan administrasi kependudukan.

b) Pelaksanaan pelayanan administrasi terpadu kecamatan.

c) Pelaksanaan verifikasi administrasi permohonan perizinan dan non

perizinan.

d) Penyususnan dan inventarisasi seluruh data verizinan dan non

perizinan.

e) Pemerosesan berkas permohonan dan penerbitan dokumen

perizinan dan non perizinan.

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pelayanan; dan

g) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

Page 56: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

46

BAB IV

EKSISTENSI KUA DALAM MENYELESAIKAN PRAKTIK NIKAH SIRI

PADA MASYARAKAT CISARUA

A. Peran Pemerintah Dalam Isbat Nikah Terhadap Nikah Siri

Maraknya nikah siri yang terjadi di Cisarua tidak semata-mata

karena kecerobohan atau pemerintah setempat menghiraukan kejadian

tersebut. Akan tetapi pemerintah setempat dengan instansi-instasi yang ada

selalu membuat program guna mengurangi praktek terjadinya nikah siri.

Memang sulit untuk menghilangkan sebuah kasus yang semula-mula

terjadi begitu saja. Akan tetapi dengan komitmen serta dengan ketulusan

hati kepala KUA Cisarua Bapak H. Asep yang dimana penulis

wawancarai. Dalam hasil penelitian pihak KUA merancang program

minggonan (pertemuan seminggu sekali) yang dimana dari program itu

bisa berdekatan atau interaksi langsung dengan masyarakat setempat guna

mengurangi terjadinya praktek nikah siri.40

Adapun program yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi

mengenai pentingnya pencatatan perkawinan, mengadakan program

penyuluhan isbat nikah yang di adakan oleh Kecamatan, KUA, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melalui forum minggon (setiap

seminggu sekali).41

Isi program tersebut menjelaskan pentingnya Akta

Nikah dan fungsi dari akta nikah itu. sehingga setatus anak mereka jelas

sampai pada pembagian waris dipengadilan agama mereka bisa

mengajukan perlawanan hukum. Dari diadakanya program itu tidak hanya

mendengarkan keluhan masyarakat namun dari pihak KUA di berikan

waktu untuk mensosialisasikan agar masyarakat yang belum mempunyai

surat akta nikah, agar diadakan isbat nikah oleh Kantor Urusan Agama.42

40

Wawancara pribadi dengan, Asep, Kepala KUA Cisarua, Bogor, 26 September 2018 41

Wawancara pribadi dengan H. Asep, Kepala KUA Cisarua, Kabupaten Bogor, 25

September 2018. 42

Wawancara pribadi dengan Drs. Bayu Rahmawanto. Kepala Kecamatan Cisarua,

Page 57: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

47

Maka dari itu KUA, Pengadilan Agama, dan Kementrian Agama

mengadakan yang namanya isbat nikah keliling, dimana program tersebut

biasa dilakukan di tempat yang berbeda.43

Dalam penyampaian pada program minggonan (setiap seminggu

sekali) tersebut pihak KUA Cisarua tidak bosan untuk selalu

mengingatkan tentang pentingnya administrasi perkawinan. Seperti halnya

salah satu seorang masyarakat yang peneliti ajak berkomunikasi dalam

program minggonan tersebut mengeluhkan tentang kondisi ekonomi yang

dialaminya. Menurut orang tersebut kejadian yang dialaminya disebabkan

karena sebatas mendengar saja informasi yang tidak akurat, yang katanya

mengurus perkawinan di Kantor Urusan Agama sangat berbelit dan

biayanya mahal. Sehingga pihak KUA Cisarua seringkali mengklarifikasi

hal tersebut dalam program minggonan.

Diluar dari program minggonan, KUA cisarua memasang spanduk

yang berisikan “pastikan Perkawinan saudara tercatat di KUA” di Kantor

KUA Cisarua dan Kantor Kecamatan Cisarua. Dengan memasang spanduk

sedikit demi sedikit masyarakat akan menyadari bahwa pentingnya

pencatatan perkawinan guna di akui pernikahannya oleh Negara dan

memiliki kekuatan hukum sebagai suami isteri.44

Proses pengajuan yang mudah, penyelesaian yang cepat dan biaya

yang murah bahkan gratis bagi mereka yang tidak mampu. Dalam

melaksanakan program Isbat Nikah. KUA mengarahkan kepada pemohon

isbat nikah sebelum mengajukan isbat nikah ke Pengadilan Agama harus

memenuhi persyarata-persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:45

1. Menyerahkan Surat Permohonan Isbat Nikah kepada Pengadilan

Agama setempat;

Kabupaten Bogor, 27 September 2018.

43Wawancara pribadi dengan Hj. Tati Suningsih. Panitera Pengganti Pengadilan Agama

Cibinong, 25 Januari 2019 44

Wawancara pribadi dengan, Ubaedillah,Wakil Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, 26 September 2018 45

Wawancara pribadi dengan, Ubaedillah,Wakil Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, 26 September 2018.

Page 58: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

48

2. Surat keteraangan dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat yang

menyatakan bahwa pernikahan tersebut belum dicatatkan

3. Surat keterangan dari Kepala Desa/ Lurah yang menerangkan bahwa

Pemohon telah menikah

4. Photocopy KTP (Pemohon dan Termohon) isbat nikah;

5. Membayar biaya perkara;

6. Lain-lain yang akan ditentukan Hakim dalam persidangan.

Namun, permohonan Isbat Nikah (PIN) tidak selalu dikabulkan

oleh Hakim, jika permohonan tersebut dikabulkan, maka Pengadilan akan

mengeluarkan putusan atau penetapan Isbat Nikah. Dengan adanya

putusan penetapan Isbat Nikah, maka secara hukum perkawinan tersebut

telah tercatat yang berarti adanya jaminan ataupun perlindungan hukum

bagi hak-hak suami atau istri maupun anak-anak dalam perkawinan

tersebut.

Program-program yang dilakukan oleh aparatur pemerintah

setempat daerah Cisarua bertujuan untuk menyelesaikan masalah Nikah

Siri sampai pada penetapan Isbat Nikah. Dan bagi pelaku yang melakukan

pernikahan siri namun belum mengajukan penetapan Isbat Nikah atau

kurang memahami terkait prosedur Isbat Nikah bisa memahami dari

program tersebut. Serta menghilangkan citra negatif daerah Cisarua yang

dikenal dengan salah satu praktek nikah siri terbanyak di Indonesia

sehingga aparatur setempat semangat untuk menghilangkan citra negative

tersebut. Dan mengurangi bagi suami isteri yang pernikahannya tidak

memiliki kekuatan hukum tetap, di akui oleh Negara, agar memiliki

hukum tetap dan di akui oleh Negara.

Seiring berjalannya waktu dengan semangat istiqomah yang kuat

dan saling merangkul dan mendukung satu sama lain antara pihak aparatur

pemerintah dan masyarakat, sedikit demi sedikit Kepala Kantor Cisarua

yakin bahwa praktek nikah siri akan terminimalisir bahkan hilang di

daerah Cisarua.

Page 59: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

49

B. Praktik Nikah Siri pada Masyarakat Cisarua.

1. Latar Belakang Masyarakat Cisarua dalam melakukan Praktik

Nikah Siri

Melihat kepada kenyataan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

tersebut, dipahami adanya beberapa problem yang terjadi terkait dengan

masalah pencatatan pernikahan ini, diantaranya adalah problem sosiologis.

Problem sosiologis adalah kondisi dan praktek masyarakat yang

menyimpang dari rumusan peraturan perundang-undangan tentang

perkawinan. Adanya sebagian masyarakat yang tidak mengurus

administrasi pencatatan perkawinan. Berkaitan dengan perkawinan yang

tidak dicacatkan muncul berbagai istilah yang terlanjur popular di

kalangan masyarakat seperti kawin liar, kawin lari, kawin sirri atau

perkawinan di bawah tangan, ada yang menyebutkan kawin syar‟i dan ada

juga yang menyebutkan kawin modin dan kawin kiyai.46

Perkawinan yang

tidak berada di bawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah, dianggap sah

secara Agama tetapi tidak mempunyai kekuatan Hukum, karena tidak

memiliki bukti-bukti perkawinan yang sah menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku.47

Pencatatan perkawinan merupakan salah satu bentuk pembaharuan

hukum (reformasi hukum) keluarga. Regulasi pencatatan perkawinan di

Indonesia telah ditetapkan tidak lama setelah Indonesia merdeka, yakni

diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang

Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk. Dalam Undang-undang ini disebutkan

bahwa perkawinan harus diberikan pemberitahuan kepada Pegawai

Pencatat Nikah (Pasal 1 ayat (1)). Pada ayat (2) tertera, yang berhak

pengawasan atas nikah dan menerima pemberitahuan tentang talak dan

rujuk, hanya pegawai yang diangkat oleh Menteri Agama atau oleh

46

Mukhlisin Muzarie, Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil, (Yogyakarta: Pustaka

Dinamika, 2002), h.11o 47

Jaih Mubarok, Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung, Pustaka Bani

Quraisy, 2005), h. 87

Page 60: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

50

pegawai yang ditunjuk olehnya.48

Dan dalam pasal 3 ayat (1) Undang-

undang ini disebutkan, bahwa perkawinan yang tidak dicatatakan akan

dihukum denda sebanyak Rp.50,- meskipun dalam penjelasan Undang-

undang ini ditekankan bahwa pencatatan sebagai syarat administratif.49

Walaupun masalah pencatatan perkawinan telah disosialisasikan cukup

lama, dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

maupun Pasal 5 dan 6 KHI, tetapi sampai saat ini masih dirahasiakan

adanya kendala dalam pelaksanaanya. Di antara penyebabnya adalah

sebagian masyarakat Muslim masih ada yang berpegangan teguh kepada

perspektif fikih tradisional. Menurut pemahaman mereka perkawinan

sudah sah apabila ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam kitab-kitab

fikih sudah sah apabila ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam kitab-

kitab fikih sudah terpenuhi, tidak perlu ada pencatatan di KUA dan tidak

perlu Surat Nikah sebab hal itu tidak diatur pada Zaman Rasulullah dan

merepotkan saja.50

Dari pemaparan diatas, penulis menemukan berbagai gagasan terkait

problem penelitian yang penulis akan teliti. Yaitu problem yuridis dan

sosiologis, menurut penulis ada problem idealis. Problem idealis

dimaksudkan bahwa berkembang berbagai ide, pemikiran, gagasan yang

antara satu dengan lainnya terdapat perbedaan dan di antaranya ada yang

bertolak belakang. Berhubung isbat nikah sangat erat kaitannya dengan

pencatatan perkawinan, maka pemikiran yang ada setidaknya dapat

diartikan dua kelompok, yaitu: pertama, kelompok yang berpendapat

pencatatan perkawinan sebagai syarat sah perkawinan. Kedua: kelompok

yang berpendapat bahwa pencatatan perkawinan hanya sebagai urusan

administrasi umumnya dari kalangan umat Islam, tidak mempengaruhi sah

atau tidak sahnya perkawinan. Khusus dalam kaitannya dengan isbat

48

Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan & Perkawinan Tidak Dicatat (Menurut Hukum

Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam) , (Jakarta: Sinar Grafika, 2012, cet. Kedua), h., 225. 49

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.,

189-190. 50

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana,

2006), hal. 47.

Page 61: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

51

nikah. Artinya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap agama dan suku

adat masing sangat tinggi, sehingga mereka tidak melakukan pernikahan di

Kantor Urusan Agama.51

Neng Djubaidah menjelaskan masyatakan

hendaknya melakukan tindakan antara lain: pertama. Isbat nikah tidak

dibatasi pada alasan tertentu saja, tetapi tentukanlah peluang seluas-

luasnya bagi para pihak yang berkepentingan, yaitu suami, istri, anak-

anak, atau anggita keluarga lain yang mempunyai hubungan darah atau

hubungan semenda (perkawinan), terutama dalam memperoleh

kedudukannya sebagai ahli waris atau dalam melaksanakan kewajiban

yang menjadi tanggung jawabnya sebagai awli waris terhadap kewajiban

pewaris ketia ia masih hidup. Kedua: hak untuk mengajukan permohonan

isbat nikah hendaknya tidak dibatasi ketika suami atau istri bersangkutan

masih hidup. Ketiga: isbat nikah juga hendaknya dapat dilakukan istri

yang lain, dalam hal suami berpoligami, untuk mempermudah tuntutan

istri terdahulu dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.

2. Profil Responden

Sedangkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan terhadap

pernikahan siri itu sendiri yang terjadi di Kecamatan Cisarua Kabupaten

Bogor, bahwasannya dari 10 responden dari kalangan laki-Laki dan

Perempuan dari pelaku nikah sirri. Adapun profil dari pelaku akan penulis

uraikan diantaranya: tempat tinggal pelaku, Jumlah pasangan, alasan

menikah siri. 52

Dan penulis akan dibagi dalam bentuk table sebagai berikut:

Table 2. Tempat tingal, Jumlah pasangan, alasan menikah sirri.

Tempat tinggal Jumlah pasangan Alasan menikah sirri

Cisarua 5 Faktor ekonomi serta

51

Wawancara pribadi dengan, H. Asep, Kepala Kua Cisarua, Kabupaten Bogor, 25 Semptember 2018.

52 Wawancara pribadi dengan 10 pelaku nikah sirri.

Page 62: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

52

kurangnya pengetahuan

tentang pencatatan

pernikahan dan akses

menuju KUA

Cilember 2 Hamil di luar nikah

Tugu selatan 2 Masih terdapat tingkat

kepercayaan terhadap

hukum islam.

Tugu utara 1 Suami yang tidak mau

mengurus izin poligami

kepada istri

pertamanya.

a. Faktor Ekonomi

Sebagian masyarakat, khususnya yang ekonominya menengah ke

bawah merasa tidak mampu membayar administrasi pencatatan yang

membengkak dua kali lipat dari biaya resmi.53

Sehingga kelompok ini

beranggapan karena sulitnya dalam membayar biaya perkawinan

sehingga proses pernikahannya hanya melakukan nikah siri, yang

terbilang pernikahannya tidak sulit dan biaya ringgan.

b. Hamil Diluar Nikah

Kehamilan yang terjadi diluar nikah, biasanya terjadi dikarenakan

tidak mendapatkan restu orang tua, atau karena pergaulan bebas yang

sekarang sangat marak biasa terjadi dikalangan anak muda di zaman

yang modern ini. Dan untuk menutupi aib bagi keluarga, yang akan

mengundang cemohan dari masyarakat. Dari sanalah orang tua

menikahkan anaknya dengan laki-laki yang menghamilimya, dengan

alasan menyelamatkan nama baik keluarga, dan tapa melibatkan

Petugas Pegawai Pencatat Nikah, tetapi hanya dilakukan oleh mualim

53

5 orang dari 10 pelaku nikah sirri yang penulis wawancara mengakui alasan tersebut.

Page 63: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

53

atau kiyai setempat tanpa melakukan pencatatan terlebih dahulu.54

Dan

faktor lain yang menyatakan biasanya dilakukan oleh orang-orang luar

pulau jawa yang melakukan perkawinan siri tersebut di daerah Cisarua.

Perkawinan tersebut tidak sama sekali diketahui oleh orang tuannya,

namun dalam melangsungkan perkawinan siri rukun dan syarat

perkawinan tetap terpenuhi sekalipun tidak sesuai syariat Islam dan

aturan Negara yang berlaku.

c. Faktor Agama

Dari sini bisa kita pahami bahwa kesadaran masyarakat akan

pentingnya pencatatan perkawinan masih terbilang sangat kurang,

sehingga aparatur pemerintah selalu mengadakan sosialisasi betapa

pentingnya pernikahan itu dicatatkan di Kantor Urusan Agama.

Sebagian orang berkeyakinan tidak perlu melakukan pencatatan, tapi

cukup kepada kiyai dan karena pencatatan bukan syarat atau rukun

nikah. Setelah melihat dari beberapaa faktor di atas, tidak dapat

dihindarkan akan menimbulkan akibat-akibat yang buruk. Kehidupan

perkawinan siri walaupun persyaratan menurut agama terpenuhi, akan

menimbulkan akibat yang buruk bagi kelangsungan perkawinan

tersebut, apabila tidak dicatat oleh Petugas Pencatat Nikah.55

Dalam

menjalankan perkawinan yang dianggap tetap sah sesuai syariat Islam,

masyarakat Cisarua ini menggunakan jasa ustadnya atau kiyainya

untuk dijadikan sebagai wali demi melancarkan proses perkawinan siri

tersebut. Meskipun dalam kata siri yang berarti dirahasiakan, namun

sebagaian masyarakat tersebut sudah menggangap hal yang sangat

biasa. Karena ketika mereka mendapat masukan dari kiyainya atau

ustadnya bahwa perkawinan siri adalah perkawinan yang sah. Dan tak

perlu mendaftarkan di Kantor Urusan Agama.

Pernikahan siri sendiri menurut hukum positif di Indonesia

merupakan pernikahan yang tidak sah. Dalam Undang-Undang

54

2 orang dari 10 pelaku nikah sirri yang penulis wawancarai mengakui alasan tersebut. 55

2 orang dari 10 pelaku nikah sirri yang penulis wawancara mengakui alasan tersebut.

Page 64: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

54

Perkawinan No. 1 tahun 1974. Perkawinan siri dalam Undang-Undang

perkawinan tidak memberikan sanksi apapun, hanya diberi sanksi

administrasi yaitu tidak diakui oleh Negara dan tidak memiliki

kekuatan hukum tetap.

Asal usul nikah siri secara substansi nikah sirri telah ada sejak

lama, bila yang dimaksudkan dengan nikah sirri tersebut adalah

pernikahan yang tidak dicatat dalam catatan badan berwenang. Adapun

bila menyangkut merahasiakan pernikahan, juga bukan hal yang baru

karena para ulama tempo dulu (klasik) telah membahasnya, terutama

yang terkait kerahasiaan pernikahan tersebut dengan wasiat kepada

para saksi untuk merahasiakan kesaksian mereka. Bila yang dimaksud

dengan nikah sirri adalah pernikahan tanpa sepengetahuan wali tanpa

saksi, yang sekurang-kurangnya dua orang saksi pria yang adil, juga

telah disinggung sejak lama dimana nikah sirri jenis ini adalah jenis

pernikahan yang dilarang oleh rasulullah. Seperti disebutkan

sebelumnya, Bahwa rasulullah telah menegaskan dalam beberapa

sabdanya yang artinya: “tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang

wali.” (HR. Abu Dawud).

3. Dampak Dari Pernikahan Siri Tanpa Akta Nikah

Sekarang ini banyak kita jumpai pasangan yang lebih memilih

untuk melakukan nikah siri atau nikah di bawah tangan terutama untuk

kalangan kelas menengah ke bawah, hal tersebut di pengaruhi dengan

keterbatasan pengetahuan mengenai hukum, akibat yang akan di

timbulkan serta masalah biaya. Sedangkan untuk kalangan menengah ke

atas mandalkan takut akan dosa dan zina serta masih banyak alasan yang

lain. Dan biasanya kasusnya yang lain bisa kita temukan karena Sulitnya

Aturan Berpoligami. Tidak terpenuhnya syarat-syarat untuk berpoligami,

terutama tidak adanya persetujuan dari isteri sebelumnya, maka orang

Page 65: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

55

tersebut melaksanakan perkawinan siri, cukup dihadapan pemuka agama.56

Adapun istilah nikah siri atau nikah yang dirahasiakan memang

sudah dikenal dikalangan para ulama. Hanya saja nikah siri yang dikenal

pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah siri pada saat ini.

Dahulu yang dimaksud dengan nikah sirri yaitu pernikahan sesuai dengan

rukun-rukun perkawinan dan syaratnya menurut syari‟at, dan dengan

sendirinya tidak ada walimatul‟ursy. Adapun nikah sirri yang dikenal oleh

masyarakat Indonesia sekarang ini adalah pernikahan yang dilakukan oleh

wali atau wakil wali dan disaksikan oleh para saksi, tetapi tidak dilakukan

di hadapan Petugas Pencatat Nikah sebagai aparat resmi pemerintah atau

tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama bagi yang beragama Islam atau

di Kantor Catatan Sipil bagi yang tidak beragama islam.

Apa saja dampak positif dan negatifnya dari pernikahan sirri ini.57

1. Dampak Positif:

a. Meminimalisasi adanya sex bebas, serta berkembangnya penyakit

AIDS, HIV maupun penyakit kelaminan yang lain.

b. Mengurangi beban atau tanggung jawab seorang wanita yang

menjadi tulang punggung keluarganya.

2. Dampak Negatif:

a. Berselingkuh merupakan hal yang wajar.

b. Akan ada banyak kasus poligami yang akan terjadi. Faktor ini

biasanya terjadi disebabkan seoarang laki-laki yang berkeinginan

untuk poligami sedangkan status laki-laki tersebut adalah seorang

pegawai negerti. Pegawai negeri dalam aturannya tidak boleh

menikah lebih dari satu isteri. Selain yang berstatus sebagai

pegawai negeri, laki-laki tersebut tidak mau mengikuti prosedur

izin poligami yang sudah di tetapkan, dan tidak mau izin kepada

isteri pertamanya, dan tidak mau mengurusi surat izin berpoligami.

56

1 orang dari 10 pelaku nikah sirri yang penulis wawancara mengakui alasan tersebut. 57

Wawancara peribadi dengan 10 pelaku nikah siri

Page 66: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

56

58

c. Tidak adanya kejelasan status isteri dan anak baik di mata hukum

Indonesia maupun di mata masyarakat sekitar.

d. Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai

pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum laki-laki.

Maka dengan demikian jika dilihat dari dampak-dampak yang ada,

semakin terlihat bahwasannya nikah sirri lebih banyak membawa dampak

negative di banding dampak positifnya. Serta akibat hukum dari nikah sirri

itu sendiri adalah:

1) Sebagai seorang isteri tidak dapat menuntut suami untuk memberikan

nafkah lahir maupun batin.

2) Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang

suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada seperti nasib anak

kecil dari pernikahan yang dianggap nikah sirri itu, akan terkatung-

katung. Tidak bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran.

Sedangkan, semua sekolah saat ini mensyaratkan akta kelahiran.

3) Dalam hal pewarisan, anak-anak yang lahir dari pernikahan sirri

maupun istri yang dinikahi secara sirri, akan sulit untuk menuntut

haknya, karena tidak ada bukti yang menunjang tentang adanya

hubungan hukum antara anak tersebut dengan bapaknya atau antara

isteri sirri dengan suaminya tersebut.

4) Dan dampaknya nanti kepada status anak. Kalo mereka melakukan

pernikahan sirri bisa saja status anaknya menjadi anak ibu.59

4. Masyarakat Cisarua dalam Memahami Pencatatan Perkawinan

Lebih lanjutnya diatur bahwa adanya kewajiban untuk tiap-tiap

perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perkawinan dicatatkan guna mendapatkan akta perkawinan. Akta

58

1 orang dari 10 pelaku nikah siri yang penulis wawancara mengakui alasan tersebut. 59

Irma Devita, Akibat Nikah Siri.http://irmadevita.com.Diakses pada Tanggal 30

September 2018 pada pukul 21:00 WIB.

Page 67: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

57

perkawinan adalah bukti telah terjadinya atau berlangsungnya perkawinan,

bukan yang menentukan sah tidaknya perkawinan. Ketiadaan bukti inilah

yang menyebabkan anak maupun istri dari perkawinan siri tidak memiliki

setatus hukum.

Pencatatan perkawinan adalah pendataan administrasi sebuah

perkawinan dengan mendaftarkannya kepada Kantor Urusan Agama

(KUA). Pencatatam perkawinan memegang peranan yang sangat penting

dalam suatu pelaksanaan perkawinan, hal ini dikarenakan pencatatan

perkawinan merupakan suatu syarat yang menentukan akan diakui atau

tidaknya sebuah perkawinan oleh Negara. Begitu pula akan adanya akibat-

akibat hukum yang terjadi setelah perkawinan tersebut terlaksana. 60

Sebagaimana yang telah dijelaskan peneliti, perkawinan secara

agama walaupun sah tetapi tidak dilakukan pencatatan secara sah

berdasarkan undang-undang tidak memiliki kekuatan hukum dan

karenanya dianggap tidak pernah ada dalam catatan Negara atau dengan

kata lain perkawinan tersebut tidak diakui oleh Negara. Konsekuensinya

anak yang telah lahir dari pernikahan siri itu setatusnya merupakan anak

diluar nikah. Akibatnya anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya

mempunyai hubungan ke ibu saja.

Syarat dan tata membuat akta kelahiran anak luar kawin:

a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran,

b. Nama dan identitas saksi kelahiran.

c. Kartu tanda penduduk ibu.

d. Kartu keluarga ibu.

e. Kutipan akta nikah/akta perkawinan orang tua

Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai kutipan akta nikah/

60

Ferdinand Sembiring, “Prosedur Pelaksanaan Pencatatan Perkawinan Pada Kantor

Kependudukan Dan Catatan Sipil Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Kantor

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan)”, https://jurnal.usu.ac.id, h. 3.

Page 68: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

58

akta perkawinan orang tua, pencatatan kelahiran tetap dilaksanakan. Anak

yang lahir diluar perkawinan yang sah dari kedua orang tua-nya tentu tidak

dapat menyebarkan kutipan akta nikah/akta perkawinan orang tua. Akan

tetapi, berdasarkan ketentuan di atas, pencatatan kelahiran tetap dapat

dilaksanakan yang berarti tata cara memperoleh (kutipan) akta kelahiran

untuk anak luar kawin adalah sama saja dengan cara memperoleh akta

kelahiran pada umumnya.

Tata caranya, apabila pencatatan hendak dilakukan di tempat

domisili ibu, pemohon mengisi formulir keterangan kelahiran dengan

menunjukan persyaratan-persyaratan di atas kepada petugas registrasi di

kantor desa atau kelurahan. Formulir tersebut ditanda tangi oleh pemohon

dan diketahui oleh kepala desa atau lurah. Kepala desa atau lurah yang

akan melanjutkan formulir tersebut ke unit pelaksana teknis instansi

pelaksana untuk diterbitkan kutipan akta kelahiran atau kecamatan untuk

meneruskan formulir surat keterangan kelahiran kepada instansi pelaksana

jika unit pelaksana teknis dinas instansi pelaksana tidak ada. Pejabat

Pencatatan Sipil pada instansi pelaksana/UPTD instansi pelaksana akan

mencatat dalam register akta kelahiran dan menerbitkan kutipan akta

kelahiran dan menyampaikan kepada kepala desa atau lurah kepada

pemohon. Apabila pencatatan hendak dilakukan di luar domisisli ibu si

anak, maka pemohon mengisi formulir surat keterangan kelahiran dengan

menyerahkan surat kelahiran dari dokter, bidan atau penolong kelahiran

dan menunjukan KTP ibuna kepada instansi pelaksana.61

Selain hal-hal tersebut diatas Akta Nikah dilampirkan naskah

perjanjian perkawinan (taklik talak/penggantungan talak) yaitu teks yang

dibaca suami setelah akad nikah sebagai perjanjian kesetiaannya terhadap

isteri. Sesaat setelah dilangsungkan akad nikah, kedua mempelai

menandatangni Akta Nikah dan salinannya telah disiapkan Pegawai

Pencatat berdasarkan ketentuan yang berlaku. Setelah itu, diikuti

61

Wawancara pribadi dengan Usep Sugeng, Sekretaris Kecamatan Cisarua.

Page 69: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

59

penandatanganan oleh kedua saksi dan pegawai pencatat yang menghadiri

akad nikah. Kemudian wali nikah atau yang mewakilinya, juga ikut

mendatangani. Dengan pendandatangan Akta Nikah dan salinannya maka

perkawinan telah tercatat secara resmi (pasal. 11 PP. 9/1975) dan

mempunyai kekuatan hukum (KHI pasal. 6 ayat 2)

Akta Nikah selain merupakan bukti otentik suatu perkawinan, ia

memiliki manfaat sebagai jaminan hukum apabila salah seorang suami

atau isteri melakukan suatu tindakan yag menyimpang. Misalnya, seorang

suami tidak memberikan nafkah yang menjadi kewajibannya, sementara

sebenarnya ia mampu, atau suami melanggar ketentuan taklik talak yang

telah dibacanya, maka pihak isteri yang dirugikan dapat mengadu dan

mengajukan perkaranya ke pengadilan. Akta Nikah juga berguna untuk

membuktikan keabsahan anak dari perkawinan itu. Upaya hukum ke

pengadilan tentu tidak dapat dilakukan, apabila perkawinan tidak

dibuktikan dengan akta tersebut. Oleh karena itu, pasal 7 Kompilasi

Hukum Islam menegaskan pada ayat (1) perkawinan hanya dapat

dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat

Nikah.62

Adapun manfaat Akta Nikah yang bersifat represif dapat dijelaskan

sebagai berikut. Bagi suami isteri yang karena sesuatu hal perkawinan

tidak dibuktikan dengan Akta Nikah, Kompilasi membuka kesempatan

kepada mereka untuk mengajukan permohonan isbat nikah (penetapan)

kepada Pengadilan Agama.

Inilah yang hemat penulis, pencatatan sebagai tindakan represif.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat, agar di dalam

melangsungkan perkawinan tidak hanya mementingkan aspek-aspek

hukum fiqh saja, tetapi aspek-aspek keperdataan juga perlu diperhatikan

secara seimbang. Jadi, pencatatan adalah merupakan usaha pemerintah

62

Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998).

Cet. 3. h. 21.

Page 70: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

60

untuk mengayomi masyarakat demi terwujudnya ketertiban dan keadilan.

Pasal 7 ayat (2) dan (3) menyebutkan:

Ayat 2: Menurut pasal 2 dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan

dengan akta Nikah, dapat diajukan isbat nikahnya ke Pengadilan Agama;

Ayat 3: Isbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan:

a. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian

b. Hilangnya Akta Nikah;

c. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat

perkawinan;

d. Adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakuya Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974

e. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak

mempunyai halangan perkawinan menurut Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974.

Dan jika persyaratan persyaratan diatas tidak terpenuhi, Kantor

Urusan Agama menolak untuk melakukan prosesi pembuatan surat

permohonan Isbat Nikah.63

Adapun yang berhak mengajukan permohonan Isbat Nikah

menurut Kompilasi Hukum Islam ayat (4) tersebut adalah suami atau

isteri, anak-anak mereka, wali nikah, dan atau pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perkawinan itu. Akta Nika, menurut ketentuan

pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dibuat dalam rangkap

2; pertama disimpan oleh Pegawai Pencatat, kedua disimpan pada Panitera

Pengadilan dalam wilayah Kantor Pencatatan Perkawinan itu berada (ayat

1). Kepada suami dan isteri masing-masing diberikan kutipan akta

perkawinan (ayat 2).

Pencatatan perkawinan dan aktanya, bagi sebagian masyarakat

tampaknya masih perlu disosialisasikan. Boleh jadi hal ini, akibat

63

Wawancara pribadi dengan, Ubaedillah, Wakil Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, 26 September 2018.

Page 71: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

61

pemahaman yang fiqh sentris, yang dalam kitab-kitab fiqh hampir tidak

pernah dibicarakan, sejalan dengan situasi dan kondisi waktu fiqh itu

ditulis. Namun apabila kita coba perhatikan ayat mudayanah (Al-Baqarah,

2:282) mengisyarakat bahwa adanya bukti otentik sangat diperlukan untuk

menjaga kepastian hukum. Bahwa redaksinya dengan tegas

menggambarkan bahwa pencatatan didahulukan daripada kesaksian, yang

dalam perkawinan, menjadi salah satu rukun.

Praktek pemerintah yang mengatur tentang pencatatan perkawinan

dan dibuktikannya dengan akta nikah, merupakan istislah atau maslahat

nursalah. Hal ini karena meski secara formal tidak ada ketentuan ayat atau

sunnah yang memerintahkan pencatatan, kandungan maslahatnya sejalan

dengan tindakan syara‟ yang ingin mewujudkan kemaslahatan bagi

manusia. Dengan analisis tersebut, dapat ditegaskan bahwa pencatatan

perkawinan merupakan ketentuan yang perlu diterima dan dilaksanakan

oleh semua pihak.

Page 72: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan rangkaian pembahasan dalam skripsi ini, maka

penulis memberapa kesimpulan, yaitu:

1. Peran KUA adalah melakukan sosialisasi mengenai pentingnya

pencatatan perkawinan, mengadakan program penyuluhan isbat nikah

yang di adakan oleh Kecamatan, KUA, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten Bogor melalui forum minggon atau seminggu sekali. Isi

program tersebut menjelaskan pentingnya Akta Nikah dan fungsi dari

akta nikah itu. sehingga status anak mereka jelas sampai pada

pembagian waris di Pengadilan Agama mereka bisa mengajukan

perlawanan hukum. Dari diadakanya program itu tidak hanya

mendengarkan keluhan masyarakat namun dari pihak KUA di berikan

waktu untuk mensosialisasikan agar masyarakat yang belum

mempunyai surat akta nikah, agar diadakan isbat nikah oleh Kantor

Urusan Agama. Maka dari itu KUA, Pengadilan Agama, dan

Kementrian Agama mengadakan yang namanya isbat nikah keliling,

dimana program tersebut biasa dilakukan di tempat yang berbeda.

2. Adapun faktor penyebab terjadinya Nikah Siri pada masyarakat

Cisarua Kabupaten Bogor: pertama; Faktor Ekonomi karena sulitnya

dalam membayar biaya perkawinan sehingga proses pernikahannya

hanya melakukan nikah siri, yang terbilang pernikahannya tidak sulit

dan biaya ringgan. Kedua; Hamil di Luar Nikah, dikarenakan tidak

mendapatkan restu orang tua, atau karena pergaulan bebas yang

sekarang sangat marak biasa terjadi dikalangan anak muda di zaman

yang modern ini. Ketiga; Faktor Agama Sebagian orang berkeyakinan

tidak perlu melakukan pencatatan, tapi cukup kepada kiyai dan karena

pencatatan bukan syarat atau rukun nikah. Keempat; Tidak mengurus

surat izin poligami, Faktor ini biasanya terjadi disebabkan seoarang

Page 73: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

63

laki-laki yang berkeinginan untuk poligami sedangkan status laki-laki

tersebut adalah seorang Pegawai Negeri

B. Saran

1. Kepada Pemerintah

a. Setelah penulis melakukan analisis terhadap Kasus isbat nikah

terhadap nikah siri yang terjadi di Cisarua ini, penulis memiliki

beberapa saran agar pemerintah melakukan revisi terhadap Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam mengatur

permasalahan itsbat nikah. Yang mana penulis merasa bahwa Undang-

undang tersebut perlu untuk diperbaharui agar sesuai dengan

perkembangan zaman.

b. Berdasarkan kasus dalam penetapan ini, bagi Kementerian Agama

melalui Kantor Urusan Agama (KUA) agar melakukan langkah-

langkah preventif/pencegahan terhadap kasus masalah pencatatan

perkawinan. Langkah-langkah preventif yang dimaksud adalah dengan

memberikan informasi dan sosialisasi akan teknis pencatatan

perkawinan kepada masyarakat untuk menghindari segala

kemungkinan akan tidak terulang kembali kasus perkawinan tidak

dicatat di Kantor Urusan Agama.

c. pihak pemerintah daerah setempat hendaknya lebih memperhatikan

daerah pelosok yang membutuhkan bantuan dalam memerangi

kemiskinan.

2. Kepada Masyarakat.

a. Masyakat harus ikut membantu mencegah terhjadi pernikahan siri

yang lebih banyak karena mempunyai resiko yang cukup besar bagi

perempuan dan anak. Dan sepatutnya selalu ikut berpartisipasi dalam

memberikan masukan terhadap hal-hal yang menyangkut dengan

pernikahan.

b. Pelaku pernikahan siri harus lebih memahami resiko yang harus

diterima dari tindakan yang mereka pilih. Pelaku hendaknya membuat

pengesahan pernikahan (isbat nikah) agar anak-anak yang dilahirkan

Page 74: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

64

dari pernikahan tersebut dapat menjalani kehidupan dengan baik dan

dapat meraih masa depan yang lebih baik.

c. Bagi masyarakat pada umumnya harus pro aktif dalam bertanya atau

pro aktiff dalam mencari tau infomrasi mengenai pencatatan

perkawinan pada Kantor Urusan Agama di daerah setempat, dan KUA

agar selalu berupaya aktif dalam melakukan sosialisasi kepada

masyarakat mengenai kewajiban pencatatan perkawinan.

Page 75: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

65

DAFTAR PUSTAKA

AL-Qur’an dan Hadits

Buku

Aminuddin dan Abidin Slamet, Fiqh Munakahat I (Bandung: pustaka Setia,

1999),

Al-Juzairi Abdu Al-Rahman, Al-Fiqh „Ala Mazahib Al-Arba‟ah, jilid 4 (Beirut:

Lubnan, 1990), hlm.2, sebagaimana dikutip oleh Amin Suma, Hukum

Keluarga Islam Di Dunia Islam, Cet I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004).

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: CV. Akademika

Pressindo. 1995 ).

Ali Zainuddin, Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006).

Abdullah Abdul Ghani, Himpunan Perundang-undangan dan Peratura Peradilan

Agama, (Jakarta: Intermasa, 1991).

Darajat Zakiyah, Ilmu Fikih (Jakarta: Departemen Agama RI, 1985).

Djubaidah Neng.“Pencatatan Perkawinan&Perkawinan Tidak Dicatat: menuru

hukum tertulis di Indonesia dan Hukum Islam” (Jakarta: Sinar Grafika,

2012).

Fuady Munir, Konsep Hukum Perdata, (PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014).

Page 76: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

66

Ghanduri Ahmad, al-Ahwal al- Syahshiyah fi Tasyri al- Islami, Cet. IV, (Beirut:

Maktabah al-Falah, 2001).

Ghifari Al Abu, Fiqih Remaja Kontemporer (Bandung, Media Qalbu, 2005).

Hasan Iqbal, Pokok-Pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Graha

Indonesia, 2002).

Kharlie Ahmad Tholabi, Hukum Keluarga Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika

2013).

Kustini, Wahab Abdul Jamil, “Fenomena Kawin Kontrak dan Prostitusi Dawar di

Kawasan Puncak Bogor” (Jurnal, Al-Qalam,)

Muthiah Aulia, Hukum Islam.”Dinamika Seputar Hukum Keluarga”

(Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2017).

M. Karman dan Supiana, Materi Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004).

Munawwir Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir (Arab-Indonesia

Yogyakarta:Pustaka Progresif, 1991).

Muzarie Mukhlisin, Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil, (Yogyakarta:

Pustaka Dinamika, 2002).

Mubarok Jaih, Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung, Pustaka

Bani Quraisy, 2005).

Manan Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2006).

Muhammad bin Ismail Al- Kahlaniy, Subul al-Salam, ( Bandung: Dahlan, t.t. ),

jilid 3, h. 109, Lihat pula Al-Syarif Ali bin Muhammad Al-Jurjaniy, Kitab

Al-Ta‟rifat, ( Beirut: Dar Al- Kutub Al-„Ilmiyah, 1998).

Page 77: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

67

Nurudin Amirur dan Tarigan Azhari Akmal, hukum Perdata Islam di Indonesia

(Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No 1/1974 sampai

KHI), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).

Rofiq Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

1998).

Sembiring Rosnidar, “Hukum keluarga:Harta-Harta Benda Dalam Perkawinan”

(Jakarta: RajawalI Pers, 2016).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung,

Alfabeta, 2015).

Sudarsono, hukum kekeluargaan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991).

Shihab M. Quraish, tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qu‟ran

Sopyan Yayan, Islam dan Negara- Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam

Hukum Nasional. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011).

Warson Al-Munawwir Ahmad, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap,

edisi II, cet. XIV, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997).

Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, (Beirut; Dar al- Fikr, 1989).

Jurnal

Ainani, Ahmad, Itsbat Nikah Dalam Hukum Perkawinan di Indonesia: Jurnal

Darussalam, Volume 10, No.2, Juli-Desember 2010.

Abdul Jamil Wahab, Kustini, “Fenomena Kawin Kontrak dan Prostitusi Dawar di

Kawasan Puncak Bogor” http://Jurnal.uinbanten.ac.id. Jurnal Al-Qalam.

Volume 13, No. 2 (Juli-Desember 2016),

Page 78: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

68

Sanawiah, “Isbat Nikah Melegalkan Pernikahan Siri Menurut Hukum Positif dan

Hukum Agama (Studi di Pengadilan Agama Palangka Raya)”. Jurnal

Anterior, Volume 15, No. 1, Desember 2015, h., 94-103.

Usman, Racmadi, Makna Pencatatan Perkawinan Dalam Peraturan Perundang-

undangan Perkawinan Di Indonesia, Jurnal LEGISLASI INDONEISA,

Volume 14, No. 03 September 2017.

Perundang-undangan

Kompilasi Hukum Islam.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang

Perkawinan.

Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975 tentang Kewajiban Pegawai-

Pegawai Nikah Dan Tata Kerja Pengadilan Agama Dalam Melaksanakan

Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan Bagi Yang Beragama Islam.

Undang-undang Dasar 1945.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 jo. Undang-undang Nomor 32 Tahun

1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 3 tahun 2006

jo. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilam Agama.

Website

Bayu Rahmawanto, Profil dan Letak Gepgrafis Kecamatan Cisarua,

http://kecamatancisarua.bogorkab.go.id. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2018

pukul 20:30 WIB.

Irma Devita, Akibat Nikah Siri, http://irmadevita.com. Diakses pada tanggal 30

September 2018 pukul 21:00 WIB.

Page 79: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

69

Sembiring, Ferdinand, “Prosedur Pelaksanaan Pencatatan Perkawinan Pada

Kantor Kependudukan Dan Catatan Sipil Ditinjau Dari Hukum

Administrasi Negara (Studi Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Medan)”, https://jurnal.usu.ac.id.

Page 80: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten
Page 81: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten
Page 82: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten
Page 83: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

Nama Lengkap :H. Asep A. Sanusi, M.,M. dan Drs. H. Ubaedilah, M. Pd.I

Jabatan : Ketua dan Wakil KUA Kecamatan Cisarua

Tanggal : 25 September 2018

1. Bagaimana perkembangan Isbat Nikah di Kantor Urusan Agama Cisarua

Kabupaten Bogor?

Perkembangan isbat nikah disini meningkat. Karena kebutuhan

masyarakat itu sangat urgen sekali sekarang dan pemahaman dan

kesadaran terhadap hukum akan pentingnya pencatatan perkawinan.

Dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya yang tidak punya buku

nikah. Alasannya mereka meminta bantuan kepada KUA karena

ketidak tahuan mereka dalam mengajukan permohonan Isbat Nikah ke

Pengadilan Agama.

2. Bagaimana langkah atau cara KUA mendapatkan akta nikah dalam hal

perkawinan yang tidak dicatatkan?

KUA mengarahkan tata cara mendapatkan akta nikah ke Pengadilan

Agama setelah mendapatkan penetapan isbat nikah dari Pengadilan

Agama. Datang kembali membawa penetapan Isbat Nikah ke KUA

akan diproses untuk mendapatkan akta nikah.

3. Faktor apa yang menyebabkan Isbat Nikah di Kecamatan Cisarua?

Karena masyarakat mulai paham dan sadar hukum akan pentingnya

pencatatan perkawinan dan juga mengetahui kerugian bila tidak

mempunyai akta nikah. Contoh yang sangat urgen dari adanya akta

nikah adalah berangkat haji. Jika tidak memiliki akta nikah maka

pemberangkatan hajinya bisa ditolak.

Page 84: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama Lengkap : Drs. Hj. Tati Suningsih. S.H., M.H.

Jabatan : Panitera Pengganti Pengadilan Agama Cibinong

Tanggal : 25 Januari 2019

1. Apa pendapat ibu tentang isbat nikah?

Pengesahan perkawinan yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan

Agama atau disebut Isbat Nikah yaitu merupakan cara yang dapat

ditempuh oleh orang yang sudah menikah akan tetapi pernikahannya

tidak tercatat maka mereka mengajukan Isbat Nikah ke Pengadilan

Agama. Isbat nikah ini biasanya diajukan oleh orang yang menikah

sebelum adanya undang-undang perkawinan nomor 1 Tahun 1974.

Karena sebelum adanya undang-undang ini pernikahan memang tidak

dicatat di Kantor Urusan Agama seperti saat ini.

Disamping itu, pengesahan atau isbat nikah juga biasanya diajukan

oleh orang dengan berbagai macam alasan seperti hilangnya akta

nikah, adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat

perkawinan, perkawinan dibawah tangan, tidak mempunyai biaya

untuk mencatatkan pernikahan di KUA, Poligami tanpa izin bahkan

karena belum mengetahui sebuah pernikahan harus dicatatkan di

Kantor Urusan Agama (KUA)

2. Apa penyebab terjadinya Isbat Nikah?

Karena masyarakat tidak mengetahui pentingnya pencatatan

perkawinan. transfortasi yang jauh bahkan susah dari Pengadilan

Agama. Dan rendahnya pendidikan betapa pentingnya pencatatan

perkawinan, yang masih percaya dengan adanya amil, ustadz, dan

tokoh masyarakat bahwa pernikahan sah tetapi tidak mengetahui

bahwa pernikahan mereka sah tidak sah dimata Hukum Negara. Salain

itu dengan tidak dicatatanya pernikahan maka nantinya akan

menyulitkan saat mengajukan beberapa keperluan administrasi seperti

Page 85: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

saat ingin membuat akta kelahiran anak, mendaftarkan ibadah haji,

penetapan ahli waris dan keperluan-keperluan administrasi lainnya.

3. Menurut ibu Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dominan

tingginya sidang Isbat Nikah di Pengadilan Agama Cibinong khususnya

pada tahun 2017-2018?

Faktor yang pertama karena masyarakat tidak mengetahui akan

pentingnya suatu pencatata perkawinan

Faktor yang kedua ialah rendahnya pendidikan,

Faktor yang ketiga ialah masyarakat yang masih mempercayai dengan

adanya Amil, Ustadz dan took masyarakat dalam melaksanakan

pernikahan dan

Faktor yang keempat ialah kurangnya sosialisasi terhadap pentingnya

suatu pencatatan perkawinan khususnya masyarakat yang jauh dari

instansi-instansi Pemerintahan atau daerah pelosok.

4. Menurut ibu bagaimana untuk mengurahi tingginya perkawinan yang tidak

dicatatkan?

PA, PEMDA, KEMENAG, dan KUA harus lebih sering melakukan

sosialisasi dan program-program terhadap masyarakat terhadap

pentingnta suatu pencatatan-pencatatan perkawinan agar masyarakat

awam mengerti dan paham pentingnya suatu pernikahan dan

menjelaskan banyak kerugian terhadap perkawinan yang tidak

dicatatkan. Terutama kepada pedesaan yang jauh dari Pengadilan

Agama untuk selalu mengadaka Isbat Nikah keliling agar masyarakat

bisa mendapatkan penetapan nikah tanpa harus datang langsung ke PA

Cibinong.

Page 86: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

HASIL WAWANCARA

1.

NAMA : Mustakim

Alamat : Cisarua

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Pedagang

P: Apakah bapak mengetahui pernikahan sirri?

J: Iya saya mengetahuinya.

P: Apah alasan bapak menikah sirri?

J: Faktor ekonomi yang mendorong saya sehingga saya melakukan nikah

sirri

P: Apakah bapak tau tentang Isbat Nikah?

J: Ya, Saya tau tentang isbat Nikah.

P: Apakah bapak termaksud golongan yang mengajukan isbat nikah?

J: Ya, saya termaksud golongan yang mengajukan isbat nikah.

P: Apa alasan bapak mengajukan isbat nikah?

J: Alasan saya mengajukan isbat nikah karena melihat dari perkembangan

zaman yang sudah semakin kesini semakin modern. Tentunya dalam masalah

perekonomian bukan dari saya saja yang terus menerus untuk mencari nafkah.

Pasti Akan terus turun temurun. Mangkannya saya mengajukan isbat nikah agar

pernikahan saya memiliki kekuatan hukum yang ada dinegara ini tentunya dan

setatus perkawinan saya di akui oleh Negara.

Page 87: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

2.

NAMA : Reza Saifullah

Alamat : Cisarua

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Petani

P: apakah bapak mengetahui Pernikahan Sirii?

J: iya, saya mengetahuinya.

P: apa alasan bapak menikah sirri?

J: Alasan saya menikah sirri karena memudahkan saya dalam menikah,

faktor ekonomi lah yang menjadi pilihan saya menikah sirri pada waktu itu.

P: Bapak tau tentang isbat nikah?

J: iya, saya mengetahuinya.

P: apakah bapak sudah mengajukan isbat nikah baik di KUA atau di

Pengadilan Agama?

J: iya, saya sudah mengajukan isbat nikah baik di KUA atau di Pengadilan

Agama.

P: apah alasan bapak mengajukan isbat nikah?

J: alasan saya mengajukan isbat nikah, karena saya ada iktikad baik untuk

berangkat naik haji. Kalo tanpa ada akta pernikahan bagaimana bisa saya

berangkat haji Cuma karena status perkawinan saya tidak ada identitas nya. syarat

naik haji itu kan salah satunya harus ada password. Nah maka dari itu saya

mengajukan isbat nikah ke pengadilan agama melalui arahan dari KUA sini. itu

yang saya dapet dari pengalaman ketika pemerintah setempat mengadakan

sosialisasi tentang penting nya pernikahan di catatkan di Kantor Urusan Agama.

Page 88: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

3.

Nama : Rizky

Alamat : Cisarua

Umur : 45 Tahun

Pekerja : Tokoh Agama

P: apakah bapak mengetahui pernikahan sirri?

J: iya, saya mengetahuinya

P: apah alasan bapak menikah sirri?

J: iya jadi dulu saya melakukan nikah sirri karena pada waktu itu yang

terbilang umur saya masih muda. Setelah saya menyelesaikan pendidikan di

pesantren saya berencana ingin menikah secepatnya karena untuk menghindari

pergaulan bebas yang semakin marak setiap tahun. Jadi saya meminta pendapat

dan saran ke abah saya untuk segera menikahi saya dengan wanita pilihan abah

saya. Dan saya pun dikenalin oleh wanita yang mau dijodohin kepada saya. proses

perkenalanpun berjalan lancar dan ada kecocokan disana sini. Jadi saya segera

melakukan nikah secepatnya tanpa harus dicacatkan terlebih dahulu diKantor

Urusan Agama.

P: Terus apakah bapak mengetahui tentang isbat nikah?

J: iya saya juga mengetauinya

P: alasan bapak mengajukan isbat nikah?

J: karena saya ingin mengembangkan perekonomian keluarga melalui

pernikahan yang dicatatankan di Kantor Urusan Agama dan pernikahan saya di

akui oleh Negara dan setatus pernikahan saya jelas. sehingga dimana nanti

hasilnya akan baik dikeluarga saya terutama dalam status perkawinan saya dan

status anak saya. Karena saya tidak mungkin juga mengikuti semua perjalanan

hidup abah saya. Atau mengikuti zaman dahulu.

Page 89: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

4.

Nama : Ferry

Alamat : Cisarua

Umur : 32 Tahun

Pekerjaan : Pekerja Swasta

P: Apakah bapak mengetahui pernikahan sirri?

J: Iya, saya mengetahuinya.

P: Apah alasan bapak menikah sirri?

J: iya alasan saya menikah sirri karena faktor biaya nikah yang sangat

mahal, dan harus mendaftarkan ke KUA dengan biayaa yang kata orang mahal,

padahal jika dilihat hukum nikah sendiri itu kan ibadah, lantas kenapa pihak dari

KUA memahalkan biayaya nikah. Dan keadaan ekonomi seperti saya yang sulit

kiranya jika melakukan nikah di KUA karena terbentur dengan biaya nikah yang

mahal sehingga saya harus melakukan proses pernikahan secara sirri.

P: Apakah bapak mengetaui tentang Isbat Nikah?

J: Iya saya tau tentang isbat nikah.

P: Apakah bapak sudah mengajukan isbat nikah?

J: Iya saya sudah mengajukan isbat nikah.

P: Apah alasan bapak mengajukan isbat nikah?

J: iya alasan saya mengajukan isbat nikah karena saya ingin menciptakan

perekonomian saya entah nanti dari saya atau lewat anak anak saya nanti. Karena

dengan mengajukan isbat nikah maka setatus perkawinan saya kan jelas dan

setatus anak saya pun juga jelas. Karena perkembangan di Negara ini terutama di

dunia pendidikan syarat pendaftaran itu harus ada akta nikah nya. Sehingga

memudahkan anak saya untuk bersekolah nantinya.

Page 90: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

5.

Nama : Yahya Faisal

Alamat : Cisarua

Umur : 30

Pekerjaan : Buruh Pabrik

P: Apakah Bapak mengetahui tentang nikah sirri?

J: Iya saya tau.

P: Apah alasan Bapak menikah sirri?

J: Karena saya terbentur biaya menikah di KUA yang sangat ribet dan

mahal. Saya orang yang tidak mampu hasil dari pekerjaan pun kadang harus saya

tabung dan kadang saya habiskan untuk keperluan yang lain. Sehingga saya harus

melakukan pernikahan sirii terlebih dahulu.

P: Apakah Bapak mengetahui tentang isbat nikah?

J: Iya saya mengetahuinya

P: Apakah Bapak sudah mengajukan Isbat Nikah?

J: iya saya sudah mengajukan Isbat Nikah

P: Apah alasan bapak mengajukan Isbat Nikah?

J: Alasan saya mengajukan Isbat Nikah dari arahan KUA yaitu untuk

kepentingan pernikahan saya kedepan baik dari setatus pernikahan saya, sampai

anak saya nanti yang ingin bersekolah atau ingin bekerja nanti.

Page 91: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

6.

Nama : Zahrah

Alamat : Cilember

Umur : 24 Tahun

Pekerjaan : warung kopi

P: Apakah ibu mengetahui tentang nikah sirri?

J: Iya, saya mengetahui nya.

P: Apah ibu termaksud yang melakukan pernikahan sirri?

J: Iya saya termaksud yang melakukan pernikahan sirri/

P: Apah alasan ibu menikah sirri?

J: Alasan saya menikah sirri karena saat itu umur saya yang terbilang

masih sangat muda dan tidak mendapatkan izin dari orang tua saya untuk menikah

muda. Sehingga saya dengan pasangan saya berusaha untuk bisa menikah muda.

Berbagai cara sudah kami lakukan supaya bisa mendapatkan restu dari orang tua.

Akhirnya kami melampaui batas sehingga melakukan sex bebas. Dan untuk

penutupi aib keluarga akhirnya kami dinikahi.

P: Apah alasan ibu segitu nekatnya untuk melakukan perbuatan seperti

itu?

J: Saya sangat mencintai dan menyayangi pasangan saya pasangan saya

pun demi kian. Sehingga kami tidak mau lepas.

P: Apakah ibu mengetahui Isbat Nikah?

J: Iya saya tau, belum lama ada sosialisasinya tentang isbat nikah

P: Apakah ibu sudah mengajukan isbat nikah?

J: iya saya sudah mengajukan isbat nikah

Page 92: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

P: Apah alasan ibu mengajukan isbat nikah?

J: Alasan saya mengajukan isbat nikah. Karena kami ingin pernikahan

kami diakui oleh Negara dan yang terbilang umur saya masih muda. Sehingga

memudahkan saya untuk segala urusan

Page 93: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

7.

Nama : Nopi

Alamat : Cilember

Umur : 25

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

P: Apakah ibu mengetahui nikah sirri?

J: Iya saya mengetahuinya

P: Apah Alasan Ibu nikah sirri?

J: Iya alasan saya menikah sirri itu, karena saya sudah hamil duluan diluar

nikah. Sehingga untuk menutupi AIB keluarga terlebih dahulu, kami melakukan

pernikahan sirri tanpa harus dicacatkan di KUA.

P: Apakah ibu mengetahui Isbat nikah?

J: Iya saya mengetahuinya

P: Apakah ibu sudah mengajukan isbat nikah?

J: iya saya sudah mengajukan isbat nikah

P: Apah Alasan Ibu mengajukan Isbat Nikah?

J: Iya pertama karena pernikahan kami ingin diakui oleh Negara dan

mempunyai kekuatan hukum tetap. Sehingga untuk keperluan yang sekiranya

harus ada bukti pernikahan kami tidak kerepotan untuk mengurusinya.

Page 94: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

8.

Nama : syahrul

Alamat : Tugu Selatan

Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : Buruh Pabrik

P: Apakah Bapak Mengetahui nikah sirri?

J: iya, saya mengetahuinya.

P: Apah alasan Bapak Nikah Sirri?

J: Iya karena yang saya tau biaya pernikahan itu sangat mahal dan sangat

menyulitkan kita yang ingin menikah. Saya mencoba berbicara ke ustad setempat

untuk berdiskusi. Akhirnya saya mengambil kesimpulan untuk melakukan

pernikahan sirri.

P: Apakah Bapak tau tentang isbat nikah?

J: Iya, saya tau

P: Apakah Bapak sudah mengajukan Isbat Nikah?

J: Iya saya sudah mengajukan isbat nikah

P: Apah alasan Bapak mengajukan Isbat Nikah?

J: iya yang saya tau biaya Isbat Nikah itu tidak terlalu mahal dan

Prosesnya bisa dibantu oleh pihak KUA sehingga saya ingin mengajukan Isbat

Nikah agar pernikahan kami juga diakui oleh Negara.

Page 95: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

9.

Nama : Reza

Alamat : Tugu Selatan

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Pedagang

P: Apakah Bapak mengetaui tentang Nikah Sirri?

J: Iya saya mengetahuinya

P: Apah Alasan Bapak Nikah Sirri?

J: Iya karena dulu pengetahuan tenta Pencatatan Nikah itu sangat kurang

dan ditambah biaya yang mahal. Sehingga saya mempinta pendapat kepada ustad

saya bagaimana cara agar saya melakukan pernikahan tidak melanggar aturan

yang ada. Pemahaman serta masukan yang sangat baik sehingga kami bertekad

untuk menikah sirri. Dan ustad saya sebagai wali dalam pernikahan saya.

P: Apakah Bapak tau tentang Isbat Nikah?

J: Iya saya tau Isbat Nikah

P: Apakah bapak sudah mengajukan isbat nikah?

J: Iya saya sudah mengajukan Isbat Nikah

P: Apah alasan Bapak mengajukan Isbat Nikah?

J: iya jika dilihat sekarang pencatatan pernikahan itu sangat penting dan

guna nya untuk kebaikan keluarga saya juga nantinya dan mendapat arahan juga

dari pihak pemerintah setempat dari acara sosialisasi. Sehingga saya mengajukan

Isbat Nikah.

Page 96: PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM MENYUKSESKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44566/1/MUHAMMAD... · terjadinya nikah siri. pada masyarakat Cisarua Kabupaten

10.

Nama : dewi

Alamat : Tugu Utara

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

P: Apakah Ibu mengetahui Nikah Sirri?

J: Iya saya mengetahuiny

P: Apah alasan ibu Menikah Sirri?

J: Alasan saya menikah sirri karena saya adalah istri kedua dari suami

saya. Dengan tidak ingin mengurus izin poligami dan tidak disetujui oleh isteri

pertamanya sehingga suami saya menikah sirri dengan saya.

P: Apakah ibu mengetahui Isbat Nikah?

J: Iya saya tau

P: Apakah ibu sudah mengajukan isbat nikah?

J: Iya saya sudah mengajukan isbat nikah

P: Apah alasan ibu mengajukan isbat nikah

J: Iya maksud saya mengajukan isbat nikah jika suatu saat ada

permasalahan didalam keluarga saya. Baik dari tanggung jawab seorang suami

menafkahi isteri-isterinya dan memberi nafkah kepada keluarganya. Sehingga

memudahkan saya untuk melakukan proses perceraian.

P: Apakah suami ibu mensetujui pengajuan isbat nikah ini?

J: iya suami saya setuju dan mendukung apapun pekerjaan yang saya

lakukan, selagi pekerjaan itu baik di antara saya dan suami saya.