Paper Politik Internasional - Kepentingan Nasional Arab Saudi Di Yaman

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Politik Internasional secara umum merupakan disiplin idan! st erupa"a mema#ami Huun!an Politik antaran!sa. $ %ekaran!& isu'isu non' keamanan an"ak ersain! den!an keamanan untuk per#atian dari pemuat kei(akan& analis di luar& dan )ar!a ne!ara. Politik Internasional Kemampuan untuk men!enali potensi ker(asama dan kon*lik antara kera!aman a aktorne!aradan non'ne!ara& dan kemudian memili# dan menerapkanrespon kei(akan "an! tepat untuk masala# "an! ada memerlukan pema#aman "an! can! dan in*ormasi politik internasional serta keterampilan untuk menan! "an! tak terdu!a dan peluan! "an! ada. Dalam politik internasional selalu terdapat #uun!an& dalam suatu #u pasti selalu terdapat kepentin!an dan kepentin!an dalam #uun!an a an!sa serin! diseut den!an Kepentingan Nasional. 2 +enurut ,o#n T. Rourke& kepentin!an nasional itu ersi*at contro-ersial& se#in!!a menimulkan sika kontra. %e#in!!a #al ini memunculkan era!ai macam ar!ument pro dan kontr Kemudian& menurut K. ,. Holsti terdapat kriteria pokok kepentin!an nasio dikaitkan den!an esar atau keciln"a kepentin!an ne!ara& dikaitkan den!an )aktu untuk mencapain"a& dikaitkan den!an esar atau keciln"a tuntutan "an! diminta ole# ne!ara lain. Dari kriteria terseut terentukla# macam kepe nasional "aitu pertama nilai'nilai dan kepentin!an inti& ersi*at pokok da )ar!a ne!araersedia memper(uan!kan untuk pencapaiann"a& serta er(an!ka pendek. Kedua& propa!anda "aitu men!ontrol atau mempen!aru#i perilaku kelo den!an men!!unakan sarana komunikasi den!an maksud a#)a disetiap "an! dierikan dari mereka "an! dipen!aru#i sama seperti maksud dari oran! 1 Catatan Kuliah Minggu-1, Mata Kuliah Politik Internasional , Drs. Tri Cahyo Utomo, MA. 2 Ibid. 1

description

makalah mengenai politik internasional yang berfokus tentang kepentingan nasional

Transcript of Paper Politik Internasional - Kepentingan Nasional Arab Saudi Di Yaman

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPolitik Internasional secara umum merupakan disiplin bidang studi yang berupaya memahami Hubungan Politik antar bangsa.[footnoteRef:2] Sekarang, isu-isu non-keamanan banyak bersaing dengan keamanan untuk perhatian dari pembuat kebijakan, analis di luar, dan warga negara. Politik Internasional bersifat dinamis. Kemampuan untuk mengenali potensi kerjasama dan konflik antara keragaman aktor-aktor negara dan non-negara, dan kemudian memilih dan menerapkan respon kebijakan yang tepat untuk masalah yang ada memerlukan pemahaman yang canggih dan informasi politik internasional serta keterampilan untuk menanggapi ancaman yang tak terduga dan peluang yang ada. [2: Catatan Kuliah Minggu-1, Mata Kuliah Politik Internasional, Drs. Tri Cahyo Utomo, MA. ]

Dalam politik internasional selalu terdapat hubungan, dalam suatu hubungan pasti selalu terdapat kepentingan dan kepentingan dalam hubungan antar negara-bangsa sering disebut dengan Kepentingan Nasional.[footnoteRef:3] Menurut John T. Rourke, kepentingan nasional itu bersifat controversial, sehingga menimbulkan sikap pro dan kontra. Sehingga hal ini memunculkan berbagai macam argument pro dan kontra. Kemudian, menurut K. J. Holsti terdapat 3 kriteria pokok kepentingan nasional yaitu dikaitkan dengan besar atau kecilnya kepentingan negara, dikaitkan dengan unsur waktu untuk mencapainya, dikaitkan dengan besar atau kecilnya tuntutan yang diminta oleh negara lain. Dari kriteria tersebut terbentuklah 3 macam kepentingan nasional yaitu pertama nilai-nilai dan kepentingan inti, bersifat pokok dan sebagian warga negara bersedia memperjuangkan untuk pencapaiannya, serta berjangka pendek. Kedua, propaganda yaitu mengontrol atau mempengaruhi perilaku kelompok dengan menggunakan sarana komunikasi dengan maksud bahwa disetiap keadaan yang diberikan dari mereka yang dipengaruhi sama seperti maksud dari orang yang melakukan propaganda. Ketiga, economic warfare yaitu kebijakan ekonomi yang ditetapkan suatu negara pada masa perang. [3: Ibid.]

Sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, makalah ini akan membahas mengenai kepentingan nasional Arab Saudi dalam pemberontakan oleh kelompok Houthi di Yaman. Arab Saudi merupakan negara yang berada dalam kawasan Timur Tengah, berbatasan dengan Teluk Persia dan Laut Merah, serta Yaman Utara. Arab Saudi bersama dengan Yaman termasuk kedalam Arab State. Kemudian, kelompok pemberontak Houthi sendiri yaitu kelompok yang muncul dari wilayah utara Yaman yang miskin sebagai gerakan militant yang berjuang untuk melindungi tradisi agama dan budaya minoritas mereka. Kelompok ini juga dikenal dengan Ansar Allah atau Partisan of God, ajaran kelompok ini yaitu menggunakan Islam Syiah yang dikenal dengan Zaidism, sebuah sekte yang hampir ada di seluruh Yaman dan terdiri dari sekitar sepertiga dari penduduk Yaman.[footnoteRef:4] Mereka juga mempunyai sebuah slogan yaitu "Allah Maha Besar. Mampuslah Amerika. Matilah Israel. Allah mengutuk Yahudi. Kemenangan bagi Islam," begitulah slogan para kelompok Houthi ini.[footnoteRef:5] [4: Yemen conflict: Whos who in the conflict tearing the Arab worlds poorest country apart, 2015, abc.net.au, diakses pada 9 Mei 2015, http://www.abc.net.au/news/2015-04-09/conflict-yemen-explained/6366996] [5: Pandasurya Wijaya, Siapa sesungguhnya pemberontak Houthi di Yaman?, 2015, merdeka.com, diakses pada 7 Mei 2015, http://www.merdeka.com/dunia/siapa-sesungguhnya-pemberontak-houthi-di-yaman.html]

Pemberontakan oleh kelompok Houthi pernah terjadi tahun 2004 yang dipimpin oleh pendiri kelompok itu yaitu Hussein al-Houthi. Beberapa pemberontakan lebih berkobar sebelum gencatan senjata itu ditengahi oleh pemerintah pada tahun 2010. Pada tahun 2011, dalam momentum Arab Spring, kelompok Houthi bergabung dengan faksi lainnya dalam protes nasional terhadap presiden Ali Abdullah Saleh atas ketidakmampuannya dalam keditaktorannya untuk menangani ekonomi negara dan masalah sosial yang memaksa beliau untuk turun dari jabatannya. Lalu pada tahun 2014, presiden yang baru yaitu Hadi mengumukan sebuah rencana untuk Yaman untuk menjadi federasi enam wilayah. Hal tersebut membuat geram para pemberontak Houthi sehingga menyerang pangkalan militer dan menyita sejumlah besar senjata berat. Dukungan terhadap kelompok ini meningkat pada Agustus lalu ketika para pemrotes anti-pemerintah kembali turun ke jalan yang membuat Hadi melarikan diri. Sekarang ini Houthi didukung oleh beberapa unit militer yang masih setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang masih memiliki pengaruh dalam angkatan bersenjata. Konflik yang terjadi di Yaman mencapai puncaknya pada Maret 2015 sehingga membuat negara ini jatuh dan dapat memperburuk ketegangan regional. Hal ini juga dikhawatirkan oleh Barat karena ancaman serangan yang berasal dari negara ini menjadi lebih tidak stabil. Konflik antara Houthi dan Pemerintah juga dilihat sebagai bagian dari perebutan kekuasaan regional antara Islam Syiah yang diperintah Iran dan Islam Sunni yang dikuasai Arab, yang berbagi perbatasan panjang dengan Yaman.[footnoteRef:6] [6: Yemen crisis: Who is fighting whom?, 2015, bbc.com, diakses pada 9 Mei 2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29319423]

B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka terdapat sebuah rumusan masalah yaitu apa kepentingan nasional Arab Saudi dalam konflik yang terjadi di Yaman antara pemerintah dengan kelompok pemberontak Houthi?

C. TUJUAN PENELITIANTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kepentingan nasional Arab Saudi dalam konflik di Yaman dan sejauh mana kontribusi yang dilakukan oleh Arab Saudi dalam konflik di Yaman ini.

BAB IIPEMBAHASANA. KONFLIK POLITIK YAMANYaman menjadi negara dengan krisis yang parah untuk saat ini, ketidakstabilan, pemerintahan yang lemah, banyaknya korupsi, penipisan sumber daya dan infrastruktur yang buruk telah menghambat pembangunan di negara termiskin di Timur Tengah ini. Walaupun miskin tetapi negara ini strategis dan perebutan kekuasaan di Yaman memiliki implikasi serius bagi wilayah regional dan keamanan Barat. Beberapa bulan terakhir ini di Yaman telah pecah menjadi konflik antara beberapa kelompok yang berbeda dan mendekati dengan perang saudara. Konflik utamanya ini terjadi antara militan yang setia kepada Presiden sekarang yaitu Abdrabbuh Mansour Hadi dan orang-orang yang bersekutu dengan pemberontak Zaidi Syiah yang dikenal dengan Houthi, hal tersebut memaksa Hadi meninggalkan ibukota Sanaa pada bulan Februari.[footnoteRef:7] [7: Ibid. ]

Sebelum konflik pecah pada maret 2015, pada tahun 2011 sudah terjadi protes besar di Yaman. Hal yang memicu kemarahan publik ini yaitu saat Ali Abdullah Saleh mengumumkan paket konsesi ekonomi pada Januari 2011, termasuk kenaikan gaji, pemotongan pajak, dan peningkatan kontrol harga dan subsidi.[footnoteRef:8] Saat langkah-langkah ekonominya gagal sehingga menimbulkan ketidakpuasan rakyat, hal ini lah yang membuat terjadinya protes besar-besaran. Puluhan ribu demonstran turut serta dalam protes tersebut dan menjadi jelas bahwa protes tersbeut tidak lebih untuk perebutan kekuasaan politik di antara elite negara karena mereka berusaha untuk memaksimalkan posisi negosiasi mereka.[footnoteRef:9] [8: Haddad dan Haddas, Yemen: Divided Dissent, The World Today, Vol. 67, No.3 (Maret 2011): 8.] [9: Ibid, 9.]

Kemudian konflik yang ada terus berlanjut hingga pada tahun 2014 terjadi kudeta yang juga dikenal sebagai September 21 Revolution yang ditandai dengan pengambilalihan pemerintah Yaman oleh Houthi, dengan pemberontakan merebut sebagian besar ibukota dan menduduki fasilitas pemerintah. Pasukan keamanan Yaman sendiri telah membagi loyalitasnya antara pendukung Presiden sekarang, A.M Hadi dan kelompok Houthi, serta Ali Abdullah Saleh telah beralih kesetiaan dengan mendukung Houthi. A.M. Hadi juga didukung di selatan dengan dominasi negara Sunni oleh milisi yang dikenal sebagai Popular Resistance Committees dan suku setempat. Kedua Presiden tersebut dan kelompok pemberontak Houthi sangat bertentangan dengan Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), yang telah memulai sejumlah serangan dari kubu selatan dan selatan-timur.[footnoteRef:10] [10: Ibid. ]

Pada Januari 2015, Presiden A.M. Hadi mengundurkan diri ditengah-tengah protes, setelah Houthi memaksa masuk ke Istana Presiden di Sanaa dan menamai lima anggotanya dewan presiden untuk memerintah negara. Kemudian Mr. Hadi dijadikan sebagai tahanan rumah, namun ia dapat melarikan diri ke kota pelabuhan selatan Aden pada bulan Februari, dimana ia segera mencabut pengunduran dirinya dan membentuk pemerintahan baru dan menyerukan tentara untuk bergabung dengannya.[footnoteRef:11] [11: Yemen conflict: Whos who in the conflict tearing the Arab worlds poorest country apart, 2015, abc.net.au, diakses pada 9 Mei 2015, http://www.abc.net.au/news/2015-04-09/conflict-yemen-explained/6366996]

Kelompokk Houthi saat ini sudah mendekati Aden dan mengontrol pintu masuk ke Laut Merah, selat Bab al-Mandab, dimana sekitar 20.000 kapal melewati daerah itu setiap tahunnya. Kota tersebut juga merupakan pangkalan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi yang telah menyerukan intervensi militer oleh the Gulf Co-operation Council (GCC), termasuk penerapan zona larangan terbang, sementara beberapa orang berharap banyak dengan perdamaian yang dijanjikan yang telah dibicarakan di Qatar.[footnoteRef:12] Lalu pada 20 Maret Islamic State yang juga ikut terlibat dalam pecahnya perang sipil di Yaman ini menandai debut kekerasannya dengan serangan bom bunuh diri di Masjid dengan pendukung Houthi dan menewaskan lebih dari 130 jamaah. Kelompok Houthi juga telah berhasil menduduki ibukota dan mereka mendapatkan banyak bantuan dari beberapa kalangan, salah satunya mantan Presiden 30 tahun yaitu Ali Abdullah Saleh yang bertekad untuk membuat Yaman dapat diatur oleh penerusnya. Iran juga diduga mendukung Houthi karena sama-sama menganut Islam Syiah. [12: Frank Gardner, Yemen crisis: An Iranian Saudi battleground?, bbc.com, 2015, diakses pada 10 Mei 2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32044059]

A man Stands in a room of a house burnt after an air strike by a Saudi-led coalition struck a nearby missile base, in Sanaa. Puncak dari pemberontakan Houthi ini terjadi pada 25 Maret, ketika Arab Saudi melancarkan serangan militer dengan menggunakan serangan udara lintas batas membom posisi-posisi pemberontak di ibukota Sanaa untuk mengembalikan mantan pemerintah Yaman.[footnoteRef:13] Koalisi ini terdiri dari lima negara di Teluk Arab dan Yordania, Mesir, Maroko, dan Sudan. [13: Ibid. ]

Untuk memulihkan konflik yang ada, Yaman perlu untuk memulai transisi ke pemerintahan baru. Semakin cepat negara itu mampu bergerak melewati krisis politik ini, semakin cepat pemerintah dapat mengatasi masalah yang mendasari ketidakamanan di Yaman. Saat ini memang Yaman menghadapi banyak tantangan utama pada waktu yang sama, selain masalah sosial dan ekonomi tetapi juga didukung dengan adanya perang sipil ini yang dapat mengancam regional.

B. KEPENTINGAN NASIONAL DAN TINDAKAN ARAB SAUDI DALAM KONFLIK YAMANArab Saudi merupakan salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Yaman di wilayah Utara, selain Iran di wilayah Selatan. dan ini sangat menjadi masalah. Untuk alasan sejarah dan geografi, Arab Saudi memang sangat tertarik dan terobsesi dengan perkembangan di Yaman.[footnoteRef:14] Hal ini tidak mungkin bagi mereka jika hanya melihat perang sipil yang terjadi di Yaman dan bahwa Raja baru Arab Saudi telah membuat Yaman menjadi prioritas pertamanya. [14: Jeremy Shapiro, Why are 10 countries attacking Yemen?, Order from Chaos: Foreign Policy in a Troubled World, 2015, diakses pada 7 Mei 2015, http://www.brookings.edu/blogs/order-from-chaos/posts/2015/03/26-why-attack-yemen-shapiro]

Akhirnya dibentuklah koalisi dengan Sembilan negara Arab, termasuk dengan lima negara Teluk dan Yordania, Maroko, dan Sudan, dan baru-baru ini Mesir ikut bergabung, serta Arab Saudi memimpin koalisi militer tersebut untuk bertempur melawan pemberontakan Houthi. Sebelum melakukan serangan udara, Arab Saudi telah menjatuhkan selebaran peringatan kepada warga di distrik perbatasan Yaman untuk pergi, yang dijatuhkan di Old Saada di provinsi Saada. Arab Saudi mengatakan lima hari gencatan senjata kemanusiaan akan dimulai pada 12 Mei.[footnoteRef:15] [15: Yemen conflict: Saudis warn border civilians to leave, bbc.com, 2015, diakses pada 10 Mei 2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32654346]

Pada tanggal 25 Maret 2015, Arab Saudi memimpin serangan udara besar-besaran dengan menjatuhkan bom-bom di Sanaa, ibukota Yaman melawan pemberontak Houthi, intervensi militer ini dinamakan Operation Decesive Storm. Serangan tersebut bertujuan untuk mengembalikan Presiden Yaman yaitu Hadi yang diasingkan oleh kelompok Houthi, agar dapat melarikan diri pertama ke kota pelabuhan selatan Aden dan kemudian ke Riyadh.[footnoteRef:16] Jet tempur dari Mesir, Maroko, Yordania, Sudan, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, dan Bahrain juga mengambil bagian dalam operasi ini, sedangkan Somalia telah membuat wilayah udaranya , perairan territorial dan pangkalan militernya untuk digunakan oleh koalisi. Kemudian Amerika Serikat juga ikut mendukung operasi ini dengan menyediakan intelijennya dan dukungan logistik serta penyelamatan untuk pesawat yang jatuh atau pilot yang terluka.[footnoteRef:17] Serangan udara ini telah menewaskan sekitar ratusan warga sipil termasuk anak-anak, mengahancurkan kamp pengungsi dan tempat ibadah, serta rumah-rumah penduduk sipil. [16: Rannie Amiri, Saudi Arabias Attack on Yemen, 2015, counterpatch, diakses pada 10 Mei 2015, http://www.counterpunch.org/2015/05/08/saudi-arabias-attack-on-yemen/] [17: James Rosen, U.S stepping up weapons shipments to aid Saudi air campaign over Yemen, 2015, McClatchyDC, diakses pada 10 Mei 2015, http://www.mcclatchydc.com/2015/04/07/262381/us-stepping-up-weapons-shipments.html]

Sebelumnya Arab Saudi pernah melakukan serangan udara terhadap Houthi di perbatasan mereka bersama pada tahun 2010 dan mengatakan bahwa tiadk akan membiarkan Iran untuk menyebarkan konflik sekterian di wilayah tersebut dan bersumpah untuk mendukung presiden Yaman sekarang. Sekarang ini Arab Saudi masih dalam proses membangun pagar perbatasan besar dengan Yaman dan saat ini memperkuat pangkalan angkatan laut di selatan pelabuhan Laut Merah Jizan.[footnoteRef:18] [18: Frank Gardner, Yemen crisis: An Iranian Saudi battleground?, bbc.com, 2015, diakses pada 10 Mei 2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32044059]

Serangan masih saja terus dilakukan hingga saat ini, hal tersebut diperparah saat pemberontak Houthi mulai menyerang kota Najran, Arab Saudi dengan melepaskan tembakan mortar pada tanggal 5 Mei 2015.[footnoteRef:19] Kota Najran terletak tidak jauh dari perbatasan Yaman, disana terlibat baku tembak antara pasukan darat Arab Saudi dan kelompok Houthi, serta helicopter-helikopter Arab Saudi sudah beberapa kali menggelar operasi militer. Akibat dari serangan di kota Najran ini menyebabkan Arab Saudi harus menunda semua penerbangan di bandara setempat dan menutup semua sekolah. [19: Pemberontak Houthi Serang Sebuah Kota di Arab Saudi, 2015, kompas, diakses pada 10 Mei 2015, http://internasional.kompas.com/read/2015/05/05/22042401/Pemberontak.Houthi.Serang.Sebuah.Kota.di.Arab.Saudi]

Keterlibatan Arab Saudi dalam konflik Yaman dengan memimpin koalisi dari Arab State, tentunya karena adanya kepentingan nasional Saudi di Yaman. Beberapa alsannya sudah dijelaskan diatas dan kepentingan lainnya Saudi menganggap dirinya sebagai penjaga kepentingan Sunni di wilayah tersebut dan kemajuan kelompok Houthi yang menganut Syiah dapat mengancam bagi sekutu Sunni. Letak geografis Arab Saudi yang berbatasan langsung dengan Yaman juga menjadi alasan mengapa Saudi ingin terlibat dalam konflik ini, karena dapat mengancam kemanan di wilayah Saudi yang dekat dengan perbatasan. Juga karena Yaman merupakan negara yang strategis, wilayahnya selalu dilewati oleh kapal-kapal minyak bermuatan besar yang sangat penting untuk perdagangan di Saudi. Banyak yang berpendapat bahwa perang sipil yang terjadi di Yaman ini menjadi lahan untuk persaingan antara Arab Saudi dan Iran, namun kebenarannya masih diragukan.Kepentingan Nasional Arab Saudi di Yaman ini tentu dipengaruhi oleh beberapa dimensi. Terdapat dimensi pokok dari kepentingan nasional yang berkaitan dengan kepentingan Saudi yaitu pertama keamanan fisik, isu pokok dari bangsa adalah masyarakat dan kelangsungan hidup secara fisik dari masyarakatnya adalah elemen yang utama kepentingan nasional, keamanan bangsanya lebih penting daripada negara atau pemerintahannya. Kedua yaitu national cohesion, berhubungan untuk mempromosikan nilai atau ideologi atau seperangkat nilai yang masyarakat percaya. Bisa dilihat jika Saudi sangat ingin tetap menjaga Sunni terus menjadi mayoritas di dalam Yaman. Konsep kepentingan nasional ini selalu berkaitan dengan teori realisme dan disebutkan bahwa politik internasional adalah arena kepentingan-kepentingan negara yang sedang berkonflik.[footnoteRef:20] Kesadaran akan tujuan politik (yaitu mempertahankan kepentingan nasional) kadang harus membenarkan cara-cara yang secara moral dapat dipermasalahkan, seperti mengearahkan dan membom kota-kota berpenduduk, membawa pada etika situasional dan menyebutkan kebijaksanaan politik , serta tidak menghindarkan tindakan jahat walaupun terdapat tujuan tertentu.[footnoteRef:21] Dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan nasionalnya tidak jarang sebuah negara menekankan dimensi tragis etika internasional: mereka mengetahui tidak terlekannya dilemma keamanan dalam politik internasional bahwa tindakan jahat kadang-kadang harus diambil untuk mencegah kejahatan yang lebih besar,[footnoteRef:22] contohnya saja Saudi tidak segan untuk mengebom kota-kota yang diduki oleh pemberontak Houthi yang dapat menewaskan banyak warga sipil. [20: Jackson dan Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 129.] [21: Ibid, 128.] [22: Ibid]

Dapat disimpulkan bahwa kepentingan nasional Saudi di Yaman sangat beragam dan dapat mengancam kemanan Saudi bila negara tersebut diam saja, karena semakin lama kelompok Houthi semakin memperbesar daerah kekuasaannya. Kemudian Saudi juga menganggap bahwa konflik ini sebagai ancaman dari Iran dan melihat Houthi sebagai sebuah kekuatan proxy Iran atau Iran puppets. Hal ini dikarenakan mayoritas Syiah Iran dan dominasi Sunni Arab Saudi terkunci dalam kontes strategis untuk menyebarkan pengaruh di Timur Tengah.Sejauh ini yang akan dilakukan Saudi yaitu dengan mengirim 150.000 tentara untuk koalisi yang akan turun ke Yaman dan meningkatkan kemungkinan serangan darat. Lalu pada pertemuan di Paris, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan humanitarian ceasefire selama lima hari akan dimulai pukul 23.00 waktu setempat pada tanggal 12 Mei.[footnoteRef:23] Tindakan yang dilakukan Arab Saudi ini sangat didukung oleh Arab State dan juga Amerika Serikat, karena konflik di Yaman ini dianggap dapat sebagai ancaman langsung terhadap kemanan Arab State dan juga bersama-sama ingin menemukan solusi politik yang tepat dengan bertujuan untuk membawa kembali Yaman dalam kemanan dan stabilitas melalui pembentukan proses politik. [23: Yemen conflict: Saudis warn border civilians to leave, bbc.com, 2015, diakses pada 10 Mei 2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32654346]

BAB IIIPENUTUPKESIMPULANKonflik politik yang terjadi di Yaman diawali dengan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan yang gagal pada masa Ali Abdullah Saleh, presiden yang memerintah Yaman selama 30 tahun. Hal tersebut memicu kemarahan kelompok Houthi sehingga terjadilah protes besar-besaran yang membuat Saleh terpaksa turun dari jabatannya. Setelah itu, pemberontakan Houthi tidak berhenti disitu saja karena mereka percaya bahwa pemberontakannya harus dilanjutkan. Kemudian berlanjut hingga terpilihnya presiden baru hingga sekarang yaitu A.M Hadi. Beliau sempat menjadi tahanan bawah tanah oleh kelompok Houthi. Hal ini yang membuat A.M. Hadi mencari bantuan internasional dengan melibatkan Arab Saudi di dalamnya. Puncak dari konflik ini yaitu saat Arab Saudi memimpin sebuah koalisi yang terdiri dari Arab State untuk melakukan serangan udara besar-besaran yang menewaskan ratusan warga sipil dan merusak sarana-prasarana publik. Ikut campur Arab Saudi ini membuat kelompok Houthi geram dan membalaskan dendam dengan mengebom kota Najran yang berada di perbatasan Yaman. Keterlibatan Arab Saudi dalam konflik politik di Yaman ini dikarenakan alasan kepentingan nasional Saudi. Karena faktor geografis yang sangat berbatasan langsung di wilayah Utara Yaman dan faktor sejarah. Kemudian faktor ideologi, yaitu Saudi tidak mau dominasi Sunni terganggu dengan munculnya kelompok Houthi yang menganut Syiah dengan didukung oleh Iran. Saudi dan Iran memang memiliki ketegangan dalam rangka untuk memenangkan pengaruh di Timur Tengah. Kepentingan Saudi lainnya yaitu karena Yaman merupakan negara yang strategis dan dilewati oleh kapal-kapal besar pengangkut minyak yang penting dalam perdagangan Saudi. Keamanan Saudi juga dipertaruhkan dalam konflik ini, karena dengan adanya konflik ini dapat mengancam keamanan nasional Arab Saudi. Konflik politik yang terjadi di Yaman ini juga dapat menjadi ancaman bagi keamanan regional karena dapat membuat krisis diseluruh negara-negara Arab. Oleh karena itu, Saudi sangat gencar dalam melakukan serangan untuk menghentikan pemberontakan kelompok Houthi. Namun, sampai saat ini serangan masih saja terjadi dan koalisi masih mencari solusi politik yang baik.11