PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di...

34
BAB 7 PARKIR 7.1 PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir, oleh karena itu, ruang parkir tersebar di tempat asal perjalanan bisa di garasi mobil, di halaman dan di tujuan perjalanan, di pelataran parkir, gedung parkir ataupun di tepi jalan. Karena konsentrasi tujuan perjalanan lebih tinggi daripada tempat asal perjalanan, maka biasanya menjadi permasalahan di tujuan perjalanan. Namun sebelum lebih jauh kita harus mengetahui lebih dahulu definisi parkir dan stop/berhenti, parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak ber- gerak suatu kendaraan untuk sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam perubahan dalam demografi, ekonomi maupun sosial mempunyai implikasi ter- tentu kepada sektor parkir. Dalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah. Instrumen yang umum dikenal adalah: peraturan, perizinan lokasi parkir dan pengendalian harga/tarif parkir. Pola tata guna lahan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun suatu tarif parkir. Semakin mendekati pusat kota, maka harga lahan juga naik. Dengan demikian harga fasilitas parkir dapat lebih tinggi di pusat kota dibanding dengan di pinggiran kota. Kebijakan parkir dengan pembatasan biaya mampu mendistribusikan volume lalu lintas. Jalan-jalan di sekitar CBD dibebani volume lalu lintas yang besar dapat dialihkan ke pinggiran kota. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan meng- inginkan kendaraannya parkir di tempat, di mana di tempat mudah untuk dicapai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan. Dengan demikian untuk mendesain suatu area parkir di badan jalan ada 2 (dua) pilihan yakni, pola parkir paralel dan menyudut.

Transcript of PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di...

Page 1: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

BAB 7 PARKIR

7.1 PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM

Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di

tempat parkir, oleh karena itu, ruang parkir tersebar di tempat asal perjalanan

bisa di garasi mobil, di halaman dan di tujuan perjalanan, di pelataran parkir,

gedung parkir ataupun di tepi jalan. Karena konsentrasi tujuan perjalanan lebih

tinggi daripada tempat asal perjalanan, maka biasanya menjadi permasalahan di

tujuan perjalanan. Namun sebelum lebih jauh kita harus mengetahui lebih dahulu

definisi parkir dan stop/berhenti, parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu

kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak ber-

gerak suatu kendaraan untuk sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan

kendaraannya.

Adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam

perubahan dalam demografi, ekonomi maupun sosial mempunyai implikasi ter-

tentu kepada sektor parkir. Dalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka

ragam instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah. Instrumen yang umum

dikenal adalah: peraturan, perizinan lokasi parkir dan pengendalian harga/tarif

parkir.

Pola tata guna lahan merupakan salah satu hal yang penting untuk

diperhatikan dalam menyusun suatu tarif parkir. Semakin mendekati pusat kota,

maka harga lahan juga naik. Dengan demikian harga fasilitas parkir dapat lebih

tinggi di pusat kota dibanding dengan di pinggiran kota. Kebijakan parkir dengan

pembatasan biaya mampu mendistribusikan volume lalu lintas. Jalan-jalan di

sekitar CBD dibebani volume lalu lintas yang besar dapat dialihkan ke pinggiran

kota.

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan meng-

inginkan kendaraannya parkir di tempat, di mana di tempat mudah untuk

dicapai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di

badan jalan. Dengan demikian untuk mendesain suatu area parkir di badan jalan

ada 2 (dua) pilihan yakni, pola parkir paralel dan menyudut.

Page 2: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-2

Dasar pengaturan mengenai parkir adalah Keputusan Menteri Perhu-

bungan Nomor: KM 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk Umum dan

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 4 Tahun 1994 tentang Tata Cara

Parkir Kendaraan Bermotor di Jalan telah diatur fasilitas parkir untuk umum dan

tata cara parkir di jalan, dengan Keputusan Dirjen Darat No. 272/HK.105/

DRJD/96.

7.2 Penyelenggaraan Parkir

Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan pada lokasi jalan ter-

tentu baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian dari perke-

rasan jalan, mengakibatkan, turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu

lintas dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif.

Bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya pemilikan kendaraan

menambah permintaan akan ruang jalan untuk kegiatan lalu lintas. Fasilitas

parkir untuk umum juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat pengendali lalu

lintas. Fasilitas parkir untuk umum seperti ini antara lain dapat berupa gedung

parkir dan taman parkir. Tidak termasuk dalam pengertian ini adalah fasilitas

parkir yang merupakan penunjang dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari kegiatan pokok dari gedung perkantoran, pertokoan dan lain sebagainya.

Sasaran penyelenggaraan parkir

Perparkiran merupakan bagian yang penting dalam manajemen lalu lintas

di kawasan perkotaan. Kebijakan perparkiran harus dilakukan secara konsisten,

sehingga seluruh aspek dari kebijakan tersebut diarahkan pada tujuan yang

sama.

Sasaran utama dari kebijakan parkir sebagai bagian dari kebijakan trans-

portasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk kesuatu kawasan,

b. Meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui retribusi

parkir,

c. Meningkatkan fungsi jalan sehingga sesuai dengan peranannya,

d. Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas

e. Mendukung tindakan pembatasan lalu lintas lainnya.

Page 3: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-3

Sasaran tersebut di atas dilakukan secara tersendiri tapi cenderung untuk

saling melengkapi.

Kewenangan penyelenggaraan parkir

Pasal 11 ayat 2 Undang-undang No 14 Tahun 1992 menyebutkan bahwa

fasilitas parkir untuk umum dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, badan hu-

kum Indonesia, atau warga negara Indonesia. Dalam KM. Menteri Perhubungan

No. 66 Tahun 1993 pasal 7 ayat 2 dijelaskan bahwa izin penyelenggaraan fasili-

tas parkir untuk umum diberikan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah

Tinggkat II, oleh Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Riau untuk wilayah

Kotamadya Administratif Batam dan oleh Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibu-

kota Jakarta untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penyelenggaraan fasilitas

parkir umum meliputi pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan. Penye-

lenggaraan fasilitas parkir untuk umum, dapat memungut biaya terhadap peng-

gunaan fasilitas parkir yang diusahakannya. Berbeda dengan ketentuan yang

berlaku sebelum ini di dalam Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1997 tentang

Retribusi, retribusi parkir hanya dapat dilakukan di pinggir jalan dan pada tempat

khusus parkir yang dimiliki atau dikelola oleh pemerintah daerah sedangkan bagi

pelataran/gedung parkir yang dimiliki atau dikelola oleh swasta retribusi parkir

tidak dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah.

Fasilitas parkir untuk umum

Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman par-

kir dan atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan di luar badan jalan antara

lain pada kawasan-kawasan tertentu sepeti pusat perbelanjaan, bisnis maupun

perkantoran yang menyediakan fasilitas parkir untuk umum.

Penetapan lokasi fasilitas parkir

Penetapan lokasi fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh Menteri.

Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan

dengan memperhatikan:

a. Rencana umum tata ruang daerah;

b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas;

c. Kelestarian lingkungan;

Page 4: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-4

d. Kemudahan bagi pengguna jasa.

Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman

parkir harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga pene-

tapan lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir harus

dirancang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Penyelenggara parkir

Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum menurut peraturan perunda-

ngan yang berlaku dilakukan oleh:

a. Pemerintah;

b. Badan hukum Indonesia;

c. Warga negara Indonesia.

Penyelenggaran fasilitas parkir yang dilaksanakan oleh Badan hukum atau

warga negara Indonesia, harus dengan izin. Izin diberikan oleh Pemerintah

Daerah. Ketentuan ini dimaksudkan agar fasilitas parkir untuk umum yang

disediakan memenuhi persyaratan keselamatan dan menjamin kelancaran lalu

lintas. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan fasilitas parkir dapat meng-

usahakannya sendiri dengan membentuk UPTD ataupun dapat diserahkan pada

pihak ketiga. Di beberapa kota besar untuk menyelenggarakan parkir di kawa-

san-kawasan yang dimiliki oleh pengembang sering diserahkan kepada pengelola

parkir profesional seperti Secure Parking. Penyelenggara fasilitas parkir, wajib

menjaga ketertiban, keamanan, kelancaran lalu lintas dan kelestarian lingkungan.

Aspek Pembinaan

Pembinaan di bidang lalu lintas jalan khususnya mengenai parkir meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

Pengaturan,

Pengendalian dan

Pengawasan

Yang ditujukan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, kelancaran lalu

lintas. Di dalam melakukan pembinaan penyelenggaraan parkir juga harus diper-

hatikan aspek kepentingan umum atau masyarakat pemakai jalan, kelestarian

lingkungan, tata ruang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hubung-

an internasional serta koordinasi antar wewenang pembina lalu lintas jalan di

Page 5: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-5

tingkat pusat dan daerah serta antar instansi, sektor dan unsur terkait lainnya.

Dalam pembinaan penyelenggaraan parkir diperlukan penetapan aturan-aturan

umum yang bersifat seragam dan berlaku secara nasional serta dengan meng-

ingat ketentuan-ketentuan lalu lintas yang berlaku secara internasional.

Di samping itu, untuk dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna

dalam penggunaan dan pemanfaatan jalan, diperlukan adanya ketentuan-keten-

tuan bagi Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengaturan,

pengawasan dan pengendalian lalu lintas dan juga dalam melaksanakan kegiat-

an-kegiatan perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan fasilitas

perlengkapan jalan di seluruh jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di

tanah air. Maka dalam peraturan pemerintah ini diatur ketentuan-ketentuan

mengenai prasarana lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi antara lain

kelas-kelas jalan, jaringan lintas angkut barang, terminal penumpang dan barang

fasilitas pejalan kaki, fasilitas penyeberangan orang, fasilitas parkir, rambu-

rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan lain sebagainya di mana

merupakan unsur penting dalam menyelenggarakan lalu lintas dan angkutan

jalan yang berdaya guna serta memberikan perlindungan keselamatan, keaman-

an, kemudahan serta kenyamanan bagi para pemakai jalan.

7.3 Satuan Ruang Parkir (SRP)

Dasar Pertimbangan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Satuan ruang parkir (SPR) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang

parkir. Demikian juga untuk menentukan satuan ruang parkir (SPR) didasarkan

atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini:

Dimensi Kendaraan Standar Untuk Mobil Penumpang

Dimensi Kendaraan Standar Untuk Mobil Penumpang sebagaimana ditun-

jukkan pada Gambar 7.1.

Page 6: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-6

L

ab c

h

Bd

a = jarak gandarb = depan tergantung (fron overhang)c = belakang tergantung (rear overhang)d = lebar jejak

h = tinggi totalB = lebar totalL = panjang total

Gambar 7.1 Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang

Ruang Bebas Kendaraan Parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitu-

dinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral diterapkan pada saat posisi pintu

kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung paling luar ke badan kendaraan parkir

yang ada di sampingya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan

antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat

penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di

depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan

yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan

jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai ken-

daraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Dalam hal ini, karakteristik pengguna

kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti yang

ditujukan pada Tabel 7.1 di bawah ini.

Page 7: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-7

Tabel 7.1. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Jenis Bukaan Pintu Penggunaan dan/atau Peruntukan

Fasilitas Parkir Gol

Pintu depan/ belakang

terbuka tahap awal 55 cm Karyawan/pekerja kantor

Tamu/pengunjung pusat

Kegiatan perkantoran,

Perdagangan, Pemerintahan,

Universitas

I

Pintu depan/ belakang terbuka Pengunjung tempat Olahraga,

pusat hiburan/ Rekreasi, hotel,

pusat perdagangan

eceran/swalayan, Rumah sakit,

bioskop.

II

Pintu depan terbuka penuh dan

ditambah untuk pergerakan kursi

roda

Orang cacat III

Penentuan Satuan Ruang Parkir (SPR)

Berdasarkan Tabel 1.1, penentuan satuan ruang parkir (SPR) dibagi atas

tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SPR untuk mobil penumpang

diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2. Penetuan Satuan Ruang Parkir (SPR)

Jenis Kendaraan Satuan Ruang

Parkir (m2)

1. a. Mobil penumpang untuk golongan I

b. Mobil penumpang untuk golongan II

c. Mobil penumpang untuk golongan III

2. Bus/Truk

3. Sepeda motor

2,30 x 5,00

2,50 x 5,00

3,00 x 5,00

3,40 x 12,50

0,75 x 2,00

Seperti yang diuraikan pada tabel di atas, yakni menunjukkan satuan

ruang untuk masing-masing jenis kendaraan. Satuan ruang parkir Tabel 7.2 di

atas untuk masing-masing jenis kendaraan telah dianalisis sedemikian rupa

dengan beberapa pendekatan. Analisis-analisis yang telah dilakukan secara mate-

matis terhadap masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada uraian sebagai

berikut:

Page 8: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-8

Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

Satuan Ruang Parkir (SPR) untuk Mobil Penumpang ditunjukkan dalam

Gambar 7.2.

B R

L

Oa1

Bp

Lp

a2

SRP

Gambar 7.2 Satuan Ruang Parkir (SPR) untuk Mobil Penumpang (dalam cm)

Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O +R O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 5 a2 = 20 Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O +R O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 5 a2 = 20 Gol III : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O +R O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 50 a2 = 20

Satuan ruang parkir untuk penderita cacat khususnya bagi mereka yang

menggunakan kursi roda harus mendapat perhatian khusus karena diperlukan

ruang bebas yang lebih lebar untuk memudahkan gerakan penderita cacat keluar

dan masuk kendaraan. Untuk itu digunakan SPR dengan lebar 3.6 meter, minimal

3.2 m sedang untuk ambulance dapat disediakan SPR dengan lebar 3.0 m mini-

mal 2.6 m. penempatannya dilakukan sedemikian sehingga mempunyai akses

yang baik ke tempat kegiatan.

Page 9: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-9

Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

Satuan Ruang Parkir (SPR) untuk Mobil bus atau truk, besarnya dipenga-

ruhi oleh besarnya kendaraan yang akan parkir, apakah ukuran kecil, sedang

ataupun besar, dengan ketentuan sebagaimana terdapat pada Tabel 7.3.

Tabel 7.3 Dimensi gambar adalah sebagai berikut:

Bus//Truk kecil B = 170

O = 80

R = 30

a1 = 10

L = 470

a2 = 20

Bp = 300 = B + O + R

Lp = 500 = L + a1 + a2

Bus//Truk sedang B = 200

O = 80

R = 40

a1 = 20

L = 800

a2 = 20

Bp = 320 = B + O + R

Lp = 500 = L + a1 + a2

Bus//Truk besar B = 250

O = 80

R = 50

a1 = 30

L = 1200

a2 = 20

Bp = 380 = B + O + R

Lp = 500 = L + a1 + a2

7.4 Dasar Kebijakan Parkir

Bila permintaan terhadap parkir meningkat dan tidak mungkin untuk

memenuhinya atau bila parkir yang dilakukan di pinggir jalan mengakibatkan

gangguan terhadap kelancaran lalu lintas ataupun untuk membatasi arus lalu

lintas menuju suatu kawasan tertentu maka sudah perlu untuk mempertimbang-

kan penerapan suatu kebijakan parkir untuk mengendalikannya. Kebijakan di

bidang parkir, maka kita membicarakan tentang pemilihan tujuan-tujuan yang

ingin dicapai di bidang parkir, cara-cara mana yang digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut.

Pengertian Kebijakan

Kebijakan (policy) pada umumnya menunjukkan kepada prinsip-prinsip

yang mengatur kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan ter-

tentu. Dengan demikian setiap studi tentang kebijakan seharusnya menyangkut

tiga hal pokok yaitu:

a. Apa yang kita inginkan (tujuan)

b. Bagaimana mencapai tujuan tersebut (sarana/cara)

c. Siapa kita ini (jenis organisasi atau kelompok yang bersangkutan)

Kebijakan (public Policy) juga dapat dirumuskan sebagai “Suatu kumpulan

keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok (politisi) dalam

usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan. Untuk men-

Page 10: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-10

capai tujuan tersebut pihak yang membuat kebijakan mempunyai kekuasaan

untuk melaksanakannya”. Dalam rumusan ini kebijakan secara umum ataupun

khusus kebijakan parkir menyangkut 4 (empat) unsur pokok, yaitu:

a. Pemilihan dan penetapan tujuan

b. Pengambilan keputusan;

c. Cara-cara untuk mencapai tujuan;

d. Organisasi/lembaga yang melaksanakan, yang mempunyai kekuasaan untuk

menetapkan kebijakan parkir.

Ruang Lingkup Kebijakan Parkir

Salah satu unsur pokok dari kebijakan adalah penentuan tujuan. Yang

merupakan bukan hal yang mudah, karena berhadapan dengan berbagai golong-

an masyarakat yang kepentingannya berbeda-beda, bahkan dapat saling berten-

tangan. Kita mengenal berbagai kategori tujuan. Ada tujuan umum, tujuan khu-

sus, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan nasional, tujuan sek-

toral, tujuan antara, tujuan akhir dan tujuan yang bersifat regional. Dengan

demikian kita mengenal adanya semacam hirarki dalam tujuan yang ingin

dicapai.

Pemahaman Sistem dalam Kebijakan

Dipandang dari sudut perekonomian secara keseluruhan, transportasi

hanyalah merupakan suatu sub sistem. Ini berarti bahwa perubahan pada sub

sistem transportasi akan berpengaruh kepada sub sistem lainnya. Sebaliknya

perubahan pada sektor ekonomi yang lain sebagai suatu sub sistem akan mem-

bawa perubahan/pengaruh terhadap sub sistem transportasi.

Dengan dasar pemahaman sistem tersebut, maka dalam setiap pengam-

bilan keputusan di bidang parkir perlu mempertimbangkan:

Pengaruh kebijakan terhadap pencapaian sasaran yang ingin dicapai

Dampak atau pengaruh dari kebijakan terhadap manajemen lalu lintas

Dampak atau pengaruh dari kebijakan terhadap sektor-sektor ekonomi yang

lain

Page 11: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-11

Instrumen Kebijakan Parkir

Adanya berbagai instrumen kebijakan yang tersedia bagi pemerintah,

yang dapat digunakan untuk mempengaruhi penyelenggaraan parkir, atau me-

mecahkan masalah parkir, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang dinginkan.

Instrumen-instrumen kebijakan di bidang parkir ditunjukkan dalam Tabel 7.4.

Tabel 7.4 Instrumen Kebijakan Parkir

Kebijakan Di pinggir jalan

(On Street)

Di luar jalan

(off street)

Kebijakan tarif

parkir Peningkatan tarif

Penggunaan meter

parkir

Izin penggunaan

Pajak terhadap penyediaan ruang

parkir

Struktur tarif untuk

mempengaruhi minat pemarkir

lama untuk parkir

Kebijakan

pembatasan Melarang parkir

Melarang parkir

dengan pengecualian

kepada penghuni

Relokasi tempat parkir

Membekukan pembangunan

tempat parkir baru

Mengurangi ruang parkir yang

ada

Mengendalikan parkir di masa

mendatang

Variasi waktu buka ruang parkir

Relokasi tempat parkir

Masalah yang timbul dalam penggunaan instrumen-instrumen tersebut

adalah instrumen yang mana yang harus digunakan untuk mencapai suatu

tujuan. Pemilihan instrumen yang akan digunakan tergantung masalah apa yang

dihadapi, tujuan apa yang ingin dicapai, dampak-dampak apa yang mungkin

timbul dan sebagainya.

Pengaturan pembatasan parkir

Peraturan dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah

dalam rangka pengendalian dan penyelenggaraan parkir peraturan-peraturan

yang ada menyangkut: peraturan tentang sarana, prasarana, pengemudi, lalu

lintas dan operasi parkir untuk semua pola parkir.

Pengendalian Harga/Tarif Parkir

Penetapan harga/tarif parkir oleh pemerintah dianggap sebagai metode

yang bisa digunakan dalam pengendalian pelayanan parkir. Penetapan harga

dapat diberlakukan secara umum, atau dapat juga untuk jenis pelayanan terten-

Page 12: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-12

tu. pemerintah juga dapat menetapkan tarif diskriminatif untuk pelayanan yang

sama, dan pemerintah juga dapat mengizinkan beroperasinya parkir dengan

pelayanan yang lebih baik dengan tarif yang lebih tinggi.

Kebijakan Tarif Parkir

Pertimbangan yang perlu diambil oleh pemerintah daerah dari retribusi

parkir ini adalah bagaimana menetapkan tarif parkir yang paling tepat, tidak

terlalu murah ataupun terlalu mahal. Dengan menggunakan pendekatan ekonomi

dapat diterapkan tarip parkir yang paling optimal, sehingga retribusi parkir ini

dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan pendapatan asli daerah tetapi

juga sebagai alat untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi.

Pasal 6 huruf c Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1997 tentang Retri-

busi dikatakan bahwa tarif retribusi parkir di tepi jalan umum yang rawan kema-

cetan dapat diterapkan lebih tinggi dari pada di tepi jalan umum yang kurang

rawan kemacetan dengan sasaran mengendalikan kelancaran lalu lintas. Pera-

turan perundangan yang berlaku mengenai jenis-jenis retribusi yang berhubu-

ngan dengan kepentingan nasional dan memperhatikan pedoman yang ditetap-

kan oleh Menteri dalam Negeri dan atau Menteri Teknis terkait, dalam hal ini

keputusan menteri perhubungan no. 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir

untuk Umum dan Keputusan Menteri Perhubungan No. 4 Tahun 1994 tentang

Tata Cara Parkir Kendaraan Bermotor di Jalan.

Satuan biaya untuk fasilitas penyelenggaraan parkir dapat dihitung berda-

sarkan penggunaan fasilitas per jam, per hari atau perjanjian penggunaan dalam

jangka waktu tertentu. Besarnya biaya penyelenggaraan fasilitas parkir untuk

umum dan pemungutan biaya terhadap penggunaan fasilitas parkir ditetapkan

dengan Peraturan Daerah yang bersangkutan.

Harga dan Tata Guna Lahan Perkotaan

Telah umum diketahui bahwa lahan yang terdapat di pusat kota adalah

lebih mahal dibanding dengan lahan yang terdapat di luar pusat kota. Alasan

utamanya adalah karena lokasi-lokasi di pusat kota mempunyai suatu tingkat

aksesibilitas (kemudahan hubungan) yang tinggi untuk mencapai berbagai akti-

vitas yang terpusat di dalam suatu daerah yang relatif kecil. Dalam istilah yang

Page 13: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-13

lebih teknis, kemampuan satu kegiatan untuk bersaing dengan aktivitas-aktivitas

tata guna lahan yang lain dikenal sebagai ‘kemampuan sewa (bid rent)’.

Harga Fasilitas Parkir

Penetapan tarif parkir diterapkan untuk beberapa tujuan, antara lain

untuk memaksimalkan retribusi parkir. Ataupun untuk mengurangi kegiatan par-

kir suatu daerah dalam kaitannya dengan pembatasan lalu lintas kendaraan pri-

badi. Semakin dekat ke pusat kota dapat diterapkan tarif yang lebih tinggi. Kawa-

san dapat dikelompokkan untuk membentuk zona-zona dengan ciri/karakteristik

parkir yang sama, di mana dapat diterapkan tarip menurut zona. Penetapan tarif

retribusi jasa umum pada dasarnya disesuaikan dengan peraturan perundangan

yang berlaku mengenai jenis-jenisretribusi yang berhubungan dengan kepenting-

an nasional dan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam

Negeri dan atau Menteri Teknis terkait.

Penanganan parkir juga kesulitan untuk menyelenggarakan perparkiran di

tempat-tempat yang tingkat kesibukannya relatif tinggi. Kesulitan tersebut dise-

babkan oleh permintaan parkir dan harga lahan yang tinggi.

Penetapan Harga Jasa Fasilitas Parkir (Tarif)

Penetapan harga jasa fasilitas parkir akan berbeda untuk masing-masing

wilayah. Untuk menetapkan harga jasa fasilitas parkir tersebut adalah tergantung

pada harga fasilitas pakir. Dengan dmikian, para penyelenggara sangat memper-

hatikan biaya yang dikeluarkan seperti pengadaan fasilitas parkir, pemeliharaan,

gaji pekerja parkir, subsidi dan lain sebagainya. Pada kasus ini penetapan harga

jasa fasilitas parkir (tarif) selalu berpedoman kepada hukum penawaran dan per-

mintaan.

Untuk penawaran, semakin besar fasilitas parkir yang disediakan, maka

semakin murah harga jasa fasilitas parkir, sedangkan untuk permintaan adalah

semakin murah harga jasa failitas parkir, maka permintaan parkir semakin besar.

Kebijakan Pembatasan Parkir Dengan Harga (Tarif)

Kegiatan lalu lintas di kota-kota besar sering menimbulkan masalah yang

sulit untuk diatasi. Yang tidak asing lagi permaslahan di kota-kota besar adalah

kemacetan. Pada umumnya semakin mendekati pusat kota, maka kepadatan lalu

Page 14: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-14

lintas (traffic jam) semakin memprihatinkan. Untuk itu pihak pemerintah sering

menentukan suatu kebijakan untuk mengatasi kemacetan dengan harga tarif

yang tinggi bagi kendaraan yang akan dan sedang parkir.

Dengan diterapkan suatu kebijakan parkir dengan cara harga tarif yang

berbeda antara CBD dengan kawasan lain sesuai dengan jaraknya ke CBD, volu-

me lalu lintas di sekitar CBD akan menurun. Pembatasan parkir dengan tarif yang

lebih tinggi sesuai dengan jaraknya ke CBD, maka teknik seperti ini merupakan

salah satu untuk mendistribusikan beban volume lalu lintas.

Pengendalian Parkir

Salah satu kebijakan parkir adalah menerapkan pembatasan kegiatan par-

kir. Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap parkir pinggir jalan ataupun

pada parkir di luar jalan yang diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan

pusat-pusat kota. Kebijakan ini sangat efektif untuk meningkatkan tingkat pela-

yanan jaringan jalan. Mobil barang merupakan salah satu moda yang meng-

gunakan prasarana jalan, sangat memperburuk tingkat pelayanan jaringan jalan

baik pada saat melaju ke pusat kota atau tempat-tempat yang tingkat kegiatan-

nya sangat besar maupun pada saat bongkar/muat pada tempat-tempat terse-

but. Pemilihan cara pengendalian parkir di jalan didasarkan pada pembatasan

waktu dan lokasi serta dipengaruhi oleh peraturan jalan, dan sistem pembayaran

parkir.

Jaringan Jalan

Pada umumnya semakin dekat arah pergerakan menuju pusat kota, akan

semakin banyak menemui hambatan-hambatan pada saat mengemudikan kenda-

raan. Hambatan-hambatan tersebut disebabkan oleh semakin besarnya tingkat

kegiatan-kegiatan yang ada, di mana salah satu penghambat yang penting ada-

lah parkir di pinggir jalan. Berbeda halnya dengan pergerakan menuju arah yang

keluar dari pusat kota, yaitu semakin jauh dari pusat kota semakin sedikit pula

hambatan-hambatan yang ditemui.

Pengendalian Permintaan

Bila permintaan parkir telah melampaui penyediaan ruang parkir, yang

ditandai dari banyak pelanggaran terhadap parkir di tempat seharusnya tidak

Page 15: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-15

boleh parkir, atau banyaknya parkir ganda. Harga dan biaya adalah penting,

mengingat pengendalian tersebut dapat digunakan secara bersama agar pena-

waran ruang parkir yang tersedia dapat disesuaikan dengan permintaan. Parkir

dikendalikan melalui suatu kombinasi atas pembatasan-pembatasan ruang, wak-

tu dan biaya.

Parkir tidak diizinkan pada tempat-tempat di mana merupakan daerah

berbahaya, kapasitas jalan yang lebih besar adalah diperlukan. Pengendalian

dengan waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk menyeimbangkan pena-

waran dan permintaan, dan pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk

pembangunan prasarana dan perawatan.

Pembatasan lokasi/ruang parkir kendaraan, terutama dimaksudkan untuk

mengendalikan arus lalu lintas kendaraan pribadi ke suatu daerah tertentu

atau untuk membebaskan suatu daerah/koidor tertentu dari kendaraan yang

parkir di pinggir jalan karena alasan kelancaran lalu lintas.

Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu karena alasan kelan-

caran lalu lintas, karena parkir di pinggir jalan dapat mengurangi kapasitas

jalan, misalnya pada suatu koridor pada jam sibuk pagi harus bebas parkir

karena ruang parkir tesebut digunakan untuk mengalirkan arus lau lintas.

Penetapan tarif parkir optimal sehingga pendapatan asli daerah dapat diopti-

malkan sedang arus lalu lintas tetap dapat bergerak dengan lancar, sebagai-

mana dibahas dalam bab terdahulu.

Pembatasan waktu parkir biasanya diwujudkan dengan penetapan tarif pro-

gresif menurut lamanya waktu parkir.

Pembatasan-pembatasan pengeluaran izin dan jenis kendaraan.

Pembatasan waktu terhadap akses parkir.

Alat Pengendali Parkir

Pembatasan-pembatasan parkir khususnya di jalan biasanya menurut

lokasi dan waktunya, tetapi hal ini memerlukan penegakan dan penindakan yang

tegas. Metode-metode pengendalian yang utama dan umum dilakukan dengan:

Sistem Karcis :

Para pengemudi yang akan memarkir kendaraannya mendapatkan karcis

dari juru parkir atau pun pada saat masuk kawasan yang dikendalikan parkirnya

Page 16: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-16

melalui mesin parkir ataupun oleh petugas di gardu parkir, pada karcis dituliskan

jam masuk ke ruang parkir dan nomor kendaraan. Mesin modern yang sekarang

sudah dikembangkan dan sudah digunakan di Jakarta yang menggunakan kartu

mengetik, yang mencatat waktu kendaraan masuk secara otomatis pada saat

kendaraan masuk ke pelataran parkir. Tarif yang berlaku di Bandara Soekarno

Hatta pada saat ini adalah Rp. 1500 untuk jam pertama dan Rp. 1000 untuk

setiap jam berikutnya.

Surat izin ini umumnya berbentuk stiker yang ditempel pada bagian

depan dan belakang kaca kendaraan yang menunjukkan identitas, hal ini ber-

guna untuk menghindarkan adanya parkir liar juga untuk pengendalian dan

keeperluan keamanan penghuni perumahan atau kompleks tertentu.

Jam pengukur waktu, di mana jam berfungsi untuk mengukur lamanya

parkir tersebut berputar sesuai dengan jumlah uang yang dimasukkan. Alat

pengukur tersebut di samping memperhatikan pembatasan waktu, sekaligus

mengumpulkan uang pula, lihat Gambar 7.3. Untuk melaksanakan sistem yang

demikian ini harus dilakukan penegakan hukum yang kontinyu dan kepada

pelanggar yaitu bagi mereka yang melewati waktu atau bagi mereka yang tidak

membayar dikeluarkan surat tilang.

Gambar 7.3 Meter Parkir

Sistem kartu dan disk

Dengan sistem pemilik kendaraan diminta untuk memperagakan kartu

atau disk yang memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan pada ruang parkir.

Peraturan setempat akan menentukan batas waktu kendaraan tersebut diizinkan

menunggu (parkir). Kartu dan disk harus disediakan di toko-toko setempat, di

mana dapat dengan tanpa dipungut biaya atau dengan cara membelinya.

Page 17: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-17

Batas waktu pada dasarnya ditentukan tergantung pada keseimbangan

penawaran dan permintaan yang ada karakteristik-karakteristik dasar yang

mengindikasikan kondisi-kondisi tersebut di atas adalah:

a) Tingginya angka pergantian dan tingkat pemakaian ruang parkir pada batas

waktu yang ada.

b) Angka pergantian parkir rendah dan tingkat pemakaian tinggi di sekitar dae-

rah yang tidak diterapkan batas waktu.

c) Banyak kendaraan berlalu lalang untuk mencari ruang parkir.

d) Parkir ganda.

Daerah yang diberi tanda parkir terbatas biasanya sepanjang 6 m, yang

mewadahi parkir jangka panjang dan parkir jangka pendek dan tersedia ruang

yang kendaraannya tidak boleh parkir.

Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan waktu (lama-

nya) parkir adalah:

a) 1 (satu) jam untuk daerah perkotaan

b) 2 (dua) jam untuk daerah pinggiran dan sekitarnya

c) 10 – 20 menit di daerah tertentu, misal Bank, Kantor Pos dsb.

Pembatasan Wilayah Parkir Untuk Kendaraan Berat

Dalam penggunaan ruang jalan pada sistem jaringan jalan, berbeda

antara kendaraan yang satu dengan yang lain. Kendaraan pribadi dan mobil

barang, tentunya kedua jenis kendaraan tersebut memiliki karakteristik tersendiri

dalam penggunaan ruang jalan. Pembatasan wilayah parkir mobil barang pada

saat siang hari, sangatlah efektif untuk meningkatkan tingkat pelayanan. Bagai-

manapun mobil barang pada saat bongkar/muat barang di pusat kota akan

mengakibatkan penggunaan lebar jalan yang sangat besar. Di samping meng-

gunakan lebar yang besar juga berhenti untuk parkir relatif besar dibanding

dengan kendaraan yang lain.

Pembatasan Wilayah Parkir Pada Sistem Jaringan Jalan

Kebijakan parkir dengan pembatasan wilayah akan efektif untuk mening-

katkan tingkat pelayanan. Kebijakan tersebut memiliki keuntungan-keuntungan

sebagai berikut:

mampu mendistribusikan volume lalu lintas secara merata

Page 18: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-18

kecenderungan menggunakan angkutan umum

mengurangi tingkat penggunaan angkutan pribadi

meningkatkan tingkat pelayanan jaringan jalan

dan lain sebagainya.

Evaluasi Penerapan Kebijakan Parkir

Kebijakan parkir terdiri dari 3 (tiga) aspek yakni kebijakan parkir dengan

pembatasan wilayah, pembatasan dengan tarif, pembatasan dengan waktu. Yang

mana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan unjuk kerja jaringan jalan.

Dari 3 (tiga) kebijakan tersebut perlu suatu evaluasi untuk memilih yang terbaik

yang sesuai dengan kondisi kota yang bersangkutan. Hasil evaluasi yang ber-

kaitan dengan kebijakan parkir, yang terbaik akan diterapkan untuk menghindari

kemacetan lalu lintas.

Manfaat Penerapan Kebijakan

Untuk mengetahui suatu kebijakan berhasil atau gagal, perlu dilakukan

evaluasi terhadap manfaat yang dihasilkan dari penerapan kebijakan tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan pemantauan sebelum dan sesudah kebijakan tersebut

dilaksanakan dan hasil pemantauan selanjutnya dijadikan untuk penyempurnaan

kebijakan lebih lanjut.

Kriteria Identifikasi manfaat penerapan kebijakan

Untuk pemakaian jalan ada empat kriteria yang dijadikan dasar dalam

penilaian, yaitu:

peningkatan efisien lalu lintas yang dicapai

peningkatan keselamatan

penurunan dampak lingkungan sebagai akibat diterapkannya kebijakan.

Peningkatan pendapatan asli daerah dari retribusi parkir

Aksesbilitas untuk para pemakai jalan akan dipengaruhi oleh ruas-ruas

jalan yang hilang dalam jaringan yang bersangkutan, ruas-ruas yang penam-

pilannya buruk dengan kecepatan rendah disebabkan oleh kemacetan, ratio yang

tinggi antara jumlah lalu lintas dan kapasitas ruas dan tindakan manajemen lalu

Page 19: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-19

lintas yang tidak efisien atau tidak produktif seperti desain sistem satu arah yang

buruk, pembatasan membelok dan lain sebagainya.

Identifikasi Masalah

Pada identifikasi masalah-masalah secara rinci, pada umumnya masalah-

masalah itu akan disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

Parkir dari kendaraan pribadi dan barang

Berhentinya kendaraan angkutan umum (di luar wilayah pemberhentian yang

ditetapkan)

Pejalan kaki, khususnya di mana ada konsentrasi pertokoan, pasar, sekolah,

fasilitas angkutan umum, pabrik-pabrik dan sebagainya.

Tidak cukup akses ke tempat parkir di luar jalan dan terminal, khususnya

dalam pasar-pasar dan terminal bus, yang mengakibatkan antrian.

Berbagai tipe kendaraan bercampur, khususnya kendaraan bermotor dan

tidak bermotor.

Bercampur antara lalu lintas langsung dan yang berhenti

Geometri dan jarak pandang yang kurang baik pada ruas jalan.

Evaluasi Penerapan Kebijakan Parkir

Evaluasi sangatlah penting untuk menerapkan kebijakan, khususnya kebi-

jakan parkir. Dalam menerapkan kebijakan parkir, dapat dipilih alternatif yang

terbaik dari, pembatasan wilayah, biaya dan pembatasan waktu. Dari alternatif

yang terbaik tersebut, akan dinilai keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh

dari hasil kebijakan tersebut. Menilai kebijakan tersebut dapat dilihat dari hasil

unjuk kerja jaringan jalan secara keseluruhan dalam suatu sistem.

Masukan untuk studi sebelum dan sesudah

Masukan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan studi sebe-

lum dan sesudah seperti ditunjukkan dalam tabel 7.5. di mana ditunjukkan

bahwa aspek yang dinilai meliputi efisien lalu lintas seperti kecepatan, ratio V/C,

aspek kecelakaan, aspek polusi. Aspek yang dianggap penting oleh pemerintah

daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah yang dikumpulkan dari retribusi parkir.

Contoh aplikasi form yang disederhanakan yang pernah digunakan di

Jakarta dapat dilihat dalam form Tabel 7.5.

Page 20: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-20

Tabel 7.5 Aspek yang dinilai dari analisis sebelum dan sesudah

Aspek yang dinilai Sebelum Sesudah Selisih

Efisiensi

- Kecepatan

- V/C

Kecelakan

- Korban meninggal

- Korban LB

- Korban LR

- Kerugian Material

Polusi

- CO

- HC

- NOX

- TSP

Pendapatan Asli

Daerah

Waktu pelaksanaan studi

Studi sebelum biasanya dilakukan sebelum kebijakan diumumkan dan

diterapkan kepada masyarakat, setelah semua informasi diperoleh dapat direkap

dalam formulir sebagaimana contoh di atas. Selanjutnya setelah kebijakan

diterapkan, dan kondisi sudah stabil kembali (+ 3 bulan) maka dapat dilakukan

penilaian terhadap kinerja setelah kebijakan dilaksanakan.

Evaluasi kebijakan yang telah dilaksanakan

Evaluasi terhadap kebijakan yang telah dilaksanakan dilakukan secara

statistik agar dapat diukur dengan pasti bahwa kebijakan yang dilaksanakan

memang betul mengakibatkan perbaikan dan bukan suatu kebetulan. (lihat Tabel

7.6)

Tabel 7.6 Lembar Data Latar Belakang Untuk Jalan Utama Area IRL*

Nama Jalan Jl. H.O.S. Coktoaminoto

Desain hierarkhi jalan Kolektor sekunder

Tata Guna Lahan Dominan Campuran bisnis dan perekonomian

Tipe parkir yang tersedia Serong dan paralel

Proyek Jalur Bis Pelaksanaan TF : - Rencana TF : -

Proyek manajemen lalu lintas Pelaksanaan TF : - Rencana TF : -

Informasi dan data lalu lintas Arus lalu lintas

Pagi dari arah Utara = 2421 SMP /jam

Sore dari arah Utara = 1679 SMP/jam

Pagi dari arah Selatan = 2421 SMP/jam

Sore dari arah Selatan = 1679 SMP/jam

Page 21: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-21

Kapasitas = 2578 SMP/jam (tiap arah)

Ratio V/C

Pagi dari arah Utara = 0.94

Sore dari arah Utara = 0.65

Pagi dari arah Selatan = 0.35

Sore dari arah Selatan = 0.52

Maka parkir di daerah Keris Galery banyak

menimbulkan masalah dengan arus lalu lintas

yang lewat

Alternatif untuk parkir jalan Larangan parkir

Jalan lokal di luar jalan hos coktoaminoto

digunakan sebagai tempat parkir di pinggir jalan

Stadium Menteng

Jenis Peruntukan Parkir

Parkir merupakan salah satu komponen suatu sistem transportasi yang

perlu dipertimbangkan. Pada kota-kota besar area parkir merupakan suatu kebu-

tuhan bagi pemilik kendaraan. Kebutuhan area parkir berbeda antara yang satu

dengan yang lainnya yang sesuai dengan peruntukannya. Pada umumnya ada 2

(dua) jenis peruntukan kebutuhan parkir, yakni sebagai berikut:

a. Kegiatan parkir tetap

1) Pusat perdagangan

2) Pusat perkantoran swasta atau pemerintahan

3) Pusat oerdagangan eceran atau pasar swalayan

4) Pasar

5) Sekolah

6) Tempat rekreasi

7) Hotel dan tempat penginapan

8) Rumah sakit

b. Kegiatan parkir yang bersifat sementara

1) Bioskop

2) Tempat pertunjukkan

3) Tempat pertandingan olahraga

4) Rumah ibadah

Page 22: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-22

Standar Kebutuhan Ruang Parkir

Standart kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu

dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan, tarif

yang diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat pemilikan kendaraan ber-

motor, tingkat pendapatan masyarakat. Berdasarkan hasil studi Direktorat Jen-

dral Perhubungan Darat, kegiatan dan standar-standar kebutuhan parkir adalah

sebagai berikut:

Kegiatan parkir tetap

Parkir di pusat perdagangan dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu

pekerja yang bekerja di pusat perdagangan tersebut dan pengunjung. Pekerja

umumnya parkir untuk jangka panjang dan pengunjung umumnya jangka pen-

dek. Karena tekanan penyediaan ruang parkir adalah untuk pengunjung maka

kriteria yang digunakan sebagai acuan penentuan kebutuhan ruang parkir adalah

luas areal kawasan perdagangan. (lihat Tabel 7.7)

Tabel 7.7 Kebutuhan SRP di pusat perdagangan.

Luas Areal

Total (100 m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan

(SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502

Parkir di pusat perkantoran mempunyai ciri parkir jangka panjang, oleh

karena itu penentuan ruang parkir dipengaruhi oleh jumlah karyawan yang

bekerja di kawasan perkantoran tersebut. (Lihat Tabel 7.8)

Tabel 7.8 Kebutuhan SRP di pusat perkantoran.

Jumlah Karyawan (orang) 1000 1500 2000 2500 3000 4000

Kebutuhan

(SPR)

Administrasi

Pelayanan

Umum

235

288

237

290

239

291

240

293

242

295

246

298

Seperti halnya di pusat perdagangan, pasar swalayan mempunyai karak-

teristik kebutuhan ruang parkir yang sama. (lihat Tabel 7.9)

Page 23: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-23

Tabel 7.9 Kebutuhan SPR di pasar swalayan

Luas Areal

Total (100 m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000

Kebutuhan

(SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050

Pasar juga mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan pusat

peradagangan ataupun pasar swalayan, walaupun kalangan yang mengunjungi

pasar lebih banyak dari golongan dengan pendapatan menengah ke bawah.

(lihat Tabel 7.10)

Tabel 7.10 Kebutuhan SRP dan pasar

Luas Areal

Total (100 m2) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000

Kebutuhan

(SRP)

160 18

5

240 300 520 750 970 1200 2300

Parkir sekolah/perguruan tinggi dikelompokkan dalam dua kelompok,

yaitu pekerja/dosen/guru yang bekerja di sekolah/perguruan tinggi tersebut dan

mahasiswa/siswa. Pekerja/dosen/guru umumnya parkir untuk jangka panjang

dan siswa/mahasiswa umumnya jangka pendek bagi mereka yang diantar-jem-

put dan jangka panjang bagi mereka yang memakai kendaraannya sendiri. Jum-

lah kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah siswa/mahasiswa. (lihat

Tabel 7.11)

Tabel 7.11 Kebutuhan SRP di sekolah/perguruan tinggi

Jumlah

Mahasiswa (100

orang)

30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Kebutuhan

(SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240

Kebutuhan parkir di tempat rekreasi dipengaruhi oleh daya tarik tempat

tersebut. Biasanya pada hari-hari minggu libur kebutuhan parkir meningkat dari

hari kerja. Perhitungan kebutuhan didasarkan pada luas area tempat rekreasi.

(lihat Tabel 7.12)

Page 24: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-24

Tabel 7.12 Kebutuhan SRP tempat rekreasi

Luas Areal

Total (100 m2) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400

Kebutuhan

(SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 892

Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan tergantung kepada tarip

sewa kamar yang diberlakukan dan jumlah kamar serta kegiatan-kegiatan lain

seperti seminar, pesta kawin yang diadakan di hotel tersebut. (lihat Tabel 7.13)

Tabel 7.13 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan

Jumlah Kamar

(buah) 100 150 200 250 350 400

550 550 600

Tarip

Standar

($)

< 100

100 –

150

150 –

200

200 -

250

154

300

300

300

155

450

450

450

156

476

600

600

158

477

798

900

161

480

799

1050

162

481

800

1119

165

484

803

1122

166

485

804

1124

167

487

806

1425

Seperti halnya hotel kebutuhan ruang parkir di rumah sakit tergantung

kepada tarip rumah sakit yang diberlakukan dan jumlah kamar. (lihat Tabel 7.14)

Tabel 7.14 Kebutuhan SRP rumah sakit

Jumlah Tempat

tidur (buah) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000

Kebutuhan

(SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230

Kegiatan parkir yang bersifat sementara

Ruang parkir di bioskop/gedung pertunjukan sifatnya sementara dengan

durasi antara 1,5 sampai 2 jam dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapa-

sitas pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung

kepada jumlah tempat duduk. (lihat Tabel 7.15)

Tabel 7.15 Kebutuhan SRP bioskop/gedung pertunjukan

Jumlah Tempat

duduk (buah) 300 400 500 600 700 800 900 1000 1000

Kebutuhan

(SRP) 198 202 206 210 214 218 222 227 230

Page 25: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-25

Ruang parkir di gelanggang olahraga sifatnya sementara dengan durasi

antara 1.5 sampai 2 jam dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapasitas

pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada

jumlah tempat duduk. (lihat Tabel 7.16)

Tabel 7.16 Kebutuhan SRP gelanggang olahraga

Jumlah Tempat

duduk (buah) 40 50 60 70 80 90 100 150

Kebutuhan

(SRP) 235 290 340 390 440 490 540 790

Berdasarkan ukuran ruang parkir yang dibutuhkan yang belum tercakup di atas

dapat dilihat pada Tabel 7.17.

Tabel 7.17 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Peruntukan Satuan

(SRP untuk mobil penumpang) Kebutuhan Ruang Parkir

Pusat perdagangan

Pertokoan

Pasar swalayan

pasar

SRP / 100 m2 luas lantai

efektif

SRP / 100 m2 luas lantai

efektif

SRP / 100 m2 luas lantai

efektif

3,5 – 7,5

3,5 – 7,5

3,5 – 7,5

Pusat perkantoran

Pelayanan bukan

umum

Pelayanan umum

SRP / 100 m2 luas lantai

efektif

SRP / 100 m2 luas lantai

efektif

1,5 – 3,5

1,5 – 3,5

Sekolah

Hotel/Tempat

Penginapan

Rumah Sakit

Bioskop

SRP / mahasiswa

SRP / kamar

SRP / tempat tidur

SRP / tempat duduk

0,7 – 1,0

0,2 – 1,0

0,2 – 1,3

0,1 – 0,4

7. 10 Desain Parkir di Badan Jalan

Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga

merupakan suatu kebutuhan. Parkir dibagi 2 (dua) yakni, parkir di badan jalan

dan di luar jalan. Parkir di badan jalan relatif lebih besar permasalahannya

dibanding parkir di luar jalan. Karena bagaimana pun jika parkir di badan jalan

Page 26: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-26

penataannya kurang baik, akan menimbulkan kemacetan bagi arus lalu lintas

yang menggunakan jalan tersebut.

Dengan perencanaan kebutuhan ruang yang baik dan dengan memper-

hatikan kondisi lalu lintas yang ada, maka desain parkir di badan jalan akan

diimplementasikan tentunya memberikan hasil yang baik pula.

Penentuan Sudut Parkir

Bermacam-macam hal yang perlu diperhatikan pada suatu badan jalan, di

mana hal-hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sudut

parkir. Bahan-bahan yang menjadi pertimbangan secara umum digunakan adalah

sebagai berikut:

a) Lebar jalan;

b) Volume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan;

c) Karakteristik kecepatan;

d) Dimensi kendaraan;

e) Sifat peruntukan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.

Dalam penentuan sudut parkir pada suatu bagian jalan berbeda antara

satu dengan yang lainnya. Di mana perbedaan tersebut dikarenakan oleh fungsi

jalan dan arah gerak lalu lintas pada jalan yang bersangkutan. Pada Tabel 7.18,

yaitu sudut parkir untuk jalan lokal primer serta gerak lalu lintasnya adalah satu

arah.

Tabel 7.18 Lebar Minimum Jalan Lokal Primer Satu Arah untuk Parkir pada Badan Jalan

Kriteria Parkir Satu Jalur Dua Jalur

Sudu

t

Parki

r

Lebar

Ruan

g

Parki

r A

(m)

Ruan

g

Parkir

Efekti

f

D

(m)

Ruang

Manuve

r

M

(m)

D +

M

(E)

(m)

D + M-

J

(m)

Lebar

Jalan

Efektif

L

(m)

Leba

r

Total

Jalan

W

(m)

Lebar

Jalan

Efektif

L

(m)

Lebar

Total

Jalan

W

(m)

0

30

45

60

90

2,3

4,5

2,5

2,5

2,5

2,3

4,5

5,1

5,3

5,0

3,0

2,9

3,7

4,6

5,8

5,3

7,4

8,8

9,9

10,8

2,8

4,9

6,3

7,4

8,3

3

3

3

3

3

5,8

7,9

9,3

10,

11,

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

8,8

10,

12,

13,

14,

Keterangan : J = lebar pengurangan ruang manuver (2,5 meter)

Page 27: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-27

Demikian pula hanyalah untuk jalan lokal sekunder yang gerak lalu lintas-

nya adalah satu arah, maka standar-standar sudut yang direkomendasikan dapat

dilihat pada Tabel 7.19.

Tabel 7.19 Lebar Minimum Jalan Lokal Sekunder Satu Arah Untuk Parkir Pada Badan

Jalan

Kriteria Parkir Satu Jalur Dua Jalur

Sudu

t

Parki

r

Lebar

Ruan

g

Parki

r A

(m)

Ruan

g

Parkir

Efekti

f

D

(m)

Ruang

Manuve

r

M

(m)

D +

M

(E)

(m)

D + M-

J

(m)

Lebar

Jalan

Efektif

L

(m)

Leba

r

Total

Jalan

W

(m)

Lebar

Jalan

Efektif

L

(m)

Lebar

Total

Jalan

W

(m)

0

30

45

60

90

2,3

4,5

2,5

2,5

2,5

2,3

4,5

5,1

5,3

5,0

3,0

2,9

3,7

4,6

5,8

5,3

7,4

8,8

9,9

10,8

2,8

4,9

6,3

7,4

8,3

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

5,3

7,4

8,8

9,9

10,8

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

7,8

9,9

11,3

12,4

13,3

Keterangan : J = lebar pengurangan ruang manuver (2,5 meter)

Angka-angka yang tertera pada Tabel 7.18 dan Tabel 7.19 tentunya ber-

beda, yang mana perbedaan tersebut dikarenakan oleh perbedaan fungsi jalan

tersebut. Bagaimanapun juga perbedaan fungsi akan menciptakan kondisi yang

berbeda pula.

Demikian pula halnya untuk jalan kolektor satu arah, standar-standarnya

dapat dilihat pada Tabel 7.20 seperti berikut:

Tabel 7.20 Lebar Minimum Jalan Kolektor Satu Arah untuk Parkir pada Badan Jalan

Kriteria Parkir Satu Jalur Dua Jalur

Sudu

t

Parki

r

Lebar

Ruan

g

Parki

r A

(m)

Ruan

g

Parkir

Efekti

f

D

(m)

Ruang

Manuve

r

M

(m)

D +

M

(E)

(m)

D + M-

J

(m)

Lebar

Jalan

Efektif

L

(m)

Leba

r

Total

Jalan

W

(m)

Lebar

Jalan

Efektif

L

(m)

Lebar

Total

Jalan

W

(m)

0

30

45

60

90

2,3

4,5

2,5

2,5

2,5

2,3

4,5

5,1

5,3

5,0

3,0

2,9

3,7

4,6

5,8

5,3

7,4

8,8

9,9

10,8

2,8

4,9

6,3

7,4

8,3

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

6,3

8,4

9,8

10,9

11,8

7,0

7,0

7,0

7,0

7,0

9,8

11,9

13,3

14,4

15,3

Keterangan : J = lebar pengurangan ruang manuver (2,5 meter)

Page 28: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-28

Sebagai salah satu contoh parkir kendaraan yang disertai dengan dimensi

yang ada dapat dilihat pada Gambar 7.4.

Keterangan : A = lebar ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m) M = ruang manuver (m) J = lebar pengurangan ruang manuver (m) W = lebar total jalan L = lebar jalan efektif

Gambar 7.4 Ruang Parkir Pada Badan Jalan

Pola Parkir

Untuk melakukan suatu kebijakan yang berkaitan dengan parkir, terlebih

dahulu perlu dipikirkan pola parkir yang akan diimplementasikan. Pola parkir

yang telah berkembang adalah sebagai berikut :

Page 29: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-29

Pola parkir paralel (lihat Gambar 7.5)

Gambar 7.5 Tata cara parkir paralel

Pola parkir menyudut:

Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berlaku untuk

jalan kolektor dan lokal.

Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berbeda

berdasarkan besar sudut berikut ini:

Sudut = 30o

Gambar 7.6 Tata cara parkir membentuk sudut 30 derajat

A B C D E Golongan I Golongan II Golongan III

2,3 2,5 3,0

4,6 5,0 6,0

3,45 4,30 5,35

4,70 4,85 5,0

7,6 7,75 7,9

Page 30: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-30

Sudut = 45o

Gambar 7.7 Tata cara parkir membentuk sudut 45 derajat

A B C D E Golongan I Golongan II Golongan III

2,3 2,5 3,0

3,6 3,7 4,5

2,5 2,6 3,2

5,6 5,56 5,75

9,3 9,35 9,45

Sudut = 60o

d

Gambar 7.8 Tata cara parkir membentuk sudut 60 derajat

A B C D E Golongan I Golongan II Golongan III

2,3 2,5 3,0

2,9 3,0 3,7

1,45 1,5 1,85

5,95 5,95 6,0

10,55 10,55 10,6

Page 31: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-31

Sudut = 90o

12 m

E

9 mB

90D

Gambar 7.9 Tata cara parkir tegak lurus

A B C D E Golongan I Golongan II Golongan III

2,3 2,5 3,0

2,3 2,5 3,0

- - -

5,4 5,4 5,4

11,2 11,2 11,2

Keterangan : A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m) C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m) M = ruang manuver (m) E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)

Parkir Dekat Tikungan

a. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius

kurang dari 500 m (lihat Gambar 7.10)

Gambar 9.10 Tata cara parkir dekat tikungan

Page 32: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-32

Desain Rambu Dan Marka Parkir

Rambu adalah perlengkapan jalan yang berfungsi untuk memberikan

informasi kepada pengguna jalan baik berupa petunjuk, peringatan maupun

larangan. Untuk menyeragamkan pengertian dan pemahaman rambu dan marka,

maka didesain sedemikian rupa dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan.

Rambu parkir

Rambu larangan parkir dan larangan berhenti

Untuk menyatakan larangan berhenti dan larangan parkir bagi semua

kendaraan dan pemakai jalan dinyatakan dengan rambu sebagaimana secara

skematis terdapat pada Gambar 7.11.

FC

D

EA

Gambar 7.11 Dimensi rambu larangan parkir

Tabel 5.1. Ukuran Rambu Larangan Parkir

Ukuran

(mm) A B C D E F

Sangat

Kecil 450 45 45 56 244 180

Kecil 600 60 60 75 325 240

Sedang 750 75 75 95 406 300

Besar 900 90 90 113 488 360

Rambu larangan berhenti dan larangan parkir berlaku sampai dengan

jarak 15 m dari tempat pemasangan rambu menurut arah lalu lintas, kecuali

dinyatakan lain dengan papan tambahan.

Page 33: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-33

Marka petunjuk tempat parkir

Ukuran dan bentuk marka ditunjukkan dalam gambar berikut:

a) Parkir parallel (Gambar 7.12)

Gambar 7.12 Marka untuk parkir parallel

b) Parkir menyudut (Gambar 7.13)

Pada prinsipnya ukuran marka parkir menyudut tidak berbeda dengan

parkir paralel, tetapi yang berbeda hanyalah susunan posisi kendaraan.

Gambar 7.13. Marka untuk parkir menyudut

Maka untuk satuan ruang parkir yang disediakan bagi penderita cacat

ditunjukkan pada gambar berikut, marka dilengkapi dengan simbol kursi roda.

(lihat Gambar 7.14)

Page 34: PARKIR BAB 7 - k12008.widyagama.ac.idk12008.widyagama.ac.id/rl/diktatpdf/Bab7_Parkir.pdf · bisa di garasi mobil, ... pengadaan, pemasangan, ... 3.2 m sedang untuk ambulance dapat

Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

Parkir VII-34

Gambar 7.14 Marka simbol untuk menunjukkan tempat parkir bagi penderita

cacat.