Panduan Pelayanan Ambulance

31
PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL

description

POKJA APK

Transcript of Panduan Pelayanan Ambulance

Page 1: Panduan Pelayanan Ambulance

PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE

RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL

Page 2: Panduan Pelayanan Ambulance

DAFTAR ISI

HALAMAN DOKUMEN

DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI PELAYANAN AMBULANCE

BAB II RUANG LINGKUP PELAYANAN AMBULANCE

BABIII TATA LAKSANA PELAYANAN AMBULANCE

A. Tata tertib

B. Persiapan pemeriksaan ambulance

C. Pemeriksaan dan persediaan dan perlengkapan kompartmen ambulance

D. Standar kelengkapan alat

E. Mengoperasikan ambulance

F. Memindahkan pasien ke ambulance

G. Transprortasi

BAB IV DOKUMENTASI PELAYANAN AMBULANCE

Page 3: Panduan Pelayanan Ambulance

BAB I

DEFINISI PELAYANAN AMBULANCE

Pelayanan ambulance adalah bagian dari manajemen penatalaksanaan penderita gawar

darurat yang memerlukan keseragaman organisasi dan pedoman yang baik, sehingga

mortalitas dan morbiditas dapat ditekan serendah mungkin. Pelayanan ambulance merupakan

rangkaian yang berkesinambungan dan terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Rescue / Extrikasi

2. Resusitasi / Stabilisasi

3. Retrieve / Evakuasi

Pertolongan pertama saat terjadi cedera dapat dilakukan oleh siapapun, proses

pertolongan sangat beragam dan sering kali dijumpai masalah karena niat baik menolong

dilakukan dengan cara yang tidak benar / salah, sehingga sering kali terjadi cedera bertambah

berat. Focus perhatian sering kali tidak memperhatikan saluran nafas/aiway dan C-Spain

control, pernafasan / breathing, ventilation dan sirkulasi/circulation yang sangat berpotensi

menimbulkan kematian.

Resusitasi dilakukan di tempat kejadian (pra rumah sakit) atau di rumah sakit, resusitasi

mencangkup 3 (tiga) hal yaitu resusitasi nafas/airway, resusitasi breathing dan ventilasi serta

peredaran darah/circulation. Tindakan ini dilakukan oleh paramedic di pra rumah sakit,

kompetensi penatalaksanaan penderita gawat darurat pada umumnya.

Setelah penatalaksanaan resusitasi, penderita selanjutnya melewati proses rujukan

/transper. Rujukan tersebut menyangkut ketersediaan tenaga medis (kompetensi yang

dimiliki), saranan maupun prasarana yang tersedia untuk tujuan rujukan (the right patient to

the right hospital by the right ambulance at the right time)

Page 4: Panduan Pelayanan Ambulance

BAB II

RUANG LINGKUP PELAYANAN AMBULANCE

Ambulance RSU Bali Royal mengacu pada standar kendaraan pelayanan medis dari

departemen kesehatan yang terdiri dari :

a. Ambulance Transportasi

b. Ambulance gawat darurat (Basic dan Advanced)

Matrik persyaratan teknis ambulance transportasi dan gawat darurat berdasarkan standarisasi

depkes :

NO JENIS AMBULANCE TRANSPORTASI GAWAT DARURAT

I Hard Ware

A Jenis kendaraan Roda 4 Roda 4

B Warna cat kendaraan PUTIH / KUNING PUTIH / KUNING

C Perlengkapan kendaraan √ √

1 Pendingin ruangan √ √

2 Sirine (1-2 nada) √ √

3 Lampu rotator warna biru √ √

4 Sabuk pengaman pengemudi √ √

5 Sabuk pengaman petugas √ √

D Isi dan luas ruangan kendaraan

1 Penempatan alat medis √ √

2 Almari obat √ √

3 Lampu penerangan √ √

4Sumber listrik 12volt DC (stop

kontak)√ √

5 Luas ruang kendaraan1 stretcher

1 petugas duduk

1 stretcher

1 petugas duduk

6 Lampu ruangan Cukup terangCukup terang

Dapat bergerakdan dilipat

7 Tambahan Temapat sampah

E Perlengkapan petugas (APD) √ √

Page 5: Panduan Pelayanan Ambulance

F Kualifikasi petugas

1 Dokter ATCLS dan lain-lain ATCLS dan lain-lain

Paramedis BTCLS dan lain-lain BTCLS dan lain-lain

Non medis BHD BHD

G Perlengkapan medis

Pemeriksaan Umum

1Tensimeter, stethoscope,

thermometer dan senter√ √

Airway ─ √

1 Tongue Spatel metal ─ √

Magil forceps ─ √

Portable suction, suction electric ─ √

Chateter suction ─ √

OPA (Gudel) ─ √

NPA ─ √

LMA ─ √

ETT ─ √

Laringoscope Dewasa ─ √

Mandrein/ Stylet ─ √

Ky Jelly ─ √

NGT ─ √

Breathing ─ √

1Tabung O2, regulator &

humidifier (statis)√ √

2Tabung O2 portable dan Regulator

portable─ √

3 Ambu Bag Dewasa & Anak ─ √

4Sungkup Ambu bag Dewasa &

Anak─ √

5 Conector Ambu bag ─ √

6Selang O2 nasal canul dewasa dan

anak√

7 Selang O2 non Rebreathing mask ─ √

Page 6: Panduan Pelayanan Ambulance

dewasa dan anak

8 Ventilator portable ─ √

Circulation √

IV Cateter ─ √

Tranfusion set ─ √

Infusion set makro & Mikro ─ √

Cairan kristaloid, koloid dan

dextrose─ √

Foley Chateter & Urine bag ─ √

Spuit, Wing Needle, threeway

stopcock ─ √

Tourniquet ─ √

Monitor pasien ─ √

AED chest electrode ─ √

Trauma Set

1 Collar neck √

2 Wound toilet ─ √

3 Gunting Verband ─ √

4 Kasa steril, verban balut ─ √

5 Plaster, hipapix ─ √

6 Elastis bandage ─ √

NaCL 0,9% ─ √

Spalk kaki & tangan dewasa &

Anak─ √

Transport / Evakuasi

1 Stretcher √ √

2 Long spine board √ √

3 Scope stretcher ─ √

4 Incubator transport √ √

Obat-obatan

Obat Bantuan Hidup Dasar ─ √

Obat-obat stabilisasi ─ √

Obat-obat definitive ─ √

Page 7: Panduan Pelayanan Ambulance

Cairan cristaloid ─ √

H Alat Komonikasi

1 Radio medic √ √

2 Mobile Phone √ √

II Soft Ware

A Kendaraan

1 Buku Operasional Kendaraan √ √

2 Buku Pemeliharaan Kendaraan √ √

B Peralatan medis

1 Buku Operasional √ √

2 Buku Pemeliharaan alat medis √ √

C SPO

1 Penanganan Pasien √ √

2 Operasional Ambulance √ √

3 Komonikasi dan Informasi √ √

4Pemeriksaan Kesiapan Alat Medic

Ambulance√ √

5Membersihkan dan dekontaminasi

ambulance√ √

6Penilaian kebutuhan transportasi

pasien√ √

Page 8: Panduan Pelayanan Ambulance

BAB III

TATA LAKSANA PELAYANAN AMBULANCE

A. TATA TERTIB AMBULANCE

1. Pada saat menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu rotator

2. Pada saat mengangkut pasien hanya boleh mengunakan lampu rotator

3. Semua peraturan lalulintas harus di taati

4. Kecepatan maksimum 40 km / jam di jalan biasa dan 80 km / jam di jalan bebas

hambatan

5. Petugas membuat laporan keadaan penderita selama transportasi, yang disebut

dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas pasien waktu dan

keadaan penderita

6. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas

7. Setelah selesai melakukan transportasi harus langsung menuju Rumah Sakit.

8. Penggunaan ambulance harus sesuai fungsi dari masing-masing ambulance

a. Ambulance transport

Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus / tindakan

daruratnuntuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul

kegawatan selama dalam perjalanan.

b. Ambulance gawat darurat

Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah di stabilkan ke tempat

pelayanan devinitive. Pasien memerlukan pengawasan medic khusus dan

memungkinkan tindakan resusitasi dalam perjalanan rujukan

9. Penggunaan ambulance untuk transportasi diluar ketentuan tsb seperti antar

jemput dokter, atau perawat dan lain-lain harus mendapat persetujuan Direktur

utama.

10. Tariff pelayanan mengacu pada tariff pelayanan ambulance yang dikelauarkan

oleh rumah sakit

B. PERSIAPAN PEMERIKSAAN AMBULANCE

1. Mesin mati

- Periksa seluruh bodi ambulance

- Periksa roda / ban tekanan

Page 9: Panduan Pelayanan Ambulance

- Periksa sepion dan jendela, pastikan spion bersih dan berada di posisi yang

tepat

- Periksa fungsi setiap pintu dan kunsi

- Periksa bagian system pendingin

- Periksa jumlah cairan kendaraan termasuk minyak mesin, air radiator,

pelumas, rem air aki, dan pelumas setir

- Periksa portal indicator aki dan tanda-tanda korosi

- Periksa kebersihan kabin termasuk dashboard

- Periksa fungsi jendela

- Tes fungsi klakson

- Tes fungsi sirene

- Periksa sabuk pengaman

- Posisikan kursi pengemudi senyaman munkin

- Periksa jumlah bahan bakar dan kalao perlu isi bahan bakar

2. Mesin Hidup

Nyalakan mesin dan keluarkan ambulance dari ruang penyimpanan dan

pemeriksaan sebagai berikut :

- Tes fungsi indicator di dashboard

- Periksa meteran yang terletakdi dashboard

- Tes fungsi rem

- Tes fungsi rem tangan

- Tes fungsi stir

- Periksa fungsi wifer

- Tes fungsi lampu

- Periksa fungsi pendingin baik di komponen pasien

- Periksa perlengkapan komonikasi

Untuk memudahkan pemeriksaan dapat juga menggunakan akronim ( EWAGON )

a. Enggine : Periksa mesin baik / tidak

b. Water : Periksa air radiator, wiper, air cadangan radiator, air

accu sesuai dengan petunjuk pemakaian.

c. Air : Periksa tekanan udara ban cukup atau tidak, AC dan

blower berfungsi baik atau tidak

Page 10: Panduan Pelayanan Ambulance

d. Gas : Periksa bahan bakar minyak (solar / premium) sesuai

petunjuk pemakaianatau tidak

e. Oil : Periksa indicator oli mesin dan minyak rem sesuai

petunjuk pemakaian

f. Noise : Dengarkan suara mesin normal atau tidak

g. Elektrikal system : Periksa dan lihat lampu dekat, lampu jauh, sign

hazard, rotator, sirine, lampu kabin depan dan

belakang, dan lampu-lampu indicator menyala atau

tidak dan pecah atau tidak.

h. Body : Periksa seluruh bodi mobil bersih dan mulus, ada

kerusakan atau tidak

i. Alat penunjang : periksa toolkit, dongkrak, ban serep, triangle hazard,

dan APAR tersedia pada tempatnya

j. Kondisi ban : Periksa kondisi ban mobil, kembang ban baik atau

sudah gundul, apakah retak atau sobek

k. Sabuk pengaman : Pemeriksaan dan coba sabuk pengamanan masih

dalam kondisi baik atau tidak, kain sabuk pengaman

sobek atau tidak.

3. Pemeriksaan persediaan dan perlengkapan kompartemen pasien

a. Periksa tekanan tabung oksigen

b. Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik

c. Bersihkan debu dan cari tanda-tanda kerat pada alat rescue

d. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan kinerjanya

e. Lakukan pemeriksaan tambahan pada alat khusus seperti monitor pasien,

suction electric dan AED (Automated External Defibrillation)

f. Lenkapi laporan pemeriksaan, Perbaiki kerusakan, ganti barang-barang yang

hilang.

g. Bersihkan kompartmen untuk menghindari resiko infeksi

4. Standar kelengkapan alat ambulance gawat darurat ( Advance)

1. Alat Non Medis

a. Kunci inggris : Ada / tidak

b. Alat kebersihan : Lengkap / tidak

c. Alat tenun : Bersih / kotor

Page 11: Panduan Pelayanan Ambulance

d. Administrasi & dokumentasi : Ada / tidak

e. Alat komonikasi : Baik / rusak

f. Alat teknik untuk ambulance : Lengkap / tidak

g. Alat bPerlindungan diri (APD) : Lengkap / tidak

2. Alat Medis

a. Airway : Lengkap / tidak

b. Breathing : Lengkap / tidak

c. Circulation : Lengkap / tidak

d. Alat proteksi diri (APD) : Lengkap / tidak

3. Penunjang Evakuasi dan transportasi

a. Stretcher : Baik / rusak

b. Scope stretcher : Baik / rusak

c. Safety belt : Baik / rusak

d. Long spine board : Baik / rusak

e. Neck collar, bidai : Lengkap / tidak

f. CPR board : Baik / rusak

5. Mengoperasikan Ambulance

a. Syarat pengemudi ambulance

1. Sehat secara fisik

2. Sehat secara mental

3. Bisa mengemudi di bawah tekanan

4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri

5. Bersikap toleran selalu ingat bahwa pengemudi lain akan bereaksi

berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat.

6. Tidak dalam pengaruh obat-obatan berbahaya, terlarang dan obat

penenang

7. Mempunyai SIM yang masih berlaku

8. Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu di pakai

9. Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap tekanan,

kelelahan dan rasa kantuk

10. Mempunyai sertifikat paramedic level 1 (basic) atau BHD

b. Operasional Ambulance

1. Setiap hari ambulance yang disiapkan untuk operasional berjumlah 4

buah

Page 12: Panduan Pelayanan Ambulance

2. Penentuan layak tidaknya ambulance untuk operasional ditentukan oleh

coordinator sopir ambulance dan penanggung jawab medis ambulance

dengan memperhatikan ceklist yang di buat oleh perawat dan sopir.

c. Aturan di jalan

Ambulance memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan, jika

digunakan untuk respon gawat darurat. Hak-hak khusus tidak berlaku jika

tidak dalam respon gawat darurat. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 pasal 134,

pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai

dengan urutan berikut :

1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas

2. Ambulance yang mengangkut orang sakit

3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu

lintas

4. Kendaraan pimpinan lembaga Negara Republik Indonesia

5. Kendaraan pimpinan dan pejabat Negara Asing serta lembaga

internasional yang menjadi tamu Negara.

6. Iring-iringan pengantar jenasah

7. Konvoi dan / kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut

pertimbangan petugas kepolisian Negara Republik Indonesia.

8. Respon gawat darurat ini harus di tunjukkan dengan menghidupkan

alat peringatan (warning device) berupa sirene dan lampu rotator.

Sebagaimana bunyi UU No.22 tahun 2009

9. Resiko kecelakaan tetap ada, sehingga pengemudi tetap harusd

memiliki kewaspadaan tinggi, mempedulikan keselamatan

pengemudi lain dan tidak ceroboh.

10. Hak-hak khusus ini meliputi :

- Memarkir kendaraan dimanapun selama tidak membahayakan

orang lain dan tidak merusak hak milik orang lain.

- Melewati lampu merah dan tanda berhenti lain

- Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan

selama tidak membahayakan nyawa orang lain

- Mendahului kendaraan lain di daerah larangan, mendahului

setelah member sinyal yang tepat, memastikan jalur aman dan

Page 13: Panduan Pelayanan Ambulance

menghindari hal-hal yang dapat membahayakan nyawa dan

harta benda

- Mengabaikan arah jalur dan aturan belokm setelah member

sinyal yang tepat.

d. Penggunaan Alat Peringatan (Warning Device)

Alat peringatan bukanlah segalanya, penelitian membuktikan bahwa

pengemudi lain tidak melihat rotator atau mendengar sirene sampai jarak

antara 15-30meter.

e. Sirine

1. Sirine adalah alat peringatan audio

2. Gunakan sirine dengan bijak dan hanya ketika perlu. Sirine hanya

digunakan saat respon gawat darurat. Suara sirine dapat menambah rasa

takut dan cemas pasien. Jika terlalu sering digunakan, pengemudi lain

cendrung tidak member jalan karena dianggap sebagai penyalahgunaan.

3. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Adanya bangunan,

pepohonan, semak belukar dan radio tape dapat menghalangi bunyi

sirine

4. Selalu waspada terhadap maneuver aneh pengemudi lain yang menjadi

panic karena suara sirine.

5. Jangan membunyikan sirine secara tiba-tiba di dekat kendaraan lain,

gunakan klakson.

6. Jangan gunakan sirine untuk menakut-nakuti orang.

f. Lampu rotator

1. Berdasarkan UU No 22 tahun 2009 tentang lalulintas dan angkatan

jalan pasal 59 ayat 5

2. Lampu isyarat-isyarat yang digunakan oleh ambulance adalah berwarna

merah

3. Rotator, lampu peringatan dan semua lampu lain harus dinyalakan pada

respon gawat darurat.

g. Kecepatan dan keselamatan

1. Kecepatan yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan

terjadinya tabrakan

2. Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang lebih panjang untuk

berhenti

Page 14: Panduan Pelayanan Ambulance

3. Pastikan pengemudi dan semua penumpang menggunakan sabuk

pengaman saat ambulance berjalan.

h. Kendaraan Pengiring dan Forwarder

1. Keadaan iring-iringan kendaraan meningkatkan risiko kecelakaan

karena jarak yang terlalu dekat, berhenti mendadak dan respon

pengemudi lain

2. System EMS tidak merekomendasikan iring-iringan ambulance dengan

kendaraan lain kecuali lokasi tujuan tidak diketahui.

i. Jalur Alternatif

1. Perkiraan waktu sampai tujuan / estimated time of arrival (ETA) harus

diketahui dengan baik, sehingga pertimbangan untuk mencari jalur

alternative dapat segera di buat.

2. Dapatkan peta detail wilayah pelayanan untuk segera mencari jalur

alternative

j. Posisi Parkir di Lokasi Kejadian / Bencana

1. Lakukan penilaian lokasi kejadian dengan cepat termasuk menentukan

area bahaya dan jalur evakuasi

2. Ambulance di parkir sekurangnya 30meter dari lokasi kejadian Jika ada

tanda bahaya seperti nyala api atau kebocoran cairan dan asap. Jika

tidak ada tanda bahaya ambulance di parkir sekurangnya 15 meter .

3. Rem tangan harus ditarik dan sebaiknya di tambah penggajal roda

4. Jika anda kendaraan penolong yang pertama datang parkir di belakang

lokasi kejadian (dari arah datang). Sehingga lampu peringatan kita

dapat memperingatkan kendaraan lain yang mendekat sebelum tanda

lain diletakkan

5. Jika lokasi kejadian telah di amankan, parkirlah di depan lokasi

kejadian untuk mencegah ambulance anda tertabrak arus lalulintas dari

belakang.

6. Ambulance sebaiknya tidak berjalan mundur, tetapi jika terpaksa harus

ada orang lain yang memandu, karena pengemudi ambulance memiliki

keterbatasan pandangan kea rah belakang.

k. Memindahkan pasien ke ambulance

Page 15: Panduan Pelayanan Ambulance

1. Pasien harus sudah di periksa kondisinya, dilakukan prosedur

penanganan gawat darurat jika dibutuhkan, di stabilisasi dan kemudian

baru di pindahkan ke ambulance.

2. Pada kasus tertentu yang tidak mungkin intervensi di tempat, seperti

lokasi yang berbahaya, atau pasien memerlukan prioritas tinggi, maka

pemindahan dapat dilakukan terlebih dahulu.

3. Jika curiga cedera spinal, stabilisasi harus segera dilakukan. Cervical

collar harus terpasang dan pasien harus di mobilisasi dengan spinal

board.

l. Stabilisasi

1. Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum

di pindah.

2. Stabilisasi meliputi :

a. Kondisi ABCD

b. Perawatan luka dan cidera lain

c. Pemasangan balut dan bidai

d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh

e. Alat pengangkut harus terfiksir kepada pasien dengan baik, tali

pengikat minimal diletakkan di tiga tempat.

Setinggi dada

Setinggi pinggang atau panggul

Setinggi tungkai

Pada prinsipnya pemindahan harus dilakukan secepat mungkin

mengingat kondisi pasien

6. Langkah-langkah sebelum transportasi pasien

a. Penilaian awal

1. Pastikan keselamatan diri sendiri dan lingkungan, gunakan sarung tangan,

pakaian pelindung, kaca mata

2. Jumlah pasien

Minta bantuan jika diperlukan

3. Mekanisme cedera

Curigai cedera / penyakit yang spesifik

4. Dapatkan kesan umum tentang umur, jenis kelamin, berat badan, posisi,

cidera minor dan mayor yang kelihatan.

Page 16: Panduan Pelayanan Ambulance

5. Dapatkan informasi mengenai data-data korban, riwayat penyakit

b. Tingkat kesadaran

1. A = Alert

2. V = Verbal

3. P = Pain

4. U = Unresponsive

c. Primeri Survey

1. Airway

Pastikan dan amankan saluran nafas

Jika tidak ada respons, bebaskan jalan nafas

Imobilisasi tulang leher jika trauma

2. Breathing

Periksa pernafasan : lihat, dengar, dan rasakan

Jika bernafas perhatikan frekuensi dan dalamnya pernafasan

Jika tidak bernafas segera lakukan pernafasan buatan

Berikan oksigen

3. Circulation

Periksa arteri karotis

Periksa perdarahan

Hentikan perdarahan

Lakukan RJP

4. Disability

GCS

Pupil

5. Exsposure

Periksa bagian belakang dengan tehnik log roll

Cegah hipotermi

6. Five Intervention

Perencanaan laboratorium

Perencanaan rontgn

Pasang catheter

Pasang NGT

Pasang heart monitor

7. Give comport

Page 17: Panduan Pelayanan Ambulance

Intervensi nyeri

Intervensi mual, muntah

d. Secondary survey

1. History / anamnesa dengan SAMPLE

2. Head to toe / pemeriksaan fisik

3. Vital sign

7. TRANSPRORTASI

a. Penentuan Tujuan

1. Pasien kritis dapat dapat dipindahkan ke rumah sakit lain dengan fasilitas

gawat darurat terdekat

2. Termasuk dalam kategori diatas adalah :

Henti nafas atau henti jantung

Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi

Kejang berulang atau sedang terjadi

Trauma mayor

Amputasi

Pasien luka bakar

Persalinan iminen

Sempat infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan

nyeri dada hebat.

3. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya atau

berdasarkan keputusan DPJP

4. Gunakan rute dan kecepatan yang sesuai menuju RS tujuan. Pilih rute

alternative yang sesuai jika rute normal tidak memungkinkan pasang sabuk

pengaman. Gunakan sirine dan lampu sesuai kondisi.

5. Jika pasien memburuk selama perjalanan dan kemungkinan hidup menuju

RS yang dituju meragukan maka pasien dapat di transport ke IGD rumah

sakit yang mampu melakukan pertolongan sesuai kondisi pasien.

b. Modus berangkat

1. Sebelum transportasi,pastikan hal-hal berikut

a) Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi, pastikan

ikatan pada alat pengangkut / stretcher tidak menyebabkan pasien

kesulitan bernafas jika pasien tidak sadar,pastikan pasien mendapatkan

pertukaran udara yang cukup.

Page 18: Panduan Pelayanan Ambulance

b) Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulance

2. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi

dengan meletakkan spine board pendek atau papan RJP di bawah matras

3. Longgarkan pakaian yang ketat

4. Periksa posisi balut dan bidai

5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka

harus di tempatkan di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman

dengan baik agar tidak mempengarugi peruses perawatan pasien.

6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper,dan tas serta pastikan

barang-barang tersebut aman di ambulance jika memungkinkan, beritahu

petugas keamanan tentang hal ini.

c. Selama perjalanan

1. Lengkapi riwayat penyakit dan secondary survey

2. Lanjutkan perawatan kegawat daruratan yang dibutuhkan

3. Catat dan monitoring vital sign secara terus menerus

4. Lakukan monitoring dan observasi berkelanjutan yang berfokus pada

airway, breathing, circulation dan tingkat kesadaran.

5. Jika terjadi kondisi perburukan pada salah satu atau lebih komponen

ABCD lakukan ulang primary survey dan laukan resusitasi

6. Yakinkan alat yang anda perlukan terjangkau dan siapkan alat yang

mungkin anda perlukan sesuai kondisi pasien

7. Pertahankan komonikasi dengan pasien untuk memeriksa respon pasien

8. Jika pasien gelisah

a. Perbaiki ABCD

b. Lakukan restrain jika pasien membahayakan diri sendiri dan orang

lain.

9. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara

mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara

mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.

10. Jika terjadi henti jantung RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulance

berhenti, pastikan DPJP dan fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.

d. Sampai di tempat rujukan

Page 19: Panduan Pelayanan Ambulance

1. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, janganterburu-buru menurunkan

pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas ambulance sampai ada petugas

yang siap mengambil alih.

2. Damping petugas yang akan mengambil alih

Lakukan operan / komonikasikan dengan petugas penerima dengan

tehnik SBAR

Serahkan barang pribadi pasien

Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan

3. Kembalikan peralatan ambulance ke tempat semula

4. Tukar barang-barang yang melekat pada pasien dengan milik rumah sakit

jika memungkinkan

Prinsifnya adalah “satu untuk satu”

Termasuk dalam hal ini: balut steril, verban, masker oksigen, sarung

tangan, alat bantu nafas.

Jika ada program pertukaran yang baik dengan rumah sakit bidai,

spinal dapat langsung di tukar dengan logistic rumah sakit, bidai,

spinal board,

Keuntungannya adalah

Tidak ada resiko perburukan cidera pasien akibat proses tukar-

menukar

Kru ambulan tidak perlu berlama-lama di rumah sakit

Segera periksa kelengkapan dan fungsi barang yang ditukar, dan

laporkan jika kerusakan.

5. Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis sebainya

mencari tempat tenang untuk melakukan ini

e. Kembali dari tempat rujukan

1. Dalam perjalanan kembali selalu isi ulang bahan bakar hingga penuh

2. Bersihkan dengan cepat kopartemen pasien menggunakan sarung tangan

Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang mongering di

permukaan mobil termasuk stretcher

Buang sampah medis termasuk verban dan pembalut yang sudah

terbuka dan belum di gunakan

Bersihkan sampah kotoran non medis

Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada

Page 20: Panduan Pelayanan Ambulance

3. Bersihkan dan desinfeksi peralatan medis

Bersihkan dan lakukan prosedur disinfeksi pada barang non disposable

Ganti barang-barang sekali pakai (disposable) dengan cadangan

4. Mengecek fungsi stretcher ambulance

f. Penolakan perawatan

1. Pasien / keluarga harus sudah dijelaskan tentang kondisi penyakit,

tindakan / transper yang harus dilakukan dan resikonya serta resiko jika

tindakan / transper tidak dilakukan

2. Inform consen harus di dokumentasikan dengan benar

3. Jika orang tua atau wali menolak sedangkan kondisi cidera / penyakit

bersifat mengancam jiwa, maka perawatan dan transportasi dapat

dilakukan tanpa persetujuan mereka. Tujuan transportasi harus di

sampaikan, situasi ini harus dicatat dengan baik

4. Jika orang tua wali menolak tindakan dan kondisinya tidak mengancam

jiwa maka harus dijelaskan dan di yakinkan tentang kemungkinan yang

akan terjadi, jika tetap menolak bantuan perawat dan transportasi harus di

hentikan dan kejadian ini harus di dokumentasikan.

g. Pasien dengan gangguan emosional

1. DPJP bertanggung jawab untuk menentukan keamanan petugas ambulance

dan transper pasien.

2. Petugas ambulance dapat memutuskan untuk menunda tindakan sampai

ada jamianan keamanan

3. jika pasien gangguan jiwa itu cukup sadar dan memutuskan untuk meminta

pertolongan serta DPJP melihat bahwa tindakan cukup aman dilakukan,

transportasi dapat dilakukan tanpa jaminan keamanan

h. Kematian yang belum di pastikan

1. Jika timbul kondisi kematian yang belum di tetapkan, tindakan resusitasi

harus tetap dilakukan

2. Jika kematian sudah ditetapkan, kejadian harus dicatat dengan baik, ter

masuk waktu, tempat dan nama petugas yang ada

3. DPJP dan rumah sakit rujukan harus diberitahu secepatnya

i. Bencana masal

1. Jarak aman ambulance dari tempat kejadian adalah 30-50meter

2. Berlawanan dengan arah angin

Page 21: Panduan Pelayanan Ambulance

3. Command dan control bersama- sama dengan security dan rescue

4. APO Ambulance Parking Officer bertugas mengatur lokasi ambulance dan

kendaraan lain yang datang ke lokasi

5. ALO-Ambulance Loading Officer bertugas menentukan korban yang akan

di evakuasi (dirujuk)

6. Ado – Ambulance Dispatch Officer bertugas mencatat identitas, data

korban dan rumah sakit rujukan sesuai dengan warna kartu triage.

Ambulance Gawat Darurat RSU Bali Royal akan merespon setiap kejadian

bencana ataupun korban masal apabila kondisi bencana / korban masal

tersebut memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Terjadinya structure collaps / Kerusakan infrastruktur

2. Terjadinya fungsional collaps / tidak ada personil / petugas di rumah sakit

atau di tempat korban bencana / korban masal.

3. Terjadinya penurunan kualitas pelayanan medis di tempat bencana /

korban masal.

Page 22: Panduan Pelayanan Ambulance

BAB IV

DOKUMENTASI PELAYANAN AMBULANCE

1. Buku Operasional Kendaraan

2. Buku Pemeliharaan kendaraan

3. Buku pemakaian dan operand an alat medis

4. Form monitoring pasien dalam ambulance