BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030...

12
40 BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030 Setelah bertahun-tahun perekonomian Arab Saudi bertumbuh dengan begitu cepat dan signifikan, dimana hal ini disebabkan oleh perekonomian yang berbasis pada sektor minyak. Namun dengan persoalan yang terjadi, yakni kejatuhan harga minyak membuat kerajaan sadar bahwa tidak bisa lagi mengandalkan sektor minyak. Sehingga dengan itu membuat kerajaan menyadari bahwa ada potensi lain selain minyak yang memberikan peluang untuk membangun kembali perekonomian yang sempat jatuh. Dengan demikian, kerajaan merencanakan pertumbuhan ekonomi yang dinamis melalui produktifitas serta investasi. Reformasi ekonomi merupakan langkah konkrit yang dilakukan untuk melepaskan ketergantungan terhadap minyak dengan membantu memastikan pertumbuhan, lapangan kerja serta masyarakat Saudi yang makmur dan sejahtera. Reformasi ekonomi yang sementara dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi disebut dengan “Saudi Vision 2030” merupakan sebuah transformasi ekonomi yang ambisius dengan tujuan untuk menjadikan kerajaan sebagai jantung dunia Arab dan Islam, pusat investasi dan pusat penghubung antar 3 benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa (Saudi Vision 2030 document, 2017:13). Berdasarkan letak wilayah Arab Saudi yang strategis menjadikan kerajaan ini sebagai gerbang perdagangan global. Dengan adanya reformasi ini, pendapatan Saudi akan diarahkan pada sektor non-minyak serta menjadikan kerajaan ini terbuka pada semua agama dan dunia internasional. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh McKinsey & Company (2015), mengatakan bahwa ada potensi penuh pada tahun 2030 sehingga dengan itu merencanakan

Transcript of BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030...

Page 1: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

40

BAB V

REFORMASI EKONOMI

5.1 Saudi Vision 2030

Setelah bertahun-tahun perekonomian Arab Saudi bertumbuh dengan begitu cepat

dan signifikan, dimana hal ini disebabkan oleh perekonomian yang berbasis pada

sektor minyak. Namun dengan persoalan yang terjadi, yakni kejatuhan harga minyak

membuat kerajaan sadar bahwa tidak bisa lagi mengandalkan sektor minyak. Sehingga

dengan itu membuat kerajaan menyadari bahwa ada potensi lain selain minyak yang

memberikan peluang untuk membangun kembali perekonomian yang sempat jatuh.

Dengan demikian, kerajaan merencanakan pertumbuhan ekonomi yang dinamis

melalui produktifitas serta investasi. Reformasi ekonomi merupakan langkah konkrit

yang dilakukan untuk melepaskan ketergantungan terhadap minyak dengan membantu

memastikan pertumbuhan, lapangan kerja serta masyarakat Saudi yang makmur dan

sejahtera.

Reformasi ekonomi yang sementara dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi disebut

dengan “Saudi Vision 2030” merupakan sebuah transformasi ekonomi yang ambisius

dengan tujuan untuk menjadikan kerajaan sebagai jantung dunia Arab dan Islam, pusat

investasi dan pusat penghubung antar 3 benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa (Saudi

Vision 2030 document, 2017:13). Berdasarkan letak wilayah Arab Saudi yang strategis

menjadikan kerajaan ini sebagai gerbang perdagangan global. Dengan adanya

reformasi ini, pendapatan Saudi akan diarahkan pada sektor non-minyak serta

menjadikan kerajaan ini terbuka pada semua agama dan dunia internasional.

Dalam laporan yang dikeluarkan oleh McKinsey & Company (2015), mengatakan

bahwa ada potensi penuh pada tahun 2030 sehingga dengan itu merencanakan

Page 2: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

41

transformasi ekonomi dengan menargetkan pada tahun 2030 yaitu, PDB dapat

bertumbuh dua kali lipat yakni sekitar 800 miliar USD; 4 triliun USD akan

diinvestasikan dalam ekonomi non-minyak terutama dari sektor swasta; angkatan kerja

masyarakat Saudi akan bertambah sebanyak 6 juta pekerja; pendapatan rumah tangga

akan meningkat sebesar 60 %. Delapan sektor yang akan menghasilkan pertumbuhan

dan juga pekerjaan yaitu pertambangan, pariwisata, petrokimia, keuangan, manufaktur,

konstruksi, perdagangan serta kesehatan.

Saudi Vision 2030 memiliki 3 tema utama yakni: a vibrant society, a thriving

economy, dan an ambitious nation. Setiap poin tersebut, hal yang disoroti ialah

komitmen dan representasi sebagai suatu ambisi dari tujuan yang ingin dicapai oleh

Arab Saudi. Visi ini dapat dikatakan pula sebagai acuan dalam kebijakan masa depan

kerajaan, sehingga dengan ini semua proyek dapat dijalankan selaras dengan isinya.

Tema yang pertama ialah a vibrant society atau masyarakat yang dinamis, dimana

masyarakat dapat hidup sesuai dengan prinsip Islam yang moderasi yang menjadi

kebanggaan identitas nasional. Prinsip dari Islam moderasi menjadi kekuatan

pendorong baik dalam menjalankan nilai-nilai toleransi, disiplin, keunggulan, maupun

transparansi. Dalam bidang jasa, akan berfokus untuk melayani para pengunjung

Umrah dengan memberikan keramahan, kenyamanan serta memperlancar proses visa.

Hal ini dilakukan dengan memulai modernisasi dan meningkatkan kapasitas untuk

menyambut pengungjung Umrah dari 8 juta menjadi 30 juta setiap tahun. Dalam

mempromosikan identitas nasional, akan membangun lebih banyak museum, tempat

wisata dan situs bersejarah.

Melalui tema ini juga Arab Saudi menyadari bahwa kekayaan suatu negara tidak

hanya terletak pada sumber daya alam, melainkan kekayaan yang sebenarnya ialah

terletak pada sumber daya manusia. Sehingga pemerintah berupaya untuk mendorong

kontribusi masyarakat dalam menghasilkan penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini

dilakukan melalui penyediaan proyek-proyek bagi masyarakat. Selain itu, budaya dan

Page 3: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

42

hiburan merupakan hal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup, dari sini

pemerintah akan mendukung upaya daerah, lembaga non-profit maupun sektor swasta.

Dan terakhir ingin meningkatkan peran dana pemerintah serta menarik investor lokal

dan internasional serta menciptakan kemitraan dengan perusahaan luar negeri. Melalui

langkah yang dilakukan oleh kerajaan, mendorong pemerintah untuk memperkuat

masyarakat pada identitas nasional yang telah mengakar.

Tema kedua berfokus pada pengembangan ekonomi (thriving economy) jangka

panjang dan berkelanjutan. Dimana kerajaan ingin mengembangkan sektor lain dan

melepaskan ketergantungan terhadap pendapatan minyak. Pengembangan ekonomi ini

memberikan kesempatan pada semua masyarakat baik itu pria, wanita, tua dan muda.

Sehingga mereka dapat berkontribusi yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki.

Salah satu aset yang paling menonjol ialah generasi muda, dimana lebih dari setengah

populasi Arab Saudi berusia di bawah 25 tahun. Dengan demikian pemerintah

mengambil peluang dari peran pemuda dengan memperluas ekonomi kewirausahaan

dan juga perusahaan, dimana hal tersebut termasuk dalam upaya diversifikasi

perekonomian.

Pengembangan ekonomi secara khusus bertujuan untuk mengurangi tingkat

pengangguran dari 11.6 % menjadi 7 %, meningkatkan kontribusi UKM terhadap PDB

dari 20 % menjadi 35 % dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja

dari 22 % menjadi 30 %. Selain itu, privatisasi aset negara termasuk perusahaan

Aramco akan meningkatkan pendapatan domestik dengan mentransfer kepemilikan

Aramco terhadap Dana Investasi Publik (Saudi Vision 2030 document, 2017:39).

Ada beberapa sektor yang mendorong keberhasilan ekonomi seperti sektor

manufaktur, pertambangan, teknologi dan sektor pariwisata. Pada saat bersamaan,

pemerintah Arab Saudi terus melakukan diversifikasi ekonomi dengan melokalisasikan

sektor minyak dan gas. Kemudian, pemerintah juga akan meningkatkan kontribusi

sektor swasta jangka panjang, dengan demikian akan membuka peluang investasi baru,

Page 4: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

43

memfasilitasi investasi, menghapus hambatan dan mendorong inovasi. Selain itu, zona

khusus akan disediakan bagi pariwisata maupun industri.

Tema terakhir yakni bangsa yang ambisius, ialah kesadaran pemerintah untuk

melakukan transparansi dan akuntabilitas secara jelas dalam kontrol terhadap proyek-

proyek yang memberi pengaruh yang signifikan bagi perkembangan ekonomi Saudi.

Pemerintah juga merasa perlu untuk mengelola keuangan secara efektif dan efisien.

Tidak hanya itu, masyarakat juga diberikan ruang untuk berkontribusi dalam mencapai

nilai-nilai Islam dan tradisi nasional dengan menghormati, mendukung, membantu,

serta meningkatkan keramahan dan menghargai hak setiap orang. Pemerintah

bertanggung jawab dalam mengembangkan masyarakat ke arah yang saling

menguntungkan dengan membangun kehidupan professional, meningkatkan

produktifitas para pekerja dengan menerapkan manajemen kinerja yang tepat,

memberdayakan organisasi non-profit dan mendorong bisnis masyarakat sehingga

dapat menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.

Tujuan Arab Saudi melalui tema ini untuk meningkatkan tabungan rumah tangga

dari 6 % menjadi 10 % dari total pendapatan rumah tangga serta meningkatkan

kontribusi sektor non-profit terhadap PDB yaitu kurang dari 1 % menjadi 5 % dengan

menerapkan standar tata kelola yang baik dan memfasilitasi pelatihan berkualitas tinggi

(Saudi Vision 2030 document, 2017:77).

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, saat ini pemerintah memang

belum mengidentifikasi dan memberlakukan cara-cara terbaik untuk memastikan para

pekerja dapat memiliki keterampilan yang tepat bagi masa depan mereka. Akan tetapi,

pada tahun 2020, akan ada pelatihan pada 500.000 pekerja/karyawan, serta bagi

lembaga pemerintahan dan kementerian diinstruksikan untuk mengadopsi praktek-

praktek terbaik dengan menerapkan manajemen kinerja yang tepat dalam

pengembangan sumber daya manusia.

Page 5: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

44

Dari segi pelayanan lembaga pemerintah, akan berkontribusi dalam meningkatkan

efisiensi dan produktivitas belanja pemerintah. Dalam pelayanan di berbagai sektor

juga akan meningkatkan kualitas, menyediakan lapangan pekerjaan yang tepat bagi

masyarakat dengan biaya yang tidak mahal serta mentransfer pengetahuan.

Vision 2030 merupakan langkah reformasi yang ambisius yang sementara dijalani

oleh Arab Saudi, memiliki target untuk masa depan yang lebih baik bagi kerajaan dan

masyarakat Saudi. Dengan dikeluarkannya visi ini dapat mengembangkan strategi

perekonomian dan meningkatkan kualitas kinerja. Sumber daya manusia merupakan

faktor penting dalam kesuksesan setiap proyek. Pemerintah telah berkomitmen untuk

meluncurkan program menyeluruh untuk mengembangkan kemampuan masyarakat.

5.2 Saudi Vision 2030 sebagai Pilihan Rasional Mohammed bin Salman

Reformasi ekonomi Arab Saudi tidak dapat diimplementasikan tanpa ada aktor

yang menggerakkannya. Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Arab Saudi

menjadi pencetus sekaligus arsitek dalam reformasi yang direalisasikan melalui

program Saudi Vision 2030. Keputusan untuk melaksanakan reformasi dibuat oleh

MBS dengan mempertimbangkan keadaan sosial dan ekonomi kerajaannya. Reformasi

ekonomi merupakan kebijakan yang ia buat dengan konsekuensi yang lebih

menguntungkan daripada tidak melakukan reformasi sama sekali.

Dalam teori pilihan rasional yang disampaikan oleh Coleman (1990), tidak hanya

menjelaskan mengenai aktor itu sendiri, tetapi juga menjelaskan mengenai tindakan

sang aktor1. Mohammed bin Salman merupakan aktor yang rasional yang melakukan

tindakan purposive dengan pilihan yang ada berdasarkan suatu tujuan terarah untuk

memperoleh keuntungan. Dengan terjadinya ketidakstabilan ekonomi kerajaan,

1 Sebagai bukti nyata, penulis melampirkan wawancara Mohammed bin Salman-sebagai aktor yang rasional, dan blueprint Saudi Vision 2030-sebagai tindakan aktor tercantum pada bagian akhir penulisan ini.

Page 6: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

45

kondisi sosial yang kaku serta tingkat pengangguran yang meningkat, kondisi tersebut

menjadi penggerak untuk dilaksanakannya reformasi dengan segera. MBS merupakan

aktor yang mampu melihat potensi lain yang dimiliki oleh kerajaan selain komoditas

tunggal yang dijadikan sebagai pendapatan utama perekonomian. Potensi lain yang

dimaksud ialah sumber daya manusia, dimana lebih dari setengah populasi Saudi

berasal dari pemuda. Selain itu juga pertisipasi perempuan dalam angkatan pekerjaan

sangat dibutuhkan. Tidak hanya itu, sektor pariwisata memiliki potensi yang besar

dalam penciptaan lapangan pekerjaan maupun menghasilkan pendapatan yang tidak

sedikit. Kemudian banyak sektor lain lagi yang dikembangkan oleh kerajaan dan

disebut dengan diversifikasi.

Menurut Walt (1999), ada tiga poin penting dalam pilihan rasional hal ini yang

dilakukan oleh Mohammed bin Salman yaitu : pertama Mohammed bin Salman

merupakan aktor yang bersifat individualis, dimana keadaan yang terjadi baik sosial

maupun ekonomi dilihat sebagai produk kolektif yang dibuat oleh MBS sebagai aktor

yang rasional. Ia merupakan aktor yang berani mengambil resiko dalam menjalankan

apa yang menjadi keputusannya. Kedua, MBS berusaha untuk memaksimalkan utilitas

subjektifnya yakni ia mengejar keuntungan yang maksimal dengan berusaha

memaksimalkan potensi sumber daya manusia. Ketiga, sebelum MBS memutuskan

kebijakannya, terdapat spesifikasi dari preferensi yang dimiliki berkaitan dengan

situasi kerajaan. Dalam hal ini MBS, memiliki preferensi yaitu melakukan reformasi

atau tidak melakukan reformasi. Disebabkan reformasi adalah tindakan yang sangat

penting dan dibutuhkan untuk dilakukan segera, maka MBS memilih tindakan

reformasi sebagai preferensi yang tepat berdasarkan keputusan yang ia buat demi

memaksimalkan utilitas. Jika tidak melakukan reformasi, maka tidak ada harapan

untuk masa depan perekonomian Arab Saudi. Setiap keputusan memiliki resiko, namun

MBS mengambil keputusan dengan resiko yang lebih menguntungkan. Meskipun

dalam kebijakannya saat ini mengalami kontra terlebih dari ulama-ulama dan

Page 7: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

46

masyarakat yang teguh pada pendirian yang konservatif, tapi sebagai aktor yang

rasional MBS tetap melanjutkan reformasi yang sudah ia mulai.

Harapan Mohammed bin Salman terhadap Arab Saudi yaitu menjadikan

kerajaannya lebih terbuka terhadap dunia internasional dan melepaskan

ketergantungan terhadap minyak. MBS telah melakukan sejumlah tur ke luar negeri

lebih banyak dari ayahnya untuk mempromosikan kerajaan Arab Saudi dan

meningkatkan kerjasama ekonomi serta melakukan kesepakatan investasi. Selain itu

meningkatkan pariwisata tidak hanya pada aspek religius tapi juga non-religius, dengan

cara memudahkan visa bagi wisatawan internasional. Tidak hanya itu, situs-situs

pariwisata juga ditingkatkan dengan gencarnya. Langkah tersebut diwujudkan dengan

Saudi Vision 2030 yang bertujuan untuk menjadikan kerajaan sebagai jantung dunia

Arab dan Islam, pusat investasi dan pusat penghubung tiga benua.

Mohammed bin Salman telah mengadakan kunjungan di banyak negara selama

dua tahun terakhir yakni sejak pengangkatannya sebagai Putra Mahkota. Negara-

negara seperti Amerika Serikat, London, Mesir, UEA, Bahrain, Pakistan, India dan

China merupakan agenda dalam membangun hubungan kerjasama ekonomi yang lebih

luas, termasuk kesepakatan investasi Arab Saudi dengan negara-negara tersebut.

MBS bersama dengan generasi muda saat ini berfokus pada apa yang hilang, yakni

apa yang tidak bisa dikerjakan oleh penguasa sebelumnya. Dengan memaksimalkan

potensi yang dimiliki dan melakukan modernisasi yang dapat digunakan pula untuk

melawan ekstrimis. Sehingga generasi muda Saudi saat ini tidak disia-siakan dengan

terus mengikuti doktrin yang kaku dan tertutup.

MBS cepat memberi imbalan kepada sekutu dan menghukum siapa saja yang

enggan mendukungnya di setiap stan kebijakan luar negeri. Ia merupakan pengambil

resiko dan kebijakan luar negeri didasarkan pada satu doktrin tunggal yaitu berupaya

untuk menjadikan kerajaan Arab Saudi sebagai satu-satunya wasit urusan Arab dan

Page 8: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

47

titik masuk bagi semua kekuatan internasional ke wilayah tersebut (King Salman and

His Son: Winning the US Losing the rest, 2017, p. 5).

5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi

Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi dan dinamika

masyarakat yang ultra-konservatif mempengaruhi tindakan untuk melakukan

reformasi. Reformasi Arab melalui Saudi Vision 2030 menyajikan peta jalan (road

map) bagi kebijakan ekonomi kerajaan. Tindakan ini didasari oleh kebutuhan yang

jelas.

Ketiga tema yang telah disebutkan sebelumnya merupakan pilar dalam Vision

2030 dimana memiliki arah/tujuan dengan target yang telah ditetapkan pada masing-

masing proyek. Melalui pilar pertama yaitu masyarakat yang dinamis/a vibrant society

mengarahkan kerajaan menuju ke Islam moderat.

Putra Mahkota Arab Saudi telah mendapatkan sorotan dalam berita utama selama

beberapa bulan terakhir sejak dikeluarkannya Vision 2030. Ia bersumpah untuk

mengembalikan kerajaan ke Islam moderat, melalui Vision 2030 ia menjabarkan

sebuah visi untuk ‘negara yang toleran dengan Islam sebagai konstitusi dan moderasi

sebagai metodenya’ (English Al Arabiya News: 2017). Selama ini kerajaan bersifat

tertutup dengan aturan yang ketat dan kaku yang sangat konservatif. Sehingga melalui

visi yang sedang dijalankan tersebut, akan mengarahkan kerajaan kembali pada Islam

moderat yang telah diterapkan sebelum periode 1979.

Pada masa sebelum 1979 yang terjadi ialah budaya dalam masyarakat cukup

religius serta terbuka bagi kehidupan dan masa depan. Dengan menerapkan toleransi

dimana menolak doktrin ekstrimis yang mencoba menyusup ke masyarakat dan

berkembang di dalamnya. Namun budaya toleransi ini kemudian menghilang dan

Page 9: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

48

budaya kebencian menyebar. Selain itu juga pada periode ini, masyarakat mudah untuk

berintegrasi dalam budaya yang berbeda dan tidak terpengaruh dengan organisasi

ekstrimis maupun teroris seperti apa yang terjadi pada tahun selanjutnya dimana

beberapa bahkan banyak orang bergabung bersama organisasi teroris yang

menimbulkan kebencian dan ancaman bagi kemakmuran negara dan masyarakat.

Selain itu perempuan Saudi juga mencerminkan karakter yang kuat dan percaya diri

sebelum dituntut dengan bagaimana mereka harus berpakaian dan bagaimana mereka

berperilaku (Mamdouh AlMuhaini: 2017). Hal tersebut mempegaruhi mereka, sehingga

mereka mengalami kemunduran dan tidak percaya diri untuk tampil dalam ranah publik

yang benar-benar membutuhkan mereka. Selain itu juga tidak memberikan kebebasan

pada seniman atau artis dalam mengekspresikan diri.

Dalam wawancara yang dilakukan Majalah Time dengan Mohammed bin Salman

(Time: 2018), MBS menjelaskan bahwa pasca tahun 1979, dimana ekstrimis mencoba

untuk mewakili Islam. Praktik itu bukanlah praktik Islam melainkan praktik orang-

orang yang telah membajak Islam setelah tahun 1979, dan praktik ekstrimis tersebut

tidak selaras dengan gagasan Arab Saudi yang mengikuti agama Islam.

Pemerintah pun telah menjalankan sejumlah langkah nyata dengan tidak

membiarkan siapapun menyebarkan dan memberi dukungan pada kaum ekstrimis atau

teroris dan semacamnya. Hal ini dilakukan dengan cara memecat ribuan imam yang

menyebarkan paham ekstrimis. Selain itu, pemerintah Saudi juga bekerja sama dengan

Moskow dalam perlawanan terhadap teroris. Dalam bidang pendidikan juga,

dilaksanakannya modernisasi sistem pendidikan dengan maksud agar mencegah

potensi salah tafsir (Arab News: 2017). Tidak hanya itu, larangan mengemudi bagi

kaum perempuan telah dicabut sehingga perempuan dapat memiliki SIM dan

berkendara sendiri (Arab News: 2018). Dalam bidang olahraga dan pertunjukan,

perempuan juga diizinkan untuk menghadiri pertandingan olahraga di stadion dan

bioskop telah dibuka. Dengan demikian, segregasi bagi kaum perempuan sedikit demi

Page 10: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

49

sedikit telah dilunturkan dan memberikan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi

dalam ranah publik.

Pilar yang kedua yaitu a thriving economy direalisasikan dengan melakukan

diversifikasi ekonomi. Diversifikasi ekonomi merupakan salah satu instrumen

prosedural dari reformasi seperti yang telah dijelaskan oleh Sukharev (2015:21).

Dengan adanya diversifikasi, membuat kerajaan tidak lagi tunduk pada pendapatan dari

sektor minyak yang merupakan komoditas yang sangat beresiko mengalami fluktuasi

atau ketidakstabilan harga. Melainkan ingin mengembangkan perekonomian dengan

memaksimalkan potensi lain baik itu dari masyarakat sebagai sumber daya manusia

yang tidak boleh diremehkan serta mengurangi sektor publik yang dijadikan sebagai

peran utama yakni dengan mempromosikan pertumbuhan sektor swasta. Selain itu juga

mengembangkan program kerjasama yang strategis dengan negara lain.

Walaupun pada kenyataannya Arab Saudi memiliki cadangan minyak yang luar

biasa besar yakni mewakili 16 % dari total cadangan minyak bumi secara global dan

juga disebutkan sebagai pemasok utama dunia, hal ini tidak menjamin keberlangsungan

perekonomian Saudi dapat tetap stabil dari masa ke masa. Mengingat pada tahun 2016

dimana harga minyak jatuh hingga ke titik terendahnya yaitu 27 USD per barel (Saudi

Press Agency: 2017). Harga minyak dunia yang turun tersebut sangat berpengaruh pada

harga minyak Saudi tentunya.

Salah satu bagian dari diversifikasi ekonomi melalui privatisasi perusahaan

minyak Saudi yakni Aramco yang melakukan IPO2 sebesar 5% dari saham perusahaan

akan dijual. Dana yang diperoleh tersebut dapat diinvestasikan di luar negeri serta dapat

2 IPO (Initial Public Offering) atau Penawaran Umum Perdana merupakan saham dari suatu perusahaan yang dilepas untuk pertama kali, saham ini dijual kepada publik secara terbuka. Dengan dilakukannya IPO, maka perusahaan akan mendapatkan modal tambahan. Selain itu, IPO merupakan salah satu langkah yang dilakukan pemerintah upaya melepas ketergantungan terhadap sektor minyak.

Page 11: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

50

tercipta sovereign wealth fund3 terbesar di dunia. Perolehan dana tersebut diperkirakan

mencapai nilai 2 triliun USD bahkan lebih.

Dengan demikian, privatisasi akan menyediakan modal yang diperlukan untuk

pengembangan sektor yang strategis dan membangun perusahaan nasional. Privatisasi

merupakan aspek penting dalam Vision 2030. Privatisasi dapat mencapai banyak hal

baik jika dijalankan dengan baik. Ketika dijalankan dengan benar, maka privatisasi

perusahaan milik negara dapat membawa manfaat yang jelas bagi perekonomian,

mendorong pertumbuhan dan lapangan pekerjaan serta meningkatkan keseimbangan

fiskal (Wyman, Creating a Sustainable Privatization Program : 2018, p. 3). Inilah yang

sedang diupayakan oleh pemerintah Saudi dalam mendiversifikasi perekonomian

domestik melalui privatisasi perusahaan minyak Aramco.

Selain privatisasi, pemerintah Saudi juga merancang sebuah proyek besar yang

disebut dengan Neom. Neom merupakan sebuah kota wisata lintas batas yang terletak

di perbatasan Arab Saudi dengan Mesir dan Yordania. Proyek ini bernilai 500 miliar

USD yang berada di wilayah Barat Laut Tabuk. Dana yang demikian besar bersumber

dari kerajaan, Dana Investasi Publik Saudi dan investor internasional maupun lokal.

Proyek Neom telah disebut sebagai “proyek paling ambisius di dunia” yang

bertujuan memposisikan kerajaan Arab Saudi di garis depan dalam bidang teknologi,

inovasi, pariwisata dan keramahan bisnis di wilayah tersebut (Ipsos, Saudi Arabia’s

Mega-City, The Neom Project: 2019). Putra Mahkota Arab Saudi menjelaskan bahwa

Neom akan berfokus pada sembilan sektor investasi khusus dan kondisi kehidupan

yang akan mendorong masa depan peradaban manusia, energi dan air, mobilitas,

bioteknologi, makanan, teknologi, manufaktur maju, media dan hiburan dengan

landasan layak huni. Sektor-sektor ini akan merangsang pertumbuhan dan diversifikasi

ekonomi dengan memelihara inovasi dan manufaktur internasional, untuk mendorong

3 SWF adalah kendaraan finansial yang dimiliki oleh negara yang memiliki atau mengatur dana publik dan menginvestasikannya ke asset-aset yang luas dan beragam (Kemenkeu : 2019).

Page 12: BAB V REFORMASI EKONOMI 5.1 Saudi Vision 2030...5.3 Realisasi dan Analisis Pilar Saudi Vision 2030 sebagai Reformasi Ekonomi Keadaan Arab Saudi yang sempat mengalami krisis ekonomi

51

industry lokal, penciptaan lapangan pekerjaan serta dengan demikian PDB kerajaan

akan bertumbuh (Saudi Gazzette: 2018).

Proyek-proyek yang telah diperkenalkan dan sementara dijalankan mencerminkan

ambisi pemerintah bagi masyarakat Saudi untuk dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan. Tidak hanya pemerintah saja, melainkan ambisi

masyarakat diperlukan untuk kesejahteraan bersama. Sehingga dengan itu, masing-

masing elemen dalam kerajaan Saudi dibutuhkan untuk saling bekerja sama

meningkatkan produktifitas dan membangun kehidupan profesional. Hal ini tercermin

dalam pilar ketiga dalam Vision 2030, yakni an ambisious nation. Pilar ini mendorong

pemerintah untuk giat dalam melakukan transparansi dan akuntabilitas. Sehingga

setiap proyek dapat dikontrol dengan baik dan dikelola secara efektif dan efisien.

An ambisious nation atau bangsa yang ambisius merupakan pilar terakhir dari

Vision 2030 yang bermaksud memberikan dampak yang tahan lama. Hal ini

disebabkan, reformasi yang baik harus berkelanjutan sehingga dengan adanya pilar ini

dapat menciptakan keberadaan hysteresis effects dari reformasi yang telah

dilaksanakan. Hysteresis effects diterapkan melalui proyek-proyek dalam program

reformasi. Dapat dilihat dengan langkah-langkah besar dan mega-proyek yang berani

dan ambisius dikeluarkan oleh Arab Saudi di bawah kekuasaan Putra Mahkota.